BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Malnutrisi adalah istilah umum untuk suatu kondisi
medis yang disebabkan oleh pemberian makan yang tidak
tepat atau tidak mencukupi. Harga mahal menjadi faktor
utama masyarakat yang menengah kebawah sebagai alasan
mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi. Seperti contoh,
daging sapi yang sekarang harganya 70 sampai 80 ribu
perkilogram atau ikan salmon yang sangat mahal harganya.
Ikan sidat yaitu suatu ikan yang sangat bergizi dan
memiliki banyak khasiat. Ikan sidat merupakan ikan asli
Indonesia yang memiliki gizi tinggi dan memiliki beberapa
khasiat untuk menyembuhkan penyakit. Ikan ini dapat menjadi
sumber atau bahan untuk peningkatan gizi masyarakat
Indonesia. Namun, ikan sidat ini sulit di temukan di alam
bebas dikarenakan eksploitasi alam yang berlebih, terjadi
kerusakan habitat oleh exploitasi alam tersebut dan sedikitnya
pusat-pusat pembudidayaan ikan sidat tersebut. Disisi lain
masyarakat tidak mengetahui keberadaan ikan sidat ini dan
tidak tahu akan kandungan dan khasiat tersebut. Hal ini
1
membuat harga ikan sidat menjadi cukup mahal. Padahal,
dengan mengkonsumsi ikan sidat tersebut secara tidak
langsung masyarakat akan mengalami peningkatan gizi dan
terhindar dari gizi buruk.
Ketertarikan penulis terhadap ikan sidat sebagai solusi
alternatif untuk meningkatkan gizi masyarakat Indonesia
mengantarkan penulis untuk mencermati permasalahan ini.
penulis melakukan pengamatan dan analisis yang dituangkan
pada karya tulis ini dengan judul “Pembudidayaan Ikan sidat
sebagai Alternatif Solusi untuk Meningkatkan Gizi
Masyarakat Indonesia” semoga langkah kecil ini dapat
menguraikan permasalahan kekurangan gizi pada masyarakat
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan dengan
merumuskannya pada tiga pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimana analisis penelitian mengenai keberadaan ikan
sidat di daerah Garut?
2. Bagaimana jumlah penduduk Indonesia, khusunya
penduduk Garut yang mengalami kekurangan gizi?
2
3. Bagaimana alternatif solusi yang ditawarkan untuk
meningkatkan gizi masyarakat Indonesia, khususnya
masyarakat Garut?
1.3 Tujuan penelitian
Penyusunan karya tulis ini memiliki tujuan yaitu :
1. Mengetahui hasil analisis keberadaan ikan sidat di daerah
Garut.
2. Mengetahui jumlah penduduk indonesia, khususnya
penduduk Garut yang mengalami kekurangan gizi.
3. Memberikan alternatif solusi untuk meningkatkan gizi
masyarakat Indonesia.
1.4 Manfaat penelitian
Beberapa manfaat dalam penyusunan karya tulis ini yaitu :
1. Untuk mendapat apresiasi lebih dari masyarakat dan
pemerintah tentang ikan sidat.
2. Tumbuhnya rasa ingin mengembangkan ikan sidat untuk
menjadikan makanan sehari-hari seabagai sumber gizi.
3. Dari penulisan karya tulis ini bisa di jadikan informasi
bahwa ikan sidat sangat bergizi dan berkhasiat.
4. Dapat menginformasikan tentang malnutrisi di Indonesia,
khususnya di Kabupaten Garut.
