BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL...

98
HIMPUNAN NASKAH KERJASAMA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF DENGAN INSTANSI TERKAIT DAN SWASTA TAHUN 2013 BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF 2014

Transcript of BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL...

Page 1: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

HIMPUNAN NASKAH KERJASAMA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

DENGAN INSTANSI TERKAIT DAN SWASTA TAHUN 2013

BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF2014

Page 2: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada

kita. Sebagai salah satu upaya pengembangan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (SJDIH) di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan dan untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Biro Hukum dan Kepegawaian Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menerbitkan Himpunan Naskah Kerjasama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Instansi Terkait dan Swasta Tahun 2013 sebagai salah satu tugas dan fungsi Biro Hukum dan Kepegawaian, khususnya pelaksanaan pengelolaan dokumentasi dan publikasi hukum, penyuluhan hukum serta Jaringan dokumentasi dan informasi hukum di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Himpunan Naskah ini diterbitkan untuk memberikan informasi bagi para pemangku kepentingan (steakholders) terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, selain itu sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Semoga Himpunan Naskah Kerjasama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Instansi Terkait dan Swasta Tahun 2013 dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Jakarta,I m dan Kepegawaian

ZAINI BUSTAMAN, SH, MM

I

Page 3: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR........................................................................ i2. DAFTAR ISI ................................................................................ ii3. KESEPAKATAN BERSAMA ............................................................ iii

a. PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PUSAT DATA DANINFORMASI KEMENPAREKRAF DENGAN DIREKTORAT STATISTIK KEUANGAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN PARIWISATA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG KEGIATAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA DAN INFORMASI STATISTIK PROFIL WISATAWAN NUSANTARA NOMOR 25A/Pusdatin/3/2013 DAN NOMOR 27/KS/18-II1/201 .................................................................... 1

b. MEMORANDUM OF UNDERSTANDING MINISTRY OF TOURISMAND CREATIVE ECONOMY REPUBLIC OF INDONESIA AND INTEL CORPORATION ON ESTABLISHMENT AND DEVELOPMENT OF DIGITAL CREATIVE ECONOMY ECOSYSTEM IN INDONESIA NUMBER : MU.02/KF.001/EKMDI/KPEK/2013..................... 11

c. NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN HUKUM DANHAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF NASIONAL MELALUI PEMANFAATAN DAN PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL NOMOR M. H H-12. H M.05.02 TAHUN 2013 DAN N.K.20/KS.001/ MPEK/2013 .......................................................................... 18

d. KESEPAKATAN BERSAMA KEMENTERIAN PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG KEGIATAN DAN USAHA PERFILMAN NOMOR 0244/MPK.F/FL/2013 DAN NOMOR KB.35/KS.001/ MPEK/2013.................................... 24

e. KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERALPENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA KEMENPAREKRAF DENGAN SINGEX EXHIBITION VENTIRES PTE LTD TENTANG DUKUNGAN ACARA PENYELENGGARAAN INTERNATIONAL CONFERENCE ON SUSTAINABLE DEVELOPMENT 2013 : SPECIAL FOV\CUS ON TOURISM............................................ 29

II

Page 4: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

f. KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF DAN PEMERINTAH PROVINSI JAWATENGAH NOMOR KB-46/KS.001/MPEK/2013 DAN NOMOR 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 2013....................................................... 40

g. PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF DENGAN PT. RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA TENTANG GALA DINNER DI HOTEL WESTIN, NUSA DUA BALI................................................................................ 46

h. M EM ORANDUM SALING PENG ERTIAN ANTARAKEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN KEBUDAYAAN, OLAH RAGA DAN PARIWISATA REPUBLIK KOREA TENTANG KERJASAMA DI BIDANG INDUSTRI-INDUSTRI KREATIF........... 50

i. PENGATURAN PROYEK ANTARA KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA DAN SEKRETARIAT NEGARA UNTUK HUBUNGAN EKONOMI KONFEDERASI SWISS TENTANG PENGEMBANGAN PARIWISATA UNTUK DESTINASI TERPILIH DI INDONESIA......... 57

j. PROJECT ARRANGEMENT BETWEEN THE MINISTRY OF TOURISMAND CREATIVE ECONOMY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE STATE SECRETARIAT FOR ECONOMIC AFFAIRS OF THE SWISS CONFEDERATION ON TOURISM DEVELOPMENT FOR SELECTED DESTINATIONS IN INDONESIA.............................. 70

k. PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN PARIWISATADAN EKONOMI KREATIF DAN IKATAN ARSITEK INDONESIA NOMOR PK.10/KS.001/EKMDI/KPEK/2013 DAN NOMOR 018/MOU/IAI/XI/2013 TENTANG PAMERAN ARSITEKTUR INTERNASIONAL VENICE BIENNALE KE-14 DI ITALIA TAHUN 2014 ...................................................................................... 82

l. PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGEM BANGAN W ISATA KESEHATAN NOMOR HK.05.01/IV/2495/2013 DAN NOMOR PK 11/KS.001/ SEKJEN/KPEK/2013................................................................. 89

Page 5: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

£BPERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARAPUSAT DATA DAN INFORMASI

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFDENGAN

DIREKTORAT STATISTIK KEUANGAN, TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PARIWISATA BADAN PUSAT STATISTIK

TENTANGKEGIATAN PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, PENYAJIAAN DAN ANALISIS DATA DAN INFORMASI STATISTIK PROFIL WISATAWAN NUSANTARA

NOMOR: 25A/Pusdatin/3/2013 NOMOR : 27/KS/18-111/2013

Pada hari ini, Senin tanggal delapan belas, bulan Maret, tahun dua ributiga belas, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. M. KHAIRUL ANWAR : Kepala Sub Bidang Jaringan danInfrastruktur selaku Pejabat Pembuat Komitmen Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, berkedudukan di J I . Medan Merdeka Barat Nomor 17, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

1

Page 6: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

2. USENTOTBANGUNWIDOYONO,M.A. : Direktur Statistik Keuangan, TeknologiInformasi, dan Pariwisata, Badan Pusat Statistik, bertindak dalam jabatannya untuk dan atas nama Badan Pusat Statistik, berkedudukan di Jl. Dr. Sutomo Nomor 6-8, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan mempertimbangkan dan mengingat hal-hal sebagai berikut:a. bahwa sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barangj Jasa Pemerintah pada Lampiran VI Tata Cara Swakelola pada Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola dibuat berdasarkan Nota Kesepahaman;

b. bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI tentang Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran 2013 Nomor DIPA-040.01.1.427913/2013 tanggal 25 Desember 2012;

c. bahwa sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik, tentang Pemanfaatan dan Pengembangan Data dan Informasi Statistik Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor Hk.60/KS.001/MPEK/2012 dan Nomor 24/KS/19-XI1/2012 tanggal 19 September 2012;

d. bahwa sebagai tindak lanjut Surat permohonan kerja sama dari Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada Direktur Statistik Keuangan, Teknologi Informasi dan Pariwisata - Badan Pusat Statistik Nomor: KS.001/1/18/SEKJEN/KPEK/2013 tanggal 01 Maret 2013;

e. bahwa sebagai tindak lanjut Surat kesanggupan kerja sama dari Direktur Statistik Keuangan, Teknologi Informasi dan Pariwisata - Badan Pusat Statistik kepada Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor: 06000.031 tanggal 19 Maret 2013;

2

Page 7: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, sepakat untuk melakukan perjanjian kerja sama Swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola dalam rangka kegiatan Pengumpulan, Pengolahan, Penyajiaan dan Analisis Data dan Informasi Statistik Profil Wisatawan Nusantara yang selanjutnya disebut Perjanjian Kerja Sama, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

PasaL 1 TUJUAN

Tujuan Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk melaksanakan kegiatan Pengumpulan, Pengolahan, Penyajian dan Analisis Data dan Informasi Statistik Profil Wisatawan Nusantara.

PasaL 2RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data dan informasi Statistik Profil Wisatawan Nusantara.

Pasal 3PELAKSANAAN

Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini mencakup pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajiaan data dan informasi statistik Profil Wisatawan Nusantara, dengan kegiatan meliputi:

a. Perencanaan/PersiapanI. Tugas dari PIHAK PERTAMA:

1) rapat-rapat pembentukan kelompok kerja dan persiapan pelaksanaan kegiatan;

3

Page 8: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

2) rapat-rapat pembahasan penyusunan kuesioner dan buku pedoman;

3) pengadaan Perlengkapan pencacahan;4) pencetakan kuesioner dan dokumen; dan5) pengiriman dokumen dan perlengkapan pencacahan

ke lokasi pendataan.

II. Tugas dari PIHAK KEDUA:1) penyediaan tenaga pencacah dan pengawas di BPS

Provinsi dan BPS Kabupaten/ Kota;2) koordinasi dengan BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/

Kota; dan3) pembuatan disain kuesioner dan buku pedoman.

b. PelaksanaanTugas dari PIHAK KEDUA:1) pelatihan petugas;2) pendataan atau pencacahan ke lapangan;3) validasi/pemeriksaan data;4) entry data; dan5) editing dan tabulasi data.

c. Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

d. Laporan/ Diseminasi1) penyusunan laporan dan pembuatan draft publikasi dilakukan

oleh PIHAK KEDUA; dan2) Pencetakan Publikasi dilakukan oleh PIHAK PERTAMA.

4

Page 9: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PasaL 4JANGKA WAKTU

Jangka waktu pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini terhitung sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama oleh PARA PIHAK sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 dan dapat diubah sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

Pasal 5 PEMBIAYAAN

Biaya pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini baik yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, adalah sebesar Rp. 1.092.800.000,- (satu miliar sembilan puluh dua juta delapan ratus ribu rupiah), dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran 2013 Nomor: DIPA-040.01.1.427913/2013 tanggal 25 Desember 2012. Sebagai rincian pembiayaan yang diberikan kepada PIHAK PERTAMA adalah sebesar Rp. 383.473.000,- diberikan kepada PIHAK KEDUA adalah sebesar Rp. 714.327.000,- (BPS Daerah Rp. 646.527.000,-, BPS Pusat Rp. 67.800.000,-).

Pasal 6PEMBAYARAN

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan, dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui Uang Persediaan (UP), Tambahan Uang Persediaan (TUP), atau Pembayaran Langsung (LS) atas usulan dan bukti pengeluaran riil (at cost) yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA.

5

Page 10: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 7HAK PARA PIHAK

(1) PIHAK PERTAMA berhak:a. mendapatkan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan dari

PIHAK KEDUA; danb. mendapatkan laporan hasil kegiatan pengumpulan,

pengolahan, penyajian dan analisis data dan informasi statistik Profil Wisatawan Nusantara dari PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK KEDUA berhak:a. menerima alokasi dan memanfaatkan biaya kegiatan

berdasarkan prinsip Uang Yang Harus Dipertanggung jawabkan (UYHD) yang besarnya merupakan maksimal biaya kegiatan sesuai dengan KAK dan RAB;

b. memanfaatkan hasil pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data dan informasi statistik Profil Wisatawan Nusantara;

c. mendapatkan hasil publikasi sebanyak 10 tiras (eksemplar); dan

d. dapat menggandakan hasil publikasi sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 8KEWAJIBAN PARA PIHAK

(1) PIHAK PERTAMA berkewajiban:a . menyusun KAK dan RAB yang diperlukan untuk pelaksanaan

kegiatan;b. menyediakan anggaran yang diperlukan untuk kegiatan

pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data dan informasi statistik Profil Wisatawan Nusantara; dan

6

Page 11: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

c. melakukan pembayaran berdasarkan prinsip UYHD atas biaya pelaksanaan kegiatan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan KAK dan RAB atau sebesar biaya yang diajukan oleh PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK KEDUA berkewajiban:a. melaksanakan kegiatan sesuai dengan KAK dan RAB;b. menyusun dan menyediakan pengumpulan, pengolahan,

penyajian dan analisis data dan informasi statistik Profil Wisatawan Nusantara; dan

c. membuat laporan kemajuan dan laporan hasil pelaksanaan kegiatan.

Pasal 9TANGGUNG JAWAB

(1) PIHAK PERTAMA bertanggung jawab dalam perencanaan, pengawasan, dan pembiayaan atas pelaksanaan kegiatan, dan PIHAK KEDUA bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Jika dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan perubahan atas Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan PARA PIHAK dapat dilakukan perubahan dan dituangkan dalam perubahan Kerangka Acuan Kelja (KAK).

Pasal 10PENGAWASAN DAN EVALUASI

PIHAK PERTAMA mempunyai kewenangan sepenuhnya untuk melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan dari Perjanjian Kerja Sama yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

7

Page 12: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 11PENYERAHAN HASIL KEGIATAN

Penyerahan keseluruhan hasil kegiatan oleh PIHAK KEDUA dilaksanakan setelah tahap penyajian dan analisis selesai keseluruhannya dengan jangka waktu selambat-lambatnya pada tanggal 28 Desember 2013.

Pasal 12KEPEMILIKAN HASIL

(1) Hak kepemilikan atas seluruh hasil kegiatan Pengumpulan, Pengolahan, Analisis dan Penyajiaan Data dan Informasi Statistik Profil Wisatawan Nusantara, adalah merupakan hak milik dari PARA PIHAK.

(2) PARA PIHAK berhak mempublikasikan, menyalin ulang atau mereproduksi dokumen-dokumen tersebut pada ayat (1) tanpa harus mendapatkan persetujuan dari PIHAK lain.

Pasal 13KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)

(1) PARA PIHAK dapat dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi ketentuan dalam Perjanjian ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan se bagai force majeure.

(2) Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure antara lain adanya bencana alam (gempa bumi, angin taufan, banjir, dan sejenisnya), wabah penyakit, perang/pemberontakan, huru-hara atau kerusuhan yang berpengaruh pada pelaksanaan perjanjian ini.

8

Page 13: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

(3) Apabila terjadi force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka PIHAK yang terkena force majeure wajib memberitahukan kepada PIHAK lainnya selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah terjadi force majeure.

(4) Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menghapuskan Perjanjian ini, dan berdasarkan kesiapan kondisi PARA PIHAK dapat melanjutkan kegiatan sebagaimana mestinya.

Pasal 14PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perbedaan penafsiran atau perselisihan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.

