MUTU PENDIDIKANMANUSIA INDONESIA
SEUTUHNYA
ASPEK :
1. Moral
2. Akhlak
3. Budi Pekerti
4. Pengetahuan
5. Keterampilan
6. Seni
7. Olah Raga
8. Perilaku
Life Skill
Tentang Standar Nasional Pendidikan; menegaskan bahwa pendidikan Nasional harus memenuhi standar Nasional Pendidikan yang meliputi :
1) Standar isi,
2) Standar proses,
3) Standar kompetensi lulusan,
4) Standar pendidikan tenaga kependidikan,
5) Standar sarana dan prasarana,
6) Standar pengelolaan,
7) Standar pembiayaan,
8) Standar penilaian pendidikan.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu : pertama, dalam proses pembelajaranmelibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya menuntut peserta didiksekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam prosesberpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogika dan proses tanya jawabyang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik yangpada gilirannya membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksisendiri.
PROSES
MENTAL
DIALOGIKA
DAN
PROSES TANYA JAWAB
KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN
Teori Operant Conditioning (BF Skinner)
1. Discriminative Stimulus (SD)
2. Response
3. Reinforcement (penguatan)
- penguatan positif
- penguatan negative
Teori Conditioning Of Learning, Robert M. Gagne:
1. Verbal information (informasi verbal)
2. Intellectual Skill (skil Intelektual)
3. Attitude (perilaku)
4. Cognitive strategi (strategi kognitif)
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive
Development Theory)
1. Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)
2. Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)
3. Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)
4. Periode operasi formal
Teori Berpikir Sosial (social Learning Theory)
Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku (B),
lingkungan (E) dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar
yang mempengaruhi persepsi dan aksi (P) adalah merupakan
hubungan yang saling berpengaruh (interlocking),
Teori belajar orang dewasa : pembelajar orang dewasa akan termotivasi untuk belajar karena
kebutuhan dan minat dimana belajar akan memberikan kepuasan
orientasi pembelajar orang dewasa adalah berpusat padakehidupan, sehingga unit-unit pembelajar sebaiknya adalahkehidupan nyata (penerapan) bukan subject matter.
Pengalaman adalah sumber terkaya bagi pembelajar orangdewasa, sehingga metode pembelajaran adalah analisapengalaman (experiential learning).
Pembelajaran orang dewasa mempunyai kebutuhan yangmendalam untuk mengarahkan diri sendiri (self directedlearning), sehingga peran guru/dosen adalah sebagai fasilitator.
Perbedaan diantara pembelajar orang dewasa semakin meningkatdengan bertambahnya usia, oleh karena itu pendidikan orangdewasa harus memberi pilihan dalam hal perbedaan gaya belajar,waktu, tempat dan kecepatan belajar.
Peserta didik orang dewasa menurut konsep
pendidikan adalah :
meraka yang berperilaku sebagai orang dewasa,
yaitu orang yang melaksanakan peran sebagai orang
dewasa
meraka yang mempunyai konsep diri sebagai orang
dewasa
Kualitas perilaku instruktur/dosen/guru yang
dipenuhi adalah :
keaslian/ketulusan
adanya kepedulian, penghargaan, kepercayaan dan
respek
pengertian yang empati dan senstitive serta
mendengarkan persoalan peserta didik
Kompetensi utama sebagai pendidik yaitu
(UU No. 14 Tahun 2003)
Kompetensi pedagogik,
Kompetensi kepribadian,
Kompetensi profesional, dan
Kompetensi sosial.
Prosedur Pendekatan Andragogi
menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar bagi pembelajar orang dewasa.
Menciptakan mekanisme perencanaan
Mendiagnosis kebutuhan belajar
Memformulasikan tujuan program yang memenuhi kebutuhan institusi, pembelajar dan masyarakat
Merencanakan pola pengalaman belajar
Melaksanakan pengalaman belajar (kegiatan) yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran, dan
Melaksanakan evaluasi hasil belajar dan mendiagnosa ulang kebutuhan belajar (Knowles, 1980).
Pendekatan konsep adalah suatu
pendekatan pengajaran yang secara
langsung menyajikan konsep tanpa
memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menghayati bagaimana konsep itu
diperoleh.
Pendekatan proses adalah suatu
pendekatan pengajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk
ikut menghayati proses penemuan konsep
sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke-keadaan khusus.
Langkah-langkah :
1. memilih konsep, aturan, prinsip yang akan disajikan
2. menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan buktinya.
