Laporan Praktikum Ke-2 Tanggal Praktikum : 10 Maret 2015MK. Metabolisme Zat Gizi Tanggal Selesai : 10 Maret 2015
PROFIL LIPID DARAH:PENGARUH KONSUMSI PANGAN SUMBER LIPID(KUNING TELUR, GORENGAN, DAN MARGARIN)
TERHADAP PROFIL LIPID DARAH
Oleh:
Kelompok 1 M5
Fuza Aghnia Ream Putri I14144015Melania Eriyani I14144022Nikita Debora Putri I14144023Nurniawati I14144025Umiyati I14144039Zukhruf Faridho I14144043
Asisten Praktikum:
Hana Fitria Navratilova, M.ScSakinah
Koordinator Mata Kuliah:
Dr. Rimbawan
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) (Almatsier 2010). Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko lain. Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.
Hasil Riskesdas (2010) menunjukkan kontribusi konsumsi lemak terhadap energi penduduk Indonesia sebesar 25,6%. Menurut data WHO (2005) bahwa faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskuler adalah dislipidemia. Dislipidemia sering dihubungkan dengan aterosklerosis yang merupakan penyebab utama dari penyakit jantung koroner (Sudoyo, Alwi, Simadibrata 2007). Setiap tahun, sekitar 785.000 orang Amerika akan memiliki penyakit baru arteri koroner (CAD), dan kira-kira 470.000 akan memiliki serangan berulang. CAD menyebabkan kira-kira 1 dari setiap 6 kematian di Amerika Serikat pada 2007. Prevalensi dislipidemia di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan pada warga usia lanjut di Jakarta, dari 307 sampel didapatkan kejadian dislipidemia sebesar 44,6% (Khairani 2007).
Tujuan
Praktikum bertujuan mempelajari pengaruh kebiasaan konsumsi pangan sumber lipid terhadap profil lipid darah, yaitu kadar trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL.
TINJAUAN PUSTAKA
Trigliserida
Triasilgliserol (trigliserida) adalah bentuk simpanan asam lemak utama. Triasilgliserol merupakan ester trihidrat alkohol gliserol dan asam lemak. Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR'-CH2-COOR", dimana R, R' dan R" masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH,
R'COOH and R"COOH bisa jadi semuanya sama, semuanya berbeda ataupun hanya dua diantaranya yang sama. Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon (Murray 2012).
Trigliserida terdapat pada sebagian besar lemak nabati dan hewani, sehingga banyak dikonsumsi oleh manusia. Level trigliserida dikenal sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner. Jika seseorang memiliki level trigliserida yang tinggi maka level kolesterol HDL biasanya rendah. Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya level trigliserida pada seseorang adalah diet, estrogen, alkohol, obesitas, penyakit liver, dan penyakit ginjal kronik (Indriyanti dan Syafitri 2008).
Tahun 2011 American Heart Association (AHA) telah menetapkan standar baru terhadap nilai optimal kadar trigliserida sebesar <100mg/dl. American Association of Clinical Endocrinologists menyatakan bahwa kadar normal trigliserida dalam darah untuk orang dewasa adalah <150 mg/dL.
Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. Kolesterol merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol adalah jenis khusus lipid yang disebut steroid. Steroid ialah lipid yang memiliki struktur kimia khusus yang terdiri atas 4 cincin atom karbon (Emma 2009). Kolesterol berperan penting terhadap fungsi tubuh sehari-hari karena merupakan salah satu komponen terbesar membran sel yang membantu pergerakan zat kedalam dan keluar sel. Kolesterol di dalam tubuh diangkut sebagai bagian struktur lipoprotein. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL) mengangkut dari hati ke jaringan tubuh yang memerlukan. Lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan dan membawanya kembali kehati untuk diproses kembali atau dibuang dari tubuh (Jonathan 2007).
