MAKALAH
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
(PLTN)
Oleh:
PUTU YUDI ASTRAWAN PUTRA (0405.031.001)
I MADE AGUS JUNIADA (0405.031.004)
JURUSAN DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NEGERI
SINGARAJA
2005
Makalah PLTN2005 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudulkan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir tepat pada waktunya.
Tak lupa penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Seluruh anggota keluarga penyusun dimanapun berada yang
senantiasa selalu mendukung dam memberikan semangat kepada
penyusun dalam menyusun makalah ini.
2. Bp. I Putu Suka Arsa, ST, MT. yang telah sudi kiranya
pengetahuannya serta membimbing penyusun dalam menyusun
makalah ini.
3. Seluruh rekan-rekan yang senantiasa membantu dan mendukung
penyusun dalam menyusun makalah ini.
4. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang penyusun miliki.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah yang
penyusun tulis ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
Akhir kata penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini.
Singaraja, September 2005
Penyusun
Makalah PLTN2005 iii
DAFTAR ISI
Halaman
! HALAMAN JUDUL............................................................................. i
! KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
! DAFTAR ISI......................................................................................... iii
! BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................... 2
! BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................. 3
2.1 Sejarah PLTN Di Indonesia................................................... 3
2.2 Pengertian PLTN................................................................... 5
2.2.1 Energi Nuklir................................................................ 6
2.2.2 Prinsip Kerja PLTN…………………………….….…. 8
2.2.3 Jenis-jenis Reaktor Nuklir………………………….… 13
2.3 Dampak-dampak yang ditimbulkan dari adanya PLTN........ 22
2.3.1 Dampak positif adanya PLTN................................... 22
2.3.2 Dampak negatif adanya PLTN................................... 22
! BAB III PENUTUP................................................................................ 27
3.1 Simpulan................................................................................ 27
3.2 Kritik dan Saran..................................................................... 27
! DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 28
! LAMPIRAN........................................................................................... 29
Makalah PLTN2005 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi selalu diikuti dengan peningkatan kebutuhan
masyarakat akan listrik. Tanpa listrik pertumbuhan ekonomi adalah mustahil
karena listrik adalah penggerak roda perekonomian masyarakat. Kebutuhan energi
listrik pada era globalisasi ini kebutuhannya semakin meningkat. Terlebih lagi
pada saat beban puncak. Beban puncak penggunaan listrik didunia berkisar antara
pukul 18.00 – 22.00 (Sumber: http://www.plnbali.co.id/ diakses pada hari Kamis,
08 September 2005). Peningkatan beban listrik ini diakibatkan karena pada waktu-
waktu ini masyarakat umumnya secara bersamaan menggunakan listrik sebagai
sumber daya untuk menghidupkan lampu penerangan, menghidupkan televisi dan
lain-lain.
Di negara kita, pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga nuklir atau
umum disebutkan dengan istilah PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) masih
belum banyak dimanfaatkan karena di mata masyarakat limbah dari pembangkit
listrik ini sangat mengancam ekosistem disekitarnya. Dari beberapa latar
belakang diatas maka penyusun memberanikan diri untuk menyusun makalah
tentang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang akan penyusun bahas pada makalah
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ini, antara lain :
1. Bagaimana sejarah PLTN di Indonesia?
2. Apakah pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)?
3. Dampak-dampak apa saja yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN)?
Makalah PLTN2005 2
1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan disusunnya makalah tentang Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui sejarah PLTN di Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
3. Untuk mengetahui dampak-dampak apa yang dihasilkan oleh Pembangkit
Listrik Tenaga nuklir (PLTN).
Makalah PLTN2005 3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
Sejarah pemanfaatan energi nuklir melalui Pusat Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) dimulai beberapa saat setelah tim yang dipimpin Enrico Fermi berhasil
memperoleh reaksi nuklir berantai terkendali yang pertama pada tahun 1942.
Reaktor nuklirnya sendiri sangat dirahasiakan dan dibangun di bawah stadion olah
raga Universitas Chicago. Mulai saat itu manusia berusaha mengembangkan
pemanfaatan sumber tenaga baru tersebut. Namun pada mulanya, pengembangan
pemanfaatan energi nuklir masih sangat terbatas, yaitu baru dilakukan di Amerika
Serikat dan Jerman. Tidak lama kemudian, Inggris, Perancis, Kanada dan Rusia
juga mulai menjalankan program energi nuklirnya.
Listrik pertama yang dihasilkan dari PLTN terjadi di Idaho, Amerika
Serikat, pada tahun 1951. Selanjutnya pada tahun 1954 PLTN skala kecil juga
mulai dioperasikan di Rusia. PLTN pertama di dunia yang memenuhi syarat
komersial dioperasikan pertama kali pada bulan Oktober 1956 di Calder Hall,
Cumberland. Sistim PLTN di Calder Hall ini terdiri atas dua reaktor nuklir yang
mampu memproduksi sekitar 80 juta Watt tenaga listrik. Sukses pengoperasian
PLTN tersebut telah mengilhami munculnya beberapa PLTN dengan model yang
sama di berbagai tempat. (Sumber: http://www.elektroindonesia.
com/elektro/ener36a.html, yang diakses pada hari Sabtu, 10 September 2005).
Proses rencana pembangunan PLTN di Indonesia cukup panjang. Tahun
1972, telah dimulai pembahasan awal dengan membentuk Komisi Persiapan
Pembangunan PLTN. Komisi ini kemudian melakukan pemilihan lokasi dan tahun
1975 terpilih 14 lokasi potensial, 5 di antaranya terletak di Jawa Tengah. Lokasi
tersebut diteliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bekerjasama dengan
NIRA dari Italia. Dari keempat belas lokasi tersebut, 11 lokasi di pantai utara dan
3 lokasi di pantai selatan.
Makalah PLTN2005 4
Gambar 2.1, Reaktor Penembak Cepat (Fast Breeder Reactor) di Monju, Jepang
(Sumber http://www.infonuklir.com/publikasi/atomos.htm yang diakses pada hari
Jumat, 09 September 2005)
Pada Desember 1989, Badan Koordinasi Energi Nasional (BAKOREN)
memutuskan agar BATAN melaksanakan studi kelayakan dan terpilihlah NewJec
(New Japan Enginereering Consoltan Inc) untuk melaksanakan studi tapak dan
studi kelayakan selama 4,5 tahun, terhitung sejak Desember 1991 sampai
pertengahan 1996.
Pada 30 Desember 1993, NewJec menyerahkan dokumen Feasibility
Study Report (FSR) dan Prelimintary Site Data Report ke BATAN. Rekomendasi
NewJec adalah untuk bidang studi non-tapak, secara ekonomis, PLTN kompetitif
dan dapat dioperasikan pada jaringan listrik Jawa – Bali di awal tahun 2000-an.
Tipe PLTN direkomendasikan berskala menengah, dengan calon tapak di Ujung
Lemahabang, Grenggengan, dan Ujungwatu. (Sumber :
http://www.walhi.or.id/kampanye/pltn/ diakses pada hari Kamis, 08 September
2005).
Makalah PLTN2005 5
2.2 Pengertian PLTN
Secara umum yang dimaksudkan dengan PLTN adalah pembangkit
listrik tenaga nuklir yang merupakan suatu kumpulan mesin yang dapat
membangkitkan tenaga listrik dengan memanfaatkan tenaga nuklir sebagai tenaga
awalnya. Sebelum melanjutkan ke prinsip kerja dari PLTN ini, ada baiknya
penyusun terangkan sedikit tentang Proses Fisi dan Fusi Nuklir.
- Fisi Nuklir
Proses fisi adalah proses utama pada reaktor nuklir terjadi ketika
sebuah inti bermassa berat. Pada reaksi fisi, inti senyawa yang terangsang
terbelah menjadi dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk isi, dan
produk ini disertai oleh dua atau tiga neutron dan radiasi fisi gamma. Adapun
tiga bahan bakar yang dapat berfisi antara lain : Uranium-235 (U235),
Uranium-233 (U233) dan Plutonium-239 (Pu239). Ketiga bahan bakar ini besifat
radioaktif tetapi mereka mempunyai massa paruh yang sangat lama.
- Fusi Nuklir
Proses fusi pada dasarnya adalah sebuah anti tesis dari proses fisi.
Dalam proses fisi, inti bermasa berat membelah menjadi inti bermasa ringan,
sambil melepaskan kelebihan energi pengikatan. Sedangkan pada reaksi fusi,
inti bermasa ringan bergabung dalam rangka melepaskan kelebihan energi
pengikatan. Jadi reaksi fusi adalah reaksi umum yang “meminyaki” matahari
dan telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar
didalam termonuklir atau bom hydrogen.
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di
mana dua inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan
melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan
bintang bersinar, dan senjata nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi
yang besar untuk menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling
ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom
yang lebih berat dan netron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar
lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka maka sebuah
Makalah PLTN2005 6
reaksi eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.
Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi kimia,
karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari
energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi ionisasi yang
diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6 elektron volt
lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium
Tritium (D-T) fusion seperti gambar di bawah ini. (Sumber :
http://www.wikipedia.com/fisika/ yang diakses pada hari Jumat, 23 September
2005)
Gambar 2.2, Reaksi D-T Fusion
(Sumber : http://www.wikipedia.com/fisika/ yang diakses pada hari Jumat, 23
September 2005)
2.2.1 Energi Nuklir
Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa
besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran
bahan bakar nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa
yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan batubara.
Besar energi yang tersimpan (E) di dalam inti atom adalah seperti
dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert Einstein :
E = m C
Dimana
m : massa bahan (kg)
C : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s). Energi nuklir berasal dari
perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam bentuk panas.
Makalah PLTN2005 7
Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir, yaitu
reaksi nuklir berantai tak terkendali dan reaksi nuklir berantai terkendali. Reaksi
nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir. Dalam peristiwa ini
reaksi nuklir sengaja tidak dikendalikan agar dihasilkan panas yang luar biasa
besarnya sehingga ledakan bom memiliki daya rusak yang maksimal. Agar reaksi
nuklir yang terjadi dapat dikendalikan secara aman dan energi yang dibebaskan
dari reaksi nuklir tersebut dapat dimanfaatkan, maka manusia berusaha untuk
membuat suatu sarana reaksi yang dikenal sebagai reaktor nuklir. Jadi reaktor
nuklir sebetulnya hanyalah tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali dapat
dilangsungkan. Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda
dengan reaksi berantai pada ledakan bom nuklir.
Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat
dilepaskan oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan sederhana.
Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir U235. Jumlah atom di dalam bahan bakar
ini adalah :
N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom U235.
Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir U235 disertai dengan pelepasan energi
sebesar 200 MeV, maka 1 g U235 yang melakukan reaksi fisi sempurna dapat
melepaskan energi sebesar :
E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV
Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana 1 MeV = 1.6 x
10-13 J, maka energi yang dilepaskan menjadi :
E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J
Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi energi
listrik, maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g U235 adalah :
E listrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J
Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat TV
dengan daya (P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g U235 selama :
Makalah PLTN2005 8
t = E listrik / P = 24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s
Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terus-menerus
tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut hanya dinyalakan selama
12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g U235 bisa dipakai untuk mensuplai
kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.
(Sumber: http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener36a.html, yang diakses
pada hari Sabtu, 10 September 2005)
2.2.2 Prinsip Kerja PLTN
Proses kerja PLTN sebenarnya hampir sama dengan proses kerja
pembangkit listrik konvensional seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),
yang umumnya sudah dikenal secara luas. Yang membedakan antara dua jenis
pembangkit listrik itu adalah sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan
suplai panas dari reaksi nuklir, sedang PLTU mendapatkan suplai panas dari
pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN.
Reaktor daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi,
sedang kelebihan neutron dalam teras reaktor akan dibuang atau diserap
menggunakan batang kendali. Karena memanfaatkan panas hasil fisi, maka
reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan
MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di
dalam PLTN adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi
dalam bentuk panas yang sangat besar.
2. Panas hasil reaksi nuklir tersebut dimanfaatkan untuk menguapkan air
pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe
reaktor nuklir yang digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan
energi gerak (kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator
sehingga dihasilkan arus listrik.
Makalah PLTN2005 9
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih,
boiling water reactor bisa mewakili PLTN pada umumnya, yakni setelah ada
reaksi nuklir fisi, secara bertubi-tubi, di dalam reaktor, maka timbul panas atau
tenaga lalu dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian uap panas masuk ke turbin
dan turbin berputar poros turbin dihubungkan dengan generator yang
menghasilkan listrik.
Reaktor Nuklir adalah suatu alat dimana reaksi berantai dapat
dilaksanakan berkelanjutan dan dikendalikan. Atau dengan kata lain reaktor nuklir
merupakan suatu wadah bahan-bahan fisi dimana proses reaksi berantai terjadi
terus menerus tanpa berhenti atau tempat terjadinya reaksi pembelahan inti
(nuklir). Bagian utama dari reaktor nuklir yaitu: elemen bakar (batang-batang
bahan bakar), perisai (perisai termal), moderator dan elemen kendali.
Bahan bakar yang digunakan didalam reaktor nuklir ada tiga jenis antara
lain :
- Uranium-235 (U235),
- Uranium-233 (U233),
- Plutonium-239 (Pu239).
Dari ketiga jenis bahan bakar diatas, yang paling sering digunakan sebagai bahan
bakar reaktor adalah Uranium-235 (U235).
Gambar 2.3, Reaksi Berantai Divergen.
(Sumber : penggerak mula turbin oleh Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME.
halaman 110)
Makalah PLTN2005 10
Reaksi fisi berantai terjadi apabila inti dari suatu unsur dapat belah
(Uranium-235, Uranium-233) bereaksi dengan neutron termal/lambat yang akan
menghasilkan unsur-unsur lain dengan cepat serta menimbulkan energi panas dan
neutron-neutron baru. Untuk mengendalikan reaksi berantai dalam reaktor nuklir
maka digunakanlah bahan yang dapat menyerap neutron, misalnya Boron dan
Cadmium. Yang bertujuan untuk mengatur kerapatan dari neutron. Dengan
mengatur kerapatan neutron ini maka tingkat daya raktor nuklir dapat ditentukan,
bahkan reaksi dapat dihentikan sama sekali (sampai 0) pada saat semua neutron
terserap oleh bahan penyerap.
Perangkat pengatur kerapatan neutron pada reaktor nuklir ini disebut
dengan elemen kendali. Jika elemen kendali disisipkan penuh diantara elemen
bakar, maka elemen kendali akan menyerap neutron secara maksimum sehingga
reaksi berantai akan dihentikan dan daya serap batang kendali akan berkurang bila
batang kendali ditarik menjauhi elemen bakar. Di sini pengendalian dilakukan
terhadap pelepasan dan penyerapan neutron selama berlangsungnya reaksi
berantai.
Neutron yang dilepaskan dalam suatu reaksi berantai dapat dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Meninggalkan material fisi.
2. Tidak berfisi, ditangkap oleh U238 membentuk Pu239.
3. Tidak berfisi, ditangkap oleh material batang kendali (control-rod).
4. Berfisi, ditangkap oleh U239 dan U233
Apabila jumlah nutron yang dilepaskan oleh proses fisi sama dengan
jumlah empat bagian nutron diatas, maka energi panas yang dihasilkan adalah
konstan. Atau sebaliknya jika jumlah nutron yang dihasilkan lebih kecil, maka
reaksi berantai akan berhenti. Apabila lebih besar, maka laju fisinya naik dan
menjadi tidak terkendali. Gambar dibawah menunjukkan skema sebuah reaktor
nuklir.
Makalah PLTN2005 11
Gambar 2.4, Skema reaktor nuklir
(Sumber : penggerak mula turbin oleh Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME.
halaman 115)
Komponen utama reaktor nuklir antara lain :
1. Inti reaktor
2. Moderator
3. Perisai Termal
4. Reflektor
5. Tangki Reaktor
6. Fluida Pendingin
7. Perisai Biologi
8. Batang-batang kendali
1. Inti reaktor : Dibuat dari batang-batang bahan bakar yang berisi
uranium alam, uranium yang dipercaya, plutoium,
atau U-233. Batang-batang bahan bakar tersebut
dapat dicampur dengan material-material tidak-
berfisi.
2. Moderator : Berfungsi untuk memperlambat kecepatan nutron
sehingga berkecepatan termal. Biasanya dibuat dari
granit yang membungkus bahan bakar, tetapi
mungkin juga air berat, air ringan (normal), atau
berilium. Moderator dapat juga dicampur dengan
bahan bakar.
3. Perisai Termal : Berfungsi menyerap radiasi (parikelb , nutron yang
Makalah PLTN2005 12
terlepas, dan sinar gamma) yang terjadi karena proses
fisi. Karena itu perisai menyelubungi inti reaktor,
biasanya dibuat dari besi, menyerap energi dan
menjadi panas.
4. Reflektor : Berfungsi untuk memantulkan kembali nutron yang
meninggalkan inti bahan bakar. Pada gambar diatas
menunjukkan bahwa tepi moderator juga berfungsi
sebagai reflektor, selain reflektor yang diletakkan di
dalam perisai termal dan menyelubungi inti reaktor.
5. Tangki Reaktor : Berfungsi untuk membungkus seluruh inti reaktor,
reflektor dan perisai termal. Dengan demikian tangki
reaktor membentuk pula saluran untuk mengatur
aliran pendingin melalui dan mengelilingi inti
reaktor.
6. Fluida
Pendingin
: Membawa panas yang dihasilkan dari proses fisi
untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai
pemanas air ketel pada pusat tenaga uap.
Menjaga agar bahan bakar reaktor dan
perlengkapannya ada pada temperature yang
diperbolehkan (aman dan tidak rusak).
7. Perisai Biologi : Membungkus reaktor untuk menahan dan
melemahkan semua radiasi yang mematikan sebagai
akibat dari proses fisi. Perisai biologi dapat dibuat
dari besi, timah hitam atau beton tebal dicampur
oksida besi.
