Isim adalah kata yang digunakan untuk nama seseorang ataupun nama lain.
Fi’il adalah kata yang menunjukan pekerjaan yang terjadi pada waktu tertentu.
Harf adalah kata yang maknanya menjadi jelas manakala dihubungkan dengan
kata lain. Kata benda bedasarkan jenisnnya dibagi atas dua macam, yaitu
mudzakkar (jenis laki-laki) dan muannats (jenis perempuan). Mudzakkar adalah
kata benda yang boleh diikuti dengan kata penunjuk ini dan itu atau jenis yang
sama. Muannast adalah kata yang boleh jika diikuti kata penunjuk ini dan itu
untuk jenis yang sama. Kata benda mudzakkar dan muannast terbagi kepada
hakiki (yang sebenarnya) dan majazi (tidak sebenarnya/kiasan). Mudzakkar yang
sebenarnya adalah yang memiliki pasangannya (perempuan/betina). Mudzakkar
kiasan (tidak sebenarnya) adalah tidak memiliki pasangan dari jenisnya, seperti
pulpen, kertas dan sebagainya. Muannast yang sebenarnya adalah yang
menunjukan benda jenis perempuan atau betina, seperti seorang perempuan,
unta betina dan sebagainya.
Muannast terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Muannast secara lafadz yaitu kata benda yang memilki ciri-ciri
perempuan/betina.
Muannast secara makna ialah benda perempuan atau betina yang
tidak memiliki ciri-ciri muannast.
Ciri-ciri muannast ada tiga yaitu ta marbuthah, alif maqshurah (alif bemgkok)
dan alif mamdudah (alif panjang).
Semua kata benda jamak adalah muannast, kecuali jamak mudzakkar salim
untuk yang berakal seperti para guru, kaum muslimin dan sebagianya.
a. ISIM
Isim dari segi jumlahnya ada tiga macam, yaitu isim mufrad, mutsanna
dan jama’. Isim mufrad adalah kata yang menunjukan tunggal baik untuk jenis
laki-laki maupun jenis perempuan. Isim mutsanna adalah kata yang menunjukan
dua baik laki-laki maupun perempuan dengan cara menambahkan alif, nun, ya,
1
dan nun di ujung kata. Isim jama’ adalah kata yang menunjukan lebih dari dua
baik untuk laki-laki maupun perempuan. Isim jama’ ada tiga macam:
a) Jama mudzakar salim, yaitu isim yang menunjukan lebih dari dua untuk
jenis laki-laki dengan cara menambahkan wau,nun, ya, dan nun di ujung
kata dengan tidak merubah bentuk tunggalnya.
b) Jama’ muannast salim, yaitu isim yang menunjukkan lebih dari dua
untuk jenis muannast dengan menambahkan alif dan ta di ujung kata
tnggalnya.
c) Jama’ taksir, yaitu isim yang menunjukkan lebih dari dua baik untuk
laki-laki maupun perempuan dengan merubah bentuk tunggal (secara
tidak beraturan).
Nakirah adalah kalimat isim yang maknanya menunjukan pada sesuatu
yang tidak tertentu (umum). Ma’rifat adalah kalimat isim maknanya
menunjukan pada sesuatu yang sudah tertentu (khusus).
Isim Ma’rifat ada tujuh macam yaitu:
1. Kata ganti nama orang, hewan dan benda
2. Isim alam dari jenis manusia, nama tempat dan dzat
3. Kata tunjuk
4. Kata sambung
5. Isim yang dima’rifatkan dengan tambahan alif dan lam
6. Isim yang diprasekan kepada isim ma’rifat
7. Orang yang dipanggil (langsung)
b. FI”IL
Fi’il (kata kerja) di lihat dari segi waktu terjadinya dibagi kepada kata kerja
lampau, sekarang, akan, sedang dan kata kerja perintah.
Fi’il madhi adalah fi’il yang artinya menunjukan pekerjaan yang
telah berlalu sebelum pembicaraan.
Fi’il mudhari adalah fi’il yang menunjukan kejadian sesuatu pada
waktu berbicara atau sesudahnya.
Fi;il amar adalah fi’il yang menuntut hasilnya sesuatu setelah masa
berbicara (kata kerja yang menunjukan perintah).
2
Kata kerja dilihat dari segi objek yang dikerjakannya dibagi kepada kata kerja
intransitif (tidak memerlukan objek) dan kata kerja transitif (membutuhkan
objek).
c. HURF
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa di samping kalimat isim dan
fi’il, dikenal juga kalimat huruf. Berikut ini pembagian huruf berdasarkan
kalimat yang menyertainya:
Beberapa huruf yang menyertai kata isim:
Huruf Jar
Inna dan sebagian kawannya
Nida (dipergunakan untuk panggilan)
Huruf Istitsna
Beberapa huruf yang menyertai kata fi’il:
Huruf Nasab
Huruf yang menyebabkan fi’il sesudahnya dihukumi nasab. Huruf Nasab
terbagi menjadi tujuh diantaranya:
An
Lan
Kae
Iddan
Lamu Ta’lil
Lamu Zuhud
Pa Sababiit
Hatta
Huruf Jazm
Huruf yang menyebebkan fi’il yang sesudahnya dihukumi jazm. Huruf
jazm terbagi menjadi enam diantaranya:
Lam
Lama
3
Lam amar
La nahyi
Inna
Ma
A. Kalimat
Kalimat ada dua macam diantaranya:
Jumlah Ismiyah
Kalimat yang diawali dengan isim.
