TUGAS INDIVIDU“ KETERAMPILAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR “
DOSEN : Drs. URAY YOHANES
DI SUSUN OLEH
MATA KULIAH : PPG
NAMA : RATNO SANDI
NIM : 420800323
KELAS : A SORE
SEMESTER : VI ( ENAM )
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
( STKIP-PGRI )
PONTIANAK
2011
KETERAMPILAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pendapat yang menyatakan bahwa belajar adalah proses penyampaian atau meneruskan
pengetahuan, sudah di tinggalkan banyak orang. Kini mengajar lebih sering di maknai sebagai
perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk
menyampaikan pesan, pengintergrasian keterampilan-keterampilan yang di maksud dilandasi
oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasi scara unik dalam
arti secara simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar.
Guru yangprofesioinal adalah guru yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,
dalam mengajar di perlukan keterampilan-keterampilan yang di butuhkan untuk kelancaran
prosesbelajar mengajar secara efektif dan efisien. Keerampilan guru dalam proses belajar
mengajar adalah :
1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan bertanya
4. Keterampilan memberikan penguatan
5. Keterampilan menggunakan media pembelajaran
6. Keterampilan membimbing diskusi kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengadakan variasi. Dan
9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan perhatiannya
terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian usaha tersebut akan
memberikan efek yang positif bagi kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan
yang dilakukan oleh guru dimaksudkan untuk menciptakan suasana mental siswa agar
terpusat pada hal-hal yang dipelajarinya.
Berikut ini beberapa cara yang dapat membangkitkan minat dan perhatian murid saat
guru mulai mengajarkan pelajarannya.
A. Berita-berita terkini
Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian dalam
masyarakat dapat dipakai untuk mendapatkan minat murid. Murid-murid kelas besar biasanya
membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Mereka memunyai
perhatian pada banyak hal. Guru bisa mendapatkan berita-berita terkini melalui media-media
tersebut. Untuk murid- murid kelas kecil, mereka biasa menanggapi kejadian-kejadian yang
berkaitan dengan sekolah atau permainan mereka. Guru yang sangat mengetahui aktivitas murid-
muridnya sepanjang minggu itu pasti tidak akan menemukan kesulitan dalam hal ini. Adapun
informasi tersebut dapat berupa kegiatan murid sepanjang minggu yang bisa diperoleh dengan
menanyakannya pada murid.
B.Cerita-cerita dan lukisan
Sebuah cerita yang diceritakan dengan metode yang baik akan membangkitkan dan
mempertahankan minat murid terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Sebuah gambar atau
benda bisa sangat menarik perhatian anak. Lukisan dari kehidupan sehari-hari merupakan pilihan
yang baik untuk menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran kepada mereka.
Ketrampilan menutup pelajaran
Belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan suatu
proses yang berkelanjutan ke arah kesempurnaan dan setiap kali suatu interaksi di kelas diakhiri
pada minggu berikutnya interaksi itu pasti akan dilanjutkan. Menutup pelajaran identik dengan
mengakhiri pelajaran, menutup pelajaran bukan berarti selesainya saluruh proses belajar
mengajar akan tetapi menutup pelajaran berarti mengakhiri pelajaran ini dari pelajaran dan
menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Jangan mengakhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup
harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu
penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit. Dalam
menutup pelajaran yang telah diberikan seorang guru harus mampu menguasai beberapa cara
yaitu:
A. Merangkum Pelajaran
Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah
disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis
besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran
dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Misalnya, kebenaran- kebenaran yang
penting dalam pelajaran, pelajaran praktis yang telah diajarkan, penerapan akhir yang harus
dibuat, Kristus dinyatakan sebagai Juru Selamat orang berdosa, atau bagaimana pelajaran dapat
dilakukan di rumah, sekolah, atau saat beraktivitas.
B. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya
Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana
pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka.
Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu
depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran
mendatang.
C. Bangkitkan minat
Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh
semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau
pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka.
Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang
membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat
mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan
pelajaran berikutnya dengan tidak sabar.
D. Memberikan tugas
Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama, bahkan sebelum pelajaran dimulai.
Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi
minat dan semangat para anggota kelas.
E. Laporan tentang tugas-tugas
Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu, usahakan
untuk membahas pekerjaan rumah murid di awal pelajaran. Kegiatan tersebut bisa menambah
semangat murid untuk memulai pelajaran. Selain itu, dengan membahas tugas-tugas yang sudah
murid kerjakan di rumah, perhatian kelas dapat diarahkan kepada makna dan pentingnya belajar
sendiri. Jangan lupa untuk menyatakan penghargaan atas usaha murid-murid yang telah belajar
di rumah.
2. Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan, terutama oleh guru,dimana
guru memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benarmengerti dan
memahami apa yang diinformasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan
guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan.
Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa
memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuan menjelaskan:
(1) membantu siswa untuk memahami rumus, dalil, dan prinsip,
(2) melibatkan siswa untuk berfikir,
(3) mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa,
(4) membimbing siswa dalam proses belajar untuk memecahkan masalah.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
(1) penjelasan harus relevan denngan tujuan kegiatan belajar-mengajar,
(2) penjelasanharus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang siswa,
(3) penjelasan harus sesuai dengan usia siswa,
(4) penjelasan harus bermakna bagi siswa.
Langkah-langkah menjelasakn:
(1) merencanakan penjelasan, dan
(2) menyajikan penjelasan.
Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Merencanakan materi penjelasan yang mencakup:
1. menganalisis masalah,
2. menentukan hubungan, serta
3. menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.
4. Menyajikan penjelasan, yang mencakup:
1. kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan
bahasa lisan,
2. penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif
atau deduktif,
3. pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya
mengajar, dan membuat struktur sajian, dan
4. balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat
pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan selalu
memperhatikan karakterist
3. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas bertanya untuk
mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan frerfikir secara
kompleks setelah diberikan pelajaran.Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru.
Sardinian 1987 dalam bukunya ‘Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar’ mengatakan
bahwa pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri:
(1) Kalimatnya singkat dan jelas.
(2) Tujuannya jelas.
(3) Setiap pertanyaan hanya -satu masalah.
(4) Mendorong anak untuk berfikir kritis.
(5) Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.
(6) Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan
(7) tidak menimbulkan tafsiran ganda
Tujuan penggunaan keterampilan bertanya
(1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan
(2) Memusatkan perhatian
(3) Mengembangkan SCL (Studen Center Learning)
(4) Menarik siswa dalam pokok pembicaraan
(5) Mengembangkan cara belajar siswa aktif
(6) Mengetahui kesulitan belajar siswa
(7) Memotifasi siswa mengeluarkan pendapat
(8) Mengukur hasil belajar siswa.
Yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan:
(1) Kehangatan Dan Keantusiasan
Baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya guru
suara, ekpresi wajah, gerakan badan, dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya kehangatan.
(1) Kebiasaan Yang Harus Dihindari
(1) Mengulangi Pertanyaan Sendiri
Contoh : Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru mengulangi
pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.
(2) Mengulangi Jawaban Siswa
Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar jawaban dari temanya yang lain karena
guru akan mengulanginya.
(3) Mejawab Pertanyaan Sendiri
Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan
jawabanya sehingga anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya karena guru akan
memikirkan jawabanya.
(4) Pertanyaan Yang Memancing Jawaban Serentak
Contoh : Apa ibu kota RI?
Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan menutut
kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya.
(5) Pertanyaan Ganda
Contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke Indonesia, mengapa mereka
datang, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa Indonesia. Hal ini akan mematahkan semangat
siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu.
(6) Menentukan siswa tertentu untuk menjawabnya. Akibatnya anak yang tidak ditunjuk tidak
memikirkan jawabanya.
Komponen Ketrampilan bertanya
a.Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singka
b.Pemberian acuan
c.Penyebaran ; beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliranya kepada siswa yang
bertanda
d.Pemberian waktu berfikir
e.Pemberian tuntunan
f.Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana.
g.Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana
h.Mengulangi penjelasan sebelumnya yang berhubungan pertanyaan.
ik siswa yang diberi penjelasan serta materi/ masalah yang dijelaskan.
4. Memberi Penguatan
Penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang betujuan
untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas jawaban atau
perbuatannya sebagai suatu motivasi ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respons terhadap
suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar
mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar.
Penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, mengontrol dan
memotivasi perilaku yang negatif, menumbuhkan rasa percaya diri, serta memelihara iklim kelas
yang kondusif.
Penguatan dapat dibagi menjadi penguatan verbal dan non-verbal. Penguatan verbal diberikan
dalam bentuk kata-kata/kalimat pujian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, serta benda atau
simbol.
Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut.
1. Kehangatan dan keantusiasan
2. Kebermaknaan
3. Hindari respon negatif
4. Penguatan harus bervariasi
5. Sasaran penguatan harus jelas
Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.
5. Keterampilan menggunakan media pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam
proses pembelajaran untuk mempertinggi efeksifitas dan efisiensi dalam mencapai pembelajaran.
a. Tujuan
Mempelajari penyajian pesan agar telalu verbalistis
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera
Memperlancar jalankan proses pembelajaran
Menimbulkan kegairahan belajar
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung
dengan lingkungan
b. Prinsip - prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran
Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
kompetensi dasar
Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu
menuingkatkan motifasi siswa
Bervariasi, atrinya media pembelajaran yang digunakan mampu
mendorong sikap aktif siswa dalam belajar
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses peercakapan yang teratur dan
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagai informasi aytau pengalaman, mengambil keputusan, memecahkan
suatu masalah.
