Download - Makalah Konsep Pergaulan Sesama Manusia FKUJ

Transcript

23

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAda banyak tuntutan yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslim dalam kehidupan di dunia ini, salah satunya adalah keharusan menjalin hablun minallah dan hablun minannnas. Hal ini ditekankan karena manusia sangat membutuhkan Tuhan yaitu Allah SWT. Dalam kaitannya dengan hablun minannas, manusia tidak bisa hidup sendirian karena ia membutuhkan manusia lain yang dapat berinteraksi secara baik untuk mewujudkan kehidupan yang baik.Indonesia dengan berbagai macam agama yang ada, tidak membuat interaksi antar manusia didalamnya menjadi terlupakan. Dalam berinteraksi antar umat beragama, dikenal adanya istilah toleransi. Dalam kehidupan nyata saat ini, pergaulan sesama manusia menimbulkan masalah-masalah baru, contohnya perang antar suku, menegangnya hubungan antar umat beragama, dll. Maka, perlu adanya aturan-aturan atau penjelasan tentang konsep pergaulan sesama manusia baik kepada umat seagama maupun dengan umat agama lain.Dari latar belakang di atas, penulis berniat menjelaskan sekelumit tentang aturan-aturan konsep bergaul sesama manusia yang tertuang dalam makalah ini.

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah, antara lain :1. Bagaimanakah konsep kerukunan antar umat beragama ?2. Apakah dasar-dasar toleransi beragama ?3. Bagaimanakah hakikat ukhuwah insaniyah, islamiyah, dan wathoniyah ?4. Bagaimanakah bentuk kebersamaan manusia dalam kehidupan sosial?

1.3 TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah :1. Mengetahui konsep kerukunan antar umat beragama2. Mengetahui dasar-dasar toleransi beragama3. Mengetahui hakikat ukhuwah islamiyah, insaniyah, dan wathoniyah4. Mengetahui bentuk kebersamaan manusia dalam kehidupan sosial

1.4 ManfaatManfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini, antara lain :1. Mengetahui posisi seorang muslim diantara muslim yang lain2. Mengetahui posisi seornag muslim dalam kerukunan antar umat beragama3. Dapat meningkatkan rasa kesaudaraan antar sesama muslim

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Kerukunan Antar Umat BeragamaRukun dari Bahasa Arab ruknun artinya asas-asas atau dasar, seperti rukun Islam. Rukun dalam arti adjektiva adalah baik atau damai. Kerukunan hidup umat beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak bertengkar, walaupun berbeda agama. Kerukunan dalam Islam diberi istilah tasamuh atau toleransi. Sehingga yang di maksud dengan toleransi atau tasamuh ialah kerukunan sosial kemasyarakatan dalam suasana damai. Namun, kerukunan ini bukan dalam bidang aqidah Islamiyah (keimanan), karena aqidah telah digariskan secara jelas dan tegas di dalam Al Quran dan Al-Hadits. Dalam bidang aqidah atau keimanan seorang muslim hendaknya meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan keyakinan yang dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT. dalam Surat Al-Kafirun(109) ayat 1 6 sebagai berikut: Artinya : Katakanlah, Hai orang-orang kafir! . Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan tiada (pula) kamu menyembah Tuhanyang aku sembah. Dan aku bukan penyembah apayang biasa kamu sembah. Dan kamu bukanlah penyembah Tuhanyang aku sembah. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.Jadi, sikap sinkritisme dalam agama yang menganggap bahwa semua agama adalah benar tidak sesuai dan tidak relevan dengan keimanan seorang muslim dan tidak relevan dengan pemikiran yang logis, meskipun dalam pergaulan sosial dan kemasyarakatan Islam sangat menekankan prinsip toleransi atau kerukunan antar umat beragama. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara anggota masyarakat (muslim) tidak perlu menimbulkan perpecahan umat, tetapi hendaklah kembali kepada Al-Quran dan Al-Hadits. Dalam sejarah kehidupan Rasulullah SAW, kerukunan sosial kemasyarakatan telah ditampakkan pada masyarakat Madinah. Pada saat itu rasul dan kaum muslim hidup berdampingan dengan masyarakat Madinah yang berbeda agama (Yahudi dan Nasrani). Konflik yang terjadi kemudian disebabkan adanya penghianatan dari orang bukan Islam (Yahudi) yang melakukan persekongkolan untuk menghancurkan umat Islam.Indonesia merupakan sebuah negara dengan berbagai macam keanekaragaman. Baik itu suku, budaya, adat, ras maupun agama. Di Indonesia terdapat 5 agama besar, yakni: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha. Yang mana islam memiliki dominasi tertinggi. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa meskipun agama Islam mendominasi, kerukunan antar umat beragama masih penting untuk dilakukan selain dalam hal aqidah. Islam adalah umat terbaik, sesuai dengan firman Allah dalam surat Ali Imran :110 Artinya :kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.Namun begitu, adanya unsur mnyakiti maupun mengusik orang non muslim tetap tidak boleh karena Islam selalu mengajarkan kebaikan untuk seluruh umat manusia. Dengan hasil keharmonisan dalam komunikasi antar sesama umat beragama, akan tercipta masyarakat yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik agama.

