BAB IPENDAHULUAN
1.1. TujuanPraktikum ini bertujuan untuk melakukan identifikasi senyawa-senyawa karbohidrat,
mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi, dan untuk menentukan senyawa-senyawa karbohidrat secara kualitatif dan kuantitatif.
1.2. Tinjauan PustakaKarbohidrat merupakan sekumpulan besar senyawa alami yang mencakup glukosa, pati,
dan selulosa, serta bahan yang dapat ditemukan sebagai penyusun dinding sel bakteri dan eksoskeleton pada serangga. Secara umum, karbohidrat tersusun dari monomer C-C dan mengandung gugus fungsi C=O dan –OH atau terkadang –NH2. Karbohidrat sering juga disebut sebagai sakarida yang berarti gula dalam bahasa Latin. Pemberian nama karbohidrat diakhiri dengan –osa, misalnya maltosa (Gajera, 2008).
Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelas, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida (gula sederhana) merupakan aldehid atau keton yang mengandung dua atau lebih gugus hidroksil, dimana monosakarida terpendek terdiri dari 3 atom karbon (Berg, 2002). Bila atom C yang terkandung dalam karbohidrat berjumlah lebih dari empat, maka akan membentuk struktur siklik. Monosakarida terdiri dari aldehid atau keton dengan dua atau lebih gugus hidroksil. Atom karbon yan mengandung gugus hidroksil umumnya merupakan atom C kiral. Sehingga dapat membentuk stereoisomer gula yang banyak di temukan di alam. Monosakarida yang banyak ditemukan di alam adalah D-glukosa (Nelson, 2004). Monosakarida yang memiliki gugus utama aldehid disebut dengan aldosa, seperti
ditunjukkan pada gambar (a), sedangkan monosakarida dengan gugus utama keton disebut dengan ketosa, seperti yang ditunjukkan pada gambar (b) (Nelson, 2004).
Kelas kedua yaitu oligosakarida yang merupakan gabungan dari monosakarida melalui ikatan yang disebut ikatan glikosidik. Oligosakarida dapat dihidrolisis oleh enzim atau asam, sehingga menghasilkan monosakarida. Oleh karena itu, oligosakarida dapat diklasifikasikan menjad 4, yaitu disakarida, trisakarida, tetrasakarida, dan pentasakarida. Dasar klasifikasi tersebut adalah banyaknya monosakarida yang menjadi penyusunnya. Oligosakarida berbentuk serbuk atau kristal yang larut dalam air. Beberapa di antaranya mereduksi dan beberapa di antaranya tidak mereduksi di alam. Salah satu contoh oligosakarida adalah laktosa (Gajera, 2008).
Kelas selanjutnya adalah polisakarida. Senyawa ini mengandung banyak (poli) satuan-satuan monosakarida yang saling berikatan melalui oksigen. Contohnya ialah pati dan
glikogen. Pati biasanya terdiri dari dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin (Martoharsono, 2006).
1.3. Tinjauan Bahana) Natrium sitrat
Natrium sitrat di alam berwujud kristal dengan kisaran berat molekul 258-294, densitas kristal sebesar 920-1150 kg/m3. Kelarutan kristal ini dalam air dengan suhu 25oC yaitu 40-60% w/w dapat larut, tetapi tidak dapat larut dalam etanol dalam keadaan yang sama (Adm, 2010).
b) α-naftolα-naftol ditemukan bentuk padatan dengan berat molekul 144,17 gr.mol-1,
memiliki titik didih sebesar 288oC dan titik leleh sebesar 96oC serta tidak larut dalam air dingin (Sciencelab, 2012).
c) Asam asetat glasialPada suhu ruang, senyawa ini akan berwujud cair, memiliki bau kecut yang khas.
