KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PERSAMAAN DAN
PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF
SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH:
Yulinar
NIM. 10536 11050 16
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
vi
MOTTO
“Hargai waktu selagi masih berjalan, nikmati hidup selagi masih bernafas”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada kedua orangtuaku sebagai tanda terimakasih yang
selalu mendo’akanku dan berkorban untukku serta kepada orang-orang yang selalu
menyemangati, memberikan support, dan motivasi untuu dalam menggapai cita-cita
vii
ABSTRAK
Yulinar, 2021, Kemampuan Pemahaman Konsep Persamaan Dan Pertidaksamaan
Nilai Mutlak Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 7
Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Alim
Syahri sebagai Pembimbing I dan Ernawati sebagai Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep
siswa ditinjau dari gaya kognitif kelas X.MIA SMA Muhammadiyah 7 Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Adapun Analisis data
dalam penelitan ini melalui tahap-tahap yang meliputi pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data
yang digunakan pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, Group Embedded Figure Test
(GEFT), tes pemahaman konsep dan pedoman wawancara. Ada 4 subjek dalam
penelitian ini, 2 subjek Field Dependent (FD) dan 2 subjek Field Independent (FI)
yang dipilih berdasarkan hasil tes Group Embedded Figure Test (GEFT). Soal tes
pemahaman konsep yang diajukan terdiri dari 2 nomor. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) subjek Field Dependent (FD) dan Field Independent (FI)
mampu dalam indikator menyatakan ulang sebuah konsep dengan memberikan alasan
yang benar dengan menggunakan bahasa sendiri, (2) subjek Field Dependent (FD)
dan Field Independent (FI) mampu dalam indikator memberikan contoh dan bukan
contoh dari konsep dengan menunjukkan mana yang termasuk pernyataan bernilai
benar dan pernyataan benilai salah, (3) subjek Field Dependent (FD) dan Field
Independent (FI) mampu dalam indikator menyajikan konsep kedalam representasi
matematika dengan menuliskan model matematika dengan benar, dan (4) subjek
Field Dependent (FD) dan Field Independent (FI) mampu dalam indikator
mengaplikasikan konsep/algoritma kedalam pemecahan masalah dengan
menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang tepat.
Kata kunci : kemampuan pemahaman konsep, gaya kognitif, dan nilai mutlak.
viii
ABSTRACT
Yulinar, 2021, The Ability to Understand the Concept of Equation and
Inequality of Absolute Value in terms of Cognitive Style of Class X Students of SMA
Muhammadiyah 7 Makassar. Thesis. Mathematics major. Faculty of Teacher
Training and Education. Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by
Andi Alim Syahri as Advisor I and Ernawati as Advisor II.
This study aims to determine the ability of students to understand concepts in
terms of cognitive style class X.MIA SMA Muhammadiyah 7 Makassar. This type of
research is descriptive research. The data analysis in this research through stages
which include data collection, data reduction, data presentation and drawing
conclusions. The technique of checking the validity of the data used in this study used
triangulation of sources. The instruments used in this study were the researchers
themselves, the Group Embedded Figure Test (GEFT), a concept understanding test
and an interview guide. There were 4 subjects in this study, 2 Field Dependent (FD)
subjects and 2 Field Independent (FI) subjects selected based on the results of the
Group Embedded Figure Test (GEFT). The proposed concept comprehension test
consists of 2 numbers. The results of this study indicate that (1) the subject of Field
Dependent (FD) and Field Independent (FI) is able in the indicators to restate a
concept by giving the right reasons in their own language, (2) the subject of Field
Dependent (FD) and Field Independent ( FI) is able to provide examples and not
examples of concepts by showing which statements are true and false, (3) the subject
of Field Dependent (FD) and Field Independent (FI) is able to present the concept
into a mathematical representation by writing mathematical models correctly, and
(4) the subject of Field Dependent (FD) and Field Independent (FI) is able to
indicator in applying concepts / algorithms to problem solving by solving problems
with the right steps.
Keywords : the ability to understand concepts, cognitive style, and absolute value.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbal ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, yang karena-Nya kita hidup dan hanya kepada-Nya kita Kembali. Tuhan yang
maha kuasa yang telah memberikan pertolongan kepada hambanya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, para sahabatnya serta
orang-orang yang tetap istiqomah di jalan-Nya.
Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
tulus kepada kedua orang tua tercinta Sangkala Beta dan Jumria atas segala
pengorbanan dan do’a restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam
menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari banyak pihak,
maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Andi Alim Syahri S.Pd., M.Pd., Pembimbing 1 dan Ernawati S.Pd.,M.Pd.,
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi sejak
awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
x
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Mukhlis, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ibu Dr. Andi Husniati, M.Pd., dan Bapak Wahyuddin, S.Pd., M.Pd., sebagai
Validator pada saat penyusunan instrument penelitian.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Khususnya
Jurusan Pendidikan Matematika yang telah mendidik dan memberikan bekal
ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.
7. Bapak dan ibu guru serta Staf Tata Usaha SMA Muhammadiyah 7 Makassar atas
perhatian dan kerja samanya serta dengan senag hati menerima dan membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian ini.
8. Kepada sahabat seperjuanganku yaitu Ramlah, Nur Ahyana, Dwi Puspa Melati
Syam, Syamsinar, dan Hamrawati yang telah banyak membantu dan mensuport.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan balasan atas amal ibadah dan
bantuan yang diberikan dengan tulus ikhlas serta limpahan rahmat dan karunia-Nya
senantiasa tercurahkan kepada kita semua Aamiin.
Sebagai seorang yang masih dalam tahap belajar, tentu saja skripsi ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis dengan hal terbuka menerima
segala kritikan dan saran yang bersifat konstruktif, guna perbaikan dan peningkatan
xi
kualitas penulis dimasa yang akan dating. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri saya pribadi penulis.
Makassar, Juli 2021
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................vi
ABSTRAK ........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................4
D. Manfaat Penenlitian .................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman.............................................................................................6
B. Kemampuan Pemahaman Konsep ...........................................................6
xiii
C. Gaya Kognitif .........................................................................................9
D. Group Embedded Figurest Test ...............................................................11
E. Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak ..........................................13
F. Penelitian Yang Relevan .........................................................................17
G. Karangka Pikir ........................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................21
B. Subjek Penelitian .....................................................................................21
C. Prosedur Penelitian ..................................................................................23
D. Instrumen Penelitian ................................................................................24
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................27
F. Teknik Analisis Data................................................................................28
G. Pengecekan Keabsahan Data ....................................................................29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Paparan Data Hasil Penelitian ..................................................................32
B. Pembahasan .............................................................................................59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................................61
B. Saran .......................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................63
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan Karakteristik Gaya Kognitif Tipe Field Independent dan
Field Dependent ........................................................................................ 10
Tabel 3.1 Daftar Siswa Kelas X. MIA SMA Muhammadiyah 7 Makassar .. 21
Tabel 3.2 Subjek yang dipilih ..................................................................... 23
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal .............................................................................. 25
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara ................................................................. 26
Tabel 4.1 Paparan Data Kemampuan Pemahaman Konsep ......................... 37
Tabel 4.2 Paparan Data Kemampuan Pemahaman Konsep ......................... 43
Tabel 4.3 Paparan Data Kemampuan Pemahaman Konsep ......................... 50
Tabel 4.4 Paparan Data Kemampuan Pemahaman Konsep ......................... 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................................ 20
Gambar 4.1 Jawaban S1FD ........................................................................ 32
Gambar 4.2 Jawaban S2FD ........................................................................ 34
Gambar 4.3 Jawaban S1FI ......................................................................... 39
Gambar 4.4 Jawaban S2FI ......................................................................... 41
Gambar 4.5 Jawaban S1FD ........................................................................ 45
Gambar 4.6 Jawaban S2FD ........................................................................ 48
Gambar 4.7 Jawaban S1FI ......................................................................... 52
Gambar 4.8 Jawaban S2FI ......................................................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu yang memiliki karakteristik deduktif aksiomatik
mengunggulkan logika untuk meyakinkan kebenaran suatu pernyataan. Namun, pola
pikir induktif banyak berperan pada proses awal dalam matematika (Harry, 2015:1).
Matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai ilmu serta dapat memajukan
pemikiran manusia. Aktivitas manusia pada kehidupannya sehari-hari tak terlepas
pada penerapan konsep matematika. Dengan banyak mempelajari ilmu matematika
seseorang bisa mempunyai bekal dalam bersosialisasi dengan sangat baik di
lingkungan masyarakatnya. Seseorang yang memiliki ilmu matematika maka mereka
mampu berpikir rasional dan logis ketika dihadapkan pada masalah tertentu di
masyarakat. Situasi ini memperlihatkan matematika adalah suatu pembelajaran yang
memiliki keterkaitan dengan yang lain. Dengan dimulai dari pemahaman konsep
matematika makasiswa harus mampu menjalankan beberapa model persoalan
matematika yang sedang dipelajari, ini dikarenakan siswa memiliki kemampuan
dalam memahami konsep dari materi. Pentingnya pada pemahaman konsep adalah
modal dasar untuk keberhasilan pembelajaran dan bisa dievaluasi akhir nanti. Dengan
mempelajari suatu konsep, maka siswa mampu membedakan beberapa kata-kata,
symbol dan beberapa tanda dalam matematika.
2
Menurut Depdiknas (Permendiknas No. 22 tahun 2016 ) dari tujuan utama
pembelajaran matematika, terlihat pentingnya pemahaman konsep matematika yaitu
memahami konsep, menjelaskan hubungan antar konsep, dan fleksibel menerapkan
konsep atau logaritma dengan cara akurat , tepat, dan efisien untuk memecahkan
masalah. Berdasarkan pada tujuan pembelajaran tersebut, siswa harus mampu
memahami konsep matematika agar dapat menggunakan kemampuan tersebut untu
menyelesaikan masalah pada permasalahan yang ada pada soal matematika.
Pada saat pembelajaran Matematika, setiap siswa memiliki karakteristik khas
yang tidak dimiliki dengan siswa yang lain. Dengan ini, beberapa siswa mempunyai
model tersendiri untuk mempelajari matematika, baik dalam menerima, mengolah,
menganalisis dan merespon materi yang dipelajari atau dapat kita sebut dengan gaya
kognitif. Menurut Zukhruf (2015: 209) mengatakan model dari berbagai aktivitas
mental seseorang (mengingat, berpikir, melihat atau menjelaskan, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan) merupakan gaya kognitif.
Berdasarkan hasil observasi oleh peneliti di SMA Muhammadiyah 7 Makassar
khususnya pada kelas X. MIA, bahwa masih banyak siswa yang memiliki
kemampuan pemahaman konsep yang rendah pada materi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak yang mengacu pada nilai mereka yang rendah. Hal ini
disampaikan oleh guru matematika pada saat melakukan wawancara. Menurutnya,
kemampuan pemahaman siswa pada awal pembelajaran masih kurang. Dari 26 siswa
yang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika hanya sekitar 12 siswa yang
3
memenuhi nilai ketuntasan yang telah ditentukan oleh kurikulum yaitu 75% standar
KKM untuk mata pelajaran matematika.
Dari masalah yang didapati di kelas, peneliti dapat melihat bahwa pemahaman
konsep siswa masih kurang dalam memahami materi tersebut. Siswa hanya
menghapal dan tidak memahami konsep dasar dari materi nilai mutlak. Hal lain yang
dapat kita lihat adalah cara siswa dalam menangkap dan mengolah materi yang
diberikan oleh guru. Seperti yang kita ketahui sendiri, setiap siswa memiliki
kemampuan masing-masing dalam menerima pembelajaran. Ada siswa yang mampu
menangkap informasi secara cepat dan ada pula siswa yang harus diberikan
pendekatan yang lebih. Atau dengan kata lain dapat kita sebut bahwa setiap siswa
memiliki gaya kognitifnya masing-masing.
Dalam hal ini, peneliti mengambil gaya kognitif siswa dari aspek psikologis
yang dibedakan menjadi dua yaitu Gaya kognitif Field Dependent (FD) dan Gaya
kognitif Field independent (FI). Siswa yang condong dan lebih banyak memperoleh
informasi dari guru merupakan gaya kognitif FD. Sedangkan siswa yang condong
memiliki kemandirian yang lebih ketika memperhatikan informasi tanpa bergantung
pada guru merupakan dalam mencermati suatu informasi tanpa ketergantungan dari
guru merupakan gaya kognitif FI. Perbedaan Gaya kognitif siswa yang berbeda-beda
ini menarik untuk diteliti guna mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa
yang berbeda Gaya kognitifnya dalam menyelesaikan soal persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak.
4
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul “Kemampuan Pemahaman Konsep Persamaan Dan
Pertidaksamaan Nilai Mutlak Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah 7 Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu bagaimana kemampuan pemahaman
konsep dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak siswa
yang memiliki Gaya Kognitif pada Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan yang telah dipaparkan, penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep
dalam menyelesaikan soal persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak siswa yang
memiliki Gaya Kognitif pada Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar.
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:
a. Bagi Siswa
Diharapkan bagi siswa dapat mengetahui kemampuannya dalam memahami
konsep persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak, dan mengoptimalkan
kemampuan pemahaman konsep siswa sehingga mampu menyelesaikan soal.
b. Bagi Pendidik
Sebagai bahan informasi guru dalam memperhatikan kemampuan pemahaman
konsep siswa ditinjau dari gaya kognitifnya dan menjadi masukan untuk
meningkatkan kualitas pemahaman konsep matematika siswa dalam proses
pembelajaran dikelas.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan informasi bagi sekolah mengenai kemampuan pemahaman
konsep siswa ditinjau dari gaya kognitifnya sehingga mampu menambah mutu
sekolah pada pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan mengenai kemampuan
pemahaman konsep siswa ditinjau dari gaya kognitif yang dimiliki masing-masing
siswa.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemahaman
Menurut Sudijono (Waedi ,2017: 3) mengemukakan pemahaman
(comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti benar atau mampu
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Sedangkan menurut Sudjana (2016: 24) menyatakan bahwa pemahaman ialah
tipe hasil pembelajaran yang setingkat lebih tertinggi dari pada pengetahuan,
misalnya menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca
atau didengarnya, memberikan contoh lain dari yang telah di contohkan, atau
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
adalah penguasaan suatu hal yang dipahami dengan baik sebagai kemampuan
seseorang dalam berfikir.
B. Kemampuan Pemahaman Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2019) paham berarti mengerti
dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Susanto (Fadhila, 2014)
menyatakan kemampuan pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa untuk
dapat mengerti konsep yang diajarkan guru.
7
Sebagaimana yang dikemukakan Rosmawati (Pranata, 2016: 36) pemahaman
konsep adalah penguasaan sejumlah materi pembelajaran, dimana siswa tidak hanya
mengenal dan mengetahui, tetapi mampu mengungkapkan kembali konsep dalam
bentuk yang lebih mudah dimengerti serta mampu mengaplikasikannya. Padahal
pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran
matematika.
