PENGELOLAAN
TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
OLEH :
1. Rya Agustini (06081181419012)
2. Sahala Martua Ambarita (06081181419009)
3. Sherly Anggraini (06081181419005)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAR SRIWIJAYA
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 DEFINISI PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN..................................5
A. Definisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan................................................................................5
B. Definisi Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan.............................................................6
2.2. TUJUAN PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN................................................................6
2.3. TUGAS DAN FUNGSI TENAGA KEPENDIDIKAN.......................................................................7
2.4. JENIS-JENIS TENAGA KEPENDIDIKAN......................................................................................10
A. Jenis-jenis Tenaga Kependidikan Dilihat dari jabatannya..............................................................10
B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan Dilihat dari Jenisnya Tenaga Kependidikan..............................11
C. Sedangkan apabila dilihat dari statusnya, tenaga kependidikan terdiri atas :.................................12
2.5. DIMENSI PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN.............................................................15
A. Perencanaan Tenaga Kependidikan................................................................................................15
B. Perekrutan Tenaga Kependidikan...................................................................................................15
C. Menetapkan Calon yang dapat Diterima.....................................................................................17
D. Pembinaan / Pengembangan Tenaga Kependidikan....................................................................17
E. Penilaian Tenaga Kependidikan..................................................................................................18
F. Kompensasi Bagi Tenaga Pendidik.............................................................................................20
G. Pemberhentian Tenaga Kependidikan.........................................................................................20
2.6. TANTANGAN-TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN.........21
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................22
3.1 SIMPULAN..................................................................................................................................22
3.2 SARAN.........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wrwb.
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Pengelolaan Tenaga
Pendidik dan Tenaga Kependidikan ”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pengelolaan pendidikan.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya penyusun merasa masih terdapat banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak yang sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari orang-orang yang selalu mendukung
sehingga dapat terselesainya makalah ini. Maka dari itu, penyusun menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :
1. Ibu Dra. Nyimas Aisyah, M. Pd. , selaku dosen pengajar Mata Kuliah
Pengelolaan Pendidikan.
2. Ibu Merya Sumayeka, S.Pd, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan,
pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
3. Rekan- rekan Himpunan Mahasiswa Matematika FKIP UNSRI
4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dan masukan dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, penyusun berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah yang akan dib alas oleh Allah SWT. Amin Yaa Robbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang MasalahTenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui pengembagan kepribadian dan nilai
nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik dalam
masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran berkembang amat pesat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi
proses pendidikan , atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik
yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya
dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan tenaga
kependidikan, mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu pendidikan pada
setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional. Isu
klasik yang selalu muncul selama ini ialah: usaha apa yang paling tepat untuk meningkatkan
mutu pendidikan melalui peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan? Oleh karenanya
penting untuk memahami terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan tenaga
kependidikan tersebut.
Perkembangan kemajuan teknologi sekarang ini memaksa seluruh pihak untuk dapat
mengikutinya, tak terkecuali lembangan pendidikan pun harus turut andil didalamnya. Agar
seluruh kegiatan yang terdapat didalam dunia pendidikan dapat terakses dengan baik dan up to
date salah satunya yang harus ditempuh adalah dengan meggunakan e-learning baik secara
online maupun off line.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
A. Definisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tenaga Kependidikan lainnya ialah orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses
pendidikan, diantaranya:
1. Wakil-wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam
bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan pada institusi tersebut. Contoh: Kepala Urusan Kurikulum.
2. Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi
tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya; Administrasi surat menyurat dan
pengarsipan, Administrasi Kepegawaian, Administrasi Peserta Didik, Administrasi
Keuangan, Administrasi Inventaris dan lain-lain.
3. Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di
Laboratorium.
4. Pustakawan, Pelatih ekstrakurikuler, Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas
kebersihan, dan lainnya.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. (UU No.20 THN 2003, PASAL 39 (2))
1. Tenaga Kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. (UU No. 20
tahun 2003 pasal 1
2. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 tahun 2003 psl 1, BAB 1
Ketentuan umum)
3. Merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
(UU No.20 THN 2003, PASAL 39 (1).
B. Definisi Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Dalam organisasi pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan ini merupakan sumber daya
manusia potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai
dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai
akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan,
pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan atau pengembangan dan
pemberhentian.
