LAKIP Dit. P2MKJN Page 1
Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2019
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JAKARTA
LAKIP Dit. P2MKJN Page 2
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Allah SWT, puji syukur kami panjatkan karena atas perkenan- nya, Direktorat Pencegahan dan Pengendalia Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2019. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza salah satu entitas akuntansi dibawah lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, kementerian kesehatan RI yang berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Lakip ini berisi informasi tentang uraian pertanggung jawaban atas keberhasilan Direktorat Penegahan dan Pengendalia Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya ditahun 2019. Laporan ini merupakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), hasil dari realisasi dari laporan rencana strategis tahun 2019 yang memberikan gambaran tentang rencana strategis, penetapan kinerja tahunan, kegiatan dan anggaran . LAKIP Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza tidak terlepas dari kekurangan mengingat masih perlu penyempurnaan terus menerus semaksimal mungkin melalui koordinasi dengan berbagai lintas program dan lintas sektor . Mudah-mudahan Lakip ini dapat menjadi cermin untuk dapat mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun, sehingga pelaksanaan kinerja kedepan lebih produktif, efektif dan efesien baik dari aspek perencanaan, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan.
Jakarta, 21 Januari 2020
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
Dr.dr. Fidiansjah,SpKJ,MPH
NIP 196306271988121002
LAKIP Dit. P2MKJN Page 3
Ringkasan Eksekutif
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza merupakan unit eselon 2 pada Ditjen P2P. yang berkantor di Jalan HR Rasuna Said Blok X-5 kav 4-9 Jakarta Selatan, Gedung Suyudi Lantai 11. Tujuan program dan kegiatan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza adalah meningkatnya kesehatan jiwa dengan sasaran programnya adalah melakukan Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, Melakukan Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dewasa dan usia lanjut dan Melakukan Pencegahan Penyalahgunaan Napza
Pada Renstra kementerian Kesehatan RI tahun 2015 – 2019 terdapat 3 (tiga)
indikator kinerja kegiatan (IKK) pada Direktorat pencegahan dan pengendalian
masalah kesehatan jiwa dan napza yaitu :
1. Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dengan target tahun 2019 sebanyak 280 kab/kota dan capai sebanyak 407 kab/kota atau 145,35 % melebihi dari yang di target.
2. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dengan target tahun 2019 sebanyak 200 kab/kota dan capaian sebanyak 207 kab/kota atau 103,50 % melebihi dari yang di targetkan.
3. Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan
yang sederajat dengan target tahun 2019 sebanyak 34 provinsi dan
capaian sebanyak 34 provinsi atau 100% sama dengan yang di
targetkan.
Untuk mencapai tujuan,sasaran dan target indikator kinerja kegiatan upaya
yang dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat pencegahan
dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan napza adalah menyediakan
biaya rehabilitasi medis bagi pecandu narkotika, membuat NSP, melakukan
advokasi, melakukan sosialisasi, supervise, pelatihan di bidang kesehatan jiwa
dan napza
Alokasi anggaran tahun 2019 sebesar Rp. 44.554.492.000 dengan realisasi
sebesar Rp. 43.398.886.577,atau 97,40 %
LAKIP Dit. P2MKJN Page 4
Daftar Isi
Kata Pengantar Daftar Isi Bab I. Pendahuluan
A. Latar belakang B. Isu Strategis C. Tujuan Penulisan D. Sistematika E. Visi dan Misi F. Tugas Pokok dan Fungsi G. Struktur Organisasi H. Sumber Daya Manusia
Bab II. Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan perjanjian kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi.
B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja termasuk efisiensi penggunaan sumber daya.
Bab IV. Penutup Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta tindak lanjut di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Daftar Grafik Daftar Tabel
LAKIP Dit. P2MKJN Page 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, presentase populasi anak dan remaja adalah sebanyak 46 % dari total populasi. Hal ini menunjukkan bahwa anak dan remaja menempati porsi yang cukup besar dari keseluruhan penduduk Indonesia yang berjumlah kurang lebih 237 juta. Sehubungan dengan hal tersebut maka baik buruknya kualitas anak dan remaja Indonesia menentukan pula kualitas penerus bangsa ini. Dalam rangka mempersiapkan dan menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas baik tersebut perlu meningkatkan kesehatan tidak hanya fisik saja tapi juga kesehatan jiwa pada anak dan remaja. Upaya kesehatan jiwa dilakukan untuk mempertahankan kesehatan individu sepanjang hayat sejak masa konsepsi sampai lansia, dilakukan sesuai tingkat tumbuh kembang dari bayi sampai lansia. Perkembangan individu dimulai sejak dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5–3 tahun), anak - anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda ( 18 –35 tahun), dewasa tengah (35-65) tahun, dan tahap terakhir yaitu dewasa akhir (>65 tahun). Dalam tahapan perkembangan tersebut terdapat periode penting yaitu periode pra sekolah, masa pra sekolah disebut masa keemasan (Golden period), jendela kesempatan (window of opportunity), dan masa kritis ( critical period) Pada rentang usia remaja, rentan terjadi beberapa masalah psikososial, identik dengan perilaku berisiko (risk-taking) dalam lingkungan yang berhubungan dengan (1) pencarian identitas diri, (2) mencari solusi masalah pribadi, (3) kemandirian dan harga diri, (4) situasi dan kondisi dalam rumah, (5) lingkungan sosial, (6) hak dan kewajiban yang dibebankan oleh orangtua serta berbagai hal lainnya yang dapat menjadi pemicu masalah kesehatan jiwa dan napza Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI pada tahun 2014, menunjukkan hasil penelitian di 128 kecamatan diperoleh angka kejadian bunuh diri di Indonesia sebesar 1,77 per 100.000 penduduk. Disisi lain, GSHS (2015) menemukan proporsi pada siswa/i SMP dan SMA yang mengalami masalah kesepian 39,9% remaja laki-laki dan 52,9% remaja perempuan, 37,7% remaja laki-laki dan 46,8% remaja perempuan mengalami kecemasan dan 4,5% remaja laki-laki dan 6,5% remaja perempuan ingin bunuh diri.Fakta kekerasan sering kita dengar di media sosial, di lingkungan pendidikan sendiri dari data ICRW (2015) dinyatakan bahwa sekitar 75-84% siswa/i mengalami kekerasan di sekolah, 50% mengalami perundungan. Data dari Unicef tahun 2014,
LAKIP Dit. P2MKJN Page 6
siswa usia 13-15 th melaporkan pernah mengalami kekerasan fisik oleh teman sebaya.Riskesdas (2007), prevalensi remaja yang mengalami masalahpsikososial sebanyak 8,7%, prevalensi merokok usia 15 – 19 tahun, minumanberalkohol dan satu di antara 11 remaja Indonesia berusia 15 – 24 tahun mengalami ketidakstabilan emosi yang juga ditemukan satu dari 7 siswa pada studi GSHS pada pelajar SMP usia 13 – 15 tahun di Depok.Penelitian di 3 sekolah menengah atas dan kejuruan (2015) didapatkan ada keterkaitan antara problem emosional – problem perilaku – tekanan teman sebaya.Faktor risiko utama yang menjadi masalah emosional adalah perempuan yang lebih berisiko.Tidak semua yang terjaring di skrining adalah pelajar yang bermasalah. Maka kondisi kondisi tersebut perlu segera diatasi dan dilakukan intervensi intervensi yang baik agar Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan Negara yang dilandasi oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang merata di Indonesia. Satu atau lebih gangguan jiwa dan perilaku dialami oleh 25 % dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya .WHO ( report 2001) menemukan bahwa 24% pasien yang berobat ke pelayanan primer memiliki diagnosa gangguan jiwa antara lain depersi dan cemas, baik diagnosis tersendiri maupun komorbid dengan diagnosis fisik Tidak sedikit masalah kesehatan jiwa tersebut dialami oleh usia produktif, bahkan sejak usia remaja. Berdasarkan data riskesdas 2013 di temukan bahwa semakin lanjut usia semakin tinggi gangguan mental emosional yang di deteksi, selain itu pada masa kehamilan dan pasca kehamilan sering terjadi masalah kejiwaaan seperti depresi. Beban yang di timbulkan akibat masalah kesehatan jiwa cukup besar. Selaian masalah kesehatan jiwa, gangguan penggunaan napza merupakan penyakit dari organ otak dan bersifat kronis kambuhan. Sebagaimana sifatnya, kekambuhan bukanlah semata-mata kurangnya niat untuk sembuh, melainkan karena interaksi berbagai faktor dalam diri seseorang yang meliputi aspek biologis, psikologis dan sosialnya. Secara biologis, terjadi perubahan fungsi dan struktur otak dari seseorang dengan ketergantungan Napza yang dapat mempersulit proses perubahan perilaku itu sendiri. Tidak jarang diperlukan beberapa
LAKIP Dit. P2MKJN Page 7
kali terapi rehabilitasi bagi penderita untuk dapat pulih atau mempertahankan kepulihannya. Prevalensi penyalahgunaan Narkoba diperkirakan sebanyak 3,8 juta - 4,1 juta orang atau sekitar 2,1% - 2,25% dari total seluruh penduduk Indonesia yang berisiko terpapar narkoba di tahun -2014 (Laporan survey BNN bersama Puslitkes Ul tahun 2014) Undang-undang nomor 35 tahun 20019 tentang narkotika, khususnya pasal 55 menyebutkan tentang kewajiban lapor diri bagi pecandu pada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit dan / atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang di tunjuk pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan / atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Secara lebih rinci pelaksanaan wajib lapor diri pecandu narkotika dituangkan pada peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2011 tentang pelaksanaan wajib lapor. Sesuai dengan pasal 2 dari PP Nomor 25 tahun 2011, pengaturan wajib lapor pecandu narkotika bertujuan untuk :
1. Memenuhi hak pecandu narkotika dalam mendapatkan pengobatan dan / atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi social
2. Mengikutisertakan orang tua, wali, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan tanggung jawab terhadap pecandu narkotika yang ada di bawah pengawasan dan bimbingannya.
