Makalah
CERMIN,PRISMA DAN LENSA
Disusun Oleh :
Rohalia Azzahra ( 13115002 )
Dosen Pembimbing
Syarifah Rahmiza, M.Pd
PROGRAM STUDI : FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
TAHUN 2015-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena
berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat-alat Optik
ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran fisika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Aceh Besar 15 desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cermin
2.1.1 Pemantulan pada cermin datar
2.1.2 pemantulan pada cermin cekung
2.1.3 pemantulan pada cermin cembung
2.2 Pengertian Prisma
2.2.1 Pembiasan cahaya pada Prisma
2.2.2 Rumus pembiasan pada prisma
2.3 Pengertian Lensa
2.3.1 Jenis-jenis lensa
2.3.2 Bagian-bagian lensa
2.3.3 Sinar-sinar istimewa
2.3.4 Melukis pembentukan bayangan pada lensa
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di
bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai
hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah
Tuhan Sang Pencipta dengan tulus. Menurut perkembangan era globalisasa
bidang optik pun ikut berkembang. Alat-alat optik sangat berpengaruh
berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari , seperti dalam bidang pendidikan
,kesehatan dan perkantoran . jenis alat-alat opti pun beraneka ragam menurut
bentuk dan kegunaannya. Cermin adalah sebuah benda dengan permukaan yang
dapat memantulkan bayangan benda dengan sempurna lain prisma adalah
bangun ruang yang mempunyai penampang melintang yang selalu sama dalam
bentuk dan ukuran dan Lensa digunakan untuk membantu orang-orang yang
menderita cacat mata atau penglihatannya terganggu. Contohnya: miopi,
hipermetropi, presbiopi, dan astigmatisme.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pengertian cermin ?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengertian prisma ?
3. Bagaimana pembiasan cahaya pada prisma ?
4. Apa yang dimaksud Pengertian lensa ?
5. Sebutkan Jenis-jenis lensa ?
1.3 tujuan
1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian cermin
2. untuk mengetahui apa yang dimaksed dengan pengertian prisma
3. untuk mengetahui bagaimana pembiasan cahaya pada prisma
4. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian lensa
5. untuk mengetahui jenis-jenis lens
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CERMIN
Cermin adalah sebuah benda dengan permukaan yang dapat memantulkan bayangan
benda dengan sempurna.
Cermin dibedahkan atas :
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang datar.
Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya cekung dan
bersifat konvergen (mengumpulkan sinar). Cermin cekung dapat membentuk
bayangan nyata dan sebuah benda.
Cermin cembung adalah cermin yang permukaannya cembung dan
bersifat divergen (menyebarkan sinar). Cermin cembung hanya dapat
membentuk bayangan maya dari sebuah benda.
2.1.1 Pemantulan pada cermin datar
a. sifat sifat bayangan pada cermin datar.
Cermin yang kita pakai untuk berkaca adalah cermin datar. Bayangan
yang terlihat di dalam cermin datar disebut bayangan cermin.
( gambar 8 . 4 ). Bayangan pada cermin datar
Bersifat :
1. Sama besar dengan bendanya yang berada didepan cermin.
2. Tegak artinya posisi tegak bayangan sama dengan posisi tegaknya
benda.
3. Tertukar sisinya artinya bagian kanan benda menjadi bagian kiri
bayangan (dengan kata lain, bayangan menghadap berlawan arah
terhadap bendanya).
4. Semu atau maya, artinya tidak dapat ditangkap oleh layar.
5. Jarak sama artinya jarak bayangan terhadap cermin sama dengan jarak
benda terhadap cermin.
b. bayangan nyata ( sejati ) dan bayangan semu ( maya )
bayangan nyata adalah bayangan yang terjadi karena pertemuan
langsung sinar- sinar cahaya ( bukan perpanjangan) dan dapat
ditangkap oleh layar. (Gambar 8.5a)
bayangan semu adalah bayangan yang terjadi karena pertemuan
perpanjangan sinar-sinar cahaya. Bayangan semu ini dilihat langsung
oleh mata, tetapi tidak ditangkap oleh layar (gambar 8. 5b)
c. melukis pembentukan bayangan pada cermin datar
1. lukis sinar pertama yang datang dari benda menuju kecermim dan
dipantulkan ke mata sesuai dengan hukum pemantulan, yaitu sinar
datang (i) = sinar pantul(r).
