Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization (WHO), diagnosa komunitas adalah deskripsi
kesehatan masyarakat baik secara kuantitatif maupun kualitatif serta faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat tersebut.1 Tujuan dilakukannya diagnosa komunitas adalah
untuk mengidentifikasi masalah, mengusulkan perbaikan yang harus dilakukan dan menstimulasi
tindakan untuk dilakukannya perbaikan tersebut.1 Proses pelaksanaan diagnosa komunitas terdiri
dari tahap inisiasi, pengumpulan data dan analisis, diagnosis, serta penyebarluasan.1
Pityriasis versicolor merupakan infeksi jamur oportunistik yang disebabkan oleh
Pityrosporum orbiculare dan Pityrosporum ovale.2,3 Penyakit ini biasanya menyerang batang
tubuh ditempat yang tinggi aktivitas kelenjar minyaknya.3 Keduanya terdapat paling banyak di
folikel rambut dan stratum korneum di mana keduanya tumbuh dengan mempergunakan asam
lemak dan trigliserid yang terdapat di daerah tersebut.3 Pityriasis versicolor merupakan infeksi
jamur superfisial yang paling sering ditemukan. 2,3
Angka kejadian pasti Pityriasis versicolor di dunia belum diketahui karena penyakit ini
bukanlah penyakit yang sering dilaporkan di praktik klinis.3 Namun diperkirakan Prevalensi
Pityriasis versicolor di daerah tropis sekitar 50%, di wilayah sub-tropis 5% dan <1% pada
masyarakat daerah dingin.4 Di Indonesia penyakit ini sering disebut panu dan angka kejadian di
Indonesia belum diketahui karena banyak penderita tidak berobat ke petugas medis tetapi
diperkirakan 40-50% dari populasi negara tropis terkena penyakit ini. Di Jakarta golongan
penyakit ini selalu mendapati urutan ke dua setelah dermatitis.4 Penyakit kulit infeksi menduduki
peringkat 7 dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan I pada tahun
2014. Namun tidak ada data spesifik jumlah penderita Pityriasis versicolor.5
1Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Penyakit Kulit Infeksi Pada Masing-Masing Kelurahan di Kecamatan Kembangan pada tahun 20145
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Kasus Pityriasis versicolor didapatkan melalui screening kusta yang dilakukan pada
salah satu Madrasah Islam di wilayah kerja Puskesmas Meruya Selatan I, ditemukan kasus
Pityriasis versicolor sebanyak 45 % dari total Murid kelas 1. Salah satu cara mengidentifikasi
kasus Pityriasis versicolor pada komunitas murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
yaitu dengan diagnosis komunitas.
I.2. Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
. Diturunkannya prevalensi Pityriasis versicolor di Puskesmas Meruya Selatan I,
Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta.
I.2.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya masalah kesehatan kulit tersering di Puskesmas Meruya Selatan I.
2. Diketahuinya faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian Pityriasis
versicolor di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin.
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan
dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan
jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahui hasil dari intervensi yang dilakukan
2Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi Diagnosa Komunitas
Berdasarkan World Health Organization (WHO), diagnosa komunitas adalah deskripsi
kesehatan masyarakat baik secara kuantitatif maupun kualitatif serta faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat tersebut.1
II.2. Definisi Pityriasis versicolor
Pityriasis versicolor atau yang sering dikenal dengan istilah panu merupakan infeksi kulit
yang disebabkan oleh jamur dimorfik lipofilik Pityrosporum orbiculare dan Pityrosporum ovale
yang biasanya dikenal sebagai Malassezia furfur.2,3 Pityrosporum orbiculare dan Pityrosporum
ovale merupakan flora normal yang ada pada kulit manusia, terutama di daerah batang tubuh di
bagian yang memiliki aktifitas kelenjar sebaseus yang tinggi. Pityrosporum orbiculare dan
Pityrosporum ovale merupakan flora normal yang ada pada kulit manusia, terutama di daerah
batang tubuh di bagian yang memiliki aktifitas kelenjar sebaseus yang tinggi.3
II.3. Epidemiologi Pityriasis versicolor
Pityriasis versicolor merupakan penyakit universal.4 Angka kejadian pasti Pityriasis versicolor
di dunia belum diketahui karena penyakit ini bukanlah penyakit yang sering dilaporkan di
praktik klinis.3 Namun diperkirakan Prevalensi Pityriasis versicolor di daerah tropis sekitar 50%,
di wilayah sub-tropis 5% dan <1% pada masyarakat daerah dingin.4 Di Indonesia penyakit ini
sering disebut panu dan angka kejadian di Indonesia belum diketahui karena banyak penderita
tidak berobat ke petugas medis tetapi diperkirakan 40-50% dari populasi negara tropis terkena
penyakit ini.4 Di Jakarta golongan penyakit ini selalu mendapati urutan ke dua setelah
dermatitis.4
3Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
II.4. Penularan dan Patogenesis Pityriasis versicolor
Pityriasis versicolor belum diketahui secara pasti akan penularannya, hal ini disebabkan
karena Pityriasis versicolor merupakan infeksi jamur dimana pada dasarnya adalah flora normal
pada kulit yang bersifat saprofit namun berubah bentuk dan sifatnya menjadi parasitik.6 Faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan ini antara lain lingkungan yang lembab dan hangat,
higienitas yang buruk, penggunaan pil kontrasepsi oral dan kortikosteroid, keadaan imun yang
buruk, hiperhidrosis dan kondisi malnutrisi.6
Pityriasis versicolor merupakan infeksi opurtunistik.6 Jamur yang menginfeksi kulit ini
dapat menyaring sinar ultraviolet yang pada akhirnya akan menganggu proses tanning pada
kulit.6 Terdapat suatu zat yang dihasilkan oleh jamur ini yang bernama pityriacitrin, zat ini dapat
menyerap sinar ultraviolet.6 Jamur ini juga menghasilkan metabolit seperti asam azaleat yang
merupakan golongan asam dikarboksilat dimana asam ini dapat menghambat tyrosinase dan
menciderai melanosit sehingga akan terjadi hipopigmentasi pada bagian kulit yang terinfeksi.6
II.5. Gejala Klinis Pityriasis versicolor
Infeksi kutaneus yang disebabkan oleh Malassezia dapat terjadi dalam tiga bentuk :6
1. Papulosquamosa tinea versikolor
2. Folikulitis
3. Inverse versikolor
Kelainan kulit pitriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan terutama di badan.
Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna warni, bentuk tidak teratur sampai teratur
batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu wood.6
Bentuk papulo versikular dapat terlihat walaupun jarang.6 Kelainan biasanya asimptomatik
sehingga adakalanya penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut.6
Kadang-kadang dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan berobat.7
Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksis jamur
4Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita.7 Yang paling banyak ditemukan
hipopigmentasi atau hiperpigmentasi makula pada karakteristik area pada badan, termasuk dada,
punggung, perut, dan bagian ekstremitas atas.7
Pada Malassezia (pityrosporum) folikulitis , tipe lesi biasanya terdapat pada punggung,
dada dan terkadang pada ekstremitas pada orang dewasa.6 Gatal adalah gejala utama yang
ditimbulkan lesi primer terdapat perifolikuler , eritematosus, 2-3 mm papul atau pustul. Hanya
dengan kultur dan pemeriksaan KOH untuk mencari penyebab infeksi dari folikulitis bakterial.6
Terkadang, biopsi dengan pewarnaan khusus untuk fugus diperlukan, tetapi Malassezia dapat
dikenali dengan melakukan pemeriksaan menggunakan hematoxylin dan pewarnaan eosin.6
Diabetes melitus, penggunaan glukokortikoid, antibiotik, dan penggunaan imunosupressan dapat
menjadi presdiposisi untuk penyakit ini.6 Terdapat keterkaitan antara acne vulgaris dan
Pityrosporum Foliculitis. 6
Lesi pada inverse tinea versikolor ditemui dominan pada area flexi. Lesinya tegas,
terdapat bercak kemerahan dan sulit dibedakan dengan psoriasis, seboroik dermatitis,
erythrasma, candidiasis, dan infeksi jamur.6 Penyakit ini sering dilihat pada remaja , walaupun
anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi.7
II.6. Diagnosis Pityriasis Versicolor
Diagnosis ditegakan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit
dengan lampu wood atau sediaan langsung.7
Gambaran klinis dapat dilihat pada pembahasan sebelumnya, fluoresensi lesi kulit pada
pemeriksaan lampu wood berwarna kuning keemasan dan pada sediaan langsung kerokan kulit
dengan larutan KOH 20% terlihat campuran hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat
berkelompok. Dengan lampu wood didapatkan lampu wood didapatkan fluoresensi berwarna
keemasan seperti sisik ikan. 7
II.7. Diagnosis Banding
5Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Tabel 2.1 Diagnosa Banding Pityriasis versicolor dan Pityrosporum Folikulitis6
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Penyakit ini harus dibedakan dengan dermatitis seboroika, eritrasma, sifilis II, achromia
parasitik dari Prdo – Cstelo dan Dominiquez, morbus hansen, pitriasis alba serta vitiligo. 6
II.8. Pemeriksaan Laboratorium
6Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Diagnosis banding dari
papulosquamosa Pityriasis versicolor
Diagnosis banding pityrosporum
folikulitis
Tersering
pityriasis alba
pityriasis rosea
dermatitis seboroik
infeksi dermatophyta
Tersering
folikulitis bakterial
acne vulgaris
Ditemukan sesekali
vitiligo
psoriasis
pityriasis rubra pilaris
Ditemukan sesekali
folikulitisandida
folikulitis eosinophilic
Yang sering dikesampingkan
Secondary syphilis
Sering dikesampingkan
candidiasis diseminata
pustular drug eruption
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Untuk mengidentifikasi jamur Malassezia dapat dilakukan kerokan kulit yang kemudia
diletakan pada kaca objek diteteskan KOH 10% atau menggunakan solasi hasil kerokan dapat
diangkat dari lesi di kulit.6 Solasi direkatkan pada kaca objek dengan meneteskan methylene blue
dan organisme untuk melakukan pewarnaan. Pada mikroskopik didapatkan gambaran “Spagetti
and Meatballs”. 6
II.9. Pengobatan Pityriasis versicolor
Selain terapi, mengidentifikasi faktor predisposisi dan menyingkirkan hal yang dapat
dihindari merupaka hal yang penting dalam penatalaksanaan Pityriasis versicolor.7 Terapi dapat
menggunakan terapi topikal atau sistemik, dengan beberap pertimbangan, antara lain luas lesi,
biaya, kepatuhan pasien, kontra indikasi, dan efek samping.7
1. Obat Topikal7
a. Selenium Sulfide dalam bentuk sampo 1,8% atau bentuk losio 2,5%
Dioleskan setiap hari selama 15-30 menit dan kemudian dibilas. Apilkasi yang
dibiarkan sepanjang malam dengan frekuensi 2 kali seminggu juga dapat
digunakan, dengan perhatian akan kemungkinan reaksi iritasi. Pengolesan
dianjurkan di seluruh badan selain kepala dan genitalia.
b. Ketokonazol 2% bentuk sampoo
Dapat digunakan serupa dengan selenium sulfid.
c. Natrium Hiposulfit 20%
d. Solusio Propilen Glikol 50%
e. Untuk lesi terbatas berbagai krim derivate azol misalya mikonazol, klotrimazol,
isokonazol, ekonazol dapat digunakan, demikian pula krim toksiklat, tolnaftat,
siklopiroksolamin, dan haloprogin.
7Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Obat topikal sebaiknya diteruskan 2 minggu setelah hasil pemeriksaan dengan lampu Wood dan
pemeriksaan mikologis kerokan kulit negatif.
2. Obat Sistemik7
Dipertimbangkan pada lesi luas, kambuhan, dan gagal dengan terapi topical, antara lain:
a. Ketokonazol 200 mg/hari selama 5-10 hari
b. Itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7 hari
Pengobatan rumatan (maintenance) dipertimbangkan untuk menghidari kambuhan pada
pasien yang sulit menghindari faktor predisposisi; antara lain dengan sampo selenium
sulphide secara periodis atau dengan obat sistemik ketokonazol 400 mg sekali setiap
bulan atau 200 mg sehari selama 3 hari tiap bulan.7
II.10. Prognosis
Prognosis baik bila dilakukan menyeluruh tekun dan konsisten.7 Pengobatan harus
diteruskan 2 minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu wood dan sedian
langsung negatif. 7
BAB III
Identifikasi Masalah
III.1. Analisis Situasi
Pada tanggal 22 September 2015 dilakukan screening penyakit kusta pada murid kelas 1
di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Meruya
8Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Selatan I. Hasil screening yang dilakukan melalui pemeriksaan fisik tidak didapatkannya murid
dengan penyakit kusta, namun justru ditemukan penyakit-penyakit kulit lainnya seperti Pityriasis
versicolor, folliculitis dan milliaria dengan jumlah Pityriasis versicolor sebagai penyakit kulit
tertinggi yaitu sebanyak 18 murid dari 40 murid (45%) yang diperiksa sedangkan milliaria
sebanyak 10 murid dari 40 murid (20%), dan folikulitis pada 3 murid dari 40 murid (7,5%).
Lalu pada tanggal 29 September 2015 dilakukan screening Pityriasis versicolor yang
dilakukan pada 6 tingkat pendidikan yang terdapat di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin dan
ditemukan total 52 kasus Pityriasis versicolor dari 273 murid di Madrasah Islam Raudlatul
Muta’alimin
Topik Pityriasis versicolor yang diangkat ini termasuk kedalam 10 Penyakit terbanyak.
Di Puskesmas Meruya Selatan I penyakit kulit infeksi menduduki peringkat 7 dari 10 penyakit
terbanyak pada tahun 2014. Namun tidak ada data spesifik jumlah penderita Pityriasis
versicolor. selain itu topik ini juga berkaitan erat dengan hasil survey basic six yaitu di bidang
promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, dan pencegahan penyakit dan perbaikan limgkungan.
9Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 3.1 Persentase Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin yang Terkena Pityriasis versicolor (sumber: modifikasi penulis)
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
10Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 3.2 Peta Wilayah Kelurahan Meruya Selatan I, Kecamatan Kembangan, Jakarta
Barat (Sumber: Google Picture)
*
Gambar 3.3 Peta Lokasi Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan I,
Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat (Sumber: Google Map)
Puskesmas Meruya Selatan
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
III.2 Scope Tempat
Dari hasil screening Pityriasis versicolor tanggal 29 September 2015 yang dilakukan
pada 6 tingkat pendidikan (kelas 1-6) yang terdapat di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin
didapatkan angka kejadian Pityriasis versicolor tertinggi di kelas 1 dan kelas 2 yaitu sebanyak 18
kasus dari 40 orang murid (45%) dan 15 kasus dari 48 orang murid (31,25%). Oleh karena itu
kami memilih murid kelas 1 dan 2 di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin sebagai sasaran
dilakukannya diagnosa komunitas.
III.3. Identifikasi Masalah dengan Paradigma Blum
1.Genetik : Tidak dilakukan analisis situasi genetik yang berhubungan dengan Pityriasis
versicolor
2. Medical care services :
11Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 3.4 Jumlah Murid Sekolah Tingkat Dasar di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin yang Terkena Pityriasis versicolor (Sumber: Modifikasi Penulis)
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Program Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan 2015 (EHRA) kurang berjalan secara
maksimal
Terbatasnya jumlah pemberi pelayanan kesehatan
Belum pernah dilakukan tindakan promotif dan pencegahan penyakit infeksi kulit di
Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin
3. Lifestyle
Kognitif :
Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan terhadap 20 responden yang merupakan orang
tua murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin, didapatkan kurangnya pengetahuan
megenai Pityriasis versicolor terutama hubungannya dengan kebersihan diri (60%),
penularan (80%) dan cara pengobatannya (75%).
Kurangnya pengetahuan orang tua murid kelas I dan II mengenai Pityriasis versicolor.
