i Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
KATA PENGANTAR
Laporan bulanan ini merupakan bagian dari upaya pertanggungjawaban
Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup kepada publik, yang berisikan keseluruhan laporan hasil kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, baik kegiatan internal, kegiatan eksternal, maupun komunikasi publik sepanjang bulan Agustus 2018. Laporan bulanan ini juga dibuat dalam rangka mewujudkan Akuntabilitas Kinerja yang baik pada Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Dengan tersusunnya laporan bulanan ini diharapkan akan semakin memberikan gambaran jelas dan terarah mengenai perkembangan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasi dan dukungan kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan Kedeputian serta dalam penyelesaian laporan ini.
Jakarta, Agustus 2018 Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dr. Ir Oswar M. Mungkasa
ii Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
RINGKASAN EKSEKUTIF
Guna mendukung terlaksananya visi dan misi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov. DKI Jakarta, selama Bulan Agustus 2018 Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup telah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya. Jumlah seluruh kegiatan Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selama bulan Agustus 2018 sebanyak 61 Kegiatan, terdiri dari 22 Kegiatan Internal, 18 Kegiatan Eksternal, dan 21 Kegiatan Komunikasi Publik.
iii Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif ................................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup ............................................................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi ........................................................................... 1
1.3 Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup .............. 1
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang .......................................................... 1
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup ................................................ 2
BAB II KINERJA
2.1 Bidang Tata Ruang .......................................................................................... 3
2.1.1 Menghadiri Pertemuan Ketiga Kerjasama Indonesia - Jepang
dalam Pembangunan Fasilitas Pengolah Sampah Menjadi
Energi ........................................................................................................ 3
2.1.2 Rapat Pertemuan dengan DANIDA dan SKPD terkait kegiatan
Capasity Building: Training for Jakarta Building Inspectors ....................... 5
2.1.3 Audiensi dengan World Resource Institute (WRI) ..................................... 6
2.1.4 Rapat Pleno Bangunan Gedung Hijau ...................................................... 8
2.2 Bidang Lingkungan Hidup .............................................................................. 9
2.2.1 Pertemuan dengan Human Cities Coaltion (HCC) .................................... 9
2.2.2 Rapat Pembahasan Lokasi Penerapan Smart Microgrid
di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu ........................................................ 10
2.2.3 Rapat Tim Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pengadaan
Strategis Daerah DKI Jakarta Tahun Anggaran 2018 ............................... 11
2.2.4 Rapat Tindak Lanjut dengan Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane .................................................................................... 12
2.2.5 Rapat Tindak Lanjut Air Tanah DKI Jakarta Bersama USAID,
IUWASH, US EMBASSY .......................................................................... 12
2.3 Komunikasi Publik ......................................................................................... 13
2.3.1 Kunjungan Kerja Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup ke Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan
Pertanahan ............................................................................................... 13
2.3.2 Pertemuan Dengan Marunda Urban Resilience In Action (MURIA) .......... 14
2.3.3 Forum Jakarta Berketahanan .................................................................... 15
iv Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
2.3.4 International Seminar "Constructing World Metropolises: Lessons
from Bangalore and Jakarta"..................................................................... 15
2.3.5 Menerima Kunjungan 10 Mahasiswa Universitas WASEDA Jepang ......... 16
2.3.6 Menerima Kunjungan Tim Part for Resilience (PfR) Kenya dalam
Urban Resiliency Programs ...................................................................... 18
2.3.7 Sebagai Narasumber Peluncuran Sistem Informasi Spasial RTR
Online ....................................................................................................... 20
2.3.8 Pertemuan /Audiensi PT. Nuesto Teknologi Indonesia ............................. 21
2.3.9 Pertemuan dengan Monik dari TOWNLAND ............................................. 22
2.3.10 Pembahasan Satu Data Penanganan Permukiman Kumuh Provinsi
DKI Jakarta ............................................................................................... 23
2.3.11 Pertemuan Dengan IFC Dan Dinas PMPTSP Terkait Revisi
Pergub 38/2012 ........................................................................................ 25
2.3.12 Loka Karya Akhir Jakarta Smart Safe City Master Planning ..................... 27
2.3.13 Rapat Tindak Lanjut Disposisi Gubernur Menerima Audiensi
Yayasan Kehati memberikan Foto Keanekaragaman Hayati .................... 27
2.3.14 Pertemuan dengan UNICEF, Diskusi Kelanjutan Persiapan untuk
Kick Off Meeting For GD Partner .............................................................. 27
2.3.15 Pertemuan dengan Dinas KPKP terkait Lokasi Pertanian
Perkotaan Grogol Selatan ......................................................................... 29
2.3.16 Rapat Persiapan Materi DepGub TRLH untuk Acara 2018 Suwon
Forum on Asian Human City (17-18 September 2018) ............................. 30
2.3.17 Rapat dengan Dinas Lingkungan Hidup (Agenda: Membahas
Proposal NASA) ........................................................................................ 31
2.3.18 Pertemuan dengan 100RC Singapura dan Buro Happold terkait
Tahap II Program Jakarta Berketahanan .................................................. 33
2.3.19 Small Group Discussion For GD Air Pollution ........................................... 39
2.3.20 Pertemuan Dengan ICLEI terkait update Program ACP ............................ 35
2.4 Kegiatan Internal ............................................................................................ 37
2.4.1 Rapat Pimpinan Gubernur ....................................................................... 37
2.4.2 Rapat Staff Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
(6 Agustus 2018) ...................................................................................... 37
2.4.3 Rapat Staff Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
(13 Agustus 2018) .................................................................................... 38
2.4.4 Rapat Staff Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
(20 Agustus 2018) .................................................................................... 39
BAB III PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT ......................... 41
BAB IV KENDALA DAN SARAN ........................................................................... 43
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 44
1 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel,
efisien dan efektif serta untuk mengoptimalkan fungsi monitoring dan penilaian kinerja Kedeputian, diperlukan bahan laporan secara berkala setiap satu bulan sekali. Laporan bulanan ini merupakan gambaran capaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. 1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu kedeputian yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi, Tanggung jawab, dan Tata Kerja Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki tugas untuk membantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki fungsi antara lain:
1. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
2. Pengoordinasian, pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
3. Pelaksanaan komunikasi publik sesuai bidang dan tugasnya. 4. Pelaksanaan komunikasi antarlembaga sesuai bidang tugasnya. 5. Pelaksanaan tugas untuk mewakili Gubernur sesuai bidang tugasnya. 6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur. 7. Penyampaian laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur.
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi
Ruang lingkup tugas Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: 1. Tugas dan fungsi Deputi bukan merupakan lingkup tugas dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah/unit kerja perangkat daerah. 2. Deputi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, melakukan koordinasi dengan
Lembaga serta dapat melakukan konsultasi dengan pakar atau kelompok pakar/profesi yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
3. Dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi, Deputi berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah.
4. Fungsi pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan Deputi adalah dalam rangka memperoleh data dan informasi sebagai bahan penyusunan saran, pertimbangan, dan laporan Deputi kepada Gubernur.
1.3 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 Pasal 5, Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dibantu 2 (dua) orang Asisten Deputi sebagai berikut:
a. Asisten Deputi Bidang Tata Ruang. b. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup.
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang Asisten Deputi Bidang Tata Ruang mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup tata ruang.
2 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup tata ruang.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup tata ruang.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup tata ruang.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup lingkungan hidup.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup lingkungan hidup.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
3 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
BAB II
KINERJA KERJA
2.1. Bidang Tata Ruang
2.1.1 Menghadiri Pertemuan Ketiga
Kerjasama Indonesia-Jepang dalam
Pembangunan Fasilitas Pengolah Sampah
Menjadi Energi (6 Agustus 2018)
Acara tersebut merupakan bagian dari
program kerjasama pemerintah Indonesia-
Jepang untuk mempercepat Pembangunan
Instalasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi
Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
yang sudah memasuki tahun ketiga. .
Pengolahan sampah menjadi energi
tersebut diwujudkan dengan Pembangunan
PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)
di 12 (dua belas) kabupaten/kota di Indonesia,
yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang
Selatan, Bekasi, Bandung, Semarang,
Surakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar,
Palembang dan Manado.
Hasil pertemuan
A. Sesi Pertama
Sesi pertama merupakan upacara
penyerahan dan penandatangan
dokumen secara simbolis. Terdapat 3
(tiga) penyerahan dan 1(satu)
penandatanganan dokumen, yaitu :
Penyerahan Surat Penugasan Harga
Listrik untuk PLTSa Solo dan Surabaya
dari Kementrian ESDM kepada PN
Penyerahan draft PPA Legok nangka
dari PLN kepada Ketua Tim teknis
Percepatan Pembangunan Instalasi
Pengolah Sampah Menjadi Energi
Listrik Berbasis Teknologi Ramaha
Lingkungan
Penyerahan Spesifikasi Teknis dari
KLHK kepada Ketua Tim teknis
Percepatan Pembangunan Instalasi
Pengolah Sampah
Penandatanganan MoU LKPP dengan
Kemenko Perekonomian tentanag
proyek Legok Nangka
B. Sesi Kedua
Sesi kedua merupakan presentasi yang
terbagi dalam 4 (tiga) bagian yaitu: (i)
Bagian 1 (satu) mengenai Regulasi bentuk
dukungan pemerintah mengenai tambahan
Tipping Fee (BLPS) yang disampaikan
oleh, Bapak Irianto selaku Perwakilan dari
Direktur Jendral Perimbagan Keuangan,
Kementrian Keuangan (ii) Bagian kedua
membahas mengenai Petunjuk Teknis
Kegiatan Pengolah Sampah menjadi
Energi Listrik (PLTSa) Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan oleh Bapak Novrizal
selaku Direktur Pengelolaan Sampah,
KLHK (iii) Bagian ketiga adalah Technical
Guidline Especially Fly-Ash and Dioxin ti
Cope with NGO yang disampaikan oleh Mr.
Kazuyoshi Honobe dari Japan
Environmental Facilities Manufacturers
Association (JEFMA), Japan dan (iv) Bagia
keempat membahas mengenai Power
Purchase Agreement (PPA) Proyek
Sampah menjadi Energi (WtE) oleh Bapak
Budi Mulyono dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Berikut poin-poin yang mengemuka yang
disampaikan:
Bagian Pertama : Regulasi bentuk
Dukungan Pemerintah Mengenai
Tambahan Tipping Fee (BLPS)
a) BLPS (Biaya Layanan Pengolahan
Sampah) merupakan belanja yang
dikeluarkan dari anggaran belanja
daerah kepada Pengelola Sampah,
berdasarkan volumeyang dikelola per
ton dan merupakan kompensasi atas
jasa pengolahan sampah di lokasi
tertentu yang ditetapkan, diluar biaya
4 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
pengumpulan, pengangkutan dan
pemrosesan akhir.
b) Pengaturan BLPS ini berdasar pada
Undang – Undang Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah
c) Pengajuan anggaran BLPS
pemerintah daerah berdasarkan pada
(i) sistem pengolahan sampah
terintegrasi atau terpisah antara lanill
dan operasi PLTSa, dan (ii) Teknologi
yang digunakan sejenis atau
kombinasi
Bagian Kedua : Petunjuk Teknis
Kegiatan Pengolah Sampah menjadi
Energi Listrik (PLTSa) Berbasis
Teknologi Ramah Lingkungan
a) Rencana Petunjuk Teknis Kegiatan
Pengolah Sampah menjadi Energi
Listrik (PLTSa) memuat 5 (lima) Bab,
yaitu (i) Bab 1 (satu) Pendahuluan
yang terdiri dari dasar hukum, tujuan,
ruang lingkup dan terminologi; (ii)
Bab 2 (dua) adalah Persiapan
PLTSa, terdiri dari studi komposisi
sampah dan langkah pembangunan
PLTSa; (iii) Bab 3 (tiga) adalah
Pengoperasian PLTSa, terdiri dari
operai PLTSa dan persiapan pasca
operasi PLTSa; (iv) Bab 4 (empat)
adalah pengendalian polusi dan
pemenuhan baku mutu PLTSa, dan
(v) Bab 5 (lima) adalah pemantauan
dan evaluasi PLTSa.
b) Persiapan PLTSa terdiri dari 4
(empat) studi kelayakan yaitu : (i)
Studi kondisi sampah dan strategi
pengolahan, (ii) Studi jaringan listrik
PT PLN, (iii) Studi Lingkungan dan ,
(iv) Studi kelayakan ekonomi
c) Pembangunan PLTSa terdiri dari
pemilihan karakter, prakonstruksi dan
konstruksi
Bagian Ketiga : Technical Guidline
Especially Fly-Ash and Dioxin to Cope
with NGO
a) Teknologi yang digunakan untuk
PLTSa sudah bergelar “Proven
Technology” dikarenakan
pengalaman operasi teknologi yang
terbukti sukses, layak secara
ekonomi dan secara teknis terbukti
aman
b) Teknologi Waste to Energy (WtE)
yang telah diterapkan di Jepang sejak
tahun 2000 mampu mengurangi emisi
Dioxin sangat besar
c) Beberapa rekomendasi yang
diusulkan kepada Pemerintah
Indonesia adalah (i) pemerintah
harus memiliki peraturan yang jelas
mengenai pengolahan abu di mana
standar emisi harus ditetapkan
secara jelas, (ii) daur ulang fly ash
membutuhkan dukungan keuangan
dari pemerintah pusat karena biaya
produksi yang tinggi
Bagian Keempat : Power Purchase
Agreement (PPA) Proyek Sampah
menjadi Energi (WtE)
a) Draft PPA PLTSa terdiri dari 30
pasal, 20 lampiran dan 13 formulir.
Draft PPA PLTSa memiliki 10
ketentuan yaitu : (i) periode
perjanjian, (ii) insentif cod lebih awal,
(iii) denda keterlambatan, (iv)
perhitungan pembayaran, (v)
penagihan dan pembayaran, (vi)
sebab kahar, (vii) keadaan kahar
pemerintah, (viii) penalties, (ix)
pelaporan, (x) jaminan pelaksanaan,
(xi) pengakhiran.
1. Dari hasil agenda pertemuan tersebut
dapat disimpulkan bahwa :
- Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah (PLTSa) yang
bekerjasama dengan Jepang
dilakukan di 12 kabupaten/kota di
Indonesia dan diharapkan akan
berkembang ke wilayah lain.
PLTSa ini dapat menjadi solusi
pengolahan limbah sampah yang
5 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
selama ini belum dapat
terakomodir dengan baik.
- Diperlukan kerjasama antar
pemangku kepentingan baik
ditingkat pusat, daerah maupun
badan usaha.
- Penyerahan dokumen dan
regulasi teknis maupun non-teknis
serta penandatanganan MoU
merupakan langkah percepatan
pembangunan PLTSa di 12
kabupaten/kota
Tindak lanjut
Tindak lanjut dari simposium tersebut antara
adalah Perlu diadakan rapat koordinasi antara
Dinas Lingkungan Hidup dengan perwakilan
pemerintah Jepang (JICA) terkait pelaksanaan
pembangunan PLTSa di DKI Jakarta.
2.1.2 Rapat Pertemuan dengan DANIDA
(Mr. Sorensen) dan SKPD terkait kegiatan
Capasity Building: Training for Jakarta
Building Inspectors (14 Agustus 2018)
Tujuan dilaksanakannya rapat adalah
membahas rencana kerjasama Pemerintah
Denmark melalui DANIDA dan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dalam pelaksanaan 2
(dua) program kegiatan, yaitu Energy
Efficiency Seminar dan Capacity Building:
Training for Jakarta Building Inspectors.
Hasil pertemuan
I. BPSDM menyampaikan
- Pada tanggal 29-31 Agustus 2017
BPSDM telah menyelenggarakan diklat
Green Assosiate Plus bekerjasama
dengan GBCI yang diikuti oleh unsur
dari Dinas PMPTSP, DPRKP, DSDA,
DCKTRP, DPE dan DLH. Jumlah total
partisipan yang hadir adalah 20 peserta
- Sebagai kelanjutan diklat Green
Assosiate Plus tahun 2018 BPSDM
memiliki rencana untuk kembali
menyelenggarakan diklat Green
Assosiate Professional yang akan
mengundang 30 peserta yang terdiri dari
para partisipan diklat green associate
sebelumnya dan tambahan peserta baru
yang dominan berasal dari unsur
DCKTRP. GBCI kembali menjadi mitra
dalam penyelenggaraan diklat ini
- Modul pelatihan yang diberikan adalah
hasil review dari pihak BPSDM dan
konsultan GBCI
II. DCKTRP menyampaikan
- Tupoksi dari building inspector/
pengawas bangunan DCKTRP lebih
kepada perencanaan, pengawasan,
pemantauan, pengendalian, evaluasi
dan penertiban dari penyelenggaraan
bangunan.
