8/18/2019 konservatisme akuntansi
1/23
1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerjamanajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang
disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun
pihak eksternal. Laporan keuangan ini juga merupakan suatu bentuk pertanggung
jawaban manajemen untuk memenuhi kepentingan investor, kreditor, dan pemerintah.
Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip – prinsip
akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan
laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap
penggunanya. Laporan keuangan tersebut juga dapat memberikan informasi yang
dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, sehingga informasi yang terkandung di
dalamnya haruslah informasi yang dapat dipercaya.
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatanakuntansi dari perusahaan. Laporan tersebut memberikan informasi yang dapat
digunakan oleh pihak internal seperti komisaris, direktur, manajer dan karyawan
maupun pihak eksternal seperti investor, kreditor dan pemasok untuk mengambil
keputusan. Keputusan dari pihak internal misalnya, keputusan untuk mengangkat
kembali atau mengganti manajemen. Keputusan dari pihak eksternal misalnya
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka di dalam perusahaan atau
keputusan untuk memberikan kredit dalam jumlah tertentu kepada perusahaan.
THE FACTORS AFFECTING ACCOUNTING CONSERVATISM IN GROUP
SHARES LQ45 LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE2011-2014
The purpose of this study is to provide empirical evidence of the effect of Asset
Growth, Sales Growth and Leverage on Accounting Conservatism in Indonesia Stock
Exchange (IDX).
The sample is purposive sampling. The population is a group company LQ45.
The criteria of this study is LQ45 group company listed in Indonesia Stock Exchange.
The number of companies that were sampled are 12 companies. Methods of data
analysis used is multiple regression analysis using SPSS 22. Variables Independent
study is a Asset Growth, Sales Growth and Leverage and Dependent Variables
research is Accounting Conservatism.The results showed that partially Leverage positive and significant effect on the
Accounting Conservatism. While the cost of partially Asset Growth and Sales Growth
had no effect on Accounting Conservatism.
Key words: Asset Growth, Sales Growth and Leverage and Dependent Variables
research is Accounting Conservatism.
8/18/2019 konservatisme akuntansi
2/23
Agar dapat dipertanggungjawabkan isinya serta bermanfaat bagi penggunanya,
laporan keuangan harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip-prinsip akuntansi yang
sesuai dengan standar yang berlaku. Tujuan laporan keuangan antara lain,
memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan
hasil usaha perusahaan, pada periode tertentu, serta memberikan informasi keuangan
yang dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengintepretasikan
kondisi dan potensi suatu usaha.
Laporan keuangan bermula dari beberapa postulat dan prinsip. Salah satunya
adalah prinsip konservatisme. Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan
yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi dominan.
Konvensi seperti konservatisme menjadi pertimbangan dalam akuntansi dan laporan
keuangan karena aktivitas perusahaan dilingkupi ketidakpastian ekonomi dimasa yang
akan datang, sehingga pengukuran dan pengakuan untuk angka-angka tersebut
dilakukan dengan hati-hati.
Prinsip akuntansi konservatif sering digunakan oleh perusahaan-perusahan
besar karena mereka mengalami kejadian-kejadian yang belum pasti yang timbul
akibat adanya transaksi-transaksi besar. Hal ini sejalan dengan hipotesis biaya politik
(political cost hypothesis) yang menyatakan bahwa perusahaan besar cenderungmenggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan
perusahaan kecil (Kiryanto dan Supriyanto, 2006). Dengan kata lain, perusahaan
besar cenderung lebih konservatif daripada perusahaan kecil dan begitu juga
sebaliknya, perusahaan kecil kurang konservatif daripada perusahaan besar. Selain hal
tersebut, perbedaan ukuran perusahaan juga akan berpengaruh terhadap perbedaan
informasi yang dikeluarkan perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Semakin luas
informasi yang tersedia maka akan semakin mudah investor menginterpretasikan
informasi dalam laporan keuangan. Namun ukuran (size) perusahaan yang
bagaimanakah yang lebih direspon oleh investor pada saat pengumuman informasi
laba masih menjadi tanda tanya.
Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlahkonsep konservatisme. Konservatisme dalam akuntansi secara tradisional
didefinisikan sebagai antisipasi terhadap semua rugi tetapi tidak mengantisipasi laba
(Bliss dalam Watts, 2002). Pengantisipasian rugi berarti pengakuan rugi sebelum
suatu verifikasi hukum dapat dilakukan dan hal yang sebaliknya dilakukan terhadap
laba. Konservatisme pada masa sekarang ini lebih dikaitkan dengan prinsip kehati-
hatian (prudence).
Konservatisme merupakan prinsip yang masih kontroversial di antara peneliti.
Ada pihak yang berpendapat bahwa konservatisme dalam akuntansi merupakan
prinsip yang bermanfaat. Namun, sebagian peneliti lainnya berpendapat bahwa
konservatisme dalam akuntansi merupakan prinsip yang tidak bermanfaat. Menurut
Safiq (2010) hal ini dikarenakan konservatisme akuntansi dianggap kurang relevandalm pengambilan keputusan. Perusahaan yang menggunakan konservatisme
akuntansi memiliki kualitas laba yang rendah (penman dan Zhang dalam Safiq 2010).
Dalam konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan
dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban
dengan nilai yang tertinggi (Cynthia dan Sari, 2009). Konservatisme (Suwardjono,
2005) adalah sikap dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau
keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Impilkasi
8/18/2019 konservatisme akuntansi
3/23
konsep ini pada akuntansi adalah menghasilkan angka-angka laba dan aset yang
cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang yang cenderung tinggi.
Kecenderungan itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat
pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya (Ahmad dalam Dina,
2009). Dikalangan para peneliti, konsep konservatisme akuntansi masih dianggap
sebagai prinsip kontroversial. Di satu sisi, konservatisme akuntansi dianggap sebagai
kendala yang memengaruhi kualitas laporan keuangan.
Beranjak dari pro dan kontra seputar konservatisme, banyak penelitian yang
diarahkan untuk menguji manfaat konservatisme dalam penyajian laporan keuangan.
