Download - NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

Transcript
Page 1: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

EVALUASI KEBIJAKAN SPIN OFF PADA INDUSTRI

ASURANSI JIWA SYARIAH

Oleh:

NABILA NURRAHMADYANI YUNUS

NIM.1113086000036

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

i

Page 3: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Page 4: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

iv

Page 6: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Nabila Nurrahmadyani Yunus

Tempat, tanggal lahir : Kediri, 23 Februari 1995

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum kawin

Alamat : Jl. Duta Kenanga III Blok D4 No.12 Perumahan Duta

Harapan Kel.Harapan Baru Kec.Bekasi Utara 17123

E-mail : [email protected]

Nomor telepon : 087789203344

PENGALAMAN ORGANISASI

2017 Kepala Staff Bantuan Kesehatan dan Sosial Korps Sukarela

Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unit UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2016 Staff Hubungan Masyarakat dan Informasi Korps Sukarela

Palang merah Indonesia (KSR PMI) Unit UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2016 Staff Biro Project. Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2015 Staff Divisi Kemahasiswaan. Himpunan Mahasiswa Jurusan

(HMJ) Ekonomi Syariah Tahun 2015

2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI)

unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2015-2016 Wakil Koordinator Divisi Kewirausahaan LiSEnsi (Lingkar

Studi Ekonomi Islam) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014 Anggota LiSEnsi (Lingkar Studi Ekonomi Islam)

Page 7: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

vi

PENDIDIKAN FORMAL

2013-2019 Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2006-2012 Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3 Ngawi Jawa

Timur

2000-2006 SDN Kenari 10 Jakarta Pusat

PELATIHAN YANG PERNAH DIIKUTI

2016 Sekolah Pasar Modal Syariah Tingkat Dasar, Bursa Efek

Indonesia

2016 Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jasinga, Bogor

2016 Sekolah Pasar Modal Tingkat Dasar, Reksadana

2015 Kuliah Intensif Ekonomi Islam (KIEI), Kelas Ekonomi Islam,

KSEI SHINE Universitas Indonesia.

2014 Diklat Korp Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) Unit

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014 Diklat Ekonomi Islam Lingkar Studi Ekonomi Syariah

(LISENSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2012 Kursus Pembina Mahir Tingkat Lanjutan Golongan

Penggalang Gerakan Pramuka, Kwartir Cabang Ngawi

2010 Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar (KMD) Gerakan

Pramuka, Kwartir Cabang Ngawi

Page 8: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan pemisahan pada unit

usaha syariah asuransi jiwa sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-undang

No.40 Tahun 2014 pasal 87 ayat 1 tentang Perasuransian dan juga untuk memprediksi

target pertumbuhan yang harus dicapai unit usaha syariah asuransi jiwa terhadap

pertumbuhan perusahaan asuransi induknya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit usaha syariah pada perusahaan

asuransi jiwa di Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling sebanyak 4 unit usaha syariah. Penelitian ini menggunakan data

sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi masing-masing unit usaha

syariah pada perusahaan asuransi jiwa dari tahun 2010 sampai tahun 2018, data dapat

diunduh melalui laporan publikasi situs (website) masing-masing perusahaan asuransi

jiwa.

Metode yang digunakan untuk mengevaluasi kebijakan pemisahan ini adalah

metode ARIMA dengan melakukan peramalan pada tingkat share dana peserta unit

usaha syariah pada perusahaan asuransi jiwa terhadap perusahaan induknya dan

simulasi untuk memprediksi target pertumbuhan yang harus dicapai unit usaha syariah

asuransi jiwa terhadap pertumbuhan perusahaan asuransi induknya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 4 unit usaha syariah hingga 10 tahun

setelah undang-undang berlaku atau tahun 2024 belum ada satupun yang mencapai

tingkat share 50% dana peserta asuransi terhadap dana peserta asuransi perusahaan

induknya. Selain itu, hasil simulasi menunjukan bahwa dibutuhkan tingkat

pertumbuhan yang tinggi rata-rata sebesar 50,53% dari unit usaha syariah asuransi

jiwa untuk mencapai tingkat share 50% dana peserta perusahaan induknya. Kebijakan

ini perlu dievaluasi kembali agar tidak memberatkan para pelaku usaha atau pemilik

perusahaan asuransi khususnya pada perusahaan asuransi jiwa.

Kata Kunci: Kebijakan Pemisahan (Spin Off), Asuransi Jiwa, Metode ARIMA,

simulasi

Page 9: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

viii

ABSTRACT

This study aims to evaluate the spin off policy in sharia business unit of life

insurance as explained in Act No.40 of 2014 clause 87 paragraph 1 concerning

Insurance and also to predict the growth target that must be achieved by the sharia

business unit of life insurance on the growth of the parent’s insurance company.

The population in this study are all sharia business units in life insurance

companies in Indonesia. The sampling technique is used subjective sampling based on

4 sharia business units. This study uses secondary data obtained from the published

financial reports of each sharia business unit in life insurance companies from 2010 to

2018 that can be downloaded through the website of each life insurance companies.

The method that used to evaluate the spin off policy is ARIMA by forecasting

the share level of sharia business unit participant funds in life insurance company

towards the parent’s insurance company and simulation to predict the growth target

that must be achieved by the sharia business unit of life insurance on the growth of the

parent’s insurance company.

The results showed that from all the sample up to ten years or the year of 2024,

there are no sharia business unit of life insurance can achieve the fifty percent

participant funds towards the parent’s insurance company. Besides that, simulation

result showed that sharia business unit of life insurance needs high growth on average

50,53% to achieve the fifty percent participant funds towards the parent’s insurance

company. This policy needs to be evaluated in order to not be burden for an insurance

company owner especially life insurance company.

Key word: Spin Off Policy, Life Insurances, ARIMA method, simulation.

Page 10: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan

karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat

beserta salam selalu terlimpah curahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Evaluasi Kebijakan Spin Off pada Industri Asuransi Jiwa

Syariah” ini disusun dalam rangka menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi Program

Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa

belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta selalu

memberikan kesempatan kepada penulis untuk selalu belajar dari setiap

kejadian yang terjadi. Dengan ridho Allah SWT skripsi ini bisa terselesaikan

dengan baik.

2. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta bapak Triyudi Sunarko dan ibunda

tercinta ibu Nurul Hidayati serta kedua adik penulis Muhammad Zaidani

Yunus dan Rohada Nur Aisya Yunus yang telah memberikan cinta kasih serta

dukungan secara penuh kepada penulis, baik materil maupun non materil.

Terimakasih untuk segala doa yang tidak henti-hentinya untuk penulis agar

bisa menyeselaikan studi ini dengan baik.

3. Bapak Prof. Amilin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta arahan dan

memotivasi penulis agar skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dr. Erika Amelia, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., M.Sc selaku dosen penasehat akademik yang

selalu memberikan arahan kepada penulis dalam menjalankan pendidikan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

x

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu

yang tidak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Kepada seluruh teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2013. Terimakasih

untuk semua canda tawa dan pengalaman serta perjuangan kita bersama dalam

proses belajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Sahabat-sahabat penulis semasa kuliah Nurul Hasanah S.E, Nadya Zakiyah

S.E, Putri Nurani S.E, Ulfah Fauziah S.E, dan Puspa Cahya Insani S.E yang

tidak pernah lelah menyemangati penulis dalam proses belajar dan dalam

proses penulisan skripsi ini.

11. Seluruh anggota KSR PMI Unit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya

angkatan Satu Buana (SBN) yang selalu memberikan semangat kepada penulis

agar bisa menyelesaikan semua tanggungjawab penulis dengan baik.

12. Sahabat-sahabat alumni Gontor penulis Dara Puspa Dewi, Ghusny Minal

Jannati, Linda Hermawati yang selalu menyemangati penulis dalam proses

belajar dan dalam proses penulisan skripsi ini.

13. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang

banyak membantu penulis sehingga skripsi ini akhirnya bisa diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Jakarta, 29 November 2019

Nabila Nurrahmadyani Yunus

Page 12: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

xi

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................xv

BAB I ...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...............................................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...............................................................................................11

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .......................................................................12

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................................................12

E. Sistematika Penulisan ............................................................................................14

BAB II ...............................................................................................................................15

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................15

A. LANDASAN TEORI.................................................................................................15

1. Kebijakan Pemisahan (Spin Off) ...........................................................................15

2. Konsep Asuransi ....................................................................................................21

3. Asuransi Syariah ....................................................................................................28

B. Penelitian Terdahulu ..................................................................................................35

C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................................40

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................................42

BAB III ..............................................................................................................................43

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................43

A. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................................43

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................................44

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................45

D. Metode analisis data ..................................................................................................46

1. Uji Stasioner ..........................................................................................................46

2. Metode Box-Jenkins ..............................................................................................46

Page 13: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

xii

a. Tahap Identifikasi ..............................................................................................50

b. Tahap Estimasi Model ARIMA .........................................................................52

c. Tahap Peramalan ...............................................................................................52

BAB IV ..............................................................................................................................54

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................................54

A. Analisis Deskriptif Statistik .......................................................................................54

B. Analisis Deskriptif Objek Penelitian .........................................................................54

C. Analisis Pengujian Box-Jenkins (ARIMA) ...............................................................56

1. Tahap Identifikasi ..................................................................................................57

2. Estimasi Model ARIMA ........................................................................................61

3. Tahap Peramalan (Forecasting) .............................................................................66

BAB V ...............................................................................................................................73

KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................................................73

A. Kesimpulan ................................................................................................................73

B. Saran ..........................................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................76

LAMPIRAN ......................................................................................................................79

Page 14: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Perusahaan Perasuransian Syariah di Indonesia ............. 4

Tabel 1.2 Aset Perusahaan Perasuransian Syariah (dalam triliun rupiah) .............. 6

Tabel 1.3 Investasi Perusahaan Perasuransian Syariah (dalam triliun rupiah) ....... 6

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 36

Tabel 3.1 Sampel Penelitian .................................................................................. 45

Tabel 3.2 Sifat-sifat ACF/PACF dari Model ARMA ........................................... 51

Tabel 4.1 Data share dana tabarru’ dan dana investasi peserta unit usaha syariah

terhadap perusahaan asuransi jiwa induknya ........................................................ 56

Tabel 4.2 Hasil Estimasi ARIMA Model Prediksi AIA ....................................... 61

Tabel 4.3 Hasil Estimasi ARIMA Model Prediksi PRUDENTIAL ..................... 63

Tabel 4.4 Hasil Estimasi ARIMA Model Prediksi ALLIANZ ............................. 64

Tabel 4.5 Hasil Estimasi ARIMA Model Prediksi AXA MANDIRI ................... 65

Tabel 4.6 Model ARIMA Terbaik ........................................................................ 66

Tabel 4.7 Hasil Peramalan ARIMA dari tahun 2019-2024 ................................... 67

Tabel 4.8 Simulasi pertumbuhan unit usaha syariah dan induk perusahaan asuransi68

Page 15: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 41

Gambar 3. 1 Metodologi ARIMA ......................................................................... 49

Gambar 4.1 Hasil Correlogram AIA (Tingkat Level) ........................................... 57

Gambar 4.2 Hasil Correlogram AIA (Tingkat Df 1) ............................................. 58

Gambar 4.3 Hasil Correlogram PRUDENTIAL (Tingkat Level) ......................... 58

Gambar 4.4 Hasil Correlogram ALLIANZ (Tingkat Level) ................................ 59

Gambar 4.5 Hasil Correlogram ALLIANZ (Tingkat Df 1) .................................. 60

Gambar 4.6 Hasil Correlogram AXA MANDIRI (Tingkat Level) ....................... 60

Page 16: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I: Tingkat Share Dana Peserta Unit Usaha Syariah .............................. 79

Lampiran II: Hasil Prediksi Model ARIMA ......................................................... 81

Lampiran III: Grafik Hasil Peramalan (Forecasting) ............................................ 87

Page 17: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari peran industri keuangan,

Industri asuransi syariah merupakan salah satu Industri Keuangan Non Bank

(IKNB) syariah yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diatur oleh

Undang-undang yang telah disahkan oleh pemerintah. Indonesia sebagai negara

dengan mayoritas penduduk muslim memiliki peluang besar dalam peningkatan

industri keuangan syariah perbankan maupun non perbankan, dimana lahirnya

industri keuangan syariah di Indonesia pun didasari dari permintaan masyarakat

di Indonesia yang membutuhkan suatu sistem keuangan alternatif yang selain

menyediakan jasa keuangan yang sehat, juga memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Perbedaan yang paling menonjol pada asuransi konvensional dan asuransi

syariah terletak pada sistem yang diterapkan, asuransi konvensional menerapkan

sistem risk transfer (perpindahan risiko), sedangkan asuransi syariah menerapkan

sistem risk sharing (berbagi risiko).

Menurut Undang-undang no.40 tahun 2014 tentang Perasuransian pasal 1

ayat 1:

“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan

pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan

asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan

keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin

diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang

tidak pasti; atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya

tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung

dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil

pengelolaan dana” .

Page 18: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

2

Pengertian asuransi konvensional di atas mengacu pada sistem risk transfer

(perpindahan risiko), dimana risiko yang dimiliki peserta dipindahkan ke

perusahaan asuransi, jadi dimungkinkan terjadinya kerugian bagi salah satu pihak.

Sedangkan pengertian asuransi syariah menurut fatwa Dewan Syariah

Nasional–Majlis Ulama Indonesia (DSN – MUI) no.21 tahun 2001 tentang

Pedoman Umum Asuransi Syariah, Asuransi Syariah (Ta'min, Takaful atau

Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara

sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru' yang

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad

(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Pengertian asuransi syariah di atas

mengacu pada sistem risk sharing (berbagi risiko), dimana risiko yang dimiliki

peserta dibagikan ke peserta lain dan perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai

pengelola dana, jadi dalam sistem asuransi syariah tidak ada pihak yang dirugikan

karena pada dasarnya asuransi syariah berprinsip keadilan, tolong menolong dan

kesederajatan.

Menurut Nurcahya dan Paramita (2015:18) Islam memandang asuransi

syariah sebagai suatu perbuatan yang mulia karena pada dasarnya Islam

senantiasa mengajarkan umatnya untuk mempersiapkan segala sesuatu secara

maksimal. Asuransi syariah lebih banyak bernuansa sosial (social oriented)

daripada bernuansa ekonomi (profit oriented). Hal ini dikarenakan oleh aspek

tolong menolong yang menjadi dasar utama dalam menegakkan praktek asuransi

dalam Islam.

Menurut laporan World Takaful Report (2016) pasar asuransi syariah secara

global terkonsentrasi pada negara anggota Gulf Cooperation Council (GCC) dan

Page 19: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

3

Asia Tenggara. Kontribusi bruto asuransi syariah di negara Asia Tenggara

menempati posisi kedua terbesar setelah negara Saudi Arabia (Ernst & Young

Global Limited, 2014). Berdasarkan data yang telah dirilis oleh Ernst & Young

Global Limited (2014) besarnya jumlah kontribusi bruto asuransi syariah di Asia

Tenggara didominasi oleh negara Malaysia sebesar 71,28 % dan negara Indonesia

sebesar 22,72% dan sisanya oleh negara lainnya. Hal ini dikarenakan populasi

masyarakat muslim di kedua negara tersebut cukup banyak, selain itu Malaysia

merupakan salah satu negara yang gencar dalam mengembangkan asuransi

syariah. Indonesia sebagai penyumbang kontribusi bruto asuransi syariah terbesar

kedua di Asia Tenggara tentu memiliki potensi yang cukup besar. Hal ini

mengindikasikan bahwa pertumbuhan premi perusahaan asuransi syariah di

Indonesia semakin berkembang dan menguatkan posisinya di pasar asuransi

Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

(Sabiti,dkk, 2017:69)

Perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia diawali dengan

munculnya perusahaan asuransi syariah pertama di Indonesia pada tahun 1994,

yaitu PT. Syarikat Takaful Indonesia (STI) yang berdiri pada 24 Februari 1994.

Hingga saat ini perkembangan industri asuransi syariah di Indonesia berkembang

cukup baik, dimana jumlah perusahaan perasuransian syariah di Indonesia relatif

terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini dapat dibuktikan dalam data pada

Tabel 1.1:

Page 20: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

4

Tabel 1.1 Perkembangan Perusahaan Perasuransian Syariah di Indonesia

Tahun 2011-2017

Keterangan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Asuransi Jiwa Syariah 3 3 3 3 5 5 7

Asuransi Jiwa (Unit Syariah) 17 17 17 18 19 20 23

Asuransi Umum Syariah 2 2 2 2 3 4 5

Asuransi Umum (Unit Syariah) 18 20 24 23 25 24 25

Reasuransi Syariah 0 0 0 0 0 1 1

Reasuransi (Unit Syariah) 3 3 3 3 3 2 2

Jumlah 43 45 49 49 55 56 63

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Tabel 1.1 menunjukan bahwa adanya peningkatan, baik dari perusahaan

Asuransi Jiwa Syariah, Asuransi Umum Syariah, Reasuransi Syariah, dan Unit

Usaha Syariah pada perusahaan perasuransian syariah di Indonesia dari tahun

2011 sampai tahun 2017. Pada tahun 2011 jumlah perusahaan perasuransian

syariah di Indonesia yaitu sejumlah 43 bertambah menjadi sejumlah 63 pada

tahun 2017, dimana dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2017 jumlah

perusahaan perasuransian syariah yang bertambah sejumlah 20 perusahaan

perasuransian syariah. Munculnya perusahaan asuransi baru, baik dari perusahaan

asuransi jiwa dan asuransi umum dengan prinsip syariah dan juga reasuransi

syariah yang mengalami perubahan komposisi, yaitu dari keseluruhan perusahaan

yang hanya berbentuk unit usaha syariah menjadi satu perusahaan yang berbentuk

syariah dengan melakukan spin off dapat meningkatkan persaingan usaha diantara

perusahaan perasuransian yang ada saat ini.