2.2. TUJUAN PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Tenaga pendidik dibawah Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan
memiliki wewenang untuk mengatur, mengelola tenaga pendidik dan kependidikan. Berdasarkan
(Permendiknas No. 08 Tahun 2005) Tugas Ditjen PMPTK mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan standarisasi teknis dibidang peningkatan mutu pendidikan dan tenaga
kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan non formal.
Fungsi Ditjen PMPTK :
1. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang peningkatan mutu pendidikan
dan tenaga kependidikan
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
3. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu, pendidik dan
tenaga kependidikan
5. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorak Jendral
Kesimpulan bahwa tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan secara umum
adalah :
1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap,
dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan
3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan
seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang disesuaikan dengan kinerja,
pengembangan pengelolaan serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan
organisasi dan individu
4. Mengembangkan praktik pengelolaan dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa
tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stack holder internal yang berharga serta
membantu mengembangkan iklim kerja sama dan kepercayaan bersama
5. Menciptakan iklim kerja yang harmonis.,
2.3. TUGAS DAN FUNGSI TENAGA KEPENDIDIKANTugas dan Fungsi Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Berdasarkan Undang-Undang No
20 Tahun 2003 Pasal 39:
(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
pada perguruan tinggi.
Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada
Undang-Undang No 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada
masyarakat. Dalam pasal 6 disebutkan bahwa: Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Tenaga pendidik dan kependidikan pun mempunyai hak dan kewajiban dalam
melaksanakan tugas yaitu :
Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:
1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial.
2. Penghargaan sesuai prestasinya.
3. Pembinaan karier sesuai dengan pengembangan kualitas.
4. Perlindungan hukum.
5. Kesempatan untuk memperoleh sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
1. Menciptakan suasana pendidikan yang sesuai.
2. Mempunyai komitmen secara professional
3. Memberi teladan dan nama baik lembaga, profesi dan kedudukan.
Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 menjelaskan
bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan.
Jabatan Deskripsi Tugas
Kepala Sekolah
Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan
penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya baik ke
dalam maupun ke luar yakni dengan melaksanakan
segala kebijaksanaan, peraturan dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh lembaga yang lebih tinggi.
Wakil Kepala
Sekolah (Urusan
Kurikulum)
Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
langsung dengan pelaksanaan kurikulum dan proses
belajar mengajar
Wakil Kepala
Sekolah (Urusan
Kesiswaan)
Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
penyelenggaraan kegiatan kesiswaan dan ekstrakurikuler
Wakil Kepala
Sekolah (Urusan
Sarana dan
Prasarana)
Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan inventaris
pendayagunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
serta keuangan sekolah
Wakil Kepala
Sekolah (Urusan
Pelayanan Khusus)
Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
penyelenggaraan pelayanan-pelayanan khusus, seperti
hubungan masyarakat, bimbingan dan penyuluhan,
usaha kesehatan sekolah dan perpustakaan sekolah.
Pengembang
Kurikulum dan
Teknologi
Pendidikan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-
program pengembangan kurikulum dan pengembangan
alat bantu pengajaran
Pengembang Tes Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-
program pengembangan alat pengukuran dan evaluasi
kegiatan-kegiatan belajar dan kepribadian peserta didik
Pustakawan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program
kegiatan pengelolaan perpustakaan sekolah
LaboranBertanggung jawab atas penyelenggaraan program
kegiatan pengelolaan laboratorium di sekolah
Teknisi Sumber
Belajar
Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberian
bantuan teknis sumber-sember belajar bagi kepentingan
belajar peserta didik dan pengajaran guru
Pelatih
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-
program kegiatan latihan seperti olahraga, kesenian,
keterampilan yang diselenggarakan
Petugas Tata Usaha
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan dan pelayanan administratif atau teknis
operasional pendidikan di sekolah
Tabel 1. Jabatan dan Deskripsi Jabatan Tenaga Kependidikan di Sekolah
2.4. JENIS-JENIS TENAGA KEPENDIDIKAN
A. Jenis-jenis Tenaga Kependidikan Dilihat dari jabatannya
Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tenaga struktural,
tenaga fungsional dan tenaga teknis penyelenggara pendidikan.
Tenaga struktural merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan
eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas
satuan pendidikan.
