PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem perencanaan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 disebutkan, bahwa sistem perencanaan pembangunan sebagai satu
kesatuan tatacara perencanaan pembangunan. Sistem perencanaan pembangunan,
merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia, guna
menghasilkan rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh dan tanggap terhadap berbagai persoalan. Perencanaan pembangunan
disusun dalam berbagai skala, baik jangka panjang (20 tahun), menengah (5
tahun) maupun tahunan yang dilaksanakan oleh unsur-unsur penyelenggara
pemerintahan dengan melibatkan masyarakat.
Sehubungan dengan hal itu, dalam rangka memberikan pedoman yang
dapat mengarah pada pencapaian hasil yang efektif dan efisien, memenuhi
ekspektasi masyarakat dan tujuan pembangunan itu sendiri, maka diperlukan
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra – SKPD) untuk
periode 5 (lima) tahun, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Penyusunan
Renstra – SKPD (Dinas Peternakan) tetap mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daerah dengan memperhatikan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah, merupakan penjabaran dari
visi, misi dan program kepala daerah ke dalam strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, program perioritas kepala daerah dan arah kebijakan keuangan
daerah.
1
Selanjutnya Renstra – Dinas Peternakan dijabarkan ke dalam Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja – SKPD/Dinas Peternakan) yang
menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (RKA – SKPD/Dinas Peternakan) sebagai dokumen
perencanaan tahunan Dinas Peternakan Kabupaten Dompu.
Salah satu kebijakan pemerintah dalam pengembangan subsektor
peternakan di Indonesia adalah upaya untuk mencukupi kebutuhan protein
hewani asal daging. Daging dapat dihasilkan dari berbagai komoditas ternak
baik yang berasal dari ternak besar seperti sapi, kerbau, ternak kecil seperti
kambing dan domba, maupun ternak unggas.
Ternak sapi sebagai salah satu ternak besar yang telah lama diusahakan
oleh para petani, terutama dimanfaatkan tenaganya untuk menggarap sawah.
Seiring dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, petani sering
menggunakan mesin seperti traktor sebagai alat untuk menggarap sawah
sehingga ternak sapi tidak lagi dimanfaatkan tenaganya malainkan dipelihara
semata – mata untuk mengejar produksi daging.
2
B. Tujuan dan Kegunaan
a. Tujuan Praktek Kerja Lapangan.
1. Menerapkan ilmu peternakan yang telah diperoleh dan dipraktekan
langsung di lapangan khususnya di tempat Praktek Kerja Lapangan.
2. Meningkatkan keterampilan dan memperoleh pengalaman kerja dalam
bidang peternakan khususnya inseminasi buatan.
3. Membina kreatifitas beternak.
4. Untuk menumbuhkan minat kewirausahaan.
b. Kegunaan Praktek Kerja Lapangan.
1. Memperoleh wawasan dan pengetahuan yang tidak diperoleh dibangku
kuliah bagi mahasiswa dalam pelaksanaan inseminasi buatan.
2. Mengetahui manajemen dalam melakukan inseminasi buatan.
3. Sebagai bahan kajian dan informasi bagi yang memerlukan.
3
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Desa Kandai I, Dusun
Sambi Tangga, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu NTB. Kegiatan
berlangsung selama ± 1 bulan yaitu mulai tanggal 1Februari s/d tanggal 27
Februari 2011.
B. Macam dan Hasil Kegiatan
Perencanaan yang matang merupakan awal dalam melakukan suatu
usaha agar memperoleh hasil yang diharapkan. Secara garis besar macam dan
jenis kegiatan PKL yang direncanakan selama memanajemen dan
pelaksanaan inseminasi buatan adalah :
1. Pemilihan induk.
2. Mendeteksi berahi.
3. Waktu inseminasi yang tepat.
4. Melakukan IB.
5. Pemeriksaan kebuntingan (PKB).
6. Mengamati dan mencatat proses kebuntingan hingga perkiraan
beranak.
