BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur...

40
BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANGGARAI, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat dalam segala bidang. b. bahwa hak atas air tanah adalah hak guna air yang pengelolaannya didasarkan atas asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, transparansi dan akuntabilitas; c. bahwa untuk meningkatkan pemanfaatan air tanah dalam mendukung dan mengantisipasi tuntutan perkembangan pembangunan yang berkelanjutan serta berpihak kepada kepentingan rakyat, perlu pengaturan pengelolaan air tanah dengan Peraturan Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran

Transcript of BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur...

Page 1: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI

NOMOR 03 TAHUN 2014

TENTANG

PENGELOLAAN AIR TANAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANGGARAI,

Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan yang

memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan

bagi seluruh rakyat dalam segala bidang.

b. bahwa hak atas air tanah adalah hak guna air yang

pengelolaannya didasarkan atas asas kelestarian,

keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan

keserasian, keadilan, kemandirian, transparansi dan

akuntabilitas;

c. bahwa untuk meningkatkan pemanfaatan air tanah dalam

mendukung dan mengantisipasi tuntutan perkembangan

pembangunan yang berkelanjutan serta berpihak kepada

kepentingan rakyat, perlu pengaturan pengelolaan air

tanah dengan Peraturan Daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk

Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Air Tanah;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah

Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan

Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran

Page 2: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4377);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air

Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4859 );

6. Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor

13 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rancangan

Penetapan Cekungan Air Tanah (CAT);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MANGGARAI

dan

BUPATI MANGGARAI

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Manggarai.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai.

3. Bupati adalah Bupati Manggarai.

Page 3: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Manggarai.

5. Menteri adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

6. Dinas adalah Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Manggarai.

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten

Manggarai.

8. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah yang selanjutnya disebut PPNSD

adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil Daerah tertentu di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Manggarai yang diberi wewenang khusus untuk

melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah.

9. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.

10. Badan Lingkungan Hidup Daerah adalah Badan Lingkungan Hidup

Daerah Kabupaten Manggarai.

11. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di

bawah permukaan tanah.

12. Akuifer adalah lapisan batuan jenuh air tanah yang dapat menyimpan

dan meneruskan air tanah dalam jumlah cukup dan ekonomis.

13. Cekungan Air Tanah yang selanjutnya disingkat CAT adalah suatu

wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian

hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air

tanah berlangsung.

14. Daerah imbuhan air tanah adalah daerah resapan air yang mampu

menambah air tanah secara alamiah pada CAT. 15. Daerah lepasan air tanah adalah daerah keluaran air tanah yang

berlangsung secara alamiah pada CAT.

16. Rekomendasi teknis adalah Persyaratan teknis yang bersifat mengikat

dalam pemberian izin.

17. Pengelolaan air tanah adalah upaya merencanakan, melaksanakan,

memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi air tanah,

pendayagunaan air tanah, dan pengendalian kerusakan air tanah.

18. Pengambilan air tanah adalah setiap kegiatan untuk memperoleh air

tanah dengan cara penggalian, pengeboran atau dengan cara lainnya.

19. Hak guna air dari pemanfaatan air tanah adalah hak guna air untuk

memperoleh dan memakai atau mengusahakan air tanah untuk berbagai

keperluan.

20. Hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah adalah hak untuk

memperoleh dan memakai air tanah.

21. Hak guna usaha air dari pemanfaatan air tanah adalah hak untuk

memperoleh dan mengusahakan air tanah.

Page 4: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

22. Konservasi air tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta

keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa

tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi

kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan

datang.

23. Inventarisasi air tanah adalah kegiatan untuk memperoleh data dan

informasi air tanah.

24. Pendayagunaan air tanah adalah upaya penatagunaan, penyediaan,

penggunaan, pengembangan dan pengusahaan air tanah secara optimal

agar berhasil guna dan berdaya guna.

25. Pengendalian daya rusak air tanah adalah upaya untuk mencegah,

menanggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang

disebabkan oleh daya rusak air tanah.

26. Pengawetan air adalah upaya pemeliharaan keberadaan dan ketersediaan

air atau kuantitas air agar tersedia sesuai dengan fungsi dan manfaatnya.

27. Pengeboran air tanah adalah kegiatan membuat sumur bor air tanah yang

dilaksanakan sesuai pedoman teknis sebagai sarana eksplorasi,

pengambilan, pemakaian dan pengusahaan, pemantauan atau imbuhan

air tanah.

28. Penggalian air tanah adalah kegiatan membuat sumur gali, saluran air

dan terowongan air untuk mendapatkan air tanah yang dilaksanakan

sesuai dengan pedoman teknis sebagai sarana eksplorasi, pengambilan,

pemakaian dan pengusahaan, pemantauan, atau imbuhan air tanah.

29. Sumur Pantau adalah sumur yang dibuat untuk memantau kedudukan

muka dan/atau kualitas air tanah pada akuifer tertentu.

30. Jaringan Sumur Pantau adalah kumpulan sumur pantau yang tertata

berdasarkan kebutuhan pemantauan terhadap air tanah pada suatu

cekungan air tanah.

31. Sumur Bor adalah sumur yang pembuatannya dilakukan baik secara

mekanis maupun manual.

32. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang selanjutnya disebut LPJK

adalah lembaga atau organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan

kegiatan jasa konstruksi nasional.

33. Instalasi bor adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengebor.

34. Surat Tanda Instalasi Bor (STIB) adalah surat izin yang dikeluarkan

sebagai tanda registrasi kepemilikan instalasi bor.

35. Surat Izin Perusahaan Pengeboran Air tanah yang selanjutnya disebut

SIPPAT adalah surat izin yang diberikan kepada perusahaan yang

melakukan kegiatan pengeboran air tanah.

Page 5: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

36. Surat Izin Juru Bor yang selanjutnya disebut SIJB adalah surat izin yang

diberikan kepada seseorang sebagai ahli dalam melaksanakan

pengeboran.

37. Izin Pemakaian Air Tanah adalah izin penggunaan air untuk memperoleh

hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah.

38. Izin Pengusahaan Air Tanah adalah izin penggunaan air untuk

memperoleh hak guna usaha air dari pemanfaatan air tanah.

39. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan

hidup yang selanjutnya disebut UKL-UPL adalah pengelolaan dan

pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak

penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau

kegiatan.

40. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang selanjutnya disebut

Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau

kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi

proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau

kegiatan.