Pasal 15PEMBERITAHUAN

(1) Segala hal yang berhubungan dengan surat menyurat serta pemberitahuan yang diperlukan dan diharuskan dalam melaksanakan Perjanjian Kerja Sama ini, harus atau wajib disampaikan kepada PARA PIHAK melalui alamat-alamat yang tersebut di bawah ini:a. PIHAK PERTAMA

Nama . M. KHAIRUL ANWARJabatan : Kasubbid. Jaringan dan Infrastruktur Pusdatin

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Alamat : Jl. Medan Merdeka Barat 17, Lt. 21 Jakarta 10110 Telpon : 021.3452000 Faksimili : 021.3808613

9

Page 14: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

b. PIHAK KEDUANama : SENTOT BANGUN WIDOYONO, M.A.Jabatan : Direktur Stat. Keuangan, Teknologi Informasi,

dan PariwisataAlamat : Jl. Dr. Sutomo no.6-8 Jakarta PusatTelpon : 021.3810291. Ext 6300Faksimili : 021.3506639

(2) Apabila terdapat penggantian dan/atau perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas oleh salah satu PIHAK, maka harus atau wajib dilakukan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK lainnya.

Pasal 16PERUBAHAN/ADDENDUM

Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini akan diatur kemudian dengan persetujuan tertulis dari PARA PIHAK dan dituangkan dalam bentuk Addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.

Pasal 17 PENUTUP

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dengan materai cukup, ditandatangani oleh PARA PIHAK, dan mempunyai kekuatan hukum sama dan PARA PIHAK masing-masing mendapat 1 (satu) rangkap.

PIHAK KEDUA,

SENTOT BANGUN WIDOYONO, M .A.

10

Page 15: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING MINISTRY OF TOURISM AND CREATIVE ECONOMY

REPUBLIC OF INDONESIAAND

INTEL CORPORATION ON

ESTABLISHMENT AND DEVELOPMENT OF DIGITAL CREATIVE ECONOMY ECOSYSTEM IN INDONESIA

Number: MU.02/KF.001/EKMDI/KPEK/20 13

Memorandum of Understanding ("MoU") is made on 5th April 2013 ("Effective Date") by and between:

1. Harry Waluyo : Director General for Creative Economyon Media, Design, and Technology of Ministry of Tourism and Creative Economy Republic of Indonesia, established and existing under the laws of The Republic Indonesia with its legal address at Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta 10110, Indonesia, (hereafter referred to as "MTCE"); and

2. Christos Georgiopoulos: General Manager of Developer RelationDivision of Intel Corporation, a company established and existing under the laws of Delaware with its legal address at 2200 Mission College Boulevard, Santa Clara, CA 95054- 1549, United States (hereafter referred to as "Intel")

11

Page 16: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

In this MoU, MTCE and Intel are sometimes referred to individuallyas "Party" or collectively as "Parties".

WHEREAS:

A. The Government of Indonesia views that human resources is one of the key enabler for empowering creative economy in order to contribute to the Gross Domestic Product (GOP) of Indonesia;

B. Intel as a technology leader in the computing space desires to promote innovation and use of software applications with the aim of benefiting the Indonesian economy. Intel desires to work with MTCE to help create a program which may assist Indonesian software developers to use the latest technologies available from Intel to create innovative applications and solutions for Indonesia in the areas of education, healthcare, tourism and entertainment;

C. The Government of Indonesia recognizes that the Government has an important role in facilitating and promoting innovation products made by Indonesian developers; and

D. Therefore, MTCE recognizes the importance and benefit in collaborating with private sector to establish and develop digital creative economy ecosystem in Indonesia. To this end, MTCE has been in discussion with Intel relating to propose public-private areas of cooperation, details of which are set out in this MoU.

NOW IT IS HEREBY AGREED:

12

Page 17: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

ARTICLE 1 PURPOSE OF MoU

(1) This MoU will serve as a framework to describe the proposed joint activitie(s) to be discussed and negotiated by the Parties. This MoU is not intended to be a binding agreement between the Parties. This MoU is non-binding, except for the obligations and agreements of the Parties set forth in Article 1, Article 3 and Article 4, which are all binding upon the Parties.

(2) Upon the execution of this MoU, the Parties will discuss and may negotiate the potential joint activitie(s) described in Article 2 in greater detail, which may include entering into binding agreements which include detailed time schedules for the implementation of the matters set out therein.

(3) Separate binding agreements will not become effective until the Parties have approved, executed and delivered the appropriate definitive agreements.

(4) If the Parties enter negotiations subsequent to this MoU which result in a binding agreement, MTCE agrees that such binding agreement may be, at Intel's sole discretion, entered into and signed by any of Intel's subsidiaries or affiliated companies.

ARTICLE 2AREAS OF COOPERATION

(1) The Parties will cooperate to discuss and negotiate the following proposed joint cooperation in greater detail:a. Proposed Objective of Proposed Joint Cooperation The

proposed objective is to establish and develop digital creative economy ecosystem in Indonesia, and to assist start up digital preneurs improve in maturity and development of business.

13

Page 18: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

b. Proposed Public-Private Areas of CooperationIn recognition of the desire by MTCE to establish and develop digital creative economy ecosystem in Indonesia and to support creative digital developers, the Parties have been discussing proposed initiatives that may contribute to the growth and development of digital creative economy ecosystem in Indonesia.The innitiative related to the listed below but not limited to:(i) MTCE proposed contribution to establish and develop

digital creative economy ecosystem in Indonesia consist of:

Providing the innovators;Deciding the city where Creative Centre should be located;Providing the place/land for the Creative Centre; Coordinating with every stakeholders;Selecting the innovators for the Creative Centre; and Arranging one year programs of Creative Centre.

(ii) Intel proposed contribution to establish and develop digital creative economy ecosystem in Indonesia consist of:

Provide InteLtbased Hardware devices (a mix ofDesktop PC, Ultrabook, Tablet and Smartphones) to be part of the Creative Centre Lab;Access to latest Intel Technology;Access to Intel expert;Access to Intel SDK (Software Development Kit) and Tools;

14

Page 19: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Implementation of Intel Easy Steps Programs to support the digital entrepreneur startups;Mentoring business development plans; andMentoring on market access.

ARTICLE 3 IMPLEMENTATION

(1) This MoU shall be effective as of the Effective Date and shall continue until and automatically terminate without notice on, April 5th 2015 unless extended in writing by mutual agreement or upon execution of a definitive agreement by all Parties covering the subject matter herein.

(2) Party may terminate this MoU by mutual agreement upon thirty (30) days prior written notice to the other Party and the provisions of Article 4 shall survive any termination of this MoU.

ARTICLE 4 GENERAL TERMS

(1) Each Party shall be responsible for its own expenses in connection with all matters relating to this MoU and for the transaction(s) proposed in Article 2 above. If the proposed transaction(s) are not consummated for any reason, neither of the Parties will be responsible for any of the other's expenses.

(2) The existence and contents of this MoU and any otherconfidential information exchanged between the Parties concerning the subject matter above shall be held in confidence in accordance with the Confidentiality and Non­disclosure Agreement #__________ (the "CNDA") signedbetween the Parties.

15

Page 20: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

(3) Neither Party shall be entitled to assign or transfer any of its rights or obligations under this MoU without the prior written consent of the other Party. Notwithstanding the foregoing, either Party may assign this MoU to any of its wholly-owned subsidiaries or related companies through written notice to the other Party.

(10) All notices required or permitted to be given hereunder shall be in writing, shall make reference to this MoU, and shall be delivered by hand, or dispatched by prepaid air courier or by registered or certified airmail, postage prepaid, addressed as follows:

If to Intel

Intel Corporation Attn: General Counsel 2200 Mission College Blvd. Santa Clara, CA 95052 United States of America

If to MTCE

Ministry of Tourism andCreative EconomyJl. Medan Merdeka Barat No. 17Jakarta 10110Republic of Indonesia

(11) This MoU shall be executed in the English language and the English language original of this MoU shall prevail over any translation hereof into any other languages.

(12) This MoU and any claim arising under or relating to this MoU shall be governed, construed and interpreted according to the laws of the Republic of Indonesia.

(13) Any provision of this MoU may be amended only by a written amendment duly signed by the Parties.

16

Page 21: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

IN WITNESS WHEREOF, the parties have caused this Moll to be executed by their respective authorized representatives as set forth below.

INTEL CORPORATION GENERAL MANAGER OF DEVELOPER

RELATIONS DIV.

MINISTRY OF TOURISM AND CREATIVE ECONOMY

DIRECTOR GENERAL FOR CREATIVE ECONOMY ON MEDIA, DESIGN AND

TECHNOLOGY

17

Page 22: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

DANKEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

REPUBLIK INDONESIATENTANG

PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF NASIONAL MELALUI PEMANFAATAN DAN PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

NOMOR : M.HH-12.HM.05.02 Tahun 2013 NOMOR : N.H.20/KS.001/MPEK/2013

Pada hari ini, Rabu tanggal dua puluh empat bulan April tahun dua ribu tiga belas bertempat di Jakarta, yang bertandatangan di bawah ini:

1. AMIR SYAMSUDIN : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia,berkedudukan di Jalan H.R Rasuna Said Kavling 6-7 Jakarta Selatan, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. MARI ELKA PANGESTU : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17 Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;

18

Page 23: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama- sama disebut PARA PIHAK sesuai dengan kedudukan dan kewenangan masing-masing sepakat untuk mengadakan Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional Melalui Pemanfaatan dan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual selanjutnya disebut Nota Kesepahaman dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1LATAR BELAKANG

Nota kesepahaman ini dibuat berdasarkan pemahaman situasi dankondisi latar belakang antara lain:1. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki berbagai macam

potensi ekonomi kreatif termasuk didalamnya potensi kekayaan dan keragaman seni dan budaya, keindahan alam geografis, serta sumber daya manusia yang memiliki ide kreatif dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian nasional;

2. Sistem perlindungan Hak Kekayaan Intelektual mempunyai peran yang sangat penting dalam mendorong perekonomian nasional yang merupakan tanggung jawab khususnya PIHAK PERTAMA; dan

3. Bahwa pengembangan potensi ide kreatif manusia, kekayaan dan keragaman seni dan budaya sebagai sumber inspirasi ekonomi kreatif merupakan tanggung jawab khususnya PIHAK KEDUA.

Pasal 2 TUJUAN

Tujuan Nota Kesepahaman ini adalah :

1. Terwujudnya pengembangan potensi ekonomi kreatif untuk meningkatkan perekonomian nasional;

19

Page 24: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

2. Terwujudnya peningkatan kreativitas masyarakat melalui pemanfaatan dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual;

3. Tercapainya perlindungan hukum dan peningkatan pertumbuhan ekonomi bagi para pelaku ekonomi kreatif; dan

4. Tercapainya kerja sama di antara PARA PIHAK dalam melaksanakan sistem Hak Kekayaan Intelektual nasional.

Pasal 3RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi:

1. Peningkatan pemahaman tentang sistem Hak Kekayaan Intelektual bagi PIHAK KEDUA dan pelaku ekonomi kreatif melalui seminar, pameran, pelatihan, lokakarya, temu wicara, dan bimbingan teknis.

2. Pemetaan dan inventarisasi potensi produk ekonomi kreatif Indonesia yang dilaksanakan melalui kerja sama di antara PARA PIHAK.

3. Promosi produk ekonomi kreatif Indonesia, baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

4. Kegiatan lain yang mendukung peningkatan dan pengembangan ekonomi kreatif nasional, antara lain kawasan berbudaya HKI.

Pasal 4TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai tugas dan tanggung jawab:

20

Page 25: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

a. menyiapkan materi dan narasumber dalam rangka sosialisasi Hak Kekayaan Intelektual bagi PIHAK KEDUA dan pelaku ekonomi kreatif; dan

b. melakukan pendampingan dan bimbingan teknis Hak Kekayaan Intelektual.

(2) PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab:a. melaksanakan sosialisasi dan pemahaman atas perlindungan

Hak Kekayaan Intelektual bagi pelaku ekonomi kreatif;b. membantu dalam pengembangan dan promosi ekonomi kreatif

Indonesia;c. menyediakan sarana dan prasarana dalam pengelolaan

ekonomi kreatif dan pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual; dan

d. membantu pelaku ekonomi kreatif dalam mengajukan permohonan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual.

Pasal 5PELAKSANA TUGAS

Untuk melaksanakan Nota Kesepahaman in i:

1. PIHAK PERTAMA menunjuk Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual sebagai koordinator dan penanggung jawab atas pelaksanaan Nota Kesepahaman ini di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan

2. PIHAK KEDUA menunjuk Sekretaris Jenderal sebagai koordinator dan penanggung jawab atas pelaksanaan Nota Kesepahaman ini di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

21

Page 26: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 6PELAKSANAAN

(1) Mekanisme pelaksanaan Nota Kesepahaman secara rinci akan dituangkan dalam suatu Perjanjian Kerja Sama yang dibuat secara bersama antara PARA PIHAK, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

(2) Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk tim yang anggotanya terdiri dari PARA PIHAK.

Pasal 7 PEMBIAYAAN

Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Nota Kesepahaman ini dibebankan kepada PARA PIHAK sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8JANGKA WAKTU

(1) Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK dan dapat diperpanjang, diubah, atau diakhiri setiap waktu, atas persetujuan PARA PIHAK melalui pemberitahuan secara tertulis.

(2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak penandatanganan Nota Kesepahaman ini, PARA PIHAK baik secara sendiri maupun bersama berkewajiban melakukan evaluasi kegiatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan perencanaan kegiatan berikutnya.

22

Page 27: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 9PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Setiap perbedaan pendapat yang terjadi dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan bersama-sama dengan sebaik- baiknya dengan cara musyawarah untuk mufakat.

Pasal 10 ADDENDUM

Perubahan dan/atau hal-hal yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini diatur dalam bentuk Addendum yang disepakati oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

Pasal 11 PENUTUP

Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, bermeterai cukup, masing-masing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dan telah diterima oleh PARA PIHAK pada saat Nota Kesepahaman ini ditandatangani.

