BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi berdampak semakin terbuka untuk saling mengisi dan melengkapi. Era
globalisasi sangat erat keadaanya dengan transparasi atau keterbukaan. Arus globalisasi tidak
dapat dibanding karena itu kita harus ikuti dan kita tangkap sebagai peluang. Kita hendaknya
dapat memanfaatkan globalisasi dalam hal yang positif. Dan yang perlu dihindari dalam arus
globalisasi adalah sikap asal meniru terhadap perubahan dan proses yang tengah dihadapi.
Keahlian seseorang pada dasarnya mengandung unsure pengetahuan, tehnik dan kiat.
Yang menjadi factor utama dalam penentuan kadar keahlian seseorang itu dikuasai melalui
cara mengerjakan praktek kejuruan yang telah disajikan disekolah yang dilengkapi dengan
peralatan yang lengkap serta modern.
Dengan adanya sekolah menengah kejuruan kita dapat melaksanakan praktek kerja
dunia/ industry, yang biasa orang bilang system pendidikan ganda. Salah satu modal
pendidikan yang paling baik adalah mendekati kesemangan antara pediaan dan permintaan
ketenaga kerjaan sesuai dengan kebijakan departemen pendidikan nasional.
SMK Negeri 1 Rancah senantiasa berusaha untuk membentuk siswa- siswi yang
efektif, madiri, bertanggung jawab dan lain – lain. Maka pihak sekolah mengharuskan agar
siswa – siswinya melaksanakan praktek kerja industry upaya dalam meningkatkan
kompetensi siswa serta wawasan dan pengalaman dan agar siswa – siswi bisa tahu
bagaimana dunia kerja itu sebenarnya.
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
Karena banyak sesuatu hal yang berkaitan dengan kegiatan – kegiatan dikantor DPRD
kabupaten ciamis serta kurangnya sumber pengetahuan yang kami ketahui sehingga dalam
penyusunan laporan ini kami membatasi pokok permaslahan/ poko pembahasan mengenai
penataan Arsip dan pengendalian naskah dinas dikantor DPRD kabupaten ciamis.
1.4 Perumusan Masalah
Supaya tidak terjadi kesimpang siuran, maka penulis merumuskan penyusunan laporan ini
sebagai berikut :
1. Apa arti penataan ?
2. Apa saja penataan kartu kendali ?
3. Apa saja tingkat – tingkat penaaan Arsip / berkas dinamis aktif diunit pengolah dan
kearsipan ?
4. Apa saja tihap – tahap pelaksanaan arsip dinamis in aktif
5. Apa arti naskah dinas, kartu kendali, dan penciptaan naskah dinas?
1.5 Tujuan Penulisan Laporan
1.5.1 Tujuan Praktek Kerja Industri
Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas , yaitu tenaga kerja yang memiliki
tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang tinggi yang sesui dengan
tuntutan lapangan kerja.
Meningkatkan efektifitas dan efisien proses pedidikan dan pelatihan kerja yang
berkualitas.
Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
mana dari proses pendidikan.
1.5.2 Tujuan Penyusunan Laporan
Untuk menegetahui perkembangan siswa selama praktek kerja industry.
Sebagai mana penanggung jawab atas tugas yang di berikansekolah kepada
siswa sehubungan dengan pealaksanaan praktek kerja industry.
Sebagai latiha bagi siswa dalam membuat sebuah laporan kegiatan.
Sebagai bukti tertulis siswa telah melakukan praktek yang dilakuan di dunia
industry.
Sebagai latihan bagi siswa dalam membuat sebuah laporan kegiatan.
Sebagai bukti tertulis siswa telah melakukan praktek yang dilakukan
didunia industri.
Sebagai syarat mengikuti Ujian Nasional serta dapat mengikuti
perkembangan siswa selama mengikuti praktek didunia usaha/ industry dan
iinstansi.
Sebagai siswa yang mampu memahami, mamantapkan dan mengembangkan
pelajaran yang diperoleh disekolah maupun pengalaman, serta dapat
menerapka dalam dunia industry.