BAB II ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Pengelolaan air tanah berasaskan :

a. manfaat, keadilan dan keseimbangan;

b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;

c. partisipatif, transparansi dan akuntabilitas; dan

d. keberlanjutan dan berwawasan lingkungan.

(2) Pengelolaan Air tanah bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan air

tanah yang berkelanjutan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

BAB III

FUNGSI DAN DASAR PENGELOLAAN

Pasal 3

Air tanah mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara

selaras.

Pasal 4

(1) Pengelolaan air tanah didasarkan pada CAT.

Page 6: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

(2) CAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah CAT dalam wilayah

Daerah.

BAB IV WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 5

(1) Bupati mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam pengelolaan air

tanah.

(2) Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi :

a. menetapkan kebijakan teknis pengelolaan air tanah di wilayah

Daerah berdasarkan kebijakan teknis air tanah Nasional;

b. menyiapkan kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan

peralatan serta pembiayaan yang mendukung pengelolaan air tanah;

c. melakukan pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pengawasan air

tanah dalam rangka pengelolaan air tanah;

d. mengatur, memberikan dan mencabut izin pemakaian air tanah serta

izin pengusahaan air tanah;

e. mengelola data dan informasi air tanah;

f. mendorong peran masyarakat dalam kegiatan konservasi,

pendayagunaan dan pengendalian serta pengawasan dalam rangka

pengelolaan air tanah; dan

g. melaksanakan kewenangan di bidang pengelolaan air tanah yang

diperbantukan oleh Pemerintah.

(3) Bupati mendelegasikan kepada Kepala SKPD yang membidangi ESDM

untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab Bupati sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) kecuali huruf d.

(4) Bupati berkoordinasi dengan Pemerintah, dalam melaksanakan wewenang

dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g.

BAB V

PENGELOLAAN AIR TANAH

Pasal 6

Pengelolaan air tanah meliputi kegiatan :

a. perencanaan;

b. pelaksanaan;

c. pemantauan dan evaluasi;

d. konservasi air tanah;

Page 7: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

e. pendayagunaan air tanah; dan

f. pengendalian daya rusak air tanah.

Bagian Kesatu Perencanaan

Pasal 7

(1) Perencanaan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

huruf a, disusun untuk menghasilkan rencana pengelolaan air tanah yang

berfungsi sebagai pedoman dan arahan dalam kegiatan konservasi,

pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air tanah.

(2) Rencana pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

disusun secara terkoordinasi dengan rencana pengelolaan sumber daya

air yang berbasis wilayah sungai dan menjadi dasar dalam penyusunan

program pengelolaan air tanah.

(3) Program pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dijabarkan lebih lanjut dalam rencana kegiatan pengelolaan air tanah

yang memuat rencana pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan

prasarana pada CAT.

Pasal 8

Rencana pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2),

disusun melalui tahapan:

a. inventarisasi air tanah;

b. penetapan zona konservasi air tanah; dan

c. penyusunan dan penetapan rencana pengelolaan air tanah.

Pasal 9

(1) Bupati melaksanakan Inventarisasi air tanah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 huruf a, untuk memperoleh data dan informasi air tanah.

(2) Data dan informasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi:

a. kuantitas dan kualitas air tanah;

b. kondisi lingkungan hidup dan potensi yang terkait dengan air tanah;

c. CAT dan prasarana pada CAT;

d. kelembagaan pengelolaan air tanah; dan

e. kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terkait dengan air tanah.

(3) Inventarisasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

pada setiap CAT.

Page 8: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

(4) Inventarisasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

dilakukan melalui kegiatan:

a. pemetaan;

b. penyelidikan;

c. penelitian;

d. eksplorasi; dan

e. evaluasi data.

(5) Dalam melaksanakan inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bupati dapat menugaskan pihak lain.

(6) Hasil kegiatan inventarisasi yang dilakukan oleh Bupati dilaporkan

kepada Gubernur dan Menteri.

(7) Hasil kegiatan inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6),

merupakan milik Negara.

Pasal 10

(1) Penetapan zona konservasi air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

8 huruf b, disusun berdasarkan data dan informasi air tanah yang

diperoleh dari hasil kegiatan inventarisasi.

(2) Data dan informasi air tanah hasil kegiatan inventarisasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), didasarkan pada Rencana Detail Tata Ruang.

Pasal 11

(1) Penyusunan dan penetapan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 huruf c, berdasarkan program konservasi, pendayagunaan

dan pengendalian daya rusak air tanah.

(2) Program konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air

tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berpedoman pada Rencana

Detail Tata Ruang.

Bagian Kedua Pelaksanaan

Pasal 12

(1) Pelaksanaan pengelolaan air tanah meliputi kegiatan pelaksanaan

konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam kegiatan konservasi,

pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air tanah.

(2) Pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilaksanakan oleh Bupati dengan mengacu pada rencana pengelolaan air

tanah pada CAT yang bersangkutan.

Page 9: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

(3) Bupati dalam pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), dapat menugaskan kepada pihak lain.

(4) Selain Bupati, pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), dilakukan oleh pemegang izin, perorangan dan masyarakat

pengguna air tanah untuk kepentingan sendiri.

(5) Pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan pada akuifer dan lapisan batuan lainnya yang berpengaruh

terhadap ketersediaan air tanah pada CAT.

Pasal 13

(1) Pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12 ayat (1), ditujukan untuk penyediaan sarana dan prasarana pada CAT.

(2) Pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana pada ayat (1), dilakukan

berdasarkan norma, standar dan pedoman sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Pemantauan dan Evaluasi

Pasal 14

(1) Pemantauan terhadap pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, dilakukan oleh Bupati.

(2) Pemantauan pelaksanaan pengelolaan air tanah dilakukan melalui

kegiatan pengamatan, pencatatan, perekaman, pemeriksaan laporan dan

peninjauan langsung.

(3) Pemantauan pelaksanaan pengelolaan air tanah dilakukan secara berkala

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15

(1) Evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf c, dilakukan oleh Bupati.

(2) Hasil evaluasi pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dilakukan melalui kegiatan analisis dan penilaian terhadap

hasil pemantauan.

(3) Hasil evaluasi pelaksanaan pengelolaan air tanah sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam peningkatan

kerja dan/atau melakukan peninjauan atas rencana pengelolaan air

tanah.

Page 10: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Bagian Keempat Konservasi Air Tanah

Pasal 16

(1) Konservasi air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d,

ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung dan

fungsi air tanah.

