Trigger Collaborative Learning BPH
Tn. S usia 61 tahun, datang ke RS Sumber Waras diantar istrinya. Klien mengeluh nyeri
pada perut bawah dan sering buang air kecil tidak lancar sejak kira-kira 2 bulan yang
lalu. Klien juga mengeluh sering mengejan ketika akan berkemih, urin lama keluar, aliran
urin terputus-putus dan menetes di akhir berkemih. Klien mangatakan sering tidak puas
berkemih dan terasa ada urin pada akhir berkemih. Klien merasa cemas dengan
kondisinya sekarang dan terganggu karena sering terbangun malam hari untuk
berkemih. Data pemeriksaan fisik: TD: 130/70 mmHg, nadi: 84x/menit, RR: 20x/menit,
suhu axilla: 37,2OC. Hasil lab didapatkan BUN 24,9 mg/dl, kreatinin 0,88 mg/dl, Na 136
mmol/L, K 4,81 mmol/L Cl mmol/L, USG urologi didapatkan adanya pembesaran prostat
dengan ecchoparencime homogeny dan hasil pemeriksaan uroflowmetri didapatkan
flow rate 9ml/detik. Klien direncanakan tindakan TURP. Klien mendapatkan terapi Zibac
IV 1g 3x1, Nexa IV 500mg 3x1, Ketorolac IV 10mg 3x1, Bisoprolol P.O5 1x1.
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Tn. S
Usia : 61 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
2. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri pada perut bawah dan sering
buang air kecil tidak lancar sejak kira-kira 2 bulan yang lalu. Klien juga
mengeluh sering mengejan ketika akan berkemih, urin lama keluar, aliran
urin terputus-putus dan menetes di akhir berkemih. Klien mangatakan
sering tidak puas berkemih dan terasa ada urin pada akhir berkemih. Klien
merasa cemas dengan kondisinya sekarang dan terganggu karena sering
terbangun malam hari untuk berkemih
Lama keluhan : 2 bulan
Kualitas keluhan : -
Faktor pencetus : -
Faktor pemberat : -
Upaya yang telah dilakukan: -
Diagnosa medis : BPH (Benigna Prostat Hiperplasia)
3. Riwayat kesehatan saat ini
Tn. S usia 61 tahun, datang ke RS Sumber Waras diantar istrinya. Klien
mengeluh nyeri pada perut bawah dan sering buang air kecil tidak lancar sejak
kira-kira 2 bulan yang lalu. Klien juga mengeluh sering mengejan ketika akan
berkemih, urin lama keluar, aliran urin terputus-putus dan menetes di akhir
berkemih. Klien mangatakan sering tidak puas berkemih dan terasa ada urin
pada akhir berkemih. Klien merasa cemas dengan kondisinya sekarang dan
terganggu karena sering terbangun malam hari untuk berkemih. Data
pemeriksaan fisik: TD: 130/70 mmHg, nadi: 84x/menit, RR: 20x/menit, suhu
axilla: 37,2OC. Hasil lab didapatkan BUN 24,9 mg/dl, kreatinin 0,88 mg/dl, Na
136 mmol/L, K 4,81 mmol/L Cl mmol/L, USG urologi didapatkan adanya
pembesaran prostat dengan ecchoparencime homogeny dan hasil pemeriksaan
uroflowmetri didapatkan flow rate 9ml/detik
4. Riwayat kesehatan terdahulu
-
5. Pola eliminasi
Klien juga mengeluh sering mengejan ketika akan berkemih, urin lama keluar,
aliran urin terputus-putus dan menetes di akhir berkemih. Klien mangatakan
sering tidak puas berkemih dan terasa ada urin pada akhir berkemih. Klien
merasa cemas dengan kondisinya sekarang dan terganggu karena sering
terbangun malam hari untuk berkemih
6. Pola tidur-istirahat
Sering terbangun pada malam hari karena rasa ingin berkemih
7. Pola kebersihan diri
8. Pola toleransi-koping stres
Klien merasa cemas dengan kondisinya
9. Pemeriksaan fisik
1. Keadaaan umum
Kesadaran : komposmentis
TTV: TD: 130/70mmHg RR: 20x/menit
N: 84x/menit S: 37,2
TB: BB:
2. Abdomen
Nyeri pada perut bagian bawah
10. Hasil pemeriksaan penunjang
Hasil lab:
BUN 24,9 mg/dl
Kreatinin 0,88 mg/dl
Na 136 mmol/L
K 4,81 mmol/L Cl mmol/L
USG urologi didapatkan adanya pembesaran prostat dengan
ecchoparencime homogeny
Hasil pemeriksaan uroflowmetri didapatkan flow rate 9ml/detik.
