laporan PKL

34
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perencanaan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 disebutkan, bahwa sistem perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan tatacara perencanaan pembangunan. Sistem perencanaan pembangunan, merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia, guna menghasilkan rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap berbagai persoalan. Perencanaan pembangunan disusun dalam berbagai skala, baik jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun) maupun tahunan yang dilaksanakan oleh unsur-unsur penyelenggara pemerintahan dengan melibatkan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu, dalam rangka memberikan pedoman yang dapat mengarah pada pencapaian hasil yang efektif dan efisien, memenuhi ekspektasi masyarakat dan tujuan pembangunan itu sendiri, maka 1

Transcript of laporan PKL

Page 1: laporan PKL

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem perencanaan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004 disebutkan, bahwa sistem perencanaan pembangunan sebagai satu

kesatuan tatacara perencanaan pembangunan. Sistem perencanaan pembangunan,

merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,

melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia, guna

menghasilkan rencana pembangunan yang sistematis, terarah, terpadu,

menyeluruh dan tanggap terhadap berbagai persoalan. Perencanaan pembangunan

disusun dalam berbagai skala, baik jangka panjang (20 tahun), menengah (5

tahun) maupun tahunan yang dilaksanakan oleh unsur-unsur penyelenggara

pemerintahan dengan melibatkan masyarakat.

Sehubungan dengan hal itu, dalam rangka memberikan pedoman yang

dapat mengarah pada pencapaian hasil yang efektif dan efisien, memenuhi

ekspektasi masyarakat dan tujuan pembangunan itu sendiri, maka diperlukan

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra – SKPD) untuk

periode 5 (lima) tahun, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Penyusunan

Renstra – SKPD (Dinas Peternakan) tetap mengacu pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Daerah dengan memperhatikan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah, merupakan penjabaran dari

visi, misi dan program kepala daerah ke dalam strategi pembangunan daerah,

kebijakan umum, program perioritas kepala daerah dan arah kebijakan keuangan

daerah.

1

Page 2: laporan PKL

Selanjutnya Renstra – Dinas Peternakan dijabarkan ke dalam Rencana

Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja – SKPD/Dinas Peternakan) yang

menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja

Perangkat Daerah (RKA – SKPD/Dinas Peternakan) sebagai dokumen

perencanaan tahunan Dinas Peternakan Kabupaten Dompu.

Salah satu kebijakan pemerintah dalam pengembangan subsektor

peternakan di Indonesia adalah upaya untuk mencukupi kebutuhan protein

hewani asal daging. Daging dapat dihasilkan dari berbagai komoditas ternak

baik yang berasal dari ternak besar seperti sapi, kerbau, ternak kecil seperti

kambing dan domba, maupun ternak unggas.

Ternak sapi sebagai salah satu ternak besar yang telah lama diusahakan

oleh para petani, terutama dimanfaatkan tenaganya untuk menggarap sawah.

Seiring dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, petani sering

menggunakan mesin seperti traktor sebagai alat untuk menggarap sawah

sehingga ternak sapi tidak lagi dimanfaatkan tenaganya malainkan dipelihara

semata – mata untuk mengejar produksi daging.

2

Page 3: laporan PKL

B. Tujuan dan Kegunaan

a. Tujuan Praktek Kerja Lapangan.

1. Menerapkan ilmu peternakan yang telah diperoleh dan dipraktekan

langsung di lapangan khususnya di tempat Praktek Kerja Lapangan.

2. Meningkatkan keterampilan dan memperoleh pengalaman kerja dalam

bidang peternakan khususnya inseminasi buatan.

3. Membina kreatifitas beternak.

4. Untuk menumbuhkan minat kewirausahaan.

b. Kegunaan Praktek Kerja Lapangan.

1. Memperoleh wawasan dan pengetahuan yang tidak diperoleh dibangku

kuliah bagi mahasiswa dalam pelaksanaan inseminasi buatan.

2. Mengetahui manajemen dalam melakukan inseminasi buatan.

3. Sebagai bahan kajian dan informasi bagi yang memerlukan.

3

Page 4: laporan PKL

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Desa Kandai I, Dusun

Sambi Tangga, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu NTB. Kegiatan

berlangsung selama ± 1 bulan yaitu mulai tanggal 1Februari s/d tanggal 27

Februari 2011.