3
1.5 Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode kualitatif, metode
kuantitatif dan metode tinjauan pustaka. Metode kualitatif yaitu
dengan melakukan wawancara dengan narasumber yang
bersangkutan dengan ikan sidat, metode kuantitatif dengan
menyebarkan kusioner untuk mengetahui jejak pendapat
konsumen ikan dan metode tinjauan pustaka dengan
menggali informasi mengenai gizi buruk di Indonesia
khususnya dengan Kabupaten Garut.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tuis ini adalah sebagai berikut
1. BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah dan pembatasan masalah
1.3 Tujuan penulisan
1.4 Manfaat penelitian
1.5 Metode penelitian
1.6 Sistematika penulisan
2. BAB II Kajian Teori
2.1 Gizi
2.1.1 Harry Oxorn dan Wiliam R. Forte
4
2.1.2 Tuti Sunardi
2.1.3 Nirmala Dewi
2.1.4 Chairinniza K. Graha
2.1.5 Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo S
2.1.6 Asep Kurnia Nenggala
2.1.7 Lioni Elis H
2.1.8 Joyce James, Colin Baker, Helen Swain
2.1.9 DR. I.K.G. Suandi, SpA
2.2 Malnutrisi
2.3 Ikan
2.3.1 Klasifikasi Ikan
2.3.1.1 Subkelas Pteraspidomorphi
2.3.1.2 Infrafilum Gnathostomata
2.3.1.3 Superkelas Osteichthyes
2.4 Ikan Sidat
2.4.1 Kandungan Ikan Sidat
2.4.2 Manfaat Ikan Sidat
3. BAB III Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Hasil Tinjauan Pustaka Mengenai Malnutrisi di
Indonesia Khususnya Kabupaten Garut
3.1.2 Hasil Jejak Pendapat dengan Konsumen Ikan
3.1.3 Hasil Wawancara dengan Pedagang Ikan
5
3.2 Pembudidayaan Ikan Sidat sebagai Alternatif Solusi
untuk Meningkatkan Gizi Masyarakat Indonesia
4. BAB IV Penutupan
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
5. Daftar Pustaka
6
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Gizi
Gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan
organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh,
pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan
antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan
penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal.
Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas
pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan
standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka
kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia
internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance
(RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis
dan biologi molekular, bukti-bukti medis menunjukkan bahwa
RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh
dan mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis.
Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak
penyakit kronis adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh
berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan nutrisi
dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily
7
Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan menangani
stres oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit
kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila jumlah dan
komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan
penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan
komplementer dapat membantu efektifitas dari pengobatan
dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari
pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya
dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas
hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri.
Sedangkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari
tentang hubungan makanan dan minuman terhadap
kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit
gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah
penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin
tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami
gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan
adalah scorbut pada tahun 1497 atau lebih populer kita kenal
dengan penyakit sariawan. Pada waktu itu Vasco da Gama
dalam pelayarannya menuju Indonesia telah kehilangan lebih
dari separuh anak buahnya yang meninggal akibat penyakit
ini. Baru pada permulaan abad XX para ahli kedokteran dapat
8
memastikan bahawa penyakit ini diakibatkan karena
kekurangan vitamin C.
Berikut adalah pengertian dan definisi mengenai gizi
menurut beberrapa ahli:
2.1.1 Harry Oxorn dan Wiliam R. Forte
Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya
mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi
badan melainkan juga cara-cara memperoleh serta
mengolah dan mempertimbangkan agar tetap sehat.
2.1.2 Tuti Sunardi
Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses
perubahan semua jenis makanan yang masuk kedalam
tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan.
2.1.3 Nirmala Dewi
Gizi merupakan substansi yang diperoleh dari
makanan dan digunakan untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh.
9
2.1.4 Chairinniza K. Graha
Gizi adalah unsur yang terkandung dalam
makanan, dimana unsur-unsur itu dapat memberikan
manfaat bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga
menjadi sehat.
2.1.5 Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo S
Gizi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita
untuk pertumbuhan, mempertahankan dan
memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam
tubuh, dan menyediakan energi bagi fungsi tubuh, atau
bisa juga diartikan sebagai komponen pembangun
tubuh manusia.
2.1.6 Asep Kurnia Nenggala
Gizi merupakan zat hara dalam makanan yang
bernilai dan diperlukan makhluk hidup untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya.
2.1.7 Lioni Elis H
Gizi merupakan komponen penting yang
diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembang.
2.1.8 Joyce James, Colin Baker, Helen Swain
Gizi adalah komponen kimia dalam makanan
yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi dan
10
membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan
sel-sel tubuh.
2.1.9 DR. I.K.G. Suandi, SpA
Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan
dan proses tumbuh kembang anak, sehingga
pemenihan kebutuhan gizi secara akurat turut
menentukan kualitas tumbuh kembang, sebagai
sumber daya manusia dimasa yang akan datang.