Penelitian yang membuktikan bahwa akuntansi konservatif tidak berguna bagi
pengguna laporan keuangan seperti investor antara lain dilakukan oleh Greenball
(1969), Basu (1997), serta Penman dan Zhang (2000) yang dinyatakan dalam Milne
(2000). Para peneliti tersebut menyatakan bahwa akuntansi konservatif akan
menyebabkan kualitas laba yang dihasilkan menjadi rendah. Penelitian yang
membuktikan bahwa konservatisme bermanfaat antara lain dilakukan oleh Feltham-
Ohlson (1996) dan Ahmed et al., (2000&2002). FelthamOhlson (1996) dan Ahmed et
al., (1998) membuktikan bahwa laba dan aktiva yang dihitung dengan akuntansi
konservatif dapat digunakan untuk menilai perusahaan. Sekar dan Wilopo (2005)menyatakan bahwa secara intuitif prinsip konservatisme bermanfaat karena bisa
digunakan untuk memprediksi kondisi mendatang yang sesuai dengan tujuan laporan
keuangan.
Watts (2003a) dalam lasdi menyatakan bahwa konservatisme akuntansi
muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak dan politik
yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi
pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak seperti menejer, pemegang saham,
pengadilan, dan pemerintah.
Dengan semakin berkembangnya riset mengenai konservatisme akuntansi
mengindikasikan bahwa keberadaan konservatisme dalam pelaporan keuangan
memiliki peranan penting dalam praktek akuntansi. Seperti halnya yang diungkapkanoleh Hendriksen dan Breda (1992) dalam Widayati (2011) bahwa penggunaan konsep
konservatisme juga didasarkan pada alasan dalam pembayaran pajak. Konsep
konservatisme yang merupakan kosep kehati - hatian dalam mengurangi risiko,
konsep ini menunda pangakuan pendapatan. Jika pendapatan mengalami penundaan,
maka secara otomatis pengakuan laba yang dilaporkan akan semakin kecil. Oleh
karena itu jika laba semakin kecil, maka pembayaran pajak akan semakin rendah.
Penelitian konservatisme pada saat ini masih dibutuhkan karena untuk menjawab
masalah-masalah yang masih diperdebatkan dan masalah yang telah muncul, oleh
karena itu, dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mereview beberapa penelitian
tentang peranan praktek konservatisme akuntansi, dengan menambahkan Biaya
litigasi dan Kontrak hutang dalam kelompok saham LQ45. LQ45 adalah 45 emiten
dengan likuiditas tinggi, seleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Saham
perusahaan yang tercatat dalam indeks ini dipilih secara seksama, dengan likuiditas
menjadi indicator utama karena dianggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan
mencerminkan nilia pasar sebenarnya. Begitu terpilih saham saham tersebut dipantau
dengan ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi. Bursa Efek Indonesia secara
rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakuakan evaluasi atas
pergerakan urutan saham-saham tersebut. Pergantian saham akan dilakukan setiap
8/18/2019 konservatisme akuntansi
4/23
enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Maka penelitian ini
mengangkat dan membahas permasalahan dengan judul “FAKTOR – FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KONSERVATISME AKUNTANSI PADA
PERUSAHAAN KELOMPOK SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK
INDONESIA”.
1.2. Spesifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka spesifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1.
Apakah Biaya Litigasi berpengaruh Signifikan terhadap konservatisme
akuntansi?
2.
Apakah Pajak berpengaruh Signifikan terhadap konservatisme akuntansi?
3. Apakah Kontrak Hutang berpengaruh Signifikan terhadap konservatisme
akuntansi?
1.3. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah?
1.
Untuk mengetahui pengaruh Biaya Litigasi terhadap konservatisme akuntansi.
2.
Untuk mengetahui pengaruh Pajak terhadap konservatisme akuntansi.3.
Untuk mengetahui pengaruh Kontrak Hutang terhadap konservatisme akuntansi.
1.4. Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Aspek Praktis (Guna Laksana)
a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang pengaruh dan
alasan diterapkannya konservatisme di suatu perusahaan.
b.
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang akan menerapkan prinsip
akuntansi konservatisme dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.
2.
Aspek Teoritisa. Penelitian ini dapat memberikan tambahan bukti empiris dan pengetahuan
mengenai teori-teori penerapan akuntansi konservatif dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya pada perusahaan saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
b. Sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan sebagai refrensi untuk
penelitian-penelitian di masa yang akan datang, khususnya penelitian-
penelitian akuntansi berbasis keuangan dan pasar modal
c.
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang konservatisme telah banyak dilakukan dengan berbagai
faktor yang berbeda-beda diantaranya sebagai berikut:Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Anwer S. Ahmed, Bruce K. Billings,
Mary Harris dan Richard M. Morton (2000) dengan judul Accounting
Conservatism and Cost of Debt: An Empirical Tes of Efficient Contracting yang
dimuat dalam Science Research Network (SSRN) file 36 tahun 2000. Hasil
penelitian ini memberikan bukti tentang peran konservatisme akuntansi dalam
memitigasi konflik pemegang obligasi / pemegang saham atas kebijakan dividen.
Secara khusus, mereka mendokumentasikan bahwa perusahaan yang menghadapi
8/18/2019 konservatisme akuntansi
5/23
konflik yang lebih parah terhadap kebijakan dividen cenderung menggunakan lebih
konservatif akuntansi. Selain itu, mereka juga mendokumentasikan bahwa ada
tradeoff antara konservatisme dan biaya utang. Perusahaan yang memilih akuntansi
yang lebih konservatif memiliki biaya yang lebih rendah dari utang setelah
mengendalikan faktor-faktor penentu lain dari biaya utang. Secara keseluruhan,
bukti-bukti yang konsisten dengan gagasan bahwa akuntansi konservatisme
memainkan peran penting dalam kontrak efisien.Chynthia Sari dan Desi Adhariani (2009) dengan judul Konservatisme
Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya yang dimuat
dalam kelompok akuntansi keuangan dan pasar modal No.12 pada Simposium
Nasional Akuntansi XII, Palembang AKPM. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah konservatisme akuntansi sedangkan variabel independennya terdiri dari debt
covenant , size perusahaan, risiko perusahaan, rasio konsentrasi, dan intensitas
modal. Metode analisis data dengan menggunakan model regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa size perusahaan, rasio konsentrasi, intensitas
modal memiliki pengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan
risiko perusahaan dan kontrak hutang tidak memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Shella Deslatu Yulius Kurnia Susanto (2009) meneliti tentang Pengaruh
Kepemilikan Managerial, Debt Covenant, Litigation, Tax and Political Costs Dan
Kesempatan Bertumbuh Terhadap Konservatisme Akuntansi variabel kepemilikan
managerial tidak berpengaruh terhadap variabel konservatisma akuntansi yang
dimuat dalam Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
kelompok Ekuitas-Vol. 14 No.2 tahun 2010 . Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lasdi (2008), namun hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya (2005), dan Wibowo
(2002); Variabel debt covenant tidak berpengaruh terhadap variabel konservatisma
akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widya (2005), namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lasdi (2008); Variabel litigation berpengaruh terhadap variabelkonservatisma akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lasdi (2008); Variabel tax and political costs tidak berpengaruh
terhadap variabel konservatisma akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lasdi (2008), namun hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya (2005); (5) Variabel
kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap variabel konservatisma
akuntansi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widya (2005).