2.2 Dasar-Dasar Toleransi Beragama1. Dasar Kemanusian (Filosofis)Kerukunan dan toleransi antar umat beragama merupakan konsekwensi serta kebutuhan hakiki dari kemanusiaan yang universal, yang tidak dapat ditolak dan wajib diusahakan oleh setiap insan beragama karena manusia pada hakekatnya adalah makhluk hidup yang :a) individual dan serentak komunal yang hidup bersama, mengelompokkan diri atas dasar tertentu, saling membutuhkan, saling berelasi, saling mempengaruhi;b) yang memiliki kesamaan martabat, nilai-nilai kemanusiaan, dan hak asasi, eksistensi atau keberadaan, permasalahan dan kebutuhan, ideologi dan cita-citac) dan serentak memiliki kekhasan yang membedakan individu yang satu dengan yang lain maupun kelompok yang satu dengan kelompok yang lain; d) yang memiliki kebebasan batiniah (kehendak) dan lahiriah (tindakan), namun serentak dapat pula mempengaruhi dan dipengaruhi;e) yang memiliki kecenderungan egositis maupun altroistis, baik secara individual maupun komunal;f) yang mempunyai akal budi, hati nurani dan keutamaan untuk memikirkan dan mengetahui, menilai dan memutuskan, serta bertindak atau berbuat;g) yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma: adat/budaya, kenegaraan, keagamaan.Penghargaan terhadap agama/umat beragama lain, hidup rukun dan damai dengan umat beragama lain, bukan hanya merupakan kebutuhan dan tuntutan atau kewajiban keagamaan, tetapi lebih luas dan dalam dari itu, yaitu karena kemanusiaan. Kerukunan dan toleransi antar sesama manusia, baik yang beragama maupun yang tidak beragama, merupakan tuntutan kebutuhan dan kewajiban kemanusiaan dari setiap orang (termasuk orang yang tidak beragama).

2. Dasar Kebudayaan (Sosio-kultural)Masyarakat Indonesia, baik secara lokal maupun nasional memiliki nilai-nilai dan norma-norma budaya yang pada dasarnya sangat mengutamakan, menjamin serta mencirikhaskan kerukunan dan toleransi, perdamaian dan persatuan, persaudaraan dan kekeluargaan, solidaritas dan kerjasama, bukan hanya antar umat beragama tetapi antar setiap individu dan kelompok dari latarbelakang manapun. Kerukunan dan toleransi merupakan ciri budaya kita, baik secara lokal maupun nasional. Maka menolak atau merusakkan kerukunan dan toleransi dalam aspek manapun dengan alasan apapun tidak dapat diterima secara kultural karena sama dengan menolak atau merusakkan budaya lokal maupun nasional kita.