Berat molekul senyawa ini adalah 60,05 gr.mol-1, ia akan mendidih pada suhu 118,1oC dan akan melebur pada suhu 16,6oC (Sciencelab, 2012)
d) Asam kloridaPada suhu ruang, asam klorida akan berwujud cairan dan bersifat bahaya bila
dalam konsentrasi tinggi. Memiliki pH yang sangat rendah dengan titik didih sebesar 108,55oC dan titik lebur sebesar -62,25oC (Sciencelab, 2012)
e) Natrium karbonat anhidratPada suhu ruang berbentuk padatan yang berwarna putih dengan massa molar
105,99 gr.mol-1. Senyawa ini memiliki titih didih sebesar 1600oC dengan titik leleh sebesar 854oC (Merck, 2010).
f) Etil alkoholEtil alkohol ditemukan dalam bentuk cairan, bening tidak berwarna dengan pH
netral. Etanol akan mendidih pada suhu kurang dari 78,5oC (173,3oF) dan akan meleleh pada suhu -114,1oC (-173,4oF). Senyawa ini sangat mudah larut di air dingin, air panas, metanol, dietil eter dan juga akan larut dalam aseton (Sciencelab, 2012).
g) Kupri sulfatKupri sulfat (CuSO4) merupakan senyawa yang berbentuk padat dengan berat
molekul sebesar 159,6 gr.mol-1. Padatan senyawa ini berawarna putik keabuan hingga putih kehijauan. Kupri sulfat akan mendidih pada temperatur 650oC (1202oF) dan akan meleleh pada suhu 590oC (1094oF). Senawa ini akan sangat mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam air dingin dan metanol (Sciencelab, 2012).
h) Kupri asetatKupri asetat (C4H6CuO4.H2O) memiliki titik leleh sebesar 115oC dengan massa
molar sebesar 199,65 gr.mol-1 (Sciencelab, 2012).
i) I2
Iodine (I2) berbentuk padatan dengan berat molekul 253,81 gr.mol-1. Iodine akan mendidih pada suhu 184,4oC dan akan meleleh pada suhu 113,7oC. Senyawa ini sangat larut dalam dietil eter, larut dalam metanol dan sangat sedikit larut dalam air dingin maupun air panas (Sciencelab, 2012).
j) Asam sulfatAsam sulfat (H2SO4) berbentuk cairan yang sangat kentara keasamannya.
Senyawa ini tidak berwarna dan memiliki berat molekul sebesar 98,08 gr.mol-1, ia akan mendidih pada suhu 270oC dan meleleh pada suhu -35oC. Asam sulfat mudah larut dalam air dingin dan larut dalam etil alkohol (Sciencelab, 2012).
k) FenolFenol merupakan senyawa yang berbentuk padatan dengan berat molekul 94,11
gr.mol-1. Titik didih dari senyawa ini adalah 182oC dan akan meleleh pada suhu 42oC. Fenol sangat mudah larut dalam metanol dan dietil eter, larut dalam air dingin, aseton dan benzena, sangat larut dalam alkohol, kloroform, gliserol, petroleum (Sciencelab, 2012).
BAB IIMETODOLOGI
2.1. AlatAlat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, gelas kimia, penangas air, labu ukur, kertas saring, pipet volume, spektrofotometri, neraca massa, blender, pengaduk, corong buchner, dan oven.
2.2. BahanBahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah Natrium sitrat, α-naftol, Asam
asetat glasial, Asam klorida, Natrium karbonat anhidrat, Etil alkohol, Kupri sulfat, Kupri asetat, I2, Asam sulfat dan Fenol.