- DCKTRP memiliki pengawas
bangunan yang bertugas mengawasi
penyelenggaraan konstruksi bangunan
gedung yang dibangun sesuai dengan
berkas DED (Detail Engineering
Design).
- Semua pengawas bangunan di
DCKTRP adalah pegawai negeri sipil
Pemprov.DKI Jakarta (berbeda dengan
pengawas bangunan dari DMPMPTSP
yang merupakan tenaga ahli
profesional).
- DCKTRP telah memiliki modul pelatihan
tersendiri untuk pengawas bangunan.
III. DPMPTSP
- DPMPTSP memiliki building inspector/
pengawas bangunan dengan tugas
untuk memastikan pemilik gedung telah
membangun sesuai standardisasi, baik
dalam aspek kesesuaian fungsi hingga
keselamatan dan kesehatan.
6 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
- Saat ini terdapat 13 building inspector
yang dimiliki DPMPTSP (5 staf untuk
arsitektur, 4 staf untuk struktur, 1 staf
untuk mekanikal dan 3 staf untuk
elektrikal)
- Status building inspector DPMPTSP
tidak berasal dari PNS DKI melainkan
tenaga ahli profesional yang dikontrak
oleh DPMPTSP.
IV. DPE
- Pelatihan yang dilaksanakan di DPE
terkait evaluasi pada bangunan gedung
adalah untuk audit energi gedung
dengan mengundang konsultan
Kegiatan audit energi tidak termasuk
dalam konteks pengawasan terhadap
bangunan.
i) Tim DEA akan berkoordinasi lebih
detail dengan BPSDM terkait
penyelenggaraan diklat Capacity
Building: Training for Jakarta Building
Inspectors untuk menentukan kriteria
peserta yang berpartisipasi
ii) Modul pelatihan dari
penyelenggaraan diklat sebelumnya
(green building associate) akan
diberikan oleh BPSDM kepada Tim
DEA untuk di review agar modul
untuk diklat capacity building ini tidak
berulang
iii) BPSDM dan Tim DEA akan
melibatkan DCKTRP dalam
penyusunan modul pelatihan. Agar
tepat sasaran. BPSDM akan turut
melibatkan GBCI untuk mereview
dan memberi masukan.
Tindak lanjut
Diklat capacity building ini akan lebih
fokus kepada petugas pengawas bangunan
dari DCKTRP
2.1.3 Audiensi dengan World Resource
Institute (WRI)(15 Agustus 2018)
Adapun tujuan audiensi tersebut yakni
membahas inovasi/gerakan yang dinamakan
Cities4Forest dan pengajuan persetujuan
dukungan Pemprov DKI Jakarta terhadap
gerakan tersebut.
Hasil pertemuan
Profil World Research Institute (WRI)
Indonesia
WRI merupakan lembaga kajian
independen yang telah terbentuk 35 tahun
lalu dengan visi mengaktualisasikan data
dan informasi menjadi aksi nyata.
Sudah 4 tahun Indonesia tergabung
kedalam WRI melalui yayasan institut
sumber daya. Selama itu pula, yayasan
tersebut belum mendapatkan dukungan
dari Pemerintah Daerah maupun
Pemerintah Provinsi terkait pengelolaan
hutan.
Adapun 3 (tiga) tupoksi dari WRI Indonesia
antara lain:
- Count It
Menjalankan riset independen dan
memanfaatkan teknologi terkini untuk
menghasilkan pengetahuan baru.
- Change It
Menggunakan hasil riset dan
berkolaborasi dengan para mitra untuk
menginspirasi kebijakan, strategi dan
aksi nyata.
- Scale It
Setelah teruji, upaya perluasan di
lingkup regional ataupun global.
7 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Gerakan Cities4Forest
WRI Indonesia menginisiasi gerakan
Cities4Forest, yakni sebuah gerakan baik
dari sisi politik, sosial, maupun ekonomi di
kalangan pemerintah kota dan penduduk
kota untuk mengintergrasikan perlindungan
hutan kedalam rencana program kota
Adapun maksud dari mengintegrasikan
perlindungan hutan dibagi menjadi 3
kategori, yaitu inner forest (hutan kota
seperti hutan mangrove di PIK), nearby
forest (hutan sekitar kota Jakarta seperti di
Bogor), faraway forest (hutan yang jauh
tapi tetap dapat berpengaruh seperti hutan
di Sumatera dan Kalimantan). Nantinya,
gerakan tersebut diwadahi dalam bentuk
sebuah forum.
Sudah terdapat 9 kota di dunia yang turut
berkomitmen dalam gerakan Cities4Forest.
Berikut beberapa hal yang
melatarbelakangi perlu adanya inisiasi
gerakan tersebut di DKI Jakarta:
- Gerakan tersebut turut menyelaraskan
dengan tujuan agenda global SDG’s pada
target 6, 11, 13 dan 15.
- Deforestrasi di Indonesia cukup tinggi
sampai dengan tahun 2016.
- Penurunan muka air tanah pada tahun
2010-2015 mengalami peningkatan yang
cukup signifikan.
- Berdasarkan hasil survey persepsi
masyarakat Jakarta terhadap hutan yang
telah dilakukan WRI Indonesia, 63%
warga Jakarta tidak mengetahui
pentingnya hutan dan sebanyak 50%
berasumsi bahwa hutan merupakan
tanggung jawab kepala daerah.
- Tidak banyak kota-kota di Indonesia yang
menginvestasikan hutan kedalam
perencanaan pembangunan sebagai
bentuk investasi berupa penambahan
ketersediaan air, meningkatkan
kesehatan masyarakat, penanganan
polusi udara dan pemenuhan kebutuhan
rekreasi.
- Sebagai bentuk dukungan pemenuhan
komitmen dari janji Gubernur dan Wakil
Gubernur DKI Jakarta dalam mewujudkan
Jakarta sebagai Kota Lestari.
Hasil dari audiensi tersebut dapat disimpulkan
secara umum bahwa:
Kedeputian TRLH menyambut baik Inisiasi
gerakan Cities4Forest, dikarenakan hal
tersebut merupakan salah satu upaya yang
dapat mewujudkan DKI Jakarta sebagai
kota lestari.
Pembahasan bentuk kerjasama dengan
pihak WRI dikoordinasi oleh dinas
Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Besar harapan, DKI Jakarta dapat menjadi
kota ke-10 yang menyatakan deklarasi
dukungan dan dapat berpartisipasi dalam
Global Action Summit di San Francisco
pada 18 September 2018 mendatang.
Tindak lanjut
Tindak lanjut yang diperlukan dari rapat
tersebut yakni:
- Perlu adanya koordinasi kembali dengan
Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan
Hidup terkait bentuk kerjasama yang akan
dilaksanakan
- Perlu adanya konfirmasi kembali dari
pihak WRI Indonesia dalam pemfokusan
program Cities4Forest terkait opsi dengan
skala Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Jakarta.
- Perlu adanya koordinasi dengan Biro KDH
dalam penyusunan draft surat pernyataan
deklarasi dukungan terhadap inisiasi
gerakan Cities4Forest.
8 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
2.1.4 Rapat Pleno Bangunan Gedung Hijau
(29 Agustus 2018)
Tujuan pertemuan adalah memberikan
informasi dan pengetahuan dalam upaya
penanggulangan emisi, pengelolaan air, dan
konservasi energi di DKI Jakarta.
Hasil pertemuan
Beberapa hal penting yang mengemuka pada
pertemuan tersebut:
ICLEI bersama dengan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta akan bekerjasama
dalam menyelenggarakan Lokakarya City-
Business Collaboration for Ambitious City
Promises (CiBiX) pada tanggal 23
Oktober 2018. Acara tersebut ditujukan
untuk merealisasikan janji aksi iklim dan
strategi pembangunan rendah emisi
dengan cara membina kemitraan publik-
swasta yang kuatAdanya IPLC (Izin
Pengelolaan Limbah Cair), tetapi
beberapa tidak masuk dalam baku muka,
agar lebih dapat memanfaatkan air limbah
yang telah disaring
Salah satu program IIEE adalah
Peningkatan Kesadaran Efisiensi Energi
dan Konservasi Energi di Sektor
Pendidikan dan Lomba Konservasi
Energi melalui kopetensi pemilihan Duta
Hemat Energi kepada guru sekolah.
Dukungan nyata yang diberikan oleh IIEE
terhadap penghematan energi di
lingkungan gedung sekolah adalah
melalui bantuan memberikan lampu
hemat energi sebanyak 100 (LED) untuk
sekolah.
GBCI menyampaikan beberapa poin
terkait prinsip penyusunan kebijakan tata
air, yaitu melalui:
(a) Mengembangkan perencanaan
pemanfaatan sumber daya air yang
lebih komprehensif dengan
memperhatikan kaidah keberlanjutan
(ekonomi, sosial, dan lingkungan),
untuk memperkuat kolaborasi antar
lini dan aksi strategis yang lebih
mempunyai dampak.,
(b) Mengembangkan skema pembiayaan
dalam kegiatan perawatan
infrastruktur air yang sudah ada, dan
lebih lanjut lagi peningkatan kualitas
infrastruktur termasuk pengadaan
sarana baru untuk meningkatkan
kualitas penyediaan air dan (c)
Peningkatan inovasi teknologi dalam
pengelolaan air yang dapat
memberikan tingkat efisiensi yang
lebih baik, dengan proyeksi
pemakaian teknologi ini akan lebih
menguntungkan di masa mendatang
Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
Akan adanya kerjasama antara Lembaga
non pemerintahan (Indonesia Institute for
Energy Economic (IIEE), ICLEI, Citynet,
C40) dengan pemerintahan Provinsi DKI
Jakarta yang di koordinasikan melalui
Kedeputian Gubernur DKI Jakarta Bidang
Tata Ruang dan Lingkungan Hidup terkait
rencana pengembangan kota hemat
energi di DKI Jakarta dengan
memberdayakan masyarakat.
Tindak lanjut
Tindak lanjut dari pertemuan tersebut yakni:
1. ICLEI akan mengadakan Lokakarya City-
Business Collaboration for Ambitious City
Promises (CiBiX) di Balai Kota DKI
Jakarta pada tanggal 23 Oktober 2018
yang dimana Lokakarya tersebut akan
menjadi awal dari forum yang
berkelanjutan.
2. Rapat terpisah antara IIEE, Dinas
Perindustrian dan Energi, Dinas
9 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan
dengan CityNet yang di koordinasikan
oleh Kedeputian Gubernur DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup mengenai upaya penerapan surya
atap di sekolah-sekolah di DKI Jakarta.
2.2. Bidang Lingkungan Hidup
2.2.1 Pertemuan dengan Human Cities
Coaltion (HCC) (1 Agustus 2018)
Tujuan pertemuan adalah membahas
kelanjutan kerjasama penyusunan Desain
Besar Penanganan Kawasan Kumuh (Slum
Area) di DKI Jakarta.
Hasil pertemuan
1. Kelanjutan kemitraan Kedeputian TRLH
dan HCC
a. Pihak HCC menyatakan bahwa
Pemerintah Belanda tidak dapat lagi
mendanai program kerja dari HCC.
Oleh karena itu, proyek-proyek terkait
upaya perbaikan daerah kumuh di
Provinsi DKI Jakarta akan dialihkan
kepada program KOTAKU. KOTAKU
adalah sebuah program upaya
strategis Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat untuk
menangani pemukiman kumuh di
Indonesia yang didanai oleh Bank
Dunia dan Pemerintah Daerah
setempat.
b. Pihak HCC meminta jaminan komitmen
dari Pemprov DKI Jakarta dalam
kerjasama penanganan kawasan
kumuh. Untuk itu, Deputi Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup
menegaskan kembali komitmennya
dalam penanganan kawasan kumuh.
c. Bank Dunia melalui KOTAKU sudah
menyatakan komitmennya untuk
mengambil alih posisi HCC sebagai
10 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
mitra utama dalam penyusunan Desain
Besar Penanganan Kawasan Kumuh.
2. Perkembangan terbaru uji coba Rumah
Susun Hybrid pada kawasan kumuh.
a. Terdapat 2 (dua) studi yang berhasil
diselesaikan yaitu (i) Studi Analisis
Situasi yang dilaksanakan oleh Slum
Dwellers Indonesia (SDI), HCC, dan
Speak Indonesia (SI) dan (ii) Studi
mengenai Hybrid Rusun Model yang
dilaksanakan oleh Arcadis, SDI, dan
Pemmprov DKI Jakarta. Kedua
laporan studi tersebut telah diterima
oleh Kedeputian TRLH.
b. Upaya penerapan skema rusun hibrid
masih terkendala kejelasan
kepemilikan. Selain itu, terdapat
intervensi dari pihak eksternal yaitu
RJMK yang menolak keinginan
masyarakat untuk menyerahkan
tanahnya kepada Pelindo.
c. Terkait kelanjutan daripada uji coba
ini, sedang diupayakan pertemuan
dengan Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Pemukiman
pada hari Rabu, 1 Agustus 2018
Kesimpulan
Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
a. Kedeputian TRLH tetap berkomitmen
untuk melanjutkan penyusunan Desain
Besar Penanganan Kawasan Kumuh
berikut uji coba kemitraan pemerintah
swasta masyarakat dalam penanganan
kumuh.
b. Bank Dunia melalui KOTAKU akan
menggantikan posisi HCC sebagai mitra
utama dalam penyusunan Desain Besar
Penanganan Kawasan Kumuh.
c. Jika Dinas PRKP tidak bersedia
melanjutkan hasil uji coba maka
kelanjutan dari uji coba tersebut akan
diinternalisasi ke dalam proses
penyusunan Desain Besar.
Tindak lanjut dari pertemuan tersebut yakni:
a. Pertemuan Kedeputian TRLH dengan
para pihak yaitu Bank Dunia, HCC,
KOTAKU, dan Dinas PRKP untuk
membahas kelanjutan penyusunan
Desain Besar dan uji coba.
b. Penyerahan hasil studi HCC pada lokasi
uji coba kepada pihak terkait dalam waktu
dekat.
c. Penyelenggaraan lokakarya perdana
perlu segera dilaksanakan bekerja sama
dengan KOTAKU yang didukung oleh
Bank Dunia
2.2.2. Rapat Pembahasan Lokasi
Penerapan Smart Microgrid di Pulau
Pramuka Kepulauan Seribu (3 Agustus
2018)
Tujuan Rapat adalah memastikan izin
lokasi proyek pemasangan teknologi
mikrogrid yang menjadi wewenang dari Dinas
Perhubungan. Perwakilan Dinas Perhubungan
menyampaikan terkait izin penggunaan lokasi
bukan pada bidangnya melainkan UPT
perhubungan, sehingga tidak dapat
memberikan jawaban atas izin yang
dimaksud.
Hasil pertemuan
a. Akan diadakan rapat lanjutan yang akan
diatur oleh Dinas PE dengan
mengundang UPT Perhubungan, Dinas
Perhubungan.
b. Dinas PE Akan melakukan konfirmasi
secara langsung ke Dinas Perhubungan
terkait izin penggunaan lahan.
11 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
2.2.3 Rapat Tim Koordinasi Percepatan
Pelaksanaan Pengadaan Strategis Daerah
DKI Jakarta Tahun Anggaran 2018 (7
Agustus 2018)
Udangan yang hadir pada acara ini
adalah Perwakilan Badan Penghapusan Aset
Daerah, Badan Pengelola Keuangan Daerah
(BPKD), Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman, Dinas Cipta Karya
Tata Ruang dan Pertanahan, Dinas Sumber
Daya Air, Dinas Kesehatan. Sedangkan
undangan yang tidak hadir adalah Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda), Kepala Dinas Kehutanan, Kepala
Dinas Bina Marga.
Hasil pertemuan
1. Plt BPPBJ menyampaikan bahwa arahan
Wagub “penyerapan yang rendah
disebabkan karena aspek perencanaan”.
Agustus ini masuk kepada tahun 2019
terutama terkait rencana strategis daerah.
2. Dinas pendidikan anggaran sekitar 4 triliun
pada tahun 2019. Puskesmas dan Rumah
Sakit Daerah tahun 2019 akan mulai
merencanakan. target perencanaan
seharusnya Agustus sehingga Januari
sudah kontrak.
