PENERAPAN METODE FIELD TRIP DALAM UPAYA PENINGKATAN
MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI KELAS X
DI SMK NEGERI 1 RAWA PITU
Disusun Oleh:
Alfi Syahri Robbayani, S.Pd.
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Menulis sebagai salah satu komponen keterampilan berbahasa memiliki
kedudukan yang strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Keberhasilan siswa
dalam mengikuti pelajaran di sekolah banyak ditentukan oleh keterampilan menulis.
Selain dapat memudahkan siswa berpikir secara kritis, menulis juga dapat digunakan
siswa untuk mengomunikasikan perasaan, pendapat, dan pengalaman kepada orang
lain. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan yang intensif terhadap kemampuan
menulis dengan tidak mengabaikan aspek bahasa yang lain. Hal ini senada dengan
pernyataan Tarigan (1986:1), bahwa keterampilan menulis bersifat fungsional
terhadap pengembangan diri siswa, baik untuk studi, melanjutkan studi maupun untuk
terjun di masyarakat. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat
mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana
menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa dapat melatih keterampilan menulis melalui ragam kegiatan menulis
yang dipelajari di sekolah. Ragam kegiatan menulis itu ada dua, yakni menulis sastra
dan menulis nonsastra. Kompetensi menulis yang terdapat pada kelas X SMK terdiri
atas jenis teks laporan obesrvasi, teks anekdot, dan teks eksposisi, teks prosedural
kompleks, dan teks negosiasi. Materi menulis teks laporan hasil observasi tercantum
dalam salah satu kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa
Indonesia untuk kelas X, yakni 4.2. Memproduksi teks hasi observasi secara baik
secara lisan maupun tulisan.
Teks laporan obeservasi merupakan salah satu jenis teks baru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, teks laporan observasi merupakan jenis teks
berbasis pengamatan, maka teks ini mampu mengasah kepekaan siswa terhadap
lingkungan. Sebenarnya siswa sudah menggunakan teks ini dalam kehidupan sehari-hari,
namun siswa tidak menyadari bahwa teks tersebut adalah teks laporan hasil observasi. Hal
lain yang membuat teks laporan observasi penting untuk dipelajari adalah teks ini
dipelajari pada dua jenjang pendidikan yang berbeda, yaitu kelas VII SMP dan kelas X
SMK. Kemunculannya pada dua jenjang pendidikan yang berbeda ini membuktikan
bahwa teks laporan hasil observasi penting untuk dikuasai.
Mengingat pentingnya teks laporan dikuasai oleh siswa, guru sangat berperan
dalam proses pembelajaran. Guru dituntut mampu menerapkan metode pembelajaran
yang tepat. Namun, pada kenyataannya guru seringkali hanya menyampaikan teori
definisi teks laporan hasil observasi, struktur pembentukan teks laporan hasil observasi,
dan unsur-unsur kebahasaan yang ada dalam teks laporan hasil observasi. Pengajaran
bahasa Indonesia di sekolah cenderung bersifat hafalan serta kurang sesuai dengan
pengembangan kemampuan siswa. Guru menganggap siswa akan mampu menulis teks
laporan hasil observasi hanya dengan diberikan teori saja. Akan tetapi, teori yang
diberikan secara monoton akan membuat siswa jenuh dan malas menulis. Penjelasan teori
yang terlalu teoritis membuat siswa bingung ketika menulis teks laporan hasil observasi.
Aktivitas pembelajaran dan hasil belajar menulis laporan hasil observasi belum
mampu menggali dan mengkaji berbagai peristiwa yang perlu siswa laporkan dalam
bentuk tulisan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa di kelas X OTKP
SMK Negeri 1 Rawa Pitu diperoleh informasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan
dalam menulis teks laporan hasil observasi. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah
65, padahal Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) yang semestinya diperoleh siswa dalam
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi adalah 75. Di dalam tulisan siswa,
terdapat beberapa kesalahan. Dari segi kejelasan tulisan, siswa kurang jelas dalam
mengungkapkan gagasan atau pokok pikiran dan organisasi belum logis dan sistematis.
Selain itu penguasaan permasalahan terbatas, sehingga pengembangan topik tidak
memadai dan kurang terperinci. Dari segi kata dan kalimat, siswa sering melakukan
kesalahan dalam bentuk maupun pilihan kata dan kurang menguasai tata kalimat. Padahal,
dalam menulis teks laporan hasil observasi, semua aspek tersebut harus dikuasai dengan
baik.
Dalam penyusunan penelitian ini penulis meyakini dengan penggunaan metode
Field Trip akan mampu mengembangkan kompetensi menulis siswa, sebab melalui
metode ini peserta didik tidak hanya mengolah data hanya dalam ranah abstrak saja
melainkan melalui pengamatan langsung. Harapannya dengan pengamatan peserta didik
akan terangsang untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan dengan
memperhatikan isi, kaidah kebahasaan, serta berlandaskan pada Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia.
2. Identifikasi Masalah
a. Sebanyak lebih dari 60 persen siswa tidak mencapai nilai KKM, yakni
75
b. Siswa merasa jenuh dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi
c. Siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi
d. Siswa belum mampu menulis teks laporan hasil observasi sesuai dengan
kaidah kebahasaan
3. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, kompetensi menulis laporan hasil
observasi perlu ditingkatkan karena lebih dari 60 persen siswa tidak mencapai
KKM dan selama proses pembelajaran muncul berbagai kendala dari diri
siswa.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah metode Field Trip dapat meningkatkan kemampuan menulis
teks laporan hasil observasi pada siswa kelas X OTKP di SMK Negeri 1 Rawa
Pitu?”
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis teks
laporan hasil observasi siswa kelas X SMK Negeri 1 Rawa Pitu dengan
metode Field Trip.
6. Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas sesungguhnya banyak
manfaat yang bisa diperoleh. Manfaat itu antara lain dapat dikaji dari beberapa
pembelajaran di kelas. Manfaat yang terkait dengan komponen pembelajaran
antara lain meliputi:
a. inovasi pembelajaran;
b. pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas;
c. peningkatan profesionalisme guru.
Secara ringkas penelitian tindakan kelas memiliki manfaat sebagai
berikut:
a. membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran;
b. meningkatkan profesionalisme guru;
c. meningkatkan rasa percaya diri guru;
d. memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action
research (CAR), yaitu satu action research yang dilakukan di kelas.
Classroom action research diawali dari istilah action research. Untuk
mempermudah memahami pengertian PTK maka berikut akan diuraikan
pengertian tiga unsur atau konsep yang terdapat dalam penelitian tindakan
kelas yakni :
1) Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui
metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis
untuk menyelesaikan suatu masalah.
2) Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitass proses belajar
mengajar.
3) Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
4) Beberapa pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut para
ahli yakni Menurut David Hopkins, PTK mengandung pengertian
bahwa PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan
oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk
memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang :
Praktik-praktik kependidikan mereka;
Pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut dan
Situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
5) Menurut Rapoport dan Hopkins, pengertian penelitian tindakan kelas
adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara
praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu
pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika
yang disepakati bersama.
6) Menurut Hopkins, “PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan – tindakannya dalam melaksanakan
tugas dan memperdalam terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
7) Menurut Kemmis dan MC. Taggart yaitu : “PTK adalah studi yang
dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri,
yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap
mawas diri.”
8) Menurut Rochman Natawijaya, “PTK adalah pengkajian terhadap
permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang
ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka
pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.”
9) Menurut pendapat Suyanto “PTK adalah suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara professional.”
10) Menurut PGSM pengertian “PTK adalah sebagai suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan –
tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik
pembelajaran tersebut dilakukan.
11) Menurut Kasihani PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk
memperbaiki kekurangan - kekurangan dalam pembelajaran di kelas
dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk
perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan
yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari.
