KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “HAK
ASASI MANUSIA ( HAM ) DAN RULE OF LAW” Penulis menyadari
bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat
dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah
ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Namun dePmikian, tim penulis telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Kendari, 28 April
2011
i
T i m P e n u l
i s
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………..
B. IDENTIFIKASI MASALAH……………………………………………………….
C. BATASAN MASALAH……………………………………………………………
D. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF
LAW………………………………….
B. KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA ( HAM ) DAN LATAR
BELAKANG RULE OF LAW…………………………………………………….
C. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM DAN FUNGSI RULE OF
LAW……..
D. PERMASALAHAN DAN PENEGAKAN HAM DI
INDONESIA……………….
i
i
ii
1
2
2
2
3
5
7
13
14
16
16
E. DINAMIKA PELAKSANAAN RULE OF
LAW………………………………….
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………….
B. SARAN-SARAN…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap
manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup
hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan
interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga
merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah
sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama
dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih
diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum
reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita
hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang
i
Dalam kehidupan sehari-hari hokum tidak lepas dari kita,
mulai dari nilai, tatakrama, norma hingga hokum perundang-
undangan dalam peradilan. Sayangnya hokum di Negara kita
masi kurang dalam penegakannya, terutama dikalangan pejabat
bila dibandingkan dengan yang ada pada golongan menengah ke
bawah. Kenapa bisa begitu, karena hukum dinegara kita bisa
dibeli dengan uang
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah pengertian HAM dan rule of law
2. Bagaimana Konsep Dasar Hak Asasi Manusia
( HAM ) dan Latar belakang Rule of law
3. Sejauh Mana Perkembangan Pemikiran HAM
serta fungsi rule of law
4. Bagaimana Permasalahan dan Penegakan HAM
di Indonesia
5. Bagaimana kah dinamika Pelaksanaan Rule Of
Law
i
C. Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih
terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal ini pembuatan
makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah
hanya pada ruang lingkup HAM.
D. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sudah sejauh mana proses
penegakan hukum tentang HAM
2. Dapat mengetahui apakah semua orang sudah
mendapatkan kebebasan HAM
3. Dapat mengetahui sejarah perkembangan HAM
dari waktu ke waktu
4. Dapat mengetahui peran pentingmnya Rule Of
Law dalam pembatasan kekuasaan pemerintah
5. Dapat mengetahui proses terbentuknya Rule
Of law dalam penegakan hukum Negara
BAB II
PEMBHASAN
i
A. Hak Asasi Manusia dan Rule Of Law
Berbagai kasus Hak Asasi Manusia ( HAM ) di Republik
yang telah 65 tahun merdeka ini ternyata masih marak di depan
mata. Kasus Trisakti tahun 1998 yang belum tuntas hingga kini,
kasus Lumpur lapindo yang menyengsaran ribuan rakyar tak
berdosa masi berlarut-larut, penyerobotan lahan warga oleh
aparat militer, perilaku brutal oleh aparat kepolisian yang
memasuki kampus UNAS tahun 2008, dan sederetan kasus
lainnya, menandakan masih sangat buruknya penegakan HAM di
Indonsesia.
Iklim penegakan HAM dan Rule Of Law di indinesia
setidaknya semakin baik dalam 10 tahun terakhir ( era reformasi
). Yang harus diingat bahwa penegakan HAM dan Rule Of Law
akan menjadi “PR” bagi setiap pemerintahan yang berkuasa.
Hak Asasi Manusia ( HAM ) dan permasalahanya merupaka
topik tertua dan actual, yang selalu ada disetiap peradaban
manusia. Penegakan HAM masih terkendala dengan kesadaran
dan kesungguhan para penguasa serta pemahaman warga
Negara akan hakikat HAM diberbagai Negara di dunia termasuk
di Indonesia.
Untuk mengawal penegkan HAM di Indonesia, diperlukan
pertuisipasi masyarakat, baik secara pribadi maupun secara
i
institusi seperti Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ), Lembaga
Pendidikan, Media dan Pers, dan lembaga-lembaga lainnya. Hal
ini dirasakan sangat efektif dalam membangun opini secara
meluas akan pelanggaran HAM yang terjadi disekitar kita.