3. Review BPPBJ 90% pengadaan
Barang/Jasa bisa dikataloglokalkan. DKI
jakarta sudah diberi kewenangan oleh
LKPP untuk kataloglokal. Binamarga akan
tayang minggu ini. Pengadaan di Dinas
Pendidikan juga bisa dikataloglokalkan
seperti mebel. Tidak ada lagi isu seperti
yang ada Dinas Lingkungan Hidup
terhadap tempat sampah yang dari
Jerman sebenarnya di Bogor juga ada dan
bisa dikatalogkan dengan kualitas yang
sama namun tidak terinformasikan.
4. BPPBJ akan menginput kataloglokal
terkait pengadaan langsung permakanan.
Banyak sekali yang tidak terpantau terkait
permakanan, karena berdasarkan
pembagian anggaran justru lebih besar di
kegiatan kegiatan non tender yaitu
swakelola dan pengadaan langsung yang
nilainya signifikan dan kurang termonitor.
5. Mudah-mudahan yang ditender tinggal
pembangunan fisik yang Totaly dari
bangun yan tidak ada menjadi ada
singgah di dalam satu lokasi sore bisa
dikerjakan oleh spesialis misalkan Asih
lantai keramik jadi bisa bermacam-macam
proses sehingga bisa membuka lapangan
kerja dan target pekerjaan pun dengan
kualitas yang tercapai
6. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan
Lingkungan hidup memberikan saran
untuk dilakukan Pelatihan Perencanaan
Anggaran, bukan hanya teori di kelas tapi
bisa dapat menyusun rencana kerja.
Sehingga tidak lagi mengulang kesalahan
dari tahun ke tahun.
7. Diperintahkan Kepada Seluruh OPD :
Perbaiki Target Serapan Perkiraan
Sendiri (SPS) pada emonev BAPPEDA,
Sehingga mendekati Kurva Normal
melalui APBD-P. Sekda selaku Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
memastikan Perbaikan dilakukan oleh
OPD.
8. Diperintahkan Kepada Seluruh OPD :
Segera Inventarisir dan perbaiki kegiatan-
kegiatan yang tidak mungkin
dilaksanakan karena keterbatasan waktu
seperti IPAL di dinas SDA, pembebasan
tanah, terutama kegiatan-kegiatan yang
anggarannya di atas 10 Miliar tapi
12 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Belum menyerahkan ke BPPBJ untuk
di Tender.
2.2.4 Rapat Tindak Lanjut dengan Balai
Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane
(24 Agustus 2018)
Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memimpin rapat dengan perwakilan BBWSCC, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Lingkungan Hidup, Biro Penataan Kota dan Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan TGUPP sebagai tindak lanjut koordinasi naturalisasi sungai di DKI Jakarta. Rapat tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat II Deputi Gubernur DKI Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut dipaparkan kondisi aktual beberapa bagian sungai dan kali di DKI Jakarta yang berpotensi menjadi proyek percontohan naturalisasi sungai. Proyek ini diharapkan mampu menyelamatkan sungai-sungai di DKI Jakarta melalui upaya restorasi ekosistem alaminya. Selanjutnya, proyek percontohan ini dapat digunakan sebagai benchmark dalam penyusunan cetak biru atau masterplan penanganan daerah aliran Sungai Ciliwung dan Cisadane.
2.2.5 Rapat Tindak Lanjut Air Tanah DKI
Jakarta Bersama USAID, IUWASH, US
EMBASSY (31 Agustus 2018)
Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup didamping dengan Staf Kedeputian TRLH memimpin rapat lanjutan dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat terkait penyusunan agenda kegiatan penanganan air tanah dalam yang dilaksanakan di Ruang Rapat II Kantor Deputi Gubernur DKI Jakarta. Turut hadir perwakilan dari perwakilan Dinas Sumber Daya Air, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup, perwakilan Dinas Perindustrian dan Energi, perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, perwakilan IUWASH PLUS, USAID, serta perwakilan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan.
Rapat tersebut dilaksanakan untuk menentukan rencana acara penanganan air tanah dalam yang akan diselenggarakan pada bulan Desember 2018. Acara tersebut akan mengundang tenaga ahli penanganan air dari Amerika Serikat untuk bertindak sebagai penasihat dalam penanganan air tanah di DKI Jakarta. Deputi Gubernur DKI Jakarta berharap bahwa kedatangan beliau bisa membantu dalam penanganan permasalahan terkait air tanah di DKI Jakarta dan dalam penyusunan roadmap Desain Besar Penanganan Air Tanah. Pada pertemuan ini, juga dilakukan pembahasan isu-isu terkait air tanah di DKI Jakarta serta ikhtiar-ikhtiar yang telah dilaksanakan oleh pihak-pihak yang hadir. Deputi Gubernur DKI Jakarta berharap bahwa hasil rapat ini dapat memberi pemahaman yang lebih luas akan permasalahan air tanah oleh seluruh pihak.
13 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
2.3. Kegiatan Komunikasi Publik
2.3.1 Kunjungan Kerja Deputi Gubernur
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
ke Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan
Pertanahan (1 Agustus 2018)
Adapun tujuan pertemuan tersebut
yakni melakukan konfirmasi kepada pihak
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Pertanahan terkait regulasi dan zonasi
peruntukan lahan uji coba pertanian
perkotaan di Kelurahan Grogol Selatan.
Hasil pertemuan
a. Lahan uji coba terdiri dari tiga persil tanah
dengan total luasan 1,3 Ha. Masing-
masing persil dimiliki oleh Dinas
Kehutanan DKI Jakarta dengan luas ±0,54
Ha dan Badan Pengelola Aset Daerah
(BPAD) dengan luas ±0,306 Ha dan ±0,47
Ha.
b. Bidang Tata Ruang Dinas CKTRP
memaparkan zonasi dari lokasi uji coba
pertanian perkotaan di Grogol Selatan
yaitu: (i) Tanah milik Dinas Kehutanan
merupakan zona H.4 yaitu zona jalur hijau
dan R.4 zona perumahan KDB sedang –
tinggi dan (ii) Tanah milik BPAD
merupakan zona S.1 yaitu zona layanan
umum sosial sub zona pendidikan dan S.5
yaitu zona layanan umum sosial sub zona
olahraga dan rekreasi.
c. Zona tersebut dapat dialihfungsikan
menjadi lahan terbuka hijau yang diinisiasi
oleh pihak Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta melalui advice plan yang
ditandatangani oleh Deputi Gubernur DKI
Jakarta bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup.
d. Keberadaan jalan lingkungan yang
terdapat di lahan tersebut dapat
dialihfungsikan menjadi ruang terbuka
hijau. Pengalihfungsian ini dapat dilakukan
dengan memberikan surat permohonan
resmi oleh pihak Dinas Kehutanan dan
BPAD kepada pihak DCKTRP yang
disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta.
e. Dinas SDA dan Dinas CKTRP
menyampaikan bahwa Kali Pesanggrahan
dan jalan inspeksi yang berbatasan area
uji coba lahan pertanian perkotaan tidak
ada rencana untuk perluasan. Oleh
karena itu, tidak ada rencana dari Dinas
SDA untuk menggunakan lahan tersebut.
f. Pihak Bidang Tata Ruang DCKTRP
menyampaikan bahwa terdapat beberapa
lahan yang direncanakan menjadi lokasi
pertanian yaitu di Kalideres dan Cakung.
Kesimpulan
1. Hasil dari rapat tersebut dapat disimpulkan
secara umum bahwa:
2. Pemanfaatan lahan di lokasi uji coba
menurut RDTDR dan Peta Zonasi yaitu
lahan hijau dan terbangun. Namun, lahan
ini dapat dimanfaatkan sepenuhnya
menjadi lokasi ruang terbuka hijau.
Tindak lanjut
1. Bertemu BPAD untuk melakukan
konfirmasi pengelola lahan yang dimiliki
oleh pihak terkait.
2. Membuat advice plan kepada DCKTRP
terkait pengajuan pengalihgfungsian lahan
di lahan uji coba pertanian perkotaan DKI
Jakarta.
3. Melakukan pertemuan dengan Wakil
Gubernur DKI Jakarta untuk
menginformasikan progres dari lokasi uji
14 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
coba pertanian perkotaan di Kelurahan
Grogol Selatan.
2.3.2 Pertemuan Dengan Marunda Urban
Resilience In Action (MURIA) (2 Agustus
2018)
Adapun tujuan pertemuan tersebut
yakni menyampaikan rencana kunjungan kerja
dari Pemerintah Kenya untuk mempelajari
langkah DKI Jakarta dalam mencapai kota
yang berketahanan dan undangan menjadi
narasumber pada Urban Resilience Asia-
Pasific di Sydney, Asutralia.
Hasil pertemuan
a. Kunjungan Kerja
Pada tanggal 7 Agustus 2018,
Pemerintah Kenya bersama dengan
Red Cross International, Wetlands
International serta perwakilan
Pemerintah Filipina dan Myanmar
berencana untuk berkunjung ke DKI
Jakarta. Agenda yang akan dilakukan
meliputi: (i) mempelajari penyusunan
desain besar, (ii) kolaborasi antar
pemangku kepentingan, dan (iii)
rencana lainnya terkait kota
berketahanan yang dilakukan oleh DKI
Jakarta.
Terkait pertemuan ini, pihak Karina
menyampaikan untuk mengundang
SKPD dan lembaga terkait (Dinas
Ketahanan Pangan, Kelautan dan
Pertanian, Dinas Pemberdayaan
Perlindungan Anak dan Pengendalian
Penduduk, PD PAL Jaya, Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas Sumber
Daya Air, Indonesia—Urban Water,
Sanitation, and Hygiene, Plan
International dan MURIA) yang
bekerjasama dengan DKI Jakarta
dalam penyusunan desain besar.
Deputi TRLH menyampaikan akan
memaparkan tentang Resilience
Strategy dan konsep desain besar DKI
Jakarta pada kunjungan kerja tersebut.
b. Undangan menjadi Narasumber
Sehubungan akan terselenggaranya
acara Urban Resilient Asia Pacific
Conference pada tanggal 7-8
November, Pihak Karina mengajukan
Deputi Gubernur TRLH menjadi
narasumber dalam acara tersebut.
Urban Resilient Asia Pacific
Conference diadakan oleh University of
New South Wales Faculty of Built
Environment di Sydney, Australia.
Acara tersebut akan membahas
tentang upaya untuk mewujudkan
ketahanan terhadap bencana dan
perubahan iklim pada lingkungan yang
rentan dan berpenghasilan rendah di
kota-kota yang tumbuh cepat di
kawasan Asia Pasifik.
Kesimpulan
Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
1. Kunjungan kerja oleh pihak Kenya akan
dilaksanakan tanggal 7 Agustus untuk
mengetahui langkah yang diambil oleh
DKI Jakarta dalam rangka kota
berketahanan yang dihadiri oleh pihak
SKPD dan lembaga terkait.
2. Pihak Karina mengundang Deputi TRLH
menjadi narasumber pada acara Urban
Resilient Asia Pacific Conference di
Australia pada November mendatang.
Tindak lanjut
Mengirimkan undangan untuk SKPD dan
lembaga terkait
15 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
2.3.3 Forum Jakarta Berketahanan
(2 Agustus 2018)
Forum tersebut bertujuan untuk
memaparkan perkembangan terkini
perjalanan Jakarta Berketahanan serta
melaporkan kemajuan penyusunan Strategi
Tahap II Program Jakarta Berketahanan,
berbagi pengetahuan mengenai Industri
Keselamatan, serta mendiskusikan Kelompok
Kerja Jakarta Berketahanan sebagai langkah
mempersiapkan Tahap II Program Jakarta
Berketahanan.
Hasil pertemuan
1. Paparan materi dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab dan diskusi. Beberapa
pertanyaan diantaranya terkait dengan: (a)
penanganan permasalahan Jakarta; (b)
pengelolaan sumber daya dan potensi
daerah di Jakarta; (c) peningkatan
kesadaran masyarakat terkait program
Jakarta Berketahanan; serta (d) koordinasi
terkait kebijakan dan aturan yang berlaku
dalam implementasi program Jakarta
Berketahanan.
2. Forum juga membahas mengenai
kelompok kerja penyusunan Strategi
Tahap II Program Jakarta Berketahanan.
Kelompok kerja menjadi wujud
pendekatan kolaboratif yang berfungsi
untuk mendiskusikan substansi Strategi
Tahap II berdasarkan CRF yang terbagi
ke dalam 7 (tujuh) rumpun yaitu: (i)
kepemerintahan, (ii) kebencanaan, (iii)
kesehatan dan kesejahteraan sosial, (iv)
transportasi dan konektivitas, (v)
lingkungan, (vi) ekonomi, (vii) infrastruktur
& pembangunan. Kelompok kerja akan
ditetapkan dengan Surat Keputusan
Gubernur DKI Jakarta sebagai payung
hukum resmi. Hasil diskusi kelompok kerja
diputuskan untuk dikonfirmasi lebih lanjut
kepada pihak yang bersangkutan.
3. Tim Sekretariat Jakarta Berketahanan
akan mengirimkan paparan dan artikel
terkait hasil Forum Jakarta Berketahanan
kepada seluruh peserta melalui email.
4. Tim Sekretariat Jakarta Berketahanan
akan melakukan pengecekkan dan
memastikan kembali anggota Kelompok
Kerja Jakarta Berketahanan. Kelompok
Kerja tersebut akan diajukan untuk
mendapatkan penetapan SK dari
Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
5. Tim Sekretariat Jakarta Berketahanaan
berserta peserta forum bersepakat untuk
mempersiapkan diadakannya forum
berkala setiap bulan, sebagai sarana
berbagi pengetahuan seputar Ketahanan
Kota Jakarta dan sebagai sarana
koordinasi penyusunan Strategi
Ketahanan Kota Jakarta.
2.3.4 International Seminar "Constructing
World Metropolises: Lessons from
Bangalore and Jakarta" (3 Agustus 2018)
Dalam rangka memperingati 30 tahun lahirnya pendidikan real estate dan perencanaan kota di Indonesia, Jurusan Arsitektur dan perencanaan Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara,
16 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
menyelenggarakan kegiatan bertajuk “30 Tahun Pendidikan Real estate di indonesia” melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan publik secara luas, tenaga profesional dibidang pengembangan dan properti, dosen dan mahasiswa.
Salah satu rangkaian kegiatan acara tersebut adalah kegiatan Seminar Internasional bersama dengan UCLA (University of California Los Angeles), University of Minnesota dan NIAS (National institute of Advanced Studies) Bangalore. Topik yang diusung pada Seminar ini adalah Constructing New World Metropolises: Lessons from Bangalore [India] and Jakarta [Indonesia]. Seminar dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Agustus 2018 berlokasi di Glass Room, Auditorium Gedung Utama Lantai 3, Kampus 1 Universitas Tarumanagara. Topik ini dipilih untuk menjawab permasalahan global; bagaimana kota metropolis terbentuk melalui proses pencampuran antara intervensi global ekonomi dan kebutuhan lokal-regional. Bangalore dan Jabodetabek diambil sebagai studi perbandingan yang diharapkan dapat menunjukan kesamaan dan perbedaan yang terjadi dalam proses tersebut.
Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup turut berpartisipasi dalam kegiatan Seminar sebagai salah satu penanggap pada sesi diskusi untuk studi kasus 1: Bangalore (IT Capital of India – Slicon Valley of South Asia) dan Studi Kasus 2: Jakarta (Fastest Growing Metropolis Area in Southeast Asia). Dari sesi diskusi diperoleh hasil bahwa permasalahan global yang dihadapi oleh kota metropolitan baik di Jakarta maupun di Bangalore adalah adanya Kendala Fragmented Goverment yang dihadapi, dimana antara Organisasi Perangkat Daerah yang satu dengan lainnya bekerja dalam silo. Paling tidak, pemerintah harus dibentuk untuk memastikan bahwa orang-orang yang bekerja dalam berbagai silo bekerja bersama, berkomunikasi dan mengejar tujuan yang lebih luas bersama Universitas Tarumanagara untuk kedepannya akan melibatkan Pemprov.DKI Jakarta dan Dinas terkait dalam penyelenggaraan seminar
2.3.5 Menerima Kunjungan 10 Mahasiswa
Universitas WASEDA Jepang (6 Agustus
2018)
Tujuan pertemuan tersebut yaitu studi
banding mengenai program dan implementasi
Kota Layak Anak di DKI Jakarta dengan Kota
Layak Anak di Kota Tokyo, Jepang dan Kota
Taipei, Taiwan.
