LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJAINSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP)TAHUN 2016
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUDINAS KESEHATAN
Jl. Dharma Praja No. 07 Kompleks Perkantoran Gunung Tinggi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas
berkat taufik dan hidayahnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Dinas Kesehatan dapat terselesaikan.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan dan menindak lanjuti
surat dari Bupati Kabupaten Tanah Bumbu Tanggal 09 Januari 2016 Perihal
Penyampaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD Tahun
2016 , dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut di atas,kami telah
berusaha menyajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Anggaran 2016.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Anggaran 2016 ini merupakan
wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Perencanaan Strategis (Renstra) dan
Rencana Kerja Tahunan (RKT), yang berisi informasi capaian Indikator Kinerja
melalui program/ kegiatan yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang
dihadapidan pemecahan masalahnya.
Kami sadari bahwa LAKIP ini masih sangat jauh dari sempurna, dan kami
sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak demi perbaikan tahun-tahun
berikutnya Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada
semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan LAKIP ini dan semoga
Allah SWT. senantiasa memberi petunjuk dan kekuatan kepada kita semua
dalam melaksanakan pembangunan kesehatan.
Batulicin, 04 Januari 2016
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN TANAH BUMBU,
Dr. H. M. DAMRAH, Sos., M. Si
NIP. 19690101 199101 1 006
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Tugas dan Fungsi ........................................................... 2
C. Struktur Organisasi ......................................................... 3
D. Sistematika Penyajian..................................................... 4
BAB II. RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
TAHUN 2016 ........................................................................ 6
A. Rencana Strategis........................................................... 6
B. Visi dan Misi .................................................................... 6
C. Tujuan dan Sasaran........................................................ 7
D. Indikator Kinerja Utama (IKU) ......................................... 8
E. Rencana Strategi dan Arah Kebijakan ............................ 8
F. Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja ......... 12
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................. 14
A. Capaian Kinerja ............................................................... 14
B. Capaian Indikator Kinerja................................................. 15
C. Evaluasi dan Analisis Kinerja…………………………….... 16
BAB IV. PENUTUP ............................................................................ 54
A. Kesimpulan ..................................................................... 54
B. Saran .............................................................................. 55
LAMPIRAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini
mengkomunikasikan pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu selama Tahun 2016. Capaian kinerja (performance results) 2016
tersebut dibandingkan dengan penetapan kinerja (performance agreement) 2016
sebagai tolok ukur keberhasilan instansi. Analisis atas capaian kinerja terhadap
rencana kinerja ini akan memungkinkan teridentifikasinya sejumlah celah kinerja
(performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah disusun untuk Tahun
2016 Sasaran, kebijakan, indikator kinerja yang harus dicapai/ dilaksanakan.
Dari evaluasi kinerja secara mandiri (self assesment), indikator Kinerja
yang ditetapkan, 40 indikator sudah mencapai target 26 dan 13 indikator kinerja
yang belum mencapai target sesuai yang telah ditetapkan untuk tahun 2016.
Masih ada beberapa sasaran yang masih diperlukan upaya
perbaikan/penyempurnaan dalam bentuk Program dan kegiatan-kegiatan yang
mendukung untuk pencapaian sasaran tersebut.
Indikator kinerja yang belum mencapai target sesuai dengan target Kinerja yang
ditetapkan untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Persentase D/S Balita
2. Persentasi Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
3. Persentase Balita < 6 bulan Mendapat ASI Eksklusif
4. Persentase Rumah Tangga yang mengkosumsi garam beryodium
5. Persentase Anak Balita dapat Vit. A (Proyeksi)
6. Persentase Bumil dapat TTD minimal 90 tablet
7. Persentase Bumil KEK dapat PMT
8. Persentase Balita Kurus yang mendapat makanan tambahan
9. Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen)
10. Persentase remaja putri yang mendapat tablet tambah darah
11. Persentase ibu nifas mendapatkan vit A
12. Pesentase bayi baru lahir mendapat IMD
13. Persentase BBLR
14. Persentase balita yang mempunyai buku KIA
15. Persentase balita ditimbang naik BB nya
16. Persentase balita ditimbang tidak naik BB nya
17. Persentase balita 2T
18. Persentase balita BGM
19. Persentase ibu hamil anemia
20. Prevalensi Kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen)
21. Prevalensi sunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta
(bawah dua tahun) (persen)
22. Persentase Kunjungan Neonatal 1 (KN 1)
23. Persentase puskesmas yang melakukan penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas I
24. Persentase puskesmas yang melakukan penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas VII dan X
25. Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan
remaja
26. Persentase persalinan difasiltas kesehatan
27. Persentase bumil KEK
28. Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
29. Persentase puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K
30. Persentase pelayanan ibu hamil mendapatkan antenatal minimal 4 kali
31. Prevalensi AKI per 100.000 kelahiran hidup
32. Prevalensi AKN per 1000 kelahiran hidup
33. Persentase AKB per 1000 kelahiran hidup
34. Persentase AKBa per 1000 kelahiran hidup
35. Pesentase KB aktif
36. persentase desa yang memiliki posyandu lansia
37. Menurunnya angka kesakitan malaria ( API ) /1000 penduduk
38. Menurunnya kesakitan filaria (MF Rate)< 1%
39. Insiden Rate DBD/100.000 penduduk
40. presentase Presentase penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
41. Keberhasilan pengobatan TB BTA + (Sukses Rate)
42. Presentase kasus HIV yg diobati
43. Presentase puskesmas melaksanakan pemeriksaan dan tatalaksana
pnemonia melalui program MTBS
44. Presentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu
45. Presentase kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokok di sekolah
46. Presentase desa yang melaksanakan pelayanan Posbindu PTM
47. Presentase perempuan 30-50 tahun yg dideteksi kanker servik dan
payudara
48. Presentase anak usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap
49. Persentase Sinyal Kewaspadaan dini yang direspon
50. Persentase desa yang melakukan STBM
51. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat
kesehatan
52. Persentase Tempat Pengolahan Makanan(TPM) yang memenuhi Syarat
Kesehatan
53. Persentase RS yang melakukan pengelolaan Limbah medis sesuai
Standar
54. Persentase Presentase daerah potensial yg melakas strategi adaptasi
dampak kesehatan akibat perubahan iklim
55. persentase Kab/Kota yg menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
56. Frekuensi pembinaan penyehatan lingkungan ke Puskesmas
57. Persentase Sarana Air bersih yang dilakukan pengawasan
58. Persentase Sarana Air minum dan yang dilakukan pengawasan
59. Persentase Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin /Kurang Mampu
60. Persentase Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
61. Persentase PHBS di Tatanan Rumah Tangga
62. Persentase Strata Desa Siaga aktif Purnama & Mandiri (%)
63. Persentase Posyandu Mandiri & Purnama ( % )
64. Rasio Posyandu Per Satuan Balita (per 1000 )
65. Persentase Sekolah yang mendapat Promosi Kesehatan
66. Persentase Kecamatan yang memiliki Puskesmas yang bersertifikasi
Akreditasi
67. Rasio Dokter per Satuan Penduduk (Per 1000)
68. Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki nomor
Registrasi
Selama Tahun 2016 kendala yang dihadapi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu adalah:
1. Masalah kesehatan merupakan Hulu sekaligus muara dari berbagai
masalah Sosial, lingkungan serta perilaku manusia. Setiap kondisi
lingkungan dan perilaku manusia yang dapat merugikan kesehatan akan
berdampak pada permasalahan kesehatan.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dari
berbagai aspek seperti kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan
dan kesehatan lingkungan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang masih
sangat rendah serta masih rendahnya kesadaran untuk mengakses
kepelayanan kesehatan.
3. Dana yang diberikan pemerintah daerah sangat terikat pada pagu
anggaran yang ditetapkan bukan berdasarkan usulan dana dari dinas
kesehatan, dan pendanaan masih belum berpihak 100 persen dari APBD
untuk sektor kesehatan.
4. Besarnya biaya untuk pembangunan sektor kesehatan kurang disadari
dan diketahui oleh pihak atau orang luar kesehatan. “Mindset”
pembiayaan sektor kesehatan masih banyak diarahkan kepembiayaan
Kuratif dan Rehabilitatif belum berbasis pembiayaan kearah upaya
promotif dan preventif.
5. Masalah Sumber Daya Manusia Kesehatan yang masih perlu untuk
peningkatan baik Kuantitas, Kualitas dan Pemerataan Distribusi
Ketenagaan yang berdasarkan Kompetensi untuk Peningkatan Kualitas
Pelayanan dan Pembangunan di sektor Kesehatan.
Langkah-langkah yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
untuk mengatasi kendala:
1. Terus berupaya dan berbenah diri baik mengatasi masalah internal dan
Eksternal yang terjadi untuk meningkatkan optimalisasi Pelayanan
Kesehatan
2. Melakukan koordinasi dan advokasi untuk menambah alokasi dana
pembangunan kesehatan.
3. Memanfaatkan dana yang diberikan seoptimal mungkin.
4. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dan lintas program
terhadap pembangunan kesehatan.
5. Meningkatkan komunikasi dan Koordinasi dengan UPTD dinas kesehatan.
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangKeberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat
dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dimana untuk
mencapai IPM tersebut, salah satu komponen utama yang
mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber
daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan
nasional.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Penyelenggaraannya didasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata dengan perhatian khusus pada penduduk
rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan: 1) Upaya kesehatan,
2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi
kesehatan, 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya-upaya tersebut dilakukan
dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,
perubahan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan
kerjasama lintas sektor.
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal memerlukan pengembangan peningkatan sarana dan prasarana
kesehatan yaitu memelihara dan membangun sarana pelayanan kesehatan
seperti, Puskesmas, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang memenuhi
syarat medis teknis dan merata ke seluruh pelosok wilayah.
Salah satu strategi Kementrian Kesehatan RI adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan
serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya promotif dan
preventif. Untuk itu diperlukan data kesehatan baik yang berbasis fasilitas
maupun komunitas yang dikumpulkan dan dianalisis secara
berkesinambungan. Demi terjadinya perbaikan perlu dilakukan perencanaan
yang baik dan sesuai sasaran yang dilanjutkan dengan pelaksanaan dengan
baik. Analisis terhadap pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan/ kegagalan yang terulang dan demi terjadinya peningkatan
kinerja. Sebagai evaluasi dan pertanggungjawaban terhadap kinerja Dinas
Kesehatan selama tahun anggaran 2016 disusun Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu.
B. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan
Pada tahun 2012 terjadi perubahan susunan organisasi dan tata kerja
dilingkungan Dinas Kesehata berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten
Tanah Bumbu Nomor 19 Tahun 2012 tentang tugas pokok, fungsi, uraian
tugas dan tata kerja unsur-unsur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu.
1. Kedudukan
Kedudukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu unsur
pelaksana urusan daerah di bidang kesehatan berdasarkan
kewenangan yang dimiliki berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang
kesehatan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Pembinaan bimbingan dan pengendalian serta evaluasi di bidang
kesekretariatandan ketatausahaan di Bidang Kesehatan
3) Pembinaan , bimbingan dan pengendalian serta evaluasi program-
program di bidang pelayanan kesehatan.
4) Pembinaan, bimbingan dan pengendalian serta evaluasi program-
program- program di bidang pengendalian masalah kesehatan.
5) Pembinaan, bimbingan dan pengendalian serta evaluasi program-
program di bidang pengembangan sumber daya manusia dan
promosi kesehatan.
6) Pembinaan, bimbingan dan pengendalian serta evaluasi program-
program di bidang jaminan dan sarana kesahatan.
7) Pembinaan bimbingan dan pengendalian serta evaluasi pemberian
perijinan dan sertifikasi bidang kesehatan.8) Pembinaan, bimbingan dan pengendalian serta evaluasi terhadap unit
pelaksana teknis dinas kesehatan.
C. Struktur Organisasi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas
dibentuklah struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu sebagai
berikut :
a) Kepala dinas
b) Sekretaris dinas, terdiri dari:
(1). Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
(2). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
(3). Sub Bagian Evaluasi Dokumentasi dan Pelaporan
c) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Promosi Kesehatan, terdiri
dari:
(1). Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan
(2). Seksi Pendidikan, Pelatihan dan Promosi Kesehatan
(3). Seksi Registrasi dan Akreditasi
d) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, terdiri dari:
(1). Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
(2). Seksi Kesehatan Lingkungan
(3). Seksi Wabah dan Bencana
e) Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:
(1). Seksi Kesehatan Dasar
(2). Seksi Kesehatan Rujukan
(3). Seksi Kesehatan Khusus
f). Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, terdiri dari:
(1). Seksi Jaminan Kesehatan
(2). Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
(3). Seksi Kefarmasian
g) Kelompok jabatan fungsional.
h) Unit pelaksana teknis dinas, terdiri dari:
(1). Gudang farmasi kabupaten
(2). Pusat Kesehatan masyarakat. ( Puskesmas )
D. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan
pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu selama Tahun
2016. Capaian kinerja (performance results) 2016 tersebut dibandingkan dengan
penetapan kinerja (performance agreement) 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan
instansi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan teridentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi
perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan pola pikir seperti itu,
sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 adalah sebagai berikut ini :
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dan struktur organisasi;
Bab II – Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja 2016, menjelaskan berbagai
kebijakan umum Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, Revisi Rencana
strategis ( Revisi Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu untuk
periode Tahun 2011 - 2016 dan penetapan kinerja untuk Tahun 2016.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik
terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2016.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 ini dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
BAB II
RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
TAHUN 2016
A. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
meruapakan penjabaran teknis di bidang kesehatan dari visi, misi dan
program Bupati Kabupaten Tanah Bumbu yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD Kabupaten
Tanah Bumbu 2016-2021 selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan
Rencana Strategi (Renstra) SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu untuk jangka waktu lima tahun dan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) pada setiap tahun yang merupakan perwujudan komitmen
pemerintah, swasta dan masyarakat secara simultan dan komprehensif
yang menjadi pedoman dan rujukan bersama selama kurun waktu lima
tahun berjalan.
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
BumbuTahun 2016-2021 memotivisi, misi,tujuan, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan bidang kesehatan sesuai dengan
tugas dan fungsi Dinas Kesehatan. Dalam rangka melengkapi Renstra
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu telah disusun target capaian
indikator kinerja sasaran pembangunan Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu.