MENTERI PARIWISATA DAN

23

Page 28: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

KESEPAKATAN BERSAMA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DENGANKEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

TENTANGKEGIATAN DAN USAHA PERFILMAN

Nomor: 0244/MPK.F/FL/2013 Nomor: KB.35/KS.001/MPEK/2013

Pada hari ini Kamis tanggal Sebelas bulan Juli Tahun Dua Ribu Tiga Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. MOHAMMAD NUH, : Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia, berkedudukan dan beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59/P Tahun 2011 selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. MARI ELKA PANGESTU, : Menteri Pariwisata dan Ekonomi KreatifRepublik Indonesia, berkedudukan dan beralamat di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17 Jakarta 10110, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59/P Tahun 2011 selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

24

Page 29: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-samadisebut PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagaiberikut:

a . PIHAK KESATU mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan; dan

b. PIHAK KEDUA mempunyai tugas menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Dasar Hukum pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5060);

3. Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

4. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.07/HK.001/MPEK/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; dan

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

PARA PIHAK sepakat melaksanakan Kesepakatan Bersama dalampenanganan bidang perfilman, dengan ketentuan sebagai berikut:

25

Page 30: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

TUJUAN Pasal 1

Kesepakatan Bersama ini bertujuan untuk mengembangkan kegiatan dan usaha perfilman di Indonesia dalam rangka meningkatkan ketahanan budaya bangsa dan kesejahteraan masyarakat.

RUANG LINGKUP PasaL 2

Ruang Lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi:

a. Penelitian, Pengembangan, dan Pendidikan Perfilman;b. Sumber Daya Perfilman;c. Pembuatan Film;d. Jasa Teknik Film;e. Apresiasi Film;f. Sensor Film;g. Pengedaran Film;h. Pertunjukan Film;i. Penjualan Film dan/atau penyewaan Film;j. Pengarsipan Film;k. Ekspor Film; danl. Impor Film.

26

Page 31: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PELAKSANAAN Pasal 3

Pelaksanaan lebih lanjut dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diatur secara terkoordinasi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

PEMBIAYAAN Pasal 4

Biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan dari Kesepakatan Bersama ini dibebankan pada anggaran PARA PIHAK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

EVALUASI Pasal 5

PARA PIHAK sepakat akan melakukan evaluasi pelaksanaan isi Kesepakatan Bersama ini paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.

JANGKA WAKTU Pasal 6

(1) Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK;

27

Page 32: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

(2) Dalam hal salah satu pihak berkeinginan untuk memperpanjang atau mengakhiri Kesepakatan Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pihak yang bersangkutan wajib memberitahukan maksud tersebut secara tertulis kepada pihak lainnya, paling lambat 2 (dua) bulan sebelumnya;

(3) Perubahan atau pengakhiran Kesepakatan Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk adendum.

(1) Kesepakatan Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermaterai cukup, dan masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama, satu rangkap untuk PIHAK KESATU, dan satu rangkap untuk PIHAK KEDUA, serta diterima oleh PARA PIHAK pada saat Kesepakatan Bersama ini ditandatangani.

(2) Kesepakatan Bersama ini mulai berlaku pada saat ditanda tangani oleh para pihak.

PENUTUP Pasal 7

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA,

V4JVIOHAMMAD NUH f-

28

Page 33: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

MINISTRY OF TOURISM AND CREATIVE ECONOMY REPUBLIC OF INDONESIA

^ ) Singex

COOPERATIONAGREEMENT

betweenDirectorate General of

Tourism Destination Development of the Ministry of Tourism

and Creative Economy Republic of Indonesia

andSingex Exhibition Ventures Pte Ltd

onSupport on International Conference on Sustainable Development 2013: Special

Focus on TourismOne day and date as set out below, the following parties have signed a

Cooperation Agreement, as follows:i. Name : Ir. Firmansyah Rahim, MM

Designation : Director General of TourismDestination Development

Address : Gd Sapta Pesona, Lt 14 Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta Pusat 10110 Indonesia

Hereinnafter acts as the strategic partner of the event on behalf of the Ministry of Tourism and Creative Economy Republic of Indonesia and further referred as the "FIRST PARTY", and

ii. Name : Aloysius ArlandoDesignation : Chief Executive Officer Address : Singex Exhibition Ventures Pte

Ud 1 Expo Drive. #02-01 Singapore 486150

Reg. No. : 197400503M

KESEPAKATANKERJASAMA

antaraDirektorat Jenderal

Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata

dan ekonomi Kretif Republic Indonesia

denganSingex Exhibition Ventures Pte Ltd

tentangDukungan Acara Penyelenggaraan

International Conference on Sustainable Development 2013: Special Focus on TourismPada hari dan tanggal sebagaimana disebutkan di bawah, telah ditanda tangani Kesepakatan Kerjasam? antara pihak-pihak sebagai berikut:i. Nama : Ir. Firmansyah Rahim, MM

Jabatan : Director General of TourismDestination Development

Alamat : Gd. Sapta Pesona, Lt 14 Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta Pusat 10110 Indonesia

Selanjutnya bertindak selaku mitra s tra te g is a cara a ta s nam a Kementerian Pariwisata dan Ekonomi K re atif (PA REKRA F) R ep u b lik Indonesia dan selanjutnya disebut sebagai "PIHAK PERTAMA"; danii. Nama : Aloysius Arlando

Jabatan : Chief Executive Officer Address : Singex Exhibition Ventures Pte

Ud 1 Expo Drive. #02-01 Singapore 486150

Alamat : 197400503M

29

Page 34: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Hereinafter acts as the owner of the event on behalf of Singex Exhibitions Pte Ltd and further referred to as the "SECON PARTY".2. The SECOND PARTY is responsible

for the following work and the corresponding expenses set out in "Attachment II" herewith formed as an integral part of this Agreement:i. Conference Curation and

C o n te n t D e v e lo p m e n t, including Programming and Speakers Id e n tific a t io n ;

ii. Marketing;iii. Sponsorship Sales;iv. PR and Publicity;v. Project M anagement and

Coordination;vi. International Speaker's fee and

airfare;vii. Invitation to participant; andviii. Others:

a. Notify the FIRST PARTY regarding the amount of p a r t i c i p a n t s a n d invitaion'an

b. M ake re p o rt of the conference to the FIRST PARTY.

3. The PARTIES jointly undertake the preparation, implementation and evaluation of the event International Conference on Sustainable Development 2013 : Special Focus on Tourism as set out

Selanjutnya bertindak selaku pemilik acara atas nama Singex Exhibitions Pte Ltd dan selanjutnya disebut sebagai "PIHAK KEDUA".2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab

atas pekerjaan dan pembiayaan sebagaimana tercantum dalam "Lampiran II" yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Kesepakatan Kerjasam a ini, sebagai berikut:i. K u rasi K o n fe re n si dan

Pengem b an gan Konten, term asuk Pem rogram an dan Identifikasi Pembicara;

ii. Pemasaran;iii. Pemasaran Sponsor;iv. PR dan Publikasi;v. Manajemen dan Koordinasi

Proyek;vi. Honor dan Penerbangan

Pem bicara Internasional;vii. Undangan kepada peserta; danviii. lainnya:

a. Pem beritahuan kepada PIHAK PERTAM A atas Ju m la h p e se rta dan undangan; dan

b. Melakukan laporan atas konferensi kepada PIHAK PERTAMA.

3. Para PIHAK secara bersama-sama sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing melakukan persiapan, pelaksanaan dan eva luasi penye len ggaraan International Conference on Sustainable Development 2013: Sp e cia l Focus on Tourism

30

Page 35: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

in "Attachm ent III" herewith formed as an integral part of this Agreement, in accordance with each task and responsibilities in order to achieve the objective of cooperation as set out in Article 1 of this Agreement.

4. Addition or adjustment to the Attachment III can be done with an addendum by approval of the PARTIES.

5. For avoidance of doubt, the PARTIES agree that given the constraint of time to organize the event and secure sufficient sponsorship, the SECOND PARTY may re-calibrate the programme and sp e a k e rs s u b je c t to consultation with the FIRST PARTY.

6. For avoidance of doubt, the SECOND PARTY shall notify the FIRST PARTY should the SECOND PARTY assign some go its works as set out in article 2.2 of this Cooperation Agreement to is partner(s) and/or affiliates in Indonesia.

The FIRST PARTY and SECOND PARTY collectively hereinafter are referred to as the "PARTIES', and each as a "PARTY".

The PARTIES agree to a jo int commitment and collaboration to organize the event of International C o n fe re n ce on S u s ta in a b le Development 2013: Special Focus on Tourism as d e ta ile d in th is

sebagaimana tercantum dalam "Lampiran III" yang merupakan bagian tak terpisahkan dan Kesepakatan Kerjasama ini, dalam rangka mencapai tujuan kerjasama sebagaimana tercantum dalam pasal 1 Kesepakatan Kerjasama ini.

4. Penambahan atau perubahan pada Lampiran III dapat dilakukan dengan adendum yang disetujui oleh para PIHAK.

5. Untuk menghindari keraguan, PARA PIHAK sepakat bahwa mengingat kendala waktu untuk dapat mengatur acara dan mencari sponsor, PIHAK KEDUA dapat mengkalibrasi ulang atas program dan pembicara dengan konsultasi hal tersebut kepada PIHAK PERTAMA.

6. Untuk menghindari keraguan, PIHAK KEDUA wajib memberi­tahukan PIHAK PERTAMA jika PIHAK KEDUA m engalihkan sebagian dari pekerjaannya sebagaimana diatur di dalam pasal 2.2 Kesepakatan Kerjasama ini kepada rekanan(-rekanan) dan/atau a filia s i(-a filia s i) di Indonesia.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya disebut sebagai "PARA PIHAK", dan masing-masing sebagai "PIHAK".

PARA PIHAK sepakat dan mempunyai komitmen yang sama dan bekerja sama dalam m enyelenggarakan In te rn a tio n a l C o n fe ren ce on Sustainable Development 2013: Special Focus on Tourism, dengan

31

Page 36: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Cooperation Agreement With the following terms and conditions:

Article 1OBJECTIVE OF THE COOPERATION

This Cooperation Agreement is a basis for the organization of the event which aims at:

a. Obtain support and commitment of stakeh o ld ers, local and international speakers as well as the appropriate amount and attendance of participants for the event;

b. Generate Bali Declaration on Sustainable Development Solutions Network (SDSN) and Action Plan in order to implement the agenda of Sustainable Development Goals post 2015 that is related to Sustainable Ocean through the implementation of Blue Economy in Sustainable Tourism;

c. Generate roadmap that delivers directive in tourism development on the importance of ocean resources to achieve Sustainable D e ve lo p m e n t G o als 2030.

Article 2TASK AND RESPONSIBILITIES

1. The FIRST PARTY supports for the following works and corresponding expenses of:

ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

PASAL 1TUJUAN KERJASAMA

Kesepakatan Kerjasama ini adalah sebagai landasan untuk penyeleng­garaan International Conference on Sustainabte Development 2013; Special Focus on Tourism dengan tujuan:a. M em peroleh dukungan dan

komitmen para pemangku kepen­tingan, pembicara dalam dan luar negeri dan jumlah serta kehadiran peserta yang memadai di acara ini;

b. Menghasilkan Deklarasi Bali yang berskema Sustainable Develop­ment Solutions Network (SOSN) dan Rencana Aksi dalam rangka penerapan agenda Sustainable Development Goals (SDG) pasca 2015 yang terkait dengan Sus­tainable Ocean melalui penerapan konsep Ekonomi Biru dalam Kepariwisataan Berkelanjutan;

c. M enghasilkan roadmap yang m e m b e rik a n arah da lam pengembangan kepariwisataan terhadap pentingnya sumber daya laut untuk mencapai Sustainable Development Goals tahun 2030.

PASAL 2TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1. PIHAK PERTAMA mendukung penyelenggaraan acara dengan m elaku kan p e ke rja an dan pembiayaan, sebagai berikut:

32

Page 37: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

i. Event support Services as set out in "Attachment I" herewith formed as an integral part of this Agreement; and

ii. In terms of the specification for Event Support Services set out in Attachment I, the FIRST PARTY may com pose an adjustment according to the requirements on site subject to the agreement of the SEOND PARTY.

Article 3PERIOD OF COOPERATION

1. This Cooperation Agreement is effective and valid from the date of its signing up to 31 (Thirty one) October 2013 and may be extended upon written mutual agreem ent betw een the PARTIES.

2. Notwithstanding the period of cooperation as set out in article 3.1. of th is Cooperation Agreement, the SECOND PARTY has the rights to continue and organize the Event periodically after the first event in 2013 with the use of the Event's conference name, branding and theme, and the FIRST PARTY could support such periodical events. For avoidance of doubt, the PARTIES agree that the a rra n g e m e n ts fo r each periodical events shall be discussed separately between the PARTIES.

i. Penyediaan Layanan Dukungan Acara sebagaimana tercantum datam "La m p iran I' yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Kesepakatan Kerjasama ini; dan

ii. Dalam hal spesifikasi Layanan Dukungan Acara tidak sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, maka PIHAK PERTAMA dapat melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi di lapangan sesuai dengan persetujuan dan PIHAK KEDUA.

Pasal 3JANGKA WAKTU KERJASAMA

1. Kesepakatan Kerjasama ini berlaku efektif sejak tanggal Kesepakatan Kerjasama ini ditandatangani sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu Oktober 2013 dan dapat diperpanjang atas persetujuan bersama PARA PIHAK secak tertulis,

2. Terlepas dari jangka waktu kerjasama sebagaimana diatur dalam pasal 3.1. dari Perjanjian Kerjasama ini, PIHAK KEDUA memiliki hak untuk melanjutkan dan mengatur Acara berikutnya secara berkala setelah acara pertama di tahun 2013 dengan menggunakan nama konferensi, branding dan tema dari Acara, dan PIHAK PERTAMA dapat mendukung Acara berkala tersebut. Untuk menghindari keraguan PARA PIHAK setuju bahwa pengaturan untuk setiap acara berkala tersebut akan dibahas secara terpisah di antara PARA PIHAK.

33

Page 38: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Article 4 CONSIDERATION

1. The SECOND PARTY is obliged to notify the FIRST PARTY with regard to the amount of sponsorship collected, content, type and logo of the sponsors for the International 2013: Special Focus on Tourism. Any a m o u n t c o l le c t e d in consideration for the services rendered and to defray cost shall belong to the SECOND PARTY.

2. Any action to be taken by each of the PARTIES in performing its o b lig a t io n s u n d e r th is Cooperation Agreement must be taken at its own cost and expense unless otherw ise provided in this Cooperation respective PARTIES have no obligation to pay and/or refund for each other's work and/or activities.