Hasil pertemuan
Kota Layak Anak di DKI Jakarta
a. Penjelasan Umum Kota Layak Anak
DKI Jakarta
Kota Layak Anak DKI Jakarta
memiliki tujuan untuk
mengintegrasikan hak-hak anak
dalam pembangunan kota dengan
cara meningkatkan komitmen dari
semua pemangku kepentingan dan
membangun kota secara
komprehensif dan berkelanjutan.
Tujuan tersebut beranjak dari
permasalahan yang selama ini
dijumpai dalam penerapan kebijakan
mengenai kota layak anak yaitu
kurangnya koordinasi antarpemangku
kepentingan.
Usaha yang telah dilakukan oleh
Jakarta untuk mewujudkan kota layak
anak adalah menginternalisasi hak
anak ke dalam kebijakan-kebijakan
daerah dan membangun fasilitas-
fasilitas yang mendukung hak anak.
b. Dukungan Pemprov DKI Jakarta
terhadap Program Kota Layak Anak
DKI Jakarta
1) Pembangunan RPTRA (Ruang
Terbuka Publik Terpadu Ramah Anak)
17 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Pemprov DKI Jakarta telah
membangun 290 RPTRA yang
tersebar di Kabupaten/Kota DKI
Jakarta.
Dampak pembangunan RPTRA
yaitu (i) mewujudkan Jakarta Kota
Layak Anak; (ii) mewujudkan kota
inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan; (iii) meningkatkan
partisipasi masyarakat; (iv)
membangun perekonomian
masyarakat; (v) memenuhi
indikator SGDs.
2) Sistem Pelaporan Kekerasan Anak
Sistem pelaporan melalui call
center 112 yang terhubung dengan
SKPD terkait (Dinas Pendidikan,
Puskesmas/RS, Dinas Kesehatan,
Dinas PPAPP, Dinas Sosial,
Kepolisian, dan UPT P2TP2A
Anak berpartisipasi sebagai
pelopor dan pelapor
3) Pos Pengaduan
Adanya 12 pos pengaduan di
seluruh DKI Jakarta yang bertujuan
untuk mendekatkan akses
pelayanan pengaduan kekerasan di
masyarakat
Memiliki fungsi yaitu memberikan
pelayanan dan penanganan awal
bagi korban kekerasan perempuan
dan anak
4) Gerakan PATBM (Perlindungan Anak
Terpadu Berbasis Masyarakat)
Saat ini telah diadakan 12 gerakan
PATBM yang berada di seluruh
wilayah DKI Jakarta kecuali
Kabupaten Kepulauan Seribu.
PATBM menjadi gerakan dari
masyarakat yang bekerja secara
terkoordinasi untuk mencapai tujuan
perlindungan perempuan dan anak
5) Data Puspaga (Pusat Pembelajaran
Keluarga)
Tujuan Puspaga yaitu; (i)
tersedianya tempat pembelajaran
keluarga melalui pendidikan bagi
orang; (ii) tersedia tempat
konsultasi bagi anak, orang tua atau
orang yang bertanggung jawab
terhadap anak; (iii) tersedia tempat
penghubung rujukan sebagai solusi
bagi permasalahan anak dan
keluarga.
Telah tersedia Puspaga sejumlah 5
lokasi di RPTRA Harapan Muya,
Sunter Jaya Berseri, Cengkareng
Timur, Ciganjur Berseri, dan Kebon
Pala Berseri.
6) Sekolah Ramah Anak
Inisiasi sekolah ini adalah untuk
memenuhi hak-hak anak melalui
prinsip non-diskriminasi
kepentingan, hak hidup serta
penghargaan terhadap anak.
Saat in telah dibangun 70 Sekolah
Ramah Anak di seluruh DKI
Jakarta.
7) Foraja (Forum Anak Jakarta)
Adapun tujuan Foraja yaitu anak
dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal melalaui
komuinikasi, sosialisasi, dan
partisipasi.
Pemprov DKI Jakarta telah
menyediakan 6 Foraja tingkat
kabupaten/kota, 44 tingkat
kecamatan, dan 221 tingkat
kelurahan.
8) Puskesmas Ramah Anak
Adapun pembangunan puskesmas
yang ramah anak untuk memenuhi
hak kesehatan dasar anak secara
ramah,, lengkap, dan terpadu
c. Penghargaan Kota Layak Anak DKI
Jakarta
Adapun pemberian 10 (sepuluh)
penghargaan oleh Pemprov DKI Jakarta
yang terbagi ke dalam program Kota
Layak Anak (tingkat madya dan pratama),
Sekolah Ramah Anak, Cakupan Akta
Kelahiran, serta kalangan pembina dan
inisiator Kota Layak Anak Jakarta.
Kota Layak Anak DKI Jakarta bertujuan
untuk mengintegrasikan hak anak ke
dalam pembangunan kota dengan
18 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
mengikutsertakan semua pemangku
kepentingan baik dari pemerintah
maupun non-pemerintah.
Sebagai upaya menuju Jakarta Layak
Anak, Pemprov DKI Jakarta telah
memberi dukungan berupa
pembangunan fasilitas (RPTRA Pos
Pelaporan, Sekolah Ramah Anak,
Puskesmas Ramah Anak), perbaikan
sistem pelaporan kekerasan,
penyuluhan (Gerakan PATBM, Data
Puspaga), dan pembentukkan Forum
Anak Jakarta.
Pemerintah Jepang telah melakukan
upaya untuk menciptakan Kota Layak
Anak berdasarkan kondisi sosial
daerahnya.
2.3.6 Menerima Kunjungan Tim Part for
Resilience (PfR) Kenya dalam Urban
Resiliency Programs (7 Agustus 2018)
Adapun tujuan pertemuan tersebut
yaitu membahas konsep dan kegiatan yang
telah dilakukan oleh DKI Jakarta untuk
mencapai kota berketahanan.
Hasil pertemuan
a. Konsep Desain Besar DKI Jakarta
DKI Jakarta merupakan pusat
pemerintahan dan pusat
perekonomian yang memiliki lebih dari
13 juta penduduk pada siang hari dan
10 juta penduduk pada malam hari.
DKI Jakarta tidak terlepas dari isu-isu
perkotaan yang kompleks seperti (i)
Penurunan muka tanah, (ii)
Kekurangan pasokan air bersih, (iii)
pencemaran air tanah dangkal, (iv)
Polusi udara dan (v) belum adanya
penanganan limbah industri dan
rumah tangga.
Penanganan permasalahan oleh
SKPD di DKI Jakarta dirasa belum
berjalan secara sinergis. Maka,
disusun desain besar yang berfungsi
sebagai gambaran besar dan acuan
strategi perencanaan DKI Jakarta
dalam penanganan masalah. Desain
besar disusun secara kolaboratif
sebagai perwujudan komitmen dari
pihak pemerintah dan non-pemerintah.
Terdapat 5 (lima) dokumen desain
besar yang telah dikeluarkan oleh DKI
Jakarta yaitu (i) Desain Besar
Pertanian Perkotaan, (ii) Desain Besar
Kota Layak Anak, (iii) Desain Besar Air
Minum dan Limbah Domestik, (iv)
Desain Besar Sistem Pengelolaan
Sampah dan (v) Desain Besar
Bangunan Gedung Hijau.
Saat ini, DKI Jakarta sedang
mengerjakan 3 (tiga) desain besar
yaitu (i) Desain Besar Penanganan
Polusi Udara, (ii) Desain Besar
Permukiman Kumuh, dan (iii) Desain
Besar Pengurangan Resiko Bencana
Berbasis Komunitas.
b. Program Kota Berketahanan
Gambaran Umum Kota
Berketahanan
o 100 Kota Berketahanan (100
Resilient Cities) merupakan
jejaring global yang dibiayai The
Rockefeller Foundation. Organisasi
ini bertujuan untuk membantu
kota-kota di seluruh dunia agar
menjadi kota yang tangguh dalam
menghadapi tantangan fisik, sosial
dan ekonomi, dan tidak hanya
19 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
tantangan yang diakibatkan oleh
perubahan iklim.
o Tekanan merupakan peristiwa
yang terjadi secara perlahan dan
kurang disadari oleh penduduk.
Sedangkan Guncangan adalah
peristiwa yang melanda kota
secara tiba-tiba dan tidak
diantisipasi oleh penduduk kota
sehingga mengakibatkan kerugian
besar.
o Terdapat 12 kerangka kerja atau
City Resilience Framework yang
dikembangkan oleh Arup dan
didukung oleh Rockefeller
Foundation untuk sebagai dasar
penentuan Kota Berketahanan.
City Resilience Framework terbagi
menjadi 4 (empat) dimensi:
Health & wellbeing (Kesehatan dan
Kualitas Hidup): memastikan
masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya dan dapat
mengakses fasilitas kesehatan
Economy & Society (Sosial dan
Ekonomi Masyarakat): menciptakan
stabilitas ekonomi yang dapat
menciptakan kohesi masyarakat.
Infrastructure & Environment
(Infrastruktur dan Lingkungan):
memastikan bagaimana suatu kota
dapat menyediakan, melindungi,
merawat dan menambah ekosistem
alami dan buatan meliputi air bersih,
listrik, pengolahan limbah, transportasi
dan jaringan komunikasi.
Leadership & Strategy
(Kepemimpinan dan Strategi):
menyediakan kepemimpinan serta
manajemen pemerintahan yang
efisien, memberdayakan pemangku
kepentingan serta melakukan
perencanaan jangka panjang yang
terintegrasi pada seluruh aspek.
o Sistem ketahanan memiliki 7 karakteristik
yang dibutuhkan oleh setiap kota yaitu:
Reflective yaitu kemampuan kota
untuk belajar dan mengantisipasi
tantangan dari pengalaman terdahulu
sehingga dapat menghasilkan strategi
ketahanan yang komprehensif.
Resourceful yaitu kemampuan kota
untuk menghadapi tantangan dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya.
Robust yaitu kemampuan kota untuk
merencanakan strategi kota yang
menyeluruh sehingga dampak
lanjutan dari tantangan yang terjadi
dapat diminimalisir.
Redundant yaitu kemampuan kota
untuk bangkit dari tantangan yang
dihadapi karena telah memiliki
kapasitas cadangan dalam
menyelesaikam permasalahan
tersebut.
Flexible yaitu kemampuan kota untuk
menghadapi tantangan dengan
memiliki strategi alternatif ketika
dihadapi dengan tantangan.
Inclusive yaitu kemampuan kota untuk
menghadapi tantangan karena
berhasil melibatkan semua pemangku
kepentingan.
Integrated yaitu kemampuan kota
untuk menghadapi tantangan karena
semua sistem kehidupan kota telah
bekerja secara sinergis sehingga
tantangan yang dihadapi tidak
memberikan efek yang besar
terhadap kehidupan kota
Kesimpulan
Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
DKI Jakarta merupakan wilayah padat
penduduk yang memiliki permasalahan
yang kompleks. Namun, dalam
menangani permasalahan tersebut DKI
Jakarta menyusun solusi dalam desain
besar yang berkolaborasi dengan
pemangku kepentingan terkait.
Selain menyusun desain besar, DKI
Jakarta bergabung dalam organisasi 100
Resilient Cities pada tahun dengan
membawa nama Jakarta Berketahanan
20 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
2016. Jakarta Berketahanan bertugas
untuk mengidentifikasi tekanan dan
guncangan yang melanda DKI Jakarta
yang melibatkan pihak SKPD maupun
mitra terkait lainnya. Hasil dari identifikasi
tersebut merupakan strategi yang akan
digunakan sebagai panduan dalam
mencapai Jakarta yang tahan akan
gangguan.
Dalam penyusunan strategi, Jakarta
Berketahanan mengacu pada kerangka
kerja yang berisikan 12 strategi dan 4
(empat) dimensi pengamatan.
Peserta kunjungan kerja mengapresiasi
langkah yang diambil oleh DKI Jakarta
dan berencana akan turut menerapkan
hal tersebut.
Tindak lanjut
Saran untuk pertemuan tersebut yaitu:
Perlu adanya pemaparan mengenai
presentase pengimplementasian desain besar
di DKI Jakarta untuk menjadi tolak ukur
keberhasilan.
2.3.7 Sebagai Narasumber Peluncuran
Sistem Informasi Spasial RTR Online (7
Agustus 2018)
Tujuan pertemuan yaitu membahas
tentang Program Sistem Informasi Geografis
Jakarta Satu (Satu Peta, Satu Data, Satu
Kebijakan) terkait persiapan presentasi Deputi
Gubernur bidang TRLH pada talkshow
tentang Informasi Aplikasi Data Spasial RTR
Online.
Hasil pertemuan
Program Jakarta Satu merupakan
website yang memuat informasi spasial
yang mengintegrasikan data-data dari
seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta. Peta yang
digunakan merupakan Satu Peta Dasar
Provinsi DKI Jakarta.
Program ini merupakan langkah DKI
Jakarta menghadapi Revolusi Industri 4.0
karena memiliki basis data yang
berintegrasi tinggi dan dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan
(Decision Support System).
Portal ini bekerja sama dengan 10
(sepuluh) SKPD di DKI Jakarta meliputi
Badan Pajak dan Retribusi Daerah, Dinas
Perindustrian dan Energi, Dinas
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Badan
Pengelola Keuangan Daerah, Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas
Pendidikan, Dinas Sumber Daya Air,
Dinas Komunikasi dan Informasi dan
Dinas Lingkungan Hidup.
Terdapat 26 informasi peta tematik yang
meliputi:
1. Peta Pengawasan Air Tanah Terpadu,
2. Peta Sebaran Data Perizinan
3. Peta Sebaran Pemakaian Air Tanah
4. Peta Struktur Ruang Prasarana dan
Sarana Kota
5. Peta Struktur Ruang Tata Air dan
Utilitas
6. Peta Sebaran Pusat Perbelanjaan
7. Peta Sebaran Pasar Tradisional
8. Peta Sebaran Cagar Budaya
9. Peta Pengawasan dan Penindakan
Bangunan Konstruksi
10. Peta Survey Bangunan Konstruksi
11. Peta Persebaran Surat Izin
Penunjukan Penggunaan Tanah
(SIPPT)
12. Peta Survey Lahan dan Bangunan
Terlantar
13. Peta Survey Ruang Terbuka Hijau
21 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
14. Peta Sebaran Perencanaan Gedung
Pemda
15. Peta Bangunan Jakarta
16. Peta Lahan Jakarta/Peta Nomor Objek
Pajak (NOP)
17. Peta Zonasi Perda No. 1 Tahun 2014
18. Peta Zona Konservasi Air Tanah
Tahun 2013 (Kedalaman 40-140
MBMT)
19. Peta Zona Konservasi Air Tanah
Tahun 2013 (Kedalaman 140-250
MBMT)
20. Peta Sebaran Aset Gedung Pemda
21. Peta Sebaran Lahan Belum Terdaftar
22. Peta UDGL/Panduan Rancang Kota
23. Peta Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
(P4T)
24. Peta Rencana Kota
25. Peta Zonasi
26. Peta Zonasi Pulau Seribu
27. Selain informasi spasial tematik, website
ini dapat menerima laporan dan
memberikan konsultasi publik mengenai
pemanfaatan tata guna lahan. Laporan
ini dapat dijadikan peninjauan dalam
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) dan Peta Zonasi (PZ)
selanjutnya.
Kesimpulan
Dari pertemuan tersebut dapat disimpulkan
secara umum bahwa:
Program Jakarta Satu (Satu Peta, Satu
Data, Satu Kebijakan) memberikan
informasi mengenai peta tata ruang yang
memuat 26 peta tematik yang dapat
diakses masyarakat dan sebagai media
pelaporan penyalahgunaan pemanfaatan
ruang.
Tindak lanjut
Saran terkait program Portal Jakarta Satu
adalah :
Perlu adanya pengembangan detail
informasi seperti data kepemilikan dan
perizinan dan informasi pajak tiap persil
serta pencocokan data RDTR dan di
lapangan yang dapat diakses oleh SKPD
terkait sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas SKPD terkait
2.3.8 Pertemuan /Audiensi PT. Nuesto
Teknologi Indonesia (7 Agustus 2018)
Adapun tujuan rapat tersebut yakni
memperkenalkan pengembangan aplikasi
berbasis antrian yang dinamakan Qiwii.