12) Selanjutnya I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi Nasution
merumuskan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
“penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat.”
b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Melaksanakan PTK memerlukan perencanaan dan persiapan yang
matang, agar hasil yang diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai
hasil yang optimal. Menurut Zainal Aqib dkk, merumuskan langkah –
langkah PTK sebagai berikut :
1) Tahap 1 : Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yakni :
a) Identifikasi masalah
b) Merumuskan masalah
c) Pemecahan masalah
2) Tahap 2 : Acting (pelaksanaan)
3) Tahap 3 : Observation (pengamatan)
4) Tahap 4 : Refleksi
2. Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
a. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan adalah teks yang berisi penjabaran umum/melaporkan
sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Teks laporan (report) ini
juga disebut teks klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis
sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Jenis teks ini mendeskripsikan atau
menggambarkan bentuk, ciri, atau sifat umum (general) seperti benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau peristiwa yang terjadi di alam
semesta kita. Teks hasil observasi bersifat faktual atau berdasarkan fakta
yang ada.
Teks Laporan hasil observasi adalah berita atau informasi yang
dibuat berdasarkan pengamatan. Menurut Kosasih (2014:43) menyatakan
bahwa teks laporan hasil observasi mengemukakan fakta-fakta yang
diperoleh dari hasil pengamatan, bukan hasil imajinasi. Hal ini menegaskan
bahwa yang diungkapkan dalam laporan hasil observasi adalah sesuatu
yang terjadi.
b. Sifat Teks laporan Hasil Observasi
Bersifat Informatif
Bersifat Komunikatif
Bersifat Objektif
c. Fungsi Teks laporan Hasil Observasi
Fungsi yang dimaksud adalah untuk memberitahukan atau
menjelaskan suatu kegiatan yang dilakukan. Hasil observasi terhadap suatu
objek juga dapat berfungsi untuk memberitahukan kepada pihak berwenang
atau terkait suatu informasi. Selanjutnya, informasi tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar penyusunan kebijakan. Contohnya adalah teks laporan hasil
observasi kerusakan lingkungan. Selain itu, banyak teks laporan hasil
observasi yang dapat dijadikan bahan informasi untuk berbagai
kepentingan. Teks laporan hasil observasi secara umum juga berfungsi
sebagai alat pendokumentasian suatu objek atau suatu kegiatan.
d. Tujuan Teks laporan Hasil Observasi
Tujuannya adalah melaporkan hasil observasi secara sistematis dan
objektif berupa hasil pengamatan untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis.
e. Struktur Teks laporan Hasil Observasi
Setiap teks pasti memiliki struktur dan unsur pembangun. Demikian
pula dengan teks laporan hasil observasi. Teks laporan hasil observasi
disusun dengan struktur
1) Pernyataan umum atau klasifikasi
Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar hal yang akan
disampaikan.
2) Deskripsi Bagian
Bagian ini berisi hal umum tentang objek yang akan dikaji,
menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut.
Penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagiannya terdapat pada
deskripsi bagian.
3) Deskripsi Manfaat
Deskripsi manfaat menunjukkan bahwa setiap objek yang
diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan.
f. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
1) Menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis dan pendeskripsi.
2) Menggunakan verba relasional, seperti : ialah, merupakan, adalah,
yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-
lain
3) Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti :
bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan sebagainya.
4) Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan (dan,
serta), perbedaan (berbeda dengan), persamaan (sebagaimana, seperti
halnya), pertentangan (tetapi, sedangkan, namun), pilihan (atau).
5) Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun
informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam
beberapa paragraf.
6) Menggunakan kata keilmuwan atau teknis, seperti : herbivora,
degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena,
leukimia, syndrom, phobia, dan lain-lain.
g. Langkah-Langkah Menyusun Teks laporan Hasil Observasi
1) Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang telah
dilakukan.
2) Membuat kerangka teks yang condong ke pembuatan gagasan utama
sesuai dengan hasil pengamatan.
3) Menyusun teks berdasarkan gagasan utama yang telah dibuat, diawali
dengan paragraf pernyataan umum lalu ke bagian isi. Setelah membuat
klasifikasi secara umum, langkah berikutnya yaitu menjabarkan
klasifikasi tersebut berdasarkan hasil pengamatan
4) Meneliti kembali hasil penulisan teks, jika ada kalimat janggal atau
salah penulisan, segera perbaiki kembali.
3. Metode Field Trip
a. Pengertian Metode Field Trip (karya wisata)
Metode Field Trip atau karya wisata merupakan metode
pembelajaran yang menyenangkan, di mana siswa diharuskan belajar di
luar kelas atau outdoor. Bukan sekedar keluar kelas lalu belajar, namun
dalam Field Trip siswa diajak untuk melihat dan mengamati objek yang
dipelajari secara langsung. Wang dan Carlson (2011) mengemukakan
bahwa “Afield trip is a common strategy used by educators to bring out-of-
scool learning experrience into schools”. Pernyataan tersebut mengandung
makna bahwa Field Trip adalah suatu strategi umum yang digunakan oleh
pendidik untuk membawa pengalaman belajar yang ada di luar sekolah ke
dalam sekolah. Rusyan dalam Abimanyu (2008: 7.6) menambahkan bahwa
walaupun karya wisata banyak unsur nonakademisnya, tetapi tujuan
pendidikan dapat pula tercapai terutama mengenai wawasan dan
pengalaman tentang dunia luar seperti tempat yang memiliki situs
bersejarah, musium, peternakan atau pertanian (agro wisata) dan
sebagainya.
Tempat pelaksanaan field trip tidak harus tempat yang jauh, ketika tempat
tersebut memiliki objek dan sumber informasi yang lengkap terkait materi
pelajaran, tempat tersebut dapat digunakan sebagai Field Trip.
Field Trip bukan sekedar kegiatan rekreasi semata, melainkan
belajar dengan melihat objek secara langsung untuk mempertegas
gambaran yang didapat siswa ketika di kelas. Batic (2011: 79) menjelaskan
bahwa “Education field trip enable pupils to gain new experience and make
them more aware of the world in which they live”. Penjelasan tersebut
mengandung arti bahwa field trip dalam bidang pendidikan memungkinkan
para siswa untuk memperoleh pengalaman baru dan membuat mereka lebih
sadar akan dunia di mana mereka hidup. Pelaksanaan field trip memberikan
pengalaman unik pada siswa dengan menampilkan meteri pelajaran secara
nyata. Field Trip menuntut guru untuk dapat merancang kegiatan
pembelajaran secara jelas dan menyenangkan. Anitah (2009: 5.30)
supaya Field Trip berjalan dengan optimal, guru harus memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Mampu mengidentifikasi objek karya wisata yang sesuai dengan
tujuan
pembelajaran.
2) Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa.
3) Mampu mempersiapkan bahan dan alat dalam karya wisata.
4) Mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing aktivitas siswa
selama
kegiatan.
5) Mampu menilai karya wisata.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Field Trip (karya wisata)
Ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan
guru dalam menerapkan metode Field Trip pada pembelajaran.
Abimanyu (2008: 7.8-7.8) menyebutkan langkah-langkah tersebut
yaitu:
1) Kegiatan Persiapan meliputi: merumuskan tujuan pembelajaran;
menyiapkan meteri pelajaran yang sesuai silabus/kurikulum;
melakukan studi awal ke lokasi sasaran karya wisata dan menyiapkan
skenario pelaksanaan karya wisata.
2) Kegiatan Pelaksanaan Karya Wisata Kegiatan pelaksanaan Field Trip
meliputi kegiatan pembukaan, inti dan penutup.
a) Kegiatan pembukaan dilakukan di sekolah sebelum berangkat ke
lokasi karya wisata atau dapat dilakukan di lokasi karya wisata
sebelum turun ke lapangan. Kegiatan ini meliputi: mengingatkan
kembali pelajaran yang pernah diberikan melalui pertanyaan
apersepsi; memotivasi siswa dengan membuat kaitan materi
pelajaran yang akan dipelajari dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masyarakat; mengemukakan tujuan pembelajaran yang
akan dipelajari dan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk
mencapai pelajaran tersebut selama karya wisata dan
mengemukakan tata tertib selama karya wisata.
b) Kegiatan inti, kegiatan yang dilakukan oleh siswa saat berada di
tempat yang dikunjungi. Kegiatan ini meliputi: melakukan
observasi terhadap objek sasaran belajar; mewawancarai nara
sumber dan mencatat informasi yang disampaikan secara lisan
oleh nara sumber; mengumpulkan leaflet booklet yang ada;
sesuai dengan skenario yang disiapkan guru dapat juga
diselenggarakan seminar atau diskusi dengan nara sumber.