Jumlah Fi’lliyah
Kalimat yang diawali dengan fi’il.
B. Tanda-Tanda I’rab
Isim Mu’rab tebagi menjadi marfu’, manshub dan majrur. Tanda rafa’ Isim
ada tiga diantaranya:
dhammah sebagai tanda dar isim mufrad, jama’ muannast salim
dan jama’ taksir.
Alif sebagai tanda dari isim tatsniyah.
Wawu sebagai tanda dari jama’ mudzakkar salim dan asmaul
khamsah.
Tanda nasab Isim ada empat diantaranya:
Fathah sebagai tanda dari Isim mufrad dan jama’ taksir.
Ya sebagai tanda dari Isim tatsniyah dan jama’ mudzakkar salim.
Kasrah sebagai tanda dari asmaul khamsah.
Tanda Jar Isim ada tiga diantaranya:
Kasrah sebagai tanda dari isim mufrad, jama’ taksir dan jama’
muannast salim.
Ya sebagai tanda dari isim tatsniyah, jama’ mudzakkar salim dan
asmaul khamsah.
Fathah sebagai tanda dari isim mufrad dan jama’ taksir yang tidak
dapat di tanwin huruf akhirnya.
4
C. Fi’il mu’rab dan Fi’il mudhari’
Fi’il mu’rab adalah mudhari’ yang tidak disertai nun niswan atau nun
taukid, sedangkan Fi’il mudhari’ trjadi dalam tiga hal marfu’, manshub dan
majzum. Fi’il mudhari’ akan tetap rafa’ jika tidak didahului oleh huruf nashab
dan huruf jazm serta ditandai dengan dhammah dan nun. Kalimat Fi’il mudhari
berubah menjadi nashab, jika didahului oleh salah satu huruf-huruf berikut:
Lam Juhud
Pa Sababiit
An
Lan
Idan
Kae
Lam Ta’lil
Hatta
Tanda perubahannya fathah apabila kalimat mudhari’ asli dan hilangnya
nun apabila bentuk kalimatnya ‘af’alul khamsah. Kalimat Fi’il mudhari’ akan
berubah menjadi jazm, jika didahului kalimat yang menjazmkan (membuat
perubahan pada harkat akhir yang awalnya dhammah) kalimat yang menjazmkan
itu terdapat dua katagori pertama yang menjazmkan satu kalimat mudhari’ yaitu
Lam, Lama, Lamu, Amri’, La Nahyi, kedua yang menjazmkan dua kalimat
mudhari’ yaitu: Ina, Min, Maa, Mahuma, Mata, Ayanna, Aina, Ainama,Ana,
Haisuma, Kaipama, ata.
Adapun tanda jazm pada perubahan ini yaitu: sukun terjadi pada mudhari’
asli, hilangnya nun diakhir terjadi pada ‘af’alul khamsah (fi’il lima) dan
hilangnya huruf ‘illat terjadi pada mudhari’ yang diakhiri’ oleh huruf
‘illat(wawu,alif,ya).
Kaliat yang tersusun dari mubtada’ dan khabar adalah kalimat dengan
diawali kata benda (jumlah ismiyah). Mubtada adalah kata benda yang harkatnya
rafa’ (dhommah) yang terletak di awal kalimat. Khabr ialah kata yang bersama
5
mubatada menyusun kalimat sempurna. Mubtada dan khabar itu keduanya
berharakat rafa’(dhommah):
Ada yang rafa’ dengan dhommah yang jelas seperti untuk kata benda
tunggal, jamak tak beraturan, jamak untuk muannast yang beraturan,
seperti: lapangan, pabrik-pabrik, para penyair (pr) dan sebagainya.
Ada pula yang rafa’ dengan alif, yaitu pada kata benda yang berjumlah dua
(mustanna), seperti: dua oranng pemerhati, dua orang pembimbing dan
lainnya.
Juga ada kata benda yang rafa’ dengan huruf waw, seperti: untuk benda
yang jamak laki-laki (mudzakkar) beraturan, contoh: para pemain (lk),
para delegasi (lk).
Dalam hal bentuk kata berdasarkan banyaknya bilangan khabar menyesuaikan
dengan mubtada, seperti jika mubtada jamak, satu atau dua, mudzakkar atau
muannast, maka khabar juga demikian adanya. Jika mubtada untuk benda yang
tak berakal (abiotik) bejumlah banyak (jamak), seperti tampat tinggal, gunung-
gunung dan sebagainya, maka khabarnya menjadi benda yang berjumlah satu
tetapi menunjukan muannast.