11. Terapi
Klien direncanakan tindakan TURP
Klien mendapatkan terapi Zibac IV 1g 3x1
Nexa IV 500mg 3x1
Ketorolac IV 10mg 3x1
Bisoprolol P.O5 1x1.
12. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Klien cemas dan merasa terganggu dengan kondisinya sekarang
B. Analisa Data
Data EtiologiDiagnosa
keperawatan
DO:
TD: 130/70mmHg
DS: Klien mengeluh
nyeri pada parut bagian bawah sejak 2 bulan yang lalu
Etiologi + Faktor risiko
↓
Hiperplasia epitel dan stoma
(kelenjar prostat)
↓
BPH
↓
Penyempitan lumen prostatika
(obstruksi)
↓
Aliran urin terhambat
Nyeri akut b.d agen
injuri biologi
↓
↑ tekanan intravesikal
↓
↑ kontraksi otot detrusor
↓
Hipertrofi otot detrusor
↓
Lama maka detrusor lelah
↓
Dekompensasi
↓
Vesika urinaria tidak dapat
kosong sempurna
↓
Peregangan vesika urinari
melebihi kapasitas
↓
Spasme otot spingter
↓
Nyeri Akut
DO:
Sering buang air
kecil tidak lancar
Sering mengejan
ketika berkemih
Sering tidak puas
karena urin
terputus-putus dan
menetes di akhir
kemih
DS: -
Usia (61 tahun)
↓
Ketidakseimbangan hormon
& penurunan fungsi organ
↓
↑estrogen + testosteron relatif
tetap
↓
↑ jumlah reseptor androgen +
↓ jumlah kematian sel prostat
↓
Proliferasi sel-sel kelenjar
Retensi urin b.d
hambatan
prostat
↓
Hiperplasia pada epitel dan
stroma
↓
BPH
↓
(obstruksi) lumen prostatika
menyempit
↓
Aliran urin terhambat
↓
↑ tekanan intravesikal
↓
↑ kontraksi otot detrusor
↓
Hipertrofi otot detrusor
↓
Berlangsung lama
↓
Detrusor lelah
↓
Vesika urinaria tidak lancar,
mengejan ketika akan
berkemih, urin terputus-putus,
urin menetes di akhir berkemih
↓
Retensi urin
DO: -
DS:
Klien merasa cemas
dengan kondisinya
BPH
↓
Penyempitan lumen prostatika
↓
sekarang Aliran urin terhambat
↓
↑ tekanan intravesika
↓
↑ konstraksi otot detrusor
↓
Hipertrofi otot detrusor
↓
detrusor lelah
↓
susah berkamih
↓
Ansietas
C. Prioritas Diagnosa
1.
2.
3.
D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan + KH Perencanaan
keperawatan
1 Nyeri Akut Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam nyeri
berkurang
KH:
1. Melaporkan nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
2. Mampu
mengontrol nyerri
dengan teknik
nonfarmakologi
3. Manyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
(lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas, faktor
presipitasi)
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamana
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologi (napas
dalam, relaksasi
progresif) untuk
mengatasi nyeri
4. Tingkatkan istirahat
5. Kolaborasi : pemberian
analgesik sesuai indikasi
2 Retensi urin Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam
keluhan klien
berkurang
KH:
1. Tanda-tanda
retensi berkurang
2. Klien berkemih
dalam keadaan
rileks
1. Identifikasi pola
berkemih. Kaji haluaran
urin dan sistem kateter.
Kaji adanya distensi
bladder dengan palpasi
suprapubis
2. Monitor hasil lab:
elektrolit, ureum, dan
kreatinin
3. Ajarkan teknik untuk
mencetuskan refleks
berkemih (ransangan
kutaneus dengan
penepukan suprapubis)
4. Lakukan pemeriksaan
kultur urin dan resistensi
kuman
5. Berikan obat-obatan
sesuai indikasi
6. Monitor keadaan
bladder setiap 2 jam
7. Ukur intake dan output
cairan setiap 4 jam
8. Kaji dan monitor analisis
urin elektrolit dan BB
9. Lakukan relaksasi ketika
duduk berkemih
10. Kolaborasi dalam
pemasangan kateter
11. Lakukan pembedahan
jika diindikasikan
3 Ansietas b.d
perubahan dalam
status kesehatan
Tujuan:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam
kecemasan klien
berkurang
KH:
1. Klien mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala cemas
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan
dan menunjukkan
teknik untuk
mengontrol cemas
1. Gunakan pendekatan
yang menenangkan
2. Kaji TTV klien
3. Temani pasien untuk
memberikan keamanan
dan mengurangi takut
4. Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
5. Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
6. Instruksikan pada pasien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
7. Identifikasi tingkat
kecemasan
8. Dorong pasien untuk
3. Vital sign dalam
batas normal
4. Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
cemas
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
9. Kelola pemberian obat
anti cema