2.2. Tinjauan Teori
2.2.1.
Teori Agensi
Teori agensi merupakan teori yang digunakan perusahaan dalam
mendasari praktik bisnisnya. Jensen dan Meckling (1976:5) menyatakan
bahwa teori keagenan disebut juga sebagai teori kontraktual yang memandang
suatu perusahaan sebagai suatu perikatan kontrak antara anggota-anggota
perusahaan. Mereka juga menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah
sebagai suatu kontrak antara satu atau lebih pihak yang mempekerjakan pihak
lain untuk melakukan suatu jasa untuk kepentingan mereka yang meliputi
8/18/2019 konservatisme akuntansi
6/23
pendelegasian beberapa kekuasaan pengambilan keputusan kepada pihak lain
tersebut. Dengan demikian, teori ini mengindikasikan adanya kepentingan
pada setiap pihak yang ada di perusahaan untuk mencapai tujuan.
Konflik keagenan lainnya yang mungkin terjadi yaitu mengenai
informasi asimetri (assymetries information). Informasi asimetri timbul karena
kurang lengkapnya informasi yang diperoleh atau salah satu pihak tidak
memiliki informasi yang diketahui oleh pihak lainnya. Misalnya, manajermungkin memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pemegang
saham karena manajer adalah pihak yang lebih sering berhadapan dengan
kegiatan operasional di perusahaannya. Dengan demikian, pemegang saham
yang hanya memiliki sedikit informasi akan kesulitan dalam mengontrol
perusahaan yang dijalankan oleh manajer.
Terdapat dua macam assymetries information menurut Qomariyah, et
al . (2007), yaitu:
1. Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi di mana satu pihak
atau lebih melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensialmemiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi
karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam
(insider) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu
perusahaan daripada para pemegang saham. Para pemegang saham atau
prinsipal mungkin tidak mengakses semua informasi yang disediakan agen
sehingga tidak dapat mengawasi tindakan manajer apakah mereka sudah
melakukan kewajibannya sesuai dengan kontrak atau tidak. Kemungkinan
lainnya adalah manajer dengan sengaja menyembunyikan atau memanipulasi
informasi-informasi penting yang akan diberikan oleh prinsipal, sehingga
prinsipal sulit untuk melakukan keputusan investasi.
2.
Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi di mana suatu pihak atau
lebih yang melangsungkan suatu transaksi usaha potensial dapat mengamati
tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi tersebut, sedangkan
pihak lainnya tidak. Hal ini dapat mengakibatkan pemegang saham sebagai
prinsipal tidak mengetahui tindakan manajer sebagai agen yang mungkin
melakukan tindakan di luar kontrak kerja yang tidak sesuai dengan etika dan
norma yang berlaku atau tindakan manajer yang mungkin bekerja kurang
optimal bagi tercapainya tujuan perusahaan.
Pemilihan metode konservatisme tidak terlepas dari kepentingan
manajer untuk mengoptimalkan kepentingannya dengan mengorbankan
kepentingan pemegang saham, sehingga dukungan manajemen terhadap
konservatisme berkaitan dengan teori ini.
Teori akuntansi positif menurut Chariri dan Ghozali (2007) dalam
Widayati (2011:29) menyatakan bahwa ada tiga hubungan keagenan:
1.
Antara manajemen dengan pemilik (pemegang saham)
Apabila manajemen memiliki jumlah saham yang lebih sedikit
dibandingkan dengan investor lain, maka manajer akan cenderung
melaporkan laba tinggi atau kurang konservatif. Hal ini dikarenakan
principal (pemegang saham) menginginkan dividen maupun capital gain
8/18/2019 konservatisme akuntansi
7/23
dari saham yang dimilikinya.Sedangkan karena agen (manajer) ingin
dinilai kinerjanya bagus dan mendapatkan bonus, maka manajer
melaporkan laba yang lebih tinggi. Namun jika kepemilikan manajer lebih
banyak disbanding para investor lain, maka manajemen cenderung
melaporkan laba lebih konservatif. Karena rasa memiliki manajer terhadap
perusahaan itu cukup besar, maka manajer lebih berkeinginan untuk
memperbesar perusahaan. Dengan metode konservatif, maka akanterdapat cadangan tersembunyi yang cukup besar untuk meningkatkan
jumlah investasi perusahaan.
2. Antara manajemen dan kreditor
Manajemen cenderung melaporkan labanya lebih tinggi karena
pada umumnya kreditor beranggapan bahwa perusahaan dengan laba yang
tinggi akan melunasi utang dan bunganya pada tanggal jatuh tempo.
Dengan kata lain kreditor beranggapan akan mengurangi tingkat risiko
utang tidak dibayar. Kreditor dengan melihat laba yang tinggi cenderung
akan mudah dalam memberikan pinjaman.
3. Antara manajemen dan pemerintah
Manajer cenderung melaporka labanya secara konservatif.Hal ini
dikarenakan untuk menghindari pengawasan yang lebih ketat dari
pemerintah, para analais sekuritas dan pihak yang berkepentingan
lainya.Pada umumnya perusahaan yang besar dibebani oleh beberapa
konsekuensi.Misalnya harus menyediakan pelayanan public yang lebih
baik dan harus membayar pajak yang lebih tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka inti dari hubungan keagenan bahwa
di dalam hubungan keagenan terdapat Adanya perbedaaan kepentingan
antara kedua belah pihak yang dapat menyebabkan terjadinya konflik
keagenan, pihak pengendalian yaitu manajeman atau yang mengelola
perusahaan.
2.2.2. Konservatisme Akuntansi
Basu (1997:6) mendefinisikan konservatisme sebagai praktik
mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva bersih) dalam merespons berita
buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih)
dalam merespons berita baik ( good news). Watts (2003:1-2) mendefinisikan
konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan
laba dibandingkan rugi.Watts juga menyatakan bahwa konservatisme
akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi,
pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya
keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak
seperti manajer, pemegang saham, pengadilan dan pemerintah.