D. Huruf Inna dan huruf lain yang pola kalimatnya sama
Huruf Inna dan serumpun dengannya diletakan pada pola kalimat yang
terdiri dari mubtada dan khabar. Masuknya Inna dan yang sserumpun dengannya
di awal kalimat menjadikan mubtada sebagai isimnya dan berharakat fathah di
akhir katanya, sedangkan khabar tetap dalam keadaan marfu’.
Huruf yang serumpun dengan Inna adalah anna berfungsi sebagai
penegasan. Kaanna unntuk perumpamaan atau seolah-olah. Lakinna untuk
mengetahui bahwa pernyataan sesudahnya bertentangan dengan pernyataan
sebelumnya. La’alla untuk pengharapan yang mungkin terjadi (semoga). Laita
untuk berangan-angan dan La untuk peniadaan sesuatu.
E. Kanna dan teman-temannya
6
Kanna dan teman-temannya termasuk atribut yang suka masuk ke dalam
jumlah dan mubtadanya di rafa’kan lalu di sebut isimnya dan khabarnya di
nashabkan lalu di sebut khabarnya.
Diantara teman-teman kana adalah bata, amsa, dhola, adha, asbah yang
berarti waktu, mafata, maangfako, mabariha,majala yang berarti kesinambungan,
madama yang berarti jangka lama, soro yang berarti berubah, dan laisa yang
berarti menyangkal.
Contohnya:
Isim kana dan teman-temannya bisa berupa isim mu’rab (kata yang
mengalami perubahan caara membaca) atau isim mabni (kata yang tidak
mengalami perubahan cara membaca) seperti kata ganti (isim dhamir), kata
tunjuk (isim isyarah) dan kata sambung (isim maushul).
Contoh:
(kalimat) baik ismiyyah maupun fi’liyyah, atau yang serupa dengan
jumlah,yaitu zharf dan jar majrur.
Contoh:
Kalimat Arab dapat di buat dengan mendahulukan kata kerja (fi’il) yang di
kenal dalam tata bahasa dengan susunan/ jumlah fi’liyyah dan pokok kaliimat
pada susunan ini di sebut dengan fa’il/ yang melakukan suatu pekerjaan.
Fa’il adalah isim yang terletak sesudah fi;il mabni ma’lum atau oleh yang
serupa dengannya (seperti isim fa’il, sifat musyabahah dan mashdar) dan fail itu
menunjukan arti orang yang melakukan (suatu pekerjaan).
Contohnya: orang yang bangkrut itu banyak hutang/banyak hutang atas orang
yang bangkrut.
Fa’il di rafa;kan dengan dhammah apabila:
Isim mufrad
Jama’ muannast salim
Jama’ taksir
Fa’il di rafakan dengan alif apabila berbentuk isim tatsniyah. Fa’il di radakan
dengan wawu apabila berbentuk jama’ mudzakkar salim atau isim lima. Fi’il
harus disertai ta ta’nist apabila beserta fa’il muannast.
7
F. Maful Bih dan Naib Fa’il
Mafhul bih (objek) adalah isim yang di nasabkan yang dikenai pekerjaan
pelaku (menjadi pelengkap penderita). Naib Fa’il adalah isim yang di rafa’kan
berada setelah kata kerja pasif dan menempati posisi Fa’il setelah Fa’ilnya
dihilangkan.
Bentuk kata kerja barubah-ubah ketika dibentuk menjadi kata kerja pasif.
Apabila fi’il (kata kerja)nya madhy:
tidak diawali dengan ta zaidah, maka harakat huruf awal
didlommahkan dan harakat huruf sebelum akhir dikasrahkan.
Diawali dengan ta zaidah, maka harakat huruf pertama dan kedua
didlommahkan dan harakat huruf sebelum akhir dikasrahkan.
Apabila fi’il (kata kerja)nya mudhari’:
Huruf sebelum akhirnya bukan ya/wawu maka harakat huruf
awalnya didlommahkan dan harakat huruf sebelum akhirnya
dikasrahkan.
Dan huruf sebelum akhirnya ya maka harakat huruf awalnya
didlammahkan dann huruf ya diganti menjadi alif.
Dan huruf sebelum akhirnya wawu maka harakat huruf awalnya
didlammahkan dan huruf wawu diganti menjadi alif.
G. Huruf Jar
Di antara huruf yang suka masuk ke dalam isim adalah huruf jar. Jika
salah huruf jar ini masuk ke dalam isim, maka isim tersebut dibaca (beri’rab)
majrur. Tanda jar adalah kasrah jika isimnya tergolong isim mufrad, jama’
taksir, dan jama’ muannast salim, dan tandanya ya jika isimnya tergolong
mutsana, jama’ mudzakkar salim dan isim lima.
H. Definisi marfu’, manshub, dan majrur
Isim-isim yang marfu’ adalah isim-isim yang ber-i’rob rofa. Jama’ dari marfu’
8
adalah marfu’aat. Isim-isim yang manshub adalah isim-isim yang ber-i’rob
nashob. Jama’ dari manshub adalah manshubaat. Isim-isim yang majrur adalah
isim-isim yang ber-i’rob jar. Jama’ dari majrur adalah majruroot. Contohnya:
Pada kalimat المسجد� في العربية اللغة حمد� أ �م artinya تـعـلـ Ahmad belajar
bahasa arab di masjid.