B. VISI DAN MISI
1. VISI
Dalam mewujudkan visi Bupati Tanah Bumbu Tahun 2016-2021
serta melaksanakan cita-cita dan amanat Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 yaitu mencerdaskan bangsa, visi Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016-2021 adalah
“Terwujudnya Tanah Bumbu Yang Sehat ”.
2. MISI
Untuk mencapai visi, misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan tata kelola manajemen kesehatan yang baik, bersih
dan akuntabel serta peningkatan kualitas sumber daya manusia
kesehatan yang lebih bermutu, relevansi serta daya saing kesehatan
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau,
berkualitas, bermutu dan berkeadilan, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta serta pengutamaan pada upaya
promotif – preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk
mewujudkan jaminan sosial kesehatan.
4. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat
dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan,dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
C. TUJUAN DAN SASARAN
Penetapan tujuan dan sasaran didasarkan pada identifikasi faktor-faktor kunci
keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi.
1. TujuanTujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan
dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan
pada isu dan analisis stratejik. Pernyataan tujuan akan mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka
merealisasikan misi.
2. Sasaran
Sebagai penjabaran dari Visi dan misi yang telah ditetapkan dan untuk
mewujudkan misi pembangunan kesehatan Dinas Kesehatan perlu ditetapkan
sasaran dan indikator sasaran yang akan dilaksanakan yang satu dengan yang
lainnya saling terkait, agar terselenggaranya pembangunan kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat Kabupaten tanah Bumbu yang setinggi-tingginya.
Adapun tujuan dan sasaran yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dijabarkan pada Tabel 2.1 pada
lampiran LAKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu ini.
D. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih
meningkatkan akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu, maka perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator
Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran
SKPD. Tujuan penetapan Indikator Kinerja Utama yaitu :
1. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan
dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik.
2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan
dan sasaran organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan
peningkatan akuntabilitas kinerja.
Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
yang telah ditetapkan disebutkan pada Tabel 2.2 pada lampiran LAKIP
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu ini.
E. RENCANA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi adalah langkah-langkah yang berisikan program-program
dalam usaha untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Kebijakan adalah tindakan yang diambil instansi pemerintah dalam rangka
untuk mencapai tujuan.
Adapun Strategi dan Arah Kebijakan dari setiap misi yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut :
Misi 1 : Meningkatkan tata kelola manajemen kesehatan yang baik,
bersih dan akuntabel serta peningkatan kualitas sumber
daya manusia kesehatan yang lebih,bermutu, relevansi
serta daya saing kesehatan
Strategis : 1. Meningkatkan komitmen pengambil keputusan dalam
pembangunan kesehatan serta koordinasi untuk
peningkatan manajemen kesehatan
2. Meningkatkan layanan administrasi dan ketenagaan
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana kantor serta Puskesmas /UPTD
4. Pengamanan aset sarana kesehatan milik pemerintah
5. Meningkatkan tertib pengelolaan keuangan
Kebijakan : Mendorong tenaga kesehatan dan kader kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan program ketrampilan
melalui pendidikan dan pelatihan serta melengkapi sarana
dan prasarana kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu
Program : 1. Program pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
3. Program peningkatan disiplin aparatur
4. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
5. Program pengadaan penigkatan dan perbaikan sarana
dan prasarana Puskesmas/Pustu dan jaringannya
6. Program standarisasi pelayanan kesehatan
Misi 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, berkualitas,
bermutu dan berkeadilan, serta dengan pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta serta pengutamaan pada
upaya promotif-preventif
Strategi : 1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
ibu, bayi dan anak
2. Meningkatkan upaya keluarga sadar gizi
3. Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
yang disebabkan oleh penyakit menular dan tidak
menular serta mencegah / membatasi penyakit potensial
wabah
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi
5. Meningkatkan cakupan lingkungan dan permukiman yang
memenuhi syarat kesehatan
6. Meningkatkan kualitas Tempat Pengolahan Makanan
(TPM)
7. Meningkatkan kualitas Tempat-Tempat Umum (TTU)
8. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, profesionalisme
dan pemerataan SDM kesehatan
9. Meningkatkan pelayanan registrasi dan akreditasi untuk
semua tenaga dan sarana / fasilitas kesehatan
10. Meningkatkan kepedulian stakeholder, dunia usaha,
organisasi profesi, LSM dan masyarakat dalam Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
11. Meningkatkan akses & kualitas pelayanan kesehatan
anak sekolah dan remaja
12. Meningkatkan akses & kualitas pelayanan kesehatan usia
lanjut
Kebijakan : 1. Mendorong pemberdayaan/peran serta masyarakat
termasuk dalam peningkatan status gizi masyarakat yang
lebih optimal
2. Mendorong pemberdayaan /peran serta masyarakat
dalam peningkatan Pelayanan kesehatan bagi ibu,
remaja/anak sekolah
3. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan
mendorong masyarakat dalam pengendalian penyakit
menular dan tidak menular
4. Mendorong pemberdayaan/peran masyarakat dan lintas
sektor
Program : 1. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak dan
balita
2. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan
anak
3. Program pengadaan peningkatan perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan
jaringannya
4. Program perbaikan gizi masyarakat
5. Program upaya kesehatan masyarakat
6. Program upaya kesehatan lansia
7. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
8. Program pengembangan lingkungan sehat
Misi 3 : Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan,
terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan
Strategis : 1. Mengajukan proposal pembiayaan pembangunan
kesehatan ke Kementerian Kesehatan
2. Menjalin kemitraan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat kurang mampu dan rujukan
Kebijakan : Memberikan pemahaman kepada tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan tentang kepesertaan
masyarakat ke jaminan kesehatan
Program : 1. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
Misi 4 : Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin
keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan makanan.
Strategis : 1. Pemenuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin secara merata, terjangkau dan
berkesinambungan
2. Melindungi masyarakat dari penyalahgunaan NAPZA
dan bahan tambahan makanan serta penggunaan bahan
kimia obat
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta sesuai standar,
termasuk pelayanan kesehatan tradisional / alternatif
sesuai kebutuhan masyarakat
Kebijakan : 1. Mendorong pemberdayaan/peran serta masyarakat dalam
penggunaan obat yang lebih tepat.
2. Mendorong kesadaran masyarakat dalam pengawasan
makanan dan minuman
Program : 1. Program obat dan perbekalan kesehatan
2. Program pengawasan obat dan makanan
F. RENCANA KINERJA TAHUNAN DAN PENETAPAN KINERJAPerencanaan kinerja tahunan merupakan proses penetapan target-
target kinerja berikut kegiatan-kegiatan tahunan seperti indikator kinerja
serta penetapan indikator kinerja sasaran sesuai dengan program, kebijakan
dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra. Oleh karena itu substansi
dari penyusunan rencana kinerja tahunan (RKT) adalah target seting dari
capaian indikator kinerja sasaran. Rencana kerja merupakan penjabaran
tahunan dari Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
tahun 2016 diuraikan dalam formulir Rencana Kinerja Tahun 2016 pada
Lampiran LAKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
Perjanjian Kinerja (PK) merupakan pernyataan komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas,
terukur dalam rentang waktu satu tahun. Kepala Dinas Kesehatan telah
menandatangani Kontrak Kinerja dengan Bupati Tanah Bumbu pada tahun
2016. Sebagaimana peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 mewajibkan setiap
instansi pemerintah untuk menyusun Penetapan Kinerja (PK) dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dimana indikator strategis harus dilengkapi
dengan indikator sasaran maka Rencana Kinerja Tahunan (RKT) beserta
target kinerja yang akan dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
selama tahun 2016 yang akan kemudian dengan Penetapan Kinerja tahun
2016 dimuat pada Lampiran di LAKIP Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas merupakan hal yang penting untuk menjamin nilai-nilai
seperti efesiensi dan efektifitas. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan
yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegitan
yang dijalankan. Sedangkan efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat
atau memilih tujuan –tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan
cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Dalam sistem
pemerintahan dikenal dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Akuntabilitas kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan dengan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu selaku unsur pelaksana
Pemerintah Daerah dalam bidang kesehatan, berkewajiban untuk melakukan
akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), dimana LAKIP tersebut menggambarkan tingkat
keberhasilan atau kegagalan selama kurun waktu tahun anggaran 2016
berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam
rencana strategi.
A. CAPAIAN KINERJACapaian kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik
dan berkesinambungan yang didasarkan pada kelompok indikator kinerja
kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat
dan dampak. Pengukurannya mencakup antara lain :
a) Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian dari target
masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan
b) Tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan
tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang
telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan formulir
Pengukuran Kinerja (PK), yang selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan ataupun kegagalan dari kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk lebih mempermudah interpretasi atas pencapaian kinerja kegiatan,
indikator sasaran dan indikator kinerja utama maka dipergunakan skala ordinal dan
makna dari nilai tersebut yaitu :
80 % - 100 % atau lebih : Baik
60 % – 79 % : Cukup Baik
< 60 % : Tidak Baik
B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJATahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu telah
menetapkan 9 sasaran strategis yang berisi 61 indikator kinerja, target dan
relisasi masing-masing indikator diuraikan pada lampiran Formulir
Penetapan Kinerja. Dari 61 indikator yang termasuk dalam Dokumen
Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan tekad dan janji rencana kinerja
tahunan yang akan dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
pada tahun 2016.
Berdasarkan Dokumen Perjanjian Kinerja ( PK ) tahun 2016 jumlah
indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu yang
ditetapkan sebanyak 61 indikator, dan capaian kinerja yang memiliki
persentase capaian 80 – 100 % atau lebih sebanyak 54 dan indikator
yang pencapaiannya antara 60 – 79 % sebanyak 4 dan yang tidak baik
kurang dari 60 % sebanyak 3 seperti terlihat pada tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Ringkasan Tingkat Capaian Kinerja 2016Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan
Tingkat CapaianKinerja
JumlahIndikator Persentase Kategori
80 - 100 % 54 88,52 % Baik
60 - 79 % 4 6,56 % Cukup Baik
60 % 3 4,92 % Tidak Baik
61 100 %
C. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Evaluasi kinerja juga merupakan suatu proses umpan balik atas
kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa
yang akan datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi
kinerja menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya
terhadap tujuan dan sasaran. Evaluasi kinerja merupakan kegiatan untuk
menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan
tugas dan fungsi yang dibebankan dalam melaksanakan pengembangan visi
dan misi evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan
atau kegagalan pencapaian kinerja.
Evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran kinerja dan
pengembangan indikator berpedoman pada ukuran dan indikator yang telah
disepakati dan ditetapkan. Perjanjian Kinerja (PK) Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu didasarkan atas hasil pengukuran kinerja dalam
setiap tujuan dan sasaran yang diuraikan sebagai berikut :
SASARAN 1 Meningkatnya mutu dan pemerataan sumber dayamanusia, sarana dan prasarana kesehatan
1) Rasio Tenaga Dokter Per satuan penduduk
Dihitung dari jumlah dokter dibagi dengan jumlah penduduk yang ada di
kali 1000 , tahun 2014 dari target 0,065 tercapai sebanyak 0,04 per
1000 penduduk sedangkan tahun 2015 realisasi sebesar 0,012 dari
target 0,07 (48) dokter Kabupaten Tanah Bumbu dan tahun 2016 dari
target 0,16% realisasinya sebesar 0,13%. Hanya ada 40 dokter yang
ada di Kabupaten Tanah Bumbu dikarenakan tidak adanya rekrutmen
PNS untuk tahun 2016 dan kurangnya minat dokter untuk bekerja
dikabupaten Tanah Bumbu
2) Rasio Posyandu Per Satuan Balita (per 1000)
Rasio Posyandu Persatuan Balita (Per 1000) dihitung berdasarkan
jumlah posyandu yang ada dibagi dengan jumlah balita yang ada . Pada
tahun 2014 jumlah posyandu yang ada 184 posyandu target 6,5%
realisasi 5,01% sedangkan pada tahun 2015 posyandu yang ada
sebanyak 191 , dari target 7% realisasi sebesar 5%. Sedangkan tahun
2016 dari target 5,0 realisasinya 5,3% dengan perhitungan jumlah
posyandu dibagi jumlah balita Tahun 2016 target jumlah posyandu
sebanyak 193 posyandu dan 36.753 balita dengan realisasi 194
posyandu dan 36.753 balita . Hal ini melebihi target yang sudah
ditetapkan, akan tetapi diharapkan penambahan posyandu tetap
bertambah seiring dengan jumlah balita yang bertambah. Kertebatasan
SDM yang mau jadi kader kesehatan dan terbatasnya tempat
pelaksanaan posyandu.
3) Persentase Strata Desa Siaga aktif Purnama & Mandiri (%)
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara
mandiri, sementara Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari
dan berfungsi sebagin pemberi pelayanan kesehatan dasar,
penanggulangan bencana dan kegawat daruratan, surveilance berbasis
masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit,
lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Persentase Desa Siaga Aktif didapat dengan perhitungan jumlah Desa
Siaga yang aktif dibagi dengan jumlah Desa siaga yang terbentuk
dalam kurun waktu tertentu. Sampai pada tahun 2015 target desa siaga
aktif sebesar 70% sedangkan realisasi sebesar 83% hal ini melebihi
target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 dari
target 55% realisasi 87% dan tahun 2013 target 40% realisasi hanya 14
%, apabila kita lihat dari tahun 2013 sampai dengan 2015 Presentase
desa siaga aktif mengalami peningkatan yang sangat signifikan setiap
tahunnya ini dikarenakan 95,8 % desa di Kabupaten Tanah Bumbu
sudah memiliki bidan desa ada sebagian tenaga di desa dapat menjadi
supervisor, hal ini tidak terlepas dari dukungan dana oleh pemerintah di
masing-masing program, BOK dan operasional Puskesmas. Sedangkan
tahun 2016 Desa Siaga Aktif menjadi strata Desa siaga aktif Purnama
dan Mandiri untuk dinaikkan stratanya dengan target 14,93%
realisasinya sebesar 11,76% ini dikarenakan kurangnya dukungan dan
pengetahuan tentang desa siaga aktif dari lintas sektor (kepala Desa
dan Tokoh Masyarakat), kurang aktifnya kader dan petugas kesehatan
dilapangan, keterbatasan anggaran dalam pengembangan desa siaga.
4) Persentase Posyandu Mandiri & Purnama (%)
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan oleh , dari dan bersama masyarakat , untuk
memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita.
