RESUME ULUMUL HADITS Page 1
DAFTAR ISI
BAB 10 ................................................................................................................................. ..2
HADITS DHAIF.................................................................................................................. ..2
PENGERTIAN HADITS DHAIF...................................................................................... ..2
MACAM-MACAM HADITS DHAIF.............................................................................. ...2
KEHUJJAHAN HADITS DHAIF.................................................................................... ...3
KESIMPULAN.................................................................................................................... .3
BAB 11............................................................................................................................... ..4
SANAD DAN MATAN..................................................................................................... ...4
PENGERTIAN SANAD DAN MATAN.......................................................................... ..4
KAEDAH-KAEDAH SANAD DAN MATAN................................................................ ..4
SYARAT-SYARAT PERAWI............................................................................................5
KESIMPULAN....................................................................................................................5
BAB 12................................................................................................................................. 6
HADITS MAUDHU............................................................................................................6
PENGERTIAN HADITS MAUDHU................................................................................6
PEMBAGIAN HADITS MAUDHU..................................................................................6
SEJARAH MUNCULNYA PEMALSUAN HADITS ....................................................7
SEBAB MUNCULNYA PEMALSUAN HADITS ...........................................................7
KESIMPULAN...................................................................................................................8
BAB 13.................................................................................................................................9
INGKAR SUNNAH............................................................................................................9
SEJARAH MUNCULNYA INKAR SUNNAH, TOKOH-TOKOHNYA SERTA
ARGUMENNYA................................................................................................................9
KESIMPULAN.................................................................................................................11
RESUME ULUMUL HADITS Page 2
BAB 10
A. Hadits Dhaif
Pengertian hadits dhoif
Hadits dhoif secara istilah para ulama terdapat perbedaan rumusan dalam
mendefinisikan hadits dhoif ini akan tetapi pada dasarnya,isi, dan maksudnya
tidak berbeda. Beberapa definisi,diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadits shohih
dan syarat-syarat hadits hasan.
2) Hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat-syarat hadits
maqbul (hadits shohih atau yang hasan)
3) Pada definisi yang ketiga ini disebutkan secara tegas,bahwa Hadits
dhoif adalah hadits yang jika satu syaratnya hilang.
B. Macam-macam hadits dhoif
a) Dhoif karena tidak bersambung sanadnya,misalnya:
Hadits munqathi’
Hadits munqathi’ adalah hadits yang gugur sanadnya di satu tempat
atau lebih atau pada sanadnyan disebutkan nama seseorang yang
tidak dikenal namanya.
b) Dhoif karena tidak ada syarat adil
Hadits maudhu’
Hadits maudhu’ adalah hadits yang dibuat-buat oleh seseorang
(pendusta) yang ciptaan ini dinisbatkan kepada Rasulullah secara
paksa dan dusta baik sengaja maupun tidak.
c) Dhoif karena tidak ada dhobit
Hadits mudraj’
Hadits mudraj adalah hadits yang menampilkan (redaksi)
tambahan,padahal bukan (bagian dari) hadits.
RESUME ULUMUL HADITS Page 3
d) Dhoif karena kejanggalan dan kecacatan
HaditsSyaz’
Hadits syaz adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang
maqbul,aka tetapi bertentangan (matannya) dengan periwayatannya
dari orang yang kualitasnya lebih utama.
D. Kehujjahan hadits dhoif
Hadits dhoif ada kalanya tidak bisa ditolerir kedhoiffannya misalnya karena
kemaudhu’annya, ada juga yang bisa tertutupi kedhoiffannya(karena ada faktor
yang lainnya). Untuk yang pertama tersebut, berdasarkan kesepakatan para ulama
hadits, tidak diperbolehkan mengamalkannya baik dalam penetapan hukum-
hukum,akidah maupun fadhail al ‘amal.