3. Memberikan bahan informasi bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan di bidang pencegahan dan pemberatasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika
Kementerian kesehatan RI, khususnya subdit P2 Masalah Penyalahgunaan Napza telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 50 tahun 2015 tentang Petunjuk teknis pelaksanaan wajib lapor pecandu narkotika dan rehabilitasi medis yang merupakan acuan bagi Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dalam menyelenggarakan proses wajib lapor dan rehabilitasi medis bagi pecandu penyalahguna Napza termasuk mereka yang dalam proses hukum. Selain hal diatas, juknis ini juga mengatur persyaratan pengusulan penetapan Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), besaran pembiayaan rehabilitasi medis yang disediakan oleh Kemenkes, mekanisme pembiayaan rehabilitasi melalui klaim, utilisasi dana klaim, serta sistem pelaporan wajib lapor dan rehabilitasi medis. Berdasarkan Undang Undang Kesehatan Jiwa No 18 tahun 2014 upaya kesehatan jiwa di mulai dari upaya promotif, prevetif, kuratif dan rehabilitatif, sesuai siklus kehidupan mulai dari bayi, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Tidak saja melakukan penangan masalah gangguan jiwa tetapi juga akses pelayanan kesehatan jiwa.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 8
Berdasarkan hal tersebut di atas maka isu strategis pada program pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan napza adalah :
1. Masih kurangnya mutu dan akses pelayanan kesehatan jiwa dan napza
2. Masih kurangnya SDM terlatih bidang kesehatan jiwa dan napza 3. Masih adanya stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa 4. Tingginya kasus penyalahgunaan napza 5. Belum optimalnya komitmen daerah bidang pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa dan napza Untuk mencapai tujuan Direktorat P2 Masalah kesehatan jiwa dan Napza meningkatkan kesehatan jiwa dengan sasarannya meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, perlu adanya Visi dan Misi, sesuai dengan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Visi dan Misi tersebut din tuangkan dalam NAWA CITA yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 9
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, terdapat tugas pokok dan fungsi Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Dan NAPZA sebagai berikut : Tugas pokok Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Dan NAPZA adalah melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia, dan penyalahgunaan NAPZA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Fungsi Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Dan NAPZA adalah: penyiapan perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia, dan penyalahgunaan NAPZA,
penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia, dan penyalahgunaan NAPZA,
penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia, dan penyalahgunaan NAPZA,
penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa dewasa dan lanjut usia, dan penyalahgunaan NAPZA,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja, kesehatan jiwa
LAKIP Dit. P2MKJN Page 10
C. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, terdapat SOTK Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa Dan NAPZA terdiri atas :
a. Subdirektorat Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja; b. Subdirektorat Masalah Kesehatan Jiwa Dewasa dan Lanjut Usia; c. Subdirektorat Masalah Penyalahgunaan NAPZA; d. Subbagian Tata Usaha;
Gambar 1.1
Struktur Organisasi
Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
LAKIP Dit. P2MKJN Page 11
D. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah seluruh pegawai pada Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza per 31 Desember 2019 sebanyak 47 orang dengan rincian sebagai berikut :
Grafik 1.1 Jumlah SDM
Berdasarkan status kepegawai, untuk jumlah PNS sebanyak 40 orang dan Honorer sebanyak 7 orang
Grafik 1.2 SDM Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada grafik di atas berdasarkan jenis kelamin jumlah laki-laki sebanyak 20 orang dan jumlah perempuan sebanyak 27 orang
LAKIP Dit. P2MKJN Page 12
Grafik 1.3. SDM berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan grafik di atas jumlah SDM tenaga kesehatan sebanyak 27 orang , dan non kesehatan sebanyak 20 orang
b. Sarana dan Prasarana Berdasarkan laporan posisi barang milik negara (BMN) di neraca
per 31 Desember 2019 pada Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa
dan Napza sebagai berikut :
No Uraian Jumlah
1 Barang Konsumsi 292,236,250
2 Barang Persediaan Lainnya untuk Dijual/Diserahkan ke
Masyarakat
155,375,000
3 Peralatan dan Mesin 2,678,094,405
4 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin ( 2,406,995,701)
5 Software 249,000,000
6 Aset Tak Berwujud Lainnya 0
7 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi
pemerintahan
412,695,000
8 Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam
Operasional Pemerintahan
1,822,788,200
LAKIP Dit. P2MKJN Page 13
9 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan
dalam operasi
( 412,695,000)
10 Akumulasi Amortisasi software ( 174,000,000)
11 Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak
digunakan dalam
( 1,822,788,200)
J U M L A H 793,709,954
c. Alokasi Anggaran Alokasi anggaran tahun 2019 pada Direktorat P2 Masalah
Kesehatan Jiwa dan Napza sebagai berikut :
Grafik 1.4
Alokasi dan realisasi tahun 2019
Berdasarkan grafik di atas realisasi anggaran APBN dan Hibah
tahun 2019 sebesar 97,40%
Grafik 1.5
Alokasi dan realisasi APBN tahun 2019
LAKIP Dit. P2MKJN Page 14
Berdasarkan grafik di atas realisasi anggaran APBN tahun 2019
sebesar 96,17 %
Grafik 1.6
Alokasi dan realisasi anggarna Hibah
Berdasarkan grafik di atas realisasi anggaran Hibah sebesar 100%
E. Sistematika Penulisan
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Bab I. Pendahuluan berisikan tentang Visi dan Misi, Latar
Belakang , Tugas Pokok dan Fungsi ,Struktur Organisasi ,Sumber
Daya, Sistematika Penulisan.
4. Bab II. Perencanaan Kinerja , berisikan tentang perencanaan
kinerja selama 5 tahun sesuai dengan dokumern renstra kemekes
2015-2019 dan perjanjian kinerja berisikan tentang perjanjian
antara Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan Napza dengan Direktur Jenderal P2P untuk
tahuan 2019.
5. Bab III Akuntabilitas Kinerja berisikan tentang Capaian Kinerja
Organisasi yang disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan perjanjian kinerja sasaran strategis organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja organisasi, Realisasi Anggaran
yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai
dengan dokumen Perjanjian Kinerja termasuk efisiensi
penggunaan sumber daya.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 15
6. Bab IV. Penutup , Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas
capaian kinerja organisasi serta tindak lanjut di masa mendatang
yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 16
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan Kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan. Perencanaan kinerja Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza tertuang dalam Renstra kementerian kesehatan tahun 2015-2019. Pada tabel ini di bawah ini terlihat perencanaan kinerja Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza selama 5 (lima) tahun.
Tabel 2.1
Perencanaan Kineja 2015-2019
No Sasaran Indikator Target
2015 2016 2017 2018 2019
1 Meningkatnya
pelayanan
kesehatan jiwa di
puskesmas
Jumlah
Kabupaten/Kota
yang memiliki
Puskesmas yang
menyelenggaraka
n upaya
kesehatan jiwa
80
Kab/kota
130
kab/kota
180
Kab/kota
230
Kab/kota
280
Kab/kota
2 Meningkatnya
layanan wajib
lapor bagi
pecandu
narkotika IPWL
Jumlah
Kabupaten/Kota
yang
menyelenggaraka
n upaya
pencegahan dan
pengendalian
masalah
penyalahgunaan
Napza di Institusi
Penerima Wajib
Lapor (IPWL)
40
Kab/kota
50
Kab/kota
100
Kab/kota
150
Kab/kota
200
Kab/kota
3 Meningkatnya
upaya
pencegahan
dan
pengendalian
masalah
kesehatan jiwa
di sekolah
Jumlah Provinsi
yang
menyelenggaraka
n upaya
pencegahan dan
pengendalian
masalah
kesehatan jiwa di
30% SMA dan
yang sederajat
0 0 5
povinsi
19
provinsi
34
provinsi
Sumber data RAK P2MKJN tahun 2015-2019
LAKIP Dit. P2MKJN Page 17
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja Direktorat P2M Kesehatan Jiwa dan Napza merupakan dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara Direktur P2M Kesehatan Jiwa dan Napza dengan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk mewujudkan target kinerja Direktorat P2M Kesehatan Jiwa dan Napza pada akhir Tahun 2019. Perjanjian Kinerja tahun 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Tahun 2019
No Sasaran Indikator Target 2019
1
Meningkatkan pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan napza
1 Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
280 Kab/kota
2 Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
200 Kab/kota
3 Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat
34 provinsi
Sumber data perjanjian kinerja 2019 P2MKJN
Dengan alokasi anggaran tahun 2019 sebesar Rp. 43.737.901.000,-
LAKIP Dit. P2MKJN Page 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA Berdasarkan pada Renstra 2015-2019, Rencana Aksi Program P2P dan Rencana Aksi Kegiatan serta Perjanjian Kinerja Tahun 2019, maka target dan capaian kinerja pada Direktorat P2M Kesehatan Jiwa dan Napza tahun 2019 dapat di lihat pada tebel 3.1 bawah ini :
Tabel 3.1 Target dan Capain Kinerja Tahun 2019
No Indikator target Capaian Kinerja
1 Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
280 kab/kota
407 kab/kota
145,36 %
2 Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
200 kab/kota
207 kab/kota
103,50 %
3 Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat
34 provinsi
34 provinsi
100 %
Sumber data perjanjian kinerja 2019
Berdasarkan tabel tersebut di atas terdapat 2 (dua ) indikator Kinerja telah melebihi dari yang di targetkan dan 1 (satu) indikator yang sama dengan yang di targetkan.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 19
Untuk indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa tercapai sebanyak 407 kab kota atau 145,36%, tingginya capian ini disebabkan adanya program PIS-PK yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dalam menyelenggarakan upaya promotif bidang kesehatan jiwa,
Untuk rata rata nilai kinerja dari 3 indikator adalah 145,36% + 103,50% +100% = 348.86/3 = 116,28%
Untuk lebih jelas nya target dan capaian indikator kinerja tahun 2019, dapat dilihat dari uraian di bawah ini : 1. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya
pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) a. Penjelasan indikator
Masalah penyalahgunaan Napza merupakan penyakit otak yang
bersifat chronic relapsing disease. Terdapat berbagai aspek yang
terkait pecandu napza, yaitu aspek biologis, psikologis dan sosial.
Secara bioligis terjadi perubahan fungsi dan struktur otak pada
seseorang dengan ketergantungan Napza yang dapat
mempersulit proses perubahan perilaku. Dalam proses pemulihan
setiap penyalahguna harus menjalani program rehabilitasi sesuai
dengan kebutuhan dari masing-masing individu. Stigma yang
berkembang di masyarakat dan petugas kesehatan terhadap
penyalahguna Napza membuat aksesibilitas dalam rehabilitasi
belum optimal. Pemerintah melalui Undang-undang dan Peraturan
Pemerintah lainnya menyediakan layanan rehabilitasi bagi
penyalahguna Napza melalui fasilitas pelayanan kesehatan
Institusi Penerima Wajib Lapor yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan melalui Kepmenkes. Setiap penyalahguna wajib
melaporkan diri ke IPWL dan dilanjutkan dengan rehabilitasi
medis. IPWL yang aktif dapat memberikan layanan pencegahan
dan rahabilitasi penyalahgunaan Napza sehingga dapat
menurunkan tingkat ketergantungan Napza dan mencegah
penyalahgunaan yang baru.
b. Definisi Operasional
Jumlah Kab/kota yang mempunyai minimal 1 (satu) IPWL akif
(Puskesmas / RS / RSJ). Kriteria IPWL aktif adalah IPWL yang
menerima pasien wajib lapor dan menjalankan rehabilitasi medis
napza.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 20
c. Cara perhitungan
menjumlahkan Kab/kota yang mempunyai minimal 1 (satu) IPWL
aktif (Puskesmas / RS / RSJ)
d. Capaian indikator Capaian Indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) tahun 2019 dapat di lihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.6 Target dan Capaian tahun 2019
No Indikator Target Capaian Kinerja (%)
1 Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
200 kab/kota
207 kab/kota
103,50 %
Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator tahun 2019 telah melebihi dari yang di targetkan.
Garfik 3.7 Perbandingan Target dan Capaian Tahun 2018 dan 2019
LAKIP Dit. P2MKJN Page 21
Berdasarkan grafik di atas, capain 2018 dan 2019 telah melebihi dari yang di targetkan
Grafik 3.8 Perbandingan target dan capaian jangka menengah
dan jangka panjang
Trend target dan capaian jangka panjang dan jangka menengah telah melebihi dari yang di targetkan Sedangkan untuk perbandingan target dan capaian Indikator tahun 2015 sampai dengan 2019, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 3.9 Target dan Capaian 2015 sd 2019
Berdasarkan grafik di atas, capaian target tahun 2015 sampai dengan 2019 telah melebihi dari yang di targetkan. Untuk target dan capaian tahun 2015 sd 2018 merupakan jumlah komulatif.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 22
Target dan Indikator tersebut telah sesuai dengan dokumen Renstra Revisi Kementerian Kesehatan, Rencana Aksi Program Ditjen P2P, dan Rencana Aksi Kegiatan Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator 1. Melakukan supervisi dan monitoring program P2 Napza,
tujuan untuk mengetahui apa saja permasalahan dan kendala
yang dihadapi di tiap daerah mengevaluasi apakah layanan Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Penyalahgunaan Napza sudah dijalankan atau belum.