1. Tujuan,
Siswa dapat memberi informasi atau dalam menjelajahi gagasan
baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka
Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk
berpikir dan berkomunikasi
Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
7. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar.
1. Tujuan
Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai tujuan
pembelajaran
Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang
menyimpang dari tujuan pembelajaran
Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana
pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran
Membina hubungan interfersonal yang baink antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa, sehingga kegiatan belajar menjadi
efektif.
8. keterampilan mengadakan variasi
Memberi Variasi
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan
pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa,
melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.Variasi
gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar
mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat
belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan,
antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas.Untuk
mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan
variasi dalam proses belajar mengajar ada tiga aspek, yaitu :
1. variasi dalam gaya mengajar yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian,
kesenyapan, pergantian posisi guru, kontak pandang serta gerakan badan dan mimik.
2. Variasi pola interaksi dan kegiatan.
3. Variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat didengar,
dilihat, dan dimanipulasi.
Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip penggunaannya yang meliputi:
kesesuaian, kewajaran, kelancaran dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat/bahan yang
memerlukan penataan khsusus.
Tujuan Variasi :
1) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi terhadap proses belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang
diberikan guru merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan tercapai
bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan di
kelas. Dalam jumlah siswa yang banyak, biasanya sulit atau sukar untuk mempertahankan agar
perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan. Memang ada banyak faktor yang
mempengaruhinya, misalnya ; faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, faktor gaya
guru dalam mengajar yang tanpa ada variasinya, dan lain sebagainya. Jadi, masalah perhatian
siswa terhadap pelajaran tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan variasi gaya mengajarnya,
apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang
dijelaskan atau belum.
2) Memberi kesempatan
Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang
peranan yang sangat penting, karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan
kegiatan belajar. Motivasi ada 2, yaitu : motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi
ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa didalam dirinya ad motivasi intrinsik
yakni kesadarannya sendiri untuk memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahu lebih banyak
terhadap materi yang diberikan guru. Dalam pertemuan dikelas ada juga siswa yang tidak ada
motivasi dalam dirinya (Intrinsik), masalah inilah yang sering dihadapi guru. Guru selalu
dihadapkan masalah motivasi yakni motivasi ekstrinsik, yang merupakan dorongan dari luar
dirinya mutlak diperlukan. Jadi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya (intrinsik)
memerlukan motivasi ekstrinsik untuk melakukan kegiatan belajar. Disinilah peranan guru lebih
dituntut untuk memerankan motivasi, yaitu motivasi sebagai alat mendorong siswa untuk
berbuat, sebagai alat untuk menentukan arah dan sebagai alat untuk menyeleksi kegiatan.
3) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolahTidak bisa dipungkiri bahwa kenyataan
yang ada di kelas yakni adanya siswa atau siswi yang kurang senang terhadap dirinya. Sikap
negatif ini bisa jadi disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, gaya mengajar guru
tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi yang dipegang guru
tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa
ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas. Ketika mengajar, guru selalu
duduk dengan santai dikelas tanpa memperdulikan tingkah laku siswa atau ank didiknya. Ini
adalah jalan pengajaran yang sangat membosankan. Dalam hal ini guru gagal menciptakan
suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa. Guru yang
bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan
sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa juga ingin selalu dekat dengan dengan
guru. Guru yang dirindukan siswa biasanya dikarenakan gaya mengajarnya dan pendekatannya
sesuai dengan psikologis siswa. Variasi gaya mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya
belajar siswa.
4) Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individuaSebagai seorang guru dituntut
untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Terutama
keterampilan bervariasi, untuk mengembangkan keterampilan variasi mengajar ini, guru
hendaklah menguasai penggunaan media, berbagai pendekatan dalam mengajar, berbagai metode
mengajar. Dengan penguasaan tersebut, akan memudahkan guru melakukan pengembangan
variasi mengajar dan memberi kemungkinan guru untuk memilih mana yang kebih tepat yang
dapat menunjang tugasnya mengajar dikelas.Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus
ada di sekolah, fungsinya sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar
mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan. Misalnya ; kurangnya fasilitas dalam bidang
studi IPA (Fisika, Biologi). Mungkin tidak adanya laboratorium Fisika ini menyebabkan
kurangnya kemampuan metode eksperimen. Maka, alternatif yang sangat terpaksa guru lakukan
adalah memilih metode ceramah atau tanya jawab yang sebenarnya kurang sesuai dengan mata
pelajarannya.