Persentase Posyandu Purnama & Mandiri Pada tahun 2013 target 27%
realisasi 25% dan tahun 2014 target 35% realisasi 37% pada tahun
2015 dari target 40 realisasinya sebesar 40% . sedangkan pada tahu
2016 dari target 39,79% realisasinya sebesar 45,87% ini artinya dari
tahun ke tahun selama 4 tahun terakhir Presentase posyandu Purnama
dan Mandiri mengalami peningkatan karena Posyandu yang mudah
dijangkau oleh masyarakat, sebagian posyandu letaknya strategis,
adanya koordinasi dan bantuan dari lintas sektor terkait diantaranya
(TP, PKK, BPMPD, BKBP3A), kegiatan monev posyandu, lomba
posyandu dan kader posyandu. Berikutnya, peningkatan kategori
posyandu purnama dan mandiri akan terus dipertahankan dan lebih di
“genjot” lagi dengan koordinasi dengan lintas sektoral terkait untuk
meningkatkan keaktifan pemberdayaan masyarakat melaluin UKBM dan
adanya dana desa 1 M yang bisa digunakan untuk penyelenggaraan
posyandu.
Tabel 3.2Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1
No Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja( % )
Kategori
1Rasio Dokter perSatuan Penduduk(Per 1000 )
0,16 0,13 81,25 Baik
2Rasio PosyanduPersatuan Satuan Balita(per 1000)
5.0 5,3 100 Baik
3
Persentase StrataDesa Siaga aktifPurnama & Mandiri(%)
14.93 11,76 78,76 CukupBaik
4Persentase PosyanduPurnama & Mandiri(%)
39.79 45,87 100 Baik
Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja Sasaran 1
adalah sebagai berikut ;
1) Program Sarana dan Prasarana Aparatur
Indikator untuk program ini adalah Presentase pemenuhan
perlengkapan sarana puskesmas dan jaringannya pada Tahun
2016 Target kinerja 48 % dan realisasinya 48 % dengan capaian
100 %.
a. Kegiatan Pembangunan puskesmas dengan pagu dana Rp.
2.906.720.000 terealisasi sebesar Rp. 1.904.876.400.,
(65.53%) kegiatan ini adalah Pembangunan Puskesmas.
2) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Kegiatan Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan
dengan pagu dana Rp. 26.800.000 terealisasi sebesar
15.920.000 (59.40%) kegiatan ini adalah Jumlah Posyandu
Mandiri dan Posyandu Purnama
SASARAN 2 Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Keluarga danKesehatan Ibu dan Anak
1) Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
Kelas Ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu denganjumlah peserta
maksimal 10 orang. Ibu-ibu akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan yang difasilitasi oleh bidan/ tenaga kesehatan dengan
menggunkan paket kelas ibu hamil. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilakuibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca
persalinan, dll. Tahun ini semua puskesmas telah melaksanakan kelas
ibu hamil hanya saja kuantitas dan kualitas pelaksanaannya saja yang
berbeda antar puskesmas.
2) Persentase puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K
P4K merupakan program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi dengan cara memantau, mencatat dan
menandai stiapibu hamil. Program ini dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan, kader kesehatan dibantu oleh tokoh masyarakat. Program ini
salah satu cara pemberdayaan masyarakat dalam penurunan AKI dan
AKB. Semua Puskesmas sudah melaksanakan orientasi P4K sehingga
sehinga capaian sudah memenuhi target yaitu 100%
3) Persentase pelayanan ibu hamil mendapatkan antenatal minimal 4 kali
Presentase kunjungan ibu hamil K-4 adalah Presentase ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Perhitungan Presentase ini persentase ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal care (ANC) minimal 4 kali sesuai standar (dengan
distibusi 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali
pada trimester ke 3 ) oleh tenaga kesehatan dibagi dengan estimasi
jumlah ibu hamil disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
Pada 2014 terdapat 4.498 orang ibu yang hamil sebanyak 5.030
yang mendapat pelayanan ANC sesuai standar sebesar (78,7%) hal ini
belum mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dan diinginkan
sebesar (85%) masih kurang (1,08%), sedangkan tahun 2016 jumlah
kunjungan ibu hamil K4 adalah sebanyak 5.164 sedangkan jumlah ibu
hamil 8.183 orang target yang ditetapkan 90% sedangkan realisasinya
sebesar 63,11% masih jauh dari target yang ditetapkan. Hal ini K4 tahun
ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya masyarakat yang
memeriksakan kehamilannya ke dokter atau bidan praktek mandiri yang
tidak tercatat atau terlaporkan. Tercatat apabila telah melahirkan,
sehingga persentase LINAKES cenderung lebih tinggi. Hal ini terlihat dari
rendahnya persentase pelayanan nifas. Selain itu juga terlihat dari
rendahnya persentase ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang
ditangani. Sebagian besar ibu yang hamil belum menyadari sepenuhnya
arti dan pentingnya memeriksakan kehamilannya oleh tenaga kesehatan
secara teratur, disamping pengetahuan dan pemahaman tentang
pentingnya pemeriksaan saat kehamilan juga diduga karena sebagian
besar dari ibu hamil menganggap peristiwa kehamilan adalah hal yang
alami atau biasa saja. Dugaan lain yaitu dari aspek jarak tempat
tinggal ibu hamil ke sarana kesehatan terdekat seperti poskesdes masih
ada yang jauh sehingga aksesibiltas ke sarana dan tenaga kesehatan
masih rendah, diharapkan tahun –tahun berikutnya dengan adanya
penambahan pembangunan poskesdes setiap tahun di tiap desa
,berikutnya penempatan dan penambahan bidan atau tenaga kesehatan
ditiap desa serta penguatan di strategi promosi kesehatan melalui
penyuluhan kesehatan yang lebih intensif lagi juga harus lebih
mengembangkan lagi desa siaga aktif tahun 2016 sehingga capaian
untuk Presentase kunjungan ibu hamil K-4 nakes terlatih tahun 2016
nanti bisa menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan lagi.
4) Prevalensi AKI per 100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu sebagai
akibat komplikasi kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan
dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2014, target
AKI Kabupaten Tanah Bumbu adalah 80 per 100.000 kelahiran hidup di
bawah target nasional sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup yang
ditetapkan berdasarkan target nasional, sedangkan pencapaiannya tahun
2014 sebesar 137 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun
2016 target sebesar 75 per 100.000 kelahiran hidup realisasi sebesar
102,2 capaian pada tahun 2016 sebesar 73,17 ini kategori cukup baik.
Hal ini diluar dugaan karena pada tahun 2011 AKI Kabupaten Tanah
Bumbu ada pada angka 198 per 100.000 Kelahiran Hidup , tahun 2012
AKI Kabupaten Tanah Bumbu sudah mencapai di posisi angka 84 per
100.000 Kelahiran Hidup, tahun 2013 AKI Kabupaten Tanah Bumbu
sudah mencapai di posisi angka 218 per 100.000 Kelahiran Hidup artinya
sudah sangat jauh dibawah target nasional. Harus disadari ketika
berkaitan dengan AKI ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya naik turunnya angka AKI, diantaranya masyarakat bersalin ke
Dukun Kampung (DK) masih kurangnya kepercayaan terhadap Bidan
atau Dokter, sosial ekonomi, kesehatan ibu sebelum hamil dan nifas,
serta pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil. Bukti Budaya yang
berperan adalah karena pertolongan persalinan sudah gratis, yang
dibutuhkan dari masyarakat hanyalah memeriksakan kehamilan dan
pertolongan persalinan ke tenaga kesehatan difasilitas kesehatan. Timbul
pertayaan selama ini tentang hal Apakah Budaya masyarakat yang
mempercayakan persalinan ke Dukun Kampung (DK) hanya tanggung
jawab kesehatan ? Tentunya tidak. Selain itu Dinas Kesehatan dengan
jejaring dilapangan (Bidan desa) sudah memberikan pelayanan
persalinan sesuai SOP, sehingga kematian di Puskesmas maupun
jaringannya sudah sangat kecil. Hal ini merupakan “PR” yang sangat
berat bagi semua pihak baik pemerintah termasuk semua tenaga
kesehatan baik yang ada di Dinas Kesehatan, UPTD (Puskesmas) dan
semua jajaran serta pihak Rumah Sakit dan tentunya tak lepas peran
serta seluruh masyarakat untuk “ bergotong-royong”. Karena AKI
dipengaruhi salah faktor sosial budaya dimana budaya masyarakat yang
kita kenal adalah 4 Terlalu( Terlalu Tua, Terlalu Muda,Terlalu Banyak
Anak, Terlalu Dekat Jarak Anak), dan 3 Terlambat (Terlambat mengambil
keputusan dan mengenali risiko, Terlambat Sampai di tempat Pelayanan
dan Terlambat mendapatkan Pelayanan) yang juga berpengaruh
ditambah lagi tingkat pengetahuan ibu tentang kehamilan yang sehat
rendah, diduga juga faktor pengambilan keputusan dalam keluarga yang
kadang masih sering terlambat membawa ibu melahirkan ke sarana
kesehatan dan masih banyak faktor lain yang diduga mempengaruhinya
yang tentunya kita semua harus mengambil strategi di tahun berikutnya
dan seterusnya untuk bekerja keras lebih keras lagi menurunkan AKI
sesuai target yang ditentukan.
5) Prevalensi AKN per 1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Neonatal adalah jumlah bayi yang
meninggalsebelum mencapai usia 29 hari (0-28 hari) per 1000 kelahiran
hidup di tahun yang sama. Target di tahun yang 2016 sebesar 7.15 per
1000 kelahiran hidup dan relisasi sebesar 4.4 per 1000 kelahiran hidup
artinya kabupaten Tanah Bumbu bisa menekan kematian neonatal. Hal
ini didukung dengan skrining bayi baru lahir sehingga risiko yang dialami
dapat dideteksi dan langsung mendapatkan perawatan ke fasilitas
kesehatan lebih lanjut sehingga kesakitan dan kematian bayi dapat
dikurangi
6) Persentase AKB per 1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang
sama. Target tahun 2016 sebesar 9 per 1000 kelahiran hidup yang
ditetapkan. Jika dilihat dari angka absolut AKB tahun 2011 sebesar 52
bayi, tahun 2012 56 bayi, tahun 2013 sebanyak 29 bayi, 2014 sebanyak
59 bayi dan tahun 2016 sebanyak 57 bayi.
Dari penyebab kematiannya, AKB juga disebakan berbagai faktor
yang berkaitan diantaranya masyarakat bersalin ke Dukun Kampung
(DK) masih kurangnya kepercayaan terhadap Bidan atau Dokter, sosial
ekonomi, kesehatan ibu sebelum hamil dan nifas, serta pelayanan
kesehatan terhadap ibu hamil. Bukti Budaya yang berperan adalah
karena pertolongan persalinan sudah gratis, yang dibutuhkan dari
masyarakat hanyalah memeriksakan kehamilan dan pertolongan
persalinan ke tenaga kesehatan difasilitas kesehatan. Penyebabnya
sama dengan AKI karena AKI dan AKB saling berkaitan.
7) Persentase AKBa per 1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Balita adalah Kematian anak umur 0-5 tahun per
1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita menggambarkan tingkat
permaslahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan
kecelakaan.
Target pada tahun 2016 sebesar 10.54 sedangkan realisasi yang
didapat 1.3 per 1000 kelahiran hidup hal ini menunjukan Tanah Bumbu
dapat menekan kematiannBalita. Data kemtian balita yang didapat pada
tahun 2016 tersebut tidak berhubungan dengan gizi buruk tetapi karena
kelainan kongenital yang di bawa sejak lahir. Hali ini menggambarkan
kesehatan di Tanah Bumbu sudah berjalan dengan baik.
8) Persentase KB aktif
Persentase KB aktif adalah cakupan dari peserta KB yang baru
dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi
(alokon) dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Target yang ditetapkan pada
tahun 2016 adalah 100% sedangkan capaian 85.7 % hal ini dapat
dipengaruhi dari pencatatan pelaporan karena banyak PUS yang ke
Bidan Praktik Mandiri atau ke klinik untuk ber KB sehingga tenaga di
Puskesmas kesulitan melakukan pencatatan. Rendahnya minat ber KB
karena adanya ketidaksetaraan gender karena masyarakat menganggap
KB hanya urusan wanita padahal metode KB untuk pria sudah tersedia.
9) Menurunnya angka kesakitan malaria ( API ) /1000 penduduk
Angka kesakitan Malaria (API) / 1000 penduduk di tahun 2016
ditargetkan sebesar 0,70 % sedangkan realisasinya adalah sebesar 0,35
% dengan perhitungan jumlah parasit malaria dibagi dengan jumlah
penduduk beresiko dikali dengan 1000, dari 306.641 penduduk yang
berisiko ada 109 penduduk yang mengalami angka kesakitan malaria.
Hal ini perlu adanya dukungan para pemangku kebijakan di 7 (Tujuh)
desa endemik malaria dalam penemuan penderita secara dini dan
penangulangan vektor sehingga eliminasi malaria pada tahun 2019 akan
tercapai.
10) Menurunnya kesakitan filaria (MF Rate) < 1%
Target yang ditetapkan untuk menurunkan kesakitan filaria (MF
Rate) < 1% ditahun 2016 adalah sebesar 0,80% dengan realisasi 0,92
dengan perhitungan jumlah sediaan darah positif mikrofilaria dibagi
dengan jumlah darah yang diperiksa, belum adanya survei evaluasi
pengobatan sehingga kesakitan filaria ditahun ini belum signifikan
penurunannya sedangkan evaluasi pengobatan filaria dilaksanakan pada
tahun ketiga pengobatan massal yaitu tahun 2017.
11) Insiden Rate DBD/100.000 penduduk
Insiden Rate DBD per 100.000 penduduk ditahun 2016 ditargetkan
sebesar 70 % dengan realisasi 136,3% hal ini jauh melampaui target
yang ditetapkan, peningkatan kasus dua kali lipat dari tahun sebelumnya
ini dikarenakan adanya perubahan iklim kejadian kasus bergeser dari
awal dan penghujung tahun menjadi sepanjang tahun selalu ada kasus,
peran serta masyarakat yang masih rendah dalam pelaksanaan PSN.