E. Kesimpulan
a) Hadits dhoif merupakan hadits yang di dalamnya tidak terdapat syarat-
syarat hadits shohih dan syarat-syarat hadits hasan. Hadits dhoif ini
memilki penyebeb mengapa bisa tertolak di antaranya dengan sebab-
sebab dari segi sanad dan juga dari segi matan.
b) Kriteria hadits dhoif adalah karena sanadnya ada yang tidak
bersambung,kurang adilnya perawi,kurang dhobiyhnya perawi dan
Ada syadz dalam hadits tersebut.
c) Hadits dhoif terbagi menjadi beberapa kelompok baik itu yang
didasarkan pada pembagian berdasarkan sanad hadits atau juga matan
hadits.
d) Dalam menyikapi penerimaan dan pengamalan hadits dhoif ini terhadi
khilafiah di kalangan ulama,ada yang membolehkannya dan ada juga
yang secara mutlak tidak membolehkan beramal dengan hadits dhoif
tersebut.
RESUME ULUMUL HADITS Page 4
BAB 11
A. Pengertian Sanad dan Matan
a) Pengertian Sanad
Secara terminologis, definisi sanad ialah :
“Silsilah orang-orang yang menghubungkan kepada matan hadits”
Silsilah orang-orang maksudnya, ialah susunan atau rangkaian
orang-orang yang menyampaikan materi hadits tersebut, sejak yang
disebut pertama sampai kepada Rasul SAW, yang perkataan,
perbuatan, taqrir dan lainnya merupakan materi atau matan hadits.
Dengan pengertian di atas, maka sebutan sanad hanya berlaku pada
serangkaian orang-orang, bukan dilihat dari sudut pribadi secara
perorangan, sedang sebutan untuk pribadi yang menyampaikan
hadits dilihat dari sudut orang-perorangnya, disebut dengan rawi.
b) Pengertian Matan
Secara terminologis adalah Suatu kalimat yang berakhirnya sanad
B. Kaidah-kaidah Sanad dan Matan
Unsur-unsur kaedah mayor yang berkenaan dengan sanad
Para ulama mutaqaddim belum menetapkan kriteria hadist shahih secara jelas,
tapi pada umumnya mereka hanya memberikan pernyataan tentang
penerimaan berita yang bisa diperpegangi. Pernyataan yang dimaksud antara
lain sebagai berikut :
a) Tidak boleh diterima suatu riwayat hadist kecuali dari orang yang
tsiqah.
b) Periwayat harus dilihat kualitas ibadahnya, perilaku dan
keadaannya.
c) Harus mempunyai pengetahuan tentang hadist.
d) Tidak berdusta dan tidak suka mengikuti hawa nafsunya.
e) Tidak ditolak kesaksiannya.
RESUME ULUMUL HADITS Page 5
C. Syarat - Syarat Perawi
Berakal, cakap/cermat , adil, dan Islam adalah syarat syarat yang mutlak
untuk menjadi seorang perawi agar riwayatnya dapat diterima . apabila
seorang perawi tidak memenuhi seluruh predikat itu maka hadistnya akan
ditolak dan tidak akan dipakai. Oleh para kritikus hadist, baik angkatan lama
maupun angkatan baru, keempat syarat tersebut membutuhkan penjabaran
lebih lanjut. Syu’bah bin al~Hajjaj(160 H) pernah ditanya : “ Siapakah yang
hadistnya terpakai ?” Syu’bah menjawab: “ Orang yang meriwayatkan hadist
dari orang terkenal yang justru tidak mereka kenal, hadistnya tidak terpakai.
Atau apabila dia salah memahami suatu hadist. Atau bila dia sering melakukan
kesalahan-kesalahan. Atau meriwayatkan hadist yang disepakati banyak orang
bahwa hadist tersebut salah. Maka hadist-hadist yang diriwayatkan oleh orang
seperti itu tidak dipakai. Adapun selainya, boleh diriwayatkan.
D. KESIMPULAN
Sanad menurut bahasa berarti sandaran, tempat kita bersandar.
Menurut istilah Muhaddisin, sanad ialah jalan yang menyampaikan kita ke
matan hadis. Sedangkan matan menurut bahasa punggung jalan (muka jalan),
tanah yang keras dan tinggi. Matan secara istilah adalah suatu redaksi dari
hadis atau sesuatu yang ada setelah sanad terakhir.