Metabolisme Kolesterol
Kolesterol adalah sterol yang sangat penting secara biologis. Homeostasis kolesterol diatur melalui keseimbangan antara absorpsi asupan kolesterol dan sintesis kolesterol endogen dengan ekskresi asam empedu dan pengeluaran kolesterol dari empedu (Widmann 2005). Kolesterol di hati disintesis oleh Asetil-KoA yang memiliki molekul membentuk Mevalonat, yang dalam reaksinya dikatalisis oleh HNG-KoA reduktase. Kolesterol di hati juga bersumber dari kolesterol makanan yang
ditransportasikan dalam bentuk kilomikron. Kedua kolesterol ini kemudian bergabung membentuk ester kolesterol. Ester kolesterol dan trigliserida (disintesis dalam hati) akan membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) untuk masuk ke dalam plasma. Trigliserida dalam VLDL selama peredaran dalam plasma dikeluarkan dengan bantuan lipase lipoprotein sehingga kembali menjadi asam lemak bebas yang didistribusikan ke jaringan yang membutuhkan. Kadar trigliserida yang menurun akan membuat VLDL kekurangan trigliserida dan berubah menjadi partikel kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL). LDL akan menuju jaringan yang memiliki ikatan dengan reseptornya yang memiliki tingkat ekspresi tinggi, sehingga distribusi LDL tepat pada jaringan yang membutuhkan dimana kolesterol dapat diserap pada jaringan ekstrahepatik (Murray et al 2008). Kelebihan kolesterol di dalam hati akan digunakan untuk pembuatan empedu yang dialirkan ke kantung empedu untuk menyimpan kolesterol tanpa merubahnya (Heslet 2007).
HDL (High Density Lipoprotein)
High Density Lipoprotein (HDL) merupakan bagian dari lipoprotein yang berfungsi untuk mengimbangi kolesterol yang berlebih dalam darah, HDL kadang disebut sebagai kolesterol baik. HDL dalam darah bertugas untuk mengambil kolesterol yang berlebih pada pembuluh perifer dan membawanya kembali menuju hari untuk didetoksifikasi/ dihancurkan (Murray et all 2009). Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein), HDL ini memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit dan mempunyai kepadatan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lipoprotein lain sehingga HDL lebih berat. Jadi HDL memegang peranan sangat penting untuk mengatur jumlah kolesterol yang ada di dalam tubuh, termasuk di dalam dinding arteri, sehingga tingginya kadar HDL bisa mengurangi risiko penyakit jantung koroner (Parker 2010). Menurut Nadesul (2009) kadar normal HDL dalam darah ≤40 mg/dl (rendah) sedangkan ≥60 mg/dl.
Fungsi Pereaksi
Analisis kolorimetri adalah metode penentuan konsentrasi suatu unsur kimia atau senyawa kimia dalam larutan dengan bantuan reagen warna. Hal ini berlaku untuk kedua senyawa organik dan senyawa anorganik dan dapat digunakan dengan atau tanpa tahap enzimatik. Kit trigliserida dirancang secara akurat untuk menentukan jumlah trigliserida dalam serum darah atau plasma manusia, mencit, tikus, dan hewan lainnya dalam format 96- baik untuk ditingkatkan melalui analisis. Darah dapat dikumpulkan dalam tabung dievakuasi polos atau dengan adanya antikoagulan umum: heparin, EDTA, natrium sitrat, atau amonium oksalat. Serum harus dipisahkan dari darah dengan sentrifugasi sesegera mungkin dan dapat disimpan dalam suhu beku (-20°C ) sebelum dilakukan analisis (Zenbio 2010).
Pengukuran kadar kolesterol serum dapat berfungsi sebagai indikator fungsi hati, fungsi empedu, penyerapan usus, kecenderungan ke arah penyakit arteri koroner dan fungsi tiroid. Kolesterol ester yang enzimatik dihidrolisis dengan kolesterol esterase kolesterol dan asam lemak bebas. Bebas kolesterol termasuk yang awalnya hadir , kemudian dioksidasi oleh kolesterol oksidase untuk cholest-4-ene-3- satu dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida menggabungkan dengan asam hidroksibenzoat (HBA) dan 4-aminoantipyrine membentuk kromofor (quinoneimine dye) yang secara kuantitatif di 500 nm (Clinical Chemistry 2006).