c) Kegiatan penutup, kegiatan mengakhiri karya wisata ini dapat
dilakukan ketika masih berada di lokasi karya wisata atau setelah
kembali ke sekolah, kegiatannya meliputi: menyuruh siswa
melaporkan hasil karya wisata dan membuat rangkuman;
melakukan evaluasi proses dan hasil karya wisata; merupakan
tindak lanjut berupa tugas yang sifatnya memperkaya hasil karya
wisata.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Field Trip (karya wisata)
Abimanyu (2008: 7.7) menambahkan ada beberapa keunggulan
dan kekurangan dalam menerapkan metode field trip, keunggulan dan
kelemahan tersebut yaitu:
1) Keunggulan Feild Trip
Keunggulan metode field trip yaitu: siswa dapat belajar langsung
di lapangan sehingga pengetahuan yang diperoleh nyata, hidup,
bermakna dan komprehensif; siswa dapat menemukan sendiri jawaban
dari masalah atau pertanyaan tentang materi yang dipelajari dengan
melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan sendiri secara
langsung; motivasi dan minat belajar siswa tinggi; guru diperingan
tugasnya dalam menyampaikan materi pelajaran, karena materi
disampaikan oleh nara sumber atau observasi langsung oleh siswa
sendiri; siswa aktif belajar melalui observasi, wawancara, percobaan,
menggolong-golongkan dan sebagainya.
2) Kelemahan Field Trip
Kelemahan metode field trip yaitu: memerlukan persiapan yang
melibatkan banyak pihak; memerlukan waktu yang cukup lama;
memerlukan biaya yang relatif tinggi; memerlukan pengawasan yang
ketat agar siswa fokus terhadap tugasnya; serta laporan hasil karya
wisata biasanya diserahkan tiidak tepat waktu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di lakukan pada siswa kelas X SMK
Negeri 1 Rawa Pitu, Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi
Lampung tahun ajaran 2020/2021.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode Field Trip dalam
upaya peningkatan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi kelas X di
SMK Negeri 1 Rawa Pitu.
3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Rawa Pitu, Kecamatan
Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang. Waktu penelitian dilaksanakan pada
semester ganjil tahun ajaran 2020/2021.
4. Deskripsi Per Siklus
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I
terdiri dari 1 pertemuan, siklus II terdiri dari 1 pertemuan. Setiap siklus terdapat 4
tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pengambilan data ini dilakukan oleh tim kolaboratif yaitu yang terdiri dari
peneliti, 2 pengamat (observer), dan guru pembimbing. Namun apabila dalam
siklus I dan siklus II belum mencapai target yang diinginkan maka dapat
dilaksanakan siklus selanjutnya.
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran
discovery learning. Mata pelajaran yang Bahasa Indonesia dengan mengacu
pada Kompetensi Dasar (KD) 3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari
minimal dua teks laporan hasil observasi dengan pencapaian indikator
3.2.2 Membedakan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi yang
dibandingkan, dan 3.2.3 Menguraikan aspek kebahasaan teks laporan hasil
observasi. Berikut adalah tahap-tahap dalam pelaksanaan siklus I:
a) Perencanaan (Plan)
Pada tahap perencanaan dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang
terdiri dari:
1. Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi dan
media pembelajaran.
2. Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk mencatat
motivasi belajar siswa.
3. Menyiapkan angket yang akan digunakan untuk mengetahui motivasi
belajar siswa. Angket akan diberikan kepada seluruh siswa untuk diisi
dengan jujur.
4. Konsultasi dengan guru mata pelajaran mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang hendak dilaksanakan.
5. Mempersiapkan kamera untuk digunakan dalam pengambilan gambar dan
video.
b) Pelaksanaan dan Pengamatan (Action and Observation)
Tahap pelaksanaan dan pengamatan adalah kegiatan inti dari penelitian
tindakan kelas ini, karena proses di dalamnya meliputi kegiatan penerapan
model pembelajaran Discovery Learning yang telah disiapkan untuk
meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X
SMK N 1 Rawa Pitu pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada saat proses
pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai guru yang mengajar dikelas
dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning. Peneliti lalu
membagi siswa menjadi kelompok sesuai dengan RPP yang telah dilampirkan.
Masing-masing observer melakukan pengamatan terhadap siswa yang telah
menjadi tanggung jawab mereka.
c) Refleksi (Reflection)
Setelah pelaksanaan tindakan dan pengamatan telah selesai, maka
didapatlah data-data baik lembar observasi dan angket yang harus segera
diolah sehingga dapat diputuskan tindakan apa yang akan dilakukan
selanjutnya. Jika hasil olah data telah memenuhi target yang ingin dicapai
sesuai dengan indikator keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan
maka proses tindakan bisa dihentikan, namun jika belum mencapai target
maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya guna untuk perbaikan.
b. Siklus II
Setelah Siklus I dilaksanakan dan didapatkan hasil refleksinya, maka
hasil refleksi tersebut dijadikan penentu dalam melaksanakan kegiatan pada
siklus II ini. Siklus II dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning dengan metode Field Trip di kelas. Siswa-siswi akan
dibentuk kelompok dalam mengerjakan proyek yang diberikan oleh guru pada
untuk kompetensi dasar 4.2 Mengonstruksi teks laporan dengan memerhatikan
isi dan aspek kebahasaan baik lisan maupun tulis dengan indikator pencapaian
kompetensi 4.2.1 Menyusun kerangka teks laporan hasil observasi, dan
4.2.2 Menulis teks laporan hasil observasi dengan memperhatikan isi dan aspek
kebahasaan. Pada tahap pelaksanaan kegiatan di siklus II ini, rincian kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan yang direvisi (Revised Plan)
Pada tahap perencanaan dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang terdiri
dari:
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran,
dan jobsheet yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan model
Pembelajaran Discovery Learning dengan metode Field Trip kemudian
konsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan tentang hal apa yang
harus ditambahkan dalam pembelajaran.
b) Menyiapkan angket dan lembar observasi yang sama dengan Siklus I untuk
digunakan mencatat motivasi belajar siswa dikelas.
c) Konsultasi dengan guru mata pelajaran mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang hendak dilaksanakan.
d) Mempersiapkan kamera untuk digunakan dalam pengambilan gambar dan
video dengan model pembelajaran Discovery Learning.
2. Pelaksanaan dan pengamatan (Action and Observation)
Tahap pelaksanaan dan pengamatan dilakukan dengan penerapan model
pembelajaran Discovery Learning yang telah disiapkan untuk meningkatkan
kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMK N 1 Rawa Pitu
pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada saat proses pembelajaran berlangsung,
peneliti akan membagi siswa-siswi menjadi beberapa kelompok dan diberikan proyek
yang harus diselesaikan. Pengamat melakukan pengamatan terhadap siswa yang telah
menjadi tanggung jawab mereka masing-masing.
3. Refleksi (Reflection)
Tahap refleksi dilakukan dengan cara berdiskusi dengan guru mata pelajaran
bahasa Indonesia. Pada tahap ini peneliti mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
berlangsung dengan cara mengkaji lembar observasi dan angket yang telah dibagikan,
kemudian dilakukan identifikasi permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan siklus II ini dilakukan kegiatan apa saja
yang mengalami peningkatan dari siklus I. Jika siklus II belum memenuhi maka dapat
dilakukan siklus selanjutnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Analisis Langkah-Langkah Penerapan Metode Field Trip dalam Upaya
Peningkatan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Kelas X di SMK Negeri 1
Rawa Pitu Siklus Kesatu dan Siklus Kedua.
Langkah-langkah penggunaan metode Field Trip dalam meningkatkan
keterampilan menulis teks laporan hasil observasi di kelas X OTKP SMK Negeri 1
Rawa Pitu didasarkan pada desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan perbaikan proses
pembelajaran tersebut merupakan pertimbangan atas dasar hasil belajar awal yang
masih rendah. Hal tersebut ditempuh dan diprioritaskan untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi agar terjadi
peningkatan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi.