(2) Konservasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan

berdasarkan rencana pengelolaan air tanah.

(3) Konservasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

secara menyeluruh pada CAT yang mencakup daerah imbuhan dan

daerah lepasan air tanah melalui :

a. perlindungan dan pelestarian air tanah;

b. pengawetan air tanah; dan

c. pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah.

Pasal 17

(1) Perlindungan dan pelestarian air tanah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (3) huruf a, dilakukan untuk melindungi dan melestarikan

kondisi dan lingkungan serta fungsi air tanah.

(2) Bupati menetapkan kawasan lindung air tanah, dalam rangka

perlindungan dan pelestarian air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1).

(3) Pelaksanaan perlindungan dan pelestarian air tanah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan :

a. menjaga daya dukung dan fungsi daerah imbuhan air tanah;

b. menjaga daya dukung akuifer; dan

c. memulihkan kondisi dan lingkungan air tanah pada zona kritis dan

zona rusak.

(4) untuk menjaga daya dukung dan fungsi daerah imbuhan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a, dilakukan dengan cara :

a. mempertahankan kemampuan imbuhan air tanah;

b. melarang melakukan kegiatan pengeboran, penggalian atau kegiatan

lain dalam radius 200 (dua ratus) meter dari lokasi pemunculan mata

air; dan

c. membatasi penggunaan air tanah, kecuali untuk pemenuhan

kebutuhan pokok sehari-hari.

Page 11: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

(5) Untuk menjaga daya dukung akuifer sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf b, dilakukan dengan mengendalikan kegiatan yang mengganggu

sistem akuifer.

(6) Untuk memulihkan kondisi dan lingkungan air tanah pada zona kritis dan

zona rusak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, dilakukan

dengan cara :

a. melarang pengambilan air tanah baru dan mengurangi secara

bertahap pengambilan air tanah baru pada zona kritis air tanah;

b. melarang pengambilan air tanah pada zona rusak air tanah; dan

c. menciptakan imbuhan buatan.

Pasal 18

(1) Pengawetan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3)

huruf b, dilakukan untuk menjaga keberadaan dan kesinambungan

ketersediaan air tanah.

(2) Pengawetan air tanah sebagaimana dimaksud ayat (1), dilaksanakan

dengan cara :

a. melaksanakan upaya penghematan air tanah;

b. meningkatkan kapasitas resapan air tanah; dan/atau

c. mengendalikan penggunaan air tanah.

(3) Bupati mendorong dan mensosialisasikan kepada pengguna air tanah

untuk melakukan pengawetan air tanah.

Pasal 19

(1) Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) huruf c, dilakukan dengan

tujuan untuk mempertahankan dan memulihkan air tanah sesuai kondisi

alaminya.

(2) Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan cara :

a. mencegah pencemaran air tanah;

b. menanggulangi pencemaran air tanah; dan/atau

c. memulihkan kualitas air tanah yang tercemar.

Pasal 20

(1) Untuk menjamin keberhasilan konservasi air tanah dilakukan

pemantauan air tanah.

Page 12: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

(2) Pemantauan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

untuk mengetahui perubahan kuantitas, kualitas dan dampak lingkungan

akibat pengambilan dan pemanfaatan air tanah dan/atau perubahan

lingkungan air tanah.

(3) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan pada sumur

pantau dengan cara :

a. mengukur dan merekam kedudukan muka air tanah;

b. memeriksa sifat fisika, kandungan unsur kimia, biologi atau

radioaktif dalam air tanah;

c. mencatat jumlah volume air tanah yang dipakai atau diusahakan;

dan/atau

d. mengukur dan merekam perubahan lingkungan air tanah seperti

amblesan tanah.

(4) Pemantauan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan

secara berkala sesuai dengan jenis kegiatan pemantauan.

Pasal 21

(1) Bupati serta semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan

pendayagunaan air tanah melaksanakan konservasi air tanah dengan

mengacu kepada rencana pengelolaan air tanah pada wilayah CAT.

(2) Setiap pemegang izin pemakaian air tanah dan izin pengusahaan air

tanah wajib melaksanakan konservasi air tanah.

(3) Setiap kegiatan yang berpotensi mengubah atau merusak kondisi dan

lingkungan air tanah wajib melaksanakan konservasi air tanah.

Bagian Kelima

Pendayagunaan Air Tanah

Pasal 22

(1) Pendayagunaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e,

bertujuan untuk memanfaatkan air tanah dengan mengutamakan

pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat secara adil dan

berkelanjutan.

(2) Pendayagunaan air tanah dilaksanakan berdasarkan rencana pengelolaan

air tanah.

(3) Pendayagunaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan melalui:

a. penatagunaan;

b. penyediaan;

c. penggunaan;

Page 13: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

d. pengembangan; dan

e. pengusahaan air tanah.

(4) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pendayagunaan air tanah dengan

mengacu rencana pengelolaan air tanah pada wilayah CAT.

Pasal 23

(1) Penatagunaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3)

huruf a, ditujukan untuk menetapkan zona pemanfaatan air tanah dan

peruntukan air tanah pada CAT yang disusun berdasarkan zona

konservasi air tanah.

(2) Penetapan zona pemanfaatan air tanah dilakukan dengan

mempertimbangkan:

a. sebaran dan karakteristik akuifer;

b. kondisi hidrogeologis;

c. kondisi dan lingkungan air tanah;

d. kawasan lindung air tanah;

e. kebutuhan air bagi masyarakat dan pembangunan;

f. data dan informasi hasil inventarisasi pada CAT; dan

g. ketersediaan air permukaan.

(3) Zona pemanfaatan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

merupakan acuan dalam penyusunan rencana pengeboran, penggalian,

pemakaian, pengusahaan dan pengembangan air tanah serta penyusunan

rencana tata ruang wilayah.

Pasal 24

(1) Penyediaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3)

huruf b, dilakukan oleh Bupati.

(2) Penyediaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan air dari pemanfaatan air tanah untuk

berbagai keperluan sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya.

(3) Penyediaan air tanah pada setiap CAT dilaksanakan sesuai dengan

penatagunaan air tanah paling sedikit untuk memenuhi:

a. kebutuhan pokok sehari-hari;

b. pertanian rakyat;

c. sanitasi lingkungan;

d. industri;

e. pertambangan; dan

f. pariwisata.