Tenaga fungsional merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional
yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis
kependidikan. Sedangkan
Tenaga teknis kependidikan merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan
pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.
Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh suatu
sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang
pemerintahan daerah dan PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat
bervariasi sesuai kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan Dilihat dari Jenisnya Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau
lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang
berpartisipasi dalam pendidikan (mencakup lembaga edukatif dan administrative). Dilihat dari
jenisnya tenaga kependidikan terdiri atas :
1. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelanggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan terdiri
atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan
pengembang dalam bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar
dan penguji. Pengelola satuan pendidikan bertugas dan mengelola satuan pendidikan
pada pendidikan formal dan non formal. Penilik satuan pendidikan bertugas dan
bertanggungjawab melakukan pembinaan, pembimbingan dan penilaian pada satuan
pendidikan. Pengawas bertugas dan bertanggungjawab dalam melakukan
pengawasan pendidikan terhadap pendidik atau penyelenggara satuan pendidikan
taman kanak-kanak, dasar, dan menengah dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan teknis pendidikan. Pustakawan bertugas melaksanakan pengelolaan
sumber belajar di perpustakaan. Laboran bertugas melaksankan pengelolaan sumber
belajar di laboratorium. Teknisi bertugas merawat, memperbaiki sarana dan prasarana
pembelajaran pada satuan pendidikan.
2. Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator dsb yang sesuai dengan
kekhususannya dan berpasrtisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
3. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor,
pimpinan satuan pendidikan di luar sekolah. Termasuk pengelola sistem pendidikan
seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi atau kabupaten/kota.
Jadi, secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu:
1. Tenaga pendidik
Terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih.
2. Tenaga fungsional kependidikaN.
Terdiri atas penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan dan
pustakawan.
3. Tenaga teknis kependidikan
Terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar.
4. Tenaga pengelola satuan pendidikan
Terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pemimpin satuan pendidikan
luar sekolah
C. Sedangkan apabila dilihat dari statusnya, tenaga kependidikan terdiri atas :
1) Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu jenis Kepegawaian Negeri di
samping anggota TNI dan Anggota POLRI (UU No 43 Th 1999). Pengertian Pegawai
Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau
diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (pasal 1 ayat 1 UU 43/1999).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep profesionalisme Pegawai
Negeri Sipil harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menguasai pengetahuan dibidangnya selalu berusaha dengan sungguh
sungguh untuk mem-perdalam pengetahuannya dengan tujuan agar dapat
melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna.
b. Komitmen pada kualitas
c. Dedikasi
d. Keinginan untuk membantu
2) Guru tidak tetap
a) GTT (Guru Tidak Tetap) Sekolah Negeri adalah istilah yang lazim “dicapkan”
atau disebut oleh pihak sekolah untuk guru yang:
1. Diangkat berdasarkan kebutuhan pada satuan pendidikan (sekolah) dengan
disetujui kepala sekolah.
2. Kewenangan bertumpu kepada kepala sekolah, baik pengangkatan juga
pemberhentian.
3. Menandatangani kontak kerja selama jangka waktu tertentu, setahun atau
lebih sesuai dengan kebutuhan sekolah.
4. (4)Dibiayai atau digaji berdasarkan sumbangan dari masyarakat dan
tunjangan fungsional Rp.200.00/bulan, khusus yang memenuhi kuota 24 jam
dengan berbagai pertimbangan, baik itu jam mengajar dari beberapa sekolah,
sebagai wali kelas, pembina ekskul, tim IT sekolah, staff, dan jabatan lainnya
dalam koridor pendidikan.
5. (5)Tunjangan fungsional adalah “jasa baik” Pemda, walaupun legal, akan
tetapi tidak masuk dalam kategori dari “pembiayaan APBD”.
6. (6)GTT adalah guru yang tidak masuk anggaran APBN dan APBD.
b) GTT adalah bukan Guru PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang seringkali disama
artikan atau tersamarkan sebagai guru honor. Dalam terminologi legal yang berlaku
di beberapa anggota DPR, surat kabar, dan Pemda, guru honor untuk menyebut
Guru PTT. Dalam arti demikian, sekali lagi, GTT bukan Guru PTT.
c) GTT sampai hari ini, belum memiliki payung hukum, baik dalam provinsi maupun
nasional. Sehingga, pihak-pihak yang miskin hati nuraninya, dapat dengan mudah
menyingkirkan GTT disatuan pendidikan, baik itu di sekolah negeri ataupun swasta.
