STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULYOGYAKARTA 2015
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
GUNTUR MARCT ADITYA
1203016
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA 2015
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULYOGYAKARTA 2015
Disusun Oleh:GUNTUR MARCT ADITYA
1203016
Telah melalui sidang skripsi pada : 14 Maret 2015
Penguji I Penguji II Penguji III
(I Wayan Sudarta., S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kep) (Hadi Wahyono., SKM., MPH) (Sarwinantyo.,SKp)
Mengetahui, Ka. Prodi S-1 Ilmu Keperawatan
STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
(Nurlia Ikaningtyas, S. Kep., Ns., M. Kep., Sp. Kep., MB)
ii
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTULYOGYAKARTA 2015
Guntur Marct Aditya1, Hadi Wahyono 2, Sarwinantyo 3
ABSTRAK
Latar Belakang : Sikap caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan, salah satunya adalah dengan merawat pasien PJK yang mengalami kecemasan.Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien jantung koroner di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada bulan Januari 2015.Metode: Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini adalah perawat berjumlah 20 responden dan pasien PJK berjumlah 20 responden di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Januari 2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dan accidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan observasi untuk semua variabel.Analisa : Analisa data dalam penelitian ini menggunakan Chi Square dengan komputerisasi.Hasil: Didapatkan hasil p value= 0,035 dengan tingkat kemaknaan α=0,05 (p < 0,05) maka H0 ditolak dan Hα diterima yang berarti ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien PJK, uji coefisiensi contingensi didapatkan C= 0,635 yang berarti hubungan kuat.Kesimpulan: Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.Saran: Bagi peneliti lain disarankan meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner dan bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Disarankan agar perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat bersikap lebih ramah, sopan dan care sehingga dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan pasien dan keluarga
Kata kunci: perilaku caring perawat –Tingkat KecemasanKepustakaan: 42, 2002-2013
1Mahasiswa S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta2Dosen Prodi S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta3Dosen Prodi S-1 Keperawatan, STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
iii
THE RELATIONSHIP OF BEHAVIOR CARING NURSE WITH THE PATIENTS ANXIETY LEVELS OF CORONARY HEART DISEASE
IN A HOSPITAL PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA 2015
Guntur Marct Aditya1, Hadi Wahyono 2, Sarwinantyo 3
ABSTRACT
Background : Nurse caring is very needed in nursing service such as caring patient’s coronary hearth disease who anxiety.Objective :This study was conducted to determine the relationship of caring behavior of nurses with patient anxiety levels of coronary heart disease in Bakung hospital Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta in JanuaryMethods :The study design was a cross sectional correlation, the population in this study was the nurse and the patient's coronary heart disease in Bakung hospital Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta in January 2015 amounted to 20 respondents for caring behavior of nurses and 20 respondents to the anxiety levels of patients with coronary heart disease sampling techniques using total sampling and accidental sampling. Methods of data collection using observations for all variables.Analysis : Data analysis in this research use Chi Square by computerization.Results : Can be found the result from this research p value= 0,035 with purpose level α=0,05 (p < 0,05) so H0 rejected and Hα received which means there is relation between caring nurse with anxiety level patient CHD, coefisiensi contingensi test can be found C= 0,635 which means the relation is strong.Conclusion : For other researchers suggested research on other factors that can affect the patient's anxiety level of coronary heart disease and for hospitals Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta is recommended that nurses in providing health care services could be more friendly, polite and care so as to reduce the anxiety felt by the patient and family.
Keywords : caring behavior – levels of anxietyBibliography : 42, 2002-20131Student of Bachelor Of Nursing, Bethesda Institute for Health Scienses2Lecturer at Nursing Program, Bethesda Institute for Health Scienses3Lecturer at Nursing Program, Bethesda Institute for Health Scienses
iv
PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang strategis dan merupakan faktor
yang paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal
dengan asuhan keperawatan yang bermutu. Untuk mewujudkan asuhan
keperawatan yang bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus
dilaksanakan oleh perawat, diantaranya adalah dengan memperhatikan sikap
caring ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawat dikatakan
bermoral, jika perawat bertindak menurut aturan yang benar. Dalam penelitian
Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan, akan tetapi,
tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai.
Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti respon antara
perawat dan klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih
berpengetahuan, dan dapat meningkatkan kesehatan.1
Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak bisa terpisahkan dan pada saat
yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam
proses caring di lingkungan keperawatan.2 Perawat yang bertugas memberikan
asuhan keperawatan harus mengembangkan perilaku caring. Perawat yang
berprilaku caring berarti perawat tersebut sudah memberikan pelayanan yang baik
kepada pasien. Sikap caring berarti perawat bersikap empati, memberi dukungan,
simpati serta perlindungan kepada pasien. Perilaku caring dapat memberikan
kontribusi besar terhadap kualitas pengalaman pasien selama dilakukan
perawatan.3 Sikap caring perawat sangat diperlukan dalam pelayanan
keperawatan, ternyata belum semua perawat berprilaku caring. Penelitian dari
Ardiana (2010) bahwa hampir separuh perawat belum berprilaku caring menurut
persepsi pasien, terutama kemampuan perawat berkomunikasi dengan pasien.