Page 14: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

(4) Penyediaan air tanah untuk kebutuhan pokok sehari-hari merupakan

prioritas utama di atas segala keperluan lain.

Pasal 25

(1) Penggunaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3)

huruf c, ditujukan untuk pemanfaatan air tanah dan prasarana pada

CAT.

(2) Penggunaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas

pemakaian air tanah dan pengusahaan air tanah.

(3) Penggunaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

sesuai dengan penatagunaan dan penyediaan air tanah yang telah

ditetapkan pada CAT.

(4) Penggunaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

dengan mengutamakan pemanfaatan air tanah pada akuifer dalam yang

pengambilannya tidak melebihi daya dukung akuifer terhadap

pengambilan air tanah.

(5) Debit pengambilan air tanah ditentukan berdasar atas:

a. daya dukung akuifer terhadap pengambilan air tanah;

b. kondisi dan lingkungan air tanah;

c. alokasi penggunaan air tanah bagi kebutuhan mendatang; dan

d. penggunaan air tanah yang telah ada.

Pasal 26

(1) Pemakaian air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2),

merupakan kegiatan penggunaan air tanah yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, pertanian rakyat dan kegiatan

bukan usaha.

(2) Pemakaian air tanah untuk pertanian rakyat sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), hanya dapat dilakukan apabila air permukaan tidak mencukupi.

(3) Pemakaian air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

dilakukan setelah memiliki hak guna pakai air dari pemanfaatan air

tanah.

(4) Bupati memberikan izin pemakaian air tanah untuk hak guna pakai air

dari pemanfaatan air tanah untuk kegiatan bukan usaha sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

(5) Izin pemakaian air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat

diberikan kepada perseorangan, badan usaha, instansi Pemerintah atau

badan sosial.

Page 15: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Pasal 27

(1) Hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah diperoleh tanpa izin

apabila untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan

dan pertanian rakyat.

(2) Hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah untuk memenuhi

kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ditentukan sebagai berikut:

a. penggunaan air tanah dari sumur bor berdiameter kurang dari 2

(dua) inci atau kurang dari 5 cm;

b. penggunaan air tanah dengan menggunakan tenaga manusia dari

sumur gali; atau

c. penggunaan air tanah kurang dari 100 m3/bulan (seratus meter

kubik per bulan) per-kepala keluarga dengan tidak menggunakan

sistem distribusi terpusat.

(3) Hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah untuk memenuhi

kebutuhan pertanian rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ditentukan sebagai berikut:

a. sumur diletakkan di areal pertanian yang jauh dari pemukiman;

b. pemakaian tidak lebih dari 2 (dua) liter per detik per kepala keluarga

dalam hal air permukaan tidak mencukupi; dan

c. debit pengambilan air tanah tidak mengganggu kebutuhan pokok

sehari-hari masyarakat setempat.

Pasal 28

(1) Pengembangan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3)

huruf d, bertujuan untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi air tanah

guna memenuhi penyediaan air tanah.

(2) Pengembangan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian

rakyat.

(3) Pengembangan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya

dapat dilaksanakan selama potensi air tanah masih memungkinkan

diambil secara aman serta tidak menimbulkan kerusakan air tanah dan

lingkungan hidup.

(4) Pengembangan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

diselenggarakan berdasarkan rencana pengelolaan air tanah dan rencana

tata ruang wilayah.

Page 16: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

(5) Pengembangan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib

mempertimbangkan :

a. daya dukung akuifer terhadap pengambilan air tanah;

b. kondisi dan lingkungan air tanah;

c. kawasan lindung air tanah;

d. proyeksi kebutuhan air tanah;

e. pemanfaatan air tanah yang sudah ada;

f. data dan informasi hasil inventarisasi pada CAT; dan

g. ketersediaan air permukaan.

(6) Pengembangan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan

melalui tahapan kegiatan:

a. survei hidrogeologi;

b. eksplorasi air tanah melalui penyelidikan geofisika, pengeboran atau

penggalian eksplorasi;

c. pengeboran atau penggalian eksploitasi; dan

d. pembangunan kelengkapan sarana pemanfaatan air tanah.

Pasal 29

(1) Pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3)

huruf e, merupakan kegiatan penggunaan air tanah bagi usaha yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan:

a. bahan baku produksi;

b. pemanfaatan potensi;

c. media usaha; atau

d. bahan pembantu atau proses produksi.

(2) Pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

dilakukan sepanjang penyediaan air tanah untuk kebutuhan pokok

sehari-hari dan pertanian rakyat masyarakat setempat terpenuhi.

(3) Pengusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berbentuk:

a. penggunaan air tanah pada suatu lokasi tertentu;

b. penyadapan akuifer pada kedalaman tertentu; dan/atau

c. pemanfaatan daya air tanah pada suatu lokasi tertentu.

(4) Pengusahaan air tanah wajib memperhatikan:

a. rencana pengelolaan air tanah;

b. kelayakan teknis dan ekonomi;

c. fungsi sosial air tanah;

d. kelestarian kondisi dan lingkungan air tanah; dan

e. ketentuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

undangan.

Page 17: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Pasal 30

(1) Pengusahaan air tanah dilakukan setelah memiliki hak guna usaha air

dari pemanfaatan air tanah.

(2) Hak guna usaha air dari pemanfaatan air tanah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), diperoleh melalui izin pengusahaan air tanah yang

diberikan oleh Bupati.

(3) Izin pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat

diberikan kepada perseorangan atau Badan Usaha.

(4) Izin pengusahaan air tanah tidak diperlukan terhadap air ikutan

dan/atau pengeringan untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di bidang

pertambangan dan energi.

(5) Bupati sesuai dengan kewenangannya menetapkan alokasi penggunaan

air tanah pada CAT untuk pemakaian maupun pengusahaan air tanah.

Bagian Keenam

Pengendalian Daya Rusak Air Tanah

Pasal 31

(1) Pengendalian daya rusak air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

huruf f, bertujuan untuk mencegah, menghentikan atau megurangi

terjadinya amblesan tanah.

(2) Pengendalian daya rusak air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan dengan mengendalikan pengambilan air tanah dan

meningkatkan jumlah imbuhan air tanah untuk mengurangi penurunan

muka air tanah.

Pasal 32

(1) Untuk mencegah dan/atau menghentikan terjadinya amblesan tanah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1), dilakukan dengan

mengurangi pengambilan air tanah bagi pemegang izin pemakaian air

tanah atau izin pengusahaan air tanah pada zona kritis dan zona rusak.