2.3. Skema Kerja
2.3.1 Analisa Kualitatif Karbohidrat2.3.1.1 Uji Molish
a) Pembuatan Reagen Molisch
ditimbang sebanyak 10 gramdilarutkan dalam 100 mL etil alkohol 95%
b) Pengujian dengan Reagen Molisch
dimasukkan ke dalam tabung reaksiditambahkan 2 tetes reagen Molischdikocokditambahkan 5 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi secara
perlahan-lahan
Larutan glukosa
α-naftol
Reagen Molisch
Hasil
2.3.1.2 Uji Benedicta) Pembuatan Reagen Benedict
ditimbang sebanyak 173 gramditambahkan 100 gram natrium karbonatdilarutkan dalam 800 mL air hangatdisaringditambahkan kupri sulfat yang telah dilarutkan dalam 100 mL airdiencerkan menjadi 1 L
b) Pengujian dengan Reagen Benedict
ditambahkan 5 mL larutan karbohidratdikocokdimasukkan ke dalam penangas air selama 3 menitdibiarkan mendingin dan dibandingkandiamati sensitivitas dari reagen benedict dengan mereaksikannya dengan larutan glukosa encer
2.3.1.3 Uji Barfoeda) Pembuatan Reagen Barfoed
diambil menggunakan pipet sebanyak 1,8 mLditambahkan 200 mL airdilarutkan 13,3 gram kupri asetat ke dalamnya
b) Pengujian dengan reagen Barfoed
di ambil menggunakan pipet sebanyak 2 mLdimasukkan ke dalam tabung reaksiditambahkan 1 mL larutan karbohidratdimasukkan ke dalam penangas air selama 1 menitdiangkat dan dibiarkan mendingin
Kristal Natrium Sitrat
Reagen Benedict
Reagen benedict
Hasil
Asam Asetat
Reagen Barfoed
Reagen Barfoed
Hasil
2.3.1.4 Uji Iodinea) Pembuatan Reagen Iodine
dimasukkan dalam gelas kimia sebanyak 100 mLditambahkan 3 gram KI kemudian diadukdilarutkan 0,127 gram I2
b) Pengujian dengan Reagen Iodine
diambil menggunakan pipet sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung yang berisi larutan selulosa, glikogen,
amilum dan inulinditambahkan 2 tetes larutan iodinediamati perubahan yang terjadi
2.3.1.5 Uji Saliwanoffa) Pembuatan Reagen Saliwanoff
diambil sebanyak 100 mLdimasukkan ke dalam gelas kimiaditambahkan 0,05 gram resorcinol dengan perbandingan 1:3diaduk
b) Pengujian dengan Reagen Saliwanoff
dimasukkan menggunakan pipet sebanyak 2 mL ke dalam tabungditambahkan 2 tetes larutan karbohidrat 1%dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 1 menit atau sampai
terbentuk warna merah tua di beberapa tabung reaksi
Air
Reagen Iodine
Larutan HCl encer
Hasil
Asam Klorida
Reagen Saliwanoff
Reagen Saliwanoff
Hasil
2.3.2 Analisis Gula Total dalam Sari Buah Secara Spektofotometria) Pengenceran Pertama
ditimbang sebanyak 1 gramdilarutkan dalam labu ukur 100 mLdipipet sebanyak 5 mL dimasukkan dalam gelas kimia dan diencerkan dengan air sebanyak 100
mLbila masih berwarna, dilakukan pengenceran kedua
b) Pengenceran Kedua
diambil sebanyak 5 mL dan ditambahkan 2 gram arang aktifdisaring menggunakan kertas saring dan dicuci dengan airfiltrat dan air pencuci disatukandiencerkan dengan air sampai volumenya 100 mL
diambil menggunakan pipet sebanyak 1 mLdimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 1 mL larutan fenol
5%diadukditambahkan 5 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabungdiaduk kembalididinginkan selama 30 menitdiukur serapannya pada panjang gelombang 490 mµdibuat larutan standar dari 0; 10; 20; 30; 40; 50; 70 ppm
Sari buah
Hasil
Sari buah
Larutan sari buah
Hasil
2.3.3 Isolasi Karbohidrat