Kegiatan supervisi di lakukan di provinsi Aceh, Sumbar, Sumut, Jabar, Jateng, DKI Jakarta, Jatim, Kalteng, Jambi, Sulteng, DIY, Sumsel, Bali, Papua Barat, Gorontalo, Babel, Kepri, Kaltim, Lampung, Bengkulu, NTB, NTT, Sulut, Banten dan Sulsel. Hasil supervisi nya adalah Belum terjalin kerjasama yang sinergis antara LS/LP
terkait Pencegahan dan pengendalian masalah Napza Aceh. Diperlukan pembicaraan lebih lanjut antara Dinas Kesehatan dengan stake holder terkait
Diperlukan sosialisasi tentang mekanisme klaim kepada 70 IPWL yang ada di Provinsi Aceh. Sehingga mereka dapat melaporkan kasus penyalahgunaan Napza tanpa harus merubah diagnosis menjadi gangguan jiwa berat (Skizofrenaia)
Perpindahan tenaga yang sudah terlatih memerlukan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Prov Aceh. Dengan adaanya rotasi dan mutase tanpa mempertimbangkan pelatihan yang telah diterima memiliki potensi melemahkan pelayanan.
Masih diperlukan koordinasi LS/LP terutama dengan BNN agar pelayanan bagi klien penyalahgunaan Napza dapat optimal
Refresing materi asesen dan verifikasi dapat dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi.
Pemetaan ulang tentang kebutuhan IPWL di Provinsi Bengkulu semua IPWL di bengkulu adalah RS. Diperlukan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan.
Revitalisasi pelapioran berjenjang dari Fasyankes ke Dinas Kesehatan Kab/Kota ke Dinkes Provinis dan ke
LAKIP Dit. P2MKJN Page 23
Kementrian Kesehatan. Pelaporan ke BNN di seusaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Melakukan orientasi manajemen verifikasi yaitu mengevaluasi
apakah pelaporan penyalahgunaan napza sudah diinput ke Selaras dan pengenalan aplikasi selaras
3. Melakukan advokasi dan sosialisasi p2 napza di Kab. Bogor, Kota Makassar, Kota Tangerang, Kab. Langkat, Kab. Tangsel, Kab. Pematang Siantar, Kota Kudus, Kab. Sukoharjo, Kota Solo dan Kota Bandung, 6 Februari 2019 – 3 Juli 2019, Peserta 6 tim pusat, 2 tim provinsin dan 3 tim kab serta 250 orang dari masyarakat setempat melakukan kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
4. Melakukan Validasi terhadap tunggakan pembayaran klam tahun 2018 oleh BPKP yang dilakukan pada bulan September 2019 di Aceh, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan DKI Jakarta
5. Menyediakan anggaran klaim tersebut di bayarkan untuk biaya rawat jalan, rawat inap. Konseling, skrining dan obat-obatan untuk pecandu narkotika di IPWL yang sudah di tetap kan berdasarkan permenkes
Analisa Penyebab keberhasilan
Indikator Jumlah Kab/kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di IPWL, capain target sebenyak 207kab/kota, keberhasilan ini dikarenakan a) advokasi dan sosialisasi yang intensif dalam upaya
pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan napza pada pengambil kebijakan dan masyarakat
b) Adanya tugas bersama dalam pelaksanaan P4GN di pusat dan daerah dan BNN, melalui kegiatan skrinig napza, tes urine, dan rehabilitasi medis bagi pecandu narkotika
c) Penyedian anggaran pembiayaan klaim wajib lapor rehabilitasi medis bagi pecandu narkotika
Kendala/masalah yang di hadapi 1. Beberapa daerah belum memiliki peraturan daerah terkait
pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza
2. Kurangnya tenaga kesehatan terlatih bidang P2 Napca 3. Rotasi dan mutase pegawai di daerah tinggi 4. Tidak semua daerah menyediakan APBD untuk
pencegahanan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza
LAKIP Dit. P2MKJN Page 24
5. Belum Optimalnya koordinasi LS/LP dalam upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan napza
6. Kurangnya komitmen antara pemegang program dalam upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan napza
7. Selalu adanya piutang terhadap pembayaran klaim rehabilitasi pecandu narkotika tahun sebelumnya.
Pemecahan masalah
1. Perlu dibuat peraturan daerah terkait pencegahan dan
pengendalian masalah penyalahgunaan napza
2. Melakukan pelatihan bagi petugas kesehatan di bidang P2
Napza
3. Melakukan advokasi pada pemegang kebijakan untuk
menyediakan anggaran dan komitmen dalam upaya P2
napza
4. Meningkatkan koordinasi dengan LS/LP terkait P2 napza
5. Mengajukan tambahan anggaran untuk pembayaran klaim
rehabilitasi medis pecandu narkotika tahun sebelumnya
2. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa a. Penjelasan indikator
Menurut WHO kesenjangan pengobatan gangguan jiwa di Negara-negara dengan penghasilan rendah-menengah termasuk Indonesia masih tinggi, yaitu >85%. Hal ini berarti kurang dari 15% penderita gangguan jiwa mendapatkan layanan kesehatan jiwa yang dibutuhkan. Melalui estimasi sederhana tentang utilisasi layanan baik di tingkat primer maupun sekunder-tersier menunjukkan bahwa ternyata memang cakupan layanan kesehatan jiwa di Indonesia masih rendah yaitu <10% (tahun 2013), dan tingkat kekambuhan pasien masih cukup tinggi pasca perawatan di Rumah Sakit. Untuk itu diperlukan upaya kesehatan jiwa di Puskesmas untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan jiwa, baik upaya-upaya pencegahan maupun deteksi dan tata laksana secara dini. Agar mutu layanan terjaga, maka dalam kriteria indikator tercantum bahwa tenaga kesehatan puskesmas terlatih.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 25
b. Definisi Operasional Kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 (satu) puskesmas di wilayahnya dengan kriteria: 1. Memiliki minimal 2 (dua) tenaga kesehatan terlatih kesehatan
jiwa(dokter dan perawat) 2. Melaksanakan upaya promotif dan preventif bidang
kesehatan jiwa teritegrasi dengan program kesehatan puskesmas lainnya
3. Melaksanakan deteksi dini, penegakan diagnosis, penatalaksanaan awal dan pengelolaan rujukan balik kasus gangguan jiwa.
c. Cara perhitungan Jumlah kumulatif kabupaten/kota yang memiliki puskesmas dengan upaya kesehatan jiwa sesuai dengan kriteria.
d. Capaian indikator Capaian indikator untuk Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa tahun 2019 seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.4 Target dan capaian tahun 2019
No Indikator
Target Capaian Kinerja
1 Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
280 kab/kota
407 kab/kota
145,36%
Berdasar tabel di atas capaian indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa tahun 2019 sebanyak 407 kab/kota melebihi dari yang ditargetkan 280 kab/kota atau sebanyak 145,36 %,
LAKIP Dit. P2MKJN Page 26
Grafik 3.4 Perbandingan Target dan Capaian Tahun 2018 dan 2019
Berdasarkan grafik di atas, capaian tahun 2018 dan 2019 telah melebihi dari yang di targetkan
Grafik 3,5 Perbandingan target dan capaian jangka menengah
dan jangka panjang
Trend capaian dan target jangka menengah dan jangka panjang mengalami kenaikan setiap tahunnnya atau melebihi dari yang di targetkan
LAKIP Dit. P2MKJN Page 27
Sedangkan untuk perbandingan target dan capaian jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Jiwa tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat di lihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 3.6 Target dan Capaian 2015 sd 2018
Pada grafik di atas terlihat bahwa target dan capaian tahun
2015 sampai dengan 2019 telah melebihi dari yang ditargetkan.
Jumlah target dan capaian indikator merupakan komulatif dari
tahun 2015 sampai tahun 2019, dan telah sejalan dengan target
dan indikator dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019, Rencana Aksi Program P2P tahun 2015-2019,
Rencana Aksi Kegiatan Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa
dan Napza Tahun 2015-2019.
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
1. Dukungan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial Pada Situasi Krisis
Kesehatan di Daerah Terdampak Bencana yang dilaksanakan
di provinsi Papua, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi
Selatan untuk melakukan penanganan masalah kesehatan
jiwa pasca bencana
LAKIP Dit. P2MKJN Page 28
2. Melakukan upaya promotive melalui pelaksanaan hari
kesehatan jiwa sedunia, dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang isu isu kesehatan jiwa,
meningkatkan kepedulian dan partisipasi akif masyarakat
terhadap upaya pencegahan masalah kesehatan jiwa.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Poskesremen ( Pekan olah raga kesenian rehabilitasi
mental ), Pemeriksaan MMHS,
2) Melakuan integrasi dengan program imunisasi dengan
memberikan imunisasi pneumonia pada balita disekitar
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Bangka Belitung,
3) Melakukan Temu Media dengan media cetak dan
elektronik membahas tentang tema HKJS yaitu suicide
prevention, Melakukan Temu Blogger dengan 40
blogger #harikesehatanjiwa, # cegahbunuhdiri dan
#sehatjiwa, dan berhasil masuk ke top 10 harian di
tweeter,
4) Melakukan Seminar, di lakukan kegiatan pemutaran
video bapak psikiatri Indonesia prof DR.Dr. Kusumanto
SpKJ , pemotongan 34 tumpeng, bedah buku sehat
jiwa, nagara kuat, perawatan kesehatan jiwa
masyarakat dan pencegahan bunuh diri,
5) melakukan Talkshow dengan tema “communicating
about suicide”, melakukan kompetisi public relations
studenst forom dengan tema advocation helatth family
function fot suicide prevention and support dengan topik
promoting family wellbeing through psicoeducation
dengan peserta mahasiswa fakultas komunikasi jurusan
PR selutuh universitas se-Indonesia,
6) melakukan kompetisi olymprday tema uncovering the
undercover: suicide prevention by untilizing family
functions, dengan peserta mahasiswa fakultas
komunikasi jurusan PR seluruh universitas se-Indonesia
3. Sosialisasi pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan jiwa melalui gerakan masyarak hidup sehat
(Germas) dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan
kepedulian masyakarat melakukan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa di kab Kediri, kab
bungo, kab lahat, kab mukomuko, kab blitar, kab banyu wangi,
LAKIP Dit. P2MKJN Page 29
dengan peserta berasal dari, tokoh masyarakat, tokoh agama,
masyarakat umum, muspida setempat dan tenaga kesehatan.
4. Koordinas dan Supervisi P2 Masalaha kesehatan jiwa di
Sumbar, Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Malang, Jambi,
NTT, Palu, Banten, Bali, NTB , Pekan Baru, Makasar, Yogja,
Jambi, Kaltim, Garut , Sulbar, Gorontalo, Sulut, Bengkulu,
Papua, Semarang, Bandung, Bangka Belitung.