Transparasi dan perjuangan tanpa henti dalam menegakan HAM
sepatutnya menjadi budaya bangsa.
a. Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU
No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM).
b. Pengertia Rule Of Law
Rule Of Law adalah sebuah konsep hokum yang
sesungguhnya lahir dari sebuah bentuk protes terhadap
sebuah kekuasaan yang absolute disebuah Negara. Dalam
rangka membatasi kekuasaan yang absolute tersebut maka
diperlukan pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan itu,
sehingga kekuasaan tersebut ditata agar tidak melanggar
i
kepentingan Asasi dari masyarakat, dengan demikian
masyarakat terhindar dari tindakan-tindakan melawan hokum
yang dilakukan oleh penguasa.
B. Konsep dasar Hak Asasi Manusia ( HAM ) dan latar
belakang Rule Of Law
Konsep dasar Hak Asasi Manusia ( HAM )
Konsep Hak Asasi Manusia ( HAM ) dapat diuraikan dengan
pendekatan bahasa ( etimologi ) maupun pendekatan istilah.
Secara etimologi, kata “ hak “ merupakan unsur normative
yang berfingsi sebagai pedoman perilaku, melindungi
kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi
manusia dalam menjaga harkat dan martabatnya. Sedangkan
kata “ asasi “ berarti yang bersifat paling mendasar yang
dimiliki oleh manusia sebagai fitrah, sehingga tak satupun
makhluk dapat mengintervensinya apalagi mencabutnya.
Menurut John Locke; hak-hak asasi manusia adalah hak-
hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai hak yang
kodrati, yang terperinci :
Hak hidup ( the right of life )
Hak kemerdekaan ( right to liberty )
Hak memiliki ( right to property )
i
Hak asasi manusia pada dasarnya bersifat umum atau
universal, karena diyakini bahwa beberapa hak yang dimiliki
manusia tidak memandang bangsa, ras atau jenis kelamin.
Hak asasi manusia juga bersifat supralegal, artinya tidak
tergantung pada Negara atau undang-undang dasar, dan
kekuasaan pemerintah. Bahkan HAM memiliki kewenangan
lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih tinggi,
yaitu Tuhan. Di Indonesia tercantum dalam UU No. 39 / 1999
tentang Hak asai manusia.
Latar belakang Rule Of Law
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul
pada abad ke-19, bersamaan dengan kelahiran Negara
konstitusi dan demokrasi. Ia lahir dengan sejalan tumbuh
suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen
dalam penyelenggaraan Negara dan sebagai reaksi terhadap
Negara absolute yang berkembang sebelumnya. Rule of law
adalah konsep tentang common law yaitu seluruh aspek
Negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun
diatas prinsip keadilan dan egalitarian.
Latar belakang kelahiran rule of law
Diawali dengan adanya gagasan untuk melakukan
pembatasan kekuasaan pemerintahan Negara
i
Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu
demokrasi dan konstitusi
Perumusan yuridis dan demokrasi konstitusional adalah
konsepsi Negara hukum
Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya
keadilan bagi masyarakatnya. Khususnya keadilan social.
Pembukaan UUD 1945 memuat prinsip-prinsip rule of law,
yang pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal
terhadap “ rasa keadilan “ bagi rakyat Indonesia.
C. Perkembangan pemikiran HAM dan Fungsi Rule Of Law
Perkembanga Pemikiran HAM dunia
Setiap manusia yang ada diseluruh dunia memiliki derajat dan
martabat yang sama. Dalam kaitan hak asasi, maka ada hal
yang sangat wajar, rasional, serta perlu mendapat dukungan
yang nyata bagi setiap manusia yang berpikir dan berjuang
untu memperoleh hak asasinya dimana pun dia berada.
Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari :
Magna charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa
lahirnya HAM dikawasan Eropa dimulai dengan lahirnya
Magna Charta yang antara lain memuat pandangan bahwa
raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute, menjadi
i
dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta
pertanggung jawabannya dimuka hukum.