1.6 Manfaat Penulisan Laporan
1. Untuk menambah wawasan
2. Untuk menambah pengetahuan dan memahami lebih jauh tentang tata kearsipan daan
penataan arsip atau berkas dikantor DPRD
3. Untuk mengetahui kebih dalam tentang situasi dan kondisi dunia kerja yang sebenarnya.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penataan
Penataan adalah kegiatan mengatur dan menata dalam suatu susunan yang sistematis
dengan ememperhatikan keguanaan bentuk dan sifat.
Penatann dibutuhkan dalam rangka tertib administrasi, tertib administrasi sangat
diperlukan disetiap instansi pemerintah maupun swasta. Dengan tertib administasi semua
arsip surat masuk maupun surat keluar kapan pun dibuat, apabila diperlukan ada datanya.
Penataan harus dilaksanakan secara sistematis dengan memeprhatikan jenis surat dan
sifat surat tersebut. Apabila penataan dilaksansakan dengan baik dan benar akan tercipta
kearsipan yang tertata dan tersusun rapih dan tertib.
2.2 Macam – Macam Penataan Kartu Kendali
2.2.1 Penataan Kartu Kendali
Setiapa menyusun kartu kendali terlebih dahulu dimasukan ke dalam folder
kecil, setiap folder terdiri dari satu masalah dan tab folder selalu berada di ujung
kanan, sehingga apabila disusun dengan sekatnya akan membentuk satu daratan tab
yang tidak saling menutupi satu samalain.
a) Kartu Kendali Warna Putih ( Lembar 1 )
1. Kartu kendali warna putih disusun berdasarkan pola klsifikasi dengan
mencamtumkan kode dan masalahnya secara pehun.
2. Penimpanan folder kecil yang telah diisi kartu kendali dikatakan dibelakang
sekat dsn disimpan secara tegak lurus/vertical mengahadp kedepan.
3. Satu folder hanya untuk satu masalah maksimal 25 lembar
b) Kartu Kendali Warna Hijau (Lembar II)
1. Kartu kendali warna hijau dimasukan kedalam folder kecil, selanjutnya
disusun secara sistematisberdasarkan instansi pengirim Naskah Dinas.
2. Susunan sekatnya sebagai berikut :
a. Sekat pertama dengan tab warna merah ditulis nama index intansi.
b. Sekat kedua dengan tab warna kuning yang diisi dengan nama bagian dari
induk instansi atau rincian dari kelompok tersebut.
c. Sekat ketiga dengan tab warna hijau diisi dengan kode masalah sesuai pola
klasifikasi.
3. Tab pada folder kecil ditulis dengan urutan waktu
4. Satu folder digunakan untuk satu tahun atau lebih.
c) Kartu Kendali Warna Kuning (Lembar III)
1. Kartu kendali kuning disusun berdasarkan urutan unit pengolahan
2. Susunan sekatnya berbeda dengan susunan kartu kendali, putih yakni:
a. Sekat dengan tab warna kuning diisi dengan nama unit kerja yang dibwahi
unit pengolah
b. Sekat pertama dengan dengan tab warna merah ditulis nama induk unit
pengolah.
c. Sekat ketiga dengan tab warna hijau diisi dengan kode masalah sesuai pola
klasifikasi.
3. Tab pada folder diisi dengan waktu
d) Kartu Kendali Warna Merah (Lembar IV)
Kartu Kendali warna merah disimpan diunit pengolah dan cara penyusunannya
dilakukan seperti menyusun kartu kredit warna putih diunit kearsipan.
2.2.2 Penataan Kartu Kendali Keluar
Cara menata kartu kendali Naskah Dinas masuk terdiri dari warna putih (lembar
I), kuning (lembar II), dan merah (lembar III).
2.3 Langkah – langkah Penataan Arsip/ berkas Dinamis aktif di unit pengolah dan kearsipan.
2.3.1 Langkah – langkah Penataan Arsip/ berkas Dinamis aktif di unit pengolah.
1. Membentuk kerangka penyimapanan / penyusun berkas
a. Sekat
Siapkan sekat yang terbuat dari karton dan folder untuk penyimpanan Arsip.
