Download - MAKALAH 2

Transcript

2.4.1.Pengertian Akuntansi LingkunganAkuntansi Lingkungan (Environmental Accounting) atau EA adala istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental cost) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak (impact) baik moneter maupun non moneter yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan.Akuntansi Lingkungan Hidup adalah metodologi untuk menilai biaya dan manfaat dari sebuah kegiatan lingkungan untuk mengurangi dampak lingkungan. Hasil akuntansi ini digunakan oleh para pimpinan perusahaan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan perbaikan lingkungan.Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Akibat tekanan lembaga-lembaga bukan pemerintah dan meningkatnya kesadaram lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan bukan hanya kegiatan industri demi bisnis saja.Namun sampai dengan pertengahan tahun 1990-an konsep atau kata ini tidak banyak terdengar termasuk di Jepang. Pada pertengahan tahun 1990-an The International Accounting Standards Committee (IASC) mengembangkan konsep tentang prinsip-prinsip akuntansi Internasional. Termasuk didalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan akuntansi dan audit hak-hak azasi manusia. Kemudian juga standar industri semakin berkembang dan auditor/accreditor professional seperti The American Institute of Certified Public Auditors (AICPA) yang mengeluarkan prinsip-prinsip universal tentang environmental audits.Sejak tahun 1999, Kementrian Lingkungan Hidup Jepang telah terlibat sebagai salah satu anggota tim ali tentang the Governments role in promoting environmental management accounting initiated by the United Nations Division for Sustainable Development (UNDSD) environmental management accounting initiative.Selain itu juga Jepang terlibat dalam Environmental Management Accounting Network-Asia Pacifik (EMAN-AP) atau Jaringan Akuntansi Pengelolaan Lingkungan, sebuah jaringan yang terdiri dari peneliti dan praktisi akuntansi lingkungan dari 14 negara kawasan Asia pasifik. Jaringan ini didirikan pada September tahun 2001 untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan penggunaan metoda akuntansi pengelolaan lingkungan dan menyumbang atau memberikan dukungan pada pembangunan berkelanjutan di Asia Pasifik. Koordinasi di Jepang di pegang oleh the Institute for Global Environmental Strategies (IGES) theKansaiResearchCenter.Pada pertengahan tahun 1990-an ketika istilah environmental accounting belum banyak dikenal hanya beberapa perusahaan saja yang menerapkannya mula-mula dengan mengungkapkan masalah lingkungan walaupun sebenarnya perusahaan Canon sudah mulai menerapkan EA pada taun 1983. hal ini berkaitan dengan keterbukaan perusahaan untuk mengungkapkan informasi lingkungan sebagai dampak dari aktivitas industri atau bisnis mereka. Namun kemudian jumlah perusahaan yang menerapkan environmental accounting meningkat dari 10.4 persen pada tahun 1998 menjadi 20.9 persen di tahun 1999 dan 27.0 persen di tahun 2000. dari jumlah ini 17.3 persen sudah menerapkan dan memperkenalkan environmental accounting dan 34 persen sedang mempertimbangkan akan segera menerapkannya. Hal ini berkaitan dengan dikeluarkannya the environmental accounting guideline yang diterbitkan oleh the Environmental Agency (yang kemudian berubah menjadi Ministry of Environment (MOE) pada Mei 2000, kemudian draft ini diperbaiki lagi pada Maret tahun 2002 sebagai Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Lingkungan Edisi 2002 (Environmental Accounting Guidelines, 2002 Edition). Mungkin kini semakin banyak perusahaan di Jepang yang menerapkan akuntansi lingkungan ini.Banyak perusahaan industri dan jasa besar dunia yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental cost) dan manfaat atau efek (economic benefit). Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan efek perlindungan lingkungan (environmental protection).Adaperusahaan jasa yang menyusun panduan akuntansi lingkungan untuk perusahaan-perusahaan jasa. Misalnya perusahaan elektronik Jepang Fujitsu menyewa jasa perusahaan konsultasi akuntan untuk menyusun environmental accounting guidelines sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Jepang. Namun mereka menambahkan beberapa item-item baru dengan tujuan untuk mendapatkan akuntansi lingkungan hidup yang lebih efisien. Selain itu penggunaan teknologi informasi juga memungkinkan aliran informasi dari pabrik-pabrik mereka di seluruh dunia berjalan tanpa penundaan. Hasilnya kesadaran lingkungan diantara para pekerjanya meningkat, upaya mengurangi biaya berhasil baik dan ada hasil positif penganganan persoalan lingkungan dan pengurangan dampak negatif lingkungan yang didukung pabrik-pabrik dan anak perusahaan di seluruh dunia.2.4.2.Tujuan Penerapan Akuntansi LingkunganAdabeberapa maksud dikembangkannya akuntansi lingkungan:1.Akuntansi lingkungan merupakan sebuah alat manajemen lingkungan.2.Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat.Sebagai alat manajemen lingkungan, akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biaya konservasi lingkungan. Data akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya konservasi lingkungan keseluruhan dan juga investasi yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaan lingkungan. Selain itu akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menilai tingkat keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang harus berlangsung terus menerus.Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan dan hasilnya kepada public. Tanggapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan dari para pihak, pelanggan dan masyarakat digunakan sebagai umpan balik untuk merubah pendekatan perusahaan dalam pelestarian atau pengelolaan lingkungan.Didalam akuntansi lingkungan ada beberapa komponen pembiayaan yang harus dihitung misalnya:1.Biaya operasional bisnis yang terdiri dari biaya depresiasi fasilitas lingkungan, biaya memperbaiki fasilitas lingkungan, jasa atau fee kontrak untuk menjalankan fasilitas pengelolaan lingkungan, biaya tenaga kerja untuk menjalankan operasi fasilitas pengelolaan lingkungan serta biaya kontrak untuk pengelolaan limbah (recycling)2.Biaya daur ulang yang dijual yang disebut sebagai Cost incurred by upstream and down-stream business operations is te contract fee paid to theJapanContainer and Package Recycling Association.3.Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdiri dari biaya total untuk material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk pengembangan material yang ramah lingkungan, produk dan fasilitas pabrik.2.4.3.Akuntansi Lingkungan di IndonesiaBagaimana denganIndonesia? Tidak banyak informasi atau diskusi yang berkaitan dengan akuntansi lingkungan sebagai sala satu sistem penilaian lingkungan khusus. Ada satu langkah yang dirintis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan Bank Indonesia yang ini termaktub dalam nota kesepahaman (MoU) antara KLH dan Bank Indonesia (BI) yang ditandatangani pada tahun 2005 yang lalu. Kesepakatan ini sebenarnya sebagai tindak lanjut dari Peraturan BankIndonesianomor 7/2/PBI/1005 tentang penetapan peringkat kualitas aktiva bagi bank umum. Peraturan tersebut, mengatur aktiva produktif untuk kredit termasuk pada kualitas kredit. Aspek lingkungan hidup menjadi salah satu faktor didalam penilaian kredit itu. BI sepakat menggunakan proper (perangkat penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam Pengelolaan lingkungan hidup) KLH dalam menilai kelayakan kredit.Penilaian tingkat kinerja perusahaan (Proper) terkait dengan lingkungan hidup yang menjadi program tahunan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk penilaian tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, dampak pada lingkungan, yang dapat berpengaruh pada penentuan kualitas kredit perusahaan, kelayakan perusahaan dan sebagainya. Hasil penelitian ini disampaikan ke Bank ataur kreditor lainnya. Proper ini diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 27/MenLH/2002. misalnya Bank sebagai debitur dapat menurunkan kredit bagi perusahaan berperingkat buruk. Jika tidak layak dari sudut lingkungan karena kinerja buruk maka perusahaan bisa tidak diijinkan mendapatkan kredit.Adajuga pemberian sstem ISO. Dengan sistem ISO perusahaan yang punya komitmen untuk kemudian memperbaiki kinerja terhadap lingkungan yang baik dapat diberikan sertifikat ISO sedangkan yang tidak, tidak akan mendapatkannya. Perusahaan masi terus bisa melakukan operasi bisnisnya. Namun dengan proper perusahaan bisa tidak bisa diberikan ijin operasi atau tidak mendapatkan kredit.BAB IIIKESIMPULANIlmuSocio Economic Accountingmerupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan mencoba mengidentifikasi, mengukur, menilai, melaporkan aspek-aspek sosial benefit dan sosial cost yang ditimbulkan oleh lembaga. Pengukuran ini pada akhirnya akan diupayakan sebagai informasi yang dijadikan dasar dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkaa peran lembaga, baik perusahaan atau yang lain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam lingkungan secara kesaluruhan.Dari semakin besarnya dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perusahaan ini juga berpengaruh terhadap masalah lingkungan dan pelestarian alam. Tidak jauh berbeda dengan akuntansi sosial, akuntansi lingkungan juga mencoba menyoroti aspek sosial, dan pelestarian alam.Perhatian dunia bisnis terhadap pelestarian alam dewasa ini semakin tinggi. Akuntansi sosial berfungsi untuk mengukur bagaimana efisiensi suatu sistem ekonomi berfungsi dan memberikan data periodik yang menyangkut indikasi posisi suatu negara menyangkut ukuran externalities. Setelah muncul akuntansi sosial kemudian muncul akuntansi lingkungan. Tidak jauh berbeda dengan akuntansi sosial, akuntansi lingkungan juga membahas mengenai sejauh mana kepedulian perusahaan terhadap pelestarian alam, akuntansi lingkungan adalah istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah.