Jumlah perusahaan perasuransian syariah diprediksi akan terus bertambah

sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai spin off unit usaha asuransi

Page 21: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

5

syariah dalam Undang-undang no.40 tahun 2014 tentang Perasuransian pasal 87

ayat (1) yang menyatakan:

“Dalam hal Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi memiliki unit

usaha syariah dengan nilai Dana Tabarru’ dan Dana Investasi Peserta telah

mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai Dana Asuransi,

Dana Tabarru’, dan Dana Investasi Peserta pada perusahaan induknya atau 10

(sepuluh) tahun sejak diundangkannya undang-undang ini, Perusahaan Asuransi

atau Perusahaan Reasuransi tersebut wajib melakukan pemisahan (spin off) unit

usaha syariah tersebut menjadi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan

Reasuransi Syariah”.

Berdasarkan Undang-undang no.40 tahun 2014 tentang Perasuransian pada

pasal 87, hal penting yang harus digaris bawahi adalah unit usaha syariah pada

perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi wajib melakukan spin off jika

dana tabarru’ dan dana investasi peserta telah mencapai paling sedikit 50% (lima

puluh persen) dari total nilai dana asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi

peserta pada perusahaan induknya atau 10 (sepuluh) tahun sejak diundangkannya

Undang-undang tersebut. Lalu bagaimana dengan perkembangan dana aset dan

dana investasi perusahaan perasuransian syariah yang ada saat ini ? dan berapa

persen market share perusahaan perasuransian syariah terhadap perusahaan

asuransi nasional ?, berikut data aset perusahaan perasuransian syariah di

Indonesia beserta tingkat sharenya terhadap perusahaan asuransi nasional dari

tahun 2013 sampai dengan 2017 pada Tabel 1.2 dan data investasi perusahan

perasuransian syariah di Indonesia beserta tingkat sharenya terhadap perusahaan

asuransi nasional dari tahun 2013 sampai dengan 2017 pada Tabel 1.3.

Page 22: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

6

Tabel 1.2 Aset Perusahaan Perasuransian Syariah (dalam triliun rupiah)

Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017

Asuransi Jiwa Nasional 265,86 368,06 378,03 422,19 546,43

Asuransi Jiwa Syariah 12,79 18,08 21,73 27,08 33,48

Share Asuransi Jiwa Syariah 4,81% 4,91% 5,75% 6,41% 6,13%

Asuransi Umum dan Reasuransi

Nasional 103,14 126,75 138,83 145,64 133,32

Asuransi Umum dan Reasuransi

Syariah 3,87 4,31 4,96 6,17 5,37

Share Asuransi Umum dan

Reasuransi Syariah 3,75% 3,40% 3,57% 4,23% 4,03%

Asuransi Jiwa dan Reasuransi

Nasional 369,00 494,81 516,86 687,84 699,64

Asuransi dan Reasuransi

Syariah 16,66 22,39 26,69 33,24 40,52

Share Asuransi dan Reasuransi

Syariah 4,51% 4,52% 5,16% 4,83% 5,79%

Sumber : Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2017

Tabel 1.3 Investasi Perusahaan Perasuransian Syariah (dalam triliun rupiah)

Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017

Asuransi Jiwa Nasional 227,63 318,49 327,68 367,83 489,01

Asuransi Jiwa Syariah 11,54 16,4 19,60 24,57 30,42

Share Asuransi Jiwa Syariah 5,07% 5,15% 5,98% 6,68% 6,22%

Asuransi Umum dan Reasuransi

Nasional 57,81 63,66 70,4 73,96 69,69

Asuransi Umum dan Reasuransi

Syariah 2,76 3,11 3,50 4,24 3,68

Share Asuransi Umum dan

Reasuransi Syariah 4,77% 4,88% 4,97% 5,74% 5,28%

Asuransi Jiwa dan Reasuransi

Nasional 285,44 382,15 398,08 441,79 570,98

Asuransi dan Reasuransi

Syariah 14,3 19,51 23,10 28,81 35,31

Share Asuransi dan Reasuransi

Syariah 5,01% 5,10% 5,80% 6,52% 6,18%

Sumber : Laporan Perkembangan Keuangan Syariah 2017

Page 23: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

7

Berdasarkan data pada Tabel 1.2 total aset perusahaan perasuransian syariah

mencapai Rp40,52 triliun di akhir tahun 2017, total tersebut mengalami kenaikan

sebesar Rp7,28 triliun dari tahun sebelumnya yaitu Rp33,24 triliun atau

meningkat sekitar 17,96%. Market share total aset perusahaan perasuransian

syariah terhadap asuransi nasional juga meningkat dari 4,83% di 2016 menjadi

5,79% di 2017. Meskipun share aset asuransi syariah terus meningkat tiap

tahunnya tetapi angka tersebut masih sangat kecil melihat pasar asuransi syariah

yaitu penduduk muslim yang sangat besar di Indonesia.

Pada Tabel 1.3 total investasi perusahaan perasuransian syariah tahun 2017

adalah Rp35,31 triliun, total tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp6,5 triliun

dari tahun sebelumnya yaitu Rp28,82 triliun atau meningkat sekitar 18,40%.

Sedangkan market share total investasi perusahaan perasuransian syariah terhadap

asuransi nasional menurun dari 6,52% di 2016 menjadi 6,18% di tahun 2017.

Penurunan ini disebabkan karena peningkatan kinerja dan dana investasi pada

perusahaan asuransi nasional tidak sebanding atau lebih besar dibandingkan

dengan peningkatan kinerja dan dana investasi pada perusahaan perasuransian

syariah.

Jika spin off unit usaha syariah pada perusahaan asuransi merupakan salah

satu cara yang diambil pemerintah agar industri asuransi syariah di Indonesia

berkembang dengan pesat apakah cara itu sudah tepat ?, melihat dari total dana

aset dan total dana investasi asuransi jiwa syariah, asuransi umum syariah dan

reasuransi syariah pada perusahaan perasuransian syariah belum ada yang

mencapai 50% bahkan 10 % saja belum. Sedangkan waktu yang diberikan oleh

pemerintah hanya 10 (sepuluh) tahun sejak diundangkannya Undang-undang

Page 24: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

8

no.40 tahun 2014 yaitu pada tahun 2024 dan sisa waktu unit usaha syariah untuk

spin off menjadi perusahaan asuransi jiwa syariah, perusahaan asuransi umum

syariah dan perusahaan reasuransi syariah hanya tinggal 5 tahun lagi, terhitung

dari tahun penelitian ini tahun 2019.

Menurut Sulistyawati (2014) dalam berita Republika, pembatasan jumlah

minimum aset syariah mencapai 50% dari perusahaan induk, penetrasi asuransi

syariah melambat pada tahun 2014 sehingga mengakibatkan beberapa perusahaan

asuransi syariah merasa keberatan dengan kebijakan ini, praktisi dan pakar

asuransi Muhammad Syakir Sula berpendapat, presentase 50% itu terlampau besar

dan membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan sampai puluhan tahun.

Menurut Pohan (2014) dalam berita media insurance yang membahas

tentang kebijakan spin off , pada kenyataannya unit usaha syariah belum siap

untuk melakukan pemisahan dengan induk perusahaannya, dan pemerintah pun

menunda waktu realisasi pelaksanaan spin off, seharusnya unit usaha syariah

dalam perusahaan asuransi mendapat perhatian lebih dari pemerintah atau otoritas

jasa keuangan selaku regulator agar unit usaha syariah dapat segera menjadi

perusahaan yang mandiri dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Menurut Pitaningtyas dan Nababan (2015) pemisahan atau spin off unit

usaha syariah masih tetap menjadi pekerjaan rumah perusahaan asuransi. Meski

berkali-kali menyatakan siap, mereka mengkhawatirkan dampak jika harus

menyapih unit usaha syariah dalam waktu dekat. Selain itu dampak dari spin off

adalah melonjaknya biaya operasional sehingga harga produk pun dinaikkan.

Ramadani (2018) dalam penelitiannya tentang respon salah satu unit usaha

syariah perusahaan asuransi di Indonesia yaitu perusahaan asuransi Adira

Page 25: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

9

Dinamika terhadap kebijakan spin off industri asuransi syariah dalam Undang-

undang no.40 tahun 2014 tentang Perasuransian pasal 67, menyatakan bahwa

perusahaan asuransi Adira Dinamika belum siap melakukan spin off dikarenakan

peraturan perundang-undangan tersebut dinilai memberatkan bagi pelaku bisnis

dan terkesan dipaksakan oleh pemerintah. Persiapan yang kurang matang,

manajemen kurang mendukung, bantuan ahli aktuaria yang sangat langka, serta

perusahaan induk yang melepas anak perusahaannya menjadi kendala-kendala

yang dihadapi unit usaha syariah pada perusahaan asuransi Adira Dinamika dalam

melakukan spin off.

Konsep spin off atau pemisahan juga sedang dilakukan oleh unit usaha

syariah pada industri perbankan dengan peraturan yang sama dengan unit usaha

syariah pada industri asuransi syariah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir

industri perbankan syariah mengalami penurunan, terdapat beberapa penelitian

yang membahas tentang konsep spin off atau pemisahan unit usaha syariah pada

industri perbankan syariah. Menurut Al Arif (2014:169) Aturan mengenai

kebijakan pemisahan (spin off) ini sempat menjadi isu krusial. Riawan Amin

mengungkapkan bahwa pemisahan perbankan syariah dari UUS menjadi BUS

seakan-akan dipaksakan sehingga yang terjadi banyak manajemen bank syariah

baru sulit untuk mengembangkan diri. Menurut A.Riawan Amin seharusnya

pemisahan dilakukan ketika nasabah suatu bank dengan perbandingan telah

mencapai minimal 50% (lima puluh persen) dari bank induknya, sehingga

pemisahan merupakan alternatif agar unit usaha syariah bisa mandiri. Tapi yang

terjadi di Indonesia tidak demikian, pemisahan dilakukan hanya berdasarkan

informasi dari Bank Indonesia bahwa potensi industri perbankan sangat cerah.

Page 26: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

10

A.Riawan Amin juga berharap kebijakan tersebut harus ditinjau lagi dan jangan

terlalu dipaksakan kepada bank syariah.

Dalam penelitian yang lain Al Arif (2015:303) juga menemukan bahwa

pemisahan unit usaha Syariah menjadi bank umum syariah ini menaikkan rasio

biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) pada industri perbankan

syariah di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pemisahan unit usaha syariah

menjadi bank umum syariah menurunkan tingkat efisiensi operasional pada bank

syariah.

Hal yang sama ditunjukan pada penelitian Poerwokoesoemo (2016:160)

terkait kinerja bank konvensional pasca spin off unit usaha syariah pada tahun

2016 menunjukan bahwa terdapat perbedaan kinerja permodalan (CAR), kinerja

kualitas aset (NPL), kinerja profitabilitas (ROA), kinerja profitabilitas (BOPO),

dan kinerja likuiditas (LDR) antara sebelum dan setelah bank konvensional

pemilik Unit Usaha Syariah. Perbedaan tersebut menunjukan adanya kenaikan

pada nilai CAR, BOPO, dan LDR setelah spin off dan adanya penurunan pada

NPL dan ROA dibandingkan nilai sebelum spin off, hasil penelitian ini

menunjukan adanya indikasi penurunan kinerja bank yang melakukan spin off .

Jika melihat pada beberapa penelitian diatas mengenai konsep spin off atau

pemisahan pada industri perbankan syariah, dimana konsep spin off atau

pemisahan ini justru munurunkan kinerja keuangan dari bank hasil spin off .

apabila konsep spin off atau pemisahan ini tetap dipaksakan pada perusahaan

perasuransian syariah yang skala ekonominya kecil daripada industri perbankan

syariah, hal ini dapat berdampak pada tidak produktifnya pengembangan industri

asuransi syariah di Indonesia.

Page 27: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

11

Dengan melihat dari berbagai hal yang telah disampaikan sebelumnya,

maka penulis ingin membuat penelitian lebih jauh mengenai evaluasi kebijakan

spin off unit usaha syariah pada perusahaan asuransi yang dijelaskan dalam

Undang-undang No.40 Tahun 2014 tentang Perasuransian pada industri asuransi

syariah di Indonesia menggunakan metode ARIMA (Autoregresif Integrated

Moving Average), dengan judul “EVALUASI KEBIJAKAN SPIN OFF PADA

INDUSTRI ASURANSI JIWA SYARIAH”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalah yang

dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan pemisahan (spin off) yang sudah diterapkan dari tahun 2014

masih belum menunjukan pengaruh yang berarti terhadap perkembangan

industri asuransi syariah secara umum dan secara khusus pada

perkembangan pangsa pasar (market share) perusahaan perasuransian

syariah di Indonesia.

2. Total aset dan total dana investasi peserta Perasuransian Syariah yang di

dalamnya ada unit usaha syariah masih sangat kecil dari yang ditentukan

dalam Undang-undang no.40 tahun 2014.

3. Merujuk pada konsep spin off atau pemisahan yang sama dengan industri

perbankan syariah, beberapa bank umum syariah yang telah melakukan

pemisahan (spin off) mengalami penurunan kinerja.

Page 28: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

12

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pemahaman yang keliru terhadap masalah-masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka untuk memfokuskan masalah-

masalah yang akan diteliti dan untuk mendapat hasil yang optimal, diperlukan

perumusan dan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini penulis hanya akan

meneliti tentang evaluasi kebijakan spin off unit usaha syariah pada

perusahaan asuransi yang dijelaskan dalam Undang-undang No.40 Tahun

2014 tentang Perasuransian pada industri asuransi syariah di Indonesia.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah

kebijakan spin off unit usaha syariah pada perusahaan asuransi yang dijelaskan

dalam Undang-undang No.40 Tahun 2014 tentang Perasuransian pada industri

asuransi syariah di Indonesia sudah tepat dan memadai ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengevaluasi kebijakan pemisahan pada unit usaha syariah

asuransi jiwa sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-

undang No.40 Tahun 2014 pasal 87 ayat 1 tentang Perasuransian.

2. Untuk memprediksi target pertumbuhan yang harus dicapai unit usaha

syariah asuransi jiwa terhadap pertumbuhan perusahaan asuransi

induknya.

Page 29: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

13

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi akademisi, dapat menambah referensi dan wawasan yang lebih luas

tentang kebijakan pemisahan (spin off) serta metode-metode pemisahan

(spin off) dan pengaruhnya terhadap industri asuransi syariah di Indonesia.

b. Bagi lembaga keuangan syariah, dapat menjadi informasi dan bahan

pertimbangan dalam melaksanakan kebijakan pemisahan (spin off) terkait

bagaimana pengaruhnya terhadap industri asuransi syariah di Indonesia,

serta memberikan kontribusi pemikiran untuk mengembangkan kebijakan

pemisahan (spin off) unit usaha syariah pada perusahaan asuransi

kedepannya.

c. Bagi regulator, dapat menjadi pertimbangan untuk menganalisis kembali

kebijakan pemisahan (spin off) yang telah dibuat apakah sudah tepat

sasaran atau harus dikaji kembali dengan melihat pengaruh kebijakan

tersebut terhadap industri asuransi syariah di Indonesia .

d. Bagi masyarakat, dapat menambah pengetahuan terkait proses

pengembangan industri asuransi syariah di Indonesia .

e. Bagi peneliti dan peneliti selanjutnya, dengan penelitian ini diharapkan

dapat menjadi informasi dan referensi serta inspirasi untuk menjadi bahan

masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 30: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

14

E. Sistematika Penulisan

Penulisan pada penelitian ini terdiri dari lima bab utama, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai isi

keseluruhan dari penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari objek penelitian yang

di ambil oleh penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menerangkan tentang metode penelitian kuantitafif yang

digunakan seperti studi pustaka, pemaparan tentang data, serta menjelaskan

tentang metode analisis yang dipakai dalam penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis tentang: analisis deskriptif objek penelitian, hasil

pengujian hipotesis, dan interpretasi hasil.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan atas penelitian yang telah dilakukan. Pada bab ini

juga diuraikan mengenai keterbatasan dari penelitian dan saran-saran yang dapat

dijadikan pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 31: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Kebijakan Pemisahan (Spin Off)

a. Definisi Pemisahan (Spin off)

Konsep pemisahan (Spin Off) di Indonesia sudah dijelaskan dalam Undang-

undang no.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam pasal 1 ayat 12, Spin

Off dinyatakan sebagai sebuah pemisahan yang di definisikan sebagai berikut:

“Perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk memisahkan usaha yang

mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum

kepada 2 (dua) perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva perseroan

beralih karena hukum kepada 1 (satu) perseroan atau lebih”

Nasuha (2012:243) dalam penelitiannya tentang dampak kebijakan spin off

terhadap kinerja bank syariah menjelaskan bahwa spin off menggambarkan suatu

tambahan atau produk derivatif atau turunan atau hasil dari sesuatu tiruan usaha

sebelumnya. pemisahan ini bisa berbeda bentuk, tapi umumnya memerlukan

perubahan yang penting pada kontrol, risiko, dan distribusi keuntungan. Unsur

lainnya yaitu transfer teknologi dan hak kepemilikan dari induk kepala pemilik

lama kepada induk kepala pemilik baru.