Hasil pertemuan
Qiwii merupakan aplikasi yang
penggunaannya masih berorientasi di
Kota Bandung dalam mewujudkan mimpi
Kota Bandung tanpa antri
Lamanya antrian, khususnya di bidang
layanan kesehatan menjadi sebuah
urgensi yang perlu ditangani. Hal tersebut
melatarbelakangi terciptanya aplikasi
Qiwii.
Selain itu, terdapat beberapa latar
belakang permasalahan dibutuhkannya
aplikasi antrian berbasis online di layanan
kesehatan, yakni untuk mengurangi:
- Ketidakefektifan waktu menunggu
antrian
- Kemungkinan adanya penyebaran
penyakit pada ruang tunggu
- Kemungkinan meningkatnya emosi
pengunjung
- Turunnya tingkat kepuasan
pengunjung dikarenakan kualitas
layanan yang buruk
- Ketidakefektifan penggunaan ruang
pada ruang tunggu yang cukup besar
- Hilangnya kesempatan dikarenakan
pembatalan dari pihak pengunjung
22 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Adapun solusi yang ditawarkan aplikasi
Qiwi kepada pengguna antara lain:
- Pendaftaran online dapat berupa
registrasi melalui SMS, aplikasi smart
phone dan pendaftaran di tempat.
- Teknologi untuk mengantisipasi waktu
tunggu antrian, disertai notifikasi
nomor urut layanan antrian
- Analisis big-data untuk pengambilan
keputusan yang strategis terkait
layanan
Kesimpulan
Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa:
Aplikasi Qiwii dapat sangat membantu
apabila dapat diimplementasikan di
Jakarta, khususnya dalam pengurangan
antrian pada kantor pelayanan bidang
kesehatan/RSUD di DKI Jakarta.
Belum adanya kepastian penindaklanjutan
hasil audiensi dengan Dinas Kesehatan
dan Diskominfo terkait uji coba aplikasi
Qiwi pada layanan kesehatan di Jakarta
Tindak lanjut
Tindak lanjut yang diperlukan dari diskusi
tersebut yakni:
Kedeputian TRLH akan mengklarifikasi
terlebih dahulu hasil audiensi sebelumnya
terkait penindaklanjutan uji coba aplikasi
tersebut pada layanan kesehatan di DKI
Jakarta
Apabila tidak ada kepastian, pihak
Kedeputian TRLH akan
berkoordinasi/memasilitasi pertemuan
dengan Dinas Kesehatan terkait diskusi
hari ini.
2.3.9 Pertemuan dengan Monik dari
TOWNLAND (8 Agustus2018)
Tujuan pertemuan adalah membahas
tawaran kerjasama oleh PT. Townland
Indonesia dalam proyek pembangunan di DKI
Jakarta.
Hasil pertemuan
1. Beberapa hal penting yang mengemuka
pada pertemuan tersebut:
Pemaparan profil perusahaan oleh
PTTI
o PTTI adalah perusahaan konsultan
perencanaan dan desain yang
beroperasi di berbagai negara di
Asia. Umumnya, layanan yang
ditawarkan oleh PTTI berupa
rencana atau desain untuk
perkotaan, hotel dan resort, serta
landscape.
o Lingkup kerja dari PTTI mencakup
(i) tahap perencanaan
(assessment dan site analysis,
bencmarking dan studi kasus,
visioning dan positioning, formulasi
strategi dan opsi strategi
pengembangan, dan desain
koseptual), (ii) tahap desain
(desain konseptual dan
implementasi, arsitektur
konseptual, landscape konseptual,
dan on-site assessment), dan (iii)
layanan manajemen (konsultasi
pengembangan, monitoring,
manajemen proyek)
o Sampai saat ini, sebagian besar
klien PTTI di Indonesia adalah
perusahaan swasta seperti Lippo,
Sinarmas, Agung Sedayu, dsb.
23 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
o Kedepannya, PTTI berniat untuk
menjalin kerjasama dengan
Pemprov DKI Jakarta untuk
melaksanakan proyek rencana
daerah.
Kesimpulan
Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
PTTI adalah perusahaan konsultasi
perencanaan dan desain kota dengan
banyak pengalaman kerja baik di dalam
maupun luar negeri. PTTI berniat untuk
menawarkan layanan kerja mereka dalam
pelaksanaan proyek-proyek pembangunan
oleh Pemprov DKI Jakarta.
Tindak lanjut
Tindak lanjut dari pertemuan tersebut yakni:
Pertemuan pihak PTTI dengan Dinas
Sumber Daya Air untuk membahas
potensi kerjasama dalam proyek
naturalisasi sungai di DKI Jakarta.
2.3.10 Pembahasan Satu Data Penanganan
Permukiman Kumuh Provinsi DKI Jakarta
(8 Agustus 2018)
Tujuan pertemuan tersebut adalah
untuk mendiskusikan dan menyepakati terkait
satu data permukiman kumuh DKI Jakarta,
dengan tujuan khusus yaitu :
a. Mengidentifikasi pengelolaan dan jenis
pendataan permukiman kumuh yang
dilakukan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta maupun pihak lain
b. Menyepakati langkah bersama dalam
pengelolaan data kumuh.
Hasil pertemuan
Perbedaan Pendekatan SDGs dan
MDGs
Data SDGs berbeda dengan data
MDGs. MDGs menekankan pada
besaran kawasan dan/atau populasi,
sementara SDGs berdasar
pertimbangan hak asasi dengan
menggunakan KK (Kepala Keluarga)
sebagai perhitungan.
Metode perhitungan SDGs berbeda
dengan MGDs. MDGs menggunakan
pembobotan dari 4 (empat)
komponen (ketahanan bangunan,
luas perkapita <7,2 m2, air minum,
dan sanitasi) dengan presentase
yang berbeda-beda untuk mencapai
rumah layak huni, sementara SDGs
menjadikan standar kelayakan
seluruh komponen tersebut terpenuhi
100%.
Data Perumahan dan Permukiman DKI
Jakarta
Data Rumah Tangga yang Menghuni
Rumah Layak Huni
Data rumah tangga yang menghuni
rumah layak di DKI Jakarta hanya
25,67%, di bawah rata-rata nasional
sebesar 37,77%. Data rumah layak
huni yang dipaparkan dinilai belum
dapat merepresentasikan kondisi
sebenarnya karena merupakan hasil
survei.
Proporsi rumah tangga yang
menempati rumah layak huni di DKI
Jakarta lebih rendah dari nasional
disebabkan karena kriteria akses
terhadap air minum berubah dan atap
bangunan sebagian besar berupa
asbes yang dipandang tidak aman.
Data Kawasan Kumuh
1. Penentuan kawasan kumuh di DKI
Jakarta masih berdasarkan lingkup
kawasan, sehingga kurang
merepresentasikan tingkat
kekumuhan. Dominasi persentase
jumlah bangunan kumuh menjadi
24 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
tolok ukur definisi suatu kawasan
didefinisikan sebagai kawasan
kumuh.
2. Di DKI Jakarta, belum adanya
penentuan kriteria tingkat kawasan
kumuh, sehingga menyebabkan
belum adanya penentuan
penanganan prioritas kawasan
kumuh.
Saran dan Tindak lanjut
1. Saran atau masukan dari pertemuan
tersebut yaitu :
Metode perhitungan SDGs dapat
diimplementasikan (karena
menggunakan data akses rumah
tangga untuk melihat outcome) dan
dapat berkaitan dengan agregat data
nasional.
Perlu adanya exercise ulang data
kawasan kumuh dengan
menggunakan data tahun 2010 (data
sensus) dan diukur dengan indikator
SDGs, dikarenakan data survey
terbilang kurang representatif.
Perlu adanya penetapan kriteria
kawasan kumuh menjadi beberapa
golongan, agar memudahkan dimana
lokasi kawasan kumuh DKI Jakarta
yang membutuhkan penanganan
prioritas.
2. Adapun tindak lanjut dari pertemuan
tersebut yaitu :
Pihak BPS DKI Jakarta bersama tim
Kotaku akan melakukan perhitungan
ulang rumah tangga kumuh
menggunakan indikator SDGs.
Pemprov DKI Jakarta akan
bekerjasama dengan Kotaku dan Bank
Dunia untuk memilih lokasi sebagai
pilot project 100-0-100.
Adanya inisiasi untuk diadakan rapat
lanjutan terkait pembahasan teknis
revitalisasi data RW Kumuh DKI
Jakarta.
2.3.11 Pertemuan Dengan IFC Dan Dinas
PMPTSP Terkait Revisi Pergub 38/2012 (9
Agustus 2018)
Tujuan diselenggarakannya rapat ini,
adalah: (i) membahas perkembangan proses
revisi Pergub 38/2012 tentang Bangunan
Gedung Hijau yang saat ini tengah di jalankan
oleh DPMPTSP sebagai leading sector nya,
(ii) membahas rencana kerja dari IFC sebagai
bentuk dukungan terhadap implementasi
Bangunan Gedung Hijau di DKI Jakarta untuk
periode Agustus 2018 hingga Desember 2019
Hasil pertemuan
i) Untuk revisi pergub 38/2012, SKPD teknis
yang ditunjuk sebagai leading sector yaitu
DPMPTSP tidak terdapat tupoksi untuk
merevisi pergub, yang ada hanya untuk
memberi masukan dan saran
ii) Penunjukkan DPMPTSP sebagai leading
sector dalam proses revisi pergub
38/2012 adalah berdasarkan hasil
keputusan forum bangunan gedung hijau
iii) Sesi legal DPMPTSP menyampaikan
masukan bahwa untuk dapat menjalankan
proses revisi pergub 38/2012 yang
menunjuk DPMPTSP sebagai leading
sectornya, dibutuhkan adanya surat atau
disposisi Gubernur DKI Jakarta. Hal ini
sebagai legal standing/dasar bagi
DPMPTSP
iv) Hingga saat ini belum ada Nota Dinas
kepada Gubernur DKI Jakarta yang
mengusulkan untuk menyerahkan proses
revisi pergub 38/2012 kepada DPMPTSP
v) DPMPTSP menyampaikan usulan,
sebaiknya diadakan audiensi dengan
25 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta terkait proses revisi pergub
38/2012 sekaligus menyampaikan bahwa
selama ini proses revisi tersebut
dilaksanakan oleh DPMPTSP sebagai
leading sector nya
vi) Terkait rencana untuk memasukkan
implementasi surya atap dalam revisi
pergub 38/2012, belum dapat
dilaksanakan. DPMPTSP menyampaikan
diperlukan studi lebih lanjut dan perlu
diadakan rapat khusus untuk membahas
studi tersebut
Tindak lanjut
1. Rencana kerja/workplan IFC sebagai
dukungan kepada Pemprov.DKI Jakarta
i) Periode dukungan yang akan di
lakukan oleh IFC terkait implementasi
bangunan gedung hijau di DKI
Jakarta dimulai dari Agustus 2018
hingga Desember 2019
ii) Bentuk dukungan IFC tersebut
adalah:
Dukungan teknis pengembangan
peraturan BGH
Dukungan teknis pengembangan
skema insentif dan disinsentif
Dukungan teknis pemeriksaan
BGH eksisting
Dukungan teknis penyusunan form
pemeriksaan BGH
Dukungan peningkatan partisipasi
public
Peningkatan kualitas aparat
pemda
Monitoring dan evaluasi
iii) Terkait dukungan teknis pemeriksaan
BGH eksisting, IFC akan menyusun
SOP termasuk juga dukungan
fasilitasi forum
iv) IFC menyampaikan akan turut
memberikan dukungan (dalam bentuk
fasilitasi forum, tenaga ahli, saran)
jika ada pihak lain yang terlibat dalam
implementasi BGH DKI Jakarta.
Tindak lanjut
i. IFC akan membantu DPMPTSP
menyiapkan konsep Nota dinas terkait
revisi pergub 38/2012 untuk kemudian
dikembangkan oleh Kedeputian TRLH
setelah direview oleh Kepala Bidang
Ketataruangan, Kajian Lingkungan dan
Pembangunan DPMPTSP
ii. Untuk mendukung penunjukkan DPMPTSP
sebagai leading sector dari hasil keputusan
forum BGH, Kedeputian TRLH akan
mencari laporan hasil keputusan forum
tersebut, untuk turut dilampirkan
iii. Dalam waktu dekat ini aka nada bantuan
dari pemerintah Denmark terkait
penyelenggaraan capacity building untuk
building inspector Pemprov.DKI Jakarta.
IFC akan dilibatkan dalam rapat
persiapannya untuk dapat turut
memberikan dukungannya dalma bentuk
fasilitasi
2.3.12 Loka Karya Akhir Jakarta Smart Safe
City Master Planning (9 Agustus 2018)
Tujuan lokakarya tersebut adalah
melakukan Finalisasi draft Masterplan Jakarta
Smart Safe City, yang meliputi :
Memperoleh masukan dari dinas/lembaga
atas draft Master Plan
Memastikan komitmen dari dinas/lembaga
untuk mendukung rencana aksi dalam
Master Plan.
Menyepakati upaya dinas/lembaga
sepanjang tahun 2018 untuk
mempersiapkan implementasi Master Plan
mulai 2019
26 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Hasil pertemuan
Lokakarya terbagi menjadi 3 (tiga) sesi, yaitu :
a. Sesi pertama : Pemaparan draft Master
plan Jakarta Smat Safe City. Berikut poin-
poin penting yang dipaparkan :
Pemprov DKI Jakarta memiliki visi
“Jakarta sebagai Ibukota Indonesia
yang Cerdas dan Aman”
Visi tersebut akan dicapai melalui lima
misi yang berfokus pada isu-isu utama
keamanan dan keselamatan di Jakarta.
Misi-misi tersebut memandu fungsi-
fungsi pemerintahan di berbagai dinas,
yang bekerja sama dalam menerapkan
dan memanfaatkan solusi Smart City
untuk meningkatkan efektivitas kerja
Solusi Smart City akan didukung oleh
lima komponen teknis Smart City dan
infrastruktur teknologi pendukung,
meliputi : (i) Komando dan Kontrol, (ii)
Pemantauan dan Surveillance, (iii)
Intelejen, (iv) Data Analytics, dan (v)
komunikasi.
Terdapat 5 (lima) strategi dalam
rencana aksi Jakarta Smart Safe City
yang terdiri dari :
- Menetapkan tata kelola di tingkat
provinsi untuk inisiatif Jakarta
Smart Safe City
- Mambangun kapasitas
kelembagaan
- Meningkatkan kesadaran dan
keterlibatan masyarakat
- Melibatkan pasar
- Meningkatkan infrastruktur
Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan mengembangkan
sistem Jakarta Smart Safe City.
b. Sesi kedua : Diskusi terkait draft Master
Plan Jakarta Smart Safe City. Pada sesi
diskusi ini peserta dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok yaitu kelompok kriminal,
kelompok kebencanaan, dan kelompok
kesehatan dan lingkungan. Tujuan diskusi
tersebut adalah untuk memperolah
masukan dari masing-masing dinas terkait
draft Master Plan Jakarta Smart City
meliputi : (i) Visi, misi, dan lingkup inisiatif
Jakarta Smat Safe City, (ii) Strategi dalam
rencana aksi inisiatif Jakarta Smart Safe
City, (iii) Persiapan implementasi Master
Plan sepanjang tahun 2018.
c. Pada kelompok kebencanaan, beberapa
masukan dari para peserta, adalah :
Terkait Visi, misi, dan lingkup
inisiatif Jakarta Smat Safe City
- Jika dalam visi tersebut berbicara
mengenai Jakarta sebagai Ibukota,
maka Isu-isu dan pembahasan
dalam Master Plan Jakarta Smart
City harus dalam konteks Jakarta
sebagai ibukota
Terkait Strategi dalam Rencana Aksi
Inisiatif Jakarta Smart Safe City,
- Adanya strategi yang dapat
mengintegrasikan antarpemangku
kepentingan dan pembagian
tanggung jawab yang jelas.
- Adanya strategi yang dapat
meningkatkan kapasitas lembaga
dan masyarakat dalam
menanggulangi bencana
- Adanya strategi yang dapat
melibatkan sektor swasta dalam
penanggulangan bencana baik
sebelum, pada saat, dan sesudah
bencana.
- Adanya strategi pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi
berupa aplikasi bersama yang
dapat digunakan untuk koordinasi
antarlembaga
- Aspek kebencanaan tidak hanya
pada bencana alam seperti banjir
dan gempa, tetapi juga terkait
dengan proyek pembangunan
sehingga pentingnya K3
(Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) dalam sebuah proyek
pembangunan perlu diperhatikan
untuk mewujudkan Jakarta yang
aman.