Article 5CONFIDENTIALITY

Except as and to the extent required by law and other relevant authorities, none of the PRTIES, will disclose or use, and they will cause their Confidential Information (as defined below) furnished or to be furnished, by any PARTY or their respective representatives to the other PARTY

Pasal 4PERTIMBANGAN

1. PIHAK KEDUA w ajib m em ­beritahukan kepada PIHAK PERTAMA tentang jumlah konten, jenis dan logo sponsor dalam penyelenggaraan International Conference on Su sta in ab le Development 2013; Special Focus on Tourism. Setiap pendapatan yang diperoleh untuk jasa yang diberikan dan biaya-biaya adalah milik PIHAK KEDUA.

2. Setiap tindakan yang diambil oleh m asing-m asing PIHAK dalam m elaksanakan kew ajibannya b e rd a sa rk a n K e se p a k a ta n Kerjasama ini harus ditanggung atas biaya-biaya dan pengeluaran- pengeluarannya masing-masing kecuali ditentukan sebaliknya di dalam Perjanjian ini. PARA PIHAK sepakat bahwa masing-masing PIHAK tidak memiliki kewajiban untuk m em bayar dan/atau m engem balikan biaya yang dikeluarkan PIHAK lainnya dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan dan aktivitas-aktivitasnya masing- masing sebagaimana diatur di dalam Kesepakatan Kerjasama ini.

Pasal 5KERAHASIAAN

Kecuali sebagai dan untuk per­panjangan yang dipersyaratkan oleh hukum dan pihak-pihak berwenang, tidak ada satu PIHAK pun, akan menyikap atau menggunakan dan akan menyebabkan perw akilan mereka tidak untuk membuka atau

34

Page 39: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

or their representatives in connection herewith, at any time or in any manner. For purposes of this article, "Confidential Information" means any information about each writing as such to the other, or any other confidential information relating to a PARTY which may be deemed to be price sensitive information. Provided, ho w ever, th a t C o n fid e n t ia l Inform ation does not include information which the PARTY alleged to have disclose can demonstrate: (i) is generally available to or know by the public other than as a result of its improper disclosure; or (ii) was obtained from a source other than the other PARTY, provided that such source was not bound by a duty of confidentiality to the other PARTY with respect to such information.

Article 6 TERMINATION

1. This Cooperation Agreement shall be terminated by either PARTY if there is any material breach under this Cooperation Agreement.

2. In relation to any termination under this Cooperation Agreement, the Parties agree to expressly waive the provisions of Article 1266 of the Indonesian Civil Code to the extent that the PARTIES agree not’ to seek any approval from the counts nor require the other PARTY

menggunakan, Informasi Rahasia (sebagaimana didefinisikan dibawah ini) melengkapi atau akan melengkapi, oleh PIHAK manapun atau perwakilan mereka untuk PIHAK lainnya, atau perwakilan mereka untuk PIHAK lainnya, atau perwakilan mereka dalam kaitannya bersam a ini, kapanpun atau dalam segala cara. Untuk tujuan dari pasal ini "Informasi Rahasia" berarti informasi mengenai setiap Pihak yang dicap "Rahasia" atau diidentifikasikan secara tertulis kepada yang berkaitan dengan PIHAK yang dianggap dapat membuat peka harga. Asalkan melainkan Informasi Rahasia tersebut tidak termasuk informasi yang Pihak menduga untuk dibuka dan dapat didemonstrasikan:(i) secara umum tersedia untuk atau diketahui publik lain sebagai hasil dari penyimpangan yang tidak patut; atau(ii) telah didapatkan dari sumber lain dari Pihak lain, asalkan Pihak tersebut tidak terikat oleh kewajiban rahasia kepada pihak lain sesuai dengan informasi sedemikian.

Pasal 6PENGHENTIAN

1. Kesepakatan Kerjasama ini akan diakhir oleh salah satu PIHAK apabila terjad i pelanggaran m ateria l atas Kesepakatan Kerjasama ini.

2. Dalam ka itan nya te rh ad ap p e n g a k h ira n b e rd a s a rk a n Kesepakatan Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat untuk menge­sampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berlaku di Republik Indonesia sepanjang PARA PIHAK

35

Page 40: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

to seek any approval from the counts in order to effectuate the termination of this Cooperation Agreement.

Article 7FORCE MAJEURE

1. Neither PARTY shall be liable for any delay or default in the performance of its obligations under this Cooperation Agreement ca,used by force majeure event, being circumstances beyond the reasonable control and without the fault or negligence of such PARTY and in which such PARTY is reasonable unable to perform in whole or in substantial part its obligations under this Cooperation Agreement. Force majeure events including but not limited to acts of God, perils of navigation, fire, hostilities, war (declared or undeclared), blockade, labor d isturbances, strikes, riots, insurrections, civil commotion, earthquakes, natural disasters, g o v e rn m e n t r e s t r ic t io n s , amendments of government policy regarding national budget or appropriations or other causes beyond the PARTY'S reasonable control occurring in the Republic of Indonesia and/or the Republic of Singapore.

tidak memerlukan persetujuan dari pengadilan atau membutuhkan PIHAK lain untuk m encari persetujuan dari pengadilan untuk m em berlakukan pem utusan Kesepakatan Kerjasam a ini.

Pasal 7KEADAAN MEMAKSA

1. Tidak satupun dari PARA PIHAK yang dapat dianggap bertanggung jawa terhadap keterlabatan atau kesalahan dari pelaksanaan kewajiban yang terdapat dalam Kesepakatan Kerjasama ini yang diakibatkan oleh peristiwa keadaan memaksa, berada dalam keadaan di luar kendali dan diluar kesalahan atau kelalaian PIHAK yang bersang­kutan dan dimana PIHAK tersebut secara wajar tidak dapat melaksana­kan seluruh atau sebagian penting kewajibannya dalam Kesepakatan Kerjasama ini. Peristiwa keadaan memaksa adalah termasuk tetapi tidak terbatas pada kejadian alam, ancaman navigasi, kebakaran, konflik, perang (baik yang dideklarasikan maupun yang tidak), blokade, pemogokan buruh, pemogokan, kerusuhan, pem berontakan, kekacauan rakyat, gempa bumi, b e n ca n a a la m , la ra n g a n pemerintah, perubahan kebijakan pemerintah mengenai anggaran atau perubahan peraturan atau penyebab lain yang berada di luar kendali PIHAK yang bersangkutan yang terjadi di Republrk Indonesia dan/atau Republik Singapura.

36

Page 41: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

2. If one or more of the force majeure events specified above should occur, the PARTIES shall, for the duration of such event(s) be relieved of any such obligation under this Cooperation Agreement as is affected by the said event(s) provided that:i. the affected PARTY gives the

other PARTY prompt notice of the force majeure event with reasonably full particulars thereof and, insofar as known to the affected PARTY, the probable extent to which it will be unable to perform or be delayed in performing that obligation:

ii. the affected PARTY will use all possible diligence to remove that force majeure event as quickly as possible:

iii. the p ro v is io n s of th is Cooperation Agreement shall remain in force with regard to all other obligations under this Cooperation Agreement which are not affected by such force majeure event; and

iv. the PARTIES shall resume their full obligations under this Cooperation Agreement upon the cessation of such force majeure event.

3. If after a period of 90 days the force majeure event has not ceased, the PARTIES shall meet in good faith to discuss the situation

2. Jika satu atau lebih dari peristiwa keadaan memaksa di atas terjadi, selama berlangsungnya peristiwa keadaan memaksa tersebut diatas, PARA PIHAK dibebaskan dari kewajiban dalam Kesepakatan Kerjasama ini yang terkenan akibat dari keadaan memaksa dengan ketentuan bahw a:i. PIHAK yang terkena peristiwa

k e a d a a n m e m a k s a m em beritahukan dengan segera kepada PIHAK lainnya m en genai ke m ungkinan tidak dapat dilaksanakannya atau ditundanya pelaksanaan kewajiban;

ii. PIHAK yang terkena peristiwa keadaan m em aksa akan m e n g g u n a k a n s e lu ru h kemampuan dengan tekun yang dapat dilakukan untuk segera mengatasi keadaan memaksa secepatnya;

iii. ketentuan dari Kesepakatan Kerjasama ini akan tetap berlaku terhadap kewajiban lain dalam Kesepakatan Kerjasam a ini yang tidak terkena keadaan memaksa; dan

iv. PARA PIHAK akan menyelesai­kan seluruh kewajiban secara penuh di dalam Kesepakatan Kerjasam a ini pada saat b e r h e n t i n y a k e a d a a n memaksa.

3. Jika setelah jangka waktu 90 hari dari peristiwa keadaan memaksa tidak berhenti, PARA PIHAK akan bertemu dengan dasar itikad baik

37

Page 42: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

and endeavor to achieve a mutually satisfactory resolution to the problem.

Article 8DISPUTE RESOLUTION

1. All disputes arising from this contract shall be binding and be f i n a l l y sett led under the administrative and procedural Rules of Arbritation of Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) by arb itrators appointed in accordance with said rules.

2. For the purposes of Article 6 (1) of Indonesia Law no. 30 Year 1999 on Arbitration and Alternative Dispute Resolution, the PARTIES agree that the relationship between the PARTIES is in terms of cooperation for the support of the International C onference on Sustainable Development 2013 : Special Focus on Tourism and shall be deemed commercial in nature.

Article 9 LANGUAGE

This Cooperation Agreement has been written in Bahasa Indonesia and English, both versions being deemed authentic. In the event where there is any dispute to the interpretation of this Cooperation Agreement, the PARTIES agree that Bahasa Indonesia is to be given priority.

untuk mendiskusikan situasi dan berupaya untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan PARA PIHAK terhadap masalah yang terjadi.

Pasal 8PENYELESAIAN SENGKETA

1. Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini, akan diselesaikan dan diputuskan oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir.

2. Untuk keperluan Pasal 6 (1) Undang- Undang Republik Indonesia No 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, PARA PIHAK setuju bahwa hubungan antara PAHAK PIHAK adalah kerjasama dukungan penyelenggaraan acara Inter­national Conference on Sustainable Development 2013: Special Focus on Tourism dan akan dianggap komersial.

Pasal 9 BAHASA

Kesepakatan Kerjasama ini telah dibuat dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, keduanya adalah versi yang otentik. Dalam hal terjadi perbeda an interpreta si atas Kesepakatan Kerjasama ini, Para Pihak sepakat bahwa versi Bahasa Indonesia adalah yang berlaku melampaui versi Bahasa Inggris.

38

Page 43: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Article 10 GENERAL

Pasal 10 UMUM

1. This Cooperation Agreement is created with good faith to be obeyed and implemented by both PARTIES with high responsibility.

2. This Cooperation Agreement shall be governed by the laws of the Republic of Indonesia.

Signed in : Jakarta Date : 24 July 2013

For and on behalf of/Untuk dan atas nama

Singex Exhibition Ventures Pte Ltd

1. Kesepakatan Kerjasama ini dibuat dengan itikad yang baik untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK dengan tanggung jawab yang tinggi.

2. Kerjasama ini diatur dan berlaku dalam segala halnya sesuai dengan hukum yang berlaku di Republik Indonesia.

Ditandatangani di : JakartaTanggal : 24 Juli 2013

For and on behalf of/Untuk dan atas nama;

Directorate General Tourism Destination Development

Ministry of Tourism and Creative Economy

39

Page 44: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIFDAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : KB.46/KS.001/MPEK/2013

NOMOR : 81/2013TENTANG

PENYELENGGARAAN FESTIVAL FILM INDONESIA TAHUN 2013

Pada hari ini, Senin tanggal dua bulan September tahun dua ribu tiga belas, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. MARI ELKA PANGESTU : Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17 Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59/P Tahun 2011 untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

2. GANJAR PRANOWO : Gubernur Jawa Tengah, berkedudukan diSemarang Jalan Pahlawan Nomor 9, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 94/P Tahun 2013 tanggal 14 Agustus 2013, tentang Pengangkatan Gubernur Jawa Tengah Masa Jabatan Tahun 2013 sampai dengan 2018, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Jabatannya serta sah mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;.

40

Page 45: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dengan menerangkan terlebih dahulusebagai berikut:a. bahwa penyelenggaraan Festival Film Indonesia Tahun 2013

merupakan sebuah ajang apresiasi bagi anak bangsa yang berkarya dalam dunia perfilman terutama film Indonesia, selain itu Festival Film Indonesia adalah identik dengan kegiatan sosial budaya yang berfungsi sebagai tolok ukur prestasi melalui ajang kompetisi yang memiliki nilai apresiasi serta promosi film Indonesia dan memberikan penghargaan kepada insan perfilman;

b. bahwa dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan Festival Film Indonesia tahun 2013 perlu dukungan dari seluruh instansi baik pemerintah, swasta, maupun elemen masyarakat;

c. bahwa untuk pengembangan industri perfilman memerlukan suatu kegiatan yang bersifat festival di kalangan pelaku perfilman; dan

d. bahwa koordinasi dan kerjasama yang erat diantara berbagai instansi yang terkait perlu dilakukan agar program Festival Film Indonesia dapat terlaksana dengan baik, bersifat komprehensif sehingga dapat mendorong pertumbuhan industri perfilman.

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagaiberikut:

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Halaman 86-92);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

41

Page 46: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5060);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);

7. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 tahun 2011;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah; dan

9. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.133/UM.00I/MPEK/2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, PARA PIHAKsepakat menyusun Kesepakatan Bersama tentang PenyelenggaraanFestival Film Indonesia Tahun 2013 selanjutnya disebut KesepakatanBersama, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

42

Page 47: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 1MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud Kesepakatan Bersama ini adalah:a. sebagai landasan kerjasama untuk penyelenggaraan Festival

Film Indonesia Tahun 2013; danb. sebagai salah satu event yang berskala nasional untuk

mendukung Visit Jawa Tengah 2013.

(2) Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah untuk menyukseskan penyelenggaraan Festival Film Indonesia Tahun 2013 dan Visit Jawa Tengah 2013.

Pasal 2OBYEK DAN RUANG LINGKUP

(1) Obyek Kesepakatan Bersama ini adalah penyelenggaraan Festival Film Indonesia Tahun 2013;

(2) Ruang lingkup Kesepakatan Bersama meliputi perencanaan, penyelenggaraan dan fasilitasi Festival Film Indonesia Tahun 2013.

