BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Organisme yang hidup di bumi ini sangat beragam. Salah satunya adalah
anggota kingdom Protista. Dimana terdiri atas organisme yang mirip hewan, tumbuh-
tumbuhan, dan jamur (fungi). Protista terdiri dari organisme uniseluler atau multi seluler yang
telah memiliki selaput inti pada nukleusnya.
Protista memberikan peranan penting dalam kehidupan manusia, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan. Banyak anggota protista yang dapat dimakan,
menghasilkan bahan-bahanindustri, membantu menjaga kesuburan tanah, dan ada juga yang
dapat menyebabkan penyakit. Pada bab pembahasan kami akan menjelaskan mengenai
protista mirip jamur/ fungi, yaitu jamur air/ oomycota.
Oomycetes dikenal juga dengan jamur air, adalah kelompok protista bersel
tunggal yang berfilamen. Anggota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi (jejamuran),
sehingga organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga sekarang
kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu tentang biologi fungi). Dalam
bahasa Inggris, Oomycetes disebut juga sebagai water moulds ("jamur air") karena
kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berair
(Kusumawati,2010)
Oomycota digolongkan ke dalam digolongkan dalam filum Heterokontophyta. Nama
ini berasal dari tahap sel motil (bergerak) yang berciri memiliki dua flagella tidak sama
panjang. Beberapa anggota Oomycetes memproduksi spora aseksual yang disebut zoospora.
Mereka juga memproduksi spora seksual yang disebut oospora (Kusumawati,2010)
Organisme ini berperan secara ekonomi dan ilmiah. Peran ekonominya kebanyakan
negatif, banyak anggotanya yang merupakan patogen tumbuhan yang berbahaya karena dapat
menghancurkan pertanaman. Phytophthora menyebabkan penyakit layu bibit, hawar kentang,
busuk buah, dan busuk akar. Pythium memberikan gejala penyakit yang
sama.Peronospora dan Peronosclerospora adalah penyebab penyakit bulai (downy mildew)
pada beberapa serealia yang menyebabkan kerugian hingga 100% (Tjitrosoepomo,1989).
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah ciri-ciri umum dari Oomycota ?
2. Bagaimanakah struktur sel dari Oomycota ?
3. Dimanakah habitat dari Oomycota ?
4. Bagaimana cara reproduksi dari Oomycota ?
5. Kelas-kelas apa saja yang termasuk dalam Oomycota ?
6. Apakah manfaat dari Oomycota bagi kehidupan manusia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri umum dari Oomycota
2. Agar mahasiswa memahami struktur sel dari Oomycota
3. Agar mahasiswa mengetahui habitat dari Oomycota
4. Agar mahasiswa mengetahui cara reproduksi dari Oomycota
5. Agar mahasiswa memahami kelas-kelas apa saja yang termasuk dalam Oomycota
6. Agar mahasiswa mengetahui manfaat dari Oomycota bagi kehidupan manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri – Ciri Umum Oomycota
Oomycota dikenal juga dengan jamur air, adalah kelompok protista bersel
tunggal yang berfilamen. Anggota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi (jamur),
sehingga organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga sekarang
kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu tentang biologi fungi).
Dalam bahasa Inggris, Oomycota disebut juga sebagai water moulds ("jamur air") karena
kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berair.
Ada juga disebutkan Oomycota berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada
cara reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycota bersifat uniseluler
dan tidak memiliki kloroplas. Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang
berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin.
Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel biflagellata yang
terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak memiliki flagella. Sebagian
besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau,
atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan berkoloni. Walaupun begitu, ada juga
yang hidup pada sisik atau insang ikan yang terluka sebagai parasit. Contoh
anggota Oomycota adalah Saprolegnia, Phytium, dan Phytoptora infestans. Selain
bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat menimbulkan penyakit), seperti
menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan tomat.
Ciri-ciri dari Oomycota adalah sebagai berikut :
Benang-benang hifa tidak bersekat melintang (senositik) sehingga di dalamnya di
jumpai inti dalam jumlah banyak.