dikupas, dicuci dan dipotong-potongditimbang sebanyak 300 gramdimasukkan ke dalam blender dan ditambahkan 200 mLdihomogenkan selama 30 detikdisaring melalui secarik kainditampung filtrat dalam gelas kimia 600 mLditambahkan 100 mL air dan dikocokdibiarkan campuran mengendapdidekantasidisuspensikan dengan 100 mL etanol 95%disaring menggunakan corong buchnerdikeringkan pada suhu kamarditimbang
Kentang
Hasil
BAB IIIHASIL PENGAMATAN
3.1 Tabel Pengamatan3.1.1 Analisis Kualitatif Karbohidrat
a) Uji Molisch
Karbohidrat Perlakuan Hasil UjiPerubahan Reagen + H2SO4
Amilum Putih keruh Endapan hitam dan cincin coklat (+)
Laktosa Putih keruh Endapan hitam dan cincin coklat (+)
Glukosa Putih keruh Endapan hitam dan cincin coklat (+)
Fruktosa Putih keruh Endapan hitam dan cincin coklat (+)
Sukrosa Putih keruh Endapan hitam dan cincin coklat (+)
Galaktosa Putih keruh Endapan hitam dan cincin coklat (+)
b) Uji Benedict
KarbohidratPerlakuan
Hasil UjiPenambahan Reagen Dipanaskan Didinginkan
Amilum Biru bening Biru bening Biru bening (-)Laktosa Biru bening Orange Orange (+)Glukosa Biru bening Orange Orange (+)Fruktosa Biru bening Orange Orange (+)Sukrosa Biru kehijauan Orange Orange (+)
Galaktosa Biru bening Orange Orange (+)
c) Uji Barfoed
No Sampel Perubahan Hasil UjiAwal Akhir1 Glukosa Biru Biru (-)2 Fruktosa Biru Biru (-)3 Laktosa Biru Biru (-)4 Galaktosa Biru Biru (-)5 Amilum Biru Biru (-)6 Sukrosa Biru Biru (-)
d) Uji Iodine
No Sampel Awal (1 mL) Penambahan HCl (1 mL)
Penambahan I2
(2 tetes) Hasil Uji
1 Glikogen Tidak berwarna Tetap tidak berwarna Kekuningan (-)
2 Inulin Tidak berwarna Tetap tidak berwarna Kekuningan (-)
3 Amilum Tidak berwarna Tetap tidak berwarna Biru (+)
4 Selulosa Tidak berwarna Tetap tidak berwarna Kekuningan (-)
e) Uji Saliwanoff
No Sampel Karbohidrat
Perubahan Hasil UjiAwal Setelah Pemanasan1 Amilum Keruh Keruh (-)
2 Glikogen KeruhTerbentuk2 lapisan
(lapisan bawah keruh, lapisan atas bening)
(-)
3 Laktosa Tidak berwarna Tidak berwarna (-)4 Glukosa Tidak berwarna Tidak berwarna (-)5 Galaktosa Tidak berwarna Tidak berwarna (-)6 Fruktosa Tidak berwarna Tidak berwarna (-)7 Selulosa Tidak berwarna Tidak berwarna (-)
3.1.2 Analisis Gula Total dalam Sari Buah Secara SpektrofotometriNo Perlakuan Pengamatan
1 Pisang dan kentang dikupas dan dipotong Didapatkan pisang dan kentang yang telah dikupas dan dipotong kecil
2 Ditimbang pisang dan kentng sebanyak 1 gram
Didapatkan pisang dan kentang masing-masing sebanyak 1 gram
3 Pisang dan kentang dihaluskan dan dilarutkan dalam labu ukur 100 mL
Didapatkan larutan dengan volume 100 mL
4 Dikocok Didapatkan larutan yang telah homogen
5 Larutan yang telah homogen disaring menggunakan kertas saring
Filtrat dan endapan terpisah, filtrat berwarna bening
6 Dipipet sebanyak 5 mL untuk masing-masing larutan
Didapatkan 5 mL larutan di dalam gelas kimia
7 Larutan diencerkan dengan air hingga volume 100 mL
Didapatkan larutan dengan volume 100 mL
8 Disiapkan 2 tabung reaksi untuk masing-masing sampel dan diisi dengan:Tabung 1: 1 mL fenol, 1 mL larutan sampel dan 50 tetes H2SO4
Tabung 2: 2 mL fenol, 2 mL larutan sampel
Didapatkan larutan sampel yang telah ditambahkan fenol dan H2SO4 pekat berwarna jingga kecolatan dan suhu larutan meningkat
dan 60 tetes H2SO4
9 Larutan didinginkan selama 30 menit Didapatkan suhu larutan turun kembali10 Dibuat larutan blanko dari aquades Didapatkan larutan blanko
11
Diukur serapan larutan untuk masing-masing sampel pada panjang gelombang 490 nµ