B. Macam dan Hasil Kegiatan

Perencanaan yang matang merupakan awal dalam melakukan suatu

usaha agar memperoleh hasil yang diharapkan. Secara garis besar macam dan

jenis kegiatan PKL yang direncanakan selama memanajemen dan

pelaksanaan inseminasi buatan adalah :

1. Pemilihan induk.

2. Mendeteksi berahi.

3. Waktu inseminasi yang tepat.

4. Melakukan IB.

5. Pemeriksaan kebuntingan (PKB).

6. Mengamati dan mencatat proses kebuntingan hingga perkiraan

beranak.

7. Penanganan pada induk setelah beranak.

8. Perawatan anak hasil IB (pedet).

4

Page 5: laporan PKL

HASIL KEGIATAN

Dari kegiatan PKL yang dilakukan selama ini maka dapat dilaporkan

sebagai berikut :

a. Pemilihan induk.

Pemilihan induk yang memenuhi syarat atau sesuai dengan kriteria

merupakan faktor penunjang keberhasilan penerapan teknologi Inseminasi

Buatan, karena induk yang baik apabila ditangani oleh Inseminator yang

terampil, maka akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Syarat

induk yang baik adalah berumur sekitar 6 tahun, berbadan besar (minimal

3 kali melahirkan), bobot badan ± 300 kg, sehat dan tidak mempunyai

kelainan alat reproduksi.

b. Mendeteksi berahi.

Ketepatan peternak mengamati dan menentukan waktu birahi

(estrus) adalah sangat penting apabila induk akan dikawinkan, baik secara

alami terlebih dengan cara IB. Sapi yang dilepas berkelompok lebih

mudah dikenali berahinya daripada yang menyendiri dalam kandang.

Tanda-tanda berahi pada sapi betina akan berlangsung ± 2 hari atau rata-

rata sekitar 36 jam. Pada umumnya secara normal sapi betina akan

mengalami siklus berahi selama 17 – 24 hari dengan rata-rata 21 hari. Sapi

apabila tidak dikawinkan pada masa berahi maka kira-kira dihari ke 21

bulan berikutnya akan menampakan tanda-tanda berahi kembali.

Tanda sapi berahi dapat dikenali oleh peternak maupun petugas IB.

Adapun tanda-tanda sapi berahi adalah sebagai berikut :

5

Page 6: laporan PKL

Tanda-tanda sapi berahi yang dapat diketahui peternak/umum adalah :

1. Vulva bengkak, hangat, lunak dan berwarna kemerah-merahan.

2. Vulva mengeluarkan cairan kental/lendir bening yang sering

menempel pada ekor dan kaki.

3. Sapi melenguh/ribut, gelisah dan berjalan hilir mudik serta sering

kencing.

4. Nafsu makan menurun.

5. Suka menaiki/dinaiki sapi lain.

6. Produksi susu berkurang terutama sapi perah.

Tanda-tanda sapi berahi yang dapat diketahui oleh Petugas IB :

1. Tanda-tanda tersebut diatas.

2. Uterus akan teraba agak keras

3. Cornu uteri (tanduk rahim) lebih melengkung dibanding biasanya.

4. Cervix uteri (leher rahim) sedikit membuka.

Hubungi petugas IB (inseminator) terdekat untuk mendapat

pelayanan IB secepatnya setelah sapi betina anda menunjkukan tanda-

tanda berahi.

c. Waktu inseminasi yang tepat.

Cara sederhana mengetahui waktu untuk melakukan Inseminasi

Buatan adalah sebagai berikut :

1. Apabila peternak menemukan sapinya saling tunggang di pagi hari,

maka saat terbaik untuk melakukan IB adalah pagi hari itu juga atau

selambat-lambatnya siang hari.

6

Page 7: laporan PKL

2. Apabila peternak menjumpai sapi saling tunggang di siang hari, maka

waktu terbaik untuk IB adalah siang hari itu juga atau selambat-

lambatnya sore hari.