Sumber Bahan Pangan Tinggi Lipid
Bahan makanan tinggi lipid merupakan bahan makanan dengan kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi. Dalam sebuah sumber bahan pangan yang berlemak terkandung dua jenis lemak yaitu kolesterol dan lemak jenuh. Dalam bahan pangan yang berasal dari hewani saja yang mengandung kolesterol. Kolesterol tidak ditemukan dalam bahan pangan nabati. Ada jenis bahan makanan yang kolesterolnya saja yang tinggi sedangkan lemak jenuhnya tidak tinggi atau sebaliknya lemak jenuhnya saja yang tinggi tetapi kadar kolesterolnya rendah, ada pula jenis bahan pangan yang kadar kolesterol maupun lemak jenuhnya tinggi dalam satu bahan pangan (Handrawan 2011).
Tabel 1 Bahan pangan berkolesterol dan lemak jenuh tinggi
Bahan MakananKolesterol(mg/10 gr)
Lemak Jenuh (mg/10 gr)
Otak babi 2500 2,0
Otak sapi 2100 1,8
Ginjal sapi 690 3,8
Jeroan 375 2,5
Kuning telur 275 1,7
Udang 130 0
Daging merah 70 0,2
Daging ayam 60 3,6
Ikan 45 0,9
Susu 33 0,1
Yoghurt 14 5,1
Minyak kelapa 0 2,3
Minyak kedelai 0 80,2
Minyak jagung 0 12,8
Minyak babi 95 9,4
Kacang tanah 0 28,4
Aplikasi Dalam Kehidupan
Pengetahuan tentang kadar kolesterol dan metabolisme kolesterol sangat penting terutama dalam bidang gizi klinik yang mempelajari tentang dietetik. Dislipidemia merupakan suatu penyakit dimana terjadi tingginya profil lemak dalam darah terutama LDL dan trigliserida. Profil lemak (lipid) seseorang ditentukan oleh kadar kolesterol darah yaitu kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida. Jumlah kolesterol LDL yang tinggi akan menyebabkan penimbunan kolesterol di dalam sel. Hal ini akan memicu munculnya proses artherosklerosis dan dapat menyebabkan penyakit stroke (Rizaldy 2010). Diet rendah lemak kolesterol diberikan kepada pasien dislipidemia. Tujuan dari diet ini adalah menurunkan kadar kolesterol total, kadar kolesterol LDL dan trigliserida dalam darah. Diet ini dilakukan dengan cara membatasi konsumsi bahan makanan tinggi lipid serta mengonsumsi makanan tinggi serat (Kementerian Kesehatan 2011).
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 10 Maret 2015 pukul 10.00-13.00 WIB di Laboratorium Kimia Makanan Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan alat berupa tabung reaksi kecil (3 ml), water bath, centrifuge, pipet mikro, bulb, pipet volumetrik, spektrofotometer dan kuvet.
Bahan yang digunakan adalah serum darah, pereaksi kit trigliserida, pereaksi kit standar trigliserida, pereaksi kit kolesterol, pereaksi kit standar kolesterol, dan HDL precipitant, dan pereaksi kit standar HDL-K.