Hasil koordinasi dan supervise adalah
1) Didapat data terkait indikator Jumlah kab kota yang
memiliki puskesmas dengan layanan jiwa
2) ada permasalahan dalam format laporan yang harus di isi
oleh dinas kesehatan dari kemenkes, sehingga dinas
kesehatan meminta agar ada laporan 1 data untu
kemenkes
3) Penyediaan obat di puskesmas masih terpenuhi
4) Ada permasalah kurangnya tenaga kesehatan yang terlatih
bidang kesehatan jiwa
5) Sedikitnya anggaran APBD untuk porgam kesehatan jiwa
5. Penyusunan peta strategis bidang kesehatan jiwa dan napza
tahun 2020 sampai dengan 2024 sebagai acuan dalam
pelaksanan program, kegiatan untuk mencapai tujuan dan
sasaran serta target indikator yang telah di tetapkan
f. Analisa Penyebab keberhasilan
Keberhasilan capaian indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang
memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan
jiwa sebanyak 407 kab/kota, disebabkan oleh :
1. Adanya program PIS-PK yang telah dilakukan oleh petugas
kesehatan di puskesmas untuk menemuan kasus ODGJ
2. Melakukan advokasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh
subdit P2 masalah kesehatan jiwa dewasa dan usia lanjut
3. Dilakukannya pelatihan deteksi dini untuk dokter dan perawat
di puskesmas bidang kesehatan jiwa melalui dana
dekonsentrasi
4. Adanya nota kesepahaman antara kemensos, kemenkes,
kepolisian, BPJS tentang ODGJ No
HK.03.01/MENKES/28/2017.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 30
g. Kendala / masalah yang di hadapi
1. Tebatasnya jumlah tenaga kesehatan terlatih bidang keswa di
daerah
2. Belum optimalnya koordinasi dengan intas program dan lintas
sektor terkait bidang keswa antara pusat dan daerah
3. Kurangnya komitmen daerah terhadap masalah kesehatan
jiwa
4. Belum adanya juklak atau juknis dalam pelaksanaan program
dan kegiatan bidang kesehatan jiwa dan napza
5. kurangnya ketersediaan obat-obat keswa di Puskesmas
karena hambatan dalam distribusi dari pusat, provinsi, kab
kota hingga ke fasyankes
h. Pemecahan masalah
1. Melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan untuk bidang
kesehatan jiwa baik melalui dana dekonsentrasi
2. Meningkatkan koordinasi dengan LP/LS terkait bidang keswan
melalui bimbingan teknis
3. Melakukan advokasi dan sosialisasi tentang masalah
kesehatan jiwa pada LP/LS di daerah
4. Penyusunan peta strategis (road map) pelaksanaan program
dan kegiatan bidang kesehatan jiwa dan napza
5. Melakukan kerja sama dengan Ditjen Farmalkes untuk
penyediaan dan pendistribusi obat kesehatan jiwa
(psikofarmka) ke daerah
LAKIP Dit. P2MKJN Page 31
3. Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian Masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat a. Penjelasan indikator
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, populasi anak dan remaja 37,65% (89.483.997 juta jiwa) dari total 237.641.326 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa anak dan remaja menempati porsi yang cukup besar dari keseluruhan penduduk Indonesia, maka baik buruknya kualitas anak dan remaja Indonesia menentukan pula kualitas penerus bangsa.
Anak dan remaja termasuk usia kelompok berisiko yang rentan memiliki berbagai masalah psikososial, identik dengan perilaku berisiko (risk-taking) dalam lingkungan yang berhubungan dengan (1) pencarian identitas diri, (2) mencari solusi masalah pribadi, (3) kemandirian dan harga diri, (4) situasi dan kondisi dalam rumah, (5) lingkungan sosial, (6) hak dan kewajiban yang dibebankan oleh orangtua serta berbagai hal lainnya yang dapat menjadi pencetus masalah kesehatan jiwa dan Napza.
Upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan remaja sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh baik fisik dan mental, maka perlu adanya program-program dan kegiatan yang mendukung upaya tersebut.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA adalah memiliki kriteria minimal satu (1) dari empat (4) kriteria, yaitu : melakukan upaya promotif dan preventif (mis: penyuluhan melalui media KIE , keswa) di sekolah, Melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan NAPZA melalui guru Bimbingan Konseling (BK) dan Puskesmas di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), memiliki buku rujukan kasus ke fasilitas pelayanan dasar/promer, guru bimbngan konseling (BK) terlatih keswa.
c. Cara perhitungan
30% x Jumlah seluruh sekolah SMA sederajat yang ada di
Provinsi
d. Capaian indikator
Capaian indikator untuk Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian Masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat tahun 2019 seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
LAKIP Dit. P2MKJN Page 32
Tabel 3.2 Target dan capaian tahun 2019
No Indikator Target Capaian Kinerja
1 Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat
34 provinsi
34 provinsi
100 %
Berdasar tabel di atas terlihat capaian Indikator tahun 2019 sebanyak 34 provinsi sama dengan yang ditargetkan sebanyak 34 provinsi.
Untuk perbandingan target dan capaian tahun 2018 dan tahun
2019 dapai di lihat pada grafik di bawah ini
Grafik 3,1 Perbandingan Target dan Capaian Tahun 2018 dan 2019
Berdasarkan grafik di atas, capaian tahun 2018 dan 2019 sama dengan yang di targetkan
LAKIP Dit. P2MKJN Page 33
Garfik 3.2 Perbandingan Target dan Capaian Jangka Menengah
dan Jangka Panjang
Pada grafik di atas terlihat target dan capaian jangka menengah (2017) sampai dengan jangka panjang (2019), baik target dan capaian, trend nya mengalami kenaikan Sedangkan untuk perbandingan target dan capaian tahun 2015 sampai dengan 2019 dapat di lihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 3.3
Target dan Capaian 2015 sd 2018
LAKIP Dit. P2MKJN Page 34
Pada grafik tersebut terlihat pada tahun 2015 dan 2016 baik target maupun capaian nilainya 0 (Nol), hal ini di sebabkan karena indikator ini merupakan indikator baru hasil revisi, karena perubahan SOTK. Sedangkan untuk capaian 2019 sama dengan yang di target kan.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
1. Melakukan kegiatan TOT tentang Keterampilan Kecakapan
Hidup Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja bagi guru BK.
Peserta dari Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara,
Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, DKI Jakarta.
Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua
dan DKI Jakarta,
Materi yang disampaikan adalah
Modul Pedoman Untuk Meningkatkan Harga Diri Siswa
Modul Mengelola Stres
Modul Mengenali dan Menghadapi Emosi
Modul Resolusi Konflik
Modul Mengatasi Tekanan Teman Sebaya
Modul Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah
Modul Microteaching
2. Melakukan kegiatan monitoing pasca pelatihan di provinsi
Sulawesi Tengah, provinsi Jawa Barat, provinsi Nusa
Tenggara Barat, provinsi Lampung, provinsi Banten, provinsi
Kalimantan Barat,
Berdasarkan hasil monitoring :
1) Sekolah sudah melaksanakan kegiatan konselor untuk
siswa,
2) Terdapat media KIE kesehatan jiwa dan napza yang
terpasang di dinding ruang konseling maupun di
majalah dinding sekolah,
3) Siswa yang ditangani oleh guru BK adalah yang
bermasalah dengan disiplin kehadiran, adiksi game
online, pacaran, pornografi, masalah keluarga
(perceraian orang tua),
4) Sekolah telah melakukan deteksi dini dengan
menggunakan instrument SDQ pada awal semester
LAKIP Dit. P2MKJN Page 35
3. Melakukan kegiatan deteksi dini pada :
1) Hari Penglihatan dan Obesitas Sedunia pada tanggal
15 Oktober 2019 di Bandung.
Hasik deteksi dini dari 70 orang yang mengisi SRQ, 37
orang mengalami masalah kejiwaan.
2) Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Kolaborasi
dengan Fikom Unpad tanggal 28-29 Oktober di Kampus
Unpad Jatinangor.
Hasil deteksi dini dari 127 orang, 29 orang atau 17%
mengalami masalah kecemasan, 5 orang atau 4,2%
adalah ODGJ dan 9 orang atau 7,1% mengalami
masalah depresi, dan memenuhi kriteria untuk dirujuk
ke psikiater dan psikolog.
3) Hari Puncak HKJS tanggal 31 Oktober 2019 di Gedung
Sate Bandung.
Hasil diteksi dini dari 16 orang terdapat 1 orang
mengalami masalah kejiwaan dan perlu konsultasi lebih
lanjut.
4) Pada tanggal 8 – 10 Januari 2019 di Balai Kartini. Hasil
deteksi dari 556 orang, 104 orang mengalami masalah
gejala emosional, 66 orang mengalami masalah
perilaku, 30 orang dengan masalah hipersktifitas, 79
orang bermasalah dengan teman sebaya dan 12 orang
bermasalah perilaku prososial
5) Pada Rakerkesnas pada tanggal 11 -13 Februari 2019
di ICE BSD Tangerang
Hasil deteksi dini dari 181 orang, berdasarkan
instrumen SRQ 29 terdapat 89 orang atau 49%
mengalami masalah kesehatan jiwa dan memenuhi
kriteria untuk dirujuk ke psikiater dan psikolog.
Berdasarkan hasil HRV Analyzer diperoleh hasil
sebanyak 15 orang atau 8,3% dengan kriteria kurang
dan jelek.
Hasil wawancara pemeriksaan psikiatrik terhadap 89
pengunjung yang dirujuk, terdapat 16 orang atau 8,8%
dengan gangguan jiwa yang memerlukan penanganan
selanjutnya.
6) Pada Rakontek P2P pada tanggal 25 – 27 Februari
2019 di ICE BSD Tangerang.
Hasil deteksi dari 250 orang, 14 orang atau 6%
mengalami gangguan jiwa, 67 orang atau 27%
LAKIP Dit. P2MKJN Page 36
mengalami masalah kesehatan jiwa dan 169 orang
atau 67% normal,
7) Pada Hari Lansia tanggal 7 Juli 2019 di Bundaran
Senayan Jakarta
Hasil deteksi dari 74 orang, 12 % mengalami gejala
gangguan jiwa dan perlu dirujuk untuk penangannan
lebih lanjut.
8) Pada Liga Medika tanggal 28 Juli 2019 Biundaran HI
Jakarta
Hasil deteksi dari 37 orang, 26 orang mengalami
masalah kesehatan jiwa.
9) Di Kuningan City Mall pada tanggal 24 Agustus 2019
Hasil deteksi dini dari 21 orang, 17 orang terdeteksi
mengalami gangguan jiwa.
10) Pada Seminar Nasional Dharma Wanita di Gedung
Manggala Wana Bakti tanggal 3 September 2019
Hasil deteksi dini dari 42 orang. 14 orang ODMK, 7
orang ODGJ, 10 orang gejala Depresi dan 11 orang
normal.
11) Pada hari Alzeimer tanggal 15 September di Taman
Suropati Jakarta
Hasil deteksi dini dari 33 orang, 4 orang dinyatakan
ODGJ, 8 orang ODMK, 1 orang kemungkinan
mengalami gangguan kognitif dan 1 orang kemungkinan
Demensia.
12) Pada Kemah Nasional Kesehatan tanggal 30
September 2019 di Buperta Cibubur
Hasil deteksi dini dari 25 orang, abnormal 3 orang
masalah emosional, 6 orang masalah perilaku, 1 orang
hiperaktifitas, 6 orang masalah teman sebaya, 6 orang
perilaku prososial
13) Pada ICPN pada tanggal 28-29 November 2019 di
Hotel Prime Plaza Bali
Hasil deteksi dini dari 96 orang, 36 orang atau 37,5%
mengamai masalah kejiwaan, 3 orang atau
3,13%)mengalami gangguan jiwa sedangkan yang lain
normal.
14) Tanggal 14 – 15 Mei 2019 di Universitas Padjajaran
Jatinangor.
Hasil deteksi dini dari 74 orang, 31 orang mengalami
masalah kecemasan, 6 orang ODGJ dan 10
LAKIP Dit. P2MKJN Page 37
pengunjung masalah depresi, jadi pengunjung tersebut
memenuhi kriteria untuk dirujuk ke psikiater dan
psikolog
15) Tanggal 7 -9 November 2019 di ICE BSD Tangerang.
Hasil deteksi dini dari 213 orang. 77 orang normal, 89
orang ODMK dan 47 orang perlu dirujuk untuk
konsultasi lebih lanjut ke psikiater/psikolog
4. Melakukan sosialisasi di 11 kab kota yaitu Kota Bandung,
Kota Cimahi, kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban , Kota
Kupang, Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Kota Poso Kabupaten Sopeng kota Palangkaraya ,
Kecamatan Suradadi Kota Tegal , Kecamatan Bumijawa Kota
Tegal
Peserta sebanyak 250, berasal dari siswa dan siswi SMA dan
sederajat, tokoh masyarakat, tokoh agama, masyarakat
umum, muspida setempat dan tenaga kesehatan, dengan
narasumber berasal Komisi IX DPR RI, RSJ setempat dan Dit
P2MKJN,
Tujuan sosialisasi adalah meningkatkan pengetahuan dan
kepedulian masyarakat akan hidup sehat dan uapaya untuk
mencegah masalah kesehatan jiwa
Materi yang disosialisasikan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat, dan Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa,
5. Pengiriman media KIE berupa poster (5 macam), Buku
Petunjuk Pelaksanaan Upaya Keswa di Sekolah dan DVD
kumpulan media KIE.
