konservatisme akuntansi

download konservatisme akuntansi

of 23

Transcript of konservatisme akuntansi

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    1/23

     

    1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian 

    Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerjamanajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang

    disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun

     pihak eksternal. Laporan keuangan ini juga merupakan suatu bentuk pertanggung

     jawaban manajemen untuk memenuhi kepentingan investor, kreditor, dan pemerintah.

    Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip – prinsip

    akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan

    laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap

     penggunanya. Laporan keuangan tersebut juga dapat memberikan informasi yang

    dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, sehingga informasi yang terkandung di

    dalamnya haruslah informasi yang dapat dipercaya.

    Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatanakuntansi dari perusahaan. Laporan tersebut memberikan informasi yang dapat

    digunakan oleh pihak internal seperti komisaris, direktur, manajer dan karyawan

    maupun pihak eksternal seperti investor, kreditor dan pemasok untuk mengambil

    keputusan. Keputusan dari pihak internal misalnya, keputusan untuk mengangkat

    kembali atau mengganti manajemen. Keputusan dari pihak eksternal misalnya

    keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka di dalam perusahaan atau

    keputusan untuk memberikan kredit dalam jumlah tertentu kepada perusahaan.

    THE FACTORS AFFECTING ACCOUNTING CONSERVATISM IN GROUP

    SHARES LQ45 LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE2011-2014

    The purpose of this study is to provide empirical evidence of the effect of Asset

    Growth, Sales Growth and Leverage on Accounting Conservatism in Indonesia Stock

     Exchange (IDX).

    The sample is purposive sampling. The population is a group company LQ45.

    The criteria of this study is LQ45 group company listed in Indonesia Stock Exchange.

    The number of companies that were sampled are 12 companies. Methods of data

    analysis used is multiple regression analysis using SPSS 22. Variables Independent

     study is a Asset Growth, Sales Growth and Leverage and Dependent Variables

    research is Accounting Conservatism.The results showed that partially Leverage positive and significant effect on the

     Accounting Conservatism. While the cost of partially Asset Growth and Sales Growth

    had no effect on Accounting Conservatism.

     Key words: Asset Growth, Sales Growth and Leverage and Dependent Variables

    research is Accounting Conservatism. 

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    2/23

    Agar dapat dipertanggungjawabkan isinya serta bermanfaat bagi penggunanya,

    laporan keuangan harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip-prinsip akuntansi yang

    sesuai dengan standar yang berlaku. Tujuan laporan keuangan antara lain,

    memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan

    hasil usaha perusahaan, pada periode tertentu, serta memberikan informasi keuangan

    yang dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengintepretasikan

    kondisi dan potensi suatu usaha.

    Laporan keuangan bermula dari beberapa postulat dan prinsip. Salah satunya

    adalah prinsip konservatisme. Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan

    yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi dominan.

    Konvensi seperti konservatisme menjadi pertimbangan dalam akuntansi dan laporan

    keuangan karena aktivitas perusahaan dilingkupi ketidakpastian ekonomi dimasa yang

    akan datang, sehingga pengukuran dan pengakuan untuk angka-angka tersebut

    dilakukan dengan hati-hati.

    Prinsip akuntansi konservatif sering digunakan oleh perusahaan-perusahan

     besar karena mereka mengalami kejadian-kejadian yang belum pasti yang timbul

    akibat adanya transaksi-transaksi besar. Hal ini sejalan dengan hipotesis biaya politik

    (political cost hypothesis) yang menyatakan bahwa perusahaan besar cenderungmenggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan

     perusahaan kecil (Kiryanto dan Supriyanto, 2006). Dengan kata lain, perusahaan

     besar cenderung lebih konservatif daripada perusahaan kecil dan begitu juga

    sebaliknya, perusahaan kecil kurang konservatif daripada perusahaan besar. Selain hal

    tersebut, perbedaan ukuran perusahaan juga akan berpengaruh terhadap perbedaan

    informasi yang dikeluarkan perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Semakin luas

    informasi yang tersedia maka akan semakin mudah investor menginterpretasikan

    informasi dalam laporan keuangan. Namun ukuran (size)  perusahaan yang

     bagaimanakah yang lebih direspon oleh investor pada saat pengumuman informasi

    laba masih menjadi tanda tanya.

    Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlahkonsep konservatisme. Konservatisme dalam akuntansi secara tradisional

    didefinisikan sebagai antisipasi terhadap semua rugi tetapi tidak mengantisipasi laba

    (Bliss dalam Watts, 2002). Pengantisipasian rugi berarti pengakuan rugi sebelum

    suatu verifikasi hukum dapat dilakukan dan hal yang sebaliknya dilakukan terhadap

    laba. Konservatisme pada masa sekarang ini lebih dikaitkan dengan prinsip kehati-

    hatian (prudence).

    Konservatisme merupakan prinsip yang masih kontroversial di antara peneliti.

    Ada pihak yang berpendapat bahwa konservatisme dalam akuntansi merupakan

     prinsip yang bermanfaat. Namun, sebagian peneliti lainnya berpendapat bahwa

    konservatisme dalam akuntansi merupakan prinsip yang tidak bermanfaat. Menurut

    Safiq (2010) hal ini dikarenakan konservatisme akuntansi dianggap kurang relevandalm pengambilan keputusan. Perusahaan yang menggunakan konservatisme

    akuntansi memiliki kualitas laba yang rendah (penman dan Zhang dalam Safiq 2010).

    Dalam konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan

    dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban

    dengan nilai yang tertinggi (Cynthia dan Sari, 2009). Konservatisme (Suwardjono,

    2005) adalah sikap dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau

    keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Impilkasi

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    3/23

    konsep ini pada akuntansi adalah menghasilkan angka-angka laba dan aset yang

    cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang yang cenderung tinggi.

    Kecenderungan itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat

     pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya (Ahmad dalam Dina,

    2009). Dikalangan para peneliti, konsep konservatisme akuntansi masih dianggap

    sebagai prinsip kontroversial. Di satu sisi, konservatisme akuntansi dianggap sebagai

    kendala yang memengaruhi kualitas laporan keuangan.

    Beranjak dari pro dan kontra seputar konservatisme, banyak penelitian yang

    diarahkan untuk menguji manfaat konservatisme dalam penyajian laporan keuangan.

    Penelitian yang membuktikan bahwa akuntansi konservatif tidak berguna bagi

     pengguna laporan keuangan seperti investor antara lain dilakukan oleh Greenball

    (1969), Basu (1997), serta Penman dan Zhang (2000) yang dinyatakan dalam Milne

    (2000). Para peneliti tersebut menyatakan bahwa akuntansi konservatif akan

    menyebabkan kualitas laba yang dihasilkan menjadi rendah. Penelitian yang

    membuktikan bahwa konservatisme bermanfaat antara lain dilakukan oleh Feltham-

    Ohlson (1996) dan Ahmed et al., (2000&2002). FelthamOhlson (1996) dan Ahmed et

    al., (1998) membuktikan bahwa laba dan aktiva yang dihitung dengan akuntansi

    konservatif dapat digunakan untuk menilai perusahaan. Sekar dan Wilopo (2005)menyatakan bahwa secara intuitif prinsip konservatisme bermanfaat karena bisa

    digunakan untuk memprediksi kondisi mendatang yang sesuai dengan tujuan laporan

    keuangan.