Pada siklus kesatu ini guru menentukan waktu penelitian yang disesuaikan
dengan jadwal pelajaran pada kelas X OTKP SMK Negeri 1 Rawa Pitu , yaitu tatap
muka pada hari Senin tanggal 02 November 2020 jam ke-1, ke-2, ke- 3, dan ke-4
yakni dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 10:30 WIB. Pada tahap perencanaan ini,
guru menentukan lembar observasi. Aspek lain yang lebih penting adalah
merumuskan perencanaan pembelajaran, hal ini bertujuan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat terarah sesuai dengan prosedur RPP, sehingga pelaksanaan
pembelajaran pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas dilaksanakan dapat
mengacu pada perencanan pembelajaran.
Setelah perencanaan disiapkan, maka pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi dengan menggunakan metode Field Trip dilaksanakan. Pelaksanaan
tersebut terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
Kegiatan awal tersebut dialokasikan selama 15 menit. Tahap pertama pada
tahap kegiatan awal ini Guru mengucapkan salam kepada siswa. Tampak siswa
menjawab salam guru karena terbiasa dengan sikap religiusnya menjawab salam guru.
Tahap selanjutnya siswa dibimbing guru berdoa bersama, hal ini dilakukan agar
proses pembelajaran berlangsung lancar. Tahap selanjutnya guru memotivasi siswa
agar semangat dalam mengikuti pembelajaran. tahap selanjutnya guru
menginformasikan kepada siswa terkait kompetensi dasar, tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa, serta penjelasan pembelajaran di luar kelas, pada tahap ini
antusiasme siswa sudah tampak, hal itu didukung oleh data observasi yang
menunjukkan kategori ‘Ya’. Tahap selanjutnya Guru menyampaikan materi menulis
teks laporan hasil observasi yang akan diberikan, dengan cara mengatikan materi
dengan pengetahuan lain yang relevan, hal ini juga siswa sudah tampak antusias,
buktinya kategori ‘Ya’ pada hasil observasi. Di bagian akhir ini, guru meminta
kepada siswa untuk membuat kelompok sebanyak 3 sampai 4 anggota, tampak
mereka bergabung dengan kelompok yang sudah dibentuk seperti biasa, jadi tidak
begitu lama dalam membentuk kelompoknya.
Tahap berikutnya pengontruksian kompetensi yang dilakukan melalui lima
pendekatan saintifik. Kegiatan saintifik tersebut ditempuh dialkokasikan selama 130
menit. Di dalam kegiatan mengamati, siswa diminta untuk membaca teks laporan
hasil observasi dari tayangan infokus yang difasilitasi guru dengan saksama. Tampak
sebagian besar dari mereka membaca teks hasil observasi secara antusias, hanya
sebagian kecil siswa masih ada yang belum tampak memperhatikan dan membaca
teks hasil observasi dari tayangan infokus.
Di saat tampilan tayangan masih berlangsung, siswa pada kelompoknya
diminta untuk mengamati tingkat lanjutan materi, yakni diarahkan untuk menganalisis
teks laporan dari mulai judul teks laporan hasil observasi dengan isi teks hasil
observasi, struktur teks observasi, dan kebahasaan teks observasi pada slide
berikutnya.
Sebagian besar seluruh siswa terpancing untuk bertanya tentang teks laporan
hasil observasi yang bersumber dari penayangan yang tengah diamati, hal ini pun
dibuktikan siswa berkategori ‘Ya’ pada observasi indikator bertanya. Siswa dipancing
guru untuk bertanya mengenai kerelevanan judul dengan isi, struktur penyusunan teks
observasi, dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi dengan menayangkan
teks laporan hasil observasi kebahasaan teks, berikut cara pembenahan kesalahan
struktur, dan kebahasaan teks hasil observasi, serta hal-hal lain lain yang berkaitan
dengan cara menyusun teks hasil observasi.
Peneliti yang bertindak sebagai guru mengarahkan dan memberikan
kesempatan kepada siswa dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi terkait
aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi, cara membenahi kesalahan,
menentukan struktur, dan karakteristik teks laporan hasil observasi. Setelah diyakini
adanya keyakinan pada siswa, Guru mempersilahkan kepada seluruh siswa untuk
terjun berkaryawisata (Field Trip) secara langsung ke objek observasi. Siswa yang
berperan sebagai ketua kelompok memimpin rombongan dengan mengatur segalanya
termasuk agar anggota kelompok memenuhi tata tertib yang telah disepakati bersama,
yakni anggota dalam kelompok tidak diperbolehkan mengamati objek lain kecuali
atas kesepakatan yang telah diputuskan ketua kelompok. Tahap selanjutnya, siswa
terjun ke lapangan sesuai dengan tanggung jawabnya dalam mengumpulkan bahan
gagasan/ide yang akan dijadikan topik menulis teks hasil observasi. Tampak mereka
mengumpulkan informasi terkait keadaan lingkungan sekolah. Siswa diarahkan guru,
jika perlu antarsiswa dalam kelompok saling memberi petunjuk.
Tahap selanjutnya yakni mengasosiasi, siswa dalam kelompok mengonsep dan
meyakinkan terlebih dahulu aspek kebahasaan, struktur teks laporan hasil observasi
sesuai dengan objek yang diamati. Terlihat siswa dalam kelompok berdiskusi atas
hasil observasi (kegiatan karyawisata) dengan cara menyingkronkan antara topik yang
disepakati bersama antara judul, struktur, dan kebahasan karakteristik teks observasi
yang telah dipelajari.
Siswa diinstruksikan untuk kembali ke kelas dengan waktu yang tersisa dari
alokasi 130 menit tahap kegiatan inti pada bagian akhir dengan cara
mengomunikasikan hasil dari mengobservasi lingkungan sekolah. Siswa diarahkan
secara individu untuk menyusun teks laporan hasil observasi yang dibuat secara
tersistematis sesuai karakteristiknya. Salah satu siswa dari tiap kelompok, diminta
untuk menyajikannya di depan kelas.
Akhir kegiatan yang dialokasikan selama 15 menit, siswa mendapatkan
simpulan atas pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi, refleksi, dan umpan
balik dari guru atas pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Siswa bersama
guru mengucapkan syukur atas kegiatan pemebelajaran mengontruksi/menulis teks
laporan hasil observasi. Sebagai tahap penutup, siswa memperoleh informasi rencana
pembelajaran dan tindakan selanjutnya yang disertai doa dan penutup. Hasil observasi
terhadap perencanaan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk RPP sebagai
pedoman aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi pada siklus kesatu diperoleh rata-rata nilai 77,08 atau pada
kategori baik. Observasi kedua terhadap kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran siklus kesatu ini beroleh persentase 80,23% atau berkategori baik.
Observasi terakhir pada siklus kesatu terhadap kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran siklus kesatu ini beroleh persentase 77,46% atau berkategori baik.
Tahap selanjutnya merupakan kegiatan refleksi atas evaluasi seluruh
rangkaian langkah- langkah penggunaan metode field trip dalam meningkatkan
keterampilan siswa menulis teks laporan hasil observasi. Evaluasi pada siklus kesatu
ini teridentifikasi kelemahan- kelamahan antara lain seperti berikut.
1. Pelibatan siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakn guru masih kurang tampak,
sehingga membuat siswa kurang ceria. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan
kriteria berkategori “Tidak” pada kegiatan siswa untuk berkomunikasi.
2. Sajian materi pembelajaran RPP yang berkaitan dengan indikator pembelajaran
masih terlalu umum. Contoh teks hasil observasi masih umum.
3. Guru seharusnya melakukan pendekatan komunikatif atau strategi pembelajaran
yang efektif kepada siswa. Hal ini dibuktikan sebagian komponen masih berada
pada kategori “Tidak”.
4. Teks hasil observasi yang disajikan pada tayangan infokus membatasi siswa untuk
mengamati secara intensif, terutama bagi siswa yang ada di belakang atau posisi di
samping.
5. Sebagian kecil siswa pada aktivitas pembelajaran siklus satu tampak masih berada
pada kategori kurang aktif. Hal ini teridentifikasi rasa kepercayaan diri siswa
masih berada pada skor 2.
6. Rata-rata nilai hasil belajar pada siklus kesatu mendapat nilai rata-rata 74,5 namun
perolehan tersebut tidak disertai pencapaian kriteria keberhasilan 75%. Jumlah
siswa yang telah mencapai KKM 75 pada siklus kesatu ini sebanyak 28 siswa atau
dengan persentase keberhasilan 71,79%.