Namun, GTT yang berani dan cerdas, akan bergabung ke SGJ (Serikat Guru
Jakarta) atau organisasi guru lainnya yang legal sebagai forum untuk berjuang demi
pengakuan legal serta faktual. SGJ bahkan pernah dan tak akan berhenti membela
GTT yang diberhentikan secara semena-mena, apalagi diluar ketentuan yang
berlaku.
d) GTT memiliki gaji yang kecil bila dibandingkan dengan PNS, yang secara jelas
memiliki tanggungjawab sama. Kenyataan ini, seringkali memunculkan
kecemburuan yang rasional dan realistis. Pemegang kebijakan, provinsi dan
nasional, sedang mengusahakan perbaikan gaji, karena mereka menyadarinya.
Semoga bukan karena tekanan yang selama kurang lebih 3 tahun ini dilakukan oleh
SGJ.
e) GTT termasuk guru yang kurang peduli, dan kurang semangat dalam menyuarakan
kepentingan mereka, kecuali kalau sudah terancam, baik itu diberhentikan,
dikurangi jam mengajar, atau dipersilahkan untuk keluar dari sekolah negeri. Maka,
GTT harus bersatu, kompak.
3) Guru bantu
Guru Non PNS yang berkedudukan sebagai pegawai Departemen Pendidikan Nasional
Pusat, ditugaskan secara penuh di sekolah dan pengangkatannya dilakukan melaui
program pengadaan guru bantu, berdasarkan kontrak kerja selama 3 tahun. Masing-
masing guru bantu mendapat upah sebesar Rp. 460.000,00 yang diambil dari APBN.
4) Tenaga sukarela
Merupakan tenaga kependidikan nonguru yang memiliki honor yang relative kecil. Di
tingkat sekolah menengah, pengelolaan secara admisintratif, personel (kepegawaian)
ada pada urusan tata usaha atas wewenang yang diberikan oleh kepala sekolah, sedang
di sekolah dasar, semua urusan dipegang oleh kepala sekolah.
2.5. DIMENSI PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN
A. Perencanaan Tenaga Kependidikan
Perencanaan tenaga kependidikan merupakan suatu proses yang sistematis dan rasional
untuk memberikan jaminan bahwa penetapan jumlah dan kualitas tenaga kependidikan dalam
berbagai formasi dan dalam jangka waktu tertentu benar-benar representatif dapat menuntaskan
tugas-tugas organisasi pendidikan.
Beberapa metode untuk melakukan perencanaan kebutuhan tenaga kependidikan, misalnya:
1) Expert estimate yaitu prediksi yang dilakukan oleh para ahli karena para ahli ini dianggap
lebih memahami tuntutan-tuntutan ketenagakerjaan
2) Historical comparison yaitu prediksi yang didasarkan atas kecenderungan yang terjadi
pada masa sebelumnya
3) Task analysis yaitu penentuan kebutuhan tenaga didasarkan atas tuntutan spesifikasi
pekerjaan yang ditetapkan
4) Correlation technique suatu penentuan kebutuhan didasarkan atas perhitungan-
perhitungan korelasi secara statistik, terutama kepentingan yang menyangkut perubahan-
perubahan yang terjadi dalam persyaratan-persyaratan ketenagakerjaan, sumber-sumber
keuangan dan program-program yang ditetapkan
5) Modelling yaitu penetapan kebutuhan tenaga tergantung pada model keputusan yang
biasa dibuat
B. Perekrutan Tenaga Kependidikan
Perekrutan atau penarikan tenaga kependidikan merupakan usaha-usaha yang dilakukan
untuk memperoleh tenaga kependidikan yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan-jabatan
tertentu yang masih kosong. Perekrutan ini merupakan usaha-usaha mengatur komponis tenaga
kependidikan secara seimbang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas kependidikan melalui
penyeleksian yang dilakukan.