    Watts (2003a) dalam lasdi menyatakan bahwa konservatisme akuntansi

    muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak dan politik

    yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi

     pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak seperti menejer, pemegang saham,

     pengadilan, dan pemerintah.

    Dengan semakin berkembangnya riset mengenai konservatisme akuntansi

    mengindikasikan bahwa keberadaan konservatisme dalam pelaporan keuangan

    memiliki peranan penting dalam praktek akuntansi. Seperti halnya yang diungkapkanoleh Hendriksen dan Breda (1992) dalam Widayati (2011) bahwa penggunaan konsep

    konservatisme juga didasarkan pada alasan dalam pembayaran pajak. Konsep

    konservatisme yang merupakan kosep kehati - hatian dalam mengurangi risiko,

    konsep ini menunda pangakuan pendapatan. Jika pendapatan mengalami penundaan,

    maka secara otomatis pengakuan laba yang dilaporkan akan semakin kecil. Oleh

    karena itu jika laba semakin kecil, maka pembayaran pajak akan semakin rendah.

    Penelitian konservatisme pada saat ini masih dibutuhkan karena untuk menjawab

    masalah-masalah yang masih diperdebatkan dan masalah yang telah muncul, oleh

    karena itu, dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mereview beberapa penelitian

    tentang peranan praktek konservatisme akuntansi, dengan menambahkan Biaya

    litigasi dan Kontrak hutang dalam kelompok saham LQ45. LQ45 adalah 45 emiten

    dengan likuiditas tinggi, seleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Saham

     perusahaan yang tercatat dalam indeks ini dipilih secara seksama, dengan likuiditas

    menjadi indicator utama karena dianggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan

    mencerminkan nilia pasar sebenarnya. Begitu terpilih saham saham tersebut dipantau

    dengan ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi. Bursa Efek Indonesia secara

    rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam

     perhitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakuakan evaluasi atas

     pergerakan urutan saham-saham tersebut. Pergantian saham akan dilakukan setiap

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    4/23

    enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Maka penelitian ini

    mengangkat dan membahas permasalahan dengan judul “FAKTOR – FAKTOR

    YANG MEMPENGARUHI KONSERVATISME AKUNTANSI PADA

    PERUSAHAAN KELOMPOK SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK

    INDONESIA”.

    1.2. Spesifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka spesifikasi masalah dalam penelitian ini

    adalah:

    1. 

    Apakah Biaya Litigasi berpengaruh Signifikan terhadap konservatisme

    akuntansi?

    2. 

    Apakah Pajak berpengaruh Signifikan terhadap konservatisme akuntansi?

    3.  Apakah Kontrak Hutang berpengaruh Signifikan terhadap konservatisme

    akuntansi?

    1.3. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

     penelitian ini adalah?

    1. 

    Untuk mengetahui pengaruh Biaya Litigasi terhadap konservatisme akuntansi.

    2. 

    Untuk mengetahui pengaruh Pajak terhadap konservatisme akuntansi.3.

     

    Untuk mengetahui pengaruh Kontrak Hutang terhadap konservatisme akuntansi.

    1.4. Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

     penelitian ini adalah:

    1.  Aspek Praktis (Guna Laksana)

    a. 

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang pengaruh dan

    alasan diterapkannya konservatisme di suatu perusahaan.

     b. 

    Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang akan menerapkan prinsip

    akuntansi konservatisme dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan.

    2. 

    Aspek Teoritisa.  Penelitian ini dapat memberikan tambahan bukti empiris dan pengetahuan

    mengenai teori-teori penerapan akuntansi konservatif dan faktor-faktor yang

    mempengaruhinya pada perusahaan saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia

     b.  Sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan sebagai refrensi untuk

     penelitian-penelitian di masa yang akan datang, khususnya penelitian-

     penelitian akuntansi berbasis keuangan dan pasar modal

    c. 

    2.1. Penelitian Terdahulu

    Penelitian tentang konservatisme telah banyak dilakukan dengan berbagai

    faktor yang berbeda-beda diantaranya sebagai berikut:Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Anwer S. Ahmed, Bruce K. Billings,

    Mary Harris dan Richard M. Morton (2000)  dengan judul  Accounting

    Conservatism and Cost of Debt: An Empirical Tes of Efficient Contracting  yang

    dimuat dalam  Science Research Network   (SSRN)  file 36  tahun 2000. Hasil

     penelitian ini memberikan bukti tentang peran konservatisme akuntansi dalam

    memitigasi konflik pemegang obligasi / pemegang saham atas kebijakan dividen.

    Secara khusus, mereka mendokumentasikan bahwa perusahaan yang menghadapi

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    5/23

    konflik yang lebih parah terhadap kebijakan dividen cenderung menggunakan lebih

    konservatif akuntansi. Selain itu, mereka juga mendokumentasikan bahwa ada

    tradeoff antara konservatisme dan biaya utang. Perusahaan yang memilih akuntansi

    yang lebih konservatif memiliki biaya yang lebih rendah dari utang setelah

    mengendalikan faktor-faktor penentu lain dari biaya utang. Secara keseluruhan,

     bukti-bukti yang konsisten dengan gagasan bahwa akuntansi konservatisme

    memainkan peran penting dalam kontrak efisien.Chynthia Sari dan Desi Adhariani (2009) dengan judul Konservatisme

    Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya yang dimuat

    dalam kelompok akuntansi keuangan dan pasar modal  No.12  pada Simposium

     Nasional Akuntansi XII, Palembang AKPM. Variabel dependen dalam penelitian ini

    adalah konservatisme akuntansi sedangkan variabel independennya terdiri dari debt

    covenant ,  size  perusahaan, risiko perusahaan, rasio konsentrasi, dan intensitas

    modal. Metode analisis data dengan menggunakan model regresi linear berganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa size perusahaan, rasio konsentrasi, intensitas

    modal memiliki pengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan

    risiko perusahaan dan kontrak hutang tidak memiliki pengaruh terhadap

    konservatisme akuntansi.

    Shella Deslatu Yulius Kurnia Susanto (2009) meneliti tentang Pengaruh

    Kepemilikan Managerial,  Debt Covenant, Litigation, Tax and Political Costs Dan

    Kesempatan Bertumbuh Terhadap Konservatisme Akuntansi variabel kepemilikan

    managerial tidak berpengaruh terhadap variabel konservatisma akuntansi yang

    dimuat dalam Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

    kelompok Ekuitas-Vol. 14 No.2  tahun 2010 . Hasil penelitian ini konsisten dengan

     penelitian yang dilakukan oleh Lasdi (2008), namun hasil penelitian ini tidak

    konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya (2005), dan Wibowo

    (2002); Variabel debt covenant tidak berpengaruh terhadap variabel konservatisma

    akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Widya (2005), namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Lasdi (2008); Variabel litigation  berpengaruh terhadap variabelkonservatisma akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Lasdi (2008); Variabel tax and political costs tidak berpengaruh

    terhadap variabel konservatisma akuntansi. Hasil penelitian ini konsisten dengan

     penelitian yang dilakukan oleh Lasdi (2008), namun hasil penelitian ini tidak

    konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya (2005); (5) Variabel

    kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap variabel konservatisma

    akuntansi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Widya (2005).