Didapatkan data sebagai berikut:1) Blanko = 0,0002) Kentang = 0,4473) Pisang = 0,448
3.1.3 Isolasi KarbohidratNo Perlakuan Pengamatan 1 Kentang dikupas, dicuci lalu dipotong kecil-
kecilDidapatkan umbi kentang denganukuran lebih kecil
2 Kentang ditimbang sebanyak 50 gram Didapatkan kentang sebanyak 50 gram3 Kentang dimasukkan ke dalam blender
kemudian ditambahkan air sebanyak ±150 mL
Didapatkan larutan campuran buah dan air sebanyak ±150 mL berwarna kuning pucat
4 Dihomogenkan kentang dan air selama 30 detik
Didapatkan larutan campuran kentang dan air secara homogen berwarna kuning bening agak pucat
5 Disaring campuran ke dalam gelas kimia dengan menggunakan kain penyaring
Didapatkan filtrat berwarna kuning pucat yang terpisah dari residunya
6 Dibiarkan filtrat hingga terbentuk 2 fasa Didapatkan 2 fasa, bagian atas: air berwarna kuning dan endapan di bagian bawah berwarna putih
7 Didekantasi hingga pati dan filtrat terpisah Pati dan filtrat terpisah8 Ditambahkan 25 mL etanol 95% ke dalam
endapan pati di dalam gelas kimia (disuspensikan)
Didapatkan campuran pati dan etanol berwarna putih
9 Disaring campuran menggunakan kertas saring
Berat kertas saring=0,6 gramDidapatkan pati yang berwarna putih dengan kondisi basah
10 Endapan dikeringkan dalam oven Didapatkan endapan kering berwarna putih11 Ditimbang endapan bersama kertas saring
yang sebelumnya telah ditimbangBerat endapan+kertas saring = 1,7 gramKertas saring = 0,6 gramBerat endapan = 1,1 gram
12 Dihitung rendemen pati kentang % rendemen = 1,1 gram50 gram x 100% = 2,2%
3.2 Perhitungan
No Glukosa (x) A (y) x2 x.y1 0 0 0 02 10 0,013 100 0,133 20 0,119 400 2,384 30 0,161 900 4,835 50 0,237 2500 11,586 70 0,398 4900 27,86Ʃ 8800 46,78
a= Ʃ xyƩ x2 =
46,788800 = 0,0053 % glukosa =
x ( ppm ) fpsampel (x)
x 100%
= x .20
10000 x 100%
y= axy= 0,0053xy= nilai absorbansi sampel
1. Sampel pisang 2. Sampel kentangy= A= 0,448 y= A= 0,447y= 0,0053x y= 0,0053x
x= 0,448
0,00553 = 84,35 ppm x= o , 4470,0053 = 84,34 ppm
x= konsentrasi glukosa (ppm) x= konsentrasi glukosa (ppm)
% glukosa = 85,43 x 100mL
5mL10000
x 100% % glukosa= 84,34 x 100 mL
5 mL10000
x
100%
= 85,43 x 20
10000 x 100% = 84,34 x20
10000 x 100%
= 16,91% = 16,87%
BAB IVPEMBAHASAN
4.1. Analisis Kualitatif4.1.1. Uji Molisch
Prinsip dari uji Molisch adalah terbentuknya furfural atau derivatnya akibat terjadinya dehidrasi karbohidrat oleh asam keras. Furfural dengan adanya α-naftol dan asam sulfat pekat akan membentuk endapan hitam.
Pada percobaan ini dilakukan penambahan reagen Molisch ditujukan agar terjadi hidrolisis ikatan glikosidik yang terdapat pada larutan karbohidrat. Kemudian dilakukan pengocokan untuk menghomogenkan antara reagen dan larutan karbohidrat. Penambahan asam sulfat pekat dilakukan secara perlahan-lahan melalui dinding tabung reaksi untuk menghindari terjadi panas yang berlebih, karena reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis.
Hasil yang didapatkan dari uji Molisch ini adalah positif untuk semua sampel karbohidrat, yaitu amilum, laktosa, glukosa, fruktosa, sukrosa dan galaktosa. Hal ini menunjukkan bahwa pada semua karbohidrat yang digunakan sebagai sampel mengandung ikatan glikosidik dan telah terjadi proses hidrolisis dengan ditandai terbentuknya endapan hitam. Pada proses ini juga didapatkan cincin coklat sebagai akibat terjadinya proses kondensasi oleh α-naftol.