Pengertian pemisahan (spin off) juga dapat ditemukan dalam Black’s Law

Dictionary, yaitu sebagai berikut:

“spin off is a corporate divestiture in which a division of a corporation becomes

an independent company and stock of the new company is distributed to the

corporation’s shareholder”.

“Pemisahan adalah divestasi perusahaan dimana sebuah divisi dari sebuah

korporasi menjadi perusahaan independen dan saham perusahaan yang baru

didistribusikan kepada pemegang saham korporasi”. (Umam, 2010:609)

Page 32: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

16

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pemisahan (spin off) adalah

tindakan pemisahan sebuah divisi atau anak usaha dari perusahaan induknya

menjadi sebuah perusahaan tersendiri yang independen yang mengakibatkan

terjadinya peralihan seluruh atau sebagian hak dan kewajiban atau aktiva dan

pasivanya karena hukum. Pemisahan ini dimaksudkan agar unit usaha dapat

mengambil keputusan lebih cepat, lebih efisien, dan ada yang secara khusus

bertanggung jawab atas pengambilan keputusan tersebut.

Dalam kasus pemisahan (Spin Off) perbankan syariah, Ilyas dan

Joyosumarto dalam Al Arif (2018) menyatakan terdapat beberapa alasan

kehadiran aturan mengenai pemisahan unit usaha syariah menjadi bank umum

syariah: Pertama, meningkatkan pertumbuhan dari industri perbankan syariah.

Kedua, meningkatkan independensi bank syariah sehingga akan mampu

meningkatkan kinerja dari bank syariah. Ketiga, meningkatkan kepatuhan

terhadap prinsip syariah. Salah satu cara untuk dapat melihat peningkatan

pertumbuhan industri perbankan syariah adalah dengan melihat pangsa pasar bank

syariah.

Sebagaimana diketahui bahwa Undang-undang tentang Perseroan Terbatas

(UUPT) menggunakan istilah “Pemisahan” untuk spin off , “Penggabungan”

untuk merger, “Pengambilalihan” untuk akuisisi. Dalam spin off perseroan

beberapa pihak yang harus mendapat perlindungan hukum antara lain nasabah,

karyawan, dan para pemegang saham minoritas yang melakukan pemisahan.

Pemegang saham dalam hal ini perlu mendapatkan perlindungan mengingat

proses spin off untuk perseroan bisa terjadi bukan hanya atas kehendak pemegang

saham, namun karena adanya ketentuan Undang-undang yang mewajibkan

pemisahan. Karena dalam perseroan, mekanisme spin off belum diakomodir

Page 33: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

17

sebagai salah satu alternatif dalam penguatan struktur perseroan di Indonesia.

(Fred.B.G, 2008:39)

b. Jenis Pemisahan (Spin Off)

Pemisahan (Spin Off) Perseroan Terbatas dikenal ada 2 (dua) jenis

pemisahan (Spin Off), kedua jenis pemisahan tersebut dipengaruhi oleh cara

pemisahan dengan memperhatikan kuantitas usaha yang dipisahkan oleh

perseroan. 2 (dua) jenis pemisahan (Spin Off) tersebut tertera pada Pasal 135 ayat

2 dan 3 UUPT no.40 tahun 2007, yaitu :

1) Pemisahan murni mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva beralih karena

hukum kepada 2 (dua) Perseroan Terbatas lain atau lebih yang menerima

peralihan Perseroan Terbatas yang melakukan pemisahan tersebut berakhir

karena hukum. Dalam pemisahan jenis ini yang menjadi ciri pokok, perseroan

mengalihkan seluruh harta kekayaan, sehingga akan berakibat perseroan harus

ditutup demi hukum karena sudah tidak ada lagi usaha yang diurusi.

2) Pemisahan tidak murni, mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva beralih

karena hukum kepada 1 (satu) Perseroan Terbatas lain atau lebih yang

menerima peralihan Perseroan Terbatas yang melakukan pemisahan tetap ada

atau berakhir. Dalam pemisahan ini tidak sampai mengakibatkan perseroan

terdahulu menjadi bubar, karena harta kekayaan yang dialihkan hanya

sebagian saja. Perseroan tersebut masih mempunyai harta kekayaan sehingga

masih dapat menjalankan usaha. Berbeda dengan pemisahan murni yang

berakibat perseroan yang melakukan pemisahan menjadi bubar, karena harta

kekayaannya dialihkan seluruhnya.

Page 34: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

18

c. Syarat Pemisahan Unit Usaha Syariah (Spin Off)

Menurut Iswanto (2017:35) terhadap perbuatan hukum pemisahan (Spin Off)

berlaku sepenuhnya syarat yang ditentukan pada pasal 126 ayat (1), sebagaimana

hal nya syarat ini berlaku terhadap penggabungan, peleburan dan

pengambilalihan. Dengan demikian perbuatan hukum pemisahan (Spin Off) wajib

memperhatikan kepentingan pihak-pihak, sebagai berikut:

1) Perseroan, pemegang saham minoritas, karyawan perseroan

2) Kreditor dan mitra usaha lainnya dari perseroan, dan

3) Masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha.

Menurut penjelasan 126 ayat (1) syarat yang disebutkan dalam ketentuan ini

merupakan penegasan bahwa penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan

pemisahan tidak bisa dilakukan apabila merugikan kepentingan pihak-pihak

tertentu.

d. Tujuan Kebijakan Pemisahan (Spin Off)

Apabila hanya melihat tujuan, terlihat bahwa kebijakan pemisahan (Spin

Off) yang diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) sebenarnya

lebih ditujukan untuk mengakomodasi kepentingan perkembangan perseroan

dalam hal ini melalui pemisahan (Spin Off) dalam Undang-undang Perseroan

Terbatas (UUPT) tersebut induk menjadi anak perseroan. Sebenarnya pengertian

pemisahan (Spin Off) dalam Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT) tersebut

memberikan fleksibilitas yang lebih luas kepada perseroan untuk melakukan

penguatan restruktur usahanya.

Menurut Bahari (2010:24) penguatan struktur usaha dengan mekanisme

pemisahan (Spin Off), dapat dimanfaatkan oleh perseroan sebagai sarana untuk

lebih mempertajam segmentasi pasar, khususnya melalui penguatan lini bisnis

Page 35: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

19

yang lebih fokus dan spesialis. Selain dianggap dapat mempertajam suatu nilai

bisnis, mekanisme pemisahan (Spin Off) juga dapat melakukan pemisahan aset

bermasalahnya menjadi bahan usaha baru yang bukan merupakan perseroan

(menjadi semacam perseroan pengelola aset). Dalam hal ini maka keuntungan

bagi perseroan adalah milik perseroan baru menjadi kendaraan pengelola aset

bermasalah yang tetap dapat dikontrolnya, juga menjadi sarana yang efektif bagi

perseroan dalam melakukan pembersihan aset bermasalahnya.

Menurut Wachtell, Lipton, Rose & Katz (2014) tujuan dasar dilakukannya

pemisahan (spin off) oleh korporasi adalah:

1) Meningkatkan Fokus Bisnis. Dalam suatu pemisahan (spin off) setiap entitas

bisnis dapat berkonsentrasi dalam strategi dan rencana operasinya sendiri

tanpa mengalihkan sumber daya manusia atau sumber keuangan dari bisnis

lainnya.

2) Menciptakan Bisnis dengan Struktur Modal yang Lebih Sesuai. Dalam suatu

pemisahan (spin off) setiap entitas bisnis dapat menetapkan struktur

modalnya sendiri yang paling sesuai bagi bisnis dan strateginya. Setiap bisnis

dapat memiliki persyaratan modal berbeda yang mungkin saja tidak dapat

secara optimal dipenuhi hanya melalui satu strutkur modal.

3) Identitas Investasi yang Berbeda. Pemisahan (spin off) menciptakan peluang

investasi yang berbeda dan terarah. Sebuah perusahaan yang

menginvestasikan sumber dayanya hanya pada satu lini bisnis dapat dianggap

lebih transparan dan menarik bagi investor yang fokus pada sektor tertentu

atau pada strategi pertumbuhan, dan oleh karenanya berlawanan dengan

conglomerate discount dan meningkatkan nilai suatu bisnis.

Page 36: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

20

4) Memeroleh Keefektifitasan dari Kompensasi Berbasis Ekuitas. Dalam suatu

pemisahan (spin off) akan meningkatkan keefektifan program kompensasi

berbasis ekuitas pada keduanya melalui pengaitan antara nilai kompensasi

ekuitas yang dihadiahkan kepada pegawai, para pejabat dan direktur yang

merupakan penghargaan terhadap kinerja bisnis mereka.

5) Memanfaatkan Ekuitas Sebagai “Mata Uang” Akuisisi. Dengan menciptakan

perdagangan saham kepada publik secara terpisah, suatu pemisahan (spin off)

akan meningkatkan kemampuan bisnis yang mengalami pemisahan (spin off)

untuk memengaruhi akuisisi dengan menggunakan sahamnya sendiri sebagai

pertimbangan.

Intinya tujuan dasar dari pemisahan (spin off) adalah untuk meningkatkan

nilai perusahaan atau dengan kata lain, suatu pemisahan (spin off) akan

berdampak kepada peningkatan kinerja entitas bisnis yang terlibat di dalamnya.

Sama halnya dalam kasus perusahaan perasuransian khususnya perusahaan

perasuransian syariah, pemisahan unit usaha syariah pada perusahaan asuransi

menjadi perusahaan asuransi syariah diharapkan dapat meningkatkan

pertumbuhan industri asuransi syariah.

Dalam kasus perbankan Nasuha (2012:244) menyatakan alasan pemisahan

(spin off) korporasi bank yang ditempuh sistem perbankan di Indonesia dapat

ditinjau dari dua aspek, yaitu sebagai berikut :

1) Secara ekonomis pemisahan ini memperluas kegiatan usaha UUS menjadi

setara BUS antara lain yaitu menjamin penerbitan surat berharga, penitipan

untuk kepentingan orang lain, menjadi wali amanat, penyertaan modal,

pengurusan dana pensiun, dan menerbitkan, menawarkan serta

memperdagangkan surat berharga jangka panjang.

Page 37: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

21

2) Secara ideologis pemisahan ini mendukung pemisahan sistem syariah dari

sistem konvensional. Dengan berpisahnya UUS menjadi BUS maka

lembaga ini terpisah dari induk konvesionalnya dan menumbuhkan

kepercayaan publik khususnya umat Islam akan kemurnian lembaga

keuangan syariah.

2. Konsep Asuransi

a. Definisi Asuransi

Kata asuransi berasal bahasa inggris, insurance yang dalam bahasa

Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia dengan padanan kata “pertanggungan”. Dalam bahasa Belanda biasa

disebut dengan istilah assurantie (asuransi) dan verzekering (pertanggungan).

Menurut Danarti (2011: 6) Asuransi atau yang dalam bahasa belanda

“verzekering” berarti pertanggungan. Ada dua pihak yang terlibat dalam asuransi

yaitu pihak yang sanggup menanggung atau menjamin bahwa pihak yang lainnya

akan mendapat penggantian suatu kerugian, yang mungkin akan ia derita sebagai

akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula

belum dapat ditentukan saat akan terjadinya.

Definisi asuransi di Indonesia juga telah di tetapkan dalam Undang-undang

Republik Indonesia no.2 tahun 1992 tentang usaha Perasuransian. Asuransi atau

pertanggungan merupakan suatu perjanjian antara dua belah pihak atau lebih,

dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan

menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau

tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,

Page 38: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

22

yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran

yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Pengertian Asuransi di atas akan lebih jelas bila dihubungkan dengan pasal

246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang menjelaskan bahwa

asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan

diri kepada seorang yang tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan

penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan

keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu

peristiwa yang tak tertentu.

Menurut Al Arif (2012:212) asuransi merupakan sebuah mekanisme

perlindungan terhadap pihak tertanggung apabila mengalami risiko di masa yang

akan datang dimana pihak tertanggung akan membayar premi guna mendapatkan

ganti rugi dari pihak penanggung.

Menurut Rastuti (2011:2) Asuransi dipahami sebagai suatu kemauan untuk

menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai (substansi)

kerugian-kerugian yang belum pasti. Adapun pendapat lain dari Wirjono

Prodjodikoro yang menyatakan bahwa asuransi adalah suatu persetujuan dimana

pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima

sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita

oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas.

Sementara menurut Silvanita (2009:40) asuransi merupakan suatu

permintaan dimana satu pihak memiliki intensif untuk mentrasfer risiko dengan

membayar sejumlah dana untuk menjauhi risiko kehilangan sejumlah harta yang

dimilikinya.

Page 39: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

23

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa asuransi

merupakan suatu mekanisme perlindungan terhadap harta yang dimiliki dimana

didalamnya terdapat pihak tertanggung yang membayar sejumlah dana kepada

pihak penanggung guna mendapatkan penggantian rugi atas risiko yang mungkin

akan terjadi di masa yang akan datang.

b. Unsur-Unsur dalam Asuransi

Berdasarkan definisi asuransi dalam Pasal 246 KUHD, terdapat empat unsur

yang terkandung dalam asuransi, yaitu :

1) Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada

pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.

2) Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang atau

santunan kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur

apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.

3) Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).

4) Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa

yang tak tertentu.

c. Prinsip Dasar Asuransi

Menurut Danarti (2011:18) ada 6 (enam) macam prinsip dasar yang harus

dipenuhi, yaitu :

1) Insurable Interest

Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara

tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

2) Utmost good faith

Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta

material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan, baik diminta

maupun tidak. Artinya adalah si penanggung harus dengan jujur menerangkan

Page 40: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

24

dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat atau kondisi dari asuransi dan si

tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek

atau kepentingan yang dipertanggungkan.

3) Proximate Cause

Suatu penyebab aktif dan efisien yang mengakibatkan rangkaian kejadian yang

menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara

aktif dari sumber yang baru dan indeenden.

4) Indemnity

Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam

upayanya ia menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat

sebelum terjadinya kerugian .

5) Subrogation

Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.

6) Contribution

Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama

menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk

ikut memberikan indemnity.

d. Manfaat Asuransi

Mekanisme perlindungan asuransi sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat,

khususnya bagi mereka yang menjalani aktivitas bisnis yang penuh dengan risiko

di masa yang akan datang. Berikut merupakan beberapa manfaat asuransi bagi

masyarakat yang dikemukakan oleh Al Arif (2012:213):

1) Memberikan rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi yang dimiliki oleh

tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang

mungkin akan timbul di masa yang akan datang. Jika risiko tersebut benar-

Page 41: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

25

benar terjadi, pihak tertanggung berhak mendapatkan penggantian kerugian

sebesar polis yang telah ditentukan sebelumnya.

2) Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

3) Asuransi dapat berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi

yang dibayarkan oleh pihak tertanggung setiap periodenya memiliki

substansi yang sama dengan tabungan.

4) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan

diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan

premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan

memerhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam

asuransi tersebut.

5) Membantu meningkatkan kegiatan usaha. Investasi yang dilakukan oleh para

investor dibebani oleh risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh beberapa

hal.

6) Asuransi dapat bermanfaat sebagai alat penyebaran risiko. Risiko yang

seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada

penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas

nilai pertanggungan.

e. Jenis-Jenis Asuransi

Menurut Umi Karomah dalam Dessy Danarti (2011:42), usaha asuransi dapat

dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

Dari segi sifatnya:

1) Asuransi social atau asuransi wajib dimana keikutsertaannya adalah paksaan bagi

warga Negara. Asuransi social adalah program asuransi wajib yang

deselenggarakan pemerintah berdasarkan undang – undang. Maksud dan tujuaa

Page 42: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

26

asuransi social adalah menyediakan jaminan bagi masyarakat dan tidak bertujuan

untuk mendapat keuntungan komersil. Contoh : Askes, Taspen, Asbri dll.

2) Asuransi sukarela, dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi siapa pun untuk

menjadi anggota. Jadi setiap orang bebas memilih untuk menjadi anggota atau

tidak Contoh: PT Jasa INDONESIA, PT Jiwasraya dll

Dari segi objek dan bidang usahanya:

1) Asuransi Orang

Asuransi orang meliputi:

a) Asuransi Jiwa

Pada hekekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang – orang yang

menghindarkan atau mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian,

risiko hari tua dan risiko kecelakaan. Kerja sama dikoordinasi oleh perusahaan

asuransi , yang bekerja atas dasar hukum bilangan besar yang menyebabkan

risiko kepada orang yang mau bekerja sama.

b) Asuransi Kesehatan

Ini adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya

kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh

sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan

yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi yaitu rawat inap dan rawat jalan

c) Asuransi Dana Pensiun

Menjadi tua itu pasti, tetapi dalam kondisi seperti apa masa tua nantinya, tentu

masih menjadi pertanyaan karena berada dalam ketidakpastian. Itulah mengapa

diperlukan perencanaan hidup salah satu perencanaan financial untuk masa

pensiun agar hidup tetap terjamin dan tidak membebani orang lain.

Merencanakan tabungan hari tua sebaiknya dilakukan sebelum masa produktif

berakhir.Sebab dimasa tua nanti kita sudah tidak mampu bekerja lagi.Asurandi

Page 43: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

27

dan Dana Pensiun adalah salah satu bentuk investasi untuk menjamin hari tua.

Memiliki asuransi sama halnya dengan mengalihkan biaya yang harus kita

keluarkan menjadi tanggungan pihak asuransi.

