BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Nasional
memfokuskan perhatiannya pada dunia pendidikan Indonesia dengan
mengalokasikan 20 % dana APBN untuk bidang pendidikan. Hal ini
menunjukan keseriusan perhatian pemerintah terhadap peningkatan kualitas
dan kecakapan masyarakat dan tenaga pendidik Indonesia. Rendahnya
kualitas pendidikan Indonesia bukan diakibatkan oleh rendahnya input
pendidikan, akan tetapi diakibatkan oleh proses pendidikan yang tidak
maksimal, rendahnya kualitas dan kurangnya tenaga guru dalam suatu
lembaga pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya
peserta didik yang tidak lulus UAN dengan standar nilai yang ditetapkan dari
pusat.
Proses yang tidak sempurna mengakibatkan kualitas produk yang tidak
baik. Proses pendidikan di sekolah terletak di tangan guru, bagaimana
melaksanakan pembelajaran, penguasaan materi, komunikasi yang dilakukan
kepada peserta didik, memberi motivasi belajar, menciptakan pembelajaran
yang kondusif, mengelola pembelajaran jika kualitas yang dimiliki guru
rendah.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang luas dan
secara geografis maupun sosiokultural sangat heterogen. Pada beberapa
1
wilayah penyelenggaraan pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan,
terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Secara singkat dapat diuraikan beberapa permasalahan
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia terutama di daerah 3T antara lain
adalah permasalahan Pendidik, seperti kekurangan Jumlah guru (Shortage),
distribusi tidak seimbang (Unbalanced distribution), kualifikasi di bawah
standar (under qualification), kurang kompeten (low competences), serta
ketidaksesuaian antara pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched).
Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, pengelolaan
pendidikan di Indonesia khususnya peningkatan mutu pendidikan di daerah
3T perlu dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh, utamanya dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, agar daerah 3T dapat maju
bersama sejajar dengan daerah daerah lainnya di Indonesia. Hal ini perlu
diperhatikan mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam
memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam rangka percepatan
pembangunan pendidikan di daerah 3T, adalah Program Maju Bersama
Mencerdaskan Indonesia. Program ini meliputi (1) Program Pendidikan
Profesi Guru Terintegrasi dengan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2)
Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T), (3) Program Kuliah Kerja
Nyata di Daerah 3T-dan PPGT (KKN-3T PPGT), (4) Program Program
2
Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboratif), (5)
Program S-1 Kependidikan dengan Kewenangan Tambahan (S-1 KKT).
Program-program tersebut merupakan jawaban untuk mengatasi berbagai
permasalahan pendidikan di daerah 3T. Program SM-3T sebagai salah satu
Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia ditujukan kepada para
Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru, untuk ditugaskan
selama satu tahun pada daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk
membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru
profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap
sesama, serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat
maju bersama mencapai cita-cita luhur seperti yang diamanahkan oleh para
pendiri bangsa Indonesia.
B. Pengertian
Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk
berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T
selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan
dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru.
C. Tujuan
1. Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama
kekurangan tenaga pendidik.
2. Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga
terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati,
3
terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab
terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam
mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T.
3. Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk
mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada daerah 3T.
4. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG).
D. Ruang Lingkup SM- 3T
1. Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan
bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat.
2. Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah.
3. Melakukan kegiatan ekstra kurikuler.
4. Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikan di
sekolah.
5. Melakukan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program
pembangunan pendidikan di daerah 3T.
6. Melaksanakan tugas sosial kemasyarakatan.
E. Landasan Yuridis
1. UU Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
4
5. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
6. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor.
7. Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi
Guru Prajabatan.
8. Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi
Guru bagi Guru Dalam Jabatan.
9. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK
Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor
64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan
Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Ganda).
11. Keputusan Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2788/E4.6/2011 tentang Penetapan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara
Sarjana Mendidik di Daerah 3T (SM-3T).
F. Waktu Pelaksanaan
Program SM-3T merupakan program pengabdian sarjana pendidikan
untuk melaksanakan tugas mendidik selama satu tahun di daerah 3T,
5
dilanjutkan dengan Program PPG selama satu sampai dua semester di LPTK
penyelenggara.
Implementasi Program SM-3T pada tahun 2011, dimulai Desember
2011 sampai dengan November 2012, sedangkan untuk pelaksanaan Program
PPG direncanakan dimulai Januari 2013.
G. Peserta, LPTK Penyelenggara, dan Daerah Sasaran
1. Peserta
Peserta Program SM-3T tahun 2011 ditetapkan dengan persyaratan sebagai
berikut.
a. Lulusan S-1 Kependidikan 4 tahun terakhir (2008, 2009, 2010, 2011)
dari program studi yang terakreditasi, dan memiliki bidang keahlian
sesuai dengan mata pelajaran yang dibutuhkan.
b. IPK minimal 2,75.
c. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
d. Bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) yang dibuktikan
dengan surat dari pejabat yang berwenang.
e. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
kepolisian.
f. Belum menikah dan bersedia tidak akan menikah selama mengikuti
Program SM-3T.
g. Memiliki motivasi dan semangat pengabdian yang tinggi.
6
h. Mampu menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat di daerah
sasaran.
i. Diutamakan yang memiliki pengalaman organisasi
kemahasiswaan/UKM.
2. LPTK Penyelenggara
Pendaftaran calon peserta dapat dilakukan secara online melalui tautan berikut
a. Universitas Negeri Medan (Unimed)
b. Universitas Negeri Padang (UNP)
c. Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
d. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
e. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
f. Universitas Negeri Semarang (Unnes)
g. Universitas Negera Surabaya (Unesa)
h. Universitas Negeri Malang (UM)
i. Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja
j. Universitas Negeri Makassar (UNM)
k. Universitas Negeri Manado (Unima)
l. Universitas Negeri Gorontalo (UNG)
3. Daerah Sasaran
Daerah Sasaran program ini adalah kabupaten yang termasuk kategori daerah
3T di empat provinsi, yaitu Provinsi Aceh, NTT, Sulawesi Utara, dan Provinsi
Papua. Kabupaten yang ditetapkan sebagai sasaran Program SM-3T adalah
7
kabupaten yang telah memberikan respon terhadap Program Maju Bersama
Mencerdaskan Indonesia.
