Oleh:Biro Perencanaan dan Anggaran
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN
DAN DAK BIDANG KESEHATAN
TAHUN 2013
Surabaya, 17 Juli 2012
A. KEBIJAKAN PERENCANAAN(Perpres Nomor 54 Tahun 2012 tentang RKP Tahun 2013)
A. KEBIJAKAN PERENCANAAN(Perpres Nomor 54 Tahun 2012 tentang RKP Tahun 2013)
MASALAH DAN TANTANGAN BIDANG KESEHATANTAHUN 2013
1. Masih rendahnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas yang ditandai dengan masih rendahnya status kesehatan ibu dan anak dan status gizi masyarakat;
2. Belum optimalnya upaya pengendalian penyakit yang ditandai dengan tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular; serta masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan;
3. Masih rendahnya profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata terutama di DTPK dan DBK;
4. Masih terbatasnya pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat, terutama bagi penduduk miskin dan pekerja sektor informal;
5. Masih rendahnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat, mutu obat dan makanan, alat kesehatan serta daya saing produk dalam negeri.
SASARAN STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2013
NO ISUE STRATEGIS 2011 2012 2013
1. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan dan Gizi yang Berkualitas bagi Ibu dan Anak
a. Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (cakupan PN)
86,3 88 89
b. Persentase Bayi Usia 0-11 Bulan yang Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap
84,7 85 88
c. Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S)
71,4 75 80
d. Jumlah Puskesmas yang Mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan
8.608 9.236 9.323
SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2013 2013
Akses pelayanan kesehatan dan gizi berkualitas bagi ibu dan anak diperluas, Penyakit menular dan tidak menular terus dikendalikan. Akses pelayanan kesehatan dan gizi berkualitas bagi ibu dan anak diperluas, Penyakit menular dan tidak menular terus dikendalikan.
NO ISUE STRATEGIS 2011 2012 2013
2. Peningkatan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Penyehatan Lingkungan
a. Persentase Kasus Baru TB Paru (BTA positif) yang Disembuhkan
86,2 87 87
b. Angka Penemuan Kasus Malaria per 1.000 Penduduk
1,75 1,5 1,25
c. Persentase Provinsi yang memiliki Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
63,6 80 90
d. Jumlah Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
6.235 11.000 16.000
3. Peningkatan Profesionalisme dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan yang Merata
a. Persentase Pemenuhan Kebutuhan SDM Aparatur (PNS dan PTT)
62,3 80 85
b. Jumlah Tenaga Kesehatan yang Didayagunakan dan Diberi Insentif di DTPK dan di DBK
1.376 3.820 5.320
NO ISUE STRATEGIS 2011 2012 2013
4. Peningkatan Jaminan Pembiayaan Kesehatan
a. Jumlah TT Kelas III RS yang Digunakan untuk Pelayanan Kesehatan (new initiave)
10.544
b. Jumlah Puskesmas yang Memberikan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi Penduduk Miskin
9.125 9.236 9.323
5. Peningkatan Ketersediaan, Pemerataan, Keterjangkauan, Jaminan Keamanan, Khasiat/Manfaat dan Mutu Obat, Alat Kesehatan,
a. Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin 87 90 95
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2013
1. Peningkatan akses yankes dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak
2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular serta penyehatan lingkungan
3. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan nakes yang merata
4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan
5. Peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri
6. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan
7. Peningkatan upaya kesehatan yang menjamin terintegrasinya pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier
8. Peningkatan kualitas manajemen pembangunan kesehatan, sistem informasi, IPTEK kesehatan dan Tata Manajemen Birokrasi yg bersih akurat dan Efektif
B. KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2013B. KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2013
PAGU ANGGARANRp. 31,214 Triliun
1. PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN
TAHUN ANGGARAN 2013
RM Tidak MengikatRp. 19,649 Triliun
RM MengikatRp. 5,343 Triliun
PNBP/BLURp. 5,889 Triliun