Prosedur Percobaan
Penentuan Responden dan Intervensi
Responden dipilih untuk ditentukan FFQ selama tiga minggu↓
reponden dipuasakan buah dan sayur satu hari diambil darahnya↓
Diberikan intervensi makanan sebelum darah diambil
Gambar 1 Prosedur penentuan responden
Pengambilan Darah Oleh Tenaga Medis dan Pembuatan Serum
Dicari pembuluh darah pada lengan, permukaan kulih diberi alkohol
↓Dipasang torniquet, tangan dikepal
↓Darah diambil dari vena cubiti, ditusuk pada posisi 45o
↓Dihisap 10 ml, dipasang torniquet
↓Darah dimasukkan kedalam tabung plan merah, diendapkan 2 jam
↓Disentrifugasi 3000 rpm, 15’
↓Serum darah
Gambar 2 Prosedur pengambilan darah
Penentapan Kadar Trigliserida
Disiapkan tiga tabung reaksi
Ditambahkan 10µL aquades ditambahkan10µL ditambahkan10 µL serum darah pereaksi kit TGA
X X X X
Dihomogenkan
↓Diinkubasi 20’
↓Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 500 nm
Gambar 3 Prosedur penetapan kadar trigliserida
Penetapan Kadar Kolesterol Total
Disiapkan tiga tabung reaksi
Ditambahkan 10µL aquades ditambahkan10µL ditambahkan10 µL serum darah pereaksi kit kolesterol
Dihomogenkan
↓Diinkubasi 20’
↓Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 500 nm
Gambar 4 Penetapan kadar kolesterol total
Penentuan Kadar HDL-Kolesterol tahap satu
Disiapkan dua tabung reaksi
500 µL pereaksi kit HDL 200 µL serum darah
dihomogenkan↓
Diinkubasi 15’↓XX↓
Disentrifugasi 5’, 3000 rpm↓
Diambil supernatan
Gambar 5 Prosedur penetapan kadar HDL-K
Penentuan Kadar Kolesterol tahap duaDisiapkan tiga tabung reaksi
Ditambahkan 100µL aquades ditambahkan100µL ditambahkan100 µL serum darah Standar HDL-K
Ditambahkan pereaksi kit kolesterol 1000µL
↓Dihomogenkan
↓Diinkubasi 20’
↓Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 500 nm
Gambar 6 Prosedur penentuan kadar kolesterol
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum dilakukan untuk menentukan kadar profil lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida setelah responden diberikan tiga jenis intervensi makanan sumber lipid untuk responden yang berbeda, yaitu 3 potong telur ceplok, 5 buah risoles dan 30 gram mrgarin. Kemudian sekitar 15 menit darah responden diambil untuk dilakukan uji penentuan kadar profil lipid darah.
Tabel 2 Kuesioner FFQ (Food Frequency Questionaire)Jenis makanan
yang dikonsumsi
K1 K2 K3 K4 K5 K6
MargarinTelur
Gorengan
123
123
144
142
134
234
Data kuesioner FFQ responden diperoleh dari frekuensi responden mengonsumsi beberapa pangan sumber lipid selama satu minggu terakhir. Kode 1 menunjukkan bahwa selama satu minggu terakhir responden tidak pernah mengonsumsi jenis makanan tersebut. Kode 2 menunjukkan bahwa responden mengonsumsi jenis makanan tersebut 1-2 kali dalam satu minggu, begitu juga untuk kode 3 menunjukkan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu dan kode 4 menunjukkan responden mengonsumsi pangan sumber lipid >4 kali dalam seminggu. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi oleh responden berdasarkan Tabel 2 adalah gorengan dan yang paling sedikit dikonsumsi adalah margarin.
Tabel 3 Hasil pengamatan penetapan kadar TrigliseridaNo.
IntervensiKadar Trigliserida
(mg/dl)1.2.3.4.5.6.
Telur ceplok gorengGorengan
TelurMargarinGorenganMargarin
72,87219,4124,6980,16137,65104,45
Telur adalah salah satu bahan makanan yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Telur ayam yang dikonsumsi uymumnya berasal dari jenis unggas seperti ayam, bebek dan angsa. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Kandungan gizi terdiri dari protein 12.8 gram, lemak 11.5 gram dan karbohidrat 0,7 gram. Zat gizi ini mudah dicerna oleh manusia. Lemak telur terdiri dari trigliserida, fosfolipida dan kolesterol.