Untuk daerah kabupaten Manggarai Timur, meliputi:
I. Kecamatan Poco Ranaka
a. SMPN Satap Pocong
b. SDI Wae Buka
c. SDK Menggol
d. SMPN Satap Helung
e. SDI Tangkul
II. Kecamatan Elar
a. MTs. Nurul Amin Rangke
b. SMPN 6 Elar
c. Satap Watu Ling
d. SMAN 1 Elar
e. SMPN 2 Elar
III. Kecamatan Borong
a. SDI Rama
b. SMPN Satap Rondowoing
IV. Kecamatan Sambi Rampas
a. SMPN 2 Sambi Rampas
b. SDI Baras
c. SMPN Satap Baras
8
d. MA. Swasta Amalia Pota
e. MIS Sa-atil Bahri Pota
f. MTs. Ar-Rahimiyah Pota
g. MTs. Negeri Pota
h. SMPK Teratai Pota
V. Kecamatan Kota Komba
a. SDK Watu Weri
b. SMPN 3 Kota Komba
VI. Kecamatan Lamba Leda
a. MIS Nurul Iman Waso Lamba Leda
b. MTs. Al – Hikmah Lamba Leda
c. SDN Tembak Lamba Leda
d. SMPN 7 Lamba Leda
9
BAB IIKONDISI OBJEKTIF DAERAH SASARAN
Daerah sasaran yang dimaksud yaitu SMP Neg 6 Elar yang terletak di
Kampung Runus - Desa Langgasai, Kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berikut ini dijelaskan kondisi objektif daerah
sasaran :
a. Kondisi Geografis
1. Kondisi Umum
Kabupaten Manggarai terletak di bagian tengah pulau Flores. Secara
geografis wilayah Kabupaten Manggarai terletak diantara 80 LU - 80.30
LS dan 119, 300 –12, 300 BT. Kebupaten Manggarai dulunya hanya satu
kabupaten, tetapi sekarang sudah dibagi menjadi tiga kabupaten yaitu
Manggarai (Induk) dengan ibu kota Ruteng, Manggarai Barat (2003) ibu
kota Labuan Bajo dan Manggarai Timur (2006) Ibu Kota Borong.
Gabungan dari tiga kabupaten ini namanya adalah Manggarai Raya.
Walaupun secara administratif telah dibagi tetapi tetap saja tiga kabupaten
hal ini mempunyai nilah historis dan kultural yang sama. Kondisi
Geografis dari ketiga kabupaten (Manggarai Raya) ini juga tidak terlalu
beda hampir disetiap sektor mempunyai kesamaan. Batas-batas wilayah
Manggarai Raya keseluruhan adalah sebagai berikut: Barat dengan
Kabupaten Selat Sape, Utara dengan Laut Flores, Timur dengan Wae
Mokel, Selatan dengan Laut Sawu. Sedangkan kabupaten Manggarai
10
Timur batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut; Barat berbatasan
dengan Kabupaten Manggarai, Timur dengan Wae Mokel, Utara dengan
Laut Flores dan selatan berbatasan dengan Laut Sawu.
Kondisi umum Kecamatan Elar sebagai wilayah kerja penulis yaitu
sebagai berikut; Luas wilayah kecamatan Elar 587, 99 km2. Kecamatan
Elar ini terletak di wilayah utara Kabupaten Manggarai Timur dengan
jarak tempuh dari kota Kabupaten Manggarai Timur (Borong) kurang
lebih 105 km dengan waktu 6 jam perjalanan menggunakan Roda Empat.
a. Batas – batas wilayah Kecamatan Elar adalah :
Timur : Kabupaten Ngada
Barat : Kecamatan Sambi Rampas
Utara : Laut Flores
Selatan : Kecamatan Kota Komba
b. Data Ketinggian/Topografi Wilayah
Dataran sampai berombak : 15%
Berombak sampai berbukit : 35%
Berbukit sampai bergunung : 50%
2. Kondisi Sekolah
SMP Negeri 6 Elar merupakan sekolah menengah pertama Negeri di
kecamatan Elar, berdiri sejak sejak Tahun 2007. Sekolah ini terletak pada
sebuah bukit kecil di dalam Dusun Runus Desa Langgasai. Karena
keadaannya itu pada musim hujan sekolah ini selalu dipenuhi dengan
11
lumpur karena jalan menuju sekolah (ke kantor dan kekelas-kelas) belum
di telfors atau di lapen.
a.Luas sekolah
Luas tanah : 34.216 m2 atau 3,4 ha
b. Batas-batas sekolah
Utara : Jalan Raya
Selatan : Kebun Warga
Timur : Jalan Raya
Barat : Tanah Warga
c.Rute Perjalanan ke Sekolah
Dari kota kabupaten ke sekolah perjalanannya melewati tiga
Kecamatan yaitu Kecamatan Borong, Poco Ranaka dan Kota Komba.
Kendaraan yang digunakan adalah oto kol (mobil truk yang di
modifikasi menjadi mobil penumpang) yang jadwal perjalanan dua (2)
kali dalam seminggu dengan jarak tempuh 6-7 jam perajalanan.
Sementara itu, jarak tempat tinggal penulis dengan sekolah yaitu
sekitar 2 Km. Dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 40 menit.
Sedangkan Guru dan Siswa SMPN 6 Elar juga ke sekolah dengan jalan
kaki
.
12
b. Kondisi Demografis
1. Kondisi Demografis wilayah
Kecamatan Elar
Gambaran umum demografis kecamatan Elar tahun
a. Jumlah Penduduk : 32.729 jiwa
b. Struktur Usia
Tabel 3.1. Daftar Jumlah Penduduk Kecamatan Elar Berdasarkan Struktur Usia.No Struktur usia
(Tahun)Laki – laki
(Jiwa)Perempuan
(Jiwa)Jumlah(Jiwa)
1. 0 – 4 1.912 1.937 3.8492. 5 – 9 1.713 1.668 3.3813. 10 – 14 1.644 1.565 3.2094. 15 – 19 1.607 1.527 3.1345. 20 – 24 1.381 1.331 2.7126. 25 – 29 1.216 1.293 2.5097. 30 – 34 1.233 1,254 2.4878. 35 – 39 1.200 1.172 2.3729. 40 – 44 1.149 1.110 2.25910. 45 – 49 1.034 946 1.98011. 50 – 54 834 850 1.68412. 55 – 59 585 569 1.15413. 60 – 64 457 435 89214 65 – 69 294 294 58815. 70 – 74 175 156 33116. ¿75 126 129 255
Total 16.560 16.236 32.796Sumber: Kantor Kecamatan Elar
Grafik 3.1. Sebaran Penduduk Kecamatan Elar Berdasarkan Jenis kelamin.
13Laki-laki Perempuan16000
16100
16200
16300
16400
16500
16600 16560
16236
Sebaran Penduduk Kecamatan Elar
Jenis Kelamin
Jml P
endu
duk
2. Kondisi Demografis Sekolah
a. Jumlah Siswa
Jumlah siswa SMPN 6 Elar selama 5 tahun terakhir sejak tahun
pelajaran 2007/2008 sampai dengan 2011/2012 adalah 1181 orang
sesuai dengan tabel di bawah ini.
Tabel 3.2. Daftar Jumlah Siswa SMPN 6 Elar tahun ajaran 2007/2008 – 2011/2012.
