1. KEKUASAAN DAN POLITIK Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Program Studi Manajemen UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA
2. KOMPETENSI DASAR Memdefinisikan kekuasaan dan hubungannya
dengan otoritas dan pengaruh Menjelaskan sumber-sumber kekuasaan
Taktik kekuasaan Perilaku Politik dalam organisasi
3. DEFINISI KEKUASAAN Kekuasaan, kemampuan mempengaruhi
perilaku, meng-ubah peristiwa, mengatasi perlawanan, dan meminta
orang melakukan sesuatu yg tidak ingin mereka lakukan (Pfeffer
dalam Luthans 2006:482). Robbins dan Judge (2008, 2:130) Kekuasaan
adalah ke-mampuan yang dimiliki A untuk mempengaruhi perilaku B
sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Otoritas merupakan
hak untuk mempengaruhi perilaku yang mempunyai legitimasi. Pengaruh
merupakan daya yang timbul dari sesuatu (benda, orang, peristiwa)
dalam bentuk hubungan
4. DARIMANA DATANGNYA KEKUASAAN? 1. Kekuasaan formal, yaitu
kekuasaan yg didasarkan pada posisi seorang individu dalam suatu
organisasi. Karenaitudisebutjugakekuasaan posisi (position power).
Kekuasaan formal mencakup: 1) Kekuasaan Koersif (Coercive power),
2) Kekuasaan Imbalan (Reward power), 3) Kekuasaan Legitimasi
(Legitimate power). 2. Kekuasaan pribadi (personal power), yaitu
kekuasaan yang berasal dari karakteristik individual yang unik. Dua
basis kekuasaan pribadi yaitu; 1) Kekuasaan Keahlian (Expert
power), 2) Kekuasaan Referen (Referent power)
5. KEKUASAAN KOERSIF Sumber kekuasaan ini tergantung pada
ketakutan.Orang dengan kekuasaan koersif mempunyaikemampuan untuk
menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Dalam konteks
organisasi, manajer sering memiliki keku- asaan koersif, dimana
mereka dapat; Memecat, menunda atau menurunkan pangkat orang yang
bekerja pada mereka Memotong gaji karyawan Mengancam karyawan
dengan konsekuensi hukuman Memberikan penguatan hukuman Mungkin
karena ketakutanlah yang membuat karyawan datang tepat waktu dan
sibuk bekerja.
6. KEKUASAAN PENGHARGAAN Kekuasaan penghargaan, kekuasaan yang
bersumber pada kemampuan mengontrol sumberdaya dan membe-rikan
penghargaan pada orang lain. Dalam konteks organisasi, manajer
mempunyai kemampuan memberikan penghargaan seperti peningkatan
gaji, promosi, informasi, umpan balik, dan penghargaan lain yang
tersedia untu mereka. Penghargaan yang diberikan, baik yang
bersifat finansial maupun nonfinansial, harus dirasakan berharga
bagi karyawan penerimanya, bukan dari
7. KEKUASAAN LEGITIMASI Kekuasaan Legitimasi, kekuasaan yang
bersumber pada hak atau wewenang resmi (posisi) dalam organisasi.
Hak tersebut biasanya diterapkan melalalui permintaan, perintah,
maupun instruksi. Luthans (2006:484), kekuasaan legitimasi (hak)
berasal dari tiga sumber utama. 1. Nilai budaya yang kuat dari
organisasi menentukan apa itu legitimasi. 2. Orang dapat memperoleh
kekuasaan legitimasi dari struktur sosial yang diterima. 3.
Kekuasaan legitimasi muncul dari tujuan sebagai agen,
representatif, atau kelompok yang berkuasa. Setiap bentuk kekuasaan
legitimasi ini menimbulkan kewajiban untuk diterima dan
dpengaruhi.
8. KEKUASAAN KEAHLIAN Kekuasaan Keahlian, kekuasaan yang
bersumber pada keahlian (kredibilitas) dalam bidang tertentu. Dalam
organisasi, staf spsialis (akuntan, TI, konsultan pajak) mempunyai
kekuasaan keahlian dalam area fungsional mereka, tetapi tidak di
luar area tersebut. Kekuasaan keahlian itu sangat selektif, dan
selain kredibilitas, agen juga harus mempunyai sifat dapat
dipercaya dan relevan.
9. KEKUASAAN REFEREN Kekuasaan referen, kekuasaan yang
bersumber pada ciri khas kepribadian tertentu yang menarik dan
menyenangkan. Kekuasaan ini berasal dari dari hasrat sebagian orang
untuk dikenal agen yang memegang kekuasaan. Kekuasaan referen
berkembang dari kekaguman terhadap agen dan hasrat untuk seperti
orang itu. Dalam konteks organisasi, kekuasaan referen jauh berbeda
dari jenis kekuasaan lain. Manajer yang tergantung pada kekuasaan
referen harus menarik bagi karyawannya. Terlepas apakah manajer
mempunyai kemampuan untuk memberi penghargaan atau hukuman, atau
apakah mereka mempunyai legitimasi.
10. Taktik kekuasaan (Cara-cara yang ditempuh individu untuk
menerjemahkan sumber kekuasaan menjadi tindakan yang sepesifik)
Robbins dan Judge (2008, 2:139) mengidentifikasi sembilan macam
taktik kekuasaan. 1. Legitimasi, mengandalkan posisi kewenangan
seseorang atau menekankan bahwa sebuah permintaan selaras dengan
kebijakan /ketentuan organisasi 2. Penalaran atau persuasi
rasional, menyajikan fakta dan argumen yang logis untuk
memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal. 3. Seruan
inspirasional mengembangkan komitmen emosional dengan cara
menyerukan nilai- nilai, kebutuhan, harapan, dan aspirasi sebuah
sasaran.
