LOW BACK PAIN
Pendahuluan
Dalam bahasa kedokteran Inggris, pinggang dikenal sebagai “low back”. Secara
anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh tulang sakrum dan
otot-otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit struktural dalam berbagai sikap
tubuh dan gerakan dapat ditinjau dari sudut mekanika. Beban yang ditanggung oleh
tulang belakang lumbal dapat dipelajari dengan diskus intervertebralis antara L-5 sampai
S-1 atau L-4 dan L-5 sebagai titik tumpuan. Bila mengangkat benda berat, tangan, lengan
dan badan dapat dianggap sebagai lengan beban posterior pendek, yang berjarak dari
pusat diskus intervertebralis sampai prosessus spinosus belakang.
Penyelidikan itu menghasilkan perbandingan antara lengan beban anterior dan
posterior, yakni 15 lawan 1. Ini berarti bahwa untuk dapat mengangkat benda seberat 50
kg lengan beban posterior itu harus diimbangi dengan bobot sebesar 750 kg. Tenaga yang
mengimbangi lengan beban posterior itu adalah tenaga yang dihasilkan oleh kontraksi
otot-otot.
Berdasarkan azas mekanika itu, perhitungan-perhitungan yang lebih kompleks
telah dilakukan. Seseorang yang berat badannya 75 kg mengangkat benda seberat 90 kg.
1
Benda itu berada 35 cm dari diskus intervertebralis antara L-5 dan S-1. Sedangkan fleksi
tulang belakang pada pelvis adalah sebesar 40º. Dengan perhitungan bahwa bobot total
dari kepala, leher, dan kedua lengan seberat 13 ½ kg dan bobot badan di atas L-1 sampai
S-1 sepanjang 45 cm dan jarak antara toraks ke L-5 hingga S-1 sepanjang 15 cm, maka
tenaga yang mengimbangi beban keseluruhan itu pada diskus intervertebralis L-5 sampai
S-1 adalah 9391,9 kg.
Dari penyelidikan tersebut di atas telah jelas peranan otot-otot erektor trunksi
yang memberikan tenaga imbangan ketika mengangkat benda. Di samping itu tenaga otot
abdominalis juga berperan. Dengan menggunakan alat petunjuk tekanan yang
ditempatkan di dalam nukleus pulposus manusia, tekanan intradiskal dapat diselidiki
pada berbagai sikap tubuh dan keadaan. Sebagai standar dipakai tekanan intradiskal
ketika berdiri tegak.
Tekanan intradiskal yang meningkat pada berbagai sikap dan keadaan itu
diimbangi oleh tenaga otot abdominal dan torakal. Hal ini dapat diungkapkan oleh
penyelidikan yang menggunakan korset toraks atau abdomen yang bisa
dikembungkempiskan yang dikombinasi dengan penempatan alat penunjuk tekanan di
dalam lambung. Hasil penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa 30% sampai 50%
dari tekanan intradiskal torakal dan lumbal dapat dikurangi dengan mengencangkan otot-
otot torakal dan abdominal sewaktu melakukan pekerjaan dan dalam berbagai posisi.
Kontraksi otot-otot torakal dan abdominal yang sesuai dan tepat dapat
meringankan beban tulang belakang sehingga tenaga otot yang relevan merupakan
mekanisme yang melindungi tulang belakang. Secara sederhana, kolumna vertebralis
torakolumbal dapat dianggap sebagai tong dan otot-otot torakal serta lumbal sebagai
simpai tongnya.
2
BAB I
PENGERTIAN
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari
gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah.
LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal
berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok, yaitu kronik dan akut.
LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan LBP kronik
terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang termasuk dalam faktor resiko LBP adalah umur,
jenis kelamin, faktor indeks massa tubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan,
pekerjaan, dan aktivitas / olahraga.
Epidemiologi
Kebanyakan nyeri pinggang tidak menyebabkan kecacatan. Lebih dari 50%
penderita nyeri pinggang membaik dalam 1 minggu, sementara lebih dari 90% merasa
lebih baik dalam 8 minggu, sisanya 7-10% mengalami keluhan berkelanjutan sampai
lebih dari 6 bulan. Pada nyeri pinggang terdapat faktor risiko, termasuk di antaranya
pekerjaan dan kejiwaan; misalnya mengangkat barang di luar batas kesanggupan atau
pada posisi yang tidak baik. Nyeri pinggang mungkin pula berkaitan dengan berbagai
kondisi psikologis seperti neurosis, histeria dan reaksi konversi. Depresi lebih jarang
menyebabkan nyeri pinggang akut, tetapi sering timbul sebagai komplikasi nyeri
pinggang kronik. Obesitas dan merokok juga merupakan faktor risiko nyeri pinggang.