3. Apabila peternak menemukan sapi saling tunggang sore/senja hari,

maka waktu terbaik untuk IB adalah sore/senja itu juga atau selambat-

lambatnya besok jam 9 pagi.

Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :

NO Waktu Melakukan IB Kemungkinan Bunting

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Awal-awal berahi

Pertengahan berahi

Akhir-akhir berahi

6 jam sesudah berahi

12 jam sesudah berahi

18 jam sesudah berahi

24 jam sesudah berahi

36 jam sesudah berahi

48 jam sesudah berahi

44 %

82 %

75 %

62,5 %

32,5 %

28 %

12 %

8 %

0 %

d. Melakukan IB.

Dalam pelaksanaanya, IB harus benar-benar ditangani oleh

inseminator yang handal, teliti dan memperhatikan langkah-langkah kerja

serta berhati-hati terutama pada saat penanganan semen.

Alat-alat yang harus disediakan untuk melakukan IB adalah :

7

Page 8: laporan PKL

1. Gun inseminasi.

2. Sarung tangan.

3. Tissue.

4. Air bersih.

5. Gunting.

6. Pinset.

7. Strow/Semen.

8. Kandang jepit.

Langkah-langkahnya yaitu :

1. Mendeteksi berahi, apakah induk sedang mengalami berahi, apabila

benar, sebaiknya induk di IB pada saat pertengahan berahi karena

pada saat itu kemungkinan bunting sangat besar yaitu 82 %.

2. Induk dikandangkan di kandang jepit agar proses IB dapat dilakukan

dengan aman.

3. Mempersiapkan peralatan IB.

4. Toring yaitu proses mencairkan kembali semen di dalam strow dengan

cara mengambil strow di dalam termos dengan menggunakan pinset,

kemudian mencelupkan/merendam strow kedalam air bersih selama ±

10 - 15 detik.

5. Pasang strow yang sudah ditoring di gun inseminasi, setelah

terpasang, ujungnya digunting.

6. Menggunakan sarung tangan.

8

Page 9: laporan PKL

7. Memasukan tangan kedalam anus dan masukan gun inseminasi

melalui vagina menuju servix pada posisi 3 lalu semprotkan semen

secara perlahan sampai habis.

8. Cabut kembali gun inseminasi.

9. Mencatat dalam kartu recording.

e. Pemeriksaan kebuntingan (PKB).

Cara mengetahui sapi betina yang bunting setelah dilakukan IB

adalah :

1. Sapi yang telah di IB akan dapat diketahui sudah bunting/tidak setelah

18 – 21 hari kemudian. Apabila tidak menunjukan gejala berahi

kembali, maka dapat diperkirakan ini merupakan gejala awal bahwa

sapi telah bunting.

2. Amati sampai bulan ketiga, apakah tidak menunjukan gejala berahi

kembali dan apabila demikian (setelah melewati hari ke 90) maka

untuk lebih memastikan mintalah petugas Pemeriksa Kebuntingan

untuk melakukan pemeriksaan rektal.

Untuk mengetahui apakah sapi betina telah bunting/tidak dari hasil

pelaksanaan pelayanan IB, dapat dilakukan tes sederhana menggunakan

air accu (zwalvelzuur) yang mengandung asam sulfat pekat dengan cara

sebagai berikut :

1. Tampung air kencing sapi yang dicurigai telah bunting. Penampungan

sebaiknya dilakukan pada siang hari.

9

Page 10: laporan PKL

2. Masukan 2 cc air kencing tersebut kedalam gelas transparan atau gelas

Erlenmeyer.

3. Masukan 10 cc aquadest kedalamnya sambil digoyang perlahan

hingga tercampur rata.

4. Masukan secara perlahan 15 cc air accu/zwalvelzuur/asam sulfat pekat

kedalamnya sambil digoyang perlahan dan diamati perubahan warna

yang terjadi.

Apabila terjadi perubahan warna menjadi ungu muda maka sapi

dicurigai telah bunting. Hal ini disebabkan karena air kencing sapi

bunting mengandung estrogen yang terbakar oleh asam sulfat.