    2.2. Tinjauan Teori

    2.2.1. 

    Teori Agensi

    Teori agensi merupakan teori yang digunakan perusahaan dalam

    mendasari praktik bisnisnya. Jensen dan Meckling (1976:5) menyatakan

     bahwa teori keagenan disebut juga sebagai teori kontraktual yang memandang

    suatu perusahaan sebagai suatu perikatan kontrak antara anggota-anggota

     perusahaan. Mereka juga menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah

    sebagai suatu kontrak antara satu atau lebih pihak yang mempekerjakan pihak

    lain untuk melakukan suatu jasa untuk kepentingan mereka yang meliputi

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    6/23

     pendelegasian beberapa kekuasaan pengambilan keputusan kepada pihak lain

    tersebut. Dengan demikian, teori ini mengindikasikan adanya kepentingan

     pada setiap pihak yang ada di perusahaan untuk mencapai tujuan.

    Konflik keagenan lainnya yang mungkin terjadi yaitu mengenai

    informasi asimetri (assymetries information). Informasi asimetri timbul karena

    kurang lengkapnya informasi yang diperoleh atau salah satu pihak tidak

    memiliki informasi yang diketahui oleh pihak lainnya. Misalnya, manajermungkin memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pemegang

    saham karena manajer adalah pihak yang lebih sering berhadapan dengan

    kegiatan operasional di perusahaannya. Dengan demikian, pemegang saham

    yang hanya memiliki sedikit informasi akan kesulitan dalam mengontrol

     perusahaan yang dijalankan oleh manajer.

    Terdapat dua macam assymetries information menurut Qomariyah, et

    al . (2007), yaitu: 

    1.  Adverse Selection

     Adverse selection adalah jenis asimetri informasi di mana satu pihak

    atau lebih melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensialmemiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain.  Adverse selection terjadi

    karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam

    (insider) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu

     perusahaan daripada para pemegang saham. Para pemegang saham atau

     prinsipal mungkin tidak mengakses semua informasi yang disediakan agen

    sehingga tidak dapat mengawasi tindakan manajer apakah mereka sudah

    melakukan kewajibannya sesuai dengan kontrak atau tidak. Kemungkinan

    lainnya adalah manajer dengan sengaja menyembunyikan atau memanipulasi

    informasi-informasi penting yang akan diberikan oleh prinsipal, sehingga

     prinsipal sulit untuk melakukan keputusan investasi.

    2. 

     Moral Hazard  

     Moral hazard adalah jenis asimetri informasi di mana suatu pihak atau

    lebih yang melangsungkan suatu transaksi usaha potensial dapat mengamati

    tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi tersebut, sedangkan

     pihak lainnya tidak. Hal ini dapat mengakibatkan pemegang saham sebagai

     prinsipal tidak mengetahui tindakan manajer sebagai agen yang mungkin

    melakukan tindakan di luar kontrak kerja yang tidak sesuai dengan etika dan

    norma yang berlaku atau tindakan manajer yang mungkin bekerja kurang

    optimal bagi tercapainya tujuan perusahaan.

    Pemilihan metode konservatisme tidak terlepas dari kepentingan

    manajer untuk mengoptimalkan kepentingannya dengan mengorbankan

    kepentingan pemegang saham, sehingga dukungan manajemen terhadap

    konservatisme berkaitan dengan teori ini.

    Teori akuntansi positif menurut Chariri dan Ghozali (2007) dalam

    Widayati (2011:29) menyatakan bahwa ada tiga hubungan keagenan:

    1. 

    Antara manajemen dengan pemilik (pemegang saham)

    Apabila manajemen memiliki jumlah saham yang lebih sedikit

    dibandingkan dengan investor lain, maka manajer akan cenderung

    melaporkan laba tinggi atau kurang konservatif. Hal ini dikarenakan

     principal (pemegang saham) menginginkan dividen maupun capital gain 

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    7/23

    dari saham yang dimilikinya.Sedangkan karena agen (manajer) ingin

    dinilai kinerjanya bagus dan mendapatkan bonus, maka manajer

    melaporkan laba yang lebih tinggi. Namun jika kepemilikan manajer lebih

     banyak disbanding para investor lain, maka manajemen cenderung

    melaporkan laba lebih konservatif. Karena rasa memiliki manajer terhadap

     perusahaan itu cukup besar, maka manajer lebih berkeinginan untuk

    memperbesar perusahaan. Dengan metode konservatif, maka akanterdapat cadangan tersembunyi yang cukup besar untuk meningkatkan

     jumlah investasi perusahaan.

    2.  Antara manajemen dan kreditor

    Manajemen cenderung melaporkan labanya lebih tinggi karena

     pada umumnya kreditor beranggapan bahwa perusahaan dengan laba yang

    tinggi akan melunasi utang dan bunganya pada tanggal jatuh tempo.

    Dengan kata lain kreditor beranggapan akan mengurangi tingkat risiko

    utang tidak dibayar. Kreditor dengan melihat laba yang tinggi cenderung

    akan mudah dalam memberikan pinjaman.

    3.  Antara manajemen dan pemerintah

    Manajer cenderung melaporka labanya secara konservatif.Hal ini

    dikarenakan untuk menghindari pengawasan yang lebih ketat dari

     pemerintah, para analais sekuritas dan pihak yang berkepentingan

    lainya.Pada umumnya perusahaan yang besar dibebani oleh beberapa

    konsekuensi.Misalnya harus menyediakan pelayanan public yang lebih

     baik dan harus membayar pajak yang lebih tinggi.

    Berdasarkan hal tersebut maka inti dari hubungan keagenan bahwa

    di dalam hubungan keagenan terdapat Adanya perbedaaan kepentingan

    antara kedua belah pihak yang dapat menyebabkan terjadinya konflik

    keagenan, pihak pengendalian yaitu manajeman atau yang mengelola

     perusahaan.

    2.2.2.  Konservatisme Akuntansi

    Basu (1997:6) mendefinisikan konservatisme sebagai praktik

    mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva bersih) dalam merespons berita

     buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih)

    dalam merespons berita baik ( good news). Watts (2003:1-2) mendefinisikan

    konservatisme sebagai perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan

    laba dibandingkan rugi.Watts juga menyatakan bahwa konservatisme

    akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi,

     pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya

    keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak

    seperti manajer, pemegang saham, pengadilan dan pemerintah.

