Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

27

Click here to load reader

description

Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Transcript of Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Page 1: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

TUGAS INDIVIDU“ KETERAMPILAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR “

DOSEN : Drs. URAY YOHANES

DI SUSUN OLEH

MATA KULIAH : PPG

NAMA : RATNO SANDI

NIM : 420800323

KELAS : A SORE

SEMESTER : VI ( ENAM )

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

( STKIP-PGRI )

PONTIANAK

2011

Page 2: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

KETERAMPILAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Pendapat yang menyatakan bahwa belajar adalah proses penyampaian atau meneruskan

pengetahuan, sudah di tinggalkan banyak orang. Kini mengajar lebih sering di maknai sebagai

perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk

menyampaikan pesan, pengintergrasian keterampilan-keterampilan yang di maksud dilandasi

oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Sedangkan aplikasi scara unik dalam

arti secara simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar.

Guru yangprofesioinal adalah guru yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,

dalam mengajar di perlukan keterampilan-keterampilan yang di butuhkan untuk kelancaran

prosesbelajar mengajar secara efektif dan efisien. Keerampilan guru dalam proses belajar

mengajar adalah :

1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran

2. Keterampilan menjelaskan

3. Keterampilan bertanya

4. Keterampilan memberikan penguatan

5. Keterampilan menggunakan media pembelajaran

6. Keterampilan membimbing diskusi kecil

7. Keterampilan mengelola kelas

8. Keterampilan mengadakan variasi. Dan

9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.

Page 3: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam

kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan perhatiannya

terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian usaha tersebut akan

memberikan efek yang positif bagi kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan

yang dilakukan oleh guru dimaksudkan untuk menciptakan suasana mental siswa agar

terpusat pada hal-hal yang dipelajarinya.

Berikut ini beberapa cara yang dapat membangkitkan minat dan perhatian murid saat

guru mulai mengajarkan pelajarannya.

A. Berita-berita terkini

Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian dalam

masyarakat dapat dipakai untuk mendapatkan minat murid. Murid-murid kelas besar biasanya

membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan menonton televisi. Mereka memunyai

perhatian pada banyak hal. Guru bisa mendapatkan berita-berita terkini melalui media-media

tersebut. Untuk murid- murid kelas kecil, mereka biasa menanggapi kejadian-kejadian yang

berkaitan dengan sekolah atau permainan mereka. Guru yang sangat mengetahui aktivitas murid-

muridnya sepanjang minggu itu pasti tidak akan menemukan kesulitan dalam hal ini. Adapun

informasi tersebut dapat berupa kegiatan murid sepanjang minggu yang bisa diperoleh dengan

menanyakannya pada murid.

B.Cerita-cerita dan lukisan

Sebuah cerita yang diceritakan dengan metode yang baik akan membangkitkan dan

mempertahankan minat murid terhadap pelajaran yang sedang disampaikan. Sebuah gambar atau

benda bisa sangat menarik perhatian anak. Lukisan dari kehidupan sehari-hari merupakan pilihan

yang baik untuk menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran kepada mereka.

Page 4: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Ketrampilan menutup pelajaran

Belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan suatu

proses yang berkelanjutan ke arah kesempurnaan dan setiap kali suatu interaksi di kelas diakhiri

pada minggu berikutnya interaksi itu pasti akan dilanjutkan. Menutup pelajaran identik dengan

mengakhiri pelajaran, menutup pelajaran bukan berarti selesainya saluruh proses belajar

mengajar akan tetapi menutup pelajaran berarti mengakhiri pelajaran ini dari pelajaran dan

menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Jangan mengakhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup

harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu

penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit. Dalam

menutup pelajaran yang telah diberikan seorang guru harus mampu menguasai beberapa cara

yaitu:

A. Merangkum Pelajaran

Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah

disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis

besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran

dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Misalnya, kebenaran- kebenaran yang

penting dalam pelajaran, pelajaran praktis yang telah diajarkan, penerapan akhir yang harus

dibuat, Kristus dinyatakan sebagai Juru Selamat orang berdosa, atau bagaimana pelajaran dapat

dilakukan di rumah, sekolah, atau saat beraktivitas.

B. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya

Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana

pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka.

Page 5: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu

depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran

mendatang.