PHLNRp. 0,203 Triliun
9Keterangan: RM = Rupiah Murni, PNBP=Penerimaan Negara Bukan Pajak, BLU= Badan Layanan Umum, PHLN=Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Rp. 29,915.8 T
Rp. 30,915 T
Pagu Definitif 2012
Pagu Indikatif 2013
Rp. 31,277.3 T
Pagu Anggaran 2013
Rp. 30,915 T + Rp 298 M
Rp. 31,213 T
NO
UNIT ANGGARAN 2012
ANGGARAN 2013
1 Sekretariat Jenderal 2.668,123 3.020,678
2 Inspektorat Jenderal 92,000 100,471
3Ditjen Bina Upaya Kesehatan
19.130,49019.106,953
4Ditjen Bina Gizi dan KIA
2.145,8972.048,463
5 Ditjen Binfar dan Alkes 1.491,806 1.701,734
6 Ditjen P2PL 1.311,857 1.638,265
7 Badan Litbangkes 460,275 550,326
8 Badan PPSDM Kesehatan 2.615,348 2.794,671
9 PENAMBAHAN PAGU ANGGARAN
298,083
TOTAL 29.915,79631.213,08
3
PAGU ANGGARAN PER UNIT TAHUN 2012 DAN 2013 (dalam milyar rupiah)
ISU STRATEGIS
1.Peningkatan Akses kesehatan & gizi yg berkualitas bagi Ibu dan Anak2.Peningkatan Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan3.Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata4.Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan5.Peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan,
jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, Vaksin, Alkes & makanan, serta daya saing produk dalam negeri6. Peningkatan akses pelayanan KB berkualitas
KELUARAN•Cakupan pelayanan kesehatan•Prevalensi penyakit•Persentase pelayanan kesehatan •Jumlah lulusan tenaga kesehatan•Angka kesakitan
INPUT
•Kegiatan Promotif, kuratif•Sarana dan prasarana•Tenaga•Dana•Obat, vaksin•Pelatihan•Monev/Bimtek•Pedoman•Sosialisasi•Fasilitasi
ARAH KEBIJAKAN
Renja KL
Disandingkan dgn Kegiatan Daerah
dlm MusrenbangNas
Dikawal dalam RKA-
KL & DIPA
RPJMN
RENSTRA
TEMA PEMBANGUNAN
MP3EI MP3KI
Cluster IV UP4B
Analisis Situasi
a. Mengkaji kembali kinerja program (outcome) dan kegiatan (output) agar lebih difokuskan pada kinerja utama unit;
b. Melakukan efisiensi belanja, termasuk belanja barang operasional ;
c. Mengurangi pendanaan bagi kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif: membatasi belanja barang (biaya perjalanan dinas, kegiatan rapat kerja, workshop, seminar, dan kegiatan yang sejenis); menekan biaya kegiatan pendukung pencapaian sasaran suatu program (biaya manajemen, monitoring, sosialisasi, safeguarding);
d. Menerapkan Reward dan Punishment dalam Pengalokasian Anggaran.
e. Menerapkan sistem Penganggaran Berbasis Kinerja, Penganggaran Terpadu dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah.
f. Mempercepat Penyerapan Anggaran Belanja dan langkah-langkah strategis lainnya untuk meningkatkan daya serap belanja unit/satker Penyerapan tahun 2013 : 95 %
3. KEBIJAKAN UMUM PENGANGGARANTAHUN 2013
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja barang melalui kebijakan flat policy pada belanja barang operasional dengan memperhitungkan peningkatan harga barang dan jasa, efisiensi perjalanan dinas, seminar dan konsinyering.
2. Memprioritaskan pengalokasian dana sesuai dengan kegiatan prioritas dalam RKP Tahun 2013
3. Tidak melakukan pergeseran antar sumber pendanaan (RM, PHLN, PNBP)
4. Mengalihkan dana dekon / TP secara bertahap ke DAK
5. RKAKL paling lambat diterima tanggal 16 Juli 2012 disampaikan ke Kemenkeu dan Bappenas
4. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKANDALAM PENYUSUNAN RKA-K/L PAGU ANGGARAN
Kepmenkeu No. 229/KMK.02/2012, tentang Pagu Anggaran K/L
5. KEBIJAKAN UMUM PENGANGGARANKEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 213
1. Mengarah kepada Program / kegiatan yang merupakan fokus Prioritas Nasional dan Kementerian Kesehatan
2. Mempercepat pencapaian target MDGs kesehatan & Persiapan BPJS I
3. Prioritas pada upaya Promotif dan Preventif tanpa mengabaikan upaya Kuratif – Rehabilitatif
4. Anggaran yang bersifat Mengikat
5. Unified Budget (Tidak terjadi duplikasi anggaran kegiatan)
6. Berbasis Kinerja (orientasi pada output/ outcome, sesuai tupoksi, berdasar Standar Biaya Umum/ Khusus), Capaian Kinerja dan KPJM (MTEF)
7. Mekanisme Reward and Punishment
1. Pastikan prioritas kita dulu yaitu mendukung MDGs dan kesiapan BPJS 1 termasuk DTPK, P4B dan tidak terlepas dari RKP 2013 ( inline RPJMN, Renstra) prioritaskan kegiatan yg langsung menyentuh masyarakat...... Prioritaskan pada target-target yang belum tercapai, MASIH MERAH.