Kalau kita lihat ditahun-tahun sebelumnya dengan indikator Presentase
penemuan dan penanganan penderita DBD, diperoleh dari perhitungan
persentase jumlah penderita DBD yang ditemukan dan ditangani sesuai
standar operasional prosedur yang berlaku dibagi dengan jumlah
penderita DBD yang ditemukan di wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama. Kabupaten Tanah Bumbu adalah masuk sebagai endemis DBD
(Demam Berdarah Dengue), Pada tahun 2014, ditemukan sebanyak 52
kasus DBD,1 kasus SSD dan semua ditangani sesuai dengan standar
operasional, namun sayang tahun 2014 ada 1 kematian yang terjadi
sedangkan 2016 ada 272 kasus DBD, 2 kasus SSD ditahun 2016 juga
terdapat kasus kematian pada penderita DBD berjumlah 2 kematian.
Seluruh kasus DBD yang terlaporkan dilaksanakan penyelidikan
epidemiologi dan survey jentik, serta dilakukan upaya PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) adapun kasus yg memenuhi indikator
dilakukan foging fokus. Jika melihat trend distribusi berdasarkan wilayah
kerja Puskesmas kasus DBD di wilayah Puskesmas Simpang Empat
(Kecamatan Simpang Empat) tahun 2014 sebanyak 17 kasus sedangkan
tahun 2016 sebanyak 33 kasus, Pagatan (Kecamatan Kusan Hilir) tahun
2014 ada 12 kasus sedangkan 2015 sebanyak 45 kasus, Darul Azhar
(Kecamatan Simpang Empat) tahun 2014 ada 13 kasus sedangkan
2016 sebanyak 37 kasus, Satui (Kecamatan Satui) tahun 2014 ada 5
kasus sedangkan 2015 sebanyak 119 kasus, Karang Bintang tahun 2014
3 kasus 2016 6 kasus, batulicin tahun 2015 sebanyak 23 kasus, teluk
kepayang tahun 2016 sebanyak 8 kasus, mantewe dan lasung tahun
2015 sebanyak 1 kasus dan Batulicin I (Kecamatan Karang Bintang) ada
2 kasus.
Jika melihat distribusi umur maka usia produktif 15 – 54 tahun
yang banyak terkena, mengikut usia anak sekolah 5-9 tahun (beberapa
kasus jentik ditemukan di sekolah) pada balita dan bayi.
Walaupun setiap tahun seperti tahun sebelumnya mencapai target
(100%) yang tertangani namun kasus kematian masih ada dan yang
terpenting dari semua diharapkan angka absolut dari DBD terus
menurun, penguatan di strategi promosi kesehatan untuk gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M Plus dan
meningkatkan penyuluhan kebersihan lingkungan harus lebih digalakkan
terutama di Kecamatan –kecamatan yang endemis yang dari tahun ke
tahun terjadi kasus DBD.
DBD masih banyak terjadi karena kesadaran masyarakat untuk
melakukan kebersihan terutama pencegahan dengan 3 M Plus
(Menguras, Menutup dan Mengubur Plus Abate) dan hal ini juga di
jelaskan terus menerus kepada masyarakat bahwa “fogging” bukan
“ajian ampuh “ memutus mata rantai nyamuk DBD.
12) Presentase penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
Penemuan kasus baru kusta tanpa cacat di Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2016 dari target 75 % yaitu 7 kasus realisasinya sebanyak
7 kasus persentase 75 % dengan capaian kinerja 100 %. Hal ini
dikarenakan dukungan dari pemangku kebijakan, sehingga penderita
kusta dapat ditemukan secara dini dalam keadaan tidak terjadi
kecacatan.
13) Keberhasilan pengobatan TB BTA + (Sukses Rate)
Angka penemuan pasien baru TB BTA positif adalah penemuan
pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS)
dan diobati di unit pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Perhitungan Presentase ini Jumlah pasien baru TB
BTA positif yang ditemukan dan diobati dalam satu wilayah selama satu
tahun dibagi dengan jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif dalam
satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun.
Pada tahun 2014 Penemuan Baru TB BTA Positif dari target yang
ditetapkan (100%) realisasi mencapai (100%) dengan capaian kinerja
(100%) sedangkan 2015 Target (100%) realisasinya sebanyak (100%)
sedangkan pada tahun 2016 dengan indikator Keberhasilan Pengobatan
TB BTA Positif (Suskses Rate) dari target 83 % realisasinya adalah
sebanyak 69,2 sampai dengan bulan november 2016 ini karenakan
masih ada laporan puskesmas belum seluruhnya melakukan entri data
penderita triwulan I dan penderita triwulan II masih dalam pengobatan
sehingga belum bisa dievaluasi hasil pengobatannya. namun kendala
yang sering dirasa pada program ini masih kurangnya promosi tentang
penyakit TB, kemudian penemuan kasus ini tidak ada operasional
sehingga kasus yang didapat hanya bersifat pasif dan kekurangan
tenaga laboratorium untuk pemeriksaan (SDM).
14) Presentase kasus HIV yg diobati
Perkembangan penyakit HIV/AIDS Kabupaten Tanah Bumbu
cenderung semakin meningkat dan menjadi penyumbang terbesar di
Kalimantan Selatan sehingga Prevalensi HIV/ AIDS dalam Revisi
RPJMD dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja Mandiri . Pola
penyebaran penyakit ini bervariasi, angka morbiditas dan mortalitas
diantara penduduk usia produktif terus meningkat dan membawa
persoalan kesehatan masyarakat yang serius dan berimplikasi pada
aspek lain seperti sosial budaya dan ekonomi. Prevalensi tahun 2015
sebesar 0,014 % dari target 0,5 % ini menunjukkan Angka prevalensi kita
masih rendah , meskipun demikian kita akan terus berupaya menekan
penyebaran penyakit ini di wilayah kita. Presentase kasus HIV positif
yang mengakses pengobatan dengan ARV masih sangat rendah
disebabkan setelah mengetahui status HIV positif penderita tidak lagi
dapat dihubungi dan kebanyakan pindah ke daerah lain sebelum
dilakukan pemeriksaaan CD4. Bagi Penderita yang akan mendapat
terapi ARV sebelumnya dicoba terlebih dahulu dengan terapi Kotri untuk
melihat kepatuhan penderita minum obat. Upaya kita kedepan adalah
mengupayakan memudahkan penderita posistif untuk mengakses
pengobatan ARV di RS dr. Andi Abdurahman Noor, walaupun sementara
ini masih mengakses ke RS Ansari Saleh Banjarmasin. Pada tahun 2015
kasus HIV sebanyak 27 kasus sedangkan AIDS sebanyak 18 kasus dan
yang ARV sebanyak 5 orang dengan kematian berjumlah 3 orang, 1
orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Sedangkan tahun 2016 dari
target 25% yaitu 6 orang yang diobati realisasinya sebanyak 73,9% dari
23 penderita ada 17 orang yang diobati, ini jauh melebihi target yang
ditetapkan dikarenakan peningkatan penderita HIV yang diobati dengan
adanya dukungan pendekatan akses layanan dimana ARV sudah dapat
di akses di Rumah Sakit Andi Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah
Bumbu.
15) Presentase puskesmas melaksanakan pemeriksaan dan tatalaksana
pnemonia melalui program MTBS
Presentase puskesmas melaksanakan pemeriksaan dan
tatalaksana pnemonia melalui program MTBS di tahun 2016 ini
ditargetkan sebesar 92,86% dengan realisasinya sebesar 78,5% dari 14
puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan dan tatalaksana pnemonia
melalui program MTBS hanya 11 Puskesmas, ada 3 puskesmas yang
tidak melaksanakan dikarenakan pelaksanaan belum terlatih dan adanya
mutasi.
16) Presentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu
Presentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM
terpadu pada tahun 2016 ditargetkan ada 2 (dua) puskesmas dari 14
puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu dengan
persentase target sebesar 14,29% realisasi sebesar 14,29% dengan
capaian target 100%. Hal ini sudah mencapai target yang ditetapkan
ditahun ini dan diharapkan disetiap tahunnya akan ada lagi puskesmas
yang melaksanakan PTM Terpadu dengan pelatihan pelaksanaan PTM
yang terus dilakukan.
17) Presentase kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokok di sekolah
Kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokok di Sekolah adalah program
terobosan baru yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu. Tahun 2016 ditargetkan 5,12% dengan realisasi 10,4% dengan
perhitungan jumlah sekolah yang menerapkan kawasan tanpa rokok
dibagi dengan seluruh sekolah yang ada, dari 316 sekolah yang ada ada
33 sekolah yang menerapkan kawasan tanpa rokok disekolah hal ini jauh
dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak 18 sekola, ada peningkatan
kebijakan kawasan tanpa asap rokok disekolah, perhatian pemerintah
daerah terhadap KTR di buktikan dengan sedang diprosesnya Peraturan
Daerah (Perda) KTR.
18) Presentase desa yang melaksanakan pelayanan Posbindu PTM
Persentase desa yang melaksanakan Pelayanan Posbindu PTM
dengan perhitungan desa yang melaksanakan pelayanan Posbindu PTM
dibagi dengan seluruh desa yang ada, pada tahun 2016 ditetapkan
target sebesar 10,07% dengan realisasi 29,5% ada sebanyak 44 desa
dari 149 desa yang melaksanakan pelayanan Posbindu PTM. Hal ini
jauh dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak 20 desa.
19) Presentase perempuan 30-50 tahun yang dideteksi kanker servik dan
payudara
Persentase perempuan 30-50 tahun yang terdeteksi kanker servik
dan payudara tahun 2016 ditargetkan 5,01% jumlah wanita usia subur
414 wus dan sasaran sebanyak 8.269 realisasi 5,9% yaitu 488 wus dan
sasaran 8.269 dengan perhitungan jumlah wus (Wanita usia subur) yang
diperiksa dibagi sasaran wus. Peningkatan capaian masih belum
signifikan disebabkan sarana masih belum memadai alat kesehatan
yang dibutuhkan masih sangat kurang sementara dukungan masyarakat
dan pemangku kebijakan sudah sangat baik.
20) Presentase anak usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap
Presentase anak usia 0-11bulan mendapat imunisasi dasar
lengkap ditargetkan ditahun 2016 sebesar 85% sebanyak 6.178 anak
usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi lengkap dari 7.268 anak. Yang
ada realisasi sebesar 36% anak usia 0-11 bulan yang mendapat
sebanyak 2.632 dari 7.268 anak yang ada. Hal ini masih jauh dari target
yang ditetapkan ditahun 2016 yaitu sebanyak 6.178 anak usia 0-11 yang
dapat imunisasi lengkap dikarenakan masih rendahnya dukungan
pemangku kebijakan dalam mengerakkan peran serta masyarakat,
pencatatan dan pelaporan program masih kurang baik.
21) Persentase Sinyal Kewaspadaan dini yang direspon
Presentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon pada tahun
2016 ditargetkan 85,11% sebanyak 158 sinyal kewaspadaan dini yang
direspon dari 185 sinyal kewaspadaan dini yang muncul pada periode
yang sama dengan realisasi sebesar 85,11% dengan capaian kinerja
100% pada tahun ini, semua sinyal kewaspadaan dini yang muncul
semuanya direspon dengan klarifikasi kasus dengan kasus yang
berpotensi KLB (Kejadian Luar Biasa) ditindak lanjuti dengan
penyelidikan epidemologi.
22) Persentase persalinan difasiltas kesehatan
Persalinan di fasilitas kesehatan merupakan upaya untuk
menjamin keselamatan ibu, bayi yang dilahirkan serta tenaga penolong
persalinan. Selain itu juga untuk mempermudah proses penanganan
kegawatdaruratan medis. Diharapkan semua persalinan dilakukan
difasilitas kesehatan yang tentunya harus memadai. Hal ini untuk
mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi. Tahun ini persalinan di
fasilitas kesehatan telah mencapai 61,4% dari 50% yang ditargetkan.
Tabel 3.3Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 2
No Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja( % )
Kategori
1Persentase puskesmasyang melaksanakankelas ibu hamil
100 100 100 Baik
2Persentase puskesmasyang melaksanakanorientasi P4K
100 100 100 Baik
3Persentase pelayananibu hamil mendapatkanantenatal minimal 4 kali
64 64,5 100 Baik
4 Prevalensi AKI per100.000 kelahiran hidup 102 73,4 100 Baik
5 Prevalensi AKN per 1000kelahiran hidup 7,15 4,4 100 Baik
6 Persentase AKB per1000 kelahiran hidup 9,72 6,2 100 Baik
7 Persentase AKBa per1000 kelahiran hidup 10,54 1,3 100 Baik
8 Pesentase KB aktif 100 85,7 85,70 Baik
9Menurunnya angkakesakitan malaria ( API )/1000 penduduk
0.70 0,35 100 Baik
10 Menurunnya kesakitanfilaria ( MF Rate )< 1% 0.80 0,92 86,95 Baik
11 Insiden RateDBD/100.000 penduduk 70.00 136,3 100 Baik
12presentase Presentasepenemuan kasus barukusta tanpa cacat
75 75 100 Baik
13 Keberhasilan pengobatanTB BTA + ( Sukses Rate) 83 69,2 83,37 Baik
14 Presentase kasus HIV ygdiobati 25 73,9 100 Baik
15
Presentase puskesmasmelaksanakanpemeriksaan dantatalaksana pnemoniamelalui program MTBS
92.86 78,5 84,54 Baik
16
Presentase Puskesmasyang melaksanakanpengendalian PTMterpadu
14.29 14,29 100 Baik
17Presentase kebijakanKawasan Tanpa AsapRokok di sekolah
5.12 10,4 100 Baik
18Presentase desa yangmelaksanakan pelayananPosbindu PTM
10.07 29,5 100 Baik
19
Presentase perempuan30-50 tahun yg dideteksikanker servik danpayudara
5.01 5,9 100 Baik
20Presentase anak usia 0-11 bulan mendapatimunisasi dasar lengkap
85.00 36,2 42,59 TidakBaik
21Persentase SinyalKewaspadaan dini yangdirespon
85.41 85,41 100 Baik
22 Persentase persalinandifasiltas kesehatan 50 61,4 100 Baik
1) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Indikator untuk program ini adalah Presentase pemenuhan
perlengkapan sarana puskesmas dan jaringannya pada Tahun 2016
Target kinerja 48 % dan realisasinya 48 % dengan capaian 100 %.
a. Kegiatan Pertolongan Persalinan Bagi Ibu dari Kurang Mampu
dengan pagu dana Rp. 1.871.950.000 terealisasi sebesar Rp.
1.193.104.000 (63.74%) kegiatan ini adalah Jumlah Persalinan Bagi
Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu.
b. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Bidan dengan pagu dana Rp.