3. Dasar Kemasyarakatan dan Kenegaraan (Sosial dan Konstitusional)Kemajemukan, termasuk dalam bidang keagamaan, merupakan ciri khas masyarakat kita. Maka konsekuensi dari kemajemukan adalah kebutuhan dan kewajiban untuk menerima dan mengusahakan kerukunan dan toleransi. Misalnya antar umat beragama.. Menolak atau merusakkan kemajemukan dalam suatu masyarakat yang majemuk adalah sama dengan menolak atau merusakkan eksistensi masyarakat tersebut.Untuk mencegah perselisihan dan perpecahan serta memelihara kerukunan dan toleransi serta persatuan, disusunlah falsafah bangsa dan dasar negara sebagaimana tertuang dalam Pancasila dan UUD 45. Jadi dasar kenegaraan atau konstitusional dari kerukunan dan toleransi antar umat beragama adalah Pancasila dan UUD 45 (khusunya pasal 29). Selain itu, juga undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan/keputusan presiden, peraturan/keputusan menteri, yang lebih bersifat operasional dan merupakan penjabaran dari Pancasila dan UUD 45. Kerukunan dan toleransi antar umat beragama amat dibutuhkan dan menentukan kedamaian, persatuan dan keutuhan dari bangsa kita yang majemuk. Karena itu komitmen, undang-undang dan peraturan untuk mewujudkan dan memelihara kerukunan dan toleransi antar umat beragama dibuat dan perlu dipatuhi oleh segenap warga negara. Maka menolak atau merusakkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama sama dengan menolak atau merusakkan Pancasila dan UUD 45, serentak menolak atau merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Dasar Menurut IslamDalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut ikhtimal, tasamuh yang artinya sikap membiarkan, lapang dada (samuha-yasmuhu-samhan, wasimaahan, wasamaahatan) artinya: murah hati, suka berderma (kamus Al Muna-wir hal.702). Jadi, toleransi (tasamuh) beragama adalah menghargai dengan sabar, menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13: Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.Seluruh manusia tidak akan bisa menolak sunnatullah ini. Dengan demikian, bagi manusia, sudah selayaknya untuk mengikuti petunjuk Tuhan dalam menghadapi perbedaan-perbedaan itu. Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah penting yang ada dalam system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adapt-istiadat, dsb.Islam melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Kata tasamuh atau toleransi dalam Islam bukanlah barang baru, tetapi sudah diaplikasikan dalam kehidupan sejak agama Islam itu lahir. Karena itu, agama Islam menurut hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah saw. pernah ditanya tentang agama yang paling dicintai oleh Allah, maka beliau menjawab: al-Hanafiyyah as-Samhah (agama yang lurus yang penuh toleransi), itulah agama Islam.Dasar-dasar toleransi yang mengatur hubungan seorang Muslim kepada umat beragama lain sangatlah banyak. Di dalamnya dijelaskan bahwa Islam adalah agama yang mencintai kedamaian. Maka dari itu, toleransi menjadi modal utama dalam penjagaan perdamaian tersebut. Salah satu dasarnya ialah QS Al Maidah:105 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.Ayat diatas juga menjelaskan bahwa bergaul atau menjalin silaturrahmi dengan umat beragama lain bukanlah suatu ancaman bagi seorang yang memegang teguh prinsip agama Islam. Jadi, kita tidak perlu khawatir akan terpengaruh oleh agama lain ketika kita bergaul dengan mereka. Agama itu berbeda-beda dari segi aturan hidupnya (syariat) dan pandangan hidup (akidah). Oleh karena itu, pluralism sama sekali tidak berarti. Perbedaan adalah sebuah kenyataan. Jadi, janganlah ragu bila kita berhubungan dengan manusia yang beragama lain.Kita termasuk beruntung karena sebagai umat Muslim kita telah memiliki sebuah panutan. Sejak dulu, Allah Swt. Telah memberikan kita satu agama yang tidak diragukan kebenarannya, yaitu agama Islam sebagaimana juga yang elah disebutkan dalam QS. Al Baqarah: 131-132 Artinya : 131. ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".132. dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".Yang jelas, semua agama itu nantinya akan kembali kepada Allah Swt. Tugas dan wewenang Allah untuk menyelesaikan perbedaan diantara berbagai agama sehingga kita hanya bias menghargai perbedaan dan menjaga kedamaian yang tercipta diantara berbagai perbedaan tersebut.