Responden diberikan intervensi berupa telur ayam yang digoreng ceplok menggunakan margarin. Pemberian intervensi dilaksanakan setelah responden puasa. Pengambilan darah dilakukan setelah 15 menit pemberian intervensi. Berdasarkan hasil intervensi dengan menggunakan telur ayam, didapatkan kadar trigliserida darah responden adalah 72,87 mg/dL. Kadar trigliserida tersebut termasuk kategori normal. Tahun 2011 American Heart Association (AHA) telah menetapkan standar baru terhadap nilai optimal kadar trigliserida sebesar <100mg/dl. American Association of
Clinical Endocrinologists menyatakan bahwa kadar normal trigliserida dalam darah untuk orang dewasa adalah <150 mg/dL.
Intervensi telur ayam pada responden tidak meningkatkan kadar trigliserida darah. Menurut Indriyanti dan Syafitri (2008) faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya level trigliserida pada seseorang adalah diet, estrogen, alkohol, obesitas, penyakit liver, dan penyakit ginjal kronik.
Lipid diserap di usus dalam bentuk kilomikron. Kilomikron ialah lipoprotein yang terutama mengandung triasilgliserol disekresikan ke dalam sistem limpatik duktus torasikus, kemudian masuk ke dalam darah 1-2 jam setelah makan Kilomikron membawa trigliserida dari sel mukosa usus halus ke jantung, otot dan jaringan lemak melewati pembuluh limfa. Lipid Secara biosintesis trigliserida terlebih dahulu asam lemak diaktifkan menjadil asil-KoA oleh enzim asil-KoA sintase, memerlukan ATP dan KoA. Dua molekul asil-KoA dengan gliserol 3-fosfat yang dikatalisis enzim gliserol 3 fosfat asiltransferase kemudian enzim 1-asilgliserol-3-fosfatasiltransferase akan membentuk trigliserida (Murray, 2012).
Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dipengaruhi oleh lipolisis di jaringan adipose. Lipolisis adalah proses pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel-sel lemak yang melibatkan hidrolisis trigliserida. Selama proses ini, asam lemak bebas dilepaskan ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh. Hormon-hormon yang menginduksi lipolisis: epinefrin, norepinefrin, ghrelin, hormon pertumbuhan, testosteron, dan kortisol. Ini memicu 7TM reseptor (G protein-coupled reseptor), yang mengaktifkan adenilat siklase. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi cAMP, yang mengaktifkan protein kinase A, yang kemudian mengaktifkan lipase yang ada dalam jaringan adiposa (Murray 2012).
Tabel 4 Hasil pengamatan kadar kolesterol total
No. Intervensi Kadar kolesterol total (mg/dl)
1. Telur 290,91
2. Gorengan 246,30
3. Telur 279,10
4. Margarin 202,7
5. Gorengan 272,7
6. Margarin 237,27
Homeostasis kolesterol darah diatur berdasarkan keseimbangan antara asupan kolesterol dari makanan dan sintesisnya di dalam hati (Widmann 2005), sehingga bila terjadi ketidakseimbangan antara keduanya akan terlihat dalam profil lipid khususnya pada kadar kolesterol total.
Hasil pengamatan penetapan kadar kolesterol total pada tabel 4 menunjukkan bahwa kadar kolesterol dari semua responden lebih dari nilai normal. Nilai normal
kolesterol darah 160-200 mg/dl (LIPI 2009). Kadar kolesterol yang tinggi ini dikarenakan sebelum pengambilan darah responden diberikan intervensi makanan sumber lipid, yaitu 3 telur ceplok goreng, 5 buah risol, dan 30 g margarin. Kadar kolesterol total yang paling tinggi adalah responden pertama yang diberikan intervensi berupa telur ceplok goreng. Telur terutama bagian kuningnya merupakan sumber kolesterol, selain itu dilihat dari Food Frequency Questionnaire (FFQ) responden pertama cenderung mengonsumsi bahan lain yaitu gorengan dengan frekuensi 3-4x seminggu diluar intervensi yang diberikan sehingga asupan kolesterol dari makanan semakin meningkat (Handrawan 2011). Ketidakseimbangan asupan makanan tinggi kolesterol ini mempengaruhi kadar kolesterol total reponden, hal ini sesuai dengan pendapat Widmann (2005).