Kata د� ber-I’rob rofa’ sebab sebagai subjek (fa’il) dengan tanda dhommah أ�حم�
(diakhir katanya). Karena ber-I’rob rofa’, maka kata kata د� tersebut dikatakan أ�حم�
marfu’. Isim menjadi marfu’ dalam 6 keadaan, diantaranya adalah keadaan
sebagai subjek (fa’il).
Kata ber-I’rob اللغة� nashob sebab sebagai objek (maf’ul bih) dengan tanda
fathah. Karena ber-I’rob nashob, maka kata kata tersebut اللغة� dikatakan
manshub. Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan, diantaranya adalah keadaan
sebagai objek (maf’ul bih).
Kata ber-I’rob jar sebab didahului huruf jar (yaitu المسجد� dengan tanda (في
kasroh. Karena ber-I’rob jar, maka kata �المسجد tersebut dikatakan majrur. Isim
menjadi majrur dalam 2 keadaan, diantaranya “didahului huruf jar”.
A. Keadaan-keadaan yang menyebabkan suatu isim menjadi marfu’,
manshub, atau majrur
Isim-isim yang marfu’
Suatu isim menjadi marfu’ dalam 7 keadaan:
1. Mubtada’ (المبتدأ)
9
Yaitu isim marfu’ yang terletak di awal kalimat. contohnya : �جديد الكتاب�
adalah Buku itu baru. Kata الكتاب (buku) merupakan mubtada’, karena
terletak di awal kalimat.
2. Khobar Mubtada’ (الخبر)
Yaitu yang menyempurnakan makna mubtada’. Pada kalimat �جديد الكتاب�
di atas, kata merupakan khobar, karena menyempurnakan (baru ) جديد�
makna mubtada’.
3. Isim kaana ( كان dan saudara-saudaranya (اسم
Yaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudara-saudaranya.
Contohnya: جديد&ا الكتاب� artinya كان (dahulu) Buku itu baru. Kata
(buku) الكتاب� merupakan isim kaana, karena kata tersebut awalnya
mubtada’, setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan mubtada’ lagi,
tetapi “isim kaana”.
4. Khobar Inna ( إن' dan saudara-saudaranya (خبر
Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh inna dan saudara-
saudaranya. Contohnya : �جديد الكتاب artinya Sesungguhnya buku itu إن�
baru. Kata ,adalah (baru) merupakan khobar inna جديد� karena kata
tersebut awalnya khobar mubtada’, setelah dimasuki inna, maka istilahnya
bukan khobar mubtada’ lagi, tetapi “khobar inna”.
5. Fa’il (الفاعل)
Yaitu isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ( kata kerja) dan
menunjukkan pada orang atau sesuatu yang melakukan perbuatan atau
10
yang mensifati perbuatan tersebut. Dengan kata lain, Fa’il adalah subjek.
Contohnya : رسالة& الطالب� .artinya Siswa itu telah membaca surat قـرأ
Kata الطالب� (siswa) merupakan fa’il, karena terletak setelah kata kerja
aktif (yaitu membaca), dan yang orang yang melakukan perbuatan (yang
membaca adalah siswa), jadi siswa itu sebagai subjek.
6. Naibul Fa’il ( الفاعل (نائب
Yaitu isim marfu’ yang terletak setelah fi’il mabni lil majhul (setelah kata
kerja pasif) dan menempati kedudukan fa’il setelah dihapusnya fa’il
tersebut.
Contohnya: الرسالة� artinya قـر�أت3 Surat itu telah dibaca.
Kata الرسالة� ( surat) merupakan naibul fa’il, karena terletak setelah kata
kerja pasif (yaitu dibaca).
Isim-isim yang manshub
Suatu Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan:
1. Khobar Kaana ( كان (خبر
Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudaranya.
Contohnya : جديد&ا الكتاب� جديد�ا artinya (dahulu) Buku itu baru. Kata كان
(baru) merupakan khobar kaana, karena kata tersebut awalnya khobar
mubtada’, setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan khobar
mubtada’ lagi, tetapi “khobar kaana”.
2. Isim Inna ( إن (اسم
Yaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh inna atau saudaranya.
Contohnya : �جديد الكتاب artinya Sesungguhnya buku itu baru. Kata إن�
(buku) الكتاب� merupakan isim inna, karena kata tersebut awalnya
mubtada’, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan mubtada’ lagi,
tetapi “isim inna”
11
3. Maf’ul Bih ( به (المفعول
Yaitu isim manshub yang menunjukkan pada orang atau sesuatu yang
dikenai suatu perbuatan. Dengan kata lain, maf’ul bih adalah objek.
Contohnya : رسالة& الطالب� .artinya Siswa itu telah membaca surat قـرأ
Kata merupakan maf’ul bih, karena yang dibaca adalah (surat) رسالة�
surat, jadi surat itu sebagai objek (maf’ul bih).