Berdasarkan hasil tersebut, maka tindakan perbaikan harus tetap dilaksanakan
pada siklus selanjutnya. Kelemahan-kelemahan tersebut selanjutnya didiskusikan oleh
guru bersama pengamat untuk ditentukan jalan keluarnya. Solusi tersebut antara lain:
guru diharapkan dalam pembelajaran bisa melibatkan siswa sehingga tumbuh
keceriaan siswa; materi pembelajaran RPP yang berkaitan dengan indikator
pembelajaran harus lebih khusus; guru harus menerapkan pendekatan komunikatif
atau strategi; guru harus menambah bahan ajar cara dan penulisan teks hasil observasi
kepada siswa; guru harus memotivasi sebagian kecil siswa; dan guru harus mampu
meningkatakan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi.
Tahap selanjutnya ditentukan penentuan rencana penelitian yakni pada hari
Senin tanggal 09 November 2020 jam ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4 dari pukul 07.30
sampai dengan pukul 10.30 WIB pada siklus kedua, ditentukan pula lembar observasi
dan RPP yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi siklus kesatu. Tindakan
siklus kedua ini merupakan perbaikan proses pembelajaran dan peningkatan hasil
belajar siklus kesatu. Hal ini berorientasi mengatasi permasalahan pembelajaran
menulis teks laporan hasil observasi agar terjadi lagi peningkatan keterampilan
menulis teks laporan hasil observasi sehingga mencapai kriteria keberhasil belajar
75%.
Tahap kegiatan awal ini guru berkeyakinan tetap mengalokasikan waktu
selama 15 menit. Saat Guru memasuki ruangan kelas X OTKP untuk yang kedua
kalinya diucapkan salam, para siswa menjawab salam dengan penuh santun dan rasa
hormat. Hal ini diasumsikan karena siswa sudah bisa beradaptasi dengan guru yang
bertindak sebagai peneliti. Guru tampak memperlihatkan ekspresi senyum sebagai
balasannya, sehingga siswa tidak lagi tampak canggung. Hal ini membuktikan siswa
sudah mengenali guru peneliti. Tahap kegiatan awal ini guru mengucapkan salam
kepada siswa, siswa pun menjawab dengan santun selanjutnya siswa dimbimbing
guru untuk berdoa bersama.
Tahap berikuntya guru memotivasi siswa agar belajar lebih semangat lagi
dibanding siklus sebelumnya. Tahap selanjutnya siswa memperoleh informasi terkait
kompetensi dasar pada ranah keterampilan, ditegaskan dengan penyampaian tujuan
pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Sebagai perlakuan awal, pada siklus kedua ini siswa mendapatkan penjelasan
materi menulis teks laporan hasil observasi dari guru secara intensif. Tahap terakhir
pada kegiatan awal ini guru meminta kepada siswa untuk bergabung membuat
kelompok dengan anggota sebanyak 4-5 siswa. Tampak siswa secara responsif
membentuk kelompok berdasarkan format kelompok sebelumnya.
Fase selanjutnya merupakan pembentukan kompetensi yang dilalui melalui
pendekatan saintifik. Kegiatan inti ini dialokasikan selama 130 menit. Tahap
mengamati, siswa tetap diminta membaca teks laporan hasil observasi dari tayangan
infokus yang difasiitasi guru, namun tayangan itu hanya memunculkan teks observasi
saja, selebihnya guru meyakinkan dengan membagikan bahan ajar kepada seluruh
siswa, hal itu dilakukan agar siswa lebih intensif lagi dalam mengamati materi bahan
ajar. Seluruh siswa pada fase ini, tampak membaca teks hasil observasi pada bahan
ajar dengan sajian contoh judul teks laporan hasil observasi, keterkaitan judul dengan
isi teks hasil observasi, struktur teks observasi, dan kebahasaan teks observasi. Pada
tahap ini, sebelum siswa terjun langsung ke lapangan, siswa diberi keyakinan untuk
dapat memahami aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi, cara dalam
membenahi kesalahan, menentukan struktur teks laporan hasil observasi, dan
karakteristik teks laporan hasil observasi pada bahan ajar teks hasil observasi.
Setelah diyakini adanya pemahaman siswa terhadap materi teks laporan hasil
observasi, dengan cara ditanya terkait pemahamannya terhadap materi pelajaran,
maka guru mempersilahkan kepada seluruh siswa untuk terjun berkaryawisata (Field
Trip) secara langsung ke objek observasi. Konsistensi siswa yang berperan sebagai
ketua kelompok tetap menjadi orientasi agar tetap memimpin rombongan dalam
memenuhi tata tertib yang telah disepakati bersama, yakni berkesepakatan bahwa
anggota dalam kelompok tdak diperbolehkan mengamati objek lain kecuali atas
kesepakatan yang telah diputuskan ketua kelompok. Berikuntya, siswa terjun ke
lapangan sesuai dengan tanggung jawabnya mengumpulkan bahan gagasan/ide yang
dijadikan topik menulis teks hasil observasi. Tampak pada siklus kedua ini mereka
semakin semangat dalam mengumpulkan informasi terkait lingkungan sekolah yang
telah disepakatai. Siswa diarahkan guru, jika perlu antarsiswa dalam kelompok dapat
bekerja sama saling memberi petunjuk menulis teks laporan hasil observasi.
Berikutnya tahap mengasosiasi, siswa dalam kelompok mengonsep dan meyakinkan
terlebih dahulu aspek kebahasaan dan struktur teks laporan hasil observasi sesuai
dengan objek yang diamati. Tampak siswa dalam kelompok berdiskusi atas hasil
observasi keadaan lingkuan sekolah dengan cara menyingkronkan antara hasil
observasi dengan gagasan yang disepakati bersama antara judul, struktur, dan
kebahasan karakteristik teks observasi.
Adanya keyakinan bahwa siswa tampak selesai menemukan gagasan, siswa
diminta kembali ke kelas. Bagian akhir kegiatan inti ini siswa diintruksikan untuk
mengomunikasikan hasil pengobservasian lingkungan sekolah. Secara individu siswa
diminta menyusun teks laporan hasil observasi secara sistematis sesuai ciri, struktur,
dan kebahasaan lembar hasil observasi. Berikutnya salah satu siswa sebagai
perwakilan dari tiap kelompok dengan siswa yang berbeda diminta untuk menyajikan
hasil penulisan teks laporan hasil observasi.
Hasil observasi terhadap perencanaan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk RPP sebagai pedoman aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada siklus kesatu diperoleh rata-
rata nilai 93,05 atau berkategori amat baik. Observasi terhadap kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran siklus kesatu ini beroleh persentase 91,86% atau
berkategori amat baik. Observasi lain juga yakni terhadap aktivitas siswa dalam
melaksanakan pembelajaran siklus kesatu ini beroleh persentase 81,41% atau
berkategori baik.
Kegiatan selanjutnya yaitu refleksi, seluruh rangkaian langkah-langkah
penggunaan metode field trip dalam meningkatkan keterampilan siswa menulis teks
laporan hasil observasi dievaluasi, baik kelebihan ataupun kekurangannya. Refleksi
pada siklus kedua ini tidak lagi ditemukan kelemahan-kelemahan seperti pada siklus
sebelumnya, karena kelemahan-kelemahan tersebut sudah diperbaiki. Hal-hal yang
telah diperbaiki antara lain penggunaan metode pembelajaran yang diaplikasikan
guru sudah tampak; sajian materi pembelajaran RPP yang berkaitan dengan indikator
sudah relevan dengan indikator yang disampaikan; adanya penggunaan bahan ajar
berupa teks hasil observasi yang dibagikan kepada siswa; Guru sudah menerapkan
pendekatan komunikatif atau strategi pembelajaran yang efektif bagi siswa; sebagian
kecil siswa pada pembelajaran siklus dua sudah meningkat menjadi kategori ‘Ya’.
Melalui tahap refleksi ini guru yang bertindak sebagai guru berdiskusi dengan
kedua pengamat, dan diperoleh keputusuan bahwa tindakan pembelajaran menulis
teks laporan hasil observasi menggunaakn metode Field Trip dihentikan pada siklus
kedua, hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran membaik dan atau telah
melebihi kriteria keberhasilan 75%. hal ini dibuktikan seluruh siswa sudah mencapai
KKM 75.