(2) Untuk mengurangi terjadinya amblesan tanah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 31 ayat (1), dilakukan dengan membuat imbuhan buatan.

(3) Untuk menghentikan terjadinya amblesan tanah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dilakukan dengan menghentikan pengambilan air tanah.

(4) Bupati mengambil tindakan darurat dalam keadaan yang membahayakan

lingkungan, sebagai upaya pengendalian daya rusak air tanah.

(5) Tindakan darurat sebagaimana dimaksud ayat (4), dapat berupa :

a. penghentian kegiatan; dan

Page 18: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

b. penghentian sementara.

(6) Pelaku usaha bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan

sebagai akibat keadaan yang membahayakan lingkungan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4).

BAB VI

PERIZINAN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 33

(1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengambilan air tanah wajib

memiliki izin dari Bupati.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku apabila untuk

memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian

rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27.

(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) dan ayat (5).

Pasal 34

(1) Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1), terdiri atas :

a. izin pemakaian air tanah;

b. izin pengusahaan air tanah;

c. izin perusahaan pengeboran air tanah;

d. izin juru bor; dan

e. izin penggalian/pengeboran air tanah.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan setelah

memenuhi persyaratan.

Pasal 35

Izin Pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah paling sedikit harus

memuat :

a. nama pemohon;

b. alamat pemohon;

c. titik lokasi rencana pengeboran atau penggalian;

d. debit pemakaian atau pengusahaan air tanah; dan

e. ketentuan hak dan kewajiban.

Page 19: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Pasal 36

(1) Pemegang izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah wajib

melakukan pengeboran atau penggalian air tanah di lokasi yang telah

ditetapkan dalam perizinan.

(2) Pengeboran dan penggalian air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dilakukan oleh instansi pemerintah, perseorangan atau badan usaha

yang memenuhi kualifikasi dan klasifikasi untuk melakukan pengeboran

atau penggalian air tanah.

Pasal 37

(1) Setiap pemohon izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air

tanah yang mengambil air tanah dalam jumlah besar wajib melakukan

eksplorasi air tanah.

(2) Hasil eksplorasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan sebagai

dasar perencanaan yang meliputi :

a. kedalaman pengeboran atau penggalian air tanah;

b. penempatan saringan pada pekerjaan konstruksi; dan

c. debit dan kualitas air tanah yang akan dimanfaatkan.

Bagian Kedua

Tata Cara Memperoleh Izin

Pasal 38

Pemohon wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati untuk

memperoleh izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1).

Pasal 39

Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, dilengkapi dengan

persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1. izin pemakaian air tanah, yakni :

a. fotokopi KTP yang masih berlaku;

b. rekomendasi dari Lurah/Kepala Desa dan Camat;

c. surat kuasa yang sah dari pemohon yang bermaterai apabila

permohonan diwakilkan;

d. peta situasi sekurang-kurangnya skala 1:10.000;

e. rencana peruntukan dan kebutuhan debit/jumlah air yang akan

digunakan;

f. hasil analisa kualitas air yang masih berlaku dari Dinas

Kesehatan/laboratorium rujukan;

Page 20: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

g. hasil analisis uji pemompaan terhadap akuifer yang disadap dan

gambar konstruksi sumur berikut bangunan di atasnya;

h. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Lingkungan (UKL-UPL) atau Amdal;

i. rekomendasi kelayakan lingkungan dari Badan Lingkungan Hidup

Daerah;

j. fotokopi surat kepemilikan tanah atau apabila menggunakan tanah

milik pihak lain dilampiri surat kerelaan dari pemilik tanah dan

tanah tidak dalam sengketa;

k. surat pernyataan kesanggupan memasang meteran air;

l. fotokopi akta pendirian perusahaan beserta perubahan apabila

berbentuk badan;

m. fotokopi NPWP;

n. surat dukungan warga lingkungan sekitar apabila diperlukan; o. surat penyataan kesanggupan membayar pajak air tanah; dan

p. surat pernyataan kebenaran dokumen.

2. izin pengusahaan air tanah, yakni :

a. fotokopi KTP yang masih berlaku;

b. surat kuasa yang sah dari pemohon yang bermaterai apabila

permohonan diwakilkan;

c. peta situasi sekurang-kurangnya skala 1:10.000;

d. rencana peruntukan dan kebutuhan debit/jumlah air yang akan

digunakan;

e. hasil analisa kualitas air yang masih berlaku dari Dinas

Kesehatan/laboratorium rujukan;

f. hasil analisis uji pemompaan terhadap akuifer yang disadap dan

gambar konstruksi sumur berikut bangunan di atasnya;

g. dokumen UKL-UPL atau Amdal;

h. rekomendasi kelayakan lingkungan dari Badan Lingkungan Hidup

Daerah;

i. fotokopi Surat kepemilikan tanah atau apabila menggunakan tanah

milik pihak lain dilampiri surat kerelaan dari pemilik tanah dan

tanah tidak dalam sengketa;

j. surat pernyataan kesanggupan memasang meteran air;

k. fotokopi Akta pendirian perusahaan beserta perubahan apabila

berbentuk badan;

l. fotokopi NPWP;

m. surat dukungan warga lingkungan sekitar apabila diperlukan;

n. surat rekomendasi dari Lurah/Kepala Desa dan Camat;

Page 21: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

o. surat pernyataan kesanggupan membayar pajak air tanah; dan

p. surat pernyataan kebenaran dokumen.

3. izin perusahaan pengeboran air tanah, yakni :

a. fotokopi KTP yang masih berlaku;

b. rekomendasi dari Lurah/Kepala Desa dan Camat;

c. surat kuasa yang sah dari pemohon apabila pemohon diwakilkan;

d. surat pernyataan kepemilikan instalasi bor bermeterai;

e. foto instalasi bor berukuran 9 x 12 cm (Sembilan kali dua belas

centimeter) dan 4 x 6 cm (empat kali enam centimeter), masing-

masing sebanyak 3 (tiga) lembar;

f. data teknis instalasi bor (daftar isian terlampir);

g. salinan sertifikat klasifikasi dan sertifikat kualifikasi badan usaha

yang dikeluarkan oleh Asosiasi dan telah diregistrasi di LPJK;

h. fotokopi akta pendirian perusahaan dan perubahannya;

i. fotokopi NPWP;

j. pernyataan memiliki seorang juru bor yang mempunyai Surat Ijin

Juru Bor (SIBJ) yang ditunjukan dengan fotokopi salinan SIJB;

k. data tenaga ahli/asisten dalam bidang geologi atau di bidang

hidrogeologi; dan

l. surat pernyataan kebenaran dokumen.

