Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

36
Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN DAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2013 Surabaya, 17 Juli 2012

description

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENG ANGGARAN DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN DAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 201 3. Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. Surabaya, 17 Juli 2012. KEBIJAKAN PERENCANAAN - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Page 1: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Oleh:Biro Perencanaan dan Anggaran

Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN

DAN DAK BIDANG KESEHATAN

TAHUN 2013

Surabaya, 17 Juli 2012

Page 2: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

A. KEBIJAKAN PERENCANAAN(Perpres Nomor 54 Tahun 2012 tentang RKP Tahun 2013)

A. KEBIJAKAN PERENCANAAN(Perpres Nomor 54 Tahun 2012 tentang RKP Tahun 2013)

Page 3: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

MASALAH DAN TANTANGAN BIDANG KESEHATANTAHUN 2013

1. Masih rendahnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas yang ditandai dengan masih rendahnya status kesehatan ibu dan anak dan status gizi masyarakat;

2. Belum optimalnya upaya pengendalian penyakit yang ditandai dengan tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular; serta masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan;

3. Masih rendahnya profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata terutama di DTPK dan DBK;

4. Masih terbatasnya pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat, terutama bagi penduduk miskin dan pekerja sektor informal;

5. Masih rendahnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat, mutu obat dan makanan, alat kesehatan serta daya saing produk dalam negeri.

Page 4: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

SASARAN STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2013

NO ISUE STRATEGIS 2011 2012 2013

1. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan dan Gizi yang Berkualitas bagi Ibu dan Anak

a. Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (cakupan PN)

86,3 88 89

b. Persentase Bayi Usia 0-11 Bulan yang Mendapat Imunisasi Dasar Lengkap

84,7 85 88

c. Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S)

71,4 75 80

d. Jumlah Puskesmas yang Mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan

8.608 9.236 9.323

SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2013 2013

Akses pelayanan kesehatan dan gizi berkualitas bagi ibu dan anak diperluas, Penyakit menular dan tidak menular terus dikendalikan. Akses pelayanan kesehatan dan gizi berkualitas bagi ibu dan anak diperluas, Penyakit menular dan tidak menular terus dikendalikan.

Page 5: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

NO ISUE STRATEGIS 2011 2012 2013

2. Peningkatan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Penyehatan Lingkungan

a. Persentase Kasus Baru TB Paru (BTA positif) yang Disembuhkan

86,2 87 87

b. Angka Penemuan Kasus Malaria per 1.000 Penduduk

1,75 1,5 1,25

c. Persentase Provinsi yang memiliki Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

63,6 80 90

d. Jumlah Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

6.235 11.000 16.000

3. Peningkatan Profesionalisme dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan yang Merata

a. Persentase Pemenuhan Kebutuhan SDM Aparatur (PNS dan PTT)

62,3 80 85

b. Jumlah Tenaga Kesehatan yang Didayagunakan dan Diberi Insentif di DTPK dan di DBK

1.376 3.820 5.320

Page 6: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

NO ISUE STRATEGIS 2011 2012 2013

4. Peningkatan Jaminan Pembiayaan Kesehatan

a. Jumlah TT Kelas III RS yang Digunakan untuk Pelayanan Kesehatan (new initiave)

10.544

b. Jumlah Puskesmas yang Memberikan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi Penduduk Miskin

9.125 9.236 9.323

5. Peningkatan Ketersediaan, Pemerataan, Keterjangkauan, Jaminan Keamanan, Khasiat/Manfaat dan Mutu Obat, Alat Kesehatan,

a. Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin 87 90 95

Page 7: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2013

1. Peningkatan akses yankes dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak

2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular serta penyehatan lingkungan

3. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan nakes yang merata

4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan

5. Peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri

6. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan

7. Peningkatan upaya kesehatan yang menjamin terintegrasinya pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier

8. Peningkatan kualitas manajemen pembangunan kesehatan, sistem informasi, IPTEK kesehatan dan Tata Manajemen Birokrasi yg bersih akurat dan Efektif

