Oleh :
Dr. MOCH. ISMAIL
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTBDisampaikan pada Pertemuan………
PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
* Luas Area : 20.153,10 Km2* Terdiri dari P. Lombok & Sumbawa * Demografi :
Jumlah Penduduk : 4.143.292 Jiwa.kepadatan pddk : 205,59/km2
Jumlah Penduduk Per Kabupaten :- Lombok Barat : 743.484- Lombok Tengah : 793.440- Lombok Timur : 1.033.669- Sumbawa : 390.172- Sumbawa Barat : 89.676- Dompu : 206.174- Bima : 410.682
- Kota Mataram : 356.748- Kota Bima : 119.247
Roadmap Indikator Pokok Kesehatan Provinsi NTB
2013-2015
Upaya KondisiSaat ini
Target Renstra -
NTB 2013
Target MDGs –NTB
2015
Menurunkan Angka 72 42 -Menurunkan Angka Kematian Bayi
72 (2007)
42 -
Menurunkan Angka Kematian Balita (Goal 4.a)
103 (2003)
- 68
Menurunkan Angka Kematian Ibu (Goal 5.a)
320 (2006)
260 240
Sasaran MDGs Provinsi NTB 2015
• Peserta KB Aktif (CPR) = 85 %
• Periksa kehamilan lengkap (K4) = 100 %
• Persalinan oleh tenaga kes. = 90 %
• Kunjungan Neonatal 1 = 95 %• Kunjungan Neonatal 1 = 95 %
• Pelayanan kesehatan Bayi = 95 %
• Pelayanan Kesehatan anak balita = 90 %
• Puskesmas mampu PONED = 100 %
• Rumah Sakit mampu PONEK = 100 %
DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN
TERKAIT KESEHATAN IBU DAN ANAK
NO KAB/KOTA Dr. Pusk
DSOG DSA Bidan Pusk Bidan Di Desa
1 Kota Mataram 21 6* 6* 41 23
2 Kab. Lobar 26 1 0 59 99
3 Kab. Loteng 29 1 2 43 105
4 Kab. Lotim 20 2 1 91 1104 Kab. Lotim 20 2 1 91 110
5 K S B 9 - - 23 49
6 Kab. Sumbawa 34 1 1 53 111
7 Kab. Dompu 9 1 1 27 48
8 Kab. Bima 22 1 1 19 91
9 Kota. Bima 14 0 0 22 52
TOTAL NTB 183 13 12 378 688
* Termasuk RSU Mataram
DISTRIBUSI SARANA KESEHATAN
NO KAB/KOTA RS* PUSKESMAS
1 Kota Mataram 6 9
2 Kab. L Barat 1 15
3 Kab. L Tengah 2 23
4 Kab. L Timur 1 29
5 Kab. L Utara 0 5
5 Kab. S Barat 0 8
6 Kab. Sumbawa 1 24
7 Kab. Dompu 1 9
8 Kab. Bima 2 20
9 Kota. Bima 0 5
TOTAL NTB 14 147
* Termasuk RS TNI/POLRI & SWASTA
No Kabupaten/Kota Jumlah Puskesmas
Puskesmas yg pernah dilatih PONED
Puskesmas yg mampu PONED
1 Mataram 9 3 3
2 Lombok Barat 15 4 3
Lanjutan…….
3 Lombok Tengah 23 9 9
4 Lombok Timur 29 5 4
5 Lombok Utara 5 1 1
6 Sumbawa Barat 8 4 4
7 Sumbawa 24 5 5
8 Dompu 9 5 0
9 Bima 20 4 4
10 Kota Bima 5 4 0
147 44 33
Jumlah Kematian Ibu Tahun 2005 s/d 2010
NO KAB/KOTA 2005 2006 2007 2008 2009 JUNI
2010
1 Kota Mataram 3 4 0 5 14 3
2 Kab. Lobar 21 22 19 20 18 13
3 KLU 0 0 0 0 8 3
4 Kab. Loteng 15 15 14 18 13 7
5 Kab. Lotim 17 17 16 15 35 245 Kab. Lotim 17 17 16 15 35 24
6 K S B 0 2 0 2 4 2
7 Kab. Sumbawa 12 10 19 10 12 7
8 Kab. Dompu 15 9 11 3 4 0
9 Kab. Bima 17 14 10 13 9 8
10 Kota. Bima 8 4 6 6 4 2
TOTAL NTB 108 97 95 92 121 69
DIAGRAM PENYEBAB KEMATIAN IBU/ MATERNAL DI NTB
TAHUN 2009
Ket. Kasus lain-lain :post partum dgn retensio urine,gagal nafas,jantung, malaria, sesak,asma, decomp, DBD.