4. izin juru bor (IJB), yakni :

a. fotokopi KTP calon juru bor yang masih berlaku;

b. salinan ijazah calon juru bor dengan pendidikan minimal SMU

(Sekolah Menegah Umum) atau sederajad;

c. pengalaman kerja calon juru bor lebih dari 3 (tiga) tahun di bidang

pengeboran air tanah (dilengkapi dengan bukti-bukti pengalaman

kerja);

d. fotokopi sertifikat keterampilan dan sertifikat keahlian kerja dari

asosiasi dan telah diregistrasi oleh LPJK;

e. pas foto calon juru bor ukuran 2 x 3 cm (dua kali tiga centimeter),

sebanyak 3 (tiga) lembar; dan

f. surat pernyataan kebenaran dokumen.

5. Izin Penggalian/Pengeboran Air Tanah, yakni :

a. fotokopi KTP yang masih berlaku;

b. rekomendasi dari Lurah/Kepala Desa dan Camat;

c. surat kuasa yang sah dan bermeterai apabila pemohon diwakilkan;

d. fotokopi surat kepemilikan tanah, apabila menggunakan tanah dari

pihak lain dilampiri dengan surat kerelaan dari pemilik dan tanah

tidak dalam sengketa;

Page 22: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

e. peta situasi dan peta topografi dengan skala sekurang-kurangnya

1:10.000 atau lebih besar yang memperlihatkan titik lokasi

penggalian atau pengeboran air tanah yang akan dilakukan;

f. informasi mengenai rencana penggalian atau pengeboran air tanah;

g. surat pernyataan kebenaran dokumen;

h. dokumen UKL-UPL sesuai ketentuan Perundang-undangan yang

berlaku;

i. fotokopi SIPPAT;

j. fotokopi STIB;

k. fotokopi SIJB yang masih berlaku;

l. data tenaga ahli/asisten dalam bidang geologi atau bidang

hidrogeologi; dan

m. persyaratan pada huruf h sampai dengan l hanya berlaku untuk izin

pengeboran air tanah.

Pasal 40

(1) Masa berlakunya izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)

huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d diberikan paling lama 3 (tiga) tahun

dan dapat diperpanjang.

(2) Masa berlakunya izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)

huruf e, diberikan paling lama 1 (satu) tahun atau hanya untuk 1 (satu)

kali kegiatan.

Pasal 41

(1) Perpanjangan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1), wajib

dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya surat izin.

(2) Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

diajukan dengan syarat-syarat :

1. surat izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah :

a. fotokopi KTP dari pemohon yang sah dan masih berlaku;

b. surat kuasa yang sah dari pemohon dan bermeterai apabila

permohonan diwakilkan;

c. surat izin pemakaian atau pengusahaan air tanah asli yang akan

berakhir masa berlakunya;

d. hasil analisa kualitas air yang masih berlaku dari laboratorium

rujukan;

e. bukti pembayaran pajak air tanah 1 (satu) tahun terakhir; dan

f. surat pernyataan telah memasang meteran air.

2. SIPPAT :

Page 23: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

a. fotokopi KTP dari pemohon yang sah dan masih berlaku;

b. surat kuasa yang sah dari pemohon dan bermeterai apabila

permohonan diwakilkan;

c. SIPPAT asli yang akan berakhir masa berlakunya; dan

d. fotokopi sertifikasi klasifikasi dan sertifikat kualifikasi badan

usaha yang dikeluarkan oleh asosiasi dan telah diregistrasi di

LPJK.

3. SIJB :

a. fotokopi KTP dari pemohon yang sah dan masih berlaku;

b. surat kuasa yang sah dari pemohon dan bermeterai apabila

permohonan diwakilkan;

c. SIJB asli yang akan berakhir masa berlakunya;

d. surat keterangan berbadan sehat dari dokter; dan

e. sertifikasi klasifikasi dan sertifikat kualifikasi badan usaha yang

dikeluarkan keterampilan kerja atau kualifikasi kerja yang telah

mendapat penilaian ulang dari asosiasi dan telah diregistrasi

oleh LPJK.

Pasal 42

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pemberian izin sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 38 sampai dengan Pasal 41 diatur dengan Peraturan

Bupati.

Bagian Ketiga

Hak dan Kewajiban Pemegang Izin

Pasal 43

(1) Setiap Pemegang Izin Pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf a dan huruf b, berhak

untuk memperoleh dan menggunakan air tanah sesuai dengan ketentuan

yang tercantum dalam izin.

(2) Setiap pemegang izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf

b, huruf c dan huruf d, berhak untuk melakukan kegiatan sesuai dengan

ketentuan yang tercantum dalam izin dan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 44

(1) Setiap pemegang izin pemakaian air tanah dan pemegang izin

pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1),

wajib :

Page 24: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

a. menyampaikan laporan hasil kegiatan pengeboran atau penggalian

air tanah kepada Bupati;

b. menyampaikan laporan debit pemakaian atau pengusahaan air tanah

setiap bulan kepada Bupati;

c. memasang meteran air pada setiap sumur produksi untuk

pemakaian atau pengusahaan air tanah; dan

d. setiap pemegang izin pengusahaan air tanah wajib memberikan air

paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari batasan debit pemakaian

atau pengusahaan air tanah yang ditetapkan dalam izin bagi

pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat setempat.

(2) kewajiban memberikan air paling sedikit 10% (sepuluh persen)

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, ditempatkan pada lokasi

yang dapat dijangkau oleh masyarakat setempat.

(3) Setiap pemegang SIPPAT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1),

huruf c, wajib :

a. melakukan kegiatan sesuai dengan ketentuan teknis;

b. melakukan kegiatan sesuai permohonan; c. menyampaikan laporan hasil kegiatan kepada Bupati; dan

d. menciptakan rasa aman dan hubungan yang harmonis dengan

lingkungan tempat melakukan kegiatan.

(4) Setiap pemegang SIJB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)

huruf d, wajib melaporkan setiap perubahan domisili.

