MANAJEMEN PEMBIAYAAN PROGRAM MICROFINANCE SYARI’AH
BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DI LEMBAGA AMIL ZAKAT
NASIONAL DOMPET PEDULI UMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT)
CABANG SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi Islam
Program strata (S1) Dalam Ilmu Syari’ah
Disusun Oleh:
Ela Purwaningsih 072411025
EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
Dr. H. Musahadi M.Ag Jl. Permata II/62 Ngaliyan Semarang Ahmad Furqon, LC. M.Ag Jl. Karonsih timur raya V/128 Ngaliyan, Semarang PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks. Kpd Yth.
Hal : Naskah Skripsi Dekan Fakultas Syariah
A.n. Sdri. Ela Purwaningsih IAIN Walisongo Semarang
Di Semarang
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini
saya kirim naskah skripsi saudari :
Nama : Ela Purwaningsih
Nomor Induk : 072411025
Judul Skripsi : MANAJEMEN PEMBIAYAAN PROGRAM
MICROFINANCE SYARI’AH BERBASIS
MASYARAKAT (MISYKAT) DI LEMBAGA AMIL
ZAKAT NASIONAL DOMPET PEDULI UMAT
DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera
dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Semarang,
Pembimbing I
Dr. H. Musahadi. MAg NIP. 19690709 199403 1 003
Pembimbing II
Ahmad Furqon. LC. M.Ag NIP. 19751218 200501 1 002
iii
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Ela Purwaningsih NIM : 072411025 Judul : MANAJEMEN PEMBIAYAAN PROGRAM
MICROFINANCE SYARI’AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL DOMPET PEDULI UMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG
Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/baik/cukup, pada tanggal : dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 tahun akademik 2012/2013.
Semarang,
Ketua Sidang Sekretaris Sidang Rustam DKAH,M.Ag H. Ahmad Furqon, Lc.MA NIP:19690723 199803 1 005 NIP: 10751218 200501 1 002 Penguji I Penguji II Drs. M. Solek,MA Drs.Sahidin,M.Si NIP:19660318 199303 1 004 NIP:19670321 1 199303 1 005 Pembimbing I Pembimbing II Dr. H. Musahadi, M.Ag H. Ahmad Furqon, Lc.MA NIP : 1960709 199403 1 003 NIP: 10751218 200501 1 002
iv
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan atau
dikutip secara langsung dari sumbernya.
Semarang,
Penulis,
Ela Purwaningsih NIM: 072411025
v
MOTTO
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah
Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Baqarah (2) : 261)
vi
ABSTRAK Zakat memiliki peran penting dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat, dan mengandung hikmah atau manfaat yang besar dan mulia, tidak hanya bagi orang yang berzakat (muzakki), dan penerimannya (mustahiq), namun juga bagi masyarakat sekitar secara keseluruhan. DPU-DT menghadirkan program zakat produktif dan solutif untuk masyarakat dhuafa, diantaranya dalam program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) program unggulan dalam bentuk pemberdayaan ekonomi produktif yang dikelola secara sistematis, intensif dan berkesinambungan. Dalam program ini, anggota Misykat akan mendapatkan pembiayaan dana bergulir, ketrampilan berusaha, pembinaan mental dan karakter, hingga mereka menjadi mandiri. Secara mekanisme kerja, program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) mulai efektif pada awal tahun 2003. Program ini berbentuk pendidikan/pelatihan usaha dan dana usaha bergulir kepada mustahiq zakat yang memiliki usaha atau motivasi usaha, usia 17-45 tahun, bertempat tinggal tetap dan lain-lain. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengkaji pelaksanaan program “Misykat” pada DPU-DT cabang semarang dengan judul: ”MANAJEMEN PEMBIAYAAN PROGRAM MICROFINANCE SYARI’AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL DOMPET PEDULI UMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG”
Penelitian ini memfokuskan pada dua permasalahan, yaitu: (1)Bagaimana Pelaksanaan Program Microfinance Syari’ah Berbasis Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid (DPU-DT) Cabang Semarang. (2)Bagaimana Manajemen Pembiayaan Program Microfinance Syari’ah Berbasis Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid (DPU-DT) Cabang Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, Penelitian ini adalah penelitian studi kasus dan lapangan. Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.
Hasil penelitian ini adalah Pelaksanaan Program Microfinance Syari’ah Berbasis Masyarakat (Misykat) DPU-DT Cabang Semarang menerapkan program pendistribusian dana zakat yang bersifat produktif sehingga menambah peningkatan ekonomi mustahiq juga melatih kemandirian, serta memacu para anggota untuk meningkatkan usaha agar lebih baik lagi. Zakat yang diberikan secara konsumtif sulit untuk dapat merubah keadaan kaum fakir miskin karena akan habis dikonsumsi dan hal ini akan menjadikan bergantung pada orang lain,sehingga perlu formula baru untuk mencapai tujuan zakat. Dan untuk mencapai tujuan zakat maka cara yang tepat adalah distribusi zakat sebagai pinjaman.Manajemen Pembiayaan menggunakan Pola 2-2-1 dalam perguliran dana akan meminimalisir dan menghindari anggota yang tidak mengembalikan pinjaman dan juga kewajiban untuk mengembalikan pinjaman akan menciptakan rasa tanggung jawab dari mustahiq.
vii
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan Illahi tanpa batas, dengan kerendahan hati skripsi ini
kupersembahkan kepada orang-orang yang telah memberi arti dalam
perjalananku teruntuk:
Ibunda Tobaroh Tercinta terima kasih atas segala kasih sayang, cinta, doa,
motivasi, serta materi yang telah diberikan. Engkaulah yang mendidik
hingga aku dapat menyelesaikan tugas ini, Engkaulah guru yang paling
mulia, tiada kata lelah untuk menuntunku. Semoga Allah membalas semua
kebaikanmu dengan kasih sayang dan limpahan rahmatNya.
Adikku Tersayang Maslikhah yang selalu memberi keceriaan secerah
mentari canda tawamu yang selalu memberikan inspirasi hatiku. Dan sanak
saudaraku yang selalu memberikan doa dan dukungannya.
Para Murobi yang mengajari, “Kenalilah Tuhanmu, perbaiki dirimu,
ajaklah orang lain, dan dirikanlah daulah hatimu, niscaya ia akan tegak
dibumimu”
Saudara-saudariku seiman dan seperjuangan yang terjalin dalam Ukhuwah
Islamiyah
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur, Alhamdulillah Segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “MANAJEMEN PEMBIAYAAN
PROGRAM MICROFINANCE SYARI’AH BERBASIS MASYARAKAT
(MISYKAT) DI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL DOMPET
PEDULI UMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG”
dengan baik tanpa banyak menuai kendala yang berarti. Shalawat serta salam
semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad S A W, beserta keluarga,
sahabat-sahabat dan pengikutnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Satu (S.1) dalam jurusan Ekonomi Islam fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun
yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terima kami sampaikan kepada:
1. Prof. DR. H. Muhibbin, M. Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo semarang.
2. DR. Imam Yahya, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo semarang.
3. Bapak Dr. H. Musahadi. M.Ag, selaku Dosen pembimbing I, serta Bapak
Ahmad Furqon.Lc. M.A, selaku Dosen pembimbing II, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam menyususn skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang yang telah memberi didikan kepada penulis selama ini.
5. Segenap staf karyawan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo yang telah
memberikan izin dan layanan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi
ini.
ix
6. Keluarga Besar Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat
Daarut Tauhid (DPU-DT) Cabang Semarang yang telah memberi izin
penelitian khususnya Divisi Misykat yang telah meluangkan waktunya
untuk bekerjasama dalam penelitian yang penulis lakukan.
7. Ibunda Tobaroh sebagai motivator terhebat yang telah mendidik dan
mendewasakan penulis dengan penuh cinta kasih.
8. Adikku Maslikhah yang selalu memberi keceriaan secerah mentari.
9. Sanak saudara yang selalu memberi semangat dan selalu mendoakan
penulis seperti Teteh Anah, Aa Harun, Aa Oim, Om Shoheh, Teteh Oyah,
Iing, Ena, Wa Ipah,Yu Marni dan Mang’I.
10. Para Murobbi yang senatiasa ikhlas memberi doa dan pembinaan
tarbiyah, sehingga membentuk penulis sebagai pribadi yang istiqomah
dan tangguh.
11. Keluarga besar Al-Hamra tercinta (Baitii Jannatii) untuk jenk tri
jazakillah yang selalu setia menemaniku (suka duka bersama...ciee),
Lasmie yang selalu memberikan semangat (ayo nyusul kapan...?), si
kembar Arum dan Asih (kembar tapi beda....yang akur ya....hehe), Fidin
Royyan canda tawamu (yang besar... tak kan terlupa.....hehe), Bilqis (yang
selalu ingin tau ja..hehe), Hany yang manis (so sweet...), Millah yang rajin
belajar (super lucu.....), Azizah yang super sibuk (pulang donk zah...hehe)
serta yang telah pindah Nanik, Nisa, Amal, Eni, Luluk dan Nikmah
jazakumullah khoiron katsiron atas semua motivasi, doa dan bantuan dari
kalian Love U Coz ALLAH....
12. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi dan doa seperti Mba
Ida, Dewi, Azizah, Murwati, Sri, Tarmi, Eni, dan Mba Ani jazakumullah
atas perhatian dari kalian.
13. Ikhwah Fillah Pesantren Mahasiswa Qolbun Salim Walisongo Semarang
ayo semangat membentuk pribadi muslim dan muslimah yang berkarakter
islami, berakhlak mulia dan juga berprestasi...
14. Keluaraga Besar KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia)
dan PERSAMMI (Persaudaraan Alumni KAMMI IAIN Walisongo
x
Semarang) tetap semangat karena perjalanan Dakwah ini jalan panjang
penuh onak dan duri....(Nyanyi)
15. FSMI (Forum Silaturahmi Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang) ayo
ciptakan kampus yang hijau dan islami spirit.....
16. Temen –temen seperjuangan Darul Muharibin 2007 seperti yang sudah
mendahului Ari, Ani Ayu, Murwati, Sair, Yuli, Munif, Romi dan juga
temen-temen yang sedang berjuang ayo semangat Nafi, Dewi, Novi,
Damay, Kandu, Pamuji, Ais, Multazam dll.........
17. Gank Pengusaha Muda EIA 2007 yang selalu membantu, mendoakan dan
memberikan motivasi seperti cinta Ikoh, Kayis, Yuli, Intan, Dwi, Lina,
Erma, Izzah, Ulfa, Aulia, Berlian, Maskun, Toriq, Naja, Adin, Masduki,
Pras,Oby, Aziz, Aan, Aufa dll...........
18. Keluaraga Besar KKN Posko 43 Jawisari seperti Santi, Zulfa, Ani, Dilla,
Dany, Fani, Munir, Agil, Zainal dan Saad.
19. Dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang
telah turut dalam membantu hingga selesainya skripsi ini.
Semoga bantuan yang diberikan kepada Penulis dalam wujud apapun demi
kelancaran penulisan skripsi ini akan menjadi amal baik serta mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah yang Maha pengasih. Amiin.
Pada Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, karena itu saran dan pendapat yang konstruktif. Akan senang hati
dihargai, demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya penulis.
Semarang,
Penulis
Ela Purwaningsih
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ..... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN DEKLARASI ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
ABSTRAK PENELITIAN ............................................................................ vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. … 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 8
C. Tujuan .................................................................................. 8
D. Manfaat ................................................................................ 9
E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 9
F. Metodelogi Penelitian ..................................................... …. 13
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 14
BAB II : LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN ZAKAT .............................. 17
1. Pengertian Zakat.............................................................. 17
2. Landasan Hukum Zakat ................................................... 19
3. Tujuan Zakat .................................................................. 24
4. Hikmah dan Manfaat pengelolaan zakat ........................ 24
B. AMIL ZAKAT ..................................................................... 26
C. MACAM ZAKAT ................................................................. 28
D. DISTRIBUSI ZAKAT .......................................................... 31
E. MANAJEMEN PEMBIAYAAN ZAKAT ............................. 32
1. Pengertian Manajemen ................................................... 32
2. Pengertian Pembiayaan ................................................... 33
xii
3. Tujuan Pembiayaan ........................................................ 34
4. Fungsi Pembiayaan ......................................................... 34
5. Prinsip Pembiayaan ........................................................ 35
BAB III : PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI’AH
BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN
MANAJEMEN PEMBIAYAANNYA DI DOMPET PEDULI
UMMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG
SEMARANG.