2.3 Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah, dan Wathoniyah2.3.1 Makna UkhuwahDalam bahasa Arab, ada kalimat ukhuwwah (persaudaraan) , ikhwah (saudara seketurunan) dan ikhwan (saudara tidak seketurunan) . Dalam al Quran kata akhu (saudara) digunakan untuk menyebut saudara kandung atau seketurunan (Q/4:23), saudara sebangsa (Q/7:65), saudara semasyarakat walau berselisih faham (Q/38;23) dan saudara seiman (Q/49;10)

Artinya : dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"

Artinya : orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.Al Quran bukan hanya menyebut persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah insaniyyah), tetapi bahkan menyebut binatang dan burung sebagai ummat seperti ummat manusia (Q/6;38) sebagai saudara semakhluk (ukhuwwah makhluqiyyah) . Artinya : dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472], kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.Kata Ukhuwah (Hasim : 1987) dalam Kamus Istilah Islam, bermakna kerukunan-persaudaraan. Sedangkan menurut Quraisy Shihab (1997) Ukhuwan (Ukhuwwah) yang biasa diartikan sebagai persaudaraan; terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti memperhatikan. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara.

2.3.2 Tahapan-Tahapan UkhuwahUntuk membangun ukhuwah, diperlukan beberapa tahapan. 1. taaruf, yaitu saling mengenal. Pepatah bilang: Tak kenal maka tak sayang. Apalagi saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13)2. tafahum, yaitu saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda, Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya. (H.R. Muslim)3. Setelah taaruf dan tafahum, yang berikutnya harus kita lakukan untuk mewujudkan ukhuwah adalah taawun, yaitu saling membantu dan menolong, tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.

2.3.3 Tingkatan-Tingkatan UkhuwahTingkatan yang terendah dari ukhuwah adalah salamatush shadr, yaitu bersihnya hati kita dari perasaan iri, dengki, benci, dan sifat-sifat negatif lainnya terhadap saudara kita. Jika kita tidak bisa memberikan suatu kebaikan kepada saudara kita, paling tidak kita tidak memiliki perasaan yang negatif kepadanya. Termasuk juga dalam tingkatan yang terendah ini adalah selamatnya saudara kita dari kejahatan lisan dan tangan kita. Jangan sekali-kali kita melakukan kezhaliman kepada saudara kita.Adapaun tingkatan ukhuwah yang tertinggi adalah itsaar, yaitu lebih mementingkan dan mengutamakan saudara kita diatas diri kita sendiri. Inilah dahulu yang pernah dicontohkan oleh para sahabat Anshor kepada para sahabat Muhajirin di Madinah.

2.3.4 Ukhuwah Islamiyah2.3.2.1 PengertianMenurut Imam Hasan Al-Banna, ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.

Ukhuwah Islamiyah adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Dan ketiga, kekuatan kepemimpinan dan senjata.