Jumlah paket yang dikirim sebanyak 2.849 paket ke 18
provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, Maluku
Utara, Papua, Papua Barat, Riau, NTB dan NTT.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 38
Analisa Penyebab keberhasilan
1. Adanya dukungan regulasi antara lain: Surat Keputusan
Bersama 4 Kementerian ( Kemenkes, Kemendiknas,
Kemendag dan Kemendagri) Nomor 73/2014 tentang
Upaya Kesehatan Sekolah
2. Adanya pelatihan bagi guru BK bidang kesehatan jiwa
dan napza
3. Tersedianya Medik KIE bidang kesehatan jiwa dan napza
4. Melakukan deteksi Dini dengan menggunakan instrument
SDQ yang dilaksanakan disetiap awal semester atau
tahun ajaran baru
Kendala / masalah yang di hadapi
1. Regulasi yang tersedia untuk pelaksanaan program
kesehatan jiwa anak dan remaja di daerah masih terbatas
belum dapat mengakomodir semua yang dibutuhkan oleh
daerah
2. Minimnya sumberdaya manusia baik pengelola program di
pusat, dinas kesehatan maupun pelaksana di tingkat
sekolah.
3. Adanya rotasi/mutasi petugas yang telah mengikuti
pelatihan
4. Kurangnya anggaran sehingga cakupan pelaksanaan
program kesehatan jiwa anak dan remaja belum optimal
5. Kurangnya komitmen dari daerah untuk melaksanakan
program kesehatan jiwa anak dan remaja
Pemecahan masalah
1. Melakukan advokasi dan sosialisasi program pencegahan
dan pengendalian masalah kesehatan jiwa anak dan
remaja ke sekolah – sekolah yang menjadi target indikator
dengan berkoordinasi dengan Kemendikbud, Kemenag,
Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag Provinsi
2. Mengirimkan langsung Paket Media KIE ke berbagai
sekolah yang sudah ditetepkan dalam indikator sebagai
upaya capaian dengan salah satu kriteria
3. Memperbanyak kegiatan peningkatan keterampilan
kesehatan jiwa dan napza bagi tenaga pendidik di provinsi
yang menjadi target indikator baik dengan anggaran pusat
maupun melalui anggaran dekonsentrasi ke provinsi.
LAKIP Dit. P2MKJN Page 39
4. Menyusun kembali kegiatan-kegiatan yang terkait dalam
pencapaian indikator di tahun berikutnya
B. Efiseinsi Sumber Daya
Dibandingkan dengan kinerja yang dicapaian tahun 2019 maka realisasi anggaran sebesar 94,41% dibandingkan dengan realisasi kinerja sebesar 116,28% menunjukkan adanya efektifitas penggunaan dana.
Tabel 3.7
Efisiensi Sumber Daya
No Indikator Realisasi anggaran
Capaian Kinerja
1 Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
99,22% 145,36 %
2 Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
97,99
103,50 %
3 Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat
94.14%
100,00 %
97,11% 116,28
LAKIP Dit. P2MKJN Page 40
C. Realiasai Anggaran
Anggaran dan realisasi pada Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa
dan Napza sebagai berikut :
Tabel 3.8
Anggaran berdasarkan jenis belanja tahun 2019
No Uraian Alokasi Realiasasi %
1 Belanja Barang 44.229.942.000 41.878.571.177 94.68
2 Belanja Modal 324.550.000 186.397.400 57.43
Total 44.554.492.000 42.064.968.577 94,41
Berdasarkan tabel di atas terlihat anggaran belanja barang anggran
lebih tinggi dari belanja modah. Belanja barang meliputi belanja atk,
belanja honor narasumber, paker meeting transport, uang harian dan
tiket, sedangkan belanja modal terdiri dari belanja alat pengolah data
yaitu PC dan Laptop
Tabel 3.9
Alokasi anggaran per output kegiatan tahun 2019
N
o
Jenis Output Alokasi Realisasi %
1 Norma/Standar/Prosedur/Kri
teria (NSPK) Pencegahan
Dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan NAPZA
944.619.000 294.076.400 31,13
2 Sumber Daya Manusia yang
berkualitas bidang
Pencegahan Dan
Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan NAPZA
1.488.000.000 1.473.353.013 99,02
3 Layanan Pencegahan dan
Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa Anak dan
Remaja
3.801.153.000
3.768.409.743 99,14
4 Layanan Pencegahan dan
Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa Dewasa
dan Usia lanjut
1.918.064.000 1.147.471.374
59,82
LAKIP Dit. P2MKJN Page 41
5 Layanan Pencegahan
Penyalahgunaan Napza
30.666.552.000
30.048.778.55
8
97,99
6 Sarana dan Prasarana
Penecegahan dan
Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan Napza
152.150.000 0 0,00
7 Layanan Sarana dan
Prasarana Internal
187.550.000 186.397.400 99,39
8 Layanan Dukungan
Manajemen Satker
5.396.404.000 5.146.482.089 95,37
Pada tabel di atas terlihat penyerapan tertinggi dan terendah yaitu
pada:
a. Output layanan pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan jiwa anak dan remaja yaitu 99,14 dan Output
layanan sarana dan prasarana yaitu 99,39 %,
b. Ouput terendah terdapat pada output sarana dan prasarana
yaitu 0%, hal ini karena tdk punya justifikasi yg kuat pd saat
mengusulkan kegiatan, judulnya maintenence dan aplikasi
tetapi isi sub komponennya pengadaan PC
Tabel 3.10
Alokasi dan Realisasi Anggaran Per Subdit Tahun 2018
No Uraian Pagu Realisasi %
1 subdit P2 masalah kesehatan jiwa anak dan remaja
5.289.153.000 5.247.974.136 99,22%
2 subdit P2 masalah kesehatan jiwa dewasa dan usia lanjut
1.528.765.000,- . 1.439.181.677 97,99
LAKIP Dit. P2MKJN Page 42
3 subdit pencegahan penyalahgunaan napza
30,666,552,000
30,048,778,558
94.14%
4 sub bag tata usaha
5.736.104.000 5.332.879.486 92,97
Dari tabel di atas terlihat penyerapan tertinggi adalah Subdit P2
masalah kesehatan jiwa anak dan remaja yaitu sebesar 99,22 %,
dan yang rendahh sub bag tata usaha sebesar Rp.92,97
D. Upaya untuk meraih WTP dan Reformasi Birokrasi
Upaya yang dilakukan untuk meraih WTP dan Reformasi Birokrasi
adalah :
a. Melakuan penata usahaan BMN sesuai dengan peraturan
b. Melakukan penataan akun sesusia badan akun standar
c. Melakukan priger print kedatangan dan kepulangan
d. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan, anggaran dan disiplin pegawai
e. Melakukan pengawasan internal setiap bulan
f. Melakukan proses pengadaan sesuai dengan peraturan
g. Melakukan Absen tepat waktu
h. Penenpatan pegawai sesuai syarat jabatan
LAKIP Dit. P2MKJN Page 43
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari Uraian bab 1 sampai dengan bab IV, maka dapat disimpulkan
bahwa :
a) Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza mempunyai
tugas pokok dan fungsi melakukan upaya pencegahan dan
pengendalian masalah kesehatan jiwa dan napza
b) Upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa
dan napza dilakukan melului advokasi,sosialisasi, supervisi,
koordinasi, pelatihan dan penyedian anggaran untk klaim wajib
lapor bagi pecandu narkotika
c) Terdapat 3 indikator kinerja kegiatan (IKK) tahun 2019 yaitu
Jumlah kab kota yang memiliki puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatanjiwa, Jumlah kab kota yang
memiliki IPWL Aktif, Jumlah provinsi yang memilikio 30% SMA,
menyelenggarakan upaya kesehata jiwa dan napza, yang
capaian semua nya telah melebihi dari yang di targetkan
d) Untuk relealisasi anggaran mencapai 97,40 %
b. Tindak Lanjut
Untuk mencapai tujuan program dan target indikator tahun 2020, upaya
yang di lakukakan adalah
a) Membuat NSPK bidang kesehatan jiwa dan Napza
b) Meningkatkan Advokasi dan sosialisasi bidang kesehatan jiwa
dan napza
c) Melakukan pelatihan bagi tenaga kesehatan bidang kesehatan
jiwa dan napza
d) Meningkatkan koordinasi melalui supervise dan bimbingan teknis
kepada dinas kesehatan
LAKIP Dit. P2MKJN Page 44
Daftar Tabel
Data Indikator Indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan
upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)
Tahun 2019
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
NO. PROVINSI NO. KAB/KOTA NO. FASYANKES
1 ACEH 1 KAB. ACEH JAYA 1 RSUD Teuku Umar
2 KAB. ACEH TAMIANG 2 RSUD Kab. Aceh Tamiang
3 KAB. ACEH BESAR 3 Puskesmas Kuta Baro
4 Puskesmas Indrapuri
5 Puskesmas Kuta Malaka
4 KAB. ACEH SELATAN 6 RSUD dr. H. Yuliddin Away
5 KAB. BIREUEN 7 RSUD dr. Fauziah
6 KAB. ACEH TENGAH 8 RSUD Datu Beru
7 KAB. ACEH BARAT 9 RSUD Cut Nyak Dien
10 Puskesmas Johan Pahlawan I
11 Puskesmas Meureubo