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Dalam dunia bisnis yang kompleks, mungkin menggunakan beratus ratus tenaga kerja, mulai dari perencanaan pengembangan, direktur pemasaran sampai kepada bagian kebersihan. Bagaimana perusahaan merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol semua kegiatannya, bagaimana mensuplai informasi kepada banyak orang dalam perusahaan, disinilah letak pentingnya peranan sistem informasi akuntansi.Sistem informasi akuntansi melayani dua tipe pemakai yaitu dari pihak luar perusahaan(eksternal) dan dari pihak dalam perusahaan (internal). Pihak pihak ekternal antara lain pelanggan, supplier, pemegang saham, pegawai, lembaga keuangan, pemerintah, sedangkan pihak internal perusahaan antara lain manajemen, purchasing, dan inventary control management, production management, personal management, finansial management.Peranan sistem informasi akuntansiMemperbaiki kualitas & mengurangi biaya dalam menghasilkan barang/jasaMemperbaiki efisiensiMemperbaiki pengambilan keputusanMenciptakan keunggulan kompetitif

2.5. GOLONGAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSIGolongan pemakai sistem Informasi akuntansi terdiri dari 2 golongan yaitu :Pemakai Informasi InternalAdalah pemakai Informasi yang berasal dari dalam perusahaan. Dapat digolongkan menjadi :manajemenpurchasing managementinventory control managementproduction managementpersonal managementfinansial management.Pemakai Informasi EksternalAdalah pemakai Informasi yang berasal dari luar perusahaan. Dapat digolongkan menjadi :PelangganKebutuhan pelanggan mencakup informasi mengenai produk perusahaan seperti: harga, bentuk barang, dimana dan bagaimana barang tersebut dapat dibeli, apa jenisnya, pelayanan apa yang dapat diberikan perusahaan.Pemasok Apabila perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka pemasok akan meminta informasi mengenai tingkat kepercayaan realibility,jumlah kredit yang telah diperoleh dan kemampuan atau ability untukmembayar kembali.Para pemegang sahamMereka ingin menilai pelaksanaan yang telah berlaku dan memperkirakan pelaksanaan yang akan datang.Penyediaan laporan tahunan atau annual report untuk para pemegang saham disebut sebagai fungsi pelayanan atau steward ship function dan secara tradisional merupakan tanggung jawab sistem informasi akuntansi.d. Para karyawanKaryawan berkepentingan terhadapinformasi umum, seperti tingkat upah rata-rata, tunjangan, laba perusahaan, tingkat kesempatan kerja, tingkat produktifitas dan lain-lain.Para pemberi pinjamanLembaga-lembaga keuangan yang meminjamkan dana sangat berkepentingan atas faktor-faktor seperti reputasi atau nama baik dan kemempuan manajemen perusahaan, kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan dan prospek untuk keberhasilan pada masa depan

Instansi pemerintahKantor pelayanan pajak berkepentingan terhadap informasi mengenai laba perusahaan dan jumlah pajak yang terutang oleh perusahaan kepada pemerintahan atau Negara2.6 PENGOLAHAN DATAPengolahan data adalah suatu kegiatan yang merubah bentuk data menjadi Informasi agar memiliki manfaat atau kegunaan bagi yang membutuhkan.Sistem Informasi Akuntansi melakukan empat tugas pengolahan data yaitu :1. Pengumpulan Data ;Saat perusahaan menyediakan produk dan jasa ke lingkungan,setiap tindakan dijelaskan oleh suatu catatan data.Sistem pengolahan data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap transaksi internal perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.2. Manipulasi Data ;Operasi Manipulasi data meliputi :PengklasifikasianSetiap karyawan digolongkan menurut departemen.PengurutanCatatan-catatan disusun sesuai urutan tertentu berdasarkan kode atau elemen data.PerhitunganMelakukan perhitungan dalam pembayaran gaji karyawan.PengikhtisaranBanyak data yang perlu disarikan menjadi bentuk total, subtotal, dan rata-rata.3. Penyimpanan Data ;Setiap transaksi dijelaskan oleh beberapa elemen data. Seluruh data disimpan dalam suatu database.4. Penyiapan Dokumen ;SIA menghasilkan output yang dipicu dalam 2 cara :Oleh suatu tindakan, output yang dihasilkan jika sesuatu terjadi.Oleh jadwal waktu, output yang dihasilkan pada suatu saat tertentu.Output tersebut dalam bentuk dokumen kertas

2.7. CONTOH SISTEM INFORMASI AKUNTANSIDi bawah ini merupakan beberapa contoh Sistem Informasi Akuntansi :1. Sistem yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi, perusahaan yang mendistribusikan produk dan jasanya kepada pelanggan2. Dalam sistem informasi pembayaran (kepada pemasok) maka data input adalah semua tagihan dari pemasok diproses dengan cara tertentu sehingga memberikan informasi berupa tanggal jatuh tempo, besarnya pembayaran, cara pembayaran dll. Sehingga manajemen mampu memutuskan kebijakan pembayaran yang tepat3. Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut 4. Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :Pentingnya komunikasi antar departemen/subsistem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.

Makalah Akuntansi : Perkembangan Akuntansi Di Indonesia PENDAHULUAN Akuntansi Indonesia mengalami pasang surut perkembangan. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi di Indonesia. Faktor tersebut antara lain lingkungan politik dan ekonomi serta organisasi profesi. Seperti diketahui Indonesia telah mengalami perubahan dalam lingkungan politik dengan ditandai pergantian kepemimpin yang memiliki karakter berbeda. Perbedaan karakter kepemimpinan ini pada akhirnya akan mempengaruhi model ekonomi Negara serta mempengaruhi praktik akuntansi. Secara singkat pada makalah ini mencoba membahas perkembangan praktik akuntansi di Indonesia. Pembahasan pertama dimulai dengan mengambarkan sejarah perkembangan akuntansi si Indonesia. Pada bagian berikutnya akan dibahas perkembangan organisasi profesi akuntansi, dan penyususnan standar akuntansi di Indonesia.

PEMBAHASAN 1. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONEISA Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi ddi Indonesia dapat di temui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Socitey yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda menganlkan sistem pembukuan berpasangan (Double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan ole h luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selam era ini (Diga dan Yunus 1997). Kegiatan ekonomi pada masa penjajahan meningkat cepat selama tahun 1800an awal tahun 1900an. Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga pengusaha Belanda banyak yang menanamkan modalnya di Indonesia. Peningkatan kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan akan tenaga akuntan dan juru buku yang terlatih. Akibatnya, fungsi auditing mulai mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995). Peluang terhadap kebutuhan audit ini akhirnya diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris yang masuk ke Indonesia untuk membantu kegiatan administrasi di perusahaan tekstil dan perusahaan manufaktur (Yunus 1990). Intrernal auditor yagn pertama kali datang di Indonesia adalah J.W Labrijn yang sudah berada di Indonesia pada tahun 1896 dan orang pertama yang melaksanakan pekerjaan audit (menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan) adalah Van Schagen yang dikirim ke Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995). Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soemarso 1995). Akuntan public yang pertama adalah Frese dan Hogeweg yang mendirikan kantor di Indonesia pada tahun 1918. pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y. Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan public. Orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD. Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemasro 1995). Kesempatan bagi akuntan lokal (Indoenesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Sampai tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soemarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih diggunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yagn dimiliki Belanda dan pindahnya orang-orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997). Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti oembukaan jurusan akuntansi di Universitas Indonesia 1952, Institut Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara-STAN) 1990, Universitas Padjajaran 1960, Univeritas Sumatra Utara 1960, Universitas Airlangga 1960 dan Universitas Gajah Mada 1964 (Soemarso 1995) telah mendorong pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika pada tahun 1960 (ADB 2003). Selanjutnya, pada tahun 1970 semua lembaga harus mengadopsi sistem akuntansi model Amerika (Diga dan Yunus 1997). Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehnokrat muncul dan memiliki kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok terebut berusaha untuk menciptakan ekonomi yang lebih kompetetif dan lebh berorentasi pada pasar dengan dukungan praktik akutansi lebih baik. Kebijakan kelompok tersebut memeperoleh dukungan yang kuta dari investor asing dan lembaga-lembaga internasional (Rosser 1990). Sebelum perbaikan pasar model dan pengenalan reformasi akuntansi tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik banyak ditemui perusahaan yang memiliki tiga jenis pembukuan satu untuk menunjukkan gambaran sebenarnya dari perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan; satu untuk menunjukkan hasil yang positif dengan maksud agar dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman/ kredit dari bank domestic dan asing; dan satu lagi yang menunjukkan hasil negative (rugi) untuk tujuan pajak (Kwik 1994). Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Sekandal pertama adalah kasus Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga yayasan yagn dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta Go Public pada tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB 2003). Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi kepada Bapepam, auditornya atau underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor Bank Duta mengeluarkan wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh kasus Plaza Indonesia Realty (Pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber (1993). Rosser (1999) mengatakan bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan keuangan harus diperbaiki jika memang pemerintah menginginkan adanya transformasi pasar modal dari model casino mejadi model yang dapat memobilisasi aliran investasi jangka panjang. Bewrbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan berwenang untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan. Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi seperangkat standar akuntansi keuangan (PSAK). Kedua, pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (Work Bank) melaksanakan proyek Pengembangan Akuntansi yang ditunjuk untuk mengembangakan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat barbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam Undang-undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995 pemerintah memasukkan aspek akuntansi/ pelaporan keuangan kedalam Undang-undang Pasar Modal (Rosser 1999). Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan sampai awal 1998, kebangkrutan konglomerat, collapsenya sistem perbankan, meningnkatnya inflasi dan pengangguran memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan melakukan negosiasi atas berbagai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini kesalahan secara tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik akutansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi (Tansparancy). Ringkasan perkembangan praktik akuntansi di Indonesia