8. Batang-batang
kendali
: Berfungsi mengendalikan proses fisi (pembangkitan
panas) di dalam reaktor, yaitu dengan menyerap
nutron berlebihan yang terjadi dari proses fisi.
Batang-batang kendali biasanya terbuat dari boron
atau hafnium yang dapat menyerap nutron.
(Sumber : penggerak mula turbin oleh Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME.
halaman 116-117).
Makalah PLTN2005 13
Gambar 2.5, Bentuk nyata dari inti reaktor.
(Sumber http://www.infonuklir.com/ yang diakses pada hari Jumat, 09
September 2005)
Gambar 2.6, Bentuk nyata dari batang-batang kendali
(Sumber http://www.infonuklir.com/ yang diakses pada hari Jumat, 09
September 2005)
2.2.3 Jenis-jenis Reaktor Nuklir
Teknologi PLTN dirancang agar energi nuklir yang terlepas dari proses
fisi dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam kehidupan sehari-hari.
PLTN merupakan sebuah sistim yang dalam operasinya menggunakan reaktor
daya yang berperan sebagai tungku penghasil panas. Dewasa ini ada berbagai
jenis PLTN yang beroperasi. Perbedaan tersebut ditandai dengan perbedaan tipe
reaktor daya yang digunakannya. Masing-masing jenis PLTN / tipe reaktor daya
Makalah PLTN2005 14
umumnya dikembangkan oleh negara-negara tertentu, sehingga seringkali suatu
jenis PLTN sangat menonjol dalam suatu negara, tetapi tidak dioperasikan oleh
negara lain. Perbedaan berbagai tipe reaktor daya itu bisa terletak pada
penggunaan bahan bakar, moderator, jenis pendinging serta perbedaan-perbedaan
lainnya.
Perbedaan jenis reaktor daya yang dikembangkan antara satu negara
dengan negara lain juga dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknologi yang
terkait dengan nuklir oleh masing-masing negara. Pada awal pengembangan
PLTN pada tahun 1950-an, pengayaan uranium baru bisa dilakukan oleh Amerika
Serikat dan Rusia, sehingga kedua negara tersebut pada saat itu sudah mulai
mengembangkan reaktor daya berbahan bakar uranium diperkaya. Sementara itu
di Kanada, Perancis dan Inggris pada saat itu dipusatkan pada program
pengembangan reaktor daya berbahan bakar uranium alam. Oleh sebab itu, PLTN
yang pertama kali beroperasi di ketiga negara tersebut menggunakan reaktor
berbahan bakar uranium alam. Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama
Inggris dan Perancis juga mengoperasikan PLTN berbahan bakar uranium
diperkaya.
(Sumber: http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener36a.html, yang diakses
pada hari Sabtu, 10 September 2005).
Macam-Macam Reaktor Nuklir
a. LWR : Light Water Reactor / Reaktor air Ringan.
! PWR : Presured Water Reactor / Reaktor Air Tekan.
! BWR : Boiling Water Reactor / Reaktor Air Mendidih.
b. HWR : Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat.
c. HTGR : High Temperatur Gas Reactor / Reaktor Gas
Suhu Tinggi.
d. LMFBR : Liquit Metal Fast Breder Reactor / Reaktor
Pembiak Cepat Logam Cair.
e. GCFBR : Gas Coold Fast Breder Reactor / Reaktor
Pembiak Cepat Pendingin Gas.
Makalah PLTN2005 15
f. LWBR : Light Water Breder Reactor / Reaktor Pembiak
Air Ringan.
g. SGHWR : Steam Generating Heavy Water Reactor /
Reaktor Air Berat Generator Uap.
h. MSBR : Molten Salt Breder Reactor / Reaktor Pembiak
Garam Meleleh.
Berikut ini adalah beberapa keterangan yang akan menjelaskan tentang
jenis-jenis dari reaktor nuklir, antara lain :
1. LWR (Light Water Reactor) / Reaktor air Ringan
Sebagian besar reaktor daya yang beroperasi dewasa ini adalah jenis
Reaktor Air Ringan atau LWR (Light Water Reactor) yang mula-mula
dikembangkan di AS dan Rusia. Disebut Reaktor Air Ringan karena
menggunakan H2O kemurnian tinggi sebagai bahan moderator sekaligus
pendingin reaktor. Reaktor ini terdiri atas Reaktor Air tekan atau PWR
(Pressurized Water Reactor) dan Reaktor Air Didih atau BWR (Boiling Water
Reactor) dengan jumlah yang dioperasikan masing-masing mencapai 52 % dan
21,5 % dari total reaktor daya yang beroperasi. Sedang sisanya sebesar 26,5 %
terdiri atas berbagai type reaktor daya lainnya.
a. PWR (Presured Water Reactor) / Reaktor Air Tekan
Reaktor Air Tekan juga menggunakan H2O sebagai pendingin
sekaligus moderator. Bedanya dengan Reaktor Air Didih adalah penggunaan
dua macam pendingin, yaitu pendingin primer dan sekunder. Panas yang
dihasilkan dari reaksi fisi dipakai untuk memanaskan air pendingin primer.
Dalam reaktor ini dilengkapi dengan alat pengontrol tekanan (pessurizer) yang
dipakai untuk mempertahankan tekanan sistim pendingin primer. Pada
pendigin primer memakai air dan dipanaskan inti sampai 600˚F tetapi air ini
tidak mendidih karena berada didalam bejana yang bertekanan tinggi (sebesar
2250 psi). Air in dimasukkan kedalam pembangkit uap (satu atau dua) dengan
tekanan 1000 psi, dan suhu 500˚F. Setelah melalui turbin uap dikembalikan ke
kondensor
Makalah PLTN2005 16
Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan
pemanas listrik dan penyemprot air. Jika tekanan dalam teras reaktor
berkurang, pemanas listrik akan memanaskan air yang terdapat di dalam
tangki pressurizer sehingga terbentuklah uap tambahan yang akan menaikkan
tekanan dalam sistim pendingin primer. Sebaliknya apabila tekanan dalam
sistim pendingin primer bertambah, maka sistim penyemprot air akan
mengembunkan sebagian uap sehingga tekanan uap berkurang dan sistim
pendingin primer akan kembali ke keadaan semula. Tekanan pada sistim
pendingin primer dipertahankan pada posisi 150 Atm untuk mencegah agar air
pendingin primer tidak mendidih pada suhu sekitar 300 ºC. Pada tekanan
udara normal, air akan mendidih dan menguap pada suhu 100 ºC.
Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistim
pembangkit uap sehingga terjadi pertukaran panas antara sistim pendingin
primer dan sistim pendingin sekunder. Dalam hal ini antara kedua pendingin
tersebut hanya terjadi pertukaran panas tanpa terjadi kontak atau percampuran,
karena antara kedua pendingin itu dipisahkan oleh sistim pipa. Terjadinya
pertukaran panas menyebabkan air pendingin sekunder menguap. Tekanan
pada sistim pendingin sekunder dipertahankan pada tekanan udara normal
sehingga air dapat menguap pada suhu 100 ºC. Uap yang terbentuk di dalam
sistim pembangkit uap ini selanjutnya dialirkan untuk memutar turbin.
Pada Reaktor Air Tekan perputaran sistim pendingin primernya
betul-betul tertutup, sehingga apabila terjadi kebocoran bahan radioaktif di
dalam teras reaktor tidak akan menyebabkan kontaminasi pada turbin. Reaktor
Air Tekan juga mempunyai keandalan operasi dan keselamatan yang sangat
baik. Salah satu faktor penunjangnya adalah karena reaktor ini mempunyai
koefisien reaktivitas negatif. Apabila terjadi kenaikan suhu dalam teras reaktor
secara mendadak, maka daya reaktor akan segera turun dengan sendirinya.
Namun karena menggunakan dua sistim pendingin, maka efisiensi thermalnya
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Reaktor Air Didih.
Makalah PLTN2005 17
Gambar 2.7, Diagram Alir Reaktor Air Tekan
(Sumber : penggerak mula turbin oleh Prof. Ir. Wiranto Arismunandar,
MSME. halaman 118)
Gambar 2.8, Diagram Alir Reaktor Air Tekan
(Sumber : Makalah PLTN oleh I Putu Suka Arsa, ST.MT)
Makalah PLTN2005 18
b. BWR (Boiling Water Reactor) / Reaktor Air Mendidih
Reaktor jenis ini menggunakan air biasa (H2O) sebagai moderator
maupun pendinginnya, sehingga termasuk kelompok reaktor air biasa / ringan.
Pada reaktor air didih ini, panas hasil fisi dipakai secara langsung untuk
menguapkan air pendingin dan uap yang terbentuk langsung dipakai untuk
memutar turbin. Turbin tekanan tinggi menerima uap pada suhu sekitar 290 ºC
dan tekanan sebesar 7,2 MPa. Sebagian uap diteruskan lagi ke turbin tekanan
rendah. Dengan sistim ini dapat diperoleh efisiensi thermal sebesar 34 %.