(5) Setiap pemegang izin penggalian/pengeboran air tanah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf e, wajib :

a. melakukan kegiatan sesuai ketentuan teknis;

b. melakukan kegiatan untuk sesuai permohonan; c. menyampaikan laporan hasil kegiatan kepada Bupati;dan d. menciptakan rasa aman dan membina hubungan yang harmonis

dengan lingkungan tempat melakukan kegiatan.

Pasal 45

Setiap pemegang izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1), dilarang:

a. menyerahkan atau memindahtangankan izin, sebagian atau seluruhnya

kepada pihak lain;

b. menggunakan izin tidak sesuai dengan peruntukannya;

c. melakukan kegiatan selain pada lokasi yang tercantum dalam izin;

d. melakukan kegiatan dalam radius 200 (dua ratus) meter dari lokasi

kemunculan mata air;

e. mengambil air dari sumur produksi sebelum meteran air; dan

Page 25: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

f. mengubah ketentuan teknis sehingga menyimpang dari izin yang

diberikan tanpa mengajukan izin baru.

Bagian Keempat Berakhirnya Izin

Pasal 46

(1) Izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah berakhir

karena :

a. habis masa berlakunya dan tidak diajukan perpanjangan;

b. izin dikembalikan; atau

c. izin dicabut.

(2) Berakhirnya izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak membebaskan kewajiban

pemegang izin untuk memenuhi kewajiban yang belum terpenuhi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

SISTEM INFORMASI AIR TANAH DAN PEMBIAYAAN

Bagian Kesatu

Sistem Informasi Air Tanah

Pasal 47

(1) Bupati menyelenggarakan sistem informasi air tanah untuk mendukung

pengelolaan air tanah.

(2) Informasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi data

dan informasi mengenai :

a. konfigurasi CAT;

b. hidrogeologi;

c. potensi air tanah;

d. konservasi air tanah;

e. pendayagunaan air tanah;

f. kondisi dan lingkungan air tanah;

g. pengendalian dan pengawasan air tanah;

h. kebijakan dan pengaturan di bidang air tanah; dan

i. kegiatan sosial ekonomi budaya masyarakat yang terkait dengan air

tanah.

(3) Pengelolaan sistem informasi air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dilakukan melalui tahapan:

a. pengambilan dan pengumpulan data;

Page 26: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

b. penyimpanan dan pengolahan data;

c. pembaharuan data; dan

d. penerbitan serta penyebarluasan data dan informasi.

Bagian Kedua Pembiayaan

Pasal 48

(1) Pembiayaan pengelolaan air tanah ditetapkan berdasarkan kebutuhan

nyata pengelolaan air tanah.

(2) Jenis pembiayaan pengelolaan air tanah, meliputi:

a. biaya sistem informasi;

b. biaya perencanaan;

c. biaya pelaksanaan konstruksi;

d. biaya operasi dan pemeliharaan; dan

e. biaya pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan masyarakat.

(3) Biaya sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,

merupakan biaya yang dibutuhkan untuk pengambilan dan

pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan, pembaharuan, penerbitan

serta penyebarluasan data dan informasi air tanah.

(4) Biaya perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,

merupakan biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan penyusunan kebijakan

teknis, strategi pelaksanaan dan rencana pengelolaan air tanah.

(5) Biaya pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

c, merupakan biaya untuk penyediaan sarana dan prasarana pada CAT

dalam kegiatan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak

air tanah.

(6) Biaya operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf d, merupakan biaya untuk pemeliharaan CAT serta operasi dan

pemeliharaan prasarana pada CAT.

(7) Biaya pemantauan, evaluasi dan pemberdayaan masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf e, merupakan biaya yang dibutuhkan untuk

memantau dan mengevaluasi pengelolaan air tanah serta pembiayaan

untuk pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air tanah.

Pasal 49

(1) Sumber dana untuk membiayai kegiatan pengelolaan air tanah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dapat berupa:

a. anggaran Pemerintah Daerah; dan

b. anggaran swasta.

Page 27: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

(2) Anggaran Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a, bersumber dari APBD untuk membiayai kegiatan pengelolaan air tanah

pada CAT.

(3) Anggaran swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

bersumber dari anggaran swasta atas peran sertanya dalam pengelolaan

air tanah.

BAB VIII

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Pasal 50 Bupati melakukan pengendalian atas penggunaan air tanah.

Pasal 51

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan air tanah

ditujukan untuk menjamin kesesuaian antara penyelenggaraan

pengelolaan air tanah dengan peraturan perundang-undangan terutama

menyangkut ketentuan administratif dan teknis pengelolaan air tanah.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan terhadap pelaksanaan :

a. konservasi air tanah;

b. pendayagunaan air tanah;

c. pengendalian daya rusak air tanah; dan

d. sistem informasi air tanah.

Pasal 52

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan

pengelolaan air tanah, terutama berkaitan dengan ketentuan dalam izin

pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan terhadap :

a. pelaksanaan pengeboran atau penggalian air tanah, pemakaian

dan/atau pengusahaan air tanah;

b. kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan air tanah;

dan

c. pelaksanaan UKL -UPL atau AMDAL.

Page 28: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

BAB IX SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 53

(1) Setiap pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 17 ayat (6) huruf a dan huruf b, Pasal 21 ayat (2) dan ayat

(3), Pasal 27 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 36 ayat (1), Pasal 37 ayat (1), Pasal

44 dan Pasal 45 akan dikenakan sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa :

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara seluruh kegiatan; dan

c. pencabutan izin.

Pasal 54

(1) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 53 ayat (2) huruf a, dikenakan kepada pemegang izin yang

melakukan pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

45.

(2) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dikenakan sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut

masing-masing untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.

(3) Pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajibannya setelah

berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), dikenakan sanksi penghentian sementara

seluruh kegiatan.

(4) Sanksi administratif berupa penghentian sementara seluruh kegiatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dikenakan untuk jangka waktu 3

(tiga) bulan.

(5) Pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajibannya setelah

berakhirnya jangka waktu penghentian sementara seluruh kegiatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dikenakan sanksi pencabutan izin.

Pasal 55

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pengenaan sanksi administratif

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dan Pasal 54, diatur dengan Peraturan

Bupati.