7. Penanganan pada induk setelah beranak.
8. Perawatan anak hasil IB (pedet).
4
HASIL KEGIATAN
Dari kegiatan PKL yang dilakukan selama ini maka dapat dilaporkan
sebagai berikut :
a. Pemilihan induk.
Pemilihan induk yang memenuhi syarat atau sesuai dengan kriteria
merupakan faktor penunjang keberhasilan penerapan teknologi Inseminasi
Buatan, karena induk yang baik apabila ditangani oleh Inseminator yang
terampil, maka akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Syarat
induk yang baik adalah berumur sekitar 6 tahun, berbadan besar (minimal
3 kali melahirkan), bobot badan ± 300 kg, sehat dan tidak mempunyai
kelainan alat reproduksi.
b. Mendeteksi berahi.
Ketepatan peternak mengamati dan menentukan waktu birahi
(estrus) adalah sangat penting apabila induk akan dikawinkan, baik secara
alami terlebih dengan cara IB. Sapi yang dilepas berkelompok lebih
mudah dikenali berahinya daripada yang menyendiri dalam kandang.
Tanda-tanda berahi pada sapi betina akan berlangsung ± 2 hari atau rata-
rata sekitar 36 jam. Pada umumnya secara normal sapi betina akan
mengalami siklus berahi selama 17 – 24 hari dengan rata-rata 21 hari. Sapi
apabila tidak dikawinkan pada masa berahi maka kira-kira dihari ke 21
bulan berikutnya akan menampakan tanda-tanda berahi kembali.
Tanda sapi berahi dapat dikenali oleh peternak maupun petugas IB.
Adapun tanda-tanda sapi berahi adalah sebagai berikut :
5
Tanda-tanda sapi berahi yang dapat diketahui peternak/umum adalah :
1. Vulva bengkak, hangat, lunak dan berwarna kemerah-merahan.
2. Vulva mengeluarkan cairan kental/lendir bening yang sering
menempel pada ekor dan kaki.
3. Sapi melenguh/ribut, gelisah dan berjalan hilir mudik serta sering
kencing.
4. Nafsu makan menurun.
5. Suka menaiki/dinaiki sapi lain.
6. Produksi susu berkurang terutama sapi perah.
Tanda-tanda sapi berahi yang dapat diketahui oleh Petugas IB :
1. Tanda-tanda tersebut diatas.
2. Uterus akan teraba agak keras
3. Cornu uteri (tanduk rahim) lebih melengkung dibanding biasanya.
4. Cervix uteri (leher rahim) sedikit membuka.
Hubungi petugas IB (inseminator) terdekat untuk mendapat
pelayanan IB secepatnya setelah sapi betina anda menunjkukan tanda-
tanda berahi.
c. Waktu inseminasi yang tepat.
Cara sederhana mengetahui waktu untuk melakukan Inseminasi
Buatan adalah sebagai berikut :
1. Apabila peternak menemukan sapinya saling tunggang di pagi hari,
maka saat terbaik untuk melakukan IB adalah pagi hari itu juga atau
selambat-lambatnya siang hari.
6
2. Apabila peternak menjumpai sapi saling tunggang di siang hari, maka
waktu terbaik untuk IB adalah siang hari itu juga atau selambat-
lambatnya sore hari.
3. Apabila peternak menemukan sapi saling tunggang sore/senja hari,
maka waktu terbaik untuk IB adalah sore/senja itu juga atau selambat-
lambatnya besok jam 9 pagi.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :
NO Waktu Melakukan IB Kemungkinan Bunting
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Awal-awal berahi
Pertengahan berahi
Akhir-akhir berahi
6 jam sesudah berahi
12 jam sesudah berahi
18 jam sesudah berahi
24 jam sesudah berahi
36 jam sesudah berahi
48 jam sesudah berahi
44 %
82 %
75 %
62,5 %
32,5 %
28 %
12 %
8 %
0 %
d. Melakukan IB.