Langkah penting dalam proses perekrutan sebagai kelanjutan perencanaan tenaga kependidikan:
1) Menyebarluaskan pengumuman tentang kebutuhan tenaga kependidikan dalam
berbagai jenis dan kualifikasi sebagaimana proses perencanaan yang telah ditetapkan
2) Membuka pendaftaran bagi pelamar atau sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan baik persyaratan-persyaratan administratif maupun persyaratan akademis
3) Menyelenggarakan pengujian berdasarkan standar seleksi dan dengan menggunakan
teknik-teknik seleksi atau cara-cara tertentu yang dibutuhkan. Standar seleksi
menyangkut:
a) Umurb) Kesehatan fisikc) Pendidikand) Pengalamane) Tujuan-tujuanf) Perangaig) Pengetahuan umumh) Keterampilan komunikasii) Motivasij) Minatk) Sikap dan nilai-nilail) Kesehatan mentalm) Kepantasan bekerja di dunia pendidikann) Faktor-faktor lain yang ditetapkan
Teknik-teknik seleksi yang dapat digunakan atau cara-cara yang dapat ditempuh melalui:
1) Pengumpulan informasi tentang calon-calon yang memberi harapan baik. Informasi
ini dapat mencakup “personal references” dan “employment references”. Sejumlah
infornasi ini dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen atau berkas-berkas lamaran
yang masuk dan dapat pula dilakukan melalui kontak-kontak lainnya
2) Penyelenggaraan “testing” secara tertulis, misalnya penggunaaan tes-tes psikologis,
tes-tes pengetahuan, dan bentuk tes yang mengukur beberapa bagian pekerjaan yang
akan diemban
3) Penyelenggaraaan testing secara lisan dan wawancara seleksi, yaitu percakapan formal
yang dilakukan secara cukup mendalam untuk mengevaluasi calon
4) Pemeriksaan medis atau kesehatan calon, baik dengan menunjukkan informasi
kesehatan, maupun pemeriksaan yang dilakukan sacara langsung oleh tim yang
sengaja dibentuk
C. Menetapkan Calon yang dapat Diterima
Penetapan atas calon-calon yang diterima ini dapat diputuskan oleh atasan langsung atau
oleh bagian personalia/kepegawaian. Keputusan ini merupakan akhir dari kegiatan
penyelenggaraan seleksi. Untuk mengantarkan tenaga-tenaga kependidikan diperlukan
kegiatan-kegiatan penempatan, penugasan, dan orientasi.
Penempatan merupakan tindakan pengaturan atas seseorang untuk menempati suatu
posisi atau jabatan. Penugasan merupakan tindakan pemberian tugas tanggung jawab kepada
tenaga kependidikan sesuai dengan kemampuannya, yaitu kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan dengan mutu yang paling diharapkan. Orientasi merupakan upaya memperkenalkan
seorang tenaga kependidikan yang baru terhadap situasi dan kondisi pekerjaan atau jabatan.
D. Pembinaan / Pengembangan Tenaga Kependidikan
Pembinaan atau pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha
mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga
kependidikan yang ada di seluruh tingkatan pengelolaan organisasi dan jenjang pendidikan.
Tujuan dari kegiatan pembianaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga kependidikan
yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan berpikir, sikap terhadap pekerjaan dan
keterampilan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga produktivitas kerja dapat
ditingkatkan.
Prinsip yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan teaga kependidikan, yaitu:
1) Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan baik untuk tenaga stuktural, tenaga
fungsional maupun tenaga teknis penyelengara pendidikan
2) Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan
profesional dan atau teknis untuk pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya
masing-masing
3) Mendorong peningkatan kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan tau
sistem sekolah; dan menyediakan bentuk-bentuk penghargaan, kesejateraan dan insentif sebagai
imbalan guna menjamin terpenuhinya secara optimal kebutuhan sosial ekonomis maupun
kebutuhan sosial-psikologi
4) Mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi
5) Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi,
pemecahan masalah, kegiatan remidial, pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan organisasi
pendidikan
6) Pembinaan dan jenjang karir tenaga kependidikan disesuaikan dengan kategori masing-
masing jenis kependidikan itu sendiri.
Cara yang lebih populer adalah melalui penataran (inservice training) baik dalam
rangka penyegaran maupun dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kependidikan. Cara-
cara lainnya dapat dilakukan sendiri-sendiri (self propelling growth) atau bersama-sama
(collaborative effort), misalnya mengikuti kegiatan atau kesempatan; ore-service training, on
the job training, seminar, workshop, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi dan
sebagainya.