Sembilan puluh persen (90%) penderita nyeri pinggang mempunyai dasar mekanik. Nyeri
pinggang mekanik (mechanical low back pain) didefinisikan sebagai nyeri pinggang pada
struktur anatomik normal yang digunakan secara berlebihan (muscle strain) atau nyeri
yang sekunder terhadap trauma atau deformitas (misalnya hernia nukleus pulposus); 10%
penderita nyeri pinggang sisanya menunjukkan keluhan penyakit sistemik. Diperkirakan
ada lebih dari 70 penyakit non-mekanik yang berkaitan dengan nyeri pinggang. Evaluasi
klinis yang teliti dapat memisahkan penderita nyeri pinggang mekanik dari penderita
nyeri pinggang non-mekanik/medic
3
PATOFISIOLOGI
Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut. bagian
belakang terdiri dari lumbal dan tulang belakang pada umumnya. Tiap ruas
tulang belakang berikut diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis
merupakan satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan berupa korpus vertebralis
dan diskus intervertebralis yang berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahan
terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan
adalah nukleus pulposus.
Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis vertebralis yang didalamnya
terdapat medula spinalis yang membujur ke bawah sampai L 2. Melalui foramen
intervertebralis setiap segmen medula spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan
ventralisnya ke periferi. Di tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu
menuju ke foramen tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum
berjalan secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen
intervertebralis yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medula spinalis
membujur hanya sampai L 2 saja.
Otot-otot yang terdapat di sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan
insersio. pada prosesus transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna vertebrale
dijamin oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut. Ujung-ujung
serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamenta, otot-otot, periostium, lapisan luar
anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior.
ETIOLOGI
Etiologi low back pain dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Proses degeneratif, meliputi: spondilosis, HNP, stenosis spinalis,
osteoartritis.
Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat terjadi pada korpus
vertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis serta ligamenta yang
menghubungkan bagian-bagian ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Dulu
4
proses ini dikenal sebagai osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan
spondilosis. Perubahan degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskus
intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio diskus
intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). Unsur
tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ini adalah kartilago
artikularis yang dikenal sebagai osteoartritis.
2. Penyakit Inflamasi
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu,:
- artritis rematoid yang sering timbul sebagai
penyakit akut dengan ciri persendian keempat anggota gerak terkena secara serentak
atau selisih beberapa hari/minggu.
- Spondilitis angkilopoetika, dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang
yang sifatnya pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu
dirasakan.
3. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali
disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal, tajam atau radikular.
4. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos dari vertebrae
lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP meskipun tidak selamanya benar.
Contohnya adalah lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis
merupakan variasi anatomik yang tidak mengandung arti patologik. Demikian pula
pada sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis.
5. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang hebat dan dapat
menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan sirkulatorik yang lain adalah trombosis
aorta terminalis yang perlu mendapat perhatian karena mudah didiagnosa sebagai
5
HNP. Gejalanya disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai bokong,
belakang paha dan tungkai kedua sisi.
6. Tumor
Dapat disebabkan oleh tumor jinak seperti osteoma, penyakit Paget, osteoblastoma,
hemangioma, neurinoma,meningioma. Atau tumor ganas yang primer seperti mieloma
multipel maupun sekunder seperti macam-macam metastasis.
7. Toksik
Keracunan logam berat, misalnya radium.
8. Infeksi
Akut disebabkan oleh kuman piogenik (stafilokokus, streptokokus) dan kronik
contohnya pada spondilitis tuberkulosis (penyakit Pott), jamur, osteomielitis
kronik.
9. Problem Psikoneurotik
Histeria atau depresi, malingering, LBP kompensatorik. LBP yang tidak
mempunyai
dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas
anatomis.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-masing
seperti beberapa contoh dibawah ini :
1. LBP akibat sikap yang salah
• Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang, kaku dan
tidak enak namun lokasi tidak jelas.
• Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di daerah
6
lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal masih sempurna, walaupun
hiperfleksi dan hiperekstensi dapat menimbulkan perasaan tidak enak
• Lordosis yang menonjol
• Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada tendon
• Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang relevan.
2. Pada Herniasi Diskus Lumbal
• Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa
tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya mendadak dan berat.
• Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan, batuk atau
bersin.
• Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang
sakit difleksikan.
• Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang menyebabkan
nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
• Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
3. LBP pada Spondilosis
• Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh protrusi diskus,
walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada spondilisis
• Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks yang terkena
• Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks
• Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus vertebra yang
menekan medula spinalis.
• Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila terdapat
stenosis kanal lumbal.
4. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis
• Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan, keringat
malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak menonjol.
• Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan menghilang
bila istirahat.
7
• Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada 20% kasus
(akibat abses dingin)
• Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps vertebra dan
kifosis)
• Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti
paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus, hiperrefleksia
dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan deformitas dan nyeri ketok tulang
vertebra.
• Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul
terutama gangguan motorik.
5. LPB pada Spondilitis Ankilopoetika
• Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.
• Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
• Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi sakrolumbal
dan seluruh tulang belakang lumbal.
• Laju endap darah meninggi.
• Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa.
PEMERIKSAAN
1. Riwayat penyakit dengan perhatian khusus pada lokasi dan penjalaran nyeri,
posisi tubuh yang menimbulkan atau memperberat nyeri, trauma, ligitasi
(medikolegal), obat-obat penghilang nyeri yang dipakai dan jumlah yang dibutuhkan,
kemungkinan keganasan.
2. Pemeriksaan fisis, dengan perhatian khusus pada tanda-tanda infeksi
sistemis, tanda-tanda keganasan yang tersembunyi, nyeri tekan lokal atau pada
insisura iskiatika, spasme otot, ruang lingkup gerakan, tes angkat tungkai lurus
(Laseque), dan pemeriksan rektum (tonus sfingter dan prostat).
3. Pemeriksaan neurologis, dengan perhatian khusus pada afek dan alam perasaan,
kelemahan otot, atrofi, atau fasikulasi, defisit sensorik termasuk perineum,
8
refleks (tendon dalam, abdominal, anal, kremaster).
4. Pemeriksaan laboratorium yaitu foto rontgen polos (posterior, lateral,
oblik) hitung darah lengkap dan laju endap darah, serum : kreatinin, kalsium,
fosfat, alkali fosfatase, asam urat, fosfatase asam (pria), gula darah puasa.
5. Pemeriksaan khusus (misalnya sken tulang, gula darah 2-jam postprandial,
sken magnetik resonan, sken tomografik, mielografi) bergantung pada hasil
pemeriksaan rutin di atas.
PENATALAKSANAAN
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat dan
modalitas. Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk
jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan
interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek
depresan. Namun pada pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat
rasa nyeri, penggunaan anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis
lainnya, kadang memerlukan campuran antara obat analgesik, antiinflamasi,OAINS,
dan penenang.
Istirahat secara umum atau lokal banyak memberikan manfaat. Tirah baring pada
alas keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya tulang punggung. Modalitas
dapat berupa kompres es, semprotan etil klorida, dan fluorimetan.
Tidak semua nyeri dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang diperlukan
tindakan injeksi anestetik atau antiinflamasi steroid pada tempat-tempat seperti
pada faset, radiks saraf, epidural, intradural. Bahkan untuk beberapa kasus LBP
dibutuhkan pembedahan.
1. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu golongan salisilat
(diantaranya aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil
salisilat, dan salisilamid), golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak,
indometasin, proglumetasin, dan oksametasin), golongan profen/asam 2-
9
arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen,
naproxen, dan ketorolac), golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat
(diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat), golongan
turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan
fenazon), golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam),
golongan penghambat COX-2 (celecoxib, lumiracoxib), golongan
sulfonanilida (nimesulide), serta golongan lain (licofelone dan asam lemak
omega 3). Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap
baik pada lambung dan usus halus. NSAID juga terikat dengan baik pada protein
plasma (lebih dari 95%), pada umumnya dengan albumin. Hal ini menyebabkan
volume distribusinya bergantung pada volume plasma. NSAID termetabolisme di
hati oleh proses oksidasi dan konjugasi sehingga menjadi zat metabolit yang tidak
aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau cairan empedu. NSAID merupakan
golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek samping utama yang
ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah,
diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal
(penahanan garam dan cairan, dan hipertensi) . Efek samping ini tergantung pada
dosis yang digunakan. Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita
hamil, terutama pada trimester ketiga. Namun parasetamol dianggap aman
digunakan oleh wanita hamil , namun harus diminum sesuai aturan karena dosis
tinggi dapat menyebabkan keracunan hati.