4. Maf’ul Muthlaq ( المطلق (المفعول
Yaitu isim manshub yang merupakan isim mashdar yang disebutkan
untuk menekankan perbuatan, atau menjelaskan jenis atau bilangannya.
Contohnya : & حـفظا الدرس artinya Saya benar-benar menghafal حفظت�
pelajaran.
Kata � (penghafalan) حـفظا merupakan maf’ul muthlaq, karena
merupakan isim masdar yang berfungsi untuk menekankan perbuatan,
yang bermakna “benar-benar menghafal”
5. Maf’ul Li ajlih ( ألجله (المفعول
Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah fi’il untuk menjelaskan
sebab terjadinya perbuatan (merupakan jawaban dari “mengapa” perbuatan
itu terjadi) Contohnya : ?ل�محمد & إكراما Bعلي artinya Ali hadir karena حضر
memuliakan Muhammad. Kata � merupakan maf’ul (penghormatan) إكراما
liajlih, karena menjelaskan sebab Ali hadir, yaitu karena memuliakan (
� .Muhammad (إكراما
6. Maf’ul Ma’ah ( معه (المفعول
Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah wawu yang maknanya
bersama untuk menunjukkan kebersamaan. Contohnya : تغريد و استيقظت�
.artinya Saya bangun bersamaan dengan kicauan burung-burung الطيور
12
Kata merupakan maf’ul ma’ah, karena didahului oleh (kicauan) تغريد�
huruf wawu ma’iyah, yang bermakna kebersamaan.
7. Maf’ul Fih ( فيه (المفعول
Yaitu isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan zaman (waktu)
atau tempat terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “kapan”
atau “dimana” perbuatan tersebut terjadi). Contohnya : ليال الطائرة� سافرت3
artinya Pesawat itu mengudara di malam hari. Kata (malam hari) ليال
merupakan maf’ul fih, karena menjelaskan zaman (waktu).
8. Haal (الحال)
Yaitu isim nakiroh lagi manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau
keadaan maf’ul bih ketika terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban
dari bagaimana terjadinya perbuatan tersebut).
Contohnya : باكيا الولد artinya جاء Anak itu datang dalam keadaan
menangis. Kata ,merupakan haal (menangis) باكيا karena menjelaskan
keadaan subjek.
9. Mustatsna (المستثنى)
Yaitu isim manshub yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat
istitsna untuk menyelisihi hukum sebelumnya. Dengan kata lain,
mustatsna artinya pengecualian. Contohnya : & زيدا إال الطالب� حضر
(hadhoro at-Thulaabu illa Zaidan) = para siswa hadir kecuali Zaid. Kata
� merupakan mustatsna, karena didahului oleh (Zaid =) زيدا (kecuali) إال
yang merupakan alat istitsna.
10. Munada’ (المنادى)
Yaitu isim yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat nida’ (kata
panggil). Contohnya : رجال Wahai seorang lelaki. Kata = (yaa rojulan) يا
13
seorang) رجال lelaki) merupakan munada’, karena didahului oleh يا
(wahai) yang merupakan salah satu alat nida’.
11. Tamyiiz (التمييز)
Yaitu isim nakiroh lagi mansub yang disebutkan untuk menjelaskan
maksud dari kalimat sebelumnya yang rancu. Contohnya : اشتريت�
كتابا artinya Saya membeli dua puluh buku. Kata عشرين (buku) كتابا
merupakan tamyiiz, karena buku tersebut menjelaskan ”dua puluh”,
jikalau tidak ada kata “buku”, maka kalimat menjadi tidak jelas, “Saya
membeli dua puluh”.
Isim-isim yang majrur
Suatu isim menjadi majrur dalam 2 keadaan:
1. Di dahului oleh huruf jar ( جر حرف (سبقه
Contohnya : المنزل� من artinya Saya keluar dari خرجت� rumah. Kata
(min) م�ن merupakan isim majrur, karena didahului oleh (rumah) المنزل�
yang merupakan huruf jar.
2. Mudhof Ilaih ( إليه (مضاف
Yaitu isim yang disandarkan ke isim sebelumnya. Contohnya : اشتريت�
حديد? �م ت artinya خا Saya membeli cincin besi. Kata (besi) حديد*
merupakan mudhof ilaih, karena disandarkan kepada خا�ت�م� (cincin) yang
maknanya cincin yang terbuat dari besi. Selain keadaan-keadaan tersebut,
ada satu keadaan yang dapat menyebabkan suatu isim menjadi marfu’,
atau manshub, atau majrur, tergantung kata sebelumnya, jika kata
sebelumnya marfu’ maka isim tersebut menjadi marfu’, jika manshub
maka manshub, dan jika majrur maka majrur. Keadaan tersebut dinamakan
.(تابع) Contohnya:
�كريم �رجل artinya جاء Telah datang seorang lelaki yang mulia.
14
& كريما & رجال artinya رأئت� Saya melihat seorang lelaki yang mulia.
? كريم برجل� artinya مرر� Saya berpapasan dengan seorang lelaki yang
mulia.