8 KAB. ACEH UTARA 12 RSUD Cut Meutia
9 KOTA BANDA ACEH 13 RSJ Provinsi Aceh
14 RS Bhayangkara Tk. IV Aceh
15 Puskesmas Kota Alam
16 Puskesmas Baiturrahman
17 Puskesmas Banda Raya
18 Klinik Biddokes Polda Aceh
19 Puskesmas Kopelma
20 Puskesmas Jeulingke
10 KAB. PIDIE 21 RSUD Kab. Pidie
22 Puskesmas Mutiara
11 KAB. PIDIE JAYA 23 Puskesmas Meureudu
12 KAB. ACEH SINGKIL 24 Puskesmas Gunung Meriah
13 KAB. ACEH TIMUR 25 Puskesmas Peureulak
14 KOTA LHOKSEUMAWE 26 Puskesmas Muara Dua
27 Klinik Pratama BNNK Lhokseumawe
15 KOTA LANGSA 28 Puskesmas Langsa Barat (Seuriget)
29 Klinik Pratama BNNK Langsa
16 KAB. ACEH BARAT DAYA 30 Puskesmas Alue Sungai Pinang
LAKIP Dit. P2MKJN Page 45
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2 SUMATERA UTARA
17 KOTA MEDAN 31 RSUP H. Adam Malik
32 RSJ Medan
33 Klinik Pratama BNNP Sumatera Utara
18 KOTA PEMATANG SIANTAR
34 RSUD. Dr. Djasamen Saragih
19 KAB. SERDANG BEDAGAI 35 Puskesmas. Paya Lombang
36 Klinik Pratama BNNK Serdang Bedagai
20 KAB. LANGKAT 37 Puskesmas Stabat
21 KAB. DELI SERDANG 38 Puskesmas Tanjung Morawa
22 KAB. KARO 39 Klinik Pratama BNNK Karo
3 RIAU 23 KAB. INDRAGIRI HILIR 40 RSUD Purihusada Tembilahan
24 KOTA PEKANBARU 41 RSUD Petala Bumi
42 RSJ Tampan
43 Klinik Pratama BNNP Riau
25 KOTA DUMAI 44 RSUD Dumai
26 KAB. SIAK 45 Puskesmas Perawang
4 KEPULAUAN RIAU
27 KOTA BATAM 46 RSUD Embung Fatimah
47 Klinik Pratama Loka Rehabilitasi Batam
5 JAMBI 28 KAB. TEBO 48 RSUD Sultan Thaha
49 Puskesmas Sungai Bengkal
50 Puskesmas Rimbo Bujang II
51 Puskesmas Pulau Temiang
29 KOTA JAMBI 52 RSUD Rd. Mattaher Provinsi Jambi
53 RSUD H. A. Manap
54 Puskesmas Tanjung Pinang
55 RSJD Provinsi Jambi
56 Puskesmas Putri Ayu
57 Klinik BNNP Jambi
30 KAB. TANJUNG JABUNG BARAT
58 RSUD KH Daud Arief
59 Puskesmas Sukarejo
60 Puskesmas Suban
61 Puskesmas Pijoan Baru
62 Puskesmas Perawatan Merlung
63 Puskesmas Pelabuhan Dagang
64 Puskesmas II Kuala Tungkal
65 Puskesmas I Kuala Tungkal
LAKIP Dit. P2MKJN Page 46
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
31 KAB. MERANGIN 66 RSUD Kolonel Abundjani
67 Puskesmas Bangko
32 KAB. BATANGHARI 68 RSUD Hamba Muara Bulian
69 Puskesmas Penerokan
33 KAB. BUNGO 70 RSUD H. Hanafie
71 Puskesmas Tanah Tumbuh
72 Puskesmas Muara Bungo
34 KOTA SUNGAI PENUH 73 Puskesmas Kumun
6 SUMATERA BARAT
35 KOTA PADANG 74 RSUP M. Djamil
75 RSJ HB Saanin
36 KOTA SOLOK 76 RSUD Solok
37 KOTA PARIAMAN 77 RSUD Pariaman
38 KOTA BUKITTINGGI 78 Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad
39 KAB. LIMA PULUH KOTA 79 Puskesmas Tanjung Pati
40 KOTA PAYAKUMBUH 80 Puskesmas Payolansek
41 KAB. SOLOK SELATAN 81 Puskesmas Muara Labuh
42 KAB. PASAMAN 82 Puskesmas Lubuk Sikaping
43 KAB. PADANG PARIAMAN 83 Puskesmas Lubuk Alung
44 KAB. TANAH DATAR 84 Puskesmas Limo Kaum
45 KAB. PASAMAN BARAT 85 Puskesmas Kinali
46 KOTA SAWAH LUNTO 86 Puskesmas Kampung Teleng
47 KAB. AGAM 87 Puskesmas Biaro
48 KAB. SOLOK 88 Puskesmas Alahan Panjang
7 SUMATERA SELATAN
49 KOTA PALEMBANG 89 RSUP M. Hoesin Palembang
90 RS dr. Ernaldi Bahar
91 Puskesmas Boom Baru Palembang
92 Klinik Pratama Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang
50 KAB. MUSI BANYUASIN 93 RSUD Banyu Lancir
94 Puskesmas Tebing Bulang
51 KAB. LAHAT 95 Puskesmas Jarai
52 KOTA PRABUMULIH 96 Puskesmas Prabumulih Timur
97 Klinik Pratama Praja Nugraha BNN Kota Prabumulih
53 KAB. OGAN ILIR 98 Puskesmas Tanjung Raja
54 KOTA LUBUK LINGGAU 99 Puskesmas Taba Lubuk Linggau I
100 Puskesmas Simpang Periuk
55 KAB. BANYUASIN 101 Puskesmas Sukajadi
LAKIP Dit. P2MKJN Page 47
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
56 KAB. OGAN KOMERING ILIR
102 Puskesmas Pangpangan
57 KOTA PAGAR ALAM 103 Klinik Pratama “Abdi Karya” BNN Kota Pagar Alam
58 KAB. OGAN KOMERING ULU TIMUR
104 Puskesmas Batu Mata II
59 KAB. EMPAT LAWANG 105 Puskesmas Muara Pinang
60 KAB. MUSI RAWAS UTARA
106 Puskesmas Bingin Teluk
61 KAB. MUSI RAWAS 107 Puskesmas Muara Lakitan
62 KAB. OGAN KOMERING ULU SELATAN
108 Puskesmas Muara Dua
63 KAB. MUARA ENIM 109 Puskesmas Tanjung Agung
64 KAB. PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
110 Puskesmas Air Itam Pali
8 LAMPUNG 65 KAB. WAY KANAN 111 RSUD Zainal Abidin Pagar Alam
112 Puskesmas Blambangan Umpu
66 KAB. LAMPUNG TIMUR 113 RSUD Sukadana
114 Puskesmas Purbolinggo
67 KAB. PRING SEWU 115 Puskesmas Ambarawa
68 KAB. TULANG BAWANG 116 Puskesmas Menggala
69 KAB. LAMPUNG UTARA 117 Puskesmas Kotabumi II
70 KAB. TANGGAMUS 118 RSUD Kota Agung
119 Puskesmas Kota Agung
71 KOTA BANDAR LAMPUNG 120 RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek
121 RS Jiwa Provinsi Lampung
122 Lembaga Rehabilitasi Pecandu Narkoba BNNP Lampung
72 KAB. LAMPUNG SELATAN 123 Puskesmas Sidomulyo
124 Puskesmas Kalianda
73 KAB. LAMPUNG TENGAH 125 RSUD Demang Sepulau Raya
126 Puskesmas Gunung Sugih
74 KOTA METRO 127 Puskesmas Metro
75 KAB. LAMPUNG BARAT 128 Puskesmas Batu Brak
76 KAB. PESAWARAN 129 Puskesmas Gedong Tataan
77 KAB. PESISIR BARAT 130 Puskesmas Pulau Pisang
78 KAB. TULANG BAWANG BARAT
131 Puskesmas Panaragan Jaya
9 BENGKULU 79 KAB. REJANG LEBONG 132 RSUD Rejang Lebong
80 KAB. MUKOMUKO 133 RSUD Mukomuko
81 KOTA BENGKULU 134 RSKJ Bengkulu
135 Klinik Pratama BNNP Bengkulu
LAKIP Dit. P2MKJN Page 48
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
82 KAB. BENGKULU SELATAN
136 RSUD Hasanuddin Damrah Manna
83 KAB. BENGKULU UTARA 137 RSUD Arga Makmur
10 BANGKA BELITUNG
84 KAB. BANGKA SELATAN 138 RSUD Toboali
85 KAB. BELITUNG 139 RSUD Marsidi Judono
86 KAB. BANGKA BARAT 140 RSUD Sejiran Setason
87 KAB. BELITUNG TIMUR 141 RSUD Belitung Timur
88 KAB. BANGKA TENGAH 142 RSUD Bangka Tengah
89 KAB. BANGKA 143 RSJ Sungai Liat
90 KOTA PANGKAL PINANG 144 RSUD Depati Hamzah
11 BANTEN 91 KOTA TANGERANG 145 Puskesmas Cibodasari Banten
146 Puskesmas Cipondoh
92 KAB. SERANG 147 RSUD dr. Drajat Prawiranegara Serang
93 KOTA TANGERANG SELATAN
148 Puskesmas Ciputat
94 KAB. TANGERANG 149 RSUD Tangerang
150 Puskesmas Jalan Emas
12 DKI JAKARTA 95 KOTA JAKARTA PUSAT 151 Puskesmas Tanah Abang
152 Puskesmas Senen
153 Puskesmas Kemayoran
154 Puskesmas Gambir
96 KOTA JAKARTA SELATAN 155 RSUP Fatmawati
156 RS Bhayangkara Tk. IV Sespimma
157 Puskesmas Tebet
158 Puskesmas Cilandak
97 KOTA JAKARTA TIMUR 159 RSKO Jakarta
160 RSKD Duren Sawit
161 RSU Pengayoman
162 Puskesmas Kramat Jati
163 Puskesmas Jatinegara
164 Puskesmas Duren Sawit
165 Klinik Badan Narkotika Nasional
98 KOTA JAKARTA BARAT 166 RSJ Soeharto Heerdjan
167 Puskesmas Tambora
168 Puskesmas Palmerah
169 Puskesmas Grogol Petamburan
170 Puskesmas Cengkareng
99 KOTA JAKARTA UTARA 171 Puskesmas Tanjung Priok
172 Puskesmas Penjaringan
173 Puskesmas Koja
LAKIP Dit. P2MKJN Page 49
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
100 KOTA KEP. SERIBU 174 Puskesmas Kepulauan Seribu Selatan
13 JAWA BARAT 101 KOTA BANDUNG 175 RSUP Hasan Sadikin
102 KOTA TASIKMALAYA 176 RSUD Tasikmalaya
103 KOTA SUKABUMI 177 RSUD Syamsudin Sukabumi
178 Puskesmas Sukabumi
104 KOTA BEKASI 179 RSUD Kota Bekasi
180 Puskesmas Pondok Gede
105 KAB. BEKASI 181 RSUD Kab. Bekasi
106 KAB. CIANJUR 182 RSUD Kelas B Cianjur
107 KOTA CIREBON 183 RSUD Gunung Jati Cirebon
184 Puskesmas Plumbon
108 KAB. BANDUNG BARAT 185 RSJD Provinsi Jawa Barat
109 KOTA BOGOR 186 RSJ Marzoeki Mahdi Bogor
187 Puskesmas Kedung Badak
188 Puskesmas Bogor Timur
110 KOTA DEPOK 189 Puskesmas Sukmajaya Depok
111 KOTA GARUT 190 RS Tentara IV Guntur Garut
112 KAB. SUBANG 191 Puskesmas Sukarahayu Subang
113 KAB. KARAWANG 192 RSUD Kab. Karawang
114 KAB. BOGOR 193 Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido
14 JAWA TENGAH 115 KOTA SEMARANG 194 RSUP dr. Kariadi
195 RS Bhayangkara Tk II, Semarang
196 RSJD dr. Amino Gondohusodo Semarang
197 Puskesmas Poncol Semarang
198 Klinik Pratama Enggal Waras BNNP Jawa Tengah
116 KAB. JEPARA 199 RSUD RA Kartini Jepara
117 KOTA PEKALONGAN 200 RSUD Kraton
201 RS. H.A. Djunaid
118 KAB. SUKOHARJO 202 RSUD Kabupaten Sukoharjo