2.2 Malnutrisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Malnutrisi
merupakan penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi,
yang biasanya meliputi beberapa jenis nutrien, seperti protein,
karbohidrat dan vitamin. Malnutrisi adalah istilah umum untuk
suatu kondisi medis yang disebabkan oleh pemberian atau
cara makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi. Istilah ini
seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan undernutrition (gizi
kurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang
kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi
secara berlebihan. Keadaan yang berlangsung lebih lama lagi
dapat menyebabkan terjadinya kelaparan.
11
Malnutrisi akibat asupan zat gizi yang kurang untuk
menjaga fungsi tubuh yang sehat seringkali dikaitkan dengan
kemiskinan, terutama pada negara-negara berkembang.
Ketika berbicara mengenai gizi kurang (undernutrition),
perhatian terbesar akan ditujukan pada anak, terutama balita.
Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, asupan kurang yang
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, akan
memberikan dampak terhadap proses tumbuh kembang anak
dengan segala akibatnya di kemudian hari. Tidak hanya pada
pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan mentalnya.
Satu hal yang akan berdampak pada produktivitas suatu
bangsa.
2.3 Ikan
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah
dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan
merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam
dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang
hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya
ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75
spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan
pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas
12
Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut
iwak (jv, bjn), jukut (vkt).
Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu
yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout infantfish yang
hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa
hewan air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan
paus, ikan cumi dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak
tergolong sebagai ikan.
Sampai saat ini, ikan pada umumnya dikonsumsi
langsung. Upaya pengolahan belum banyak dilakukan kecuali
ikan asin. Ikan dapat diolah menjadi berbagai produk seperti
ikan kering, dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan asin,
kemplang, bakso ikan dan tepung darah ikan sebagai pupuk
tanaman dan pakan ikan.
2.3.1 Klasifikasi Ikan
Ikan adalah kelompok parafiletik yang berarti,
setiap kelas yang memuat semua ikan akan mencakup
pula tetrapoda yang bukan ikan. Atas dasar ini,
pengelompokan seperti Kelas Pisces, seperti pada
masa lalu, tidak layak digunakan lagi.
Berikut adalah unit-unit yang mencakup semua
vertebrata yang biasa disebut sebagai ikan:
13
2.3.1.1 Subkelas Pteraspidomorphi
- Thelodonti
- Anaspida
- Cephalaspidomorphi
- Hyperoartia
- Petromyzontidae
- Galeaspida
- Pituriaspida
- Osteostraci
2.3.1.2 Infrafilum Gnathostomata
- Placodermi
- Chondrichthyes
- Acanthodii
2.3.1.3 Superkelas Osteichthyes
- Actinopterygii
- Sarcopterygii
Subkelas Coelacanthimorpha
Subkelas Dipnoi
14
2.4 Ikan sidat
Ikan sidat (angulia bicolor), termasuk famili anguillidae,
ordo Apodes. Di Indonesia terdapat 12 spesies dari 18
spesies di dunia dan hal ini dianggap sebagai daerah asal
usul ikan sidat dari jenis anguillidae atau ikan sidat dunia. Ikan
sidat termasuk ordo Anguilliformes terdiri atas 4 subordo, 19
famili, 110 genera, dan 400 spesies.
2.4.1 Kandungan Ikan Sidat
Penelitian kedokteran moderen menemukan
bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan
sidat sangat tinggi di antaranya:
1. Vitamin B1, 25 kali lipat susu sapi
2. Vitamin B2, 5 kali lipat susu sapi
3. Vitamin A, 45 kali lipat susu sapi
4. Kandungan zinc (emas otak) 9 kali lipat susu
sapi.
5. Mempunyai rentang salinitas sangat tinggi
6. kandungan asam lemak Omega 3 tinggi, yakni
sekitar 10,9 gram per 100 gram
15
2.4.2 Manfaat Ikan Sidat
1. Mengandung berbagai asam lemak tak jenuh
yang tinggi yang tak ada pada hewan lainnya,
sehingga dapat merupakan makanan utama
yang memenuhi nafsu makan manusia, tanpa
perlu kuatir badan akan menjadi gemuk. Rasa
ikan sidat harum dan enak.