2. Lukis sinar kedua yang datang dari benda menuju ke cermin dan
dipantulkan ke mata sesuai hukum pemantulan.
3. perpanjangan sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua dibelakang
sehingga perpotongan tersebut merupakan bayangan benda.
Gambar 8.6a dan gambar 8.6b
Dari kedua gambar diatas terlihat bahwa jarak bayangan ke cermin
sama jauh dengan jarak benda ke cermin, hanya saja bayangan tersebut
berupa bayangan maya ( di belakang cermin ).
Secara matematis dapat dinyatakan dengan :
[ S = - ]
Di mana : s = jarak benda ke cermin .
= jarak bayangan ke cermin
- = tanda negatif menunjukan bayangan maya (semu).
Contoh
1. Seorang siswa berdiri 6 m di depan sebuah cermin datar yang besar.
a. Berpakah jarak siswa terhadap bayangan.
b. Siswa tersebut kemudian berjalan mundur 2m dari cermin itu.
Berpakah jarak siswa tersebut terhadap bayangan sekarang?
Jawab
a. Gambar
b. Siswa mundur 2m dari cermin tersebut, berarti s = 8m,
maka sesuai dengan persamaan s=- di dapatkan =8m .
Jarak siswa terhadap bayangan (d) dapat dihitung sebagai
berikut
d = s +
= 8 + 8
= 16
2. Seorang wanita 1,6 m berdiri di depan cermin datar melihar seluruh
bayangan dan ujung bawah sepatuhnya sampai ujung rambut. Berapa tinggi
minimun cermin datar agar wanita tersebut dapat melihat seluruh
bayangannya?
Jawab
Gambar
Sifat cermin datar, yaitu jarak benda ke cermin sama dengan
jarak bayangan ke cermin. Jadi , BC = B C atau B C = BBPerhatikan : ∆ ABB , ∆ DCB
AB : DC = BB : CBAB : DC = BB = BBAB : DC = 1 :
DC = AB
= ( 160 cm )
= 80 cm
Dari perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa, untuk dapat
melihat seluruh bayangan kita pada cermin datar, maka panjang
minimun cermin datar yang kita perlukan adalah setengah dari
tinggi kita . dapat dinyatakan sebagai berikuth = h
Di mana : h = panjang cermin datar
h = tinggi badan kita
2.1.2 pemantulan pada cermin cekung
jika bayangan suatu benda dapat ditangkap oleh layar adalah bayangan nyata.,
sebaliknya jika tidak dapat ditangka oleh layar adalah bayangan semu( maya).
Berikut ini kita akan membahas tentang sinar-sinar istimewa pada cermin
cekung, melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung.
1. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
a). Sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan melalui
fokus (f) cermin.
Gambar
b). Sinar datang melalui titik fokus ( f ) akan dipantulkan sejajar dengan
sumbuh utama.
Gambar 8.12
c). Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin ( m) dipantulkan
kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.
Gambar 8.13
d). Sinar yang menuju titik tengah cermin dipantulkan sedemikian sehingga
sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul terhadap sumbu utama.
Gambar
2. Melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung.
Untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung pertolongan dua
dari empat sinar istimewa. Langka-langkah yang diperlukan untuk melekus
bayangan sebagai berikut:
a. Lukis dua dari sinar istimewa
b. Sinar selalu datang dari bagian depan cermin dan dipantulkan kembali ke
bagian depan cermin. Perpanjangan sinar-sinar dibelakang cermin dilukis
sebagai garis putus-putus.
c. Perpotongan kedua sinar pantul yang dilukis pada langkah a) merupakan
bayangan yang dihasilkan nyata ( sejati ). Sebaliknya, jika perpotongan
didapatkan dari perpanjangan dari sinar pantul di belakng cermin, maka
bayangan yang dihasilkan adalah maya , dan dilukis dengan putus-putus
Gambar 8.16a dan gamabr 8.16b
Gambar 8.16c dan 8.16d.
Dari keempat pembentukan bayangan di atas dengan letak benda berbeda-
beda, dapat disimpulakn sebagai berikut:
a). Makin dekat letak benda di depan cermin cekung, makin besar
bayangannya.
b). Bayangan nyata selalu terletak di depan cermin dan terbalik
c). Bayangan maya selalu terletak dibelakang cermin, tegak dan
diperbesar.
