LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA MIKROBIA
OLEH :
NAMA : RINI WIDYAWATI
NIM : H1E108061
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : NOOR HARIYATI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
Oktober, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir tidak lebih dari satu abad yang lalu, beberapa tokoh besar ilmu
terkena cemoohan karena mengemukakan bahwa infeksi disebabkan oleh
organisme yang terlalu kecil untuk dapat dilihat, dan lebih penting lagi, bahwa
para dokter sendiri sering bertanggung jawab terhadap penularan infeksi dari satu
pasien ke pasien lainnya. Daftar tokoh ini mencakup Pasteur, yang membuktikan
bahwa mikroorganisme dapat menimbulkan penyakit ; Semmelweis yang dituntut
oleh profesi kedokteran karena menekankan agar para dokter mencuci tangannya
sebelum operasi ; Koch, yang mengisolasi banyak agen penyebab penyakit dan
membuat serangkaian aturan (pastulat Koch) untuk diikuti untuk membuktikan
apakah organism tertentu menyebabkan penyakit. Lister yang berjasa karena
pembedahan antiseptik yang pertama, yang disini ia menyemprotkan fenol encer
(asam karbol) di udara ruangan operasi selama pembedahan. Lebih banyak nama
dapat disebutkan tetapi untuk tujuan kita ini cukup untuk menyatakan bahwa
pengetahuan kita tentang pengendalian mikroorganisme dimulai dari 100 tahun
yang lalu, dan prosedur yang digunakan kini adalah hasil dari informasi yang
diperoleh melaui studi dan pengalaman (Dwidjeseputro, 2005).
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang
praktikum mikrobiologi adalah prinsip “sterilisasi”. Sterilisasi berarti proses
pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme. Dalam kegiatan
penelitian mikroba, digunakan alat dan medium yang steril, maka sterilisasi ini
adalah usaha untuk membebaskan alat atau bahan-bahan dari segala macam
kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba (Anaya, 2009).
Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi
tergantung mikroba yang mengimbanginya. Sumber nutrien bisa berasal dari
alamiah maupun buatan seperti campuran zat-zat kimiawi. Media dituang ke
dalam wadah-wadah selain sesuai juga disterilkan sebelum digunakan. pH
medium perlu disesuaikan dan ditentukan dengan nilai yang optimum bagi
pertumbuhan mikroba (Anaya, 2009).
Sebelum melakukan suatu percobaan maupun penelitian, suatu alat yang
akan digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua
bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan
suatu proses untuk mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda.
Proses sterilisasi dapat dibedakan dalam 3 macam, yakni :
1. Penggunaan panas, terbagi 2 yaitu:
Pemijaran, dengan menggunakan alat pijar seperti dengan gas bunsen dan
spiritus.
Udara panas, untuk alat laboratorium yang terbuat dari gelas.
2. Penyaringan, dengan berkefeld filter, tabung asbes zeitz dan cakram seloluse
asetat poreus. Cara ini digunakan untuk bahan cair yang bersifat termolabil.
Selain itu juga digunakan uap air panas dan uap air panas bertekanan.
3. Penggunaan bahan kimia, bahan yang menajdi rusak jika disterilkan pada suhu
tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas atau dengan
radiasi. Beberapa senyawa kimia yang digunakan untuk sterilisasi yaitu
etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin
(Hadioetomo, 1993).
Medium pertumbuhan mikrobia adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran nutrien yang diperlukan mikrobia untuk pertumbuhannya. Dengan
menggunakan bahan medium pertumbuhan, aktivitas mikrobia dapat dipelajari
dan dengan menggunakan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikrobia
menjadi biakan murni. Pada dasarnya bahan-bahan untuk pertumbuhan medium
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu bahan dasar yang meliputi air,
agar yang bersifat tidak diuraikan oleh mikrobia, gelatin yang merupakan protein
yang dapat diuraikan oleh mikrobia, dan silika gel yaitu bahan yang mengandung
natrium silikat khusus untuk menumbuhkan mikrobia yang bersifat obligat
autotrof, unsur-unsur nutrien yang dapat diambil dari bahan alam, meliputi
karbohidrat, lemak dan asam-asam organik, sumber nitrogen yang mencakup
pepton dan protein, garam-garam kimia (K, Na, Fe dan Mg), vitamin, dan sari
buah, ekstrak sayuran dan susu. Serta bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang
sengaja ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan tertentu seperti indikator
maupun antibiotic (Schlegel, 1993).
Berdasarkan komposisi kimiawi medium dikenal medium sintetik, medium
semi sintetis dan medium non sintetik atau komplek. Komposisi kimiawi medium
sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang
kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Medium semacam ini dapat
diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Medium
semi sintesis komposisi zat kimianya hanya diketahui sebagian saja. Sedangkan
komposisi medium non- sintetik tidak diketahui dengan pasti komposisinya (Lay,
1992).
Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung pada
keperluannya. Misalnya medium cair seperti kaldu nutrient atau kaldu glukosa
dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organisme dalam
jumlah besar, penelaahan fermentasi dan berbagai macam uji. Bila diinginkan
medium padat dapat ditambahkan bahan pemadat ke dalam medium kaldu.
Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi
koloni dan mengisolasi biakan murni. Sedangkan medium dengan konsistensi
pertengahan disebut medium setengah padat. Kegunaanya antara lain untuk
menguji ada tidaknya motilitas dan kemampuan fermentasi. Medium setengah
padat seringkali mengandung baik gelatin maupun agar-agar namun dalam
konsentrasi lebih kecil daripada medium padat (Hadioetomo, 1993).
Perlu ditambahkan bahan pengkaya (enrichment cultures) ke dalam
medium agar dapat menjadi penunjang media yang belum memenuhi persyaratan
tumbuh mikrobia berupa nutrient dan mengkondisikan lingkungan pertumbuhan
mikrobia lebih sempurna. Pengaturan pH dan suhu juga harus dilakukan dalam
pembuatan medium biakan mikrobia. Tujuannya adalah untuk menciptakan
kondisi medium yang sesuai dengan persyaratan tumbuh mikrobia yang spesifik
(Hadioetomo, 1993).
1.2 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari proses sterilisasi dan
tahapan preparasi media tumbuh mikroba.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 10.45-13.00 WITA, hari Selasa tanggal
5 Oktober 2010. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Lab. Dasar FMIPA
UNLAM, Banjarbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu ukur, erlenmeyer,
hot plate, magnetic stir, neraca analitik, otoklaf, dan inkubator.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah nutrien agar,
kentang dan aquades.
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Pembuatan Medium Nutrient Agar (NA)
Adapun prosedur kerja pada pembuatan medium Nutrient Agar (NA)
adalah sebagai berikut :
1. Aquades dimasukkan kedalam gelas ukur 500 ml
2. Dituangkan aquades tersebut ke dalam erlenmeyer
3. Disiapkan 11,5 gram nutrient agar
4. Disiapkan hot plate
5. Diletakkan erlenmeyer berisi aquades di atas hot plate
6. Dimasukkan magnetic stir
7. Dimasukkan 11,5 gram NA
8. Diatur secara bertahap. Apabila larutan mendidih atau berbuih maka
temperatur diturunkan dan media diangkat.
9. Media dimasukkan ke dalam otoklaf untuk sterilisasi kemudian
10. Diinkubasi paling sedikit 2 x 24 jam.
2.3.2 Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Adapun prosedur jerja pada pembuatan medium Potato Dextrose Agar
(PDA) adalah sebagai berikut :
1. Disediakan 19,5 gram PDA
2. Bahan yang telah ditimbang dilarutkan dalam aquades dan diaduk hingga 500
ml, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer, dan diletakkan di atas hot
plate
3. Magnetic stir dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian dipanaskan hingga
sebelum mendidih. Magnetic stir akan berputar dan berfungsi
menghomogenkan larutan
4. Media PDA diangkat
5. Media disterilkan menggunakan otoklaf pada temperatur 121° C, tekanan 1-2
atm selama 15 menit
6. Media yang sudah steril dapai dibuat dalam berbagai bentuk.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini adalah
Tabel 1. Hasil Praktikum
No Nama Media Warna Media Gambar
1. Nutrient Agar Kuning bening
Komposisi:
Bacterial pepton 5 gr/l
Meal extract 3 gr/l
Agar 15 gr/l
2. Potato Dextrose Agar Kuning pucat
Komposisi:
PDA 39 gr dalam 1
liter dibuat 500 ml =
19,59 gr
3.2 Pembahasan
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
teradapat pada suatu benda. Sterilisasi merupakan suatu hal yang penting dalam
bidang ilmu mikrobiologi. Hal ini disebabkan karena untuk membuat kultur atau
biakan murni suatu jenis mikroba, semua bahan dan peralatan harus dalam
keadaan steril. Untuk melakukan sterilisasi terhadap bahan-bahanpraktikum
berupa bahan cair, seperti ekstrak enzim, serum, toksin bakteri dan medium
pertumbuhan dilakukan dengan proses penyaringan sterilisasi terhadap bahan-
bahan berair yang tidak tahan panas ataau suhu tinggi seperti broth medium,
ekstrak buah atau sayur dilakukan dengan pemanasan (uap air panas)
menggunakan dandang atau disebut tyndalisasi. Untuk sterilisasi mikroba,
umumnya dengan menggunakan otoklaf karena lebih praktis dan efesien. Selain
itu sterilisasi dapat juga dengan mengguanakan bahan kimia seperti etilen oksida
dan beta propiolakton serta dapat juga dilakukan dengan cara radiasi.