NOTahun
Pelajaran
Jumlah SiswaKetAwal TA Akhir TA
L P Jml L P Jml1 2 3 4 5 6 7 8 91 2007/2008 99 78 177 104 78 182 Data
terakhir bulan februari 2012
2 2008/2009 128 112 240 123 113 2363 2009/2010 133 131 264 129 129 2584 2010/2011 146 113 259 138 108 2465 2011/2012 135 120 255 139 120 259
Sumber: Data SMPN 6 Elar
Grafik 3.2. Jumlah siswa SMPN 6 Elar dalam 5 tahun terakhir.
14
2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/20120
50
100
150
200
250
300
177
240264 259 255
182
236258
246259
Jumlah siswa SMPN 6 Elar 2007/2008 - 2011/2012
Awal TAAkhir TA
Tahun Ajaran
Jum
lah
Sisw
a
b. Jumlah Guru
Jumlah guru 20 orang terdiri dari 3 orang guru PNS (1 orang
menjabat sebagai Kepala Sekolah), 8 orang guru hononer, dan 9 orang
guru SM-3T. Untuk tugas administrasi dibantu oleh 1 orang tata usaha.
Sesuai tabel di bawah ini.
Tabel 3.3. Daftar Keadaan Guru SMPN 6 Elar tahun ajaran 2012/2013.
No NAMAJENIS
KELAMIN StatusMata Pelajaran Yang
diajarkanL P
1 Sambur Sebastianus NIP: 196411131992031010Watu, 13-11-1964
L PNS BP/BK sebanyak 38 Siswa
2 Tobias Ndiwal, A.MdNIP: 196406302007011011Tirus, 30-06-1964
L PNS - IPS- BP/BK
Sebanyak 132 siswa 3 Veronika Elen, S.Ag
NIP: 198604252011012017Riton, 25-04-1986
P PNS - Agama Katolik- Keterampilan
4 Drs. Stanislaus BauManggarai, 28-11-1960
L GTT - PKn- Mulok
5 Thadeus TalimTimbang, 03-06-1963
L GTT - Agama Katolik- Seni Budaya
6 Hubertus Loking, S.PdPau’a, 03-12-1971
L GTT IPA
7 Bonifasius Tala, A.MaLando, 05-06-1983
L GTT Matematika
8 Serina Salju, S.PdNterlango, 31-01-1980
P Kontrak Daerah
Bahasa Inggris
9 Timotius Sarong, S.PdWatu Seong, 26-01-1986
L GTT PJOK
10 Mikael Fidelis, S.PdTaga, 20-12-1985
L GTT Bahasa Indonesia
11 Reliana Nawal, S.PdPaleng Pau, 02-12-1988
P GTT IPS
12 Erlin Saputra, S.PdBantaeng, 08-05-1988
L SM-3T PJOK
13 Tamsil, S.PdTallo, 04-01-1986
L SM-3T Matematika
14 Akmal, S.PdToroliya, 07-12-1984
L SM-3T Bahasa Indonesia & Keterampilan
15
15 Islamuddin Syam, S.PdSinjai, 11-04-1988
L SM-3T IPA
16 Seni Hajar baharuddin, S.pdManuba, 27-07-1986
P SM-3T Bahasa inggris & Keterampilan
17 St. marwah, S.PdMare, 27-10-1976
P SM-3T PKN
18 Erniwati, S.PdU. Pandang, 31-12-1989
P SM-3T IPS
19 Feliks I. Bawaedah, S.PdPantuge, 08-09-1986
L SM-3T - Penjaskes- SBK
20 Margaretha plewang, S.PdCancar, 19-11-1986
P SM-3T - Bahasa Inggris- Keterampilan
Sumber: Data SMPN 6 Ela
Tabel 3.4. Daftar Keadaan Tenaga Administrasi SMPN 6 Elar tahun ajaran 2012/2013
No NamaJenis
KelaminStatus Jabatan
1 Maria Goreti Menggo, A.Md P PTT KTU
Sumber: Data SMPN 6 Elar
c. Perkembangan Sekolah
Sejak berdirinya SMPN 6 Elar ini pada tahun 2007 terdiri dari 3
(tiga) ruang kelas dan 1 (satu) kantor. Keadaan ini sungguh sangat
memprihatinkan karena ruangan yang ada tidak cukup untuk menampung
siswa yang ada.
c. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya
1) Kondisi Sosial
Keadaan sosial masyarakat di daerah ini memiliki beberapa karakteristik
diantaranya:
a. Interaksi diantara warga masyarakat dilakukan dengan baik. Hal ini
ditandai dengan adanya pergaulan yang baik dan akrab, serta saling
16
menyapa diantara mereka. Kondisi ini menciptakan masyarakat yang
aman dan tertib.
b. Rasa kekeluargaan yang tinggi terbukti dengan sikap saling membantu
dan rasa prihatin antar warga masyarakat. Dalam masyarakat kami
menemukan masyarakat sering berbagi bahan makanan yang mereka
tanam di kebun seperti pisang, ubi, dan sayuran secara sukarela.
c. Adanya sikap saling menyayangi. Sikap ini dapat dilihat bila terjadi
kematian seorang warga desa atau kampung maka hampir semua
warga desa/ kampung tersebut pergi melayat jenazah tersebut dengan
membawa uang atau beras sebagai sumbangan.
2) Kondisi Ekonomi
Sebagian besar penduduk di daerah ini adalah para petani
sedangkan sebagian kecilnya adalah para pegawai dan pedagang.
a. Petani
Sebagian besar petani di daerah ini mengerjakan kebun kopi,
kemiri dan coklat. Tetapi pendapatan para petani tidak menentu.
Hal ini bergantung pada hasil panennya serta permintaan dari
masyarakat yang membutuhkan. Sedangkan untuk kebutuhan
sehari-hari seperti sayur-sayuran, masyarakat peroleh dari kerja
kebun mereka sendiri. Hampir tiap kepala keluarga di daerah ini
memiliki kebun sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari.
17
Adapun persawahan digarap setelah musim penghujan, sekitar
bulan Desember-Januari. Daerah persawahan yang letaknya jauh
dari kampung menyebabkan para petani harus menginap di pondok
yang ada di sawah selama proses penggarapan sawah dilakukan.
b. Pegawai
Seperti yang kita ketahui bahwa pendapatan para pegawai itu
sudah dipastikan untuk setiap bulannya. Para pegawai di daerah ini
bervariasi. Ada yang berprofesi sebagai guru, baik guru SD
maupun guru SMP, serta ada pula pegawai yang bertugas di
puskesmas. Semua pegawai tentunya mempunyai pangkat atau
golongannya tersendiri. Hal ini akan sangat berpengaruh pada
penghasilan mereka setiap bulan.
c. Pedagang
Beberapa orang penduduk Desa Langga Sai berprofesi sebagai
pedagang. Pedagang membeli hasil pertanian dan perkebunan
warga setempat yang kemudian di jual lagi ke kota. Para pedagang
ini bekerja sama dengan sopir-sopir oto kol dalam hal
pendistribusian barang dagangan.