Dalam pelaksanaanya, IB harus benar-benar ditangani oleh
inseminator yang handal, teliti dan memperhatikan langkah-langkah kerja
serta berhati-hati terutama pada saat penanganan semen.
Alat-alat yang harus disediakan untuk melakukan IB adalah :
7
1. Gun inseminasi.
2. Sarung tangan.
3. Tissue.
4. Air bersih.
5. Gunting.
6. Pinset.
7. Strow/Semen.
8. Kandang jepit.
Langkah-langkahnya yaitu :
1. Mendeteksi berahi, apakah induk sedang mengalami berahi, apabila
benar, sebaiknya induk di IB pada saat pertengahan berahi karena
pada saat itu kemungkinan bunting sangat besar yaitu 82 %.
2. Induk dikandangkan di kandang jepit agar proses IB dapat dilakukan
dengan aman.
3. Mempersiapkan peralatan IB.
4. Toring yaitu proses mencairkan kembali semen di dalam strow dengan
cara mengambil strow di dalam termos dengan menggunakan pinset,
kemudian mencelupkan/merendam strow kedalam air bersih selama ±
10 - 15 detik.
5. Pasang strow yang sudah ditoring di gun inseminasi, setelah
terpasang, ujungnya digunting.
6. Menggunakan sarung tangan.
8
7. Memasukan tangan kedalam anus dan masukan gun inseminasi
melalui vagina menuju servix pada posisi 3 lalu semprotkan semen
secara perlahan sampai habis.
8. Cabut kembali gun inseminasi.
9. Mencatat dalam kartu recording.
e. Pemeriksaan kebuntingan (PKB).
Cara mengetahui sapi betina yang bunting setelah dilakukan IB
adalah :
1. Sapi yang telah di IB akan dapat diketahui sudah bunting/tidak setelah
18 – 21 hari kemudian. Apabila tidak menunjukan gejala berahi
kembali, maka dapat diperkirakan ini merupakan gejala awal bahwa
sapi telah bunting.
2. Amati sampai bulan ketiga, apakah tidak menunjukan gejala berahi
kembali dan apabila demikian (setelah melewati hari ke 90) maka
untuk lebih memastikan mintalah petugas Pemeriksa Kebuntingan
untuk melakukan pemeriksaan rektal.
Untuk mengetahui apakah sapi betina telah bunting/tidak dari hasil
pelaksanaan pelayanan IB, dapat dilakukan tes sederhana menggunakan
air accu (zwalvelzuur) yang mengandung asam sulfat pekat dengan cara
sebagai berikut :
1. Tampung air kencing sapi yang dicurigai telah bunting. Penampungan
sebaiknya dilakukan pada siang hari.
9
2. Masukan 2 cc air kencing tersebut kedalam gelas transparan atau gelas
Erlenmeyer.
3. Masukan 10 cc aquadest kedalamnya sambil digoyang perlahan
hingga tercampur rata.
4. Masukan secara perlahan 15 cc air accu/zwalvelzuur/asam sulfat pekat
kedalamnya sambil digoyang perlahan dan diamati perubahan warna
yang terjadi.
Apabila terjadi perubahan warna menjadi ungu muda maka sapi
dicurigai telah bunting. Hal ini disebabkan karena air kencing sapi
bunting mengandung estrogen yang terbakar oleh asam sulfat.
Apabila tidak terjadi perubahan warna maka sapi tidak dalam
keadaan bunting. Apabila sapi betina yang telah dilayani IB selama
3 kali berturut-turut tapi tetap menunjukan gejala berahi atau
tanda-tanda tidak bunting maka segera lapor ke Petugas Pemeriksa
Kebuntingan/Asisten Teknis Reproduksi/Dokter Hewan yang ada
di Kecamatan/Kota terdekat untuk mendapat pemeriksaan
reproduksi.
f. Mengamati dan mencatat proses kebuntingan hingga perkiraan
beranak.