PERKEMBANGAN POLITIK DAN SOSIAL PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN AKUNTANSI ERA KOLONIAL BELANDA (1595-1945) : Belanda menguasai Jawa dan kepulauan lain. Islam menjadi agama mayoritas Perusahaan Hindia Belanda (VOC) menguasai perdagangan di Indonesia. Keterlibatan dan aktifitas Pribumi di perdagangan dibatasi dengan ketat. Etnis China diberi hak khusus dibidang perdagangan dan transportasi air Belanda mengenalkan akuntansi di Indonesia Regulasi akuntansi yang pertama dikeluarkan tahun 1642 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda. Regulasi terebut mengatur administrasi Kas dan Piutang (Abdil Kadir 1982) ERA SUKARNO (1945-1966) : Indonesia memperoleh kemerdekaan. Kepemimpinan presiden Soekarni dekat dengan pemerintah Cina (RRC). Tahun 1965 terjadi usaha kudeta oleh komunis yang berhasil digagalkan dan mendorong peran militer. Dominasi perdagangan oleh Belanda dan China mendorong munculnya ketidak adilan di masyarakat. Akhirnya, Indonesia memilih pendekatan sosialis dalam pembangunan yang ditandai dengan dominasi peran Negara. Tahun 1958, semua perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan warga Negara Belanda keluar dari Indonesia. Akademi lulusan Amerika mengisi kekosongan posisi akuntan dan sistem akuntansi dan auditing Amerika dikenalkan di Indonesia. Baik akuntansi model Belanda maupun Amerika digunakan secara bersama. Ikatan Akuntansi Indonesia didirikan tahun 1957 untuk memberi pedoman dan untuk mengkoordinasi aktivitas akuntan. ERA SUHARTO (1966-1998) : Suharto menjadi Presiden tahun 1966 dengan pendekatan kebijakan ekonomi dan politik yang konservatif Dibawah kepemimpinan Suharto, pembangunan ekonomi didasarkan pada pendekatan kapitalis. Investor asing didorong dan tahun 1967 dikeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing yang menghasilkan munculnya perusahaan asing Tahun 1997-1998 Krisis Keuangan Asia menimpa Indonesia dan banyak perusahaan yang bangkrut. Terjadi transfer pengetahuan dan keahlian akuntansi secara langsung dari kantor pusat perusahaan asing kepada karyawan Indonesia dan secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas bisnis. Tahun 1973, IAI mengadopsi seperangkat prinsip akuntansi dan standar auditing serta professional code of conduct. Prinsip-prinsip akuntansi didasarkan pada pedoman akuntansi yang dipublikasikan AICPA tahun 1965. Standar akuntansi internasional diadopsi tahun 1995 ERA SETELAH SUHARTO (SETELAH 1998) : Suharto dipaksa mengundurkan diri pada tahun 1998 Indonesia berjuang dari kesulitan ekonomi dan stabilitas sosial. Regulasi diperketat untuk memperbaiki pengungkapa informasi.

2. PERKEMBANGAN ORGANISASI PROFESI AKUNTANSI Sampai dengan tahun 1950an, di Indonesia belum ada profesi akuntansi lulusan universitas lokakl. Hampir semua akuntan memiliki kualifikasi proffesional yang berasal dari Belanda. Munculnya Undang-Undang No. 34/ 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan merupakan fondasi lahirnya akuntan yang berasal dari universitas lokal. Pada tahun 1957, kelompok pertama mahasiswa akuntansi lulus dari Universitas Indonesia. Namun demikian, kantor akuntan public milik orang Belanda tidak mengakui kualifikasi mereka. Atas dasar kenyataan tersebut, akuntan lulusan Universitas Indonesia bersama-sama dengan dengan akuntan senior lulusan Belanda mendirikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957. professor Soemarjo Tjitrosidojo akademisi berpendidikan Belanda adalah Ketua Umum IAI yang pertama (Yunus 1990). Tujuan didirikannya IAI ini antara lain mempromosikan status profesi akuntansi, mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan keahlian serta kompetensi akuntan. Selama tahun 1960an, menurunnya peran kegiatan keuangan mengakibatkan penurunan permintaan jasa akuntansi dan kondisi ini berpengaruh pada perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Namun demikian, perubahan kondisi ekonomi dan politik yang terjadi pada akhir era tersebut, telah mendorong pertumbuhan profesi akuntansi. Profesi akuntansi mulai berkembang cepat sejak tahun 1967 yaitu setelah dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri 1968 (Soemarso 1995). Usaha profesionalisasi IAI mendapat sambutan ketika dilaksanakan konvensi akuntansi yang pertama yaitu pada tahun 1969. hal ini terutama disebabkan oleh adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan yang mewajibkan akuntan bersertifikat menjadi anggota IAI (ADB 2003) Pada tahun 1973, IAI membentuk Komite Norma Pemeriksaan Akuntan (KNPA) untuk mendukung terciptanya perbaikan ujian akuntansi (Bahciar 2001). Yayasan Pengembangan Ilmu Akuntansi Indonesia (YPAI) didirikan pada tahun 1974 untuk mendukung pengembangan profesi melalui program pelatihan dan kegiatan penelitian. Selanjutnya pada tahun 1985 dibentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi (TKPA). Kegitan TKPA ini didukung sepenuhnya oleh IAI dan didanai oleh Bank Dunia sampai berakhir tahun 1993. misinya adalah untuk mengembangkan pendidikan akuntansi, profesi akuntansi, standar profesi dank ode etik profesi. Kemajuan selanjutnya dapat dilihat pada tahun 1990an ketika Bank Dunia mensponsori Proyek Pengembangan Akunatan (PPA). Melalui proyek ini, berbagai standar akuntansi dan auditing dikembangkan, standar profesi diperkuat dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) mulai dikenalkan. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik berstandar Internasional diberlakukan sebagai syarat wajib bagi akuntan publik yang berpraktik sejak tahun 1997 (akuntan yang sudah berpraktik sebagai akuntan public selama 1997 tidak wajib mengikuti USAP). Pengenalan USAP ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat SK Menteri Keuangan No. 43/ KMK. 017/ 1997 yang berisi ketentuan tentang prosedur perizinan, pengawasan, dan sanksi bagi akuntan public yang bermasalah (SK ini kemudian diganti dengan SK No. 470/ kmk.017/ 1999). Empat pupluh lima tahun setelah pendirian, IAI berkembang menjadi organisasi profesi yang diakui keberadaanya di Indonesia dan berprofesi sebagai akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidikan dan akuntan pemerintahan. Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi krisis keuangan di Asia pada tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya berbagai perusahaan dan Bank di Indonesia. Hal ini disebabkan perusahaan yang mengalami kebangkrutan tersebut, banyak yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified audit opinions) dari akuntan publik. Pada bulan Juni 1998 Asian Devloment Bank (ADB) menyetujui Financial Governance Reform Sector Develoment Program (FGRSDP) untuk mendukung usaha pemerintah mempromosikan dan memperkuat proses pengelolaan perusahaan (governance) di sektor public dan keuangan. Kebijakan FGRSDP yang disetujui pemerintah adalah usaha untuk menyusun peraturan yang membuat : 1) Auditor bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan audit 2) Direktur bertanggung jawab atas informasi yang salah dalam laporan keuangan dan informasi publik lainnya. Tahun 2001, Departemen Keuangan mengeluarkan Draft Akademik tentang Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Dalam draft ini disebutkan bahwa tujuan dibenetuknya UU Akuntan Publik adalah : a) Melindungi kepercayaan publik yang diberikan kepada akuntan public. b) Memberikan kerangka hukum yang lebih jelas bagi akuntan publik. c) Mendukung pembangunan ekonomi nasional dan menyiapkan akuntan dalam menyongsong era liberalisasi jasa akuntan publik. Hal penting dalam RUU AP ini adalah ketentuan yang menyebutkan bahwa akuntan publik dan kantor akuntan public dapat dituntut dengan sanksi pidana. 3. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA Proses penyusunan standar akuntansi yang baik harus memiliki lima tahapan (ADB 2003) : 1) Design aspek khusus akuntansi tertentu diidentifikasi dan diteliti dan exposure draft disiapkan 2) Approval draft tersebut direview dan jika layak akan disetujui sebagai standar. 3) Education penjelasan kepada penyusun dan pemakai laporan keuangan tentang pengaruh dan implementasi standar yang baru 4) Implementation ketentuan dalam standar terebut diaplikasikan dalam perusahaan. 5) Enforcement pengawasan dan pemberian sanksi bagi yang tidak menerapkan. Penyusunan standar akuntansi Indonesia pada dasarnya mengacu pada model Amerika dengan sedikit modifikasi. Menurut aturan yang dibuat Dewan Standar Akuntansi Keuangan, proses penyusunan standar akuntansi keuangan melibatkan delapan tahap berikut ini (ADB 2003) : a. Issue Identification. Kongres IAI yang bertemu setiap 4 tahun mengeluarkan resolusi tentang program kerja strategi DSAK. DSAK ini memonitor dan mempertimbangkan pengumuman resmi yang dikeluarkan International Accounting Standar Board (IASB) dan badan perumus standar akuntansi lainnya serta mereview masukan yang diberikan secara langsung oleh pihak tertentu. b. Preliminary Consideration. DSAK mendiskusikan isu yang ada dan komisi yang diperlukan serta melakukan penelitian terhadap isu yang ada sebelum isu tersebut dimasukkan dalam program kerja DSAK. c. Preparation of Accounting Discussion Paper. Untuk setiap topic yang diterima, DSAK membentuk Komite Khusus untuk menyiapkan topic outline dan Accounting Discussion Paper (ADP) yang secara rinci menjelaskan dan menganalisa topik tersebut. d. Preparation of Exposure Draft (ED). Atas dasar pertimbangan yang terdapat dalam ADP, DSAK menyiapkan ED awal yang harus konsisten dengan kerangan standar akuntansi internasional. ED awal ini didistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan tanggapan. e. Publication of ED. ED dipublikasikan di Media Akuntansi Majalah IAI dan didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan paling lambat 1 bulan sebelum Public hearing. f. Public Hearings. Public hearing diselenggarakan untuk memeberi kesempatan pada pihak yang berkepentingan untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap ED tersebut. Atas dasar masukan tersebut, DSAK akan berkonsultasi dengan pemerintah, organisasi dan individu lain yang relevan sebelum disyahkan menajadi PSAK. g. PSAK Preparation. Jika perlu, DSAK mengubah ED untuk merefleksikan hasil konsultasi yang telah dilakukan. h. Approval and Promulgation. DSAK menyetujui PSAK untuk diterbitkan sebagai pedoman resmi praktik akuntansi tertentu. PSAK yang disetujui dipublikasikan melalui Media Akuntansi dan Website IAI.