Pasal 3TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai tugas dan tanggung jawab menyelenggarakan Festival Film Indonesia Tahun 2013 dari tahap peluncuraan (launching), malam pengumuman nominasi, dan malam penganugerahan PIALA CITRA;

(2) PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan dukungan event penyelenggaraan Festival Film Indonesia Tahun 2013.

43

Page 48: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 4PELAKSANAAN

(1) Mekanisme pelaksanaan Kesepakatan Bersama secara rinci akan dituangkan dalam suatu Perjanjian Kerja Sama yang dibuat oleh PARA PIHAK, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini.

(2) Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk tim yang anggotanya ditetapkan oleh PARA PIHAK.

(3) Untuk melaksanakan Kesepakatan Bersama ini PIHAK PERTAMA menunjuk Direktur Pengembangan Industri Perfilman Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya dan PIHAK KEDUA menunjuk/menguasakan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi Kebudayaan dan Pariwisata.

Pasal 5 PEMBIAYAAN

Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan Kesepakatan Bersama ini dibebankan kepada PARA PIHAK sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6FORCE MAJEURE

(1) Force Majeure adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PARA PIHAK yaitu bencana alam, huru-hara, perang, pemberontakan, sabotase, kebakaran atau pemogokkan masaL

(2) Apabila terjadi Force Majeure maka salah satu pihak dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kalender harus sudah memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya tentang adanya force majeure tersebut.

44

Page 49: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 7JANGKA WAKTU

Kesepakatan Bersama ini berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK sampai dengan selesainya kegiatan penyelenggaraan Festival Film Indonesia Tahun 2013.

Pasal 8PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Setiap perbedaan pendapat yang terjadi dalam penyelenggaraan Kesepakatan Bersama ini akan diselesaikan bersama-sama dengan sebaik-baiknya dengan cara musyawarah untuk mufakat.

Pasal 9 ADDENDUM

Perubahan dan/atau hal-hal yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersama ini diatur dalam bentuk Addendum yang disepakati oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini.

Pasal 10 PENUTUP

Kesepakatan Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, bermaterai cukup, masing-masing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dan telah diterima oleh PARA PIHAK pada saat Kesepakatan Bersama ini ditandatangani.

45

Page 50: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF DENGAN

PT. RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA TENTANG

GALA DINNER DI HOTEL WESTIN, NUSA DUA BALI

NOMOR : PK.9/KS/001.EKSB/KPEK/2013 NOMOR : RCTI/PK-LGL/729/IX/2013

Pada hari ini, Kamis, tanggal 19 bulan September tahun dua ribu tiga belas, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. AHMAN SYA : Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif BerbasisSeni dan Budaya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17, Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA;

2. BETI P.SANTOSO dan KANTI MIRDIATI IMANSYAH

: Masing-masing selaku Wakil Direktur Utama PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia yang berkedudukan di Jalan Raya Perjuangan Kebon Jeruk, Jakarta 11530 dalam hal ini bertindak untuk dan atas PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

46

Page 51: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA PIHAK, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. bahwa dalam rangka mendukung acara High Level Policy Dialogue dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Asia Pasific Economy Cooperation (APEC) 2013 di Bali, PIHAK PERTAMA akan menyelenggarakan Gala Dinner di Nusantara Room Hotel Westin Nusa Dua Bali; dan

2. bahwa untuk kelancaran Gala Dinner dimaksud, PIHAK KEDUA akan membantu menyediakan sarana yang diperlukan dengan tidak membebankan biaya kepada PIHAK PERTAMA.

PARA PIHAK sepakat mengadakan Perjanjian Kerja Sama tentang Gala Dinner di Hotel Westin Nusa Dua Bali, dengan ketentuan:

Pasal 1Tugas dan Tanggung Jawab PIHAK PERTAMA

PIHAK PERTAMA mempunyai tugas dan tanggungjawab:

(1) menyelenggarakan Gala Dinner pada tanggal 1 Oktober 2013 bertempat di Nusantara Room, Hotel Westin Nusa Dua Bali.

(2) menyediakan sarana berupa:a. sound system, generator, dan teknisinya;b. cover stage dengan laminasi hitam;c. backdrop LED; dand. Screen:

1) Screen ukuran 3m x 4m sebanyak 2 unit;2) LCD projector sebanyak 2 unit;

47

Page 52: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

3) Cover Screen sebanyak 2 unit;4) Ediroll sebanyak 1 unit; dan5) ESS switcher sebanyak 1 unit.

Pasal 2Tugas dan Tanggung Jawab PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab menyediakan sarana, berupa:

1. Panggung (stage)a. stage ukuran 6m x 20 m Tinggi 60 cm, apabila menggunakan

modul panggung dengan ukuran 1,83 m x 2,4 m maka modul yang dibutuhkan sebanyak 20 unit; dan

b. stage FOH tinggi 60 cm sebanyak 5 unit.

2. RidgingRidging aluminium ukuran 6 m x 12 m tinggi 5 m dengan overlay bagian atas 1 m (seperti canopy), bagian atas ukuran 7m x 12m.

3. Lightinga. Moving fine art 1200 sebanyak 17 unit;b. Beam Ebeam Fine Art sebanyak 12 unit;c. LED wash sebanyak 9 unit;d. Fresnel sebanyak 6 unit;e. Par sebanyak 12 unit;f. Mini brute sebanyak 4 pcs; dang. Generator untuk lighting

48

Page 53: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

4. LEDa. LED type P6 ukuran 3m x 6m; danb. Generator untuk LED.

Pasal 3 Penutup

Perjanjian Kerja Sama dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, bermeterai cukup, mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan mengikat PARA PIHAK.

Perjanjian Kerja Sama ini mulai berlaku sejak tanggal ditanda tangani oleh PARA PIHAK, sampai dengan selesainya penyelenggaraan Gala Dinner di Nusantara Room Hotel Westin Nusa Dua Bali tanggal 1 Oktober 2013.

METERAITEMPF.I.

PIHAK PERTAMA

SANTOSO%METERAI TEMPET.

1Q4CCABF7448731®r / jcmM WgujtomH / f / / y j

2 . ' KANTI MIRDIATIIMANSYAH

49

Page 54: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

DANKEMENTERIAN KEBUDAYAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

REPUBLIK KOREATENTANG

KERJASAMA DI BIDANG INDUSTRI-INDUSTRI KREATIF

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Republik Korea, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

BERHASRAT untuk memperkuat hubungan persahabatan antara kedua negara dan rakyat mereka di segala bidang, khususnya di bidang industri-industri kreatif;

DIILHAMI oleh komitmen bersama untuk meningkatkan, sesuai dengan kemampuan mereka, promosi kerjasama di bidang yang telah di sebutkan di atas berdasarkan prinsip persamaan, saling menghormati dan menguntungkan;

MERUJUK pada Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea tentang Kerjasama di Bidang Kebudayaan yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 28 November 2000;

50

Page 55: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

MENYADARI peran dan peningkatan prioritas dari industri-industri kreatif di dalam pengembangan ekonomi kedua negara, dan sebagai instrumen positif untuk peningkatan kualitas hidup seluruh rakyat;

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing;

Telah mencapai kesepahaman sebagai berikut:

Pasal 1 Tujuan

Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini adalah:(a) Untuk mempromosikan kerjasama Antara rakyat dari kedua

negara di bidang industri-industri kreatif;(b) Untuk mempromosikan dan memperbaiki pengembangan

sumberdaya manusia di bidang industri-industri kreatif; dan(c) Untuk mamfasilitasi saling kesepahaman dan dukungan antara

rakyat kedua negara di bidang industri-industri kreatif.

Pasal 2Bidang Kerjasama

Para Pihak akan bekerjasama melalui pertukaran informasi, pameran, peningkatan kemampuan, pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan, fasilitasi kerja sama bisnis kebisnis dan partisipasi di acara-acara/program masing-masing. Kerjasama tersebut dapat dilakukan di bidang industri-industri, kreatif sebagai berikut:(a) musik;(b) film;(c) seni pertunjukan;(d) animasi, permainan, kebudayaan dan seni yang berbasis digital;(e) bidang-bidang kerja sama industry kreatif lainnya yang secara

bersama-sama disepakati oleh Para Pihak.

51

Page 56: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

1. Untuk pelaksanaan M em orandum Saling Pengertian ini, Para Pihak akan m enyusun pengaturan tam bahan khusus, yang harus m enetapkan, antara lain, tujuan, program , proyek atau kegiatan-kegiatan, rekom endasi, pengaturan anggaran dan rincian lainnya.

2. Pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian ini tergantung pada ketersediaan dana dan sum ber daya m anusia dari Para Pihak.

3. Pelaksanaan Memorandum Saling pengertian ini dapat melibatkan pihak ketiga, seperti dewan industri kreatif terkait dan pihak swasta, dalam bentuk partisipasi dalam kemitraan.

4. Pelaksanaan M em orandum Saling Pengertian ini juga dapat m elibatkan lebih lanjut pengaturan lainnya di tingkat kerja teknis, term asuk pada tingkat unit-unit kerja di m asing-m asing Kementerian.

Pasal 4Kelompok Kerja Bersama

1. Para Pihak akan m em bentuk sebuah kelom pok kerja bersama untuk m em fasilitasi pelaksanaan dari M em orandum Saling Pengertian ini.

2. Kelompok kerja bersama akan menetapkan prosedur-prosedur, rencana-rencana dan rekomendasi program -progam kerjasama dan kegiatan-kegiatan dan akan mengadakan pertemuan serta konsultasi jika dipandang perlu secara bergantian di Indonesia atau di Republik Korea. Jika pertem uan tidak bisa diadakan karena keadaan tertentu, dokumen akan dipertukarkan sebagai pengganti pertemuan tersebut.

3. Kelompok kerja bersama ini akan menjadi bagian dari Kelompok Kerja Industri Kreatif di bawah Indonesia-Korea Joint task Force.

Pasal 3Pelaksanaan

52

Page 57: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

4. Rencana kegiatan yang jelas harus dirumuskan oleh kelompok kerja bersama ini.

Pasal 5Hak Cipta dan Hak-hak Kekayaan Intelektual Terkait

1. Para Pihak akan memastikan perlindungan terhadap hak cipta dan hak-hak kekayaan intelektual terkait lainnya sesuai dengan hukum dan perjanjian internasional yang ditandatangani oleh Para Pihak.

2. Kepemilikan dan pemanfaatan hak cipta dan hak-hak kekayaan intelektual terkait lainnya yang dihasilkan dari kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini akan diatur di dalam pengaturan proyek spesifik oleh Para Pihak atau badan lain yang terlibat dalam kerja sama tertentu menurut Memorandum Saling Pengertian ini. Pengaturan tersebut harus penuh pertimbangan secara adil terhadap kepemilikan yang didasarkan pada kontribusi Para Pihak atau badan lainnya.

Pasal 6Pengetahuan Tradisional dan Folklore

1. Para Pihak akan mengakui nilai dan esensi dari pengetahuan traditional dan folklore. Lebih jauh lagi, Para Pihak akan mengupayakan perlindungan yang efektif terhadap pengetahuan tradisional dan folklore dan mencegah adanya eksploitasi, penyelewengan atau penyalahgunaan terhadap pengetahuan tradisional dan folklore kedua negara.

2. Dalam hal pengetahuan tradisional dan folklore dipergunakan untuk tujuan komersial, maka Para Pihak akan mendorong adanya pembagian keuntungan dari penggunaan atas pengetahuan tradisional dan folklore tersebut sesuai dengan hukum masing- masing negara.

53

Page 58: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

1. Salah satu Pihak akan melindungi kerahasiaan dari setiap dokumen, informasi dan data lain dari Pihak lainnya baik yang diperoleh dari Pihak lainnya atau yang didapat oleh Para Pihak pada masa pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian ini atau pengaturan lainnya yang dibuat berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini.

2. Tanpa mengesampingkan butir 1, masing-masing Pihak dapat memperoleh informasi, dokumen atau data lainnya dari Pihak lainnya:(a) ketika para pekerja, agen, konsultan, subkontraktor, pegawai

pemerintah, perwakilan atau penasehat yang perlu mengetahui informasi, dokumen atau data lainnya yang terkait dengan Memorandum Saling Pengertian ini atau untuk melaksanakan kegiatan yang terdapat di dalamnya, dengan ketentuan bahwa masing-masing Pihak akan memastikan bahwa orang yang diberikan informasi, dokumen atau data lainnya dari Pihak lainnya tunduk pada Pasal ini;

(b) Sekiranya dipersyaratkan oleh hukum, perintah pengadilan, atau otoritas pemerintah atau peraturan, dengan ketentuan bahwa Pihak lainnya diberikan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu atas permintaan tersebut; atau

(c) Ketika adanya izin tertulis dari Pihak lainnya.

3. Para Pihak memutuskan bahwa Pasal ini akan tetap dipatuhi meskipun Memorandum Saling Pengertian ini diakhiri atau berakhir untuk masa dua tahun sesudahnya.

Pasal 7Kerahasiaan

54

Page 59: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 8Pembatasan Aktivitas Personil

Masing-masing Pihak akan memastikan bahwa personilnya yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan di bawah Memorandum saling Pengertian ini akan menghormati dan mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan dari negara tuan rumah dan tidak akan terlibat dalam urusan politik apapun di negara tuan rumah di luar kegiatan- kegiatan atau program-program menurut Memorandum Saling Pengertian ini.

Pasal 9 Perubahan

Memorandum Saling Pengertian ini dapat diubah setiap saat dengan kesepakatan bersama Para Pihak secara tertulis. Perubahan tersebut akan menjadi bagian tak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini dan akan mulai berlaku sesuai Pasal 11.

Pasal 10Penyelesaian Perselisihan

Setiap perselisihan yang timbul dari interpretasi atau pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara damai melalui negosiasi dan/atau konsultasi antara Para Pihak.

Pasal 11Mulai Berlaku, Jangka Waktu, dan Pengakhiran

1. Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan dan akan terus berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun. Memorandum Saling Pengertian ini dapat diperbaharui untuk jangka waktu 5 (lima) tahun melalui persetujuan tertulis Para Pihak.

55

Page 60: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

2. Masing-masing Pihak dapat mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini sewaktu-waktu dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya meJalui jalur diplomatik mengenai maksudnya untuk mengakhiri Memorandum Saling Pengertian ini 3 (tiga) bulan sebelum tanggal pengakhiran dimaksud.

3. Pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi penyelesaian dari program-program dan proyek- proyek yang sedang berjalan di bawah Memorandum Saling Pengertian ini. kecuali jika sebaliknya diputuskan secara bersama-sama oleh Para Pihak.

Ditandatangani dalam rangkap dua di Jakarta, pada tanggal 12 Oktober 2013 dalam bahasa Indonesia, Korea, dan Inggris, semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran, naskah bahasa Inggris yang berlaku.

UNTUK KEMENTERIAN UNTUK KEMENTERIANPARIWISATA DAN KEBUDAYAAN,OLAHRAGA

EKONOMI KREATIF DAN PARIWISATA

YOOJIN RYONG Menteri Kebudayaan,

Olahraga dan Pariwisata

REPUBLIK KOREA

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

56

Page 61: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

REPUBLIK INDONESIA

PENGATURAN PROYEK ANTARA

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

DANSEKRETARIAT NEGARA UNTUK HUBUNGAN EKONOMI

KONFEDERASI SWISSTENTANG

PENGEMBANGAN PARIWISATA UNTUK DESTINASI TERPILIHDI INDONESIA

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Sekretariat Negara untuk Hubungan Ekonomi Konfederasi Swiss (SECO) yang disebut sebagai "Para Pihak";

MERUJUK pada Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan Sekretariat Negara untuk Hubungan Ekonomi Konfederasi Swiss (SECO) tentang Pengembangan Destinasi Pariwisata di Indonesia yang ditanda tangani di Jakarta pada tanggal 7 Juli 2010;

MENGINGAT kerjasama yang bermanfaat antara para Pihak berdasarkan Pengaturan Proyek antara Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan Sekretariat Negara untuk Hubungan Ekonomi Konfederasi Swiss dalam Pengembangan Pariwisata di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur yang ditandatangani di Kupang pada tanggal 16 September 2010;

57

Page 62: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

BERKEINGINAN untuk meningkatkan lebih lanjut kerja sama antara Par.3 Pihak melalui pengembangan destinasi pariwisata, selanjutnya disebut sebagai "Destinasi", di Pulau Flores (Nusa Tenggara Timur), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Toraja (Sulawesi Selatan). Wakatobi (Sulawesi Tenggara) melatui promosi dan pengembangan Organisasi Pengelolaan Destinasi (DMO) di bidang pariwisata; dan untuk meningkatkan pendidikan pariwisata di Indonesia;

MENGAKUI upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat setempat di Destinasi untuk pembangunan berkelanjutan sebagai destinasi pariwisata;

SESUAI dengan hukum dan peraturan yang berlaku di nagara masing-masing;

TELAH MENYETUJUI sebagai berikut:

Pasal 1 Tujuan

(1) Tujuan Pengaturan Proyek ini, antara lain:a. Untuk meningkatkan daya saing Destinasi melalui

pengembangan destinasi pariwisata;b. Untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan pariwisata

di Indonesia;c. Untuk menciptakan penghasilan dan pekerjaan yang

berkelanjutan bagi masyarakat setempat di Destinasi;d. Untuk memperkuat pembentukan Organisasi Pengelolaan

Destinasi (DMO) lokal dan regional sebagai forum/dewan pemangku kepentingan di Flores untuk melayani Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur, Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur berdasarkan Kerangka Pariwisata Nasional untuk pengelolaan destinasi (DMO) dan tata kelola destinasi;

58

Page 63: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

e. Untuk memperkuat DMO lokal dan regional sebagai forum/dewan pemangku kepentingan di Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Toraja (Sulawesi Selatan), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) berdasarkan Kerangka Pariwisata Nasional untuk pengelolaan destinasi (DMO) dan tata kelola destinasi;

f. Untuk meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan pariwisata di Destinasi;

g. Untuk mengidentifikasi dan mengarusutamakan pembelajaran pengembangan pariwisata dalam penyusunan kebijakan di Indonesia.

Metodologi proyek ini adalah:a. Peningkatan kapasitas untuk DMO lokal/regional di Flores

yang difokuskan pada aspek kelembagaan dan stabilitas keuangan.

b. DMO adalah organisasi lokal yang berfungsi sebagai forum/dewan pemangku kepentingan yang berintegrasi, berkoordinasi dan saling mendukung dalam kegiatan pariwisata oleh sektor publik (pemerintah pusat, regional, dan daerah) dan sektor swasta;

b. Penguatan peningkatan kapasitas DMO di Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Toraja (Sulawesi Selatan), Wakatobi (Sulawesi Tenggara);

c. Fasilitasi pengembangan kurikulum dan pelatihan peningkatan kapasitas mengenai pengelolaan destinasi di lingkup pendidikan tinggi (universitas/akademi) dan sekolah-sekolah kejuruan di Destinasi terpilih.

59

Page 64: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 2Pengaturan Kelembagaan Proyek

Untuk tujuan Pengaturan Proyek ini:a. Kemenparekraf yang diwakili oleh Direktorat Jend ̂

Pengembangan Destinasi Pariwisata (DPDP), menur Koordinator Program Nasional sebagai focal point;

b. SECO menunjuk Swisscontact sebagai lembaga pelaks proyek dengan Dokumen Proyek seperti pada Lampiran I seb kerangka acuan yang merupakan bagian tidak terpisah dari Pengaturan Proyek ini;

c. Pemerintah provinsi dan kabupaten merupakan mitra l dalam pelaksanaan proyek;

d. Swisscontact wajib bertanggung jawab atas pelaksan proyek dan mengacu pada keselarasan program dan kegia dengan dukungan dan melalui konsultasi Dewan Penas< sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Kemenparekraf, pemerii provinsi dan kabupaten di 4 Destinasi di Pulau Flores (Nusa Teng Timur); Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Toraja (Sula\ Selatan), Wakatobi (Sulawesi Tenggara).

Pasal 3Program dan Kegiatan

(1) Pengaturan Proyek ini meliputi kegiatan sebagai beria. Memperkuat daya saing destinasi pariwisata terpilih

1. Peningkatan kapasitas untuk DMO lokal/regional di Fl yang difokuskan pada aspek kelembagaan y forum/dewan pemangku kepentingan dan stabi keuangan;

60

Page 65: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

2. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan kapasitas DMO sebagai forum/dewan pemangku kepentingan di Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Toraja (Sulawesi Selatan), Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dalam semua bidang yang terkait dengan pengelolaan destinasi;

3. Alih pengetahuan kepada DMO lokal/regional mengenai penyelenggaraan statistik terkait pariwisata;

4. Melaksanakan upaya peningkatan kapasitas untuk masyarakat, sektor swasta, dan pemerintah daerah di Destinasi;

5. Melaksanakan analisis rantai nilai terhadap pasar pariwisata dalam pemilihan produk sumber lokal;

6. Meningkatkan kesadaran mengenai perlindungan terhadap indikasi geografis, pengetahuan tradisional, dan ekspresi budaya tradisional bekerjasama dengan lembaga Kekayaan Intelektual Federal Swiss;

7. Mempromosikan keanekaragaman budaya kepada jaringan internasional yang relevan.

b. Memperkuat pendidikan dan pelatihan pariwisata di Indonesia1. Mengidentifikasi lembaga mitra di Indonesia dan Swiss

serta mendirikan konsep kemitraan yang jelas;2. Mengembangkan kurikulum pengelolaan destinasi di

tingkat universitas/akademi;3. Peningkatan kapasitas dalam pengelolaan destinasi bagi

para guru dan siswa;4. Meningkatkan kurikulum pelatihan hospitality yang

sudah ada di tingkat sekolah kejuruan;5. Pendampingan terhadap pembentukan program pelatihan

magang yang sistematis.

61

Page 66: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

c. Mengidentifikasi, menyebarluaskan dan mengarusutamakan pembelajaran dalam penyusunan kebijakan1. Memfasilitasi konferensi nasional tata kelola destinasi;2. Memfasilitasi kunjungan studi intra-regional;3. " Pertemuan konsultasi dan pertukaran pengetahuan

dengan pemangku kepentingan dalam pemerintahan dan sektor swasta yang terkait.

(2) Rincian program ini akan diuraikan lebih lanjut dalam Lampiran I.

Pasal 4 Kontribusi

Untuk Realisasi Pengaturan Proyek:

(1) SECO wajib:a. Memberikan kontribusi yang bersifat tidak dikembalikan

(hibah bantuan teknis) dengan jumlah maksimal CHF 8,970,000 (delapan juta sembilan ratus tujuh puluh ribu franc Swiss) untuk mendukung pelaksanaan proyek;

b. Memberikan persetujuan tertulis untuk pengalihan barang- barang yang diadakan dari hibah selama pelaksanaan proyek;

c. Menyediakan data dan informasi terkait yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan proyek.

(2) Kemenparekraf wajib:a. Memastikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proyek

sesuai dengan Kerangka Nasional Pengembangan Pariwisata untuk tata kelola destinasi pariwisata;

b. Memfasilitasi pengurusan pembebasan pajak dan bea masuk yang mungkin timbul dari kegiatan proyek sesuai dengan hukum dan peraturan perpajakan Republik Indonesia yang berlaku;

62

Page 67: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

c. Memfasilitasi pengurusan izin masuk dan keluar dari wilayah Republik Indonesia, izin tinggal dan izin kerja bagi pekerja asing dan keluarga inti mereka yang ditugaskan untuk membantu proyek ini sesuai dengan hukum dan peraturan perundangan Republik Indonesia yang berlaku;

d. Memfasilitasi pengaturan terhadap proyek dengan menjalin hubungan dalam sektor publik dan memastikan koordinasi antar instansi pemerintah Indonesia di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten;

e. Mengoordinasikan bantuan dari mitra pembangunan bidang pariwisata yang berbeda untuk menghindari duplikasi dan tumpang tindih;

f. Menunjuk dan memfasilitasi Koordinator Program Nasional yang berbasis di Kemenparekraf untuk menjadi focal point utama Kemenparekraf untuk proyek;

g. Memfasilitasi mitra provinsi dan kabupaten di masing-masing Destinasi agar berpartisipasi secara aktif dalam perencanaan proyek, seperti penyediaan staf dan ruang kantor untuk Field Office di setiap Destinasi;

h. Mengawasi pelaksanaan kelompok kerja nasional DMO;i. Memasukkan Destinasi dalam kegiatan pemasaran pariwisata

nasional di Indonesia dan mengalokasikan dana untuk kegiatan ini dari anggaran tahunan.

Pasal 5Dewan Penasihat

(1) Para Pihak akan:a. Melakukan konsultasi dan memberikan panduan strategis

kepada lembaga pelaksanaan proyek melalui Dewan Penasihat;b. Berpartisipasi secara aktif dan konstruktif dalam Dewan

Penasihat dengan menggunakannya sebagai mekanisme untuk memperkuat kesesuaian antara proyek dan operasi lainnya;

63

Page 68: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

c. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan proyek secara berkala.

(2) Dewan Penasihat terdiri dari lembaga/perwakilan sebagai berikut:a. Kemenparekraf, termasuk Koordinator Program Nasional;b. Pemerintah provinsi dan kabupaten, termasuk satu perwakilan

dari kantor pemerintah provinsi, satu perwakilan dari dinas pariwisata regional, dan perwakilan dari dinas pariwisata kabupaten yang mewakili Destinasi;

c. SECO, termasuk tenaga ahli yang ditunjuk SECO;d. Dua perwakilan dari industri pariwisata dan/atau asosiasi

pariwisata.

(3) Tugas utama dan Dewan Penasihat:a. Menelaah dan menyetujui proyek strategis, intervensi dan

rencana kerja tahunan;b. Menelaah dan menyetujui laporan kemajuan tengah tahunan;c. Memberikan masukan tentang isu-isu kritis pada pelaksanaan

proyek;d. Menelaah dan menyetujui laporan hasil evaluasi;e. Menelaah dan menyetujui perencanaan keuangan dan laporan

penyerapan keuangan.

(4) Dewan Penasihat akan diketuai oleh Para Pihak yang akan bertemu setiap setengah tahun atau atas permintaan masing- masing Pihak. Modalitas pertemuan Dewan Penasihat akan diuraikan dalam kerangka acuan terpisah yang disepakati oleh Dewan Penasihat.

(5) Anggota Dewan Penasihat akan melaksanakan tugasnya tanpa kompensasi.

64

Page 69: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

(6) Proyek akan menanggung biaya logistik dan apabila diperlukan akomodasi.

(7) Dewan Penasihat akan mengundang pengamat dan narasumber dalam pertemuannya jika diperlukan.

Pasal 6Pengaturan Keuangan

(1) Prosedur hibah wajib sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.

(2) SECO wajib menyampaikan laporan penyerapan keuangan yang sudah disiapkan oleh lembaga pelaksana kepada Kemenparekraf setiap enam bulan berdasarkan format yang telah disepakati bersama.

Pasal 7 Status Aset

Setelah penyelesaian proyek, kepemilikan properti proyek wajib didiskusikan dan diputuskan sesuai dengan hukum dan peraturan Indonesia tentang pengadaan barang/jasa dan melalui kesepakatan bersama Para Pihak.

Pasal 8Pembatasan Orang

(1) Semua orang yang terlibat dalam kegiatan Pengaturan Proyek ini wajib menghormati kebebasan politik, kedaulatan, dan integritas wilayah negara tuan rumah dan wajib bertindak dalam ruang lingkup Pengaturan Proyek ini

(2) Para Pihak wajib mencakup konsultan, anggota proyek, dan tenaga ahli dari Para Pihak.

65

Page 70: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 9Monitoring dan Evaluasi

(1) Pemerintah Swiss serta pihak ketiga yang ditunjuknya, wajib memiliki hak untuk mengunjungi proyek, melakukan penilaian atau evaluasi yang komprehensif, dan wajib diberikan akses penuh ke semua dokumen dan informasi yang berhubungan dengan proyek, selama pelaksanaannya dan setelah penyelesaiannya.

(2) Kemenparekraf akan menyediakan informasi yang diminta atau berguna dan akan, berdasarkan permintaan, memastikan bahwa perwakilan berwenang tersebut di atas didampingi oleh orang yang terkait dan dilengkapi dengan bantuan yang diperlukan.

Pasal 10Ketentuan Anti-Korupsi

(1) Para Pihak memiliki perhatian bersama untuk memerangi korupsi, yang membahayakan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemanfaatan sumber daya yang tepat yang dibutuhkan untuk pembangunan dan, di samping itu, membahayakan persaingan yang adil dan terbuka berdasarkan harga dan kualitas. Para Pihak, untuk itu, menyatakan keinginan mereka untuk bersama sama berusaha memerangi korupsi.