Page 8: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

B. KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2013B. KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2013

Page 9: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

PAGU ANGGARANRp. 31,214 Triliun

1. PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN

TAHUN ANGGARAN 2013

RM Tidak MengikatRp. 19,649 Triliun

RM MengikatRp. 5,343 Triliun

PNBP/BLURp. 5,889 Triliun

PHLNRp. 0,203 Triliun

9Keterangan: RM = Rupiah Murni, PNBP=Penerimaan Negara Bukan Pajak, BLU= Badan Layanan Umum, PHLN=Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

Page 10: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Rp. 29,915.8 T

Rp. 30,915 T

Pagu Definitif 2012

Pagu Indikatif 2013

Rp. 31,277.3 T

Pagu Anggaran 2013

Rp. 30,915 T + Rp 298 M

Rp. 31,213 T

Page 11: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

NO

UNIT ANGGARAN 2012

ANGGARAN 2013

1 Sekretariat Jenderal 2.668,123 3.020,678

2 Inspektorat Jenderal 92,000 100,471

3Ditjen Bina Upaya Kesehatan

19.130,49019.106,953

4Ditjen Bina Gizi dan KIA

2.145,8972.048,463

5 Ditjen Binfar dan Alkes 1.491,806 1.701,734

6 Ditjen P2PL 1.311,857 1.638,265

7 Badan Litbangkes 460,275 550,326

8 Badan PPSDM Kesehatan 2.615,348 2.794,671

9 PENAMBAHAN PAGU ANGGARAN

298,083

TOTAL 29.915,79631.213,08

3

PAGU ANGGARAN PER UNIT TAHUN 2012 DAN 2013 (dalam milyar rupiah)

Page 12: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

ISU STRATEGIS

1.Peningkatan Akses kesehatan & gizi yg berkualitas bagi Ibu dan Anak2.Peningkatan Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan3.Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata4.Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan5.Peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan,

jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, Vaksin, Alkes & makanan, serta daya saing produk dalam negeri6. Peningkatan akses pelayanan KB berkualitas

KELUARAN•Cakupan pelayanan kesehatan•Prevalensi penyakit•Persentase pelayanan kesehatan •Jumlah lulusan tenaga kesehatan•Angka kesakitan

INPUT

•Kegiatan Promotif, kuratif•Sarana dan prasarana•Tenaga•Dana•Obat, vaksin•Pelatihan•Monev/Bimtek•Pedoman•Sosialisasi•Fasilitasi

ARAH KEBIJAKAN

Renja KL

Disandingkan dgn Kegiatan Daerah

dlm MusrenbangNas

Dikawal dalam RKA-

KL & DIPA

RPJMN

RENSTRA

TEMA PEMBANGUNAN

MP3EI MP3KI

Cluster IV UP4B

Analisis Situasi

Page 13: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

a. Mengkaji kembali kinerja program (outcome) dan kegiatan (output) agar lebih difokuskan pada kinerja utama unit;

b. Melakukan efisiensi belanja, termasuk belanja barang operasional ;

c. Mengurangi pendanaan bagi kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif: membatasi belanja barang (biaya perjalanan dinas, kegiatan rapat kerja, workshop, seminar, dan kegiatan yang sejenis); menekan biaya kegiatan pendukung pencapaian sasaran suatu program (biaya manajemen, monitoring, sosialisasi, safeguarding);

d. Menerapkan Reward dan Punishment dalam Pengalokasian Anggaran.

e. Menerapkan sistem Penganggaran Berbasis Kinerja, Penganggaran Terpadu dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah.

f. Mempercepat Penyerapan Anggaran Belanja dan langkah-langkah strategis lainnya untuk meningkatkan daya serap belanja unit/satker Penyerapan tahun 2013 : 95 %

3. KEBIJAKAN UMUM PENGANGGARANTAHUN 2013

Page 14: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja barang melalui kebijakan flat policy pada belanja barang operasional dengan memperhitungkan peningkatan harga barang dan jasa, efisiensi perjalanan dinas, seminar dan konsinyering.