Sehingga hal ini berdampak pada hubungan teraupeutik perawat dengan pasien,
kepuasan pasien bahkan financial rumah sakit.4
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menggambarkan sikap caring
perawat. Penelitian dari Supriatin (2009) juga mendapatkan data perawat yang
kurang caring sebesar 58,1% dan perawat yang caring sebesar 41,9%.5 Data
tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Malini, Sartika, Idianola, & Edward
(2009) yang menyatkan bahwa perilaku caring yang ditampilkan oleh responden
masih buruk, hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor, misalnya beban kerja
yang tidak seimbang. Data tersebut menunjukan bahwa perilaku caring perawat
masih perlu ditingkatkan.6 Jantung koroner, telah menjadi penyebab kematian
utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada
arteri koroner yang menyuplai darah ke otot jantung. Salah satu hambatan berupa
plak, dan prosesnya memakan waktu yang amat panjang. Salah satu faktor yang
menyebabkan jantung koroner ini adalah stres psikologis.
Kecemasan adalah salah satu bentuk emosi yang menyebabkan ketegangan jiwa
dan bila hal ini tidak tersalurkan dengan baik,emosi yang tertekan itu akan
mencetuskan akibat-akibat yang negatif yang berhubungan dengan berbagai
sistem organ tubuh. Bila yang terkena adalah jantung, dampaknya akan luas,
karena itu kecemasan dan ketegangan berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler
yang dapat tercermin pada detak jantung yang berdebar-debar, sesak nafas, dll.7
Banyak diantara pasien penyakit jantung koroner (PJK) memiliki kecemasan
berlebihan terhadap kondisi penyakit yang dideritanya, cemas dapat menyebabkan
serangan jantung atau mati mendadak. Bagi pasien kurang mampu, kecemasan itu
muncul karena tidak mampu membeli obat-obat, atau tidak mampu membayar
tindakan yang dianggapnya bisa menyembuhkan penyakitnya. Respon tubuh
terhadap stres adalah keluarnya hormoncatecolamin dan neurotransmitter
norepineprin, serotonin, gamma-aminobutryic acid, apabila substansi-substansi ini
meningkat di dalam tubuh, maka denyut jantung akan betambah cepat dan kuat,
sehingga menyebabkan vasokontriksi, kolesterol darah meningkat gula darah
meningkat, sel-sel darah cenderung bergumpal. Dengan demikian, dapat
dimengerti bahwa stres memegang peranan penting dalam proses terjadinya PJK
dan juga komplikasi akibat PJK.8
Data WHO (2011) bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor
satu di dunia dan 60% dari seluruh kematian penyakit jantung adalah penyakit
jantung iskemik dan sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30% kematian di
seluruh dunia disebabkan penyakit jantung.9 Diperkirakan tahun 2030 bahwa 23,6
juta orang di dunia akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Peringkat
penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab kematian semakin meningkat. Penyakit
jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai kematian terbanyak di seluruh
rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang. Riset Kesehatan
Dasar 2007, angka kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan
akibat penyakit jantung iskemik 8,7%.10
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, merupakan salah satu rumah
sakit swadaya yaitu salah satu organisasi perangkat daerah yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Studi awal di Rumah Sakit Umum
Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta didapatkan data untuk ruang
perawatan penyakit dalam terdiri dari ruang Bakung, ruang Alamanda 1,2,dan 3.
Studi awal di ruang Bakung tercatat 21 kasus PJK yang dirawat pada bulan
November 2014 dan tercatat ada 20 orang perawat dengan kriteria pendidikan
sebagai berikut S1 keperawatan 1 orang dan DIII keperawatan 19 orang dengan
jumlah tempat tidur sebanyak 15 tempat tidur. Hasil wawancara dengan 3 orang
pasien PJK di ruang Bakung Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta masih banyak perawat yang tidak melakukan tindakan caring
seperti memberikan sentuhan kepada pasien, mengucapkan salam, menyebutkan
nama pasien sebelum memandikan pasien, mendengarkan keluhan pasien,
memberikan senyuman kepada pasien.