Apabila tidak terjadi perubahan warna maka sapi tidak dalam

keadaan bunting. Apabila sapi betina yang telah dilayani IB selama

3 kali berturut-turut tapi tetap menunjukan gejala berahi atau

tanda-tanda tidak bunting maka segera lapor ke Petugas Pemeriksa

Kebuntingan/Asisten Teknis Reproduksi/Dokter Hewan yang ada

di Kecamatan/Kota terdekat untuk mendapat pemeriksaan

reproduksi.

f. Mengamati dan mencatat proses kebuntingan hingga perkiraan

beranak.

Dalam megamati proses kebuntingan, peternak mendapatkan kartu

recording, dalam kartu recording tertera nama pemilik, umur, alamat, jenis

induk, berahi I, II dan III, kode dan jenis semen, tanggal pemeriksaan

kebuntingan (PKB), perkiraan beranak dan nama petugas. Perlu di

10

Page 11: laporan PKL

perhatikan juga, setelah induk beranak juga harus dicatat hari dan tanggal

beranak, jenis kelamin, berat lahir dan bangsa (pejantan dan betina).

g. Penanganan pada induk setelah beranak.

Setelah beranak, induk diberikan perawatan dengan cara

menyuntik/memberikan vitamin agar kondisinya kuat, tidak lupa induk

diberi hijauan segar agar meningkatkan produksi susu pada saat menyusui

anak.

h. Perawatan anak hasil IB (pedet).

Setelah induk beranak, pedet dibersihkan dari lendir kemudian tali

pusar dibersihkan dan diberi yudium, langkah selanjutnya kita ajari untuk

menyusui induknya.

11

Page 12: laporan PKL

MANFAAT KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Manfaat bagi Mahasiswa

1. Memberikan kesempatan pada Mahasiswa untuk lebih banyak menerapkan

dan mengasah ilmu pengetahuan secara langsung di lapangan.

2. Menambah pengetahuan Mahasiswa dan kesempatan untuk lebih banyak

menggali ilmu-ilmu yang sifatnya praktis.

3. Dapat mengetahui cara kerja dan permasalahan pada saat pelaksanaan

Inseminasi Buatan.

4. Menambah pengalaman kerja hingga dapat meningkatkan keterampilan.

B. Manfaat bagi Tempat Kerja Lapangan.

1. Menambah pengetahuan peternak tentang teknologi inseminasi buatan.

2. Membantu peternak dalam pelaksanaan inseminasi buatan.

Manfaat bagi Fakultas.

Praktek Kerja Lapangan ini juga memberikan manfaat bagi Fakultas

yaitu memberikan masukan dan informasi pada fakultas untuk dapat

dievaluasi hasil Praktek Kerja Lapangan dalam hal ini Manajemen

Pengelolaan dan Pelaksanaan Inseminasi Buatan khususnya di wilayah

UPTD Dompu.

12

Page 13: laporan PKL

PERMASALAHAN DAN PEMECAHANYA

Dalam melakukan suatu usaha atau kegiatan, manusia tidak pernah luput dari

suatu permasalahan. Dengan adanya permasalahan maka akan diusahakan suatu

solusi dan pemecahan dari persoalan yang dihadapi. Adapun permasalahan yang

dihadapi peternak sekaligus pemecahannya adalah sebagai berikut :

A. Masalahnya :

Karena minimnya pengetahuan peternak tentang teknologi-teknologi

Inseminasi Buatan yang dilakukan oleh para petani yang kurang memahami

permasalahan dan persoalan yang dihadapinya, sehingga petani tidak dapat

mengetahui bagaimana cara untuk melakukan Inseminasi Buatan (IB)

B. Pemecahannya :

Peternak berusaha untuk mempelajari teknologi-teknologi peternakan

khususnya Inseminasi Buatan mulai dari mengetahui keuntungan dari IB,

pemilihan induk yang sesuai dengan kriteria IB, mengetahui tanda dan waktu

berahi, kapan saat menghubungi petugas IB (Inseminator), pelaksanaan IB,

pemeriksaan kebuntingan, penanganan pada saat beranak, perawatan anak hasil

IB (Pedet) dan analisa ekonomi ternak hasil IB.