3) Kondisi Budaya
Dalam kondisi budaya, masyarakat Elar pada umumnya masih
sangat kental dengan sistem kebudayaan dulu (old culture/tradition).
Masyarakat di daerah ini sangat kental dengan budayanya. Untuk urusan-
18
urusan penting, masyarakat harus meminta pendapat dari tua adat sebelum
mengambil keputusan. Seperti yang kami alami ketika pertama kali datang
ke sekolah, kami disambut secara adat yang di kenal dengan istilah “kepok
botol”. Dalam acara ini biasanya ayam yang diberikan disembelih di
tempat acara dan diadakan minum tuak bersama, tetapi karena perbedaan
keyakinan maka ayam yang diberikan kami bawa pulang dan minum tuak
bersama hanya dilakukan oleh masyarakat setempat saja. Hal ini juga
mencerminkan sikap toleransi yang sangat besar dari masyarakat.
Selain itu, masyarakat di daerah ini juga masih sangat menjunjung
tinggi budaya gotong royong dan kekeluargaan. Hal ini terlihat ketika ada
salah satu anggota keluarga yang memiliki suatu hajat maka keluarga yang
lain memberikan bantuan yang sudah ditentukan oleh yang memiliki hajat
dengan melihat kemampuan keluarga yang lain. Acara penentuan jumlah
bantuan tiap anggota tergantung hubungan kekerabatan yang disebut
“Anak Rona dan Anak Wina”
Selain itu bentuk lain dari budaya gotong royong di daerah ini
adalah diadakannya pesta sekolah. Jika ada anak salah satu warga yang
akan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, misalnya ke
universitas, maka biasanya keluarga anak tersebut akan melaksanakan
acara yang disebut pesta sekolah. Pesta Sekolah yang dimaksud di sini
adalah : pesta yang pelaksanaanya dilakukan di rumah keluarga yang baru
akan melanjutkan anaknya ke bangku perkuliahan dan keluarga yang
19
anaknya akan menghadapi Wisuda, Sehingga seluruh masyarakat desa
langgasai dengan antusias mengikuti acara ini,acara ini di isi dengan
pemungutan biayaya jabat tangan dan bagi masyarakat yang mempunyai
bakat menyanyi, di beri kesempatan untuk menyumbangkan lagu, selain
itu juga ada acara dansa,penjualan minuman keras, rokok, dll. Dalam pesta
ini masing-masing sudah ditargetkan : menyanyi perlagu/ solo Rp.20.000,
duet Rp. 10.000, sedangkan dansa 5000/orang minuman keras Rp. 65.000,
rokok Rp.20.000 sedangkan yang lainya Rp. 10.000. Pesta ini bukan hanya
di lakukan satu kali,tetapi dilaksanakan sampai generasi – generasi yang
berikutnya yang akan melanjutkan perkuliahan.
d. Kondisi Sosial, ekonomi dan Budaya Sekolah
Kondisi sosial sekolah yang dialami penulis selama beberapa bulan
di lapangan sangat bagus dan menyenangkan. Hubungan antara guru
dengan guru sangat terjaga dan betul-betul sebagai sebuah lembaga tanpa
masalah. Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah selalu bercanda tawa dan
bekerja sama dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Begitu pula
hubungan guru dengan orang tua siswa, selama ini yang penulis amati
tidak ada sesuatu masalah berkitan dengan hubungan guru dan orang tua
siswa. Ini terbukti dengan beberapa kebijakan-kebijakan yang dibuat
sekolah tidak pernah ditolak oleh orang tua siswa walaupun kebijakan
yang dibuat harus dimusyawarahkan dengan orang tua siswa.
20
Hubungan antara siswa dengan guru juga tidak ada bedanya, dalam
lingkungan sekolah mereka menghormati guru sebagai orang tua dan
pendidik mereka walaupun ada saat tertentu mereka membuat guru marah.
Setelah jam sekolah guru dan siswa sering berkumpul sebagai teman.
Untuk masalah-masalah sosial siswa dengan siswa selama beberapa bulan
ini belum pernah terjadi, segala sesuatunya berjalan aman dan damai,
sesama siswa selalu bekerja sama dan bergaul satu sama lainya.
Keadaan ekonomi siswa sangat variatif karena 98% Siswa adalah
anak para petani. Keadaan ini yang berdampak pada; (1) pembayaran uang
sekolah/komite, OSIS/ Pembangunan, dan sebagainya. Selama ini sering
adanya intruksi dari sekolah untuk pembayaran kewajiban siswa yang
disebutkan diatas. (2) siswa/siswi tidak memiliki buku pegangan atau buku
referensi lainnya karena keterbatasan biaya, mereka hanya mengharapkan
catatan yang diberikan guru.
Kondisi budaya sekolah juga sangat nampak. Hal ini dapat dilihat
dari tradisi dan kebiasaan yang dibuat sekolah seperti:
1) Kegiatan olahraga bersama setiap Jum’at dan minggu sore di
lapangan bola kaki di kampung Runus, Desa Langga Sai Kecamatan
elar.
2) Setiap tahun sekolah selalu melaksanakan upacara memperingati hari
kemerdekaan RI
3) Berpartisipasi dalam kegiatan Paskah.
21
4) Kerja bakti setiap hari jum’at pertama dalam bulan dengan
pemerintah Desa dan masyrakat Desa Langga Sai.
5) Setiap tahun membuat kegiatan perlombaan memperingati
HARDIKNAS yaitu sebelum tanggal 2 Mei.
6) Setiap tahun mengadakan kegiatan bulan bahasa setiap bulan
Oktober.
7) Mengadakan kegiatan perlombaan dalam rangka memperingati
HAORNAS.
e. Kondisi Pendidikan
1. Kondisi Pendidikan Wilayah
Kesadaran akan pendidikan masyarakat di wilayah ini terutama
generasi muda sudah mulai berubah naik. Hal ini menunjukan perubahan
beberapa tahun terakhir, banyak siswa/ i tamatan SMP melanjutkan ke
SMA dan banyak pula tamatan SMA yang melanjutkan pendidikan ke
Perguruan Tinggi tergantung keadaan ekonomi orang tuanya. Penulis
tidak mendapat data pasti dari kecamatan karena belum ada penyebaran
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan.
Tingkat partisipasi anak-anak untuk bersekolah di jenjang
pendidikan (SD dan SMP) juga sangat tinggi, 99% anak-anak di wilayah
ini mengikuti pendidikan dasar. Sedangkan untuk PAUD dan TK
diwilayah ini sementara dirintis. Jadi, dari uraian diatas penulis
menyimpulkan beberapa hal:
22
a) Masalah ekonomi adalah salah satu faktor yang membuat generasi
muda tidak melanjukan pendidikan ke perguruan tinggi.
b) Keterbatasan lembaga pendidikan pendukung seperti TK dan PAUD
di wilayah ini yang membuat anak-anak usia dini tidak mendapatkan
pendidikan.
c) Ada generasi muda memang tidak mau melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi (seperti ke SMP atau SMA) walaupun
orang tuanya mampu.