Terkait Persiapan implementasi
Master Plan sepanjang tahun 2018.
- Perwakilan masing-masing SKPD
yang hadir menandatangani berita
27 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
acara sebagai bentuk komitmen
dan kesepakatan atas dokumen
Master Plan Jakarta Smart Safe
City.
Kesimpulan dan Tindak lanjut
1. Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa :
Penyusunan draft Master Plan Jakarta
Smart Safe City sudah pada tahap akhir di
mana draft tersebut sudah mendapat
masukan dan rekomendasi serta
kesepakatan dari para pemangku
kepentingan atau SKPD di lingkungan
Pemprov DKI Jakarta.
2. Tindak lanjut dari lokakarya tersebut yakni:
Finalisasi cetak biru teknis dan
anggaran Jakarta Smart Safe City
Finalisasi Master Plan Jakarta Smart
Safe City berdasarkan masukan dan
konsultasi dinas/lembaga dengan
wakil gubernur
Peluncuran Master Plan Jakarta Smart
Safe City resmi oleh wakil gubernur
pada awal September 2018.
2.3.13 Rapat Tindak Lanjut Disposisi
Gubernur Menerima Audiensi Yayasan
Kehati memberikan Foto Keanekaragaman
Hayati (10 Agustus 2018)
Pemberian Foto Satwa diterima baik
oleh Deputi TRLH dan sudah diantarkan
langsung seusai berakhirnya rapat/pertemuan
dengan Yayasan KEHATI melalui TU
Gubernur DKI Jakarta.
Hasil pertemuan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
Jakarta dan Yayasan KEHATI akan
menjalin kerja sama pemetaan hayati,
baik flora maupun fauna yang ada di
Jakarta. Khususnya pada RTH JAKARTA
Dinas Lingkungan Hidup sebelumnya
telah menghubungi Yayasan KEHATI
untuk membantu dalam penyusunan
inventarisasi profil keanekaragaman
hayati di DKI Jakarta
Yayasan KEHATI saat ini dalam proses
pembuatan MOU dengan Pemprov.DKI
Jakarta. posisi terakhir, MOU sedang
ditangani oleh Biro Tapem
Yayasan KEHATI diminta untuk kembali
berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan
Hidup. Deputi Gubernur TRLH akan
membantu memasilitasi dalam bentuk
saran dan memimpin rapat apabila
diperlukan
TGUPP menyampaikan akan ada FGD
terkait keanekaragaman hayati di minggu
ke-3 bulan Agustus 2018, dan
mengusulkan agar Yayasan KEHATI
untuk berpartisipasi dan
menginformasikan kegiatan dari Yayasan
KEHATI agar mendapat banyak
dukungan dari peserta FGD
2.3.14 Pertemuan dengan UNICEF, Diskusi
Kelanjutan persiapan untuk Kick off
meeting for GD Partner (14 Agustus 2018)
Pertemuan dilaksanakan untuk
membahas (i) review materi presentasi
DepGub TRLH untuk Acara 8th Northeast
Asian International Forum On Air Quality
28 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Improvement di KOREA untuk tanggal 2-8
September 2018 di Seoul, Korea Selatan, (ii)
Diskusi terkait Penyusunan Desain Besar
Polusi Udara dan persiapan acara kick-off
meeting Desain Besar Polusi Udara.
Hasil pertemuan
A. Review materi presentasi 8th Northeast
Asian International Forum On Air Quality
Improvement
Materi presentasi dipersiapkan oleh
staf Dinas Lingkungan Hidup (Sdr.
Dermawan) yang akan turut
mendampingi DepGub TRLH pada
rangkaian acara training ICLEI-SHRDC
(Seoul Human Resource Development
Center) Capacity Building Program
2018
Dari Hasil review materi, beberapa
informasi yang perlu ditambahkan
adalah:
i) Menambahkan data kualitas udara
sebelum dan sesudah pelaksanaan
Car Free Day (CFD) pada slide
penjelasan program dan
keberhasilan CFD di DKI Jakarta
ii) Menyertakan peta lokasi
pelaksanaan CFD di DKI Jakarta
iii) Menambahkan sumber foto yang di
sertakan dalam materi slide
presentasi
iv) Menambahkan peta rute sepeda di
DKI Jakarta termasuk rencana
penambahan konstruksi rute
sepeda dan mencantumkan
program sepeda gratis atau layanan
Bike Sharing berbasis aplikasi yang
disediakan oleh Pemprov.DKI
Jakarta yang saat ini baru tersedia
di Monas
v) Menambahkan data pertambahan
penumpang KRL sebagai
pendukung pernyataan terjadiny
perpindahan penggunaan
transportasi pribadi ke ` umum.
B. Diskusi dengan UNICEF, Feed back dari
simposium “Dampak Polusi Udara
Terhadap Kesehatan dan Solusinya untuk
Menjamin Perlindungan Anak” yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2018
UNICEF menyampaikan hasil dari
diskusi kelompok terarah Simposium
“Dampak Polusi Udara Terhadap
Kesehatan dan Solusinya untuk
Menjamin Perlindungan Anak” yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Juli
2018 telah berhasil mendapat banyak
topik bahasan dan masukan yang
dapat digunakan untuk penyusunan
desain besar polusi udara
Beberapa hasil dari simposium
tersebut akan diformulasikan oleh
UNICEF kedalam bentuk (i) draft
action plan dari hasil masukan dan
saran, (ii) outline penyusunan desain
besar
Laporan tertulis dari hasil diskusi
acara simposium tersebut masih
dalam proses penyusunan oleh
UNICEF dan akan dilaporkan kepada
DepGub TRLH
DepGuB TRLH akan berkoordinasi
dengan Bappenas untuk berkontribusi
dan turut terlibat dalam penyusunan
desain besar
Sebagai kelanjutan dari simposium,
akan dilaksanakan rapat lanjutan
penyusunan desain besar polusi
udara
Kesimpulan
Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
Staf Dinas Lingkungan Hidup akan
menyempurnakan draft presentasi
DepGub TRLH untuk acara Forum Air
Quality di Korea sesuai hasil diskusi
dengan DepGub TRLH
Hasil dari Simposium “Dampak Polusi
Udara Terhadap Kesehatan dan
Solusinya untuk Menjamin Perlindungan
Anak” akan digunakan sebagai baseline
dari acara Kick-off Desain Besar Polusi
Udara.
29 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Penetapan partner kerja, skenario acara,
dan kegiatan-kegiatan lain dalam upaya
pelaksanakan acara tersebut akan
dibahas dalam pertemuan selanjutnya.
Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari pertemuan tersebut yakni:
Staf Dinas Lingkungan Hidup akan
berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan
terkait data pengguna transportasi umum
(TransJakarta) dan KRL. Data akan
diperlihatkan pada slide presentasi
DepGub TRLH sebagai data pendukung
keberhasilan program pelibatan
masyarakat terkait usaha peningkatan
kondisi udara di Jakarta
UNICEF akan mengirimkan pelaporan
hasil simposium kepada DepGub TRLH
Kedeputian TRLH akan menjalin kontak
dengan ICLEI dan EPA-Taiwan untuk
turut mendukung proses penyusunan
desain besar.
UNICEF akan mempersiapkan pemetaan
key stakeholder untuk dibahas pada
diskusi selanjutnya dengan DepGub
TRLH pada tanggal 28 Agustus 2018.
Melakukan koordinasi kerja antarpihak
Kedeputian TRLH, UNICEF, Duta Besar
AS terkait materi untuk agenda rapat
selanjutnya.
2.3.15 Pertemuan dengan Dinas KPKP
terkait Lokasi Pertanian Perkotaan Grogol
Selatan (14 Agustus 2018)
Adapun tujuan rapat koordinasi
tersebut yakni membahas ketersediaan
DKPKP dalam mengelola lokasi uji coba
pertanian perkotaan di Grogol Selatan.
Hasil pertemuan
Tindak Lanjut Perkembangan Rencana
Uji Coba Pertanian Perkotaan
Seperti yang telah dibahas pada
pertemuan sebelumnya, Pemprov DKI
Jakarta akan melangsungkan uji coba
pertanian perkotaan di DKI Jakarta yang
bertempat di Kelurahan Gogol Selatan
pada lahan seluas 1,3 Ha.
Pada saat ini, status kepemilikan lahan
dimiliki oleh Dishut (Dinas Kehutanan)
serta BPAD (Badan Pengelolaan Aset
Daerah) yang dipisahkan oleh jalan
seluas 8 meter. Akan tetapi, saat ini
lahan tersebut direncanakan untuk
dimutasi kepemilikannya menjadi lahan
milik DKPKP.
Dishut telah mengkonfirmasi
kesediannya untuk menyerahkan lahan
tersebut kepada DKPKP.
Pihak Kedeputian menyampaikan bahwa
BPAD telah mengirimkan surat tata cara
Mutasi Aset disertai dengan peta
kepemilikan lahan.
Advice plan yang ditujukan ke DCKTRP
mengenai pengalihan lahan terkait jalan
dengan lebar 8 meter tersebut, serta
pemanfaatan dua lahan pertanian
perkotaan di DKI Jakarta telah
dikirimkan dan sedang menunggu
tanggapan dari DCKTRP.
Akan tetapi, di dalam surat BPAD
disampaikan bahwa lahan Dishut
berbatasan dengan lahan milik PT.
Permata Hijau. Zonasi lahan tersebut
yaitu Zona R.4 (Zona perumahan KDB
sedang - tinggi) dengan luas kurang
lebih 1800 . Perencanaan yang
belum jelas pada lahan tersebut akan
dikonfirmasi kepada pihak BPAD dan
PT. Permata Hijau sehingga mengurangi
resiko permasalahan kepemilikan lahan.
Selain itu, perencanaan fasilitas umum
dan fasilitas sosial yang berada di lahan
BPAD akan dipastikan kembali
30 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
perencananaannya ke Biro Penataan
Kota dan Lingkungan Hidup (BPKLH)
oleh Pihak Kedeputian TRLH.
Kemudian, Deputi TRLH menyarankan
agar pemenang sayembara desain
dapat mendesain ulang agar lebih
kepada fungsional, sekaligus
ditambahkan perencanaan waterfront di
sepanjang pesisir sungai.
Selain masyarakat di sekitaran lokasi,
adapun beberapa lembaga/instansi yang
siap membantu terselenggaranya uji
coba pertanian perkotaan ini, antara lain
ISTN, USNI, APALI dan IALI.
Kebersediaan Pihak DKPKP sebagai
Dinas Jangkar
DKPKP menyatakan bahwa bersedia
melakukan pengelolaan lahan tersebut
sebagai pertanian perkotaan dalam
rangka mengamankan aset dan
melaksanakan tupoksi dari DKPKP.
Alokasi Dana Program
DKPKP menyampaikan bahwa alokasi
dana pembangunan pertanian perkotaan
selalu bersumber dari Anggaran
Perencanaan Belanja Daerah (APBD)
dan belum pernah mengajukan
Corporate Social Responsibility (CSR).
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan
apabila Pemprov DKI Jakarta ingin
mengajukan CSR.
DKPKP akan memprioritaskan
terlaksananya program ini pada tahun
2019 mendatang.
- Akan diadakan pertemuan dengan
BPAD terkait konfirmasi aset lahan
PT. Permata Hijau.
- Setelah mendapatkan konfirmasi,
akan disiapkan BAS (Berita Acara
Serah Terima) untuk penyerahan
kepada pihak DKPKP
- Perlu adanya konfirmasi dengan
BPKLH terkait penggunaan
perencanaan fasilitas umum dan
fasilitas sosial di lahan BPAD.
- Pembuatan nota dinas dan
pemaparan kepada Gubernur DKI
Jakarta terkait program uji coba
pertanian perkotaan yang berlokasi
di Grogol Selatan.
2.3.16 Rapat Persiapan Materi DepGub
TRLH untuk Acara 2018 Suwon Forum on
Asian Human City (17-18 September 2018)
23 Agustus 2018)
Tujuan rapat tersebut adalah
mengkoordinasikan kesiapan perjalanan
dinas Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang
TRLH dalam mengikuti acara Suwon Forum
on Asian Human City yang akan
diselenggarakan pada tanggal 17-18
September 2018
Hasil pertemuan
Materi Presentasi
i) Deputi Gubernur bidang Tata Ruang
dan Lingkungan diundang untuk
berpartisipasi sebagai pembicara.
Tema yang diusung adalah
“Collaborative Approach as a Method
to Create Solutions on Sectoral Issues
in Jakarta through Stakeholder
Participation”
ii) Jadwal Presentasi tersebut jatuh pada
tanggal 18 September 2018 pada sesi
Citizens Participation (sesi ke-3)
iii) Materi presentasi DepGub TRLH akan
disiapkan oleh Tim Jakarta
Berketahanan (pic: Sdr. Yani)
iv) Deputi Gubernur DKI Jakarta
menginformasikan TGUPP bahwa
beliau berencana untuk memberi
31 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
materi terkait pendekatan kolaboratif
yang telah diimplementasikan pada
penyusunan Dokumen Desain Besar
oleh Kedeputian TRLH terkait
Bangunan Gedung Hijau, Sistem
Pengelolaan Sampah, Air Minum dan
Limbah Domestik, Kota Layak Anak,
dan Pertanian Perkotaan.
v) Selain itu, Deputi Gubernur DKi
Jakarta TRLH juga berencana untuk
menghimbau peserta acara akan
rencana penyusunan Dokumen
Desain Besar selanjutnya terkait
Penanganan Kawasan Kumuh,
Penanganan Bencana Berbasis
Komunitas, Pengelolaan Kualitas
Udara, dan Penanganan Air Tanah.
Kesiapan Administrasi dan Akomodasi
Kunjungan
i. Kebutuhan administrasi perjalanan
yang mencakup kepengurusan Paspor
dinas untuk Deputi Gubernur DKI
Jakarta bidang TRLH sudah
dipersiapkan oleh Biro KDH dan KLN
ii. Tiket pesawat sudah dikoordinasikan
dengan panitia (citynet) oleh staf Biro
KLN (Sdr. Yudha). Perjalanan akan
dilaksanakan pada tanggal 15
September 2018 jam 22;05 dan
kepulangan direncanakan pada
tanggal 19 September 2018 jam 15;30
dengan maskapai penerbangan:
Korean Air
iii. Panitia Citynet dan Pemkot Suwon
akan menyediakan fasilitasi
penjemputan di bandara seoul untuk
menjemput delegasi Pemprov.DKI
Jakarta (DepGub TRLH, Staf Teknis
Biro KLN dan TGUPP) menuju lokasi
penginapan di Suwon
Kesimpulan dan Tindak Lanjut
I. Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
Pada acara 2018 Suwon Forum on
Asian Human City, Deputi Gubernur
DKI Jakarta didampingi oleh
perwakilan TGUPP akan membawakan
materi terkait pendekatan kolaboratif
yang telah diimplementasikan dalam
penyusunan Dokumen Desain Besar
oleh Kedeputian DKI Jakarta bidang
TRLH.