Perhatikan setiap kata pada tiga kalimat di atas, i'robnya (kariim) كريم
sesuai dengan kata sebelumnya. Pada kalimat pertama i'robnya rofa'
karena sebelumnya ( � ber-i'rob rofa'. Pada kalimat kedua, i'robnya ( رجل
nashob' karena sebelumnya (& ber-i'rob nashob. Demikian juga pada (رجال
kalimat ketiga, i'robnya jar karena sebelumnya ( ) ber-i'rob jar. Taabi ( رجل�
,(العطف) athof ,(النعت) ini dibagi menjadi empat jenis, yaitu na’at (تابع
taukid ,(التوكيد) dan badal .(البدل) Pada tiga contoh kalimat di atas,
termasuk jenis na'at.
C . ISIM MUSYTAQ
Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna yang
berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:
1. ISIM FA'IL ( اع�ل ا�س.م ف� )
Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan). Isim Fa'il ada dua wazan (pola
pembentukan) yaitu:
a) اع�ل� bila berasal dari Fi'il Tsulatsi (Fi'il yang terdiri dari tiga huruf) ف�
b) ع�ل� bila berasal dari Fi'il yang lebih dari tiga huruf م�ف.
Fi'il Isim Fa'il
ي�ع.ل�م� - (mengetahui) ع�ل�م� (yang mengetahui) ع�ال�م�
ي�ن�ام� - (tidur) ن�ام� (yang tidur) ن�ائ�م�
ي�أ.ك�ل� - (makan) أ�ك�ل� (yang makan) آك�ل�
ل�م� - ي�س. ل�م� س.(menyerah) أ� ل�م� (yang menyerah) م�س.
ق� - ي�ن.ف� ق� �ن.ف� (berinfak) أ ق� ن.ف� (yang berinfak) م�
ر� - ت�غ.ف� ي�س. ر� ت�غ.ف� (mohon ampun) ا�س. ر� ت�غ.ف� (yang mohon ampun) م�س.
15
Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( ب�ال�غ�ة dari Isim ( م�
Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan atau menyangatkan artinya. Contoh:
Fi'il Isim Fa'il Isim Mubalaghah
ي�ع.ل�م�- ع�ل�م� ع�ال:م� / ع�ال�م� (yang sangat mengetahui) ع�ل�ي.م�
ر�- ي�غ.ف� ر� غ�ف� ر� غ�اف� ار� / غ�ف: و.ر� (yang suka mengampuni) غ�ف�
ي�ن�ام�- ن�ام� ن�ائ�م� ام� / ن�و: (yang banyak tidur) ن�ئ�ي.م�
ي�أ.ك�ل�- أ�ك�ل� آك�ل� أ�ك:ال� / (yang banyak makan) أ�ك�ي.ل�
2. SIFAT MUSYABBAHAH ( ة ف� ة ص� ب:ه� م�ش� ) ialah Isim yang menyerupai Isim
Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya yang tetap. Misalnya:
F i 'il Isim Fa'il Sifat Musyabbahah
ح�- ر� ي�ف. ر�ح� (senang) ف� ار�ح� ر�ح� ف� (orang senang) ف�
ي�ع.م�ى- (buta) ع�م�ي� (orang buta) أ�ع.م�ى ع�ام�ي�
و.ت�- ي�م� (mati) م�ات� ائ�ت� يFت� م� (orang mati) م�
ع�- و. ي�ج� اع� (lapar) ج� ائ�ع� و.ع�ان� ج� (orang kelaparan) ج�
3. ISIM MAF'UL ( ع�و.ل ا�س.م م�ف. ) yaitu Isim yang dikenai pekerjaan.
Fi'il Isim Maf'ul
ر� - ي�غ.ف� ر� (mengampuni) غ�ف� ر� و. غ.ف� (yang diampuni) م�
ي�ع.ل�م� - (mengetahui) ع�ل�م� م� ع.ل�و. (yang diketahui) م�
ي�ب�ي.ع� - (menjual) ب�اع� ب�ي.ع� (yang dijual) م�
و.ل� - ي�ق� ال� (berkata) ق� ال� (yang diucapkan) م�ق�
4. ISIM TAFDHIL ( ي.ل ا�س.م ض� ت�ف. ) ialah Isim yang menunjukkan arti "lebih"
atau "paling". Wazan (pola) umum Isim Tafdhil adalah: ع�ل� :Contoh . أ�ف.
Isim Fa'il Isim Mubalaghah Isim Tafdhil
(sangat mengetahui) ع�ل�ي.م� ع�ال�م� (yang lebih mengetahui) أ�ع.ل�م�
(sangat besar) ك�ب�ي.ر� ك�اب�ر� (yang lebih besar) أ�ك.ب�ر�
ار�ب� ر�ي.ب� ق� (sangat dekat) ق� ب� ر� (yang lebih dekat) أ�ق.