Kemampuan memahami konsep dalam penelitian berarti keahlian dalam
memahami konsep matematika dengan mengaitkan fakta dengan kesimpulan atau
siswa dapat memberikan jawaban secara benar pada soal atas dasar fakta yang ada
dan dengan demikian bisa memberikan kesimpulan secara tepat serta berdasar pada
pernyataan yang telah ada. Berbagai sumber dalam mengukur yang sesuai adalah
sebagai berikut:
1. Indikator pemahaman konsep menurut Wardhani (Junitasari, 2019)
a. Mengutarakan ulang suatu konsep.
b. Mengelompokkan suatu topik sesuai ciri khusus disesuaikan menurut
konsepnya.
c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep.
d. Menampilkan konsep dari segala wujud matematis representasi.
e. Menumbuhkan syarat perlu atau syarat cukup pada suatu konsep.
f. Memakai, memilih, dan memanfaatkan metode tertentu.
g. Menerapkan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
8
2. Indikator pemahaman konsep (Wafa: 2019)
a. Mengutarakan kembali sebuah konsep.
b. Mengelompokkan topik berdasarkan ciri khusus menurut pada konsepnya.
c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.
d. Menampilkan konsep pada bermacam wujud matematis representasi.
e. Memakai, memilih, dan memanfaatkan metode tertentu.
f. Menerapkan suatu konsep atau teorema pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian pemahaman konsep, maka indikator pemahaman
konsep yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Menyatakan ulang sebuah konsep
Siswa diharapkan mampu menyatakan ulang sebuah konsep dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
b. Memberi contoh dan bukan contoh
Siswa diharapkan dapat memilih apa yang tergolong bukan contoh soal dan
contoh soal pada materi yang diberikan.
c. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
Siswa diharapkan mampu menyajikan suatu konsep dalam berbagai bentuk
representasi / menggambarkan bentuk matematikanya.
d. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah
Siswa diharapkan mampu mengaplikasikan sebuah konsep atau algoritma ke
dalam pemecahan masalah berdasarkan langkah-langkah yang benar.
9
C. Gaya Kognitif
Menurut Keefe (Uno, 2012:185), Gaya kognitif merupakan cara siswa yang
khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan dan pengolahan
informasi, sikap terhadap informasi, maupun kebiasaan yang berhubungan dengan
lingkungan belajar. Sedangkan Messich (Uno H.B, 2010:185) mengemukakan bahwa
gaya kognitif merupakan kebiasaan seseorang dalam memproses informasi. Jadi
dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif adalah karakteristik seseorang yang khas
untuk memahami dan menyerap informasi yang diberikan.
Secara psikologis, Gaya kognitif dibedakan menjadi dua, yaitu Gaya kognitif
(FI) dan Gaya Kognitif (FD). Siswa yang condong dan lebih banyak memperoleh
informasi dari guru merupakan gaya kognitif FD. Sedangkansiswa yang condong
memiliki kemandirian yang lebih ketika memperhatikan informasi tanpa bergantung
pada guru merupakan dalam mencermati suatu informasi tanpa ketergantungan dari
guru merupakan gaya kognitif FI. Indikator subjek yang FI dan FD, yaitu:
a. Pada pelaksanaan tugas sebuah soal, jika FI diberikan kebebasan pribadi maka
akan bekerja lebih baik. Sedangkan jika FD diberi instruksi tambahan maka akan
bekerja lebih baik.
b. Orang dengan FI kurang terpengaruh oleh lingkungan, sebalinya orang dengan
FD lebih cenderung terpengaruh oleh lingkungan.
c. Untuk menuntaskan tugas atau menyelesaikan masalah yang membutuhkan
keterampilan, orang dengan FI dapat memperoleh hasil yang lebih bagus daripada
orang dengan FD.
10
Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Maka dari pada itu,
perilaku, penilaian, dan pemikiran seseorang akan berbeda. Untuk lebih jelasnya,
Nasution (Elsa, 2018) membedakan jenis FI dan FD yaitu:
Tabel 2.1 Perbandingan karakteistik Gaya kognitif tipe field Independent dan
field dependent.
NO Field Independent (FI) Field Dependent (FD)
1. Kurangnya menerima pengaruh
pendidikan di masa lampau.
Pendidikan sewaktu kecil sangat
dipengaruhi oleh lingkungan.
2. Di didik untuk berdiri sendiri dan tidak
mempunyai otonomi atas tindakannya.
Di ajar agar bergantung pada orang lain.
3. Tidak peduli akan norma-norma orang
lain.
Mengingat hal-hal dalam konteks social,
misalnya pria: menggunakan pakaian
yang rapih ketika ingin kekantor.
4. Berbicara cepat tanpa menghiraukan
daya tangkap orang lain
Bicara lambat agar dapat dipahami orang
lain.
5. Kurang mementingkan hubungan
sosial, sesuai untuk jabatan dalam
bidang matematika, science, insinyur.
Mempunyai hubungan sosial yang luas
cocok untuk bekerja dalam bidang
guidance, counseling, pendidikan dan
sosial.
6. Lebih sesuai memilih psikologi
eksperimental.
Lebih cocok untuk memilih psikologi
klinis.
7. Banyak pria, namun yang overlapping. Lebih banyak terdapat dikalangan
wanita.
8. Lebih cepat memilih bidang
mayornya.
Lebih sukar memastikan bidang
mayornya dan sering pindah jurusan.
11
9. Dapat juga menghargai hubungan
humanitas dan lmu-ilmu sosial,
meskipun menonjol terhadap Sains
dan matematika.
Tidak suka disiplin ilmu matematika,
lebih menyukai bidang humanitas dan
ilmu-ilmu sosial.
10. Guru yang FI condong untuk
memberikan kuliah atau pelajaran
serta memberitahukan dengan tepat.
Guru yang FI condong diskusi,
demokratis.
11. Tidak membutuhkan arahan terperinci. Memerlukan petunjuk yang lebih luas
dalam menafsirkan sesuatu, materi
sepatutnya tersistematis.
12. Bisa menerima kritik demi perbaikan. Lebih peka akan kritik dan perlu
mendapat dorongan, kritik jangan
bersifat pribadi.
(Diadaptasi dari Nasution, 1982)
Menurut penjelesan yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam pembelajaran
tentunya akan menggunakan metode ajar yang berebeda karena gaya kognitif (FI) dan
gayakognitif (FD) cenderung dimiliki oleh setiap siswa.
D. Group Embedded Figures Test
GEFT dikembangkan oleh Witkin, H.A, Oltman, P.K Raskin, E. (1971)
dipergunakan untuk mengenal gaya kognitif siswa sesuai perbandingan psikologinya
yaitu gaya kognitif FI dan gaya kognitif FD.
GEFT adalah tes persepsi menggunakan gambar. Orang yang mengikuti tes ini
akan dihadapkan pada serangkaian gambar yang kompleks. Untuk setiap gambar
12
kompleks, ada gambar sederhana Tugas yang harus diselesaikan siswa adalah
memperkuat gambar sederhana yang terdapat pada setiap gambar kompleks.
GEFT terdiri dari 6 bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari 7 pertanyaan, dan
bagian kedua dan ketiga masing-masing terdiri dari 9 pertanyaan. Hanya skor untuk
bagian kedua dan bagian ketiga yang dihitung, dan rentang skor adalah antara 0-18.
Adapun soal-soal tes bagian pertama, saya hanya menggunakannya sebagai latihan
dan tes keakraban.
Bagian pertama mendapat pertanyaan sederhana dalam waktu 6 menit, butir-
butir pada bagian ini tidak termasuk dalam penghitungan skor.Bagian kedua dan
ketiga merupakan bagian inti dari ujian.Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
dalam waktu 12 menit untuk setiap bagian.Mahasiswa yang menyelesaikan bagian ini
dalam waktu yang relatif singkat tidak diperbolehkan melanjutkan ke bagian
berikutnya kecuali atas instruksi peneliti. Setiap bagian diselesaikan pada waktu yang
sama pada waktu yang sama.
Nilai tes bagian II dan III dari setiap jawaban yang benar akan diberi nilai 1.
Jika jawaban salah, nilainya akan diberi nilai 0, kemudian nilai bagian kedua dan III
akan ditambahkan. Jika skor berada dalam rentang 0-11, siswa tersebut memiliki
gaya kognitif FD. Sementara itu, jika skor antara 12-18, siswa memiliki gaya
konsisten FI.
13
E. Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Nilai mutlak adalah nilai suatu bilangan yang selalu bernilai positif atau nol
tanpa memperhatikan tanda positif (+) atau negatif (-).
a. Pengertian Persamaan Nilai Mutlak
Persamaan nilai mutlak adalah suatu nilai dari sebuah bilangan yang dapat
di definisikan sebagai jarak bilangan tersebut terhadap titik 0 pada garis bilangan
tanpa memperhatikan arahnya.Konsep persamaan nilai mutlak yaitu:
Jika 𝑥 merupakan suatu bentuk aljabar dan 𝑘 ialah bilangan real positif,
maka|𝑥| = 𝑘 akan mengimplikasikan 𝑥 = −𝑘 atau 𝑥 = 𝑘 dengan syarat 𝑘 > 0 .
misalkan |x| = 5 memiliki dua penyelesaian, karena terdapat dua bilangan yang
jaraknya terhadap 0 adalah 5, maka x=–5 dan x=5.
b. Pengertian Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Pertidaksamaan nilai mutlak ialah kalimat terbuka yang menggunakan tanda
ketidaksamaan (<, >, ≤, ≥) dan mengandung variabel. Konsep pertidaksamaan nilai
mutlak yaitu :
1) Jika |𝑥| ≤ 𝑎 maka −𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑎
2) Jika |𝑥| ≥ 𝑎 maka 𝑥 ≤ −𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 𝑎
Dan berlaku pula pada konsep fungsi sebagai berikut:
14
1) Jika |𝑓(𝑥)| ≤ 𝑎 maka −𝑎 ≤ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎
2) Jika |𝑓(𝑥)| ≥ 𝑎 maka 𝑓(𝑥) ≤ −𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎
Contoh soal :
1. Perhatikan persamaan dibawah ini!
a. |−5| = 5
b. |𝑥 − 2| = 4
c. |4𝑥 − 16| = 0
d. |−4| = −4
Dari persamaan diatas, manakah yang merupakan pernyataan yang bernilai benar
dan bernilai salah? Berikan alasanmu.
2. Sebuah perusahaan telah mendirikan rumah makan P di jarak 10 km pada suatu
jalan dan rumah makan Q di jarak 50 km dengan tempat yang sama. Perusahaan
itupun membangun rumah makan juga pada tempat yang sama. Apabila
perusahaan itu ingin mendirikan rumah makan baru yang mempunyai jarak lebih
dari 20 km terhitung dari rumah makan Q, maka pada jarak berapakah rumah
makan yang baru mungkin didirikan?
Jawaban :
1. Indikator pertama : Siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep dengan
menggunakan bahasa sendiri.
a. |−5| = 5, pernyataan yang bernilai benar karena hasilnya bernilai positif.
b. |𝑥 − 2| = 4, pernyataan yang bernilai benar karena hasilnya bernilai positif.
15
c. |4𝑥 − 16| = 0, pernyataan yang bernilai benar karena memenuhi persamaan
nilai mutlak.
d. |−4| = −4, pernyataan yang bernilai salah karena yang kita tahu nilai mutlak
selalu bernilai positif.
Siswa dikatakan mampu menyatakan ulang konsep apabila dapat
memberikan alasan yang tepat pada tiap poin soal.
Indikator kedua: Siswa mampu menunjukkan contoh dan bukan contoh dari
konsep.
a. |−5| = 5, pernyataan yang bernilaibenar
b. |𝑥 − 2| = 4, pernyataan yang bernilai benar
c. |4𝑥 − 16| = 0, pernyataan yang bernilai benar
d. |−4| = −4, pernyataan yang bernilai salah
Siswa dikatakan mampu menunjukkan contoh dan bukan contoh nilai mutlak
dengan membedakan mana yang merupakan pernyataan yang bernilai benar dan
pernyataan yang bernilai salah.
2. Indikator ketiga: siswa mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi model matematika
Indikator keempat: mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan
masalah
Diketahui:
Rumah makan Q terletak pada jarak 50 km
16
Rumah makan yang akan di bangun lebih dari 20 km dari jarak Q
Ditanyakan:
Pada jarak berapakah letak rumah makan yang baru...?
Penyelesaian:
Indikator ketiga: Kita misalkan x = letak rumah makan baru, maka diperoleh
pertidaksamaan nilai mutlak|𝑥 − 50| ≥ 20
Siswa dikatakan mampu menyajikan bentuk representasi matematika
apabila dapat menuliskan bentuk matematika dari soal, yaitu|𝑥 − 50| ≥ 20
Berdasarkan sifat pertidaksamaan nilai mutlak diperoleh mampu menuliskan 2
bentuk penyelesaian|𝑥 − 50| ≥ 20 atau |𝑥 − 50| ≤ −20
𝑥 − 50 + 50 ≥ 20 + 50
𝑥 ≥ 70
Atau
𝑥 − 50 ≤ −20
Indikator keempat: 𝑥 − 50 + 50 ≤ −20 + 50
𝑥 ≤ 30
Jadi, rumah makan baru tersebut dapat dibangun di jalan dengan jarak
kurang dari 30 km atau lebih dari 70 km.
Siswa dikatakan mampu mengaplikasikan konsep apabila dapat
menyelesaikan soal pertidaksamaan nilai mutlak dengan langkah-langkah yang
tepat.
17
F. Penelitian yang Relevan
a. Mega Puspita Devi (2018) menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa mahasiswa FI telah mencapai indeks konsep pengulangan
dan indeks pengklasifikasian objek menurut atribut tertentu, tetapi belum
mencapai penggunaan dan pemilihan prosedur atau operasi tertentu. indikator,
indikator menghasilkan hasil. Pada saat yang sama, siswa FD pada indikator
mengulangi konsep bahwa hanya satu mata pelajaran pada pertanyaan pertama
yang tidak terealisasi. Dalam indikator, hanya pertanyaan kedua tentang
ketidaksesuaian yang digunakan untuk mengklasifikasikan objek menurut
atribut tertentu. Indikator menggunakan dan memilih prosedur atau operasi
tertentu, dan indikator menyimpulkan bahwa hasil untuk semua topik tidak
konsisten. Beberapa faktor yang menghambat pemahaman konsep persamaan
linier adalah siswa kurang memahami isi persamaan linier, menyelesaikan
masalah dengan terburu-buru dan ceroboh, tidak memahami dasar
penghitungan, serta pelupa atau pelupa. Terlalu malas untuk menulis jawaban
akhirnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mega Puspita Devi,
adapun perbedaan dari penelitian ini adalah materi yang ia gunakan, dimana
materi yang digunakan peneliti adalah nilai mutlak. Sedangkan persamaan dari
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan gaya kognitif siswa Field
Independent (FI) dan Field Dependent (FD) dengan indikator pemahaman
konsep menyatakan ulang sebuah konsep.