Efisiensi thermal ini menunjukkan prosentase panas hasil fisi yang dapat
dikonversikan menjadi energi listrik. Setelah melalui turbin, uap tersebut akan
mengalami proses pendinginan sehingga berubah menjadi air yang langsung
dialirkan ke teras reaktor untuk diuapkan lagi dan seterusnya. Dalam reaktor
ini digunakan bahan bakar U235 dengan tingkat pengayaannya 3-4 % dalam
bentuk UO2.
Gambar 2.9, Diagram Alir Reaktor Air Didih
(Sumber : penggerak mula turbin oleh Prof. Ir. Wiranto Arismunandar,
MSME. halaman 119)
Makalah PLTN2005 19
Gambar 2.10, Diagram Alir Reaktor Air Didih
(Sumber : Makalah PLTN oleh I Putu Suka Arsa, ST.MT)
2. HWR (Heavy Water Reactor) / Reaktor Air Berat
Reaktor ini mempergunakan air berat (D2O, D = Deuterium sebagai
moderatornya. Jenis reaktor ini sering disebut CANDU (Canada Deuterium
Uranium) dan dikembangkan oleh Atomic Energi Commission dari Kanada.
Bilamana pada reaktor air biasa moderator (H2O) berada dalam sebuah bejana,
pada reaktor ini moderatornya (D2O) berada didalam pipa-pipa tekanan yang
besar (calandria). Selanjutnya dapat pula dikemukakan, bahwa sebuah reaktor air
berat uranium dioksida alam (UO2) dapat dipakai sebagai bahan bakar. Reaktor ini
menggunakan bahan bakar uranium alam sehingga harus digunakan air berat yang
penampang lintang serapannya terhadap neutron sangat kecil. Seperti halnya
Reaktor Air tekan, Reaktor CANDU juga mempunyai sistim pendingin primer
dan sekunder, pembangkit uap dan pengontrol tekanan untuk mempertahankan
tekanan tinggi pada sistim pendingin primer. D2O dalam reaktor CANDU hanya
dimanfaatkan sebagai sistim pendingin primer, sedang sistim pendingin
sekundernya menggunakan H2O.
Dalam pengoperasian reaktor CANDU, kemurnian D2O harus dijaga
pada tingkat 95-99,8 %. Air berat merupakan bahan yang harganya sangat mahal
dan secara fisik maupun kimia tidak dapat dibedakan secara langsung dengan
Makalah PLTN2005 20
H2O. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha penanggulangan kebocoran D2O baik
dalam bentuk uap maupun cairan. Aliran ventilasi dari ruangan dilakukan secara
tertutup dan selalu dipantau tingkat kebasahannya, sehingga kemungkinan adanya
kebocoran D2O dapat diketahui secara dini.
Gambar 2.11, Diagram Alir Reaktor Air Berat
(Sumber : Makalah PLTN oleh I Putu Suka Arsa, ST.MT)
3. HTGR (High Temperatur Gas Reactor) / Reaktor Gas Suhu Tinggi
Reaktor Gas Suhu Tinggi adalah jenis reaktor yang menggunakan
pendingin gas helium (He) dan moderator grafit. Reaktor ini mampu
menghasilkan panas hingga 750 ºC dengan efisiensi thermalnya sekitar 40 %.
Panas yang dibangkitkan dalam teras reaktor dipindahkan menggunakan
pendingin He (sistim primer) ke pembangkit uap. Dalam pembangkit uap ini
panas akan diserap oleh sistim uap air umpan (sistim sekunder) dan uap yang
dihasilkannya dialirkan ke turbin. Dalam reaktor ini juga ada sistim pemisah
antara sistim pendingin primer yang radioaktif dan sistim pendingin sekunder
yang tidak radioaktif.
Elemen bahan bakar yang digunakan dalam Reaktor Gas Suhu Tinggi
berbentuk bola, tiap elemen mengandung 192 gram carbon, 0,96 gram U235 dan
10,2 gram Th232 yang dapat dibiakkan menjadi bahan bakar baru U233. Proses fisi
Makalah PLTN2005 21
dalam teras reaktor mampu memanaskan gas He hingga mencapai suhu 750 ˚C.
Setelah terjadi pertukaran panas dengan sistim sekunder, suhu gas He akan turun
menjadi 250 ºC. Gas He selanjutnya dipompakan lagi ke teras reaktor untuk
mengambil panas fisi, demikian seterusnya. Dalam operasi normal, reaktor ini
membutuhkan bahan bakar bola berdiameter 60 mm sebanyak ± 675.000 butir
yang diletakkan di dalam teras reaktor. Rata-rata setiap butir bahan bakar tinggal
di dalam teras selama enam bulan pada operasi beban penuh.
Gambar 2.12, Diagram Alir Reaktor Gas Suhu Tinggi
(Sumber : Makalah PLTN oleh I Putu Suka Arsa, ST.MT)
4. LMFBR (Liquit Metal Fast Breder Reactor) / Reaktor Pembiak Cepat Logam
Cair
Selain yang telah dipaparkan diatas reaktor juga ada yang berupa reaktor
pembiak cepat logam cair (LMFBR). Sistem dari reaktor ini adalah sejenis reaktor
cepat pendingin sodium dan programnya disempurnakan beberapa kali. Reaktor
ini adalah prototip daya 975-MWth (375 MWe) dan berguna untuk persediaan
listrik bagi kisi TVA. Dalam sistem ini, seperti halnya dalam setiap reaktor daya
pendingin-sodium, energi fisi di transfer ke sodium primer, dari sodium primer
kesodium di dalam loop sekunder didalam penukar gas menengah (IHX), dan
akhirnya ke sistem uap air.
Makalah PLTN2005 22
2.3 Dampak-dampak yang ditimbulkan dari adanya PLTN.
2.3.1 Dampak positif adanya PLTN
Dampak positif dari adanya PLTN ini, adalah dapat menghasilkan daya
listrik yang cukup besar sehingga pada saat terjadi beban puncak pemakaian daya
listrik, kita tidak perlu kuatir lagi akan adanya pemadaman bergilir.
1.3.2 Dampak negatif adanya PLTN
Reaktor nuklir sangat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa
manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh reaktor nuklir ini ada dua, yaitu :
a. Radiasi Langsung yaitu radiasi yang terjadi bila radio aktif yang dipancarkan
mengenai langsung kulit atau tubuh manusia.
b. Radiasi tak langsung adalah radiasi yang terjadi lewat makanan dan
minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun
media lainnya.
Baik radiasi langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi
fungsi organ tubuh melalui sel-sel pembentukannya. Organ-organ tubuh yang
sensitif akan dan menjadi rusak. Sel-sel tubuh bila tercemar radio aktif uraiannya
sebagai berikut: terjadinya ionisasi akibat radiasi dapat merusak hubungan antara
atom dengan molekul-molekul sel kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom
itu sendiri, mengubah fungsi asli sel atau bahkan dapat membunuhnya.
Pada prinsipnya, ada tiga akibat radiasi yang dapat berpengaruh pada sel,
antara lain :
a. Sel akan mati.
b. Terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan kanker.
c. Kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan memulai
proses bayi-bayi cacat.
Masalah lain juga ditimbulkan oleh limbah/sampah nuklir terhadap
tingkat kesuburan tanah limbah/sampah nuklir merupakan semua sisa bahan
(padat atau cair) yang dihasilkan dari proses pengolahan uranium, misalnya sisa
Makalah PLTN2005 23
bahan bakar nuklir yang tidak digunakan lagi, dan bersifat radioaktif, tidak bisa
dibuang atau dihilangkan seperti jenis sampah domestik lainnya (sampah organik
dan lain-lain.) Sampah nuklir ini harus ditimbun dengan cara yang paling aman.
Hal yang saat ini dapat dilakukan oleh manusia hanyalah menunggu sampai
sampah nuklir tersebut tidak lagi bersifat radioaktif, dan itu memerlukan waktu
ribuan tahun.
Selain itu ada 3 metode lain yang dapat digunakan untuk membuang
limbah radioaktif yaitu:
1. Pengenceran dan penyebaran (Dilute and Disprese): Limbah dengan
konsentrasi rendah dilepas ke udara, air atau tanah untuk diencerkan atau
dilarutkan sampai ke tingkat yang aman.
2. Penundaan dan Perusakan (Delay and Decay): Dapat digunakan untuk
limbah radioaktif dengan waktu paro (half-lives) relatif singkat. Zat-zat
tersebut disimpan dalam bentuk cair atau lumpur di dalam tangki. Setelah
10-20 kali waktu paronya, zat-zat tersebut mengalami perusakan atau
pmbusukan ke tingkat yang tidak berbahaya atau kemudian dapat
diencerkan dan disebarkan ke lingkungan.
3. Konsentrasi dan Pengepakan (Concentration and Containment):
digunakan untuk limbah radioaktif yang sangat toksik dengan dengan
waktu yang panjang. Limbah tersebut harus disimpan dalam puluhan,
ratusan bahkan ribuan tahun, tergantung dari komposisinya. Zat-zatnya
tidak hanya sangat radioaktif tapi juga bersuhu yang sangat panas.
(Sumber : Artikel Nuklir, Lingkungan & Masyarakat, Oleh: Haryanto
Kusnoputranto Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Peneliti Pusat
Penelitian Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Universitas Indonesia, yang
dimuat pada Harian Umum Suara Pembaruan 19 November 1994).