2. Disebut sebagai “ginseng air”, fungsinya dalam
memperpanjang umur dan melawan kelemahan
dan penuaan tak ternilai. Sidat memiliki
kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta
omega 3 yang tinggi. Sehingga menguatkan
fungsi otak dan memperlambat terjadinya
kepikunan. Ikan sidat mempunyai kandungan
asam lemak Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9
gram per 100 gram. Omega 3 ini dipercaya
mampu meningkatkan fungsi mental, memori,
dan konsentrasi manusia. Zat yang banyak
terdapat dalam lemak sidat ini juga terbukti
mampu mengobati depresi, gejala penyakit
kejiwaan atau schizophrenia. Mengkonsumsi
ikan sidat dapat mengatur imunitas tubuh
16
manusia, sebagai anti oksidan, menghilankan
racun tubuh, serta memperlambat penuaan.
3. Sudah banyak terbukti, mengkonsumsi ikan sidat
secara teratur dapat mendorong terbentuknya
lemak fosfat dan perkembangan otak besar,
bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat.
Juga memperbaiki sikulasi kapiler,
mempertahankan tekanan darah normal,
mengobati pembuluh darah otak.
4. Sudah banyak terbukti, mengkonsumsi ikan sidat
secara teratur dapat mendorong terbentuknya
lemak fosfat dan perkembangan otak besar,
bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat.
Juga memperbaiki sikulasi kapiler,
mempertahankan tekanan darah normal,
mengobati pembuluh darah otak.
5. Banyak orang merasakan manfaat
mengkonsumsi ikan sidat untuk penyakit rabun
jauh, rabun dekat, glukoma dan penyakit mata
kering di sebabkan karena mata terlalu lelah.
6. Minyak Ikan sidat dibuat dari ekstrak sum-sum
ikan sidat segar, mengandung tiga jenis nutrient
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil penelitian
Penelitian yang telah dilakukan dengan tinjauan
pustaka mengenai malnutrisi atau kurang gizi di Indonesia
khususnya di Kabupaten Garut, penyebaran kuisioner untuk
mengetahui jejak pendapat konsumen ikan, dan wawancara
kepada pedagang ikan. Informasi akan dipaparkan dalam tiga
sub-bab
3.1.1 Hasil Tinjauan Pustaka Mengenai Malnutrisi di
Indonesia Khususnya Kabupaten Garut
Masalah malnutrisi masih ditemukan pada
banyak tempat di Indonesia. Daerah yang mengalami
rawan pangan dan kelompok dengan kemampuan
ekonomi yang kurang memadai amat rentan terhadap
terjadinya malnutrisi dalam bentuk gizi kurang.
Organisasi pangan dunia (FAO) mencatat pada kurun
waktu 2001-2003 di Indonesia terdapat sekitar 13,8 juta
penduduk yang kekurangan gizi. Sementara
berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
19
2005, angka gizi buruk dan gizi kurang adalah 28 %
dari jumlah anak Indonesia.
Di Kabupaten Garut sampai saat ini masih
terdapat 1.216 anak berusia di bawah lima tahun
(balita) yang bergizi buruk. Mereka tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Garut, terutama di wilayah Garut
Selatan. Terdiri 40 balita di Desa Sukakarya, 34 balita
di Desa Sukarasa, 52 balita di Desa Tanjungkarya, 14
balita di Desa Sukalaksana, 24 balita di Desa Parakan,
serta 36 balita di Desa Cisarua.
Untuk menekan kasus gizi buruk di Garut,
Pemkab Garut berupaya menjalankan program
pemberian makanan tambahan (PMT) untuk 1.216
balita penderita gizi buruk.
Namun hal ini belum maksimal dalam
pengerjaannya.
20
3.1.2 Hasil Jejak Pendapat dengan Konsumen Ikan
PNS25%
Ibu Rumah Tangga
30%
Wiraswasta25%
Pelajar SMA20%
Diagram 1 Profesi Responden
Penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan kuisioner kepada 20 orang responden
yang terdiri dari 10 orang pria dan 10 orang wanita.
Setiap responden memiliki profesi masing-masing yaitu
20% pelajar SMA, 25% PNS, 25% Wiraswasta, dan
30% Ibu rumah tangga.