2.3.2.2 Kedudukan dan KeutamaanUkhuwah adalah nikmat Allah, anugerah suci, dan pancaran cahaya rabbani yang Allah persembahkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan. Allahlah yang menciptakannya. Allah berfirman: Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu. (QS: Ali Imran: 103). Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara (QS: Ali Imran: 103).Ukhuwah adalah pemberian Allah, yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Allah berfirman: Walaupun kamu membelanjakan semua (kakayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka (QS: Al-Anfal: 63)Selain nikmat dan pemberian, ukhuwah memiliki makna empati, lebih dari sekadar simpati. Rasulullah Saw bersabda: Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam kelembutan dan kasih sayang, bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya turut merasakannya. (HR. Imam Muslim). Dengan ukhuwah, sesama mukmin akan saling menopang dan menguatkan, menjadi satu umat yang kuat. Rasulullah Saw. Bersabda: Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya. (HR. Imam Bukhari).Adapun hubungannya dengan iman, ukhuwah diikat oleh iman dan taqwa. Sebaliknya, iman juga diikat dengan ukhuwah. Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS: Al-Hujurat: 10). Artinya, mukmin itu pasti bersaudara. Dan tidak ada persaudaraan kecuali dengan keimanan. Jika Anda melihat ada yang bersaudara bukan karena iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta. Tidak memiliki akar dan tidak memiliki buah. Jika Anda melihat iman tanpa persaudaraan, maka itu adalah iman yang tidak sempurna, belum mencapai derajat yang diinginkan, bahkan bisa berakhir dengan permusuhan. Allah berfirman: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS: Al-Zukhruf: 67).

2.3.2.3 Macam-MacamDi atas telah dikemukakan arti ukhuwah Islamiyah, yakni ukhuwah yang bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. Di dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menyinggung masalah ukhuwah Islamiyah dan dapat kita simpulkan bahwa di dalam kitab suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam persaudaraan:1) Ukhuwah ubudiyah atau saudara kesemahlukan dan kesetundukan kepada Allah.2) Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu. Rasulullah Saw. juga menekankan lewat sabda beliau, ( )Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Hamba-hamba Allah semuanya bersaudara3) Ukhuwah wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.4) Ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antarsesama Muslim. Rasulullah Saw. bersabda, Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-ku.

2.3.2.4 ManfaatAdapun manfaat dari ukhuwah islamiyah adalah :1. Merasakan lezatnya iman.2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi).3. Mendapatkan tempat khusus di surga.4. Bersaudara karena Allah adalah amal mulia yang akan mendekatkan seorang hamba dengan Allah5. Dosa-dosa akan diampuni oleh Allah SWT

2.4 Kebersamaan Manusia Dalam Kehidupan SosialManusia memiliki tanggung jawab yang sama untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Masing-masing elemen masyarakat berkewajiban untuk melaksanakan peran sosial sesuai dengan bidang tugas dan kemampuannya. Kontribusi yang ditekankan oleh Islam adalah berbuat dan mengajak kepada kebaikan serta mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh kerakusan, ketamakan dan ulah tangan manusia-manusia yang jahil. (Al Qashash: 77)