Selain konsumsi pangan sumber kolesterol yang tinggi, pengambilan darah responden yang menjadi sampel pengamatan juga mempengaruhi hasil penetapan kadar kolesterol total. Menurut Wallach (2007) pengambilan darah responden untuk keperluan pengamatan sebaiknya dilakukan 30-60 menit setelah intervensi. Hal ini berlawanan dengan kegiatan praktikum yang pengambilan darahnya dilakukan 15 menit setelah intervensi namun kadar kolesterol total dalam darah responden sudah tinggi. Metabolisme kolesterol dalam tubuh berhubungan langsung dengan proses peredarannya dalam darah, karena sebagian besar kolesterol diedarkan dalam darah dalam bentuk VLDL yang merupakan kompleks lipoprotein. VLDL akan semakin menurun kadar trigliseridanya menjadi LDL dimana LDL akan dipecah menjadi kolesterol kembali oleh jaringan yang membutuhkan (Murray et al 2008). Kelebihan kolesterol juga akan dimanfaatkan oleh hati untuk pembentukan empedu dan disimpan dalam kantung empedu (Heslet 2007), dengan demikian tubuh berusaha mengembalikan kadar kolesterol normal. Hal lain yang mempengaruhi kadar kolesterol total responden adalah tingkat aktifitas fisik. Semua responden berstatus mahasiswa yang tergolong sibuk sehingga jarang berolahraga sehingga dapat mempengaruhi hasil pengamatan dari kadar kolesterol totalnya.
Tabel 5 Hasil pengamatan kadar HDL-kolesterol
No. Intervensi Absorbansi ujiKadar HDL-K
(mg/dl)
1. Telur 0,204 52,79
2. Gorengan 0,186 42,7
3. Telur 0,224 55,30
4. Margarin 0,366 76,25
5. Gorengan 0,165 40,22
6. Margarin 0,218 53,07
Prinsip yang digunakan untuk menentukan kadar High Density Lipoprotein (HDL) dimana endapan dari lipoprotein seperti kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL) semua ini dapat terbentuk dengan penambahan asam fosfo tungstat dan ion mg dalam serum darah. Dalam proses sentrifugasi akan terjadi pemisahan antara HDL dengan supernatannya.
Pengambilan sampel serum dengan menggunakan pipet mikro pipet, ambil 200 µl serum yang sudah disediakan tambahkan dengan pereaksi Kit HDL precipitant yang digunakan sebagai indikator pereaksi. Kit HDL di ambil sebanyak 500 µl. Homogen/campurkan serum dengan pereaksi HDL tersebut. Setelah sampel tercampur dengan pereaksi yang digunakan tersebut, inkubasi dalam suhu ruang selama 10 menit, kemudian sentrifugasi sampel selama 5 menit dengan 3000 rpm. Proses sentrifugasi menghasilkan supernatan dan HDL terpisah. Ambil HDL dengan menggunakan mikro pipet jangan sampai menempel dengan supernatan. Ambil larutan HDL sebanyak 100 µl kemudian tambahkan dengan 1000 µl pereaksi Kit kolesterol lalu homogenkan. Inkubasi selama 15 menit, warna larutan akan berubah menjadi merah muda. Kemudian baca absorbansi dengan panjang gelombang 500 nm, jarak waktu antara inkubasi dan pembacaan absorbansi tidak lebih dari 45 menit karena hal ini akan menyebabkan hasil pembacaan tidak akurat. Pada pembacaan absorbansi urutan pembacaannya yang pertama pembacaan akuades yaitu 0.025, blanko 0.040 dan uji 0.204 sedangkan untuk standar 0.179.