C. Bangkitkan minat

Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh

semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau

pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka.

Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang

membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat

mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan

pelajaran berikutnya dengan tidak sabar.

D. Memberikan tugas

Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama, bahkan sebelum pelajaran dimulai.

Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi

minat dan semangat para anggota kelas.

E. Laporan tentang tugas-tugas

Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu, usahakan

untuk membahas pekerjaan rumah murid di awal pelajaran. Kegiatan tersebut bisa menambah

semangat murid untuk memulai pelajaran. Selain itu, dengan membahas tugas-tugas yang sudah

murid kerjakan di rumah, perhatian kelas dapat diarahkan kepada makna dan pentingnya belajar

sendiri. Jangan lupa untuk menyatakan penghargaan atas usaha murid-murid yang telah belajar

di rumah.

Page 6: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

2. Keterampilan menjelaskan

Menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan, terutama oleh guru,dimana

guru  memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benarmengerti dan

memahami apa yang diinformasikan oleh guru.

Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan

guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan.

Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa

memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya

keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Tujuan menjelaskan:

(1)   membantu siswa untuk memahami rumus, dalil, dan prinsip,

(2)   melibatkan siswa untuk berfikir,

(3)   mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa,

(4)   membimbing siswa dalam proses belajar untuk memecahkan masalah.

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:

(1)   penjelasan harus relevan denngan tujuan kegiatan belajar-mengajar,

(2)   penjelasanharus sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang siswa,

(3)   penjelasan harus sesuai dengan usia siswa,

(4)   penjelasan harus bermakna bagi siswa.

Page 7: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Langkah-langkah menjelasakn:

(1)   merencanakan penjelasan, dan

(2)   menyajikan penjelasan.

Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Merencanakan materi penjelasan yang mencakup:

1. menganalisis masalah,

2. menentukan hubungan, serta

3. menggunakan hukum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.

4. Menyajikan penjelasan, yang mencakup:

1. kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan

bahasa lisan,

2. penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif

atau deduktif,

3. pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya

mengajar, dan membuat struktur sajian, dan

4. balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat

pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan mapun melalui tugas.

Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, dengan selalu

memperhatikan karakterist

3. Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan tingkah laku yang sangat penting di dalam kelas bertanya untuk

mengetahui apakah kualitas berfikir siswa dari sederhana terjadi perubahan frerfikir secara

Page 8: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

kompleks setelah diberikan pelajaran.Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong

kemampuan siswa untuk berfikir dan mengemukakan jawaban yang sesuai dengan harapan guru.

Sardinian 1987 dalam bukunya ‘Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar’ mengatakan

bahwa pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri:

(1) Kalimatnya singkat dan jelas.

(2) Tujuannya jelas.

(3) Setiap pertanyaan hanya -satu masalah.

(4) Mendorong anak untuk berfikir kritis.

(5) Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.

(6) Bahasa dalam pertanyaan dikenal baik oleh siswa, dan

(7) tidak menimbulkan tafsiran ganda

Tujuan penggunaan keterampilan bertanya

(1)   Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan

(2)   Memusatkan perhatian

(3)   Mengembangkan SCL (Studen Center Learning)

(4)   Menarik siswa dalam pokok pembicaraan

(5)   Mengembangkan cara belajar siswa aktif

(6)   Mengetahui kesulitan belajar siswa

(7)   Memotifasi siswa mengeluarkan pendapat

(8)   Mengukur hasil belajar siswa.

Page 9: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Yang perlu diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan:

(1)   Kehangatan Dan Keantusiasan

Baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya guru

suara, ekpresi wajah, gerakan badan, dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya kehangatan.

(1)   Kebiasaan Yang Harus Dihindari

(1)   Mengulangi Pertanyaan Sendiri

Contoh : Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru mengulangi

pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.

(2)   Mengulangi Jawaban Siswa

Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar jawaban dari temanya    yang lain karena

guru akan mengulanginya.

(3)   Mejawab Pertanyaan Sendiri

Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan

jawabanya sehingga anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya karena guru akan

memikirkan jawabanya.

(4)   Pertanyaan Yang Memancing Jawaban Serentak

Contoh : Apa ibu kota RI?

Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan  menutut

kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya.