Penjelasan lebih lanjut dikemukakan oleh Wolk et al, (2001) dalam
Jamaan (2008) yang menyebutkan bahwa konservatisme sebagai preferensi
terhadap metode-metode akuntansi yang menghasilkan nilai paling rendah
untuk aset dan pendapatan, sementara nilai paling tinggi untuk utang dan
biaya, atau menghasilkan nilai buku ekuitas yang paling rendah. Hal ini
berakibat pada penundaan pengakuan aset dan pendapatan hingga aset atau
pendapatan tersebut benar-benar telah diterima perusahaan walaupun
8/18/2019 konservatisme akuntansi
8/23
kemungkinan adanya penerimaan aset sangat besar. Sebaliknya, pengakuan
terhadap rugi atau biaya yang terjadi segera dilakukan.
Karena adanya penundaan pengakuan untuk pendapatan dan aset tetapi
pengakuan untuk rugi dan biaya segera dilakukan, konservatisme dapat
menyebabkan understatement pada laba periode sekarang tetapi overstatement
pada laba periode berikutnya. Adanya overstatement pada laba periode yang
akan datang disebabkan oleh understatement pada periode sekarang (Sari danAdhariani, 2009). Watts (2003a) menyatakan bahwa understatement aset
bersih yang sistematik atau relatif permanen merupakan hallmark
konservatisme akuntansi, sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme
akuntansi menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah
perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aset yang tidak
overstate.
Konservatisme akuntansi menyatakan apabila ada beberapa alternatif
akuntansi maka alternatif yang seharusnya dipilih adalah alternatif yang paling
kecil kemungkinannya untuk melaporkan aset atau pendapatan yang lebih
besar dari yang seharusnya (Almilia, 2005). Chariri dan Ghozali (2007) jugamenyatakan demikian, bahwa apabila perusahaan memilih suatu di antara dua
teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternatif yang kurang
menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Apabila terdapat kondisi yang
kemungkinan menimbulkan kerugian, maka harus segera diakui. Lebih lanjut,
prinsip konservatisme sering dianggap sebagai prinsip yang pesimisme.
Senada dengan beberapa penelitian yang telah dipaparkan, pesimisme
mengharuskan beban harus segera diakui, tetapi pendapatan diakui setelah ada
kepastian realisasi (recognition), sedangkan aset bersih cenderung dinilai di
bawah harga pertukaran atau harga pasar sekarang dari harga perolehan.
(Hendriksen dan Van Breda, 2000).
Namun di tinjau lagi bahwa laporan keuangan tersebut disusun
berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh
badan yang berwenang menetapkan standar. Dalam SAK terdapat beberapa
pilihan prosedur akuntansi yang dapat digunakan perusahaan untuk menyusun
laporan keuangan.Perusahaan memiliki sedikit kebebasan dalam memilih
salah satu dari beberapa alternative yang ditawarkan dalam standar akuntansi
keuangan yang dianggap sesuai dengan kondisi perusahaan. Beberapa
alternative pilihan prosedur penyusutan yang ada dalam SAK tersebut
memiliki tingkat konservatisme satu dengan yang lainnya. SAK menyebutkan
ada berbagai metode yang menerapkan prinsip konservatisme, diantaranya:
.
2.2.3. Konservatisme terhadap Biaya Litigasi
Risiko adanya tuntunan hukum (litigasi) oleh kreditur dan pemegang
saham kepada manajer dapat mendorong penyelenggaraan akuntansi
konservatif. Bagi perusahaan, upaya untuk menghindari dari ancaman litigasi
mendorong pada : (1) pengungkapan berita buruk dengan segera dalam
laporan keuangan (2) menunda berita baik (3) memilih kebijakan akuntansi
yang cenderung konservatif (Seetharaman et al. 2002) dalam Juanda (2007:
5).
8/18/2019 konservatisme akuntansi
9/23
Watts (2003a) dalam Lasdi (2008:4) menyatakan bahwa pernyataan
aset bersih yang berlebihan cenderung menghasilkan biaya litigasi yang lebih
besar dibanding pernyataan aset bersih yang lebih rendah. Konservatisme
akuntansi dengan menyatakan aset bersih yang lebih rendah dapat mengurangi
risiko litigasi. Oleh karena itu, maka manajemen dan auditor mempunyai
insentif untuk menyatakan lebih rendah laba dan aset bersih. Sehingga,
penelitian Lasdi (2008) memprediksi bahwa manajer perusahaan dengan biayalitigasi ekspektasian ex ante yang tinggi mempunyai insentif yang lebih kuat
untuk menggunakan akuntansi konservatif untuk mengurangi biaya litigasi
ekspektasian. Biaya litigasi pada penelitian ini diproksikan dengan ukuran
perusahaan yang dilihat dari assets growth yaitu variabel yang
menggambarkan pertumbuhan aktiva atau kekayaan perusahaan.
Ball et all, (1999) dan (2000) menyatakan bahwa lingkungan hukum
yang berlaku pada suatu wilayah tertentu mempunyai dampak yang signifikan
dalam kebijakan manajer dalam melaporkan kondisi keuangan perusahaannya
(Juanda, 2007:6-7). Dalam hal ini, manajer akan menyeimbangkan biaya
litigasi yang akan timbul dengan manfaat yang diperoleh dari pelaporan
keuangan dengan kebijakan akuntansi yang agresif. Sehingga, perusahaan
yang beroperasi pada wilayah dengan lingkungan hukum yang ketat akan
cenderung menerapkan kebijakan akuntansi yang konservatif.
2.2.4. Konservatisme terhadap Pajak
Penerapan akuntansi konservatif dilakukan dalam upaya memperkecil
pajak penghasilan perusahaan. Perusahaan dapat memilih metode-metode
yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya pajak sepanjang
diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Di Indonesia
peraturan perpajakan mewajibkan dilakukannya rekonsiliasi fiskal dengan
tujuan mencocokkan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Ada peraturan yang
diperbolehkan dalam standar akuntansi namun yang tidak diperbolehkandalam perpajakan, seperti biaya sumbangan yang tidak boleh dibebankan dan
harus dikoreksi. Meskipun demikian aspek perpajakan tetap menjadi
pertimbangan pilihan perusahaan untuk menerapkan akuntansi konservatif
(watts, 2003a) dalam Wicaksono (2012:11).
2.2.5. Konservatisme terhadap Kontrak Hutang
Kontrak hutang menggunakan konservatisme dalam 2 cara. Pertama,
bondholders dapat secara eksplisit menggunakan akuntansi konservatisme.