2) Asuransi Umum atau Kerugian

Asuransi kerugian terdiri dari berbagai jenis atau cabang pertanggungan yaitu:

a) Asuransi Kebakaran (Fire Insuranc )

b) Asuransi Paket Rumah Tangga (Home Insurance)

c) Asuransi Paket Toko (Shophause Insurance)

d) Asuransi Prorerty All Risks

e) Asuransi Gempa Bumi (Eartquake Insurance)

f) Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance)

g) Asuransi Aneka (Miscellaneous)

Asuransi Pencurian (Burgery)

Asuransi Uang (Money Insurance)

Asuransi Kecelakaan (Personal Accident)

Asuransi Keluarga (Family Personal Accident)

Asuransi Kesehatan (Health Insurance)

Asuransi Perjalanan (Travel Insurance)

h) Asuransi Jaminan (Bonding/ Guarante)

Jaminan Tender (Bid Bond)

Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)

Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)

Page 44: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

28

3) Perusahaan Reasuransi Umum

Perusahaan reasuransi umum merupakan perusahaan asuransi yang bidang

usahanya menanggung risiko yang benar – benar terjadi dari pertanggungan

yang telah ditutup oleh perusahaan asuransi jiwa atau asuransi kerugian.

4) Perusahaan Asuransi Sosial

Perusahaan asuransi social merupakan perusahaan asuransi yang bidang

usahanya menanggung risiko financial masyarakat kecil yang kurang mampu

perusahaan ini diselenggarakan oleh pemerintah, contohnya: Perum Taspen, PT

Astek dan PT Jasa Raharja.

3. Asuransi Syariah

a. Definisi Asuransi Syariah

Dalam literatur Arab (Fiqh Islam), asuransi dikenal dengan sebutan At-

takaful dan At-tadhamun. Secara literal, At-takaful artinya pertanggungan yang

berbalasan atau saling menanggung, sedangkan At-tadhamun secara harfiah

berarti solidaritas atau hal saling menanggung hak/kewajiban yang berbalasan.

Dalam Ensiklopedia hukum Islam disebutkan bahwa asuransi (At-ta’min)

adalah transaksi perjanjian antara dua pihak, dimana pihak yang satu

berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan

jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa

pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat. (Rastuti, 2011:3)

Asuransi syariah pada hakikatnya mempunyai artian yang sama akan tetapi

asuransi syariah mengartikan asuransi itu lebih kepada tolong-menolong. Dewan

Syariah Nasional–Majlis Ulama Indonesia (DSN – MUI) dalam fatwanya no.21

tahun 2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah menyatakan, Asuransi

Syariah (Ta'min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan

Page 45: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

29

tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk

aset dan / atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi

risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Menurut Sula (2004:28) definisi tabarru' adalah sumbangan atau derma

(dalam definis islam adalah Hibah). Sumbangan atau derma (Hibah) atau dana

kebajikan ini diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi syariah jika

sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi

lainnya. Dengan adanya dana tabarru' dari para peserta asuransi syariah ini maka

semua dana untuk menanggung risiko dihimpun oleh para peserta sendiri. Dengan

demikian kontrak polis pada asuransi syariah menempatkan peserta sebagai pihak

yang menanggung risiko, bukan perusahaan asuransi, seperti pada asuransi

konvensional.

Dari definisi asuransi syariah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

asuransi syariah bersifat saling melindungi dan tolong menolong yang disebut

dengan “ta’awun” yaitu prinsip hidup saling melindungi dan saling menolong atas

dasar ukhuwah islamiyah antar sesama anggota peserta asuransi syariah dalam

menghadapi malapetaka (risiko).

b. Prinsip Asuransi Syariah

:

Adapun prinsip umum asuransi syariah sudah ditetapkan dalam fatwa

Dewan Syariah Nasional–Majlis Ulama Indonesia (DSN – MUI) no.21 tahun

2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, sebagai berikut:

a. Asuransi Syariah (Ta'min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling

melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui

investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru' yang memberikan pola

Page 46: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

30

pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang

sesuai dengan syariah.

b. Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud pada point (1) adalah yang

tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm

(penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.

c. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan

komersial.

d. Akad tabarru' adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan

kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial.

e. Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana

kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

f. Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan

asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

Dalam pelaksanaan usahanya perusahaan asuransi syariah dilarang untuk

bertransaksi dengan cara-cara yang dilarang dalam transaksi syariah. Menurut

Jundiani (2009:128) larangan-larangan dalam transaksi syariah dan penjabarannya

adalah sebagai berikut:

c. Maysir: Semua bentuk perpindahan harta ataupun barang dari satu pihak

kepada pihak lain tanpa melalui jalur akad yang telah digariskan syariah,

namun perpindahan itu terjadi melalui permainan, seperti taruhan uang pada

permainan kartu, pertandingan sepak bola, pacuan kuda.

d. Gharar: Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin atau dipastikan

kewujudannya secara matematis dan rasional, baik itu menyangkut barang,

harga, ataupun waktu pembayaran uang atau penyerahan barang.

Page 47: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

31

e. Riba: Pertukaran sesama barang ribawi sejenis dengan kadar yang berbeda.

Perbedaan itulah yang disebut riba.

f. Bathil: Akad jual beli atau kemitraan untuk mendapatkan keuntungan ataupun

penghasilan, namun barang yang diperdagangkan atau proyek yang dikerjakan

adalah jenis barang atau kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah

seperti kemitraan untuk memproduksi narkotika.

g. Ghabn: Penjual memberikan tawaran harga diatas rata-rata harga pasar tanpa

disadari oleh pembeli.

h. Najash: Penawaran palsu, dimana sekelompok orang bersepakat dan bertindak

secara berpura-pura menawar barang di pasar dengan tujuan untuk menjebak

orang lain agar ikut dalam proses tawar menawar tersebut, sehingga orang

ketiga ini akhirnya membeli barang dengan harga yang jauh lebih mahal dari

harga sebenarnya.

i. Ikrah: Segala bentuk tekanan dan pemaksaan dari salah satu pihak untuk

melakukan suatu akad tertentu sehingga menghapus komponen mutual free

consent. Jenis pemaksaan dapat berupa ancaman fisik atau memanfaatkan

keadaan seseorang yang sedang butuh.

j. Bay’ Al Mudtar: Jual beli dan pertukaran dimana salah satu pihak dalam

keadaan sangat memerlukan sehingga sangat mungkin terjadi eksploitasi oleh

pihak yang kuat sehingga terjadi transaksi yang hanya menguntungkan

sebelah pihak dan merugikan pihak lainnya.

k. Tadlis: Tindakan seorang penjaga yang sengaja mencampur barang yang

berkualitas baik dengan barang yang sama tetapi berkualitas buruk demi untuk

memberatkan timbangan dan mendapat keuntungan lebih banyak. Tindakan

“oplos” termasuk dalam kategori ini.

Page 48: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

32

l. Ghish: Menyembunyikan informasi tentang barang atau jasa yang akan

diperjualbelikan.

c. Sejarah Asuransi Syariah

Lembaga asuransi yang dikenal pada zaman sekarang sesungguhnya tidak

dikenal pada awal masa Islam, akibatnya banyak literatur dalam Islam yang

menyimpulkan bahwa asuransi tidak dapat dipandang sebagai praktik yang halal.

Walaupun praktik asuransi tidak dikenal pada masa Islam, akan tetapi terdapat

beberapa aktivitas dari kehidupan pada masa Rasulullah SAW yang mengarah

pada prinsip-prinsip asuransi khususnya asuransi syariah. Misalnya konsep

tanggung jawab bersama yang disebut dengan sistem “aqilah”. Sistem aqilah

adalah sistem menghimpun anggota untuk menyumbang dalam satu tabungan

bersama yang dikenal sebagai “kunz”. (Gemala,2007:137)

Dalam literatur Islam konsep aqilah yang sering terjadi dalam sejarah pra

Islam dan diakui dalam literatur hukum Islam. Jika ada salah satu anggota suku

Arab Pra-Islam melakukan pembunuhan, maka si pembunuh dikenakan diyat

(denda) dalam bentuk blood money (uang darah) yang dapat ditanggung oleh

anggota suku yang lain. (Ali,2004)

Kata asuransi sebenarnya tidak ada dalam agama Islam yang dibawa oleh

Rasulullah SAW. Namun, sistem yang mirip dengan asuransi khususnya asuransi

syariah telah dilakukan, yaitu suatu bentuk upaya tolong menolong diantara kaum

muslimin dan sistem inilah yang menjadi bagian sejarah asuransi dalam Islam.

Beberapa istilah yang dikenal dan menjadi dasar asuransi syariah antara lain,

sebagai berikut:

1) Al Aqilah yaitu saling memikul tanggung jawab untuk keluarganya. Jika

salah seorang dari anggota suatu suku terbunuh oleh anggota suku lainnya

Page 49: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

33

maka pewaris korban akan dibayar dengan uang darah (diyat atau denda)

sebagai kompensasi oleh saudara terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat

dari pembunuh disebut aqilah. Lalu mereka mengumpulkan dana yang

diperuntukan untuk membantu keluarga yang teribat dalam pembunuhan

tidak sengaja. Imam Ibnu Hajar Al Asqolani mengemukakan bahwa sistem

aqilah ini diterima dan menjadi bagian dari hukum Islam. Hal ini terlihat dari

hadist yang menceritakan pertengkaran antara dua wanita dari suku huzail,

dimana salah seorang dari mereka memukul yang lainnya dengan batu hingga

mengakibatkan kematian wanita tersebut dan juga bayi yang sedang

dikandungnya. Pewaris korban membawa permasalahan tersebut ke

pengadilan. Rasulullah SAW memberikan keputusan bahwa kompensasi bagi

pembunuh anak bayi adalah membebaskan budak, baik laki-laki ataupun

wanita. Sedangkan kompensasi atas membunuh wanita adalah uang darah

(diyat atau denda) yang harus dibayar oleh aqilah (saudara pihak ayah) dari

yang tertuduh.

2) An-Tanahud adalah makanan yang dikumpulkan dari peserta safar yang

dicampur menjadi satu. Kemudian makanan tersebut dibagikan pada saatnya

kepada mereka, kendati mereka mendapatkan porsi yang berbeda-beda.

Dalam sebuah riwayat disebutkan “suku asy’ari ketika keluarganya

mengalami kekurangan makanan, maka mereka mengumpulkan apa yang

mereka miliki dalam satu kumpulan, kemudian dibagi secara merata, mereka

adalah bagian dari kami dan kami adalah bagian dari mereka” (HR. Bukhori).

Dalam hal ini makanan yang diserahkan bisa jadi sama kadarnya atau

berbeda-beda. Begitu halnya dengan makanan yang diterima, bisa jadi sama

porsinya atau berbeda-beda.

Page 50: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

34

3) Aqad Al-Hirasah adalah kontrak pengawal keselamatan. Dalam Islam terjadi

berbagai kontrak antar individu, misalnya ada individu yang ingin selamat

lalu ia membuat kontrak dengan seseorang untuk menjaga keselamatannya,

dimana ia membayar sejumlah uang kepada pengawal, dengan kompensasi

keamanannya akan dijaga oleh pengawal.

4) Dhoman Khatr At-Thariq adalah jaminan keselamatan lalu lintas. Para

pedagang muslim pada masa lampau ingin mendapatkan perlindungan

keselamatan, lalu ia membuat kontrak dengan orang-orang yang kuat dan

berani di daerah rawan. Mereka membayar sejumlah uang dan pihak lain

menjaga keselamatan perjalanannya.

Berdasarkan istilah-istilah diatas, para ulama ahli di bidang ilmu fiqh

muamalah berpendapat dan membahas untuk membentuk suatu sistem muamalah

yang serupa asuransi dengan konsep dari istilah tersebut, maka lahirlah istilah

asuransi syariah yang menjadi tonggak sejarah asuransi dalam islam berbasis

ta’awun (tolong menolong) dan tabarru’ (Hibah). Sistem asuransi syariah di

dunia khususnya di negara dengan mayoritas penduduk muslim sudah banyak

berkembang. Karena manfaatnya sangat besar, selain itu juga melatih para

anggota untuk selalu bersedekah dan menghibahkan sebagian rejekinya dijalan

yang benar. (Ramadani, 2018:37)

Menurut Masroni dalam Ramadani (2018:38) berikut adalah perjalanan asuransi

syariah di dunia:

1) Tahun 1979 berdiri asuransi syariah pertama Sudan, yaitu Sudanese Islamic

Insurance.

Page 51: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

35

2) Tahun 1981 di Swiss berdiri asuransi syariah di yang bernama Dar Al Mal

Al Islamic yang juga memperkenalkan asuransi syariah yang ada di Jenewa.

3) Tahun 1983 di Luksemburg berdiri asuransi syariah yang bernama Islamic

Takafol Company.

4) Tahun 1983 di Kepulauan Bahamas berdiri asuransi syariah yang bernama

Islamic Takafol dan Re-Takafol Company.

5) Tahun 1983 di bahrain berdiri asuransi syariah yang bernama At Takafol Al

Islamiyah.

6) Tahun 1985 berdiri asuransi syariah pertama di Asia yang didirikan oleh

negara Malaysia yang bernama Takaful Malaysia.

7) Tahun 1994 Asuransi Syariah masuk ke Indonesia melalui PT. Syarikat

Takaful Indonesia (STI) dan menjadi bagian dari sejarah asuransi syariah di

Indonesia. Dikenalkan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

lewat yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, PT Asuransi Jiwa

Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan beberapa pengusaha muslin

Indonesia.

B. Penelitian Terdahulu

Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan dengan penelitian yang diteliti oleh

penulis. Pada Tabel 2.1 penulis akan memberikan kesimpulan hasil penelitian yang

pernah dilakukan.

Page 52: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

36

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Isi Penelitian Perbedaan

1. Peneliti:

M Nur Rianto Al Arif,

Nachrowi D Nachrowi,

Mustafa E Nasution,

T.M. Zakir Mahmud

(Jurnal Iqtishadia IAIN

Kudus, Vol. 11 No.1,

2017)

Judul:

Evaluation of the

Spinoffs Criteria: A

Lesson from The

Indonesian Islamic

Banking Industry.

Variabel Penelitian

Independen (X):

Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak

Ketiga, BOPO, pada Bank Umum

Syariah, Dummy (Sebelum dan

Setelah Spin Off) Tingkat Inflasi,

Tingkat Rata-Rata Bunga pada

Bank, dan Tingkat pertumbuhan

ekonomi

Dependen (Y):)

Aset, Pembiayaan, dan Dana Pihak

Ketiga pada Bank Umum Syariah

Metode Penelitian:

Teknik difference in difference,

ARIMA, dan deskriptif kualitatif

Hasil Penelitian:

Kebijakan Pemisahan tidak

memberikan perbedaan terhadap

aset, pembiayaan, dan dana pihak

ketiga. Hasil peramalan

menunjukan bahwa tidak ada

satupun bank sampel yang mampu

Peneliti membahas

evaluasi kebijakan

pemisahan pada

industri asuransi

syariah yang

ditetapkan dalam

Undang-Undang

No.40 Tahun 2014

pasal 87 ayat 1

tentang

Perasuransian

Page 53: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

37

mencapai 50% proporsi aset dari

bank induk konvensionalnya. Hal

ini menunjukan kebijakan

pemisahan yang didorong oleh

regulator harus dievaluasi

mengingat skala ekonomi dari

UUS yang masih kecil yang

dimiliki oleh Bank Pembangunan

Daerah (BPD)

2. Peneliti:

M Nur Rianto Al Arif

(Jurnal Keuangan dan

Perbankan Vol.19 no.2,

2015)

Judul:

Keterkaitan Kebijakan

Pemisahan terhadap

Tingkat Efisiensi pada

Indsutri Perbankan

Syariah di Indonesia

Variabel Penelitian

Independen (X):

Variabel dummy pemisahan, Dana

Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan,

total asset, NPF, Marjin deposito 1

bulan dan ROA

Dependen (Y):

Tingkat efisiensi Operasional

(BOPO)

Metode Penelitian:

Uji Regresi Linear

Hasil Penelitian:

Kebijakan Pemisahan berpengaruh

Peneliti membahas

evaluasi kebijakan

pemisahan pada

industri asuransi

syariah yang

ditetapkan dalam

Undang-Undang

No.40 Tahun 2014

pasal 87 ayat 1

tentang

Perasuransian

Page 54: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

38

negatif terhadap tingkat efisiensi

operasional (BOPO), artinya

kebijakan pemisahan

menyebabkan penurunan tingkat

efisiensi industri perbankan

syariah. Selain itu, ROA dan

marjin deposito juga memiliki

pengaruh negatif dan signifikan

terhadap BOPO. Sedangkan DPK,

pembiayaan, total asset, dan NPF

tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap BOPO.

3. Peneliti:

Mustica Bintang Sabiti,

Jaenal Effendi, Tanti

Novianti (Jurnal Al-

Muzara’ah Vol.5, No.1,

2017)

Judul:

Efisiensi Asuransi

Syariah di Indonesia

dengan pendekatan Data

Envelopment Analysis

Variabel Penelitian

Independen (X):

Aset, Beban, Pembayaran Klaim

Dependen (Y):

Pendapatan dan Dana tabarru’

yang diperoleh

Metode Penelitian:

Metode Data Envelopment Analysis

(DEA)

Hasil Penelitian:

Peneliti membahas

evaluasi kebijakan

pemisahan pada

industri asuransi

syariah yang

ditetapkan dalam

Undang-Undang

No.40 Tahun 2014

pasal 87 ayat 1

tentang

Perasuransian

Page 55: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

39

Perusahaan asuransi jiwa syariah

dan asuransi umum syariah di

Indonesia belum mencapai tingkat

efisien. Secara umum kinerja

efisiensi perusahaan asuransi jiwa

syariah di Indonesia mencapai

tingkat efisiensi rata-rata 0.82

untuk efisiensi teknis, efisiensi

teknis murni 0.86 dan efisiensi

skala sebesar 0.94. Begitu pula

pada perusahaan asuransi umum

syariah mencapai tingkat efisiensi

dengan skor efisiensi teknis

keseluruhan sebesar 0.71, efisiensi

teknis murni sebesar 0.80 dan

efisiensi skala sebesar 0.89. Oleh

karena itu baik perusahaan

asuransi jiwa syariah maupun

asuransi umum syariah harus

meningkatkan efisiensinya agar

mampu bersaing dalam industri

asuransi nasional.