2. Semprotan Etil klorida
Etil klorida merupakan anestesi topikal secara aerosol dengan cara membekukan
kulit. Ketika digunakan secara topikal pada kulit, Etil Kloride membentuk efek
pendinginan pada permukaan kulit dengan cara menguap secara cepat. Dingin yang
diciptakan oleh semprotan tersebut mengganggu kemampuan tubuh untuk merasakan
sakit. Hal ini terjadi karena dingin mengurangi kecepatan antaran saraf dari serat C
dan serat A-delta. Hal ini mengganggu input nociceptive (rangsangan ke otak
sehingga menimbulkan sensasi rasa sakit) ke sumsum tulang belakang. Proses ini
mematikan sementara daerah tersebut.
10
DAFTAR PROGRAM LATIHAN LBP
Tujuan pemberian latihan pada LBP adalah :
1. Mengurangi hiperlordosis lumbal /memperbaiki postur tubuh
2. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan -gerakan yang sesuai dengan
biomekanik tulang punggung
Secara operasional, pemberian latihan ini ditujukan untuk :
1. Mengurangi gaya yang bekerja pada tulang punggung dengan cara mengurangi
berat badan
2. Memperkuat otot-otot yang kurang kuat, terutama otot dinding perut, otot gluteus
maksimus dan medius, dan otot punggung
3. Meregangkan otot-oto yang memendek, terutama otot punggung dan otot
hamstrings
4. Mengurangi posisi bahu dan punggung bagian atas yang terlalu menekuk ke
depan
5. Mengurangi spasme otot-otot
Beberapa hal penting sebelum melakukan latihan
1. Tidak ada penyakit lain yang membahayakan bila dilakukan latihan
2. Latihan harus dilakukan setiap hari, pagi dan sore dan selalu dimulai dengan
intensitas yang ringan dan secara bertahap ditingkatkan
3. Latihan dilakukan pada dasar yang datar, dianjurkan dilantai dengan alas karpet
4. Posisi awal latihan adalah berbaring terlentang, lutut fleksi, kedua telapak kaki
menempel lantai seluruhnya dan kedua lengan dan taangan rileks di samping
tubuh
5. Setiap latihan diulangi 5x dan bertahap dinaikkan sampai 10 x , dilakukan dengan
pelan-pelan dan hati-hati, tidak perlu tergesa-gesa dan jangan terlalu banyak
dengan cara mengejan.
11
Teknik Latihan
Sikap dasar adalah telentang
- Pelvic Tilting
Untuk menguatkan otot gluteus maksimus dan mencegah hiperlordosis lumbal
Teknik : menekankan punggung pada alas sambil menegangkan otot perut dan
kedua otot gluteus maksimus . Pertahankan selama 5-10 hitungan.
- Lutut ke dada
Untuk meregangkan otot punggung yang tegang dan spasme
Teknik : tarik lutut ke dada bergantian semaksimal mungkin tanpa menimbulkan
rasa sakit, dipertahankan 5-10 detik, lakukan juga dengan kedua lutut.
- Meregangkan tubuh bagian lateral
Untuk meregangkan otot lateral tubuh yang tegang
Teknik ; dengan tangan di bawah kepala dan siku menempel pada alas, paha
kanan disilangkan ke paha kiri kemudian tarik kesamping kanan dan kiri sejauh
mungkin, lakukan juga dengan menyilangkan paha kiri di atas paha kanan.
- Straight Leg Raising
Untuk meregangkan dan menguatkan otot hamstring dan gluteus
Teknik : satu lutut kanan di tekuk, kaki kiri di naikkan ke atas tanpa bantuan
lengan dan tangan , dipertahankan 5-10 detik, ulangi sebaliknya
- Sit Up
Untuk menguatkan otot perut dan punggung bawah
Teknik : pelan-pelan menaikkan kepala dan leher sehingga dagu menyentuh dada,
diteruskan dengan mengangkat punggung
bagian sampai kedua tangan mencapai lutut (tangan diluruskan), sedangkan
punggung bagian tengah dan bawah tetap menempel pada dasar.
12
- Hidung ke lutut
Untuk memperkuat otot perut dan meregangkan otot iliopsoas
Teknik : dengan posisi menekuk , lutut secara bergantian ditarik sampai ke
hidung, pertahankan 5-10 detik, lakukan pada lutut satunya.