    Penjelasan lebih lanjut dikemukakan oleh Wolk et al, (2001) dalam

    Jamaan (2008) yang menyebutkan bahwa konservatisme sebagai preferensi

    terhadap metode-metode akuntansi yang menghasilkan nilai paling rendah

    untuk aset dan pendapatan, sementara nilai paling tinggi untuk utang dan

     biaya, atau menghasilkan nilai buku ekuitas yang paling rendah. Hal ini

     berakibat pada penundaan pengakuan aset dan pendapatan hingga aset atau

     pendapatan tersebut benar-benar telah diterima perusahaan walaupun

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    8/23

    kemungkinan adanya penerimaan aset sangat besar. Sebaliknya, pengakuan

    terhadap rugi atau biaya yang terjadi segera dilakukan.

    Karena adanya penundaan pengakuan untuk pendapatan dan aset tetapi

     pengakuan untuk rugi dan biaya segera dilakukan, konservatisme dapat

    menyebabkan understatement pada laba periode sekarang tetapi overstatement  

     pada laba periode berikutnya. Adanya overstatement  pada laba periode yang

    akan datang disebabkan oleh understatement pada periode sekarang (Sari danAdhariani, 2009). Watts (2003a) menyatakan bahwa understatement aset

     bersih yang sistematik atau relatif permanen merupakan hallmark

    konservatisme akuntansi, sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme

    akuntansi menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah

     perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu

     pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aset yang tidak

    overstate.

    Konservatisme akuntansi menyatakan apabila ada beberapa alternatif

    akuntansi maka alternatif yang seharusnya dipilih adalah alternatif yang paling

    kecil kemungkinannya untuk melaporkan aset atau pendapatan yang lebih

     besar dari yang seharusnya (Almilia, 2005). Chariri dan Ghozali (2007) jugamenyatakan demikian, bahwa apabila perusahaan memilih suatu di antara dua

    teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternatif yang kurang

    menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Apabila terdapat kondisi yang

    kemungkinan menimbulkan kerugian, maka harus segera diakui. Lebih lanjut,

     prinsip konservatisme sering dianggap sebagai prinsip yang pesimisme.

    Senada dengan beberapa penelitian yang telah dipaparkan, pesimisme

    mengharuskan beban harus segera diakui, tetapi pendapatan diakui setelah ada

    kepastian realisasi (recognition), sedangkan aset bersih cenderung dinilai di

     bawah harga pertukaran atau harga pasar sekarang dari harga perolehan.

    (Hendriksen dan Van Breda, 2000).

     Namun di tinjau lagi bahwa laporan keuangan tersebut disusun

     berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh

     badan yang berwenang menetapkan standar. Dalam SAK terdapat beberapa

     pilihan prosedur akuntansi yang dapat digunakan perusahaan untuk menyusun

    laporan keuangan.Perusahaan memiliki sedikit kebebasan dalam memilih

    salah satu dari beberapa alternative yang ditawarkan dalam standar akuntansi

    keuangan yang dianggap sesuai dengan kondisi perusahaan. Beberapa

    alternative pilihan prosedur penyusutan yang ada dalam SAK tersebut

    memiliki tingkat konservatisme satu dengan yang lainnya. SAK menyebutkan

    ada berbagai metode yang menerapkan prinsip konservatisme, diantaranya: 

    .

    2.2.3.  Konservatisme terhadap Biaya Litigasi

    Risiko adanya tuntunan hukum (litigasi) oleh kreditur dan pemegang

    saham kepada manajer dapat mendorong penyelenggaraan akuntansi

    konservatif. Bagi perusahaan, upaya untuk menghindari dari ancaman litigasi

    mendorong pada : (1) pengungkapan berita buruk dengan segera dalam

    laporan keuangan (2) menunda berita baik (3) memilih kebijakan akuntansi

    yang cenderung konservatif (Seetharaman et al. 2002) dalam Juanda (2007:

    5).

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    9/23

    Watts (2003a) dalam Lasdi (2008:4) menyatakan bahwa pernyataan

    aset bersih yang berlebihan cenderung menghasilkan biaya litigasi yang lebih

     besar dibanding pernyataan aset bersih yang lebih rendah. Konservatisme

    akuntansi dengan menyatakan aset bersih yang lebih rendah dapat mengurangi

    risiko litigasi. Oleh karena itu, maka manajemen dan auditor mempunyai

    insentif untuk menyatakan lebih rendah laba dan aset bersih. Sehingga,

     penelitian Lasdi (2008) memprediksi bahwa manajer perusahaan dengan biayalitigasi ekspektasian ex ante yang tinggi mempunyai insentif yang lebih kuat

    untuk menggunakan akuntansi konservatif untuk mengurangi biaya litigasi

    ekspektasian. Biaya litigasi pada penelitian ini diproksikan dengan ukuran

     perusahaan yang dilihat dari assets growth yaitu variabel yang

    menggambarkan pertumbuhan aktiva atau kekayaan perusahaan.

    Ball et all, (1999) dan (2000)  menyatakan bahwa lingkungan hukum

    yang berlaku pada suatu wilayah tertentu mempunyai dampak yang signifikan

    dalam kebijakan manajer dalam melaporkan kondisi keuangan perusahaannya

    (Juanda, 2007:6-7). Dalam hal ini, manajer akan menyeimbangkan biaya

    litigasi yang akan timbul dengan manfaat yang diperoleh dari pelaporan

    keuangan dengan kebijakan akuntansi yang agresif. Sehingga, perusahaan

    yang beroperasi pada wilayah dengan lingkungan hukum yang ketat akan

    cenderung menerapkan kebijakan akuntansi yang konservatif. 

    2.2.4.  Konservatisme terhadap Pajak

    Penerapan akuntansi konservatif dilakukan dalam upaya memperkecil

     pajak penghasilan perusahaan. Perusahaan dapat memilih metode-metode

    yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya pajak sepanjang

    diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Di Indonesia

     peraturan perpajakan mewajibkan dilakukannya rekonsiliasi fiskal dengan

    tujuan mencocokkan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Ada peraturan yang

    diperbolehkan dalam standar akuntansi namun yang tidak diperbolehkandalam perpajakan, seperti biaya sumbangan yang tidak boleh dibebankan dan

    harus dikoreksi. Meskipun demikian aspek perpajakan tetap menjadi

     pertimbangan pilihan perusahaan untuk menerapkan akuntansi konservatif

    (watts, 2003a) dalam Wicaksono (2012:11). 

    2.2.5.  Konservatisme terhadap Kontrak Hutang

    Kontrak hutang menggunakan konservatisme dalam 2 cara. Pertama,

    bondholders dapat secara eksplisit menggunakan akuntansi konservatisme.

    Kedua, manajer dapat secara implisit menggunakan akuntansi konservatif

    secara konsisten dalam rangka membangun reputasi untuk pelaporan keuangan

    yang konservatif. Milgrom dan Robert, 1992 (dalam Lasdi, 2008:8)menyatakan bahwa pertimbangan reputasional secara efektif memeriksa

    kesediaan manajer untuk mengingkari komitmennya dengan terikat dalam

     pilihan akuntansi opportunistik yang bersifat ex post.

    Menurut Kirana (2009:19)  penjelesan pengontrakan sebagai pendorong

    timbulnya praktek konservatisme merupakan sumber yang paling dahulu

    muncul dan memiliki argumentasi yang telah berkembang secara sempurna.