Page 56: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

40

4. Peneliti:

Sari Ramadani

(Skripsi,2018)

Judul:

Respon Unit Usaha

Syariah Di Indonesia

Terhadap Kebijakan

Spin Off yang Diatur

dalam Undang-Undang

Republik Indonesia

No.40 Tahun 2014 Dan

POJK No.67 Tahun

2016 (Studi Kasus pada

PT Asuransi Adira

Dinamika Unit Syariah)

Variabel Penelitian

Metode Penelitian:

Metode Survei (Data primer

dengan melakukan wawancara)

Teknik Penelitian:

Analisis data secara deskriptif

Hasil Penelitian:

Unit Syariah pada perusahaan

asuransi Adira Dinamika belum

siap melakukan spin off ,

dikarenakan peraturan pada

Undang-Undang no.40 tahun 2014

dinilai memberatkan bagi pelaku

bisnis syariah atau perusahaan

asuransi dengan unit syariah.

Peneliti membahas

evaluasi kebijakan

pemisahan pada

industri asuransi

syariah yang

ditetapkan dalam

Undang-Undang

No.40 Tahun 2014

pasal 87 ayat 1

tentang

Perasuransian

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dibuat oleh peneliti untuk memberikan gambaran

sistematis penelitian ini, dimana telah peneliti bahas sebelumnya bahwa penelitian ini

adalah penelitian yang menganalisa evaluasi kebijakan pemisahan (spin off) yang

ditetapkan dalam Undang-undang No.40 Tahun 2014 pasal 87 ayat 1 tentang

Perasuransian dengan memprediksi dana tabarru’ dan dana investasi pada unit usaha

syariah pada perusahaan asuransi pada tahun 2024 apakah sudah bisa mencapai 50%

dari total nilai dana asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi peserta pada

Page 57: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

41

perusahaan induknya atau belum, analisa prediksi dalam penelitian ini menggunakan

metode Box-Jenkins atau ARIMA. Jika dituangkan dalam bentuk skema, kerangka

pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Tidak Ya

Dana tabarru’ dan Dana investasi

Unit Usaha Syariah Asuransi Jiwa

Estimasi Parameter Model

Identifikasi Model Pemilihan

p, d, q secara tentatif

Prediksi

Uji Diagnosis

Pendekatan ARIMA

Page 58: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

42

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah

dengan menguji parsial masing-masing model ARIMA untuk mencapai model

yang terbaik dan dapat ditemukan prediksi di masa yang akan datang pada industri

asuransi syariah khususnya pada perusahaan perasuransian jiwa syariah. Sehingga

ditarik hipotesis atau dugaan sementara (H0), sebagai berikut:

H0 : Dana tabarru’ dan dana investasi peserta unit usaha syariah pada

perusahaan asuransi jiwa mampu mencapai 50% dari total nilai dana asuransi,

dana tabarru’, dan dana investasi peserta pada perusahaan induknya pada

tahun 2024 dengan pendekatan model ARIMA.

Page 59: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode peramalan

(forecasting), hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

kelayakan kebijakan spin off yang mewajibkan unit usaha syariah pada perusahaan

asuransi menjadi perusahaan asuransi syariah apabila dana tabarru’ dan dana

investasi peserta telah mencapai 50% dari total nilai dana asuransi, dana tabarru’,

dan dana investasi peserta pada perusahaan induknya atau 10 tahun setelah

disahkannya kebijakan ini sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-undang

No.40 Tahun 2014 pasal 87 ayat 1 tentang Perasuransian. Metode peramalan

(forecasting) ini dilakukan untuk melihat dalam waktu 10 tahun setelah Undang-

undang ini diberlakukan yaitu pada tahun 2024, apakah dana tabarru’ dan dana

investasi peserta dari unit usaha syariah pada perusahaan asuransi telah mencapai

50% nilai dana asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi peserta dari perusahaan

induknya. Serta dengan mempergunakan teknik ini akan dilakukan peramalan

(forecasting) berapakah nilai dana tabarru’ dan dana investasi peserta dari unit

usaha syariah pada perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah pada

tahun 2024.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Menurut Sugiyono

(2013:13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

Page 60: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

44

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.

Penelitian ini menggunakan data nilai dana tabarru’ dan dana investasi

peserta dari unit usaha syariah pada perusahaan asuransi jiwa dibandingkan dengan

nilai dana asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi peserta dari perusahaan

induknya, dimana data yang dipergunakan berasal dari laporan keuangan publikasi

perusahaan asuransi jiwa.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh unit usaha syariah pada

perusahaan asuransi jiwa yang beroperasi di Indonesia. Pengambilan sampel pada

penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling atau teknik yang

dilakukan berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan tujuan untuk mendapatkan

sampel yang representatif sesuai dengan kriteria berikut:

1. Unit usaha syariah dalam perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar di Otoritas

Jasa Keuangan.

2. Unit usaha syariah dalam perusahaan asuransi jiwa tersebut memiliki laporan

keuangan publikasi dari tahun 2010 sampai tahun 2018.

3. Dana tabarru’ dan dana investasi peserta unit usaha syariah pada perusahaan

asuransi jiwa diatas 1 Triliun rupiah pada tahun 2018.

Setelah dilakukan seleksi dengan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 4

unit usaha syariah dalam 4 perusahaan asuransi jiwa yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini, sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 :

Page 61: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

45

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Unit Usaha Syariah Dana Peserta Tahun 2018

(dalam jutaan rupiah)

1. PT. Asuransi Jiwa AIA Rp 6.995.341

2. PT. Asuransi Jiwa PRUDENTIAL Rp 6.574.212

3. PT. Asuransi Jiwa ALLIANZ Rp 2.194.631

4. PT. Asuransi Jiwa AXA MANDIRI Rp 1.144.798

Sumber: Data diolah

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

merupakan data berupa angka-angka yang memiliki satuan hitung dan dapat

dihitung secara matematis. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder.

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara yang dicatat oleh pihak lain. Menurut Indriantoro dan

Supomo (2013:143) data sekunder merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain).

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan

keuangan publikasi 4 unit usaha syariah dalam 4 perusahaan asuransi jiwa dari

tahun 2010 sampai tahun 2018, data dapat diunduh melalui laporan publikasi situs

(website) masing-masing perusahaan asuransi. Peneliti juga melakukan penelitian

pustaka untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, artikel, dan perangkat lain

yang berkaitan dengan penelitian ini.

Page 62: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

46

D. Metode analisis data

Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan yaitu menggunakan

pendekatan model ARIMA. Model pendekatan yang digunakan untuk mengetahui

prediksi nilai dana tabarru’ dan dana investasi peserta dari unit usaha syariah

pada perusahaan asuransi jiwa pada tahun 2024. Adapun penjelasannya sebagai

berikut :

1. Uji Stasioner

Sebelum melakukan analisis terlebih dahulu harus dilihat apakah runtun

waktu (time series) yang digunakan sudah stasioner. Untuk itulah dibutuhkan

uji formal dalam menentukan stasioneritas data. Ada dua macam pengujian

secara formal yang dapat dilakukan, yaitu Korelogram atau Unit Root Test

(Nachrowi, 2006:346). Dalam penelitian ini menggunakan Korelogram. Jika

suatu variabel data mengandung unit root maka data tersebut tidak stasioner.

Jika salah satu variabel ada yang tidak stasioner maka data tersebut harus di-

difference (beda) tingkat pertama (first difference). Kalaupun belum juga

stasioner maka data tersebut di-difference (beda) tingkat kedua (second

difference).

2. Metode Box-Jenkins

Model Box-Jenkins merupakan salah satu teknik peramalan model time

series yang hanya berdasarkan perilaku data variabel yang diamati (let the

data speak for themselves). Model Box-Jenkins ini secara umum dikenal

dengan sebagai model autoregressive integrated moving average (ARIMA).

Analisis ini berbeda dengan model struktural baik model kausal maupun

Page 63: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

47

simultan dimana persamaan model tersebut menunjukkan hubungan antara

variabel-variabel ekonomi (Widarjono, 2009:275).

Teknik Box-Jenkins sebagai teknik peramalan berbeda dengan

kebanyakan model peramalan yang ada. Didalam model ini tidak ada asumsi

khusus tentang data historis dari runtut waktu, tetapi menggunakan metode

literatif untuk menentukan model yang terbaik. Model yang terpilih kemudian

akan dicek ulang dengan data historis apakah telah menggambarkan data

dengan tepat. Model terbaik akan diperoleh jika residual antara model

peramalan dan data historis kecil, didistribusikan secara random dan

independen. Namun bila model yang dipilih tidak mampu menjelaskan dengan

baik maka proses penentuan model perlu diulangi. Model Box-Jenkins ini

terdiri dari beberapa model yaitu autoregressive (AR), moving average (MA),

autoregressive-moving average (ARMA) dan autoregressive integrated

moving average (ARIMA) (Widarjono, 2009:275).

a. Model Autoregressive (AR)

Model pertama ARIMA adalah model autoregressive (AR)

menunjukkan nilai prediksi variabel dependen Yt hanya merupakan

fungsi linier dan sejumlah Yt aktual sebelumnya. Misalnya nilai variabel

dependen Yt hanya dipengaruhi oleh nilai variabel tersebut satu periode

sebelumnya atau kelambanan pertama maka model tersebut disebut

model autoregressive tingkat pertama atau disingkat AR (1) (Widarjono,

2009:276).

Page 64: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

48

b. Model Moving Average (MA)

Model kedua ARIMA adalah model moving average (MA),

model ini menyatakan bahwa nilai prediksi variabel dependen Yt hanya

dipengaruhi oleh nilai residual periode sebelumnya. Misalnya jika nilai

variabel dependen Yt hanya dipengaruhi oleh nilai residual satu periode

sebelumnya maka disebut dengan model MA tingkat pertama atau

disingkat dengan MA (1). Model MA adalah model prediksi variabel

dependen Y berdasarkan kombinasi linear dari residual sebelumnya

sedangkan model AR memprediksi variabel Y didasarkan pada nilai Y

sebelumnya (Widarjono, 2009:277)

c. Model Autoregressive-Moving Average (ARMA)

Seringkali suatu data time series dapat dijelaskan dengan baik

melalui penggabungan antara model AR dan model MA. Model

gabungan ini disebut Autoregressive-Moving Average (ARMA).

Misalnya nilai variabel dependen Yt dipengaruhi oleh kelambanan

pertama Yt dan kelambanan tingkat pertama residual maka modelnya

disebut dengan model ARMA (1,1) (Widarjono, 2009:277).

d. Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA).

Model AR, MA dan ARMA sebelumnya mensyaratkan bahwa

data time series yang diamati mempunyai sifat stasioner. Data time series

dikatakan stasioner jika memenuhi tiga kriteria yaitu data time series

mempunyai rata-rata, varian dan kovarian yang konstan. Namun dalam

kenyataannya data time series seringkali tidak stasioner namun stasioner

pada proses diferensi (difference). Proses diferensi adalah suatu proses

Page 65: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

49

mencari perbedaan antara data satu periode dengan periode yang lainnya

secara berurutan. Data yang dihasilkan tingkat pertama. Jika kemudian

melakukan diferensi data diferensi tingkat pertama akan menghasilkan

data diferensi tingkat kedua dan seterusnya (Widarjono, 2009:277)

Seandainya data time series yang kita gunakan tidak stasioner dalam

level maka data tersebut kemungkinan menjadi stasioner melalui proses

diferensi atau dengan kata lain jika data tidak stasioner pada level maka perlu

dibuat stasioner pada tingkat diferensi (difference). Model dengan data yang

stasioner melalui proses differencing ini disebut model ARIMA. Dengan

demikian, jika data stasioner pada proses differencing d kali dan

mengaplikasikan ARMA (p,q), maka modelnya ARIMA (p,d,q) dimana p

adalah tingkat AR, d tingkat proses membuat data menjadi stasioner dan q

merupakan tingkat MA (Widarjono, 2009:277).

Menurut Widarjono (2009:278), langkah-langkah yang harus diambil di

dalam menganalisis data dengan menggunakan teknik Box Jenkins secara

detail sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Metodologi ARIMA

Tidak Ya

Sumber: Widarjono (2009:278)

Identifikasi Model Pemilihan

p, q, d secara tentatif

Estimasi Parameter Model

Uji Diagnosis

Prediksi

Page 66: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

50

a. Tahap Identifikasi

Dalam identifikasi ini ditentukan nilai p, d, dan q. Dalam tahap

identifikasi, digunakan fungsi estimasi fungsi otokolerasi dan fungsi

otokolerasi parsial (ACF dan PACF).

1) Fungsi Otokolerasi Parsial

ACF merupakan mengukur kolerasi antar pengamatan dengan

lag ke-k. Sedangkan PACF merupakan pengukuran kolerasi antar

pengamatan dengan lag ke-k dan dengan mengontrol kolerasi antar

dua pengamatan dengan lag kurang dari k atau dengan kata lain,

PACF adalah kolerasi antara yt dan yt-k setelah menghilangkan efek

yt yang terletak di antara kedua pengamatan tersebut. Fungsi kolerasi

parsial ini hanya diharapkan dapat membantu dalam menentukan

orde dari proses AR.

2) Identifikasi Orde dan Model

Setelah mengetahui PACF, sekarang menggunakan ACF dan

PACF yang didapat untuk menentukan model ARIMA. Caranya

adalah dengan mencocokan pola ACF dan PACF berdasarkan data

yang kita gunakan untuk membuat fungsi tersebut, dengan pola

model standar seperti AR(1), MA(2), ARMA(1,1), ARMA(2,2) dan

seterusnya. Bila pola yang sedang dianalisis cocok dengan salah satu

pola model standar tersebut dijadikan model pilihan. Tetapi, model

terpilih masih perlu dilakukan tes diagnostik unutk mengetahui

apakah model terpilih memang akurat atau cocok dengan data yang

dimiliki.

Page 67: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

51

Cara yang dilakukan dalam menetapkan nilai p, d, dan q dilakukan

dengan berbagai cara, salah satumnya jika tanpa proses differencing d

diberi nilai 0, jika menjadi stasioner setelah first order differencing d

bernilai 1 dan seterusnya. Dalam memilih berapa p dan q dapat dibantu

dengan menduga dan menentukan bentuk model ARMA yang diduga

tersebut dapat menggambarkan sifat-sifat data dengan membandingkan

plot ACF/PACF dengan sifat-sifat fungsi ACF/PACF dari model ARMA

seperti pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sifat-sifat ACF/PACF dari Model ARMA

Sampel ACF Sampel PACF Proses

Tidak ada yang melewati

batas minmal pada log > 0

Tidak ada yang melewati

batas minmal pada log > 0

White

Noise

Meluruh menuju nol secara

eksponensial

Di atas batas interval

maksimum sampai log ke-p

dan dibawah batas pada

log > p

AR (p)

Di atas batas interval

maksimum sampai log ke-p

dan dibawah batas pada

log > q

Meluruh menuju nol secara

eksponensial MA (q)

Meluruh menuju nol secara

eksponensial

Meluruh menuju nol secara

eksponensial

ARMA

(p,q)

Sumber : Rosadi (2012)

Dalam praktik pola autocorrelation dan partial autocorrelation

seringkali tidak menyerupai salah satu dari pola yang ada pada Tabel itu

karena adanya variasi sampling. Kesalahan memilih p dan q bukan

Page 68: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

52

merupakan masalah, dan akan dimengerti setelah tahap diagnostic

checking.

b. Tahap Estimasi Model ARIMA

Setelah p dan q ditentukan, tahapan berikutnya adalah

mengestimasi parameter AR dan MA yang ada pada model. Estimasi ini

bisa menggunakan teknik kuadrat terkecil sederhana maupun dengan

metode estimasi tidak linier.

1) Tahap Tes Diagnostik

Setelah model ARIMA ditentukan dan parameternya telah

diestimasi, maka kemudian harus melihat apakah model yang terpilih

cocok dengan data atau tidak. Siapa tahu ada model ARIMA lain

yang lebih cocok atau sama cocoknya dengan model yang terpilih.

Salah satu tes yang dapat dilakukan adalah dengan mengamati apakah

residual dari model terestimasi merupakan white noise atau tidak. Jika

residual berupa white noise, berarti model terpilih cocok dengan data.

Sebaliknya bila residual tidak berupa white noise, berarti model

terpilih bukan merupakan model yang cocok. Akibatnya, kita harus

melakukan pilihan ulang dari awal lagi. Oleh sebab itulah, metode

Box-Jenkins disebut juga proses iterasi.

c. Tahap Peramalan

Peramalan baru dibuat setelah modelnya lolos tes diagnostik.

Peramalan ini sesungguhnya merupakan penjabaran dari persamaan

berdasarkan koefisien-koefisien yang didapat, sehingga kita dapat

Page 69: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

53

menentukan kondisi di masa yang akan datang. Masalah ini akan lebih

mudah dibicarakan berdasarkan contoh kasus.