177.840.000 terealisasi sebesar Rp. 170.100.000 (95.65%) kegiatan
ini adalah Jumlah Bidan yang dilatih
c. Kegiatan Jaminan Persalinan dengan pagu dana Rp. 1.231.327.800
terealisasi sebesar Rp. 580.883.763 (47.18%) kegiatan ini adalah
Jumlah Persalinan.
3) Program Sarana dan Prasarana Aparatur
Indikator untuk program ini adalah Presentase pemenuhan
perlengkapan sarana puskesmas dan jaringannya pada Tahun 2016
Target kinerja 48 % dan realisasinya 48 % dengan capaian 100 %.
a. Kegiatan Pembangunan puskesmas dengan pagu dana Rp.
2.906.720.000 terealisasi sebesar Rp. 1.904.876.400., (65.53%)
kegiatan ini adalah Pembangunan Puskesmas.
4) Program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular.
Indikator untuk program ini adalah Presentase penurunan
kesakitan penyakit Menular pada Tahun 2016 Target kinerja 6.9 % dan
realisasinya 6.9 % dengan capaian 100 %.
a. Kegiatan Penyemprotan/fogging sarang nyamuk dengan pagu dana
Rp. 102.535.000 terealisasi sebesar Rp.20.825.200 (49%) kegiatan
ini adalah Foging sarang nyamuk sesuai SOP.
b. Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular dengan pagu dana Rp. 17.800.000 terealisasi sebesar
Rp.9.100.000 (51.12%) kegiatan ini adalah Terlaksananya
Pemeriksaan HIV pada POP Kunci.
c. Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik dengan
pagu dana Rp. 3.000.000 terealisasi sebesar Rp.3.000.000 (100%)
kegiatan ini adalah Terlaksananya Penggoban Masal Filaria.
d. Kegiatan Peningkatan Imunisasi dengan pagu dana Rp. 17.850.000
terealisasi sebesar Rp. 17.850.000 (100%) kegiatan ini adalah
Jumlah Bayi mendapat Imunisasi.
SASARAN 3 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
1) Presentase D/S
Presentase pelayanan anak balita adalah anak balita (12 – 59
bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan. Jumlah
cakupan ini didapat dari jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dibagi jumlah seluruh anak
balita disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.
Pada tahun 2016 Presentase ini tidak mencapai target yaitu hanya
sebesar (52,48%) dari (59,7%) target yang ditetapkan , Persentase
pelayanan anak balita merupakan wujud dari partisipasi masyarakat, yaitu
kemauan keluarga anak balita untuk menimbangkan anaknya (12-59 bln)
ke Posyandu. Kemauan ke Posyandu menyangkut motivasi. Apabila
motivasi ibu-ibu membawa balitanya ke Posyandu tinggi untuk
mengetahui Pertumbuhan balitanya, maka kegiatan ini akan sustainable
hingga balita berumur 60 bulan. Tapi kalau motivasinya lain, misalnya
hanya untuk mendapatkan imunisasi saja, maka setelah selesai
mendapatkan imunisasi ibu-ibu akan berhenti membawa balitanya ke
Posyandu. Hal inilah yang harus dirubah, baik cara pemberian pelayanan
nakes di posyandu maupun pemahaman masyarakat terhadap posyandu.
Selain itu mungkin juga disebabkan oleh makin meningkatnya pencarian
pelayanan kesehatan ke dokter atau bidan praktek mandiri, sehinga tidak
tercatat/ termonitor di posyandu. Selain beberapa hal di atas, ada
kemungkinan masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatannya.
Upaya pencegahan/ pemeliharaan kesehatan kurang diperhatikan.
Masyarakat hanya kontak dengan nakes apabila sudah sakit.
2) Persentasi Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB) dengan Z-score < -3 dan atau dengan tanda –tanda klinis
(marasmus, kwashiorkor dan marasmus –kwasiorkor). Presentase balita
gizi buruk dihitung dengan perhitungan jumlah balita gizi buruk mendapat
perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita giziburuk yng ditemukan
disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Pada tahun 2016
terdapat 3 kasus Gizi Buruk diwilayah kerja Puskesmas Perawatan
Pagatan Kecamatan kusan hilir sebanyak 2 kasus dan Puskesmas Teluk
Kepayang 1 kasus, tahun 2014 tidak terdapat kasus gizi buruk di
Kabupaten Tanah Bumbu sedangkan di tahun 2013 terdapat 3 kasus gizi
buruk yang semua ditangani sesuai standar, kasus ini terjadi di wilayah
kerja Puskesmas Satui dan Batulicin 1 dan tahun 2012 kasus gizi buruk
( 5 kasus ). Ini diharapkan kasus gizi buruk tidak terjadi lagi di tahun
berikutnya karena Masalah ini perlu penanganan yang cepat, terutama
pelacakan terhadap Balita tersebut dan mengidentifikasi masalah dan
penyebab terjadinya gizi buruk. Masalah yang sering dihadapi dalam
penanganan Balita Gizi Buruk adalah ketidakmauan orang tua Balita
untuk merawat anaknya di Rumah Sakit atau Puskesmas Perawatan. Hal
ini karena alasan bahwa anak-anaknya yang tinggal di rumah tidak ada
yang mengurus dan juga tidak adanya dana bagi keluarga yang
menunggu di Rumah Sakit. Selain itu kalau orang tua di Rumah Sakit,
mereka tidak bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
mereka sehari-hari.
3) Persentase Balita < 6 bulan Mendapat ASI Eksklusif
Air Susu Ibu atau ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dan
balita. Pemberian ASI Ekslusif adalah pemberian ASI kepada bayi 0
sampai dengan 6 bulan tanpa di campur dengan makanan apapun.
Presentase pemberian ibu memberikan ASI Ekslusif dihitung dari jumlah
ibu menyusui secara ekslusif dibagi dengan ibu yang memiliki bayi 0-6
bulan.
Pada tahun 2014, Pemberian ASI eksklusif Rata-Rata Per
Puskesmas Tahun 2014 masih dibawah Target yang diharapkan (70%)
realisasi hanya (39,85%) sedangkan 2016 target (75%) realisasi sebesar
(48,13%). Di duga karena banyak masyarakat yang masih belum
mengetahui manfaat Asi Eksklusif untuk bayinya, juga kecendrungan ibu
memberikan susu formula kepada bayinya dengan berbagai alas an
seperti air susu yang tidak keluar, bekerja pasca cuti sehingga
memberikan ASI dicampur dengan susu formula pada bayi mereka ,
promosi susu formula dari produsen begitu “dahsyat” baik di media cetak
maupun di media elektronik.
Perlu strategi dan langkah-langkah untuk bisa “mendongkrak”
Presentase pemberian ASI Ekslusif ini antara lain dengan memperkuat
lintas sektoral salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat dengan
penguatan di KADARZI.
Demikian halnya untuk ibu-ibu yang bekerja, ASI bisa diperah dan
disimpan di lemari pendingin dan diberi pada bayi saat ibu bekerja, dan
penggalakan pojok ASI di tempat-tempat kerja.
4) Persentase Rumah Tangga yang mengkosumsi garam beryodium
Ketersediaan garam beryodium dimasyarakat dan kesadaran
masyarakat untuk mengkonsumsi garam beryodium.
5) Persentase Anak Balita dapat Vit. A
Persentase balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun
(biasa diberi pada bulan Februari dan Agustus) , diperoleh dari hitungan
persentase jumlah balita yang mendapat kapsul vitamin A sebanyak dua
kali dalam setahun dibagi dengan jumlah seluruh sasaran balita yang di
wilayah kerja pada tahun yang sama.
Pada tahun 2014, dari target (90%) angka pencapaian hanya
sebesar (77%) masih kurang (2 %) sedangkan di tahun 2016 dari target
(95%) realisasinya hanya sebesar (74,77%) angka capaian kinerjanya
hanya sebesar (78,70%). Persentase balita mendapat vitamin A belum
optimal diduga sebagian keluarga balita belum sepenuhnya mengerti
pentingnya vitamin A bagi kesehatan anaknya, demikian juga dengan
petugas yang masih belum optimal “ jemput bola “ untuk mensweeping
balita yang belum diberi vitamin A, diharapkan peran kader sebagai
perpanjangan tangan bisa lenih proaktif lagi untuk ikut menjaring dan
memberikan vitamin A.
Hal lain yang msih perlu diperhatikan adalah pencatatan pelaporan
dari kegiatan pemberian Vitamin A juga belum optimal sehingga
kemungkinan balita yang sudah mendapat vitamin A tidak terlaporkan.
6) Persentase Bumil dapat TTD minimal 90 tablet
Persentase Bumil dapat TTD minimal 90 tablet pada tahun 2016
ditargetlkan sebesar 67,6% dengan realisasi sebesar 58,42% masih
kurang dari target yang ditetapkan ini dikarenakan Rendahnya kunjungan
ibu hamil untuk mememriksakan kehamilannya terlihat dari cakupan K4
sebesar 64,5%. Rendahnya kunjungan K4 ini ditambah lagi pemberian
ANC yang komprehenship tidak berjalan dengan baik sehingga
pemberian TTD 90 tablet tidak mencapai target (lebih rendah dari K4).
7) Persentase ibu nifas mendapatkan vit A
Rendahnya persentase ibu nifas mendapatkan vit A berhubungan
dengan kunjungan neonatus pertama (KN1). Sampai dengan sekarang
KN1 hanya sebesar 53,9%.
8) Pesentase bayi baru lahir mendapat IMD
Pesentase bayi baru lahir mendapat IMD sudah melebihi target
yang ditetapkan (21%), realisasinya sebesar 27,56. Capaian ini bisa lebih
tinggi seandainya semua puskesmas melaporkan hasil pelaksanaan IMD.
9) Persentase BBLR
Berat badan bayi lahir rendah (BBLR) merupakan gambaran dari
keadaan Gizi ibu hamil. Semakin tingginya BBLR bearti keadaan Gizi ibu
hamil semakin buruk. Hal ini harus segera dilakukan intervensi agar tidak
terjadi peningkatan AKI dan AKB. Intervensi yang dilakukan harus
melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait dengan melihat akar
permasalahan yang terjadi.
10) Persentase balita yang mempunyai buku KIA
Persentase balita yang mempunyai buku KIA berhubungan dengan
capaian K1. semakin rendah K1 semakin rendah juga Persentase balita
yang mempunyai buku KIA. Selain itu hal ini juga berhubungan dengan
perbedaan antara target sasaran dengan realisasi data yang ada.
11) Persentase balita ditimbang naik BB nya
Tidak tercapainya indikator ini disebabkan data yang terkumpul
baru sampai bulan oktober tahun 2016. Semoga diakhir tahun target yang
ditetapkan bisa tercapai.
12) Persentase balita ditimbang tidak naik BB nya
Semakin rendah persentase balita yang tidak naik berat badannya
maka semakin baik pertumbuhan balita yang diharapkan juga berkorelasi
dengan status gizinya. Capaian persentase balita ditimbang tidak naik BB
nya lebih rendah dari target yang ditetapkan, hal ini berarti pertumbuhan
balita di Tanah Bumbu juga baik.
13) Persentase balita 2T
Persentase balita 2T adalah persentase balita 2 bulan berturut-
turut tidak naik berat badannya. Balita yang 2 kali berturut-turut tidak naik
berat badannya harus segera dilakukan intervensi agar tidak jatuh ke Gizi
Buruk Sampai dengan bulan oktober 2016 capaian persentase balita 2T
lebih rendah dari target yang ditetapkan.
14) Persentase balita BGM
Balita BGM adalah balita gizi buruk berdasarkan indikator BB/U.
Balita BGM merupakan pintu gerbang menuju gizi buruk. Balita BGM
terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Sebagian besar BGM terjadi
karena tidak terpantaunya pertumbuhan balita atau tidak teraturnya balita
ditimbang di posyandu. Tahun 2016 persentase balita BGM di bawah
target yang ditetapkan.
15) Persentase ibu hamil anemia
Kehamilan seorang ibu harus dipersiapkan sebaik mungkin agar
ibu dan janin yang dikandungnya sehat dan nantinya bayi yang dilahirkan
juga sehat. Ibu hamil yang anemia dapat berdampak buruk bagi
kesehatan ibu saat melahirkan dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil
yang anemia dapat menyebabkan BBLR dan kematian ibu saat
melahirkan. Hal ini harus dicegah. Tahun 2016 ibu hamil sebesar 17,8%,
masih lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 38%.
16) Persentase Kunjungan Neonatal 1 (KN 1)
Kunjungan neonatal 1 (KN 1), merupakan kujungan kepada bayi
baru lahir 6 jam pertama. Kunjungan ini penting sekali dilakukan untuk
memastikan kesehatan ibu dan bayi. Bayi yang baru lahir rentan sekali
terhadap penyakit ataupun faktor lain pasca persalinan, untuk itu perlu
sekali mendapat perhatian/ perawatan yang baik. Rendahnya KN 1 dapat
berakibat kesehatan bayi dan dampaknya pada kematian bayi yang
tinggi. Pada tahun ini sampai dengan bulan oktober capaian KN 1 hanya
sebesar 53,9%, jauh dibawah target yang ditetapkan sebesar 74%.
Rendahnya capaian ini diakibatkan kurang baiknya pencatatan di tingkat
pelayanan. Banyak hasil capaian yang tidak tercatat.
17) Persentase bumil KEK
Anak yang sehat dihasilkan dari ibu hamil yang sehat. Kesehatan
ibu hamil sangat penting karena ibu hamil akan mencetak generasi
penerus bangsa. Tahun ini kita telah berhasil menekan jumlah ibu hamil
yang KEK menjadi 1,78%, jauh di bawah target yang ditetapkan, yaitu
sebesar 6,1%.