A. PROGRAM MISYKAT ...................................................... 38
1. Definisi Misykat ............................................................. 38
2. Visi, Misi, Sasaran Dan Indikator Keberhasilan .............. 39
3. Pelaksanaan Program Misykat ........................................ 40
B. MANAJEMEN PEMBIAYAAN MISYKAT ...................... 45
1. Perekrutan Calon Anggota Misykat ................................ 45
2. Mekanisme Pembiayaan Dana Bergulir .......................... 45
3. Simpan Pinjam ............................................................... 47
4. Pendampingan Intensif ................................................... 47
5. Anggota Misykat ............................................................ 48
6. Struktur Misykat ............................................................. 53
BAB IV : ANALISIS TERHADAP PROGRAM MICROFINANCE
SYARI’AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN
MANAJEMEN PEMBIAYAANNYA DI DOMPET PEDULI
UMMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG
SEMARANG
A. Analisis Praktek Program Microfinance Syari’ah Berbasis
Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional
Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid (Dpu-Dt) Cabang
Semarang ............................................................................ 54
B. Analisis Manajemen Pembiayaan Program Microfinance
Syari’ah Berbasis Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil
xiii
Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid (Dpu-
Dt) Cabang Semarang ......................................................... 58
BAB V : PENUTUP
A. KESIMPULAN ...................................................................... 54
B. SARAN .............. ................................................................... 65
C. PENUTUP .......................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam menganjurkan agar harta tidak hanya beredar di kalangan orang-
orang kaya saja. Hal ini dapat mengakibatkan adanya ketimpangan sosial dan
ketidakmerataan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu Islam, dalam
kepemilikan harta terdapat fungsi sosial yakni zakat, infak dan shodaqoh.
Zakat memiliki peran penting dalam kaitannya dengan pemberdayaan
masyarakat, dan mengandung hikmah atau manfaat yang besar dan mulia,
tidak hanya bagi orang yang berzakat (muzakki), dan penerimannya
(mustahiq), namun juga bagi masyarakat sekitar secara keseluruhan. Peran
zakat bagi terwujudya kesejahteraan sosial ini sangat ditekankan oleh agama
Islam terutama Al-Quran guna tercapai sirkulasi dan distribusi kekayaan dan
harta dalam masyarakat.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari zakat, yaitu dapat mengurangi
kemiskinan, mengatasi kepincangan sosial, meningkatkan harkat hidup,
menimbulkan rasa persaudaraan dan dapat menciptakan kerukunan antar
umat.1
Maka dengan adanya zakat merupakan solusi yang tepat untuk
mewujudkannya. Tujuannya adalah menjadikan perbedaan ekonomi diantara
masyarakat secara adil dan seksama, sehingga yang kaya tidak semakin kaya
1 Departemen Agama, Pedoman Zakat, Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat Dan Wakaf,
1993, hlm.15
2
(dengan tidak memperdulikan masyarakat yang miskin), dan yang miskin
tidak semakin miskin.
Zakat merupakan bukti pernyataan rasa kemanusiaan dan keadaan
persaudaraan Islam, pengikat persaudaraan umat dan bangsa, dan sebagai
penghubung antara golongan kaya dan golongan miskin. Dengan adanya zakat
akan menciptakan tatanan masyarakat yang sejahtera, dimana hubungan
seorang dengan orang lain akan rukun dan damai.2
Pelaksanaan zakat diberikan melalui Lembaga Amil Zakat didasarkan
pada beberapa pertimbangan: pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin
zakat. Sebaliknya jika pelaksanaan zakat itu diberikan oleh muzakki sendiri,
maka nasib dan hak-hak orang miskin dan para mustahiq lainnya terhadap
orang-orang kaya tidak memperoleh jaminan yang pasti. Kedua, menjaga
perasaan rendah diri pada mustahiq apabila berhadapan langsung untuk
menerima haknya dari para muzakki. Ketiga, untuk mencapai kecakapan,
keakuratan dan sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut
skala prioritas. Keempat, untuk memperlihatkan syiar islam dan semangat
penyelenggaraan negara dan pemerintah yang islami.3
Hasil dari pengumpulan zakat tersebut akan didayagunakan kepada
mustahiq sesuai dengan ketentuan agama. Dan orang-orang yang boleh dan
berhak menerima zakat terbagi dalam 8 (delapan) golongan, sebagaimana
Firman Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 60:
2 Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah
Al-quran, Jakarta: PT Bumi Restu, 1976, hlm.414. 3Abdul Malik Ar-Rahman, Pustaka Cerdas Zakat, Jakarta: Lintas Pustaka, 2003, hlm.122
3
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”[ QS. At-Taubah: 60].
Yang berhak menerima zakat Ialah: 1. orang fakir yaitu orang yang
Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi
penghidupannya; 2. orang miskin yaitu orang yang tidak cukup
penghidupannya dan dalam Keadaan kekurangan; 3. Pengurus zakat yaitu
orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat; 4.
Muallaf yaitu orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru
masuk Islam yang imannya masih lemah; 5. Budak, mencakup juga untuk
melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir; 6. orang berhutang
yaitu orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan
tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,
walaupun ia mampu membayarnya; 7. pada jalan Allah (sabilillah) Yaitu
untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada
yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-
kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain; 8.
orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.
4
Distribusi zakat berarti distribusi rizki. Zakat merupakan salah satu
upaya meringankan beban hidup kaum lemah dan menciptakan pemerataan
kesejahteraan hidup di dunia. Sistem distribusi zakat secara tepat kepada
mustahiq dan penentuan mustahiq adalah modal utama untuk menekan
kesenjangan kelompok kaya miskin.
Mengacu pada konsep pendistribusian zakat yang berkesinambungan
akan menjadi proses pengalihan kapital, keterampilan dan teknologi secara
terarah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin dan lemah. Distribusi
zakat dan konsep syara’ menuntun amil untuk mengarahkan kebijakan
distribusi bukan sebatas meringankan beban hidup kaum lemah, tetapi sampai
pada tingkat memenuhi kebutuhan pokok kaum lemah. Dalam hal situasi dan
kondisi memungkinkan amil memiliki tugas menjadikan kelompok lemah
yang berposisi menjadi mustahiq berubah menjadi muzakki.4 Dibutuhkan
seperangkap aturan hukum untuk memayungi kegiatan amil zakat dalam
menjalankan tugas pemerataan kekayaan tersebut.
Pada tahun 2011 di Indonesia telah disahkan Undang-Undang Zakat
Nomor 23 yang mengatur tentang Pengelolaan Zakat. Pada Undang-Undang
tersebut di jelaskan mengenai arti pengelolaan zakat. Pada ketentuan umum
pasal 1, sebagai berikut:
“Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta
pendayagunaan zakat.”
4 Saifuddin Zuhri, Zakat Kontekstual, CV. Bima Sejati, Semarang, 2000, hlm.24-36
5
Pada Bab I Pasal 3 Pengelolaan Zakat bertujuan:
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan
zakat; dan
2. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dan penanggulangan kemiskinan.
Dalam hal penataan organisasi pengelola zakat, Undang-Undang zakat
menetapkan ada dua bentuk organisasi yaitu: Badan Amil Zakat. Pasal 6
BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan
zakat secara nasional.
Pasal 17 menjelaskan Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan
pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat
membentuk LAZ.
LAZ dan BAZ memiliki tugas pokok mengumpulkan,
mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama.
Kegiatan amil yang memerlukan perhatian khusus adalah
pendayagunaan zakat. Undang-Undang mengatur pandayagunaan zakat adalah
pada pasal 27 sebagai berikut:
1. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka
penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.
2. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahiq telah terpenuhi.
6
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan zakat untuk usaha
produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Menteri.5
Dalam hal pengelolaan zakat di Indonesia telah muncul pengelola
zakat swasta dan semi pemerintah sebelum adanya Undang-Undang zakat.
Setelah ada Undang-Undang zakat mereka mengambil salah satu bentuk
organisasi BAZ atau LAZ. Salah satu bentuk LAZ adalah Dompet Peduli
Umat (DPU) Daarut Tauhid Bandung. Dompet Peduli Umat (DPU) Daarut
Tauhid memiliki cabang di Bandung, Jakarta, Lampung dan Semarang.
Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid yang disingkat DPU-DT.
DPU-DT adalah Lembaga Amil Zakat Nasional dan merupakan
Lembaga Nirlaba yang bergerak di bidang perhimpunan (Fundraising) dan
pendayagunaan dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf (ziswa). Didirikan 16
juni 1999 oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai bagian dari yayasan Daarut
Tauhid dengan tekad menjadi LAZ yanng Amanah, Profesional dan Jujur
berlandaskan pada Ukhuwah Islamiyah. DPU-DT berhasil menjadi Lembaga
Amil Zakat Nasional (LAZ NAS) berdasarkan SK Menteri Agama No.410
tahun 2004.
Secara filosofis, zakat diartikan perkembangan, yakni memiliki potensi
besar untuk menstimulus mustahiq/dhuafa keluar dari kelemahan ekonomi
menuju kemandirian. Zakat pun sesungguhnya akan menjadi sesuatu yang
produktif dan solutif, jika dikelola dengan baik dan profesional oleh lembaga
5http://www.dsniamanah.or.id/index.php?option=comcontent&view=article&id=165:uu-
no-23-tahun-2011&catid=75:undang-undang-zakat&itemid=201. Diakses pada 5 Juni 2012.
7
zakat yang amanah mengubah mustahiq menjadi muzaki. Oleh karenanya,
zakat dalam perekonomian relevan terutama jika dikaitkan dengan upaya
pengentasan kemiskinan. DPU-DT menghadirkan program zakat produktif
dan solutif untuk masyarakat dhuafa, diantaranya dalam program
Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat).
Program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) adalah
program unggulan DPU-DT dalam bentuk pemberdayaan ekonomi produktif
yang dikelola secara sistematis, intensif dan berkesinambungan. Dalam
program ini, anggota Misykat akan mendapatkan pembiayaan dana bergulir,
ketrampilan berusaha, pembinaan mental dan karakter, hingga mereka menjadi
mandiri.
Secara mekanisme kerja, program Microfinance Syariah Berbasis
Masyarakat (Misykat) mulai efektif pada awal tahun 2003. Program ini
berbentuk pendidikan/pelatihan usaha dan dana usaha bergulir kepada
mustahiq zakat yang memiliki usaha atau motivasi usaha, usia 17-45 tahun,
bertempat tinggal tetap dan lain-lain.6 Yang semuanya itu perlu adanya
manajemen yang harus dikelola dengan baik.
6 Iwan Rudi Saktiawan, Panduan Operasional Strategi Pemberdayaan Program Misykat
DPU Daarut Tauhid, Bandung: DPU DT Press, 2006, hlm.7
8
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengkaji pelaksanaan
program “Misykat” pada DPU-DT cabang semarang dengan judul:
”MANAJEMEN PEMBIAYAAN PROGRAM MICROFINANCE SYARI’AH
BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DI LEMBAGA AMIL ZAKAT
NASIONAL DOMPET PEDULI UMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT)
CABANG SEMARANG”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Praktek Program Microfinance Syari’ah Berbasis Masyarakat
(Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut
Tauhid (DPU-DT) Cabang Semarang?
2. Bagaimana Manajemen Pembiayaan Program Microfinance Syari’ah
Berbasis Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet
Peduli Umat Daarut Tauhid (DPU-DT) Cabang Semarang?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui Praktek Program Microfinance Syari’ah Berbasis
Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli
Umat Daarut Tauhid (DPU-DT) Cabang Semarang.
2. Untuk mengetahui Manajemen Pembiayaan Program Microfinance
Syari’ah Berbasis Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional
Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid (Dpu-DT) Cabang Semarang.
9
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Sebagai pengembangan keilmuan ekonomi islam, khususnya dalam
pengelolaan Lembaga Amil Zakat dalam distribusi dana zakat secara
produktif.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu Lembaga Amil
Zakat
b. Sebagai motivator untuk meningkatkan kualitas kerja Lembaga Amil
Zakat
c. Sebagai penambah metode pengelolaan dan pengembangan
masyarakat.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Berkaitan dengan topik permasalahan dalam penelitian ini, peneliti
menyadari betul bahwa penulisan yang dilakukan bukanlah suatu hal baru.
Dengan melihat beberapa literatur yang ada, diantaranya terdapat kaitan
dengan karya ilmiah yang penulis teliti diantaranya:
Skripsi yang ditulis oleh Lia Qatifah (2009) dengan judul “Peran
Dakwah Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid Melalui Program Microfinance
Syari’ah Berbasis Masyarakat (Misykat) dalam pemberdayaan ekonomi
anggota (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional DPU-DT Cabang
10
Semarang), hasil penelitian ini adalah bahwa program microfinance syariah
berbasis masyarakat (Misykat) yang digulirkan oleh DPU-DT mempunyai
peranan dakwah.
Diantaranya pertama, pembentukan karakter pendamping sebagai dai
yang mempunyai kafaah keilmuan dan kepribadian Islami. Kedua, pembinaan
intensif terhadap anggota Misykat dalam setiap pekan dengan menggunakan
sarana halaqah (pertemuan). Ketiga, pengguliran dana kepada anggota
Misykat didasarkan akad pinjaman tanpa bunga. Akad yang diterapkan
merupakan bentuk nyata penerapan dakwah Islamiyah. Adapun untuk biaya
program Misykat menggunakan dana zakat, infak dan shadaqah. Secara
keseluruhan program ini merupakan bentuk aplikasi dakwah dibidang
ekonomi, yang merupakan bagian dari metode al hikmah bi lisan al hal.
Sebagai bentuk dakwah bidang ekonomi, program Misykat merupakan
proses pembelajaran bagi mustahiq untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya secara mandiri. Penanaman jiwa-jiwa bisnis dan nilai-nilai
keIslaman yang ditanamkan disetiap pekan merupakan upaya yang ditempuh
oleh para pendamping merupakan bagian dari proses dakwah.