Page 70: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

54

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan diuraikan hal-hal mengenai data-data yang sudah

dikumpulkan, hasil olahan data tersebut, beserta pembahasan.

A. Analisis Deskriptif Statistik

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data share dari dana

tabarru’ dan dana investasi peserta unit usaha syariah pada perusahaan asuransi

jiwa di Indonesia, objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan asuransi

jiwa yang memiliki unit usaha syariah dan memenuhi kriteria yang diperlakukan

dengan tujuan penerapan operasional variabel dengan teknik purposive sampling

yang tepat digunakan dalam penelitian ini. Perusahaan asuransi jiwa dengan unit

usaha syariah yang dijadikan objek penelitian sebanyak 4 perusahaan asuransi

jiwa yang datanya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Data diperoleh dari laporan

keuangan tahunan masing-masing perusahaan asuransi jiwa yang dipublikasikan

melalui situs (website) masing-masing perusahaan asuransi jiwa.

B. Analisis Deskriptif Objek Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan kebijakan

pemisahan yang dijelaskan dalam Undang-undang no.40 tahun 2014 tentang

Perasuransian pasal 87 ayat (1) yang menyatakan:

“Dalam hal Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi memiliki unit

usaha syariah dengan nilai Dana Tabarru’ dan Dana Investasi Peserta telah

mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai Dana Asuransi,

Dana Tabarru’, dan Dana Investasi Peserta pada perusahaan induknya atau 10

(sepuluh) tahun sejak diundangkannya undang-undang ini, Perusahaan Asuransi

Page 71: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

55

atau Perusahaan Reasuransi tersebut wajib melakukan pemisahan (spin off) unit

usaha syariah tersebut menjadi Perusahaan Asuransi atau Perusahaan

Reasuransi Syariah”.

Beberapa hal penting yang harus digaris bawahi dalam Undang-undang

tersebut adalah unit usaha syariah pada perusahaan asuransi dan perusahaan

reasuransi wajib melakukan spin off jika dana tabarru’ dan dana investasi

peserta telah mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total dana

asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi peserta pada perusahaan induknya

atau 10 (sepuluh) tahun sejak diundangkannya Undang-undang tersebut yaitu

pada tahun 2024. Sedangkan pada kenyataannya hingga tahun 2018 belum ada

unit usaha syariah pada perusahaan asuransi khususnya asuransi jiwa yang

mencapai 50% dari total dana asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi peserta

pada perusahaan induknya, bisa dibuktikan dalam data 4 unit usaha syariah pada

perusahaan asuransi jiwa dengan dana tabarru’ dan dana investasi peserta diatas

1 triliyun di tahun 2018 pada Tabel 4.1.

Page 72: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

56

Tabel 4.1 Data share dana tabarru’ dan dana investasi peserta unit usaha

syariah terhadap perusahaan asuransi jiwa induknya

TAHUN AIA

PRUDENTIAL

ALLIANZ AXA

MANDIRI

2010 0.32 % 5.65 % 5.08 % 7.35 %

2011 0.67 % 5.88 % 4 % 6.05 %

2012 1.64 % 6.75 % 4.22 % 5.50 %

2013 4.03 % 8.98 % 5.02 % 5.29 %

2014 7.37 % 9.13 % 5.46 % 4.51 %

2015 10.20 % 9.97 % 5.85 % 4.26 %

2016 13.17 % 9.71 % 6.75 % 4.54 %

2017 13.59 % 9.35 % 6.77 % 4.27 %

2018 13.37 % 9.12 % 6.92 % 4.27 %

Sumber : Data diolah

Berdasarkan data dalam Tabel 4.1 share dana tabarru’ dan dana investasi

peserta unit usaha syariah terhadap perusahaan asuransi jiwa induknya paling

tinggi yaitu sebesar 13,59% pada perusahaan asuransi jiwa AIA pada tahun

2017. Sedangkan dalam Undang-undang disebutkan unit usaha syariah wajib

melakukan spin off jika Dana Tabarru’ dan Dana Investasi Peserta telah

mencapai paling sedikit 50% dari total dana asuransi, dana tabarru’, dan dana

investasi peserta pada perusahaan induknya atau 10 (sepuluh) tahun sejak

diundangkannya Undang-undang yaitu pada tahun 2024.

C. Analisis Pengujian Box-Jenkins (ARIMA)

Model ARIMA merupakan model yang menggunakan series-nya sendiri

untuk melakukan peramalan. Model ARIMA ini sangat cocok untuk permalan

(forecasting) jangka pendek. Ada beberapa tahapan dalam permodelan yaitu

pertama adalah identifikasi model. Kedua adalah estimasi AR dan MA dalam

Page 73: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

57

model. Selanjutnya melakukan tes diagnostik untuk mengetahui model yang

terpilih cocok dengan data atau tidak. Terakhir melakukan peramalan

(forecasting) untuk menentukan kondisi di masa yang akan datang. (Arifiani,

2009:50)

1. Tahap Identifikasi

Dalam tahap identifikasi ini ditentukan nilai p, d, dan q, dengan

menggunakan estimasi fungsi otokolerasi dan fungsi otokolerasi parsial

(ACF dan PACF) dalam correlogram berdasarkan tingkat data yang telah

dinyatakan stasioner. Pengujian stasioner dilakukan untuk masing-masing

variabel melalui correlogram setiap variabel.

Gambar 4.I Hasil Correlogram AIA (Tingkat Level)

Sumber: Data diolah

Correlogram pada tingkat level menunjukkan grafik autokorelasi

yang menurun secara perlahan dimulai pada lag 2 dan menurun secara

signifikan pada lag 3. Hal ini ditunjukkan juga nilai AC yang mengalami

penurunan dari 0,764 menjadi 0,415, dan dilag ke-3 menjadi 0,018, dst. Pada

grafik autokorelasi parsial menunjukkan batang grafik masih terdapat nilai

diluar garis Bartlett (garis putus-putus) sehingga data belum stasioner. Salah

satu cara untuk mengatasi ini adalah dengan melakukan proses differencing.

Page 74: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

58

Gambar 4.II Hasil Correlogram AIA (Tingkat Df 1)

Sumber: Data diolah

Correlogram pada tingkat df 1 menunjukkan grafik autokorelasi yang

menurun secara perlahan dimulai pada lag 2 dan menurun secara signifikan

pada lag 3. Pada grafik autokorelasi parsial menunjukkan batang grafik

berada didalam garis Bartlett (garis putus-putus) sehingga data sudah bersifat

stasioner. Berdasarkan hasil pada gambar 4.2 dapat diperkirakan model

prediksi variabel AIA adalah sebagai berikut: ARIMA (3,1,3);

ARIMA(3,1,1); dan ARIMA (1,1,1).

Gambar 4.III Hasil Correlogram PRUDENTIAL (Tingkat Level)

Sumber: Data diolah

Correlogram pada tingkat level menunjukkan grafik autokorelasi

yang menurun secara perlahan dimulai pada lag 2 dan menurun secara

signifikan pada lag 3. Hal ini ditunjukkan juga nilai AC yang mengalami

penurunan dari 0,687 menjadi 0,280 dan dilag ke-3 menjadi -0,135, dst. Pada

Page 75: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

59

grafik autokorelasi parsial menunjukkan batang grafik sudah berada didalam

garis Bartlett (garis putus-putus) sehingga data sudah stasioner. Berdasarkan

hasil pada gambar 4.6 dapat diperkirakan model prediksi variabel

PRUDENTIAL adalah sebagai berikut: ARIMA (1,0,0) ; ARIMA(1,0,1);

dan ARIMA (0,0,1).

Gambar 4.IV Hasil Correlogram ALLIANZ (Tingkat Level)

Sumber: Data diolah

Correlogram pada tingkat level menunjukkan grafik autokorelasi

yang menurun secara perlahan dimulai pada lag 2 dan menurun secara

signifikan pada lag 3. Hal ini ditunjukkan juga nilai AC yang mengalami

penurunan dari 0,687 menjadi 0,280 dan dilag ke-3 menjadi -0,136, dst. Pada

grafik autokorelasi parsial menunjukkan batang grafik masih terdapat nilai

diluar garis Bartlett (garis putus-putus) sehingga data belum stasioner. Salah

satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan proses

differencing.

Page 76: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

60

Gambar 4.V Hasil Correlogram ALLIANZ (Tingkat Df 1)

Sumber: Data diolah

Correlogram pada tingkat df 1 menunjukkan grafik autokorelasi yang

menurun secara perlahan dimulai pada lag 2 dan menjadi negatif dilag 3.

Pada grafik autokorelasi parsial menunjukkan batang grafik berada didalam

garis Bartlett (garis putus-putus) sehingga data sudah bersifat stasioner.

Berdasarkan hasil pada gambar 4.4 dapat diperkirakan model prediksi

variabel ALLIANZ adalah sebagai berikut: ARIMA (3,1,3) ; ARIMA(3,1,0);

dan ARIMA (0,1,3).

Gambar 4.VI Hasil Correlogram AXA MANDIRI (Tingkat Level)

Sumber: Data diolah

Correlogram pada tingkat level menunjukkan grafik autokorelasi

yang menurun secara perlahan dimulai pada lag 2 dan menurun secara

signifikan pada lag 3. Hal ini ditunjukkan juga nilai AC yang mengalami

penurunan dari 0,519 menjadi 0,247 dan dilag ke-3 menjadi 0,071 dst. Pada

grafik autokorelasi parsial menunjukkan batang grafik sudah berada didalam

Page 77: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

61

garis Bartlett (garis putus-putus) sehingga data sudah stasioner. Berdasarkan

hasil pada gambar 4.5 dapat diperkirakan model prediksi variabel AXA

MANDIRI adalah sebagai berikut: ARIMA (1,0,0) ; ARIMA(1,0,1); dan

ARIMA (0,0,1).

2. Estimasi Model ARIMA

Tahap selanjutnya adalah estimasi parameter model ARIMA untuk

menentukan nilai koefisien (p,d,q) berdasarkan ordo maksimal tentatif pada

setiap variabel. Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan model yang tepat

yang akan dipilih dalam penelitian ini. Masing-masing variabel di estimasi

untuk mendapatkan model yang tepat untuk peramalan (forecasting).

Pemilihan model ARIMA terbaik juga dapat dilihat dari nilai Akaike Info

Criterion (AIC) dan Schwarz Criterion (SIC). Model dengan nilai AIC dan

SIC yang lebih kecil, maka memiliki kualitas yang lebih baik dan model

itulah yang sebaiknya dipilih (Wahyu, 2007: 31)

Tabel 4.2 Hasil Estimasi ARIMA Model Prediksi AIA

Model

ARIMA Parameter Koefisien Prob. AIC SIC

(3,1,3)

Constant

AR(3)

MA(3)

1.952079

-0.999851

0.970468

0.0040

0.0000

0.0004

3,793 3,832

(3,1,1)

Constant

AR(3)

MA(1)

1.999491

-0.882451

-0.995805

0.0004

0.0678

0.9940

3,869 3,909

(1,1,1)

Constant

AR(1)

MA(1)

1.376390

0.340515

0.442320

0.2968

0.7649

0.7019

3.925 3.965

Sumber : Data Diolah

Page 78: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

62

Dari hasil estimasi berbagai model prediksi yang dilakukan untuk

mendapatkan model ARIMA yang terbaik agar mendapatkan peramalan yang

tepat untuk variabel AIA. Model ARIMA (3,1,3) adalah yang terbaik, dapat

dilihat pada Tabel 4.2 nilai probabilitas pada model ARIMA (3,1,3) sangat

kecil kurang dari 5%, sehingga sudah signifikan pada α = 5%. Dibandingkan

dengan model (3,1,1) dan model (1,1,1) yang nilai probabilitasnya lebih

besar dari 5% atau tidak signifikan pada α = 5%.

Nilai AIC dan SIC pada model (3,1,3) juga lebih kecil dibandingkan

2 model lainnya, maka ditetapkan bahwa model ARIMA yang terbaik untuk

variabel AIA adalah model ARIMA (3,1,3). Persamaan untuk model ARIMA

(3,1,3) pada variabel AIA yaitu:

yt = (1 – ρ1) δ + (1 + ρ1) yt-1 – ρ1 yt-2 + εt + θ1 εt-1

Berdasarkan ouput, kita telah mengetahui bahwa:

AR (3) = ρ1 = -0.999851

MA (3) = θ1 = 0.970468

C = δ = 1.952079

Maka persamaan untuk model ARIMA (3,1,3) yaitu :

yt = (1+ 0.999851) 1.952079 + (1- 0.999851) yt-1 + 0.999851yt-2 + 0.970468

Page 79: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

63

Tabel 4.3 Hasil Estimasi ARIMA Model Prediksi PRUDENTIAL

Model

ARIMA Parameter Koefisien Prob. AIC SIC

(1,0,1)

Constant

AR(1)

MA(1)

7.834556

0.793408

0.276425

0.0302

0.3936

0.8727

3.524 3.611

(1,0,0) Constant

AR(1)

7.770530

0.856127

0.0019

0.0500

3.411 3.476

(0,0,1) Constant

MA(1)

8.160443

0.705159

0.0003

0.4979

3.833 3.8985

Sumber : Data Diolah

Dari hasil estimasi berbagai model prediksi yang dilakukan untuk

mendapatkan model ARIMA yang terbaik agar mendapatkan peramalan yang

tepat untuk variabel PRUDENTIAL. Model ARIMA (1,0,0) atau AR (1)

adalah yang terbaik, dapat dilihat pada Tabel 4.5 nilai probabilitas pada

model ARIMA (1,0,0) adalah sebesar 5%, sehingga sudah signifikan pada α

= 5%. Dibandingkan dengan model (1,0,1) dan model (0,0,1) yang nilai

probabilitasnya lebih besar dari 5% atau tidak signifikan pada α = 5%.

Nilai AIC dan SIC pada model (1,0,0) juga lebih kecil dibandingkan

2 model lainnya, maka ditetapkan bahwa model ARIMA yang terbaik untuk

variabel PRUDENTIAL adalah model ARIMA (1,0,0) atau AR (1).

Persamaan untuk model ARIMA (1,0,0) pada variabel PRUDENTIAL yaitu:

yt = (1 – ρ1) δ + (1 + ρ1) yt-1 – ρ1 yt-2 + εt

Berdasarkan ouput, kita telah mengetahui bahwa:

AR (1) = ρ1 = 0.856127

C = δ = 7.770530

Page 80: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

64

Maka persamaan untuk model ARIMA (1,0,0) yaitu :

yt = (1 - 0.856127) 7.770530 + (1 + 0.856127) yt-1 - 0.856127yt-2 + εt

Tabel 4.4 Hasil Estimasi ARIMA Model Prediksi ALLIANZ

Model

ARIMA Parameter Koefisien Prob. AIC SIC

(3,1,3)

Constant

AR(3)

MA(3)

0.248230

-0.999677

0.992353

0.6342

0.0000

0.0374

2.703 2.743

(1,1,3)

Constant

AR(3)

MA(1)

5.693618

0.838186

-1.000000

0.0002

0.3096

1.0000

2.761 2.849

(3,1,1)

Constant

AR(1)

MA(1)

5.667537

-0.167037

1.000000

0.0001

0.9096

1.0000

2.995 3.083

Sumber : Data Diolah

Dari hasil estimasi berbagai model prediksi yang dilakukan untuk

mendapatkan model ARIMA yang terbaik agar mendapatkan peramalan yang

tepat untuk variabel ALLIANZ. Model ARIMA (3,1,3) adalah yang terbaik,

dapat dilihat pada Tabel 4.3 nilai probabilitas pada model ARIMA (3,1,3)

sangat kecil kurang dari 5%, sehingga sudah signifikan pada α = 5%.

Dibandingkan dengan model (1,1,3) dan model (3,1,1) yang nilai

probabilitasnya lebih besar dari 5% atau tidak signifikan pada α = 5%.

Nilai AIC dan SIC pada model (3,1,3) juga lebih kecil dibandingkan

2 model lainnya, maka ditetapkan bahwa model ARIMA yang terbaik untuk

variabel ALLIANZ adalah model ARIMA (3,1,3). Persamaan untuk model

ARIMA (3,1,3) pada variabel ALLIANZ yaitu:

yt = (1 – ρ1) δ + (1 + ρ1) yt-1 – ρ1 yt-2 + εt + θ1 εt-1

Page 81: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

65

Berdasarkan ouput, kita telah mengetahui bahwa:

AR (3) = ρ1 = -0.999677

MA (3) = θ1 = 0.992353

C = δ = 0.248230

Maka persamaan untuk model ARIMA (3,1,3) untuk yaitu :

yt = (1 + 0.999677) 0.248230 + (1 - 0.999677) yt-1 + 0.999677yt-2 + 992353

Tabel 4.5 Hasil Estimasi ARIMA Model Prediksi AXA MANDIRI

Model

ARIMA Parameter Koefisien Prob. AIC SIC

(1,0,1)

Constant

AR(1)

MA(1)

0.847956

0.941935

-1.000000

0.0018

0.6657

1.0000

3.705 3.793

(1,0,0) Constant

AR(1)

5.574766

0.897380

0.073

0.0136

2.632 2.698

(0,0,1) Constant

MA(1)

5.234155

1.000000

0.0002

1.0000

2.841 2.907

Sumber : Data Diolah

Dari hasil estimasi berbagai model prediksi yang dilakukan untuk

mendapatkan model ARIMA yang terbaik agar mendapatkan peramalan yang

tepat untuk variabel AXA MANDIRI. Model ARIMA (1,0,0) atau AR (1)

adalah yang terbaik, dapat dilihat pada Tabel 4.4 nilai probabilitas pada

model ARIMA (1,0,0) kurang dari 5%, sehingga sudah signifikan pada α =

5%. Dibandingkan dengan model (1,0,1) dan model (0,0,1) yang nilai

probabilitasnya lebih besar dari 5% atau tidak signifikan pada α = 5%.