    Penjelasan pengontrakan tersebut didasarkan pada praktek akuntansi dan

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    10/23

     pengawasan manajemen yang telah lama dijalankan, sementara penjelasan

    mengenai penentuan konservatisme lainnya didasarkan pada fenomena

    akuntansi yang baru berkembang beberapa tahun terakhir.

    2.3. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

    Menurut Watts (2003:3) dalam Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implication, konservatisme didefinisikan sebagai perbedaan 

    variabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibanding rugi. Konservatisme 

    merupakan prinsip yang mengakui hutang dan biaya dengan segera, tetapi laba dan

    aset tidak segera diakui walaupun kemungkinan terjadinya besar. Dengan demikian,

    laba yang disajikan dalam laporan keuangan memuat prinsip kehatihatian  untuk

    menghindari kemungkinan terjadinya risiko. Akan tetapi, prinsip ini  dapat

    menyebabkan fluktuasi laba karena laba yang dilaporkan sekarang dapat  menjadi

    understatement dan laba yang dilaporkan di masa mendatang menjadi overstatement.

    2.3.1. 

    Pengaruh Biaya Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi

    Biaya Litigasi yang semakin tinggi mengakibatkan perusahaan

    (Manajer) melaporkan laba atau aset lebih rendah. Pelaporan yang lebihrendah dikarenakan pelaporan aset atau laba yang lebih tinggi seringkali

    menyebabkan risiko dan tuntutan hukum. Konservatisme akuntansi dengan

    menyatakan aset yang lebih rendah akan dapat mengurangi risiko litigasi.

    Manajer cenderung lebih konservatif untuk mengurangi risiko dan biaya

    litigasi. Sehingga terdapat hubungan yang positif antara biaya litigasi terhadap

    konservatisma akuntansi.

    Risiko litigasi sebagai faktor eksternal dapat mendorong manajer untuk

    melaporkan keuangan perusahaan lebih konservatif. Dorongan manajer untuk

    menerapkan konservatisme akuntansi akan semakin kuat bila risiko ancaman

    litigasi pada perusahaan relative tinggi.

    Berbagai peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalamlingkungan akuntansi, menuntut manajer untuk mencermati praktik-praktik

    akuntansi agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan penegakan

    hokum yang semakin ketat inilah akan berpotensi menimbulkan litigasi bila

     perusahaan melakukan pelanggaran sehingga akan mendorong manajer untuk

     bersifat berhati- hati dalam menerapkan akuntansinya. Juanda (2007:8)

    menyatakan risiko litigasi merupakan risiko yang melekat pada perusahaan

    yang memungkinkan ancaman litigasi oleh stakeholder perusahaan yang

    dirugikan. Dalam penelitiannya, Juanda menggunakan rasio likuiditas dan

    solvabilitas. Rasio ini menunjukkan semakin kecil nilai rasio yang dimiliki

    sebuah perusahaan maka semakin rendah perusahaan untuk melunasi hutang-

    hutang lancarnya. Sehingga semakin besar kemungkinan perusahaan terkena

    tuntutan hukum. Berdasarkan gagasan tersebut, maka dapat ditarik hipotesishubungan antara risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi sebagai

     berikut:

    H1  : Terdapat perngaruh Biaya Litigasi terhadap Konservatisme

    Akuntansi 

    2.3.2.  Pengaruh Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    11/23

    Dalam situasi di mana pihak ketiga (pemerintah dan pajak)

    menggunakan informasi berbasis akuntansi, atau informasi yang berhubungan

    dengan angka-angka akuntansi, maka perusahaan mempunyai insentif untuk

    mengelola angka-angka tersebut karena pengaruh potensial dari kebijakan

     pengungkapannya terhadap pihak ketiga. Biaya politis timbul dari konflik

    kepentingan antara perusahaan (manajer) dengan pemerintah sebagai

    kepanjangan tangan masyarakat yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai dengan

     peraturan yang berlaku. Proses pengalihan kekayaan tersebut biasanya

    menggunakan informasi akuntansi, seperti laba. Hal inilah yang mendorong

     perusahan untuk menerapkan konservatisma akuntansi. Manajer mempunyai

    kecenderungan untuk mengecilkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi

     biaya politis yang potensial (Watts dan Zimmerman 1986 dalam Lasdi

    2008:11).

     Political cost sering diproksikan dengan ukuran perusahaan oleh

     beberapa penelitian sebelumnya. Contohnya menurut Anggraini dan

    Trisnawati (2008:28) semakin besar perusahaan, semakin besar pula

    kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang

    menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi

     pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya dengan mengenakan

     peraturan antitrust , menaikan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain

    (Saputra dan Setiawati 2003:173). Dalam hubungannya dengan pajak

    (taxation), adanya insentif untuk menunda pembayaran pajak juga mendorong

     penggunaan konservatisma.

    Dengan konservatisma, perusahaan dapat mengurangi  present value

     pajak dengan jalan menunda pengakuan pendapatan (Sari 2004:1). Adanya

    informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan dapat memberikan

    informasi kepada pemerintah atas kondisi perusahaan. Apabila kondisi

    keuangan yang dicerminkan dalam laba perusahaan menunjukkan nilai yang

     baik, maka ada kecenderungan pemerintah berusaha untuk memperolehnyamelalui penerapan dalam bentuk pajak yang sesuai dengan Undang-Undang

    Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000. Perusahaan dengan keuntungan besar

    tampaknya menarik perhatian pengatur sehingga pelaporan laba yang besar

    akan meningkatkan kemungkingan diatur atau dibebani secara monopoli

    (Cahan 1992 dalam Widya 2005). Oleh karena itu, manajer perusahaan

     berusaha memperkecil laba untuk memperkecil jumlah pajak yang dibayarkan

    ke pemerintah. Berdasarkan pemikiran tersebut, hipotesis dirumuskan sebagai

     berikut:

    H2: Terdapat pengaruh Pajak terhadap Konservatisme Akuntansi.

    2.3.3. 

    Pengaruh Kontrak Hutang Terhadap Konservatisme AkuntansiDengan biaya renegosiasi kontrak utang, debt convenant hypothesis

    cenderung untuk berpedoman pada angka-angka akuntansi. Debt convenant

    hypothesis memprediksi bahwa manajer cenderung untuk menyatakan secara

     berlebihan laba dan aset untuk mengurangi negosiasi kontrak ulang biaya

    kontrak ketika perusahaan berusaha melanggar kontrak utangnya.

    Kontrak hutang menggunakan konservatisme dalam dua cara yaitu

     pertama bondholders yang dapat secara eksplisit menggunakan akuntansi

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    12/23

    konservatif. Kedua manajer dapat secara implisit menggunakan akuntansi

    konservatif secara konsisten dalam rangka membangun reputasi untuk

     pelaporan keuangan yang konservatif. Terkait dengan negosiasi ulang kontrak

    hutang, debt covenant cenderung untuk berpedoman pada angka-angka

    akuntansi. Lasdi (2009) menyatakan bahwa semakin besar tingkat leverage

    maka semakin berkurang tingkat konservatisme perusahaan. Berdasarkan

    gagasan tersebut, maka dapat ditarik hipotesis hubungan debt covenantterhadap konservatisme akuntansi sebagai berikut:

    H3: Terdapaat Pengaruh Kontrak Hutang Terhadap Konservatime

    Akuntansi

    Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka dapat dibentuk kerangka

     pemikiran sebagai berikut:

    3.1.  Objek dan Waktu Penelitian

    Objekpenelitianmenjelaskanmengenaiobjek, tempat, waktu dan informasi relevan

    lainnya yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian.