KEMATIAN NEONATAL ( 0 s/d 28 hr )
TAHUN 2005 s/d JUNI 2010
NO KAB/KOTA 2005 2006 2007 2008 2009 Juni 2010
1 Kota Mataram 32 34 29 23 38 10
2 Kab. Lobar 86 125 165 183 117 82
3 KLU 0 0 0 0 28 16
4 Kab. Loteng 188 143 174 204 146 69
5 Kab. Lotim 208 190 291 234 235 168
6 K S B 0 16 29 18 35 21
7 Kab. Sumbawa 21 68 87 93 83 36
8 Kab. Dompu 86 43 63 36 37 17
9 Kab. Bima 38 52 59 135 86 47
10 Kota. Bima 30 12 23 20 19 19
TOTAL NTB 689 683 920 946 824 485
DIAGRAM PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL TAHUN 2009
11
PENDEKATAN TERPADU BAGI
PERBAIKAN PELAYANAN KLINIS
PERSIAPAN :
• Pemetaan situasi pelayanan klinis terkait MPS di NTB di provinsi.
• Pemetaan situasi pelayanan klinis di 5 kabupaten/kota di kabupaten.
• Pemilihan puskesmas yang akan dilatih serta komposisi tim di masing-
masing tim puskesmas; kriteria disusun bersama dan penentuan
puskesmas dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kotapuskesmas dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
1. Pelatihan tim PONED di NTB oleh P2KS
2. Diseminasi daftar standar peralatan, obat dan bahan habis pakai yang harus tersedia di puskesmas dengan pelayanan PONED di dinas kesehatan. Penyediaan peralatan, obat dan bahan habis pakai dilakukan oleh dinas kesehatan dengan dana pemerintah (APBD & APBN)
PELAKSANAAN (1)
APBN)
3. Advokasi ke bagian perencanaan dan farmasi mengenai kebutuhan peralatan, obat dan bahan habis pakai yang dibutuhkan bagi pelayanan PONED di puskesmas dan APN bagi bidan polindes.
4. Keberadaan SOP (ie. Bagan dinding Algoritme klinik) untuk 3 kasus kegawatan obstetrik dan 2 kasus kegawatan bayi baru lahir dimasukkan ke dalam check list supervisi pelayanan KIA
PELAKSANAAN (2)
• Pelatihan PONED :
– Peserta : tim Puskesmas @ 3 orang (Dokter, Bidan dan
Perawat)
– 12 orang per angkatan
• Tempat pelatihan : P2KS Mataram• Tempat pelatihan : P2KS Mataram
• Lama pelatihan : 7 hari (seminggu) terdiri dari 14 sesi.
• Magang : 14 hari di RS
14 Sesi Pelatihan PONED
1.Partograf
2.Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Medik
3.Perdarahan pada Kehamilan Muda (Abortus)
7.Infeksi Nifas
8.Bayi Berat Lahir Rendah
9.Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
10.Gangguan Nafas pada Bayi Baru LahirMuda (Abortus)
4.Perdarahan Postpartum
5.Preeklampsia dan Eklampsia
6.Persalinan macet (Distosia)
Baru Lahir
11.Kejang pada Bayi Baru Lahir
12.Infeksi Neonatal
13.Rujukan dan transportasi
14.Persiapan umum sebelum tindakan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal
Evaluasi dan Monitoring
• Evaluasi Paska Pelatihan di Lombok Barat, Kota Mataram dan
Sumbawa Barat melibatkan P2KS, Dikes dan IBI
• Monitoring kemampuan puskesmas PONED dalam
melaksanakan ke 6 signal fungsinya + 2 kemampuan dalam
penanganan BBL melalui observasi dan laporan kasus sebelum penanganan BBL melalui observasi dan laporan kasus sebelum
dan sesudah pelatihan
• Supervisi 2 kali setahun guna memastikan sarana pendukung
untuk pelayanan PONED terpenuhi
Signal Fungsi PONED Ya Tdk
1 Pemberian Antibiotik parenteral
2 Pemberian Oxytocin parenteral
3
Pemberian anticonvulsant parenteral untuk
Pre -eclampsia and eclampsia
4 Melakukan manual removal of placenta
5 Melakukan pengeluaran produk yang tersisa
dari uterus (kuretase)
6 Melakukan asistensi persalinan pervaginam
(vakum atau forceps)
7 Melakukan penatalaksanaan asuhan BBLR
8 Melakukan penanganan resusitasi bayi asfiksia
Hasil Kegiatan (1)
Kabupaten Puskesmas Yg
dilatih PONED
6 bulan setelah
pelatihan
1 tahun setelah
pelatihan
Kota Mataram 4 2 berfungsi penuh
2 berfungsi sebagian
3 berfungsi penuh
1 berfungsi sebagian
Lombok Barat 4 1 berfungsi penuh
3 berfungsi sebagian
1 berfungsi penuh
3 berfungsi sebagian3 berfungsi sebagian 3 berfungsi sebagian
Sumbawa Barat 3 1 berfungsi penuh
2 berfungsi sebagian
2 berfungsi penuh