Nilai AIC dan SIC pada model (1,0,0) juga lebih kecil dibandingkan

2 model lainnya, maka ditetapkan bahwa model ARIMA yang terbaik untuk

Page 82: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

66

variabel AXA MANDIRI adalah model ARIMA (1,0,0) atau AR (1).

Persamaan untuk model ARIMA (1,0,0) pada variabel AXA MANDIRI

yaitu:

yt = (1 – ρ1) δ + (1 + ρ1) yt-1 – ρ1 yt-2 + εt

Berdasarkan ouput, kita telah mengetahui bahwa:

AR (1) = ρ1 = 0.897380

C = δ = 5.574766

Maka persamaan untuk model ARIMA (1,0,0) yaitu :

yt = (1 - 0.897380) 5.574766+ (1 + 0.897380) yt-1 - 0.897380yt-2 + εt

Setelah dilakukan estimasi prediksi model ARIMA pada setiap

variabel, ditemukan model yang paling terbaik untuk digunakan dalam tahap

peramalan (forecasting) setiap variabel pada Tabel

Tabel 4.6 Model ARIMA Terbaik

No Variabel Model ARIMA

1 AIA 3,1,3

2 PRUDENTIAL 1,0,0

3 ALLIANZ 3,1,3

4 AXA MANDIRI 1,0,0

Sumber: Data diolah

3. Tahap Peramalan (Forecasting)

Setelah mendapatkan model ARIMA yang terbaik, maka tahap

selanjutnya adalah tahap peramalan. Dalam penelitian ini dilakukan

peramalan pada 4 variabel, yaitu : AIA, ALLIANZ, AXA MANDIRI, dan

PRUDENTIAL untuk melihat tingkat share dana tabarru’ dan dana

investasi peserta unit usaha syariah terhadap total dana asuransi, dana

Page 83: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

67

tabarru’, dan dana investasi peserta pada perusahaan induknya pada tahun

2019 sampai dengan tahun 2024.

Tabel 4.7 Hasil Peramalan ARIMA dari tahun 2019-2024

TAHUN AIA PRUDENTIAL ALLIANZ AXAMANDIRI

2019 15,74% 7,24% 6,51% 6,24%

2020 18,89% 7,32% 6,87% 6,17%

2021 21,58% 7,38% 7,12% 6,11%

2022 23,21% 7,44% 7,32% 6,06%

2023 23,96% 7,49% 7,46% 6,01%

2024 25,17% 7,53% 7,71% 5,96%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil peramalan pada Tabel 4.7 menunjukan bahwa

tingkat share dana tabarru’ dan dana investasi peserta unit usaha syariah dari

4 perusahaan asuransi jiwa yang dijadikan objek sampel sampai pada tahun

2024 belum ada yang mampu mencapai tingkat share sebesar 50%.

Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Undang-undang No.40 Tahun

2014 pasal 87 ayat 1 tentang Perasuransian yang menyatakan bahwa unit

usaha syariah pada perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi wajib

melakukan spin off jika dana tabarru’ dan dana investasi peserta telah

mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai Dana

Asuransi, Dana Tabarru’, dan Dana Investasi Peserta pada perusahaan

induknya atau 10 (sepuluh) tahun sejak diundangkannya Undang-undang

tersebut atau pada tahun 2024. Hasil peramalan pada Tabel 4.7 menunjukan

bahwa tingkat share dana peserta terbesar hanya sebesar 25,17% yaitu pada

perusahaan asuransi jiwa AIA pada tahun 2024.

Hasil peramalan juga menunjukan bahwa unit usaha syariah pada

perusahaan asuransi jiwa belum siap untuk melakukan pemisahan (spin off)

Page 84: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

68

dan membentuk perusahaan asuransi jiwa syariah baru jika ketentuan yang

harus dipenuhi adalah tingkat share dana tabarru’ dan dana investasi peserta

telah mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total nilai dana

asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi peserta pada perusahaan

induknya. Tabel 4.7 menunjukan peramalan sampai dengan tahun 2024,

dimana pada tahun tersebut seluruh unit usaha syariah pada perusahaan

asuransi harus melakukan pemisahan (spin off) sesuai dengan kebijakan

pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-undang No.40 Tahun 2014 pasal

87 ayat 1 tentang Perasuransian.

Tabel 4.8 Simulasi pertumbuhan unit usaha syariah dan induk

perusahaan asuransi

Asumsi

pertumbuhan unit

usaha syariah

Asumsi

pertumbuhan

Induk

Estimasi proporsi

dana peserta

terhadap Induk

AIA

30.83% 5% 50.01%

37.10% 10% 50.10%

PRUDENTIAL

39.50% 5% 50.14%

46.20% 10% 50.26%

ALLIANZ

46.20% 5% 50.41%

53.00% 10% 50.09%

AXA

MANDIRI

58.30% 5% 50.15%

65.80% 10% 50.08%

Sumber: Data diolah

Setelah melakukan peramalan terhadap tingkat share dana tabarru’

dan dana investasi peserta unit usaha syariah pada 4 perusahaan asuransi jiwa

yang dijadikan objek sampel, maka selanjutnya akan dilakukan simulasi

perhitungan tingkat pertumbuhan dari perusahaan asuransi jiwa yang

merupakan induk dari unit usaha syariah asuransi jiwa sebesar 5% dan 10%,

Page 85: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

69

pada Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai 50% proporsi

tingkat share dana peserta unit usaha syariah membutuhkan tingkat

pertumbuhan dana peserta dari unit usaha syariah pada perusahaan asuransi

jiwa secara rata-rata sekitar 43,71% pada tingkat pertumbuhan 5% dan

50,53% pada tingkat pertumbuhan 10%.

Simulasi yang dilakukan ini menunjukan bahwa untuk mencapai

tingkat share dana peserta sebesar 50% dibutuhkan pertumbuhan dana

peserta yang cukup tinggi dari unit usaha syariah pada perusahaan asuransi

jiwa dan pertumbuhan dana peserta yang kecil dari perusahaan asuransi jiwa

induknya. Pertumbuhan dana peserta yang cukup tinggi dari unit usaha

syariah pada perusahaan asuransi jiwa dirasa cukup sulit untuk direalisasikan,

hal ini dapat dibuktikan dari data tingkat share dana peserta pada tahun 2010

sampai dengan tahun 2018 dari 4 perusahaan asuransi jiwa yang dijadikan

sampel, tingkat share dana peserta unit usaha syariahnya paling besar hanya

13,59% yaitu pada perusahan asuransi AIA pada tahun 2017 dan hasil

peramalan pada Tabel 4.7 dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2024 yang

menunjukan bahwa tingkat share dana peserta terbesar hanya sebesar 25,17%

yaitu pada perusahaan asuransi jiwa AIA pada tahun 2024.

Kebijakan pemisahan (spin off) pada unit usaha syariah asuransi jiwa

perlu di evaluasi kembali melihat pada Tabel 4.7 diramalkan belum ada unit

usaha syariah pada perusahaan asuransi jiwa yang mampu mencapai tingkat

share dana tabarru’ dan dana investasi peserta sebesar 50% (lima puluh

persen) dari total nilai dana asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi

peserta pada perusahaan induknya. Bahkan setelah dilakukan simulasi

Page 86: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

70

pertumbuhan dari perusahaan asuransi jiwa induknya, unit usaha syariah

asuransi jiwa perlu meningkatkan pertumbuhan dana peserta dengan

presentase yang cukup tinggi untuk bisa mengimbagi pertumbuhan

perusahaan induknya, hal ini sangat menyulitkan bagi unit usaha syariah

pada perusahana asuransi jiwa.

Kebijakan pemisahan (spin off) unit usaha syariah juga dilakukan

pada industri perbankan syariah, menurut Al Arif,dkk (2018:95) dalam jurnal

Iqtishadia yang membahas tentang evaluasi kebijakan spin off pada

perbankan syariah di Indonesia menyatakan bahwa hasil peramalan yang

dilakukan menunjukan bahwa dari 11 bank syariah yang dijadikan sampel

sampai dengan tahun 2023 belum ada yang mampu mencapai share aset

sebesar 50% dari aset bank induk konvesionalnya. Al Arif, dkk (2018: 100)

juga menyatakan bahwa regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan harus

memiliki fokus pada pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah,

bukan hanya pada banyaknya bank umum syariah, pemisahan (spin off)

bukanlah tujuan tetapi merupakan strategi untuk mencapai pangsa pasar yang

lebih besar.

Industri perbankan syariah yang mempunyai skala lebih besar jika

dibandingkan dengan industri asuransi syariah pun dirasa belum mampu

untuk melakukan pemisahan (spin off) unit usaha syariah dengan ketentuan

pada kebijakan pemisahan (spin off) unit usaha syariah yang ditetapkan oleh

pemerintah yaitu harus mencapai 50% dari tingkat share dana peserta

perusahaan induknya pada industri asuransi atau aset perusahaan induknya

pada industri perbankan. Jika kebijakan pemisahan (spin off) unit usaha

Page 87: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

71

syariah yang ditetapkan oleh pemerintah ini tetap dipaksakan untuk

diterapkan, hal ini pasti akan sangat memberatkan bagi para pelaku usaha

atau pemilik perusahaan asuransi khususnya perusahaan asuransi jiwa.

Beberapa peneliti yang meneliti tentang spin off unit usaha syariah

pada asuransi syariah menyatakan bahwa pemisahan atau spin off unit usaha

syariah masih tetap menjadi pekerjaan rumah perusahaan asuransi. Meski

berkali-kali menyatakan siap, mereka mengkhawatirkan dampak jika harus

menyapih unit usaha syariah dalam waktu dekat. Selain itu dampak dari spin

off adalah melonjaknya biaya operasional sehingga harga produk pun

dinaikkan. Pitaningtyas dan Nababan (2015). Menurut Pohan (2014) dalam

berita media insurance yang membahas tentang kebijakan spin off , pada

kenyataannya unit usaha syariah belum siap untuk melakukan pemisahan

dengan induk perusahaannya, dan pemerintah pun menunda waktu realisasi

pelaksanaan spin off, seharusnya unit usaha syariah dalam perusahaan

asuransi mendapat perhatian lebih dari pemerintah atau otoritas jasa

keuangan selaku regulator agar unit usaha syariah dapat segera menjadi

perusahaan yang mandiri dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Ramadani (2016) dalam penelitiannya tentang respon salah satu unit

usaha syariah perusahaan asuransi di Indonesia yaitu perusahaan asuransi

Adira Dinamika terhadap kebijakan spin off industri asuransi syariah dalam

Undang-undang no.40 tahun 2014 tentang Perasuransian pasal 67,

menyatakan bahwa perusahaan asuransi Adira Dinamika belum siap

melakukan spin off dikarenakan peraturan perundang-undangan tersebut

dinilai memberatkan bagi pelaku bisnis dan terkesan dipaksakan oleh

Page 88: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

72

pemerintah. Persiapan yang kurang matang, manajemen kurang mendukung,

bantuan ahli aktuaria yang sangat langka, serta perusahaan induk yang

melepas anak perusahaannya menjadi kendala-kendala yang dihadapi unit

usaha syariah pada perusahaan asuransi Adira Dinamika dalam melakukan

spin off.

Page 89: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan pemisahan (spin

off) dalam Undang-undang No.40 Tahun 2014 pasal 87 ayat 1 tentang

Perasuransian yang menyatakan bahwa unit usaha syariah pada perusahaan

asuransi dan perusahaan reasuransi wajib melakukan spin off jika dana tabarru’

dan dana investasi peserta telah mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen)

dari total nilai dana asuransi, dana tabarru’, dan dana investasi peserta pada

perusahaan induknya atau 10 (sepuluh) tahun sejak diundangkannya Undang-

undang tersebut atau pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode Box

Jenkins ARIMA untuk melakukan peramalan (forecasting) pada tingkat share

dana peserta 4 unit usaha syariah pada perusahaan asuransi jiwa yang dijadikan

sampel.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa setelah dilakukan

peramalan menggunakan metode Box Jenkins ARIMA dari tahun 2019 sampai

dengan tahun 2024 belum ada satupun unit usaha syariah asuransi jiwa yang

dijadikan sampel penelitian yang dapat mencapai proporsi 50% tingkat share

dana peserta perusahaan induknya. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil peramalan

pada Tabel 4.7 dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2024 yang menunjukan

bahwa tingkat share dana peserta terbesar hanya sebesar 25,17% yaitu pada

perusahaan asuransi jiwa AIA pada tahun 2024.

Page 90: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

74

Hal ini diperkuat dengan simulasi sederhana yang dilakukan, dengan

menggunakan asumsi tingkat pertumbuhan rata-rata perusahaan asuransi jiwa

induknya sebesar 5% per tahun dibutuhkan tingkat pertumbuhan rata-rata unit

usaha syariahnya sebesar 43,71% per tahun, dan jika tingkat pertumbuhan rata-

rata perusahaan asuransi jiwa induknya sebesar 10% per tahun dibutuhkan

tingkat pertumbuhan rata-rata unit usaha syariahnya sebesar 50,53%% per tahun.

Hasil ini jelas menunjukan bahwa proporsi tingkat share dana peserta unit usaha

syariah terhadap perushaan asuransi jiwa induknya sebesar 50% sulit untuk

dicapai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka penulis menyarankan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

1. Kebijakan pemisahan (spin off) unit usaha syariah yang ditetapkan oleh

pemerintah ini harus dikaji ulang melihat penelitian-penelitian yang telah

dilakukan, belum ada satupun unit usaha syariah yang bisa melakukan

pemisahan (spin off) dengan perusahaan induknya jika ketentuan yang

ditetapkan salah satunya harus mencapai 50% dari tingkat dana peserta atau

aset perusahaan induknya. Regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan

harus mengkaji ulang kebijakan pemisahan (spin off) unit usaha syariah

pada perusahaan asuransi ini agar tidak memberatkan para pelaku usaha atau

pemilik perusahaan asuransi khususnya pada perusahaan asuransii jiwa

2. Unit usaha syariah pada perusahaan asuransi jiwa harus meningkatkan

kinerjanya seperti melakukan inovasi produk-produk asuransi sesuai dengan

kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat muslim, supaya jika kebijakan

Page 91: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

75

spin off ini tetap dipaksakan untuk dilaksanakan oleh pemerintah atau

regulator, unit usaha syariah pada perusahaan asuransi jiwa siap untuk

melakukan spin off menjadi perusahaan asuransi jiwa syariah.

Page 92: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

76

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adib, Bahari. 2010. Prosedur Cepat Mendirikan Perseroan Terbatas. Yogyakarta :

Pustaka Yustisia.

Al Arif, M.Nur Rianto. 2012. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung :

Alfabeta.

Ali, AM. Hasan. 2004. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam : Suatu Tinjauan

Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Dewi, Gemala. 2007. Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian

Syariah di Indonesia. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Ernst & Young Global Limited. 2014. Global Takaful Insight 2014 Market Update.

EY Global Limited.

Fred, Tumbuan. B.G. 2008. Pokok-Pokok Undang-Undang Kepailitan. Jakarta :

Penerbit Ghalia.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2013. Metodologi penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta: BPFE.

Jundiani. 2009. Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia. Malang : UIN

Press.

Pohan, Rizky Andrianti. 2014. Spin Off Memakmurkan Asuransi Syariah. Berita

Media Insurance. Diterbitkan 18 November 2014.

Rastuti, Tuti. 2011. Aspek Hukum Perjanjian Asuransi. Yogyakarta : Pustaka

Yustisia.

Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan

Eviews.Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Page 93: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

77

Silvanita, Ketut. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi Kedua. Jakarta :

Erlangga.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian dan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan

Sistem Operasional. Jakarta : Gema Insani.

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasi”. Yogyakarta :

Ekonosia.

Jurnal

Al Arif, M.Nur Rianto. 2014. Tipe Pemisahan dan Pengaruhnya Terhadap Nilai

Aset Bank Umum Syariah Hasil Pemisahan. Jurnal Kinerja, Vol.18

(2).hlm.169.

Al Arif, M.Nur Rianto. 2015. Keterkaitan Kebijakan Pemisahan terhadap Tingkat

Efisiensi pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Keuangan

dan Perbankan, Vol.19 (2).hlm.303.

Al Arif, M.Nur Rianto, Nachrowi D Nachrowi, Mustafa E Nasution, T.M. Zakir

Mahmud. 2018. Evaluation of the Spinoffs Criteria: A Lesson from The

Indonesian Islamic Banking Industry. Jurnal Iqtishadia IAIN Kudus, Vol. 11

(1).hlm.95-100.

Nasuha, Amalia. 2012, Dampak Kebijakan Spin-Off Terhadap Kinerja Bank

Syariah. Jurnal Al-Iqtishad, Vol.IV (2). hlm.243-244.

Nurcahya dan Metti Paramita. 2015. Efektifitas Sosialisasi Asuransi Syariah PT.

PRU Syariah Bogor (Studi pada Pasar di Bogor). Jurnal Syarikah, Vol.1 (1).

hlm.18.

Page 94: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

78

Poerwokoesoemo, Atman. 2016. Kinerja Bank Konvensional Pasca Spin Off Unit

Usaha Syariah. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.12 (2).hlm.160.