2. Penyusunan anggaran sudah terbagi belanja mengikat, belanja barang dan belanja modal. BELANJA MENGIKAT HARUS SAMA! (sesuai jumlah pegawai).
3. Dalam menyusun kegiatan harus sesuai aturan SBU dan kesepakatan bersama dengan unit misal untuk narasumber (siapa dan berapa, Minimal 2 JPL).
4. Pastikan out put yang akan dicapai masing-masing sesuai TUPOKSI
5. Paket penyelenggaraan kegiatan:
a. Nama Kegiatan
b. penyelenggaraan termasuk konsumsi
c. Paket Meeting
d. Narasumber.
e. Paket peserta
f. ATK .
6. KEBIJAKAN KHUSUS PENGANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN
6. ARAHAN SEKJEN PERJADIN 2013 dan sesuai arahan Kementerian Keuangan, hanya 50% dari Tahun Anggaran 2012. Hal ini harus diimplementasikan, agar supaya PNS juga bekerja di kantor.
7. NO STAR...DAN MINIMALISASI REVISI. Mulai sekarang target RKA-K/L tidak ada Bintang dan kurangi revisi.
8. APBN dan PHLN, harus disandingkan karena kegiatan termasuk perjadin juga bisa dianggarkan dari sumber lain.
Perhatian khusus !!! KEGIATAN YG MENJADI URUSAN DAERAH HARUS
DI SERAHKAN KEDAERAH ( dekon atau TP)
Perhatian khusus !!! KEGIATAN YG MENJADI URUSAN DAERAH HARUS
DI SERAHKAN KEDAERAH ( dekon atau TP)
1. Susun perencanaan berdasar bukti (evidence based)
2. Lakukan penelaahan RKA KL terkait dengan kesinambungan
dengan RPJMN, Renstra, RKP dan Renja KL
3. Gunakan Bagan Akun Standar (BAS) secara cermat
4. Siapkan kelengkapan dan keakuratan dokumen pendukung
perencanaan (TOR, RAB, data pendukung lainnya sesuai
dengan kebutuhan)
7. PENGUATAN PENGANGGARAN DALAM
RANGKA RAIH WTP
C. KEBIJAKAN DEKONSENTRASI DAN TP C. KEBIJAKAN DEKONSENTRASI DAN TP
PASAL 87 - DEKONSENTRASI 1. Pendanaan dalam rangka Dekonsentrasi
dilaksanakan setelah adanya pelimpahan wewenang Pemerintah melalui K/L kepada Gubernur sbg wakil Pemerintah di daerah.
2. Pelaksanaan pelimpahan wewenang didanai oleh Pemerintah.
3. Pendanaan oleh Pemerintah disesuaikan dengan wewenang yang dilimpahkan.
4. Kegiatan Dekonsentrasi di Daerah dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan oleh gubernur.
5. Gubernur memberitahukan rencana kerja dan anggaran K/L yang berkaitan dg keg. Dekonsentrasi di daerah kpd DPRD.
6. RKA diberitahukan kepada DPRD pada saat pembahasan RAPBD.
7. Pendanaan dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat nonfisik.
1. UU NOMOR 33 TAHUN 2004
PASAL 94 - TUGAS PEMBANTUAN (TP)1. Pendanaan dalam rangka TP dilaksanakan
setelah adanya penugasan Pemerintah melalui K/L kepada Kepala Daerah.
2. Pelaksanaan TP didanai oleh Pemerintah.3. Pendanaan oleh Pemerintah disesuaikan
dengan penugasan yang diberikan.4. Kegiatan TP di Daerah dilaksanakan oleh
SKPD yang ditetapkan oleh Gubernur, Bupati, atau Walikota.
5. Kepala Daerah memberitahukan RKA-K/L yang berkaitan dengan kegiatan TP kepada DPRD.
6. Rencana kerja dan anggaran diberitahukan kepada DPRD pada saat pembahasan RAPBD.
7. Pendanaan dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat fisik.
PASAL 108 1. Dana Dekonsentrasi dan Dana TP yang merupakan bagian dari anggaran K/L yang digunakan
untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan Daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK.