2. Kondisi Pendidikan Sekolah
Penulis akan memparkan beberapa hal berkaitan dengan
keadaan/kondisi sekolah tempat penulis mengabdi:
a) Data guru, Pendidik dan tenaga Kependidikan
Sekolah ini mempunyai tenaga pengajar dan pendidik
sebanyak 12 guru (termasuk Kepala sekolah) tidak termasuk peserta
SM-3T yang terdiri dari 3 (tiga) PNS dan 8 guru Komite dan satu (1)
tata usaha. Latar belakang pendidikan guru-guru disekolah ini juga
sangat bervariasi, hanya 7 (orang) orang guru merupakan sarjana
pendidikan sedangkan selebihnya adalah honorer yang berasal dari
berbagai latar belakang yaitu 2 (dua) D2 PGSD, dan 2 (dua) orang
D3,sedangkan satu orang hanya tamatan PGAK.
Selain itu, proses pengajaran yang dilaksanakan juga tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikan masing-masing guru
23
(mismatched). Misalnya IPS diajarkan oleh guru dengan latar
belakang Bimbingan Konseling, Guru yang berkualifikasi D2-PGSD
mengajarkan Matematika, dan sebagainya. Pegawai tata usaha yang
ada di sekolah ini adalah 1 (satu) orang.
Sekolah ini juga tidak mempunyai perpustakaan dan
laboratarium (bahasa dan IPA) yang dapat membantu proses belajar
mengajar. Siswa hanya mengharapkan catatan yang diberikan guru.
Sama halnya dengan praktikum, guru kesulitan untuk memberikan
praktikum yang sifatnya modern kepada siswa seperti penggunaan
mikroskop, pengenalan alat ukur, pengujian zat makanan dan lain-
lain.
Dari gambaran singkat diatas penulis menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
Sekolah ini kekurangan jumlah tenaga pengajar dan pendidik
dibandingkan dengan jumlah rombongan belajar yang ada
(Shortage).
Ketidak sesuaian antara kualifikasi pendidikan dan bidang
yang ditempuh seperti yang dipaparkan diatas (Mismatched)
Ada tenaga guru yang bukan berlatar belakang
pengetahuan/pendidikan guru
Sekolah ini membutuhkan penambahan tenaga guru untuk
beberapa mata pelajaran yang selama ini tidak ada gurunya.
24
Kehadiran 9 (sembilan) peserta SM-3T sangat bermanfaat
dan berguna untuk mengatasi kekurangan tenaga pendidik.
b) Bangunan sekolah
Kondisi bangunan sekolah sudah permanen yang hanya terdiri
dari 3 ruangan kelas dan 1 ruangan kantor ,WC untuk siswa belum
ada. Jumlah siswa SMPN 6 sebanyak 139 siswa yang dibagi kedalam
3(rombel) rombongan belajar. Karena keterbatasan ruangan maka
siswa dalam satu ruangan sangat banyak yaitu lebih dari 40 siswa.
Keadaan ini juga mempersulit guru dalam mengontrol peserta didik
dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa kesimpulan yang dapat
diambil penulis terkait bangunan sekolah, yaitu:
Pemerintah harus memperhatikan sekolah ini karena selama
ini sejak berdirinya sekolah tidak pernah ada penambahan
ruangan kelas.
Pihak sekolah segera melaporkan keadaan sekolah ke
pemerintah daerah untuk penambahan ruangan.
c) Sarana dan Prasarana sekolah
Penulis sebagai peserta SM-3T dapat mengatakan bahwa
sekolah ini belum mpunyai sarana pendukung proses belajar
mengajar disekolah. Di SMPN 6 Elar hanya memiliki 1 buah Laptop
dan 1 buah mesin pencetak ( Printer ) yang digunakan untuk
mengetik dan mencetak berbagai hal yang diperlukan disekolah.
25
d) Media dan alat bantu Mengajar
Sama seperti diatas, sekolah ini belum mempunyai sarana dan
alat bantu mengajar bahkan perpustakaan, laboratorium, dan gudang
tempat penyimpanan fasilitas olahraga serta alat peraga untuk
kesenian juga belum ada. Sebagai guru Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), penulis sering mangalami kesulitan untuk mengadakan
praktikum yang alat dan bahannya tidak tersedia di alam seperti
penggunaan mikroskop, termometer, mengukur arus listrik dan lain-
lain.Begitu pula dengan buku-buku yang digunakan sebagai media
pembelajaran siswa ada beberapa mata pelajaran yang tidak
mempunyai buku teks pelajaran seperti matematika kelas IX.
Dari beberapa hal yang di utarakan diatas, dapat dikatakan
bahwa sekolah ini masih sangat perlu diperhatikan baik oleh
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Dalam hal ini penulis
mangharapkan agar:
Pemerintah harus menambahkan ruangan yang lebih banyak
kepada sekolah ini.
Pemerintah harus memberikan bantuan buku-buku pelajaran,
bacaan, pengayaan, sarana dan prasarana serta media dan alat
bantu mengajar yang layak dan dibutuhkan disekolah ini
26
Pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah harus melaporkan
kondisi sekolah ini kepada pemerintah
BAB IIIPROGRAM KERJA
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa program kerja yang akan
dijalankan selama pengabdian di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T)
khusunya di SMPN 6 Elar, kecamatan Elar Kabupaten Manggarai Timur-NTT.
Program-program kerja itu diklasifikasikan dalam beberapa bidang, yaitu sebagai
berikut:
a. Bidang Kependidikan
Sebagai peserta program SM-3T, saya memprogramkan beberapa
kegiatan dalam bidang pendidikan yang meliputi Proses Belajar Mengajar di
kelas dan proses pendidikan di luar jam pelajaran. Adapaun program-program
itu adalah:
1. Menyusun RPP.
2. Menyusun alat dan media pembelajaran.
3. Menyusun bahan ajar.
4. Menyusun perangkat evaluasi.
5. Melaksanakan tugas mengajar selama penugasan.
6. Memberi layanan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan.
7. Membantu administrasi pendidikan disekolah.
27
8. Melaksanakan kegiatan extrakurikuler yaitu kegiatan pramuka
setiap hari Jumat
9. Pendampingan belajar siswa diluar jam pelajaran.
10. Bimbingan studi sore bagi kelas IX dalam rangka persiapan UN
dan siswa kelas VII dan VIII yang ingin memperdalam ilmu IPA.
11. Bimbingan ICT (program Microsoft office word 2007) bagi siswa
di luar KBM selama penugasan.