Sabiti, Mustica Bintang, Jaenal Effendi, Tanti Novianti. 2017. Efisiensi Asuransi

Syariah di Indonesia dengan pendekatan Data Envelopment Analysis. Jurnal

Al-Muzara’ah, Vol.5 (1).hlm.69.

Umam, Kotibul. 2010. Peningkatan Ketaatan Syariah Melalui Pemisahan (Spin Off)

Unit Usaha Syariah Bank Umum Konvensional. Mimbar Hukum, Vol.22

(3).hlm.609.

Skripsi

Iswanto, Nawang Styanda. 2017. Implementasi Undang-Undang No.40 tahun 2014

Tentang Perasuransian terhadap Pemisahan Unit Usaha Syariah (Spin Off)

Asuransi (Studi PT. Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera Kantor Cabang

Malang). Skripsi, UIN Jakarta.

Ramadani, Sari. 2018. Respon Unit Usaha Syariah Di Indonesia Terhadap

Kebijakan Spin Off yang Diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

No.40 Tahun 2014 Dan POJK No.67 Tahun 2016 (Studi Kasus pada PT

Asuransi Adira Dinamika Unit Syariah). Skripsi, UIN Jakarta.

Website

Pitaningtyas, Anaya Noor dan Christine Novita Nababan. 2015. Efek Pemisahan.

Website kontan.co.id. terbit 25 Juli 2015 dan diakses pada 28 September

2019; 11.00 am.

Wachtell, Lipton, Rosen & Katz. 2014. Spin – Off Guide, Wachtell, Lipton, Rosen

& Katz Law Firm. Diunduh dari http://www.wlrk.com/files/.../Spin-Off

Guide.pdf pada 23 Juli 2018; 10.30 am.

Page 95: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

79

LAMPIRAN

Lampiran I: Tingkat Share Dana Peserta Unit Usaha Syariah

TAHUN

JUMLAH INVESTASI

INDUK

(dalam jutaan rupiah)

DANA PESERTA

UNIT SYARIAH

(dalam jutaan rupiah)

SHARE (%)

ASURANSI JIWA AIA

2010 18,957,575 60,396 0.32

2011 21,606,272 145,254 0.67

2012 24,974,950 409,017 1.64

2013 26,169,965 1,053,950 4.03

2014 33,891,872 2,497,396 7.37

2015 35,004,259 3,569,682 10.20

2016 40,771,361 5,370,342 13.17

2017 51,239,455 6,961,715 13.59

2018 52,339,335 6,995,341 13.37

ASURANSI JIWA PRUDENTIAL

2010 22,240,943 1,256,643 5.65

2011 27,452,887 1,612,934 5.88

2012 34,492,603 2,329,894 6.75

2013 33,720,922 3,026,913 8.98

2014 46,176,074 4,213,605 9.13

2015 45,188,535 4,504,685 9.97

2016 59,752,813 5,803,527 9.71

2017 73,377,168 6,862,205 9.35

2018 72,099,942 6,574,212 9.12

ASURANSI JIWA ALLIANZ

2010 11,300,472 573,526 5.08

2011 14,837,779 594,115 4.00

2012 19,060,027 803,653 4.22

2013 19,977,768 1,003,492 5.02

2014 24,559,818 1,341,135 5.46

2015 25,223,498 1,474,859 5.85

2016 26,966,944 1,819,029 6.75

2017 32,382,230 2,193,406 6.77

2018 31,725,506 2,194,631 6.92

Page 96: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

80

ASURANSI JIWA AXA MANDIRI

2010 8,035,481 590,699 7.35

2011 10,607,265 642,042 6.05

2012 13,753,886 756,740 5.50

2013 14,402,486 762,328 5.29

2014 21,054,617 948,669 4.51

2015 20,867,148 888,471 4.26

2016 23,616,096 1,072,429 4.54

2017 27,656,743 1,180,275 4.27

2018 26,805,313 1,144,798 4.27

Page 97: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

81

Lampiran II: Hasil Prediksi Model ARIMA

AIA (3,1,3)

AIA (3,1,1)

Dependent Variable: D(AIA)

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Date: 11/19/19 Time: 23:33

Sample: 2011 2018

Included observations: 8

Convergence not achieved after 500 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.999491 0.179887 11.11523 0.0004

AR(3) -0.882451 0.355080 -2.485220 0.0678

MA(1) -0.995805 124.3958 -0.008005 0.9940

SIGMASQ 0.400074 50.09545 0.007986 0.9940

R-squared 0.766801 Mean dependent var 1.630847

Adjusted R-squared 0.591901 S.D. dependent var 1.400239

S.E. of regression 0.894509 Akaike info criterion 3.869164

Sum squared resid 3.200588 Schwarz criterion 3.908885

Log likelihood -11.47666 Hannan-Quinn criter. 3.601264

F-statistic 4.384236 Durbin-Watson stat 1.470387

Prob(F-statistic) 0.093656

Inverted AR Roots .48+.83i .48-.83i -.96

Inverted MA Roots 1.00

Dependent Variable: D(AIA)

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Sample: 2011 2018

Included observations: 8

Convergence not achieved after 500 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.952079 0.328138 5.948958 0.0040

AR(3) -0.999851 0.000520 -1921.547 0.0000

MA(3) 0.970468 0.089607 10.83021 0.0004

SIGMASQ 0.433124 0.324894 1.333126 0.2534 R-squared 0.747536 Mean dependent var 1.630847

Adjusted R-squared 0.558188 S.D. dependent var 1.400239

S.E. of regression 0.930724 Akaike info criterion 3.792797

Sum squared resid 3.464992 Schwarz criterion 3.832518

Log likelihood -11.17119 Hannan-Quinn criter. 3.524897

F-statistic 3.947944 Durbin-Watson stat 1.143240

Prob(F-statistic) 0.108920 Inverted AR Roots .50-.87i .50+.87i -1.00

Inverted MA Roots .50+.86i .50-.86i -.99

Page 98: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

82

AIA (1,1,1)

PRUDENTIAL (1,0,1)

Dependent Variable: PRUDENTIAL

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Sample: 2010 2018

Included observations: 9

Convergence achieved after 24 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.834556 2.613945 2.997215 0.0302

AR(1) 0.793408 0.850291 0.933102 0.3936

MA(1) 0.276425 1.639921 0.168560 0.8727

SIGMASQ 0.693275 0.650590 1.065609 0.3353 R-squared 0.728479 Mean dependent var 8.281443

Adjusted R-squared 0.565566 S.D. dependent var 1.694834

S.E. of regression 1.117092 Akaike info criterion 3.523655

Sum squared resid 6.239472 Schwarz criterion 3.611310

Log likelihood -11.85645 Hannan-Quinn criter. 3.334495

F-statistic 4.471595 Durbin-Watson stat 1.678349

Prob(F-statistic) 0.070218 Inverted AR Roots .79

Inverted MA Roots -.28

Dependent Variable: D(AIA)

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Date: 11/19/19 Time: 23:30

Sample: 2011 2018

Included observations: 8

Convergence achieved after 17 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.376390 1.148266 1.198669 0.2968

AR(1) 0.340515 1.063553 0.320168 0.7649

MA(1) 0.442320 1.075298 0.411347 0.7019

SIGMASQ 1.010252 0.966444 1.045329 0.3549

R-squared 0.411133 Mean dependent var 1.630847

Adjusted R-squared -0.030517 S.D. dependent var 1.400239

S.E. of regression 1.421444 Akaike info criterion 3.925771

Sum squared resid 8.082012 Schwarz criterion 3.965491

Log likelihood -11.70308 Hannan-Quinn criter. 3.657870

F-statistic 0.930903 Durbin-Watson stat 1.714574

Prob(F-statistic) 0.503529

Inverted AR Roots .34

Inverted MA Roots -.44

Page 99: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

83

PRUDENTIAL (1,0,0)

Dependent Variable: PRUDENTIAL

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Sample: 2010 2018

Included observations: 9

Convergence achieved after 9 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.770530 1.483351 5.238496 0.0019

AR(1) 0.856127 0.350818 2.440374 0.0504

SIGMASQ 0.786137 0.362926 2.166110 0.0735 R-squared 0.692109 Mean dependent var 8.281443

Adjusted R-squared 0.589479 S.D. dependent var 1.694834

S.E. of regression 1.085912 Akaike info criterion 3.410624

Sum squared resid 7.075235 Schwarz criterion 3.476365

Log likelihood -12.34781 Hannan-Quinn criter. 3.268754

F-statistic 6.743723 Durbin-Watson stat 1.163209

Prob(F-statistic) 0.029187 Inverted AR Roots .86

PRUDENTIAL (0,0,1)

Dependent Variable: PRUDENTIAL

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Sample: 2010 2018

Included observations: 9

Convergence achieved after 9 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.160443 1.121172 7.278494 0.0003

MA(1) 0.705159 0.977802 0.721168 0.4979

SIGMASQ 1.286528 0.918839 1.400166 0.2110 R-squared 0.496132 Mean dependent var 8.281443

Adjusted R-squared 0.328176 S.D. dependent var 1.694834

S.E. of regression 1.389169 Akaike info criterion 3.832795

Sum squared resid 11.57875 Schwarz criterion 3.898536

Log likelihood -14.24758 Hannan-Quinn criter. 3.690925

F-statistic 2.953936 Durbin-Watson stat 1.062826

Prob(F-statistic) 0.127924

Page 100: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

84

ALLIANZ (3,1,3)

Dependent Variable: D(ALLIANZ)

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Sample: 2011 2018

Included observations: 8

Convergence not achieved after 500 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.248230 0.482768 0.514181 0.6342

AR(3) -0.999677 0.027719 -36.06475 0.0000

MA(3) 0.992353 0.323635 3.066273 0.0374

SIGMASQ 0.298520 0.246612 1.210486 0.2927 R-squared 0.077265 Mean dependent var 0.230290

Adjusted R-squared -0.614786 S.D. dependent var 0.608057

S.E. of regression 0.772684 Akaike info criterion 2.702928

Sum squared resid 2.388160 Schwarz criterion 2.742648

Log likelihood -6.811710 Hannan-Quinn criter. 2.435027

F-statistic 0.111647 Durbin-Watson stat 1.235755

Prob(F-statistic) 0.948796 Inverted AR Roots .50+.87i .50-.87i -1.00

Inverted MA Roots .50-.86i .50+.86i -1.00

ALLIANZ (3,1,1)

Dependent Variable: ALLIANZ

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Date: 11/19/19 Time: 23:57

Sample: 2010 2018

Included observations: 9

Failure to improve objective (non-zero gradients) after 9 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.667535 0.460505 12.30722 0.0001

AR(3) -0.167037 1.398782 -0.119416 0.9096

MA(1) 1.000000 54525.76 1.83E-05 1.0000

SIGMASQ 0.379676 467.5841 0.000812 0.9994

R-squared 0.642653 Mean dependent var 5.562565

Adjusted R-squared 0.428245 S.D. dependent var 1.093296

S.E. of regression 0.826691 Akaike info criterion 2.995614

Sum squared resid 3.417086 Schwarz criterion 3.083269

Log likelihood -9.480263 Hannan-Quinn criter. 2.806454

F-statistic 2.997334 Durbin-Watson stat 0.663360

Prob(F-statistic) 0.134033

Inverted AR Roots .28+.48i .28-.48i -.55

Inverted MA Roots -1.00

Page 101: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

85

ALLIANZ (1.1.3)

AXA MANDIRI (1,0,1)

Dependent Variable: AXAMANDIRI

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Sample: 2010 2018

Included observations: 9

Failure to improve objective (non-zero gradients) after 6 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.112456 0.847956 6.029153 0.0018

AR(1) 0.941935 2.053763 0.458639 0.6657

MA(1) -1.000000 17436.50 -5.74E-05 1.0000

SIGMASQ 0.953126 369.2578 0.002581 0.9980 R-squared 0.039140 Mean dependent var 5.115777

Adjusted R-squared -0.537375 S.D. dependent var 1.056383

S.E. of regression 1.309819 Akaike info criterion 3.705237

Sum squared resid 8.578134 Schwarz criterion 3.792892

Log likelihood -12.67357 Hannan-Quinn criter. 3.516077

F-statistic 0.067891 Durbin-Watson stat 0.303032

Prob(F-statistic) 0.974628 Inverted AR Roots .94

Inverted MA Roots 1.00

Dependent Variable: ALLIANZ

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Date: 11/19/19 Time: 23:59

Sample: 2010 2018

Included observations: 9

Failure to improve objective (non-zero gradients) after 7 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.693618 0.573568 9.926673 0.0002

AR(1) 0.838186 0.741442 1.130481 0.3096

MA(3) -1.000000 19134.87 -5.23E-05 1.0000

SIGMASQ 0.242800 2322.901 0.000105 0.9999

R-squared 0.771479 Mean dependent var 5.562565

Adjusted R-squared 0.634366 S.D. dependent var 1.093296

S.E. of regression 0.661091 Akaike info criterion 2.761700

Sum squared resid 2.185204 Schwarz criterion 2.849356

Log likelihood -8.427652 Hannan-Quinn criter. 2.572540

F-statistic 5.626607 Durbin-Watson stat 1.285817

Prob(F-statistic) 0.046502

Inverted AR Roots .84

Inverted MA Roots 1.00 -.50-.87i -.50+.87i

Page 102: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

86

AXA MANDIRI (1,0,0)

Dependent Variable: AXAMANDIRI

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Sample: 2010 2018

Included observations: 9

Convergence achieved after 17 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.574766 1.401048 3.978998 0.0073

AR(1) 0.897380 0.259934 3.452338 0.0136

SIGMASQ 0.348420 0.282885 1.231668 0.2642 R-squared 0.648753 Mean dependent var 5.115777

Adjusted R-squared 0.531671 S.D. dependent var 1.056383

S.E. of regression 0.722932 Akaike info criterion 2.632003

Sum squared resid 3.135781 Schwarz criterion 2.697744

Log likelihood -8.844012 Hannan-Quinn criter. 2.490133

F-statistic 5.540995 Durbin-Watson stat 1.669194

Prob(F-statistic) 0.043335 Inverted AR Roots .90

AXA MANDIRI (0,0,1) Dependent Variable: AXAMANDIRI

Method: ARMA Maximum Likelihood (OPG - BHHH)

Sample: 2010 2018

Included observations: 9

Failure to improve objective (non-zero gradients) after 13 iterations

Coefficient covariance computed using outer product of gradients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.234155 0.655762 7.981786 0.0002

MA(1) 1.000000 39223.31 2.55E-05 1.0000

SIGMASQ 0.398842 346.5105 0.001151 0.9991 R-squared 0.597922 Mean dependent var 5.115777

Adjusted R-squared 0.463896 S.D. dependent var 1.056383

S.E. of regression 0.773475 Akaike info criterion 2.841197

Sum squared resid 3.589579 Schwarz criterion 2.906938

Log likelihood -9.785386 Hannan-Quinn criter. 2.699327

F-statistic 4.461234 Durbin-Watson stat 1.160798

Prob(F-statistic) 0.065003 Inverted MA Roots -1.00

Page 103: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

87

Lampiran III: Grafik Hasil Peramalan (Forecasting)

AIA

0

5

10

15

20

25

30

35

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

AIAF ± 2 S.E.

Forecast: AIAF

Actual: AIA

Forecast sample: 2010 2024

Adjusted sample: 2014 2024

Included observations: 11

Root Mean Squared Error 0.974375

Mean Absolute Error 0.724136

Mean Abs. Percent Error 5.802806

Theil Inequality Coefficient 0.042629

Bias Proportion 0.496460

Variance Proportion 0.066607

Covariance Proportion 0.436933

Theil U2 Coefficient 0.410039

Symmetric MAPE 6.094025

PRUDENTIAL

0

2

4

6

8

10

12

14

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

PRUDENTIALF ± 2 S.E.

Forecast: PRUDENTIALF

Actual: PRUDENTIAL

Forecast sample: 2010 2024

Adjusted sample: 2011 2024

Included observations: 14

Root Mean Squared Error 2.231658

Mean Absolute Error 1.981817

Mean Abs. Percent Error 21.42304

Theil Inequality Coefficient 0.145100

Bias Proportion 0.772806

Variance Proportion 0.194452

Covariance Proportion 0.032742

Theil U2 Coefficient 1.922218

Symmetric MAPE 24.68731

ALLIANZ

-5

0

5

10

15

20

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

ALLIANZF ± 2 S.E.

Forecast: ALLIANZF

Actual: ALLIANZ

Forecast sample: 2010 2024

Adjusted sample: 2014 2024

Included observations: 11

Root Mean Squared Error 0.634696

Mean Absolute Error 0.541208

Mean Abs. Percent Error 8.114901

Theil Inequality Coefficient 0.052066

Bias Proportion 0.727104

Variance Proportion 0.219863

Covariance Proportion 0.053033

Theil U2 Coefficient 1.319267

Symmetric MAPE 8.582920

Page 104: NABILA NURRAHMADYANI YUNUS PROGRAM STUDI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...2015-2016 Anggota Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) ... Penggalang Gerakan

88

AXA MANDIRI

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

AXAMANDIRIF ± 2 S.E.

Forecast: AXAMANDIRIF

Actual: AXAMANDIRI

Forecast sample: 2010 2024

Adjusted sample: 2011 2024

Included observations: 14

Root Mean Squared Error 1.905461

Mean Absolute Error 1.863553

Mean Abs. Percent Error 40.14883

Theil Inequality Coefficient 0.164483

Bias Proportion 0.956497

Variance Proportion 0.036815

Covariance Proportion 0.006689

Theil U2 Coefficient 5.408884

Symmetric MAPE 32.97885