18
b. Ma’rufi dkk (2018) menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan
pemahaman konsep geometri, subjek yang memiliki gaya kognitif field
dependent hanya memenuhi 4 indikator yaitu: (1) menyatakan secara verbal
konsep yang dipelajari, (2) mengklasifikasikan konsep berdasarkan dipenuhi
atau tidaknya persyaratan, (3) menerapkan konsep secara algoritma, dan (4)
menerapkan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi. Indikator yang
belum dapat SFD lakukan adalah mengaitkan berbagai konsep (internal dan
eksternal matematika). Pemahaman konsep geometri subjek field independent
dapat memenuhi ke lima indikator dari pemahaman konsep yaitu: (1)
menyatakan secara verbal konsep yang dipelajari, (2) mengklasifikasikan
konsep berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan, (3) menerapkan konsep
secara algoritma, (4) menerapkan konsep dalam berbagai macam bentuk
representasi, dan (5) mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal
matematika). Perbedaan dari penelitian Ma’rufi dkk terletak pada materi yang ia
gunakan yaitu materi geometri, pada penelitian ini digunakan materi nilai
mutlak. Sedangkan persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan gaya kognitif Field Dependent (FD) dan indikator pemahaman
konsep.
19
G. Kerangka Pikir
Keberhasilan siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa
meliputi pemahaman konsep, penalaran dan pemecahan masalah, yang merupakan
aspek yang sangat penting dalam berpikir matematis. Dalam proses pembelajaran
matematika, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep,
sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak memuaskan.
Pemahaman konsep itu sendiri merupakan kemampuan yang dimiliki siswa
dalam menyelesaikan sebuah permasalahan serta menerapkan algoritma atau konsep
atau algoritma dengan luwes, akurat, efisien dan tepat. Kemampuan pemahaman
konsep setiap siswa pasti berbeda-beda. Perbandingan ini disebabkan dari gaya
kognitif siswa.
Gaya kognitif FI adalah gaya kognitif orang dengan tingkat kemandirian yang
tinggi, dan dapat mengamati rangsangan yang tidak bergantung pada guru.
Sedangkan gaya kognitif FD merupakan gaya kognitif seseorang yang cenderung dan
sangat bergantung pada sumber informasi guru.
Oleh karena itu, perbedaan ketergantungan kedua gaya kognitif pada
interpretasi guru akan menyebabkan perbedaan pemahaman konsep, khususnya dalam
pembelajaran matematika. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kemampuan Pemahaman Konsep Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Ditinjau Dari Gaya Kognitif siswa kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar serta
melihat kesulitan yang dihadapi siswa dalam meyelesaikan soal tersebut. Kerangka
pikir diatas dirangkum dalam bentuk bagan sebagai berikut.
20
Gambar. 2.1 kerangka pikir
Pemahaman konsep pada kelas X ditinjau dari
gaya kogintif
Pelaksanaan tes GEFT
(Group Embedded Figure Test)
Siswa dengan gaya kogintif
Field Dependent (FD)
Siswa dengan gaya kogintif
Field Independent (FI)
Pemberian tes pemahaman konsep
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualiatif dengan teknik deskriptif, yakni
teknik penelitian yang menggambarkan hasil data apa adanya yang ada di lapangan
tanpa proses manipulasi atau perlakuan lain. Peneliti ingin mendeskripsikan
bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa ditinjau dari gaya kognitif siswa
kelas X. MIA SMA Muhammadiyah 7 Makassar.
B. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar. Penelitian
berfokus pada kemampuan pemahaman konsep siswa ditinjau dari gaya kognitif field
independent dan field dependent.
Penentuan subjek didasarkan pada tes GEFT untuk melihat siswa yang FI dan
FD. Adapun daftar siswa kelas X. MIA sebagai berikut.
Tabel 3.1 daftar siswa kelas X. MIA SMA Muhammadiyah 7 Makassar
No. Inisial Siswa Skor
GEFT
Kategori Gaya
Kognitif
1. AN 6 FD
2. AS - -
3. AHW 8 FD
4. CDA 7 FD
22
5. FR 5 FD
6. FRN 9 FD
7. KT 9 FD
8. MZ 5 FD
9. MAM - -
10. MAQK - -
11. MFR 11 FI
12. MT 12 FI
13. NS 16 FI
14. NSM 10 FD
15. RT 12 FI
16. RA - -
17. RY 8 FD
18. RH 14 FI
19. RI 6 FD
20. SR 8 FD
21. YN 10 FD
22. MR 7 FD
23. MAS - -
24. FRM 5 FD
25. FRI 6 FD
26. SSP 6 FD
Berdasarkan data yang telah didapat pada tabel 2.2 maka peneliti memilih 4
subjek yang masing-masing dipilih 2 siswa yang termasuk kategori siswa yang
memiliki gaya kognitif FI dan 2 siswa yang memiliki gaya kognitif FD. Subjek
23
dipilih berdasarkan hasil tes GEFT dan pertimbangan guru mata pelajaran
matematika.
Berikut daftar siswa yang telah dipilih sebagai subjek dari penelitian ini :
Tabel 3.2 subjek yang dipilih
No. InisialSiswa Gaya Kognitif Kode Subjek Gaya
Kognitif
1. YN FD S1FD
2. MT FD S2FD
3. NS FI S1FI
4. RH FI S2FI
C. ProsedurPenelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini yakni tahap
persiapan, dan tahap pelaksanaan diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Meminta izin kepada Kepala SMA Muhammadiyah 7 Makassar untuk
melaksanakan penelitian.
b. Melaksanakan komunikasi terhadap guru matematika kelas X.
c. Menentukan kelas penelitian.
d. Menyusun dan menyiapkaninstrumenpenelitian yang akandi pergunakan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan jadwal tes GEFT.
b. Memberikan tes GEFT guna mengetahui gaya kognitif siswa FI dan FD.
24
c. Menentukan subjek penelitian yang terdiri dari 2 siswa gaya kognitif FI dan 2
gaya kognitif FD.
d. Memberikan Tes pemahaman konsep kepada subjek penelitian dalam bentuk
soal tes.
e. Melakukan wawancara mengenai tes yang diberikan.
f. Mengolah dan menganalisis data hasil tes kemampuan pemahaman konsep dan
data hasil wawancara.
g. Penarikan kesimpulan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipegunakan terdiri dari instrument utama dan
instrument pendukung. Instrumen utama yakni peneliti itu sendiri, sebagai penetapan
focus penelitian, menunjuk subjek selaku sumber data, merancang pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
temuan (Sugiyono, 2018: 306). Instrumen utama juga dibantu dengan instrumen
pendukung, yaitu :
a. Tes
Tes ini bertujuan utuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa berdasarkan
gaya kognitif yang dimiliki tiap siswa dalam materi persamaan dan pertidaksamaan
nilai mutlak. Tes pertama yang diberikan kepada siswa yakni tes GEFT untuk
memilih subjek penelitian. Lalu, peneliti akan memilih 4 subjek dimana 2 siswa yang
termasuk FI dan 2 siswa yang termasuk FD.
25
Peneliti memberikan tes kemampuan pemahaman konsep berdasarkan gaya
kognitif FI dan FD dengan memberi soal uraian. Soal-soal kemampuan pemahaman
konsep terdiri dari 2 soal yang dibuat berdasarkan 5 indikator pemahaman konsep
yang telah ditentukan oleh peneliti dan memperlihatkan soal tersebut pada guru mata
pembelajaran matematika yang sudah divalidasi oleh validator. Berikut kisi-kisi soal :
Tabel 3.3 kisi-kisi soal
No.
Soal Indikator Soal
1 Kemampuan menyatakan
ulang konsep
Kemampuan memberi
contoh dan bukan contoh
dari konsep
Perhatikan persamaan di bawah ini!
a. |4| = 4
b. |𝑥 − 3| = 5
c. |−8| = −8
d. |(5𝑥 − 10)| = 0
Dari persamaan diatas, manakah yang
merupakan pernyataan yang bernilai
benar dan bernilai salah? Berikan
alasanmu.
2 Kemampuan menyajikan
konsep dalam berbagai
bentuk representasi
matematika
Kemampuan
mengaplikasikan algoritma
ke dalam pemecahan
masalah
Suatu perusahaan telah membangun
minimarket A pada jarak 30 km dan
minimart B di jarak 70 km pada jalan
yang sama. Perusahaan akan
membangun minimarkett lagi di jalan
yang sama. Jika perusahaan tersebut
ingin minimarket yang baru memiliki
jarak lebih dari 30 km terhitung dari
minimarket B, jadi jarak berapakah
minimarket yang baru akan dibangun?
26
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mempermudah peneliti untuk mengetahui
kemampuan pemahaman siswa setelah diberikan tes kemampuan pemahaman konsep.
Wawancara berisi garis-garis besar yang ingin diketahui oleh peneliti setelah
dilakukan tes. Wawancara dilakukan antara subjek dan peneliti dalam menanyakan
hal-hal yang belum terungkap dalam tes pemahaman konsep yang telah diberikan.
Adapun garis besar pertanyaan yang telah disusun sebagai berikut:
Tabel 3.4 pedoman wawancara
No Indikator Pertanyaan No.
Soal
1 Kemampuan menyatakan
ulang sebuah konsep
1. Apakah anda paham maksud
dari soal?
2. Coba anda jelaskan?
3. Dapatkah anda menyebutkan
kembali jawaban anda?
1
2 Kemampuan memberi contoh
dan bukan contoh dari konsep
1. Apakah anda dapat
membedakan mana pernyataan
yang bernilai benar dan bernilai
salah? Berikan alasanmu
1
3 Kemampuan menyajikan
konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematika
1. Apakah soalnya sulit dipahami?
2. Dapatkah anda menyebutkan
kembali pemisalan yang anda
gunakan untuk menyelesaikan
soal?
2
4 Kemampuan mengaplikasikan 1. Apakah anda menyelesaikan 2
27
konsep atau algoritma ke
dalam pemecahan masalah
soal dengan langkah-langkah
yang tepat?
2. Bagaimana langkah-langkah
penyelesaian yang anda
lakukan?
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut.
a. Metode Tes
Dalam penelitian ini digunakan tes untuk memperoleh data tentang
kemampuan pemahaman konsep berdasarkan gaya kognitif yang dimiliki tiap
siswa. Adapun yang diberi tes GEFT adalah 1 kelas yaitu kelas X. MIA yang sudah
ditentukan dengan pertimbangan dari guru mata pelajaran. Setelah melakukan tes
GEFT maka diberi tes pemahaman konsep kepada siswa yang telah terpilih
berdasarkan gaya kognitifnya.
b. Metode Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak
terstruktur. Dalam hal ini, wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara dilakukan pada subjek penelitian
setelah melakukan tes pemahaman konsep dengan subjek penelitian yang berjumlah 4
orang secara bergantian, sehingga peneliti lebih mudah mendapatkan data untuk di
analisis secara valid.
28
F. Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan data, maka dibutuhkan menganalisis data yang
dilakulan setelah tes pemahaman konsep dan wawancara yang telah dilakukan
peneliti dan siswa sebagai informan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles
dan Huberman (Sugiyono, 2018) yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Reduksi data (Data Reduction)
Reduksi data merujuk pada proses memilih, menyederhanakan, dan
memfokuskan data yang mendekati keseluruhan bagian yang penting dalam
penelitian. Dalam hal ini data yang direduksi adalah data hasil wawancara
kemampuan pemahaman konsep. Hasil wawancara dirangkum, ungkapan subjek
yang tidak terkait dengan penelitian di hilangkan. Demikian data di reduksi
menampilkan gambaran jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data
selanjutnya.
2. Penyajian data (Data Display)
menyajikan data ditampilkan dalam model uraian singkat, bagan, hubungan
berbagai kategori, dan sejenis. menyajikan data pada penelitian yakni
mengklasifikasikan dan mengidentifikasi data, yakni menggambarkan data yang
tertera dan dikategorikan sehingga mampu untuk menarik kesimpulan.
29
menyajikan data dapat mempermudah untuk memahami apa yang sedang terjadi
dan kita dapat melakukan sesuatu, termasuk menganalisis lebih dalam atau
menentukan aksi berdasar pemahaman.
3. Menarik kesimpulan (Verification)
Kegiatan analisis terakhir adalah menarik kesimpulan dan memverifikasi data.
Menarik kesimpulan dan memverifikasi data dilakukan setelah mengumpulkan data-
data terakhir sehingga diperoleh kesimpulan akhir.
Untuk mendapatkan kesimpulan tentunya harus berdasar hasil dari analis data,
tes tertulis dan wawancara yang akan dilakukan dengan cara membandingkan hasil
tes tertulis dengan hasil wawancara subjek.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Setelah data dianalisis, maka data akan di uji keabsahannya dengan
menggunakan triangulasi, yakni metode pemeriksaan data yang memanfaatkan suatu
hal diluar data untuk mengecek atau sebagai perbandingan dari data itu. Triangulasi
yang dipakai peneliti yakni triangulasi sumber dimana guna mendapatkan informasi
dari subjek menggunakan teknik yang sama.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar pada tanggal
28 November - 28 Januari 2021. Kelas yang dipilih peneliti adalah X.MIA, pemilihan
kelas X.MIA dilakukan berdasarkan kemampuan akademik siswa dan saran diberikan
guru pembelajaran matematika.
Proses pelaksanaan penelitian, pertama dengan observasi dan memberikan surat
izin penelitian kepada kepala sekolah dan melakukan wawancara dengan kepala
sekolah beserta bagian kurikulum sebelum melakukan wawancara guru mata
pembelajaran matematika pada SMA Muhammdiyah 7 Makassar. Karena situasi pada
saat penelitian masih dalam kondisi pandemi covid-19 SMA Muhammadiyah 7
Makassar melakukan 2 proses belajar mengajar yaitu, secara daring (dalam jaringan)
dan tatap muka bagi siswa yang mendapatkan izin dari orang tua untuk melakukan
pembelajaran disekolah dengan mematuhi protokol kesehatan. Kapasitas yang
diperbolehkan dari sekolah hanya 50% dari keseluruhan siswa yang ingin melakukan
pembelajaran di sekolah.
Maka dari itu, peneliti memberikan tes GEFT secara bertahap dengan
memberikan terlebih dahulu kepada siswa yang melakukan pembelajaran disekolah,
lalu siswa yang telah dikabari untuk datang kesekolah. Setelah siswa terpilih
berdasarkan gaya kognitifnya maka peneliti memberikan tes pemahaman konsep via
video call dan wawancara via telefon terhadap tiap subjek.
31
A. Paparan Data Hasil Penelitian
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan data penelitian yang telah dilaksanakan
melalui petikan jawaban subjek yang diberikan kode dengan mengacu pada kode subjek
masing-masing berdasarkan gaya kognitifnya. Sebagai contoh untuk pewawancara
“P001” berarti kode petikan pertanyaan dari pewawancara untuk soal pertama pada
pertanyaan pertama.