E. Penilaian Tenaga Kependidikan
Penilaian tenaga kependidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa baik performa seseorang tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya dan seberapa besar potensinya untuk berkembang. Performa ini mencakup
prestasi kerja, cara kerja dan pribadi; sedangkan potensi untuk berkembang mencakup
kreativitas dan kemampuan mengembangkan karir.
Penilaian tenaga kependidikan bukan hanya dimaksudkan untuk kenaikan dalam jabatan
atau promosi, perpindahan jabatan atau mutasi bahkan turun jabatan atau demosi, melainkan
juga berguna untuk perbaikan prestasi kerja, penyesuaian gaji/tunjangan/insentif,
penyelenggaraan pendidikan dan latihan, pengembangan karir, perancang bangunan pekerjaan,
pengembangan dan perolehan kesempatan kerja secara adil an dalam rangka menghadapi
tantangan-tantangan eksternal keorganisasian. Penilaian diselenggarakan secara kooperatif,
komprehensif.
Sedangkan cara-cara yang ditempuh dapat menggunakan berbagai metode, seperti:
1) Rating scale, yaitu penilaian atas prestasi kerja personil yang didasarkan pada skala
tertentu misalnya sangat baik, baik, sedang, jelek, sangat jelek.
2) Weighted performance checklist, yaitu penilaian atas prestasi kerja personil yang
didasarkan pada kriteria tertentu dengan menggunakan bobot penilaian
3) Critical incident method, yaitu metode penilaian yang didasarkan atas perilaku-perilaku
sangat baik dari seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan
4) Test and observation, yaitu penilaian prestasi kerja didasarkan atas tes pengetahuan dan
keterampilan dan atau melalui observasi
5) Rank method, yaitu penilaian yang dilakukan untuk menentukan siapa yang lebih baik
dengan menempatkan setiap personil dalam urutan terbaik hingga terburuk
6) Forced distribution, yaitu penilaian atas personil yang kemudian dikategorikan dalam
kategori yang berbeda
7) Self appraisals yaitu penilaian oleh diri sendiri dimaksudkan untuk mempelajari
pengembangan diri dan sebagainya
Dalam perkembangan organisasi yang sedemikian pesat, penilaian bukan hanya dilakukan
terhadap individu saja, tetapi penilaian dapat merupakan penilaian terhadap performa suatu
kelompok kerja atau bahkan terhadap organisasi.
F. Kompensasi Bagi Tenaga Pendidik
Kompensasi merujuk pada semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi suatu
pekerjaan. Secara umum kompensasi ini memiliki dua komponen, yaitu kompensasi langsung
berupa upah, gaji, insentif, komisi dan bonus; dan kompensasi tidak langsung, misalnya berupa
asuransi kesehatan, fasilitas untuk rekreasi dan sebagainya.
Bagi tenaga kependidikan di Indonesia terdapat perbedaan perhitungan kompensasi
langsung sesuai dengan pangkat, jabatan dan golongan. Tenaga kependidikan yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil memiliki ketentuan khusus untuk pemberian kompensasi (UU No.8
Tahun 1974).
G. Pemberhentian Tenaga Kependidikan
Pemberhentian tenaga kependidikan merupakan proses yang membuat seseorang tenaga
kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan atau fungsi jabatannya baik untuk
sementara waktu maupun untuk selama-lamanya.
Banyak alasan yang menyebabkan seorang tenaga kependidikan berhenti dari pekerjaannya,
yaitu:
1) Permintaan sendiri untuk berhenti
2) Mencapai batas usia pensiun menurut ketentuan yang berlaku
3) Penyederhanaan organisasi yang menyebabkan adanya penyederhanaan tugas di satu
pihak sedang di pihak lain diperoleh kelebihan tenaga kerja
4) Melakukan penyelewengan atau tindakan pidana
5) Tidak cukup jasmani atau rohani
6) Meninggalkan tugas dalam jangka waktu tertentu sebagai pelanggaran atas ketentuan
yang berlaku
7) Meninggal dunia atau karena hilang sebagaimana dinyatakan oleh pejabat yang
berwenang
2.6. TANTANGAN-TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedemikian pesat, sehingga
organisasi pendidikan sudah selayaknya untuk dapat mengantisipasi secara lebih pro aktif.