Kedua, manajer dapat secara implisit menggunakan akuntansi konservatif
secara konsisten dalam rangka membangun reputasi untuk pelaporan keuangan
yang konservatif. Milgrom dan Robert, 1992 (dalam Lasdi, 2008:8)menyatakan bahwa pertimbangan reputasional secara efektif memeriksa
kesediaan manajer untuk mengingkari komitmennya dengan terikat dalam
pilihan akuntansi opportunistik yang bersifat ex post.
Menurut Kirana (2009:19) penjelesan pengontrakan sebagai pendorong
timbulnya praktek konservatisme merupakan sumber yang paling dahulu
muncul dan memiliki argumentasi yang telah berkembang secara sempurna.
Penjelasan pengontrakan tersebut didasarkan pada praktek akuntansi dan
8/18/2019 konservatisme akuntansi
10/23
pengawasan manajemen yang telah lama dijalankan, sementara penjelasan
mengenai penentuan konservatisme lainnya didasarkan pada fenomena
akuntansi yang baru berkembang beberapa tahun terakhir.
2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Menurut Watts (2003:3) dalam Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implication, konservatisme didefinisikan sebagai perbedaan
variabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibanding rugi. Konservatisme
merupakan prinsip yang mengakui hutang dan biaya dengan segera, tetapi laba dan
aset tidak segera diakui walaupun kemungkinan terjadinya besar. Dengan demikian,
laba yang disajikan dalam laporan keuangan memuat prinsip kehatihatian untuk
menghindari kemungkinan terjadinya risiko. Akan tetapi, prinsip ini dapat
menyebabkan fluktuasi laba karena laba yang dilaporkan sekarang dapat menjadi
understatement dan laba yang dilaporkan di masa mendatang menjadi overstatement.
2.3.1.
Pengaruh Biaya Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi
Biaya Litigasi yang semakin tinggi mengakibatkan perusahaan
(Manajer) melaporkan laba atau aset lebih rendah. Pelaporan yang lebihrendah dikarenakan pelaporan aset atau laba yang lebih tinggi seringkali
menyebabkan risiko dan tuntutan hukum. Konservatisme akuntansi dengan
menyatakan aset yang lebih rendah akan dapat mengurangi risiko litigasi.
Manajer cenderung lebih konservatif untuk mengurangi risiko dan biaya
litigasi. Sehingga terdapat hubungan yang positif antara biaya litigasi terhadap
konservatisma akuntansi.
Risiko litigasi sebagai faktor eksternal dapat mendorong manajer untuk
melaporkan keuangan perusahaan lebih konservatif. Dorongan manajer untuk
menerapkan konservatisme akuntansi akan semakin kuat bila risiko ancaman
litigasi pada perusahaan relative tinggi.
Berbagai peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalamlingkungan akuntansi, menuntut manajer untuk mencermati praktik-praktik
akuntansi agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan penegakan
hokum yang semakin ketat inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila
perusahaan melakukan pelanggaran sehingga akan mendorong manajer untuk
bersifat berhati- hati dalam menerapkan akuntansinya. Juanda (2007:8)
menyatakan risiko litigasi merupakan risiko yang melekat pada perusahaan
yang memungkinkan ancaman litigasi oleh stakeholder perusahaan yang
dirugikan. Dalam penelitiannya, Juanda menggunakan rasio likuiditas dan
solvabilitas. Rasio ini menunjukkan semakin kecil nilai rasio yang dimiliki
sebuah perusahaan maka semakin rendah perusahaan untuk melunasi hutang-
hutang lancarnya. Sehingga semakin besar kemungkinan perusahaan terkena
tuntutan hukum. Berdasarkan gagasan tersebut, maka dapat ditarik hipotesishubungan antara risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi sebagai
berikut:
H1 : Terdapat perngaruh Biaya Litigasi terhadap Konservatisme
Akuntansi
2.3.2. Pengaruh Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi
8/18/2019 konservatisme akuntansi
11/23
Dalam situasi di mana pihak ketiga (pemerintah dan pajak)
menggunakan informasi berbasis akuntansi, atau informasi yang berhubungan
dengan angka-angka akuntansi, maka perusahaan mempunyai insentif untuk
mengelola angka-angka tersebut karena pengaruh potensial dari kebijakan
pengungkapannya terhadap pihak ketiga. Biaya politis timbul dari konflik
kepentingan antara perusahaan (manajer) dengan pemerintah sebagai
kepanjangan tangan masyarakat yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Proses pengalihan kekayaan tersebut biasanya
menggunakan informasi akuntansi, seperti laba. Hal inilah yang mendorong
perusahan untuk menerapkan konservatisma akuntansi. Manajer mempunyai
kecenderungan untuk mengecilkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi
biaya politis yang potensial (Watts dan Zimmerman 1986 dalam Lasdi
2008:11).
Political cost sering diproksikan dengan ukuran perusahaan oleh
beberapa penelitian sebelumnya. Contohnya menurut Anggraini dan
Trisnawati (2008:28) semakin besar perusahaan, semakin besar pula
kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang
menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi
pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya dengan mengenakan
peraturan antitrust , menaikan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain
(Saputra dan Setiawati 2003:173). Dalam hubungannya dengan pajak
(taxation), adanya insentif untuk menunda pembayaran pajak juga mendorong
penggunaan konservatisma.
Dengan konservatisma, perusahaan dapat mengurangi present value
pajak dengan jalan menunda pengakuan pendapatan (Sari 2004:1). Adanya
informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan dapat memberikan
informasi kepada pemerintah atas kondisi perusahaan. Apabila kondisi
keuangan yang dicerminkan dalam laba perusahaan menunjukkan nilai yang
baik, maka ada kecenderungan pemerintah berusaha untuk memperolehnyamelalui penerapan dalam bentuk pajak yang sesuai dengan Undang-Undang
Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000. Perusahaan dengan keuntungan besar
tampaknya menarik perhatian pengatur sehingga pelaporan laba yang besar
akan meningkatkan kemungkingan diatur atau dibebani secara monopoli
(Cahan 1992 dalam Widya 2005). Oleh karena itu, manajer perusahaan
berusaha memperkecil laba untuk memperkecil jumlah pajak yang dibayarkan
ke pemerintah. Berdasarkan pemikiran tersebut, hipotesis dirumuskan sebagai
berikut:
H2: Terdapat pengaruh Pajak terhadap Konservatisme Akuntansi.
2.3.3.
Pengaruh Kontrak Hutang Terhadap Konservatisme AkuntansiDengan biaya renegosiasi kontrak utang, debt convenant hypothesis
cenderung untuk berpedoman pada angka-angka akuntansi. Debt convenant
hypothesis memprediksi bahwa manajer cenderung untuk menyatakan secara
berlebihan laba dan aset untuk mengurangi negosiasi kontrak ulang biaya
kontrak ketika perusahaan berusaha melanggar kontrak utangnya.