2. Pengalihan secara bertahap diatur lebih lanjut dalam PP.
PASAL 108 1. Dana Dekonsentrasi dan Dana TP yang merupakan bagian dari anggaran K/L yang digunakan
untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan Daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK.
2. Pengalihan secara bertahap diatur lebih lanjut dalam PP.
1. Dana dekonsentrasi untuk mendanai kegiatan (setelah ada pelimpahan dari Kemenkes) kepada Dinas Kesehatan Provinsi, yang sifatnya non fisik dalam rangka mendukung pencapaian target nasional dan komitmen global.
2. Dana tugas pembantuan untuk mendanai kegiatan (setelah ada penugasan dari Kemenkes) kepada Dinas Kesehatan Provinsi, yang sifatnya fisik dalam rangka mendukung pencapaian target nasional.
3. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan dana yang diperuntukan mendukung kegiatan yang telah ditetapkan dalam RPJP Nasional Bidang Kesehatan, RPJMN Bidang Kesehatan, Renstra Kemenkes dan RKP tiap tahunnya yang dituangkan dalam Renja K/L dan RKA-KL, terutama dalam mendukung pencapaian MDG’s dan persiapan pelaksanaan BPJS Bidang Kesehatan.
4. Pengalokasian Anggaran harus berdasarkan evidence based (Riskesdas, Rifaskes)
2. KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM PENGANGGARAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
(KESEHATAN SUDAH MENJADI URUSAN DAERAH)Saat ini sedang digali sejauhmana Dana Dekonsentrasi dan Dana TP, digunakan untuk
melaksanakan urusan Daerah yang secara bertahap akan dialihkan menjadi DAK, sambil menunggu terbitnya PP yang mengatur hal ini.
(KESEHATAN SUDAH MENJADI URUSAN DAERAH)Saat ini sedang digali sejauhmana Dana Dekonsentrasi dan Dana TP, digunakan untuk
melaksanakan urusan Daerah yang secara bertahap akan dialihkan menjadi DAK, sambil menunggu terbitnya PP yang mengatur hal ini.
3. GAMBARAN ALOKASI ANGGARAN DANA DEKONSENTRASI
TAHUN 2012(Dalam Milyar)
4. GAMBARAN ALOKASI ANGGARAN DANA TUGAS PEMBANTUAN
TAHUN 2012(Dalam Milyar)
BOK; 1.096,00 ; 29%
SARPRAS BIG-KIA; 100,00 ; 3%SARANA
PRASARANA BUK; 2.434,00 ; 65%
SARANA PRASARANA
AB P2PL47,00
1%
PEMULIHAN BENCANA ALAM SUMBAR; 73,00 ;
2%
D. DAK BIDANG KESEHATAN D. DAK BIDANG KESEHATAN
1. ARAH DAN KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2013
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dalam rangka
percepatan pencapaian target MDGs yang difokuskan pada penurunan
angka kematian ibu, bayi dan anak, penanggulangan masalah gizi serta
pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan terutama untuk pelayanan
kesehatan penduduk miskin dan penduduk di DTPK dan DBK, dengan
Dukungan penyediaan Jampersal dan Jamkesmas di pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan, peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan termasuk kelas III RS, penyediaan dan pengelolaan obat,
perbekalan kesehatan dan vaksin yang berkhasiat, aman, bermutu dan
bermanfaat, dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan BPJS kesehatan
2014.
2. LINGKUP KEGIATAN DAK KESEHATAN TAHUN 2013
26
3. SASARAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2013
1. Jumlah Puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk sebanyak 91 puskesmas;
2. Persentase puskesmas mampu PONED 90 persen;
3. Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin sebanyak 9.323 puskesmas;
4. Persentase RS kab/kota yang melaksanakan PONEK menjadi 95 persen;
5. Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta Program Jamkesmas menjadi 90 persen; dan