3. rumus cermin cekung.
Cermin cekung berfokus positif. Jika anda mempunyai benda dengan
jarak S dari cermin maka untuk mencari jarak bayangannya
menggunakan rumus:
= +
Keterangan
f = fokus cermin
s = jarak benda dari cermin
= jarak bayangan
Sedangkan perbesaran bayangannya menggunakan rumus
M = =
Keterangan :
S = jarak benda dari cermin
= jarak bayangan
ℎ = tinggi bayangan
h = tinggi benda
contoh
1. Sebuah benda berada 12 cm di depan cermin cekung yang berjari-jari 16
Tentukanlah:
a. jarak fokus cermin cekung
b. letak bayangan
c. perbesaran bayangan
d. sifat bayangan
jawab
s = 12 cm
R = 16 cm
a. jarak fokus cermin dapat dihitung dengan persamaan:
f = R
= (16 cm)
= 8 cm
b. letak bayangan pada cermin cekung dapat dihitung dengan persamaan:
+ =
+ =
= -
= -
=
= 24 cm ( positif menunjukkan bahwa bayangan terletak di depan
cermin cekung, berarti bayangan adalah nyata )
c. perbesaran bayangan dapat dihitung dengan persamaan :
p =
=
= - 2 kali ( negatif menunjukkan bayangan adalah terbalik )
d. sifat bayangan yang dihasilkan adalah :
nyata ( karena positif )
terbalik ( karena P negatif )
diperbesar ( karena P = 2 kali
2.1.3 pemantulan pada cermin cembung
cermin cembung disebut juga konveks atau cermin negatif karena
pusat kelengkungan M dan titik fokus utama F ( selanjutnya disebut
titik fokus saja) ada titik belakang kelengkungan ( lihat gambar 8.23
dan 8.24).
oleh karena itulah nilai R dan f pada cermin cembung negatif.
Gambar
Kedua gambar diatas adalah gambar sinar-sinar istimewa pada cermin
cembung dengan sudut buka kecil. Gambar memperlihatkan bahwa sinar-
sinar pantul pada cermin cembung bersifat memancar (divergen). Sinar-
sinar sejajar dipantulkan seakan-akan berasal dari satu titik di belakang
cermin, yaitu titik fokus utama atau api utama. Karena letak titik fokus
utama F di belakang cermin maka di sebut titik fokus maya atau cembung,
cara menggambar pembentukan bayangan cermin cembung dan rumus
cermin cembung.
1. Sinar-sinar istimewa oada cermin cembung
a). Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan seakan-akan
datang dari titik fokus F
gambar 8.25
b). Sinar datang menuju ke titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu
utama.
Gambar 8.26
c). Sinar datang menuju ke titik pusat kelengkungan M dipantulkan
kembali seakan-akan datang dari titik pusat kelengkungan M.
Gambar 8.27
d). Sinar datang dengan arah sembarang dipantulakn sesuai hukum
pemantulan, yaitu susut datang sama dengan sudut pantul.
Gambar 8.28
2. Menggambar pembentukan bayangan pada cermin cembung
Cara menggambar pembentukan bayangan pada cermin cembung
persis sama dengan cermin cekung, yaitu diperlukan pertolongan dua
dari empat sinar istimewa saja.
Gambar 8.29
Dapat disimpulkan bahwa untuk benda yang dapat diletakkan di depan
cermin cembung selalu terbentuk bayangan maya, tegak dan
diperkecil.
3. Rumus cermin cembung
Rumus-rumus yang berlaku pada cermin cekung,berlaku juga pada
cermin cembung, hanya saja karena titik fokus F dan titik pusat
kelengkungan cermin M terletak di belakang cermin maka jarak fokus
(f) dan jari-jari kelengkungan (R) bertanda negatif.
F = R
P = =
+ =
di mana: f = jarak fokus cermin cembung (-)
R = jari-jari kelengkungan cermin cembung (-)
P = perbesaran linier
h’ = tinggi bayangan
h = tinggi benda
s’ = jarak bayangan ke titik O
s = jarak benda ke titik O
contoh
jarak fokus sebuah cermin cembung 20cm. Sebuah benda setinggi
benda setinggi 4cm diletakkan pada jarak 30cm di depan cermin.