Kontrak hutang menggunakan konservatisme dalam dua cara yaitu
pertama bondholders yang dapat secara eksplisit menggunakan akuntansi
8/18/2019 konservatisme akuntansi
12/23
konservatif. Kedua manajer dapat secara implisit menggunakan akuntansi
konservatif secara konsisten dalam rangka membangun reputasi untuk
pelaporan keuangan yang konservatif. Terkait dengan negosiasi ulang kontrak
hutang, debt covenant cenderung untuk berpedoman pada angka-angka
akuntansi. Lasdi (2009) menyatakan bahwa semakin besar tingkat leverage
maka semakin berkurang tingkat konservatisme perusahaan. Berdasarkan
gagasan tersebut, maka dapat ditarik hipotesis hubungan debt covenantterhadap konservatisme akuntansi sebagai berikut:
H3: Terdapaat Pengaruh Kontrak Hutang Terhadap Konservatime
Akuntansi
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka dapat dibentuk kerangka
pemikiran sebagai berikut:
3.1. Objek dan Waktu Penelitian
Objekpenelitianmenjelaskanmengenaiobjek, tempat, waktu dan informasi relevan
lainnya yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian.
Objek penelitian dalam skripsi ini adalah Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek
Indonesia, sehingga data yang diperolehpadapenelitianini adalah data yang
telahdicatatoleh Bursa Efek Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan
perusahaan saham LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya pada
Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan juga dari situs resmi BEI:
www.idx.co.id.
Adapun waktu yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini terhitung mulai
bulan Febuari 2015 sampai dengan penelitian dan penulisan skripsi iniselesai yaitu
bulan Juli 2015.
3.2. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausalkomparatif. Berdasarkan pernyataan Zainal Arifin (2012:46) didalam bukunya yang
berjudul Penelitian Metode dan Paradigma Baru, studi komparatif (comparative study)
atau studi kausal komparatif (causal comparative study) merupakan jenis penelitian
yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu
variabel tertentu. Penelitiankausalkomparatifbersifatexpost facto, artinya data yang
dikumpulkansetelahsemuaperistiwa yang dipermasalahkan terjadi.Ex post facto
merupakan suatu penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut
telah terjadi atau variabel tersebut memang pada dasarnya tidak bisa dimanipulasi.
Metode kausal komparatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui biaya
litigasi, pajak dan kontrak hutang berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada
perusahaan kelompok saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang akan menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
termasuk dalam kelompok LQ45 yang telah tercatat dan menerbitkan laporan keuangan
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. Pengertian LQ45 adalah 45 emiten
dengan likuiditas tinggi yang di seleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.Saham
perusahaan yang tercatat dalam indeks ini dipilih secara seksama, dengan likuiditas
menjadi indikator utama karena di anggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan
8/18/2019 konservatisme akuntansi
13/23
mencerminkan nilai pasar sebenarnya. Setelah terpilih saham-saham tersebut dipantau
dengan ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi. Bursa Efek Indonesia secara
rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakuakan evaluasi atas pergerakan
urutan saham-saham tersebut. Pergantian saham akan dilakukan setiap enam bulan
sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.
Pemilihan Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu
metode pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu untuk memperoleh
sampel yang representative terhadap populasi.
Kriteria yang dipilih untuk menjadi sampel antara lain :
1. Perusahaan yang termasuk kedalam kelompok saham LQ45 yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014
2. Perusahaan yang selalu aktif setiap tahunnya di kelompok saham LQ45 pada Bursa
Efek Indonesia
3. Selama periode pengamatan, perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan
tahunan periode 2011-2014
4. Perusahaan bukan termasuk dalam kelompok perbankan
5.
Perusahaan kelompok saham LQ45 yang menggunakan mata uang rupiah dalam
pelaporan keuangannya.
Perusahaan yang memenuhi kriteria pertama dari sampel penelitian yaitu
sebanyak 45 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang ada maka perusahaan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan.
Tabel 3.1
SeleksiSampelPenelitianNo. Kriteria Jumlah perusahaan
1.
Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011 –
2014
45
2.
Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yang tidak
berturut - turut masuk ke dalam data LQ45 setiap
tahunnya
(22)
3.Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yang tidak
mempunyai kelengkapan Laporan Keuangan(3)
4.Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yang termasuk
dalam perbankan(5)
5.Jumlah perushaan kelompok saham LQ45 yang tidak
menggunakan mata uang Rupiah (Rp)(3)
6. Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yangmenjadi 12
8/18/2019 konservatisme akuntansi
14/23
sampel
Sumber: Hasil pengumpulan data penelitian www.idx.co.id
3.4. Unit Analisis Penelitian
Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaansaham LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya pada Pusat
Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan juga dari situs resmi BEI:
www.idx.co.id.
3.5. Jenis data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakanolehpenulisyaitujenis data sekunder (sekundary data).Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Datasekunder yang diambil adalah data berupa dokumentasi yang berbentuk laporan
keuangan. Laporan keuangan yang dipilih adalah laporan keuangan perusahaan saham
LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya pada Pusat Referensi
Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan juga dari situs resmi BEI: www.idx.co.id.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
yaitu data yang memuat informasi mengenai suatu obyek atau kejadian masalalu yang
dikumpulkan, dicatat, dan disimpan dalam arsip. Data diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory (ICMD), IDX Statistics dan www.idx.co.id
4.1.1 Uji Asumsi KlasikAsumsi yang digunakan dalam OLS (Ordinary Least Square) atau metode
kuadrat terkecil, karena dapat menganalisa model penelitian dengan melihat obyek
penelitian yang merupakan perusahaan kelompok saham LQ45 yang memiliki
karakteristik yang sama.
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Imam, 2011:160).
Pengujian normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov - Smirnov yang
dilakukan dengan cara membandingkan nilai Asymp.Sig (2-tailed ) dengan tingkat
alpha (α = 0,05). Data yang berdistribusi normal apabila Asymp. Sig. (2-tailed )
lebih besar dari tingkat alpha (α =0,05).
Berdasarkan gambar 4.2 normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit
disekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara
normal. Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov - Smirnov
bahwa Asymp. Sig. menunjukkan hasil 0,200 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data terdistribusi dengan normal.
8/18/2019 konservatisme akuntansi
15/23
b. Uji Heterokedastisitas DataUji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu
keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pangamatan yang lain
berbeda. Salah satu metode yang digunakan adalah GLS untuk menguji adatidaknya heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien
regresi menjadi tidak efisien.