Afektif :
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan diri
Kurang pedulinya masyarakat terhadap masalah penyakit Pityriasis versicolor karena
diangap sebagai masalah remeh
Psikomotor :
Murid berserta keluarga kurang memperhatikan kebersihan diri untuk pencegahan dan
penganggulangan Pityriasis versicolor
o Murid terkadang mandi tidak menggunakan sabun
o Murid setelah mandi terkadang tidak mengeringkan badan dengan baik
12Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
o Handuk dijemur di tempat yang lembab dan tidak sampai kering
o Setelah berkeringat murid jarang langsung mengganti baju
o Murid jarang mencuci tangan
4. Lingkungan :
Fisik :
Lokasi murid berada di negara beriklim tropis
Murid tinggal di pemukiman yang padat, kumuh dan lembab (berdasarkan wawancara
dengan staf puskesmas pemegang program kesling)
Ruangan tempat mereka bersekolah yang lembab dan panas (berdasarkan pengamatan
langsung)
Ketersediaan air untuk para murid di sekolah kurang secara kuantitas (berdasarkan
pengamatan langsung dan wawancara dengan guru sekolah)
Non fisik :
Memiliki pemikiran bahwa kurang pentingnya kebersihan diri
Memiliki pemikiran bahwa penyakit panu merupakan penyakit remeh
13Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
14Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 3.5 Paradigma Blum (Sumber: Modifikasi Penulis)
Medical care services
Program Penilaian Resiko
Kesehatan Lingkungan 2015
(EHRA) kurang berjalan
secara maksimal
Terbatasnya jumlah pelayan
pemberi kesehatan
Belum pernah dilakukan
tindakan promotif dan
pencegahan penyakit infeksi
kulit di Madrasah Islam
Raudlatul Muta’alimin
Lingkungan
Fisik :
Lokasi murid berada di negara beriklim tropis
Murid tinggal di pemukiman yang padat, kumuh
dan lembab
Ruangan tempat mereka bersekolah yang lembab
dan panas
Ketersediaan air untuk para murid di sekolah
kurang secara kuantitas
Non fisik :
Memiliki pemikiran bahwa kurang
pentingnya kebersihan diri
Memiliki pemikiran bahwa penyakit panu
merupakan penyakit remeh
Lifestyle
Kognitif :
Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan terhadap 20 responden yang merupakan orang tua murid di Madrasah Islam Raudlatul
Muta’alimin, didapatkan kurangnya pengetahuan megenai Pityriasis versicolor terutama hubungannya dengan kebersihan diri (60%),
penularan (80%) dan cara pengobatannya (75%).
Kurangnya pengetahuan orang tua murid kelas I dan II mengenai Pityriasis versicolor.
Afektif :
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan diri
Kurang pedulinya masyarakat terhadap masalah penyakit Pityriasis versicolor karena diangap sebagai masalah remeh
Psikomotor :
Murid berserta keluarga kurang memperhatikan kebersihan diri untuk pencegahan dan penganggulangan Pityriasis versicolor
Murid terkadang mandi tidak menggunakan sabun
Murid setelah mandi terkadang tidak mengeringkan badan dengan baik
Handuk dijemur di tempat yang lembab dan tidak sampai kering
Setelah berkeringat murid jarang langsung mengganti baju
Murid jarang mencuci tangan
Genetik
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan paradigma BLUM, kemudian dilakukan
penentuan prioritas masalah dilakukan dengan cara non-scoring (Delbeq) pada tanggal 26
September 2015. Wawancara dan tanya jawab dilakukan bersama-sama dengan 2 petugas
Puskesmas Meruya Selatan I (perawat dan pemegang program kesehatan lingkungan) dan 1
dokter puskesmas.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, di antara ketiga aspek pada paradigma Blum,
dipilih faktor lifestyle sebagai prioritas masalah. Dari hasil tanya jawab dengan petugas
puskesmas dan dokter puskesmas didapatkan bahwa penyebab tingginya angka kejadian
Pityriasis versicolor di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin adalah belum maksimalnya
upaya promotif mengenai pentingnya kebersihan diri dalam mencegah dan menanggulangi
penyakit infeksi kulit serta dianggap remehnya penyakit Pityriasis versicolor.
Diharapkan dengan memberikan intervensi pada aspek lifestyle, pengetahuan warga tentang
penyakit Pityriasis versicolor menjadi lebih baik sehingga dapat mempengaruhi perubahan
perilaku warga terhadap penyakit Pityriasis versicolor dan dapat meningkatkan kesadaran akan
pentingnya kebersihan diri serta pengobatan Pityriasis versicolor di dalam masyarakat.
15Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
IV.1. Identifikasi Masalah Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah, menggunakan cara non scoring technique
(Delbeq) maka didapatkan permasalahan yang akan diidentifikasi adalah lifestyle murid kelas I
dan II Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin.
Teknik pemecahan masalah dilakukan dengan teknik fishbone.
Kognitif :
Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan terhadap 20 responden yang merupakan orang
tua murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin, didapatkan kurangnya pengetahuan
megenai Pityriasis versicolor terutama hubungannya dengan kebersihan diri (60%),
penularan (80%) dan cara pengobatannya (75%).
Kurangnya pengetahuan murid kelas I dan II mengenai Pityriasis versicolor.
Afektif :
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan diri
Kurang pedulinya masyarakat terhadap masalah penyakit Pityriasis versicolor karena
diangap sebagai masalah remeh
Psikomotor :
Murid berserta keluarga kurang memperhatikan kebersihan diri untuk pencegahan dan
penganggulangan Pityriasis versicolor
o Murid terkadang mandi tidak menggunakan sabun
o Murid setelah mandi terkadang tidak mengeringkan badan dengan baik
16Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
o Handuk dijemur di tempat yang lembab dan tidak sampai kering
o Setelah berkeringat murid jarang langsung mengganti baju
o Murid jarang mencuci tangan
IV.2. Alternatif Pemecahan Masalah
Solusi bagi masalah yang telah dikemukakan adalah penyuluhan yang menyeluruh tentang
penyakit pitiriasis versikolor kepada orang tua murid, guru, kepala sekolah dan murid Madrasah
Islam Raudlatul Muta`alimin, memberitahukan bahwa pitiriasis versikolor sebaiknya diobati
dengan pengobatan yang tepat dan dalam jangka waktu yang benar, serta meminta bantuan dan
memberi pelatihan bagi orang tua murid, guru, dan kepala sekolah agar mengajarkan tentang
higienitas diri yang baik dalam kaitannya dengan penyakit pitiriasis versikolor kepada
anak/muridnya agar terhindar dari pitiriasis versikolor. Terangkan bahwa pitiriasis versikolor
dapat terjadi kekambuhan apabila tidak ditunjang dengan dukungan untuk hidup bersih dan
sehat.
17Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
18Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Tingginya prevalensi Pityriasis versicolor di
Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin
Lifestyle
Kognitif
Afektif Psikomotor
kurangnya pengetahuan megenai Pityriasis versicolor terutama hubungannya dengan kebersihan diri (60%), penularan (80%) dan cara pengobatannya (75%)
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan diri
Kurang pedulinya
masyarakat terhadap masalah
penyakit Pityriasis
versicolor karena diangap
sebagai masalah remeh
Murid berserta keluarga kurang
memperhatikan kebersihan diri untuk
pencegahan dan penganggulangan
Pityriasis versicolor
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
BAB V
Perencanaan Intervensi
V.1 Penyusunan Intervensi
Setelah dilakukan identifikasi masalah dan mencari penyebab dari tingginya prevalensi Pityriasis
Versicolor pada Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin, di Kelurahan Meruya Selatan,
Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, maka dilakukan beberapa
intervensi sebagai alternatif jalan keluar.
19Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 4.1 Fishbone Diagram
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
V.1.1 Pra - Intervensi :
Screening yang dilakukan di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
Pra - Intervensi ini dilakukan dalam bentuk screening untuk mengetahui jumlah murid
yang terkena Pityriasis versicolor melalui pemeriksaan fisik kulit dan menggunakan
lampu wood yang dilakukan pada setiap anak yang hadir pada tanggal 29 September
2015.
V.1.1.1Kegiatan :
Perkenalan
Melakukan screening untuk Pityriasis versicolor pada murid kelas I-VI.
V.1.1.2Sasaran :
Murid-murid kelas I-VI Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
V.1.1.3 Tempat :
Ruang kelas I-VI Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
V.1.1.4 Waktu :
Melakukan screening pada tanggal 29 September 2015, pukul 08.00 - 12.00 WIB
V.1.1.5 Hasil :
Didapatkan jumlah murid-murid yang menderita Pityriasis versicolor pada
Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin yang dimulai dari kelas I-VI.
V.1.2 Intervensi I :
Penyuluhan kepada guru dan orang tua murid kelas I dan II di Madrasah Islam
Raudlatul Muta`alimin
Setelah dilakukannya pra - intervensi didapatkan kasus Pityriasis Versicolor lebih
banyak pada kelas I dan II yaitu kelas I sebanyak 18 dari 40 murid (45%) dan kelas II
20Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
sebanyak 15 dari 48 murid (31,25%), maka dilakukan intervensi I untuk meningkatkan
pengetahuan kepada 8 orang guru serta orang tua murid kelas I dan II mengenai Pityriasis
versicolor.
V.1.2.1Kegiatan :
Perkenalan
Penyuluhan tentang Pityriasis versicolor kepada guru dan orang tua murid
mengenai bagaimana cara mencegah dan mengatasi Pityriasis versicolor dengan
menerapkan kebersihan diri melalui Power Point Presentation, pembagian brosur
dan poster dengan menerapkan kebersihan diri yang baik serta dilakukannya sesi
tanya jawab.
Menilai pengetahuan dan pemahaman dasar tentang penyakit kulit Pityriasis
versicolor melalui pre-test dan mengetahui peningkatan pengetahuan dan
pemahaman melalui hasil post-test.