RESUME ULUMUL HADITS Page 6
BAB 12
A. Definisi Hadits Maudhu’
Secara etimologi : maudhu berasal dari kata ضو aparebeb iaynupmem gnay ع
makna diantaranya :
حط ا .1 ( merendahkan ) ل
قاط .2 س ( menjatuhkan ) اإل
تال ق ( .3 ( mengada-ngadakan اإلخ
صاق .4 ( menyandarkan / menempelkan ) االل
Sedang dalam istilah ilmu hadits: hadits maudhu adalah hadits yang diada-
adakan dan dipalsukan atas nama Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam
secara sengaja atau kesalahan sebagian ulama mengkhususkan hadits
maudhu. pada dusta yang disengaja saja.
Hadits maudhu adalah hadits yang paling rendah kedudukannya.
B. Pembagian hadits Maudhu
Hadits maudhu ada 3 macam :
1) Perkataan itu berasal dari pemalsu yang disandarkan pada Rasulullah
2) Perkataan itu dari ahli hikmah atau orang zuhud atau israiliyyat dan
pemalsu yang menjadikannya hadits.
3) Perkataan yang tidak diinginkan rawi pemalsuannya , Cuma dia keliru.
Jenis ketiga ini masuk hadits maudhu apabila perawi mengetahuinya tapi
membiarkannya
RESUME ULUMUL HADITS Page 7
C. Sejarah Munculnya Pemalsuan Hadits
Ada beberapa waktu yang disebutkan peneliti dalam masalah ini :
a) Ahmad Amin dalam bukunya Fajrul Islam bahwa pemalsuan hadits
terjadi pada zaman Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam ,
pendapatnya ini hanya dibangun atas persangkaan saja dan tidak
berdasar sama sekali
b) Munculnya pemalsuan hadits bermula dari terjadinya fitnah
pembunuhan Utsman, fitnah Ali dan Muawiyah radhiyallohu anhum
jami’andan munculnya firqah setelah itu. Berkisar tahun 35 H – 60 H
inilah kesimpulan dari perkataan para peneliti hadits di zaman ini
diantara nya Dr Mustafa Siba’i, Dr Umar Fallatah ( salah seorang
pengajar di Masjid Nabawi), Dr Abdul Shomad ( Dosen Al-Hadits di
Universitas Islam Madinah)
D. Sebab Munculnya Pemalsuan Hadits
Polemik politik
Dari sebab pembunuhan Utsman radhiyallohu anhu kemudian fitnah Ali
radhiyallohu anhu dan Mu’awiyah radhiyallohu anhu terpecahlah kaum
muslimin mennjadi tiga , kubu Ali radhiyallohu anhu, Kubu Mu’awiyah
radhiyallohu anhu, dan yang keluar yang memberontak pada Ali radhiyallohu
anhu.
Pada zaman mereka tidak terjadi pemalsuan hadits, setelah itulah muncul
orang-orang yang ta’asub (fanatik) pada golongan tertentu, dan yang pertama
kali mempeloporinya adalah Syiah, mereka membuat hadits palsu tentang
keutamaan Ali radhiyallohu anhu, kemudian kubu Mu’awiyah radhiyallohu
anhu berbuat demikian pula, memalsukan hadits mengenai Abu Bakar,
Umar,Utsman, dan Mu’awiyah radhiyallohu anhum jami’an.
RESUME ULUMUL HADITS Page 8
E. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan, tim penulis dapat
menyimpulkan makalah yang berjudul “Hadits Maudhu” ini, yaitu sebagai
berikut:
1) Pengertian hadits maudhu mempunyai bermacam-macam pendapat,
walaupun demikian dapat ditarik kesimpulah bahwa hadits maudhu adalah
hadis palsu yang dibuat oleh seseorang dan disandarkan kepada nabi
Muhammad saw. Adapun latar belakangnya hadits maudhu tersebut
hakikatnya adalah pembelaan atau pembencian terhadap suatu golongan
tertentu.