Page 29: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 56

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah

diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan

tindak pidana di bidang ESDM sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah Pejabat Pegawai

Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintahan Daerah yang diangkat

oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

dalam melaksanakan tugas penyidikan, berwenang :

a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya

tindak pidana;

b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan

tentang adanya tindak pidana sumber daya air;

c. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai

saksi/tersangka dalam tindak pidana sumber daya air;

d. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan usaha yang

diduga melakukan tindak pidana sumber daya air;

e. melakukan penyitaan/penyegelan alat kegiatan/benda dan/atau

surat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana sebagai alat

bukti;

f. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana ESDM;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan pada saat pemeriksaan berlangsung dan memeriksa

identitas orang, benda/dokumen yang dibawa;

h. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya

dengan pemeriksaan perkara;

i. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk

dari penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa

tersebut bukan merupakan tindak pidana;

j. membuat dan menandatangani berita acara dan mengirimkannya

kepada Penyidik POLRI; dan

Page 30: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.

(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya sebagai

penyidik berada dibawah koordinasi Penyidik POLRI.

BAB XI KETENTUAN PIDANA

Pasal 57

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 33 ayat (1) dan Pasal 45, diancam dengan pidana kurungan paling

lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000.- (lima

puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah pelanggaran.

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 58

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka izin yang telah

diterbitkan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini, masih tetap berlaku

sampai dengan berakhirnya izin.

BAN XIII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 59

Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini, ditetapkan paling lambat 1 (satu)

tahun sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini.

Page 31: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Pasal 60

Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Manggarai.

Ditetapkan di Ruteng pada tanggal 10 Mei 2014

BUPATI MANGGARAI, TTD CHRISTIAN ROTOK

Diundangkan di Ruteng pada tanggal 10 Mei 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MANGGARAI, TTD MANSELTUS MITAK

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, Bour Maximus,SH

Pembina Tingkat I NIP. 19630224 199003 1 006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2014 NOMOR 03. NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR : 003/2014.

PENJELASAN ATAS

Page 32: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 03 TAHUN 2014

TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

I. UMUM Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau

batuan di bawah permukaan tanah, dan merupakan karunia Tuhan yang

sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu merupakan

kewajiban bagi kita bersama untuk memanfaatkan sumber daya alam

tersebut secara adil dan bijaksana untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-

Undang Dasar 1945.

Pengambilan air tanah dalam rangka pemenuhan kebutuhan air

minum baik rumah tangga maupun pembangunan semakin meningkat

sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan kegiatan

pembangunan. Hal tersebut berpotensi menimbulkan berbagai persoalan

yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak dilakukan pengelolaan

secara bijaksana.

Secara teknis air tanah termasuk sumber daya alam yang dapat

diperbaharui, namun demikian dibutuhkan waktu yang sangat lama.

Pengambilan air tanah yang melampaui kemampuan pengimbuhannya

dapat mengakibatkan terjadinya krisis air tanah, terutama air tanah

dalam.

Pengaturan perizinan air tanah diarahkan untuk menata

penerapan hak guna air dari pemanfaatan air tanah. Pada prinsipnya izin

di bidang air tanah berfungsi sebagai legalisasi atas kepemilikan hak guna

air dari pemanfaatan air tanah sekaligus sebagai alat pengendali dalam

penggunaan air tanah. Hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah

sepanjang untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi

perseorangan atau bagi pertanian rakyat berdasarkan persyaratan

tertentu, diperoleh tanpa izin. Hak guna pakai air yang pemanfaatan air

tanahnya dilakukan dengan cara mengebor, menggali air tanah atau

penggunaannya mengubah kondisi dan lingkungan air tanah dan dalam

jumlah besar diperoleh harus dengan izin. Demikian pula dengan hak

guna usaha air dari pemanfaatan air tanah harus diperoleh dengan izin.

Pengaturan sistim informasi air tanah ditujukan untuk

menyimpan, mengolah, menyediakan, dan menyebarluaskan data dan

informasi air tanah dalam upaya mendukung pengelolaan air tanah. Data

Page 33: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

dan informasi tersebut diperoleh dari kegiatan inventarisasi, baik melalui

pemetaan, penyelidikan, penelitian, eksplorasi maupun evaluasi data.

Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi wewenang dan

tanggungjawab, kegiatan pengelolaan, perizinan, sistim informasi air

tanah dan pembiayaan, pengawasan dan pengendalian.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Yang dimaksud dengan “pihak lain” instansi atau lembaga, baik

Pemerintah maupun swasta seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI), Perguruan Tinggi atau badan usaha yang

mempunyai kompetensi dibidang air tanah. Penugasan kepada

Page 34: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

pihak lain dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

ayat (1)

Cukup jelas.

ayat (2)

Cukup jelas.

ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan kebutuhan “pokok sehari-hari”

mencakup keperluan air minum, masak, mandi, cuci, peturasan

dan ibadah.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Page 35: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Page 36: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

Page 37: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Pasal 60

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 003.

Page 38: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI MANGGARAI

NOMOR 13.c TAHUN 2014

TENTANG

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANGGARAI,

Menimbang : a. bahwa bahwa demi kelancaran pelaksanaan Peraturan

Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 03 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Air Tanah, maka perlu menetapkan

peraturan pelaksanannya;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai

Nomor 03 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah

Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan

Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4377);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Page 39: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air

Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4859 );

6. Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor

13 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rancangan

Penetapan Cekungan Air Tanah (CAT);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 03 Tahun

2014 tentang Pengelolaan Air Tanah (Lembaran Daerah

Kabupaten Manggarai Tahun 2014 Nomor 03, Tambahan

Lembaran Kabupaten Manggarai Nomor 003);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH.

Pasal 1

Melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 03 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Air Tanah.

Pasal 2

Memerintahkan Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai untuk mengundangkan Peraturan Daerah dimaksud dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai.

Pasal 3 Menugaskan Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai untuk mengambil langkah koordinasi dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Manggarai, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manggarai dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai untuk mengambil langkah operasional dalam rangka kelancaran pelaksanaan Peraturan Daerah dimaksud.

Page 40: BUPATI MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR … filebupati manggarai provinsi nusa tenggara timur salinan peraturan daerah kabupaten manggarai nomor 03 tahun 2014 tentang pengelolaan

Pasal 4 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Manggarai.

Ditetapkan di Ruteng pada tanggal 10 Mei 2014 BUPATI MANGGARAI, TTD CHRISTIAN ROTOK

Diundangkan di Ruteng pada tanggal 10 Mei 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MANGGARAI, TTD MANSELTUS MITAK Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, Bour Maximus,SH Pembina Tingkat I NIP. 19630224 199003 1 006 BERITA DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2014 NOMOR 13.c