Kerangka penyimpanan disusun menurut klasifikasi dengan kodenya secara
lengkap dengan urutan sebagai berikut ;
Pokok masalah digunakan sekat pertama denan tab berwarna merah yang
ditempatkan disebelah kiri didalam feling cabinet.
Sub masalah digunakan sekat nomor dua dengan tab berwarna kuning yang
ditempatkan setelah sekat pertama.
Sub sub masalah digunakan sekat ketiga dengan tab berwarna hijau yang
disimpan setelah sekat kedua.
b. Folder
Folder yang harus dipersiap meliputi folder besar dari folder kecil ;
Folder besar untuk menyimpan arsip/berkas
Folder kecil untuk menyimpan kartu – kartu kendali
Setiap folder diberi kode dan masalahnya di tulis pada tab folder yang
bersangkutan.
Penataan arsip pada folder harus rapih, satu folder isinya tidak boleh terlalu
banyak dan maksimal 25 lembar.
2. Persiapan penataan arsip / berkas
a. Memisah – misahkan arsip menurut masalah sesuai dengan keadaan arsip yang
bersangkutan.
b. Meneliti arsip tersebut
c. Menyatukan arsip-arsip yang semula penyimpanannya tersebar menjadi satu
urutan.
d. Apabila arsip tersebut belum tercantum kode klasifikasi diteliti terlebih dahulu
inti masalahnya untuk menentukan kode klasifikasi arsip serta penyimpanannya.
e. Menyusun arsip – arsip yang sudah jelas kode, selanjutnya dimasukan dalam
folder.
2.3.2 Langkah – langkah penataan arsip / berkas dinamis aktif du unit kearsipan.
Sebagai akibat penyimpanan arsip dinamis aktif yang tidak sentral diunit
kearsipan, maka selama arsip masih dalam proses, maka arsip yang masihada
diunit kearsipan hanya arsip – arsip naskah dinas keluar. Oleh karena itu
pesiapan yang harus dilakukan adalah :
1. Membuat kerangka penyimpanan arsip dalam filing cabinet.
2. Memisahkan arsip menurut kode dan klasifikasi masalah.
3. Pengunaan dan penempatan folder tersebut pada butir 2 dan 9
a. Folder setelha diisi pada tabnya dicantumkan indeks masalahnya
b. Folder isinya dibatasi karena akan Nampak tidak rapid an tidak
terbaca.
c. Satu folder hanya untuk satu masalah
d. Arsip didalam folder diletakan searah dengan foldernya
e. Folder tersebut diletakan secara tegak lurus
f. Urutan penyimpanan folder harus dengan urutan pola klasifikasi.
2.4 Tahap – tahap pelaksanaan arsip dinamin in aktif
a. Pendataan survey aktif
1. Kegiatan pedataan berupa pengumpulan data melalui survey terhadap arsip – arsip
yang adala dlaam tanggung jawab instansi pemerintah yang bersangkutan.
2. Survey arsip dilaksanakan oleh petugas pemetintah yang bersangkutan.
3. Buat daftar ikhtisar arsip dari seluruh data yang terkumpul sebagai hasil survey
b. Persamaan dan pemilahan arsip in. aktif
1) Langkah – langkah
a. Menyipkan master
b. Menyiapkan kertas pembungkus
c. Membersihkan arsip
d. Menyiapkan baks arsip
2) Pemilahan
Pada umumnya pemilahan arsip ada tiga golongan
a) Arsip yang bernilai guna
b) Non arsip dan duplikasi
c) Buku, Majalah, photo – photo dan bentuk arsip lainya selain berbentuk
naskah.