Makalah PLTN2005 24
Gambar 2.13, Para pekerja sedang menangani sampah Nuklir
(Sumber http://www.infonuklir.com/ yang diakses pada hari Jumat, 09
September 2005)
Gambar 2.14, Drum baja penyimpanan sampah Nuklir
(Sumber : http://www.voctech.org.bn/ , yang diakses pada hari
Kamis, 08 September 2005)
Gambar 2.15, tempat penyimpanan sampah Nuklir
(Sumber : http://www.voctech.org.bn/ , yang diakses pada hari
Kamis, 08 September 2005)
Makalah PLTN2005 25
Ada beberapa bahaya lain dari PLTN yang perlu dipertimbangkan, antara lain :
a. Kesalahan manusia (human error) yang bisa menyebabkan kebocoran,
yang jangkauan radiasinya sangat luas dan berakibat fatal bagi lingkungan
dan makhluk hidup.
b. Salah satu yang dihasilkan oleh PLTN, yaitu Plutonium memiliki hulu
ledak yang sangat dahsyat. Sebab Plutonium inilah, salah satu bahan baku
pembuatan senjata nuklir. Kota Hiroshima hancur lebur hanya oleh 5 kg
Plutonium.
c. Limbah yang dihasilkan (Uranium) bisa berpengaruh pada genetika. Di
samping itu, tenaga nuklir memancarkan radiasi radio aktif yang sangat
berbahaya bagi manusia
Tabel dibawah merupakan beberapa kecelakaan yang pernah terjadi pada
PLTN di beberapa lokasi Industri di dunia yang berkisaran pada tahun 1976 –
1986.
TAHUN LOKASI JENIS KECELAKAAN AKIBAT
10 Juli 1976 Seveso,
Italia
Ledakan zat kimia:
sejumlah 0,5-10 kg
Dioksin beracun tersebar
pada daerah seluas 18 km
persegi
Lebih dari 1000 orang
dievakuasi, tidak ada
kematian. Dioksin
merusak tubuh banyak
anak-anak dengan cara
merusak kulit. Salah
pengangkutan.
11 Juli 1978
San Carlos
de la Rapita,
Spanyol
Lori seberat 36 ton,
mengangkut gas
propylene menabrak
dinding perkemahan dan
meledak, menyebabkan
kobaran api setinggi 30
meter
215 orang meninggal
Makalah PLTN2005 26
25 Februari
1984
Cubatao,
Brazil
Sati pipa rusak dan
gasolin bocor kemudian
meledak menyebabkan
kebaran api raksasa.
Sekurang-kurangnya
500 orang meninggal
19 November
1984
Mexico
City,
Mexico
Container berisi gas cair
meledak di fasilitas
penyimpanan Ixhuatepec
San Juan
452 orang meninggal,
4248 orang luka.
Sekitar 1000 orang
hilang (diperkirakan
meninggal)
17 Desember
1984
Bhopal,
India
Gas beracun
Methilisocyanide bocor
dari pabrik petrokimia
yang memproduksi zat
untuk mengendalikan
hama serangga. Gas
menyebar ke daerah
seluas 40 km persegi
2500 orang meninggal,
2500 orang dalam
kondisi gawat,
150.000 orang dirawat
dirumah sakit. Akibat
jangka panjang:
kebutaan, kerusakan
mental permanen,
kerusakan ginjal dan
hati, dan tekanan
embrionik
25 April
1986
Chernobyl,
Uni Soviet
Lonjakan daya reaktor
terjadi pada PLTN
Chernobyl, menyebabkan
ledakan uap air,
kerusakan reaktor dan
kontaminasi yang besar
terhadap lingkungan oleh
zat radioaktif dari bahan
bakar yang rusak
31 orang meninggal,
203 orang diwawat di
rumah sakit akibat
radiasi yang akut,
135.000 orang
dievakuasi. Dosis
ekivalen efektif
diperkirakan 2,9 X 107
man rem pada daerah
Uni Soviet di Eropa
(Sumber : http://www.elektroindonesia.com/ diakses pada hari Sabtu, 10
September 2005)
Makalah PLTN2005 27
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa PLTN
merupakan suatu pembakit listik yang dapat menghasilkan daya listik yang cukup
besar dan tidak menghasikan limbah karena siklusnya tertutup. Tetapi dampak
negatif yang dihasilkan juga cukup besar, karena adanya radiasi yang bisa
ditimbulkan oleh zat radio aktif nuklir sangat membahayakan ekosistem yang ada
disekitarnya (termasuk manusia).
3.2 Saran dan harapan
Adapun beberapa saran yang penyusun dapat berikan bagi seluruh
pembaca makalah ini antara lain agar pembaca selalu mencari informasi-
informasi terkini yang berkaitan dengan PLTN, karena melihat beberapa dampak-
dampak diatas maka pembaca setidaknya dapat apakah disekitar kita layak
dibangun PLTN atau tidak.
Harapan terbesar penyusun agar makalah ini dapat berguna bagi
penyusun sendiri dan orang lain. Akhir kata penyusun “Tak ada gading yang tak
retak” . Kritik dan saran yang sifatnya membangun akan penyusun tampung demi
sempurnanya makalah ini.
Makalah PLTN2005 28
DAFTAR PUSTAKA
1. Archie, W. Culp Jr dan Darwin Sitompul, konversi energi. Patra proton
september 1996.
2. Arismunandar, Wiranto, penggerak mula turbin. ITB Bandung, 2004
3. Kadir, Abdul, pembangkit tenaga listrik. Universitas Indonesia, 1996.
4. Suka Arsa, I Putu, Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.
5. Tutorial dan artikel yang berkaitan dengan PLTN yang ada di:
- http://www.batan.go.id/ diakses pada hari Senin, 5 September 2005.
- http://www.elektroindonesia.com/ diakses pada hari Sabtu, 10
September 2005.
- http://www.infonuklir.com/ diakses pada hari Jumat, 09 September
2005.
- http://www.iptek.net.id/ diakses pada hari Sabtu, 10 September 2005.
- http://www.plnbali.co.id/ diakses pada hari Kamis, 08 September 2005.
- http://www.voanews.com/ diakses pada hari Senin, 5 September 2005.
- http://www.voctech.org.bn/ diakses pada hari Kamis, 08 September
2005.
- http://www.walhi.or.id/ diakses pada hari Sabtu, 10 September 2005.
- http://www.wikipedia.com/ diakses pada hari Jumat, 23 September
2005.
- http://www.wwf.or.id diakses pada hari Senin, 5 September 2005.
- Harian Umum Suara Pembaruan 19 November 1994
Makalah PLTN2005 29
LAMPIRAN
Makalah PLTN2005 25
LAMPIRAN 1 : DIAGRAM ALIR REAKTOR AIR TEKAN
(Sumber : penggerak mula turbin oleh Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME. halaman 118)
Makalah PLTN2005 26
(Sumber : Makalah PLTN oleh I Putu Suka Arsa, ST.MT)
Makalah PLTN2005 27
LAMPIRAN 2 : DIAGRAM ALIR REAKTOR AIR DIDIH
(Sumber : penggerak mula turbin oleh Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME. halaman 119)
Makalah PLTN2005 28
(Sumber : Makalah PLTN oleh I Putu Suka Arsa, ST.MT)
Makalah PLTN2005 29
LAMPIRAN 3 : DIAGRAM ALIR REAKTOR AIR BERAT
(Sumber : Makalah PLTN oleh I Putu Suka Arsa, ST.MT)
Makalah PLTN2005 30
LAMPIRAN 4 : DIAGRAM ALIR REAKTOR GAS SUHU TINGGI
(Sumber : Makalah PLTN oleh I Putu Suka Arsa, ST.MT)
Makalah PLTN2005 31
LAMPIRAN 5 : ARTIKEL
Indonesia Butuh Energi Alternatif Ramah Lingkungan
Sinar Harapan, Kamis, 19 Juni 2003 Jakarta, Sinar Harapan
Tidak bisa dibantah lagi, Indonesia butuh sumber energi alternatif.
Bagaimana tidak, berdasar laporan PT PLN, permintaan listrik terus meningkat
dari tahun ke tahun seiring dengan melonjaknya populasi manusia. Pada 2001,
terjadi kenaikan permintaan listrik sebesar 6,4 persen, disusul kemudian pada
2002 menjadi 12,8 persen. Diprediksi tahun 2010 mendatang kenaikan permintaan
rata-rata menjadi 9 persen setiap tahunnya.
Yang memprihatinkan, walau permintaan pasokan listrik terus
meningkat, sistem distribusinya tidak merata. ”Setengah dari seluruh rumah
tangga di Indonesia belum mendapat akses listrik,” ujar Yogo Pratomo, Stah Ahli
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam sebuah diskusi
mengenai energi alternatif di Jakarta, Selasa (17/6). Kondisi lain adalah sebagian
besar kebutuhan tenaga listrik di Indonesia dipasok dari pembangkit listrik
berbahan bakar fosil. Batubara masih menduduki peringkat tertinggi, yaitu 45
persen.