METODE PENGHITUNGAN ALOKASI BIAYA metode langsungmerupakan metode yang sederhana.semua biaya yang terjadi didepartemen jasa secara langsung dialokasikan kedepartemen produksi. metode ini mengabaikan pemakaian jasa oleh departemen lain. meskipun terjadi suatu departemen jasa menikmati departemen jasa lainnya, namun terhadap departemen tersebut tidak dibebani biaya pemakain jasa. metode step-downmerupakan mengalukasian biaya secara bertahap. metode ini telah memperhitungkan adanya pemakaina jasa oleh departemen lainnya. oleh karena itu departemen yang menikmati jasanya harus dibebani biaya .departemen yang telah mengalokasikan semua biayanya tidak mendapat alokasi biaya dari departemen lain. umumnya urutan alokasi dilakukan terlebih dahulu dari departemen yang jumlah biayanya paling besar atau dari departemen jasa yang jasanya paling banyak digunakan oleh departemen lain. metode resiprokal merupakan metode yang mengalokasikan semua biaya yang terjadi didepartemen jasa kepada semua departemen lain yang menikmati.selain dialokasikan kedepartemen produksi, biaya yang terjadi didepartemen jasa juga dialokasikan ke departemen jasa lain. metode ini dilakukan secra manual, pengalokasian biaya dilakukan berulang-ulang, karena departemen jasa yang telah dialokasikan biayanya akan menerima alokasi biaya departemen jasa yang lain. pengalokasian yang berulang- ulang tersebut dapat dihindari dengan menyelesaikan persamaan matematika.

Pengertian BOPSemua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagaibiaya produksi tidak langsung.

Karakteristik BOPa.Jumlahnya tidak proporsional dengan volume produksib.Sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesananc.Jumlahnya tidak material

Tujuan Penyusunan Anggaran BOPa.Mengetahui penggunaan biaya secara efisienb.Menentukan harga pokokc.Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dnegan tempat atau departemen dimana biaya dibebankand.Sebagai alat pengawasan BOP

Jenis-jenis BOP1. Biaya bahan penolongAdalah biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku dalam perusahaan mebel.2. Biaya tenaga kerja tak langsungAdalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yang secara fisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini antara lain upah mandor, gaji pegawai administrasi pabrik dll.3. Biaya penyusutan aktiva tetap pabrikAdalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik untuk penyelesaian produk baik secara lansung maupun tidak langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik4. Biaya reperasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrikAdalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik lainnya.5. Biaya asuransiAdalah biaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi resiko yang terjadi dalam proses produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karyawan pabrik.6. Biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lainAdalah biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya listrik dan air untuk keperluan pabrik.7. Biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantuDalam perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya departemen bengkel atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik (BOP).

Penggolongan BOP1. Penggolongan BOP berdasarkan sifatnya:*Biaya bahan penolong*Biaya reparasi dan pemeliharaan*Biaya tenaga kerja tidak langsung*Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap*Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu*Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai

2. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi:*Biaya overhead pabrik tetapadalah Biaya overhead yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.*Biaya overhead pabrik variableadalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.*Biaya overhead pabrik semivariabeladalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

3. Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen:*BOP langsung departemenadalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. Contoh: gaji mandor departetemen produksi, biaya depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.*BOP tidak langsung departemenadalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh: biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik

Laporan keuangan perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan laporan keuangan perusahaan pada umumnya. Perbedaan yang paling terlihat hanyalah terdapat dalam rekening-rekeningnya saja.Perbedaan rekening tersebut terutama karena perusahaan manufaktur melakukan proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi. Sedangkan perusahaan dagang tidaklah demikian.Laporan keuangan biasanya dibuat minimal satu tahun sekali di akhir periode akuntansi. Laporan keuangan itu sendiri terdiri dari tiga laporan, yaitu neraca atau balance sheet, laporan laba rugi, dan laporan modal atau laporan perubahan posisi keuangan.Di dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur, neraca dan laporan laba rugi lebih digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan. Sementara laporan posisi keuangan digunakan oleh pemilik perusahaan manufaktur dan atau para pemegang saham. Pihak yang BerkepentinganBeberapa pihak yang membutuhkan informasi dalam laporan keuangan diantaranya adalah investor yang menanamkan modalnya, investor potensial yang diharapan akan menanamkan modalnya, pemasok, karyawan atau pegawai, pemberi pinjaman dari bank maupun dari non-bank, konsumen, pemerintah, dan masyarakat umum.Pihak-pihak yang berkepentingan pada laporan keuangan mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda. Jadi, di samping penyusunan laporan keuangan yang standar, biasanya disertakan pula beberapa informasi yang diminta khusus oleh pemakai tertentu. Keterbatasan Laporan KeuanganMeskipun laporan keuangan dapat menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan, namun tidak sepenuhnya laporan keuangan tersebut dapat dijadikan landasan dalam mengambil keputusan manajemen.Pada laporan keuangan perusahaan manufaktur, biasanya perusahaan manufaktur menyimpan modal yang cukup banyak, sehingga kekeliruan dalam mengambil keputusan tentulah memberikan dampak yang tidak sepele. Berikut adalah beberapa keterbatasan laporan keuangan:1) Laporan keuangan hanya menyediakan data kuantitatif :Dengan kata lain, laporan keuangan mengabaikan beberapa data kualitatif yang mungkin sangat berarti untuk dijadikan bahan pertimbangan. Misalnya tingkat kesetiaan konsumen pada produk, kesan produk di mata pelanggan, kemampuan karyawan atau pegawai yang handal serta profesional, dan lain sebagainya.2) Laporan keuangan berisi istilah-istilah yang bersifat teknis Beberapa istilah teknis tersebut lebih sering ditemukan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur. Setiap pembaca, apapun latar belakangnya, akan dipaksa untuk memahami istilah teknis yang tercantum dalam laporan keuangan atau mereka tidak akan memahami isi laporan keuangan yang disodorkan padanya sama sekali.3) Adanya beberapa variasi metode perhitungan :Hal ini dapat memberikan kesalahpahaman antara akuntan yang menyusun laporan keuangan dan pemakai laporan keuangan. Beberapa variasi metode perhitungan tersebut setidaknya muncul pada metode perhitungan penyusutan aktiva tetap, perhitungan laba rugi perusahaan, dan penilaian persediaan (bahan baku, bahan dalam proses, maupun bahan jadi).4) Laporan keuangan mengacu pada data-data historis yang telah terjadi di masa lampau Hal ini menyebabkan laporan keuangan tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya sumber rujukan informasi dalam memutuskan suatu kebijakan. Karena di sisi lain, dalam memutuskan suatu kebijakan, haruslah dipertimbangkan pula proyeksi atau kecenderungan atau peramalan terhadap beberapa kondisi di masa mendatang. Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa produknya memberikan laba yang besar di tiap tahunnya. Perusahaan manufaktur tersebut tidak boleh lantas memutuskan untuk meningkatkan produksi sebanyak-banyaknya begitu saja. Sebelumnya, ia harus mempertimbangkan apakah di masa depan akan muncul produk baru yang lebih inovatif yang dapat menggeser turun penjualannya, atau apakah akan ada kebijakan pemerintah yang berpotensi untuk membatasi pemasarannya, atau mungkinkah pesaing akan melakukan strategi penjualan yang bisa memukul mundur perusahaan, dan masih banya lagi bahan pertimbangan lainnya.Laporan keuangan perusahaan manufaktur berisi beberapa angka taksiran atau perkiraan Angka-angka taksiran ini nampak betul dalam penyusutan aktiva tetap, yaitu tanah, bangunan, peralatan kantor, mesin, kendaraan, dan aktiva lain yang digunakan dalam operasi perusahaan. Angka-angka yang ditaksir dalam perhitungan penyusutan metode garis lurus adalah angka-angka residu dan umur manfaat aktiva yang disusutkan.