c. Pembuatan Daftar Pertelaan Arsip
Daftar pertelaan dalam pembuatannya disesuaikan dengan system penataan arsip /
berkasnya yakni menurut:
1) Nomor urut
2) Abjad
3) Waktu
4) Instansi
5) Klasifikasi masalah
6) Gabungan atara dua system/lebih sesuai kebutuhan
Contoh daftar pertelaan adalah sebagai berikut:
INSTANSI :
ALAMAT :
MASALAH
NoKode
KlasifikasiIndeks
Uraian
MasalahTahun
Unit
kerja
pencipta
Lokasi
KetSampul Boks Rak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Petunjuk pengisian
1. Insatansi Lembaga Negara /badan pemerintah atau bagian structural
dari padanya sebagai lingkungan induk penciptaan
arsip/dimana arsip disimpan
2. Alamat Cukup jelas
3. Masalah Diisi pokok masalah ‘
4. Nomor urut Diisi nomor urutan
5. Kode klasifikasi Diisi kode klasifikasi
6. Indeks Diisi indeks
7. Uraian masalah Diisi uraian dari pokok masalah
8. Tahun Diisi tahun penciptaan arsip.
9. Unit kerja Penciptaan Diisi unit kerja penciptaan arsip yang bersangkutan
10. Lokasi Diisi dimana arsip tersebut disimpan
Sampul Diisi nomor sampul
Boks Diisi nomor boks
Rak Diisi nomor rak
11. Keterangan Diisi catatan yang diperlukan
d. Penyampulan
1. Menyimpan dalam folder member nomor pada folder selanjutnya nomr tersebut
digunakan sebagai nomor sampul
2. Membungkus dengan kertas pembungkus
3. Pembungkus berfungsi sebagai alat untuk melindumgi arsip dari kerusakan.
e. Menyimpan arsip /berkas kedalam boks
Apabila arsip telah didaftar pada kartu dan tidak dibungkus dimasukan kedalam
folder dan sesudah diberi nomor sampul, baru dimasukan kedalam boks, selanjutnya
boks diberi nomor urut.
f. Menyimpan pada rak
Menyimpan boks pada rak yang benar adalah setelah arsip mempunyai daftar
pertetaan dan menurut urutan boks sesuai dengan urutan nomor sampul yang ada dalam
boks tersebut.
2.5 Pengertian Naskah Dinas, kartu kendali dan penciptaan Naskah Dinas
2.5.1 Pengertian Naskah Dinas
Naskah dinas adalah alat komunikasi kedinasan dalam bentuk tertulis yang
mengikat atau tidak mengikat.
Macam –macam naskah dinas antara lain:
1. Naskah Dinas biasa
Adalah naskah dinas yang isnya tidak mengikat tidak memerlukan
tindak lanjut , tidak mengandung informasi penting dan tidak mengandung
konsepsi kebijakan
2. Naskah Dinas penting
Adalah Naskah Dinas yang isinya mengikat, memerlukan tindak lanjut,
mengandung informasi penting dan konsepsi kebijaksanaan.
3. Naskah Dinas rahasia
Adalah Naskah Dinas yang isinya memerlukan perlindungan karena
jika bocor akan menimbulkan kerugian besar, mengurangi kreadibilitas
Negara, menyulitkan terlaksanya strategi pemerintahan umumnya.
2.5.2 Pengertian Kartu Kendali
Kartu Kendali adalah lembara isian untuk pencatatan, penerimaan,
penyamapaian, penemuan kembali dan sekaligus sebagai alat penyerahan arsip.
Macam – macam kartu kendali antara lain:
1) Kartu kendali masuk
Adalah lembar isian untuk pencatata, penerimaa, penyampaian naskah dinas
masuk.
2) Kartu kendali keluar
Adalah lembar isian untuk pencatatan, penyampaian naskah dinas keluar.
2.5.3 Pengertian Penciptaan Naskah Dinas
Penciptaan naskah dinas adalah proses kediatan sejk pembuatan konsep, draf,
pengetikan, penandatanganan, penahanan sampai naskah terebut digunakan.