Dalam megamati proses kebuntingan, peternak mendapatkan kartu
recording, dalam kartu recording tertera nama pemilik, umur, alamat, jenis
induk, berahi I, II dan III, kode dan jenis semen, tanggal pemeriksaan
kebuntingan (PKB), perkiraan beranak dan nama petugas. Perlu di
10
perhatikan juga, setelah induk beranak juga harus dicatat hari dan tanggal
beranak, jenis kelamin, berat lahir dan bangsa (pejantan dan betina).
g. Penanganan pada induk setelah beranak.
Setelah beranak, induk diberikan perawatan dengan cara
menyuntik/memberikan vitamin agar kondisinya kuat, tidak lupa induk
diberi hijauan segar agar meningkatkan produksi susu pada saat menyusui
anak.
h. Perawatan anak hasil IB (pedet).
Setelah induk beranak, pedet dibersihkan dari lendir kemudian tali
pusar dibersihkan dan diberi yudium, langkah selanjutnya kita ajari untuk
menyusui induknya.
11
MANFAAT KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Manfaat bagi Mahasiswa
1. Memberikan kesempatan pada Mahasiswa untuk lebih banyak menerapkan
dan mengasah ilmu pengetahuan secara langsung di lapangan.
2. Menambah pengetahuan Mahasiswa dan kesempatan untuk lebih banyak
menggali ilmu-ilmu yang sifatnya praktis.
3. Dapat mengetahui cara kerja dan permasalahan pada saat pelaksanaan
Inseminasi Buatan.
4. Menambah pengalaman kerja hingga dapat meningkatkan keterampilan.
B. Manfaat bagi Tempat Kerja Lapangan.
1. Menambah pengetahuan peternak tentang teknologi inseminasi buatan.
2. Membantu peternak dalam pelaksanaan inseminasi buatan.
Manfaat bagi Fakultas.
Praktek Kerja Lapangan ini juga memberikan manfaat bagi Fakultas
yaitu memberikan masukan dan informasi pada fakultas untuk dapat
dievaluasi hasil Praktek Kerja Lapangan dalam hal ini Manajemen
Pengelolaan dan Pelaksanaan Inseminasi Buatan khususnya di wilayah
UPTD Dompu.
12
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANYA
Dalam melakukan suatu usaha atau kegiatan, manusia tidak pernah luput dari
suatu permasalahan. Dengan adanya permasalahan maka akan diusahakan suatu
solusi dan pemecahan dari persoalan yang dihadapi. Adapun permasalahan yang
dihadapi peternak sekaligus pemecahannya adalah sebagai berikut :
A. Masalahnya :
Karena minimnya pengetahuan peternak tentang teknologi-teknologi
Inseminasi Buatan yang dilakukan oleh para petani yang kurang memahami
permasalahan dan persoalan yang dihadapinya, sehingga petani tidak dapat
mengetahui bagaimana cara untuk melakukan Inseminasi Buatan (IB)
B. Pemecahannya :
Peternak berusaha untuk mempelajari teknologi-teknologi peternakan
khususnya Inseminasi Buatan mulai dari mengetahui keuntungan dari IB,
pemilihan induk yang sesuai dengan kriteria IB, mengetahui tanda dan waktu
berahi, kapan saat menghubungi petugas IB (Inseminator), pelaksanaan IB,
pemeriksaan kebuntingan, penanganan pada saat beranak, perawatan anak hasil
IB (Pedet) dan analisa ekonomi ternak hasil IB.
13
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Kandai I yang
berlangsung selama 27 hari mulai tanggal 1 Februari sampai dengan tanggal
27 Februari 2011 dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pelaksanaan Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat terlaksana
dengan baik, hal ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak
terutama Petugas Inseminasi (Inseminator) yang telah membantu
Peternak dan Praktikan dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan.