Gas alam menduduki tingkat kedua, yakni 27 persen. Sisanya dipasok
dari energi minyak sebesar 13 persen dan energi terbarukan 15 persen. Padahal
seperti kita tahu bahwa sumber energi fosil sangat terbatas jumlahnya. Sementara
itu, energi terbarukan ramah lingkungan yang populer dengan sebutan energi
hijau. Menurut Yogo, ini disebabkan energi hijau secara ekonomis tidak memiliki
nilai kompetitif dengan jenis energi lain. Namun, bukan berarti situasi ini
membuat pihak Departemen ESDM berkecil hati. Yogo menuturkan bahwa
penggunaan energi hijau akan terus dikembangkan dengan memberi insentif,
terutama untuk pemenuhan energi masyarakat pedesaan dan terpencil. Bahkan di
masa mendatang energi hijau seperti energi surya dan angin akan menggunakan
teknologi yang lebih ekonomis sehingga akan kompetitif jika dibanding dengan
energi konvensional. ”Di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang sudah
Makalah PLTN2005 32
mengembangkan energi angin terbukti bahwa energi ini bisa lebih murah empat
hingga enam persen dibanding yang konvensional,” sambung Yogo.
Energi Hijau
Di samping sekadar alasan hemat energi, energi hijau juga dibutuhkan
demi membangun lingkungan sehat bagi makhluk hidup. Kondisi Jakarta yang
dihuni 10 juta jiwa dengan 2,3 juta mobil dan 1,5 juta motor berseliweran setiap
hari terasa kian memburuk dari waktu ke waktu. Kendaraan bermotor yang
menghasilkan zat beracun seperti CO2, CO, HC, NOX, SPM dan debu seolah
tidak terkontrol. Angka-angka ini bisa dibandingkan dengan kondisi di Tokyo
yang dihuni 12 juta jiwa dengan jumlah mobil 4,5 juta buah dan satu juta motor.
Walau penduduk dan jumlah kendaraannya lebih sarat, di Tokyo sudah dikenal
lama penggunaan energi hijau, sehingga polusinya berkurang.
Hirobumi Ohira, ahli teknis dari Environmental Foundation sekaligus Manager
R&D Section of Aoki Science Institute Jepang menyebutkan bahwa di Jakarta
terjadi polusi sebesar 153 ton yang terdiri atas sejumlah zat beracun. CO2 memicu
pemanasan global dan banjir, CO berakibat sakit kepala bagi yang menghirup,
SOX menyebabkan pneumonia. Pada SOX dan NOX sendiri mengakibatkan
hujan asam dan banjir. ”Mereduksi kandungan polutan dalam bahan bakar sama
artinya dengan membuat mesin kendaraan bekerja efisien,” ujar Ohira dalam
kesempatan serupa. Ia juga berpendapat bahwa untuk mencapai reduksi polutan
yang ideal bisa melibatkan banyak pihak. Yang paling berkompeten adalah
pemerintah, sebab pemerintah punya wewenang menetapkan kebijakan. Pihak lain
adalah perusahaan pembuat mobil, perusahaan bahan bakar dan tentu saja
pemakai mobil. Dengan mengurangi kandungan polutan, bukan saja bidang
lingkungan yang diuntungkan. Menurut Ohira, bidang ekonomi juga mengambil
manfaat dari tindakan ini. Di AS misalnya, sejak menggunakan bahan bakar
ramah lingkungan terjadi peningkatan ekonomi sebesar 50 persen, ditambah lagi
dengan konsumsi bahan bakar yang justru menurun. Bagi mesin kendaraan sendiri
reduksi polutan berguna dalam perawatan mesin. Dengan bahan bakar berpolutan
rendah sama artinya dengan menghemat kinerja mesin kendaraan.
Energi hijau sesungguhnya tidak sulit ditemukan. Bahan bakar gas bumi yang
Makalah PLTN2005 33
disebut paling ramah lingkungan misalnya tersebar cukup banyak di seantero
Indonesia. Menurut Ir. Herman Usman, Kepala Divisi Pengambangan Usaha PT.
Perusahaan Gas Negara (PGN), cadangan gas bumi di Indonesia saat ini mencapai
176,6 TFC atau sebesar tiga kali lipat dari cadangan munyak bumi.
Pemanfaatannya sendiri sampai Desember 2002 telah mencapai 8,5 bilion
standard cubic feet per day (BSCFD) di mana 3 BSCFD dimanfaatkan untuk
konsumsi domestik, 5 BSCFD diekspor dalam bentuk LNG dan 0,5 BSCFD
diekspor dalam bentuk jaringan pipa. Yang terbesar bersumber di Kepulauan
Natuna, yakni 54,7 persen. Dari sumber gas alam ini sudah diekspor ke Malaysia
dan Singapura. Sedangkan sumber lain tersebar di Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Papua, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur.
Tenaga Nuklir
Walau jumlahnya melimpah, bukan berarti gas alam bisa dengan mudah
menjadi sumber energi pengganti minyak. Herman menyatakan, sebagian besar
permintaan terhadap energi berpusat di Pulau Jawa dan kota besar lain di
Sumatera dan Kalimantan Timur, di mana sumber gas bumi terletak jauh dari
pusat permintaan pasar. Selain itu, kesiapan pasar gas sering belum selaras dengan
kesiapan pasokan gas. ”Daya beli konsumen gas bumi dalam negeri masih
terbatas pada harga yang sesuai dengan nilai ekonominya,” tambah Herman.
Sumber energi alternatif lain adalah nuklir. Walau terdengar ”mengerikan” bagi
sebagian besar masyarakat, energi nuklir mau tak mau tetap menjadi alternatif.
Bahkan Soedyartomo Soentono, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
menyatakan bahwa energi nuklir berpotensi menekan pemakaian listrik hingga 18
persen dan bahan bakar sampai 8 persen. Pemakaian energi nuklir sebagai sumber
bahan bakar juga mampu mengurangi polutan CO2 sampai 8 persen. Unsur
radioaktif dalam nuklir punya peran cukup penting dalam teknologi biothermal
dan hidrogen. Mengapa nuklir disebut sebagai energi alternatif ramah lingkungan?
Pada dasarnya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) punya prinsip kerja yang
sama dengan pembangkit listrik konvensional. Bedanya, panas yang digunakan
untuk menghasilkan uap tidak diproduksi dari pembakaran bahan fosil, tapi dari
Makalah PLTN2005 34
reaksi pembelahan inti bahan fosil seperti uranium. Tenaga panas tersebut
digunakan untuk membangkitkan uap dalam sistem pembangkit uap. Selanjutnya,
sama pada pembangkit listrik konvensional, uap digunakan menggerakkan turbin
sebagai pembangkit tenaga listrik. Proses pembangkitan listrik ini tidak
melepaskan asap atau debu yang mengandung logam berat berbahaya bagi
lingkungan. (sumber : http://www.wwf.or.id/ diakses pada hari Senin, 5
September 2005)
Makalah PLTN2005 35
LAMPIRAN 6 : ARTIKEL
Penolakan Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia
(Muria dan Madura)
Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan telah menandatangani kontrak
untuk pembangunan PLTN di Indonesia. Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN) bekerjasama dengan Korean Hydro Nuclear Power Co. LTD, (KHNP)
telah menandatangani kesepakatan kerjasama terkait rencana pembangunan
PLTN Muria. Sebelumnya sejak tahun 80-an pihak NewJEC, sebuah anak
perusahaan dari Mitsubitshi Heavy Industries, di Osaka, Jepang, telah
menandatangani kontrak untuk membangun dan melakukan studi kelayakan di
Jepara. Perkembangan selanjutnya pihak KHNP yang sebetulnya adalah anak
perusahaan dari KEPCO Korea mendapatkan kontrak untuk melakukan feasibility
study (studi kelayakan) dan pembangunan PLTN di Jepara. PLTN Muria menurut
rencana akan dibangun mulai tahun 2011 dengan kapasitas 6000 MW. PLTN ini
menggunakan teknologi yang saat ini banyak dipakai di dunia yaitu PWR
(Pressurized Water Reactor) yang sementara ini dinilai aman oleh beberapa pihak.
Studi kelayakan yang dilakukan oleh NewJEC maupun nantinya oleh KHNP,
tidak memperhitungkan posisi Jepara yang memiliki gunung Muria yang saat ini
tidak aktif. Bencana akan lebih besar apabila pada saat PLTN beroperasi, gunung
Muria kembali aktif. Resiko semacam ini selalu diabaikan walaupun sejarah
gunung berapi menunjukkan bahwa mereka bisa aktif lagi. Dari pemantauan di
lapangan, studi kelayakan yang dilakukan oleh pihak NewJEC sangatlah
sedaerhana dan memungkinkan adanya kesalahan penghitungan yang bisa
mengakibatkan bencana di tanah air.
Daerah calon tapak proyek pembangunan PLTN Muria terletak di area
perkebunan kakao di Ujung Lemah Abang, Ujung Watu dan Ujung Genggrengan
di Kecamatan Bangsri dan Keling kabupaten Jepara Jawa Tengah. Lokasi calon
tapak proyek terletak di tanah milik negara. Hal ini sengaja dilakukan untuk
menghindari penolakan dari masyarakat sekitar terhadap proses ganti rugi yang
selama ini selalu merugikan masyarakat. Beberapa waktu lalu pihak NewJEC juga
Makalah PLTN2005 36
melakukan feasibility study dan kelihatannya masih banyak kekurangan
masyarakat tidak banyak diperdebatkan dalam hasil feasibility study tersebut.
