Penegakan Diagnosis Sistitis
A. Anamnesis
- Identitas : jenis kelamin, umur, pendidikan, domisili
- Keluhan utama :
1. Rasa nyeri pada saluran kencing dan perut bagian bawah. Jika dibawa buang air
kecil terasa sakit dan nyeri (disuria karena yang meradang tertekan).
2. Sering buang air kecil, tetapi air seni yang keluar hanya sedikit dan disertai rasa
nyeri (peningkatan frekuensi miksi baik diurnal maupun nokturnal).
3. Jika sistitis disebabkan oleh kanker kandung kemih, biasanya kencing disertai
rasa nyeri dan darah yang keluar bersama air seni (demam yang disertai adanya
darah dalam urine pada kasus yang parah).
4. rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal
- Riwayat penyakit sekarang:
Durasi waktu
Onset
Sifat dan penjalaran nyeri
Gejala Lower Urinary Track Syndrome
Kencing berwarna merah
Keluhan lain : mual, muntah, demam, badan meriang
- Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat keluhan yang sama
Riwayat kencing keluar batu/pasir
Diabetes Melitus, struk, trauma pada selangkangan atau punggung
Hipertensi
- Riwayat pengobatan:
Pengobatan sebelumnya
Operasi urologi
Operasi lainnya
kontrasepsi
- Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat penyakit yang sama
Riwayat keganasan
- Riwayat sosial:
Pekerjaan
Kebiasaan minum air putih
Kebiasaan menahan kencing
B. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : adanya pembesaran pada daerah pinggang atau abdomean sebelah atas
harus diperhatikan. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh hidronefrosis atau
tumor pada daerah retroperitonial.
- Palpasi : dilakukan secara bimanual (dengan dua tangan). Tangan kiri diletakkan
di sudut kosto-vertebra untuk mengangkat ginjal ke atas, sedangkan tangan kanan
meraba ginjal dari depan.
- Perkusi : dengan pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan
pada sudut kostovertebra.
- Auskultasi : suara bruit yang terdengar di daerah epigastrium patut dicurigai
adanya stenosis arteria renalis.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Analisis urin (urinalisis)
- Piuria : positif bila terdapat ≥5 sel leukosit per lapang pandang dalam sedimen
urin.
- Hematuria : positif bila terdapat 5-10 sel eritrosit per lapang pandang dalam
sedimen urin.
2. Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
- Mikroskopis : positif bila ditemukan 1 bakteri per lapang pandang
- Biakan bakteri
Pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk memastikan diagnosis
ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna, yaitu:
Pengambilan spesimen Jumlah koloni bakteri per ml urin
Aspirasi suprapubik >100cfu/ml dari 1 atau lebih
organisme pathogen
kateter >20.000 cfu/ml dari 1 organisme
patogen
Urine bag atau urin porsi tengah >100.000cfu/ml
3. Tes kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaringan adanya bakteriuria,
diantaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya
adalah sebagian besar mikroba kecuali enterococci mereduksi nitrat.
4. Tes Plat- Celup ( Dip-Slide)
Penentuan jumlah kuman /mL dilakukan dengan membandingkan pola
pertumbuhan kuman yang terjadi dengan serangkaian gambar yang
memperlihatkan pola kepadatan koloni antara 1000 hingga 10.000.000 cfu per ML
urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup adekuat.
Kekurangannya adalah jenis kuman dan kepekaannya tidak dapat diketahui.
D. Pemeriksaan radiologis
Foto polos abdomen : dapat mendeteksi sampai 90% batu radio opak.
Pielografi intravena (PIV) : memberikan gambaran fungsi eksresi ginjal,
keadaan ureter, dan dapat mendeteksi adanya batu serta lokasinya,
memperlihatkan derajat obstruksi dan dilatasi saluran kemih.
Sistouretrografi : dapat melihat adanya tumor atau bekuan darah dalam buli-
buli, robekan buli-buli, diventrikel buli-buli. Pemeriksaan dilakukan jika
dicurigai terdapat refluks vesiko-ureter.
Ultrasonografi ginjal : melihat adanya tanda obstruksi, ukuran dan bentuk
ginjal, permukaan ginjal, massa, batu, dan kista pada ginjal.
Pielografi anterograd dan retrograd : untuk melihat potensi ureter.
CT-scan : paling sensitif untuk menilai adanya infeksi pada parenkim ginjal
termasuk mikroabses ginjal dan abses perinefrik. Membantu untuk
menunjukan kista terinfeksi.
Top Related