Laporan penelitian individu Nur Fatoni, M. Ag (2008) dengan judul
Peran Misykat DPU Daarut Tauhid dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi
Kasus Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid cabang semarang). Hasil
Penelitian ini yaitu: konsep Misykat memadukan konsep lembaga keuangan
dan dakwah. Karakteristik ini yang membedakan dengan model pengentasan
11
kemiskinan yang lain. Meskipun secara kelembagaan dan system yang dipakai
mirip Grameen Bank Muhammad Yunus.
Jarak antara harapan anggota terhadap program Misykat dengan
kenyataan yang dialami anggota relative pendek. Para anggota telah mendapat
pengertian dan informasi tentang Misykat diawal program. Akibat yang bisa
dilihat para anggota memiliki respon seragam tentang kemanfaatan Misykat
dan mereka memiliki rasa in group dalam ukhuwah iqtisadiyah (persaudaraan
perekonomian).
Peran Misykat dalam pengentasan kemiskinan ada dua hal. Pertama,
dalam hal pembiasaan anggota untuk efisien dalam hidup dengan cara
menggunakan modal kerja secara efisien, memanfaatkan hasil usaha untuk
hari ini dan masa depan. Kedua, membangun persaingan yang sehat sesama
pengusaha, dengan memberikan pencerahan mengenai rizki Allah dan cara
memperolehnya dengan fastabiq al-khairat (berlomba dalam kebaikan).
Skripsi Jazuli Ikhsan (2006) dengan judul “ Peranan Lembaga Amil
Zakat Terhadap Perkembangan Ekonomi Mustahiq (Studi Analisis Terhadap
Program Misykat di Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid (DPU DT) Cabang
Semarang). Hasil penelitian ini yaitu, pelaksanaan program Misykat yang
dilakukan DPU DT cabang semarang secara teoritis sudah bagus, karena
metode yang digunakan mengacu pada pengembangan usaha kaum mustahiq.
Bentuk pendayagunaan zakat di Misykat dilaksanakan melalui aktifitas
simpan pinjam dan dengan pola pembinaan yang intensif, sehingga cara ini
dipandang secara efektif. Program ini memiliki banyak sekali keunggulan
12
seperti: meningkatkan kualitas rukhiyah, semangat, ilmu dan ketrampilan
mustahiq, membuka akses permodalan, menambah ukhuwah islamiyah serta
yang utama adalah dibekalinya anggota dengan manajemen keluarga.
Disamping itu program Misykat juga memiliki kelemahan antara lain:
pencairan pinjaman terlalu lama dan sangat lamban, pendamping bukan orang
yang paham betul tentang dunia usaha, dan rencana penggunaan dana tidak
sesuai betul tentang dunia usaha, dan rencana penggunaan dana tidak sesuai
dengan rencana pembagian dana umat.
Peran DPU DT cabang semarang terhadap perkembangan ekonomi
mustahiq memang telah berhasil karena mampu untuk meningkatkan
pendapatan para mustahiq, tetapi disisi lain DPU DT cabang semarang belum
bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi mustahiq. Peran DPU DT cabang
semarang selain menambah peningkatan ekonomi mustahiq, juga melatih
kemandirian, serta dapat memacu para anggota untuk meningkatkan usaha
agar lebih baik lagi. Selain itu DPU DT cabang semarang juga berperan
terhadap peningkatan pengetahuan tentang ilmu-ilmu agama, karena mustahiq
juga dibekali tentang pelajaran agama agar kualitas rukhiyah umat bisa
meningkat. Dengan adanya program DPU DT dibidang ekonomi ini
masyarakat merasa sangat terbantu.
Sedangkan bedanya dengan penulis yaitu titik fokus pada program ini
pada Manajemen Pembiayaan Program Microfinance Syari’ah Berbasis
Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat
Daarut Tauhid (DPU-DT) Cabang Semarang. Penelitian ini adalah penelitian
13
studi kasus dan lapangan. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan
komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok,
suatu organisasi, suatu program, atau suatu situasi social.7
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk
mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau
masyarakat.8
F. METODE PENELITIAN
Dalam skripsi ini, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
1. Metode pengumpulan data
a. Metode Interview
Metode interview yaitu metode pengolahan data yang
dilakukan dengan mewawancarai atau memberikan pertanyaan kepada
pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
interview dilakukan kepada divisi Misykat DPU-DT cabang semarang
yaitu dengan koordinator pendamping Misykat Syaifullah, bagian
keuangan Misykat Erna Nurgiyanti dan anggota Misykat yang masuk
dalam Majlis Al-Ikhlas Candisari.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang dilakukan dengan cara
mencari dan mempelajari data-data dari catatan-catatan, surat kabar,
7 Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2003, hlm. 201 8 Narbuko dan Achmadi, Metotologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hlm. 46
14
majalah, transkip, kertas, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
penelitian ini. Studi dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumen-
dokumen atau berkas-berkas yang berkaitan dengan program Misykat
DPU-DT cabang semarang dan aktifitasnya baik yang berbetuk buku
panduan operasional Misykat maupun foto kegiatan Misykat.
c. Metode Observasi
Observasi dihubungkan dengan upaya merumuskan masalah,
membandingkan masalah yang dirumuskandengan kenyataan lapangan,
pemahaman secara detail untuk menemukan strategi pengembalian data
dan bentuk perolehan pemahaman yang dianggap paling tepat. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap aktifitas kerja DPU-DT dalam pembinaan
masyarakat penerima Misykat yaitu di Majlis Al-Ikhlas Candisari.
2. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis
data. Dalam menganalisis data menggunakan analisis kualitatif, dengan
tehnik analisis deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan keadaan
status atau fenomena.
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu
analisis kualitatif deskriptif yaitu suatu prosedur yang menghasilkan daya
deskriptif berupa kata-kata tertulis orang-orang dan perilaku yang dapat
dipahami. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan normatif
15
yaitu pendekatan dengan kerangka teori sesuatu dengan ajaran islam, dan
dengan pendekatan social.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam melakukan penulisan dan memahami
penelitian ini, maka skripsi ini ditulis dalam lima bab yang masing-masing
tersusun atas beberapa sub bab.
BAB I adalah pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II merupakan bagian yang mencakup kerangka dari teori
skripsi ini. Bagian ini akan mendeskripsikan pengertian dan tujuan zakat,
pengelolaan zakat dan manajemen pembiayaan.
BAB III akan menjelaskan program microfinance syari’ah berbasis
masyarakat (Misykat) di Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid (DPU-DT)
cabang semarang. Bab ini terdiri dari dua sub bab yaitu praktek program
Misykat dan manajemen pembiayaan Misykat
BAB IV adalah bagian yang berisi analisis terhadap praktek dan
manajemen pembiayaan program microfinance syari’ah berbasis masyarakat
(Misykat) di lembaga amil zakat nasional dompet peduli umat daarut tauhid
(DPU-DT) cabang Semarang.
BAB V merupakan bagian yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN ZAKAT
1. Pengertian Zakat
Dilihat dari segi bahasa, kata zakat berasal dari kata zaka (bentuk
masdar), yang mempunyai arti: berkah, tumbuh, bersih, suci dan baik.
Dikatakan berkah, karena zakat akan membuat keberkahan pada
harta seseorang yang telah berzakat. Dikatakan suci, karena zakat dapat
mensucikan pemilik harta dari sifat tama’, syirik, kikir, dan bakhil.
Dikatakan tumbuh, karena zakat akan melipat gandakan pahala bagi
muzakki dan membantu kesulitan para mustahiq.9
Menurut Umar bin al-Khathab, zakat disyari’atkan untuk merubah
mereka yang semula mustahiq (penerima) menjadi muzakki
(pemberi/pembayar zakat).10
Beberapa ahli fiqih mendefinisikan zakat sebagai berikut:
a. Menurut Abi Syuja
Zakat adalah suatu nama tertentu yang diambil dari harta tertentu
dan diberikan kepada golongan tertentu.11
9 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perpekstif Islam, yogyakarta: pustaka pelajar, 2008,
hlm. 23 10 Ahmad Rofiq, Fiqh Kontekstual: Dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004, hlm.259 11 Abi Syuja’, Fath Al-Qorib, Bandung : Al-Maarif, hlm.22
17
b. Menurut Sayyid Sabiq.
Zakat adalah suatu sebutan dari suatu hak Allah yang dikeluarkan
seseorang kepada fakir miskin, dan dinamakan zakat karena ada
harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan tambahnya
beberapa kebaikan.12
c. Menurut Yusuf Qardhawi
Zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
diserahkan kepada orang-orang yang berhak.13
d. Menurut Didin Hafifuddin
Zakat adalah harta yang telah memenuhi syarat tertentu yang
dikeluarkan oleh pemiliknya kepada orang yang berhak menerimanya.14
e. Menurut Sulaiman.
Mengatakan bahwa secara bahasa, zakat berarti tumbuh,
berkembang, suci dan kesalehan. Harta tersebut demikian, karena
adanya unsur harapan terealisirnya berkah harta, penyucian diri, dan
pengembangan dengan berbagai nilai kebajikan. Dengan zakat
diharapkan akan mendatangkan kesuburan pahala, dan dengan zakat
diharapkan jiwa manusia suci dari kikir dan dosa. Secara istilah, zakat
berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kekayaan orang-orang kaya
12 Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunah, Juz III, Kuwait: Dar Al-Bayan, 1968, hlm.5 13 Yusuf Qardhawi, Fiqh Zakat, Terj. Salman Harun, Jakarta: Litera antar nusa, cet.6,
2002, hlm.37 14 Didin Hafifudin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,
hlm.7
18
untuk disampaikan kepada mereka yangberhak menerimanya, dengan
aturan yang telah ditentukan dalam syara’.15
Berdasarkan definisi diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa zakat adalah sejumlah harta tertentu yang telah memenuhi syarat
tertentu yang diwajibkan Allah dikeluarkan oleh pemiliknya kepada
orang yang berhak menerimanya dengan aturan yang telah ditentukan
dalam syara.
2. Landasan Hukum Zakat
Adapun landasan Hukum zakat yaitu
a) Dalil Al-Qur’an
1) Qs Al-Baqarah Ayat 43
Artinya: “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'”
2) Qs Al-Baqarah Ayat 277
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
15 Sulaiman, Kompilasi Zakat, Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, 2010. hlm. 15
19
3) Qs At Taubah Ayat 34
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,”
4) Qs At-Taubah Ayat 60
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-
orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
5) Qs at-taubah ayat 103
20
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda] dan mensucikan[Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
6) Qs Adz Dzariyaat Ayat 19
Artinya: “dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang
miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman,
mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
b) Dalil hadist
Adapun hadist-hadist tentang anjuran untuk mengeluarkan
zakat:
1) Hadist pertama
ثال ثة ا قسم علیھن و ا حد ثكم حدیثا فا خفظوه ما تقص ما ل من صدقة و ال ظلم عبد مظلمة فصبر علیھا اال زاده اهللا بھا عزا وال فتح عبد با ب مسا
لة اال فتح ا هللا علیھ با ب فقر
21
Artinya: Abu kabsyah al-Anmari r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:”Aku bersumpah, mengenai tiga hal dan aku menceritakan ketiga hal tersebut kepada kalian, maka simpanlah ketiga hal tersebut. (1) tidak ada harta yang berkurang karena disedekahkan; (2) tidak ada (balasan) bagi seorang hamba yang terzalimi lalu ia bersabar atas hal tersebut, kecuali Allah akan menambah kemuliaan kepadanya, dan (3) tidak ada seorang hamba yang membuka pintu meminta-minta, kecuali Allah akan membuka pintu kefakiran terhadapnya.”
2) Hadist kedua
یقبل الصد قا ت و یآ خد ھا بیمینھ فیر بیھا ال حد كم كما ان اهللا عز و جل للقمة لتصیر مثل احدیر بي ا حد كم مھر ه او فلوه او فصیلھ حتى ان ا
Artinya: Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
Bersabda, “Sesungguhnya Allah menerima zakat dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya lalu menambahkannya untuk salah seorang diantara kalian, sabagaimana salah seorang diantara kalian menumbuhkembangkan anak kudanya atau anak untanya. Bahkan, satu suapan akan menjadi sebesar Gunung Uhud.”
Waki’ berkata,”Dalil yang menunjukan hal tersebut adalah
Firman Allah swt At-Taubah ayat 104 dan Al-Baqarah ayat 276.
3) Hadist ketiga
اقر با ء ك و تعرف تخر ج الز كا ة من ما لك فا نھا طھرة تطھرك وتصل حق المسكین والجار والسا ئل
Artinya: Anas r.a. berkata, “sesungguhnya dari bani Tamim
mendatangai Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Rasullah, sesungguhnya aku memiliki harta yang banyak, keluarga, dan tamu-tamu. Katakanlah kepadaku, apa yang harus aku lakukan dan bagaimana aku menginfakkan hartaku’.
Rasulullah saw bersabda, ‘Engkau mengeluarkan zakat
hartamu karena zakat itu menyucikanmu, engkau mempererat tali
22
kekerabatanmu, dan engkau mengetahui hak orang miskin,
tetangga dan orang yang meminta-minta.”