2) Hadits maudhu dapat diidentifikasi keberadaannya dengan mengetahuinya
berdasarkan metode-metode tertentu, misalnya mengetahui ciri-ciri yang
terdapat pada sanad dan matannya.
3) Menyikapi terhadap adanya hadits maudhu sangat beragam, ada
sekelompok orang yang menyikapinya dengan menerima tanpa
pertimbangan tertentu, ada pula yang menerimanya dengan berbagai
catatan tertentu, bahkan ada pula yang tidak menerimanya sama sekali.
RESUME ULUMUL HADITS Page 9
BAB 13
A. INKAR SUNNAH
Pengertian Inkar Sunnah
Ingkarussunnah berasal dari dua kata, ingkar dan sunnah. Yang dimaksud
dengan ingkar adalah penolakan, penafian atau tidak mengakui. Yang
dimaksud dengan sunnah adalah hadits-hadits Rasulullah SAW. Jadi
ingkarussunnah adalah paham yang mengingkari keberadaan hadits-hadits
Rasulullah SAW. Imam syafi’I berpendapat bahwa yang dimaksud inkar
sunnah adalah kelompok yang bersikap menolak seluruh hadits sebagai salah
satu sumber ajaran islam.
Secara paradigma pemikiran dan pemahaman, sejarah inkar Sunnah memang
sangat erat dengan golongan Khawarij, Muktazilah, dan Syiah (Rafidhah).
Dan dari segi benih kemunculan, mereka sudah tampak sejak masa sahabat.
Bahkan, kabar tentang akan adanya orang yang mengingkari Sunnah sudah
pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Tetapi, dari segi golongan atau
kelompok yang terpisah dan berdiri sendiri, inkar Sunnah ini sesungguhnya
tidak pernah eksis kecuali pada masa penjajahan kolonial Inggris di India
sekitar abad delapan belas.
B. Sejarah Munculnya Inkar Sunnah, Tokoh-Tokohnya serta Argumennya :
Dahulu (abad Klasik)
Dalam berbagai penuturan sejarah disebutkan bahwa sebelum terjadi perang
saudara antara shahabat Nabi saw, Umat Islam benar-benar utuh, satu dengan
yang lain saling mempercayai. Tetapi setelah terjadi perang saudara, mulai
dari terbunuhnya Usman ra, hingga puncaknya pada masa terbunuhnya Ali ra.
Kaum muslimin terpecah-pecah karena adanya kepentingan politik, kaum
khawarij yang sebenarnya anti perpecahan justru tampil dengan amat
kasarnya, mengadakan pembunuhan kepada semua pihak yang terlibat dalam
perang saudara.
RESUME ULUMUL HADITS Page 10
Kalau sebelumya mereka percaya kepada sahabat-sahabat Nabi saw, tetapi
setelah terjadi perang saudara, mereka hanya mempercayai shahabat yang
yang tidak terlibat dalam konflik perebutan kekuasaan tersebut. Artinya
mereka tidak lagi mempercayai hadits-hadits yang diriwayatkan oleh
shahabat-shahabat Nabi yang terlibat dalam pertikaian politik, seperti usman,
Ali, dan mereka yang terlibat dalam perang onta dan tahkim.
Tentang khawarij yang oleh sebagian ulama ahli hadits disebut-sebut sebagai
salah satu golongan yang Ingkar Sunnah, dikarenakan tragedi perebutan
kekuasaan antara shahabat di atas, Mustafa Azami membantah pendapat ini
(yang juga termasuk pendapatnya Prof. al-Siba'i) dengan argumentasi: bahwa
seluruh kitab-kitab tulisan orang-orang khawarij sudah punah seiring dengan
punahnya golongan ini, kecuali kelompok Ibadhiyah yang masih termasuk
golongan khawarij. Dari sumber (kitab-kitab) yang di tulis oleh golongan ini
ditemukan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh atau berasal dari Ali,
Usman, Aisyah, Abu Hurairah, Anas bin Malik, dan lainnya. Oleh karena itu,
pendapat yang menyatakan bahwa seluruh golongan khawarij menolak hadits
yang diriwayatkan oleh Sahabat Nabi saw, baik sebelum maupun sesudah
peristiwa tahkim adalah tidak benar
Seperti halnya golongan khawarij, golongan mu'tajilah juga tidak semuanya
menolak hadits Nabi saw. Memang mereka mungkin mengkritik sejumlah
hadits yang berlawanan dengan teori madzhab mereka. Namun demikian, hal
itu tidak berarti mereka menolak hadits secara keseluruhan.