Tentukanlah :
a. Letak bayangan
b. Perbesaran bayangan
c. Tinggi bayangan
d. Sifat bayangan
jawab
a. Letak bayangan pada cermin cembung dapat dihitung dengan
persamaan :
+ =
= =
= - -
= - -
S’ =
= -12 cm ( s’ negatif menunjukkan bahwa bayangan terletak di
belakang cermin cembung, berarti bayangan adalag maya)
b. Perbesaran bayangan dihitung dengan persamaan :
P =
=( )
= 0,4 kali (P positif menunjukkan bayangan adalah tegak dan
P<1 menunjukkan diperkecil)
c. Tinggi bayangan dapat dihitung dengan persamaan.
P =
0,4 =
h’ = (0,4)(6)
= 2,4cm ( h’<h menunjukkan diperkecil)
d. Sifat bayangan yang dihasilkan
Maya ( karena s’ bertanda negatif)
Tegak ( karena P bertanda positif)
Diperkecil ( karena P<1 atau h’<h)
2.2 PENGERTIAN PRISMA
Prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas dan tutup identik
berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang. Dengan
kata lain prisma adalah bangun ruang yang mempunyai penampang melintang yang
selalu sama dalam bentuk dan ukuran.
2.2.1 Pembiasan cahaya pada Prisma
Prisma adalah benda bening (transparan) yang penampangnya berbentuk
segitiga (dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut
tertentu). Biasanya prisma terbuat dari bahan gelas. Bidang permukaan
prisma disebut bidang pembias, sedangkan sudut yang dibentuk oleh
kedua bidang pembias disebut sudut pembias dan garis perpotongan
kedua bidang pembias disebut rusuk pembias. Lihat gambar (8.43).
Gambar
Jika seberkas sinar monokromatik (atau sinar tunggal, yaitu sinar yang
tidak dapat diuraikan menjadi sinar lain) didatangkan pada salah satu
bidang pembias maka sinar yang keluar dari pembias lainnya
dibelokkan arahnya dari sinar datang semula.
Mula-mula sinar monokramatik datang dari udara masuk ke prisma di
sisi sebelah kiri (pada rusuk pembias AB), sinar ini dibiaskan
mendekati garis normal ( ). Sinar yang dibiaskan ini
datang ke sisi sebelah kanan (bidang batas gelas–udara ) dan sinar ini
dibiaskan menjauhi garis normal ketika meninggalkan prisma.
Disini terlihat bahwa sinar yang keluar dari prisma tidak sejajar dengan
sinar datang yang mula-mula. Jadi, dapat disimpulkan bahwa arah
sinar diubah setelah memasuki prisma.
2.2.2 Rumus pembiasan pada prisma
persamaan sudut puncak prisma atau biasa disebut sudut pembias
prisma, dapat dihitung menggunakan rumus :
β = r1 + i2
dengan
β = adalah sudut puncak prisma (⁰)r1 = sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara-prisma
(⁰).i2 = sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-
udara.
jika nilai sudut pembias prisma sudah diketahui selanjutnya kita dapt
mencari nilai sudut deviasi prisma atau sudut pembias prisma,
menggunakan rumus :
D = (i1 + r2) - β
Dengan :
D = sudut deviasi (⁰)i1 = sudut datang pada bidang batas bidang pertama prisma (⁰)r2 = sudut bias pada bidang kedua prisma (⁰)β = sudut puncak atau sudut pembias prisma (⁰)Sudut deviasi minimum terjadi saat i1 = r2 , utuk menentukan nilai
deviasi minimum digunakan persamaan :
Dm = 2i1 - β
Bila sudut pembias lebih dari 15° , besar sudut deviasi minimum
dihitung menggunakan rumus :
Dengan :
n1 = indeks bias medium (udara)
n2 = indeks bias prisma
Dm = sudut deviasi minimum (⁰)β = sudut pembias prisma (⁰)b. Bila sudut pembias kurang dari 15° , besar sudut deviasi minimum
dihitung menggunakan rumus :
Dengan :
δ = sudut deviasi minimum (⁰)
n = indeks bias relatif prisma terhadap medium
β = sudut pembias prisma (⁰)2.3 PENGERTIAN LENSA
Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung. Dua
bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris maupun bola. Lensa
silindris bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik yang jauh pada suatu garis,
sedangkan lensa yang berbentuk bola yang melengkung ke segala arah memusatkan
cahaya dari sumber yang jauh pada suatu titik.