    Objek penelitian dalam skripsi ini adalah Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek

    Indonesia, sehingga data yang diperolehpadapenelitianini adalah data yang

    telahdicatatoleh Bursa Efek Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan

     perusahaan saham LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya pada

    Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan juga dari situs resmi BEI:

    www.idx.co.id.

    Adapun waktu yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini terhitung mulai

     bulan Febuari 2015 sampai dengan penelitian dan penulisan skripsi iniselesai yaitu

     bulan Juli 2015.

    3.2.  Metode Penelitian

    Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausalkomparatif. Berdasarkan pernyataan Zainal Arifin (2012:46) didalam bukunya yang

     berjudul Penelitian Metode dan Paradigma Baru, studi komparatif (comparative study)

    atau studi kausal komparatif (causal comparative study) merupakan jenis penelitian

    yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu

    variabel tertentu. Penelitiankausalkomparatifbersifatexpost facto, artinya data yang

    dikumpulkansetelahsemuaperistiwa yang dipermasalahkan terjadi.Ex post facto

    merupakan suatu penelitian empiris yang sistematis dimana peneliti tidak

    mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut

    telah terjadi atau variabel tersebut memang pada dasarnya tidak bisa dimanipulasi.

    Metode kausal komparatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui biaya

    litigasi, pajak dan kontrak hutang berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi pada

     perusahaan kelompok saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    3.3.  Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi yang akan menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

    termasuk dalam kelompok LQ45 yang telah tercatat dan menerbitkan laporan keuangan

    di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. Pengertian LQ45 adalah 45 emiten

    dengan likuiditas tinggi yang di seleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.Saham

     perusahaan yang tercatat dalam indeks ini dipilih secara seksama, dengan likuiditas

    menjadi indikator utama karena di anggap sebagai penunjuk kinerja yang solid dan

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    13/23

    mencerminkan nilai pasar sebenarnya. Setelah terpilih saham-saham tersebut dipantau

    dengan ketat dan kinerja kuartalan mereka dievaluasi. Bursa Efek Indonesia secara

    rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam

     perhitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakuakan evaluasi atas pergerakan

    urutan saham-saham tersebut. Pergantian saham akan dilakukan setiap enam bulan

    sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.

    Pemilihan Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu

    metode pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu untuk memperoleh

    sampel yang representative terhadap populasi.

    Kriteria yang dipilih untuk menjadi sampel antara lain :

    1.  Perusahaan yang termasuk kedalam kelompok saham LQ45 yang terdaftar pada

    Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014

    2.  Perusahaan yang selalu aktif setiap tahunnya di kelompok saham LQ45 pada Bursa

    Efek Indonesia

    3.  Selama periode pengamatan, perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan

    tahunan periode 2011-2014

    4.  Perusahaan bukan termasuk dalam kelompok perbankan

    5. 

    Perusahaan kelompok saham LQ45 yang menggunakan mata uang rupiah dalam

     pelaporan keuangannya.

    Perusahaan yang memenuhi kriteria pertama dari sampel penelitian yaitu

    sebanyak 45 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang ada maka perusahaan yang

    menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan.

    Tabel 3.1

    SeleksiSampelPenelitianNo. Kriteria Jumlah perusahaan

    1.

    Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yang terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011 –

    2014

    45

    2.

    Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yang tidak

     berturut - turut masuk ke dalam data LQ45 setiap

    tahunnya

    (22)

    3.Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yang tidak

    mempunyai kelengkapan Laporan Keuangan(3)

    4.Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yang termasuk

    dalam perbankan(5)

    5.Jumlah perushaan kelompok saham LQ45 yang tidak

    menggunakan mata uang Rupiah (Rp)(3)

    6. Jumlah perusahaan kelompok saham LQ45 yangmenjadi 12

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    14/23

    sampel

    Sumber: Hasil pengumpulan data penelitian www.idx.co.id 

    3.4.  Unit Analisis Penelitian

    Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaansaham LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya pada Pusat

    Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan juga dari situs resmi BEI:

    www.idx.co.id.

    3.5.  Jenis data dan Teknik Pengumpulan Data

    Jenis data yang digunakanolehpenulisyaitujenis data sekunder (sekundary data).Data

    sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

    langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data

    sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun

    dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Datasekunder yang diambil adalah data berupa dokumentasi yang berbentuk laporan

    keuangan. Laporan keuangan yang dipilih adalah laporan keuangan perusahaan saham

    LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan  perusahaannya pada Pusat Referensi

    Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan juga dari situs resmi BEI: www.idx.co.id.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,

    yaitu data yang memuat informasi mengenai suatu obyek atau kejadian masalalu yang

    dikumpulkan, dicatat, dan disimpan dalam arsip. Data diperoleh dari Indonesian

    Capital Market Directory (ICMD), IDX Statistics dan www.idx.co.id 

    4.1.1  Uji Asumsi KlasikAsumsi yang digunakan dalam OLS  (Ordinary Least Square) atau metode

    kuadrat terkecil, karena dapat menganalisa model penelitian dengan melihat obyek

     penelitian yang merupakan perusahaan kelompok saham LQ45 yang memiliki

    karakteristik yang sama.

    a.  Uji Normalitas Data

    Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

     pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Imam, 2011:160).

    Pengujian normalitas menggunakan uji statistik Kolmogorov - Smirnov yang

    dilakukan dengan cara membandingkan nilai  Asymp.Sig  (2-tailed ) dengan tingkat

    alpha  (α = 0,05). Data yang berdistribusi normal apabila  Asymp. Sig. (2-tailed )

    lebih besar dari tingkat alpha (α =0,05).

    Berdasarkan gambar 4.2 normal probility plots  titik-titik menyebar berhimpit

    disekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara

    normal. Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov - Smirnov

     bahwa Asymp. Sig. menunjukkan hasil 0,200 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat

    disimpulkan data terdistribusi dengan normal.

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    15/23

     

    b.  Uji Heterokedastisitas DataUji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu

    mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu

    keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pangamatan yang lain

     berbeda. Salah satu metode yang digunakan adalah GLS untuk menguji adatidaknya heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien

    regresi menjadi tidak efisien.

    Dari gambar diatas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta

    tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini dapat

    disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

    c.  Uji Multikolinearitas DataUji multikoliniearitas adalah suatu hubungan liniear yang sempurna (mendekati

    sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas. Uji multikolinearitas

    adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-

    variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang

    tinggi di antara variable-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebasterhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Dasar acuannya adalah sebagai

     berikut: 

    1) 

    Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa

    tidak ada multikolinearitas antara variabel terikat dalam model regresinya.

    2) 

    Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa

    ada multikolinearitas antara variabel terikat dalam model regresinya.

    Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dalam tabel 4.4

    Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat

    disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel terikat dalam

    model regresinya.

    d.  Uji Autokorelasi dataUji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel

    dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Korelasi dengan dirinya sendiri

    maksudnya bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai

    variabel itu sendiri baik itu variabel sebelumnya ataupun nilai periode sesudahnya.

    Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

    1.  Angka D-W < -2 artinya ada autokorelasi positif  

    2.  Angka -2 ≤ D-W ≤ 2 artinya tidak ada autokorelasi 

    3.  Angka D-W > 2 artinya autokorelasi negative 

    Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Durbin-Watson (DW) adalah 2,330

    dimana D-W 2,330. Angka D-W > 2 artinya ada autokorelasi negative. 

    4.1.2  Analisa Regresi Berganda

    Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

     pengaruh biaya litigasi, pajak, dan kontrak hutang terhadap konservatisme

    akuntansi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda karena

    memiliki lebih dari satu variabel independent

    Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22.0

    diatas maka didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    16/23

    Konservatisme Akuntansi = 0,217 + 0,301 Biaya Litigasi - 0,060 Pajak - 0,522

    Kontrak HutangDalam hal ini :

    1. 

    Konstanta sebesar 0,217 artinya jika Biaya Litigasi, Pajak, Kontrak Hutang

    nilainya 0 (nol) maka nilai Konservatisme sebesar 0,217.

    2. 

    Koefisien regresi variabel Biaya Litigasi memiliki nilai sebesar 0,301. Hal ini

     berarti bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan nilai pada variabel BiayaLitigasi, maka dapat meningkatkan Konservatisme Akuntansi sebesar 0,301.

    3.  Koefisien regresi Pajak   memiliki nilai sebesar -0,060, hal ini berarti bahwa

    setiap adanya perubahan 1 satuan nilai Pajak, maka dapat menyebabkan

     penurunan Konservatisme Akuntansi sebesar -0,060.

    4. 

    Koefisien regresi Kontrak Hutang  memiliki nilai koefisien sebesar

    -0,522. Hal ini berarti bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan nilai pada

    variabel Kontrak Hutang maka dapat menyebabkan penurunan Konservatisme

    Akuntansi sebesar -0,522.

    4.1.3  Uji DeterminasiUji Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang

    dihasilkan dari variabel bebas yang meliputi biaya Litigasi, Pajak dan Kontrak

    Hutang terhadap variabel terikat yaitu Konservatisme Akuntansi. Nilai koefisiendeterminasi adalah antara nol dan satu, apabila nilai koefisien yang dihasilkan

    mendekati 1 (satu) maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas memberikan

    kontribusi yang besar terhadap variabel terikat.

     Nilai pada Adjusted R Square adalah 0,244 Hal ini berarti 24,4% variasi variabel

    dependent dapat dijelaskan oleh variasi ketiga variabel independent  yaitu Kontrak

    hutang, Litigasi dan pajak sedangkan sisanya (75,6%) dijelaskan oleh variabel lain

    diluar variabel independent  yang digunakan.

    4.1.4  Uji Hipotesis

    a.  Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara simultan

     berpengaruh signifikan terhadap variable dependent . Derajat kepercayaan yang

    digunakan adalah 0,05.

    Dari uji ANOVAa

    atau F - test   didapat nilai F hitung sebesar 6,053 dengan

    signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari nilai 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

    model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi konservatisme atau

    dapat dikatakan Kontrak hutang, Biaya Litigasi dan Pajak secara bersama-sama

     berpengaruh terhadap Konservatisme.

    b.  Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial

     berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Derajat signifikasi yang

    digunakan adalah 0,05.

    Dari ketiga variabel bebas yang dimasukkan dalam regresi, variabel kontrak

    hutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap konservatisme dengan nilai

    signifikan sebesar 0,001. Sedangkan variabel Litigasi dan pajak secara parsial

    tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme.

    1.  Keterbatasan Hasil Penelitian 

    Hasil analisa menyimpulkan bahwa nilai Durbin Watson (DW) adalah 2,330

    atau lebih besar dari 2. Hasil Analisa tersebut memberikan kesimpulan bahwa

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    17/23

    variabel dependen berkorelasi dengan dirinya sendiri atau dengan kata lain ada

    autokorelasi negative. Autokorelasi negatif artinya perubahan positif pada variabel

     pengganggu pada saat tertentu diikuti oleh perubahan secara negatif pada periode

     berikutnya, demikian sebaliknya.

    5.1 

    KesimpulanBerdasarkan pembahasan dan penelitian mengenai faktor – faktor yang

    mempengaruhi konservatisme akuntansi pada perusahaan kelompok saham LQ45 di

    Bursa Efek Indonesia tahun 2011 - 2014 maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

    1.  Biaya Litigasi , Pajak   dan Kontrak Hutang secara bersama-sama berpengaruh

    terhadap konservatisme akuntansi. 

    2.  Biaya Litigasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. 

    3.  Pajak tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. 

    4.  Dari ketiga variabel bebas yang dimasukkan dalam regresi, variabel Kontrak

    Hutang secara parsial berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. 

    5.2 

    SaranPenelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat menimbulkan

    kurang sempurnanya hasil penelitian. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya

     peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :

    1.  Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sejenis hendaknya

    menambahkan variabel lain sebagai variabel bebas, karena sangat dimungkinkan

    variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini memiliki pengaruh kuat

    terhadap konservatisme akuntansi.Variabel lain yang dimaksud adalah rasio ukuran

     perusahaan. 

    2.  Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sejenis hendaknya

    memperluas sampel dengan industri-industri yang lainnya dan menambahkan tahun

     periode untuk memperoleh prediksi yang lebih efisien. 

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmed, Anwer S., Bruce K. Billings, Mary Harris and Richard M. Morton. 2000.

     Accounting Conservatism and Cost of Debt: An Empirical Tes of Efficient

    Contracting . SSRN. File 36

    Arifin, Zainal. 2012.  Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.

    Remaja Rosdakarya.

    Basu, Sudipta. 1997. Conservatism research : historical development and future

     prospects. Fox school of business. Temple University: USA.

    Desi Adhariani, dan Cynthia Sari. 2011. Konservatisme perusahaan di Indonesia

     Danfaktor-faktor yang mempengaruhinya. Skripsi, Program Studi Akuntansi

    FakultasEkonomi Universitas Indonesia. 

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    18/23

    Deviyanti, Dyahayu Artika. 2012. Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi penerapan

    konservatisme dalama kuntansi (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia) .Skripsi. Fakultas ekonomi akuntansi Universitas

    Diponegoro.

    Diantimala, Yossi,2008.”Pengaruh akuntansikonservatisme, ukuran perusahaan dandefault

    risk terhadapkoefisienresponlaba (ERC).Jurnal,Vol 1. No 1.

    Eko Widodo Lo.2005. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan

    Terhadap Konservatisme Akuntansi”, Simposium NasionalAkuntansi VIII.

    Solo

    Fond, Ryan La and Sugata Roychowdhury. 2006.  Managerial Ownership and Accounting

    Conservatism. SSRN. File55

    Ikatan Akuntan Indonesia. 2007.Standar Akuntansi Keuangan, PT Salemba Empat.