4) Hadist keempat
ثالث احلف علیھن ال یجعل اهللا عر وجل من لھ سھم فى االسال م كمن ال الصالة والصوم والزكاة وال یتو لى اهللا عز : سھم لھ واسھم االسال م ثالثة
یحب رجل قوما اال جعلھ اهللا وجل عبدا فى الدنیا فیولیھ غیره یوم القیامة وال ثم ال یستر اهللا عز عز وجل معھم والربعة لو حلفت علیھا رجوت ان ال ا
وجل عبدا فى الدنیا اال ستره یوم القیا مة Artinya: Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. Bersabda,
“Ada tiga hal yang aku bersumpah mengenai ketiga hal tersebut: (1) Allah tidak menyamakan orang yang memiliki saham dalam agama islam dengan orang yang tidak memilikinya. Saham Islam ada tiga yaitu shalat, puasa, dan zakat; (2) seorang hamba yang dijadikan kekasih oleh Allah didunia, akan tetap dijadikan kekasih-Nya pada hari kiamat; (3) seseorang tidak mencintai suatu kaum, kecuali Allah menjadikannya bersama dengan mereka; (4) aku berharap aku tidak berdosa (salah), yakni Allah tidak menutupi (aib) seorang hamba di dunia, kecuali akan menutupin ya pada hari kiamat.”
5) Hadist kelima
شره من ادى زكاة مالھ ذھب عنھArtinya: Jabir r.a meriwayatkan bahwa seseorang bertanya
kepada Nabi saw., “Apa pendapatmu jika seseorang telah menunaikan zakat hartanya?” beliau menjawab “Barang siapa yang menunaikan zakat hartanya, keburukannya telah hilang darinya.”
6) Hadist keenam
Jabir bin Abdullah r.a. berkata, “Aku berjanji setia kepada
Rasulullah untuk mendirikan shalat, membayar zakat, dan
menasihati setiap muslim.”
23
3. Tujuan Zakat
Tujuan zakat antara lain:
a) Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari
kesulitan hidup serta penderitaan.
b) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin,
ibnus sabil, dan mustahiq lainnya.
c) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat Islam
dan manusia pada umumnya.
d) Menghilanhkan sifat kikir pemilik harta.
e) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati
orang-orang miskin.
f) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
dalam suatu masyarakat.
g) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang,
terutama pada mereka yang mempunyai harta.
h) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.16
4. Hikmah dan Manfaat pengelolaan zakat
Hikmah dan manfaat zakat, tersimpul sebagai berikut:
1) Sebagai perwujudan keimanan kepada allah swt, mensyukuri nikmat-
nya, menumbuh akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi,
menghilangkan sifat kikir, rakus dan matrealistis, menumbuhkan
16 Mila Sartika, Pengaruh Pendayagunaa Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan
Mustahiq Pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta,2008, hlm. 80
24
ketenangan hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta
yang dimiliki.
2) Zakat merupakan hak mustahiq, maka zakat berfungsi untuk menolong,
membantu dan membina mereka, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada allah swt,
terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri,
dengki dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika
mereka melihat orang kaya yang memiliki harta cukup banyak. Zakat
sesungguhnya bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan para mustahiq,
terutama fakir miskin, yang bersifat konsumtif dalam waktu sesaat,
dengan cara menghilangkan atau memperkecil penyebab kehidupan
mereka menjadi miskin dan menderita.
3) Sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang-orang kaya yang
berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya
digunakan di jalan allah, yang karena kesibukannya tersebut, ia tidak
memiliki waktu dan kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar bagi
kepentingan nafkah diri dan keluarganya. Disamping sebagai pilar amal
bersama, zakat juga merupakan salah satu bentuk kongkrit dari jaminan
asocial yang disyariatkan oleh ajaran islam. Melalui zakat, akan
terperhatikan dengan baik.
4) Membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari
hak orang lain dari harta yang diusahakan dengan baik dan benar.
25
5) Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu
instrument pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan
baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus
pemerataan pendapatan.
Dorongan ajaran islam yang begitu kuat kepada orang-orang islam
yang beriman untuk berzakat, berinfaq, dan bersedekah menunjukkan bahwa
ajaran islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha
sehingga memiliki harta kekayaan yang disamping dapat memenuhi
kebutuhan hidup diri dan keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi
muzakki. Zakat yang dikelola dengan dengan baik, akan mampu membuka
lapangan kerja dan usaha yang luas, sekaligus penguasa asset-aset umat
islam. Dengan demikian zakat adalah ibadah maliyyah al ijtima’iyyah, yaitu
ibadah dibidang harta yang memiliki fungsi strategis, penting, dan
menentukan dalam membangun kesejahteraan masyarakat.17
B. AMIL ZAKAT
Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya, Fiqh Zakat, menyatakan bahwa
seseorang yang ditunjuk sebagai amil zakat atau pengelola zakat, harus
memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut:
Pertama: beragama islam. Zakat adalah salah satu urusan utama kaum
muslimin yang termasuk rukun islam (rukun islam ketiga), karena itu sudah
17 Didin Hafidhudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2004,
hlm. 9-15
26
saatnya apabila urusan penting kaum muslimin ini diurus oleh sesama
muslim.
Kedua: mukallaf yaitu orang dewasa yang sehat akal pikirnya yang
siap menerima tanggung jawab mengurus urusan umat.
Ketiga: memiliki sifat amanah dan jujur. Sifat ini sangat penting
karena berkaitan dengan kepercayaan umat. Artinya para muzakki akan
dengan rela menyerahkan zakatnya melalui lembaga pengelola zakat, jika
lembaga ini memang patut dan layak dipercaya. Keamanahan ini diwujudkan
dalam bentuk transparansi (keterbukaan) dalam menyampaikan laporan
pertanggung jawaban secara berkala dan juga ketepatan penyalurannya
sejalan dengan ketentuan syariah islamiyyah.
Keempat: mengerti dan memahami hukum-hukum zakat yang
menyebabkan ia mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang berkaitan
dengan zakat kepada masyarakat. Dengan pengetahuan tentang zakat yang
relative memadai, para aml zakat diharapkan terbebas dari kesalahan dan
kekeliruan yang diakibatkan dari kebodohannya pada masalah zakat tersebut
pengetahuan yang memadai tentang zakat inpun akan mengundang
kepercayaan dari masyarakat.
Kelima: memliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya. Amanah dan jujur merupakan syarat yang sangat penting,
akan tetapi juga harus ditunjang oleh kemampuan dalam melaksanakan tugas.
Perpaduan antara amanah dan kemampuan inilah yang akan menghasilkan
kinerja yang optimal.
27
Keenam: syarat yang tidak kalah penting adalah kesungguhan amil
zakat dalam melaksanakan tugasnya. 18
Lembaga Amil Zakat institusi pengelola zakat sepenuhnya dibentuk
atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat bergerak dibidang dakwah,
pendidikan, social, dan kemaslahatan umat islam serta mendapat pengukuhan
dari pemerintah. Untuk mendapat pengukuhan, lembaga amil zakat
mengajukan permohonan kepada pemerintah sesuai tingkatannya dengan
melampirkan yang telah ditentukan.
Dalam pelaksanaan aktifitasnya lembaga amil zakat hendaknya
mendasarkan pelaksanaan zakat, infaq, dan shadaqah dengan:
1. Alqur’an dan Hadist yang berhubungan dengan zakat
2. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat
3. Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji
Nomor: D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Dalam lembaga amil zakat ada tiga kegiatan utama, yakni
perhimpunan, pengelolaan (keuangan), dan pendayagunaan.
C. MACAM ZAKAT
Secara garis besar, zakat itu ada dua macam, yaitu:
1. Zakat Mal (zakat harta), yaitu zakat tumbuh-tumbuhan, biji-bijan dan
buah-buahan, zakat binatang ternak, zakat emas dan perak (perhiasan), dan
zakat perniagaan.
18 Eri Sudewo, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar.
Ciputat: Institut Manajemen Zakat, 2004, hlm.189
28
2. Zakat Fitrah (zakat jiwa), yaitu zakat yang dikeluarkan berdasarkan jumlah
jiwa atau anggota keluarga. Zakat fitrah ini dikeluarkan pada saat
selesainya melaksanakan ibadah puasa ramadhan.
Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:
a. Emas, perak dan mata uang
b. Harta perniagaan
c. Binatang ternak
d. Buah-buahan dan biji-bijian yang dapat diartikan makanan pokok
e. Barang tambang dan barang temuan
Ketentuan zakat
a) Zakat Hasil Bumi
Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya, yaitu yang dapat
dijadikan makanan pokok seperti padi, jagung, gandum, dan sebagainya.
Syarat-syarat wajib zakat hasil bumi adalah:
1) Islam
2) Merdeka
3) Milik sempurna
4) Sampai senishab19
b) Emas dan perak
Menurut kesepakatan para ulama ahli fiqih, harta yang wajib dizakati
itu dari jenis tanbang ada dua; yakni emas dan perak yang keduanya tidak
merupakan perhiasan. 20
19 Moh. Saifullah Al Aziz S, Fiqih Islam Lengkap, 2005, Surabaya: Terbit Terang, hlm.
272-273
29
c) Zakat binatang ternak
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah:
1) Unta
2) Lembu atau kerbau
3) Kambing dan biri-biri21
d) Zakat fitrah
Menurut pengertian syariat, zakat fitrah adalah harta yang harus
diberikan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat secara khusus.
Dalil zakat fitrah:
Artinya: ”Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman),” (QS. Al-A’la: 14)
Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu mengatakan, “ Nabi
SAW bersabda,
قد ا فلح من تزكي و ذ كر ا سم ر بھ فصلي ثم یقسم ا لفطر ة قبل یغد و ا الي المصلي یو م الفطر
Artinya: “sesungguhnya beruntunglah orang membersihkan diri, menyebut
nama Tuhannya, lalu menunaikan shalat, kemudian membagikan zakat fitrah sebelum ia berangkat ke mushalla pada hari raya fitri.” (HR. Ibnu Mardawaih)22
20 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, 2002, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, hlm. 519 21 Moh. Saifullah Al Aziz S, Fiqih Islam Lengkap, 2005, Surabaya: Terbit Terang, hlm.
277-278 22 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, 2002, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, hlm. 553-554
30
D. DISTRIBUSI ZAKAT
Dana zakat pada awalnya lebih didominasi oleh pola pendistribusian
secara konsumtif, namun demikian pada pelaksanaan yang lebih mutakhir
saat ini, zakat mulai dikembangkan dengan pola distribusi dana zakat secara
produktif. Untuk pendayaan dana zakat, bentuk inovasi distribusi
dikategorikan dalam empat bentuk berikut:
1. Distribusi bersifat ‘konsumtif tradisional’, yaitu zakat dibagikan kepada
mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah yang
diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau
zakat mal yang dibagikan kepada para korban bencana alam.
2. Distribusi bersifat ‘konsumtif kreatif’, yaitu zakat diwujudkan dalam
bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat
sekolah atau beasiswa.
3. Distribusi bersifat ‘produktif tradisional’, dimana zakat diberikan dalam
bentuk barang-barang yang produktif seperti kambing, sapi, alat cukur, dan
lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan dapat menciptakan
suatu usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin.
4. Distribusi dalam bentuk ‘produktif kreatif” yaitu zakat diwujudkan dalam
bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah
modal pedagang pengusaha kecil.23
23 Arief Mufraini, Akuntansi & Manajemen Zakat, 2006, Jakarta: Prenada Media Group,
hlm. 153
31
E. MANAJEMEN PEMBIAYAAN ZAKAT
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen di ambil dari kata bahasa inggris yaitu “manage”
yang berarti mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan,
memimpin.
Berikut pengertian manajemen menurut beberapa ahli :
a. Manajemen menurut Drs. Oey Liang Lee adalah seni dan ilmu
perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan
pengawasan dari pada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan,
pengorganisasian dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
c. Manajemen menurut R. Terry merupakan suatu proses khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya.
d. Manajemen menurut Lawrence A. Appley adalah seni pencapaian
tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
e. Manajemen menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel adalah usaha
untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
32
Sebenarnya ada banyak versi mengenai definisi manajemen, namun
demikian pengertian manajemen itu sendiri secara umum yang bisa kita
jadikan pegangan adalah :
“Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian
kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumberdaya lainnya”24
2. Pengertian Pembiayaan
Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan
pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah
kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau
pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dikerjakan oleh orang lain.
Menurut M. Syafi’I Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan
merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.
Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan
menyatakan: “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
24 http://revolsirait.com/pengertian-manajemen. Diakses pada 03 April 2012
33
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.”
Jadi manajemen pembiayaan yaitu suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengendalian/pengawasan, dalam pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun dikerjakan oleh orang lain untuk menentukan dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia
dan sumberdaya lainnya
3. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan
nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh
sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri,
pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan
menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam
rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
4. Fungsi Pembiayaan
Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan
meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan
lingkungan bisnis yang aman, diantaranya:
34
a. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan
sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.
b. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional
karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank
konvensional.
c. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh
rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang
dilakukan.