Tiga Bagian Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan manufaktur terdiri dari tiga bagian: Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas. Laporan keuangan disusun sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dan tunduk pada audit (review) oleh independen Akuntan Publik (CPA). Istilah " Laporan Keuangan Diaudit " menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan telah memenuhi GAAP dan telah diaudit oleh akuntan publik.Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur menyediakan data tentang kekayaan bersih perusahaan (Neraca), profitabilitas (Laporan Laba Rugi) dan kas yang tersedia (Laporan Arus Kas) pada periode waktu tertentu.Neraca menunjukkan nilai dari apa yang perusahaan miliki seperti persediaan dan peralatan (aset), jumlah uang perusahaan berutang kepada para pemberi pinjaman, pemasok dan karyawan (kewajiban), dan jumlah uang yang diinvestasikan oleh pemegang saham atau pemilik ke dalam perusahaan (ekuitas pemegang saham). Cara mudah untuk mengingat data pada Neraca adalah:

Aktiva - Kewajiban = Ekuitas Pemegang Saham

Lalu bagaimana cara membaca laporan keuangan perusahaan manufaktur? Inilah dia Laporan Laba Rugi menunjukkan pendapatan total yang dibuat oleh perusahaan dari penjualan setelah biaya untuk manufaktur, distribusi dan biaya lainnya sudah dipotong. Data yang dilaporkan pada Laporan Laba Rugi diringkas sebagai berikut:

Sales. Costs + Expenses = IncomeRincian Arus Kas Pernyataan pergerakan uang tunai masuk dan keluar dari perusahaan. Ini adalah catatan pembayaran perusahaan (arus kas keluar) dan deposito (arus kas masuk). Data yang dilaporkan pada Laporan Arus Kas adalah:

(Cash on Hand + Cash Deposits) -- Cash Payments = Available CashAnda dapat menggunakan data dari Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas untuk melakukan analisis keuangan perusahaan. Ada 18 rasio keuangan yang mengidentifikasi likuiditas perusahaan, risiko, efisiensi dan profitabilitas. Berikut adalah lima cara yang utama untuk menghitungnya:Rasio Lancar = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Sebuah rasio lancar dari 2 ke 1, misalnya, dianggap baik karena hal ini menunjukkan perusahaan memiliki aset dua kali sebanyak kewajiban sehingga memiliki stabilitas finansial yang lebih besar.

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Persediaan

Persediaan semakin tinggi putarannya, maka semakin cepat perusahaan menjual produk, dan hal ini akan mengurangi biaya pergudangan dan meningkatkan aliran kas.

Perputaran Piutang = Penjualan Bersih Piutang

Sebuah perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan ini dapat menerima uang tunai dari penjualan kepada pelanggan yang relatif cepat. Lebih banyak uang di tangan memungkinkan perusahaan untuk membayar utang tepat waktu dan membeli aset tambahan bila diperlukan.

Margin Laba Kotor = Laba Kotor Total PenjualanSemakin tinggi margin laba kotor, perusahaan lebih banyak keuntungan dari hasil membuat produk-produknya. Sebuah marjin laba kotor yang sebesar 80%, misalnya, menunjukkan bahwa untuk setiap $ 1,00 dalam penjualan, hanya .20 sebenarnya dihabiskan untuk membuat produk yang dijual.

Debt to Equity Ratio = Total Liabilities Total Shareholders' EquitySebuah hutang yang lebih rendah terhadap ekuitas menunjukkan perusahaan memiliki utang kurang, lebih stabil secara finansial dan dalam posisi yang baik untuk mendapatkan pinjaman. Rasio yang lebih tinggi membawa risiko kredit yang lebih tinggi.

Cara Mendeteksi Penipuan Laporan Keuangan Perusahaan ManufakturBanyak firma memanfaatkan Six Sigma Report dalam mendeteksi penipuan pada saat penyusuan laporan keuangan perusahaan manufaktur untuk meningkatkan kinerja dengan mengidentifikasi bidang utama yang berfokus pada pada peningkatan. Six Sigma didasarkan pada keyakinan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang terbatas, karena itu, harus memusatkan sumber daya di daerah dengan dampak yang paling bisa di antisipasi. Untuk mengetahui daerah yang paling potensial untuk perbaikan, analisis statistik digunakan. Perusahaan manufaktur bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan keuntungan menggunakan Six Sigma Report untuk mengukur kemajuan. Manajer dengan keahlian Six Sigma Report dikategorikan sebagai manajer ber'sabuk hitam' yang mampu menghasilkan laporan untuk mendorong perbaikan dari pengambilan keputusan.mencari harga pokok produksi

Laporan yang disajikan dalam akuntansi biaya juga dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan standard dari budget yang dibuat sebelumnya. Hal ini dapat berhasil apabila pengawasan terhadap biaya dilakukan dengan perencanaan biaya yang tepat dalam setiap kegiatan, sehingga kegagalan-kegagalan atau kurang efisiennya suatu pekerjaan dapat dihindari Menurut Mulyadi:Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya (Mulyadi, 2002 : 6).Pendapat mengenai akuntansi biaya menurut Supriyono,adalah Alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya (Supriyono, 1999 : 12).

Menurut Abdul Halim, Akuntansi Biaya adalahAkuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari sesuatu produk yang diproduksi (atau dijual di pasar) baik untuk memenuhi pesanan dari pemesan maupun untuk menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual (Halim, 1996 : 3)Berdasarkan definisidefinisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa akuntansi biaya sangat penting artinya bagi manajemen dalam mengelola perusahaan yang mereka pimpin, sebab akuntansi biaya merupakan alat untuk pengawasan dan bila mungkin menekan biaya produksi yang bertujuan untuk menentukan harga pokok produksi barang/jasa secara teliti dalam suatu periode tertentu.Beberapa tujuan lain dari akuntansi biaya, adalah :1. Pengendalian biaya, akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang diperkirakan akan terjadi dengan biaya yang sesungguhnya terjadi dan kemudian menyajikan analisis terhadap penyimpangannya.2. Pengambilan keputusan khusus, akuntansi biaya menyajikan biaya yang relevan dengan keputusan yang akan di ambil dan biaya yang relevan ini selalu berhubungan dengan biaya masa yang akan datang (Mulyadi, 2002 : 24).

Akuntansi Biaya dapat mencapai tujuan tentang penentuan harga pokok produk, maka akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya-biaya yang dikumpulkan disajikan adalah biaya-biaya yang telah terjadi pada masa lalu atau biaya historis. Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk ini untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, untuk melayani kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansi yang yang lazim.1. Pengertian BiayaPerusahaan dalam melakukan aktivitasnya tidak bisa lepas dari pengorbanan sumber-sumber ekonomis atau alat-alat produksi untuk menghasilkan produk-produk yang diinginkan.

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang produksi, istilah biaya sangat penting artinya, sebab biaya harus relevan dengan proses produksi yang sedang dibiayainya. Pada dasarnya biaya diukur dengan nilai sekarang dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang akan dipergunakan dalam aktivitas perusahaan. Barang atau jasa yang dikorbankan merupakan pengurangan atas harta atau dibebankan sebagai hutang pada saat barang atau jasa itu diperoleh.

Beberapa ahli akuntansi berpendapat mengenai pengertian biaya seperti yang dikemukakan di bawah ini : Menurut Mulyadi :Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memeperoleh aktiva atau dalam istilah lain disebut dengan harga pokok (Mulyadi, 2002 : 8). Menurut Harnanto dan Zulkifli, pengertian biaya adalah Jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan atau dilkeluarkan dalam rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha (Harnanto & Zulkifli, 2003 : 15).

Akuntansi Biaya memerlukan sebuah konsep dan terminologi untuk dasar pembahasan akuntansi biaya dengan tujuan supaya dapat dipakai pedoman di dalam penyusunan laporan biaya. Beberapa konsep dan terminologi tersebut adalah : Harga Perolehan atau harga Pokok (Cost)Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang, dalam bentuk :- Kas yang dibayarkan , atau- Nialai aktiva lainnya yang diserahkan / dikorbankan ,atau- Nilai jasa yang diserahkan/dikorbankan, atau- Hutang yang timbul, atau- Tambahan modalDalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan , baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi).

2. Biaya (expenses)Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan .Biaya digolongkan ke dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan.3. Penghasilan (Revenues)Penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :- Kas yang diterima, atau- Piutang yang timbul, atau- Nilai aktiva lainnya yang diterima ,atau- Nilai jasa yang diterima, atau- Pengurangan hutang, atau- Pengurangan modal - Dalam rangka penjualan barang dagangan , produk atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan kepada pihak lain.

4. Rugi dan laba (Profit and loss)Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua penghasilan lebih besar dibanding biaya , maka selisihnya adalah laba bersih.Apabila penghasilan lebih kecil dibandingkan dengan semua biaya, selisihnya rugi bersih.