The American Declaration
Perkembangan HAM selanjutnya ditndai dengan
munculnya The American Declaration of Independence
yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu.
Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak
di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah
lahir ia harus dibelenggu.
The French Declaration
Pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (deklarasi
prancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi
sebagaimana dimuat dalam the rule of law yang antara
lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan
yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of
innocent, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian
ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah,
sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
The Four Freedom
Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan
pendapat, hak kebebasan hak memeluk agama dan
beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
i
diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam
pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat
kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya,
hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha,
pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa
berada dalam posisi berkeinginan untuk melakukan
serangan terhadap Negara lain.
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia dibagi dalam dua
priode.
Periode sebelum kemerdekaan
Perkembangan pemikiran HAM dalam periode ini dapat
dijumpai dalam organisasi pergerakan sebagai berikut:
Budi Oetomo, pemikiranya, “ hak kebebasan
berserikat dan mengeluarkan pendapat “.
Perhimpunan Indonesia, pemikirannya, “ hak untuk
menentukan nasib sendiri “.
Serekat islam, pemikirannya, “ hak penghidupan
yang layak dan bebas dari penindasan dan
diskriminasi rasial “.
Partai Komunis Indonesia, pemikirannya, “ hak sosial
dan berkaitan dengan alat-alat produksi “.
i
Indische Party, pemikirannya, “ hak untuk
mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang
sama “.
Partai Nasional Indonesia, pemikirannya, “ hak untuk
memperoleh kemerdekaan “.
Organisasi Pendidikan Indonesia, pemikiranya
meliputi :
1. Hak untuk menentukan nasib sendiri,
2. Hak untuk mengeluarkan pendapat,
3. Hak untuk berserikat dan berkumpul,
4. Hak persamaan di muka hukum,
5. Hak untuk turur dalam penyelenggaraan Negara.
Periode sesudah kemerdekaan
a. Periode 1945-1950
Pemikiran HAM pada periode ini menekankan pada hak-
hak mengenai :
Hak untuk merdeka
Hak kebebasan untuk
berserikat melalui organisasi politik yang didirikan
Hak kebebasan untuk
menyampaikan pendapat terutama diparlemen
i
b. Periode 1950-1959
Implementasi pemikiran HAM pada periode ini lebih
memberi ruang hidup bagi tumbuhnya lembaga
demokrasi yang antara lain:
Parpol dengan berbagai
ideologinya
Kebebasan pers yang
bersifat liberal
Pemilu dengan system
multipartai
Parlemen sebagai
lembaga kontrol pemerintah
Wacana pemikiran HAM
yang kondusif karena pemerintah memberi
kebebasan
c. Periode 1959-1966
Pada periode ini pemikiran HAM tidak mendapat ruang
kebebasan dari pemerintah atau denga kata lain
pemerintah melakukan pemasungan HAM, yaitu hak
sipil, seperti hak untuk berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Hal ini
disebabkan karena periode ini sistem pemerintahan
i
parlementer berubah menjadi sistem demokrasi
terpimpin.
d. Periode 1966-1998
Dalam periode ini, pemikiran HAM dapat dilihat dalam
tiga kurun waktu yang berbeda.
Pertama, tahun 1967 ( awal pemerintahan presiden
soeharto ), berusaha melindungi kebebasan dasar
manusia yang ditandai dengan adanya hak uji materiil
yang diberikan kepada Mahkamah Agung.
Kedua, kurun waktu 1960-1970, pemerintah melakukan
pemasungan HAM dengan sifat defensif (bertahan),
represif (kekerasan) yang dicerminkan dengan produk
hukum yang bersifat restriktif (membatasi) terhadap
HAM. Alasan pemerintah adalah bahwa HAM adalah
produk pemikiran berat dan tidak sesuai dengan nilai-
nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam
pancasila.