5. Prinsip Pembiayaan
Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan harus
memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi
secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip
penilaian dikenal dengan 5 C + 1 S , yaitu :
1. Character
Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon
penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan
kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi
kewajibannya.
2. Capacity
Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima
pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan
catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung
35
dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko,
karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.
3. Capital
Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh
calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan
secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan
pada komposisi modalnya.
4. Collateral
Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan.
Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko
kegagalan pembayaran tercapai terjadi , maka jaminan dapat dipakai
sebagai pengganti dari kewajiban.
5. Condition
Harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat
secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang
dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi
eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon
penerima pembiayaan.
6. Syariah
Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah.” 25
25 Veithzal Rivai, Islamic Financial Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008. Hlm.3
36
Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Believe, I Trust, ‘saya
percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’. Perkataan pembiayaan yang
artinya kepercayaan (trust), berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul
mal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah
yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan
harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak, sebagaimana firman Allah swt:
Qs An-Nisa ayat 29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Qs Al-Maidah ayat 1
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”
37
BAB III
PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI’AH BERBASIS
MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN PEMBIAYAANNYA DI
DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHID
(DPU-DT) CABANG SEMARANG
A. PROGRAM MISYKAT
1. Definisi Misykat
Misykat dalam kosakata arab berarti tempat menaruh lampu26.
Yang lampunya memberikan penerangan. Dengan arti tersebut, secara
filosofis, program ini diharapkan mampu menjadi penerang dari kegelapan
menuju cahaya keberhasilan dunia dan akhirat.
Akan tetapi yang dimaksud dengan Misykat adalah singkatan dari
“Microfinance Syari’ah Berbasis Masyarakat”. Sesuai namanya yang
mengandung kata Microfinance, salah satu programnya adalah
pembiayaan usaha kecil yang berupa simpan pinjam. Sedangkan kata-kata
syariah menunjukkan bahwa Misykat beserta aktivitas didalamnya
berdasarkan pada syariat Islam, baik itu dalam hal transaksi, dan hal-hal
yang lainnya.
Adapun kata”berbasis mayarakat”, menunjukkan bahwa program
dan lembaga Misykat adalah dari-oleh-untuk masyarakat.27
26 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989, hlm.
202 27 Iwan Rudi Saktiawan, Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat Aplikasi Zakat
Produktif Untuk Pemberantasan Kemiskinan, Bandung: DPU DT Press, 2006, hlm.25
38
2. Visi, Misi, Sasaran Dan Indikator Keberhasilan
Visi Misykat: menghantarkan mustahiq menjadi muzaki.
Misi program :
a. Meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga mustahiq
b. Mengoptimalkan potensi mustahiq menuju kemandirian
c. Meningkatkan produktivitas, perubahan pola pikir, dan kinerja
mustahiq
d. Membudayakan pola hidup hemat dan menabung
e. Meningkatkan akses jaringan, skill (keterampilan) dan usaha anggota
Sasaran Penerima Program:
a. Islam
b. Memiliki usaha atau motivasi untuk berusaha
c. Kategori fakir dan miskin. fakir (orang yang tidak memiliki
pekerjaan/penghasilan) dan miskin (orang yang memiliki
pekerjaan/penghasilan tetapi tidak mencukupi kebutuhan hidupnya)
d. Usia 17-45 tahun
e. Bertempat tinggal tetap
f. Memiliki penghasilan yang belum mencapai nishab dan khoul zakat
secara syariah.
Indikator Keberhasilan Program Misykat
a. Adanya peningkatan penghasilan ekonomi rumah tangga
b. Lahirnya kelompok-kelompok milik mustahiq di masyarakat
39
c. Adanya peningkatan aset kelompok (tabungan berencana anggota
Misykat)
d. Adanya kesinambungan aset program (distribusi dana bergulir untuk
anggota/mustahiq, bagi hasil)
e. Adanya produktivitas ekonomi anggota
f. Adanya peningkatan akumulasi tabungan anggota
g. Perubahan karakter dan paradigma berpikir anggota
h. Menjadi muzakki (pembayar zakat)28
3. Pelaksanaan Program Misykat
a. Eksistensi program Misykat di masyarakat adalah
1) Kegiatan non-politik
2) Untuk kepentingan masyarakat
3) Bukan untuk kepentingan kelompok
4) Bukan untuk mengeksploitasi masyarakat
b. Pemahaman kegiatan
1) Keberhasilan sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat
sebagai peserta program
2) Bukan charity (bagi-bagi habis)
3) Bukan program pemerintah
c. Pemberian motivasi tentang persuasi tentang urgensi program
1) Memberikan pengarahan dan pemahaman nilai manfaat dari adanya
program Misykat
28 Ir Iwan Rudi Saktiawan, Panduan Operasional Strategi Pemberdayaan Program
Misykat DPU Daarut Tauhid, Bandung: DPU DT Press, 2006, hlm.5-7
40
2) Memberikan pengarahan tentang nilai komitmen pada organisasi
d. Info persyaratan awal untuk ikut program
1) Prinsip keikutsertaan adalah sukarela
2) Harus adanya kesediaan untuk berperan aktif
3) Bersedia ikut kegiatan rutin pekanan (maksimal 1 jam)
4) Bersedia menabung dan membayar pembiayaan sesuai ketentuan
5) Tergabung dalam kelompok
6) Antar anggota saling percaya
7) Sesama anggota tidak boleh ada ikatan darah 1 tingkat
8) Satu kelompok dipimpin oleh seorang ketua
9) Rumahnya berdekatan
10) Homogen (status sosial, pendidikan dan lain-lain)
11) Mengisi formulir yang telah disediakan
e. Prosedur bagi calon anggota Misykat
1) Mengisi formulir
2) Non biaya administrasi
3) Memiliki komitmen untuk berusaha di wilayah mikro
4) Bersedia untuk berorganisasi29
f. Pembiayaan Program Misykat
Dana program Misykat berasal dari dana Zakat, Infaq, Shadaqah
DPU-DT. Dana tersebut diberikan kepada Mustad’afin dengan akad
Qardul Hasan (Dana Kebajikan) yang disalurkan kepada anggota
29 Ibid, hal. 19-23
41
menggunakan pola 2-2-1, maksudnya pada sesi pertama pembiayaan
dari 10 orang anggota Misykat hanya 4 orang anggota Misykat yang
diberikan pembiayaan sedangkan anggota lainnya sementara menjadi
pengawas teman sejenisnya yang sudah diberikan dana.
g. Jenis-jenis Pelayanan Keuangan Program Misykat
1) Iuran Kelompok
a) Setiap anggota wajib membayar iuran kelompok setiap pekan.
Meskipun yang bersangkutan tidak bisa hadir pada pertemuan
pekanan, tapi ia tetap wajib membayar iuran tersebut.
b) Iuran kelompok adalah aset anggota. Bukan aset lembaga
Misykat.
c) Assset tersebut bisa dikembalikan apabila mereka secara
musyawarah membubarkan diri.
d) Aset anggota dikelola oleh lembaga Misykat
e) Iuran kelompok sekaligus sebagai aset tanggung renteng
kelompok.
2) Tabungan Berencana
a) Tabungan berencana dalam program Misykat merupakan esensi.
Karenanya, setiap anggota Misykat wajib memiliki rekening
tabungan berencana.
b) Materi pendidikan tabungan berencana harus disampaikan
pendamping sebelum pembukaan rekening di lembaga keuangan
syariah.
42
c) Tabungan berencana dibebankan kepada anggota yang sudah
memiliki penghasilan. Bagi anggota yang belum memiliki
penghasilan tabungan berencana bukan kewajiban. Akan tetapi,
materi pendidikan tabungan berencana harus dipahami mereka.
d) Setelah anggota yang belum memiliki penghasilan punya
penghasilan maka yang bersangkutan wajib membuka rekening
tabungan berencana.
3) Tabungan Cadangan
a) Tabungan cadangan diwajibkan kepada anggota Misykat setiap
mengajukan pembiayaan dana bergulir.
b) Besarnya tabungan cadangan yang dibebankan adalah 25% dari
jumlah pinjaman.
c) Tabungan cadangan tidak dipotong langsung oleh lembaga
Misykat pada saat anggota menerima pembiayaan, tetapi dicicil
oleh anggota secara rutin pada pertemuan pekanan sesuai dengan
lama pinjaman.
d) Tabungan cadangan akan dikembalikan kepada anggota setelah
yang bersangkutan melunasi pembiayaannya kepada lembaga.
e) Jika yang bersangkutan mengalami kemacetan maka tabungan
cadangan bisa digunakan sebagai dana talangan.
43
4) Cicilan Pokok Pinjaman
a) Setiap anggota yang melakukan pengajuan pinjaman dan
selanjutnya pengajuan tersebut dikabulkan oleh pengurus program
Misykat, maka pengajuan pembiayaan dilakukan secara tertulis.
b) Pengajuan pembiayaan untuk tahap I maksimal 48 minggu (1
tahun).
c) Pengajuan pembiayaan untuk tahap II dan seterusnya antara 3
sampai 5 bulan. Jika tidak sanggup maksimal 48 minggu.
d) Besarnya cicilan pokok disesuaikan dengan lamanya pinjaman
dan kesanggupan anggota yang bersangkutan.
5) Bagi Hasil Pembiayaan
a) Pembiayaan dana bergulir tahap I menggunakan akad Qardul
Hasan (QH).
b) Pembiayaan dana bergulir tahap II dan seterusnya menggunakan
akad Mudhorobah (bagi hasil). Jika yang bersangkutan belum
sanggup membayar bagi hasil maka dianjurkan untuk infak pada
lembaga Misykat.
c) Dana hasil Mudhorobah merupakan aset program Misykat
Misykat, bukan aset kelompok.
d) Dana tersebut bisa digunakan untuk kepentingan dan
keberlangsungan operasional program/kemandirian.30
30 Ibid, hal. 33-39
44
B. MANAJEMEN PEMBIAYAAN MISYKAT
1. Perekrutan Calon Anggota Misykat
Berdasarkan pernyataan dari Syaifullah selaku penanggung jawab
program Misykat dalam manajemen pembiayaan Misykat ada tahapan-
tahapan sebelum menjadi anggota terlebih dahulu harus mengikuti
tahapan-tahapan calon anggota sebagai berikut:
Tahap I :
a. Survei lapangan
b. Mengumpulkan calon anggota dan izin ke pemerintah setempat atau
tokoh mayarakat.
Tahap II :
a. Sosialisasi program Misykat
b. Mengisi formulir
Tahap III :
a. Survei dan wawancara anggota
b. Rapat komite penentuan calon anggota
c. Pengumuman calon anggota
d. Pembentukan dan peresmian majlis
2. Mekanisme Pembiayaan Dana Bergulir
Pembiayaan dana bergulir diawali dengan survei lapangan bagi
calon anggota dengan melihat faktor ekonomi, kondisi rumah, dan lokasi
setelah itu kemudian mengisi formulir disertai dengan foto copy KTP,
SKTM dan akta keluarga.
45
DPU-DT juga akan menerima anggota Misykat tersebut dengan
syarat harus ada usaha dan juga sosialisasi bahwa Misykat adalah
pemberdayaan bukan charity. Kemudian sebelum pencairan dana DPU-
DT juga mengadakan rapat komite anggota baru.
Setelah itu ada surat undangan dari DPU-DT yaitu latihan wajib
majlis dalam 1 minggu 3 X pertemuan. Kemudian ada pendampingan
rutin setiap pekan.
Perguliran dana akan diberikan setelah anggota aktif dalam
pendampingan intensif setiap pekan Sebesar Rp 300.000 sampai Rp
1.000.000. Setelah mendapat pendampingan dan masing-masing anggota
dengan urutan yang disepakati mendapatkan permohonan modal usaha
yang sesuai kemampuan yang dimiliki anggota.
Dana yang disalurkan kepada anggota menggunakan pola 2-2-1,
maksudnya pada sesi pertama pembiayaan dari 10 orang anggota
Misykat dalam majlis Al-Ikhlas hanya 4 orang anggota Misykat yang
diberikan pembiayaan sedangkan anggota lainnya sementara menjadi
pengawas teman sejenisnya yang sudah diberikan dana.
Pengawas tersebut akan menekankan 4 orang teman majlisnya
yang sudah mendapat dana untuk segera menyelesaikan cicilan
pinjamannya karena jika orang tersebut tidak lancar pembayaran maka 6
orang berikutnya tidak bisa mendapat dana. Mekanisme penyaluran dana
46
untuk 6 orang berikutnya sama seperti dengan pola pembiayaan 4 orang
dahulu baru terakhir 2 orang. 31
Adapun dana yang digulirkan sebesar Rp.27.700 yang berasal dari
Telkom sebesar Rp.5.600.000, DPU-DT Rp.6.600.000, BPKP
Rp.8.600.000 FIF Rp.2.400.000, BPD Rp.2.000.000 dan Indosat
Rp.2.500.000.32
3. Simpan Pinjam
Simpan pinjam ini berbentuk tabungan cadangan, tabungan
berencana, tabungan anggota, iuran anggota, iuran kas majlis. Tabungan-
tabungan tersebut disetorkan pada saat pembinaan kepada pendamping
masing-masing. 33setelah mendapat materi pembinaan setiap anggota
menyetorkan buku tabungan anggota kepada pendamping.
