SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DUNIA
Launching Book Baskoro Tedjo
Pak Baskoro Tedjo, arsitek asal Bandung yang telah memiliki nama dalam dunia
arsitektur Indonesia, menceritakan proses pembuatan buku pertamanya ini. Berawal dari
kegemarannya membaca buku yang membahas metode-metode dalam membuat karya
arsitektural, seperti buku yang berjudul Mies van der Rohe, Learning from Las Vegas, Tadao
Ando, College City, dsb.
Arsitektur tidak hanya tentang bentuk yang estetik dan artistik, tetapi tentang
metodologi. Karena setiap karya arsitektural memiliki keadaan (tapak, view, lingkungan, iklim,
budaya, ekonomi, pengguna,dll) yang berbeda, maka metode yang digunakan pun pastinya
berbeda.
Selain bentuk yang indah, suatu hal yang menarik dari setiap karya arsitektural adalah
behind the scene atau metode dalam perancangannya. Metode dalam pembuatan karya
arsitektur hanya diketahui oleh arsiteknya saja, jarang sekali buku yang membahas cerita
dibalik pembuatan karya-karya tersebut. Karena itulah, Baskoro Tedjo membuat buku ini yang
menceritakan kisah dibalik (metode) proyek-proyek yang telah dikerjakannya selama ini.
Dalam kumpulan proyek-proyeknya, Pak Baskoro membagi menjadi 3 bab besar.
1. MONUMEN PUBLIK
Proyek-proyek pada bab ini merupakan objek arsitektural yang digunakan untuk umum.
Yaitu public space yang penggunanya tidak spesifik. Salah satu contoh karyanya yang
terkenal adalah Selasar Sunaryo, merupakan kompleks yang digunakan sebagai tempat
pameran karya seniman Sunaryo.
Amphiteater Sunaryo
Gambar Fasade Ruang pameran
SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DUNIA
Gambar Maket Selasar Sunaryo.
2. RUMAH TINGGAL PRIVAT
Proyek-proyek rumah tinggal yang rata-rata penggunanya 6-10 orang.
3. PENDEKATAN SAYEMBARA DESAIN
Merupakan karya-karya Baskoro Tedjo yang diikut-sertakan pada sayembara desain.
Sebagian besar karyanya dalam bab ini belum direalisasikan. Salah satunya adalah
desain Golf Clubhouse Kemayoran.
SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DUNIA
REVIEW BUKU OLEH PAK REVI
Pak Revi menceritakan inti buku karya Pak Baskoro Tedjo dengan menjelaskan sensibilitas yang merupakan tema dari buku ini. Sensibilitas merupakan kepekaan akan bentuk dan konsep yang dapat menjadi sumber inspirasi arsitek.
Merentang sensibilitas dalam buku Pak Baskoro Tedjo dimulai dengan cerita pada masa kecilnya. Tentang sebuah rumah yang atapnya pecah, lalu diganti dengan genteng yang berbahan transparan. Genteng tersebut membuat cahaya matahari menembus ruang dapur yang gelap dan menjadi fenomena menarik. Kepekaan dalam menyadari fenomena arsitektur tersebut merupakan awal untuk memahami arsitektur.
Sensibilitas dibutuhkan arsitek ketika merancang suatu bangunan sebagai pelengkap atau pengantar. Arsitek harus rela membuat karya arsitekturnya menjadi tidak dominan diantara keberadaan bangunan di sekitarnya. Tantangannya adalah membuat karya arsitektural yang mampu menempatkan diri pada keadaan yang telah ada. Tanpa mengacak-acak desain yang ada tetapi mampu meningkatkan kualitas ruang.
Ketika merancang bangunan tradisional atau proyek dengan pemerintah, arsitek mendapat peraturan-peraturan tradisi yang menjadi batasan-batasan dalam mendesain. Namun, dalam batasan tradisi tersebut juga membutuhkan suatu ruang gerak. Pada kasus ini, sensibilitas berarti mampu membuat desain yang eksploratif di tengah batasan-batasan tersebut.
Membuat desain yang eksploratif juga dapat diterapkan dengan menggunakan bentuk-bentuk geometris. Geometri merupakan bentuk yang kaku dan sederhana, tetapi bentuk tersebut dapat menjadi desain yang inovatif. Sensibilitas akan bentuk dan penguasaan grid dengan permainan yang piawai dapat membuat bentuk-bentuk geometris tersebut menjadi alat menciptakan ruang yang menarik. Kepiawaian mengolah geometri menjadi awal pembelajaran arsitektur ke puncak estetika dan ekspresi arsitektural.
Top Related