ل� اض� ي.ل� ف� (sangat utama) ف�ض� ل� (yang lebih utama) أ�ف.ض�
16
Disamping itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:
Sifat Musyabbahah Isim Tafdhil
د�ي.د� (yang sangat) ش� Nد (yang lebih sangat) أ�ش�
ي.ق� ق� (yang berhak) ح� Nق (yang lebih berhak) أ�ح�
(yang mulia) ع�ز�ي.ز� Nأ�ع�ز (yang lebih mulia)
5. ISIM ZAMAN ( م�ان ا�س.م ز� ) yaitu Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM
MAKAN ( ك�ان ا�س.م م� ) yaitu Isim yang menunjukkan tempat.
Fi'il Isim Zaman/Makan
ي�ك.ت�ب� / (menulis) ك�ت�ب� ك.ت�ب� (kantor) م�
ي�ل.ع�ب� / (bermain) ل�ع�ب� ل.ع�ب� (tempat bermain) م�
د� / ج� ي�س. د� ج� (bersujud) س� د� ج� (masjid) م�س.
ي�ل�د� / ل�د� (melahirkan) و� ل�د� و. (hari kelahiran) م�
ي�ع�د� / (menjanjikan) و�ع�د� د� و.ع� (hari yang dijanjikan) م�
ع� / ت�م� ي�ج. ع� ت�م� (berkumpul) ا�ج. ع� ت�م� ج. (perkumpulan, pertemuan) م�
6. ISIM ALAT ( آل�ة ا�س.م ) yaitu Isim yang menunjukkan alat yang digunakan
untuk melakukan suatu Fi'il atau pekerjaan.
Fi'il Isim Alat
ت�ح� / ي�ف. ت�ح� (membuka) ف� ت�اح� ف. (kunci) م�
ي�ز�ن� / ن� (menimbang) و�ز� ان� ي.ز� (timbangan) م�
ل�س� / ي�ج. ل�س� (duduk) ج� ل�س� (tempat duduk) م�ج.
ر� / ه� ي�ج. ر� ه� nyaring) ج� ر� ه� (pengeras suara) م�ج.
Isim yang dijarkan
17
Lafazh-Iafazh yang di-jar-kan ada tiga macam, yaitu:
1. Lafazh yang di-jar-kan oleh huruf jar, contoh:
2. Lafazh yang di-jar-kan karena idhafat, contoh:
3. Lafazh yang mengikuli kepada lafazh yang di-jar-kan (yaitu: na'at, 'athaf,
taukid dan badal), sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
Adapun lafazh yang di-jar-kan dengan huruf, seperti halnya yang di-jar-kan oleh
min, ilâ, 'an, 'alâ, fî, rubba, ba, kaf, lam dan huruf qasam (sumpah), yaitu: wawu,
ba dan ta juga dengan mudz dan mundzu.
Contoh: artinya aku telah datang sejak hari Ahad.
Adapun yang di-jar-kan oleh idhafat, seperti perkataan: (pelayan Zaid.
-Lafazh ghulam adalah mudhaf, sedangkan lafazh Zaid adalah mudhaf ilaih).
Idhafat itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
18
Idhafat yang diperkirakan mengandung makna lam, contoh:
(pelayan Zaid. -Taqdir atau bentuk asalnya diperkirakan berbunyi
= pelayan milik Zaid; contoh lainnya seperti:
artinya kitab Ahmad. Taqdirnya adalah kitab milik Ahmad : huruf lam
yang terdapat pada kedua contoh ini adalah lam yang mempunyai arti
memiliki).
Idhafat yang diperkirakan mengandung makna min, contoh: (baju
sutera atau baju dari sutera); (pintu kayu atau pintu dari kayu);
(cincin besi atau cincin dari besi); dan lafazh yang sejenis dengannya.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim adalah kata yang digunakan untuk nama seseorang ataupun nama lain.
Fi’il adalah kata yang menunjukan pekerjaan yang terjadi pada waktu tertentu.
Harf adalah kata yang maknanya menjadi jelas manakala dihubungkan
dengan kata lain. Kata benda bedasarkan jenisnnya dibagi atas dua macam, yaitu
mudzakkar (jenis laki-laki) dan muannats (jenis perempuan). Mudzakkar adalah
kata benda yang boleh diikuti dengan kata penunjuk ini dan itu atau jenis yang
sama. Muannast adalah kata yang boleh jika diikuti kata penunjuk ini dan itu
untuk jenis yang sama. Kata benda mudzakkar dan muannast terbagi kepada
hakiki (yang sebenarnya) dan majazi (tidak sebenarnya/kiasan). Mudzakkar yang
sebenarnya adalah yang memiliki pasangannya (perempuan/betina). Mudzakkar
kiasan (tidak sebenarnya) adalah tidak memiliki pasangan dari jenisnya, seperti
pulpen, kertas dan sebagainya. Muannast yang sebenarnya adalah yang
menunjukan benda jenis perempuan atau betina, seperti seorang perempuan,
unta betina dan sebagainya.
Muannast terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Muannast secara lafadz yaitu kata benda yang memilki ciri-ciri
perempuan/betina.
Muannast secara makna ialah benda perempuan atau betina yang
tidak memiliki ciri-ciri muannast.
Ciri-ciri muannast ada tiga yaitu ta marbuthah, alif maqshurah (alif bemgkok)
dan alif mamdudah (alif panjang).