12. Bimbingan ICT bagi pendidik dan tenaga kependidikan di lingkup
SMPN 6 Elar selama penugasan.
13. Kunjungan ke rumah siswa yang bermasalah
b. Bidang Kemasyarakatan
Dalam bidang kemasyarakatan juga penulis beberapa program yang akan
dilaksanakan selama berada di lapangan, yaitu sebagai berikut:
1. Bakti Sosial.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan seperti Paskah dan Rabu
Abu.
3. Pembinaan Kepemudaan.
4. Peningkatan kesadaran kebersihan dan pengolahan lingkungan.
5. Pembuatan papan nama kantor Desa Langga Sai
6. Pembuatan gapura dan pagar SMPN 6 Elar.
7. Pelaksanaan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebagai
pendidikan nonformal bagi masyarakat.
28
8. Pendampingan pelatihan “Danding” dalam pelestarian budaya
lokal
BAB IVPELAKSANAAN
a. Bidang Kependidikan
1. Menyusun RPP
Pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dibuat untuk
setiap kali pertemuan. Di dalam RPP ini telah termuat Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi
Ajar, Metode dan Pendekatan Pembelajaran, Langkah-Langkah yang akan
dilakukan dalam pembelajaran, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar, Proses
PenilaianMenyusun alat dan
2. Media Pembelajaran
Penulis sebagai guru IPA membuat alat dan media pembelajaran dari
bahan yang tersedia, misalnya untuk pengenalan mikroskop menggunakan
media visual yang dibuat dari karton, menggunakan gelas minuman
sebagai pengganti gelas kimia sebagai alat pembelajaran, membuat neraca
pegas dari kardus sebagai alat dan media pembelajaran.
3. Menyusun Bahan Ajar
Untuk beberapa bulan ini penulis menyusun bahan ajar dalam bentuk
ringkasan yang akan digunakan penulis dalam kegiatan Belajar Mengajar.
29
4. Menyusun Perangkat Evaluasi
Perangkat evaluasi dibuat untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Perangkat evaluasi yang
dibuat berupa soal-soal ulangan harian, soal mid semester, soal semester,
soal-soal try out untuk kelas IX.
5. Melaksanakan tugas mengajar selama penugasan.
Kegiatan belajar mengajar selama ini berjalan lancar dan aman.
Hanya sempat mengajar tanpa kapur tulis selama ± 1 minggu.
6. Memberi Layanan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan
Yang penulis laksanakan selama beberapa bulan ini tidak terlalu
banyak, hanya dilakukan kepada beberapa siswa yang berkonsultasi
berkaiatan dengan materi IPA dan mendiskusikan beberapa hal/masalah
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
7. Melaksanakan administrasi sekolah
Selama di tempat penugasan, penulis sedikit membantu dalam
administrasi sekolah, seperti pendataan peserta ujian nasional 2012/2013,
pembuatan laporan dana BOS, kwitansi penggunaan dana BOS, surat
keluar, dan lain-lain.
8. Melaksanakan kegiatan extrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan yaitu kegiatan pramuka
yang dilakukan setiap hari Jumat.Materi yang iberikan berupa pengetahuan
30
dan kecakapan dasar pramuka penggalang. Selain itu juga mengadakan
perkemahan peringatan hari Pramuka Nasional 14 Agustus selama 4 hari.
9. Pendampingan belajar siswa diluar jam pelajaran.
Kegiatan ini dilakukan bagi siswa yang datang ke posko dan
meminta penjelasan lebih lanjut mengenai materi yang sudah diajarkan
atau materi yang belum mereka mengerti.
10. Bimbingan studi sore bagi kelas IX dalam rangka persiapan UN dan siswa
kelas VII dan VIII yang ingin memperdalam ilmu IPA.
Bimbingan sore ini dilakukan di sekolah tetapi kadang juga di posko
jika cuaca buruk. Kegiatan ini sebagai bahan pemantapan dalam
menghadapi ujian nasional bagi kelas IX dan untuk memperdalam
pengetahuan alam untuk kelas VII dan VIII. Bimbingan sore ini tidak
diwajibkan bagi setiap siswa, hanya bagi yang berminat dan mempunyai
keingintahuan yang tinggi tentang IPA.
11. Bimbingan ICT bagi siswa di luar KBM.
Bimbingan ini dilakukan secara bergilir pada beberapa siswa.
Materinya berupa pengenalan Laptop, meliputi cara pengoperasian dan
perawatan laptop. Selain itu materi Microsoft office word karena
setidaknya dengan mempelajari aplikasi ini diharapkan siswa tidak kaku
lagi dalam menggunakan laptop dan mengetik.
12. Bimbingan ICT bagi pendidik dan tenaga kependidikan di lingkup SMPN
6 Elar selama penugasan.
31
Bimbingan yang dilakukan berupa pemantapan penggunaan aplikasi
Microsoft office word bagi beberapa guru.
13. Mendampingi siswa pada kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional
(O2SN) di Kecamatan Elar.
Program ini dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Manggarai Timur
yang laksanakan di tiap-tiap kecamatan. untuk memupuk atlit-atlit di tiap-
tiap sekolah yang berada di kecamatan Elar, khususnya di tingkat SMP
yang akan siap mengikuti seleksi di Kabupaten Manggarai Timur.
Kegiatan ini dilakukan selama 4 hari di kota kecamatan, dan untuk menuju
kota kecamatan kami berjalan kaki selama 8 jam bersama 35 orang siswa.
14. Mendampingi siswa pada kegiatan Cerdas Cermat tingkat Kecamatan.
Cerdas cermat tingkat kecamatan dilaksanakan untuk menyeleksi
Siswa SMP terbaik se-Kecamatan Elar untuk mewakili ketingkat
Kabupaten. Kegiatan ini dilaksanakan di kota kecamatan dan kami harus
berjalan kaki sekitar 4 jam pada malam hari kemudian dilanjutkan dengan
oto kol pada keesokan harinya selama 3 jam. Siswa kami berada pada
urutan ke-3 tingkat kecamatan pada cerdas cermat ini.
15. Mengadakan Lomba Cepat Tepat IPA
Kegiatan ini diadakan dalam rangka menyambut Hari Pendidikan
Nasional 2012.
16. Pelatihan Baris-Berbaris bagi siswa.
32
Kegiatan ini dilakukan untuk memberi pengetahuan dasar bagi siswa
mengenai aturan baris berbaris dan untuk persiapan kegiatan peringatan
HUT RI yang ke-67.
b. Bidang Kemasyarakatan
1) Baksos
Bakti sosial yang dilaksanakan di Runus Kecamatan Elar pada tanggal
8-10 Oktober 2012 sebagai program bersama SM-3T UNM Manggarai
Timur. Agenda kegiatan dalam bakti social ini adalah:
a. Penyuluhan kesehatan bagi siswa SD, SMP dan masyarakat
b. Pertandingan bola voli
c. Pelatihan keterampilan kerajinan tangan
d. Demonstrasi masak
e. Pelatihan tari kreasi dan senam
f. Pembagian pakaian layak pakai.
2) Berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan seperti Paskah dan Rabu Abu.
Kegiatan yang dilakukan berupa pembuatan dekorasi, spanduk dan
dokumentasi selama kegiatan paskah dan rabu abu.
3) Pembinaan Kepemudaan.
Kegiatan yang dilakukan berupa diskusi mengenai organisasi
kepemudaan dan mengadakan bakti sosial bersama mudika berupa
pembersihan lingkungan gereja, kantor desa dan pembuatan lapangan bola
volly.
33
4) Peningkatan kesadaran kebersihan dan pengolahan lingkungan.
Sasaran utama kegiatan ini adalah anak-anak. Berupa kegiatan cara
mandi yang sehat, cara cuci tangan yang sehat, pentingnya menjaga
kesehatan badan dan kesehatan kelamin (khusus bagi siswa SMP dan
Mudika)
5) Pembuatan papan nama kantor Desa Langga Sai
Papan nama Kantor Desa Langga Sai dibuat untuk mengganti papan
nama yang rusak karena angin ribut.
6) Pembuatan gapura dan pagar SMPN 6 Elar.
Gapura di buat sebagai tanda keberadaan SMPN 6 Elar, karena letak
sekolah bukan pada jalan poros utama.
7) Pelaksanaan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebagai pendidikan
nonformal bagi masyarakat.
Kegiatan ini dilakukan di posko setiap hari Minggu sore. Kegiatan
yang dilakukan berupa pengenalan abjad dan angka, lagu-lagu anak, dan
pembelajaran sopan santun.
c. Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung yang memudahkan penulis sebagai peserta
SM-3T yaitu:
1. Masyarakat menerima kehadiran kami dengan baik dan antusias.
Masyarakat sering mengajak kami untuk mengunjungi rumah mereka
masing-masing.
34
2. Guru-guru di sekolah ini juga sangat baik sehingga memudahkan kami
untuk bekerja sama dan melaksanakan proses belajar mengajar dengan
baik.
3. Pihak desa sangat bangga dengan semua program yang akan kami
rencanakan selama kami berada di lokasi.
4. Antusiasme siswa yang besar dalam mengikuti bimbingan belajar dan
kegiatan ekstrakurikuler.
5. Dukungan dan harapan orang tua siswa yang begitu besar terhadap
pendidikan anak-anak mereka.
6. Tingginya semangat gotong royong warga Kampung Runus, Desa
Langga Sai Kec. Elar.
d. Kendala Yang Dihadapi
Ada banyak kendala yang kami hadapi selama berada dilapangan, baik
itu di lingkungan sekolah maupun yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan
program kemasyarakatan, seperti yang dijelaskan berikut:
1). Program kependidikan/lingkungan sekolah
Beberapa kendala yang ada. berkaitan dengan kegiatan kependidikan
dan situasi sekolah tempat saya mengabdi, yaitu:
Tidak ada alat dan bahan untuk melakukan praktikum.
Pengetahuan dasar matematika siswa sangat kurang.
Kekurangan fasilitas sekolah untuk membantu proses belajar mengajar
seperti komputer dan mesin Foto copy.
35
Fasilitas kegiatan KBM kadang tidak ada, seperti kapur.
Perpustakaan tidak ada sehingga menyulitkan saya untuk mendapatkan
referensi lain dan siswa kesulitan untuk mencari sesuatu terkait dengan
materi yang akan diberikan.
Siswa tidak memiliki buku-buku yang dapat dijadikan referensi atau
pegangan untuk mereka sendiri.
Kemampuan bahasa indonesia masih sangat terbatas sehingga harus
melatih lagi mulai dari pengetahuan dasar.
Jumlah siswa yang besar dalam satu kelas.
2). Program Kemasyarakatan/ Lingkungan
Dalam kaitannya denngan beberapa program kemasyarakatan diatas
juga, penulis juga mendapatkan kendala-kendala berikut:
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan masih
sangat kurang dan terbatas
Jarak dari kota kabupaten yang sangat jauh, sehingga sulit bagi kami
untuk berkordinasi dengan pemerintah kabupaten terkait program yang
akan dilaksanakan.
Keterbatasan fasilitas untuk membuat sebuah kegiatan. Misalnya untuk
pendidikan ICT, komputer dan listrik serta fasilitas lainnya tidak ada.
Kondisi alam, cuaca selama beberapa bulan ini tidak mendukung
sehingga manghalangi beberapa kegiatan yang akan dijalankan.
36
Wilayah ini tidak ada listrik sehingga kesulitan untuk melakukan
sesuatu seperti pengetikan undangan untuk sebuah kegiatan.
Debit air yang berkurang saat musim kemarau dan letak sumber air
yang jauh dari posko.
e. Solusi Yang Ditempuh
1). Program kependidikan/lingkungan sekolah
Ada beberapa solusi yang dibuat berkaitan dengan kendala-kendala
kegiatan kependidikan dan situasi sekolah yang disebutkan diatas, seperti:
Menggunakan alat dan bahan yang ada di alam untuk kegiatan
praktikum.
Memberikan les tambahan untuk meningkatkan kemampuan
matematika dasar siswa.
Meminjam laptop atau komputer kepada kerabat lain jika ada
keperluan pengetikan, jika ingin foto copy sesuatu dikirim ke Ruteng
lewat sopir angkutan desa.
Menggunakan kertas bekas yang di tempel di papan tulis, dan hanya
menuliskan bagian-bagian penting materi yang diajarkan pada kertas itu
dengan menggunakan spidol.
Saya menyiapkan buku referensi sendiri yang bisa digunakan untuk
pelajaran siswa.
Membuat bahan ajar, rangkuman dari beberapa buku yang kemudian
diberikan kepada siswa sebagai referensi.
37
Menggunakan bahasa indonesia yang lebih sederhana, dan sedikit
menggunakan bahasa daerah setempat untuk lebih memudahkan siswa
memahami materi.
Menggunakan metode mengajar yang cocok untuk kelas yang besar.
2). Program Kemasyarakatan/ Lingkungan
Adapun solusi yang diambil penulis berkaitan dengan kendala-
kendala diatas adalah sebagai berikut:
Lebih banyak bergaul dengan masyarakat agar lebih mengenal satu
sama lain dan sikap canggung mereka hilang.
Saya dan teman SM-3T lainya menemui para pihak pemerintah terdekat
dan terkait untuk berkonsultasi.
Meminta bantuan tetangga dan masyarakat setempat untuk
menggunakan generator pembangkit listrik.
Menyewa traktor untuk mengangkut air dari sumber air yang letaknya
jauh dari posko.