Ada 8 (delapan) digit yang digunakan peneliti untuk menentukan masing-masing
kode subjek. Empat digit pertama menyatakan subjek yang diwawancarai seperti S1FD,
S2FD, S1FI, dan S2FI. Selanjutnya, satu digit kelima menyatakan kode soal yang
dibahas, diikuti dengan dua digit terakhir yang menyatakan urutan pertanyaan yang
dijawab. Sebagai contoh untuk subjek “S1FD1-001” berarti subjek dengan gaya kognitif
Field Dependent pertama untuk soal tes pertama dan jawaban pertanyaan pertama.
1. Indikator Menyatakan Ulang Sebuah Konsep Dan Mampu Menunjukkan
Contoh Dan Bukan Contoh Nilai Mutlak
a. Paparan data tes dan wawancara S1FD saat menyelesaikan soal persamaan
nilai mutlak.
Gambar 4.1 jawaban S1FD
32
Subjek dikatakan mampu menyatakan kembali konsep apabila mampu
memberikan alasan tepat. Dilihat dari S1FD mampu memberikan alasan yang
tepat pada bagian a, b, dan c bahwa nilai mutlak selalu bernilai positif dan
memenuhi persamaan nilai mutlak, tetapi pada bagian d salah dalam menjawab.
Subjek dikatakan mampu menunjukkan contoh dan bukan contoh apabila dapat
menunjukkan mana pernyataan benar atau salah. Tetapi, dapat dilihat dari hasil
pekerjaan SIFD pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa SIFD salah dalam
menjawab bagian d, tetapi dari bagian a,b, dan c menjawab benar. Jadi dapat
kita simpulkan bahwa SIFD hanya mampu memenuhi kedua indikator pada
bagian a, b, dan c, sedangkan pada bagian d S1FD kurang mampu memenuhi
kedua indikator.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan S1FD1 :
P001 : paham jki soalnya dek?
S1FD1-001 : paham ji kak.
P002 : apa yang ditanyakan dari soal?
S1FD1-002 : nah minta tunjukkan yang mana pernyataan yang benar
atau salah beserta alasannya.
P003 : jadi apa jawabanta dibagian a?
S1FD1-003 : pernyataan yang bernilai benar kak.
P004 : jadi kapan dikatakan pernyataan bernilai benar?
S1FD1-004 : kalau hasilnya bernilai positif dan memenuhi persamaan
nilai mutlak kak.
P005 : bagian b apa jawabanta?
S1FD1-005 : pernyataan yang bernilai benar juga kak.
33
P006
S1FD1-006
:
:
kalau c nya dek?
pernyataan bernilai salah disitu kak.
P007 : kenapa bisa dek?
S1FD1-007
P008
S1FD1-008
P009
S1FD1-009
P010
S1FD1-010
:
:
:
:
:
:
:
karena hasilnya negatif kak, baru kalau nilai mutlak itu
hasilnya selalu positif
kalau bagian d nya?
pernyataan bernilai benar kak.
kenapa disini kita jawab pernyataan salah dek?
karena kulupa kak kalau nol itu termasuk juga nilai mutlak.
yakin jki dek?
yakin ji kak
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat kita lihat bahwa S1FD mampu
memenuhi indikator menyatakan ulang konsep dengan memahami konsep dari
nilai mutlak dengan memberikan alasan dengan menggunakan bahasanya sendiri
bahwa nilai mutlak selalu bernilai positif dan memenuhi persamaan nilai mutlak
jika pernyataannya bernilai benar. Sedangkan pada indikator menunjukkan contoh
dan bukan contoh soal, S1FD mampu menunjukkan mana yang termasuk
pernyataan benar atau bernilai salah. S1FD mengatakan bahwa a, b, dan d
merupakan pernyataan benar dan c merupakan bernilai salah.
Dari hasil tes dan wawancara yang diatas, S1FD mampu dalam menyatakan
ulang konsep dan menunjukkan contoh dan bukan contoh dari nilai mutlak.
Hanya saja pada hasil tes S1FD pada soal nomor 1 dalam menjawab bagian a, b,
dan c benar dan salah dalam menjawab bagian d, tetapi pada saat wawancara
S1FD menjawab dengan benar semua bagian pada soal nomor 1 termasuk bagian
34
d, S1FD mengatakan lupa jika nol juga termasuk nilai mutlak. Jadi, dapat kita
simpulkan bahwa S1FD mampu memenuhi kedua indikator meskipun keliru pada
saat mengerjakan soal nomor 1 pada bagian d.
b. Paparan data tes dan wawancara untuk S2FD saat menyelesaikan soal persamaan
nilai mutlak.
Gambar 4.2 jawaban S2FD
Dilihat dari S2FD mampu memberikan alasan yang tepat pada bagian a, b,
dan d merupakan pernyataan yang bernilai benar karena nilai mutlak selalu
bernilai positif dan memenuhi persamaan nilai mutlak dan pada bagian c
merupakan pernyataan yang bernilai salah karena hasilnya negatif. Dalam hal
ini, dapat dikatakan bahwa S2FD mampu dalam indikator menyatakan ulang
konsep. S2FD mampu menunjukkan mana pernyataan yang benar atau bernilai
salah pada bagian a, b, c, dan d pada soal nomor 1 yang menunjukkan bahwa
S1FD mampu menunjukkan contoh dan bukan contoh dari nilai mutlak dengan
memberikan jawaban pada bagian a, b, dan d merupakan pernyataan bernilai
positif dan bagian c merupakan pernyataan bernilai salah.
35
Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan S2FD1 :
P001 : paham jki soalnya dek?
S2FD1-001 : Paham kak.
P002 : bisa kita jelaskan maksud dari soal dek?
S2FD1-002 : maksudnya ditunjukkan yang mana pernyataan yang bernilai
benar dan pernyataan yang bernilai salah dengan alasannya
kenapa.
P003 : jadi bagian a termasuk pernyataan benar atau salah?
S2FD1-003 : pernyataan benar kak.
P004 : kenapa bisa dek?
S2FD1-004 : karena yang ku tau kak kalau nilai mutlak itu selalu bernilai
positif atau kah nol ki.
P005 : jadi bagian b dek?
S2FD1-005
P006
S2FD1-006
P007
S2FD1-007
P008
S2FD1-008
P009
S2FD1-009
P010
S2FD1-010
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
bernilai benar juga kak.
kenapa ?
karena hasilnya positif kak jadi memenuhi nilai mutlak.
kalau bagian c nya dek?
c itu kak bernilai salahki.
kenapa dek?
karena disitu kak hasilnya toh negatifki, nah di nilai mutlak itu
selalu positifki atau nol nilainya.
jadi d nya dek?
bernilai benar kak,kah nol hasilnya seperti yang ku bilang tadi.
yakin ki?
iyee kak
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat kita lihat bahwa S2FD mampu
memenuhi kedua indikator yaitu, menyatakan ulang konsep dari nilai mutlak
dengan a, b, dan d merupakan pernyataan yang bernilai benar karena menurut
36
S2FD nilai mutlak selalu bernilai positif atau nol dan memenuhi nilai mutlak dan
bagian c merupakan pernyataan bernilai salah karena hasilnya negatif. S2FD
mampu dalam indikator menunjukkan contoh dan bukan contoh soal apabila
S2FD mampu menunjukkan mana yang termasuk pernyataan benar yang
menunjukkan bagian a, b, dan d dan pernyataan bernilai salah yang merupakan
bagian c. S2FD mampu dalam indikator menunjukkan contoh dan bukan contoh
soal.
Dari hasil tes dan wawancara diatas, S2FD mampu dalam menyatakan
ulang konsep dengan mengatakan bahwa nilai mutlak selalu bernilai positif atau
bernilai nol dan mampu menunjukkan contoh dan bukan contoh dari nilai mutlak
dengan menunjukkan mana yang termasuk pernyataan bernilai benar dan bernilai
salah. Hasil tes S2FD pada soal nomor 1 menjawab bagian a, b, c, dan d benar.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa S1FD mampu memenuhi kedua indikator.
Berdasarkan paparan data hasil S1FD dan S2FD, dapat disimpulkan pada
tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 paparan data kemampuan pemahaman konsep
S1FD S2FD
S1FD mampu menyatakan ulang
konsep nilai mutlak karena
mampu memberikan alasan pada
bagian a, b, c dan d yang tepat
pada soal nomor 1 bahwa nilai
mutlak selalu bernilai positif dan
memenuhi persamaan nilai
S2FD mampu menyatakan ulang
konsep dari nilai mutlak dengan
memberikan alasan pada bagian a,
b, c dan d yang tepat pada setiap
bagian soal nomor 1 bahwa nilai
mutlak selalu bernilai positif atau
nol dan mampu menunjukkan
37
mutlak dan mampu menunjukkan
contoh dan bukan contoh dari
nilai mutlak dengan menunjukkan
mana yang termasuk pernyataan
bernilai benar dan pernyataan
bernilai salah
contoh dan bukan contoh nilai
mutlak dengan menunjukkan mana
yang merupakan pernyataan
bernilai benar dan pernyataan
bernilai salah dari tiap bagian soal
Berdasarkan paparan subjek yang memiliki gaya kognitif field dependent pada
saat menyelesaikan tes dan wawancara dapat dikatakan valid dan analisis datanya
hanya dilakukan pada subjek S2FD sebagai berikut:
Pada jawaban S2FD pada gambar 4.1 soal nomor 1 dalam memahami konsep
indikator menyatakan ulang konsep nilai mutlak dan memberi contoh dan bukan
contoh nilai mutlak. S2FD mampu memberikan alasan yang tepat pada setiap bagian
nomor 1 yaitu; a, b, c dan d dengan menyebutkan bahwa nilai mutlak selalu bernilai
positif dan memenuhi persamaan nilai mutlak yang menunjukkan bahwa S2FD
mampu dalam indikator menyatakan ulang sebuah konsep. S2FD mampu
menunjukkan mana yang termasuk pernyataan bernilai benar pada bagian a, b, dan d
dan pernyataan bernilai salah pada bagian c yang menunjukkan bahwa S2FD mampu
dalam indikator menunjukkan contoh dan bukan contoh soal. S2FD bukan hanya
sekedar menghafal konsep dari nilai mutlak tetapi benar-benar paham dengan konsep
nilai mutlak.
38
c. Paparan data tes dan wawancara untuk S1FI dalam menyelesaikan soal
persamaan nilai mutlak.
Gambar 4.3 jawaban S1FI
S1F1 dikatakan mampu menyatakan ulang sebuah konsep apabila dapat
memberikan alasan pada tiap bagian soal. Dilihat dari S1F1 mampu
memberikan jawaban pada bagian a, b, c dan d dengan alasan bahwa nilai
mutlak selalu bernilai positif dan memenuhi nilai mutlak. S1F1 dikatakan
mampu menunjukkan contoh dan bukan contoh apabila menunjukkan mana
pernyataan benar atau bernilai salah. S1F1 mampu menunjukkan bahwa bagian
a, b, dan d merupakan pernyataan benar dan bagian c bernilai salah.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan S1FI1 :
P001 : paham jki soalnya dek?
S1FI1-001 : pahamji kak.
P002 : bisa kita jelaskan maksud dari soal dek?
S1FI1-002 : ditunjukkan mana pernyataan yang bernilai benar dan
pernyataan yang bernilai salah beserta alasan.
P003 : jadi bagian a dek apa jawabanta?
S1FI1-003 : pernyataan yang bernilai benar kak.
P004 : kenapa bisa dek?
39
S1FI1-004 : Karena nilai mutlak itu selalu bernilai positif kak.
P005 : jadi bagian b dek?
S1FI1-005
P006
S1FI1-006
P007
S1FI1-007
P008
S1FI1-008
P009
S1FI1-009
P010
S1FI1-010
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Samaji kak bernilai benar jg.
alasanta?
samaji di atas kak, hasilnya positif jadi memenuhi nilai
mutlak.
kalau bagian c nya dek?
c itu pernyataan yang bernilai salah.
kenapa dek?
karena disitu kak hasilnya negatif, kalau nilai mutlak itu
selalu positifki atau nol nilainya.
jadi d nya dek?
bernilai benar kak,kan nol hasilnya seperti yang ku bilang
tadi.
yakin ki?
iyee kak
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat kita lihat bahwa S1FI mampu
memenuhi indikator menyatakan ulang konsep dari nilai mutlak dengan a, b, dan
d merupakan pernyataan yang bernilai benar karena menurut S1FI nilai mutlak
bernilai positif atau nol dan memenuhi nilai mutlak dan bagian c merupakan
pernyataan bernilai salah karena hasilnya negatif. S1FI mampu dalam indikator
menunjukkan contoh dan bukan contoh soal apabila S1FI mampu menunjukkan
mana yang termasuk pernyataan yang bernilai benar yang menunjukkan bagian a,
b, dan d dan pernyataan bernilai salah yang merupakan bagian c. S1FI mampu
dalam indikator menunjukkan contoh dan bukan contoh soal.
40
Dari hasil tes dan wawancara diatas, S1FI mampu dalam menyatakan ulang
konsep dengan mengatakan bahwa nilai mutlak bernilai positif atau bernilai nol
dan memenuhi nilai mutlak. S1FI mampu menunjukkan contoh dan bukan
contoh dari nilai mutlak dengan menunjukkan mana yang termasuk pernyataan
bernilai benar dan bernilai salah. Tes dan wawancara S1FI menjawab bagian a,
b, c, dan d benar. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa S1FI mampu memenuhi
kedua indikator ditunjukkan dalam tes dan wawancara.
d. Paparan data tes dan wawancara untuk S2FI dalam menyelesaikan soal
persamaan nilai mutlak.
Gambar 4.4 jawaban S2FI
Pada gambar 4.4 jawaban S2FI mampu memberikan alasan yang tepat pada
bagian a, b, dan d merupakan pernyataan yang bernilai benar karena nilai mutlak
selalu positif dan memenuhi persamaan nilai mutlak dan pada bagian c
merupakan pernyataan bernilai salah karena hasilnya negatif. Dapat dikatakan
bahwa S2FI mampu dalam indikator menyatakan ulang konsep dan S2FI mampu
menunjukkan mana pernyataan benar atau bernilai salah pada bagian a, b, c, dan d
yang menunjukkan bahwa S1FI mampu menunjukkan contoh dan bukan contoh
41
dari nilai mutlak dengan memberikan jawaban pada bagian a, b, dan d merupakan
pernyataan bernilai positif dan bagian c merupakan pernyataan bernilai salah.
Berikut hasil wawancara yang di lakukan peneliti dengan S2FI1 :
P001 : paham jki soalnya dek?
S2FI1-001 : Paham kak.
P002 : bisa kita jelaskan maksud dari soal dek?
S2FI1-002 : ditunjukkan yang mana bernilai benar dan yang mana
bernilai salah dengan alasannya kenapa.
P003 : jadi bagian a termasuk pernyataan benar atau salah?
S2FI1-003 : pernyataan bernilai benar kak.
P004 : kenapa bisa dek?
S2FI1-004 : karena nilai mutlak itu bernilai positif ki.