5. Rugi (Losses)Rugi adalah berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan pengambilan modal oleh pemilik, di mana tidak ada manfaat uyang diperoleh dari berkurangnya aktiva.(Supriyono, 1999 : 16)

2. Penggolongan Biaya ProduksiPenggolongan adalah proses mengelompokkan secara sitematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan ternetu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi lebih punya arti atau lebih penting.

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujan yang berbeda diperlukan cara penggolongan yang berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya.

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan ada empat fungsi yang utama, yaitu ; fungsi produksi, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesaiyang siap untuk dijual. fungsi pemasaran, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan samapai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan. fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien). Kegiatan fungsi ini berhubungan dengan fungsi pokok perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan langsung pada fungsi lain tersebut. fungsi keuangan, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Fungsi ini tidak begitu penting, jika dana yang ada dalam perusahaan telah dapat terpenuhi.(Supriyono, 1999 : 18)

Atas dasar fungsi tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok biaya, yaitu :1. Biaya produksiPengertian biaya produksi menurut Supriyono adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai (Supriyono, 1999 : 19)

Menurut Abdul Halim, pengertian biaya produksi adalah Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatch-kan) dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu dijual (Halim, 1999 : 5)

Kegiatan ekonomi yang dilakukan secara individu terutama kegiatan produksi rumah tangga, secara eksplisit tentu saja memerlukan biaya produksi, dalam hal ini mencerminkan pengeluaran nyata (aktual) yang dikeluarkan untuk memperoleh input.

Secara garis besar, biaya produksi dibagi menjadi tiga, yaitu : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

a. Biaya Bahan Baku (material cost)Biaya ini sering disebut dengan istilah biaya utama (prime cost). Bahan baku merupakan bahan yang membantu bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku dapat diproduksi sendiri maupun diperoleh dari pembelian. Di dalam memperoleh bahan baku pengusaha tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan ongkos transportasi

Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap untuk diproduksi, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku tersebut terdiri dari harga beli ditambah dengan biayabiaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku sampai dalam keadaan siap untuk diolah (Mulyadi, 2002 : 301).

Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi yang terdiri dari dua macam, yaitu bahan baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Bahan baku langsung adalah bahan baku yang secara langsung berperan dalam proses produksi dan mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah produk yang dihasilkan. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.

Anggaran bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung, sedangkan kebutuhan bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa anggaran bahan baku adalah semua anggaran yang berhubungan dengan perencanaan secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan baku untuk proses produksi selama periode yang akan datang.

b. Biaya Tenaga Kerja

Seperti halnya bahan baku, tenaga kerja yang bekerja di pabrik juga dikelompokkan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang secara tidak langsung berperan dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya overhead pabrik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu periode produksi, tarif upah dan waktu (kapan) pengerjaannya.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan bagian dari anggaran tenaga kerja yang secara terperinci akan memuat : Jumlah barang yang diproduksi Jumlah produksi yang dihasilkan Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi Jumlah jam / hari tenaga kerja langsung setiap produksi Tingkat upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung. Waktu kapan upah rata-rata per jam/hari tenaga kerja langsung.

Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari biaya konversi, di samping biaya overhead pabrik. Yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku manjadi produk jasa. Sebelum lebih lanjut perlu dipahami batasan biaya tenaga kerja dan cara penggolongannya. tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut . (Mulyadi , 2002 : 343)

Biaya tenaga kerja untuk tujuan akuntansi di bagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :1. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor), adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor), adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.

c .Biaya Overhead Pabrik (factory Overhead).

Biaya-biaya yang secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi dimasukkan (dikelompokkan) ke dalam biaya overhead pabrik.

Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biayabiaya dalam pabrik yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi, kecuali bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena terlalu banyaknya jenis biaya yang muncul dalam operasional pabrik, maka diperlukan perhatian khusus. Sedangkan anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama periode yang akan datang. Terlalu besarnya biaya overhead pabrik akan memperngaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh.

Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik menurut sifatnya dikelompokkan menjadi beberapa golongan, antara lain : Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva Biaya yang yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai (Mulyadi, 2002 : 208).

2. Biaya Pemasaran

Menurut Supriyono, Biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas (Supriyono, 1999 : 21).Biaya pemasaran meliputi biaya untuk melaksanakan fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan pengiriman, fungsi advertensi, fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang, dan fungsi pembuatan faktur atau administrasi penjualan.

3. Biaya administrasi dan umum Biaya administrasi dan umum ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengwasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakat, keamanan dan sebagainya.

Pengertian Harga pokok ProduksiHarga Pokok adalah gambaran kuantitatif pengorbanan yang harus dilakukan oleh produsen pada waktu terjadinya pertukaran barang-barang atau jasajasa yang ditawarkannya di pasar (Winardi, 2000 : 249).

Perhitungan harga pokok produksi di mulai dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, buruh langsung / tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, sehingga diperoleh total biaya yang dibebankan pada pekerjaan pada setiap periode.

Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa untuk menghitung harga pokok secara tepat dan teliti, maka biaya yang harus dikeluarkan harus diklasifikasikan menurut aliranaliran biaya itu sendiri. Di dalam akuntansi yang konvensional komponen harga pokok terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Perhitungan biaya produksi dan perhitungan harga pokok produk dalam proses supaya bisa dianalisis kegiatannya selama periode tertentu, maka harus disusun laporan biaya produksi yang biasanya di bagi menjadi 3 (tiga) bagian :

a) Data produksiBerisi jumlah produk dalam proses pada awal periode, jumlah produk yang telah diolah selama periode tertentu, jumlah produk selesai ditransfer ke gudang, dan produk yang masih dalam proses pada akhir periode dengan tingkat penyelesaian tertentu.

b) Biaya yang dibebankanMemperhatikan biaya-biaya produksi yang terjadi atau yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dalam bagian ini disajikan biaya total dan biaya pemantauan tiap-tiap elemen biaya produksi.

c) Perhitungan biayaMemperhatikan perhitungan harga produk selesai yang ditransfer ke gudang dan biaya produk dalam proses pada akhir periode.(Mulyadi, 2002 : 189)

Harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok produk dimana biaya produksi dibebankan kepada proses selama periode tertentu. Dalam metode ini tidak ada pembedaan antara biaya langsung dan biaya tidak langsung, sedangkan biaya overhead pabrik terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan atau yang terjadi didalam proses produksi yang secara tidak langsung ikut dalam membuat barang jadi, yaitu selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

Metode pengumpulan harga pokok produksiPembuatan suatu produk mempunyai dua kelompok biaya, yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biayabiaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi merupakan biayabiaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk.

Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi, menurut Mulyadi, secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :1. Produksi atas dasar pesananperusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method).Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Standar akuntansi syariah dinilai lebih sesuai dipakai entitas bisnis syariah daripada International Financial Reporting Standard (IFRS). Sayangnya, beberapa Lembaga Keuangan Syariah (LKS) global lebih suka memakai IFRS.

Sulit dipungkiri, standarisasi dan penerapan akuntansi syariah di lembaga keuangan syariah masih menjadi wacana. Pun di tingkat global. Standar akuntansi syariah pun kembali menjadi topik hangat di sebuah konferensi internasional di Toronto, Kanada. Konferensi bertajuk: Critical Perspective Accounting 2014 Conference7-9 Juli 2014ini adalah konferensi yang digelar sekali dalam tiga tahun dan kali ini diikuti oleh hampir 194 peserta yang sebagiannya adalah guru besar dari 23 negara.Dari Indonesia, hadir Murniati Mukhlisin, Dosen Senior Akuntansi Syariah, STEI Tazkia. Murniati yang kini sedang menempuh program doktoral di University of Glasgow, Skotlandia, Inggris ini memaparkan hasil risetnya mengenai praktik standar akuntansi syariah di lembaga keuangan syariah beberapa negara.

Saya membentangkan hasil riset saya mengenai pentingnya akuntansi dari perspektif Islam yang seharusnya diadopsi oleh lembaga keuangan syariah. Yang saya dapati adalah lembaga keuangan syariah di berbagai negara lebih tertarik untuk mengadopsi standar pelaporan keuangan internasional seperti IFRS disebabkan karena keperluan branding supaya bisa lebih berkompetisi di dunia internasional. Ujar Murniati kepada MySharing melalui surat elektronik.Murniati melanjutkan bahwa banyak faktor faktor penyumbang bagaimana suatu standar asing bisa masuk ke suatu negara seperti di level makro, meso dan mikro. Saat ini, Indonesia adalah satu satunya negara yang telah menerbitkan standar akuntansi syariah untuk entitas bisnis syariah seperti bank syariah, asuransi syariah, dan perusahaan syariah. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan berbagai regulator keuangan seperti Bank Indonesia, Bapepam, OJK, dan Kementerian Keuangan. Standar akuntansi syariah itu untuk memastikan standar tersebut sesuai dengan syariah dan memenuhi kebutuhan industri.