Kegiatan yang harus diperhatikan dalam penciptaan naskah dinas, antara lain:
1. Pemilihan jenis kertas dan tinta
2. Bentuk naskah dinas diliha dari pembagian keuangan maslaha naskah dinas
3. Penentuan sifat surat
4. Penggunaan kop surat
5. Tata cara penegetikan
6. Pennulisan nomenklatur
7. Penggunaan a.n dan u.b
8. Pembubuhan paraf
9. Penomoran naskah dinas
10. Pengisian tembusan
11. Penyampulan surat/naskah dinas
BAB III
METODE PEMBUATAN LAPORAN
3.1 Teknik Pengumpulan Data
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah
metode deskripsi yaitu metode yang menggambarkan suatu keadaan atau permasalahan yng
sedang terjadi. Berdasarkan fakta – fakta dan data yang diperoleh dan dikumpulkan pada
waktu melaksanakan praktek kerja lapangan (prakerin) adapun teknik pengumpulan data
yang dilakukan penulis antara lain :
1. Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap suatu objek pengamatan dengan mencatat
hal-hal penting yang berhubungan dengan laporan tugas akhir yang akan penulis
sampaikan sehingga diperoleh data yang lengkap dan akurat.
2. Teknik study pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan data
atau mengumpulkan sumber – sumber tertulis yang penting dan yang
berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas guna memperoleh gambaran
secara teoritis yang dapat menunjang diatas penyusunan laporan.
3.2 Sumber Informasi
Sumber informasi yang dperoleh penulis untuk pembuatan laporan ini adalah
langsung dari kantor dimana penulis melaksanakan prakerin yaitu disekretariat DPRD Kab.
Ciamis
3.3 Waktu Pengumpulan Data
Rentang waktu pengumpulan data dilakukan selama pelaksaan prakerin berlangsung
sampai selesai yaitu dari tanggal 1 Maret sampai dengan 21 Mei 2010, yang bertempat
disekretariat DPRD Kabupaten Ciamis.
3.4 Instrumen atau Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam pembuatan laporan ini adalah dengan cara menggunakan
media elektronik yaitu dengan computer.
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah Singkat Secretariat DPRD Kabupaten Ciamis
Pada awalnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Ciamis dahulunya bernama kantor Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong
(DPR – GR). Sejak Indonesia Merdeka pada tahun 1945 pemerintahan pusat
membagi pemerintahan ketiap – tiap daerah, otomastis disetiap daerah dibentuk
suatu daerah yang dipimpin oleh bupati dan disamping bupati ada juga Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang dipimpin oleh ketua DPRD. Sampai sekarang
DPRD telah dipimpin oleh 9 orang yang menjabata sebagai ketua atau pemimpin.
Berikut ini adalah nama nama orang yang telah menjabat sebagai ketua
DPRD.
1. 1.Mayor INF.Moch.Nawawi menjabat sebagai ketua DPRD dari tahun
1966-1968.
2. HR.Ading Gunadi menjabat sebagai ketua DPRD dari tahun 1968-1972.
3. RH.Iding Kalyubi ,letkol INF
- Periode 1 dari tahun 1972-1977
- Perode II dari tahun 1977-1982
- Periode III dari tahun 1982-1987
4. Drs.H.Herman sutrisno menjabat sebagai ketua DPRD dari tahun 1987-1992
5. H.T Rusatandi Djajaatmaja ,SH Menjabat sebagai ketua DPRD dari tahun
1992-1997.
6. Kolonel INF H.Rohman menjabat sebagai ketua DPRD dari tahun 1997-
1999.
7. Drs.H. Hasan Mumu menjabat sebagai ketua DPRD dari tahun 1999-
2003,sebelum masa jabatannya berakhir beliau meninggal dunia.Karena
beliau dari praksi PPP,maka untuk sementara kepemiminan tersebut di
pimpin oleh anggota praksi PPP-nya yang bernama H.Muhammad
Taupik,B.A yang (2004-2009) menjabat sebagai wakil ketua DPRD.
8. Jeje Wiradinata menjabat sebagai ketua DPRD dati tahun 2004-2009.
9. H.Asep Roni menjabat sebagi ketua DPRD pada periode 2009 sampai
sekarang.
4.1.2 Visi dan Misi sekertariat DPRD kabupaten ciamis
4.1.2.1 VISI
Sekertariat DPRD kabupaten Ciamis adalah merupakan
salah atu unsure perangkat daerah di lingungan pemerintahan
kabupaten Ciamis yang di tugaskan kepada lembaga legislative
dalam melaksanakan kegiatan selama kurun 5 tahun mendatang
dengan mengacu kepada Vici,Misi kabupaten ciamis,maka visi
sekertariat DPRD kabupaten ciamis yaitu;”Termujudnya pelayanan
prima kepada Dewa Perwakilan Rakyat daerah kabupaten ciamis
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya secara
berkesinambungan.”