Menghemat air dengan mengurangi jumlah jatah mandi
f. Nilai-Nilai Positif Yang Dapat Dipetik
Dari beberapa program yang direncanakan dan diprogramkan diatas tidak
semua dilaksanakan dalam waktu singkat tetapi ada program yang akan
diselesaikan dalam waktu yang panjang. Ada beberapa nilai positif yang
penulis peroleh dari beberapa kegiatan yang penulis lakukan selama berada di
lapangan, yaitu seperti yang disebutkan di bawah ini:
38
a. Keterbatasan sarana dan prasarana bukanlah alasan untuk berhenti
belajar. Hal ini menuntut kami untuk kreatif dalam menyampaikan
materi pembelajaran.
b. Tugas guru sebagai pendidik dan pengajar sangat kami terapkan disini,
karena segala sesuatunya harus berasal dari guru baik itu pengetahuan,
pembawaan diri dan pena mpilam
c. Kehidupan masyarakatnya sangat akur, tingkat toleransi dan gotong
royongnya masih sangat kental. Disini saya betul - betul merasakan
bahwa betapa penting hidup berbaur dengan masyarakat yang serba
baru dan asing.
d. Nilai budaya juga masih tetap di jaga dan dipelihara oleh masyarakat
setempat. Walaupun dunia ini sudah maju, sebagai masyarakat
Indonesia kita tetap menjaga keaslian dan nilai-nilai luhur budaya
bangsa karena republik ini dbangun atas dasar adat dan budaya daerah.
e. Sikap bersahaja dan sederhana dari masyarakat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
BAB VPENUTUP
a. Kesimpulan
39
Pendidikan di daerah yang digolongkan 3T sangat penting diperhatikan
karena perbedaannya sangat jauh dengan kondisi pendidikan di daerah
perkotaan. Manggarai Timur sebagai daerah yang masih digolongkan daerah
tertinggal pendidikannya dan keadaan ini betul-betul kami alami selama
berada di lapangan. Dalam hubungannya dengan berbagai kegiatan yang kami
programkan, penulis menyimpulkan bahwa:
a. Kami sebagai peserta membutuhkan kerjasama dari pihak pemerintah
untuk mengaktualisasikan segala program yang kami rencanakan.
b. Pendidikan di daerah 3T sangat bergantung kepada tenaga pendidik
dan pengajar itu sendiri terutama berkaitan dengan pengetahuan karena
keadaannya masih sangat terbatas, dalam hal ini keterbatasan buku-
buku dan sarana pendukung lainnya.
c. Banyak kendala-kendala yang kami hadapi terutama berkaitan dengan
sarana pendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah
d. Program sarjana mendidik di daerah 3T merupakan solusi yang bagus
untuk mengatasi kekurangan guru di daerah 3T.
b. Saran/Rekomendasi
Dalam kaitannya dengan kemajuan dan perkembangan daerah tugas
saya ke depan, dibawah ini saya mencoba untuk menyampaikan beberapa
saran dan rekomendasi konstruktif sesuai keadaan yang penulis amati di
lapangan.
a) Bagi Pemerintah
40
Pemerintah merupakan faktor pendukung utama kemajuan dunia
pendidikan dewasa ini. Pemerintah dalam hal ini adalah perencana dan
pengelola pendidikan secara umum yang nanti direalisasikan lewat
komponen yang ada dalam satuan pendidikan tersebut yang meliputi
kepala sekolah, guru-guru, masyarakat dan peserta didik. Berikut ini
penulis menuliskan beberapa saran/rekomendasi bagi pemerintah demi
kemajuan dan perkembangan pendidikan wilayah ini kedepan
khususnya di SMPN 6 Elar, yaitu sebagai berikut:
Pemerintah harus mendestribusikan tenaga guru secara merata
kepada setiap sekolah sesuai kebutuhan sekolah. Di SMPN 6 Elar
masih sangat kekurangan guru untuk beberapa mata pelajaran
sedangkan ada sekolah-sekolah lain yang memang kelimpahan guru-
guru seperti di pusat kota kabupaten.
Pemerintah seharusnya memberikan dan memperhatikan kondisi
masyarakat yang secara ekonomi tidak mampu tetapi ada keinginan
dan motivasi untuk bersekolah, misalnya pemberian beasiswa dan
bantuan lainnya.
Pemerintah harus memberikan perhatian khusus terhadap kondisi
bangunan dan gedung sekolah yang ada di wilayah ini. Yang saya
amati banyak gedung sekolah yang rusak dan jumlah ruangannya
sangat terbatas tidak sesuai dengan jumlah siswa. Contohnya sekolah
tempat saya mengabdi (SMPN 6 Elar) tidak pernah ada penambahan
41
gedung , tidak ada perpustakaan dan laboratarium, ruangan kelasnya
terbatas tidak sesuai dengan jumlah siswanya.
Pemerintah juga harus memberikan bantuan sarana dan prasarana
pendukung proses balajar mengajar seperti buku-buku perpustakaan,
dan sebagainya.
b) Bagi Sekolah
Guru-guru harus mempersiapkan referensi yang banyak untuk
dijadikan pedomaan dalam proses pembelajaran karena sekolah ini
tidak memiliki perpustakaan.
Untuk meningkatkan kemampuan dan kecakapan siswa, guru-guru
harus lebih banyak memberikan bimbingan diluar jam pelajaran
yang tersedia.
Kepala sekolah bersama guru-guru, komite, orang tua siswa harus
mengkomunikasikan keadaan sekolah kepada pemerintah untuk
penambahan gedung, buku-buku dan sarana lainnya.
Siswa disarankan untuk memiliki motivasi dan semangat belajar
tanpa harus ada paksaan dari guru-guru mata pelajaran.
Siswa disarankan juga untuk memiliki buku mata pelajaran atau
meng-copy buku pegangan guru sehingga waktu KBM tidak
terpotong oleh kegiatan catat-mancatat seperti yang dilakukan
selama ini.
c) Bagi Masyarakat
42
Masyarakat sebagai sasaran dari pendidikan juga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuaan pendidikan
diwilayah ini. Penulis menyarankan beberapa hal terkait kemajuan
pendidikan di wilayah ini, yaitu:
Masyarakat juga harus pro-aktif mendukung terhadap program
pemerintah yang berkaitan dengan usaha peningkatan mutu
pendidikan di wilayah ini. Misalnya; pendidikan luar sekolah yang
sedang dijalankan sekarang, masyarakat harus betul-betul
memanfaatkannya.
Masyarakat juga harus tetap menjaga sistem kerja swadaya tehadap
pembangunan dan penambahan gedung dan ruangan kelas yang
kurang.
Masyarakat disarankan untuk tetap memotivasi para generasi muda
terutama anak-anak usia dini dan remaja yang ada dalam keluarga
akan pentingnya pendidikan. Orang tua juga disarankan untuk tetap
melanjutkan pendidikan anaknya kejenjang yang lebih tinggi.
43
Top Related