Dinding selnya terdiri dari selulosa.
Melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospore yang memiliki 2 flagela
untuk berenang di dalam air.
Melakukan reproduksi secara seksual dengan membentuk gamet (sel kelamin) setelah
fertilisasi akan terbentuk zigot yang tumbuh menjadi oospora. Nama
divisi Oomycota diambil dari cirri jamur ini yang dapat menghasilkan oospora.
Oospora adalah spora yang dibentuk oleh zigot yang berdinding tebal, dan setelah itu
3
terjadi fase istirahat. Dinding tebal itu digunakan sebagai perlindungan. Jika kondisi
memungkinkan, spora akan tumbuh menjadi hifa baru.
2.2 Daur Hidup Oomycota
Dalam fase vegetatif dari pergiliran keturunannya, sel-selnya memiliki inti diploid,
padahal fungi memiliki inti haploid. Berdasarkan kajian biologi molekuler, organisme ini
ternyata berhubungan lebih dekat dengan alga coklat dan diatom daripada dengan fungi,
sehingga digolongkan dalam filum heterokontophyta. Nama ini berasal dari tahap sel motil
(bergerak) yang berciri memiliki dua flagella tidak sama panjang. Beberapa anggota
Oomycota memproduksi spora aseksual yang disebut zoospora. Mereka juga memproduksi
spora seksual yang disebut oospopra. Reproduksi secara aseksual lebih berperan untuk
kolonisasi species, sedangkan reproduksi secara sekual untuk variasi adaptif dengan
lingkungan.
a. Reproduksi Aseksual
Bermula dengan adanya zoosporangium (2n) yang berada pada ujung hifa yang
terbentuk dari benang atau hifa yang membengkak. Di dalam sporangium tersebut,
dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora (2n). Ketika zoospora matang
dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi
mycelium baru. Namun jika lingkungan yang tidak memungkinkan, maka Zoospora
ini kemudian membentuk sista (2n) untuk bertahan hidup.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi ini terjadi dengan cara oogami. Di dalam oogonium dibentuk sel telur,
sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma, tetapi terdapat banyak inti.
Jika anteridium bersentuhan/menempel dengan oogonium akan menghasilkan saluran
fertilisasi yang akan menembus oogonium dan menyediakan jalan bagi perpindahan
inti. Pembuahan oosfer (sel telur) menghasilkan zigot. Zigot mempunyai dinding tebal
dan tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti udara dingin dan
kekeringan. Zigot akan berkembang menjadi oospora. Setelah mengalami fase
istirahat, intinya mengalami reduksi dan selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Dimana individu baru ini mula-mula berinti empat, tetapi selanjutnya berinti banyak.
Selanjutnya zigot mengalami germinasi/ perkecambahan untuk terjadinya pembebasan
zigot yang dapat mengalami pembelahan meiosis untuk menghasilkan individu-
individu lainnya.
4
Gambar 1. Daur Hidup Oomycota
2.3 Contoh anggota dari Oomycota
1. Saprolegnia spJamur ini umumnya hidup saprofit di bangkai ikan dan serangga baik di darat
maupun di air. Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat di
luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika diamati dengan mikroskop, di
bagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang menghasilkan zoospora.
Saprolegnia sp yang hidup saprofit mudah dikembangbiakkan dengan meletakkan
serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam. Hifa yang baru
tumbuh akan menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk mendapatkan
makanan. Sebagian hifa lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium
penghasil zoospora, sedangkan oogonium dan anteridiumnya berperan pada
perkembangbiakan seksual. Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah Achlya sp
yang hidup saprofit, Saprolegnia sp parasit pada ikan, Plasmopora viticola hidup
parasit pada tanaman anggur, Sclerospora maydis penyebab penyakit bulai pada
jagung.
Gambar 2. Jagung Yang Terserang Sclerospora
5
Gambar 3. Saprolegnia sp
Gambar 4. Siklus Hidup Saprolegnia sp
2. Phytophthora sp
Biasanya hidup parasit pada tumbuhan budidaya, contohnya pada kentang.