Masih menurut temuan Mustafa Azami, bahwa golongan syi'ah yang terbagi
kepada beberapa kelompok, yang masing-masingnya saling mengkafirkan
juga menerima dan memakai Hadits Nabi saw. Dari sekian banyak kelompok
dalam golongan ini, hanya golongan syi'ah Itsna'ayariyah yang tetap eksis
sampai sekarang.
Yang membedakan golongan syi'ah ini dengan golongan yang lain dalam hal
cara penerimaan dan penetapan hadits Nabi SAW adalah: kelompok ini
menganggap mayoritas sahabat setelah wafatnya Nabi saw telah menjadi
murtad, kecuali sekitar tiga sampai sebelas orang saja. Karena itu, mereka
RESUME ULUMUL HADITS Page 11
tidak menerima hadits yang diriwayatkan oleh para shahabat tadi; mereka
hanya menerima hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Ahlul Bait (keluarga
Nabi) saja.
Imam Syafi'I dalam kitabnya al-Umm, menyatakan bahwa kelompok yang
menolak sunnah sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur'an
telah muncul di penghujung abad kedua atau abad ketiga hijriah, kelompok ini
juga telah melengkapi.
C. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1) Faham inkar sunnah adalah paham yang mengingkari keberadaan
hadits-hadits Rasulullah SAW .
2) Inkar sunnah mulai muncul pada zaman sahabat usai perang sahabat
setelah wafatnya Nabi SAW, Tokoh-tokoh inkar sunah zaman dahulu
diantaranya adalah golongan Khawarij, golongan Mu'tajilah serta
golongan Syi’ah, sedang pada zaman modern tokoh inkar sunnah yang
muncul diantaranya adalah Rasyad Khalifa dari Mesir, Ghulam Ahmad
Parwes dari India, Taufiq Shidqi dari Mesir,Kasim Ahmad dari
Malaysia dan empat orang dari Indonesia yaitu Abdul Rahman, Moh.
Irham, Sutarto, dan Lukman Saad.
3) Sebab peng-ingkaran mereka terhadap sunnah Nabi SAW diantaranya :
a) Pemahaman yang tidak terlalu mendalam tentang Hadits Nabi
saw. Dan kedangkalan mereka dalam memahami Islam, juga
ajarannya secara keseluruhan.
b) Kepemilikan pengetahuan yang kurang tentang bahasa arab,
sejarah Islam, sejarah periwayatan, pembinaan hadits,
metodologi penelitian hadits, dan sebagainya.
c) Keraguan yang berhubungan dengan metodologi kodifikasi
hadits, seperti keraguan akan adanya perawi yang melakukan
RESUME ULUMUL HADITS Page 12
kesalahan atau muncul dari kalangan mereka para pemalsu dan
pembohong.
d) Keyakinan dan kepercayaan mereka yang mendalam kepada al-
Qur'an sebagai kitab yang memuat segala perkara.
e) Keinginan untuk memahami Islam secara langsung dari al-
Qur'an berdasarkan kemampuan rasio semata dan merasa
enggan melibatkan diri pada pengkajian hadits, metodologi
penelitian hadits yang memiliki karakteristik tersendiri.
RESUME ULUMUL HADITS Page 13
DAFTAR PUSTAKA
http://wardahcheche.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-
false-en-us-x-none.html
http://anasunni.wordpress.com/2012/12/10/makalah-sanad- isnad-
dan-matan/
http://mahasiswastainkerinci.blogspot.com/2012/01/makalah-
hadist-maudhu.html
http://ricky-diah.blogspot.com/2011/04/ulumul-hadits- inkar-
sunnah.html
Top Related