4. Pendampingan Intensif
Pendampingan disini dipaparkan oleh Syaifullah selaku
penanggung jawab Misykat yaitu meliputi 3 fungsi :
a. Mentoring
Membantu dan memberikan nasihat atau pengetahuan kepada anggota.
Adapun materi yang disampaikan yaitu sesuai dengan silabus yang
sudah ada sesuai dengan jenjang anggota.
31 Hasil wawancara dengan Syaifullah selaku koordinator pendamping Misykat DPU-DT Cabang Semarang Pada 25 Mei 2012 32 Hasil wawancara dengan Erna Nurgiyanti Selaku Administrasi dan keuangan Misykat DPU-DT Cabang Semarang Pada 25 Mei 2012
33 Hasil Observasi Pada Hari Jumat, 25 Mei 2012 di Majlis Al-Ikhlas Candisari
47
b. Motivator
Memberikan motivasi kepada anggota agar semangat lagi untuk
mengembangkan usahanya.
c. Fasilitator
Sebagai fasilitas anggota dengan DPU-DT34
Standarisasi Susunan Acara Pembinaan Secara Rutin Pendampingan
Acara Durasi PJ
Tilawah 10 Menit Anggota
Saritilawah 05 Menit Anggota
Materi 30 Menit Pendamping
Administrasi 15 Menit Anggota
5. Anggota Misykat
Anggota Misykat aktif yang diberdayakan di kota Semarang tahun 2012
telah berjumlah 115 orang dengan perincian sebagai berikut:
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '001 : ISTIQOMAH : Sadullah, S. Pd. I.
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR
1 Susiyah Semarang, 29 Nov 1952 Jl. Srikandi No. 340, RT 05 Rw 02 2 Munatun Semarang, 31 Des 1945 Jl. Mustokoweni tengah 3 No.340, RT 05 Rw 02 3 Hartinah Grobongan, 27 Mei 1974 Jl. Mustokoweni tengah III/ 340, RT 02 Rw 05 4 Sri Markijah Semarang, 11 Maret 1968 Jl. Banowati Tengah III/ 14, RT 04 Rw 05 5 Nurwati Semarang, 22 April 1960 Jl. Banowati tengah III/27, RT 04 Rw 05 6 Samiah Semarang, 31 Mei 1957 Jl. Banowati Tengah I/49 , RT 08 RW 05 7 Sri Mulyani Semarang, 05 Juni 1980 Jl. Banowati Tengah II/ 15, RT 05 Rw 05 8 Maryani Semarang, 22 Agustus 1968 Jl. Banowati Tengah III/ 27, RT 04 Rw 05 9 Siti Rukayah Semarang, 18 Sept 1966 Jl. Banowati Tengah II/ 13, RT 04 Rw 07
10 Karsini Demak, 28 Agt. 1960 Jl. Taman Kinibalu IV RT 5 RW 2
34 Hasil wawancara dengan Syaifullah Selaku Koordinator Pendamping Misykat DPU-DT
Cabang Semarang Pada Hari Jumat, 25 Mei 2012.
48
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: 002 : BAITUSSALAM : Sadullah, S. Pd. I.
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL
ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Langgeng W Semarang, 25 April 1982 Jl. Kalibaru Timur RT 02/10 2 Paryono Solo, 22 Desember 1949 Jl. Kalibaru Timur RT 03/10 3 Munjaenah Tegal, 31 Desember 1954 Jl. Kalibaru Timur RT 02/10 4 Moch Sodli Semarang, 11 April 1970 Jl. Lumba-lumba Raya RT 02 / 10 5 Ngatini Boyolali, 31 Desember 1968 Kalibaru Timur Rt 02/10 6 Semi Sukoharjo 23/09/1966 Jl.Kalibaru Timur RT6/RW10 7 Syamsurinah Semarang 19/03/1965 Jl. Kalibaru timur RT2 RW10 8 Subari Semarang, 28 Oktober 1958 Jl. Kalibaru Timur RT 07/10 9 Tanem Boyolali, 31 Desember 1954 Jl Kalibaru timur RT 01/ RW 10
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '003 : AL MUHTADIIN : Sadullah, S. P.d. I.
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR
1 Muriah Semarang, 13 Feb. 1965 K.P Bedas Selatan 126 I RT 10 RT 06 2 Rochni Semarang, 5 Okt. 1970 Jl. Bedas Selatan 110 RT 07 RW 06 3 Indah Kurniati Semarang,16 Des 1964 Jl.Petek Kp. Banjar No.651 Rt,001 Rw.008 4 Khoiriyati Demak, 06/04/1973 Jl. Bedas Selatan 125 5 Rini Kusrini Semarang, 29 Okt.1968 Bedas Selatan Rt.07 Rw.06 kel. Dadapsari 6 Siswanti Klaten, 27 Agt. 1962 Bedas Selatan Rt.10/06 No.1276 Kel. Dadapsari 7 Siti Nur Raisih Semarang, 22 Des.1957 Jl. Layur No.30 Rt.05 Rw.07 Kel. Dadapsari
8 Suminah Semarang, 12 Des. 1963 Jl. Dorang Bedas Selatan 126 i RT 10 RW 06
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '004 : MIFTAHUL JANNAH : Eni Probowati
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL
ANGGOTA LAHIR
1 Tatiwulansari Smg, 25 April 1979 Bukit Kelapa Kopyor IX B 2/09 RT 6 RW16, Meteseh, Tmblg
2 Marlina Cilacap, 10 Maret 1972 Bukit Cemara Indah V CD-23 RT4 RW13, Meteseh, Tmalang
3 Rismawati Batang, 06 Juni 1983 Bukit Kencana Jaya CC 12 RT 2/13, Meteseh, Tmblg 4 Sri Purwati Klaten, 28 Sept.1971 Jl. Bukit Cemara V CD - 32 Rt 04 RW 13 5 Sumawati Kediri, 9 Juli 1973 Dk Tunggu RT 1 RW 9 6 Dwi Rosemini Cilacap, 02 Feb. 1971 Jl. Bukit Kelapa Kopyor V/BK-9 Rt.2 Rw.14 No.9 7 Purwati (Yuli) Salatiga,09 Juli 1969 Jl. Bukit Cemara Indah IV/CV Rt. Rw.13 No.18 8 Rodhiati Kendal,02 Sept.1971 Jl.Bukit Cenara Indah Rt.4/Rw.13 no.37 Kel.Meteseh
9 Umi Solichah Smg,16 Maret 1967 Jl.Bukit Cenara Indah V CF 03 Rt.4/Rw.13 Kel.Meteseh
10 Tumini Boyolali,16 Okt.1974 Jl.Bukit Cemara Indah CC 28 Rt.3 Rw.13 Kel.Meteseh
11 Istianah Kendal,10 Nop.1967 Jl.Bukit Kelapa Hijau I/BA/63 Rt.01/Rw.12 Kel.Meteseh
12 Fatmawati Demak,02 Okt.1975 Jl.Kelapa Kopyor I Blok BH No.14 G 13 Fuatun Elyastuti Jepara, 21 April 1963 Bukit Cemara Indah CE-16 Tembalang
49
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '005 : AISYAH : Zaenudin
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Yuli S. Smg, 1 juli 1971 Jl. Kinibalu 04/II Kel. Tandang, Kec Tembalang 2 Semi Smg, 4 Mei 1955 Jl. Taman Kinibalu RT 7 RW 2 3 Atik Sugiharto Smg, 29 Sept. 1976 Jl. Kinbalu RT 2 RW 2 4 Kusasih Smg, 19 Sept. 1970 Jl. Kinibalu Krabat 5 Karsini Demak, 28 Agt. 1960 Jl. Taman Kinibalu IV RT 5 RW 2 6 Sunarni Smg, 3 Agt. 1985 Jl, Sawi RT 1 RW 5 Kel Sendang 7 Ruhmini Demak, 29 Juli 1964 Jl. Kinibalu RT. 08 RW. 02
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '006 : AL HIDAYAH : Syaifullah, S. H. I.
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Sri Rochani Semarang, 5 Mei 1966 Jl Lesanpura RT 1 RW 10 2 Sri Lestari Pekalongan, 8 Des. 1959 Jl. Lesanpuro 1/13 RT 1 RW 10 3 Retnaningsih Semarang, 4 April 1963 Jl. Jodipati Barat 22 RT 1 RW 12 4 Sri Wahyuni Semarang, 24 Des 1967 Jl Pringgodani Dalam I RT 3 RW 11 5 Khotijah Semarang, 23 Nop.1971 Lesan pura 3 6 Sutijah Semarang, 17 April 1989 Jl Pringgodani dalam RT 2 RW II 7 Jumiyem Klaten, 15 Maret 1950 Jl Sawo jajar 2 RT 1 RW 10 8 Novi Semarang, 13 Nov. 1985 JL. Jodipati barat no 22 RT 1 RW 12 9 Sudaryati Semarang, 31 Des.1963 Jl. Pringgodani Dalam II/9 RT 6 RW 11
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '007 : NUR KHASANAH : Syaifullah, S. H. I.
Jml NAMA
ANGGOTA TEMPAT TANGGAL
LAHIR ALAMAT TINGGAL 1 Sri Kartini Semarang, 31 Des 1958 Ijen Dalam RT 14 RW 11 2 Poniyem Ngawi, 31 Desember 1955 Tandang Ijen RT 4 RW 11 3 Musringah Palembang, 12 Des 1958 Tandang Ijen RT 4 RW 11 4 Margiyanti Boyolali, 8 September 1969 Ijen II RT 7 RW 11 5 Istiqomah Banyuwangi, 15 Feb 1972 Saputan Barat No 408 RT 2 RW 13 6 Istikomah Semarang, 15 Januari 1962 Saputan Barat II No 23- C RT 2 RW 13 7 Parwitri Semarang, 8 Agustus 1961 Tandang ijen RT 10 RW 11 8 Siti Yaroh Kebumen, 2 Februari 1962 Saputan Barat I Kp. Getasmulyo RT 2 RW 13 9 Endang Sri H Semarang, 24 Agustus 1958 Saputan Barat RT.01 RW.13
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '008 : Khoirun Nisa' (Corporate BPKP) : Sadullah
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Siswati Semarang, 31 Des.1957 Kalibaru Timur Rt.06/Rw.09 Kel. Bandarharjo 2 Kasminah Demak, 31 Des..1956 Kalibaru Timur Rt.06/Rw.09 Kel. Bandarharjo 3 Daryati Pemalang, 10 Mei 1967 Kalibaru Timur Rt.08/Rw.09 Kel. Bandarharjo 4 Sulastri Grobogan, 10 Mei 1982 Kp. Kalibaru Timur Rt 8 Rw 9 5 Ika Anggraeni Gunung Kidul, 2 Nop 1985 Kalibaru Timur RT08/09 Kel. Bandar Harjo 6 Diana W. Semarang, 29Oktober 1979 Kalibaru Timur RT08/09 Kel. Bandar Harjo 7 Maryati Semarang, 07 Juli 1968 Kalibaru Timur RT06/09 Kel. Bandar Harjo
50
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '009 : Zahratunisa (Corporate PT. Indosat) : Sadullah, S. Pd. I.
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Ari Ariyani Semarang, 22 Februari 1980 Depoksari Blok C-11 Rt.001/007 Kel. Tandang 2 Karsini Pati, 31 Des 1965 Depoksari Blok D-12 Rt.002/007 Kel.Tandang 3 Maryati Semarang, 20 Mei 1970 Depoksari Blok C-14 Rt.001/007 Kel. Tandang 4 Iriyanti Semarang, 21 Maret 1971 Depoksari RT.04/VII 5 Kaptini Semarang, 12 Mei 1968 Depoksari Rt.002/Rw.007 Kel. Tandang 6 Karyunah Tegal, 31 Des 1964 Depoksari Rt.001/007 Kel.Tandang 7 Suharni Smg,11 Des.1966 Depoksari Rt.004/007 Kel. Tandang
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '010 : NUR HIDAYAH : Eni Probowati
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Djuminah Smg, 11 Jan.1973 Wot Gandul Baben Kel.Gabahan 2 Hartini Smg, 31 April 1966 Jl.Wot Gandul Baben No.26 Rt.07/Rw.02 3 Leginah Semarang, 04/05/1958 Wot Gandul Dalam 28 Kel.Gabahan 4 Munirah Smg, 12 Feb.1969 Wot Gandul Baben Kel.Gabahan 5 Sadinem Surakarta,31 Des.1965 Wot Gandul Baben 14 Kel.Gabahan 6 Sri Mujiarti Smg, 19 Sept.1955 Wot Gandul Dalam 192 Y 7 Sri Suwarni Semarang, 24 Okt. 1981 Wot Gandul Dalam 192 Kel.Gabahan 8 Suyati Sukoharjo,15 Mei 1965 Wot Gandul Baben Kel.Gabahan
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '011 : AL - BAROKAH : Rita Trijayanti
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Tumini Semarang, 31 Des 1962 Jl. Tandang Ijen RT.11 RW.XI Kel. Jomblang 2 Yuliyanti Semarang, 31 Des 1976 Jl. Tandang Ijen RT.11 RW.XI Kel. Jomblang 3 Suparni Semarang, 21/11/1984 Jl. Tandang Ijen RT.11 RW.XI Kel. Jomblang 4 Puji Astuti Semarang, 02/05/1973 Jl. Tandang Ijen RT.11 RW.XI Kel. Jomblang 5 Sutarmi Boyolali, 02/06/1978 Jl. Tandang Ijen RT.11 RW.XI Kel. Jomblang 6 Painah Wonogiri, 01/12/1959 Jl. Tandang Ijen RT.11 RW.XI Kel. Jomblang 7 Suprapti Semarang, 13/09/2081 Jl. Tandang Ijen RT.11 RW.XI Kel. Jomblang 8 Wahyuni Wiji H Semarang, 25/07/1979 Jl. Tandang Ijen RT.11 RW.XI Kel. Jomblang 9 Atik Ki Semarang, 31/08/1970 Jl. Tandang Ijen RT.09 RW.XI Kel. Jomblang
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '012 : AL-HUDA : Syaifullah, S. H. I.