P005 : jadi bagian b dek?
S2FI1-005
P006
S2FI1-006
P007
S2FI1-007
P008
S2FI1-008
P009
S2FI1-009
P010
S2FI1-010
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
bernilai benar juga kak.
kenapa ?
karena positif kak jadi memenuhi persamaan nilai mutlak.
kalau bagian c nya dek?
kalau c itu kak bernilai salah.
kenapa dek?
kaya yang kubilang diatas kak, kalau nilai mutlak itu positifki
hasilnya.
jadi d nya dek?
bernilai benar kak,kah nol hasilnya jadi memenuhi
persamaan nilai mutlak jg.
yakin ki?
iyee kak
42
Dari hasil wawancara kita lihat bahwa S2FI mampu memenuhi kedua
indikator yaitu, menyatakan ulang konsep dari nilai mutlak dengan bagian a, b,
dan d merupakan pernyataan bernilai benar karena mengatakan bahwa S2FI nilai
mutlak bernilai positif atau nol dan memenuhi persamaan nilai mutlak dan bagian
c merupakan pernyataan bernilai salah karena bernilai negatif. S2FI mampu
dalam indikator menunjukkan contoh dan bukan contoh soal apabila S2FI mampu
menunjukkan mana yang termasuk pernyataan bernilai benar yang menunjukkan
bagian a, b, dan d dan pernyataan bernilai salah yang merupakan bagian c.
Dari hasil tes dan wawancara S2FI diatas, S2FI mampu dalam menyatakan
ulang konsep dengan mengatakan bahwa nilai mutlak bernilai positif atau
bernilai nol dan memenuhi persamaan nilai pada bagian a, b, c, dan d. S2FI
mampu menunjukkan contoh dan bukan contoh dari nilai mutlak dengan
menunjukkan mana yang termasuk pernyataan bernilai benar dan bernilai salah.
Tes dan wawancara S2FI menjawab bagian a, b, c, dan d benar. Jadi, dapat kita
simpulkan bahwa S2FI mampu memenuhi indikator menyatakan ulang konsep
dan menunjukkan contoh dan bukan contoh soal.
Berdasarkan paparan data hasil S1FI dan S2FI, dapat disimpulkan pada tabel
4.2 berikut.
Tabel 4.2 paparan data kemampuan pemahaman konsep
S1FI S2FI
S1FI mampu menyatakan ulang
konsep nilai mutlak karena
mampu memberikan alasan pada
S2FI mampu menyatakan ulang
konsep dengan mampu memberikan
alasan yang tepat pada bagian a, b,
43
bagian a, b, c dan d yang tepat
pada soal nomor 1 bahwa nilai
mutlak bernilai positif atau nol
dan memenuhi persamaan nilai
mutlak dan mampu menunjukkan
contoh dan bukan contoh dengan
menunjukkan mana yang
termasuk pernyataan bernilai
benar dan pernyataan bernilai
salah
c dan d pada soal nomor 1 bahwa
nilai mutlak bernilai positif atau nol
dan memenuhi persamaan nilai
mutlak dan mampu menunjukkan
contoh dan bukan contoh dengan
menunjukkan mana yang termasuk
pernyataan bernilai benar dan
pernyataan bernilai salah
Berdasarkan paparan subjek yang memiliki gaya kognitif field independent
pada saat menyelesaikan masalah dan wawancara dapat dikatakan valid dan analisis
datanya hanya dilakukan pada subjek S1FI sebagai berikut:
Pada jawaban S1FI pada gambar 4.3 pada soal nomor 1 dalam memahami
konsep pada indikator menyatakan kembali konsep nilai mutlak dan memberikan
contoh dan bukan contoh dari nilai mutlak. S1FI mampu memberikan alasan yang
tepat pada bagian a, b, c, dan d pada soal nomor 1 dengan mengatakan bahwa nilai
mutlak selalu positif atau nol. S1FI juga mampu menunjukkan mana yang termasuk
pernyataan benar atau bernilai salah yang merupakan pencapaian dari indikator
menunjukkan contoh dan bukan contoh soal. S1FI tidak sekedar menghafal konsep
dari nilai mutlak tetapi benar-benar paham dengan konsep nilai mutlak. Dapat kita
simpulkan S1FI memiliki kemampuan dalam memahami konsep dari nilai mutlak.
44
2. Indikator Menyajikan Konsep Dalam Berbagai Bentuk Representasi
Matematika Dan Indikator mengaplikasikan Konsep Ke Dalam Pemecahan
Masalah
a. Paparan data tes dan wawancara untuk S1FD dalam menyelesaikan soal
pertidaksamaan nilai mutlak.
Gambar 4.5 jawaban S1FD
Berdasarkan hasil tes S1FD diatas, S1FD mampu memenuhi indikator
menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika dapat kita lihat bahwa
S1FD mampu menggunakan pemisalan 𝑥 sebagai lokasi minimarket baru,
minimarket b pada 70 km, dan menggunakan tanda pertidaksamaan lebih besar
sama dengan 30 km dan membentuk model matematika dari bentuk
pertidaksamaan nilai mutlak |𝑥 − 70| ≥ 30 . Dan S1FD mampu dalam indikator
mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan masalah dengan menyelesaikan
soal dari sifat pertidaksamaan nilai mutlak untuk mendapatkan 2 jarak yang ingin
45
dapat digunakan sebagai jarak minimarket yang baru dengan langkah-langkah
yang tepat.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan S1FD2 :
P001 : mengerti jki soalnya dek?
S1FD2-001 : mengerti ji kak.
P002 : apa itu x dek?
S1FD2-002 : pemisalannya x itu kak untuk jarak minimarket baru.
P003 : kenapa pake tanda ≥ disitu dek?
S1FD2-003 : karena disoalnya kak dikatakan jarak minimarket baru
lebih dari 30 km.
P004 : kenapa −70 disitu?
S1FD2-004 : karena kalau positif disitu kak berarti mineski hasilnya.
P005 : kenapa dapatki |𝑥 − 70| ?
S1FD2-005 : kan x nya itu untuk jarak minimarket baru, terus 70 nya itu
jarak minimarket B.
P006 : setelah itu dek di apai?
S1FD2-006
P007
S1FD2-007
P008
S1FD2-008
P009
S1FD2-009
P010
:
:
:
:
:
:
:
:
kubentuk mi 2 penyelesaian pertidaksamaannya kak untuk
di dapat jarak minimarket barunya.
terus dek?
ku hilangkan dulu tanda mutlaknya.
terus dek?
ku tambah +70 kanan kiri untuk disisakan x nya mami kak.
terus dek?
setelah itu ku dapatmi hasilnya kak yang pertama itu 𝑥 ≥
100 km yang jarak kedua itu 𝑥 ≤ 40 km.
yakin jki sama jawabanta?
yakin ji kak.
46
Berdasarkan hasil wawancara diatas, S1FD mampu memenuhi indikator
menyajikan konsep pertidaksamaan nilai mutlak dalam bentuk representasi
matematika menjelaskan setiap bagian yang dituliskan pada lembar jawaban,
S1FD mampu menyebutkan 𝑥 pemisalan yang digunakan untuk menentukan jarak
minimarket, menggunakan tanda ≥ 30 sebagai jarak dari minimarket B 70 km
sehingga mendapatkan bentuk matematika soal. S1FD mampu pada indikator
mengaplikasikan konsep dalam memecahkan masalah dengan menyelesaikan soal
dengan langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan 2 jarak yang akan
digunakan sebagai jarak minimarket baru yaitu 𝑥 ≥ 100 km atau jarak yang
kedua itu 𝑥 ≤ 40 km dengan menambahkan kedua ruas +70 untuk mendapatkan
jarak minimarket baru.
Dari hasil tes dan wawancara dapat kita lihat bahwa S1FD mampu
menuliskan model matematika dari soal pada lembar jawabannya dengan
menggunakan 𝑥 sebagai pemisalan minimarket baru yang akan dibangun
perusahaan, menentukan bentuk pertidaksamaan nilai mutlak dengan
menggunakan tanda ≥ 30 sebagai jarak dari minimarket B 70 km sehingga
mendapatkan model matematika dengan menyelesaikan soal dengan langkah-
langkah yang tepat dengan menyelesaikan 2 bentuk pertidaksamaan yang
digunakan untuk menentukan jarak minimarket baru yang akan dibangun oleh
perusahaan tersebut.
47
b. Paparan data tes dan wawancara untuk S2FD dalam menyelesaikan soal
pertidaksamaan nilai mutlak.
Gambar 4.6 jawaban S2FD
Berdasarkan hasil tes S2FD pada gambar 4.6 diatas, S2FD dikatakan
mampu memenuhi indikator menyajikan konsep dalam bentuk representasi
matematika apabila S1FD mampu menggunakan pemisalan 𝑥 sebagai lokasi
minimarket baru, minimarket B pada 70 km, dan menggunakan tanda
pertidaksamaan ≥ 30 km dan membentuk model matematika pertidaksamaan
nilai mutlak |𝑥 − 70| ≥ 30. S1FD dikatakan mampu dalam indikator
mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan masalah apabila dapat
menyelesaikan soal dari sifat pertidaksamaan nilai mutlak untuk mendapatkan 2
jarak yang ingin digunakan sebagai jarak minimarket yang baru dengan langkah-
langkah penyelesaian yang tepat sehingga mendapatkan jarak minimarket baru
𝑥 ≥ 100 km yang jarak kedua itu 𝑥 ≤ 40 km.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan S2FD2 :
48
P001 : mengerti jki soalnya dek?
S2FD2-001 : mengerti kak.
P002 : apa itu x dek?
S2FD2-002 : pemisalan x itu kak untuk jarak minimarket baru.
P003 : kenapa pake tanda ≥ disitu dek?
S2FD2-003 : karena disoalnya jarak minimarket baru lebih dari 30 km
dari jarak minimarket B.
P004 : kenapa −70 disitu?
S2FD2-004 : karena kalau positif disitu mines hasilnya kak.
P005 : kenapa dapatki |𝑥 − 70| ?
S2FD2-005 : emm, x nya itu untuk jarak minimarket baru, kalau 70 km
nya itu jarak minimarket B.
P006 : setelah itu dek di apai?
S2FD2-006
P007
S2FD2-007
P008
S2FD2-008
P009
S2FD2-009
P010
S1FD2-010
:
:
:
:
:
:
:
:
:
dapat mki 2 penyelesaiannya untuk di dapat jarak
minimarket barunya.
terus dek?
dihilangkan dulu tanda mutlaknya.
setelah itu dek?
ditambahkan kedua ruas +70 untuk disisakan x nya toh
kak.
terus dek?
setelah itu dapat mki hasilnya kak bisa ≥ 100 km bisa juga
jarak ≤ 40 km.
yakin jki sama jawabanta?
yakin ji kak.
Berdasarkan hasil wawancara S2FD diatas, S2FD mampu memenuhi
indikator menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika dalam
49
menjelaskan setiap bagian yang dituliskan pada lembar jawaban, S2FD mampu
menyebutkan 𝑥 sebagai pemisalan yang digunakan untuk menentukan jarak
minimarket, menggunakan tanda ≥ 30 km sebagai jarak dari minimarket B 70km
sehingga mendapatkan model matematika dari soal. S2FD mampu dalam
indikator mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan masalah dengan
menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan 2
jarak yang akan digunakan sebagai jarak minimarket baru yaitu 𝑥 ≥ 100 km atau
jarak yang kedua itu 𝑥 ≤ 40 km dengan menambahkan kedua ruas +70 untuk
mendapatkan jarak minimarket baru.
Dari hasil tes dan wawancara dapat kita lihat bahwa S2FD mampu
menuliskan model matematika dari soal nomor 2 pada lembar jawabannya dengan
menggunakan 𝑥 sebagai pemisalan minimarket baru yang akan dibangun
perusahaan, menentukan bentuk pertidaksamaan nilai mutlak dengan
menggunakan tanda ≥ 30 km sebagai jarak dari minimarket B 70 km sehingga
mendapatkan model matematika dengan menyelesaikan soal dengan langkah-
langkah yang tepat dengan menyelesaikan 2 bentuk pertidaksamaan yang
digunakan untuk menentukan jarak minimarket baru yang akan dibangun oleh
perusahaan tersebut.
50
Berdasarkan paparan data hasil S1FD dan S2FD, dapat disimpulkan pada tabel
4.3 berikut.
Tabel 4.3 paparan data kemampuan pemahaman konsep
S1FD S2FD
S1FD mampu merepresentasikan
bentuk matematika soal diberikan
dengan menuliskan |𝑥 − 70| ≥ 30
sebagai model matematika dari
soal dan menyelesaikan soal
dengan langkah-langkah yang
tepat guna mendapatkan jarak
minimarket baru yang akan
dibangun
S2FD mampu merepresentasikan
bentuk matematika soal diberikan
dengan mendapatkan |𝑥 − 70| ≥ 30
sebagai model matematika dari soal
dan menggunakan langkah-langkah
yang tepat untuk mendapatkan
jarak minimarket baru yang akan
dibangun
Berdasarkan paparan subjek yang memiliki gaya kognitif field dependent
pada saat menyelesaikan masalah dan wawancara dapat dikatakan valid dan
analisis datanya hanya dilakukan pada subjek S1FD sebagai berikut:
Pada jawaban S1FD pada gambar 4.5 pada soal nomor 2 dalam kemampuan
memahami konsep pada indikator menyajikan konsep pertidaksamaan nilai
mutlak dalam bentuk representasi matematika S2FD telah mampu memenuhi
indikator tersebut dengan menuliskan model matematika dari soal nomor 2 pada
lembar jawabannya dengan menggunakan 𝑥 sebagai pemisalan minimarket baru
yang akan dibangun perusahaan, menentukan bentuk pertidaksamaan nilai mutlak
dengan menggunakan tanda ≥ 30 km sebagai jarak dari minimarket B 70 km
sehingga mendapatkan model matematika. Pada indikator mengaplikasikan
51
konsep kedalam pemecahan masalah, S1FD telah mampu memenuhi dengan
menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang tepat dengan menyelesaikan 2
bentuk pertidaksamaan yang digunakan untuk menentukan jarak minimarket baru
yang akan dibangun oleh perusahaan tersebut.
c. Paparan data tes dan wawancara untuk S1FI dalam menyelesaikan soal
pertidaksamaan nilai mutlak.
Gambar 4.7 jawaban S1FI
Berdasarkan hasil pekerjaan S1FI diatas, dapat kita lihat bahwa S1FI
mampu dalam indikator menyajikan konsep pertidaksamaan nilai mutlak dalam
bentuk representasi matematika dengan menuliskan pemisalan 𝑥 sebagai lokasi
minimarket baru, minimarket B pada 70 km, dan menggunakan tanda
pertidaksamaan ≥ 30 km dan membentuk model matematika pertidaksamaan
nilai mutlak |𝑥 − 70| ≥ 30. S1FI dikatakan mampu dalam indikator
mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan masalah apabila dapat
menyelesaikan soal dari sifat pertidaksamaan nilai mutlak untuk mendapatkan 2
jarak yang ingin digunakan sebagai jarak minimarket yang baru dengan langkah-
52
langkah penyelesaian yang tepat sehingga mendapatkan jarak minimarket baru
𝑥 ≥ 100 km yang jarak kedua itu 𝑥 ≤ 40 km.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan S1FI2 :
P001 : mengerti jki soalnya dek?