(5)   Pertanyaan Ganda

Page 10: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke Indonesia, mengapa mereka

datang, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa Indonesia. Hal ini akan mematahkan semangat

siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari semua tugas itu.

(6)   Menentukan siswa tertentu untuk menjawabnya. Akibatnya anak yang   tidak ditunjuk tidak

memikirkan jawabanya.

Komponen Ketrampilan bertanya

a.Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singka

b.Pemberian acuan

c.Penyebaran ; beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan giliranya kepada siswa yang

bertanda

d.Pemberian waktu berfikir

e.Pemberian tuntunan

f.Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana.

g.Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana

h.Mengulangi penjelasan sebelumnya yang berhubungan pertanyaan.

ik siswa yang diberi penjelasan serta materi/ masalah yang dijelaskan.

4. Memberi Penguatan

Penguatan adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang

merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang betujuan

Page 11: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas jawaban atau

perbuatannya sebagai suatu motivasi ataupun koreksi. Atau, penguatan adalah respons terhadap

suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku

tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar

mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar.

Penguatan diberikan dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, mengontrol dan

memotivasi perilaku yang negatif, menumbuhkan rasa percaya diri, serta memelihara iklim kelas

yang kondusif.

Penguatan dapat dibagi menjadi penguatan verbal dan non-verbal. Penguatan verbal diberikan

dalam bentuk kata-kata/kalimat pujian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, serta benda atau

simbol.

Dalam memberikan penguatan harus diperhatikan prinsip-prinsip berikut.

1. Kehangatan dan keantusiasan

2. Kebermaknaan

3. Hindari respon negatif

4. Penguatan harus bervariasi

5. Sasaran penguatan harus jelas

Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.

5. Keterampilan menggunakan media pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam

proses pembelajaran untuk mempertinggi efeksifitas dan efisiensi dalam mencapai pembelajaran.

a. Tujuan

Mempelajari penyajian pesan agar telalu verbalistis

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera

Memperlancar jalankan proses pembelajaran

Menimbulkan kegairahan belajar

Page 12: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung

dengan lingkungan

b. Prinsip - prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran

Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan

kompetensi dasar

Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu

menuingkatkan motifasi siswa

Bervariasi, atrinya media pembelajaran yang digunakan mampu

mendorong sikap aktif siswa dalam belajar

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses peercakapan yang teratur dan

melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,

dengan tujuan berbagai informasi aytau pengalaman, mengambil keputusan, memecahkan

suatu masalah.

1. Tujuan,

Siswa dapat memberi informasi atau dalam menjelajahi gagasan

baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka

Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk

berpikir dan berkomunikasi

Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan

7. Keterampilan mengelola kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi

belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses

belajar mengajar.

1. Tujuan

Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai tujuan

pembelajaran

Page 13: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang

menyimpang dari tujuan pembelajaran

Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana

pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran

Membina hubungan interfersonal yang baink antara guru dengan

siswa dan siswa dengan siswa, sehingga kegiatan belajar menjadi

efektif.

8. keterampilan mengadakan variasi

Memberi Variasi

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan

pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa,

melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.Variasi

gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar

mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat

belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan,

antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas.Untuk

mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan

variasi dalam proses belajar mengajar ada tiga aspek, yaitu :

1. variasi dalam gaya mengajar yang meliputi variasi suara, pemusatan perhatian,

kesenyapan, pergantian posisi guru, kontak pandang serta gerakan badan dan mimik.

2. Variasi pola interaksi dan kegiatan.

3. Variasi penggunaan alat bantu pengajaran yang meliputi alat/bahan yang dapat didengar,

dilihat, dan dimanipulasi.

Page 14: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Dalam mengadakan variasi, guru perlu mengingat prinsip-prinsip penggunaannya yang meliputi:

kesesuaian, kewajaran, kelancaran dan kesinambungan, serta perencanaan bagi alat/bahan yang

memerlukan penataan khsusus.

Tujuan Variasi :

1)      Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi terhadap proses belajar

mengajar. Dalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang

diberikan guru merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan

mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan tercapai

bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan di

kelas. Dalam jumlah siswa yang banyak, biasanya sulit atau sukar untuk mempertahankan agar

perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan. Memang ada banyak faktor yang

mempengaruhinya, misalnya ; faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, faktor gaya

guru dalam mengajar yang tanpa ada variasinya, dan lain sebagainya. Jadi, masalah perhatian

siswa terhadap pelajaran tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan

pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan variasi gaya mengajarnya,

apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang

dijelaskan atau belum.