Sementara ini, BATAN sedang mengusahakan untuk membuat regulasi yang
mengacu pada UU No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaga-Nukliran.
Persoalan timbul karena dalam UU Ketenaga-Nukliran disebutkan
bahwa segala keputusan tentang ketenaganukliran ada di tangan Presiden.
Sementara saat ini peran pemda sangat dominan dalam pengambilan keputusan.
Konflik kepentingan dan rancunya UU yang dibuat sebelum era otonomi daerah
akan menjadi besar dalam beberapa tahun ke depan. Sementara itu, titik lemah
dari otonomi daerah untuk proyek PLTN yang hanya mengacu pada keputusan
daerah akan mengakibatkan bencana bawaan kepada daerah sekitar termasuk
wilayah Indonesia. Apabila terjadi kecelakaan PLTN di Indonesia, maka
radiasinya akan sampai ke negara-negara tetangga sehingga PLTN bukan hanya
isu lokal tapi juga nasional bahkan internasional.
Pada tanggal 10 Oktober 2001 BATAN bersama KAERI (Korean
Atomic Energy Research Institute) telah menandatangani Memorandum of
Understanding (MoU) sebesar 200 juta dollar untuk studi kelayakan (feasibility
study) berkaitan dengan rencana pembangunan PLTN Madura tahun 2008[1] yang
diharapkan beroperasi pada tahun 2015. PLTN yang akan dikembangkan di
Madura adalah PLTN SMART (System Modular Advanced Reactor) 2 unit @
100 MW. PLTN ini menggunakan teknologi desalinasi (proses penyulingan air
laut menjadi air tawar) yang akan menghasilkan listrik 200 MW, air bersih 4000
m3/hari dan air laut tua yang akan dengan mudah diolah menjadi garam. PLTN
SMART yang akan dikembangkan di Madura hingga saat ini belum mendapatkan
sertifikat jaminan keamanan internasional dari IAEA (International Atomic
Energy Agency). Korea Selatan sedang mengembangkan PLTN kecil ini yang
diharapkan selesai tahun 2005 dan segera mendapatkan sertifikat keamanan
internasional sehingga pada tahun 2008 dapat dikembangkan di Madura.
Sebagaimana telah disebutkan, PLTN SMART yang akan dibangun di
Madura menggunakan teknologi desalinasi. Proses ini akan menghasilkan air
bersih dan garam yang berasal dari penyulingan air laut. Dengan bahan baku air
laut ini, sumber air di Madura tidak akan terganggu. Air laut itu juga akan
Makalah PLTN2005 37
digunakan untuk mendinginkan reaktor yang di dalamnya bersuhu 5000 derajad
celcius. Setelah itu air akan dibuang ke laut [2]. Bencana besar akan menimpa
konsumen pemakai air tawar yang dihasilkan dari kombinasi PLTN dan proses
Desalinasi. Radiasi nuklir akan dengan mudah menyebar dalam air tawar dari
proses tersebut dan konsumen akan tercemar oleh radiasi nuklir. Banyak pihak
yang menyayangkan proses ini Karena akan membahayakan lingkungan.
KHNP yang akan membangun PLTN itu bukanlah perusahaan yang
tanpa cacat dalam pengoperasian PLTN di negaranya sendiri. Banyak kasus
kebocoran dan kegagalan yang terjadi dari 16 reaktor PLTN yang dimiliki oleh
KHNP. Di Korea sendiri mereka masih memiliki dua buah PLTN yang dalam
proses pembangunan. Berita terakhir yang kami terima dari kawan-kawan di
KFEM sebuah organisasi anti nuklir yang kuat di Korea Selatan menyebutkan
kutipan di bawah ini:
I heard about the plan of KHNP (Korean Hydro Nuclear Power) about
Indonesia for changing sea water into fresh water recent. It's so terrible plan!!!!
The reactors must be Korean style. They are so troublesome here.
Before official operation, the 7 parts (thermal sleeves, safety devices) of
8 were broken away and the inside of reactor was damaged in two reactors
(YoungGwang 5th, 6th) that are all of Korean style reactors in the end of 2003.
And KHNP didn't know for 1 year the situation and don't know the reason still
now. And the radioactive substances were leakage for 5 days from first system to
2nd system and contaminated buildings where persons are working in
YoungGwang 5th, 22nd Dec. 2003. But they didn't know that and the substances
got away to sea with 3,500 ton waste water. They don't know the reason still now
too. Korean style reactor is very danger. So, Chinese government doesn’t in mind
korean style reactor in their new NPP plan.
Artinya :
Di PLTN Young Gwang 5 dan 6 pada akhir tahun 2003 terjadi
kecelakaan justru sebelum dioperasikan. 7 bagian dari 8 bagian batang thermal[3]
dan peralatan keselamatan rusak di dalam reaktor. Radioaktif bocor selama 5 hari
Makalah PLTN2005 38
dari sistem pertama ke sistem yang kedua dan mengontaminasi bagunan-bangunan
di PLTN Young Gwang 5 pada tanggal 22 Desember 2003. Pihak pengelola
PLTN tidak mengetahui adanya kebocoran dan bahan radio aktif tersebut
bercampur dengan 3.500 ton limbah air (yang sebelumnya masuk ke reaktor
sebagai pendingin) dan masuk ke perairan pantai di Korea. PLTN model Korea
sangat berbahaya sehingga pemerintah China saja tidak menginginkan PLTN
model Korea dibangun di China.
Menyoal kembali rencana Pembangunan PLTN Muria dan Madura, kita sepakati
beberapa catatan dalam press conference ini, yaitu:
Tidak ada transparansi informasi dalam rencana pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Muria yang meliputi 3 Kabupaten di
Wilayah Gunung Muria maupun PLTN Madura di kecamatan Sokobanah dan
Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura. Sosialisasi yang dilakukan oleh BATAN
melalui institusi Perguruan Tinggi, seperti Lembaga Penelitian Sosial Budaya
Universitas Diponegoro dalam rencana pembangunan PLTN Muria dan
Sosialisasi PLTN Madura oleh Lembaga Penelitian Masyarakat (LPM)
Universitas Brawijaya bekerjasama dengan 4 Perguruan Tinggi di Madura
(Universitas Trunojoyo di Bangkalan, STKIP PGRI di Sampang, Universitas
Madura di Pamekasan dan Universitas Wiraraja di Sumenep) lebih banyak
menyampaikan manfaat nuklir dan menutupi bahaya PLTN.
Keterlibatan masyarakat dalam proses sosialisasi hanya menjadi alat
legitimasi. Ini terjadi di 3 kabupaten wilayah Muria Jawa Tengah dan Pulau
Madura di Jawa Timur yang mengindikasikan bahwa proyek ini direncanakan
secara sembarangan.
Tidak adanya jaminan 100% atas keamanan reaktor yang hanya
berumur 30-50 tahun. Dengan tingkat bahaya pembuangan limbah radio aktif
ribuan tahun oleh pemerintah sekarang atau rezim manapun ketika persoalan
bahaya, siapakah yang berani menjamin keamanan PLTN? Sehingga menurut
kami, ada beberapa hal yang harus dilakukan: Menolak rencana pembangunan
PLTN di Indonesia. Memprioritaskan penelitian dan penggunaan energi alternatif
yang aman, bersih dan ramah lingkungan. Ini mengingat ketersediaan sumber
Makalah PLTN2005 39
daya alam di Indonesia masih cukup besar dan masih dapat dimanfaatkan lagi
dengan asas keseimbangan lingkungan dan keadilan bagi masyarakat.
Menggunakan energi listrik secara efisien sehingga mampu mendorong distribusi
energi yang adil bagi masyarakat miskin. Langkah ini merupakan prioritas yang
harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini dan bukan memberi subsidii
untuk masyarakat yang kaya (sektor industri).
Demikian pernyataan kami, terima kasih !!!
MANI (Masyarakat Anti Nuklir Indonesia)
WALHI Jawa Tengah
WALHI Jawa Timur
AM2PN (Aliansi Masyarakat Madura Pemerhati Nuklir)
(sumber : http://www.walhi.or.id/ diakses pada hari Sabtu, 10 September 2005)
Makalah PLTN2005 40
LAMPIRAN 7 : ARTIKEL
Menjadikan PLTN agar siap operasi di Jawa-Bali tahun 2016 ?
BPPT - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Batan - Badan
Tenaga Atom Nasional mengemukakan kepada Pemerintah agar
mempertimbangkan beroperasinya pembangkit listrik tenaga nuklir ( PLTN ) guna
memasok kebutuhan energi listrik se Jawa-Bali pada tahun 2016, dan satu dekade
selanjutnya jika memungkinkan untuk membangun PLTN di luar Jawa-Bali.