S1FI2-001 : mengerti ji kak.
P002 : apa itu x dek?
S1FI2-002 : pemisalannya x itu kak untuk jarak minimarket baru.
P003 : kenapa pake tanda ≥ disitu dek?
S1FI2-003 : karena disoalnya kak dikatakan jarak minimarket baru
lebih dari 30 km.
P004 : kenapa −70 disitu?
S1FI2-004 : karena kalau positif disitu kak berarti mineski hasilnya.
P005 : kenapa dapatki |𝑥 − 70| ?
S1FI2-005 : kan x nya itu untuk jarak minimarket baru, terus 70 nya itu
jarak minimarket B.
P006 : setelah itu dek di apai?
S1FI2-006
P007
S1FI2-007
P008
S1FI2-008
P009
S1FI2-009
P010
:
:
:
:
:
:
:
:
kudapatmi 2 penyelesaian pertidaksamaannya kak untuk di
dapat jarak minimarket barunya.
terus dek?
ku hilangkanmi tanda mutlaknya kak.
terus dek?
ku tambah +70 ruas kanan kirinya untuk disisakan x nya
mami kak.
terus dek?
setelah itu ku dapatmi hasilnya kak yang pertama itu 𝑥 ≥
100 km yang jarak kedua itu 𝑥 ≤ 40 km.
yakin jki sama jawabanta?
53
S1FI2-010 :
iyee kak.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, S1FI mampu memenuhi indikator
menyajikan konsep pertidaksamaan nilai mutlak dalam bentuk representasi
matematika dalam menjelaskan setiap bagian yang dituliskan pada lembar
jawaban, S1FI mampu menyebutkan 𝑥 sebagai pemisalan yang digunakan
untuk menentukan jarak minimarket, menggunakan tanda ≥ 30 sebagai jarak
dari minimarket B 70 km sehingga mendapatkan bentuk matematika soal. S1FI
mampu dalam indikator menggunakan konsep dalam memecahkan masalah
dengan menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang tepat untuk
mendapatkan 2 jarak yang akan digunakan sebagai jarak minimarket baru yaitu
𝑥 ≥ 100 km atau jarak yang kedua itu 𝑥 ≤ 40 km dengan menambahkan
kedua ruas +70 untuk mendapatkan jarak minimarket baru.
Dari hasil tes dan wawancara dapat kita lihat bahwa S1FDI mampu
menuliskan model matematika dari soal pada lembar jawabannya dengan
menggunakan 𝑥 sebagai pemisalan minimarket baru yang akan dibangun
perusahaan, menentukan bentuk pertidaksamaan nilai mutlak dengan
menggunakan tanda ≥ 30 sebagai jarak dari minimarket B 70 km sehingga
mendapatkan model matematika dengan menyelesaikan soal dengan langkah-
langkah yang tepat dengan menyelesaikan 2 bentuk pertidaksamaan yang
digunakan untuk menentukan jarak minimarket baru yang akan dibangun oleh
perusahaan tersebut.
54
d. Paparan data tes dan wawancara untuk S2FI dalam menyelesaikan soal
pertidaksamaan nilai mutlak.
Gambar 4.8 jawaban S2FI
Berdasarkan hasil pekerjaan subjek diatas, dapat kita lihat bahwa subjek
mampu menggunakan pemisalan 𝑥 sebagai lokasi minimarket baru dengan
mendapatkan model matematika dari bentuk pertidaksamaan nilai mutlak
|𝑥 − 70| ≥ 30 dan mampu mengembangkan 2 bentuk penyelesaian dari sifat
pertidaksamaan yang mengikuti model matematika.
Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan S2FI2 :
P001 : mengerti jki soalnya dek?
S2FI2-001 : mengerti ji kak.
P002 : apa itu x dek?
S2FI2-002 : pemisalannya x itu kak yang digunakan untuk jarak
minimarket baru.
P003 : kenapa pake tanda ≥ disitu dek?
S2FI2-003 : karena disoalnya kak dikatakan jarak minimarket baru
55
lebih dari 30 km.
P004 : kenapa −70 disitu?
S2FI2-004 : karena kalau positif disitu kak berarti mineski hasilnya.
P005 : kenapa dapatki |𝑥 − 70| ?
S2FI2-005 : kan x nya itu untuk jarak minimarket baru, terus 70 nya
itu jarak minimarket B.
P006 : setelah itu dek di apai?
S2FI2-006
P007
S2FI2-007
P008
S2FI2-008
P009
S2FI2-009
P010
S2FI2-010
:
:
:
:
:
:
:
:
:
kubentuk mi 2 penyelesaian pertidaksamaannya kak untuk
di dapat jarak minimarket barunya.
terus dek?
ku hilangkan dulu tanda mutlaknya.
terus dek?
ku tambah +70 kanan kiri untuk disisakan x nya mami
kak.
terus dek?
setelah itu ku dapatmi hasilnya kak yang pertama itu 𝑥 ≥
100 km yang jarak kedua itu 𝑥 ≤ 40 km.
yakin jki sama jawabanta?
emm, iyee kak.
Berdasarkan hasil wawancara S2FI diatas, S2FI dikatakan mampu
memenuhi indikator menyajikan konsep pertidaksamaan nilai mutlak dalam
bentuk representasi matematika dengan menjelaskan setiap bagian yang
dituliskan pada lembar jawaban, S2FI mampu menyebutkan 𝑥 pemisalan yang
digunakan untuk menentukan jarak minimarket, menggunakan tanda ≥ 30
sebagai jarak dari minimarket B 70 km sehingga mendapatkan model matematika
56
dari soal. S2FI dikatakan mampu dalam indikator mengaplikasikan konsep ke
dalam pemecahan masalah dengan menyelesaikan soal dengan langkah-langkah
yang tepat untuk mendapatkan 2 jarak yang akan digunakan sebagai jarak
minimarket baru yaitu 𝑥 ≥ 100 km atau jarak yang kedua itu 𝑥 ≤ 40 km dengan
menambahkan kedua ruas +70 untuk mendapatkan jarak minimarket baru.
Dari hasil tes dan wawancara dapat kita lihat bahwa S2FI dikatakan mampu
menuliskan model matematika dari soal pada lembar jawaban dengan
menggunakan 𝑥 sebagai pemisalan minimarket baru yang akan dibangun
perusahaan, menentukan bentuk pertidaksamaan nilai mutlak dengan
menggunakan tanda ≥ 30 sebagai jarak dari minimarket B 70 km sehingga
mendapatkan model matematika dengan menyelesaikan soal dengan langkah-
langkah yang tepat dengan menyelesaikan 2 bentuk pertidaksamaan yang
digunakan untuk menentukan jarak minimarket baru yang akan dibangun oleh
perusahaan tersebut.
Berdasarkan paparan data hasil S1FI dan S2FI, dapat disimpulkan pada tabel
4.4 berikut.
Tabel 4.4 paparan data kemampuan pemahaman konsep
S1FI S2FI
S1FI mampu merepresentasikan
bentuk matematika dari soal
dengan menuliskan |𝑥 − 70| ≥
30 sebagai model matematika
dari soal dan menyelesaikan soal
dengan langkah-langkah yang
S2FI mampu merepresentasikan
bentuk matematika dari soal
diberikan dengan menuliskan
|𝑥 − 70| ≥ 30 sebagai model
matematika dari soal dan
menyelesaikan soal dengan
57
tepat guna mendapatkan jarak
minimarket baru yang akan
dibangun
langkah-langkah yang tepat guna
mendapatkan jarak minimarket baru
yang akan dibangun
Berdasarkan paparan subjek yang memiliki gaya kognitif field independent
pada saat menyelesaikan masalah dan wawancara dapat dikatakan valid dan analisis
datanya hanya dilakukan pada subjek S1FI sebagai berikut:
Pada jawaban S1FI pada gambar 4.7 pada soal nomor 2 indikator menyajikan
konsep dalam bentuk representasi matematika S1FI telah mampu memenuhi indikator
tersebut dengan menuliskan model matematika dari lembar jawaban pada soal nomor
2 dengan menggunakan 𝑥 sebagai pemisalan minimarket baru yang akan dibangun
perusahaan, menentukan bentuk pertidaksamaan nilai mutlak dengan menggunakan
tanda ≥ 30 km sebagai jarak dari minimarket B 70 km sehingga mendapatkan model
matematika. Pada indikator mengaplikasikan konsep kedalam pemecahan masalah,
S1FI telah mampu memenuhi indikator tersebut dengan menyelesaikan soal dengan
langkah-langkah yang tepat dengan menyelesaikan 2 bentuk pertidaksamaan yang
digunakan untuk menentukan jarak minimarket baru yang akan dibangun oleh
perusahaan tersebut.
Sesuai penjelasan S1FD dan S1FI pada kemampuan pemahaman konsep dilihat
dari indikator dapat dikatakan bahwa subjek telah mampu memenuhi keempat
indikator yang ditentukan oleh peneliti guna melihat kemampuan pemahaman konsep
siswa ditinjau dari gaya kognitifnya. Hal ini dapat dilihat dari subjek S1FD dan
58
subjek S1FI dalam menyelesaikan kedua soal. Hasil analisis yang dilakukan bahwa,
subjek telah mampu memenuhi 4 indikator dari kemampuan pemahaman konsep
yaitu: menyatakan ulang sebuah konsep, memberikan contoh dan bukan contoh,
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, dan
mengaplikasikan konsep kedalam bentuk pemecahan masalah.
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan untuk melihat seberapa mampu
subjek dalam memahami konsep persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak ditinjau
dari gaya kognitif siswa kelas X. MIA SMA Muhammdiyah 7 Makassar, sebagai
berikut.
Pada saat subjek S1FD dan S1FI dalam menyatakan ulang sebuah konsep pada
soal nomor 1, dapat memberi alasan pada tiap bagian dengan alasan yang tepat. Pada
indikator memberi contoh dan bukan contoh subjek dapat membedakan mana yang
termasuk pernyataan benar atau bernilai salah. Subjek S1FD dan S1FI juga dapat
memberikan contoh yang merupakan pernyataan yang bernilai benar atau bernilai
salah. Indikator selanjutnya adalah menyajikan konsep dalam bentuk representasi
matematika. Pada tahap ini subjek telah mampu menuliskan model matematika dari
soal nomor 2 berdasarkan dari model matematika yang telah ditentukan S1FD dan
S1FI yaitu |𝑥 − 70| ≥ 30 . Indikator terakhir adalah mengaplikasikan konsep
kedalam pemecahan masalah yang dimana subjek S1FD dan S1FI telah
menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang tepat. Subjek mampu menentukan
59
2 jarak yang akan digunakan dalam membangun minimarket yang baru terhitung dari
jarak minimarket B yang di inginkan lebih dari 30 km.
Dapat kita lihat bahwa subjek S1FD dan subjek S1FI dapat dikatakan memiliki
kemampuan dalam memahami konsep persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Subjek telah mampu memenuhi indikator menyatakan ulang konsep dilihat dari
subjek mampu mengungkapkan konsep dari nilai mutlak dengan menggunakan
bahasanya sendiri dalam memberikan alasan yang tepat.
2. Subjek telah memenuhi indikator menunjukkan contoh dan bukan contoh soal
dapat dilihat dari subjek mampu menunjukkan manakah contoh pernyataan
bernilai benar dan bernilai salah pada nilai mutlak.
3. Subjek mampu memenuhi indikator menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika dilihat dari subjek mampu menuliskan model
matematika dari soal pertidaksamaan nilai mutlak.
4. Subjek telah memenuhi indikator menggunakan konsep dalam memecahkan
masalah dilihat dari subjek mampu menyelesaikan soal dengan prosedur yang
tepat.
B. Saran
1. Untuk guru, dalam pembelajaran matematika sebaiknya memperhatikan
pemahaman konsep yang dimiliki tiap siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
61
2. Untuk siswa, setelah menerima materi dari sekolah sebaiknya siswa mengulang-
ulang kembali materi yang telah diberikan oleh guru guna mengingat materi
yang telah diberikan.
3. Untuk sekolah, menyokong fasilitas yang memadai kepada guru dan siswa agar
mampu mengembangkan keahlian berpikirnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Susanto, Herry. 2015. Pemahaman Pemecahan Masalah Berdasar Gaya Kognitif.
Yogyakarta : Deepublish.
Ardiyanto, Rama. 2019. Pengertian Nilai Mutlak, Sifat, Persamaan, Dan Contoh.
(https://www.sumberpengertian.id/pengertian-nilai-mutlak.diakses 17 februari 2020)
Blogspot. 2015. Pembelajaran Matematika Pengertian Gaya Kognitif. (http://matematika-
pembelajaran.blogspot.com/2015/01/pengertian-gaya-kognitif.html diakses 15 februari
2020)
Bassey, Sam. W & Umoren, Grace. 2009. Cognitive Styles, Secondary School
Students’Attitude And Academic Performance In Chemistry In Akwalbom State
Nigeria.(www.hbcse.tifr.res.in/episteme/episteme2/eproceedings/bassey diakses 15
februari 2020)
kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum 2013. Jakarta :
Kemendikbud.
Dian Novitasari. 2016. Penngaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika &
Matematika, Vol.2 No.2, 9.
Elsa, dkk. 2018. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah MatematisBerdasarkan Teori
Polya Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Dependent dan Field Independent Pada
Pokok Pembahasan Trigonometri Kelas X SMAN 1 KOTA JAMBI. ? (Phi) Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(2), 233242.
Fadhila, dkk. 2014. Penerapan Strategi REACT Dalam Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas X SMAN 1 Batang Anai. Jurnal
Pendidikan Matematika, 3 (1), Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2), 26-30.
Fatkhan. 2019. Pengertian Pemahaman. (https://fatkhan.web.id/pengertian-pemahaman/.
Diakses tanggal 13 maret 2021)
Herwandi. 2017. Analisis Pemahaman konsep dalam menyelesaikan Soal Geometri Dimensi
Tiga pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Makassar. Skripsi tidak diterbitkan.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
KBBI. 2019. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online) Available at
(https:/kbbi.web.id/deskripsi. diakses pada tanggal 2 februari 2021)
Ma’rufi , dkk. 2018. Analisis Pemahaman Konsep Geometri Mahasiswa Ditinjau Dari Gaya
Kognitif Field Dependent dan Field Independent. (online), Vol. 1, No. 2,
(https://journal.uncp.ac.id.diakses. Diakses 16 februari 2020).
Mega puspita devi. 2018. Analisis Pemahaman Konsep Persamaan Garis Lurus Ditinjau
Dari Gaya Kognitif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gatak Sukoharjo. Skripsi
diterbitkan. Surakarta : Unismuh Surakarta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Uno, B.Hamzah. 2012. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara.