(2) Segala bentuk penawaran, hadiah, pembayaran, remunerasi atau manfaat langsung atau tidak langsung dengan tujuan untuk diberikan penunjukan atau kontrak dalam kerangka Pengaturan Proyek, atau selama pelaksanaannya, akan diartikan sebagai tindakan ilegal atau korupsi.

(3) Setiap tindakan yang tertera pada ayat 2 Pasal ini menjadi alasan yang cukup untuk menetapkan pembatalan Pengaturan Proyek, pengadaan atau penunjukkan, atau untuk mengambil tindakan korektif lainnya yang ditetapkan oleh hukum yang berlaku.

66

Page 71: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 11Hak Kekayaan Intelektual

(1) Pengaturan Proyek ini tidak memberi hak bagi Pihak untuk menggunakan hak kekayaan intelektual Pihak lain. Perlindungan hak kekayaan intelektual Para Pihak akan ditegakkan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku untuk Para Pihak dan dengan perjanjian internasional dan instrumen lainnya yang mana kedua negara adalah pihak.

(2) Dalam hal program dan kegiatan di bawah Pengaturan Proyek ini dapat mengakibatkan hak kekayaan intelektual baru (termasuk dari penggunaan pengetahuan tradisional dan kesenian tradisional), Para Pihak akan membuat pengaturan terpisah untuk penggunaan dan perlindungan hak kekayaan intelektual dimaksud.

Pasal 12 Amandemen

Pengaturan Proyek ini dapat diubah setiap saat dengan persetujuan tertulis bersama Para Pihak.

Pasal 13Penyelesaian Sengketa

Setiap sengketa yang timbul dari pelaksanaan Pengaturan Proyek ini akan diselesaikan secara damai melalui negosiasi atau konsultasi antara Para Pihak.

67

Page 72: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 14 Penangguhan

Setiap Pihak memiliki hak untuk alasan keamanan nasional, kepentingan nasional, ketertiban umum atau kesehatan masyarakat untuk menangguhkan sementara seluruh atau sebagian pelaksanaan Pengaturan Proyek ini yang wajib segera berlaku setelah pemberitahuan disampaikan kepada Pihak lainnya melalui jalur diplomatik.

Pasal 15Mulai Berlaku, Jangka Waktu dan Penghentian

(1) Pengaturan Proyek ini wajib mulai berlaku pada tanggal penandatanganan dan wajib tetap berlaku untuk periode 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang oleh Para Pihak melalui persetujuan tertulis.

(2) Salah satu pihak dapat mengakhiri Pengaturan Proyek ini pada setiap waktu dengan pemberitahuan tertulis kepada pihak lainnya mengenai keinginannya untuk mengakhiri Pengaturan Proyek ini melalui jalur diplomatik paling lambat 6 (enam) bulan sebelum penghentian.

(3) Penghentian Pengaturan Proyek ini wajib tidak mempengaruhi penyelesaian program kegiatan yang sedang berjalan atau dilaksanakan dalam Pengaturan Proyek ini, kecuali jika diputuskan lain oleh Para Pihak.

(4) Mulai berlakunya Pengaturan Proyek ini wajib mengakhiri pengaturan Proyek antara Sekretariat Negara untuk Hubungan Ekonomi Konfederasi Swiss dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia pada pengembangan Pariwisata untuk Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur yang ditandatangani di Kupang pada tanggal 16 September 2010.

68

Page 73: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, telah menandatangani Pengaturan Proyek ini.

Dilakukan di Jakarta pada hari ke dua puluh delapan bulan Oktober pada tahun 2013, dibuat rangkap dua dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan interpretasi, naskah bahasa Inggris wajib berlaku.

Untuk Kementerian Pariwisata dan Sekretariat Negara untuk

Firmansya i Rahim Direktur Jtnderal

Pengembangan Destinasi Pariwisata

Heinz WalRer Nederkorn Duta Besar Swiss untuk

Indonesia

69

Page 74: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

REPUBLIC INDONESIA

PROJECT ARRANGEMENT BETWEEN

THE MINISTRY OF TOURISM AND CREATIVE ECONOMY OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

ANDTHE STATE SECRETARIAT FOR ECONOMIC AFFAIRS OF THE

SWISS CONFEDERATION ON

TOURISM DEVELOPMENT FOR SELECTED DESTINATIONS ININDONESIA

The Ministry of Tourism and Creative Economy of the Republic of Indonesia (MTCE) and the State Secretariat for Economic Affairs of the Swiss Confederation (SECO) hereinafter referred to as "the Parties";

REFERRING to the Memorandum of Understanding between the Ministry of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia and the State Secretariat for Economic Affairs of the Swiss Confederation on the Development of Tourism Destination in Indonesia signed in Jakarta on 7 July 2010;

TAKING INTO ACCOUNT the fruitful cooperation between the Parties under the Project Arrangement between the Ministry of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia and the State Secretariat for Economic Affairs of the Swiss Confederation on Tourism Development for Flores Island, East Nusa Tenggara signed in Kupang on 16 September 2010;

70

Page 75: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

DESIRING to further enhance the cooperation between the Parties through the development of tourism destinations, hereinafter referred to as "the Destinations", in Flores Island (East Nusa Tenggara), Tanjung Puting (Central Kalimantan), Toraja (South Sulawesi), Wakatobi (Southeast Sulawesi) through promoting and developing Destination Management Organization (DMO) in the field of tourism; and to improve tourism education in Indonesia;

ACKNOWLEDGING the efforts to increase the capacities of the local communities in the Destinations for sustainable development as a tourism destination;

PURSUANT to the prevailing laws and regulations of their respective countries;

HAVE AGREED as follows:

Article 1 Objectives

(1) The objectives of this Project Arrangement are:a. To strengthen the competitiveness of the Destinations

through tourism development;b. To improve tourism education and training in Indonesia;c. To create sustainable income and jobs for the local

communities in the Destinations;d. To strengthen local and regional DMOs as stakeholders

forum/council for Flores serving Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur, Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka and Flores Timur based on National Tourism Framework for destination management (DMO) and destination governance;

71

Page 76: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

e. To strengthen local and regional DMOs as stakeholders forum/council in Tanjung Puling (Central Kalimantan), Toraja (South Sulawesi), Wakatobi (Southeast Sulawesi) based on National Tourism Framework for destination management (DMO) and destination governance;

f. To improve capacity building of tourism stakeholders in the Destinations;

g. To identify and mainstream lessons learnt on tourism development into policy making in Indonesia.

(2) The methodologies of the project are:a. Capacity building for local/regional DMOs in Flores, focusing

on the aspects of institutional and financial stability. DMOs are local organizations which integrate, coordinate and as stakeholders forum/council mutually support tourism related activities between the public (national, regional, local government) and the private sector;

b. Strengthening of capacity building for DMOs in Tanjung Puting (Central Kalimantan), Toraja (South Sulawesi), Wakatobi (Southeast Sulawesi);

c. Facilitation of curriculum development and capacity building training in destination management for higher education (university/academy level) and vocational schools in selected Destinations.

Article 2Project Institutional Arrangement

For the purpose of this Project Arrangement:a. MTCE that is represented by Directorate General of Tourism

Destination Development (DGTDD), designates the National Programme Coordinator as a focal point;

72

Page 77: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

b. SECO designates Swisscontact as the implementing agency of the project with the Project Document as in Annex I as the terms of reference which forms an integral part of this Project Arrangement;

c. Provincial and district administrations are the local counterparts of the Project;

d. Swisscontact shall be responsible for the implementation of the project referring to the convergence programme and activities, with the support and under consultation of the Advisory Board as defined under Article 5, MTCE, provincial and district administrations in the 4 (four) Destinations of Flores Island (East Nusa Tenggara), Tanjung Puting (Central Kalimantan), Toraja (South Sulawesi), Wakatobi (Southeast Sulawesi).

Article 3Programmes and Activities

(1) The Project Arrangement covers the following activities:a. Strengthening the competitiveness of selected tourism

destinations1. Capacity building for the local/regional DMOs in Flores

that focuses on institutional as stakeholders forum/ council and financial sustainability;

2. Facilitate the strengthening and development of the capacity of DMOs as stakeholder forum/council in Tanjung Puting (Central Kalimantan), Toraja (South Sulawesi), Wakatobi (Southeast Sulawesi) in all relevant fields of destination management;

3. Transfer of knowledge to local/regional DMOs with respect to the collection of tourism-related statistics;

73

Page 78: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

4. Conduct capacity building measures for the community, private sector, and regional governments in the Destinations;

5. Conduct a value chain analysis of selected locally sourced products to the tourism market;

6. Raise awareness on the protection of geographical indications, traditional knowledge, and traditional cultural expressions in cooperation with the Swiss Federal Institute of Intellectual Property;

7. Promote cultural diversity to relevant international networks.

b. Strengthening tourism education and training in Indonesia1. Identify partner institutions in Indonesia and Switzerland

and establish a clear concept for the partnerships;2. Develop curriculum in destination management for

university/academy level;3. Capacity building on destination management for

teachers and students;4. Improve existing hospitality training curriculum for

vocational school level;5. Advisory on the establishment of systematic internship

training programmes.c. Identifying, sharing and mainstreaming lessons learnt into

policy making.1. Facilitate national conferences on destination management;2. Facilitate intra-regional study visits;3. Consultation meetings and knowledge exchange with

relevant government stakeholders and the private sector.(2) Details of the programme will be elaborated further in

Annex I.

74

Page 79: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Article 4 Contribution

For the realization of the Project Arrangement:(1) SECO shall:

a. Provide a non-reimbursable contribution (technical assistance grant) up to the maximum amount of CHF 8,970,000 (eight million nine hundred seventy thousand Swiss francs) to support the implementation of the project;

b. Provide written approval for the diverting of goods procured under the grant during !he implementation of the project;

c. Provide the data and any related information that has been assigned for the realization of the project.

(2) MTCE shall:a. Ensure the planning, implementation and evaluation of the

project in accordance with the National Tourism Framework for destination management and destination governance;

b. Facilitate the arrangement of tax exemption and custom duty that may occur from the activities of the project in accordance with the prevailing tax laws and regulations of the Republic of Indonesia;

c. Facilitate the arrangement for entry and exit permit of the territory of the Republic of Indonesia, stay permit and working permit for the foreign experts and their core families which are assigned to assist the project in accordance with the prevailing laws and regulations of the Republic of Indonesia;

d. Facilitate the arrangement to the project by liaising within the public sector and ensuring coordination among Indonesian government agencies at central, provincial, and district levels;

e. Coordinate assistance from different development partners for the tourism sector in order to avoid duplication and overlaps;

75

Page 80: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

f. Appoint and facilitate a National Programme Coordinator based in the MTCE to be MTCE's main focal point for the project;

g. Facilitate provincial and district counterparts in each of the Destinations to be actively involved in project planning, such as providing staff and office space for the Field Office in each of the Destinations;

h. Monitor the implementation of the national working group on DMOs;

i. Include the Destinations within the national destination marketing activities of Indonesia and allocate funds for these activities from its annual budget.

Article 5 Advisory Board

(1) The Parties will:a. Conduct consultations and give strategic guidance to the

implementing agency of the project through an Advisory Board;

b. Participate actively and constructively in the Advisory Board using it as a mechanism to strengthen synergies between the project and other operations;

c. Supervise and evaluate the implementation of the project on a regular basis.

(2) The Advisory Board shall be composed of the followinginstitutions/representatives:a. MTCE, including National Programme Coordinator;b. Provincial and district government, including representatives

from one provincial government office, one regional office and local government tourism units, representing the Destinations;

c. SECO, including technical experts nominated by SECO;

76

Page 81: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

d. Two representatives of the tourism industry and/or tourism associations.

(3) The key tasks of the Advisory Board are:a. Review and approve project strategies, interventions and

annual work plans;b. Review and approve semi-annual progress reports;c. Provide input on critical issues on project implementation;d. Review and approve external evaluation reports;e. Review and approve financial planning and disbursement

reports.

(4) The Advisory Board will be co-chaired by the Parties, it will meet semiannually or upon request of any Party. The modality of the Advisory Board meetings will be defined in a separate terms of reference to be endorsed by the Advisory Board.

(5) The members of Advisory Board shall serve without compensation.

(6) The project will cover the costs for logistics and - if necessary - accommodation.

(7) The Advisory Board will invite observers and resource persons to its meetings if necessary.

Article 6Financial Arrangement

(1) The procedure of the grant shall be in accordance with the prevailing laws and regulations of the Republic of Indonesia.

(2) SECD shall submit disbursement reports prepared by the implementing agency to MTCE semi-annually based on a mutually agreed format.

77

Page 82: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Article 7 Status of Asset

After the completion of the project, the ownership of the project properties shall be discussed and decided in accordance with the stipulations of Indonesian laws and regulations concerning the procurement of goods/services and by mutual consent of the Parties.

Article 8Limitation of Personnel

(1) All persons engaged in activities related to this Project Arrangement shall respect political independence, sovereignty and territorial integrity of the host country and shall act within the scope of this Project Arrangement.

(2) The Parties shall include consultants, project personnel, and technical expertise from the Parties.

Article 9Monitoring and Evaluation

(1) The Swiss Government as well as any third party appointed by it, shall have the right to visit the project, conduct a comprehensive assessment or evaluation, and shall be granted full access to alt documents and information related to the project, during its implementation and after its completion.

(2) The MTCE will provide all such requested or useful information and will, upon request, ensure that the above-mentioned authorized representatives are accompanied by the relevant personnel and are provided with the necessary assistance.

78

Page 83: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Article 10Anti-corruption Clause

(1) The Parties share a common concern in the fight against corruption, which jeopardizes good governance and the proper use of resources needed for development, and, in addition, endanger fair and open competition based on price and quality. The Parties declare, therefore, their intention for combining efforts to fight corruption.

(2) Any form of offer, gift, payment, remuneration or benefit - directly or indirectly - with a view to being awarded a mandate or contract within the framework of this Project Arrangement, or during its execution, will be construed as an illegal act or corrupt practice.

(3) Any act as stipulated in paragraph 2 of this Article constitutes sufficient grounds to justify annulment of this Project Arrangement, the procurement or resulting award, or for taking any other corrective measure laid down by the applicable law.