V.1.2.2Sasaran :
8 orang guru Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
Orang tua murid Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin kelas I dan II
V.1.2.3Tempat :
Ruang guru Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
Ruang kelas I Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
V.1.2.4Waktu :
6 Oktober 2015, pukul 09.00 – 11.00 WIB
V.1.2.5Indikator Penilaian :
Peningkatan pengetahuan guru dan orang tua murid kelas I dan II mengenai
Pityriasis versicolor dari pengetahuan kurang menjadi pengetahuan cukup
sebanyak 50% setelah dilakukannya penyuluhan dengan cara membandingkan
post-test dibandingkan dengan pre-test.
21Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Jumlah orang tua murid yang datang pada penyuluhan tanggal 6 Oktober 2015
dapat memenuhi 100% dari jumlah murid-murid Madrasah Islam Raudlatul
Muta`alimin kelas I dan II.
V.1.3. Intervensi II :
Gerakan Peduli Panu
Intervensi II dilakukan sebagai tindakan untuk mengajak orang tua murid untuk
memeriksakan anaknya ke Puskesmas Meruya Selatan I agar mendapatkan penanganan
lebih lanjut apabila anaknya menderita Pityriasis versicolor dan juga pengedukasian
ulang mengenai pencegahan Pityriasis versicolor dan kebersihan diri.
V.1.3.1 Kegiatan :
Mengadakan “Gerakan Peduli Panu“ sebagai bentuk partisipasi aktif orang tua
murid terhadap penyakit Pityriasis versicolor.
V.1.3.2 Sasaran :
Keluarga dan murid kelas I dan II Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
V.1.3.3 Tempat :
Puskesmas Meruya Selatan I
V.1.3.4 Waktu :
6 Oktober - 24 Oktober 2015
V.1.3.5 Indikator Penilaian :
Orang tua murid peduli terhadap Pityriasis versicolor dengan memeriksakan
anaknya ke Puskesmas (100%).
V.2 Log Frame Goals
Tabel 5.1 Log Frame Goals (Pra - Intervensi)
Masukan Kegiatan /
22Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Pra - IntervensiTujuan
Men 3 Koasisten Screening
Pityriasis
versicolor
yang dilakukan
pada kelas I-VI
Melakukan screening untuk mengetahui jumlah
murid yang terkena Pityriasis versicolor Money Rp 5.000,-
Material Buku tulis
untuk mencatat
hasil screening
Method Screening
untuk
kelas I-VI
Tabel 5.2 Log Frame Goals (Intervensi I)
Masukan Kegiatan/ Intervensi
Tujuan
Pendek
(6 minggu)
Menengah
(1tahun)
Panjang
(5 tahun)
23Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Men 3 Koasisten Ibu Kepala
Sekolah 8 Guru
- Memberikan informasi dan edukasi mengenai Pityriasis versicolor kepada guru melalui power point presentation, poster, dan brosur
- Memberikan informasi dan edukasi mengenai Pityriasis versicolor kepada orang tua murid melalui power point presentation, brosur, poster.
- Menilai pengetahuan dan pemahaman dasar tentang penyakit kulit Pityriasis versicolor melalui pre-test dan mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman melalui hasil post-test.
- Peningkatan pengetahuan dan pemahaman dasar tentang Pityriasis versicolor yang ditujukan kepada semua guru dan orang tua diukur melalui diukurmelalui peningkatan 15 poin dari hasil post-test
Turunnya angka kejadian Pityriasis versicolor di Puskesmas Meruya Selatan I (20%).
Tidak ditemukan lagi kasus Pityriasis versicolor di Puskesmas Meruya Selatan I (100%).
Money Rp 420.000,-
Material Power Point presentation
Kertas Pre-test & Post-test, Poster A5, brosur
Buku tamu Pembagian snack
& bingkisanMethod - Penyuluhan
Tabel 5.3 Log Frame Goals (Intervensi II)
MasukanKegiatan/
Intervensi
Tujuan
Pendek
(6 minggu)
Menengah
(1tahun)
Panjang
(5 tahun)
Men 3 Koasisten Gerakan Peduli Mengajak Turunnya Tidak
24Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
1 Dokter
Puskesmas
Ibu Kepala
Sekolah
8 Guru
Panu seluruh orang
tua murid
(100%) untuk
memeriksakan
anaknya ke
Puskesmas
Meruya Selatan
I
angka kejadian
Pityriasis
versicolor di
Puskesmas
Meruya
Selatan I
(20%)
terdapatnya
kasus penyakit
kulit Pityriasis
versicolor di
Kecamatan
Kembangan,
khususnya
Puskesmas
Meruya Selatan
I
Money -
Material Rp 40.000,-
Method Pembagian
Kartu
‘Gerakan
Peduli Panu’
V.3 Planning of action
Tabel 5.4 Planning of action
No Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana
Rencana penilaian
1. Meminta ijin kepada kepala puskesmas Meruya Selatan 1 Kecamatan Kembangan
Didapatkan ijin untuk melakukan kegiatan intervensi
Kepala Sekolah dan Guru Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
- Puskesmas Meruya Selatan 1 Kecamatan Kembangan
28/09/2015
Viryandi
Ratih
Nathasia
-
25Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
2. Pra Intervensi
1.Perkenalan2. Screening
Mendapatkan jumlah murid yang menderita Pityriasis versicolor
Murid kelas I-VI Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
Rp. 5.000,-
Ruang kelas I-VI Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
29/09/2015, 08.00 – 12.00 WIB
Viryandi
Ratih
Nathasia
Didapatkanya data anak dengan Pityriasis versicolor
3. Intervensi Power Point presentationKertas pre-test & post-test, Poster A5, brosurBuku tamuPembagian snack & bingkisan
Terlaksananya intervensi terhadap guru dan orang tua murid Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
Guru dan orang tua murid kelas I dan II Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
Rp 420.000,-
Ruang guru dan ruang kelas I Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
6/10/2015, pukul 09.00 – 11.00 WIB
Viryandi
Ratih
Nathasia
Ibu Kepala Sekolah
8 Guru
-Peningkatan pengetahuan tentang cara mencegah dan mengatasi Pityriasis versicolor
4. Intervensi IIGerakan Peduli Panu
Meningkatnya jumlah murid yang berobat dengan Pityriasis versicolor ke PuskesmasMeruya Selatan
Murid Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
Rp. 400.000,-
Ruang kelas I dan II Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
6/10/2015 - 24/10/2015
ViryandiRatih
NathasiaIbu Kepala Sekolah
8 Guru
Meningkat-nya jumlah murid madrasah yang bebas dari penyakit kulit Pityriasis versicolor.
Tabel 5.5 Timeline (Gantt Chart)
No Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7
1. Identifikasi masalah dan penyebabnya.
2. Diskusi dengan kepala Puskesmas Kecamatan
Kembangan dan pembimbing mengenai
intervensi pada Madrasah Islam Raudlatul
Muta`alimin, Kecamatan Kembangan
26Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
3. Pembagian tugas
4. Meminta izin kepada kepala Puskesmas dan
kepala sekolah Madrasah Islam Raudlatul
Muta`alimin
5. Mulai pelaksanaan intervensi I
6. Pengolahan data pre-test dan post-test
penyuluhan kepada orang tua murid yang
anaknya menderita Pityriasis versicolor
7. Melakukan intervensi II
8. Penulisan laporan DK
BAB VI
PELAKSANAN INTERVENSI
VI.1 Flow Chart Kegiatan
VI.1.1 Pra - Intervensi :
Dilakukannya screening pada murid kelas I-VI.
27Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
PerkenalanScreening pada murid kelas I-VI
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
VI.1.2. Intervensi I: Penyuluhan “Bebaskan Dirimu dari
Panu dan Raih Prestasi dan Percaya Diri” untuk meningkatkan pengetahuan
kepada guru dan orang tua murid di Madrasah Islam
Raudlatul Muta`alimin mengenai Pityriasis versicolor.
28Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Mendapatkan jumlah murid yang menderita Pityriasis versicolor
Memasukan data
Pengolahan data murid
Perkenalan Pre-test
Pencatatan jumlah orang tua murid kelas I dan II yang datang
Penyuluhan kepada guru dan orang tua murid kelas I dan II dengan memberikan presentasi di depan kelas, membagikan brosur dan poster
Post-test
Tercapainya 70% peserta yang datang mengikuti penyuluhan
Menggabungkan data total orang tua murid yang mengikuti penyuluhan
Memasukan data
Pengolahan data
Perbandingan hasil pre-test & post-test
Menggabungkan hasil pre-test & post-test dari penyuluhan
Pengetahuan tidak meningkatPengetahuan meningkat
Gambar 6.1. Flowchart Pra- Intervensi (Sumber: Modifikasi Penulis)
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
VI.1.3. Intervensi II: Mengajak orang tua murid untuk memeriksakan anaknya ke Puskesmas
Meruya Selatan I agar mendapatkan penanganan lebih lanjut apabila anaknya menderita
Pityriasis versicolor.
29Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Mengajak orang tua untuk memeriksakan Pityriasis versicolor pada anaknya
Dilakukan pemeriksaan oleh dokter Puskesmas
Anak yang memeriksakan dirinya ke Puskesmas akan mendapatkan cap dan pengobatan yang sesuai
Mendapatkan jumlah anak yang berobat ke doktetr Puskesmas
Gambar 6.2. Flowchart Intervensi I (Sumber: Modifikasi Penulis)
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
VI.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail
VI.2.1. Pra - Intervensi :
Melakukan screening pada Madrasah Islam Raudatul Muta’alamin dimulai kelas I-VI.
Kegiatan pertama dilakukan perkenalan kepada murid-murid setiap kelas kemudian
meminta izin kepada kepala sekolah dan guru untuk screening murid kelas I – VI yang di
ikuti 273 murid yang hadir, melalui pemeriksaan fisik kulit dan lampu wood sebagai
pemeriksaan penunjang, kegiatan dimulai pada pukul 08.00 – 12.00 WIB. Kegiatan
screening dilakukan oleh Koas Viryandi untuk kelas 1-2, Koas Ratih untuk kelas 3-4, dan
Koas Nathasia untuk kelas 5-6.
Evaluasi kegiatan dilakukan pada tanggal 30 September 2015, kemudian melakukan
pengolahan data dari hasil screening untuk mencari jumlah murid terbanyak yang terkena
30Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Memasukan data
Pengolahan data murid
Gambar 6.3. Flowchart Intervensi II (Sumber: Modifikasi Penulis)
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Pityriasis versicolor. Diharapkan dari screening tersebut didapatkan jumlah murid yang
menderita Pityriasis versicolor.
VI.2.2. Intervensi I:
Acara ini dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2015 dimulai pada pukul 09.00 – 11.00
WIB dilakukan pada ruang guru dan ruang kelas I Madrasah Raudatul Muta’alimin.
Kegiatan ini dilakukan oleh tiga koas Untar, delapan guru dan satu kepala sekolah. Acara
ini diawali dengan doa dan perkenalan kepada guru. Kegiatan dilanjutkan dengan
memberikan penyuluhan di ruang guru pukul 09.00 – 09.45 WIB yang di hadiri 8 orang
guru dan 1 ibu kepala sekolah, acara pertama dilakukan dengan pre-test kemudian
dilanjutkan dengan penyuluhan tentang Pityriasis versicolor yang berjalan selama 15
menit menggunakan power point presentation kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan
post-test dan sesi tanya jawab, total waktu untuk guru adalah 45 menit.
Kemudian acara dilanjutkan di ruang kelas I. Sebelum mulainya acara, orang tua murid
yang datang mengisi buku tamu. Didapatkan jumlah orang tua murid yang datang
sebanyak 60 orang yang terdiri dari 29 orang tua pada sesi I dan 31 orang tua pada sesi ke
II. Acara dimulai dengan doa dan kata sambutan oleh perwakilan koas Untar, dan
dilanjutkan dengan perkenalan koas Untar dengan peserta penyuluhan, setelah itu
dilakukan pengisian pre-test oleh semua orang tua yang datang untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dasar yang sudah dimiliki oleh peserta penyuluhan. Kegiatan dilanjutkan
dengan pembagian brosur dan penyuluhan mengenai Pityriasis versicolor dengan judul
penyuluhan “Bebaskan Dirimu dari Panu dan Raih Prestasi serta Percaya Diri” yang
dibawakan oleh Koas Viryandi menjelaskan tentang definisi, etiologic, epidemiologi, dan
gejala panu, Koas Nathasia menjelaskan tentang cara mendiagnosis, cara penularan, dan
pencegahan dan Koas Ratih menjelaskan tentang sumber air bersih, syarat air bersih,
mencuci tangan pakai sabun dan pengobatan yang dibawakan secara bergantian. Acara
31Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab lalu disusul oleh post-test untuk menilai pengetahuan
peserta setelah mengikuti penyuluhan. Setelah itu dilakukan penempelan poster Pityriasis
versicolor di ruang kelas I dan II .
VI.2.2. Intervensi II:
Acara ini dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2015 – 24 Oktober 2015 WIB di
Puskesmas Meruya Selatan I. Kegiatannya adalah pemeriksaan fisik kulit pada murid
yang dibawa orang tuanya untuk memeriksakan kesehatan kulitnya, pemberian terapi
yang sesuai serta edukasi ulang bagi murid dan keluarganya. Pemeriksaan kulit yang
dilaksanakan dilakukan oleh dokter puskesmas dibantu oleh 3 orang koas dengan alat
bantuan lampu wood. Gerakan ini bertujuan agar murid-murid mendapatkan penanganan
lebih lanjut apabila anaknya menderita Pityriasis versicolor dan lebih meningkatnya
kepedulian akan kebersihan diri. Untuk murid yang memeriksakan dirinya pertama kali
ke Puskesmas akan mendapatkan 3 cap, kemudian murid yang datang untuk kontrol
kembali 1 minggu kemudian akan mendapatkan 2 cap lagi. Bagi anak yang hanya
mempunyai 3 cap akan diberikan hadiah hiburan berupa sabun batang berjumlah 2 buah,
dan yang dapat mengumpulkan 5 cap akan mendapatkan alat tulis dan sabun batang
berjumlah 2 buah. Hadiah akan diberikan pada tanggal 24 Oktober 2015 di Sekolah.
Dengan adanya gerakan ini, diharapkan tingkat kepedulian murid dan orang tua untuk
kesehatan kulit dan kebersihan diri meningkat dan angka kejadian panu berkurang
khususnya di Madrasah Islam Raudatul Muta’alamin.
VI.3. Pemantauan
Pemantauan Pra-Intervensi
32Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
33Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Pemantauan Intevensi IPemantauan Intevensi I
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Pemantauan Intervensi II
34Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
BAB VII
Hasil Intervensi
VII.1 Intervensi I : Penyuluhan Kepada Orang Tua Murid Kelas I dan II Madrasah
Islam Raudlatul Muta`alimim
Kegiatan penyuluhan dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2015 di Ruang kelas 1
Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin sebanyak 2 sesi dan di ruang guru Madrasah Islam
Raudlatul Muta’alimin sebanyak 1 sesi. Sebelum diberikan edukasi, diberikan pre-test untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dasar peserta mengenai penyakit Pityriasis versicolor serta
hubungannya dengan kebersihan diri. Pada akhir acara, diberikan post-test untuk mengetahui
tingkat pengertian orang tua murid serta guru Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin terhadap
edukasi yang telah diberikan.
35Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Terdapat 15 soal pada pre-test dan post-test. Apabila orang tua murid mempunyai
nilai lebih dari nilai rata-rata pada pre-test (nilai >60) yang telah diberikan maka dapat dikatakan
memiliki pengetahuan cukup. Apabila orang tua murid mempunyai nilai kurang dari nilai rata-
rata pada pre-test (nilai ≤60) maka dikatakan memiliki pengetahuan kurang. Dikatakan memiliki
peningkatan pengetahuan apabila setelah diberikan penyuluhan terdapat selisih nilai antara pre-
test dan post-test minimal sebesar 17 poin.
Sedangkan pada guru, apabila guru Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin
mempunyai nilai lebih dari nilai rata-rata pada pre-test (nilai >80) yang telah diberikan maka
dapat dikatakan memiliki pengetahuan cukup. Apabila guru Madrasah Islam Raudlatul
Muta’alimin mempunyai nilai kurang dari nilai rata-rata pada pre-test (nilai ≤80) maka dikatakan
memiliki pengetahuan kurang. Dikatakan memiliki peningkatan pengetahuan apabila setelah
diberikan penyuluhan terdapat selisih nilai antara pre-test dan post-test minimal sebesar 10 poin.