6. Persentase ketersediaan obat dan vaksin menjadi 95 persen.
4. PAGU DAK KESEHATAN 2010 - 2012
28
29
5. EVALUASI DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2010 DAN 2011
E. CAPAIAN MDG’s BIDANG KESEHATANE. CAPAIAN MDG’s BIDANG KESEHATAN
Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Prevalensi balita dengan berat badan rendah / gizi kurang
(1989): 37,5 persen (2007): 18,4 persen (Riskesdas)
(2015): 18,5 persen ( RPJM: < 15 persen)
Tercapai (Achieved)
Prevalensi balita gizi buruk
(1989): 6,3 persen (Susenas)
(2007): 5,4 persen (Riskesdas 2007)
(2015): 3,15 persen Akan tercapai (on track)
Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum
1400 kkal/kapita/hari (1990): 9,0 persen (Maret (2009): 14,47 persen
(2015): 4,4 persen Akan tercapai (on track)
2000 kkal/kapita/hari (1990): 70,63 persen (2009): 68,52 persen (2015): 35,32 persen Akan tercapai (on track)
2100 kkal/kapita/hari (1990): 64,21 persen (2009): 61,86 persen (2015): 35,32 persen Akan tercapai (on track)
31
GOAL 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
Target 4a: Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup
1991 : 68(SDKI)
2007 : 34 (SDKI) 2015 : 23 Akan tercapai (on track)
Angka Kematian Balita (AKBA) per 1.000 kelahiran hidup
1991 : 97 (SDKI)
2007 : 44 (SDKI) 2015 : 32 Akan tercapai (on track)
Angka kematian neonatal (per 1.000 kelahiran hidup)
1991 : 32(SDKI)
2007 : 19 (SDKI) Menurun Akan tercapai (on track)
Proporsi anak-anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
1991 : 44,5 (SDKI) 2007 : 67% (SDKI)
Meningkat Akan tercapai (on track)
Proporsi anak usia 12-23 bulan yang telah diimunisasi campak
1991 : 57,5 (SDKI) 2007 : 76,4% (SDKI)
Meningkat Akan tercapai (on track)
Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990 - 2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup
1991: 390 (SDKI)
2007: 228 (SDKI) 2015: 102RPJM 2014: 118
Terjadi penurunan AKI yang signifikan (dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007), tetapi perlu upaya keras untuk mencapai target 2015.
Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (%)
1994: 47,2 persen (Susenas)
2009: 77,4 persen (Susenas)
RPJM 2014: 90 persen
Diperkirakan akan tercapai.
GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status
Tingkat pemakaian kontrasepsi/ contraceptive prevalence rate (CPR)
1991 : 49,7%(SDKI)
2007 : 61,4%(SDKI)
Meningkat Akan tercapai (on track)
CPR cara modern pada wanita usia 15-49 tahun
1991 : 47,1%(SDKI)
2007 : 57,4%(SDKI)
Meningkat Akan tercapai (on track)
Tingkat kelahiran pada remaja (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun)
1991 :Kota : 39Desa : 82Total : 67(SDKI)
2007 :Kota : 26 Desa : 74Total : 35 (SDKI)
Menurun Akan tercapai (on track)
Cakupan pelayanan antenatal (K1 dan K4)
1995 :K1 : 85%K4 : 64,8% (Profil Kesehatan)
2007 :K1 :92,7% K4 : 86% (2007) (Profil Kesehatan)
Meningkat Akan tercapai (on track)
Unmet need KB 1991 : 12,7%(SDKI)
2007 :9,1%
Menurun Memerlukan perhatian khusus (need special attention.
GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
RKA-K/L TAHUN 2013
PROGRAM WAJIB YG HARUS DIBIAYAI
SISA DANA UNTUK TUPOKSI LAIN : Rp. 30,915 T – 25,521 T = Rp. 5,394 Triliun 36
No. KEGIATAN Alokasi(Ribuan Rp.)
1. Belanja Mengikata. Belanja Pegawai 4.651.559.960b. Layanan Perkantoran/Belanja Operasional (Listrik, Telpon, Air,
pemeliharaan perkantoran, dll)1.137.489.587
2. PNBP/BLU 5.719.212.4003. PHLN 203.850.0004. Belanja Anggaran Pendidikan 1.300.000.0005. Jamkesmas 6.739.200.0006. Jampersal 1.559.600.0007. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) 1.228.606.9008. Obat dan Vaksin 1.426.500.0009. Dana TP Ditjen BUK
a. Kelas III RS (New Initiative) 500.000.000b. Fisik Puskesmas 48.321.600
10. Dana TP Ditjen P2PL 90.714.60011. Dana Dekonsentrasi 916.618.900
TOTAL 25.521.673.947SISA 5.394.120.500
Top Related