2. Memprioritaskan pengalokasian dana sesuai dengan kegiatan prioritas dalam RKP Tahun 2013

3. Tidak melakukan pergeseran antar sumber pendanaan (RM, PHLN, PNBP)

4. Mengalihkan dana dekon / TP secara bertahap ke DAK

5. RKAKL paling lambat diterima tanggal 16 Juli 2012 disampaikan ke Kemenkeu dan Bappenas

4. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKANDALAM PENYUSUNAN RKA-K/L PAGU ANGGARAN

Kepmenkeu No. 229/KMK.02/2012, tentang Pagu Anggaran K/L

Page 15: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

5. KEBIJAKAN UMUM PENGANGGARANKEMENTERIAN KESEHATAN

TAHUN 213

1. Mengarah kepada Program / kegiatan yang merupakan fokus Prioritas Nasional dan Kementerian Kesehatan

2. Mempercepat pencapaian target MDGs kesehatan & Persiapan BPJS I

3. Prioritas pada upaya Promotif dan Preventif tanpa mengabaikan upaya Kuratif – Rehabilitatif

4. Anggaran yang bersifat Mengikat

5. Unified Budget (Tidak terjadi duplikasi anggaran kegiatan)

6. Berbasis Kinerja (orientasi pada output/ outcome, sesuai tupoksi, berdasar Standar Biaya Umum/ Khusus), Capaian Kinerja dan KPJM (MTEF)

7. Mekanisme Reward and Punishment

Page 16: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

1. Pastikan prioritas kita dulu yaitu mendukung MDGs dan kesiapan BPJS 1 termasuk DTPK, P4B dan tidak terlepas dari RKP 2013 ( inline RPJMN, Renstra) prioritaskan kegiatan yg langsung menyentuh masyarakat...... Prioritaskan pada target-target yang belum tercapai, MASIH MERAH.

2. Penyusunan anggaran  sudah terbagi belanja mengikat, belanja barang dan belanja modal. BELANJA MENGIKAT HARUS SAMA! (sesuai jumlah pegawai).

3. Dalam menyusun kegiatan harus sesuai aturan SBU dan kesepakatan bersama dengan unit misal untuk narasumber (siapa dan berapa, Minimal 2 JPL).

4. Pastikan out put yang akan dicapai masing-masing sesuai TUPOKSI

5. Paket penyelenggaraan kegiatan:

a. Nama Kegiatan

b. penyelenggaraan termasuk konsumsi

c. Paket Meeting

d. Narasumber.

e. Paket peserta

f. ATK .

6. KEBIJAKAN KHUSUS PENGANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Page 17: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

6. ARAHAN SEKJEN PERJADIN 2013 dan sesuai arahan Kementerian Keuangan, hanya 50% dari Tahun Anggaran 2012. Hal ini harus diimplementasikan, agar supaya PNS juga bekerja di kantor.

7. NO STAR...DAN MINIMALISASI REVISI. Mulai sekarang target RKA-K/L tidak ada Bintang dan kurangi revisi.

8. APBN dan PHLN, harus disandingkan karena kegiatan termasuk perjadin juga bisa dianggarkan dari sumber lain.

Perhatian khusus !!! KEGIATAN YG MENJADI URUSAN DAERAH HARUS

DI SERAHKAN KEDAERAH ( dekon atau TP)

Perhatian khusus !!! KEGIATAN YG MENJADI URUSAN DAERAH HARUS

DI SERAHKAN KEDAERAH ( dekon atau TP)