1 berfungsi sebagian
Sumbawa 4 1 befungsi penuh
3 berfungsi sebagian
3 berfungsi penuh
1 berfungsi sebagian
Kota Bima 3 3 berfungsi sebagian 3 berfungsi sebagian
Hasil Kegiatan (2)
KESIMPULAN :
1.Kepemimpinan dokter didalam tim yang sudah dilatih
2.Komitmen kepala puskesmas dalam memulai pelayanan PONED 24 jam
3.Siklus mutasi yang terlalu sering mempengaruhi kinerja tim dalam melaksanakan pelayanan PONED di puskesmasnya
60
70
80
90
100
Jumlah Kasus Kegawatan Maternal yang ditangani
Tj, Karang
Ampenan
Kr. Taliwang
Cakranegara
Narmada
Gerung
Kediri
0
10
20
30
40
50
Sebelum Sesudah
Gn. Sari
maluk
Seteluk
Taliwang
Empang
Plampang
Utan
Alas
Asakota
Mpunda
Paruga
6 puskesmas tidak mengalami kenaikan kasus
40
50
60
70
Jumlah Kasus Kegawatan Neonatal Yang ditangani
Tjg Karang
Ampenan
Kr. Taliwang
Cakranegara
Narmada
Gerung
Kediri
Gn. Sari
0
10
20
30
Sebelum Sesudah
Gn. Sari
Maluk
Seteluk
Taliwang
Empang
Plampang
Utan
Alas
Asakota
Mpunda
Paruga
11 puskesmas tidak mengalami kenaikan kasus
40%
50%
60%
Penurunan Kasus Rujukan
0%
10%
20%
30%
Neonatal
Maternal
Sesudah
Sebelum
PEMBELAJARAN ( 1 )
1. Belum ada trend yang jelas atas penurunan kasus rujukan 1 tahun setelah pelatihan. Diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk mengetahui kecenderungan penurunan kasus rujukan paling tidak dalam 3 tahun setelah pelatihan
2. Kombinasi pelatihan, evaluasi paska pelatihan dilanjutkan dengan monitoring berkala terhadap kasus yang ditangani bisa dengan monitoring berkala terhadap kasus yang ditangani bisa memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan intervensi tunggal (ie. pelatihan saja)
3. Tambahan magang di tempat pelatihan ternyata belum memberikan dampak yang diinginkan terhadap penurunan kasus rujukan bagi kasus –kasus moderat jika dibandingkan intervensi no 2 karena sangat bergantung kepada jumlah kasus yang didapat selama 14 hari magang (Lihat tabel)
PEMBELAJARAN (2)
4. Pelatihan berbasis tim dirasa lebih optimal dalam meningkatkan kepercayaan diri puskesmas dalam menangani kasus kegawatdaruratan obstetrik dan bayi baru lahir
5. Penekanan terhadap monitoring 6 bulan dan 1 tahun setelah pelatihan mampu meningkatkan fungsi puskesmas PONED pelatihan mampu meningkatkan fungsi puskesmas PONED karena usaha perbaikan pelayanan lebih terlihat dengan adanya monitoring yang terjadwal
REKOMENDASI
1. Untuk meningkatkan kepercayaan diri tim yang dilatih dalam penanganan kasus kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal perlu adanya modifikasi program magang dengan koordinasi berkelanjutan antara peserta dengan P2KS sehingga kasus emergensi yang dirujuk ke RS bisa ditangani oleh tim PONED di RS dengan pengawasan dari trainer.
2. Perbaikan terhadap kesehatan neonatal tidak cukup dilakukan di 2. Perbaikan terhadap kesehatan neonatal tidak cukup dilakukan di tingkat pelayanan saja sehingga perlu adanya kombinasi dengan program pemberdayaan masyarakat sehingga keterlambatan penanganan bisa diminimalisir.
3. Guna memastikan berfungsinya pelayanan PONED, perlu dikembangkan monitoring terhadap kinerja pelayanan PONED dengan melihat indikator 6 signal fungsinya dengan tambahan 2 fungsi untuk bayi baru lahir dengan pengumpulan data rutin dan supervisi berkala (format Depkes)
Rekomendasi (2)
4. Pusk PONED bisa berfungsi optimal (24 jam/7 hari seminggu) jika tersedia lebih dari 1 tim, oleh karena itu perlu dipertimbangkan penambahan jumlah tim. Tim lama melakukan on the job training bagi tim baru sambil menunggu adanya dana untuk pelatihan.
5. Memastikan ketersediaan terus menerus dari peralatan, obat dan bahan habis pakai yang harus tersedia di puskesmas PONED perlu dilakukan secara terus menerus guna menghindari keterlambatan usulan pengadaan di tingkat dikes karena kelengkapan fasilitas menjadi hal yang penting bagi berfungsinya pelayanan PONED
Top Related