2)      Memberi kesempatan

Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang

peranan yang sangat penting, karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan

kegiatan belajar. Motivasi ada 2, yaitu : motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi

ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).

Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa didalam dirinya ad motivasi intrinsik

yakni kesadarannya sendiri untuk memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahu lebih banyak

terhadap materi yang diberikan guru. Dalam pertemuan dikelas ada juga siswa yang tidak ada

motivasi dalam dirinya (Intrinsik), masalah inilah yang sering dihadapi guru. Guru selalu

dihadapkan masalah motivasi yakni motivasi ekstrinsik, yang merupakan dorongan dari luar

dirinya mutlak diperlukan. Jadi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya (intrinsik)

Page 15: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

memerlukan motivasi ekstrinsik untuk melakukan kegiatan belajar. Disinilah peranan guru lebih

dituntut untuk memerankan motivasi, yaitu motivasi sebagai alat mendorong siswa untuk

berbuat, sebagai alat untuk menentukan arah dan sebagai alat untuk menyeleksi kegiatan.

3)      Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolahTidak bisa dipungkiri bahwa kenyataan

yang ada di kelas yakni adanya siswa atau siswi yang kurang senang terhadap dirinya. Sikap

negatif ini bisa jadi disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, gaya mengajar guru

tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi yang dipegang guru

tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa

ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas. Ketika mengajar, guru selalu

duduk dengan santai dikelas tanpa memperdulikan tingkah laku siswa atau ank didiknya. Ini

adalah jalan pengajaran yang sangat membosankan. Dalam hal ini guru gagal menciptakan

suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa. Guru yang

bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan

sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru. Siswa juga ingin selalu dekat dengan dengan

guru. Guru yang dirindukan siswa biasanya dikarenakan gaya mengajarnya dan pendekatannya

sesuai dengan psikologis siswa. Variasi gaya mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya

belajar siswa.

4)      Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individuaSebagai seorang guru dituntut

untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Terutama

keterampilan bervariasi, untuk mengembangkan keterampilan variasi mengajar ini, guru

hendaklah menguasai penggunaan media, berbagai pendekatan dalam mengajar, berbagai metode

mengajar. Dengan penguasaan tersebut, akan memudahkan guru melakukan pengembangan

variasi mengajar dan memberi kemungkinan guru untuk memilih mana yang kebih tepat yang

dapat menunjang tugasnya mengajar dikelas.Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus

ada di sekolah, fungsinya sebagai alat bantu pengajaran. Lengkap tidaknya fasilitas belajar

mempengaruhi pemilihan yang harus dilakukan. Misalnya ; kurangnya fasilitas dalam bidang

studi IPA (Fisika, Biologi). Mungkin tidak adanya laboratorium Fisika ini menyebabkan

kurangnya kemampuan metode eksperimen. Maka, alternatif yang sangat terpaksa guru lakukan

adalah memilih metode ceramah atau tanya jawab yang sebenarnya kurang sesuai dengan mata

pelajarannya.

Page 16: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

5)      Mendorong anak didik untuk belajarMenyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru,

kewajiban menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang mana memerlukan lingkungan yang

kondusif yakni lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga

berakhirnya kegiatan belajar mengajar.Belajar memang memerlukan motivasi sebagai pendorong

anak didik. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa anak didik mempunyai motivasi yang

sama terutama motivasi intrinsik. Dari perbedaan mitivasi inilah terlihat dari sikap dan perbuatan

siswa dalam menerima pelajaran ada yang senang, ada yang kurang senang. Dengan gejala

tersebut bisa menghambat proses belajar mengajar. Disinilah diperlukan peranan guru sebagai

upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan

bergairah dalam belajar. Untuk hal ini cara yang akurat yang mesti guru lakukan adalah

mengembangkan variasi mengajar, baik itu dalam belajar mengajar maupun dalam hal ini yang

bersangkutan dengan pengajaran . karena dengan variasi tersebut bisa menyeret anak didik untuk

meningkatkan gairah belajar mereka dan menarik pengalaman dari berbagai tingkat kognitif.