Salah satu upaya penanganan penyakit kardiovaskuler adalah istirahat serta
memerlukan perawatan di rumah sakit. Krisis pada individu dan hospitalisasi
dapat mengakibatkan strees pada individu itu sendiri dan keluarganya. Selama
menjalani proses perawatan dan terapi, individu dan keluarga dapat mengalami
kejadian yang sangat traumatik dan penuh dengan strees. Berbagai respon
psikologik dapat terjadi dan yang sering muncul adalah perasaan cemas, bingung
dan gelisah. Sesuai uraian diatas dapat diketahui bahwa caring seorang perawat
sangat dibutuhkan untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien dengan PJK, hal
ini menggugah peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tentang
hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien PJK di
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015. Peneliti berfokus pada
perilaku caring perawat yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien
dengan PJK.
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini mencakup dua komponen yaitu
pasien PJK 21 orang dan perawat 20 orang dengan teknik pengambilan sampel
untuk tingkat kecemasan yaitu aksidental sampling, sehingga diperoleh 20
responden dan untuk perilaku caring perawat yaitu sampling jenuh, sehingga
diperoleh 20 responden. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, cek
list observasi untuk variabel perilaku caring dan Hamilton Anxiety Rating Scale
untuk variabel tingkat kecemasan pasien PJK.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Responden Perawat di Ruang Bakung Rumah Sakit Umum
Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
No Karakteristik N %1. Usia
a. 20-30b. 31-40c. 41-50
7 9 4
35.045.020.0
2. Jenis Kelamina. Laki-lakib. Perempuan
515
25.075.0
3. Pendidikan a. DIIIb. SI
19 1
95.0 5.0
Analisa :
Tabel 1 Menunjukan dari 20 responden, 9 responden berusia 31-40 tahun dan 4
responden berusia 41-50 tahun. 5 responden berjenis kelamin laki-laki dan 15
responden berjenis kelamin perempuan. 19 responden dengan tingkat pendidikan
DIII dan 1 responden dengan tingkat pendidikan SI.
Tabel 2. Karakteristik Responden Pasien PJK di Ruang Bakung Rumah Sakit
Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
No Karakteristik N %1. Usia
a. 30-40b. 41-50c. >50
13 6 1
65.030.0 5.0
2. Jenis Kelamina. Laki-lakib. Perempuan
18 2
90.010.0
3. Pendidikan a. SDb. SMPc. SMAd. Perguruan Tinggi
10 5 3 2
50.025.015.010.0
4. Pekerjaan a. Petanib. Buruhc. PNS
415 1
20.075.0 5.0
Analisa :
Tabel 2 Menunjukan dari 20 responden, 13 responden berusia 30-40 dan 1
responden berusia >50 tahun. 18 responden berjenis kelamin laki-laki dan 2
responden berjenis kelamin perempuan, 10 responden berpendidikan SD dan 1
responden berpendidikan Perguruan Tinggi, 15 responden bekerja sebagai buruh
dan 1 responden bekerja sebagai PNS.
Tabel 3. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015
Perilaku Caring
Tingkat Kecemasan
Totaltidak ada Ringan sedang berat P Αkurang
cukup
baik
Total
1 2 3 2 8
2 0 0 0 2 0,035 0,05
9 1 0 0 10
12 3 3 2 20
Tabel 3 menunjukan 10 responden memiliki perilaku caring baik, 12 responden
tidak mengalami kecemasan. 10 responden yang memiliki perilaku caring baik, 9
responden tidak ada kecemasan dan tidak ada responden dengan kecemasan berat.
8 responden yang memiliki perilaku caring kurang terdapat 1 responden tidak ada
kecemasan, sedangkan responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan dan
berat jumlahnya sebanding yaitu 2 responden.
Setelah diuji statistic chi square dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05 didapatkan
nilai P= 0,035 P< α (0,035 < 0,05) berarti ada hubungan perilaku caring perawat
dengan tingkat kecemasan pasien PJK di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta dengan C= 0,635 yang berarti hubungan kuat. Caring merupakan
tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung individu lain atau
kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan seseorang. Tujuan dari caring adalah memberikan rasa aman dan
nyaman untuk menurunkan kecemasan. Caring yang baik oleh perawat dapat
menolong klien untuk meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik,
psikologis, spiritual, dan sosial. Tetapi sebaliknya jika caring dirasakan kurang,
maka hal ini cenderung menjadi penyebab kecemasan pasien PJK.11
Tabel 3 menunjukan bahwa perilaku caring yang baik juga masih berpotensi
mempengaruhi tingkat kecemasan oleh karena itu sangat penting bagi perawat
untuk tidak hanya berperan sebagai pemberi pelayanan asuhan keperawatan
kepada klien dalam memperoleh penyembuhan penyakit melainkan juga berperan
dalam memenuhi kebutuhan kesehatan klien secara holistik, melalui kemampuan
teknikal, dukungan emosional, psikologis, spiritual dan sosial. Perawat yang
bertugas memberikan asuhan keperawatan harus mengembangkan perilaku
caring, perawat yang berperilaku caring berarti perawat tersebut mampu
mengurangi tingkat kecemasan ataupun trauma pasien ketika menjalani
hospitalisasi.12 Tingkat kecemasan pasien selain dipengaruhi oleh perilaku caring
perawat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal seperti
pengalaman, respon terhadap stimulus, usia, gender, dukungan keluarga, kondisi
lingkungan, keterampilan koping yang dimiliki dan dapatkan, prosedur invasif,
keparahan diagnosis dan support system yang ada.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perilaku caring perawat yang paling banyak adalah baik yaitu 10 responden
(50,0%), perilaku caring cukup 2 responden (10,0%) dan perilaku caring
kurang 8 responden (40,0%).