- Gerakan gunting
Untuk meregangkan dan menguatkan otot hamstring, punggung, gluteus dan
abdomen
Teknik : kedua tangan di belakang kepala, tarik kedua tungkai ke atas, kemudian
kedua kaki disilangkan, tungkai ditarik ke muka belakang bergantian, lakukan 10
kali, kemudian ke samping kanan dan samping kiri
- Hiperestensi sendi paha
Untuk menguatkan otot gluteus dan punggung bawah serta meregangkan otot
fleksor paha
Teknik ; dengan posisi tengkurap, tungkai ditarik ke atas , ulangi pada kaki
sebelahnya.
Ada pun nasehat yang perlu diberikan pada penderita LBP sebagai berikut :
a. Waktu berdiri
- Jangan memakai sepatu dengan hak tinggi
- Jangan berdiri waktu yang lama, selingi dengan jongkok
- Berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih tinggi untuk mengurangi hiperlordosis
lumbal
- Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tapi tekuklah lutut
- Bila mengangkat benda berat, renggangkan kedua kaki lalu tekuklah lutut dan
punggung tetap tegak dan angkatlah barang tersebut sedekat mungkin dengan
tubuh
13
b. Waktu berjalan
- Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa
c. Waktu duduk
Pilihlah tempat duduk dengan criteria :
- Busa jangan terlalu lunak
- Punggung kursi berbentuk huruf S
- Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan kursi
Bila duduk waktu lama, letakkan satu kaki lebih tinggi dari yang satunya
d. Waktu tidur
- Waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar ( jangan pakai alas dari per )
e. Olah raga
- Hindari oleh raga beregu, satu lawan satu karena akan meningkatkan stress pada
punggung
- Dianjurkan oleh raga perorangan seperti renang dan jogging.
14
Bab II
KESIMPULAN
Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain /LBP ) adalah sindroma klinik yang ditandai
dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tualng punggung bagian
bawah. Dalam masyarakat LBP tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan,
status sosial, tingkat pendidikan, semuanya bisa terkena LBP. Lebih dari 80 % umat manusia
dalam hidupnya pernah mengalami LBP.
Banyak klasifikasi nyeri pinggang ditemukan, masing masing mempunyai kelemahan ada
yang berdasarkan anatomis ( nyeri pinggang primer, sekunder, referral dan psikosomatik), ada
yang berdasarkan sumbar rasa nyeri (viserogenik, neurogenik, vaskulogenik, spindelogenik, dan
psikogenik), penyebab nyeri pinggang sangat bervariasi, ada yang ringan (sikap tubuh yang
salah) sampai ada yang serius (keganasan).
Evaluasi nyeri pinggang membutuhkan pendekatan kritis dan sisitematik, yang harus
disesuaikan dengan keluhan si penderita.
Dengan pola latihan yang benar, bertahap dan teratur, keluhan LBP akan berkurang dan
tidak tergantung dengan pemberian obat. Selain itu dengan pola hidup yang sehat, tidak
menggunakan hak yang tinggi, tidak tidur di atas kasur dengan per, akan membantu mengurangi
keluhan LBP.
15
Daftar pustaka
www.scribe.com.
Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain.
http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/
Idyan, Zamna., 2007. Hubungan Lama Duduk Saat Perkuliahan Dengan Keluhan Low
Back Pain.
http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=130 Mansjoer,
Arif, et all., 2007.
Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III, jilid kedua, cetakan
keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59 Nuarta, Bagus., 1989.
Beberapa Segi Klinik dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang Bawah. In :
http://www.kalbe.co.id Sidharta, Priguna., 2004.
Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi III, cetakan kelima.
Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205
Anonim.2007.Farmakologi dan Terapi edisi 5.Departemen Farmakologi dan
Terapan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.Hal: 133
http://www.gebauerco.com/Default.asp?strAction=OurProducts
Anonim.2005.Martindale The Complete Drug Reference, MedicinesComplete Browser
version 2.0.2270.31370.The Pharmaceutical Press Software. Page: Ethyl Chloride
16
Oliver F. Bush, G. Bittenbender, John Adriani.,1951.Journal:”Electrocardiographic
Changes During Ethyl Chloride and Vinyl Ether Anesthesia in the Dog and Man.”
Howard L. Fields. 2007. article: Pain Perception – The Dana Guild To Brain Health.
Rossi S, editor. Australian Medicines Handbook 2006. Adelaide: Australian Medicines
Handbook; 2006.
Graham GG, Scott KF, Day RO. Tolerability of paracetamol. Drug Saf 2005;28(3):227-
40.
Wilkes JM, Clark LE, Herrera JL. Acetaminophen overdose in pregnancy. South Med J
2005;98(11):1118-22.
17