Tabel 7.1. Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test Pada Orang Tua Murid Kelas I dan II
Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin (Sumber : Pengolahan Manual Penulis)
No. Nama Pre-test Postest Selisih Hasil1 Ny.H 66 80 14 tidak naik
2 Ny.N 60 80 20 naik
3 Ny.R 53 67 14 tidak naik
4 Ny. T 60 80 20 naik
5 Ny. Y 60 80 20 naik
6 Ny. L 53 73 20 naik
7 Ny. S 53 80 27 naik
8 Ny. N 73 80 7 tidak naik
9 Ny. U 60 80 20 naik
10 Ny. SG 53 60 7 tidak naik
11 Ny. K 73 73 0 tidak naik
36Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
12 Ny. D 53 67 14 tidak naik
13 Ny. YM 60 73 13 tidak naik
14 Ny. M 60 80 20 naik
15 Ny. A 53 87 34 naik
16 Ny. M 53 87 34 naik
17 Tn. M 66 87 21 tidak naik
18 Tn. EA 60 87 27 naik
19 Ny. K 53 60 7 tidak naik
20 Ny. SA 53 60 7 tidak naik
21 Ny. M 66 87 21 tidak naik
22 Ny. E 60 80 20 naik
23 Ny. N 66 87 21 tidak naik
24 Ny. I 60 60 0 tidak naik
25 Ny. MR 73 80 7 tidak naik
26 Ny. Y 60 87 27 naik
27 Ny. M 53 73 20 naik
28 Ny. S 73 80 7 tidak naik
29 Ny. YF 53 87 34 naik
No. Nama Pre-test Postest Selisih Hasil30 Ny. S 60 73 13 tidak naik
31 Ny. A 53 87 34 naik
32 Ny. A 60 80 20 naik
33 Ny. CE 53 80 27 naik
34 Ny. A 53 67 14 tidak naik
35 Tn. MZ 73 80 7 tidak naik
36 Tn. IK 60 60 0 tidak naik
37 Ny. AN 60 87 27 naik
38 Ny.SS 53 73 20 naik
39 Ny.R 53 87 34 naik
40 Ny.RS 53 87 34 naik
41 Ny.Hj R 73 87 14 tidak naik
42 Ny.U 60 80 20 naik
43 Ny.S 53 87 34 naik
37Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
44 Ny.B 60 80 20 naik
45 Ny.SL 73 80 7 tidak naik
46 Ny.TN 53 73 20 naik
47 Ny.TR 60 60 0 tidak naik
48 Ny.M 73 87 14 tidak naik
49 Ny.SS 60 87 27 naik
50 Ny.H 60 73 13 tidak naik
51 Ny.R 53 60 7 tidak naik
52 Ny.M 53 73 20 naik
53 Ny.E 53 60 7 tidak naik
54 Ny.F 53 80 27 naik
55 Ny.U 80 87 7 tidak naik
56 Ny.SS 60 87 27 naik
57 Ny.M 66 87 21 tidak naik
58 Ny.NA 60 67 7 tidak naik
59 Ny.R 60 67 7 tidak naik
60 Ny.E 53 67 14 tidak naik
Total 3586 4632 1046Mean 59.7667 ≈ 60 77.2 ≈ 77 17.4333 ≈ 17
Pada pre-test, rata-rata nilai responden (mean) yang berasal dari orang tua murid adalah
59,76 dibulatkan menjadi 60 dan pada post-tes nilai rata-rata responden (mean) meningkat
menjadi 77.2 dibulatkan menjadi 77 . Terdapat peningkatan nilai sebanyak 17.43 poin dibulatkan
menjadi 17 poin.
Dari hasil pre-test terdapat 14 orang (23.33%) dengan pengetahuan cukup dan 46 orang
(76.66%) dengan pengetahuan kurang. Dari hasil post-test terdapat peningkatan pengetahuan
pada orang tua yang sebelumnya pengetahuan kurang sebanyak 29 orang (63.04 %).
Hasil dari edukasi berupa penyuluhan kepada orang tua murid dan dari hasil pre-test dan
post-test yaitu terdapatnya peningkatan jumlah orang tua murid kelas I dan II Madrasah Islam
Raudlatul Muta’alimin dengan pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (23.33 %) menjadi 52
38Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
orang (86.6 %) . Jadi, terdapat peningkatan pengetahuan pada orang tua yang sebelumnya
pengetahuan kurang sebanyak 29 orang (63.04 %) dari hasil pre-test dan post-test.
Tabel 7.2 Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test Pada Guru Murid Madrasah Islam Raudlatul
Muta’alimin (Sumber : modifikasi penulis)
No. Nama Pre-test Postest Selisih Hasil
1 Tn.MH 73 93 20 naik
2 Tn.FA 80 86 6 tidak naik
3 Ny.T 80 93 13 naik
4 Ny. R 86 93 7 tidak naik
5 Ny. S 86 93 7 tidak naik
6 Tn. L 80 86 6 tidak naik
7 Ny. A 73 93 20 naik
8 Ny. D 73 86 13 naik
Jumlah 631 723 92
Rata-Rata(Mean) 78.875 ≈ 80 90.375 ≈ 90 11.5
Pada pre-test, rata-rata nilai responden (mean) yang berasal dari guru adalah
78.875 dibulatkan menjadi 80 dan pada post-tes nilai rata-rata responden (mean) meningkat
menjadi 90.375 dibulatkan menjadi 90. Terdapat peningkatan nilai sebanyak 11.5 poin
dibulatkan menjadi 10 poin.
Dari hasil pre-test terdapat 2 orang (25%) dengan pengetahuan cukup dan 6 orang (75%)
dengan pengetahuan kurang. Dari hasil post-test terdapat peningkatan pengetahuan pada guru
yang sebelumnya pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (66.6 %).
Hasil dari edukasi berupa penyuluhan kepada guru Madrasah Islam Raudlatul
Muta’alimin dan dari hasil pre-test dan post-test yaitu terdapatnya peningkatan jumlah guru
Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin dengan pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (25%)
39Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
menjadi 8 orang (100 %) . Jadi, terdapat peningkatan pengetahuan pada guru yang sebelumnya
pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (66.6 %) dari hasil pre-test dan post-test.
VII.2 Intervensi II : Gerakan Peduli Panu
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2015 s/d 24 Oktober 2015 di Puskesmas Meruya
Selatan I untuk memberikan penanganan lebih lanjut pada murid yang tekena Pityriasis
versicolor dan sekaligus meningkatkan kepedulian murid dan keluarganya terhadap kebersihan
diri.
40Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 7.1 Jumlah Orang Tua yang Membawa Anaknya untuk Diperiksa Kesehatan Kulitnya
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Gambar 7.2 Jumlah Murid yang Berhasil Melengkapi Kartu Gerakan Peduli Panu
Dari data yang didapatkan, terdapat 46 murid yang dibawa orang tuanya untuk
memeriksakan kesehatan kulitnya di puskesmas, namun 14 murid masih belum dibawa orang
tuanya ke puskesmas. Berdasarkan data hasil pengumpulan cap, terdapat 20 murid yang berhasil
melengkapi 5 cap pada kartu gerakan peduli panu dan 26 murid yang berhasil melengkapi 3 cap
pada kartu gerakan peduli panu sedangkan 14 murid tidak memeriksakan kesehatan kulitnya ke
puskesmas meruya selatan I. jadi pada akhirnya terdapat 20 murid kelas 1 dan 2 Madrasah Islam
Raudlatul Muta`alimin yang mendapatkan hadiah seperangkat alat tulis dan sabun serta 26 murid
yang mendapatkan hadiah berupa sabun sebanyak 2 batang karena partisipasi aktifnya
memeriksakan kesehatan kulitnya dan melakukan kontrol ke Puskesmas Meruya Selatan I.
41Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
BAB VIII
EVALUASI KEGIATAN
VIII.1. Metode Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil akhir yang diperoleh dengan indikator
yang sudah ditetapkan. Evaluasi dilakukan dengan cara pendekatan sistem.
42Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
LINGKUNGAN
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Gambar 8.1. Diagram Metode Evaluasi Dengan Pendekatan Sistem.
VIII.2. Hasil Evaluasi
Tabel Hasil Evaluasi Intervensi Pityriasis versicolor di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin
di Keluhan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta
Tabel 8.1. Hasil Evaluasi Intervensi Pitiriasis Versicolor di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Keluhan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta
INPUT
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Man Koasisten
Ibu Kepala
Sekolah
8 guru
3 orang
1 orang
8 orang
3 orang
1 orang
8 orang
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
43Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
MASUKAN DAMPAK
UMPAN BALIK
PROSES KELUARAN
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Money Dana Tersedia dana
Rp. 825.000,-
Rp. 825.000,- Tidak ada
Material Melakukan
screening
untuk
Pityriasis
versicolor
pada murid
kelas I-VI.