21
Jarang
Ada di
Pasar35%
Tidak Pernah Di beritahu oleh pihak manapun
25%
Jarang
diberitakan di me-dia
masa maupun elek-troni
k30%
lainnya10%
Diagram 2 Alasan Responden Tidak Mengetahui Ikan Sidat
Dari ke 20 responden tersebut hanya 15% mengetahui
tentang ikan sidat yang sangat berkhasiat ini.
Responden tidak mengetahui ikan sidat karena jarang
di beritakan di media masa ataupun media elektronik
(30%), jarang terdapat di pasar (35%), Tidak pernah
diberi tahu oleh pihak manapun (25%) dan alasan
lainnya (10%).
22
Para responden lebih sering mengkonsumsi
ikan seperti ikan gurame, nila, kakap, mas, lele, dan
lainnya.
Nila Gurame Mas Lele Kakap Lainnya0
1
2
3
4
5
6
7
8
Diagram 3 Jenis Ikan
G.2 Jenis Ikan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, ikan
nila menyandang peringkat pertama, ikan mas
menyandang peringkat kedua, dan ikan gurame
peringkat ketiga.
23
Sering dijumpai di Pasar35%
Rasanya yang enak25%
Harganya terjangkau15%
Lainnya 25%
Diagram 4 Alasan Responden Sering Mengkonsumsi Ikan
Tersebut
Para responden lebih sering mengkonsumsi ikan-ikan
tersebut dikarenakan ikan-ikan tersebut sering dijumpai
di pasar, rasanya yang enak, harganya yang terjangkau
dan lainnya.
24
3.1.3 Hasil Wawancara dengan Pedagang Ikan
Narasumber yang penulis wawancara ada dua
orang yang berprofesi sebagai pedagang ikan dan
sekaligus sebagai nelayan.
Pertanyaan pertama yaitu di dapatkan bahwa
alasan mereka tidak menjual ikan sidat. Ikan sidat
keluarnya hanya musiman dengan waktu yang tidak
tentu, di daerah Garut Selatan sangat berpotensi
menghasilkan ikan sidat yang sangat banyak jika
dilestarikan lingkungannya.
Pertanyaan kedua mengenai bagaimana
tentang harga ikan sidat tersebut. Harga ikan sidat ini
berkisar Rp 45.000,00 rupiah per kilogram. Ikan ini
memiliki harga tersebut dikarenakan jarang di temukan,
waktu mencarinya tidak tentu, berkhasiat tinggi,
rasanya yang enak. Dengan harga tersebut pembeli
mengurung niatnya untuk membeli ikan sidat walaupun
rasanya yang enak dan berkhasiat tinggi.
25
3.2 Pembudidayaan Ikan Sidat sebagai Alternatif Solusi untuk
Meningkatkan Gizi Masyarakat Indonesia
Solusi yang penulis sarankan ini memang bukan cara
untuk mengatasi seutuhnya, setidaknya bisa membantu untuk
meminimalisasi malnutrisi atau kekurangan gizi di indonesia
khususnya daerah Garut.
Solusi yang penulis sarankan yaitu PRODI PADAT (
Program Pembudidayaan dan Pemasyarakatan Ikan Sidat ).
Prodi padat adalah suatu program pemerintah yaitu
melaksanakan proyek untuk membudidayakan ikan sidat dan
setelah itu ikan sidat dipasarkan dengan harga yang sangat
terjangkau supaya masyarakat membelinya. Program ini
seperti program pemerintah yaitu program raskin (beras
miskin). Dimana, beras dari pemerintah dijual dengan harga
yang sangat terjangkau.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan PRODI
PADAT tersebut, yaitu :
1. Menggunakan lahan milik pemerintah untuk dijadikan
tambak pebudidayaan ikan sidat.
26
2. Melakukan pembudidayaan ikan sidat oleh pekerja yang
menganggur sebelumnya yang dibina oleh pengusaha
ikan sidat dan oleh tenaga ahli.
3. Promosi, yaitu dengan mempromosikan ikan sidat dalam
televisi sebagaimana program pemerintah yang lainya.
4. Ikan sidat di didistribusikan khususnya kepada daerah-
daerah yang terdapat kasus malnutrisi dan daerah lain
untuk pencegahan kasus malnutrisi.