Tidak dinafikkan bahwa IFRS adalah suatu standar yang dibuat lebih global dan sistematik dalam bahasanya, tetapi dalam banyak hal tidak sesuai untuk melaporkan transaksi transaksi syariah sehingga tidak tepat jika diadopsi oleh lembaga keuangan syariah. Saya harapkan Indonesia akan tetap konsisten dengan standar akuntansi syariah yang sudah dikeluarkan untuk entitas bisnis syariah bahkan mengembangkannya lebih baik lagi untuk memastikan prinsip prinsip syariah senantiasa dipenuhi. Menjadi industri syariah yang mampu berkompetisi sangat dianjurkan dalam Islam tetapi dengan syarat hasilnya harus mampu menjadikan ekonomi Indonesia lebih baik, dinikmati secara merata, mengurangi tingkat kemiskinan, dan pada akhirnya membawa keberkahan bagi segenap warga negara Indonesia. kata Penerima Beasiswa Dikti, Kementerian Agama Republik Indonesia ini.Di Indonesia, standar akuntansi syariah dapat ditemukan pada Pernyataan Standar Akuntansi dan Keuangan (PSAK) 101 sampai 106.

Informasi AkuntansiAkuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi pemakainya. Untuk menjadi informasi data harus mengandung nilai dan kualitas tertentu.

a. Nilai InformasiNilai Informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan.Jadi suatu informasi harus dapat :1. Menambah pengetahuan pengambil keputusan (masa sekarang dan masa mendatang).2. Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.3. Mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan prilaku (tindakan).b. Kualitas InformasiKualitas informasi berkaitan dengan intensitas informasi dalam memenuhi nilai informasi diatas. Kualitas yang tinggi akan memberi kepuasan (utility) yang tinggi pula bagi pemakainya. Relevansi dan reliabilitas merupakan unsur utama pembentuk kualitas informasi. Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif, nilai balikan, dan ketersediaan informasi pada waktunya. Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian, kenetralan, dan ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin diungkapkan.Komparabilitas atas penyajian informasi merupakan kualitas kedua, dan menjadikan informasi lebih bermakna karena tendensinya dapat diinterpretasikan oleh para pemakai. Agar komparabilias dapat dijalankan maka, perlakuan akuntansi untuk setiap periode harus konsisten.c. Sumber Informasi Perusahaana. Penyedia ModalPerusahaan menyediakan laporan keuangan, siaran pers (press release), pertemuan analis, dan buku fakta (fack book).Dari penyedia, perusahaan menerima informasi tentang kebenaran dalam pinjaman, usaha dalam penawaran sekuritas, dan kapasitas keuangan.b. PelangganPerusahaan menyediakan informasi tentang kualitas produk/jasa dan menerima informasi tentang kelayakan kredit dan kualifikasi pelanggan.c. Masyarakat UmumPerusahaan menyediakan informasi tentang , pengaruh lingkungan, pengaruh ketenagakerjaan, dan pembayaran pajak, serta menerima informasi tentang, kebijakan/aturan pajak, persyaratan ketenagakerjaan, kualitas udara/air dan batasan-batasan lingkungan.d. PegawaiPerusahaan menyediakan informasi tentang, manfaat, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, serta menerima informasi tentang, surat referensi/kompetensi, kebijakan ketenagakerjaan, kompensasi dan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.

Menurut Baridwan (2000) praktek pembukuan tumbuh dan berkembang sejak orang-orang mulai mengenal pertukaran atau perdagangan. Sistem double entry terdokumentasi pada abad ke-15 dengan diterbitkannya tulisan Luca Pacioli. Pencatatan dilakukan di bawah sumpah. Pencatatan di bawah sumpah ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa, keberadaan standar yang didukung teori sangat penting untuk melandasi praktek-praktek akuntansi. Beberapa ahli sejarah ekonomi mengklaim bahwa, sistem pembukuan berpasangan merupakan sesuatu yang vital bagi perkembangan dan evolusi kapitalisme.Beberapa alasan umum yang dikemukakan untuk menjelaskan peran pembukuan berpasangan dalam ekspansi ekonomi yang terjadi setelah abad pertengahan, yaitu:1. Menyumbangkan sikap baru dalam kehidupan ekonomi. Akuisisi dalam akuntansi didorong dan dikembangkan serta sistem tersebut memberikan ilham dalam pencarian profit yang rasional.2. Pembukuan yang sistematik mengembangkan keteraturan dalam akun dan organisasi suatu entitas. Sifat dualitas memungkinkan pengecekan akurasi; mekanisme dan objektivitasnya memungkinkan pencatatan kegiatan usaha secara teratur dan berkesinambungan.3. Sistem double entry memungkinkan pemisahan kepemilikan dan manajemen sehingga mendorong pertumbuhan entitas bisnis

2.2 AKUNTANSI & KAPITALISME

Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adannya klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital didalam perkembangan evolusi dari kapitalisme. Max Weber menekankan argumentasi sebagai berikut:organisasi modern yang rasional dari perusahaan kapitalistis tidak akan mungkin terjadi tanpa adana faktor penting di dalam perkembangannya : pemisahan bisnis dari rumah tangga dan berkaitan erat dengannya, pembukuan yang rasional.Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini selajutnya di kenal sebagai tesis atau Argumen Sombart. Ia mengemukakan bahwa transfortasi aktiva mejadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkianan untuk seorang wirausahawan yang kapitalis untuk seorang wirausahawan yang kapitalisme untuk merencanakan, melakukan, dan mengukur dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan. Empat alasan berikut umumnyamuncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan berpasangan dalam ekspansi ekonomi.1. Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya sikap baru atas kehidupan ekonomi2. Semangat baru melakukan akuisisi ini di dukung dan didorong oleh adanya perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.3. Pembukuan pencatatan berpasangan mengisinkan adanya organisasi yang sistematis.4. Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan saham gabungan.

Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke 16 sampai dengan abad-18 tidak pernah menggunakan pembukuan dengan pencatatan berpasangan untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya menggunakannya untuk mencatat suatu transaksi. Ia mengatakan :Sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari pemberian kerangka kerja dimana data akuntansi dapat ditempatkan dan sementara datanya dapat di atur, dikelompokkan, dan dikelompokkan ulang kembali.Sistem tidak dengan sendirinya menentukan rentang dari data yang harus dimasukkan kedalam satu aturan tertentu, maupun memaksakan adanya pola tertentu dalam perguruan internal dan perguruan ulang data.

2.3 RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI

Sejarah akuntansi merupakan studi tentang evolusi pemikiran, praktik dan institusi akuntansi sebagai tanggapan terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan sosial. Sejarah skuntansi penting bagi padagogi atau pendidik, kebijakan, dan praktek akuntansi, karena memungkinkan untuk memahami kondisi kita dewasa ini dan untuk meramal atau mengendalikan masa depan. Dalam kaitannya dengan padagogi, sejarah akuntansi sangat membantu untuk memahami dan mengapresiasi bidang sains akuntansi dan evolusinya sebagai suatu sains sosial dengan lebih baik.Dalam kaitanya dengan perspektif kebijakan, sejarah akuntansi dapat menjadi sarana penilaian yang lebih baik terhadap praktek yang berjalan melalui perbandingan dengan metode yang digunakan sebelumnya.Sejarah akuntasi penting bagi pedidikan, kebijakan, dan praktek akuntansi. Sejarah memungkinkan kita untuk dapat lebih baik memahami masa kini dan meramalkan atau mengendalikan masa depan kita:Berkaitan dengan pedidikan, sejarah akuntansi dapat sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntasi dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial. Satu pemikiran yang bagus akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi diuraikan dibawah ini :Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada traadisi ang dikembangkan selama berabad-abad seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual yang mereka miliki. Kedua, adanya inpor keunggulan-keunggulan pemikiran, kontribusi-kontribusi besar pada literatur, dan studi-studi positif yang penting mungkin saja akan hilang, terpragmentasikan, atau dipelajari secara tidak sempurna didalam jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka telah di dukumentasikan dan digabungkan oleh orang-orang terpelajar yang memilliki keahlian sejarah. Ketiga, tanpa memiliki akses kepada analisis dan interprestasi dari sejarah perkembangan pemmikiran dan praktik akuntansi, para emperis saat ini akan beresiko berdasarkan investigasi yang mereka lakukan pada kalim-klaim atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar.Berkaitan dengan praktek akuntansi, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktek-praktek yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap metode-metode yang pernah digunakan dimasa lalu.Adapun definisi sejarah akuntansi adalah studi tentang evolusi pemikiran, praktek, dan institusi akuntansi sebagai tanggapan terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan sosial.

Beberapa pengaruh relevansi sejarah akuntansi dalam pendidikan, sbb:1. Suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dibangun selama beberapa abad mendidik anggotanya untuk menghargai warisan intelektual mereka,2. Yang didokumentasikan dan dibentuk oleh para ilmuwan yang memiliki keterampilan historis,3. Tanpa akses terhadap analisis dan interprestasi perkembangan historis dalam pemikiran dan praktek akuntansi.Adapun bidang-bidang yang menjanjikan pengetahuan yang penting dalam sejarah akuntansi, sebagai berikut:1. Bidang Biografi, aspek utama pada pengaruh kunci terhadap konsep, praktek, dan institusi akuntansi;2. Bidang Sejarah Institusional, aspek utamanya pengaruh pada lingkungan sosial, ekonomi, dan politik;3. Bidang Perkembangan Pemikiran, aspek utamanya pada perkembangan dasar konseptual, dampak aliran pemikiran terhdap praktek, disiplin institusi, dll;4. Bidang Sejarah Umum, aspek utamanya tentang perkembangan akuntansi, penekanan pada tradisional;5. Bidang Sejarah Kritis, aspek utamanya menilai konteks konplik sosial, politik, ekonomi, dan interaksi institusional;6. Bidang Database Taksonoi dan Bibliografi, aspek utamanya sumber informasi yang utama, mendukung riset-riset kontemporer;7. Histiografi, aspek utamanya mengevaluasi riset sejarah akuntansi.