Tabel 3.4
Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 3
No Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja( % )
Kategori
1 Persentase D/S Balita 56,7 52,48 98,13 Baik
2Persentasi Balita GiziBuruk MendapatPerawatan
100 100 100 Baik
3Persentase Balita < 6bulan Mendapat ASIEksklusif
48,18 54,15 100 Baik
4
Persentase RumahTangga yangmengkosumsi garamberyodium
93,85 99,9 100 Baik
5 Persentase Anak Balitadapat Vit. A ( Proyeksi) 78,85 73,17 92,78 Baik
6 Persentase Bumil dapatTTD minimal 90 tablet 67,6 58,42 86,42 Baik
7 Persentase ibu nifasmendapatkan vit A 68,50 63,91 93,30 Baik
8 Pesentase bayi baru lahirmendapat IMD 21,00 27,56 100 Baik
9 Persentase BBLR 2,66 8,09 100 Baik
10 Persentase balita yangmempunyai buku KIA 77,5 77,26 100 Baik
11 Persentase balitaditimbang naik BB nya 83,1 83,73 100 Baik
12Persentase balitaditimbang tidak naik BBnya
6,90 6,49 94,05 Baik
13 Persentase balita 2T 0,98 0,63 64,28 CukupBaik
14 Persentase balita BGM 0,98 1,90 51,57 TidakBaik
15 Persentase ibu hamilanemia 38 17,8 46,84 Tidak
Baik
16 Persentase KunjunganNeonatal 1 ( KN 1) 74 53,9 72,84 Cukup
Baik17 Persentase bumil KEK 6,1 1,78 100 Baik
1) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Indikator untuk program ini adalah persentase Stunted pada anak
dibawah 2 tahun (Baduta) pada Tahun 2016 Target kinerja 32.8 % dan
realisasinya sebesar 32.8 % dengan capaian Kinerja 100 %.
a. Kegiatan Pemberian tambahan makanan dan vitamin dengan pagu
dana Rp. 78.970.000 terealisasi sebesar Rp.12.180.000 (15.24%)
kegiatan ini adalahJumlah siswi dan caten yang mendapat TTD.
SASARAN 4 Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Remaja
1) Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan
remaja
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan
kesehatan remaja pada tahun 2016 ditargetkan sebesarn 35,17% yaitu 5
puskesmas dari 14 puskesmas dengan realiasi 35,17% capaian kinerja
100%.
Tabel 3.5Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 4
NO IndikatorTarget
%
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Persentase puskesmasyang menyelenggarakankegiatan kesehatan remaja
35.71 35,71 100 Baik
1) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Indikator untuk program ini adalah persentase Stunted pada anak
dibawah 2 tahun (Baduta) pada Tahun 2016 Target kinerja 32.8 % dan
realisasinya sebesar 32.8 % dengan capaian Kinerja 100 %.
a. Kegiatan Pemberian tambahan makanan dan vitamin dengan pagu
dana Rp. 78.970.000 terealisasi sebesar Rp.12.180.000 (15.24%)
kegiatan ini adalahJumlah siswi dan caten yang mendapat TTD.
SASARAN 5 Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Lansia
1) Persentase desa yang memiliki posyandu lansia
Pelayanan Kesehataan Usia Lanjut , di dapat dari perhitungan
jumlah Posyandu Posyandu Lansia yang ada dan Aktif di desa dibagi
dengan jumlah desa yang ada, target sampai dengan 2016 diharapkan
sebanyak 60 % (90 desa) dari 150 desa diharapkan telah ada posyandu
lansia yang aktif yang memberikan pelayanan kesehatan pada penduduk
Usia Lanjut. Pada Tahun 2014, dari target (55 %) atau 80 desa , baru
(9%) yang memilki posyandu lansia yang aktif sedangkan tahun 2016
target (60 %) realisasinya sebesar (63,1%) (95 desa). Hal ini melebihi
target yang ditetapkan karena peranan lintas sektor sangat berperan
dalam program dan kegiatan ini.
Tabel 3.6Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 5
NO IndikatorTarget
%
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Presentase Desa yangmemiliki PosyanduLansia
64 75.16 100 Baik
1) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Indikator untuk program ini adalah presentase Desa yang memiliki
Posyandu Lansia pada Tahun 2016 Target kinerja 64 % dan realisasinya
sebesar 64 % dengan capaian Kinerja 100 %.
a. Kegiatan Peningktan KIE dengan pagu dana Rp.10.970.000
terealisasi sebesar Rp.10.970.000 (100%) kegiatan ini adalah
Jumlah orang yang mengikuti pelatihan.
SASARAN 6 Meningkatnya Promosi Kesehatan dan Upaya KesehatanBersumberdaya Kesehatan
1) Persentase puskesmas yang melakukan penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas I
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegatan yisian
kuesioneroleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang oleh tenagga kesehatan bersama-sama kader kesehatan di
sekolah dan guru sekolah yang bermaksud untuk memilah anak yang
sehat dan anak yang tidak sehat. Tujuannya adalah meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik secara optimal, terdeteksinya secara dini
masalah kesehatan, tertanganinya masalah kesehatan, dan tersedianya
data/ informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik
serta untuk perencanaan dan evaluasi program UKS.
Pada tahun ini penjaringan yang telah dilaksanakan pada siswa
SD kelas 1 telah melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar 85,7%
dari 78,6% yang ditetapkan.
2) Persentase puskesmas yang melakukan penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas VII dan X
Penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
merupakan program baru dari kesehatan, sehingga banyak pukesmas
yang belum melaksanakan. Tahun ini puskesmas yang telah
melaksanakan hanya sebesar 42,9% dari 50% yang ditetapkan.
3) Persentase PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Persentase PHBS di Tatanan Rumah Tangga dengan perhitungan
jumlah rumah tangga yang berPHBS dibagi jumlah seluruh rumah tangga
yang ada. Pada tahun 2016 target sebesar 42,13% realisasinya sebesar
0% karena ditahun ini anggaran untuk kegiatan dihapus sehingga
pelaksanaan tidak bisa berjalan.
4) Persentase Sekolah yang mendapat Promosi Kesehatan
Persentase sekolah yang mendapat promosi kesehatan pada
tahun 2016 ditargetkan sebesar 6,18% yaitu 29 sekolah yang akan
mendapat promosi kesehatan dari 469 sekolah yang ada dengan realisasi
sebesar 8,44%. Hal inimelebihi target yang ditetapkan karena peran aktif
sekolah yang mulai sadar bahwa pentingnya kesehaan disekolah peran
serta kepala sekolah, guru dan murid sekolah, dukungan lintas sektor
seperti Kesejahteraan Rakyat, Dinas Pendidikan dan Kemenrian Agama
sudag cukup baik, namun perlu ditingkatkan dalam hal penganggaran dan
kebijakan mengenai sekolah sehat, hal lain pembinaan oleh petugas
kesehatan di Puskesmas cukup baik, namun tidak merata kesemua
sekolah binaan puskesmas karena hanya berfokus kesekolah yang
pernah ikut lomba di tahun-tahun sebelumnya. Mudah-mudahan
kedepannya akan lebih baik lagi agar bisa meningkatkan target capaian
yang diinginkan.
Tabel 3.7Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 6
NO IndikatorTarget
%
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1Persentase puskesmasyang melakukanpenjaringan kesehatanuntuk peserta didik kelas I
78.6 85,7 100 Baik
2Persentase puskesmasyang melakukanpenjaringan kesehatanuntuk peserta didik kelasVII dan X
50 42,9 85,8 Baik
3 Persentase PHBS diTatanan Rumah Tangga 42.13 36 85,44 Baik
4 Persentase Sekolah yangmendapat PromosiKesehatan
6,18 8,44 100 Baik
1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Indikator untuk program ini adalah Persentase PHBS di Tatanan
Rumah pada Tahun 2016 Target kinerja 42.13 % dan realisasinya
sebesar 42.13 % dengan capaian Kinerja 100 %.
a. Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Dan Sadar
Hidup Sehat dengan pagu dana Rp. 130.125.000 terealisasi sebesar
Rp120.591.250 (92.67%) kegiatan ini adalah Jenis Media Promosi
Setiap Tahunan.
b. Kegiatan Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan dengan pagu
dana Rp. 26.800.000 terealisasi sebesar 15.920.000 (59.40%)
kegiatan ini adalah Jumlah Posyandu Mandiri dan Posyandu
Purnama.
SASARAN 7 Meningkatnya Kualitas Lingkungan dan Permukiman
1) Persentase desa yang melakukan STBM
Persentase desa yang melakukan STBM ditahun 2016 adalah
sebesar 24% sebanyak 36 desa yang melakukan STBM dari 149 desa
yang ada realisasi sebanyak 36 desa dari 149 desa dengan capaian
kinerja 100%. Hal ini dikarenakan semua desa yang ditargetkan sudah
melaksanakan STBM dan faktor pendukung ; semua kegiatan
terakomodir oleh APBD II, kerjasama lintas sektoral antara SKPD yang
terkait, adanya kader STBM di desa tersebut, keaktifan seluruh aparat
desa serta adanya perubahan prilaku dari masyarakat yang signifikan,
sanitarian puskesmas masing-masing wilayah melaksanakan pembinaan
secara kontinyu.
2) Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat
Kesehatan
Persentase Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan di tahun 2016 ditargetkan sebesar 52% dengan 90 TTU dari
172 yang ada, realisasinya sebesar 52% capaian kinerja 100% dengan
90 TTU yang targetkan semua sudah dilaksanakan pembinaan dan
pengawasan. Adapun faktor lain yang mendukung tercapainya kegiatan
ini terakomodir oleh APBD II, penjadwalan kegiatan secara berkala baik
oleh dinas kesehatan maupun oleh puskesmas di wilayah kerja masing,
penerimaan laporaan secara rutin oleh puskesmas ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu.
3) Persentase Tempat Pengolahan Makanan(TPM) yang memenuhi Syarat
Kesehatan
Persentase Tempat Pengolahan Makanan(TPM) yang memenuhi
Syarat Kesehatan pada taun 2016 target sebesar 15% dari 2.020 TPM
yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak 300 TPM yaitu 15%
dengan capaian kinerja 100% ini dikarenakan semua jumlah TPM yang
ditargetkan sudah terealisasi dengan adanya pembuatan laik sehat
Tempat Pengolahan Makanan.
4) Persentase RS yang melakukan pengelolaan Limbah medis sesuai
Standar
Persentase RS yang melakukan pengelolaan Limbah medis sesuai
Standar pada tahun 2016 target sebesar 20% realisasinya sebesar 20%
dengan capaian kinerja 100%. Hal ini tentunya sudah sangat baik dan
diharapkan kedepannya akan terus ditingkatkan lagi laporan Rumah Sakit
tentang pemeriksaan dan infeksi limbah medis cair dan padat ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
5) Persentase Presentase daerah potensial yg melaksanakan strategi
adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim
Daerah potensial yg melaksanakan strategi adaptasi dampak
kesehatan akibat perubahan iklim. Laporan penyakit yang berbasis
Lingkungan dan melaksanakan penyuluhan perubahan perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan faktor Lingkungan .baik Dinas
Kesehatan maupun Puskesmas. Pada tahun 2016 ditargetkan sebesar
10% yaitu 15 desa yang rawan bencana dari 149 desa seluruhnya
sedangkan realisasinya adalah sebesar 10% atau 15 desa yang
melaksanakan strategi adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan
iklim dengan capaian kinerja sebesar 100% ditahun 2016 ini.
6) Persentase Kab/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
pada tahun 2016 target 20% yaitu 2 dari 10 kecamatan yang ditargetkan
realisasinya sebesar 20% atau 2 kecamatan dari 10 kecamatan yang ada
dengan capaian kinerja 100% yang sudah melaksakana 2 Kecamatan
yaitu Simpang Empat dan Angsana. Faktor pendukung sehingga target
kinerja mencapai target yang ditetapkan adanya kerja sama Lintas
Program dan Lintas Sektoral antar SKPD yang terkait, kecamatan dan
seluruh aparat serta kader Kesehatan aktif , dan di dukung oleh Dinas
Kesehatan dan Puskesmas diwilayah kerjanya.
7) Frekuensi pembinaan penyehatan lingkungan ke Puskesmas
Frekuensi pembinaan penyehatan lingkungan ke Puskesmas
ditahun 2016 ditargetkan sebesar 100% atau 14 puskesmas dengan
realisasinya sebesar 100% dengan capaian kinerjanya 100%. Hal ini
tidak dari pada Pembinaan terus menerus secara berkala ke puskesmas
tentang program Pengembangan Lingkungan Sehat serta peran aktif
petugas kesling yang ada untuk melakukan pembinaan penyehatan
lingkungan ke puskesmas.
8) Persentase Sarana Air bersih yang dilakukan pengawasan
Persentase Sarana Air bersih yang dilakukan pengawasan pada
tahun 2016 realisasinya sebesar 39% yaitu 18.088 akses yang telah
dilakukan pengawasan dari total seluruh akses sebesar 46.221 akses
sarana air besih. Target 39% dengan capaian kinerja sebesar 100%. Hal
ini tidak terlepas dari Infeksi Sanitasi oleh Sanitarian Puskesmas dan
hasil laporan bulanan yang di laporkan setiap bulannya ke Dinas
Kesehatan sehingga pencapaian Akses Sarana Air Bersih yang
dilakukan pengawasan bisa berjalan maksimal.
9) Persentase Sarana Air minum dan yang dilakukan pengawasan
Persentase Sarana Air minum dan yang dilakukan pengawasan
pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 24% dengan realisasi sebesar 24%
dengan capaian kinerja 100% yaitu dari 275 sarana Air Minum ada 65
yang telah dilakukan pengawasan. Pengawasan dan pembinaan ke
penjual DAM dan pembuatan Laik Sehat bagi pemilik Depat Air Minum
sudah sangat maksimal dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
10) Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki nomor
Registrasi
Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki
nomor Registrasi yang memiliki nomer registrasi target 42,86%
realisasinya sebanyak 42,86% yaitu sebanyak 102 PIRT dari 238 PIRT
yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu. dengan. Pada Tahun 2014 dari
80% target yang ditetapkan terealisai hanya 65% sedangkan pada tahun
2016 ini realisasi sudah mencapai (100%) dari (100%) target yang
ditetapkan. Untuk dalam menjaga kesatbilan pengawasan dan
pengendalian kesehatan makanan maka kami akan lebih meoptimalkan
pelayanan pengawasan perlu adanya Laboratorium Kesehatan yang
khusus untuk semua yang bberhubungan dengan kesehatan makanan
serta Laboratorium lainnya karena tuntutan fenomena semakin
menjamurnya restoran, warung-warung makan , serta industri makanan
yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu.