Kadar HDL dari hasil analisis ini diperoleh kadar HDL dengan intervensi telur 50.27 mg/dl dan 55.30 mg/dl. Kadar HDL dari responden tidak jauh berbeda. Pangan intervensi gorengan dan telur memiliki kadar HDL berada pada kisaran normal yaitu ≤40 mg/dl dikategorikan rendah sedangkan ≥60 mg/dl dikategorikan tinggi (Nadesul 2009). Tingginya kadar HDL di dalam tubuh akan mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh, karena HDL memegang peranan sangat penting untuk mengatur jumlah kolesterol yang ada di dalam tubuh termasuk didalam arteri sehingga dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner (Nababan 2008).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil dari praktikum membuktikan bahwa konsumsi gorengan, telur dan margarin dapat mempengaruhi peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan menurunkan kadar HDL dalam darah.
Saran
Praktikan diharapkan teliti saat melakukan analisis serta membaca nilai absorbansi, agar hasil yang didapatkan akurat serta hasilnya dapat dipastikan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama; 2010.
Burtis CA, Ashwood ER, editors. Tietz Fundamentals of Clinical Chemistry, 5th ed. Philadelphia, PA: WB Saunders;2001
Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI. Diet Rendah Lemak dan Kolesterol. Jakarta (ID) :Kementerian Kesehatan RI; 2011
Emma,L. Cholesterol. London (ENG):Lipidomics Gateway; 2009
Handrawan, N. Sehat Itu Murah. Jakarta (ID) :Kompas Media Nusantara; 2011
Heslet L. Kolesterol yang Perlu Anda Ketahui. Jakarta (ID): Megapoin; 2007
Indriyanti dan Syafutri. Potensi Sari Buah Murbei (Morus alba L) Sebagai Minuman Berantioksidan serta Pengaruhnya Terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida Serum Tikus Percobaan [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor; 2008.
Jellinger P, Smith D, Mehta A, et al. AACE Guidelines for Management of Dyslipidemia and Prevention of Artherosclerosis: AACE Lipid and Artherosclerosis Guidelines, Endoc Pract. 2012; 18.
Jonathan, M. Kolesterol. Jakarta (ID): Erlangga; 2007
Khairani, R. Tanaman Jagung Sebagai Bahan Bio-fuel. Bandung: UNPAD; 2007
[LIPI] Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan dan Kesehatan (ID)
Miller M, Stone N, Ballantyne C, Bittner V, Criqui M, Ginsberg H, et al. Triglycerides and Cardiovascular Disease: A Scientific Statement From the American Heart Assosiation. Circulation;2011
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Jakarta (ID):EGC;2012________________________________. Biokimia Harper. Jakarta (ID): EGC;2009
Murray RK, Daryl KG, Peter AM, Victor WR. Harper’s Illustrated Biochemistry, 25th Edition. New York (US): McGraw-Hill Medical; 2008
Nababan, D. Hubungan Faktor Resiko dan Karakteristik Penderita dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di RSU pringadi Medan Tahun 2008. [Tesis] Pada sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan; 2008.
Nadesul H. Resep Mudah Tetap Sehat. Jakarta (ID): PT Kompas Media Nusantara; 2009.