Page 18: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

1. Susun perencanaan berdasar bukti (evidence based)

2. Lakukan penelaahan RKA KL terkait dengan kesinambungan

dengan RPJMN, Renstra, RKP dan Renja KL

3. Gunakan Bagan Akun Standar (BAS) secara cermat

4. Siapkan kelengkapan dan keakuratan dokumen pendukung

perencanaan (TOR, RAB, data pendukung lainnya sesuai

dengan kebutuhan)

7. PENGUATAN PENGANGGARAN DALAM

RANGKA RAIH WTP

Page 19: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

C. KEBIJAKAN DEKONSENTRASI DAN TP C. KEBIJAKAN DEKONSENTRASI DAN TP

Page 20: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

PASAL 87 - DEKONSENTRASI 1. Pendanaan dalam rangka Dekonsentrasi

dilaksanakan setelah adanya pelimpahan wewenang Pemerintah melalui K/L kepada Gubernur sbg wakil Pemerintah di daerah.

2. Pelaksanaan pelimpahan wewenang didanai oleh Pemerintah.

3. Pendanaan oleh Pemerintah disesuaikan dengan wewenang yang dilimpahkan.

4. Kegiatan Dekonsentrasi di Daerah dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan oleh gubernur.

5. Gubernur memberitahukan rencana kerja dan anggaran K/L yang berkaitan dg keg. Dekonsentrasi di daerah kpd DPRD.

6. RKA diberitahukan kepada DPRD pada saat pembahasan RAPBD.

7. Pendanaan dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat nonfisik.

1. UU NOMOR 33 TAHUN 2004

PASAL 94 - TUGAS PEMBANTUAN (TP)1. Pendanaan dalam rangka TP dilaksanakan

setelah adanya penugasan Pemerintah melalui K/L kepada Kepala Daerah.

2. Pelaksanaan TP didanai oleh Pemerintah.3. Pendanaan oleh Pemerintah disesuaikan

dengan penugasan yang diberikan.4. Kegiatan TP di Daerah dilaksanakan oleh

SKPD yang ditetapkan oleh Gubernur, Bupati, atau Walikota.

5. Kepala Daerah memberitahukan RKA-K/L yang berkaitan dengan kegiatan TP kepada DPRD.

6. Rencana kerja dan anggaran diberitahukan kepada DPRD pada saat pembahasan RAPBD.

7. Pendanaan dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat fisik.

PASAL 108 1. Dana Dekonsentrasi dan Dana TP yang merupakan bagian dari anggaran K/L yang digunakan

untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan Daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK.

2. Pengalihan secara bertahap diatur lebih lanjut dalam PP.

PASAL 108 1. Dana Dekonsentrasi dan Dana TP yang merupakan bagian dari anggaran K/L yang digunakan

untuk melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan Daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK.

2. Pengalihan secara bertahap diatur lebih lanjut dalam PP.

Page 21: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

1. Dana dekonsentrasi untuk mendanai kegiatan (setelah ada pelimpahan dari Kemenkes) kepada Dinas Kesehatan Provinsi, yang sifatnya non fisik dalam rangka mendukung pencapaian target nasional dan komitmen global.

2. Dana tugas pembantuan untuk mendanai kegiatan (setelah ada penugasan dari Kemenkes) kepada Dinas Kesehatan Provinsi, yang sifatnya fisik dalam rangka mendukung pencapaian target nasional.

3. Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan dana yang diperuntukan mendukung kegiatan yang telah ditetapkan dalam RPJP Nasional Bidang Kesehatan, RPJMN Bidang Kesehatan, Renstra Kemenkes dan RKP tiap tahunnya yang dituangkan dalam Renja K/L dan RKA-KL, terutama dalam mendukung pencapaian MDG’s dan persiapan pelaksanaan BPJS Bidang Kesehatan.