Waedi., Winarso, W. & Izzati, N. 2017. Perbandingan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif antara Field Independent dengan Field Dependent.
Cirebon: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (Online), Vol. 6 No.1: 1-7.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
Wafa, U. M. 2019. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Smpit Nur
Hikmah. Universitas Islam Negeri Syaif Hidayatullah Jakarta.
Witkin, H.A., Oltman, P.K, Raskin, E. &Karp, S.A. 1971. Group Embedded Figures Test:
Manual. Palo Alto, CA: Consulting Psychologists Press. P.3
Junitasari, dkk. 2019. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP
Pada Materi Kubus Dan Balok. Mathematics Education Journal, Vol.2.No.1, April
2019, 14-25.
Zero Maker. 2017. Persamaan Dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu Variabel.
(https://smatika.blogspot.com/2017/07/persamaan-dan-pertidaksamaan-
nilai.html?m=1. diakses 8 Agustus 2020)
1. Tes GEFT
2. Soal Kemampuan Pemahaman Konsep
3. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
4. Kisi-Kisi Soal
5. Pedoman Wawancara
Instrument Group Embedded Figure Test (GEFT)
Nama :.................................................................
Kelas/ No. Absen :.................................................................
Jenis Kelamin :.................................................................
Tempat/tanggal lahir :.................................................................
Tanggal (hari ini) :.................................................................
PENJELASAN
Tes ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan anda dalam menemukan bentuk sederhana
yang tersembunyi pada gambar rumit.
Gambar berikut merupakan bentuk yang sederhana dan diberi nama “X”
Bentuk sederhana yang bernama “X” ini tersembunyi di dalam gambar yang lebih rumit di
bawah ini.
Coba temukan bentuk sederhana “X” tersebut pada gambar rumit dan tebalkan dengan
pensil bentuk yang anda temukan tadi. Bentuk yang ditemukan haruslah mempunyai ukuran,
perbandingan dan arah yang sama dengan bentuk sederhan “X”
Jika anda selesai, baliklah halaman ini untuk memeriksa jawaban anda.
GROUP EMBEDDED
FIGURES TEST
Pada halaman berikut ditemukan soal-soal seperti di atas pada setiap halaman. Anda melihat
gambar rumit dan kalimat dibawahnya merupakan perintah untuk menunjukkan bentuk
sederhana yang tersembunyi di dalamnya.
Untuk mengerjakan setiap soal, lihat sampul belakang lembar ini untuk melihat bentuk
sederhana yang harus ditemukan. Kemudian berilah garis tebal pada bentuk yang sudah
ditemukan dalam gambar rumit tersebut.
Perhatikan hal-hal berikut:
1. Soal-soal berikut dibagi menjadi 3 bagian, setiap bagian dikerjakan dalam waktu yang
berbeda, rincian waktu masing-masing bagian adalah:
a. Bagian pertama 6 menit,
b. Bagian kedua 12 menit, dan
c. Bagian ketiga 12 menit.
2. Lihat kembali bentuk sederhana jika dianggap perlu.
3. Kerjakan soal-soal secara berurutan, jangan melompati sebuah soal kecuali jika anda
benar-benar tidak bisa menjawab.
4. Untuk setiap soal, hanya satu saja bentuk yang ditebalkan. Jika Anda melihat lebih dari
satu bentuk sederhana yang tersembunyi pada pola gambar yang kompleks (rumit), maka
yang perlu ditebali cukup satu saja.
5. Bentuk sederhana yang tersembunyi pada gambar rumit mempunyai ukuran,
perbandingan dan arah menghadap yang sama dengan bentuk sederhana pada sampul
belakang.
6. Jangan membalik halaman sebelum ada perintah.
JANGAN MEMBALIK HALAMAN SEBELUM ADA PERINTAH
BAGIAN. I
1. Carilah bentuk sederhana “B”
2. Carilah bentuk sederhana “G”
3. Carilah bentuk sederhana “D”
4. Carilah bentuk sederhana “E”
5. Carilah bentuk sederhana “C”
6. Carilah bentuk sederhana “F”
7. Carilah bentuk sederhana “A”
BAGIAN. II
1. Carilah bentuk sederhana “G”
2. Carilah bentuk sederhana “A”
3. Carilah bentuk sederhana “G”
4. Carilah bentuk sederhana “E”
5. Carilah bentuk sederhana “B”
6. Carilah bentuk sederhana “C”
7. Carilah bentuk sederhana “E”
8. Carilah bentuk sederhana “D”
9. Carilah bentuk sederhana “H”
BAGIAN. III
1. Carilah bentuk sederhana “F”
2. Carilah bentuk sederhana “G”
3. Carilah bentuk sederhana “C”
4. Carilah bentuk sederhana “E”
5. Carilah bentuk sederhana “B”
6. Carilah bentuk sederhana “E”
7. Carilah bentuk sederhana “A”
s
8. Carilah bentuk sederhana “C”
9. Carilah bentuk sederhana “A”
BENTUK-BENTUK SEDERHANA
Kunci Jawaban Instrument Group Embedded Figure Test (GEFT)
BAGIAN. I
BAGIAN. II
BAGIAN. III
LEMBAR SOAL TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Kelas/semester : X / Ganjil
Hari, tanggal :
Waktu : 60 menit
PETUNJUK UMUM
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
2. Selesaikan soal dibawah ini dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
3. Baca dan pahami permasalahan dengan cermat dan tepat.
4. Kerjakan secara individu dan tanyakan pada guru/ pengawas apabila terdapat soal yang
kurang jelas.
Kerjakan Soal-soal dibawah ini dengan tepat!
1. Perhatikan soal dibawah ini!
a. |4| = 4
b. |𝑥 − 3| = 5
c. |−8| = −8
d. |(5𝑥 − 10)| = 0
Dari persamaan diatas, manakah yang merupakan pernyataan yang bernilai benar dan
bernilai salah? berikan alasanmu.
2. Sebuah perusahaan sudah mendirikan minimarket A di jarak 20 km pada suatu jalan dan
minimarket B di jarak 70 km pada jalan yang sama. perusahaan tersebut ingin
mendirikan sebuah minimarket lagi di jalan yang sama. Jika perusahaan menginginkan
minimarket yang baru memiliki jarak lebih dari 30 km terhitung dari minimarket B, pada
jarak berapakah minimarket yang baru mungkin didirikan?
KISI-KISI SOAL
Sekolah : SMA Muhammadiyah 7 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Materi : Nilai Mutlak
Kelas : X
Indikator Bentuk Soal Nomor Soal
Kemampuan menyatakan ulang sebuah
konsep
Uraian 1
Kemampuan memberi contoh dan bukan
contoh dari konsep
Uraian 1
Kemampuan menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematika
Uraian 2
Kemampuan mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke dalam pemecahan masalah
Uraian 2
RUBRIK PENILAIAN
No. Soal Penilaian
1. 1 Siswa dikatakan mampu menyatakan ulang konsep apabila
dapat memberikan alasan yang tepat
2. 1
Siswa dikatakan mampu memberikan contoh dan bukan
contoh apabila dapat membedakan yang mana yang
merupakan pernyataan yang bernilai benar dan pernyataan
yang bernilai salah
3. 2
Siswa dikatakan mampu menyajikan bentuk representasi
matematika apabila dapat menuliskan bentuk matematika
dari soal, yaitu |𝑥 − 50| ≥ 30
4. 2
Siswa dikatakan mampu mengaplikasikan konsep apabila
dapat menyelesaikan soal pertidaksamaan nilai mutlak
dengan langkah-langkah yang tepat
PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
No Soal Jawaban Skor
1 Perhatikan persamaan
dibawah ini!
e. |4| = 4
f. |𝑥 − 3| = 5
g. |−8| = −8
h. |(5𝑥 − 10)| = 0
Dari persamaan diatas,
manakah yang merupakan
pernyataan yang bernilai
benar? berikan alasanmu.
a. |4| = 4 merupakan pernyataan
yang bernilai benar karena
bernilai positif
b. |𝑥 − 3| = 5merupakan
pernyataan yang bernilai benar
karena memenuhi persamaan
nilai mutlak
c. |−8| = −8 tidak termasuk
pernyataan yang bernilai benar,
karena yang kita ketahui nilai
mutlak selalu bernilai positif
d. |(5𝑥 − 10| = 0 merupakan
pernyataan yang bernilai benar
karena memenuhi persamaan
nilai mutlak
8
2 Sebuah perusahaan sudah
mendirikan minimarket A
di jarak 20 km pada suatu
jalan dan minimarket B di
jarak 70 km pada jalan
yang sama. perusahaan
tersebut ingin medirikan
sebuah minimarket lagi di
jalan yang sama. Jika
perusahaan meginginkan
minimarket yang baru
Diketahui :
Minimarket B terletak pada jarak
70 km
Minimarket baru lebih dari 30 km
Ditanyakan :
Pada jarak berapa letak minimarket
yang baru...?
Penyelesaian :
Kita misalkan x = letak minimarket
baru, maka diperoleh
pertidaksamaan nilai mutlak
|𝑥 − 70| ≥ 30
Berdasarkan sifat pertidaksamaan
nilai mutlak diperoleh:
8
memiliki jarak lebih dari
30 km terhitung dari
minimarket B, pada jarak
berapakah minimarket
yang baru mungkin
didirikan?
𝑥 − 70 ≥ 30
𝑥 − 70 + 70 ≥ 30 + 70
𝑥 ≥ 100
Atau
𝑥 − 70 ≤ −30
𝑥 − 70 + 70 ≤ −30 + 70
𝑥 ≤ 40
Jadi, minimarket baru tersebut
dapat dibangun di jalan dengan
jarak kurang dari 40 km atau
lebih dari 100 km.
PEDOMAN WAWANCARA SETELAH PELAKSANAAN TES TERTULIS
Sekolah : SMA Muhammadiyah 7 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika Wajib
Materi : Nilai Mutlak
Kelas : X
A. Tujuan Wawancara
1. Mengkonfirmasi jawaban siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan pemahaman
konsep.
2. Mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa yang akan diujikan dengan materi
nilai mutlak.
B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Yakni,
proses wawancara yang tidak tersusun secara sistematis dan tidak harus sama dengan
pedoman wawancara yang telah disusun, atau dengan kata lain wawancara ini dapat
berkembang setelah kita berada dilapangan.
C. Pelaksanaan
Wawancara dilakukan setelah pengerjaan tes tertulis, peneliti menentukan waktu dan
tempat yang telah disepakati bersama siswa yang akan diwawancarai terkait sejumlah soal
yang telah dikerjakan. Adapun garis besar pertanyaan yang telah disusun sebagai berikut:
No Indikator Pertanyaan No.
Soal
1 Kemampuan menyatakan
ulang sebuah konsep
4. Apakah anda paham maksud
dari soal?
5. Coba anda jelaskan!
6. Dapatkah anda menyebutkan
kembali jawaban anda?
1
2 Kemampuan memberi contoh
dan bukan contoh dari konsep
2. Apakah anda dapat
membedakan mana pernyataan
yang bernilai benar dan
bernilai salah? Berikan
alasanmu
1
3 Kemampuan menyajikan
konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematika
3. Apakah soalnya sulit
dipahami?
4. Dapatkah anda menyebutkan
kembali pemisalan yang anda
gunakan untuk menyelesaikan
soal?
2
4 Kemampuan mengaplikasikan
konsep atau algoritma ke
dalam pemecahan masalah
3. Apakah anda menyelesaikan
soal dengan langkah-langkah
yang tepat?
4. Bagaimana langkah-langkah
penyelesaian yang anda
lakukan?
2
1. Hasil Tes Pemilihan Subjek
2. Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
3. Hasil Tes Wawancara Kemampuan Pemahaman Konsep
4. Dokumentasi
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SUBJEK 1
P : paham jki soalnya dek?
S1FD : paham ji kak.
P : apa yang ditanyakan dari soal?
S1FD : nah minta tunjukkan yang mana pernyataan yang benar
atau salah beserta alasannya.
P : jadi apa jawabanta dibagian a?
S1FD : pernyataan yang bernilai benar kak.
P : jadi kapan dikatakan pernyataan bernilai benar?
S1FD : kalau hasilnya bernilai positif dan memenuhi persamaan
nilai mutlak kak.
P : bagian b apa jawabanta?
S1FD : pernyataan yang bernilai benar juga kak.
P
S1FD
:
:
kalau c nya dek?
pernyataan bernilai salah disitu kak.
P : kenapa bisa dek?
S1FD
P
S1FD
P
S1FD
P
S1FD
:
:
:
:
:
:
:
karena hasilnya negatif kak, baru kalau nilai mutlak itu hasilnya selalu positif
kalau bagian d nya?
pernyataan bernilai benar kak.
kenapa disini kita jawab pernyataan salah dek?
karena kulupa kak kalau nol itu termasuk juga nilai mutlak. yakin jki dek?
yakin ji kak
P : mengerti jki soalnya dek?
S1FD : mengerti ji kak.
P : apa itu x dek?
S1FD : pemisalannya x itu kak untuk jarak minimarket baru.
P : kenapa pake tanda ≥ disitu dek?
S1FD : karena disoalnya kak dikatakan jarak minimarket baru
lebih dari 30 km.
P : kenapa −70 disitu?
S1FD : karena kalau positif disitu kak berarti mineski hasilnya.
P : kenapa dapatki |𝑥 − 70| ?
S1FD : kan x nya itu untuk jarak minimarket baru, terus 70 nya itu
jarak minimarket B.
P : setelah itu dek di apai?
S1FD
P
S1FD
P
S1FD
:
:
:
:
:
:
kubentuk mi 2 penyelesaian pertidaksamaannya kak untuk di dapat jarak minimarket barunya.
terus dek?
ku hilangkan dulu tanda mutlaknya.
terus dek?
ku tambah +70 kanan kiri untuk disisakan x nya mami kak.
P
S1FD
P
S1FD
:
:
:
:
terus dek?
setelah itu ku dapatmi hasilnya kak yang pertama itu x ≥ 100 km yang jarak kedua itu x ≤ 40 km.
yakin jki sama jawabanta?
yakin ji kak.
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SUBJEK 2
P : paham jki soalnya dek?
S2FD : Paham kak.
P : bisa kita jelaskan maksud dari soal dek?
S2FD : maksudnya ditunjukkan yang mana pernyataan yang bernilai
benar dan pernyataan yang bernilai salah dengan alasannya
kenapa.
P : jadi bagian a termasuk pernyataan benar atau salah?
S2FD : pernyataan benar kak.
P : kenapa bisa dek?
S2FD : karena yang ku tau kak kalau nilai mutlak itu selalu bernilai
positif atau kah nol ki.
P : jadi bagian b dek?