Artinya : dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.Prinsip agar saling tolong menolong dengan sesama manusia memberikan makna universalisme nilai-nilai kebaikan yang diinginkan oleh setiap manusia. Nilai-nilai tersebut didalam al-Quran diformulasikan dalam amar maruf nahi munkar.Pluralitas kehidupan keberagamaan di Indonesia adalah kenyataan. Namun demikian umat manusia harus menyadari dan menerima kenyataan ini untuk saling melengkapi dan memperkaya pengalaman kehidupan bagi umat manusia dan bukan sebagai musibah atau malapetaka. Perbedaan hendaknya menjadi rahmat, yaitu merupakan sebuah dinamika yang tercipta saling membutuhkan dan melengkapi sehingga tersusun sebuah bangunan kokoh yang saling menunjang.Kehidupan beragama pada hahekatnya tidak hanya berkutat pada substansi ajaran agama masing-masing. Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana substansi ajaran agama itu diimplementasikan dalam kehidupan nyata dalam rangka menjawab tantangan jaman. Memenuhi kebutuhan dasar manusia (fisik-biologis) dan juga bagian psikis seperti: kesejahteraan, rasa aman, tentram dalam berinteraksi dengan umat beragama yang lain.Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. ketika suatu saat beliau dan para sahabat sedang berkumpul, lewatlah rombongan orang Yahudi yang mengantar jenazah. Nabi saw. langsung berdiri memberikan penghormatan. Seorang sahabat berkata: Bukankah mereka orang Yahudi wahai rasul? Nabi saw. menjawab Ya, tapi mereka manusia juga. Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah atau teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Allah SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran di dalamnya. Sedangkan kita bermuamalah dari sisi kemanusiaan kita.Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebab utama manusia sebagai makhluk sosial adalah Allah telah membenamkan wadda dalam hati manusia pada saat proses penciptaannya, yakni sebuah sikap atau perasaan saling harap. Perasaan saling harap itu bukan hanya sesama manusia saja akan tepai juga terhadap yang lainnya, termasuk terhadap sang Maha Pencipta. Sebagai makhluk individu ia memiliki karakter yang unik, yang berbeda satu dengan yang lain, dengan fikiran dan kehendaknya yang bebas. Bukti manusia sebagai makhluk sosial adalah ia membutuhkan manusia lain, membutuhkan sebuah kelompok dalam bentuknya yang minimal dua orang, yang mengakui keberadaannya dan saling membantu memenuhi kebutuhan hidupnya, dan dalam bentuknya yang maksimal perlu kelompok di mana dia dapat mengantukan berbagai harapan kepadanya. Karena keunikan dalam perbedaan itulah sistem sosial dibangunnya. Berbagai keahlian dan kemampuan mereka dapat saling mengisi, saling memberi dan menerima. Secara bersama-sama memenuhi aneka kebutuhan untuk hidup.Manusia membutuhkan kebersamaan dalam kehidupannya. Allah Subhanahu wa Taala menciptakan manusia beraneka ragam. Sebahagiannya ditinggikan beberapa derajat atas sebahagian yang lainnya. Orang-orang memiliki kelebian akan saling melayani dengan orang mengalami kekurangan.Ada yang kuat, ada yang lemah, ada yang kaya, ada yang miskin, dan seterusnya. Demikian pula Allah Subhanahu wa Taala menciptakan manusia dengan keahlian dan Kepandaian yang berbeda-beda pula. Demikianlah seterusnya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman dalam surat Az-Zukhruf : 32 Artinya :Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.

BAB 3PENUTUP

3.1 Kesimpulan1. Kerukunan antar umat beragama dalam Islam dikenal dengan sebutan toleransi, berbuat baik, menolong sesama dalam segala hal, tapi tidak bertentangan dengan aqidah Islam.2. Dasar-dasar toleransi meliputi dasar kemanusiaan, dasar kemasyarakatan, dasar kebudayaan, dan dasar menurut Islam.3. Ukhuwah islamiyah adalah persaudaraan antar sesama muslim, didalamnya terdapat ukhuwah insaniyah dan ukhuwah wathoniyah4. Kebersamaan manusia dalam kehidupan sosial hakikatnya adalah pemenuhan kebutuhan manusia akan orang lain karena sifatnya sebagai makhluk sosial

3.2 SaranTetap dijaga hubungan baik antar sesama manusia terutama antar sesama muslim dengan tidak melupakan aqidah Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-KarimAnsari, Zafar Ishaq & John L. Esposito, eds., 2001, Muslims and the West: Encounter and Dialogue, Islamabad & Washington DC., Islamic Research Institute, International Islamic University & Center for Muslim-Christian Understanding, Georgetown UniversityDr. Ali Masrur, M.Ag.,2004,Problem dan Prospek Dialog Antaragama. Artikel..cfmhttp://cippad.usc.edu/ai/themes/cfm/culture_bMukniah, 2011, Materi Pendidikn Agama Islam, Ar-ruzz Media :Jogjakarta(Novairi Husaini Al- Mundziri, Ukhuwah Islamiyah, online http://wildaznov11.blogspot.com/2009/06/ukhuwah-islamiyah.html)