2.Peningkatan Keterampilan dalam Menulis Teks Laporan Hasil
Observasi dengan Menggunakan Metode Field Trip
Peningkatan keterampilan siswa menulis teks laporan hasil observasi setelah
digunakan metode Field Trip merupakan aspek yang diteliti pada tahap selanjutnya.
Gambaran peningkatan keterampilan siswa menulis teks laporan hasil observasi ini
dapat diperinci sesuai jumlah tindakan yang telah diketahui yaitu berjumlah dua
siklus. Berikut uraian setiap siklusnya.
1. Siklus Kesatu
Pengukuran keterampilan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi
setelah digunakan metode Field Trip yaitu menggunakan tes. Tes yang diujikan
terdiri dari: 1) mendata objek yang diobservasi; 2) menyusun kerangka teks laporan
hasil observasi; 3) mengembangkan kerangka teks laporan hasil observasi menjadi
teks laporan hasil observasi dengan memerhatikan ketepatan isi, struktur, dan kaidah
kebahasaan. Setelah tes menulis teks laporan hasil observasi dilaksanakan, maka hasil
belajar pada siklus kesatu dapat diketahui. Nilai siklus kesatu memperoleh nilai yang
memuaskan dibanding nilai hasil belajar awal, akan tetapi belum mencapai kriteria
keberhasilan belajar 75%, keberhasilan belajar tindakan siklus kesatu ini belum
dikategorikan mencapai keberhasilan belajar.
Berdasarkan hasil belajar siswa menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan metode Field Trip pada siklus kesatu, dapat diketahui bahwa jumlah
nilai total sebesar 2906 dengan rata-rata nilai siswa secara keseluruhan sebesar 74,5.
Jumlah yang berhasil mencapai atau melebihi nilai KKM hanya 28 siswa dari 39
siswa atau jika dipersentasekan keberhasilan mencapai 71,79%. Apabila perolehan
nilai tersebut dikonsultasikan terhadap kriteria keberhasilan 75%, maka belum
dikategorikan berhasil. Akan tetapi melihat nilai hasil siklus kesatu tersebut dianggap
lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar awal sebesar 69,6.
2. Siklus Kedua
Hasil belajar menulis teks laporan hasil observasi pada siklus kedua terjadi
peningkatan keterampilan lagi dalam keterampilan siswa menulis teks laporan hasil
observasi. Perlu diketahui tes yang diujikan terdiri dari a) mendata objek yang
diobservasi, b) menyusun kerangka teks laporan hasil observasi, dan c)
pengembangkan kerangka teks laporan hasil observasi menjadi teks laporan hasil
observasi sesuai dengan ketepatan isi dengan teks hasil observasi, struktur teks
observasi, dan kaidah kebahasaan.
Berdasarkan hasil belajar siswa menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan metode field trip pada siklus kedua, dapat diketahui bahwa jumlah nilai
total sebesar 3292 dengan rata-rata nilai siswa secara keseluruhan sebesar 84,4.
Jumlah yang berhasil mencapai atau melebihi nilai KKM sudah seluruhnya mencapai
KKM atau jika dipersentasekan keberhasilan sudah mencapai 100%. Apabila
perolehan nilai tersebut dikonsultasikan terhadap kriteria keberhasilan 75%, maka
sudah dikategorikan berhasil. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus kedua ini
mencapai 84,4.
3. Pembuktian Hipotesis
Selanjutnya untuk membuktikan adanya hipotesis, maka mengaitkan dengan
hasil yang telah diperoleh dari hasil penelitian terhadap fokus kajian peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi melalui penggunaan
metode field trip, dapat diketahui bahwa pada siklus 1 mencapai rata- rata nilai 74,5
dengan kriteria keberhasilan 71,79%, selanjutnya pada siklus 2 mencapai rata-rata
nilai 84, 4 dengan kriteria keberhasilan 100%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
diketahui bahwa hasil belajar siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan . Apabila
dihubungkan dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab I, maka dugaan
sementara yang dinyatakan adanya peningkatan keterampilan siswa menulis teks
laporan hasil observasi setelah digunakan metode field trip, dinyatakan terbukti
dan jawaban sementara tersebut diterima.
SIMPULAN
Serangkaian penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas X OTKP
SMK Negeri 1 Rawa Pitutelah menghasilkan hasil berupa peningkatan keterampilan
siswa menulis teks laporan hasil observasi. Guna mengetahui secara keseluruhan hasil
penelitian ini maka dapat penulis simpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Field Trip dalam Meningkatkan
Keterampilan Siswa Menulis Teks Laporan Hasil Observasi meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal dialokasikan 15 menit. Siswa menjawab salam Guru. Siswa dan
guru berdoa bersama. Tahap selanjutnya, siswa dimotivasi guru agar siap
menerima materi. Siswa menerima informasi topik pembelajaran yang akan
diajarkan. Tahap selanjutnya siswa diarahkan berkelompok masing-masing 3
sampai 4 siswa.
Kegiatan inti dialokasikan 130 menit. Siswa diarahkan mengamati dan membaca
teks laporan hasil observasi yamng diberikan oleh guru. Tahap berikutnya siswa
diarahkan guru menganalisis secara intensif teks laporan dari mula iisi, struktur,
dan kebahasaannya. Guna menambah keyakinan pemahaman siswa terhadap
materi, tiap siswa diberi bahan ajar teks laporan hasil observasi. Siswa diarahkan
saling bertanya terkait kerelevanan judul dengan isi, struktur penyusunan teks
laporan hasil observasi, dan kebahasaan teks laporan hasil observasi pada bahan
ajar. Siswa diarahkan saling bertanya ulang ihwal teks laporan hasil observasi
.Kegiatan berikutnya, siswa diberi kesempatan menampung pengetahuan
kebahasaan dan karakteristik teks laporan hasil observasi. Siswa diinstruksikan
terjun kelapangan sesuai dengan tanggung jawabnya dalam mengumpulkan
gagasan topic menulis teks hasil laporan observasi. Siswa dalam kelompok saling
member pentunjuk. Tahap mengasosiasi, siswa dalam kelompok mengonsep dan
meyakinkan pemahaman aspek kebahasaan dan strukturnya terkait pengamatan
terhadap objek lingkungan kelas. Siswa dalam kelompok berdiskus iatas hasil
observasi dengan cara menyingkronkan topik yang disepakati bersama antara
judul, struktur, dan kebahasaan karakteristik teks laporan hasil observasi. Pada
tahap mengomunikasikan, siswa secara individu diminta menyusun teks laporan
hasil observasi sesua iprosedurnya. Tahap selanjutnya, perwakilan siswa dari tiap
kelompok diminta menyajikan (membaca) di depan kelas.
Kegiatan akhir selama 15 menit, Siswa memperoleh simpulan, refleksi, dan
umpan balik guru terkait materi pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi. Siswa mengucapkan syukur atas pembelajaran dan siswa
diinformasikan rencana pembelajaran dan tindak anselanjutnya.
2. Terjadi peningkatan keterampilan siswa menulis teks laporan hasil observasi
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Field Trip dari
siklus 1 kesiklus 2. Hal tersebut dibuktikan nilai keseluruhan siswa kelas X OTKP
SMK Negeri 1 Rawa Pitu pada siklus 1 mencapai rata-rata nilai74,5 namun
kriteria keberhasilan masih pada taraf 71,79% selanjutnya pada siklus 2 mencapai
rata- rata nilai84,4 dengan criteria keberhasilan 100%. Berdasarkan hasil tersebut
dapat diketahui bahwa hasil belajar siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan
sebesar 9,9.
SARAN
Berdasarkan simpulan tersebut, penulis mengajukan saran seperti berikut ini :
1. Metode Field Trip yang terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
topik pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi, dapat diterapkan oleh
guru pada materi lain yang relevan dengan topik pembelajaran berkarakter
mengamati objek. Hal ini karena keefektifan metode Field Trip dengan tipikal
memberikan kebebasan kepada siswa untuk mendapatkan gagasan melalui
pengamatan secara langsung ke lapangan.
2. Hasil belajar yang telah diketahui terbukti meningkat perlu dipertahankan oleh
guru lain, apabila perlu metode Field Trip diujicobakan lagi dengan metode
eskperimen, komparasi, atau lainnya dengan topik pembelajaran yang sama
ataupun topik pembelajaran sejenis yang membutuhkan pemerolehan gagasan
melalui pengamatan objek.
3. Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan oleh guru baik guru di sekolah atau
pun peneliti yang bertindak.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1997. Pedoman Karang Mengarang. Jakarta. Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Berdiati, Ika. 2010. Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis PAKEM. Bandung:
Sega Arsy.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta : Andi
Kumarawati, Komang Krisna. 2015. Penerapan Motode Pembelajaran Kooperatif
Tipe (STAD) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil
Observasi Siswa Kelas X Mia 1 SMAN 1 Mendoyo. Skripsi (tidak diterbitkan).
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta : BPEE
Tarigan, Hendry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Vera, Adelia. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study).
Yogyakarta : Diva Press
Winataputra, Udin S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:
PAUPPAI.
LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMKN 1 Rawa Pitu
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Teks Laporan Hasil Observasi
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit (3X pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI
DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sikap Sosial
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
e. bertanggung jawab,
f. responsif, dan
g. pro-aktif,
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
Pengetahuan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya, dan
e. humaniora
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Ketrampilan
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara :
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.2 Menganalisis isi dan aspek
kebahasaan dari minimal dua
teks laporan hasil observasi
Pertemuan 1 : Isi teks LHO
3.2.1 Membedakan isi teks laporan hasil observasi
yang dibandingkan
Pertemuan 2 : Kebahasaan teks LHO
3.2.2 Membedakan aspek kebahasaan teks laporan
hasil observasi yang dibandingkan
3.2.3 Menguraikan aspek kebahasaan teks laporan
hasil observasi
4.2 Mengonstruksi teks laporan
dengan memerhatikan isi dan
aspek kebahasaan baik lisan
maupun tulis
Pertemuan 3 : Menulis teks LHO
4.2.1 Menyusun kerangka teks laporan hasil
observasi
4.2.2 Menulis teks laporan hasil observasi dengan
memperhatikan isi dan aspek kebahasaan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran materi teks laporan hasil observasi dengan menggunakan Model Discovery dan Model Inquiry, peserta didik diharapkan jujur dan teliti dalam menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil observasi. Peserta didik juga diharapkan teliti dan objektif, mampu bekerja sama, serta terampil dalam mengonstruksi teks laporan hasil observasi dengan memerhatikan isi dan aspek kebahasaan baik lisan maupun tulis serta mengomunikasikannya dalam bentuk laporan tertulis.
D. Materi Pembelajaran
Teks Laporan Hasil Observasi
1. Isi teks
2. Struktur teks
a. Definisi umum
b. Deskripsi bagian
c. Deskripsi manfaat
3. Kebahasaan teks laporan hasil observasi
a. Kata, frasa verba, frasa nomina
b. Afiksasi
c. Kalimat definisi dan kalmia deskriptif
d. Kalimat simpleks dan kalimat kompleks
4. Menulis teks laporan hasil observasi
a. Menentukan tema
b. Menyusun kerangka
c. Mengembangkan kerangka menjadi teks laporan hasil observasi yang utuh
E. Media Pembelajaran
1. Media / Alat
a) Power Point
b) Video Pembelajaran
c) Lembar Kerja Peserta Didik
d) LCD Proyektor, Laptop, Speaker, HP
e) Lembar penilaian
2. Bahan : Spidol, teks laporan hasil observasi.
F. Sumber Belajar :
1. Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
2. Suherli, dkk. Buku Pendidik Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
4. Internet
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ketiga (1 x 2JP) : Membedakan dan menguraikan aspek kebahasaan
teks LHO
a. Indikator Pencapaian Kompetensi : 4.2.1 dan 4.2.2
b. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
KEGIATAN BELAJAR WAKTU
1. Pendidik dan peserta didik melakukan do’a awal pelajaran
sebagai bentuk syukur kepada Tuhan dan sebagai sikap religius.
2. Pendidik menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis
dengan memberikan motivasi.
3. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin dan memberikan motivasi:
“Berfikir positif merupakan energi potensial yang luar
biasa, mari kita selalu berfikir positif agar tetap sehat dan
terhindar Covid-19. Berfikirlah positif, Bahasa Indonesia
itu menyenangkan”
4. Pendidik memberikan pertanyaan pada peserta didik tentang
materi sebelumnya, yaitu menganalisis kaidah kebahasaan teks
laporan hasil observasi.
Pertanyaan: Masih ingatkah kalian kaidah kebahsaan teks laporan hasil observasi?
Arah jawaban:
a. Nomina dan frasa nomina
b. Verba dan rasa Verba
c. Kata berimbuhan
d. Kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran pada materi
mengonstruksi teks laporan dengan memerhatikan isi dan aspek
15’
kebahasaan baik lisan maupun tulis
Tujuan pembelajaran:
Menemukan, menerapkan, dan menganalisis materi tentang:
a. Menyusun kerangka teks laporan hasil observasi
b. Menulis teks laporan hasil observasi dengan memperhatikan
isi dan aspek kebahasaan
6. Pendidik menyampaikan garis besar cakupan kegiatan dan
teknik penilaian yang akan dilakukan.
(1) Kegiatan belajar secara berkelompok-diskusi, dipandu:
Menulis Teks LHO : Aktivitas 4.2.
(2) Agenda :
(a) Penjelasan umum (mengamati dan identifikasi pertanyaan)
(b) Mencari berbagai informasi untuk menemukan materi
yang dipelajari.
(c) Pendampingan oleh pendidik dalam mengolah
informasi dan konvirmasi/presentasi hasil temuannya.
(d) Menyimpulkan
(3) Terdapat pretes dan postes singkat
(4) Penilaian berupa penugasan.
(5) Pembentukan kelompok:
Pendidik mengarahkan peserta didik untuk membentuk
kelompok. Kemudian mengarahkan untuk saling sapa,
salam, dan senyum.
Prates:
(1) Apakah kalian pernah menyusun kerangka teks laporan observasi?
(2) Apakah kalian pernah mengembangkan kerangka teks menjadi teks laporan hasil observasi yang utuh?
Kegiatan Inti
KEGIATAN BELAJAR WAKTU
DISCOVERY
1. Stimulation (pemberian rangsangan) a. Peserta didik mengamati gambar dalam tayangan PPt dan
menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan isi gambar
dengan penuh percaya diri.
b. Peserta didik mengamati secara teliti video pembelajaran
yang berkaitan dengan langkah-langkah menulis teks laporan
hasil observasi.
2. Problem Statement (identifikasi masalah) Peserta didik menyimak dengan penuh konsentrasi
penjelasan pendidik untuk berdiskusi menentukan objek
yang akan diamati dalam kegiatan hari ini berupa
pengamatan langsung di lingkungan sekolah.
3. Data collection (Pengumpulan Data) Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan
data/informasi sebanyak mungkin dengan cara melakukan
observasi/pengamatan langsung di lingkungan sekolah.
Dalam proses pengamatan peserta didik harus jujur dan teliti
pada saat mengumpulkan informasi berupa:
Objek yang diamati
Mencatat informasi penting berkaitan dengan objek
4. Data Processing (Pengolahan Data) Peserta didik mendiskusikan data yang didapat dari hasil
pengamatan secara langsung di lingkungan sekolah guna
menentukan :
Merumuskan definisi umum teks LHO yang akan ditulis.
Merumuskan deskripsi bagian teks LHO yang akan ditulis.
Merumuskan deskripsi manfaat teks LHO yang akan ditulis.
Menyusun kerangka teks LHO yang akan ditulis.
Menulis teks LHO secara utuh dengan memperhatikan kebahasaan di dalamnya.
5. Verification (Pemeriksaan data) Setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya dalam diskusi kelas untuk
memverifikasikan hasil kerjanya; kelompok lain memberikan
tanggapan meliputi :
Definisi umum teks LHO yang ditulis.
Deskripsi bagian teks LHO yang ditulis.
Deskripsi manfaat teks LHO yang ditulis.
Kerangka teks LHO yang ditulis.
Teks LHO hasil kerja kelompok lain.
6. Generalisation (penarikan kesimpulan) Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik menyimpulkan
langkah menyusun teks LHO yakni berupa :
60’
Definisi umum teks LHO yang ditulis.
Deskripsi bagian teks LHO yang ditulis.