11. 4. Konsultasi, meningkatkan motivasi dan dukungan dari
pihak yang menjadi sasaran (target) dengan cara melibatkan dalam
memutuskan bagaimana rencana atau perubahan akan dijalankan. 5.
Pertukaran, memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa
uang atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau menaati suatu
permintaan. 6. Seruan pribadi, meminta kepatuhan berdasarkan
persahabatan atau kesetiaan 7. Menyenangkan orang lain, menggunakan
rayuan, pujian atau perilaku bersahabat sebelum membuat permintaan.
8. Tekanan, menggunakan peringatan tuntutan tegas, dan ancaman 9.
Koalisi, meminta bantuan orang lain untuk membujuk target atau
menggunakan dukungan orang lain sebagai alasan agar si target
setuju.
12. GAMBAR13.1: TAKTIK KEKUASAAN YANG SEBAIKNYA DIPILIH MENURUT
ARAH PENGARUH Pengaruh ke bawah Pengaruh ke samping Persuasi
rasional Konsultasi Menyenangkan orang lain Pertukaran Legitimasi
Seruan pribadi Koalisi Pesuasi rasional Seruan inspirasional
Tekanan Konsultasi Menyenangkan orang lain Pertukaran Legitimasi
Persuasi rasional Sumber:diadopsi dari Robbins & Judge,
Perilaku Organisasi, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2008, H. 140
Pengaruh ke atas
13. POLITIK Politik adalah kekuasaan dalam tindakan, yang
terdiri dari aktivitas-aktivitas yang digunakan untuk memperoleh,
mengembangkan dan menggunakan kekuasaan, dan sumberdaya lain,...
(Gibson et.al 1996) Perilaku politik, aktivitas yang tidak
dipandang sebagai bagian dari peran formal seseorang dalam
organisasi , tetapi yang mempengaruhi, atau berusaha mempengaruhi,
tujuan, kriteria atau proses dalam organisasi. (Robbinsc &
Judge.2008) 1. Perilaku politik berada di luar persyaratan kerja 2.
Perilaku politik mensyaratkan suatu upaya untuk memperoleh dan
memelihara kekuasaan 3. Perilaku politik dirancang untuk
menguntungkan individu atau kelompok, seiring atas biaya
organisasi
14. PERILAKU POLITIK Robbinsc & Judge (2008:147) Perilaku
politik, aktivitas yang tidak dipandang sebagai bagian dari peran
formal seseorang dalam organisasi , tetapi yang mempengaruhi, atau
berusaha mempengaruhi, tujuan, kriteria atau proses dalam
organisasi. 1. Perilaku politik berada di luar persyaratan kerja 2.
Perilaku politik mensyaratkan suatu upaya untuk memperoleh dan
memelihara kekuasaan 3. Perilaku politik dirancang untuk
menguntungkan individu atau
15. TAKTIK MEMAINKAN POLITIK DALAM ORGANISASI 1. Meningkatkan
ketidakmampuan atau alternatif pengganti (suplemen) 2. Meningkatkan
kedekatan dengan pimpinan/ manajer yang berkuasa (elit kekuasaan)
*) 3. Membangun koalisi, konspirasi dan kooptasi 4. Mempengaruhi
proses pengambilan keputusan (mengendalikan agenda dan menghadirkan
ahli dari luar) 5. Menyalahkan atau menyerang pihak lain dengan isu
atau penciptaan opini 6. Memanipulasi informasi 7. Menciptakan dan
menjaga image yang baik/terpuji
16. *) Siapa orang yang dianggap berkuasa atau orang yang
memiliki kemampuan kekuasaan dalam organisasi atau elit kekuasaan ?
1. Mereka yang memiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan
2. Mereka yang mengendalikan sumber-sumber organisasi yang penting
dan menentukan 3. Mereka yang memiliki akses terhadap
organisasi
17. HUBUNGAN POLITIK ORGANISASI DAN HASIL INDIVIDU 1. Persepsi
terhadap politik organisasi berhubungan secara negatif dengan
kepuasan kerja. 2. Persepsi terhadap politik cenderung meningkatkan
kecemasan dan stres kerja. 3. Intensitas politik menyebabkan
meningkatnya tingkat perputaran karyawan. 4. Politik menyebabkan
penurunan kinerja, karenakaryawan mempersepsi suasana politik tidak
adil yang membuat motivasi kerja menurun. 5. Ketika poltik
dipandang sebagai ancaman, orang sering meresponnya dengan perilaku
defensif-perilaku reaktif dan protektif untuk menghindari; aksi,
disalahkan atau perubahan
18. Pertanyaan 1: Apakah tindakan politik itu dimotivasi oleh
pamrih, untuk melayani diri sendiri atau untuk menghin- dar dari
tujuan-2 organisasi? Ya Tidak Tidak Etis Pertanyaan 2: Apakah
tindakan politik Itu menghormati hak- hak individu yang terlibat?
Tidak Tidak Etis Ya Pertanyaan 3 : Apakah kegiatan politik Itu adil
dan pantas? Tidak Ya Tidak Etis
19. MENGELOLA KESAN Manjemen kesan (impression management)
adalah proses yang dengannya individu-individu berupaya
mengendalikan kesan yg dibentuk orang lain thd diri mereka.
Tujuannya adalah untuk membuat dirinya lebih menarik dimata orang
lain. Beberapa teknik pengelolaan kesan. Keselarasan, sepakat
dengan pendapat orang lain untuk mendapatkan persetujuannya.
Permintaan maaf, mengakui tanggung jawab atas kejadian yang tidak
diharapkan sekaligus minta maaf atas tindakan tersebut. Promosi
diri, menyoroti sifat dan menonjolkan prestasi diri Dll (robbin.
2006:159)