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas DataUji multikoliniearitas adalah suatu hubungan liniear yang sempurna (mendekati
sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas. Uji multikolinearitas
adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-
variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang
tinggi di antara variable-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebasterhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Dasar acuannya adalah sebagai
berikut:
1)
Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antara variabel terikat dalam model regresinya.
2)
Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antara variabel terikat dalam model regresinya.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dalam tabel 4.4
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel terikat dalam
model regresinya.
d. Uji Autokorelasi dataUji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel
dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Korelasi dengan dirinya sendiri
maksudnya bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai
variabel itu sendiri baik itu variabel sebelumnya ataupun nilai periode sesudahnya.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Angka D-W < -2 artinya ada autokorelasi positif
2. Angka -2 ≤ D-W ≤ 2 artinya tidak ada autokorelasi
3. Angka D-W > 2 artinya autokorelasi negative
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Durbin-Watson (DW) adalah 2,330
dimana D-W 2,330. Angka D-W > 2 artinya ada autokorelasi negative.
4.1.2 Analisa Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh biaya litigasi, pajak, dan kontrak hutang terhadap konservatisme
akuntansi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena
memiliki lebih dari satu variabel independent
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22.0
diatas maka didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
8/18/2019 konservatisme akuntansi
16/23
Konservatisme Akuntansi = 0,217 + 0,301 Biaya Litigasi - 0,060 Pajak - 0,522
Kontrak HutangDalam hal ini :
1.
Konstanta sebesar 0,217 artinya jika Biaya Litigasi, Pajak, Kontrak Hutang
nilainya 0 (nol) maka nilai Konservatisme sebesar 0,217.
2.
Koefisien regresi variabel Biaya Litigasi memiliki nilai sebesar 0,301. Hal ini
berarti bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan nilai pada variabel BiayaLitigasi, maka dapat meningkatkan Konservatisme Akuntansi sebesar 0,301.
3. Koefisien regresi Pajak memiliki nilai sebesar -0,060, hal ini berarti bahwa
setiap adanya perubahan 1 satuan nilai Pajak, maka dapat menyebabkan
penurunan Konservatisme Akuntansi sebesar -0,060.
4.
Koefisien regresi Kontrak Hutang memiliki nilai koefisien sebesar
-0,522. Hal ini berarti bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan nilai pada
variabel Kontrak Hutang maka dapat menyebabkan penurunan Konservatisme
Akuntansi sebesar -0,522.
4.1.3 Uji DeterminasiUji Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang
dihasilkan dari variabel bebas yang meliputi biaya Litigasi, Pajak dan Kontrak
Hutang terhadap variabel terikat yaitu Konservatisme Akuntansi. Nilai koefisiendeterminasi adalah antara nol dan satu, apabila nilai koefisien yang dihasilkan
mendekati 1 (satu) maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas memberikan
kontribusi yang besar terhadap variabel terikat.
Nilai pada Adjusted R Square adalah 0,244 Hal ini berarti 24,4% variasi variabel
dependent dapat dijelaskan oleh variasi ketiga variabel independent yaitu Kontrak
hutang, Litigasi dan pajak sedangkan sisanya (75,6%) dijelaskan oleh variabel lain
diluar variabel independent yang digunakan.
4.1.4 Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variable dependent . Derajat kepercayaan yang
digunakan adalah 0,05.
Dari uji ANOVAa
atau F - test didapat nilai F hitung sebesar 6,053 dengan
signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari nilai 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi konservatisme atau
dapat dikatakan Kontrak hutang, Biaya Litigasi dan Pajak secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Konservatisme.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Derajat signifikasi yang
digunakan adalah 0,05.
Dari ketiga variabel bebas yang dimasukkan dalam regresi, variabel kontrak
hutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap konservatisme dengan nilai
signifikan sebesar 0,001. Sedangkan variabel Litigasi dan pajak secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme.
1. Keterbatasan Hasil Penelitian
Hasil analisa menyimpulkan bahwa nilai Durbin Watson (DW) adalah 2,330
atau lebih besar dari 2. Hasil Analisa tersebut memberikan kesimpulan bahwa
8/18/2019 konservatisme akuntansi
17/23
variabel dependen berkorelasi dengan dirinya sendiri atau dengan kata lain ada
autokorelasi negative. Autokorelasi negatif artinya perubahan positif pada variabel
pengganggu pada saat tertentu diikuti oleh perubahan secara negatif pada periode
berikutnya, demikian sebaliknya.
5.1
KesimpulanBerdasarkan pembahasan dan penelitian mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi konservatisme akuntansi pada perusahaan kelompok saham LQ45 di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011 - 2014 maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Biaya Litigasi , Pajak dan Kontrak Hutang secara bersama-sama berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
2. Biaya Litigasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
3. Pajak tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
4. Dari ketiga variabel bebas yang dimasukkan dalam regresi, variabel Kontrak
Hutang secara parsial berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
5.2
SaranPenelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat menimbulkan
kurang sempurnanya hasil penelitian. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya
peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sejenis hendaknya
menambahkan variabel lain sebagai variabel bebas, karena sangat dimungkinkan
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini memiliki pengaruh kuat
terhadap konservatisme akuntansi.Variabel lain yang dimaksud adalah rasio ukuran
perusahaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sejenis hendaknya
memperluas sampel dengan industri-industri yang lainnya dan menambahkan tahun
periode untuk memperoleh prediksi yang lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Anwer S., Bruce K. Billings, Mary Harris and Richard M. Morton. 2000.
Accounting Conservatism and Cost of Debt: An Empirical Tes of Efficient
Contracting . SSRN. File 36
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Basu, Sudipta. 1997. Conservatism research : historical development and future
prospects. Fox school of business. Temple University: USA.
Desi Adhariani, dan Cynthia Sari. 2011. Konservatisme perusahaan di Indonesia
Danfaktor-faktor yang mempengaruhinya. Skripsi, Program Studi Akuntansi
FakultasEkonomi Universitas Indonesia.
8/18/2019 konservatisme akuntansi
18/23
Deviyanti, Dyahayu Artika. 2012. Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi penerapan
konservatisme dalama kuntansi (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia) .Skripsi. Fakultas ekonomi akuntansi Universitas
Diponegoro.
Diantimala, Yossi,2008.”Pengaruh akuntansikonservatisme, ukuran perusahaan dandefault
risk terhadapkoefisienresponlaba (ERC).Jurnal,Vol 1. No 1.