2. Pasien yang memiliki tingkat kecemasan berat adalah 2 responden (10,0%),
tingkat kecemasan sedang 3 responden (15,0%), tingkat kecemasan ringan 3
responden (15,0%), dan tidak mengalami kecemasan 12 responden (60,0%).
3. Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan
pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
4. Setelah diuji chi square didapatkan p value=0,035 sehingga nilai p <0,05 yang
berarti ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat
kecemasan pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 2015.
5. Karena ada hubungan dilajutkan dengan menilai tingkat keeratan dengan
coofisien cotingensi didapatkan nilai C= 0,635 yang berarti tingkat keeratan
hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan adalah tinggi.
Saran
1. Bagi STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
Disarankan skripsi ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
Disarankan agar perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat
bersikap lebih ramah, sopan dan care sehingga dapat mengurangi kecemasan
yang dirasakan pasien dan keluarga
3. Bagi Mahasiswa-mahasiswi Keperawatan
Hasil penelitian ini disarankan untuk dijadikan bahan literature atau sarana
pembelajaran dalam pendidikan keperawatan.
4. Bagi Peneliti Lain
Disarankan meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner, seperti pengalaman,
kondisi sosial ekonomi, respon terhadap stimulus dan dukungan keluarga.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Ibu Niken WN Palupi, S.Kp.,M.Kes. selaku Ketua STIKES Bethesda Yakkum
Yogyakarta.
2. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati bantul
Yogyakarta.
3. Ibu Nurlia I.S.Kep.,Ns, M. Kep., Sp. Kep,MB selaku Ka Prodi S-1 Ilmu
Keperawatan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
4. Bapak Hadi Wahyono., SKM., MPH selaku dosen pembimbing pembuatan
skripsi.
5. Bapak Sarwinantyo., SKp. selaku dosen pembimbing pembuatan skripsi.
6. Bapak I Wayan Sudarta., S.kep., Ns., S.Pd., M.Kep selaku dosen penguji
sidang skripsi.
7. Bapak/Ibu dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bethesda
Yakkum Yogyakarta.
8. Staf Perpustakaan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta yang telah
menyediakan buku – buku sumber yang dibutuhkan.
9. Teman-teman Program B angkatan II dan III serta teman-teman Prodi DIII
Keperawatan yang selalu memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asmadi, 2005. Konsep Dasar Pengobatan. Jakarta : EGC
2. Morrison & Burnard. 2008. Caring & Communicating Hubungan
Interpersonal Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.
3. Wolf, Z.R. Miller, P.A, Devine, M. 2010. Relationship Between Nurse
Caring and Patients Undergoing Invasive Cardiac Procedures.
http://findarticles.com/p/articles/mi. [Accessed 16 Juli 2014]
4. Ardiana, A. 2010. Hubungan kecerdasan emosional perawat dengan perilaku
caring perawat menurut persepsi pasien di ruang rawat inap RSUD Dr. H.
Koesnadi Bondowoso. http://lontar.ui.ac.id. Diakses 16 Januari 2015
5. Supriatin, E. 2009. Hubungan Faktor Individu dan Faktor organisasi dengan
Perilaku Caring Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bandung. Tesis
FIK UI. http://repository.ui.ac.id. Di unduh 16 Juli 2014.
6. Malini, H., Sartika, D., Idianola, Edward, Z. (2009). Hubungan kecerdasan
spiritual dengan perilaku caring perawat di RS. DR. M. Djamil Padang tahun
2009. http://Ip.unand.ac.id. Diunduh 18 Agustus 2014.
7. Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
8. Kabo, Peter. 2008. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
9. World Health Organization, WHO World Health Organization Report 2011,
Genewa: WHO, 2012.
10. Departemen Kesehatan RI, Survei Kesehatan Nasional 2007: Laporan Studi
Mortalitas 2007: Pola penyakit penyebab kematian di Indonesia, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta; 2008.
11. Dwidiyanti, M. 2007. Caring. Semarang : Hapsari
12. Mulyaningsih. 2011. Hubungan berpikir kritis dengan perilaku caring
perawat di RSUD Dr Moerwardi Surakarta. http://lontar.ui.ac.id. Diakses 16
Januari 2015.
Top Related