119 KAB. KENDAL 203 RSUD dr.H. Soewondo
120 KAB. WONOGIRI 204 RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso
121 KAB. SURAKARTA 205 RSUD dr. Muwardi Solo
206 RSJD Surakarta
207 Puskesmas Manahan
122 KAB. BANYUMAS 208 RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo
209 RSUD Banyumas
123 KAB. KLATEN 210 RSJD dr. RM. Soejarwadi
124 KAB. MAGELANG 211 RSJ Prof. dr. Soeroyo
LAKIP Dit. P2MKJN Page 50
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
125 KOTA SALATIGA 212 Puskesmas Sidorejo Lor
126 KAB. TEMANGGUNG 213 Puskesmas Parakan
127 KAB. CILACAP 214 Puskesmas Cilacap Selatan
15 DI YOGYAKARTA
128 KAB. SLEMAN 215 RSUP Dr. Sardjito
216 RSJ Ghrasia
129 KOTA YOGYAKARTA 217 RSUD Kota Yogyakarta
218 Puskesmas Umbul Harjo I
219 Puskesmas Gedong Tengen
130 KAB. BANTUL 220 Puskesmas Banguntapan II
16 JAWA TIMUR 131 KAB. SIDOARJO 221 RSUD Sidoarjo
132 KAB. NGANJUK 222 RSUD Nganjuk
133 KOTA KEDIRI 223 RSUD Gambiran Kediri
134 KOTA MALANG 224 RSUD dr. Syaiful Anwar Malang
225 Puskesmas Kendal Sari
135 KOTA SURABAYA 226 RSUD dr. Soetomo
227 RSJ Menur
228 Puskesmas Manukan Kulon
229 Puskesmas Jagir
230 Klinik Utama BNNP Jawa Timur
136 KAB. NGAWI 231 RSUD dr. Soeroto
137 KOTA MADIUN 232 RSUD dr. Soedono
138 KOTA PROBOLINGGO 233 RSUD dr. Mohamad Saleh
139 KAB. BANYUWANGI 234 RSUD Blambangan
235 RSUD Genteng Banyuwangi
140 KAB. MALANG 236 RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
237 Puskesmas Gondanglegi
141 KAB. JEMBER 238 RSUD dr. Soebandi
142 KAB. BONDOWOSO 239 RS Bhayangkara Tk.III Bondowoso
143 KAB. PASURUAN 240 RS Bhayangkara Tk. IV Pusdik Brimob Watukosek
241 Puskesmas Bangil
144 KOTA BATU 242 RS Bhayangkara Tk IV Hasta Brata
145 KAB. BOJONEGORO 243 RS Bhayangkara Tk IV Bojonegoro
146 KAB. TULUNG AGUNG 244 RS Bhayangkara Tk III Tulung Agung
147 KAB. LUMAJANG 245 RS Bhayangkara Tk III Lumajang
17 BALI 148 KOTA DENPASAR 246 RSUP Sanglah
247 RS Bhayangkara Tk. III Denpasar
LAKIP Dit. P2MKJN Page 51
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
149 KAB. BANGLI 248 RSJ Provinsi Bali
150 KAB. GIANYAR 249 Puskesmas Ubud II
151 KAB. TABANAN 250 Puskesmas Tabanan III
152 KAB. BADUNG 251 Puskesmas Kuta I
252 Puskesmas Abiansemal I
18 NUSA TENGGARA BARAT
153 KOTA MATARAM 253 RSJ Mutiara Sukma
254 Klinik Pratama BNNK Mataram
154 KAB. SUMBAWA BARAT 255 RSUD Asy-Syifa
155 KAB. SUMBAWA 256 RSUD H.L. Abdul Kadir Manambai
156 KAB. LOMBOK TIMUR 257 RSUD DR. R. Soedjono Selong
19 NUSA TENGGARA TIMUR
157 KAB. SUMBA TIMUR 258 RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
158 KAB. SIKKA 259 RSUD TC. Hillers Maumere
159 KAB. MANGGARAI 260 RSUD dr. Ben Mboi Ruteng
160 KOTA KUPANG 261 RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes
161 KAB. ENDE 262 RSUD Ende
162 KAB. BELU 263 RSUD Atambua
163 KAB. ALOR 264 RSUD Kalabahi
20 KALIMANTAN BARAT
164 KOTA SINGKAWANG 265 RSUD Abdul Azis Singkawang
266 RSJ Provinsi Kalimantan Barat Kota Singkawang
165 KOTA PONTIANAK 267 RSUD dr. Soedarso Pontianak
268 RSJD Sungai Bangkong
166 KAB. SEKADAU 269 Puskesmas Sungai Ayak
167 KAB. SANGGAU 270 Puskesmas Sosok
168 KAB. BENGKAYANG 271 Puskesmas Lumar
169 KAB. SINTANG 272 Puskesmas Dara Juanti
21 KALIMANTAN TENGAH
170 KAB. PULANG PISANG 273 RSJ Kalawa Atei
22 KALIMANTAN SELATAN
171 KOTA BANJARMASIN 274 RSUD Ulin Banjarmasin
275 RSUD dr. H.M. Ansari Saleh
276 Puskesmas Pekauman
277 Puskesmas Gadang Hanyar
278 Puskesmas Cempaka
279 Klinik Pratama BNNP Kalimantan Selatan
172 KAB. BANJAR 280 RSUD Ratu Zalecha Martapura
LAKIP Dit. P2MKJN Page 52
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
281 RSJ Sambang Lihum
173 KAB. HULU SUNGAI UTARA
282 RSUD Pambalah Batung Amuntai
283 Puskesmas Sungai Pandan
174 KAB. TANAH LAUT 284 RSUD H. Boejasin Pelaihari
175 KAB. TABALONG 285 RSUD H. Badaruddin Tanjung
176 KOTA BANJAR BARU 286 RSUD Banjarbaru
23 KALIMANTAN TIMUR
177 KOTA BALIKPAPAN 287 UNITRA Butterfly (RS Tentara dr.R.Hardjanto)
288 Klinik Pratama BNNK Balikpapan
178 KOTA BONTANG 289 RSUD Taman Husada Bontang
179 KAB. KUTAI TIMUR 290 RSUD Kudungga Sangatta
180 KAB. PENAJAM PASER UTARA
291 RSUD Penajam
181 KAB. PASER 292 RSUD Panglima Sebaya
182 KOTA SAMARINDA 293 RSJD Atma Husada Mahakam
294 Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah
295 Klinik BNNP Kalimantan Timur
183 KAB. KUTAI BARAT 296 RSUD Harapan Insan Sendawar
184 KAB. BERAU 297 RSUD Dr. Abdul Rivai
185 KAB. KUTAI KARTANEGARA
298 RSUD A.M. Parikesit Tenggarong
24 KALIMANTAN UTARA
186 KOTA TARAKAN 299 RSUD Tarakan
300 Klinik Narkotika Kota Tarakan
187 KAB. BULUNGAN 301 Puskesmas Tanjung Selor
25 SULAWESI UTARA
188 KOTA MANADO 302 RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang
303 Klinik Pratama BNNP Sulawesi Utara
189 KAB. BITUNG 304 Community Care Clinic BNN Kota Bitung
190 KAB. MINAHASA 305 Puskesmas Koya
26 GORONTALO 191 KAB. BONE BOLANGO 306 RSUD Tombulilato
192 KAB. BOALEMO 307 RSUD Tani dan Nelayan
193 KOTA GORONTALO 308 RSUD Prof. dr. H. Aloe Saboe
309 Klinik Pratama Harapan Mulia BNNP Gorontalo
194 KAB. GORONTALO 310 RSUD DR. M. M. Dunda Limboto
27 SULAWESI BARAT
195 KAB. MAMUJU 311 RSUD Regiional Prov. Sulawesi Barat
196 KAB. POLEWALI MANDAR 312 RSUD Kab. Polewali Mandar
LAKIP Dit. P2MKJN Page 53
PROVINSI KAB/KOTA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
28 SULAWESI SELATAN
197 KOTA MAKASSAR 313 RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo
314 Puskesmas Kassi-Kassi
315 Puskesmas Jumpandang Baru
316 Puskesmas Jongaya
317 Klinik Utama “Balai Rehabilitasi BNN Baddoka”
318 Klinik Pratama Adi Pradana BNNP Sulsel”
198 KOTA PARE-PARE 319 RSUD Andi Makassau
199 KAB. GOWA 320 RSUD Syekh Yusuf
200 KAB. MAROS 321 RSUD Salewangang Maros
201 KAB. BULUKUMBA 322 RSUD H. Andi Sulthan Daeng Raja
29 SULAWESI TENGAH
202 KOTA PALU 323 RSUD Madani
324 Klinik Rehabilitasi Mosipakabelo BNNP Sulawesi Tengah
30 SULAWESI TENGGARA
203 KOTA KENDARI 325 RSJ dr. Suprapto Hardjo Husodo
326 Klinik BNNK Kendari
31 MALUKU 204 KOTA AMBON 327 RSKD Prov. Maluku
32 MALUKU UTARA
205 KOTA TERNATE 328 RSUD dr. H. Chasan Boesoirie
33 PAPUA 206 KOTA JAYAPURA 329 RSJ Abepura
34 PAPUA BARAT 207 KOTA SORONG 330 RSUD Sorong
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
Dr.dr. Fidiansjah,SpKJ,MPH
NIP 196306271988121002
LAKIP Dit. P2MKJN Page 54
Capaian Indikator 2019 Jumlah Kab Kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
No Provinsi Jumlah kab kota
No Nama kab kota
1 ACEH 23 1 Kab. Aceh Barat Daya
2 Kab. Aceh Barat
3 Kab. Aceh Besar
4 Kab. Aceh Jaya
5 Kab. Aceh Selatan
6 Kab. Aceh Singkil
7 Kab. Aceh Tamiang
8 Kab. Aceh Tengah
9 Kab. Aceh Tenggara
10 Kab. Aceh Timur
11 Kab. Aceh Utara
12 Kab. Bener Meriah
13 Kab. Bireuen
14 Kab. Gayo Lues
15 Kab. Nagan Raya
16 Kab. Pidie Jaya
17 Kab. Pidie
18 Kab. Simeulu
19 Kota Banda Aceh
20 Kota Langsa
21 Kota Lhokseumawe
22 Kota Sabang
23 Kota Subulussalam
2 SUMATERA UTARA 33 1 Kab. Asahan
2 Kab. Batubara
3 Kab. Dairi
4 Kab. Deliserdang
5 Kab. Humbahas
6 Kab. Karo
7 Kab. Labuhan Batu
8 Kab. Labuhan Batu Selatan
9 Kab. Labuhan Batu Utara
10 Kab. Langkat
11 Kab. Mandailing Natal
12 Kab. Nias
13 Kab. Nias Barat
14 Kab. Nias Selatan
15 Kab. Nias Utara
16 Kab. Padang Lawas
17 Kab. Padang Lawas Utara
18 Kab. Pakpak Bharat
19 Kab. Samosir
20 Kab. Serdang Bedagai
21 Kab. Simalungun
22 Kab. Tapanuli Selatan
23 Kab. Tapanuli Tengah
LAKIP Dit. P2MKJN Page 55
24 Kab. Tapanuli Utara
25 Kab. Toba Samosir
26 Kota Binjai
27 Kota Gunung Sitoli
28 Kota Medan
29 Kota Padangsidimpuan
30 Kota Pemantangsiantar
31 Kota Sibolga
32 Kota Tanjungbalai
33 Kota Tebing Tinggi
3 SUMATERA BARAT 19 1 Kab. Kepulauan Mentawai
2 Kab. Pesisir Selatan
3 Kab. Solok
4 Kab. Sijunjung
5 Kab. Tanah Datar
6 Kab. Padang Pariaman
7 Kab. Agam
8 Kab. Lima Puluh Kota
9 Kab. Pasaman
10 Kab. Solok Selatan
11 Kab. Damasraya
12 Kab. Pasaman Barat
13 Kota Padang
14 Kota Solok
15 Kota Sawahlunto
16 Kota Padang Panjang
17 Kota Bukittinggi