5) Mendorong anak didik untuk belajarMenyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru,
kewajiban menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang mana memerlukan lingkungan yang
kondusif yakni lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga
berakhirnya kegiatan belajar mengajar.Belajar memang memerlukan motivasi sebagai pendorong
anak didik. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa anak didik mempunyai motivasi yang
sama terutama motivasi intrinsik. Dari perbedaan mitivasi inilah terlihat dari sikap dan perbuatan
siswa dalam menerima pelajaran ada yang senang, ada yang kurang senang. Dengan gejala
tersebut bisa menghambat proses belajar mengajar. Disinilah diperlukan peranan guru sebagai
upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan
bergairah dalam belajar. Untuk hal ini cara yang akurat yang mesti guru lakukan adalah
mengembangkan variasi mengajar, baik itu dalam belajar mengajar maupun dalam hal ini yang
bersangkutan dengan pengajaran . karena dengan variasi tersebut bisa menyeret anak didik untuk
meningkatkan gairah belajar mereka dan menarik pengalaman dari berbagai tingkat kognitif.
Manfaat Variasi :
1) Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek
belajar yang relevan.
2) Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan
berfungsinya motivasi belajar.
3) Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya
mengajar yang lebih hidup.
4) Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran
agar mudah dan senang belajar.
5) Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau
pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.
Prinsip Penggunaan Variasi
Dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar
kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan
lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara
memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis
variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk
tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus
disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik siswa untuk
memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.
2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan
merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.
3. Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi
penggunaan variasi ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan. Karena variasi
ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.
Umpan balik ini ada dua yaitu :
1) Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
2) Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
Komponen-Komponen Variasi Gaya Mengajar
Dalam mengajar hendaknya menggunakan berbagai macam variasi gaya.
Dengan variasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik terhadap
penampilan mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru ini meliputi
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Variasi suara
Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari
cepat menjadi lambat.Suarang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya
bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras
terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang
yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar. Masalah
seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya
guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di
kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan
gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun kurang. Untuk itu guru
menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru
senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah
(pelan). Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun, gunakanlah
bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk
menimbulkan semangat. Lagu bicara atau intonasi suara mempunyai pengaruh pada dayatangkap
siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang datar (monoton) akan membosankan siswa,
sehingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan. Demikian pula lagu bicara yang naik turun atau
bersendat-sendat. Hal seperti ini sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan
dengan maksud mengejek, akibatnya konsentrasi mereka rusak. Disini juga menganjurkan
adanya tekanan bicara, yang mana diberikan pada hal-hal yang penting, misalnya dalam
menyebutkan definisi, istilah, nama, rumus, dan kata-kata asing dengan ucapan pelan-pelan dan
jelas dengan volume suara yang cukup. Kelancaran bicara juga patut diperhatikan karena
mempunyai pengaruh yang besar pada daya tangkap siswa. Jadi, seyogyanya sebelum satu
kalimat dikeluarkan atau dibicarakan lebih dulu difikirkan susunan yang benar ditinjau dari segi
tata bahasa. Ucapan bahasa daerah sebaiknya tidak dipergunakan. Setelah membaca uraian
diatas kita tahu betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat
komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat
disamakan dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena
guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara. Sehingga terlibat kontak batiniah masing-
masing individu.
1. Pemusatan perhatian
Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata
tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulanobyek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang diajarinya, jika materi yang disampaikan oleh guru iru tidak menjadi perhatian siswa,
maka bisa menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Untuk memfokuskan
perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan atau
memberikanperingatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya : “Perhatikan baik-baik”, “Jangan
lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh” dan sebagainya.Memang menarik perhatian siswa itu
sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah siswa yang banyak, agar perhatian itu tetap ada
perlu adanya prinsip-prinsip yakni :
1) Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, jenis rangsangan baru
yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran, seorang guru dapat
menarik perhatian tentang kata-kata
penting pada suatu bacaan dengan memberi warna merah atau digaris bawahi.
2) Perhatian seseorang tertuju tau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit. Bagi guru yang
harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru tidak boleh
mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata untuk menarik perhatian siswa.
3) Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu hal-hal yang
sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara yakni dari
diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja lingkungan, orang tua dan guru. Disini
gurulah yang berhak menimbulkan atau membangkitkan minat belajar siswa baik dirumah
maupun dikelas.
Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang siswanya agar bisa mengarahkan
perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi
guru dalam memusatkan perhatian siswa bisa dengan memberikan kata-kata seperti : “coba
perhatikan ini baik-baik”, karena materinya agak sulit dan sebagainya.
9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil
1. Tujuan
Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa
Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa
Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih kreatif.
Top Related