Eko Widodo Lo.2005. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan
Terhadap Konservatisme Akuntansi”, Simposium NasionalAkuntansi VIII.
Solo
Fond, Ryan La and Sugata Roychowdhury. 2006. Managerial Ownership and Accounting
Conservatism. SSRN. File55
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007.Standar Akuntansi Keuangan, PT Salemba Empat.
Jensen, Michael C. & William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: managerial
behavior, agency cost and ownership structure. Journal of financial economics. 305-360.
Kieso, Donald E dan Jerry Weygandt. 2006. Intermediate Accounting, 12th edition, John
Wiley and Sons.
Kiryanto dan Edy Suprianto. 2006. “Pengaruh moderasi size terhadap hubungan laba
konservatisma dengan neraca konservatisma”. Simposium Nasional Akutansi IX,
Padang.
Lasdi, Lodovicus. 2008. Determinan Konservatisme Akuntansi. The 2nd National Conference
UKWMS Surabaya. P 7 – 10, 17 & 18. Indonesian Capital Market Directory
Lodovicus lasdi. 2009.”Pengujian Determinan Konservatisma Akuntansi”, jurnalakuntansi kontemporer vol1 no.1.unika widya mandala Surabaya.
Penman, Stephen H. & Xiao-Jun Zhang. Accounting conservatism, the quality of earnings,
and stock returns. Journal of accounting and economics.
Pusat Referensi Pasar Modal (PPRM) Bursa Efek Indonesia.
Resti. 2012. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi”(Studi
pada Perusahaan Manufacture yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-
2010). Skripsi, Program Studi Ekonomi Akuntansi Universitas Hasanuddin Makasar.
Ruch, George W. and Gary K. Taylor. 2014. The Effects of Accounting Conservatism on Financial Statements and Financial Statement . SSRN. File 45
Suprianto, Edy dan Arum Kusuma Dewi . 2014. “Relevansi Prinsip Konservatism Wajib
Pajak Melakukan Tax Avoidance Sebelum Dan Sesudah Pelaksanaan International
Financial Reporting Standards (IFRS)”. Simposium Nasional Akuntansi XVII,
Lombok.
8/18/2019 konservatisme akuntansi
19/23
Susanto, ShellaDeslatuYuliusKurnia.2009.”Pengaruh kepemilikan managerial, Debt
Covenant, Litigation, Tax and Political cost
danKesempatanbertumbuhterhadapkonservatismeakuntansi.Skripsi, Program
studiEkonomiakuntansi STIE Trisakti Jakarta.
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE.
Wardhani, Ratna. 2007. Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia dan Hubungannya
Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance.
Hibah Penelitian Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.
Watts, Ross L., & Jerold L. Zimmerman. 1986. Possitive Accounting Theory.
Prentice Hall: New Jersey.
Watts, Ross L. 2002. Conservatism in Accounting. Journal Accounting and
Economics. SSRN. P 17 – 21.
Watts, R.L.. 2003a. Conservatism in accounting part I: explanations andimplications. Journal of Accounting and Economics. 207–221.
Watts, R.L. 2003b. Conservatism in accounting part 2: Evidence and research
opportunities. Journal of ccounting and Economics. 287–301.
Winata, Denny. 2008. Pengaruh Konservatisme Terhadap Kualitas Laba dan Return
SahamPerusahaan Manufaktur. Skripsi UI.
Wicaksono, Windra Septian.2012.Uji EmpirisPengaruh factor –factor
konservatismeakuntansidalamperpajakan.Skripsi.FakuktasEkonomiakuntansiUniversit
as Diponegoro Semarang.
Widya. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan
Terhadap Akuntansi Konservatif”, Simposium NasionalAkuntansi VII, Denpasar.
www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx
(diakses tanggal 29 mei 2015)
Lampiran 1
Daftar Emiten
No Emiten Kode Emiten
1. Astra Agro Lestari Tbk AALI
2. Astra International Tbk ASII
3. Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
4. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
5. Jasa Marga Tbk JSMR
6. Kalbe Farma Tbk KLBF
7. PP London Sumatera Tbk LSIP
8/18/2019 konservatisme akuntansi
20/23
8. Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR
9. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk PTBA
10. Timah Tbk TINS
11. United Tractors Tbk UNTR
12. Unilever Indonesia Tbk UNVR
Lampiran 2
Perhitungan Konservatisme
Total Akrual = (Laba bersih+Depresiasi)-Arus Kas Operasi (x-1)
Total Asset
Lampiran 3
Perhitungan Biaya Litigasi
Asset Growth =
Lampiran 4
Perhitungan Pajak
Sales Growth
Lampiran 5
Perhitungan Leverage
=
%
Lampiran 6
Hasil Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Konservatisme 48 -,0139 ,4747 ,195425 ,1218213
Biaya Litigasi 48 -,0826 ,5636 ,166890 ,1073323Pajak 48 -,2518 ,8285 ,132910 ,1658345
Kontrak Hutang 48 ,0154 ,5060 ,122750 ,1080729
Valid N (listwise) 48
Total Asset t -Total Asset t-1
Total Asset t-1
Net Salest –Net Salest-1
Net Salest-1
8/18/2019 konservatisme akuntansi
21/23
Lam
pira
n 7
Hasi
l Uji
Nor
mali
tas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UnstandardizedResidual
N 48
Normal Parametersa,b Mean ,0000000Std. Deviation ,10249317
Most Extreme Differences Absolute ,095
Positive ,095
Negative -,091
Test Statistic ,095Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 8
Hasil Uji Multikolinearitas
Lampiran 9
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,541a ,292 ,244 ,1059296 2,330
a. Predictors: (Constant), Kontrak Hutang, Pajak, Biaya Litigasi
b. Dependent Variable: Konservatisme
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,217 ,034 6,332 ,000
Biaya Litigasi ,301 ,161 ,265 1,868 ,069 ,797 1,255
Pajak -,060 ,104 -,081 -,571 ,571 ,798 1,253
Kontrak Hutang -,522 ,144 -,463 -3,631 ,001 ,988 1,012
a. Dependent Variable: Konservatisme
8/18/2019 konservatisme akuntansi
22/23
Lampiran 10Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 11
Hasil Analisis Regresi Berganda
Lampiran 12
Hasil Uji Determinasi
Lampiran 13
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression ,204 3 ,068 6,053 ,002
Residual ,494 44 ,011
Total ,698 47
a. Dependent Variable: Konservatisme
b. Predictors: (Constant), Kontrak Hutang, Pajak, Biaya Litigasi
8/18/2019 konservatisme akuntansi
23/23
Lampiran 14
Hasil Uji
Top Related