Tabel 3.8Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 7
NO IndikatorTarget
%
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Persentase desa yangmelakukan STBM 24 24 100 Baik
2Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yangmemenuhi syaratkesehatan
52 52 100 Baik
3Persentase TempatPengolahanMakanan(TPM) yangmemenuhi SyaratKesehatan
15 15 100 Baik
4Persentase RS yangmelakukan pengelolaanLimbah medis sesuaiStandar
20 20 100 Baik
5Persentase Presentasedaerah potensial ygmelakas strategi adaptasidampak kesehatan akibatperubahan iklim
10 6,7 67,00 CukupBaik
6 persentase Kab/Kota ygmenyelenggarakan tatanankawasan sehat
20 20 100 Baik
7 Frekuensi pembinaanpenyehatan lingkungan kePuskesmas
100 100 100 Baik
8 Persentase Sarana Airbersih yang dilakukanpengawasan
39 39 100 Baik
9 Persentase Sarana Airminum dan yang dilakukanpengawasan
24 24 100 Baik
10Persentase PanganIndustri Rumah Tangga(PIRT) yang memilikinomor Registrasi
42.86 42,86 100 Baik
1) Program Lingkungan bersih dan Sehat
Indikator untuk program ini adalah Persentase Desa/Kelurahan
Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada
Tahun 2016 Target kinerja 72 % dan realisasinya sebesar 72 % dengan
capaian Kinerja 100 %.
a. Kegiatan Pengembangan Lingkungan Sehat dengan pagu dana Rp
50.140.000 terealisasi sebesar Rp. 25.049.040 49.96(%) kegiatan ini
adalahPemeriksaan Air PDAM, Pemeriksaan Air SGL, Pemeriksaan
Air Pamsimas, Pemeriksaan Air TTU.
b. Kegiatan Penyuluhan Lingkungan Sehat dengan pagu dana
Rp.12.750.000 terealisasi sebesar Rp. 8.025.000 (62.94%) kegiatan
ini adalahJumlah Rumah Tangga / Desa yang Mendapat Penyuluhan
Kasus Penyakit Menular Berbasis Lingkungan
c. Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman dengan
pagu dana Rp. 108.650.000 terealisasi sebesar Rp. 91.160.000
(83.90%) kegiatan ini adalah Jumlah Desa yang Mendapat
Pembangunan Percepatan Sanitasi Permukiman.
SASARAN 8 Terlayaninya Masyarakat yang mendapatkan PembiayaanKesehatan Secara Menyeluruh.
1) Persentase Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin /Kurang Mampu
Persentase Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin /Kurang
Mampu pada tahun 2016 ditargetkan 100% dengan realisasi 100%
karena setiap warga kabupaten tanah bumbu yang berobat menggunakan
KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau KK (Kartu Keluarga) ditempatkan
dikelas 3 semua dilayani. Jumlah kunjungan pada tahun 2016 Masyarakat
Miskin/Kurang Mampu sebanyak 123.050 jiwa.
Tabel 3.9Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 8
NO IndikatorTarget
%
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1Persentase PelayananKesehatan RujukanPasien MasyarakatMiskin
100 100 100 Baik
1) Program Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Indikator untuk program ini adalah Persentase Pelayanan
Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Kurang Mampu pada Tahun
2016 Target kinerja 100 % dan realisasinya sebesar 100 % dengan
capaian Kinerja 100 %.
a. Kegiatan Kemitraan Pengobatan Lanjutan Bagi Pasien Rujukan
dengan pagu dana Rp. 1.568.610.000 terealisasi sebesar Rp.
963.865.000 (61.45%). Dengan kegiatan ini maka terlayaninya
Pasien Rujukan.
b. Kegiatan Kemitraan Pengobatan bagi Pasien Kurang Mampu dengan
pagu dana Rp.55.508.762.514 terealisasi sebesar Rp.43.291.017.895
(77.99%). Kegiatan ini adalah Persentase Pasien Kurang Mampu
yang Mendapatkan Pengobatan.
SASARAN 9Pengawasan keamanan terhadap kemanfaatan dan mutusediaan farmasi alat kesehatan dan makanan
1) Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki nomor
Registrasi
Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki
nomor Registrasi yang memiliki nomer registrasi target 42,86%
realisasinya sebanyak 42,86% yaitu sebanyak 102 PIRT dari 238 PIRT
yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu. dengan. Pada Tahun 2014 dari
80% target yang ditetapkan terealisai hanya 65% sedangkan pada tahun
2016 ini realisasi sudah mencapai (100%) dari (100%) target yang
ditetapkan. Untuk dalam menjaga kesatbilan pengawasan dan
pengendalian kesehatan makanan maka kami akan lebih meoptimalkan
pelayanan pengawasan perlu adanya Laboratorium Kesehatan yang
khusus untuk semua yang bberhubungan dengan kesehatan makanan
serta Laboratorium lainnya karena tuntutan fenomena semakin
menjamurnya restoran, warung-warung makan , serta industri makanan
yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu
Tabel 3.8Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 9
NO IndikatorTarget
%
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1Persentase PanganIndustri Rumah Tangga(PIRT) yang memilikinomor Registrasi
42.86 42,86 100 Baik
1) Program Pengawasan Obat dan Makanan
Indikator untuk program ini adalah Persentase Layanan Obat dan
Perbekalan Kesehatan pada Tahun 2016 Target kinerja 100 % dan
realisasinya sebesar 100 % dengan capaian Kinerja 100 %.
a. Kegiatan Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/Masyarakat di
Bidang Obat dan Makanan dengan pagu dana Rp. 16.840.000
terealisasi sebesar Rp. 15.710.000 (93.29%) kegiatan Jumlah
Masyarakat yang di Latih tentang Obat dan Makanan.
b. Kegiatan Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan
berbahaya pagu dana Rp.16.650.000 terealisasi sebesar
Rp.13.650.000 (81.98%) kegiatan ini adalah Sosialisasi Peningkatan
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari seluruh uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu telah
memperlihatkan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana
strategisnya. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan program kerja
anggaran 2016 adalah sebagai berikut :
1. Dari Program/Kegiatan yang dilaksanakan menghasilkan sasaran pendek
yang telah ditetapkan
2. Untuk dapat mencapai sasaran jangka menengah dan panjang, perlu
dilaksanakan program dan kegiatan yang lebih fokus pada pencapaian
sasaran yang berkelanjutan
3. Pencapaian kinerja dari masing-masing indikator secara umum
menunjukkan kinerja yang baik.
4. Dari 61 indikator sasaran yang telah ditetapkan, pencapaian kinerja dari
indikator sasaran tersebut sebanyak 54 indikator termasuk dalam kategori
baik, dalam kategori cukup baik sebanyak 4 indikator dan indikator yang
masuk kategori tidak baik sebanyak 3 indikator.
5. Dari realisasi anggaran pelaksanaan program dan kegiatan yang
menjadi urusan wajib Dinas Kesehatan sebanyak 80 kegiatan.
6. Hambatan yang ditemukan dalam pencapaian sasaran antara lain
keterbatasan kemampuan sumber daya dalam manajemen
program/kegiatan, baik dalam hal Perencanaan dan Penganggaran
(Planning and Budgeting), pencatatan/pelaporan, monitoring dan
evaluasi, maupun dalam pelaksanaan program dankegiatan, padahal
beberapa indikator sasaran yang harus dipenuhi dari kegiatan yang tidak
terlaksana tersebut.
7. Masih kurangnya koordinasi lintas program, lintas sektoral dalam
pemberdayaan masyarakat.
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisa dari capaian kinerja, selanjutnya dapat
dirumuskan beberapa langkah penting sebagai upaya peningkatan kinerja pada
tahun berikutnya, antara lain :
1. Perencanaan program hendaknya dilakukan secara menyeluruh,
terencana dengan matang dan menyeluruh ( holistik ) mulai pencapaian
kinerja tahun sebelumnya, target kinerja tahun berikutnya, rencana kerja,
penganggaran, sehingga program dan kegiatan yang dihasilkan dapat
lebih mendukung dan fokus pada pencapaian sasaran, tujuan dan visi
dan misi.
2. Peningkatan peran serta sector terkait dan masyarakat sebagai dukungan
pelaksanaan program dan kegiatan.
3. Peningkatan Sumber daya kesehatan melalui pendidikan, pelatihan baik
bagi tenaga yang ada di Dinas Kesehatandan UPTD nya, dan pembinaan
langsung pada msing-masing pemegang program di Puskesmas.
4. Diharapkan tahun–tahun berikutnya efisiensi dan efektifitas program dan
kegiatan sebaiknya menjadi perhatian bersama sehingga dalam
penganggaran dapat dilaksanakan lebih proporsional.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan manjemen pemerintahan yang efektif, transparandan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawahini :
Nama : H. M. Damrah, S.Sos., M.Si
Jabatan : Kepala Dinas Kesehatan Kab. Tanah Bumbu
Selanjutnya disebut Pihak Pertama
Nama : MARDANI H. MAMING
Jabatan : Bupati Tanah Bumbu
Selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuailampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengahseperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan danKegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
BERSUJUD
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUDINAS KESEHATAN
Alamat : Jl. Dharma Praja No. 07 Komplek Perkantoran Gunung Tinggi Kec. BatulicinKabupaten Tanah Bumbu Propinsi Kalimantan Selatan KP. 72171
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukanevaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakanyang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Batulicin, 2 Januari 2016
Pihak Kedua Pihak Pertama
MARDANI H. MAMING H. M. DAMRAH, S.Sos., M.Si
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBU
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 2 3 4
1Meningkatnya mutu dan pemerataansumber daya manusia, sarana dan
prasarana kesehatan
Rasio Dokter per Satuan Penduduk(Per 1000) 0.16
Rasio Posyandu Persatuan SatuanBalita (per 1000) 4.9
Persentase Strata Desa Siaga aktifMandiri & Purnama (%) 14.93
Persentase Posyandu Mandiri &Purnama (%) 39.79
Meningkatnya pelayanan kesehatankeluarga dan kesehatan ibu dan anak
Persentase puskesmas yangmelaksanakan kelas ibu hamil 100
Persentase puskesmas yangmelaksanakan orientasi P4K 100
Persentase pelayanan ibu hamilmendapatkan antenatal minimal 4 kali 64
Prevalensi AKI per 100.000 kelahiranhidup 102
Prevalensi AKN per 1000 kelahiranhidup 7,15
Persentase AKB per 1000 kelahiranhidup 9,72
Persentase AKBa per 1000 kelahiranhidup 10,54
Pesentase KB aktif 100
Menurunnya angka kesakitan malaria( API ) /1000 penduduk 0.70
Menurunnya kesakitan filaria ( MFRate )< 1% <1
Insiden Rate DBD/100.000 penduduk 70.20
presentase cakupan penemuan kasusbaru kusta tanpa cacat 75
Keberhasilan pengobatan TB BTA +(Sukses Rate) 83
Presetase kaus HIV yg diobati 25
Presentase puskesmas melaksanakanpemeriksaan dan tatalaksanapnemonia melalui program MTBS
92.86
Presentase Puskesmas yangmelaksanakan pengendalian PTMterpadu
14.29
Presentase kebijakan Kawasan TanpaAsap Rokok di sekolah 5.06
Presentase desa yang melaksanakanpelayanan Posbindu PTM 10.07
Presentase perempuan 30-50 tahunyg dideteksi kanker servik danpayudara
5.01
Presentase anak usia 0-11 bulanmendapat imunisasi dasar lengkap 85.00
Presentase sinyal kewaspadaan diniyang direspon 85
Persentase persalinan difasiltaskesehatan 50
Meningkatnya status gizi masyarakat
Persentase D/S Balita 56.7
Persentasi Balita Gizi Buruk MendapatPerawatan 100
Persentase Balita < 6 bulan MendapatASI Eksklusif 48.18
Persentase Rumah Tangga yangmengkosumsi garam beryodium 93,85
Persentase Anak Balita dapat Vit. A(Proyeksi) 78.85
Persentase Bumil dapat TTD minimal90 tablet 67.6
Persentase ibu nifas mendapatkan vitA 68.50
Pesentase bayi baru lahir mendapatIMD 21.00
Persentase Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) 2.66
Persentase balita yang mempunyaibuku KIA 77.5
Persentase balita ditimbang naik BBnya 83.9
Persentase balita ditimbang tidak naikBB nya 6.90
Persentase balita 2T 0.98
Persentase balita BGM 0.98
Persentase ibu hamil anemia 38
Persentase Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 74
Persentase bumil KEK 6.1
Meningkatnya pelayanan kesehatanremaja
Persentase puskesmas yangmenyelenggarakan kegiatankesehatan remaja
35.71
Meningkatnya pelayanan Lansia Persentase desa yang memilikiposyandu lansia 64
Meningkatnya promosi kesehatan danupaya kesehatan bersumberdaya
kesehatan
Persentase puskesmas yangmelakukan penjaringan kesehatanuntuk peserta didik kelas I
78.6
Persentase puskesmas yangmelakukan penjaringan kesehatanuntuk peserta didik kelas VII dan X
50
Persentase Sekolah yang mendapatPromosi Kesehatan 6.18
Persentase PHBS di Tatanan RumahTangga 42.13