4. Pengalokasian Anggaran harus berdasarkan evidence based (Riskesdas, Rifaskes)

2. KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM PENGANGGARAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN

(KESEHATAN SUDAH MENJADI URUSAN DAERAH)Saat ini sedang digali sejauhmana Dana Dekonsentrasi dan Dana TP, digunakan untuk

melaksanakan urusan Daerah yang secara bertahap akan dialihkan menjadi DAK, sambil menunggu terbitnya PP yang mengatur hal ini.

(KESEHATAN SUDAH MENJADI URUSAN DAERAH)Saat ini sedang digali sejauhmana Dana Dekonsentrasi dan Dana TP, digunakan untuk

melaksanakan urusan Daerah yang secara bertahap akan dialihkan menjadi DAK, sambil menunggu terbitnya PP yang mengatur hal ini.

Page 22: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

3. GAMBARAN ALOKASI ANGGARAN DANA DEKONSENTRASI

TAHUN 2012(Dalam Milyar)

Page 23: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

4. GAMBARAN ALOKASI ANGGARAN DANA TUGAS PEMBANTUAN

TAHUN 2012(Dalam Milyar)

BOK; 1.096,00 ; 29%

SARPRAS BIG-KIA; 100,00 ; 3%SARANA

PRASARANA BUK; 2.434,00 ; 65%

SARANA PRASARANA

AB P2PL47,00

1%

PEMULIHAN BENCANA ALAM SUMBAR; 73,00 ;

2%

Page 24: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

D. DAK BIDANG KESEHATAN D. DAK BIDANG KESEHATAN

Page 25: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

1. ARAH DAN KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2013

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dalam rangka

percepatan pencapaian target MDGs yang difokuskan pada penurunan

angka kematian ibu, bayi dan anak, penanggulangan masalah gizi serta

pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan terutama untuk pelayanan

kesehatan penduduk miskin dan penduduk di DTPK dan DBK, dengan

Dukungan penyediaan Jampersal dan Jamkesmas di pelayanan kesehatan

dasar dan rujukan, peningkatan sarana prasarana pelayanan kesehatan

dasar dan rujukan termasuk kelas III RS, penyediaan dan pengelolaan obat,

perbekalan kesehatan dan vaksin yang berkhasiat, aman, bermutu dan

bermanfaat, dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan BPJS kesehatan

2014.

Page 26: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

2. LINGKUP KEGIATAN DAK KESEHATAN TAHUN 2013

26

Page 27: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

3. SASARAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2013

1. Jumlah Puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk sebanyak 91 puskesmas;

2. Persentase puskesmas mampu PONED 90 persen;

3. Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin sebanyak 9.323 puskesmas;

4. Persentase RS kab/kota yang melaksanakan PONEK menjadi 95 persen;

5. Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta Program Jamkesmas menjadi 90 persen; dan

6. Persentase ketersediaan obat dan vaksin menjadi 95 persen.

Page 28: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

4. PAGU DAK KESEHATAN 2010 - 2012

28

Page 29: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

29

5. EVALUASI DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2010 DAN 2011

Page 30: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

E. CAPAIAN MDG’s BIDANG KESEHATANE. CAPAIAN MDG’s BIDANG KESEHATAN

Page 31: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status

Prevalensi balita dengan berat badan rendah / gizi kurang

(1989): 37,5 persen (2007): 18,4 persen (Riskesdas)

(2015): 18,5 persen ( RPJM: < 15 persen)

Tercapai (Achieved)

Prevalensi balita gizi buruk

(1989): 6,3 persen (Susenas)

(2007): 5,4 persen (Riskesdas 2007)

(2015): 3,15 persen Akan tercapai (on track)

Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum

1400 kkal/kapita/hari (1990): 9,0 persen (Maret (2009): 14,47 persen

(2015): 4,4 persen Akan tercapai (on track)

2000 kkal/kapita/hari (1990): 70,63 persen (2009): 68,52 persen (2015): 35,32 persen Akan tercapai (on track)