13

Page 14: laporan PKL

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Kandai I yang

berlangsung selama 27 hari mulai tanggal 1 Februari sampai dengan tanggal

27 Februari 2011 dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pelaksanaan Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat terlaksana

dengan baik, hal ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak

terutama Petugas Inseminasi (Inseminator) yang telah membantu

Peternak dan Praktikan dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan.

2. Dalam pelaksanaanya, Inseminasi Buatan harus benar-benar diperhatikan

langkah-langkah dan petunjuknya agar dapat dicapai hasil yang optimal.

3. Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktikan

dapat mengambil banyak hikmah, pelajaran dan pengalaman melalui

interaksi dengan masyarakat serta kegiatan riil pembangunan dilapangan

secara langsung sehingga dapat memperluas wawasan dan kedewasaan

berfikir. Praktikan juga dapat memperoleh pengalaman lapangan yang

belum pernah didapat dibangku kuliah dan mengsinkronisasikan antara

teori yang didapat dengan pengalaman lapangan sehingga mampu

menyeimbangkan kesenjangan antara teori dan kenyataan lapangan.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Praktikan

mempunyai saran-saran berikut ini yang nantinya diharapkan dapat diambil

suatu tindakan yang bermanfaat yaitu :

1. Peternak diharapkan dapat mengetahui teknologi-teknologi peternakan

secara luas khususnya Inseminasi Buatan, mengingat banyak manfaat yang

dapat diperoleh dan peternak diharapkan mau menerapkan teknologi-

teknologi itu.

2. Untuk Petugas Inseminasi (Inseminator) agar mau mensosialisasikan ilmu

tentang IB kepada masyarakat agar dapat bermanfaat bagi masyarakat itu

khususnya bagi peternak.

14

Page 15: laporan PKL

3. Bagi Mahasiswa yang belum melakukan PKL diharapkan agar sedapat

mungkin memahami permasalahan peternak dan berusaha memecahkan

persoalan yang dihadapi.

15

Page 16: laporan PKL

DAFTAR PUSTAKA

Drh. Aminurrahman, M.Si, 2006. Fisiologi Reproduksi Ternak Sapi. Balai

Laboratorium Produksi dan Kesehatan Hewan. Dinas Peternakan.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, 2009. Inseminasi Buatan Pada

Ternak Sapi. Kampanye Penyuluhan Strategis Tahun 2009.

16

Page 17: laporan PKL

LAMPIRAN-LAMPIRAN

17

Page 18: laporan PKL

Lampiran 1 : Gambar Inseminasi Buatan

18

Page 19: laporan PKL

Lampiran 2 : Jadwal dan Jenis Kegiatan Praktek Kerja Lapang.

DAFTAR KEGIATAN HARIAN

Judul PKL : Manajemen Pengelolaan dan Pelaksanaan

Inseminasi Buatan (IB) di Wilayah UPTD

Dompu

Nama Mahasiswa : HERI YANTO

N I M : -

Jurusan : Ilmu Produksi Ternak

Pembimbing : Suherman, S. Pt

Lokasi Kegiatan : Desa Kandai I

NoHari/Tanggal/

TahunUraian Kegiatan

Waktu

(Jam)