Meningkatnya kualitas lingkungan danpemukiman
Persentase desa yang melakukanSTBM 24
Persentase Tempat-Tempat Umum(TTU) yang memenuhi syaratkesehatan
52
Persentase Tempat PengolahanMakanan(TPM) yang memenuhiSyarat Kesehatan
15
Persentase RS yang melakukanpengelolaan Limbah medis sesuaiStandar Kesehatan
20
Persentase Presentase daerahpotensial yg melakas strategi adaptasidampak kesehatan akibat perubahaniklim
10
Persentase Kab/Kota ygmenyelenggarakan tatanan kawasansehat
20
Frekuensi pembinaan penyehatanlingkungan ke Puskesmas 100
Persentase Sarana Air bersih yangdilakukan pengawasan 39
Persentase Sarana Air minum danyang dilakukan pengawasan 24
Persentase Pangan Industri RumahTangga (PIRT) yang memiliki nomorRegistrasi
42.86
Terlayaninya masyarakat yangmendapatkan pembiayaan kesehatan
secara menyeluruh
Persentase Pelayanan KesehatanRujukan Pasien Masyarakat Miskin 100
Pengawasan keamanan terhadapkemanfaatan dan mutu sediaan
farmasi alat kesehatan dan makanan
Persentase pangan Industri RumahTangga (PIRT) yang memilikiRegistrasi
42.86
No Program Anggaran Keterangan
1 Program Pelayanan AdministrasiPerkantoran Rp 18.328.581.600 APBD
2 Program Peningkatan Sarana danPrasarana Rp 1.163.808.719 APBD
3 Program Peningkatan DisiplinAparatur Rp 428.000.000 APBD
4 Program Peningkatan KapasitasSumber Daya Aparatur Rp 134.400.000 APBD
5 Program Obat dan PerbekalanKesehatan Rp 4.193.923.300 APBD
6 Program Upaya KesehatanMasyarakat Rp 320.145.000 APBD
7 Program Pengawasan Obat danMakanan Rp 114.580.000 APBD
8 Program Promosi Kesehatan danPermberdayaan Masyarakat Rp 1.047.158.000 APBD
9 Program Perbaikan GiziMasyarakat Rp 254.090.000 APBD
10 Program PengembanganLingkungan Sehat Rp 341.570.500 APBD
11 Program Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular Rp 382.410.000 APBD
12 Program Standarisasi PelayananKesehatan Rp 1.428.040.000 APBD
13
Program Pengadaan, Peningkatandan Perbaikan Sarana danPrasarana Puskesmas/ PuskesmasPembantu Jaringan
Rp 4.689.490.000 APBD
14
Program pengadaan, peningkatansarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/ rumah sakitparu-paru/ rumah sakit mata
Rp 466.300.000 APBD
15 Program Kemitraan PeningkatanPelayanan Kesehatan Rp 52.185.169.096 APBD dan
APBN
16 Program Peningkatan PelayananKesehatan Lansia Rp 29.852.500 APBD
17 Program peningkatan keselamatanibu melahirkan dan anak Rp 1.468.795.000 APBD dan
APBN
18 Penyakit tidak memular Rp 29.275.000 APBD
Batulicin, 2 Januari 2016
Pihak Kedua Pihak Pertama
MARDANI H. MAMING H. M. DAMRAH, S.Sos., M.Si
LAMPIRAN
Tabel 2.1TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH SOPD BERDASARKAN IKU
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBUTAHUN 2016 S/D 2021
TUJUAN INDIKATORTUJUAN
KONDISIAWAL
TARGETKINERJA SASARAN INDIKATOR SASARAN
KondisiKinerja awal
tahunTarget Capaian Setiap Tahun
2015 2021 Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Meningkatkanderajat
kesehatanmasyarakatKabupaten
Tanah Bumbu,melalui layanan
kesehatanyang
berkualitas,merata,
terjangkau,bermutu danberkeadilan
PrevalensiAKI per100.000kelahiranhidup danAKB per
1000Kelahiran
Hidup
0.16 0.46Meningkatnya
mutu danpemerataansumber daya
manusia,sarana danprasaranakesehatan
Rasio Dokter per Satuan Penduduk (Per1000) 0.16 0.16 0.22 0.27 0.34 0.40 0.46
4.9 5.22 Rasio Posyandu Persatuan Satuan Balita(per 1000) 4.9 4.9 4.99 5.04 5.09 5.14 5.22
14.93 100.00 Persentase Strata Desa Siaga aktifMandiri & Purnama (%) 14.93 14.93 32.09 48.51 64.93 82.09 100.00
39.79 79.06 Persentase Posyandu Mandiri &Purnama (%) 39.79 39.79 47.64 55.50 63.35 71.20 79.06
92.86 100Meningkatnya
pelayanankesehatan
keluarga dankesehatan ibu
Persentase puskesmas yangmelaksanakan kelas ibu hamil 92.86 100 100 100 100 100 100
100 100 Persentase puskesmas yangmelaksanakan orientasi P4K 100 100 100 100 100 100 100
63.1 85dan anak Persentase pelayanan ibu hamil
mendapatkan antenatal minimal 4 kali 63.1 64 64 70 80 82 85
102.5 93 Prevalensi AKI per 100.000 kelahiranhidup 102.5 102 101 99 97 95 93
7.34 6 Prevalensi AKN per 1000 kelahiran hidup 7.34 7,15 7 6.75 6.5 6.25 6
9.73 9 Persentase AKB per 1000 kelahiranhidup 9.73 9,72 9.7 9.6 9.5 9.4 9
10.59 9.8 Persentase AKBa per 1000 kelahiranhidup 10.59 10,54 10.5 10.44 10.2 10 9.8
100.43 100 Pesentase KB aktif 100.43 100 100 100 100 100 100
0,85 0.50 Menurunnya angka kesakitan malaria (API ) /1000 penduduk 0,85 0.70 0.60 0.50 0.50 0.50 0.50
0.91 <1 Menurunnya kesakitan filaria ( MF Rate)< 1% 0.91 <1 <1 <1 <1 <1 <1
88.94 48.10 Insiden Rate DBD/100.000 penduduk 88.94 70.20 60.11 55.22 50.01 49.05 48.10
63.64 95 presentase cakupan penemuan kasusbaru kusta tanpa cacat 63.64 75 80 83 85 90 95
82.41 88 Keberhasilan pengobatan TB BTA + (Sukses Rate) 82.41 83 84 85 87 88 88
15 55 Presetase kaus HIV yg diobati 15 25 35 45 50 55 55
85.71 100.00Presentase puskesmas melaksanakanpemeriksaan dan tatalaksana pnemoniamelalui program MTBS
85.71 92.86 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
0 71.43Presentase Puskesmas yangmelaksanakan pengendalian PTMterpadu
0 14.29 21.43 35.71 50.00 57.14 71.43
0 55.06 Presentase kebijakan Kawasan TanpaAsap Rokok di sekolah 0 5.06 10.13 25.00 34.81 50.00 55.06
13.42 60.40 Presentase desa yang melaksanakanpelayanan Posbindu PTM 13.42 10.07 20.13 30.20 40.27 50.34 60.40
0.61 60.00 Presentase perempuan 30-50 tahun ygdideteksi kanker servik dan payudara 0.61 5.01 15.00 30.00 45.01 50.01 60.00
82.96 95.01 Presentase anak usia 0-11 bulanmendapat imunisasi dasar lengkap 82.96 85.00 88.00 89.00 90.00 92.99 95.01
80 90 Presentase sinyal kewaspadaan diniyang direspon 80 85 86 87 89 90 90
45.5 87 Persentase persalinan difasiltaskesehatan 45.5 50 60 65 70 85 87
56.4 62.0Meningkatnya
status gizimasyarakat
Persentase D/S Balita 56.4 56.7 57.00 57.4 58.0 60.0 62.0
100 100 Persentasi Balita Gizi Buruk MendapatPerawatan 100 100 100 100 100 100 100
48.13 53.00 Persentase Balita < 6 bulan MendapatASI Eksklusif 48.13 48.18 48.24 48.75 49.49 50.75 53.00
93.75 95 Persentase Rumah Tangga yangmengkosumsi garam beryodium 93.75 93,85 94 94.3 94.5 94.75 95
74.77 77.50 Persentase Anak Balita dapat Vit. A (Proyeksi) 74.77 78.85 75.00 75.30 75.70 76.70 77.50
67.4 85.0 Persentase Bumil dapat TTD minimal 90tablet 67.4 67.6 68.0 72.0 76.0 80.0 85.0
68.14 85.0 Persentase ibu nifas mendapatkan vit A 68.14 68.50 69.0 70.0 75.0 80.0 85.0
17.66 55.0 Pesentase bayi baru lahir mendapat IMD 17.66 21.00 25.00 30.00 45.00 50.00 55.0
2.78 1.70 Persentase Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) 2.78 2.66 2.50 2.29 2.09 1.90 1.70
77.3 83.0 Persentase balita yang mempunyai bukuKIA 77.3 77.5 78.0 79.0 80.0 81.0 83.0
83.81 85.0 Persentase balita ditimbang naik BB nya 83.81 83.9 84.0 84.1 84.2 84.5 85.0
7.01 5.00 Persentase balita ditimbang tidak naikBB nya 7.01 6.90 6.80 6.30 5.80 5.50 5.00
1 0.70 Persentase balita 2T 1 0.98 0.95 0.80 0.78 0.73 0.70
1 0.70 Persentase balita BGM 1 0.98 0.95 0.80 0.78 0.73 0.70
0 28 Persentase ibu hamil anemia 0 38 35 33 31 30 28
73.51 85 Persentase Kunjungan Neonatal 1 ( KN1) 73.51 74 74.5 75 80 82.5 85
22.42 95 Persentase bumil KEK 6.16 6.1 6.0 5.8 5.6 5.3 5.0
28.57 71.43
Meningkatnyapelayanankesehatan
remaja
Persentase puskesmas yangmenyelenggarakan kegiatan kesehatanremaja
28.57 35.71 42.86 50.00 57.14 64.29 71.43
63.10 80Meningkatnya
pelayananLansia
Persentase desa yang memilikiposyandu lansia 63.10 64 65 67 70 75 80
72 100
Meningkatnyapromosi
kesehatan danupaya
Persentase puskesmas yang melakukanpenjaringan kesehatan untuk pesertadidik kelas I
72 78.6 85.7 92.9 100 100 100
34.9 100kesehatan
bersumberdayakesehatan
Persentase puskesmas yang melakukanpenjaringan kesehatan untuk pesertadidik kelas VII dan X
34.9 50 57.1 64.3 78.6 92.9 100
0 36.03 Persentase Sekolah yang mendapatPromosi Kesehatan 0 6.18 12.15 18.12 24.09 30.06 36.03
35.11 80.25 Persentase PHBS di Tatanan RumahTangga 35.11 42.13 51.16 60.18 69.21 78.24 80.25
23 34Meningkatnya
kualitaslingkungan dan
pemukiman
Persentase desa yang melakukan STBM 23 24 27 28 30 34 34
50 70Persentase Tempat-Tempat Umum(TTU) yang memenuhi syaratkesehatan
50 52 55 58 64 70 70
12 25Persentase Tempat PengolahanMakanan(TPM) yang memenuhi SyaratKesehatan
12 15 17 20 22 25 25
10 60Persentase RS yang melakukanpengelolaan Limbah medis sesuaiStandar Kesehatan
10 20 30 40 50 60 60
7 27Persentase Presentase daerah potensialyg melakas strategi adaptasi dampakkesehatan akibat perubahan iklim
7 10 13 20 23 27 27
10 60Persentase Kab/Kota ygmenyelenggarakan tatanan kawasansehat
10 20 30 40 50 60 60
100 100 Frekuensi pembinaan penyehatanlingkungan ke Puskesmas 100 100 100 100 100 100 100
20 78 Persentase Sarana Air bersih yangdilakukan pengawasan 20 39 59 67 70 78 78
20 40 Persentase Sarana Air minum dan yangdilakukan pengawasan 20 24 27 31 35 40 40
38.66 63.87Persentase Pangan Industri RumahTangga (PIRT) yang memiliki nomorRegistrasi
38.66 42.86 47.06 51.26 55.46 59.66 63.87
Mewujudkanpembiayaankesehatan
yang meratadan
menyeluruhmelalui jaminan
sosialkesehatan
PersentasePelayananKesehatanRujukanPasien
MasyarakatMiskin
100 100
Terlayaninyamasyarakat
yangmendapatkanpembiayaankesehatan
secaramenyeluruh
Persentase Pelayanan KesehatanRujukan Pasien Masyarakat Miskin 100 100 100 100 100 100 100
Meningkatnyapengawasankeamanan /
khasiatkemanfaatan
dan mutusediaan
farmasi alatkesehatan dan
makanan
PersentasepanganIndustriRumahTangga
(PIRT) yangmemiliki
Registrasi
38.66 63.87
Pengawasankeamananterhadap
kemanfaatandan mutu
sediaan farmasialat kesehatandan makanan
Persentase pangan Industri RumahTangga (PIRT) yang memiliki Registrasi 38.66 42.86 47.06 51.26 55.46 59.66 63.87
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN TANAH BUMBU
Dr. H. M. DAMRAH., S.Sos., M.SiPEMBINA Tk. INIP. 19690101 199101 1 006
Tabel 2.2Indikator Kinerja Utama (IKU)
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJAUTAMA PENJELASAN / FORMULASI SUMBER DATA PENANGGUNG JAWAB
Meningkatkanderajat kesehatan
masyarakatkabupaten tanahbumbu, melalui
layanan kesehatanyang berkualitas,
merata, terjangkau,bermutu danberkeadilan
Meningkatnya pelayanan kesehatankeluarga dan kesehatan ibu dan
anak
1. Angka Kematian Ibuper 100.000 KelahiranHidup
Jumlah kematian ibu oleh sebabkehamilan/ melahirkan/ nifas (sampai
42 hr post partum) dalam kurunwaktu tertentu dibagi kelahiran hidup
Puskesmas
Dinas Kesehatan2. Angka Kematian Bayiper 1000 Kelahiran Hidup
Jumlah kematian bayi < 1 tahun dibagi jumlah kelahiran hidup dikali
1000Puskesmas
Meningkatnya status gizi masyarakat3. Prevalensi / PersentaseBalita Gizi Buruk MendapatPerawatan
Jumlah yang dilayani dibagi JumlahGizi Buruk dikali seratus Puskesmas
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN TANAH BUMBU
Dr. H. M. DAMRAH., S.Sos., M.Si
PEMBINA Tk. INIP. 19690101 199101 1 006
Tabel 2.3RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TANAH BUMBUTAHUN 2016
TUJUAN SASARAN INDIKATORKINERJA UTAMA TARGET PROGRAM KEGIATAN
ANGGARAN(Rp)
Meningkatkanderajat
kesehatanmasyarakatkabupaten
tanah bumbu,melalui layanankesehatan yang
berkualitas,merata,
terjangkau,bermutu danberkeadilan
Meningkatnya pelayanankesehatan ibu dan anak
1. AngkaKematian Ibu per100.000 KelahiranHidup
102 Program Upaya KesehatanMasyarakat
Pelayanan kesehatan PendudukMiskin di Puskesmas danJaringannya
92.508.001
2. Angka KematianBayi per 1000
Kelahiran Hidup
9.72
Program Upaya KesehatanMasyarakat
Pelayanan kesehatan PendudukMiskin di Puskesmas danJaringannya
92.508.002
Program Obat danPerbekalan Kesehatan
Pengadaan Obat dan PerbekalanKesehatan 4.812.537.300
Program PeningkatanKeselamatan IbuMelahirkan dan Anak
Pertolongan Persalinan Bagi Ibudari Keluarga Kurang Mampu 1.871.950.000
Meningkatnya StatusKesehatan Dan PersentasePelayanan Gizi Masyarakat
3. Prevalensi /Persentase BalitaGizi Buruk MendapatPerawatan
100 Program Perbaikan GiziMasyarakat
Pemberian Makanan Tambahandan Vitamin 78.970.000
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN TANAH BUMBU
Dr. H. M. DAMRAH., S.Sos., M.SiPEMBINA Tk. INIP. 19690101 199101 1 006
Top Related