18 Kota Payakumbuh
19 Kota Pariaman
4 RIAU 12 1 Kab. Meranti
2 Kab. Indragiri Hilir
3 Kab. Rohil
4 Kab. Rohul
5 Kab. Pelalawan
6 Kab. Bengkalis
7 Kab. Kampar
8 Kab. Siak
9 Kab. Kuantan Sengingi
10 Kab. Indragiri Hulu
11 Kota Dumai
12 Kota Pekanbaru
5 JAMBI 10 1 Kab. Muaro Jambi
2 Kab. Batang Hari
3 Kab. Tanjab Timur
4 Kab. Tanjab Barat
5 Kab. Sarolangun
6 Kab. Tebo
7 Kab. Bungo
8 Kab. Merangin
9 Kab. Kerinci
10 Kota Jambi
6 SUMATERA SELATAN 17 1 Kab. Banyuasin
LAKIP Dit. P2MKJN Page 56
2 Kab. Empat Lawang
3 Kab. Lahat
4 Kab. Muara Enim
5 Kab. Musi Banyuasin
6 Kab. Musi Rawas
7 Kab. Musi Rawas Utara
8 Kab. Ogan Ilir
9 Kab. Ogan Komering Ilir
10 Kab. Ogan Komering Ulu
11 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
12 Kab. Ogan Komering Ulu Timur
13 Kab. Penukal Abab Pematang Ilir
14 Kota Lubuklinggau
15 Kota Pagar Alam
16 Kota Palembang
17 Kota Prabumulih
7 BENGKULU 10 1 Kab. Bengkulu Tengah
2 Kab. Seluma
3 Kab. Kepahiang
4 Kab. Rejang Lebong
5 Kab. Lebong
6 Kab. Bengkulu Utara
7 Kab. Bengkulu Selatan
8 Kab. Kaur
9 Kab. Mukomuko
10 Kota Bengkulu
8 LAMPUNG 15 1 Kab. Lampung Selatan
2 Kab. Lampung Barat
3 Kab. Lampung Timur
4 Kab. Lampung Tengah
5 Kab. Lampung Utara
6 Kab. Tanggamus
7 Kab. Pringsewu
8 Kab. Pesawaran
9 Kab. Pesisir Barat
10 Kab. Waykanan
11 Kab. Mesuji
12 Kab. Tulang Bawang
13 Kab. Tulang Bawang Barat
14 Kota Metro
15 Kota Bandar Lampung
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 7 1 Kab. Bangka
2 Kab. Bangka Barat
3 Kab. Bangka Selatan
4 Kab. Bangka Tengah
5 Kab. Belitung
6 Kab. Belitung Timur
7 Kota Pangkalpinang
10 KEPULAUAN RIAU 7 1 Kab. Bintan
2 Kab. Karimun
3 Kab. Lingga
4 Kab. Natuna
LAKIP Dit. P2MKJN Page 57
5 Kab. Anambas
6 Kota Tanjung Pinang
7 Kota Batam
11 DKI JAKARTA 6 1 Kab. Administrasi Kepulauan Seribu
2 Kota Administrasi Jakarta Pusat
3 Kota Administrasi Jakarta Utara
4 Kota Administrasi Jakarta Barat
5 Kota Administrasi Jakarta Selatan
6 Kota Administrasi Jakarta Timur
12 JAWA BARAT 27 1 Kab. Bandung
2 Kab. Bandung Barat
3 Kab. Cianjur
4 Kab. Subang
5 Kab. Purwakarta
6 Kab. Sumedang
7 Kab. Garut
8 Kab. Majalengka
9 Kab. Karawang
10 Kab. Tasikmalaya
11 Kab. Ciamis
12 Kab. Bekasi
13 Kab. Sukabumi
14 Kab. Kuningan
15 Kab. Indramayu
16 Kab. Pangandaran
17 Kab. Cirebon
18 Kab. Bogor
19 Kota Bandung
20 Kota Cimahi
21 Kota Bogor
22 Kota Bekasi
23 Kota Tasikmalaya
24 Kota Sukabumi
25 Kota Depok
26 Kota Banjar
27 Kota Cirebon
13 JAWA TENGAH 30 1 Kab. Cilacap
2 Kab. Purbalingga
3 Kab. Kebumen
4 Kab. Purworejo
5 Kab. Wonosobo
6 Kab. Boyolali
7 Kab. Klaten
8 Kab. Sukoharjo
9 Kab. Wonogiri
10 Kab. Karanganyar
11 Kab. Sragen
12 Kab. Grobogan
13 Kab. Rembang
14 Kab. Pati
15 Kab. Kudus
16 Kab. Jepara
LAKIP Dit. P2MKJN Page 58
17 Kab. Demak
18 Kab. Semarang
19 Kab. Temanggung
20 Kab. Kendal
21 Kab. Pekalongan
22 Kab. Pemalang
23 Kab. Tegal
24 Kab. Brebes
25 Kota Magelang
26 Kota Surakarta
27 Kota Salatiga
28 Kota Semarang
29 Kota Pekalongan
30 Kota Tegal
14 DI YOGYAKARTA 0
15 JAWA TIMUR 37 1 Kab. Pacitan
2 Kab. Ponorogo
3 Kab. Trenggalek
4 Kab. Tulungagung
5 Kab. Blitar
6 Kab. Kediri
7 Kab. Malang
8 Kab. Lumajang
9 Kab. Jember
10 Kab. Banyuwangi
11 Kab. Bondowoso
12 Kab. Situbondo
13 Kab. Pasuruan
14 Kab. Sidoarjo
15 Kab. Mojokerjo
16 Kab. Jombang
17 Kab. Nganjuk
18 Kab. Madiun
19 Kab. Magetan
20 Kab. Ngawi
21 Kab. Bojonegoro
22 Kab. Tuban
23 Kab. Lamongan
24 Kab. Gresik
25 Kab. Bangkalan
26 Kab. Sampang
27 Kab. Pamekasan
28 Kab. Sumenep
29 Kota Kediri
30 Kota Blitar
31 Kota Malang
32 Kota Probolinggo
33 Kota Pasuruan
34 Kota Mojokerto
35 Kota Madiun
36 Kota Surabaya
37 Kota Batu
LAKIP Dit. P2MKJN Page 59
16 BANTEN 8 1 Kab. Serang
2 Kab. Pandeglang
3 Kab. Lebak
4 Kab. Tangerang
5 Kota Tangerang
6 Kota Cilegon
7 Kota Tangerang Selatan
8 Kota Serang
17 BALI 9 1 Kab. Buleleng
2 Kab. Bangli
3 Kab. Tabanan
4 Kab. Karangasem
5 Kab. Gianyar
6 Kab. Jembrana
7 Kab. Klungkung
8 Kab. Badung
9 Kota Denpasar
18 NUSA TENGGARA BARAT 10 1 Kab. Lombok Barat
2 Kab. Lombok Timur
3 Kab. Lombok Tengah
4 Kab. Lombok Utara
5 Kab. Sumbawa
6 Kab. Sumbawa Barat
7 Kab. Dompu
8 Kab. Bima
9 Kota Mataram
10 Kota Bima
19 NUSA TENGGARA TIMUR 7 1 Kab. Nagekeo
2 Kab. Ende
3 Kab. Flores Timur
4 Kab. Sikka
5 Kab. TTS
6 Kab. TTU
7 Kab. Manggarai
20 KALIMANTAN BARAT 14 1 Kab. Mempawah
2 Kab. Singkawang
3 Kab. Bengkayang
4 Kab. Landak
5 Kab. Sanggau
6 Kab. Sintang
7 Kab. Melawi
8 Kab. Ketapang
9 Kab. Kayong
10 Kab. Kapuas Hulu
11 Kab. Kubu Raya
12 Kab. Sambas
13 Kab. Sekadau
14 Kota Pontianak
21 KALIMANTAN TENGAH 14 1 Kab. Seruyan
2 Kab. Lamandau
3 Kab. Barito Selatan
4 Kab. Barito Utara
LAKIP Dit. P2MKJN Page 60
5 Kab. Gunung Mas
6 Kab. Kapuas
7 Kab. Kotawaringin Timur
8 Kab. Pulang Pisau
9 Kab. Sukamara
10 Kab. Kotawaringin Barat
11 Kab. Katingan
12 Kab. Barito Timur
13 Kab. Murung Raya
14 Kota Palangkaraya
22 KALIMANTAN SELATAN 13 1 Kab. Banjar
2 Kab. Tapin
3 Kab. Hulu Sungai Selatan
4 Kab. Hulu Sungai Tengah
5 Kab. Hulu Sungai Utara
6 Kab. Balangan
7 Kab. Tabalong
8 Kab. Tanah Laut
9 Kab. Barito Kuala
10 Kab. Tanah Bumbu
11 Kab. Kota Baru
12 Kota Banjarmasin
13 Kota Banjarbaru
23 KALIMANTAN TIMUR 3 1 kota samarinda
2 kab kutai barat
3 kab kutai timur
24 KALIMANTAN UTARA 5 1 Kab. Bulungan
2 Kab. Nunukan
3 Kab. Malinau
4 Kab. Tana Tidung
5 Kota Tarakan
25 SULAWESI UTARA 15 1 Kab. Minahasa
2 Kab. Minahasa Utara
3 Kab. Minahasa Selatan
4 Kab. Minahasa Tenggara
5 Kab. Bolaang Mongondow
6 Kab. Bolaang Mongondow Utara
7 Kab. Bolaang Mongondow Timur
8 Kab. Bolaang Mongondow Selatan
9 Kab. Sitaro
10 Kab. Sangihe
11 Kab. Talaud
12 Kota Manado
13 Kota Bitung
14 Kota Tomohon
15 Kota Kotamobagu
26 SULAWESI TENGAH 0
27 SULAWESI SELATAN 24 1 Kab. Selayar
2 Kab. Bulukumba
3 Kab. Bantaeng
4 Kab. Jeneponto
5 Kab. Takalar
LAKIP Dit. P2MKJN Page 61
6 Kab. Gowa
7 Kab. Sinjai
8 Kab. Maros
9 Kab. Pangkep
10 Kab. Barru
11 Kab. Bone
12 Kab. Soppeng
13 Kab. Wajo
14 Kab. Sidrap
15 Kab. Pinrang
16 Kab. Enrekang
17 Kab. Luwu
18 Kab. Tana Toraja
19 Kab. Toraja Utara
20 Kab. Luwu Utara
21 Kab. Luwu Timur
22 Kota Makassar
23 Kota Pare-pare
24 Kota Palopo
28 SULAWESI TENGGARA 6 1 Kab. Kolaka
2 Kab. Konawe
3 Kab. Konsel
4 Kab. Muna
5 Kota Kendari
6 Kota Baubau
29 GORONTALO 6 1 Kab. Gorontalo
2 Kab. Bone Bolango
3 Kab. Gorontalo Utara
4 Kab. Boalemo
5 Kab. Pohuwato
6 Kota Gorontalo
30 SULAWESI BARAT 0
31 MALUKU 11 1 Kab. Kepulauan Tanimbar
2 Kab. Seram Bagian Timur
3 Kab. Seram Bagian Barat
4 Kab. Maluku Tenggara
5 Kab. Maluku Barat Daya
6 Kab. Maluku Tengah
7 Kab. Kepulauan Aru
8 Kab. Buru
9 Kab. Buru Selatan
10 Kota Ambon
11 Kota Tuai
32 MALUKU UTARA 6 1 Kab. Halmahera Utara
2 Kab. Halmahera Barat
3 Kab. Halmahera Tengah
4 Kab. Pulau Morotai
5 Kota Ternate
6
Kota Tidore Kepulauan
LAKIP Dit. P2MKJN Page 62
33 PAPUA 3 1 Kab. Jayapura
2 Kab. Keerom
3 Kota Jayapura
34 PAPUA BARAT 0
TOTAL 407
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
Dr.dr. Fidiansjah,SpKJ,MPH
NIP 196306271988121002
LAKIP Dit. P2MKJN Page 63
Data Indikator tahun 2019 Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan
upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat
No Provinsi 30% Jumlah SMA
1 Jawa Barat 1704
2 Jawa Timur 1580
3 Jawa Tengah 1001
4 Sumatera Utara 779
5 DKI Jakarta 528
6 Banten 487
7 Sulawesi Selatan 398
8 Lampung 391
9 Sumatera Selatan 339
10 Nusa Tenggara Barat 333
11 Riau 311
12 Aceh 293
13 Sumatera Barat 230
14 Kalimantan Selatan 193
15 Jambi 185
16 Sulawesi Tenggara 176
17 Maluku Utara 169
18 Sulawesi Tengah 167
19 Nusa Tenggara Timur 152
20 Kalimantan Timur 151
21 DIY 132
22 Bali 126
23 Sulawesi Barat 95
24 Bengkulu 85
25 Kepulauan Riau 77
26 Bangka Belitung 44
27 Kalimantan Tengah 33
28 Kalimantan Utara 30
29 Gorontalo 29
30 Sulawesi Utara 26
31 Papua 23
32 Papua Barat 20
LAKIP Dit. P2MKJN Page 64
33 Maluku 18
34 Kalimantan Barat 12
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
Dr.dr. Fidiansjah,SpKJ,MPH
NIP 196306271988121002
Top Related