Paraf

Fasilitator

1. Selasa,

1 Februari

2011

Serah terima mahasiswa PKL pada

ketua kelompok

Peninjauan lokasi

Mencatat jumlah populasi betina

produktif

Mendata kelompok-kelompok aktif

yang memelihara ternak secara

intensif

6

2. Rabu,

2 Febuari

2011

Meninjau kelompok

Mengamati induk siap kawin atau

berahi

Memberikan penyuluhan tentang IB

dan tanda-tanda berahi

6

3. Kamis,

3 Febuari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan tentang

syarat induk yang bisa di IB

Memeriksa Induk

6

19

Page 20: laporan PKL

4. Jum’at,

4 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan ternak

pada warga

Mengamati induk

4

5. Sabtu,

5 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan tentang

penyakit ternak

Mengamati induk

Membantu member pakan ternak

7

6. Minggu,

6 Februari

2011

Meninjau kelompok

Membantu membersihkan kandang

Memberi penyuluhan tentang

pembuatan ransum

Mengamati induk

8

7. Senen,

7 Februari

2011

Meninjau kelompok

Mengamati induk

Memberikan penyuluhan tentang

penyakit ternak

Memberi pakan ternak

6

8. Selasa,

8 Februari

2011

Meninjau kelompok

Mengamati induk siap kawin atau

berahi

Memberikan penyuluhan tentang IB

dan tanda-tanda berahi

6

9. Rabu,

9 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan tentang

syarat induk yang bisa di IB

Memeriksa Induk

6

10. Kamis,

10 Februari

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan tentang

20

Page 21: laporan PKL

2011 syarat induk yang bisa di IB

Memeriksa Induk

6

11. Jum’at,

11 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan ternak

pada warga

Mengamati induk

4

12. Sabtu,

12 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan tentang

penyakit ternak

Mengamati induk

Membantu member pakan ternak

7

13. Minggu,

13 Februari

2011

Meninjau kelompok

Membantu membersihkan kandang

Memberi penyuluhan tentang

pembuatan ransum

Mengamati induk

8

14. Senen,

14 Februari

2011

Meninjau kelompok

Mengamati induk

Memberikan penyuluhan tentang

penyakit ternak

Memberi pakan ternak

6

15. Selasa,

15 Februari

2011

Meninjau kelompok

Mengamati induk siap kawin atau

berahi

Memberikan penyuluhan tentang IB

dan tanda-tanda berahi

6

16. Rabu

16 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan tentang

syarat induk yang bisa di IB

Memeriksa Induk

6

21

Page 22: laporan PKL

17. Kamis,

17 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan tentang

syarat induk yang bisa di IB

Memeriksa Induk

6

18. Jum’at,

18 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan ternak

pada warga

Mengamati induk

4

19. Sabtu,

19 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberikan penyuluhan tentang

penyakit ternak

Mengamati induk

Membantu member pakan ternak

7

20. Minggu,

20 Februari

2011

Meninjau kelompok

Membantu membersihkan kandang

Memberi penyuluhan tentang

pembuatan ransum

Mengamati induk

8

21. Senen,

21 Februari

2011

Meninjau kelompok

Mengamati induk

Memberikan penyuluhan tentang

penyakit ternak

Memberi pakan ternak

6

22. Selasa,

22 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberi pakan ternak

Mengamati induk yang sedang

berahi

Menyiapkan perlengkapan IB

Melakukan IB

Merapikan alat-alat

8

22

Page 23: laporan PKL

23. Rabu,

23 Februari

2011

Mendatagi kelompok ternak

Meninjau kondisi induk yang telah

di IB

Memberikan penyuluhan tentang

perawatan induk yang telah di IB

6

24. Kamis,

24 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberi pakan induk yang telah di

IB

Memberikan penyuluhan ternak

6

25. Jum’at,

25 Februari

2011

Meninjau kelompok

Memberi pakan induk

Sosialisasi IB bersama petugas IB

(inseminator)

4

26. Sabtu,

26 Februari

2011

Mendatangi kelompok

Penyuluhan tentang perawatan induk

yang telah di IB, penanganan pada

saat beranak dan cara merawat anak

hasil IB (pedet)

8

27. Minggu,

27 Februari

2011

Mendatangi kelompok

Penyuluhan tentang pemeliharaan

ternak

Penarikan PKL

6

TOTAL 167

Dompu, 28 Februari 2011

Mengetahui/Menyetujui : Fasilitator Lapangan.

(…………………………)

23

Page 24: laporan PKL

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENILAI

Judul PKL : MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN

INSEMINASI BUATAN (IB) DI WILAYAH UPTD

DOMPU

O l e h

Nama Mahasiswa : HERI YANTO

N I M : -

Jurusan : Ilmu Reproduksi Ternak

Laporan Praktek Kerja Lapangan Diserahkan Untuk Keperluan Penyelesaian

Pendidikan pada Fakultas Peternakan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

yang Telah Ditelaah dan Dinilai Pada

Tanggal : 28 Februari 2011

Menyetujui :

Dosen Penguji, Dosen Pembimbing,

DR. Ir. H. Lalu Muh Kasip, MP. Suherman, S. Pt. NIP : 19611231 198603 1 014 NIP : 19711231 200312 1 044

24