Semua kata benda jamak adalah muannast, kecuali jamak mudzakkar salim
untuk yang berakal seperti para guru, kaum muslimin dan sebagianya.
20
d. ISIM
Isim dari segi jumlahnya ada tiga macam, yaitu isim mufrad, mutsanna
dan jama’. Isim mufrad adalah kata yang menunjukan tunggal baik untuk jenis
laki-laki maupun jenis perempuan. Isim mutsanna adalah kata yang menunjukan
dua baik laki-laki maupun perempuan dengan cara menambahkan alif, nun, ya,
dan nun di ujung kata. Isim jama’ adalah kata yang menunjukan lebih dari dua
baik untuk laki-laki maupun perempuan. Isim jama’ ada tiga macam:
d) Jama mudzakar salim, yaitu isim yang menunjukan lebih dari dua untuk
jenis laki-laki dengan cara menambahkan wau,nun, ya, dan nun di ujung
kata dengan tidak merubah bentuk tunggalnya.
e) Jama’ muannast salim, yaitu isim yang menunjukkan lebih dari dua
untuk jenis muannast dengan menambahkan alif dan ta di ujung kata
tnggalnya.
f) Jama’ taksir, yaitu isim yang menunjukkan lebih dari dua baik untuk
laki-laki maupun perempuan dengan merubah bentuk tunggal (secara
tidak beraturan).
Nakirah adalah kalimat isim yang maknanya menunjukan pada sesuatu
yang tidak tertentu (umum). Ma’rifat adalah kalimat isim maknanya
menunjukan pada sesuatu yang sudah tertentu (khusus).
Isim Ma’rifat ada tujuh macam yaitu:
8. Kata ganti nama orang, hewan dan benda
9. Isim alam dari jenis manusia, nama tempat dan dzat
10. Kata tunjuk
11. Kata sambung
12. Isim yang dima’rifatkan dengan tambahan alif dan lam
13. Isim yang diprasekan kepada isim ma’rifat
14. Orang yang dipanggil (langsung)
e. FI”IL
Fi’il (kata kerja) di lihat dari segi waktu terjadinya dibagi kepada kata kerja
lampau, sekarang, akan, sedang dan kata kerja perintah.
21
Fi’il madhi adalah fi’il yang artinya menunjukan pekerjaan yang
telah berlalu sebelum pembicaraan.
Fi’il mudhari adalah fi’il yang menunjukan kejadian sesuatu pada
waktu berbicara atau sesudahnya.
Fi;il amar adalah fi’il yang menuntut hasilnya sesuatu setelah masa
berbicara (kata kerja yang menunjukan perintah).
Kata kerja dilihat dari segi objek yang dikerjakannya dibagi kepada kata kerja
intransitif (tidak memerlukan objek) dan kata kerja transitif (membutuhkan
objek).
f. HURF
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa di samping kalimat isim dan
fi’il, dikenal juga kalimat huruf. Berikut ini pembagian huruf berdasarkan
kalimat yang menyertainya:
Beberapa huruf yang menyertai kata isim:
Huruf Jar
Inna dan sebagian kawannya
Nida (dipergunakan untuk panggilan)
Huruf Istitsna
Beberapa huruf yang menyertai kata fi’il:
Huruf Nasab
Huruf yang menyebabkan fi’il sesudahnya dihukumi nasab. Huruf Nasab
terbagi menjadi tujuh diantaranya:
An
Lan
Kae
Iddan
Lamu Ta’lil
Lamu Zuhud
Pa Sababiit
22
Hatta
Huruf Jazm
Huruf yang menyebebkan fi’il yang sesudahnya dihukumi jazm. Huruf
jazm terbagi menjadi enam diantaranya:
Lam
Lama
Lam amar
La nahyi
Inna
Ma
23
Daftar Pustaka
Ahmad Dahlan , Syarhu Muhktasoru Jiddan ‘Ala Matnil Jurumiyah
, Indonesia :Darul Ihya kitab arabiyah..
Muhammad Jamaludin , Syarhul ‘Alamah Ibnu ‘Aqil ‘Ala Alfiyati ,
Indonesia : Pustaka Ihsan.
24
Makalah Mengenai
Qawaid (Tata Bahasa) dalam Bahasa Arab
Diajukan untuk Penambahan Nilai Ujian Tengah Semester Bahasa Arab
25
Disusun Oleh :
Moch Salih Mujizatul karomah
NIM. 1211801072
JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011 M / 1431 H
KATA PENGANTAR
إ
26
Bandung, Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………….…… أ
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 1
C. Tujuan ………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
27
A. Pembagian Kata ………………………………………………………………... 3
B. Pembagian Isim ………………………………………………………………... 4
C. Pembagian Fiil …………………………………………………………………. 5
D. Huruf ………………………………………………………………………….... 5
E. ‘Irab ……………………………………………………………………………. 6
F. Maful Bih …………………………………………………………………….... 10
G. Definisi marfu’, manshub, dan majrur…………………………………………. 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………. 22
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………. 23
28