II. Tindak lanjut dari pertemuan tersebut
yakni:
Staf TRLH (SK) akan mempersiapkan
printout berkas perjalanan yang
diperlukan oleh DepGub TRLH untuk
dibawa dan mempersiapkan asuransi
perjalanan
Staf TRLH (SK) akan mengirimkan link
Desain Besar yang telah di inisiasi oleh
Kedeputian Gubernur TRLH dan telah
sukses diluncurkan kepada Sdr. Sisca
Manopo untuk dipelajari
Tim Jakber akan menyerahkan draft
presentasi materi DepGub TRLH untuk
direview terlebih dahulu. Batas waktu
kepengiriman adalah akhir Agustus
2018
Staf TRLH (DW) akan mempersiapkan
SPPD DepGub TRLH dan
Cinderamata
2.3.17 Rapat dengan Dinas Lingkungan
Hidup (Agenda: Membahas Proposal
NASA) (23 Agustus 2018)
Tujuan pertemuan tersebut adalah
mendiskusikan proposal Urban Environments
Task Group: Jakarta as a Partner City yang
32 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
diberikan oleh NASA dengan Dinas
Lingkungan Hidup
Hasil pertemuan
Pembahasan Proposal terkait Data
Satelit
Pemprov DKI Jakarta dan NASA telah
sepakat bahwa untuk membentuk
kerjasama informal dalam penanganan
kualitas udara di DKI Jakarta (tidak
diperlukan MOU ataupun LOI)
Dalam kerjasama ini, NASA akan
menyediakan data satelit berupa:
Peta spasial pencemaran polutan di
DKI Jakarta dengan fokus polutan pada
persebaran Karbon Monoksida (CO),
Nitrogen Dioksida (NO2), Ammonia
(NH3), Sulfur Dioksida (SO2)
Data Aerosol Optical Depth. Salah satu
produk data atmosfer adalah
kedalaman atau ketebalan optik
aerosol (Aerosol Optical Depth atau
AOD). Aerosol merupakan koloid yang
terdiri dari partikel padat halus atau
butiran air yang ada di udara atau
atmosfer (terjadi akibat
pengumpalan/pengelompokan dari
pencemaran udara akibat partikulat
(PM10 ataupun PM2.5), Ammonia,
Karbon Monoksida, dan Sulfur
Dioksida)
Pemetaan pencemaran udara di DKI
Jakarta secara horizontal
Data-data tersebut akan diambil
menggunakan satelit TROPOMI yang
baru di luncurkan pada bulan Oktober
2017 lalu. Sebelumnya NASA memiliki
data persebaran pencemaran udara di
Jakarta untuk periode 2005-2014 yang
diambil melalui staelit data OMI (Ozone
Monitoring Instrument)
Perbedaan hasil pengambilan data dari
ke-2 satelit tersebut berada pada skala
ketelitiannya, dimana hasil data
pengukuran satelit TROPOMI memiliki
nilai presisi yang lebih tinggi (1x1km2)
sementara presisi untuk satelit OMI
(10x10 km2)
NASA meminta seorang ahli berlatar
belakang mikrometeorologi dari
Pemprov.DKI Jakarta untuk
diikutsertakan dalam kelompok kerja ini
agar memudahkan proses pembacaan
dan intepretasi data
Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta
berniat untuk mengikutsertakan pakar
dari Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) dan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN)
Pembahasan Proposal terkait
Pendanaan
Dalam proposal, NASA telah
menawarkan beberapa opsi
penggalangan dana yang dapat
diperoleh melalui kerjasama dengan
beberapa organisasi baik Internasional
maupun Nasional untuk kerjasama ini.
Salah satu yang disarankan dalam
proposal tersebut adalah dengan
menjalin kerjasama antar Pemrpov
DKI Jakarta dengan organisasi seperti
Clarity Movement yang menyediakan
alat low-cost air quality sensor
Pembahasan Proposal terkait
Keuntungan Kerjasama
Selain hal-hal yang dicantumkan di
atas, kerjasama ini akan memberi
banyak manfaat bagi kedua pihak
Kerjasama ini mampu membuka pintu
untuk pertukaran ilmu dan pakar ilmu
antarpihak NASA dengan pakar ilmu
yang ada di Indonesia
Dinas Lingkungan Hidup akan
berdiskusi secara internal terkait
masukan dan ide baru yang bisa di
tambahkan dan disampaikan kepada
NASA, sekaligus mendiskusikan
personel yang akan ditunjuk sebagai
person in charge yang akan
berkomunikasi dengan NASA/Dr.
Bryan Duncan melalui email terkait
perkembangan data dari hasil
pemantauan satelit.
33 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Dinas Lingkungan Hidup perlu
menginformasikan masukan dan saran
terkait proposal dari NASA kepada
Kedeputian DKI Jakarta bidang TRLH
sebelum tanggal 28 Agustus 2018
Akan dilaksanakan rapat/diskusi
lanjutan untuk membahas rencana
penyusunan desain besar kualitas
udara pada tanggal 28 Agustus 2018
dengan mengundang UNICEF, DLH,
Staf Kedubes Amerika, LAPAN dan
BMKG
Staf Dinas Lingkungan Hidup
menyampaikan kemungkinan
diperlukannya surat dari Kedeputian
DKI Jakarta bidang TRLH kepada
Kepala Dinas LH untuk menugaskan
satu perwakilan dari Dinas Lingkungan
Hidup sebagai penanggungjawab
komunikasi antarpihak kerjasama.
2.3.18 Pertemuan dengan 100RC Singapura
dan Buro Happold terkait Tahap II Program
Jakarta Berketahanan (24 Agustus 2018)
Upaya dalam membangun ketahanan kota (city resilience) Jakarta sudah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan; baik pemerintah dengan berbagai program dan kebijakannya, pihak swasta dan organisasi sosial dengan aneka kegiatannya, hingga para akademisi dengan ragam riset yang dilakukan. Upaya ini mendapatkan momentum baru ketika Jakarta telah terpilih sebagai salah satu dari 37 kota dunia untuk bergabung dalam jejaring internasional 100 Kota Berketahanan/100 Resilient Cities (100RC) pada Mei 2016.
Dukungan 100RC untuk mewujudkan Jakarta menjadi Kota Berketahanan mencakup 3 (tiga) tahapan, yaitu: (i) Tahap I: Penyusunan Penilaian Awal Ketahanan Kota/Preliminary Resilience Assessment (PRA); (ii) Tahap II: Penyusunan Strategi Ketahanan Kota/City Resilience Strategy; dan (iii) Tahap III: Implementasi Strategi Ketahanan Kota/Implementation of City Resilience Strategy. Melalui pengembangan Strategi Ketahanan Kota tersebut, Jakarta akan mampu mewujudkan ketahanan kota dalam menghadapi segala guncangan dan tekanan yang sedang dan/atau akan dialami di masa mendatang. Saat ini, Jakarta sedang melaksanakan Tahap II Program Jakarta Berketahanan yang bertujuan untuk menyusun Strategi Ketahanan Kota/City Resilience Strategy. Proses pelaksanaan Tahap II ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan Strategi Ketahanan Kota yang relevan, komprehensif, dan implementatif dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui pendekatan kolaboratif. Untuk itu, diperlukan sebuah proses analisis ketahanan kota yang mendasari penyusunan Strategi Ketahanan Kota. Analisis ketahanan kota ini akan mendalami 5 (lima) Fokus Utama dan Pertanyaan Analisis yang dihasilkan dari Tahap I Program Jakarta Berketahanan. Oleh karena itu, diselenggarakan Sesi Kerja Status Ketahanan Kota Jakarta (Resilience Statement) pada Tanggal 23 Agustus 2018, di Ruang Rapat II Deputi Gubernur, Balaikota Provinsi DKI Jakarta, Blok G, Lantai 5. Kegiatan ini dipimpin oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (TRLH) selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan yang berasal dari berbagai latar belakang seperti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Kominfotik, dan Dinas Kehutanan), Organisasi Non-pemerintah (Ruang Waktu dan Sekretariat Jakarta Berketahanan), serta Pihak Swasta (Buro Happold).
34 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Sesi Kerja Status Ketahanan Kota Jakarta (Resilience Statement) bertujuan untuk (i) Meningkatkan pemahaman tentang tantangan yang dihadapi Kota Jakarta; (ii) Mendalami dan mengkonfirmasikan Fokus Utama Ketahanan Kota beserta Pertanyaan Analisisnya; dan (iii) Mengidentifikasi Kriteria Dasar Ketahanan Kota Jakarta sebagai masukan untuk proses selanjutnya. Pada Sesi Kerja ini, turut disampaikan kembali mengenai Perjalanan Jakarta Berketahanan di Tahap I, terlaksana sejak Mei 2016 hingga Februari 2018, yang menghasilkan keluaran berupa terumuskannya Penilaian Awal Ketahanan/Preliminary Resilience Assessment (PRA). Seluruh rangkaian proses ini dilaksanakan melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan para pemangku kepentingan secara partisipatif.
Sesi Kerja ini juga dilakukan untuk
mendalami dan meningkatkan pemahaman
pemangku kepentingan tentang tantangan
yang dihadapi Kota Jakarta. Sesi Kerja ini
terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan berupa: (i)
Penyelarasan dan Validasi Pertanyaan
Analisis Setiap Fokus Utama Jakarta
Berketahanan; (ii) Penyelarasan dan Validasi
Setiap Fokus Utama Jakarta Berketahanan ke
dalam Kerangka Ketahanan Kota/City
Resilience Framework (CRF); dan (iii)
Penetapan Status Ketahanan Kota (resilience
statement) dengan hasil dari tahapan-tahapan
sebelumnya
2.3.19 Small Group Discussion For GD Air
Pollution (28 Agustus 2018)
Tujuan rapat adalah mendiskusikan
rencana penyusunan desain besar kualitas
udara dengan agenda yang dibahas adalah:
i. Pemetaan potential partner dalam
mendukung kegiatan penyusunan
desain besar
ii. Pelaporan dari Dinas Lingkungan
Hidup terkait masukan untuk proposal
NASA
iii. Dukungan Vital Strategies kepada
Pemprov.DKI Jakarta
iv. Penyelenggaraan Kick Off Meeting
penyusunan desain besar Peningkatan
Kualitas Udara DKI Jakarta.
I. Dukungan Vital Strategies kepada
Pemprov.DKI Jakarta
- Vital Strategies adalah salah satu NGO
yang bekerjasama dengan UNICEF
dan Bappenas dalam penyelenggaraan
Simposium “The Air We Breath” pada
tanggal 31 Juli 2018 lalu.
- Vital Strategies menyatakan
ketertarikannya untuk turut bergabung
sebagai mitra pendukung Pemprov.DKI
Jakarta dalam penyusunan desain
besar peningkatan kualitas udara.
- Dukungan Vital Strategies kepada
Pemprov.DKI Jakarta adalah dalam
bentuk penyediaan tenaga ahli untuk
menyusun desain besar, strategi
komunikasi publik, dan fasilitasi
rapat/diskusi
- Pemprov.DKI Jakarta melalui Deputi
Gubernur bidang TRLH menyambut
baik dukungan dari Vital Strategies
yang di tandai dengan
penandatanganan Letter of Support
kepada Vital Strategies
II. Penyelenggaraan Kick Off Meeting
penyusunan desain besar Peningkatan
Kualitas Udara DKI Jakarta
- Kick off meeting direncanakan akan
diselenggarakan pada tanggal 3
Oktober 2018 setelah dilakukan 2 (dua)
kali rapat persiapan yang terdiri dari
i) Rapat tanggal 10 September 2018
untuk small group meeting dengan
mitra inti, membicarakan: Identifikasi
35 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
masalah dan Draft TOR (outcome
yang diharapkan)
ii) Rapat tanggal 27 September 2018
untuk rapat dengan mitra pendukung
untuk membahas dan menyepakati
TOR serta pembagian
masalah/issue
iii) Pihak ITB menyampaikan akan
memasilitasi kerjasama dengan
lembaga penelitian dan
menyediakan tenaga ahli yang
dibutuhkan untuk membantu
menganalisa data. Pihak LAPAN
turut menyatakan kesediaan untuk
bergabung dan akan mereview
proposal NASA
- Staf US. Embassy akan berkoordinasi
dengan UNICEF dan staf Kedeputian
TRLH terkait perkembangan dengan
Dr. Bryan (NASA)
- Dinas Lingkungan Hidup akan
mengusulkan nama staf yang akan
terlibat secara langsung untuk
koordinasi dan berkomunikasi dengan
pihak NASA. Staf TRLH akan
memantau dan akan berkoordinasi
lebih lanjut dengan Dinas Lingkungan
Hidup
- Sesuai kesepakatan, akan
dilaksanakan rapat selanjutnya untuk
membahas penyelenggaraan
Lokakarya dan Kick Off Meeting
2.3.20 Pertemuan Dengan ICLEI terkait
update Program ACP (29 Agustus 2018)
Tujuan pertemuan adalah membahas
beberapa hal, yaitu:
(i) Kelanjutan Program Ambitious City
Promises (ACP)
(ii) Penyampaian usulan penyelenggaraan
lokakarya City-Business Collaboration
Hasil mengemuka yang perlu diperhatikan
dalam pertemuan ini, adalah:
I. Kelanjutan Program Ambitious City
Promises (ACP)
Kemajuan Memorandum of
Understanding (MoU) untuk Program
Ambitious City Promises
a. MoU untuk Program ACP sampai
sekarang masih belum
dikeluarkan.
b. Dokumen tersbebut sekarang
sedang ditangani oleh Biro Umum
Rencana Penyelenggaraan Meeting
Program ACP di Manila
a. Meeting program ACP rencananya
akan diselenggarakan pada
tanggal 25-26 Oktober 2018,
bertempat di Manila
b. Acara tersebut merupakan
kerjasama dengan pihak ICLEI
dan Seoul Metropolitan
Government
c. Pihak ICLEI secara resmi akan
mengirimkan undangan kepada
Deputi Gubernur bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup
untuk berpartisipasi dalam acara
tersebut sebagai perwakilan dari
DKI Jakarta. Partisipasi DepGub
TRLH dalam acara tersebut masih
belum jelas sebagai speaker atau
panelis karena saat ini, agenda
acara belum final.
d. ICLEI akan turut mengundang
Pemerintah Kota Bogor, Depok,
Tanggerang dan Bekasi yang
merupakan kota penyangga.
II. Perencanaan Lokakarya City-Business
Collaboration for Ambitious City
Promises (CiBiC)
a. ICLEI menyampaikan rencana akan
penyelenggaraan Lokakarya City-
36 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Business Collaboration for
Ambitious City Promises (CiBiC)
pada tanggal 23 Oktober 2018
b. Acara tersebut ditujukan untuk
merealisasikan janji aksi iklim dan
strategi pembangunan rendah emisi
dengan cara menjembatani
kolaborasi kemitraan publik-swasta
yang kuat
c. Hasil yang diharapkan dari
lokakarya ini adalah data
inventarisasi perusahaan lokal
ataupun internasional di DKI Jakarta
dengan hasil produksi yang dapat
memberi kontribusi terhadap
penurunan emisi
d. Perusahaan yang akan
berpartisipasi dalam lokakarya ini
akan difokuskan pada perusahaan
yang berkontribusi pada produk
ramah lingkungan/green product,
energi terbarukan dan efisiensi
energi.
e. ICLEI akan mengusulkan nama
perusahaan yang akan diundang
pada lokakarya ini untuk kemudian
di sampaikan kepada Kedeputian
TRLH. Rencananya ICLEI akan
mengundang 8 (delapan) sampai 15
perusahaan baik dari dalam
maupun luar negeri. Jumlah
perusahaan dapat berubah sesuai
kesepakatan pada diskusi
berikutnya.
f. Pemprov. DKI Jakarta yang
merupakan mitra ICLEI dalam
program ACP akan memasilitasi
lokakarya tersebut dalam bentuk
penyediaan ruangan dan snack
g. Acara tersebut akan
diselenggarakan di Balai Kota
dengan Deputi Gubernur DKI
Jakarta bidang TRLH sebagai host
acara.
b. Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang
TRLH menyarankan agar
pertemuan tersebut kemudian
dikembangkan mejadi pertemuan-
pertemuan terfokus yang dilakukan
secara rutin setidaknya sekali dalam
3 (tiga) bulan
Kesimpulan dan Tindak lanjut
I. Hasil dari pertemuan tersebut dapat
disimpulkan secara umum bahwa:
Acara City-Business Collaboration for
Ambitious City Promises (CiBiC) yang
akan digelar oleh ICLEI diharapkan
mampu memfasilitasi terjalinnya mitra
antarpihak publik dan swasta dalam
perencanaan pembangunan kota
rendah emisi.
II. Tindak lanjut dari pertemuan tersebut yakni:
Akan dilaksanakan rapat lanjutan oleh
Kedeputian TRLH bersama dengan
ICLEI dengan mengundang SKPD
terkait untuk persiapan
penyelenggaraan lokakarya. Dinas
Lingkungan Hidup dan DPE akan
bertindak sebagai SKPD jangkar dalam
kegiatan ini
ICLEI akan menyiapkan TOR dan
skenario penyelenggaraan lokakarya
Penyusunan daftar dan kontak
perusahaan-perusahaan yang akan
diundang oleh ICLEI dan Pemprov DKI
Jakarta untuk mengikuti lokakarya
Persiapan izin ruangan untuk lokakarya
CiBiC oleh Kedeputian Gubernur DKI
Jakarta bidang TRLH
37 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
2.4 Kegiatan Internal
2.4.1 Rapat Pimpinan Gubernur
Kedeputian Gubernur Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup menghadiri
Rapat Pimpinan Pemprov.DKI Jakarta rutin
yang diadakan setiap bulan. Rapat Pimpinan
dihadiri oleh jajaran Para Pejabat Eselon I dan
Pejabat Eselon II. Tujuan Rapat adalah
membahas isu-isu terkini di Jakarta yang
memerlukan penanganan segera. Agenda
Rapat Pimpinan yang dihadiri oleh Kedeputian
TRLH selama Bulan Agustus adalah sebagai
berikut :
1. Selasa, 7 Agustus 2018. Rapat Pimpinan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta;
2. Kamis, 9 Agustus 2018. Rapat Pimpinan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta;
3. Senin, 20 Agustus 2018. Rapim BKPRD
untuk membahas perizinan di bidang
penataan ruang
4. Senin, 27 Agustus 2018. Rapim BKPRD
untuk membahas perizinan di bidang
penataan ruang
2.4.2 Rapat Staff Deputi Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup (6 Agustus
2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut
Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI
Jakarta, memonitor perkembangan kemajuan
dari laporan-laporan rapat internal Kedeputian
Gubernur TRLH, menentukan rencana KPI
Kedeputian TRLH bulan Agustus 2018 dan
memberi arahan kepada para staf TRLH.