273 murid 273 murid Tidak ada
Method Screening
untuk kelas I-
VI
273 murid 273 murid telah di-
screening
Tidak ada
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
PROSES Baseline data
Indikator masalah
Rencana intervensi
Ditentukannya baseline data
Ditentukannya indikator masalah
Ditentukannya rencana intervensi
Baseline data telah ditentukan
Indikator masalah telah ditentukan
Rencana intervensi telah ditentukan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Organizing Pembagian tugas :
Meminta ijin kepada kepala
3 orang 3 orang 3 orang
44Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
puskesmas Meruya Selatan 1 Kecamatan Kembangan
Pembuatan kuesioner serta pembuatan pre-test dan post-test
Pembuatan materi penyuluhan
3 orang
3 orang
3 orang
3 orang
3 orang
3 orang
Variable Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Actuating Meminta ijin kepada kepala puskesmas Meruya Selatan 1
Mengadakan penyuluhan kepada orang tua murid kelas I dan II
Didapatkannya ijin dari kepala Puskesmas Meruya Selatan I
Dilaksanakannya penyuluhan kepada orang tua murid kelas I dan II
Dilaksanakannya penyuluhan kepada guru
Ijin didapatkan
Telah dilaksanakan penyuluhan kepada orang tua murid kelas I dan II
Tidak ada
Ada (Ruangan kelas yang pengap, panas, dan sempit sehingga para peserta penyuluhan tidak berkonsentrasi penuh terhadap materi penyuluhan yang diberikan)
45Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Mengadakan penyuluhan kepada guru
Mengadakan program Gerakan Peduli Panu
Dilaksanakannya Gerakan Peduli Panu
Telah dilaksanakan penyuluhan kepada guru
Telah dilaksanakan Gerakan Peduli Panu
Ada (Tidak konsentrasi mendengarkan penyuluhan karena sudah waktunya mengajar)
Ada ( orang tua murid tidak bisa mengantar anaknya ke Puskesmas karena sibuk)
Variable Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Controlling Koas Viryandi (ketua) memantau koas lainnya dalam menyelesaikan tugas masing-masing
Terpantau dan terlaksananya tugas masing-masing koas
Kegiatan masing-masing koas telah terpantau dan terlaksana
Tidak ada
46Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Output
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Kesenjangan
Peningkatan pengetahuan orang tua murid kelas I-II yang terkena Pityriasis versicolor setelah kegiatan penyuluhan
Peningkatan pengetahuan guru tentang Pityriasis versicolor setelah kegiatan penyuluhan
Peningkatan pengetahuan orang tua murid yang berpengatahuan kurang sebanyak 17 poin dengan target pencapaian 100%
Peningkatan pengetahuan guru yang berpengatahuan kurang sebanyak 10 poin dengan
Bedasarkan hasil post-test terdapat peningkatan pengetahuan sebanyak 17 poin pada 29 orang tua murid (63%) yang sebelumnya memiliki pengetahuan kurang.
Bedasarkan hasil post-test terdapat peningkatan pengetahuan sebanyak 10 poin pada 4
Ada (Ruangan kelas yang pengap, panas, dan sempit sehingga para peserta post-test tidak dapat berkonsentrasi penuh saat mengerjakan soal)
Ada (Tidak konsentrasi saat mengerjakan soal post-test karena sudah waktunya mengajar)
47Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
target pencapaian 100%
orang guru (66.6%) yang sebelumnya memiliki pengetahuan kurang.
Peningkatan jumlah orang tua murid yang memeriksakan anaknya ke Puskesmas
Jumlah orang tua murid yang memeriksakan anaknya ke Puskesmas mencapai 100%
Jumlah orang tua murid yang memeriksakan anaknya ke Puskesmas sebanyak 46 orang (76,6%)
Ada (Beberapa orang tua murid berhalangan memeriksakan anaknya ke Puskesmas)
BAB IX
KESIMPULAN
1. Masalah penyakit kulit utama di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan I
periode 6 Oktober 2015-24 Oktober 2015 adalah tingginya prevalensi Pityriasis
versicolor. Dari data screening yang dilakukan pada bulan September 2015 didapatkan
presentase Pityriasis versicolor di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin sebesar 19 %.
2. Masalah yang menyebabkan tingginya prevalensi Pityriasis versicolor di Madrasah Islam
Raudlatul Muta’alimin periode 6 Oktober 2015- 24 Oktober 2014 dilihat dari identifikasi
masalah penyebab dengan fishbone, ditemukan penyebab masalah yaitu kurangnya
pengetahuan mengenai Pityriasis versicolor, kebersihan diri yang buruk dari murid dan
keluarganya, serta perilaku tidak mau berobat karena dianggap remehnya penyakit
Pityriasis versicolor.
3. Intervensi yang sesuai sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam
jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan jangka
menengah dan jangka panjang adalah dilakukannya 2 intervensi yaitu Penyuluhan
mengenai Kebersihan diri dan Pityriasis versicolor serta Gerakan Peduli Panu.
48Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
4. Hasil dari intervensi yang dilakukan pada penyuluhan dan Gerakan Peduli Panu dapat
disimpulkan adanya peningkatan pengetahuan tentang kebersihan diri dan Pityriasis
versicolor, jumlah orang tua murid yang mengalami peningkatan 17 poin pada post test
adalah 63% dan jumlah guru yang mengalami peningkatan 10 poin adalah 66.6 %. Semua
peserta penyuluhan mendapatkan Kartu Gerakan Peduli Panu dan pada akhirnya orang
tua yang memeriksakan kesehatan kulit anaknya di puskesmas sebanyak 46 orang
(76.6%). Murid yang berhasil memperoleh 5 cap sebanyak 20 murid, yang
mengumpulkan 3 cap sebanyak 26 murid dan yang tidak mendapatkan cap sama sekali 14
murid.
BAB X
SARAN
Saran bagi orang tua di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin:
Menjaga kebersihan diri
Berikan edukasi kepada anak mengenai kebersihan diri
Memeriksakan kesehatan kulit anak mereka ke puskesmas
Saran bagi guru di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin :
Menjaga kebersihan diri
Mengajarkan murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin cara menjaga kebersihan diri
Saran bagi sekolah Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin:
Perbaiki fasilitas air yang ada
Sediakan sabun untuk mencuci tangan
Buat jendela sebagai ventilasi agar sirkulasi udara membaik
Saran bagi puskesmas :
49Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
Meningkatkan program penyuluhan Pityriasis versicolor di sekolah lainnya
Mengadakan pemeriksaan rutin ke sekolah-sekolah lainnya
Saran bagi tim selanjutnya :
Menjalankan kembali Gerakan Peduli Panu pada tahun ajaran berikutnya
Memantau perbaikan kasus Pityriasis versicolor di Madrasah Islam Raudlatul Muta’alimin
Memantau perubahan para murid mengenai kebersihan diri ke arah yang lebih baik.
Memberikan motivasi agar para murid yang belum memeriksakan dirinya ke puskesmas
memeriksakan kesehatan kulitnya ke puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
1. Hong Kong Department of Health. Basic Principles of Healthy Cities: Community
Diagnosis. [Internet] 2009 [24 September 2015]. Available from:
http://www.chp.gov.hk/files/pdf/hcp_community_diagnosis_en.pdf
2. Elsevier. Tinea versicolor. [Internet] 2012 [25 September 2015]. Available from:
https://www.clinicalkey.com/topics/dermatology/tinea-versicolor.html
3. Habif TP. Clinical dermatology : A Color guide to diagnosis and teraphy. 7 th edition. USA:
Elsevier; 2015. p. 530-3.
4. Mustofa A. Tinjauan pustaka pitiriasis versicolor. [Internet] 2014 [25 September 2015].
Available from:
http://eprints.undip.ac.id/44391/3/AhmadMustofa_22010110120124_Bab2KTI.pdf
5. Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan. Data 10 penyakit terbanyak kelurahan Meruya
Selatan I 2014. Jakarta: Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan I, 2014.
6. Wolff k. Fitzpatrick's Dermatology in general medicine. USA: McGraw-Hill; 2015. p. 1828-
30
50Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
7. Bramono K, Budimulja U. Pitiriasis Versikolor. Dalam: Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi
W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke -VII. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;
2015. h.103-5
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner
KUESIONER PITIRIASIS VERSICOLOR
Identitas Responden
Nama : Pendidikan :
Umur : Pekerjaan :
Alamat :
Beri tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar!
1. Menurut Anda, apakah pengertian dari penyakit panu ?
a. Panu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
b. Panu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
c. Panu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jamur
51Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
d. Panu adalah penyakit yang disebabkan karena guna-guna.
e. Panu adalah penyakit yang disebabkan karena keturunan.
2. Menurut Anda, mana yang merupakan gejala panu?
a. Timbul bercak-bercak bersisik pada kulit dan terasa gatal
b. Timbul koreng pada kulit
c. Timbul kulit yang melepuh
d. Timbul rasa sakit/nyeri pada kulit
3. Menurut Anda, berapa lama pengobatan salep panu berlangsung?
a. 1 minggu
b. 2 minggu
c. 1 bulan
d. Kapanpun gejala sudah hilang
4. Melalui apa penyakit panu dapat menular?
a. Pakaian dan handuk berganti-gantian
b. Tersentuh keringat penderita panu
c. Bersalaman dengan penderita panu
d. Tidak menular
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya !
5. Berapa kali anak anda mandi dalam 1 hari?
a. 1 kali
52Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
b. 2 kali
c. 3 kali
6. Apakah anak anda mandi dengan sabun?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Jarang
d. Tidak pernah
7. Apakah tiap anggota keluarga mempunyai handuk masing-masing?
a. Ya
b. Bersama-sama
c. Tidak punya
8. Apakah anak anda mengeringkan badan hingga benar-benar kering setelah mandi?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Jarang
d. Tidak pernah
9. Dimana anda menjemur handuk?
10. Seberapa sering anda mencuci handuk?
a. Sekali seminggu
b. Dua kali seminggu
53Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
c. Sekali sebulan
d. Tidak pernah
11. Apakah anak anda berganti baju ketika habis berkeringat?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Jarang
d. Tidak pernah
12. Menurut anda manakah syarat air bersih? (jawaban boleh lebih dari 1)
a. Tidak berwarna
b. Tidak keruh
c. Tidak berbau
d. Tidak berasa
13. Apakah sumber air anda?...................................
Apakah anda puas dengan ketersediaan air di rumah anda?
a. Ya
b. Tidak, alasan……………
14. Apakah keluarga anda memakai sabun ketika cuci tangan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Jarang
d. Tidak pernah
54Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
15. Kapan keluarga anda mencuci tangan? (jawaban boleh lebih dari 1)
a. Sesudah BAB
b. Sebelum makan
c. Sesudah makan
d. Setelah beraktifitas di luar rumah
Lampiran 2: Soal Pre-test dan Post-test
Pre - Test dan Post - Test Penyakit Panu
Nama:
Jenis kelamin: Umur:
Pendidikan terakhir: Pekerjaan:
Agama: Suku:
Alamat:
Desa: RT/RW:
Kecamatan:
55Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
PETUNJUK PENGISIAN
Berikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang menurut Anda benar
1. Menurut Anda, apakah pengertian dari penyakit panu ?
a. Panu adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
b. Panu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
c. Panu adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur
d. Panu adalah penyakit yang disebabkan karena guna-guna.
2. Apakah panu dapat mengenai selain kulit ?
a. Iya
b. Tidak
3. Apakah gejala dari penyakit panu?
a. Timbul bercak-bercak bersisik pada kulit dan terasa gatal
b. Timbul koreng pada kulit
c. Timbul kulit yang melepuh
d. Timbul rasa sakit/nyeri pada kulit
4. Bagian tubuh mana yang paling sering terkena panu
a. Wajah
b. Punggung
c. Tangan
d. Kaki
5. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit panu ?
a. Menggunakan lampu khusus
b. Pemeriksaan kulit
56Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
c. Pemeriksaan menggunakan mikroskop
d. Semua dapat dilakukan
6. Menurut anda, apakah penyakit panu menular ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Siapa saja yang dapat terkena panu ?
a. Bayi dan balita
b. Usia Lanjut
c. Remaja
d. Semua umur dapat terkena tergantung dari kebersihan diri masing-masing
8. Menurut anda, bagaimana seseorang dapat terkena panu ? (jawaban boleh lebih dari 1)
a. Karena lingkungan yang panas dan lembab
b. Kebersihan seseorang yang buruk
c. Karena bersentuhan langsung dengan penderita panu
d. Tidak mengeringkan badan setelah mandi
9. Bagaimana cara mencegah penyakit panu ?
a. Menggunakan sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari
b. Mengeringkan badan dengan handuk bersih sebelum berpakaian
c. Menerapkan hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga
d. Semua benar
57Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
10. Apa saja syarat air bersih?
a. Air yang tidak berwarna
b. Air yang tidak berbau
c. Air yang tidak berasa
d. Semua benar
11. Menurut Anda, pengobatan panu yang paling tepat adalah ?
a. Dengan diberikan vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh
b. Meminum obat warung sampai gejala hilang
c. Pengobatan dengan menggunakan salep
d. Pengobatan dengan menggunakan bedak gatal
12. Menurut anda, berapa lama pengobatan panu berlangsung?
a. 1 minggu
b. 2 minggu
c. 1 bulan
d. Kapanpun gejala sudah hilang
13. Menurut anda sebaiknya mandi berpa kali sehari
a. 1x
b. 2x
c. 3x
d. lebih dari 3x
14. Kapan anda seharusnya mencuci tangan? (jawaban boleh lebih dari 1)
a. Sesudah BAB
b. Sebelum makan
58Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
c. Setelah beraktivitas di luar rumah
d. Sesudah makan
15. Bagaimana cara menjemur handuk dengan benar ? (jawaban dapat lebih dari 1)
a. Mengeringkan handuk hingga kering
b. Mengeringkan di dalam kamar mandi
c. Mengeringkan handuk di tempat yang terkena sinar matahari
Lampiran 4 : Foto
59Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 1. Tampak Sekolah dari Luar
Gambar 2. Ruang Kelas I
Gambar 6. Pityriasis Versicolor di Wajah Sebelah Kanan
Gambar 4. Anak dengan Pityriasis Versicolor
Gambar 3. Ruang Kelas II
Gambar 5. Anak dengan Pityriasis Versicolor
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
60Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 7. Pityriasis Versicolor di Punggung Gambar 8. Pityriasis Versicolor di Punggung
Gambar 9. Pityriasis Versicolor di Wajah Sebelah Kiri
Gambar 10. Pemeriksaan dengan Lampu Wood
Gambar 11. Pemeriksaan dengan Lampu Wood Gambar 12. Pemeriksaan dengan Lampu Wood
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
61Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 13. Tempat Cuci Tangan Sekolah
Gambar 14. Penyuluhan oleh Koas Viryandi
Gambar 14. Ember Berisi Air Dalam Toilet
Gambar 15. Penyuluhan oleh Koas Ratih
Gambar 16. Penyuluhan oleh Koas Nathasia Gambar 17. Pengisian Buku Tamu
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
62Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 20. Orang Tua Murid Membaca Brosur yang Dibagikan Gambar 21. Tanya Jawab dengan Orang Tua Murid
Gambar 19. Pembagian BrosurGambar 18. Pelaksanaan Pre-test
Gambar 23. Pemberian Poster Kepada Ibu Kepala SekolahGambar 22. Pelaksanaan Post-test
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
63Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 24. Penempelan Poster di Dinding
Gambar 28.Foto Bersama Anak yang Menerima 5 Cap
Gambar 25. Pemeriksaan Panu di Puskesmas
Gambar 26. Pemeriksaan Panu di Puskesmas Gambar 27. Pemeriksaan Panu di Puskesmas
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
64Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 29. Tampak Depan Kartu Gerakan Peduli Panu Gambar 30. Tampak Belakang Kartu Gerakan Peduli Panu
Gambar 31. Hadiah Alat Tulis Gambar 32. Hadiah Alat Tulis
Gambar 33. Foto Bersama Penerima Hadiah
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
SUDAH BEBASKAH SAYA DARI PANU ??
Apa Itu Panu ?
Pitiriasis versikolor
atau yang sering dikenal
dengan istilah panu
merupakan infeksi kulit
yang disebabkan oleh jamur.
Siapa saja
yang terkena panu ?
Semua orang bisa terkena panu,
mulai dari anak-anak sampai usia tua
PANU BUKAN PENYAKIT MENULAR !!!
Penyakit Panu tergantung dari :
perawatan kebersihan diri
dan lingkungan masing-masing orang
Bagaimana cara mencegah panu ?
Mandi menggunakan sabun minimal 2 kali per hari
Mengeringkan badan dengan baik sehabis mandi
Cuci handuk setidaknya 2 kali seminggu
Menjemur handuk setiap kali pakai hingga kering
Mencuci bersih pakaian setiap kali dipakai & dikeringkan hingga kering
Mandi menggunakan sumber air bersih
Mencuci tangan mengunakan sabun
65Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Bagaimana gejalanya ?Panu terlihat sebagai bercak-bercak berwarna warni bisa berwarna lebih muda atau lebih tua dari warna kulit, gatal.
Gambar 34. Poster
Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Prevalensi Pityriasis versicolor dengan Peningkatan Pengetahuan dan Partisipasi Orang Tua Murid di Madrasah Islam Raudlatul Muta`alimin di Kelurahan Meruya Selatan, Kecamatan Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Periode 22 September – 24 Oktober 2015
66Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatNovember 2015
Gambar 35. Brosur Panu Tampak Depan
Gambar 36. Brosur Panu Tampak Belakang
Top Related