5. Perluasan tambak ikan sidat, setelah berjalan dengan
baik maka perlu perluasan supaya pendistribusian ikan
sidat ini merata di setiap daerahnya.
PRODI PADAT ini juga sebagai lahan
percontohan untuk para peternak supaya melakukan
budidaya ikan sidat.
Dengan kuantitas yang banyak, maka ikan sidat
harganya akan murah. Yang tadinya harga 1 kg berkisar
dengan Rp 45.000.00 akan menjadi Rp 5000.00 per
kilogramnya. Hal ini dapat terjadi karena menurut hukum
penawaran yaitu “jika semaikn banyak penawaran
barang, maka harga barang akan turun juga”. Kemudian,
pemerintah memberikan subsidi secara berkala terhadap
ikan sidat tersebut, maka semakin terjangkaulah ikan
sidat tersebut.
27
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Banyaknya kasus kekurangan gizi di Indonesia
khususnya daerah Garut, dikarenakan kurangnnya asupan
gizi seperti protein, kalsium, vitamin, dan lain sebagainya.
Masalah ini harus segera diatasi supaya kasus ini tidak
menyebar lagi.
Setelah penelitian dilakukan dengan metode kualitatif
yaitu dengan wawancara dengan pedagang ikan dan dengan
metode kuantitatif yaitu menyebarkan kuisioner kepada 20
orang responden konsumen ikan serta melakukan tinjauan
pustaka.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dianjurkan
menggunakan PRODI PADAT atau Program Pembudidayaan
dan Pemasyarakatan Ikan Sidat. Dengan menggalakan
program ini maka, harga ikan sidat akan menjadi terjangkau
dan mudah didapat. Dengan ini sedikit demi sedikit kasus
malnutrisi atau kekurangan gizi akan hilang.
28
4.2 Saran
Malnutrisi merupakan suatu penyakit dimana penyakit
tersebut timbul karena kekurangan asupan gizi. Melalui karya
tulis ini, penulis hendak menghimbau bahwa Indonesia
memiliki banyak flora yang bisa dimanfaatkan untuk
mencegah malnutrisi tersebut, yaitu dengan mengkonsumsi
ikan sidat yang sangat berkhasiat dan memiliki nilai gizi yang
sangat baik.
Solusi yang kami sarankan yaitu PRODI PADAT dapat
direalisasikan dalam upaya meminimalisasi malnutrisi
tersebut. Memang PRODI PADAT belum cukup membantu
dalam pencegahan malnutrisi, tetapi setidaknya ikan sidat
bisa mendapatkan apresiasi lebih dari masyarakat,
pemerintah, peternak dan lainnya.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://AnneAhira.com
http://carabudidaya.com/cara-budidaya-ikan-sidat/
http://garut.go.id
http://garutnews.com
http://google.com
http://haluanrakyat.com
http://kompas.com
http://peperonity.com
http://pikiran-rakyat.com
http://Terbaca.com
http://wikipedia.com
http://www.artikelwirausaha.com/category/database/sidat/
30
Lampiran I
KUISIONER
1. Apakah Anda pernah makan ikan ?a. Ya b. Tidak
2. Ikan apa yang sering Anda makan ?........................................................ (boleh lebih dari satu)
3. Apakah Anda tahu tentang ikan sidat ?a. Ya b. Tidak
4. Dari mana Anda tahu ikan sidata. Internet b. Orang tuac. Masyarakat sekitard. .................
5. Kenapa Anda tidak tahu ikan Sidat?a. Tidak pernah diberi tahub. Jarang ada di pasarc. Jarang diberitakan di media masa ataupun media
elektronikd. Lainya.............
6. Jika pernah, dari mana Anda mendapatkannya ?a. Pasar Tradisionalb. Pedagang Kelilingc. Memancing d. .................
7. Bagaimana rasa ikan sidat tersebut ?a. Enak b. Tidak enak
8. Apakah Anda tahu kandungan ikan sidat tersebut ?a. Ya b. Tidak
9. Apakah Anda mengetahui tempat pembudidayaan ikan sidat ?a. Ya b. Tidak
10.Jika tahu tempatnya, dimana ? ..................
31
Top Related