2.3.1 Jenis-jenis lensa
Berdasarkan sifat pembiasan sinarnya, lensa dibedakan menadi dua jenis,
yaitu:
a) Lensa cembung (konveks atau lensa positif /lensa konvergen )
adalah lensa yang bersifat mengumpulkan (konvergen) sinar yang
dibiaskan. Oleh karena itu, lensa cembung disebut juga lensa
konvergen. Ciri dari lensa ini adalah bagian tengah lebih tebal dari
bagian tepinya.
b) Lensa cekung (konkaf atau lensa negatif/lensa divergen)
Adalah lensa yang bersifat memancarkan (divergen) sinar yang
dibiaskan. Oleh karena itu, lensa cekung ini disebut juga lensa
divergen. Ciri dari lensa ini adalah bagian tengah lebih tipis dari
bagian tepinya.
Lensa dibatasi oleh dua permukaan. Kedua permukaan dapat
cembung atau cekung atau satu cembung dan lainnya cekung., atau
yang satu datar yang lainnya cembung atau cekung. Berdasarkan
hal ini maka lensa cembung atau lensa cekung masing-masing
dapat digolongkan lagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Cembung rangkap atau bikonveks
2. Cembung datar atau plan-konveks
3. Cembung cekung atau konkaf-konveks
4. Cekung rangkap atau bikonkaf
5. Cekung datar atau plan-konkaf
6. Cekung cembung atau konveks-konkaf
Gambar
2.3.2 Bagian-bagian lensa
Sebelum membicarakan lensa lebih lanjut, terlebih dahulu harus
memahami istilah-istilah atau bagian-bagian dari lensa itu.
1. Sumbuh utama
adalah garis yang menghubungkan pusat kedua bola yang
membentuk permukaan lensa.
2. Pusat optik (O)
Adalah titik pada lensa di mana suatu sinar yang melewatinya tidak
akan dibiaskan.
3. Sumbuh lensa
Adalah sumbu yang memisahkan dua bagian lensa dan melewati
pusat optik.
4. Titik fokus utama (F)
Adalah titik pada sumbu utama dimana sinar sejajar akan
dikumpulkan atau titik dimana seolah-olah sinar mulai disebarkan.
Pada lensa dua titik fokus (diberi lambang F dan F ). Sedangkan
pada lensa cembung, titik fokus dibelakang lensa (diberi lambang
). Sedangkan pada lensa cekung,titik fokus ada didepan lensa
(diberi lambang ). Kata depan dan belakang lensa mengacu pada
bagian mana sinar datang dan sinar dibiaskan. Bagian sinar datang
adalah bagian depan dan bagian sinar dibiaskan adalah bagian
belakang lensa. Di atas telah di sebutkan bahwa lensa mempunyai
dua titik fokus ( karena sinar dapat datangdari dua arah), yaitu titik
fokus disebut titik fokus aktif dan titik fokus F disebut fokus
pasif.
5. Jarak fokus (f)
Adalah jarak dari fokus ke titik pusat optik O. Jarak dari fokus aktif
ke titik pusat optik O sama dengan jarak fokus pasif F ke titik
pusat optik O.
Gambar 8.49a
Gambar 8.49b
Fokus aktif pada lensa cembung diperoleh dari perpotongan
langsung dari sinar-sinar bias (lihat gambar 8.49a) sehingga fokus
aktif adalah fokus nyata. Oleh karena itu, jarak fokus
lensacembung bertanda pasif. Sementara, fokus aktif pada lensa
cekung di perolehdari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias.,
yang dilukis dengan garis putus-putus (lihat gambar 8.49b) sehingga
fokus aktf adalag fokus maya. Oleh karena itu, jarak fokus lensa
cekung bertanda negati, maka lensa ini disebut lensa negatif.
2.3.3 Sinar-sinar Istimewa
a. tiga sinar istimewa pada lensa cembung
1. gambar
2. gambar
3. gambar
b. tiga sinar istimewa pada lensa cekung
1. gambar
2. gambar
3. gambar
2.3.4 Melukis pembentukan bayangan pada lensa
lensa membentuk bayangan seperti yang dibentuk oleh cermin cekung dan
cermin cembung, tetapi pembentukan bayangan pada lensa bukan
disebabkan oleh pemantulan, melainkan oleh pembiasan. Langkah-langkah
untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa adalah sebagai berikut:
a. lukis dua dari ketiga sinar istimewa (umumnya digunakan sinar 1 dan
sinar 3)
b. sinar datang selalu dari depan lensa dan dibiaskan kebelakang lensa.
c. Perotongan keduan buah sinar bias yang dilukis pada (a) merupakan
letak bayangan.
Jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias maka bayangan
yang terjadi adalah bayangan maya dan dilukis dengan garis putus-
putus.
Berikut ini diberikan beberapa contoh letak benda pada lensa cembung
(lensa positif) dan lensa cekung (lensa negatif) sehingga menghasilkan
bayangan yang sangat tergantung pada lokasi dimana benda berada.
a. Lensa cembung
1. Benda berada dititik jauh tak terhingga, bayangan yang dibentuk
berupa titik di fokus aktif .
Gambar 8.52a
5). Benda terletak di , maka tidak ada bayangan yang terbentuk,
karena setelah pembiasan semua sinar sejajar ( 8.52a, dilukis
menggunakan 2 sinar istimewa). Gambar
6). Gambar
b. lensa cekung
lensa cekung tidak mampu menghasilkan bayangan sejati karena
setelah melewati lensa semua sinar tersebar (sinar-sinar tidak akan
berpotongan). Untuk semua posisi benda, lensa cekung akan
menghasilkan bayangan maya,tegak dan diperkecil.
(1). Gambar
(2)
(3)
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. cermin adalah sebuah benda dengan permukaan yang dapat memantulkan bayangan
benda dengan sempurna. Cermin dibedahkan atas :
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang datar.
Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya cekung dan
bersifat konvergen (mengumpulkan sinar). Cermin cekung dapat membentuk
bayangan nyata dan sebuah benda.
Cermin cembung adalah cermin yang permukaannya cembung dan
bersifat divergen (menyebarkan sinar). Cermin cembung hanya dapat
membentuk bayangan maya dari sebuah benda.
2. Prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas dan tutup identik
berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk persegi atau persegi panjang. Dengan
kata lain prisma adalah bangun ruang yang mempunyai penampang melintang yang
selalu sama dalam bentuk dan ukuran.
3. Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung. Dua
bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris maupun bola. Lensa
silindris bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik yang jauh pada suatu garis,
sedangkan lensa yang berbentuk bola yang melengkung ke segala arah memusatkan
cahaya dari sumber yang jauh pada suatu titik.
4. Jenis-jenis lensa
Berdasarkan sifat pembiasan sinarnya, lensa dibedakan menadi dua jenis, yaitu:
c. Lensa cembung (konveks atau lensa positif /lensa konvergen )
adalah lensa yang bersifat mengumpulkan (konvergen) sinar yang
dibiaskan. Oleh karena itu, lensa cembung disebut juga lensa konvergen.
Ciri dari lensa ini adalah bagian tengah lebih tebal dari bagian tepinya.
d. Lensa cekung (konkaf atau lensa negatif/lensa divergen)
Adalah lensa yang bersifat memancarkan (divergen) sinar yang dibiaskan.
Oleh karena itu, lensa cekung ini disebut juga lensa divergen. Ciri dari
lensa ini adalah bagian tengah lebih tipis dari bagian tepinya.
3.2 saran
Semoga apa yang telah kita pelajari selama ini bisa bermanfaat dimasa yang akan
datang begitu pula dengan Makalah OPTIK ini agar kiranya memberikan manfaat
bagi si penulis khususnya dan bagi semua Mahasiswa umumnya. Akhir kata saya
ucapkan terimkasih.
DAFTAR PUSTAKA
Allonso, M and Finn, E.D. 1980. Fundamental university physics, vol. 1 and 2. New York:
Addison-Wesley Publishing company inc.
1992. physics. New York : Addison Wesley Publishing Company Inc.
Alvin, H. 1998.3000 Solved Poblem ini Physics. New York : Mc. Graw-Hill Book Company.
Bueche, Frederick and Davil L. Wallach. 1994. Tehnical physics. Amerika: jhon Wiley and
Son.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran
(GBPP) kurikulum sekolah menengah umum 1994.
Folland, C.B. 1991. Graded Examples for GCSE physics. London : John Murray (publisher)
limited.