Sterilisasi terhadap peralatan praktikum umumnya dapat dilakukan dengan
cara pemanasan menggunakan alat pijar, oven, (alat-alat yanag terbuat darai gelas)
dan otoklaf atau dapat juga dengan memberi senyawa kimia (untuk cawan plastik,
pipet dan jaringan hidup) serta dengan pemberiaan radiasi. Sebelum pembuatan
media ini dilakukan sterilisasi dengan tujuan menghilangkan mikroba atau kuman
yang dapat mengakibatkan rusaknya media biakan murni. Oleh karena itu, semua
peralan dan bahan yang digunakan harus disterilisasikan.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Mikroba dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu media tersebut
memenuhi syarat-syarat yaitu : harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan,
dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan tidak
mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dan harus
berada dalam kondisi steril sebelum digunakan
Berdasarkan komposisi kimiawi medium dikenal medium sintetik, medium
semi sintetis dan medium non sintetik atau komplek. Komposisi kimiawi medium
sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang
kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Medium semacam ini dapat
diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Medium
semi sintesis komposisi zat kimianya hanya diketahui sebagian saja. Sedangkan
komposisi medium non- sintetik tidak diketahui dengan pasti komposisinya.
Nutrien agar digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme
yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. NA merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Potato Dextrose Agar digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi
yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam
suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga
baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri.
Medium yang dibuat dalam praktikum ini adalah medium nutrient agar, dan
potato dextrose agar. Media nutrient memiliki komposisi utama yaitu beef extract
dan pepton yang dilarutkan bersama aquades sampai homogen sedangkan medium
PDA terbuat dari potato ekstrak, glokusa dan agar . Setelah digunakan penangas
air hingga. Untuk media agar penyaringannya harus dilakukan dalam keadaan
panas karena dalam keadaan dingin bahan ini akan membeku.
Pembuatan medium nutrient agar dilakukan dengan melarutkan nutrient agar
sebanyak 11,5 g dengan aquadest 500 ml. Larutan ini berwarna kuning keruh
namun belum homogen, sehingga perlu dihomogenkan dengan menggunakan
magnetic stirrer. Kemudian dipanaskan diatas hot plate. Diatur antara kecepatan
pengadukan dan kenaikan suhu sampai mendidih, diangkat dan didinginkan
hingga terlihat perubahan warna larutan medium menjadi kuning bening.
Selanjutnya, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan autoklaf bertekanan 15 psi
selama 15 menit suhu 121C.
Pembuatan medium PDA dilakukan dengan melarutkan PDA bubuk
sebanyak 19,5 gram dengan aquades sebanyak 500 ml yang kemudian diaduk
dengan magnetic stirer di atas hot plate. Untuk hasil yang terjadi terhadap medium
PDA yang sebelum disterilisasi dengan autoklaf warna medium berwarna keruh
kecoklatan. Setelah dilakukan sterilisasi, maka larutan medium berwarna kuning
cerah.
Medium NA, pada tahap akhir berwarna kuning bening dan medium PDA
pada tahap akhir berwarna kuning pucat. Meskipun bahan utama agar-agar adalah
gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus
Gelidium, namun sebagian besar mikroorganisme tidak dapat menggunakannya
sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat.
Sedangkan dalam pembuatan medium PDA intinya juga sangat diperhatikan
tentang kesterilannya yang biasanya meggunakan autoklaf pada suhu 1210C
tekanan 1-2 atm. Suhu optimal maka mikrobia dapat tumbuh dengan baik.
Penyaringan juga dilakukan. Hal yang membedakan dengan medium nutrient
tentunya adalah bahan yang digunakan dalam hal ini adalah potato ekstrak.
Pembuatan media harus diperhatikan bahwa bahan-bahan yang
dipergunakan merupakan bahan baku standar. Hal ini dilakukan agar hasil yang
diperoleh dari pengujian mikroba tidak dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
digunakan, sehingga di manapun percobaan tersebut dilakukan akan memperoleh
hasil yang sama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan dalam 3 macam,
yaitu pemanasan, bahnan kimia dan penyaringan.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan komposisi kimiawi medium dikenal medium
sintetik, medium semi sintetis dan medium non sintetik atau komplek. Medium
nutrien agar digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang
tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof sedangkan medium Potato
Dextrose Agar digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan
kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu
sampel atau produk makanan.
Medium yang dibuat dalam praktikum ini adalah medium nutrient agar, dan
potato dextrose agar. Media nutrient memiliki komposisi utama yaitu beef extract
dan pepton yang dilarutkan bersama aquades sampai homogen sedangkan medium
PDA terbuat dari potato ekstrak. Media NA yang digunakan pada praktikum ini
adalah 15 g sedangkan media PDA 19,5 g.
4.2 Saran
Sebaiknya diusahakan agar semua langkah-langkah kerja yang ada pada
modul petunjuk praktikum dapat dilakukan. Agar materi yang dipraktikumkan
bisa lebih dimengerti dan memudahkan praktikan dalam memperoleh data hasil
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anaya. 2010. Biakan Murni dan Sterilisasi.http://www.e-dukasi.net/index.phpDiakses tanggal 10 Oktober 2010.
Dwidjeseputro, D. 2005. Dasar–Dasar Mikrobologi. Djambatan, Jakarta.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lay,B.W dan S. Hastowo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Pers, Jakarta.
Schlegee, H.G. 1996. General Microbiology. Cambridge University Press, Australia.