3. Disajikan contoh-contoh khusus agar peserta didik dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan, prinsip umum, dan
3. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan.
Pendekatan induktif adalah pendekatan pembelajaran yang bermula ddengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian disimpukan menjadi suatu fakta, prinsip atau aturan.
Langkah-langkah :
memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan
menyajikan contoh-contoh khusus, yang memungkinkan peserta didik memperkirakan sifat umum (general) yang terkandung dalam cntoh-contoh itu.
Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau menyangkal hipotesis
Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah terdahulu.
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran yang menunjukkan dosen/guru berperan lebih aktif dalam menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sementara peserta didik peserta didik berperan lebih pasif; tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Peserta didik dapat mengungkapkan kembali melalui respons pada saat diberikan pertanyaan oleh dosen/guru.
Langkah-langkah :
Preparation ; Persiapan bahan selengkap-lengkapnya secara sistematik dan rapi.
Aperception ; keterkaitan bahan sebelumnya dengan yang akan dibahas; melalui pertanyaan atau informasi.
Presentation ; menyajikan bahan dengan ceramah atau menyuruh peserta didik membaca.
Resitation ; dosen/guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau peserta didik membacakan kembali hasilnya.
Pendekatan heuristik adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan sejumlah data dan peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut. Dalam implementasinya menggunakan metode penemuan dan inkuiri.
Pendekatan heuristik merupakan strategi bagaimana merancang pembelajaran dari berbagai aspek dari pembentukan sistem instruksional mengarah pada pengaktifan peserta didik/peserta didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan.
Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha melatakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, dengan menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Peserta didik diposisikan sebagai subjek yang belajar sementara dosen/guru lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator belajar.
Ada lima tahapan yang ditempuh :
perumusan masalah
membuat hipotesis, jawaban sementara
mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab hipotesis
menarik kesimpulan; generalisasi
mengaplikasikan kesimpulan
Pendekatan tingkah lau lebih menekankan kepada teori tingkah laku, sebagai plikasi dari teori belajar behaviorisme.
Langkah-langkah ;
dosen/guru menyajikan stimulus
mengamati tingkah laku peserta didik dalam menanggapi stimulus
memberikan latihan kepada peserta didik dalam memberikan respon terhadap stimulus
memperkuat respon
Metode Proyek
Cara penyajian perkuliahan yang bertitik tolak dari suatu maslah, kemudian dibahas dari berbagai segi (mata perkuliahan yang berbeda) yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
Metode eksperimen
Cara penyajian perkuliahan, dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Metode tugas dan resitasi/review
Cara penyajian pengajaran dimana dosen/guru memberikan tugas tertentu agas peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Metode Diskusi
Cara penyajian perkuliahan, di mana peserta didik-peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Metode Sosiodrama/ role playing
Cara penyajian pengajaran dengan mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Metode demonstrasi
Cara penyajian bahan perkuliahan dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, siatuasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, dan disertai dengan penjelasan lisan.
Metode Problem solving
Cara penyajian bahan perkuliahan yang dimulai dengan adanya masalah, kemudian mencari data-data pendukung untuk memecahkan maslaah tersebut, menetapkan jawaban sementara, menguji kebenaran dan pada kahirnya menarik kesimpulan.
Metode karyawisata
Cara penyajian bahan perkuliahan dengan mengajak peserta didik mengunjungi tempat atau objek tertentu yang berhubungan dengan bahan yang dipelajari.
Metode Tanya jawab
Cara penyajian perkuliahan dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Dari dosen/guru ke peserta didik atau dari peserta didik ke dosen/guru.
Metode Latihan
Cara penyajian bahan perkuliahan melalui training atau latihan untuk menanamkan kebiasan-kebiasan tertentu dan dapat juga digunakan untuk meperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Metode Ceramah
Cara penyajian bahan perkuliahan dalam bentuk penyampaian informasi, keterangan atau uraian tentang suatu pokok persoalan secara lisan.
Mengalami
Interaksi
Komunikasi
Refleksi
Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah bertuhan
Membangkitkan motivasi Peserta didik/peserta didik
Memanfaatkan Pengalaman Awal Peserta didik/peserta didik
Menyenangkan Peserta didik/peserta didik
Tugas yang menantang
Pemberian Kesempatan Belajar
Belajar Untuk kebersamaan
Pengembangan Multi Kecerdasan
Top Related