2. Dalam pelaksanaanya, Inseminasi Buatan harus benar-benar diperhatikan
langkah-langkah dan petunjuknya agar dapat dicapai hasil yang optimal.
3. Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktikan
dapat mengambil banyak hikmah, pelajaran dan pengalaman melalui
interaksi dengan masyarakat serta kegiatan riil pembangunan dilapangan
secara langsung sehingga dapat memperluas wawasan dan kedewasaan
berfikir. Praktikan juga dapat memperoleh pengalaman lapangan yang
belum pernah didapat dibangku kuliah dan mengsinkronisasikan antara
teori yang didapat dengan pengalaman lapangan sehingga mampu
menyeimbangkan kesenjangan antara teori dan kenyataan lapangan.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktikan
mempunyai saran-saran berikut ini yang nantinya diharapkan dapat diambil
suatu tindakan yang bermanfaat yaitu :
1. Peternak diharapkan dapat mengetahui teknologi-teknologi peternakan
secara luas khususnya Inseminasi Buatan, mengingat banyak manfaat yang
dapat diperoleh dan peternak diharapkan mau menerapkan teknologi-
teknologi itu.
2. Untuk Petugas Inseminasi (Inseminator) agar mau mensosialisasikan ilmu
tentang IB kepada masyarakat agar dapat bermanfaat bagi masyarakat itu
khususnya bagi peternak.
14
3. Bagi Mahasiswa yang belum melakukan PKL diharapkan agar sedapat
mungkin memahami permasalahan peternak dan berusaha memecahkan
persoalan yang dihadapi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Drh. Aminurrahman, M.Si, 2006. Fisiologi Reproduksi Ternak Sapi. Balai
Laboratorium Produksi dan Kesehatan Hewan. Dinas Peternakan.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2009. Inseminasi Buatan Pada
Ternak Sapi. Kampanye Penyuluhan Strategis Tahun 2009.
16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
17
Lampiran 1 : Gambar Inseminasi Buatan
18
Lampiran 2 : Jadwal dan Jenis Kegiatan Praktek Kerja Lapang.
DAFTAR KEGIATAN HARIAN
Judul PKL : Manajemen Pengelolaan dan Pelaksanaan
Inseminasi Buatan (IB) di Wilayah UPTD
Dompu
Nama Mahasiswa : HERI YANTO
N I M : -
Jurusan : Ilmu Produksi Ternak
Pembimbing : Suherman, S. Pt
Lokasi Kegiatan : Desa Kandai I
NoHari/Tanggal/
TahunUraian Kegiatan
Waktu
(Jam)
Paraf
Fasilitator
1. Selasa,
1 Februari
2011
Serah terima mahasiswa PKL pada
ketua kelompok
Peninjauan lokasi
Mencatat jumlah populasi betina
produktif
Mendata kelompok-kelompok aktif
yang memelihara ternak secara
intensif
6
2. Rabu,
2 Febuari
2011
Meninjau kelompok
Mengamati induk siap kawin atau
berahi
Memberikan penyuluhan tentang IB
dan tanda-tanda berahi
6
3. Kamis,
3 Febuari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan tentang
syarat induk yang bisa di IB
Memeriksa Induk
6
19
4. Jum’at,
4 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan ternak
pada warga
Mengamati induk
4
5. Sabtu,
5 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan tentang
penyakit ternak
Mengamati induk
Membantu member pakan ternak
7
6. Minggu,
6 Februari
2011
Meninjau kelompok
Membantu membersihkan kandang
Memberi penyuluhan tentang
pembuatan ransum
Mengamati induk
8
7. Senen,
7 Februari
2011
Meninjau kelompok
Mengamati induk
Memberikan penyuluhan tentang
penyakit ternak
Memberi pakan ternak
6
8. Selasa,
8 Februari
2011
Meninjau kelompok
Mengamati induk siap kawin atau
berahi
Memberikan penyuluhan tentang IB
dan tanda-tanda berahi