Pilihan penyediaan listrik tenaga nuklir dikehendaki dapat masuk kedalam
skenario Power Mix untuk masa depan yang persiapan pra-konstruksi sudah perlu
dimulai pada waktu dekat..
Rencana Pemerintah menjadikan PLTN sebagai pilihan sumber daya
energi untuk menghadapi krisis listrik di masa mendatang haruslah ditanggapi
dengan hati-hati oleh semua pihak. Pembangkit nuklir hendaknya tetap menjadi
pilihan paling akhir dalam kerangka skenario penyediaan kebutuhan energi
nasional dengan dengan memprioritaskan pengembangan energi terbarukan,
energi fosil yang lebih ramah lingkungan dan bersih., selain kebijakan energi yang
berwawasan keadilan bagi segenap masyarakat, demikian terungkap menurut
Berita BPPT dari forum seminar "Penerapan Teknologi dalam Pencegahan
Kecelakaan Industri" di Puspiptek Serpong pada akhir Desember y.l. Pilihan
pembangunan PLTN untuk penyediaan tanaga listrik nasional harus dicermati dari
berbagai aspek, yaitu aspek teknologi, keamanan dan dampak lingkungan, aspek
sosial budaya, disamping tentunya kesiapan sumber daya nasional dalam
mengoperasikan fasilitas tsb nantinya.
Sebagai akibat salah urus dan inefisiensi PLN dalam perancangan pada
masa lalu, yang diperparah dengan kondisi krisis ekonomi berkepanjangan yang
menghimpit Indonesia sejak 1998 sampai sekarang yang menjadikan minimnya
alokasi anggaran Pemerintah yang tersedia untuk biaya pemeliharaan infra
struktur dan jaringan listrik yang telah dibangun, maka penyediaan listrik untuk
Jawa-Bali menjadi terancam krisis giliran pemadaman listrik mulai tahun 2004.
Sebagian besar pasokan sumber energi listrik di Jawa-Bali bersumber dari
Makalah PLTN2005 41
pembangkit listrik tenaga air dan pembangkit dengan sumber energi bahan bakar
minyak / gas. Kapasitas terpasang PLN untuk melayani listrik Jawa-Bali pada
tahun 2002 adalah sekitar 18.000 MW, dengan kondisi beban puncak sekitar
13.7000 MW.
Sementara ini PLN hanya mampu memenuhi permintaan kurang dari
50% kebutuhan permintaan listrik khususnya di Jawa-Bali yang pertumbuhannya
7%-10% per tahun. Dengan tingkat konsumsi energi listrik nasional berjalan
tumbuh di atas 7% per tahun serta semakin menipisnya ketersediaan cadangan
tambang BBM dan gas bumi di Indonesia ditambah dengan semakin terbatasnya
keberadaan wilayah aliran sungai di P.Jawa yang dapat dimanfaatkan menjadi
PLTA, suka atau tidak suka, maka pencarian akan sumber daya energi alternatif
termasuk didalamnya pembangunan PLTN, memang mesti telah dipikirkan
matang-matang sejak sekarang.
Prakiraan perbandingan per Kwh biaya pengadaan listrik dengan sumber
energi geotermal dengan pembangkit dengan BBM adalah $ 0.045 : $ 0.05.
Sedang biaya listrik dengan sumber energi nuklir bernilai 2 kali lipat lebih mahal
yakni $ 0.1 - $ 0.14 per Kwh.
Sekitar tahun 1995/1996 ketika Menristek dijabat oleh Dr. B.J. Habibie
sempat timbul reaksi publik yang luar biasa hebat dalam menentang rencana
Pemerintah yang tengah mulai menyiapkan rencana pembangunan PLTN
berkapasitas 600 MW di Semenanjung Muria, Kab. Demak, Jawa Tengah. Setelah
dapat menimba pelajaran yang amat berharga dari pengalaman pada masa lampau,
maka kini Menristek /Ka. BPPT selaku pihak yang paling bertanggungjawab
dalam menentukan garis kebijakan tentang pembangunan PLTN, tentulah dapat
menetapkan kebijakan teknologi yang tepat sasaran demi kepentingan nasional
pada masa mendatang (sumber : http://www.iptek.net.id/ diakses pada hari Sabtu,
10 September 2005)
Makalah PLTN2005 42
LAMPIRAN 8 : DISKUSI PRESENTASI
A. Pertanyaan-pertanyaan
1. Prinsip kerja yang mana yang termasuk proses fisi dan fusi? (Kertayasa)
2. Apakah yang dimaksud dengan inti bermassa berat dan inti bermassa
ringan? (Sugianta Sangging)
3. Bagaimanakah caranya mengendalikan suatu reaktor nuklir secara
berurutan? (Dony Suwidhia)
4. Sebutkan Persyaratan penempatan PLTN? (Wian Suaryadi)
5. Reaksi fusi adalah reaksi umum yang meminyaki matahari dan telah
dipakai dibumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar didalam
termonuklir atau bom hydrogen. Apakah yang dimaksud dengan
meminyaki pada reaksi tersebut? (Suhardana)
6. Pada dampak negatif terjadi radiasi tetapi pada dampak positif dituliskan
PLTN tidak menghasilkan limbah karena siklus tertutup? Mengapa? (Beni
Aryadi) (makalah saat belum direvisi).
7. Bagaimana caranya memperoleh Uranium? (Hermawan)
8. Berapakah daya listrik yang dihasilkan oleh PLTN? (Timor Hartawan)
B. Jawaban
1. Yang termasuk proses fisi dan fusi dari prinsip kerja reaktor diatas adalah
seluruh reaktornya. Karena Reaktor Nuklir pada prinsip kerjanya
menggunakan proses fisi dan fusi dimana didalam reaktor terjadi suatu
reaksi berantai yang dapat dilaksanakan berkelanjutan dan dikendalikan.
Atau dengan kata lain reaktor nuklir merupakan suatu wadah bahan- bahan
fisi dimana proses reaksi berantai terjadi terus menerus tanpa berhenti atau
tempat terjadinya reaksi pembelahan inti (nuklir) atau dikenal dengan
reaksi fisi berantai yang terkendali. Selain itu, juga terjadi proses fusi
nuklir (reaksi termonuklir) dimana didalam reaktor terjadi proses
bergabungnya dua buah inti atom yang akan membentuk inti atom yang
lebih besar dan melepaskan energi.
Makalah PLTN2005 43
2. Yang dimaksud dengan inti bermassa berat dan inti bermassa ringan pada
proses fusi nuklir adalah
- Inti bermassa berat adalah suatu inti senyawa yang terangsang
terbelah menjadi dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk
isi, dan produk ini disertai oleh dua atau tiga neutron dan radiasi
fisi gamma.(inti bermassa berat jumlah neutronnya adalah dua atau
tiga neutron).
- Inti bermassa ringan adalah (kebalikan dari inti bermassa berat)
dimana produk isinya hanya disertai oleh satu neutron saja.
3. Cara mengendalikan suatu reaktor nuklir secara berurutan adalah dengan
mengendalikan reaksi berantai yang ada didalam reaktor nuklir dengan
menggunakan bahan yang dapat menyerap neutron, misalnya Boron dan
Cadmium. Yang bertujuan untuk mengatur kerapatan dari neutron. Dengan
mengatur kerapatan neutron ini maka tingkat daya raktor nuklir dapat
ditentukan, bahkan reaksi dapat dihentikan sama sekali (sampai 0) pada
saat semua neutron terserap oleh bahan penyerap.
4. Persyaratan penempatan PLTN (secara umum) antara lain:
- Dekat dengan sumber mata air.
- Sarana dan prasarana pendukung mudah didapat.
5. Reaksi fusi adalah reaksi umum yang meminyaki matahari dan telah
dipakai dibumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar didalam
termonuklir atau bom hydrogen. Yang dimaksud dengan meminyaki pada
reaksi tersebut adalah Meminyaki sama artinya dengan menyelimuti. Jadi
Reaksi fusi yang dimaksud adalah reaksi umum yang menyelimuti
matahari dan telah dipakai dibumi untuk melepaskan energi dalam jumlah
yang besar didalam termonuklir atau bom hydrogen.
6. Pada dampak negatif terjadi radiasi tetapi pada dampak positif dituliskan
PLTN tidak menghasilkan limbah karena siklus tertutup artinya PLTN
Makalah PLTN2005 44
tidak akan menghasilkan suatu limbah apapun yang akan langsung
dibuang begitu saja pada alam semesta, selain itu limbahnya juga bukan
berbentuk zat padat, cair dan gas. Karena limbah yang dihasilkan adalah
limbah/sampah yang bersifat radioaktif atau yang berupa radiasi. Oleh
karena itulah penyusun memasukkan memasukkannya kedalam dampak
positif.
7. Uranium dapat diperoleh dengan cara melakukan penambangan pada
daerah-daerah tertentu dimana daerah tersebut mempunyai kandungan
uranim yang cukup tinggi.
8. Besar daya listrik yang dihasilkan oleh PLTN sangat besar, sama seperti
pembangkit listrik lainnya (misal : PLTU) pada setiap generatornya bisa
menghasilkan energi listrik sebesar 150MW, 400MW, dan seterusnya.
Top Related