Ketiga, kurun waktu tahu 1990-an, pemikiran HAM tidak
lagi hanya bersifat wacana saja melainkan sudah
dibentuk lembaga penegakan HAM, seperti Komnas
HAM berdasarkan Keppres No. 50 tahun 1993, tanggal 7
Juni 1993. Selain itu, pemerintah memberikan
i
kebebasan yang sangat besar menurut UUD 1945
amandemen, piagam PBB, dan piagam mukadimah.
e. peride 1998-sekarang
pada periode ini, HAM mendapat perhatian yang resmi
dari pemerintah dengan melakukan amandemen UUD
1945 guna menjamin HAM dan menetapakan Undang-
Undang No. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia.
Artinya, pemerintah memberi perlindungan yang
signifikan terhadap kebebasan HAM dalam semua
aspek, yaitu aspek politik, social, ekonomi, budaya,
keamanan, hukum dan pemerintahan.
Fungsi
Rule Of Law
Fungsi rule of law pada hakikatnya merupakan jaminan secara
formal terhadap “ rasa keadilan “ bagi rakyat Indonesia dan juga
“keadilan sosial”, sehingga diatur pada pembukaan UUD 1945,
bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan Negara.
Dengan demikian, inti dati rule of law adalah jaminan adanya
keadilan bagi masyarakat, terutama keadilan sosial.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat di
dalam pasal-pasal UUD 1945, yaitu :
1. Negara Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 ayat 3)
i
2. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum
dan kadilan (pasal 24 ayat 1)
3. Segenap warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya ( pasal 27
ayat 1)
4. Dalam bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal,
antara lain bahwa setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di dipen hukum ( pasal 28D ayat 1 )
5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja
(pasal 28D ayat 2).
D. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
Perlindungan HAM di Indonesia harus didasarkan pada
prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hak pembangunan, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan baik dalam penerapan, pemantauan, maupun
pelaksanaanya. Hal ini sesuai dengan isi piagam PBB yaitu pasal
1 ayat 3, pasal 55 dan 56 yang berisi bahwa upaya pemajuan
dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui suatu konsep
i
kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling
menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar Negara serta
hukum internasional yang berlaku.
Sesuai dengan amanat konstitusi, hak asasi manusia di
Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI, yaitu :
1. Pembukaan UUD 1945 ( alinea 1 )
2. Pancasila sila keempat
3. Batang tubuh UUD 1945 ( pasal 27, 29, dan 30 )
4. UU No. 39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000
tentang pengadilan HAM.
Hak asasi di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak
berkeluarga, dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan
diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas
rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam
pemerintahan, hak wanita, dan hak anak.
E. Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law
Pelaksanaan rule of law mengandung keinginan untuk
terciptanya Negara hukum, yang membawa keadilan bagi
seluruh rakyat. Penegakan rul of law harus diartikan secara
hakiki ( materiil ), yaitu dalam arti “pelaksanaan dari jus law”.
Perinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil), sangat erat
kaitanya dengan “ the enforcement of the rules of law “ dalam
i
penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan
hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law.
Rule of law juga merupakan legalisme, suatu aliran
pemikiran hukum yang di dalamnya terkandung wawasan sosial,
gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat, dan
Negara, yang dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu dan
memiliki struktur sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut
mengandung gagasan bahwa keadilan dapat melayani melalui
pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat
objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Secara
kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
rule of law telah banyak dihasilkan di Negara kita, namun
implementasi/penegakannya belum mancapai hasil yang
optimal, sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan
pelaksanaan rule of law belum dirasakan sebagian besar
masyarakat. Hal-hal yang mengemuka untuk dipertanyakan
antara lain adalah bagaimana komitmen pemerintah untuk
melaksanakan prinsip-prinsip rule of law.
Proses penegakan hukum di Indonesia dilakukan oleh
lembaga penegak hukum yang terdiri dari :
1. Kepolsian
2. Kejaksaan
3. Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )
i
4. Badan Peradilan :
a. Mahkamah Agung
b. Mahkamah Konstitusi
c. Pengadilan Negeri
d. Pengadilan Tinggi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia
sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan
agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM
baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi
atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan
peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan
i
melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
B. Saran-saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu
mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di
samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh
orang lain.
i