    Jensen, Michael C. & William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: managerial

    behavior, agency cost and ownership structure. Journal of financial economics. 305-360.

    Kieso, Donald E dan Jerry Weygandt. 2006. Intermediate Accounting, 12th edition, John

    Wiley and Sons.

    Kiryanto dan Edy Suprianto. 2006. “Pengaruh moderasi size terhadap hubungan laba

    konservatisma dengan neraca konservatisma”. Simposium Nasional Akutansi IX, 

    Padang. 

    Lasdi, Lodovicus. 2008. Determinan Konservatisme Akuntansi. The 2nd National Conference

    UKWMS Surabaya. P 7 – 10, 17 & 18. Indonesian Capital Market Directory

    Lodovicus lasdi. 2009.”Pengujian Determinan Konservatisma Akuntansi”, jurnalakuntansi kontemporer vol1 no.1.unika widya mandala Surabaya. 

    Penman, Stephen H. & Xiao-Jun Zhang.  Accounting conservatism, the quality of earnings,

    and stock returns. Journal of accounting and economics.

    Pusat Referensi Pasar Modal (PPRM) Bursa Efek Indonesia.

    Resti. 2012. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi”(Studi

     pada Perusahaan Manufacture yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-

    2010). Skripsi, Program Studi Ekonomi Akuntansi Universitas Hasanuddin Makasar.

    Ruch, George W. and Gary K. Taylor. 2014. The Effects of Accounting Conservatism on Financial Statements and Financial Statement . SSRN. File 45 

    Suprianto, Edy dan Arum Kusuma Dewi . 2014. “Relevansi Prinsip Konservatism Wajib

    Pajak Melakukan Tax Avoidance Sebelum Dan Sesudah Pelaksanaan International

    Financial Reporting Standards (IFRS)”. Simposium Nasional Akuntansi XVII,

    Lombok.

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    19/23

    Susanto, ShellaDeslatuYuliusKurnia.2009.”Pengaruh kepemilikan managerial,  Debt

    Covenant, Litigation, Tax and Political cost

    danKesempatanbertumbuhterhadapkonservatismeakuntansi.Skripsi, Program

    studiEkonomiakuntansi STIE Trisakti Jakarta.

    Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga.

    Yogyakarta: BPFE.

    Wardhani, Ratna. 2007. Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia dan Hubungannya

    Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance.

    Hibah Penelitian Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.

    Watts, Ross L., & Jerold L. Zimmerman. 1986. Possitive Accounting Theory.

    Prentice Hall: New Jersey.

    Watts, Ross L. 2002. Conservatism in Accounting. Journal Accounting and

     Economics. SSRN. P 17 – 21.

    Watts, R.L.. 2003a. Conservatism in accounting part I: explanations andimplications. Journal of Accounting and Economics. 207–221.

    Watts, R.L. 2003b. Conservatism in accounting part 2: Evidence and research

    opportunities. Journal of ccounting and Economics. 287–301.

    Winata, Denny. 2008.  Pengaruh Konservatisme Terhadap Kualitas Laba dan Return

    SahamPerusahaan Manufaktur. Skripsi UI.

    Wicaksono, Windra Septian.2012.Uji EmpirisPengaruh factor –factor

    konservatismeakuntansidalamperpajakan.Skripsi.FakuktasEkonomiakuntansiUniversit

    as Diponegoro Semarang.

    Widya. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan

    Terhadap Akuntansi Konservatif”, Simposium NasionalAkuntansi VII, Denpasar. 

    www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

    (diakses tanggal 29 mei 2015)

    Lampiran 1

    Daftar Emiten

    No Emiten Kode Emiten

    1. Astra Agro Lestari Tbk AALI

    2. Astra International Tbk ASII

    3. Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP

    4. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

    5. Jasa Marga Tbk JSMR

    6. Kalbe Farma Tbk KLBF

    7. PP London Sumatera Tbk LSIP

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    20/23

    8. Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR

    9. Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk PTBA

    10. Timah Tbk TINS

    11. United Tractors Tbk UNTR

    12. Unilever Indonesia Tbk UNVR

    Lampiran 2

    Perhitungan Konservatisme

    Total Akrual = (Laba bersih+Depresiasi)-Arus Kas Operasi (x-1)

    Total Asset

    Lampiran 3

    Perhitungan Biaya Litigasi

     Asset Growth =

    Lampiran 4

    Perhitungan Pajak

    Sales Growth 

    Lampiran 5

    Perhitungan Leverage

    =

      % 

    Lampiran 6

    Hasil Analisis Deskriptif

    Descriptive Statistics 

     N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Konservatisme 48 -,0139 ,4747 ,195425 ,1218213

    Biaya Litigasi 48 -,0826 ,5636 ,166890 ,1073323Pajak 48 -,2518 ,8285 ,132910 ,1658345

    Kontrak Hutang 48 ,0154 ,5060 ,122750 ,1080729

    Valid N (listwise) 48

    Total Asset t -Total Asset t-1

    Total Asset t-1

     Net Salest –Net Salest-1

     Net Salest-1

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    21/23

     

    Lam

     pira

    n 7

    Hasi

    l Uji

     Nor 

    mali

    tas

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 

    UnstandardizedResidual

     N 48

     Normal Parametersa,b  Mean ,0000000Std. Deviation ,10249317

    Most Extreme Differences Absolute ,095

    Positive ,095

     Negative -,091

    Test Statistic ,095Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d 

    a. Test distribution is Normal.

     b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.

    d. This is a lower bound of the true significance.

    Lampiran 8

    Hasil Uji Multikolinearitas

    Lampiran 9

    Hasil Uji Autokorelasi

    Model Summaryb 

    Model R R SquareAdjusted R

    SquareStd. Error of the

    Estimate Durbin-Watson

    1 ,541a  ,292 ,244 ,1059296 2,330

    a. Predictors: (Constant), Kontrak Hutang, Pajak, Biaya Litigasi

     b. Dependent Variable: Konservatisme

    Coefficientsa 

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig.

    Collinearity Statistics

    B Std. Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) ,217 ,034 6,332 ,000

    Biaya Litigasi ,301 ,161 ,265 1,868 ,069 ,797 1,255

    Pajak -,060 ,104 -,081 -,571 ,571 ,798 1,253

    Kontrak Hutang -,522 ,144 -,463 -3,631 ,001 ,988 1,012

    a. Dependent Variable: Konservatisme

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    22/23

     

    Lampiran 10Hasil Uji Heteroskedastisitas

    Lampiran 11

    Hasil Analisis Regresi Berganda

    Lampiran 12

    Hasil Uji Determinasi

    Lampiran 13

    Hasil Uji F

    ANOVAa

     Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

    Regression ,204 3 ,068 6,053 ,002

    Residual ,494 44 ,011

    Total ,698 47

    a. Dependent Variable: Konservatisme

     b. Predictors: (Constant), Kontrak Hutang, Pajak, Biaya Litigasi

  • 8/18/2019 konservatisme akuntansi

    23/23

    Lampiran 14

    Hasil Uji