Article 11Intellectual Property Rights

(1) This Project Arrangement does not confer on a Party any right tc use the other Party's intellectual property rights. The protection of the Parties' intellectual property rights will be enforced in accordance with the respective national laws and regulations applicable to each Party and with any international agreements or other instruments to which both countries are party.

(2) In the event that the programme and activities under this Project Arrangement may result in any new intellectual property rights (including from the use of any traditional knowledge and folklore), the Parties will conclude separate arrangements for the use and protection of such intellectual property rights.

79

Page 84: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Article 12 Amendment

This Project Arrangement may be amended at any time by mutual written consent of the Parties.

Article 13Settlement of Disputes

Any disputes arising out of the implementation of this Project Arrangement shall be settled amicably through negotiations or consultations between the Parties.

Article 14 Suspension

Each Party reserves the right for reasons of national security, national interest, public order or public health to suspend temporarily either in whole or in part the implementation of this Project Arrangement which shall take effect immediately after notification has been given to the other Party through diplomatic channels.

Article 15Entry into Force, Duration and Termination

(1) This Project Arrangement shall enter into force on the date of its signing and shall remain in force for a 5 (five) year period and may be extended by the Parties through mutual written consent.

(2) Either Party may terminate this Project Arrangement at any time by giving to the other Party written notification for its intention to terminate this Project Arrangement through diplomatic channels at least 6 (six) months prior to its termination.

80

Page 85: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

(3) The termination of this Project Arrangement shall not affect the completion of ongoing activities or programmes implemented under this Project Arrangement, unless otherwise decided by the Parties.

(4) The entry into force of this Project Arrangement shall terminate the Project Arrangement between the State Secretariat for Economic Affairs of the Swiss Confederation and the Ministry of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia on Tourism Development for Flores Island, East Nusa Tenggara signed in Kupang on 16 September 2010.

IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, have signed this Project Arrangement.

Done at Jakarta on the twenty eighth day of October in the year two thousand and thirteen, in duplicate in Indonesian and English languages, all texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation, the English text shall prevail.

For The Ministry of Tourism and Creative For The State Secretariat for Economy of he Republic of Indonesia Economic Affairs of the

Firmansyah *ahim Director General o Indonesia

Tourism Destination Development

Heinz Walker Nederkorn Ambassador of Switzerland to

Indonesia

81

Page 86: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

DAN

IKATAN ARSITEK INDONESIA

NOMOR : PK.10/KS.001/EKMDI/KPEK/2013 NOMOR : 01JVMOU/IAI/XI/2013

TENTANG

PAMERAN ARSITEKTUR INTERNASIONAL VENICE BIENNALE KE-14 DI ITALIA TAHUN 2014

Pada hari ini Jum'at tanggal satu bulan November tahun dua ribu tiga belas, bertempat di Gedung Sapta Pesona, Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Jakarta Pusat, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. HARRYWALUYO : Direktur Jenderal Ekonomi KreatifBerbasis Media Desain dan Iptek Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, berkedudukan di Gedung Sapta Pesona Jalan Medan Merdeka Barat Nomer 17 Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;

82

Page 87: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

2. MUNICHY B. EDREES : Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia,berkedudukan di Jakarta Design Center Lantai 7 Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 53 Jakarta 10260, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama- sama disebut PARA PIHAK dengan terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

a. bahwa program Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2013 dan 2014 adalah Pendukungan Persiapan dan Pameran Arsitektur Internasional Venice Beinnale 14th di Italia;

b. bahwa dengan mengikuti kegiatan tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman tentang sejarah arsitektur Indonesia dalam kurun waktu 1914 - 2014; dan

c. bahwa dengan keterlibatan pihak swasta/asosiasi arsitek dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat bersinergi dengan Pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada para arsitek yang terpilih untuk berkarya Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, PARA PIHAK sesuai dengan kedudukan dan kewenangan masing-masing sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama Pameran Arsitektur Internasional Venice Biennale Ke-14 (14^ International Architecture Exhibition of the Venice Biennale) Di Italia Tahun 2014, dengan ketentuan- ketentuan sebagai berikut:

83

Page 88: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 1Maksud dan Tujuan

(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah untuk mempersiapkan, memilih, dan menentukan, komisioner, kurator pelaksana dan para perupa yang ditunjuk sebagai delegasi Indonesia dalam Pameran Arsitektur Internasional Venice Biennale ke-14 di Italia Tahun 2014; dan

(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini adalah untuk menyukseskan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi Pameran Arsitektur Internasional Venice Biennale ke-14 tahun 2014 di Italia.

Pasal 2Ruang Lingkup

Perjanjian Kerjasama ini meliputi :a. Penggalangan dana;b. PR-ing;c. Pembukaan dan penutupan acara;d. Pengisian acara selama pameran;e. Monitoring dan evaluasi (termasuk pelaporan); danf. Pemanfaatan Hak Cipta.

Pasal 3Tugas dan Tanggung Jawab

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai tugas dan tanggung jawab:a. memfasilitasi penggalangan dana;b. mencetak bahan publikasi seperti buku panduan/katalog;

84

Page 89: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

c. mengikutsertakan media cetak dan elektronik dalam seluruh kegiatan;

d. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pembiayaan yang bersumber dari APBN;

e. pemanfaatan hak cipta desain paviliun dan konten arsitektur untuk tujuan non-komersial diatur berdasarkan kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dan pihak pengguna; dan

f. mendukung pameran Venice Biennale 2014 di Italia berupa sewa ruang pameran selama pameran berlangsung (Juni - November 2014).

(2) PIHAK KEDUA mempunyai tugas dan tanggung jawab:a. mengoordinir penggalangan dana;b. melakukan publikasi di Indonesia dan luar negeri;c. membuat rencana katalog;d. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pembiayaan

yang bersumber dari luar APBN:e. membentuk panitia AdHoc untuk melaksanakan tugas

monitoring dan hai lainnya rangka menyukseskan keikutsertaan arsitek Indonesia dalam Pameran Arsitektur Internasional Venice Biennale ke-14 tahun 2014 di Italia; dan

f. pemanfaatan hak cipta desain paviliun dan konten arsitektur untuk tujuan komersial diatur berdasarkan kesepakatan antara PIHAK KEDUA dan pihak pengguna.

(3) PARA PIHAK mempunyai tugas dan tanggung jawab secarabersama-sama:a. mendukung terselenggaranya acara pembukaan dan

penutupan kegiatan Pameran Arsitektur Internasional Venice Biennale ke-14 tahun 2014 di Italia;

85

Page 90: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

b. melakukan koordinasi dalam menentukan pengisian acara selama pameran berlangsung (Juni - November 2014); dan

c. pemegang hak cipta desain paviliun dan konten arsitektur.

Pasal 4 Pelaksanaan

Untuk memperlancar pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini:a. PIHAK PERTAMA menunjuk Kepala Sub Direktorat Arsitektur dan

Desain Interior, sebagai koordinator pelaksana kegiatan; danb. PIHAK KEDUA menunjuk Ketua Badan Kerjasama dan Penggalangan

Dana sebagai koordinator pelaksana kegiatan.

Pasal 5 Pembiayaan

Pembiayaan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini dibebankan kepada PARA PIHAK sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6Penyelesaian Perselisihan

Setiap perbedaan pendapat yang terjadi dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan bersama-sama dengan sebaik-baiknya dengan cara musyawarah untuk mufakat.

86

Page 91: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 7Force Majeure

(1) Dalam hal terjadi Force Majeure, PARA PIHAK atau salah satu pihak yang mengalami Force Majeure tidak dapat diminta untuk memenuhi isi Perjanjian Kerjasama ini baik keseluruhan maupun sebagian.

(2) Yang dimaksud Force Majeure dalam Perjanjian Kerjasama ini adalah peristiwa atau keadaan yang terjadi di luar kekuasaan, kemampuan atau kendali PARA PIHAK yang mengakibatkan salah satu Pihak atau PARA PIHAK tidak dapat memenuhi pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini seperti bencana alam, perang, huru-hara, tindakan sabotase oleh teroris atau tindak pidana lainnya, makar atau pemberontakan, kebakaran, peledakan, badai, banjir, letusan gunung berapi, kekeringan atau kondisi cuaca yang luar biasa buruk, perubahan kebijakan pemerintah pusat.

Pasal 8Jangka Waktu

(1) Perjanjian Kerjasama ini mulai berlaku sejak tanggal ditanda tangani oleh PARA PIHAK sampai dengan berakhirnya kegiatan Pameran Arsitektur Internasional Venice Biennale ke-14 (14th International Architecture Exhibition of the Venice Biennale) di Italia Tahun 2014.

(2) Berakhirnya Perjanjian Kerjasama ini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak serta merta menghapus hak dan kewajiban dari PARA PIHAK.

87

Page 92: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 9 Addendum

Perubahan dan/atau hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerasama ini diatur dalam bentuk Addendum yang disepakati oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.

Pasal 10 Penutup

Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, bermeterai cukup, masing-masing sama bunyinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dan telah diterima oleh PARA PIHAK pada saat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani.

88

Page 93: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

TENTANGPENGEMBANGAN WISATA KESEHATAN

NOMOR : HK.05.01/IV/2495/2013 NOMOR : PK 11/KS.001/SEKJEN/KPEK/2013

Pada hari ini, Jumat tanggal dua puluh bulan Desember tahun dua ribu tiga belas, bertempat di Jakarta, yang bertandatangan di bawah ini:

1. SUPRIYANTORO : Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan,berkedudukan di Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta Selatan 12950, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, untuk selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. UKUS KUSWARA : Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif, berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 17 Jakarta Pusat 10110, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

89

Page 94: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama- sama disebut PARA PIHAK.

PARA PIHAK terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa perjanjian kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari Pasal 4 ayat (2) Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 412/Menkes/SKB/XI/2012 dan Nomor NK/30/PW.202/MPEK/2012 tentang Wisata Kesehatan (Health Tourism).

2. Bahwa perjanjian kerjasama ini diperlukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan wisata kesehatan dan memajukan kepariwisataan Indonesia di tingkat nasional maupun internasional.

PARA PIHAK sepakat untuk melaksanakan Perjanjian Kerja Sama tentang Pengembangan Wisata Kesehatan, selanjutnya disebut Perjanjian, dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1 TUJUAN

Tujuan kerja sama ini untuk meningkatkan mutu sumber daya yang dimiliki PARA PIHAK dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan baik domestik maupun mancanegara di bidang wisata kesehatan.

Pasal 2RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Perjanjian ini meliputi:

a. penyusunan kebijakan terkait wisata kesehatan;b. pelatihan sumber daya manusia di bidang wisata kesehatan;

90

Page 95: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

c. penyiapan sarana dan prasarana di bidang wisata kesehatan; d . promosi dan pencitraan wisata kesehatan Indonesia; dan e. monitoring dan evaluasi.

Pasal 3TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

(1) Tugas dan Tanggung Jawab PIHAK KESATU:a. menyusun kebijakan dalam rangka pengembangan medical

tourism dan medical travel;b. menyusun kebijakan dalam rangka pengembangan wellness

tourism;c. sosialisasi kebijakan/ pedoman medical tourism kepada Unit

Pelaksana Teknis (UPT), Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota, seluruh rumah sakit publik dan privat, serta stake holder terkait;

d. sosialisasi kebijakan/pedoman wellness tourism kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT), Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota, seluruh rumah sakit publik dan privat, serta stake holder terkait;

e. menetapkan "layanan unggulan" dengan mengeluarkan buku layanan unggulan di rumah sakit.

f. penyiapan fasilitas pelayanan kesehatan secara bertahap untuk melaksanakan medical tourism sesuai dengan kebijakan dan pedoman;

g. menetapkan fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah mengimplementasikan medical tourism.

h. menetapkan griya sehat yang sudah mengimplementasikan wellness tourism.

i. melakukan penelitian dan pengembangan wisata kesehatan dalam bidang kesehatan;

91

Page 96: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

j. memberikan informasi kepada PIHAK KEDUA yang terkait dengan pengembangan wisata kesehatan; dan

k. monitoring dan evaluasi.

(2) Tugas dan Tanggung Jawab PIHAK KEDUA:a. menyusun kebijakan dalam rangka pengembangan wisata

kesehatan;b. mensosialisasikan kebijakan wisata kesehatan melalui

Media Massa, Digital Media, Pembuatan Buku Direktori dan pembuatan film pendek agar terciptanya Brand Awareness IWHT secara luas;

c. penguatan therapis agar siap bersaing secara internasional;d. menyusun skema kerjasama dengan stakeholder bidang

wisata kesehatan di tingkat nasional maupun internasional;e. identifikasi dan penetapan berbagai produk unggulan wisata

kesehatan Indonesia yang berstandar internasional;f. menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran wisata

kesehatan yang mudah diakses; dang. memberikan informasi destinasi unggulan kepada PIHAK

KESATU yang terkait dengan pengembangan wisata kesehatan.

Pasal 4PELAKSANAAN

Pelaksanaan pengembangan wisata kesehatan akan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan wisata kesehatan.

92

Page 97: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 5JANGKA WAKTU

(1) Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini oleh PARA PIHAK.

(2) Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum masa berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dengan ketentuan pihak yang ingin mengakhiri atau memperpanjang Perjanjian harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya paling lambat 3 (tiga) bulan sebelumnya.

(3) Perjanjian ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila ada peraturan perundang-undangan yang tidak memungkinkan berlangsungnya Perjanjian ini.

Pasal 6 PEMBIAYAAN

Pembiayaan dalam rangka operasional yang timbul bagi PARA PIHAK sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian ini dibebankan kepada masing-masing pihak sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Pasal 7MONITORING DAN EVALUASI

PARA PIHAK melakukan monitoring dan evaluasi baik secara bersama- sama maupun sendiri-sendiri atas pelaksanaan Perjanjian ini secara berkala.

93

Page 98: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL ...jdih.kemenpar.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/e_book_file_1565246714...Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka atas kesepakatan

Pasal 8KETENTUAN LAIN-LAIN

Perubahan dalam Perjanjian Kerja Sama ini diatur dalam bentuk addendum yang disepakati oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.

Setiap perselisihan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.

(1) Perjanjian dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, bermeterai cukup, mempunyai kekuatan hukum yang sama, dan mengikat PARA PIHAK.

(2) Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK.

_PIHAK KEDUA . • . ' PIHAK KESATU

Pasal 9PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 10 PENUTUP

94