Hasil pertemuan
- Pertemuan dengan HCC
Staf TRLH (SM) sudah berkoordinasi
dengan tim HCC dan tim kotaku untuk
melaksanakan rapat lanjutan. Rencana
rapat akan dilaksanakan di Bappenas
- Kunjungan kerja ke DCKTRP terkait
rencana pilot project pertanian perkotaan di
wilayah Grogol Selatan
Dari hasil kunjungan kerja tersebut,
langkah selanjutnya adalah
membuat advice plan kepada Dinas Cipta
Karya Tata Ruang dan Pertanahan terkait
pengajuan pengalihgfungsian lahan di
lahan uji coba pertanian perkotaan Grogol
Selatan. Selanjutnya, Kedeputian TRLH
akan mengunjungi BPAD untuk melakukan
konfirmasi pengelolaan lahan oleh dinas
terkait.
Tindak Lanjut: Staf TRLH (UW) akan
berkoordinasi dengan pihak BPAD dan
Dinas Kehutanan
- Pertemuan dengan MURIA terkit
Kunjungan tim PfR (Partner for Resilience)
a) Akan ada rencana kunjungan kerja dari
Tim PfR Kenya untuk mempelajari
langkah DKI Jakarta dalam mencapai
kota yang berketahanan.
b) Anggota Tim PfR yang akan datang
berjumlah 15 orang. Berasal dari
Negara Kenya, Thailand dan Filipina
c) Kunjungan akan dilakukan pada tanggal
7 Agustus 2018 dan juga akan dihadiri
oleh Red Cross International, Wetlands
International
d) Pemprov.DKI Jakarta akan memasilitasi
kunjungan tersebut
e) Deputi Gubernur bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup direncanakan
akan membuka acara dengan
didampingi oleh Asisten Deputi bidang
Tata Ruang
f) Dalam pertemuan ini, Tim Muria turut
menyampaikan kesediaannya untuk
membantu Pemprov.DKI Jakarta dalam
beberapa hal:
- Penyusunan panduan pembuatan
desain besar
- Muria akan dilibatkan dalam
penyusunan desain besar
permukiman kumuh
- Muria menyampaikan akan
mengundang Deputi Gubernur
38 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup untuk berpartisipasi menjadi
Narasumber pada acara Urban
Resilience di Sydney pada tanggal
5-6 November 2018
1. Kelanjutan Rapat Hibah Alat Microgrid
dengan DPE
- Gubernur DKI Jakarta telah
menurunkan disposisinya kepada
DPE, Bupati Kepulauan Seribu dan
Asisten Perekonomian dan
Keuangan terhadap Notadinas yang
dikirmkan oleh DPE terkait
rekomendasi penempatan alat
microgrid di kepulauan seribu
- Sebagai TL dari disposisi tersebut,
DPE mengadakan rapat pada
tanggal 3 Agustus 2018 dengan
mengundang pihak terkait.
Kedeputian TRLH menugaskan staf
SM untuk hadir
- Staf TRLH (SM) Menyampaikan hasil
rapat pada tanggal 3 agustus 2018
tidak dihadiri oleh pihak dari Dinas
Perhubungan dan Bupati Kepulauan
seribu. DPE akan kembali
mengagendakan rapat lanjutan
2. Rencana KPI Kedeputian Gubernur
bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup
- Rapat Koordinasi dengan BBWCSS
terkait normalisasi sungai sebagai
KPI Saran
- Laporan perkembangan revisi Pergub
38/2012 Tentang Bangunan Gedung
Hijau sebagai KPI Saran
- DKI Jakarta sebagai Centre of
Excellent pembelajaran Desain Besar
dan Kota Berketahanan bagi
Mahasiswa Waseda- Jepang dan Tim
PfR Kenya sebagai KPI Komunikasi
Publik
- Laporan Pelaksanaan Forum Jakarta
Berketahanan sebagai KPI
Komunikasi Publik
2.4.3 Rapat Staff Deputi Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup (13 Agustus
2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut
Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI
Jakarta, memonitor perkembangan kemajuan
dari laporan-laporan rapat internal Kedeputian
Gubernur TRLH, menentukan rencana KPI
Kedeputian TRLH bulan April 2018 dan
memberi arahan kepada para staf TRLH.
- Rencana KPI Komunikasi Publik
Kedeputian TRLH bulan Agustus 2018
Deputi Gubernur bidang TRLH
menyampaikan untuk KPI Komunikasi
Publik adalah penggabungan dari:
(i) Menerima Audiensi dari Mahasiswa
Waseda-Tokyo dan Tim PfR Kenya
(ii) Menerima Audiensi dari Yayasan
KEHATI dan WRI (World Resources
Institute) Indonesia (Disposisi
Gubernur DKI Jakarta)
- Rencana KPI Saran Kedeputian TRLH
bulan Agustus 2018 adalah
(i) Rapat Koordinasi dengan BBWCSS
sebagai KPI Saran
(ii) Laporan perkembangan revisi Pergub
38/2012 Tentang Bangunan Gedung
Hijau sebagai KPI Saran
- Hasil Pertemuan dengan Dinas
Kehutanan dan BPAD
Dinas Kehutanan menyarankan untuk
menyerahkan lahan ke DKPKP
Sebagai tindak lanjut, Staf TRLH sudah
menjadwalkan pertemuan dengan Dinas
KPKP (tanggal 14 Agustus 2018) dan
turut mengundang Lurah Grogol
Selatan. Undangan sudah terkirim
- Rapat Koordinasi dengan BBWSCC
Telah dilakukan pertemuan dengan
BBWSCC dan dihadiri oleh Bappeda,
DLH, Biro PKLH pada tanggal 10
Agustus 2018
39 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
Kesepakatan yang diperoleh dari hasil
rapat adalah perlu dipersiapkannya (i)
peta perimeter ideal seluruh DAS di DKI
Jakarta, (ii) peta dasar sungai Ciliwung
dan, (iii) peta lokasi naturalisasi sungai.
Staf TRLH (SM) akan berkoordinasi
dengan staf BBWSCC (Ibu Anggita)
untuk melaksanakan rapat lanjutan
membahas lokasi prioritas das yang
dapat di naturalisasi
Hingga saat ini, belum ada penjadwalan
pada agenda Kedeputian TRLH terkait
Rapat Tindak lanjut ini
- Rapat Diskusi dengan UNICEF dan
Dinas Lingkungan Hidup
Selasa, tanggal 14 Agustus 2018 akan
dilaksanakan rapat lanjutan dengan
UNICEF dan DLH. Agenda rapat adalah:
(i) Hasil diskusi simposium tanggal 31
Juni 2018
(ii) Tindak lanjut untuk
diselenggarakannya kick off meeting
desain besar polusi udara bersama
potensial partner
(iii) List potensial partner yang akan
diundang unutk kick off meeting
Kesepakatan waktu penyelenggaraan
kick off meeting 20-Aug-18
2.4.4 Rapat Staff Deputi Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup (20 Agustus
2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut
Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI
Jakarta, memonitor perkembangan kemajuan
dari laporan-laporan rapat internal Kedeputian
Gubernur TRLH, menentukan rencana KPI
Kedeputian TRLH bulan April 2018 dan
memberi arahan kepada para staf TRLH.
Hasil pertemuan
- Penyampaian hasil RAPIM terkait TOD
DepGub TRLH menyampaikan dalam
RAPIM salah satu poin yang dibahas
adalah terkait TOD. Pemprov. DKI
Jakarta berencana untuk
menyelenggarakan suatu forum FGD
dengan mengundang seluruh pemangku
kepentingan yang terlibat. DepGub TRLH
dimintakan masukannya untuk
memberikan daftar list undangan para
peserta untuk hadir dalam kegiatan FGD
TOD Jakarta.
Terkait hal tersebut, DepGub TRLH
menugaskan Asdep TR untuk:
(i) Berkoordinasi dengan DCKTRP
terkait informasi siapa saja pihak
berwewenang terkait TOD yang
harus di undang
(ii) Menghubungi Tim JakBer untuk
nomor kontak salah satu anggota
IAI Jakarta (Sdr. Steve) dan
akademisi dari Univ Trisakti
- Perkembangan Lokasi Uji Coba
Pertanian Perkotaan di Grogol Selatan (i) Status tanah dari lokasi Grogol
Selatan yang masih belum jelas
adalah bagian tanah seluas 1800 M2 ,
berdasar informasi lurah setempat,
tanahk tersebut dimiliki oleh PT.
Permata, Staf TRLH (UW) telah
berkoordinasi dengan Dinas
Kehutanan terkait status tanah
tersebut, karena lokasi tanahnya
tepat bersingunggan dengan Tanah
milih Dinas Kehutanan. Dari
koordinasi, diperoleh info bahwa
Dinas Kehitanan tidak mengetahui
status kepemilikan tanah seluas 1800
M2
(ii) Staf TRLH (UW) disarankan oleh
DepGub TRLH untuk mengecheck
informasi kepemilikan tanah tersebut
kepada BPN
(iii) Jika tidak ada kejelasan informasi,
maka akan diperoleh 2 skema: (i)
Tidak mengikutsertakan tanah
tersebut dalam peruntukan uji coba
pertanian perkotaan., (ii)
Mengikutsertakan pemilik tanah
tersebut untuk bergabung
40 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
(iv) DepGub TRLH menyarankan kepada
staf TRLH (UW) untuk berkoordinasi
kepada BPN dan Dinas CKTRP untuk
kembali melakukan mengukuran
tanah
- Rencana Penyelenggaraan Pleno BGH
(i) Pleno BGH diagendakan akan
dilaksanakan pada tanggal 29
Agustus 2018, jam 09.00
Agenda Pleno yang direncanakan
adalah (a) Pemaparan dari Didir
Perez terkait audit air, (b) Pemaparan
dari BPPT terkait atap surya pada
bangunan gedung sekolah
- Rencana KPI Komunikasi Publik
Kedeputian TRLH bulan Agustus 2018
Deputi Gubernur bidang TRLH
menyampaikan untuk KPI Komunikasi
Publik adalah penggabungan dari:
(iii) Menerima Audiensi dari Mahasiswa
Waseda-Tokyo dan Tim PfR Kenya
(iv) Menerima Audiensi dari Yayasan
KEHATI dan WRI (World Resources
Institute) Indonesia (Disposisi
Gubernur DKI Jakarta)
(v) Penyelenggaraan Forum Jakarta
Berketahanan
- Rencana KPI Saran Kedeputian TRLH
bulan Agustus 2018 adalah
(iii) Rapat Koordinasi dengan BBWCSS
sebagai KPI Saran
(iv) Laporan perkembangan revisi
Pergub 38/2012 Tentang Bangunan
Gedung Hijau sebagai KPI Saran
- Tindak lanjut Koordinasi dengan
BBWSCC
Kesepakatan yang diperoleh dari hasil
rapat sebelumnya adalah perlu
dipersiapkannya (i) peta perimeter
ideal seluruh DAS di DKI Jakarta, (ii)
peta dasar sungai Ciliwung dan, (iii)
peta lokasi naturalisasi sungai.
Rapat lanjutan akan dilaksanakan
pada tanggal 24 Agustus 2018
- Rapat Diskusi Proposal kerjasama
dengan NASA
(iv) Diskusi akan dilaksanakan pada
tanggal 23 Agustus 2018
(v) Undangan sudah disebar kepada (a)
UPT Laboratorium Dinas
Lingkungan Hidup, (b) Bidang
Pengendalian Dampak Lingkungan
dan (c) Bidang Tata Kelola
Lingkungan Hidup, Draft Proposal
sudah dilampirkan bersama dengan
undangan
47 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
BAB III PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
3.1 Portal Tarulh
Portal tarulh.com merupakan situs yang dikelola oleh kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang dapat diakses oleh publik sebagai bentuk laporan dan tanggungjawab kepada masyarakat.Situs tersebut menampilkan seluruh kegiatan kedeputian mulai dari rapat, kunjungan Kerja serta undangan sebagai pemateri dari pihak luar.tarulh.com juga memuat kumpulan berita seputar tata ruang dan lingkungan hidup dari berbagai media yang masuk dalam “Kliping”. Dalam menu “Produk” akan ditemukan kumpulan peraturan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur dan Instruksi Gubernur.
3.2 Knowledge Management
16 41
48 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
km.tarulh.com adalah situs yang dikelola oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang hanya dapat diakses oleh pihak tertentu. Situs tersebut merupakan media penyimpanan materi pengetahuan (Regulasi, Paparan, Makalah dan lain-lain). Hingga saat ini materi pengetahuan yang telah terkumpul adalah sebagai berikut : Regulasi sebanyak 40, Kebijakan sebanyak 3, Panduan sebanyak 18, Laporan sebanyak 25, Buku sebanyak 16, Majalah sebanyak 3, Makalah sebanyak 23, Paparan sebanyak 734, Bahan Publikasi sebanyak 7 dan Laporan Bulanan sebanyak 43.
42
49 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
BAB IV KENDALA DAN SARAN
4.1 Kendala Dalam melaksanakan tugas-tugas, Kedeputian bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup masih dihadapi beberapa kendala:
1. Belum tersedianya desain besar dan peta jalan isu-isu strategis sebagai acuan
semua pihak dalam pelaksanaan pembangunan DKI Jakarta. Hal ini berdampak
pada masih belum optimalnya koordinasi antar SKPD untuk menindaklanjuti isu
strategis tersebut yang dapat berdampak pada ketidakefisienan dan
ketidakefektifan pelaksanaan pembangunan.
2. Masih minimnya data dan informasi terkait isu strategis yang berdampak
menyulitkan dalam upaya menyusun kebijakan pembangunan DKI Jakarta.
3. Kurang memadainya perangkat kerja Kedeputian bidang TRLH (laptop, printer dan LCD Projektor).
4.2 Saran
1. Meningkatkan sinergi pelaksanaan pembangunan melalui penyusunan Desain
Besar, Peta Jalan, dan Rencana Aksi untuk setiap isu strategis.
2. Meningkatkan kualitas sistem informasi internal Pemprov. DKI Jakarta.
18 43
50 Laporan Kegiatan Bulan Agustus 2018
BAB V PENUTUP
Target utama bulan September 2018 untuk Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: (i) Penyelesaian Pedoman Penyelenggaraan Perbedaan dan Perubahan Pemanfaatan Ruang/Peruntukan Tanah yang masih dalam proses penyusunan Standard Operating Procedures (SOP) dan penyempurnaan Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub); (ii) terselenggaranya Lokakarya Penyusunan Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis Komunitas bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan American Red Cross; (iii) Penyampaian Laporan Replikasi Skema Penataan RTH di seluruh Kecamatan Provinsi DKI Jakarta pada Rapim BKPRD; (iv) terselenggaranya Lokakarya Pendahuluan Penyusunan Desain Besar Penanganan Kawasan Kumuh bermitra dengan Bank Dunia dan HCC; (v) terselenggaranya berbagai Pertemuan Forum yaitu Forum Air Minum dan Air Limbah Domestik DKI Jakarta, Forum Bangunan Gedung Hijau, Forum Pengelolaan Kualitas Udara, Forum Penanganan Kawasan Kumuh, Forum Pertanian Perkotaan, Forum Ketahanan Kota, Forum Kota Layak Anak; (vi) terselenggaranya kick off meeting penyusunan Desain Besar Polusi Udara bekerjasama dengan UNICEF. Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menyadari bahwa dalam pelaksanaan sejumlah kegiatan pada periode bulan Agustus Tahun 2018 ini masih menemui beberapa kendala yang diharapkan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya dapat dilakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan, sehingga semua kegiatan di periode tahun 2018 ini dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang telah direncanakan dengan optimal.
44
Top Related