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL
ANGGOTA LAHIR 1 Sumanah Ambarawa, 07/02/1971 Jl. Gunungsari RT.11 RW.IX Kel. Jomblang 2 Kamirah Purwodadi, 04/10/1965 Jl. Gunungsari RT.11 RW.IX Kel. Jomblang 3 Juwarti Semarang,08 Agst. 1978 Gunungsari RT. 11/09 RW.IX Kel. Jomblang 4 Siti Marpuah Semarang, 25 Des. 1974 Gunungsari RT. 11/09 RW.IX Kel. Jomblang 5 Ida Rochani Surabaya, 15 Maret 1977 Gunungsari RT. 11/09 RW.IX Kel. Jomblang 6 Suyanti Semarang, 23 Des. 1966 Gunungsari RT. 11/09 RW.IX Kel. Jomblang 7 Ponirah Semarang, 02/08/1972 Jl. Gunungsari RT.06 RW.IX Kel. Jomblang 8 Rini K Semarang, 29/03/1981 Jl. Gunungsari RT.11 RW.IX Kel. Jomblang
51
9 Siti Fatimah Semarang, 01/08/1973 Jl. Gunungsari RT.06 RW.IX Kel. Jomblang 10 Sumini Semarang, 23/02/1968 Jl. Gunungsari RT.03 RW.IX Kel. Jomblang 11 Supriyati Magelang, 02/03/1973 Jl. Gunungsari RT.04 RW.IX Kel. Jomblang 12 Nur Fachiroh Semarang, 27/11/1979 Jl. Gunungsari RT.07 RW.IX Kel. Jomblang
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '013 : Uswatun Hasanah : Siti Muawanah
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Yatemi Grobogan, 12/07/1967 Tlumpak RT.01/VIII 2 Erlina Semarang, 16/01/1983 Tlumpak RT.02/VIII 3 Satiyem Semarang, 31/12/1962 Tlumpak RT.02/VIII 4 Juminah Semarang, 12/07/1969 Tlumpak RT.02/VIII 5 Ropiati Semarang, 08/09/1971 Tlumpak RT.02/VIII 6 Ngatini Semarang, 12/03/1967 Tlumpak RT.02/VIII 7 Ngatminah Semarang, 05/03/1958 Tlumpak RT.04/VIII
NO. MAJELIS MAJELIS PENDAMPING
: '014 : Al-IKHLAS : SYAIFULLAH
Jml NAMA TEMPAT TANGGAL ALAMAT TINGGAL ANGGOTA LAHIR 1 Kuntari Pati, 19/05/1977 Jl. Gunungsari RT.11 RW.IX Kel. Jomblang 2 Susiwati Semarang, 13/10/1971 Jl. Gunungsari RT.07 RW.IX Kel. Jomblang 3 Painem Yogyakarta, 11/04/1976 Jl. Gunungsari RT.12 RW.IX Kel. Jomblang 4 Heriyanti Semarang, 25/11/1975 Jl. Gunungsari RT.12 RW.IX Kel. Jomblang 5 Riyani Semarang, 27/03/1965 Jl. Gunungsari RT.11 RW.IX Kel. Jomblang 6 Suyamti Semarang, 27/08/1968 Jl. Gunungsari RT.07 RW.IX Kel. Jomblang 7 Sri Lestari Semarang, 14/11/1980 Jl. Gunungsari RT.07 RW.IX Kel. Jomblang 8 Sri Handayani Semarang, 09/02/1986 Jl. Gunungsari RT.07 RW.IX Kel. Jomblang 9 Rubinah Klaten, 22/05/1967 Jl. Gunungsari RT.012 RW.IX Kel. Jomblang
10 Sumiyatun Semarang, 04/08/1966 Jl. Gunungsari RT.09 RW.IX Kel. Jomblang
52
6. Struktur Misykat
Keterangan :
Ketua : Dendi Prasojo, SE
Administrasi dan keuangan : Erna Nurgiyanti, A. Md
Koordinator Pendamping : Syaifullah, S.Hi
Pendamping : Sadullah, S. Pd. I.
Siti muawanah
Eni probowati
Rita trijayanti
Zainudin
Ketua
Koordinator
Pendamping Administrasi & Keuangan
Pendamping Peserta Beasiswa
Mandiri
Anggota MISYKAT
53
BAB IV
ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE
SYARI’AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN
PEMBIAYAANNYA DI DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHID
(DPU-DT) CABANG SEMARANG
A. ANALISIS PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI’AH
BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DI LEMBAGA AMIL
ZAKAT NASIONAL DOMPET PEDULI UMAT DAARUT TAUHID
(DPU-DT) CABANG SEMARANG.
Salah satu kendala yang serius yang dihadapi oleh usaha mikro adalah
kurangnya ketersediaan dana. Usaha Kecil Menengah (UKM) yang banyak
digeluti di masyarakat seperti pedagang di pasar, pengrajin keterampilan,
pedagang keliling dan lain-lain, sering kali tidak disentuh oleh kebijakan
program pemerintah yang berbentuk program bantuan atau pinjaman dana.
Hal itu selain karena jumlahnya yang terlalu banyak sehingga tidak
terjangkau oleh pemerintah, usaha mikro tersebut kurang menarik sektor
perbankan atau lembaga keuangan yang lainnya. Alternatif yang berkembang
selama ini untuk membiayai UKM adalah lewat Lembaga koperasi, BPRS,
BMT atau lembaga non profit yang mengelola dana masyarakat seperti BAZ.
LAZ dan yayasan wakaf.
Bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam
sebenarnya mempunyai potensi pendanaan yang cukup besar yang belum
54
dioptimalkan. Hal ini berkaitan dengan kewajiban seorang muslim yaitu
berzakat.
Potensi zakat yang besar dapat dimanfaatkan sebagi salah satu sumber
pendanaan untuk menanggulangi masalah kemiskinan, karena salah satu
dampak yang diharapkan dari kewajiban berzakat yaitu terwujudnya keadilan
dan kesejahteraan dalam suatu masyarakat.
Untuk mewujudkannya dibutuhkan pengelola dana zakat yang
profesional dan bertanggungjawab. Keberhasilan pengelola dana zakat yang
profesional dan bertanggungjawab selain bergantung pada jumlah zakat yang
terkumpul juga tergantung pada pengelolaan zakat di masyarakat. Dalam
rangka terwujudnya keadilan dan kesejahteraan dalam suatu masyarakat
beberapa Lembaga Amil Zakat (LAZ) menerapkan strategi pendayagunaan
zakat produktif, yaitu pemberian dana zakat kepada mustahiq dalam bentuk
Modal Usaha Kecil (Microfinance)
Dengan visi menghantarkan Mustahiq menjadi Muzaki. Visi tersebut
sesuai dengan pengertian zakat menurut Ahmad Rofiq, zakat disyari’atkan
untuk merubah mereka yang semula mustahiq (penerima) menjadi muzakki
(pemberi/pembayar zakat).35
Untuk mewujudkan hal tersebut DPU-DT cabang semarang masih dalam
proses Visi jangka panjang karena pada realitanya muzakki saat ini belum
bisa dikatakan muzzaki yang sepenuhnya dikatakan pemberi/pembayar zakat.
35 Ahmad Rofiq, Fiqh Kontekstual: Dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004, hlm.259
55
Akan tetapi, muzzaki yang dimaksud baru sebatas orang yang mampu
memberikan infak.
Pola pendayagunaan zakat di DPU-DT sudah tepat dengan distribusi
dalam bentuk “Produktif Kreatif” yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk
permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah modal
pedagang pengusaha kecil.36 Zakat yang diberikan secara konsumtif sulit
untuk dapat merubah keadaan kaum fakir miskin karena akan habis
dikonsumsi dan hal ini akan menjadikan bergantung pada orang lain,
sehingga perlu formula baru agar tujuan zakat sebagai alat untuk pengentasan
kemiskinan. Dan untuk mencapai tujuan zakat maka cara yang tepat adalah
distribusi zakat sebagai pinjaman.37
Dengan adanya distribusi dalam bentuk seperti ini DPU-DT telah
membantu kalangan Usah Kecil Menengah (UKM) dalam mengembangkan
usahanya. Serta membuat dana zakat produktif bukan charity (bagi-bagi
habis).
Pendistribusian Zakat, Infaq, Dan Shodaqoh di DPU-DT cabang
Semarang, telah sesuai dengan pengamalan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zak Bagian Ketiga
Pendayagunaan Pasal 27
1. Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka
penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.
36 M. Arief Mufraini, Akuntansi & Manajemen Zakat, 2006, Jakarta: Prenada Media
Group, hlm. 153 37 Dawam Raharjo, Islam Dan Tranformasi Sosial-Ekonomi, Jakarta: Lembaga Studi
Agama Dan Filsafat (LSAF), 1999, hlm.469
56
2. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahiq telah terpenuhi.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan zakat untuk usaha
produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pendayagunaan merupakan pendistribusian yang dipergunakan untuk
bantuan yang bersifat produktif dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan, baik secara perorangan atau kelompok melalui program yang
berkesinambungan.38 Karena Misykat merupakan lembaga keuangan mikro
yang berbasis masyarakat dan bertujuan untuk memberdayakan umat, maka
Misykat memiliki kelebihan dan manfaat yang sangat besar bagi mustahiq,
diantaranya:
Pertama, motivasi atau meningkatkan semangat para mustahiq dalam
berusaha untuk meningkatkan produktifitasnya.
Kedua, adanya sistem tanggung renteng dengan pola 2-2-1 akan
meminimalisir dan menghindari anggota yang tidak mengembalikan pinjaman
dan juga kewajiban untuk mengembalikan pinjaman akan menciptakan rasa
tanggung jawab dari mustahiq.
Ketiga, kebiasaan menabung dapat dibina dengan baik serta
dikembangkan.
Keempat, program Misykat menerapkan keseimbangan antara dunia dan
akhirat yaitu selain para mustahiq diberi pinjaman untuk meningkatkan
38 Keputusan Dirjen Bimas Islam Dan Bimbingan Dan Urusan Haji, No/291 Tahun 2000.
Pasal 14 Ayat 4
57
usahanya tetapi para mustahiq juga diberi pembinaan yaitu adanya
pendampingan intensif setiap pekan sekali dengan materi-materi yang
meningkatkan rukhiyah para mustahiq tersebut.
Dengan pendayagunaan zakat melalui program Misykat, maka hal itu akan
mencapai hasil yang maksimal, efektif, efisien serta tercapaianya sasaran dan
tujuan zakat.
B. ANALISIS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PROGRAM
MICROFINANCE SYARI’AH BERBASIS MASYARAKAT
(MISYKAT) DI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL DOMPET
PEDULI UMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG
Pendistribusian zakat produktif sebagai pinjaman bagi fakir miskin
merupakan gagasan yang cemerlang, dengan metode pendistribusian zakat
melalui program Misykat maka akan mendatangkan kemaslahatan umum
karena semakin banyak fakir miskin yang tertolong dengan semakin
meningkatnya pendapatan mereka dan memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan usaha sendiri tanpa tergantung pada zakat.
Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan ada beberapa
prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan yang dikenal
dengan 5 C + 1 S yang diterapkan di DPU-DT, yaitu :
58
1. Character
Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima
pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa
penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.
Character disini dilaksanakan DPU-DT pada saat calon anggota
Misykat sebelum dibentuk majlis yaitu adanya survei dilapangan seperti
melihat tempat tinggal atau kondisi letak rumah misalnya padat penduduk,
kumuh dan miskin.
2. Capacity
Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima
pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan
catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan
pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-
alat, pabrik serta metode kegiatan.
Capacity yang dimaksud yaitu jenis usaha dari calon anggota
Misykat karena syarat utama calon anggota yaitu harus memiliki usaha.
3. Capital
Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon
penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara
keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada
komposisi modalnya.