6
9. Rabu,
9 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan tentang
syarat induk yang bisa di IB
Memeriksa Induk
6
10. Kamis,
10 Februari
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan tentang
20
2011 syarat induk yang bisa di IB
Memeriksa Induk
6
11. Jum’at,
11 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan ternak
pada warga
Mengamati induk
4
12. Sabtu,
12 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan tentang
penyakit ternak
Mengamati induk
Membantu member pakan ternak
7
13. Minggu,
13 Februari
2011
Meninjau kelompok
Membantu membersihkan kandang
Memberi penyuluhan tentang
pembuatan ransum
Mengamati induk
8
14. Senen,
14 Februari
2011
Meninjau kelompok
Mengamati induk
Memberikan penyuluhan tentang
penyakit ternak
Memberi pakan ternak
6
15. Selasa,
15 Februari
2011
Meninjau kelompok
Mengamati induk siap kawin atau
berahi
Memberikan penyuluhan tentang IB
dan tanda-tanda berahi
6
16. Rabu
16 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan tentang
syarat induk yang bisa di IB
Memeriksa Induk
6
21
17. Kamis,
17 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan tentang
syarat induk yang bisa di IB
Memeriksa Induk
6
18. Jum’at,
18 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan ternak
pada warga
Mengamati induk
4
19. Sabtu,
19 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberikan penyuluhan tentang
penyakit ternak
Mengamati induk
Membantu member pakan ternak
7
20. Minggu,
20 Februari
2011
Meninjau kelompok
Membantu membersihkan kandang
Memberi penyuluhan tentang
pembuatan ransum
Mengamati induk
8
21. Senen,
21 Februari
2011
Meninjau kelompok
Mengamati induk
Memberikan penyuluhan tentang
penyakit ternak
Memberi pakan ternak
6
22. Selasa,
22 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberi pakan ternak
Mengamati induk yang sedang
berahi
Menyiapkan perlengkapan IB
Melakukan IB
Merapikan alat-alat
8
22
23. Rabu,
23 Februari
2011
Mendatagi kelompok ternak
Meninjau kondisi induk yang telah
di IB
Memberikan penyuluhan tentang
perawatan induk yang telah di IB
6
24. Kamis,
24 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberi pakan induk yang telah di
IB
Memberikan penyuluhan ternak
6
25. Jum’at,
25 Februari
2011
Meninjau kelompok
Memberi pakan induk
Sosialisasi IB bersama petugas IB
(inseminator)
4
26. Sabtu,
26 Februari
2011
Mendatangi kelompok
Penyuluhan tentang perawatan induk
yang telah di IB, penanganan pada
saat beranak dan cara merawat anak
hasil IB (pedet)
8
27. Minggu,
27 Februari
2011
Mendatangi kelompok
Penyuluhan tentang pemeliharaan
ternak
Penarikan PKL
6
TOTAL 167
Dompu, 28 Februari 2011
Mengetahui/Menyetujui : Fasilitator Lapangan.
(…………………………)
23
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENILAI
Judul PKL : MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN
INSEMINASI BUATAN (IB) DI WILAYAH UPTD
DOMPU
O l e h
Nama Mahasiswa : HERI YANTO
N I M : -
Jurusan : Ilmu Reproduksi Ternak
Laporan Praktek Kerja Lapangan Diserahkan Untuk Keperluan Penyelesaian
Pendidikan pada Fakultas Peternakan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
yang Telah Ditelaah dan Dinilai Pada
Tanggal : 28 Februari 2011
Menyetujui :
Dosen Penguji, Dosen Pembimbing,
DR. Ir. H. Lalu Muh Kasip, MP. Suherman, S. Pt. NIP : 19611231 198603 1 014 NIP : 19711231 200312 1 044
24