S2FD
P
S2FD
P
S2FD
P
S2FD
P
S2FD
S2FD
P
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
bernilai benar juga kak.
kenapa ?
karena hasilnya positif kak jadi memenuhi nilai mutlak.
kalau bagian c nya dek?
c itu kak bernilai salahki.
kenapa dek?
karena disitu kak hasilnya toh negatifki, nah di nilai mutlak itu
selalu positifki atau nol nilainya.
jadi d nya dek?
bernilai benar kak,kah nol hasilnya seperti yang ku bilang tadi.
yakin ki?
iyee kak
P : mengerti jki soalnya dek?
S2FD : mengerti kak.
P : apa itu x dek?
S2FD : pemisalan x itu kak untuk jarak minimarket baru.
P : kenapa pake tanda ≥ disitu dek?
S2FD : karena disoalnya jarak minimarket baru lebih dari 30 km
dari jarak minimarket B.
P : kenapa −70 disitu?
S2FD : karena kalau positif disitu mines hasilnya kak.
P : kenapa dapatki |𝑥 − 70| ?
S2FD : emm, x nya itu untuk jarak minimarket baru, kalau 70 km
nya itu jarak minimarket B.
P : setelah itu dek di apai?
S2FD
P
S2FD
P
S2FD
P
S2FD
P
S1FD
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
dapat mki 2 penyelesaiannya untuk di dapat jarak
minimarket barunya.
terus dek?
dihilangkan dulu tanda mutlaknya.
setelah itu dek?
ditambahkan kedua ruas +70 untuk disisakan x nya toh
kak.
terus dek?
setelah itu dapat mki hasilnya kak bisa x ≥ 100 km bisa
juga jarak x ≤ 40 km.
yakin jki sama jawabanta?
yakin ji kak.
101
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SUBJEK 3
P : paham jki soalnya dek?
S1FI : pahamji kak.
P : bisa kita jelaskan maksud dari soal dek?
S1FI : ditunjukkan mana pernyataan yang bernilai benar dan
pernyataan yang bernilai salah beserta alasan.
P : jadi bagian a dek apa jawabanta?
S1FI : pernyataan yang bernilai benar kak.
P : kenapa bisa dek?
S1FI : Karena nilai mutlak itu selalu bernilai positif kak.
P : jadi bagian b dek?
S1FI
P
S1FI
P
S1FI
P
S1FI
P
S1FI
P
S1FI
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Samaji kak bernilai benar jg.
alasanta?
samaji di atas kak, hasilnya positif jadi memenuhi nilai mutlak.
kalau bagian c nya dek?
c itu pernyataan yang bernilai salah. kenapa dek?
karena disitu kak hasilnya negatif, kalau nilai mutlak itu selalu positifki atau nol nilainya.
jadi d nya dek?
bernilai benar kak,kan nol hasilnya seperti yang ku bilang tadi.
yakin ki?
iyee kak
P : mengerti jki soalnya dek?
S1FI : mengerti ji kak.
P : apa itu x dek?
S1FI : pemisalannya x itu kak untuk jarak minimarket baru.
P : kenapa pake tanda ≥ disitu dek?
S1FI : karena disoalnya kak dikatakan jarak minimarket baru
lebih dari 30 km.
P : kenapa −70 disitu?
S1FI : karena kalau positif disitu kak berarti mineski hasilnya.
P : kenapa dapatki |𝑥 − 70| ?
S1FI : kan x nya itu untuk jarak minimarket baru, terus 70 nya itu
jarak minimarket B.
P : setelah itu dek di apai?
S1FI
P
S1FI
P
S1FI
P
S1FI
:
:
:
:
:
:
:
kudapatmi 2 penyelesaian pertidaksamaannya kak untuk di
dapat jarak minimarket barunya.
terus dek?
ku hilangkanmi tanda mutlaknya kak.
terus dek?
ku tambah +70 ruas kanan kirinya untuk disisakan x nya
mami kak.
terus dek?
setelah itu ku dapatmi hasilnya kak yang pertama itu 𝑥 ≥
100 km yang jarak kedua itu 𝑥 ≤ 40 km
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SUBJEK 4
P : paham jki soalnya dek?
S2FI : Paham kak.
P : bisa kita jelaskan maksud dari soal dek?
S2FI : ditunjukkan yang mana bernilai benar dan yang mana
bernilai salah dengan alasannya kenapa.
P : jadi bagian a termasuk pernyataan benar atau salah?
S2FI : pernyataan bernilai benar kak.
P : kenapa bisa dek?
S2FI : karena nilai mutlak itu bernilai positif ki.
P : jadi bagian b dek?
S2FI
P
S2FI
P
S2FI
P
S2FI
P
S2FI
P
S2FI
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
bernilai benar juga kak.
kenapa ?
karena positif kak jadi memenuhi persamaan nilai mutlak. kalau bagian
c nya dek?
kalau c itu kak bernilai salah.
kenapa dek?
kaya yang kubilang diatas kak, kalau nilai mutlak itu positifki hasilnya.
jadi d nya dek?
bernilai benar kak, kah nol hasilnya jadi memenuhi
persamaan nilai mutlak jg.
yakin ki?
iyee kak
DOKUMENTASI
Power point
•
Y U L I N A R
1 0 5 3 6 1 1 0 5 0 1 6
PEMBIMBING 1 : ANDI ALIM SYAHRI S.Pd., M.Pd
PEMBIMBING 2 : ERNAWATI S.Pd., M.Pd
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PERSAMAAN DAN
PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF
SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR
pemahaman konsep adalah penguasaan suatu konsep
yang dipahami dengan baik sebagai kemampuan
seseorang dalam berfikir.
Pada saat pembelajaran Matematika, setiap siswa
memiliki karakteristik khas yang tidak dimiliki dengan
siswa yang lain. Dengan ini, beberapa siswa mempunyai
model tersendiri untuk mempelajari matematika, baik
dalam menerima, mengolah, menganalisis dan merespon
materi yang dipelajari atau dapat kita sebut dengan
gaya kognitif.
BAB IPENDAHULUAN
Bagaimana kemampuan pemahaman
konsep dalam menyelesaikan soal
persamaan dan pertidaksamaan nilai
mutlak siswa yang memiliki Gaya
Kognitif pada Kelas X SMA
Muhammadiyah 7 Makassar ?
Bagaimana kemampuan pemahaman
konsep dalam menyelesaikan soal
persamaan dan pertidaksamaan nilai
mutlak siswa yang memiliki Gaya
Kognitif pada Kelas X SMA
Muhammadiyah 7 Makassar ?
Manfaat Pe ne litian
PEMAHAMAN
pemahaman adalah penguasaan suatu hal yang dipahami dengan baik
sebagai kemampuan seseorang dalam berfikir.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
Kemampuan Pemahaman konsep adalah kemampuan menguasai beberapa
materi atau dapat dikatakan mengerti apa yang diajarkan dan mampu
menyebutkan kembali materi yang telah diajarkan.
1. Menyatakan ulang sebuah konsep
2. Memberi contoh dan bukan contoh
3. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
4. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalahGAYA KOGNITIF
Gaya kognitif merupakan cara belajar siswa dalam menerima informasi
pembelajaran. Secara psikologis, Gaya kognitif dibedakan menjadi dua,
yaitu gaya kognitif field independent (FI) dan gaya kognitif field
dependent (FD).
GROUP EMBEDDED FIGURES TEST (GEFT)
GEFT dikembangkan oleh Witkin, H.A, Oltman, P.K Raskin, E. (1971)
dipergunakan untuk mengenal gaya kognitif siswa sesuai perbandingan
psikologinya yaitu gaya kognitif FI dan gaya kognitif FD.
KERANGKA PIKIR
Kemampuan pemahaman konsep setiap siswa pasti
berbeda-beda. Perbandingan ini disebabkan dari gaya
kognitif siswa. Perbedaan ketergantungan kedua gaya
kognitif pada interpretasi guru akan menyebabkan
perbedaan pemahaman konsep, khususnya dalam
pembelajaran matematika. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Kemampuan
Pemahaman Konsep Persamaan Dan Pertidaksamaan
Nilai Mutlak Ditinjau Dari Gaya Kognitif siswa kelas X
SMA Muhammadiyah 7 Makassar serta melihat
kesulitan yang dihadapi siswa dalam meyelesaikan soal
tersebut.
1. Mega Puspita Devi (2018) “Analisis Pemahaman
Konsep Persamaan Garis Lurus Ditinjau Dari Gaya
Kognitif Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gatak
Sukoharjo”
2. Ma’rufi dkk (2018) “Analisis Pemahaman Konsep
Geometri Mahasiswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif
Field Dependent dan Field Independent”
PENELITIAN YANG
RELEVAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif
G. UJI KEABSAHAN DATA
Triagulasi Sumber
METODE PENELITIAN
BAB III
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian yaitu siswa kelas X.
MIA
C. PROSEDUR PENELITIAN
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
D. INSTRUMEN PENELITIAN
instrumen utama
Insturmen Pendukung
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode Tes
Metode Wawancara
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Reduksi Data
Penyajikan Data
Penarikan Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tes GEFT maka dipilih 4 siswa yang memenuhi skor yaitu
NAMA SISWA KODE
YN S1FD
MT S2FD
NS S1FI
RH S2FI
Analisis Data
A. Deskripsi Paparan data kemampuan pemahaman konsep pada indikator menyatakan ulang sebuah konsep
dan memberi contoh dan bukan contoh
B. Deskripsi paparan data menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika dan
mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan masalah
PEMBAHASAN
A. Kemampuan Menyatakan Ulang Konsep
Pada saat menyelesaikan masalah dalam menyatakan ulang konsep pada soal nomor 1, subjek mampumemberikan
alasan yang tepat menggunakan bahasa sendiri
C. Menyajikan Konsep Dalam Berbagai Bentuk Representasi Matematika
Pada saat menyelesaikan masalah dalam menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika pada soal nomor 2,
subjek mampu menuliskan bentuk matematika dari soal dengan memperhatikan bagian yang ditanyakan dari soal yang
diberikan
B. Kemampuan Memberi Contoh Dan Bukan Contoh
Pada saat menyelesaikan masalah dalam memberi comtoh dan bukan contoh pada soal nomor 1, subjek mampu
menunjukkan mana yang termasuk pernyataan yang bernilai benar dan pernyataan yang bernilai salah pada soal
D. Mengaplikasikan Konsep Ke Dalam Pemecahan Masalah
Pada saat menyelesaikan masalah dalam mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan masalah pada soal nomor 2,
subjek mampu menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang tepat
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek telah memenuhi keempat indokator yaitu,
indikator menyatakan ulang sebuah konsep, memberi contoh dan bukan contoh,
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika dan mengaplikasikan
konsep ke dalam pemecahan masalah
B. SARAN
1. Untuk guru, dalam pembelajaran matematika sebaiknya memperhatikan pemahaman
konsep yang dimiliki tiap siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Untuk siswa, setelah menerima materi dari sekolah sebaiknya siswa mengulang-ulang
kembali materi yang telah diberikan oleh guru guna mengingat materi yang telah
diberikan.
3. Untuk sekolah, menyokong fasilitas yang memadai kepada guru dan siswa agar mampu
mengembangkan keahlian berpikirnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
Persuratan
RIWAYAT HIDUP
sama penulis kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 10 Makassar dan
tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada
Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Atas ridho Allah SWT dan dengan kerja keras, pengorbanan, dan kesabaran
serta doa pada tahun 2021 penulis mengakhiri masa perkuliahan SI dengan judul
skripsi “Kemampuan Pemahaman Konsep Persamaan Dan Pertidaksamaan
Nilai Mutlak Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah
7 Makassar”.
YULINAR, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 16 Juli 1997,
anak pertama dari enam bersaudara, buah kasih sayang
pasangan Sangkala Beta dan Jumria. Penulis memulai
pendidikan formal di SDI Pannara pada tahun 2004 dan tamat
pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri
17 Makassar dan tamat pada tahun 2013, dan pada tahun yang
sama penu
YULINAR BAB Iby 10536 1105016
Submission date: 03-Jun-2021 09:49PM (UTC+0700)Submission ID: 1599701262File name: BAB_I.docx (24.81K)Word count: 837Character count: 5531
1
4
6
2
2
3
5
5
12%SIMILARITY INDEX
12%INTERNET SOURCES
5%PUBLICATIONS
3%STUDENT PAPERS
1 2%
2 2%
3 2%
4 2%
5 2%
6 2%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2%
YULINAR BAB IORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
repo.stkippgri-bkl.ac.idInternet Source
zombiedoc.comInternet Source
digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source
Submitted to Sriwijaya UniversityStudent Paper
repository.radenintan.ac.idInternet Source
id.123dok.comInternet Source
YULINAR BAB IIby 10536 1105016
Submission date: 05-Jun-2021 05:11PM (UTC+0700)Submission ID: 1600865564File name: BAB_II.docx (69.34K)Word count: 2276Character count: 14475
5
2
4
4
1
1
2
1
1
1
3
3
3
3
3
1
2
12%SIMILARITY INDEX
11%INTERNET SOURCES
6%PUBLICATIONS
8%STUDENT PAPERS
1 4%
2 3%
3 2%
4 2%
5 2%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2%
YULINAR BAB IIORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
www.scribd.comInternet Source
media.neliti.comInternet Source
mathcyber1997.comInternet Source
digilib.uinsby.ac.idInternet Source
Submitted to Universitas MuhammadiyahYogyakartaStudent Paper
YULINAR BAB IIIby 10536 1105016
Submission date: 03-Jun-2021 09:50PM (UTC+0700)Submission ID: 1599701618File name: BAB_III.docx (32.22K)Word count: 1301Character count: 7673
2
2
2
1
3%SIMILARITY INDEX
5%INTERNET SOURCES
2%PUBLICATIONS
2%STUDENT PAPERS
1 2%
2 2%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2%
YULINAR BAB IIIORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
ocs.unud.ac.idInternet Source
repository.radenintan.ac.idInternet Source
YULINAR BAB IVby 10536 1105016
Submission date: 21-Apr-2021 08:12PM (UTC+0700)Submission ID: 1565589181File name: BAB_IV.docx (1.89M)Word count: 5306Character count: 30305
1
1
3
1
4
4
4
4
3
4
2
2
3
4
4
4
1
1
3
1
4
1
2
2
1
3
1 1
2
3
2
1
2
2
3
1 1
2
3
2
1
1
2
1
1
1
2
4
7%SIMILARITY INDEX
7%INTERNET SOURCES
2%PUBLICATIONS
2%STUDENT PAPERS
1 2%
2 2%
3 2%
4 2%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2%
YULINAR BAB IVORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
repository.upstegal.ac.idInternet Source
publikasi.mipastkipllg.comInternet Source
Submitted to Universitas Negeri Surabaya TheState University of SurabayaStudent Paper
moam.infoInternet Source
YULINAR BAB Vby 10536 1105016
Submission date: 05-Jun-2021 05:11PM (UTC+0700)Submission ID: 1600865582File name: BAB_V.docx (12.95K)Word count: 165Character count: 1068
1
5%SIMILARITY INDEX
5%INTERNET SOURCES
0%PUBLICATIONS
0%STUDENT PAPERS
1 5%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2%
YULINAR BAB VORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
es.scribd.comInternet Source
Top Related