Deskripsi manfaat teks LHO yang ditulis.
Kerangka teks LHO yang ditulis.
Teks LHO hasil kerja kelompok lain.
Kegiatan Penutup
KEGIATAN BELAJAR WAKTU
Pendidik menutup pelajaran secara klasikal dengan : 1. Menyusun simpulan bersama peserta didik tentang aspek
kebahasaan dari dua teks LHO yang berisi :
Definisi umum teks LHO yang ditulis.
Deskripsi bagian teks LHO yang ditulis.
Deskripsi manfaat teks LHO yang ditulis.
Kerangka teks LHO yang ditulis. Teks LHO hasil kerja kelompok lain
2. Memberikan refleksi dan umpan balik pada peserta didik.
Pascates:
Memberikan pertanyaan berikut :
Pengalaman apa yang kamu dapat saat melakukan observasi?
Apakah dalam penyusunan teks LHO sulit?
3. Menjelaskan rencana pertemuan berikutnya.
Materi selanjutnya:
Mengintrpretasi makna dalam teks eksposisi.
15’
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1.Teknik Penilaian
a) Penilaian sikap Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi/KD :
No.
Nama Siswa
Aspek Sikap yang Nilai
Total
Nilai
Kerja Sama Tanggung Jawab
50 35 10 50 35 10
1
2
3
4
5
6
Keterangan:
Kerja sama = 50 Disiplin = 50
Kurang kerja sama = 35 Kurang disiplin = 35
Tidak kerja sama = 10 Tidak disiplin = 10
CATATAN : Format penilian sikap ini dipakai untuk pertemuan 1, 2, dan 3.
b) Penilaian pengetahuan dan keterampilan
Pert. ke-
Materi Pembelajaran Teknik Penilaian Instrumen
Penilaian Pengetahuan Keterampilan
1 Isi teks LHO
Penugasan
Terlampir
2 Kebahasaan teks LHO Penugasan Terlampir
3 Menulis teks LHO
Kinerja Terlampir
CATATAN : Penilaian pengetahuan dan keterampilan terlampir.
2. Program remedial dan pengayaan
a. Program Remidial
Untuk peserta didik yang memperoleh hasil Tes Formatif kurang
dari KKM, peserta didik tersebut harus mempelajari ulang materi
dari indikator yang belum tuntas. Belajar ulang dipandu oleh
UKBM dan dapat dibimbing oleh Pendidik pengajarnya.
KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75.
Setelah belajar ulang, peserta didik dapat melakukan tes remidial
untuk indikator yang belum tuntas.
b. Program Pengayaan
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang memperoleh hasil
Tes Formatif minimal sesuai KKM .
Pengayaan berupa pengembangan materi yang telah dipelajari peserta didik.
Rawa Pitu, 17 November 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah SMK N 1 Rawa Pitu Guru Mata Pelajaran
DEDEN UNTUNG, S.T. ALFI SYAHRI ROBBAYANI, S.Pd.
NIP. 19761106 201001 1 011 NIP.
LAMPIRAN 1
Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
b. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan adalah teks yang berisi penjabaran umum/melaporkan
sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Teks laporan (report) ini
juga disebut teks klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis
sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Jenis teks ini mendeskripsikan atau
menggambarkan bentuk, ciri, atau sifat umum (general) seperti benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau peristiwa yang terjadi di alam
semesta kita. Teks hasil observasi bersifat faktual atau berdasarkan fakta
yang ada.
Teks Laporan hasil observasi adalah berita atau informasi yang
dibuat berdasarkan pengamatan. Menurut Kosasih (2014:43) menyatakan
bahwa teks laporan hasil observasi mengemukakan fakta-fakta yang
diperoleh dari hasil pengamatan, bukan hasil imajinasi. Hal ini menegaskan
bahwa yang diungkapkan dalam laporan hasil observasi adalah sesuatu
yang terjadi.
c. Sifat Teks laporan Hasil Observasi
Bersifat Informatif
Bersifat Komunikatif
Bersifat Objektif
d. Fungsi Teks laporan Hasil Observasi
Fungsi yang dimaksud adalah untuk memberitahukan atau
menjelaskan suatu kegiatan yang dilakukan. Hasil observasi terhadap suatu
objek juga dapat berfungsi untuk memberitahukan kepada pihak berwenang
atau terkait suatu informasi. Selanjutnya, informasi tersebut dapat dijadikan
sebagai dasar penyusunan kebijakan. Contohnya adalah teks laporan hasil
observasi kerusakan lingkungan. Selain itu, banyak teks laporan hasil
observasi yang dapat dijadikan bahan informasi untuk berbagai
kepentingan. Teks laporan hasil observasi secara umum juga berfungsi
sebagai alat pendokumentasian suatu objek atau suatu kegiatan.
e. Tujuan Teks laporan Hasil Observasi
Tujuannya adalah melaporkan hasil observasi secara sistematis dan
objektif berupa hasil pengamatan untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis.
h. Struktur Teks laporan Hasil Observasi
Setiap teks pasti memiliki struktur dan unsur pembangun. Demikian
pula dengan teks laporan hasil observasi. Teks laporan hasil observasi
disusun dengan struktur
1) Pernyataan umum atau klasifikasi
Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar hal yang akan
disampaikan.
2) Deskripsi Bagian
Bagian ini berisi hal umum tentang objek yang akan dikaji,
menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut.
Penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagiannya terdapat pada
deskripsi bagian.
3) Deskripsi Manfaat
Deskripsi manfaat menunjukkan bahwa setiap objek yang
diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan.
i. Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
7) Menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis dan pendeskripsi.
8) Menggunakan verba relasional, seperti : ialah, merupakan, adalah,
yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-
lain
9) Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti :
bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan sebagainya.
10) Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan
(dan, serta), perbedaan (berbeda dengan), persamaan (sebagaimana,
seperti halnya), pertentangan (tetapi, sedangkan, namun), pilihan
(atau).
11) Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun
informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam
beberapa paragraf.
12) Menggunakan kata keilmuwan atau teknis, seperti : herbivora,
degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena,
leukimia, syndrom, phobia, dan lain-lain.
j. Langkah-Langkah Menyusun Teks laporan Hasil Observasi
5) Menentukan objek pengamatan.
6) Melakukan pengamatan dan mencatat data penting pada saat
pengamatan
7) Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang telah
dilakukan.
8) Membuat kerangka teks yang sesuai dengan hasil pengamatan.
9) Menyusun teks berdasarkan gagasan utama yang telah dibuat, diawali
dengan paragraf pernyataan umum lalu ke bagian isi. Setelah membuat
klasifikasi secara umum, langkah berikutnya yaitu menjabarkan
klasifikasi tersebut berdasarkan hasil pengamatan
10) Meneliti kembali hasil penulisan teks, jika ada kalimat janggal
atau salah penulisan, segera perbaiki kembali.
LAMPIRAN 2
Penilaian Sikap
Hari/Tanggal :
Kelas :
Materi/KD :
No.
Nama Siswa
Aspek Sikap yang Nilai
Total
Nilai
Kerja Sama Tanggung Jawab
50 35 20 10 50 35 20 10
1
2
3
4
5
6
Keterangan:
Kerja sama = 50 Disiplin = 50
Kurang kerja sama = 30 Kurang disiplin = 30
Tidak kerja sama = 10 Tidak disiplin = 10
Penilaian Tugas Kelompok
NO
Aspek Penilaian
Skor
Tepat Kurang
Tepat
Tidak
Tepat
1 Teks laporan yang
disusun sesuai dengan
tema
20 15 5
2 Struktur teks laporan
hasil observasi
lengkap
60 40 15
3 Menggunakan bahasa
Indonesia yang baik
dan benar sesuai
Pedoman Umum
Ejaan Bahasa
Indonesia
20
15
5
JUMLAH 100
Penilaian Tugas Individu
NO
Aspek Penilaian
Skor
Tepat Kurang
Tepat
Tidak
Tepat
1 Teks laporan yang
disusun sesuai dengan
tema
20 15 5
2 Struktur teks laporan
hasil observasi
lengkap
60 40 15
3 Menggunakan bahasa
Indonesia yang baik
dan benar sesuai
Pedoman Umum
Ejaan Bahasa
Indonesia
20
15
5
JUMLAH 100
Top Related