4.1.2.2 MISI
Misi sekertariat DPRD kabupaten ciamis merupakan
implementasi dan misi yang memuat pertanyataan tentang tujuan
organisasi dala bentuk produk dan pelayanan nilai nilai yang di
anut serta cita cita dimasa yang akan dating.
Misi tersebut adalah :
a . Meningkatkan layanan administrasi kepada Dewan
Perwakilan rakyat Daerah kabupaten Ciamis.
b . Meningkatkan profesionalisme dan disiplin aparatur
sekertariat DPRD kabupaten Ciamis.
c . Meningkatkan prasara dan prasarana kerja.
4.1.3 Struktur Organisasi Sekertariat DPRD kabupaten Ciamis.
Bentuk organisasi yang digunakan sekertariat DPRD kabupaten ciamis
adalah bentuk garis/Lini,dimana orang atau lebih dapat mengerjakan pekerjaan
yang sama ataupun tidak sama.Hasil pekerjaan itu dilaporkan kepada atasannya
kemudian atasan melaporkan demikian juga seterusnya.
Biasanya bentuk organisasi ini banyak dipakai pada perusahaan kecil yang
jumlah karyawannya sedikit.Ciri organisasi ini adalah kesatuan perintah
terjamin,serta pembagian kerja mudah dan organisasinya tergantung pada satu
pemimpin.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai penataan Arsip pengendalian naskah dinas di kantor
DPRD kabupaten Ciamis,makapenulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penataan adalah kegiatan mengatur dan menata dalam suatu susunan yang
sistematis dan memperhatikan kegunaan bentuk dan sifat.
2. Kartu kendali adalah lembar isian untuk
pencatatan,penerimaan,penyampaian,penemuan kembali dan sekaligus
sebagai alat penyerah arsip.
3. Penciptaan naskah dinas adalah proses kegiatan sejak pembuatan
knsep/draf,pengetikan,penanddatanganan,penomoran smpai naskah tersebut
digunakan.
5.2 Saran
Berdasarkan pembatasan dan kesimpulan diatas,maka penulis akan mengemukakan saran
yaitu:
5.2.1 Untuk sekolah
Pihak sekolah hendaknya melakukan peninjauan secara rutin sehingga peserta
prakerin dapat berkonsultasi lebih baik.
Jangan melakuka peninjauan ke kantor saja tetapi lakukan juga peninjauan ke
kostan(Khusus bagi siswa yang prakerin di luar rancah) Agar tidak terjadi
sesuat hal yang tidak diharapkan oleh pihak sekolah.
Jangan melihat/menilai siswa siswi dari penampilannya tetapi tinjau lah dari
sikap dan pelakunya.
Bimbingan penyusunan laporan hendaknya dilakukan sebelum pelaksakan
prakerin agar pesera prakerin dapat membuat laporan lebih baik.
Bagi siswa/siswi yang selalu melanggar peraturan disekolah hendaknya tidak
diperbolehkan prakeri diluar kec.rancah.
5.2.2 Untk sekertariat DPRD kabupaten Ciamis
Alangka baiknya pegawai yang telah diangkat oleh pejabat mengerjaka atau
menyelesaikan tugas ataupekerjaan sebainya mungkin dan tidak keluar dari
aturan yang berlaku.
Faktor utama yang patut menjadi perhatian kantor DPRD kab.Ciamis adalah
memberikan pelayanan administrative kepada anggota dewan.
Lebuh di tngkatkan kerjasama dan keterbukaan antar karyawan dan organisasi
dalam kantor DPRD kab.Ciamis.
Dalam pembuatan laporn apapun sebaiknya jangan suka di nanti nanti.
5.2.3 Untk siswa peraker selanjutnya
o Jagalah Nama baik sekolah jangan sampai peserta prakerin merusak nama baik
sekolah.
o Peserta prakerin harus mengikuti aturan /tata tertib yangberlaku di DU/DI
tersebut.