2100 kkal/kapita/hari (1990): 64,21 persen (2009): 61,86 persen (2015): 35,32 persen Akan tercapai (on track)

31

Page 32: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

GOAL 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Target 4a: Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015

Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup

1991 : 68(SDKI)

2007 : 34 (SDKI) 2015 : 23 Akan tercapai (on track)

Angka Kematian Balita (AKBA) per 1.000 kelahiran hidup

1991 : 97 (SDKI)

2007 : 44 (SDKI) 2015 : 32 Akan tercapai (on track)

Angka kematian neonatal (per 1.000 kelahiran hidup)

1991 : 32(SDKI)

2007 : 19 (SDKI) Menurun Akan tercapai (on track)

Proporsi anak-anak berusia 1 tahun diimunisasi campak

1991 : 44,5 (SDKI) 2007 : 67% (SDKI)

Meningkat Akan tercapai (on track)

Proporsi anak usia 12-23 bulan yang telah diimunisasi campak

1991 : 57,5 (SDKI) 2007 : 76,4% (SDKI)

Meningkat Akan tercapai (on track)

Page 33: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga-perempat dalam kurun waktu 1990 - 2015

Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status

Angka Kematian Ibu per 100.000 kelahiran hidup

1991: 390 (SDKI)

2007: 228 (SDKI) 2015: 102RPJM 2014: 118

Terjadi penurunan AKI yang signifikan (dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007), tetapi perlu upaya keras untuk mencapai target 2015.

Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (%)

1994: 47,2 persen (Susenas)

2009: 77,4 persen (Susenas)

RPJM 2014: 90 persen

Diperkirakan akan tercapai.

GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

Page 34: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target Status

Tingkat pemakaian kontrasepsi/ contraceptive prevalence rate (CPR)

1991 : 49,7%(SDKI)

2007 : 61,4%(SDKI)

Meningkat Akan tercapai (on track)

CPR cara modern pada wanita usia 15-49 tahun

1991 : 47,1%(SDKI)

2007 : 57,4%(SDKI)

Meningkat Akan tercapai (on track)

Tingkat kelahiran pada remaja (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun)

1991 :Kota : 39Desa : 82Total : 67(SDKI)

2007 :Kota : 26 Desa : 74Total : 35 (SDKI)

Menurun Akan tercapai (on track)

Cakupan pelayanan antenatal (K1 dan K4)

1995 :K1 : 85%K4 : 64,8% (Profil Kesehatan)

2007 :K1 :92,7% K4 : 86% (2007) (Profil Kesehatan)

Meningkat Akan tercapai (on track)

Unmet need KB 1991 : 12,7%(SDKI)

2007 :9,1%

Menurun Memerlukan perhatian khusus (need special attention.

GOAL 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

Page 35: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

RKA-K/L TAHUN 2013

Page 36: Oleh: Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

PROGRAM WAJIB YG HARUS DIBIAYAI

SISA DANA UNTUK TUPOKSI LAIN : Rp. 30,915 T – 25,521 T = Rp. 5,394 Triliun 36

No. KEGIATAN Alokasi(Ribuan Rp.)

1. Belanja Mengikata. Belanja Pegawai 4.651.559.960b. Layanan Perkantoran/Belanja Operasional (Listrik, Telpon, Air,

pemeliharaan perkantoran, dll)1.137.489.587

2. PNBP/BLU 5.719.212.4003. PHLN 203.850.0004. Belanja Anggaran Pendidikan 1.300.000.0005. Jamkesmas 6.739.200.0006. Jampersal 1.559.600.0007. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) 1.228.606.9008. Obat dan Vaksin 1.426.500.0009. Dana TP Ditjen BUK

a. Kelas III RS (New Initiative) 500.000.000b. Fisik Puskesmas 48.321.600

10. Dana TP Ditjen P2PL 90.714.60011. Dana Dekonsentrasi 916.618.900

TOTAL 25.521.673.947SISA 5.394.120.500