Parker T. 2010. Cholesterol. [Artikel] Diakses pada 14 Maret 2015. Tersedia pada htpp://health.nytimes.com/health/guides/nutrion/cholesterol/overview.html.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar 2010 (ID)
Rizaldy, P. Gejala Stroke. Yogyakarta (ID): PenerbitAndi; 2010
Sudoyo W, Alwi I, Simadibrata. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Ed 4. Jakarta (ID): Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI;2007
Wallach J. Cardiovascular Disease: Interpretation of Diagnostic Test, 8th Edition. New York (US): Lippincott Williams and Wilkins; 2007
Widmann FK. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta (ID): EGC; 2005
World Health Organization. 2005. Cardiovasculer diseases. [Artikel] Diakses pada 14 Maret 2015. Tersedia pada http://www.who.int/topics/ cardiovasculer_disease/en/
Yayasan Jantung Indonesia. 2005. Kolesterol. [Artikel] Diakses pada 14 maret 2015. Tersedia pada www.inaheart.go.id
Zenbio, 2010. Serum Triglyceride Assay Kit. [Artikel] Diakses tanggal 14 Maret 2015 Tersedia pada http://www.zen-bio.com/pdf/ZBM0036-STG-1NC-Serum-Triglyceride-Assay-Kit.pdf
LAMPIRAN
Tabel 1 Kuesioner FFQ (Food Frequency Questionaire)Jenis makanan
yang dikonsumsi
K1 K2 K3 K4 K5 K6
MargarinTelur
Gorengan
123
123
144
142
134
234
1 = Tidak pernah 2 = 1-2 kali/minggu3 = 3-4 kali/minggu4 = >4 kali/minggu
Tabel 2 Hasil pengamatan penetapan kadar Trigliserida
No. Intervensi Absorbansi UjiKadar Trigliserida
(mg/dl)1.
2.3.4.5.6.
Telur ceplok goreng
GorenganTelur
MargarinGorenganMargarin
0,115
0,3040,1760,1120,2110,149
72,87
219,4124,6980,16137,65104,45
Absorbansi akuades = 0,039Absorbansi Blanko = 0,064Konsentrasi standar = 200 mg/dlAbsorbansi standar = 0,247
Tabel 3 Hasil pengamatan kadar kolesterol total
No. Intervensi Absorbansi ujiKadar kolesterol total
(mg/dl)
1.Telur
0,332 290,91
2. Gorengan 0,300 246,30
3. Telur 0,335 279,10
4. Margarin 0,268 202,7
5. Gorengan 0,344 272,7
6.Margarin
0,299 237,27
Absorbansi standar = 0,220Absorbansi blanko = 0,039Konsentrasi standar = 200 mg/dlAbsorbansi akuades = 0,023
Tabel 4 Hasil pengamatan kadar HDL-kolesterol
No. Intervensi Absorbansi ujiKadar HDL-K
(mg/dl)
1.Telur
0,204 50,27
2. Gorengan 0,186 42,7
3. Telur 0,224 55,30
4. Margarin 0,366 76,25
5. Gorengan 0,165 40,22
6.Margarin
0,218 53,07
Absorbansi standar = 0,179Absorbansi blanko = 0,049Konsentrasi standar = 50 mg/dlAbsorbansi akuades = 0,025
Contoh perhitungan pengukuran kadar trigliserida darah:
Konsentrasi uji trigliserida = absorbansiuji¿¿ x [konsentrasi glukosa standar]
= 0,115−(0,064−0,039)
0.247 x 200
= 72,87 mg/dl
Konsentrasi uji kolesterol total = absorbansiuji¿¿ x [konsentrasi glukosa standar]
= 0,332−(0,039−0,023)
0.220 x 200
= 287,27 mg/dl
Konsentrasi uji HDL = absorbansiuji¿¿ x [konsentrasi glukosa standar]
= 0,204−(0,049−0,025)
0,179 x 50
= 50,27 mg/dl
Kadar LDL-K = kolesterol total-HDL K-(Trigliserida/5)
= 287,27-50,27-(72,87/5)
= 237-14,574
= 222,426
TABEL PEMBAGIAN TUGAS
NIM Nama Tugas Tanda tangan
I14144015 Fuza Aghnia RPEditor, Metodologi, Lampiran
I14144022 Melania EriyaniTinpus (kolesterol, pangan tinggi lipid, aplikasi)
I14144023 Nikita Debora P
Tinpus (Metabolisme kolesterol) dan pembahasan kolesterol
I14144025 Nurniawati
Pendahuluan, Simpulan, Saran, Tinpus (Fungsi Pereaksi)
I14144039 UmiyatiTinpus (HDL) dan pembahasan HDL
I14144043 Zukhruf FaridhoTinpus( Trigliserida) dan pembahasan Trisgliserida
Top Related