Manfaat Variasi :

1)      Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek

belajar yang relevan.

2)      Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan

berfungsinya motivasi belajar.

3)      Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya

mengajar yang lebih hidup.

4)      Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran

agar mudah dan senang belajar.

5)      Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau

pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.

Prinsip Penggunaan Variasi

Page 17: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar

kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan

lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara

memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Prinsip-prinsip tersebut

adalah :

1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan

yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis

variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk

tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus

disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik siswa untuk

memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.

2. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan

merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.

3. Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi

penggunaan variasi ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan. Karena variasi

ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.

Umpan balik ini ada dua yaitu :

1)      Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.

2)      Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

Komponen-Komponen Variasi Gaya Mengajar

Dalam mengajar hendaknya menggunakan berbagai macam variasi gaya.

Dengan variasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik terhadap

penampilan mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru ini meliputi

komponen-komponen sebagai berikut :

1. Variasi suara

Page 18: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari

cepat menjadi lambat.Suarang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya

bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras

terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang

yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar. Masalah

seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya

guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di

kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan

gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun kurang. Untuk itu guru

menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru

senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah

(pelan). Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun, gunakanlah

bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk

menimbulkan semangat. Lagu bicara atau intonasi suara mempunyai pengaruh pada dayatangkap

siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang datar (monoton) akan membosankan siswa,

sehingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan. Demikian pula lagu bicara yang naik turun atau

bersendat-sendat. Hal seperti ini sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan

dengan maksud mengejek, akibatnya konsentrasi mereka rusak. Disini juga menganjurkan

adanya tekanan bicara, yang mana diberikan pada hal-hal yang penting, misalnya dalam

menyebutkan definisi, istilah, nama, rumus, dan kata-kata asing dengan ucapan pelan-pelan dan

jelas dengan volume suara yang cukup. Kelancaran bicara juga patut diperhatikan karena

mempunyai pengaruh yang besar pada daya tangkap siswa. Jadi, seyogyanya sebelum satu

kalimat dikeluarkan atau dibicarakan lebih dulu difikirkan susunan yang benar ditinjau dari segi

tata bahasa. Ucapan bahasa daerah sebaiknya tidak dipergunakan.  Setelah membaca uraian

diatas kita tahu betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat

komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat

disamakan dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena

guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara. Sehingga terlibat kontak batiniah masing-

masing individu.

1. Pemusatan perhatian

Page 19: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata

tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulanobyek.

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap

bahan yang diajarinya, jika materi yang disampaikan oleh guru iru tidak menjadi perhatian siswa,

maka bisa menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Untuk memfokuskan

perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan atau

memberikanperingatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya : “Perhatikan baik-baik”, “Jangan

lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh” dan sebagainya.Memang menarik perhatian siswa itu

sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah siswa yang banyak, agar perhatian itu tetap ada

perlu adanya prinsip-prinsip yakni :

1)      Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, jenis rangsangan baru

yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Dalam pelajaran, seorang guru dapat

menarik perhatian tentang kata-kata

penting pada suatu bacaan dengan memberi warna merah atau digaris bawahi.

2)      Perhatian seseorang tertuju tau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit. Bagi guru yang

harus diingat adalah suatu pelajaran tidak boleh tampak terlalu rumit dan guru tidak boleh

mempersulit pelajaran yang sederhana dikarenakan semata-mata untuk menarik perhatian siswa.

3)      Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya, yaitu hal-hal yang

sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk menimbulkan minat tersebut ada dua cara yakni dari

diri sendiri dan dari luar dirinya. Dari luar bisa saja lingkungan, orang tua dan guru. Disini

gurulah yang berhak menimbulkan atau membangkitkan minat belajar siswa baik dirumah

maupun dikelas.

Dari ketiga prinsip ini guru harus mengetahui banyak tentang siswanya agar bisa mengarahkan

perhatian siswa terhadap materi pelajaran, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi

guru dalam memusatkan perhatian siswa bisa dengan memberikan kata-kata seperti : “coba

perhatikan ini baik-baik”, karena materinya agak sulit dan sebagainya.

Page 20: Keterampilan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil

1. Tujuan

Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa

Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa

Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih kreatif.