Jadi, Sejarah Akuntansi meningkatkan kemampuan orang yang tertarik dengan bidang akuntansi untuk membuat pertimbangan yang lebih luasdan dengan dasar yang lebih berinformasi. Sejarah akuntansi juga memungkinkan kita untuk menghubungkan sesuatu yang dipraktekkan di masa lalu dengan apa yang seharusnya dipraktekkan, dengan kata lain kaitan antara kenyataan sejarahdengan kenyataan positif dan normatif, suatu kaitan yang mendukung pandangan terhadap sejarah sebagai produk budaya yang diperoleh dalam konteks lingkungan sosial budaya, politik, ekonomi, dan temporal.

2.4 ISU-ISU AKUNTANSI

Konsep dari akuntansi universal atau dunia adala yang paling luas ruang lingkupnya.Konsep ini mengarahkan akuntansi internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterma secara universal.Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.Di dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi internasional di anggap sebagai sebuah sistem universal yang dapat diterapkan disemua negara. Sebuah seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang beralaku umum (generally accepted accounting principles-GAAP) yang diterima diseluruh dunia, seperti yang berlaku di amerika serikat, akan dibentuk, praktik dan prinsip yang dikembangkan akan dapat diberlakukan diseluruh negara. Konsep ini akan menjadi sasaran tertinggi dari suatu sistem internasional.Konsep dari akuntansi konpratif atau akuntansi internasional mengarahkan akuntansi internasional kepada studi pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di dalam akuntasi perusahaan dan praktik-praktik pelaporan.1. Kesadaran akan adanya keragaman internasional didalam akuntansi perusahaan2. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing negara.3. Kemapuan untuk menilai dammpak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan Munculnya paradigma baru didalam akuntansi internasional memperluas kerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi internasional. Sebagai akibatnya, konsep-konsep dan teori-teori akuntasni yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan hal-hal sebagai berikut :1. Teori universal atau dunia2. Teori multinasional3. Teori konparatif4. Teori transaksi-transaksi internasional 5. Teori transalasiMasing-masing teori-teori di atas memberikan dasar atas pengembangan dari sebuah kerangka kerja konseptual untuk akuntansi internasional. Miskipin akan terdapat argumentasi mengenai teori manakah yang akan lebih disukaiSementara itu Christopher Nobes dan Robert Parker (1995:11)menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain sbb:1. Sistem hukumPeraturan perusahaan, termasuk dalam hal ini adalah sistem dan prosedur akuntansi, banyak dipengaruhi oleh sistem hukum yang berlaku di suatu negara. Beberapa negara seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda menganut Sistem hukum yang digolongkan dalam codified Roman law. Dalam codified law, aturan-aturan dikaitkan dengan ide dasar moral dan keadilan, yang cenderung menjadi suatu doktrin. Sementara itu negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat,dan negara-negara persemakmuran Inggris menganut sistem common law. Dalam common law, dicoba adanya suatu jawaban untuk kasus-kasus yang spesifik dan tidak membuat suatu formulasi umum.2. Sumber pendanaanBerdasarkan sumber pendanaan, perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :Kelompok yang pertama adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari para pemegang saham di pasar modal (shareholder). Kelompok kedua adalah perusahaan yang mendapatkan sebagian besar dananya dari bank, negara atau dana keluarga. Umumnya di negara-negara dengan sebagian besar perusahaan yang dimiliki oleh shareholders namun para shareholders ini tidak mempunyai akses atas informasi internal, lebih banyak tuntutan atas adanya pengungkapan (disclosure), pemeriksaan (audit) dan informasi yang tidak bias (fair information).3. Sistem perpajakanSejauh mana sistem perpajakan dapat mempengaruhi sistem akuntansi adalah dengan melihat sejauh mana peraturan perpajakan menentukan pengukuran akuntansi (accounting measurement). Di Jerman, pembukuan menurut pajak harus sama dengan pembukuan komersial. Sedangkan di banyak negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia, terdapat aturan aturan yang berbeda antara perpajakan dan komersial perusahaan. Contoh yang paling jelas mengenai hal ini adalah depresiasi.4. Profesi akuntan Badan-badan yang dibentuk sebagai wadah profesi ternyata berbeda-beda di setiap negara, dan hasil yang berupa aturan-aturan atau standar dipengaruhi oleh bentuk, wewenang dan anggota dari badan-badan tersebut.Di beberapa negara ditemui adanya pemisahan profesi akuntan, sebagai ahli perpajakan atau hanya sebagai akuntan perusahaan.Anggota suatu badan yang mengatur standar akuntansi bisa terdiri hanya dari kalangan akuntan publik atau mengikutsertakan pihak-pihak dari kalangan dunia usaha, industri, pemerintah dan kalangan pendidik. Tingkat pendidikan dan pengalaman dalam dunia praktis sebagai syarat seseorang untuk bisa menjadi anggota badan tersebut juga akan menentukan kualitas standar dan aturan akuntansi sebagai keluaran yang dihasilkan.5. InflasiDi negara-negara dengan tingkat inlasi mencapai ratusan persen setiap tahun, seperti di Amerika Selatan, penggunaan metode general price level adjustment menjadi relevan mengingat adanya kebutuhan untuk menganalisis laporan keuangan secara lebih tepat dibandingkan tetap menggunakan historical cost.6. Teori AkuntansiTeori akuntansi sangat mempengaruhi pelaksanaan praktik-praktik akuntansiseperti halnya yang terjadi di Belanda. Di negara ini para ahli teori akuntansimengatakan bahwa pengguna laporan keuangan akan mendapatkan penilaianatas kinerja yang wajar dari sebuah perusahaan jika akuntan diperbolehkanuntuk menggunakan judgment untuk memilih dan menampilkan angka-angkatertentu. Dalam hal ini disarankan penggunaan replacement cost information.Salah satu contoh pengaruh teori akuntansi terhadap praktik akuntansi adalahdengan disusunnya conceptual framework.7. Accidents of HistorySistem dan praktik akuntansi tidak bisa lepas dari kondisi politik dan ekonomi di negara yang bersangkutan.Kejadian-kejadian tertentu biasanya memberikan pengaruh yang langsung terasa dalam penerapan metode tertentu. Krisis ekonomi di Amerika Serikat di akhir tahun 1920-an memunculkan standar akuntansi yang mengharuskan adanya pengungkapan (disclosure) data keuangan. Untuk Indonesia, krisis nilai tukar di pertengahan tahun 1997 menyebabkan munculnya pernyataan atau interpretasi yang berkaitan dengan penggunaan mata uang asing dalam pelaporan keuangan serta perlakuan atas selisih kurs.Kolonialisasi juga menyebabkan negara yang diduduki dengan sendirinya mengikuti sistem dan praktik akuntansi negara yang mendudukinya.Standar akuntansi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dan kondisi hukum, sosial dan ekonomi suatu negara tertentu. Hal-hal tersebut menyebabkan suatu standar akuntansi di suatu negara berbeda dengan di Negara lain. Globalisasi yang tampak antara lain dari kegiatan perdagangan antar Negara serta munculnya perusahaan multinasional mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di seluruh dunia.Arti harmoni standar akuntansi Istilah harmoni standar akuntansi sebagai kebaikan dari standardisasi memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan dari pada standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu negara hendaknya diterapakan oleh semua negara yang lain. Harmonisasi menjadi suatu bagian yang penting untuk menghasilkan komonikasi yang lebih baik atas suatu informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional.Definisi dari harmonisasi tesebut dianggap lebih realistis dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk diterima dari pada standardisasi.Setiap negara asal memiliki kumpulan aturan, filosofi, dan sasarannya masing-masing di tingkat nasional, yang ditujukan pada perlindungan atau pengendalian dari sumber-sumber daya nasional.

Manfaat dari harmonisasiTerdapat bermacam-macam keuntungan dai harmonisasi. Pertama, bagi banyak negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan akan mengurangi b iaya penyiapan untuk negara negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standart akuntansi yang berlaku secara internasional. Kedua, internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan meningkatkan saling ketergantungan dari negara negara didalam kaitannya dengan perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari adanya suatu bentuk standart akuntansi dan audityang berlaku secara internasional.Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan perusahaan untuk memperoleh modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba di tahan untuk mendanai proyek proyek dan pinjaman pinjaman luar negeri yang tersedia, telah meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.

JOB ORDER COSTING

4.1 Job Order Costing (Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan) Dalam sistim perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Untuk menghitung biaya berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat diintifikasikan secara terpisah. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan hanya melibatkan delapan ayat jurnal berikut ini :1. Pembelian bahan baku2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik3. Pengakuan biaya overhead pabrik4. Penggunaan bahan baku5. Distribusi beban gaji tenaga kerja6. Pembebanan estimasi biaya overhead7. Penyelesaian pesanan8. Penjualan produk

Contoh : Kartu Pesanan Untuk Pabrik Yang Tidak Terdepartementalisasi