Eksistensi tenaga kependidikan yang berada di lingkungan organisasi pendidikan senantiasa
harus dapat menyesuaikan dengan tuntutan perubahan dan perkembangan yang terjadi di
sekitarnya, sesuai dengan dinamika dunia pendidikan yang sangat cepat. Seiring dengan kondisi
tersebut, maka usaha untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pengelolaan tenaga
kependidikan akan sangat menantang dan perlu kerja keras serta partisipasi dari semua pihak.
Gambaran tentang tantangan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan tenaga
kependidikan adalah :
1) Profesi dalam bidang kependidikan masih belum luas dikenal oleh masyarakat
sehingga kurang mendukung terhadap pengembangan profesi, karena salah satu
ukuran profesi adalah pengakuan dari masyarakat tentang eksistensi profesi tersebut
2) Adanya perilaku tenaga kependidikan yang kurang menguntungkan, seperti : perilaku
yang paternalistik, kepatuhan semu, kekurangmandirian dalam bekerja sama
3) Perilaku tenaga kependidikan yang cenderung primordialisme, yaitu enggan
meninggalkan tempat asalnya, sehingga pemerataan tenaga ahli di bidang
kependidikan sangat sulit dilaksanakan
4) Mutasi yang terjadi di lingkungan organisasi kadang berkonotasi buruk akibatnya
perpindahan tenaga kependidikan dari satu wilayah ke wilayah lain sangat jarang
dilakukan
5) Produktivitas kerja masih dianggap rendah yang diakibatkan oleh kecerobohan-
kecerobohan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengelolaan tenaga kependidikan
itu sendiri
6) Perubahan di luar sistem sekolah / sistem sekolah, yang diakibatkan oleh laju
pertumbuhan penduduk, kemajuan IPTEK dan perubahan-perubahan global, regional,
atau lokal yang terjadi dalam kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.
7) UUPD No.22 Tahun 1999 dan PP No.25 Tahun 2000, maka pengadaan tenaga
kependidikan di tingkat makro akan beralih dari Pusat ke Daerah Tingkat I, sehingga
tidak mustahil daerah harus dapat merencanakan sendiri kebutuhan tenaga
kependidikan secara akurat
Dengan demikian pengelolaan tenaga kependidikan pada gilirannya merupakan
implementasi fungsi pengelolaan sumber daya manusia yang diupayakan untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan di tingkat lembaga maupun nasional melalui perolehan tenaga
kependidikan yang handal dan unggul.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pengelolaan pendidik dan kependidikan lebih mengarah pada pembangunan
pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif dan berprestasi.
Khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada Undang-
Undang no 14 tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, pengem-bang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi
kepada masyarakat
3.2 SARAN
Komponen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu komponen
utama dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, sebaiknya tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan dapat bekerja sama sehingga, tujuan kegiatan pembelajaran dapat berjalan
dengan optimal, yang nantinya akan berdampak pada terwujudnya tujuan pendidikan nasional
seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA
Adzelgar. Tenaga Kependidikan. [Online] Tersedia :
http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/tenaga-kependidikan/ [2 Februari 2016]
Undang-Undang No. 43 tahu 1999 tentang Pokok Pokok Kepegawaian
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Elfalasy. Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan . [Online] Tersedia :
http://elfalasy88.wordpress.com/2010/11/30/pengelolaan-tenaga-pendidik-dan-tenaga-
kependidikan/ [2 Februari 2016]
Henypita. Pengelolaan pendidikan: tenaga kependidikan. [Online] Tersedia:
http://henypita.wordpress.com/2011/04/01/manejemen-pendidikan-tenaga-kependidikan/
[15 November 2013]
Tim Dosen AP.2011. PENGELOLAAN PENDIDIKAN. Yogyakarta: UNY Press.
Tim dosen ADM Pendidikan UPI .2009. Pengelolaan Pendidikan. Bandung:Alfabeta
Wakhinuddin. Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan. [Online] Tersedia:
http://wakhinuddin.wordpress.com/2010/01/23/pengertian-pendidik-dan-tenaga-
kependidikan/ [2 Februari 2016]
Top Related