Capital disini telah dijalankan oleh DPU-DT ketika akan terjadi
pengajuan pembiayaan dana bergulir seperti yang dinyatakan oleh Syaiful
59
selaku penanggung jawab Misykat bahwa ada pertimbangan pinjaman
yaitu:
a. Kahadiran anggota Misykat dalam mengikuti pendampingan intensif
yang rutin yang dilaksanakan tiap minggu sekali.
b. Dilihat dari tingkat tabungan anggota apakah bertambah atau biasa saja
karena anggota biasa dilatih untuk rajin menabung.
c. Dari segi usahanya meningkat
d. Pemasukan rumah tangga
4. Collateral
Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian
ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan
pembayaran tercapai terjadi , maka jaminan dapat dipakai sebagai
pengganti dari kewajiban.
5. Condition
Harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara
spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan
oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal
berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima
pembiayaan.
Condition Yang diterapkan DPU-DT yaitu ketika pencairan
pembiayaan dana bergulir ada rapat komite dimana sebelumnya anggota
yang hendak mengajukan pinjaman membuat proposal pinjaman yang
besarnya pemberian pinjaman sesuai dengan pertimbangan yang sudah
60
dirapatkan di rapat komite DPU-DT. Contohnya saja di Majlis Al-Ikhlas
ada beberapa peserta Misykat yang mengajukan pinjaman tapi pemberian
pinjaman tidak sesuai dengan permintaan dari anggota tersebut.
No. Nama Pengajuan pinjaman Pemberian pinjaman
1 Sri handayani Rp 500.000 Rp 300.000
2 Painem Rp 1.000.000 Rp 300.000
3 Suyamti Rp 1.000.000 Rp 300.000
4 Riani Rp 1.000.000 Rp 300.000
6. Syariah
Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan
dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan
fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah.”
Manajemen pembiayaan program Misykat di DPU-DT
menerapkan 5 C + 1 S dengan baik. Dilihat dari anggota Misykat bukan
anggota yang semua orang boleh masuk karena anggota Misykat memiliki
ketentuan-ketentuan tertentu. Selain itu juga mendapat pembinaan intensif
setiap pekan oleh pendamping
DPU-DT dalam akad pinjaman yaitu menggunakan akad
pembiayaan Qardul Hasan. Qardul Hasan adalah kegiatan penyaluran
dana dalam bentuk pinjaman kebajikan tanpa imbalan dengan kewajiban
61
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau
cicilan dalam jangka waktu tertentu.39
Jadi DPU-DT memberikan pinjaman kepada anggota Misykat
dengan pengembalian secara cicilan. Perhitungannya jumlah pinjaman
dibagi 40 pekan. Contohnya
No. Nama Pinjaman Cicilan pokok
1 Sri handayani Rp 300.000 Rp 300.000 / 40 = Rp 7.500
2 Sri wahyuni Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 / 40 = Rp 25.000
3 Sri rochani Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 / 40 = Rp 50.000
Cara pendistribusian zakat melalui Misykat dapat meningkatkan
semangat para mustahiq dalam berusaha serta kewajiban untuk
mengembalikan pijaman akan menciptakan tanggung jawab serta mendorong
seseorang untuk meningkatkan produktifitasnya.
Dana bergulir dalam Misykat menggunakan Pola 2-2-1, maksudnya
pada sesi pertama pembiayaan dari 10 orang anggota Misykat hanya 4 orang
anggota Misykat yang diberikan pembiayaan sedangkan anggota lainnya
sementara menjadi pengawas teman sejenisnya yang sudah diberikan dana.
Adanya sistem tanggung renteng dengan pola 2-2-1 akan meminimalisir dan
menghindari anggota yang tidak mengembalikan pinjaman dan juga
kewajiban untuk mengembalikan pinjaman akan menciptakan rasa tanggung
jawab dari mustahiq.
39 Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta, 2009, hlm.143
62
Manajemen pembiayaan dengan pola 2-2-1 dalam Misykat yang
dilaksanakan oleh DPU-DT cabang semarang bisa dikatakan berhasil
memenuhi sasaran apabila usaha atau pendapatan mustahiq berkembang.
Namun pada realitanya ada beberapa mustahiq yang menggunakan pinjaman
dana Misykat tersebut untuk kebutuhan yang lain contohnya untuk membayar
hutang, untuk biaya sekolah anaknya dan lain-lain.
63
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Praktek Program Microfinance Syari’ah Berbasis Masyarakat (Misykat) di
Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid
(DPU-DT) Cabang Semarang menerapkan program pendistribusian dana
zakat yang bersifat produktif bukan charity (bagi-bagi habis) karena Zakat
yang diberikan secara konsumtif sulit untuk dapat merubah keadaan kaum
fakir miskin karena akan habis dikonsumsi dan hal ini akan menjadikan
bergantung pada orang lain,sehingga perlu formula baru agar tujuan zakat
sebagai alat untuk pengentasan kemiskinan. Dan untuk mencapai tujuan
zakat maka cara yang tepat adalah distribusi zakat sebagai pinjaman.
2. Manajemen Pembiayaan Program Microfinance Syari’ah Berbasis
Masyarakat (Misykat) Di Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli
Umat Daarut Tauhid (Dpu-Dt) Cabang Semarang menggunakan Pola 2-2-
1 dalam perguliran dana, maksudnya pada sesi pertama pembiayaan dari
10 orang anggota Misykat hanya 4 orang anggota Misykat yang diberikan
pembiayaan sedangkan anggota lainnya sementara menjadi pengawas
teman sejenisnya yang sudah diberikan dana. Adanya sistem tanggung
renteng dengan pola 2-2-1 akan meminimalisir dan menghindari anggota
yang tidak mengembalikan pinjaman dan juga kewajiban untuk
mengembalikan pinjaman akan menciptakan rasa tanggung jawab dari
64
mustahiq. Selain itu, juga ada proses pendampingan setiap minggu
melaksanakan pendampingan intensif yang dilakukan secara rutin. Jadi
anggota Misykat bukan hanya sekedar mengutamakan pinjaman modal
saja tapi DPU-DT meningkatkan kualitas rukhiyah anggota, memberikan
motivasi, ilmu dan keterampilan mustahiq, menambah ukhuwah islamiyah
dan ukhuwah iqtisadiyah (persaudaraan perekonomian).
B. SARAN
Setelah selesainya penyusunan skripsi ini, maka ada baiknya penulis
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam rangka mengoptimalkan pendistribusian dana zakat yang produktif
maka hendaknya program Misykat ditingkatkan lagi jumlah anggotanya
agar lebih banyak lagi masyarakat semarang yang dapat bergabung dalam
Misykat.
2. DPU-DT cabang semarang perlu mengupayakan dan memperluas
kerjasama dengan badan, atau lembaga maupun media massa yang ada
untuk meningkatkan sosialisasi adanya program Misykat.
3. Pemberian modal pinjaman dana yang bergulir hendaknya ditingkatkan
lagi besar jumlahnya mengingat semakin menurunnya nilai rupiah akibat
tingginya inflasi.
4. DPU-DT cabang semarang perlu menambah SDM dalam rangka efektifitas
kerja dan profesionalisme.
65
5. DPU-DT diharapkan pula untuk membuka cabang baru di kota-kota di
Jawa Tengah
C. PENUTUP
Demikian skripsi ini saya susun, penulis menyadari bahwa penulisan
ini masih banyak kekurangannya karena keterbatasan penulis. Untuk itu
penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhir
kata semoga karya ini dapat membawa manfaat.Amiin...
DAFTAR PUSTAKA
Asnaini, 2008, Zakat Produktif Dalam Perpekstif Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aziz ,Saifullah , 2005, Fiqih Islam Lengkap, Surabaya: Terbit Terang,
Departemen Agama, 1993, Pedoman Zakat, Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat Dan Wakaf
Hasan, Syaikh Ayyub, 2002, Fikih Ibadah, , Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
Hafifudin, Didin, 2002, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani,
Malik, Abdul Ar-Rahman, 2003, Pustaka Cerdas Zakat, Jakarta: Lintas Pustaka,
Mufraini, Arief, 2006, Akuntansi & Manajemen Zakat, , Jakarta: Prenada Media Group,
Muhammad, 2008, Sistem & Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press.
Muhammad, 2009, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.
Mulyana,Dedi, 2003, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya,
Narbuko Dan Achmadi, 2005, Metotologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,
Qardhawi, Yusuf, 2002,fiqh zakat, Terj. Salman Harun, Jakarta: Litera Antar Nusa.
Raharjo, Dawam, 1999, Islam Dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Jakarta: Lembaga Studi Agama Dan Filsafat (LSAF).
Rivai, Veithzal, 2008, Islamic Financial Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rofiq,Ahmad, 2004, Fiqh Kontekstual: Dari Normatif ke Pemaknaan Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sabiq, Sayyid, 1968, Fiqh As-Sunah, Juz III, Kuwait: Dar Al-Bayan
Saktiawan, Iwan Rudi, 2006,Panduan Operasional Strategi Pemberdayaan Program Misykat DPU Daarut Tauhid, Bandung: DPU DT Press.
_________, 2006, microfinance syariah berbasis masyarakat aplikasi zakat produktif untuk pemberantasan kemiskinan, Bandung: DPU DT Press.
Sartika,Mila, 2008, Pengaruh Pendayagunaa Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta,
Sudewo,Eri, 2004, Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar. Ciputat: Institut Manajemen Zakat,
Sulaiman, 2010, Kompilasi Zakat, Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang.
Syuja’,Abi, Fath Al-Qorib, Bandung : Al-Maarif,
Terry, George R & LW Rue, 2009, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yunus , Mahmud, 1989, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung,
Zuhri, Saifuddin, 2000, Zakat Kontekstual, CV. Bima Sejati, Semarang,
Hasil observasi pada 25 Mei 2012 di Majlis Al-Ikhlas Candisari
Hasil Wawancara Syaifullah Selaku Penanggung Jawab Misykat di DPU-DT Cabang Semarang Pada 25 Mei 2012
Hasil wawancara dengan Erna Nurgiyanti Selaku Administrasi dan keuangan Misykat DPU-DT Cabang Semarang Pada 25 Mei 2012
http://revolsirait.com/pengertian-manajemen. Diakses pada 3 April 2012
http://www.dsniamanah.or.id/index.php?option=comcontent&view=article&id=165:uu-no-23-tahun-2011&catid=75:undang-undang-zakat&itemid=20. Diakses pada 5 Juni 2012
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Ela Purwaningsih
2. Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 12 Agustus 1988
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. KH Ahmad Badawi Komplex Mushola
Sidodadi No.20 Rt.07/Rw I
Ketanggungan Brebes
6. Ayah : Abdul Wahid
7. Ibu : Tobaroh
8. No. HP : 085712049849
9. PENDIDIKAN FORMAL :
a. MI Raudlotul Islam Lulus tahun 2001
b. MTs N Ketanggungan Lulus tahun 2004
c. SMA N 01 Kersana Lulus tahun 2007
10. PENDIDIKAN NON FORMAL
a. Madrasah Diniyah Raudlotul Islam Lulus tahun 2003
Semarang,
Tertanda
Ela Perwaningsih
PANDUAN WAWANCARA
a. Panduan wawancara untuk koordinator program misykat
1. Apa yang melatarbelakangi munculnya LAZ DPU-DT?
2. Apa visi dan misi LAZ DPU-DT?
3. Apa saja yang melatarbalakangi program misykat?
4. Apa visi dan misi misykat?
5. Apa tujuan misykat?
6. Siapa sasaran misykat?
7. Bagaimana tahapan atau cara menjadi anggota misykat?
8. Bagaimana proses pembinaan yang dilakukan selama ini?
9. Bagaimana proses pemantauan yang dilakukan DPU-DT terhadap
berlangsungnya program misykat?
10. Materi apa sajakah yang disampaikan kepada anggota misykat?
11. Apa yang menjadi faktor pendukung berlangsungnya program misykat?
12. Apa yang menjadi faktor penghambat selama berlangsungnya program
misykat?
13. Bagaimana stategi yang ditempuh untuk menanamkan nilai-nilai
keislaman pada anggota misykat?
14. Bagaimana standarisasi anggota misykat yang dianggap sudah mandiri?
15. Samapai saat ini berapa jumlah anggota misykat?
16. Langkah-langkah apa saja yang anda lakukan untuk manyamakan
persepsi disetiap pendamping?
b. Panduan wawancara dengan anggota misykat
1. Sejak kapan anda bergabung dengan misykat?
2. Dari mana anda mengetahui informasi tentang misykat?
3. Sebelum menjadi anggota misykat anda bekerja sebagai apa?
4. Berapa modal yang diberikan DPU-DT cabang semarang?
5. Perubahan apa yang anda rasakan setelah mengikuti program misykat?
Usaha Anggota Misykat
Ibu-Ibu Anggota Misykat Sedang Pendampingan Pekanan Majlis Al-Ikhlas Candisari Pada Hari Jumat, 25 Mei 2012 Usaha Mikro Yang Dilakukan Adalah
Pembutan Kerajinan Tas.
Rumah tempat berkumpulnya anggota untuk mengikuti pendampingan pekanan yaitu rumahnya bu susi ketua majlis al-ikhlas yang beralamat di Jl. Gunungsari
RT.07 RW.IX Kel. Jomblang
Top Related