Miselium vegetatifnya berkembang dalam jaringan tubuh inang. Ujung-ujung hifanya
dapat menjulur ke luar tubuh inangnya melalui stomata. Pada ujung hifa dapat
terbentuk konidium yang mampu menghasilkan spora. Jika sporangium jatuh pada
daun yang berair, zoospora akan keluar berkecambah atau tunas.selanjutnya tumbuh
menjadi hifa dan membentuk miselium. Jika sebagian hifanya mencapai stoma/
lentisel maka akan tumbuh keluar membentuk kondium baru. Phytophthora dapat
berkembang biak secara generatif dengan cara konjugasi zoospora yang dilakukan
dalam laboratorium. Phytophtora sp tidak hanya menyebabkan penyakit pada tanaman
kentang, melainkan dapat pula menyebabkan penyakit pada buah cokelat, tanaman
lada, kina, kelapa, cengkeh, tembakau, dan jarak. Contoh jamur dari golongan ini
antara lain:
Phytophtora infestans yang hidup parasit pada tanaman kentang.
Phytoptora faberi yang hidup parasit pada tanaman karet
6
Phytophtora nicotianae yang hidup parasit pada tanaman tembakau
Phytophtora palmifora yang hidup parasit pada tanaman kelapa
Phytophthora infestans yang hidup parasit pada tomat
Gambar 5. Tomat yang terserang jamur air Gambar 6. Phytopthora sp
Gambar 7. Siklus Hidup Phytophthora sp
3. Phytium sp
Berkembang biak pada persemaian yang tanahnya lembab dan mengalami perubahan
suhu serta kaya akan bahan organik. Umumnya parasit pada tumbuhan muda atau bibit
tembakau, kina, nanas, jahe, bayam, dan kemiri. Kerusakan dapat terjadi bahkan pada
saat belum berkecambah. Perkembangan aseksualnya dengan cara membentuk
zoosporangium yang menghasilkan zoospora. Sedangkan secara seksual dengan
pembuahan gamet yang akan menghasilkan oospora. Jamur ini juga mampu
berkembang biak pada bahan organik yang mati didalam tanah.
7
Gambar 8. Siklus Hidup Phytium sp
2.4 Pengaruh Oomycota Pada Organisme Dan Lingkungan
Secara menyeluruh dari spesies oomycota tidak memiliki kegunaan secara khusus
namun perannya sebagai protista mirip jamur air berperan dalam menguraikan sisa-sisa
makhluk hidup di dalam air sehingga perairan tidak dipenuhi bangkai makhluk hidup.
Sementara, secara umum oomycota ini bersifat parasit dan patogen pada pembusukan
kayu, kentang, dan tomat.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisme yang hidup di bumi ini sangat beragam. salah satunya adalah
anggota kingdom protista. Oomycota merupakan protista mirip jamur yang mayoritas
bersifat parasit pada organisme lain baik tumbuhan maupun hewan. dinding selnya
tersusun atas selulosa. Reproduksi seksual dengan sel gamet yang berkembang membentuk
zigot dan kemudian membentuk oospsora. Cirikhas dari oomycota ini adalah benang
hifanya tidak bersekat dan memiliki 2 flagel. Contoh spesies dari oomycota adalah
saprolegnia, dan phytoptora. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat
menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan tomat.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam mempelajari materi ini harus mencari sumber-sumber yang
terpercaya sehingga materi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti.2013.jamur air oomycotina, (online), (http://perpustakaancyber.com), diakses pada tanggal 6 April 2015
Kusumawati, Robana.2010.Biologi. Klaten: Intan Pariwara.
Irma.2009.Protista Mirip Jamur, (online), (http://masterbiologi.com), diakses pada tanggal 6 April 2015
Prawirohartono.2007.Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara
Tjitrosoepomo, Gembong.1989.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Suryani.2012.Jamur Oomycota, (online), (http://educolora.com), diakses pada tanggal 6 April 2015
10
Top Related