4.1.2. Uji BenedictPrinsip dari uji Benedict adalah untuk identifikasi gula-gula pereduksi yang memiliki
gugus aldehid dan gugus keton. Pada suasana alkalis, sakarida akan membentuk enediol yang akan mudah sekali dioksidasi. Sakarida yang susah membentuk enediol akan memberikan hasil yang negatif.
Pada percobaan ini dilakukan penambahan reagen benedict yang mengandung kupri sulfat yang bertindak sebagai zat pengoksidasi ke dalam larutan karbohidrat sehingga terbentuk Cu(OH)2. Kemudian dilakukan pengocokan untuk menghomogenkan campuran dan dilakukan pemanasan selama 3 menit untuk mempercepat reaksi. Setelah itu, dilakukan pendinginan campuran untuk menurunkan suhu larutan.
Hasil yang didapatkan dari uji Benedict adalah positif untuk semua larutan karbohidrat kecuali amilum. Hal ini dikarenakan amilum termasuk kelas polisakarida dimana semua polisakarida bukan termasuk gula pereduksi. Ketidaksesuaian antara hasil percobaan dengan literatur terjadi pada sukrosa, sebab seharusnya sukrosa tidak memberikan hasil yang positif. Hal ini dimungkinkan karena pemanasan yang terlalu lama, sehingga terjadi hidrolisis pada sukrosa.
4.1.3. Uji BarfoedPrinsip dari percobaan ini adalah reduksi sakarida dalam suasana asam, sehingga
tidak akan terbentuk Cu(OH)2. Dengan demikian daya reduksinya tidak kuat yang menyebabkan hanya monosakarida saja yang dapat memberikan hasil yang positif.
Pada percobaan ini dilakukan penambahan reagen barfoed dimaksudkan agar terjadi proses reduksi. Reagen benedict yang digunakan harus dalam keadaan segar karena reagen ini mudah sekali bereaksi dengan udara, sehingga mempengaruhi data yang didapatkan.
Kemudian dilakukan pemanasan selama 3 menit bertujuan untuk mempercepat reaksi. Hasil yang didapatkan dari percobaan ini adalah negatif untuk semua sampel karbohidrat. Hasil ini tidak sesuai dengan literatur yang ada karena seharusnya glukosa, galaktosa dan fruktosa memberikan hasil yang positif dengan reagen ini dan membentuk kupro oksida yang berwarna merah bata. Ketidaksesuaian ini dimungkinkan karena reagen barfoed telah mengalami kerusakan.
4.1.4. Uji IodinePrinsip dari percobaan ini adalah terbentuknya kompleks iodine-amilum yang akan
memberikan perubahan warna menjadi biru, sedangkan kompleks iod-glikogen akan memberikan warna merah.
Penambahan HCl encer pada percobaan ini bertujuan untuk menghidrolisis polisakarida, menstabilkan kompleks I2 dan untuk mencegah I- menjadi IO3
-. Kemudian diperlukan juga penambahan iodine untuk mengidentifikasi gugus polisakarida, sehingga akan terbentuk senyawa kompleks yang berwarna biru. Amilum memberikan hasil yang positif karena iodine dapat diadsorbsi oleh amilum sehingga menghasilkan warna biru, sedangkan untuk glikogen, inulin dan selulosa memberikan hasil yang negatif karena tidak terjadi adsorbsi iodine.
4.1.5 Uji SaliwanoffFruktosa dengan adanya asam kuat (HCl) yang terkandung dalam reagen saliwanoff
akan membentuk hidroksimetil furfural. Dengan adanya resorcinol akan membentuk suatu senyawa kompleks yang berwarna merah.
Hasil dari percobaan ini adalah negatif untuk semua sampel karbohidrat. Hal ini dikarenakan
4.2. Analisis Gula Gula Total dalam Sari Buah Secara SpektrofotometriSenyawa karbohidrat apabila direaksikan dengan fenol dan asam sulfat pekat akan
menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna jingga. Analisa ini digunakan untuk menentukan kandungan gula yang ada di dalam pisang dan kentang. Proses pengupasan, pemotongan, penimbangan dan penghalusan buah bertujuan agar diketahui berat awal buah dan agar dapat dengan mudah mengeluarkan pati dan gulanya. Penambahan arang aktif ditujukan agar kotoran-kotoran yang ada dalam sari buah terserap. Penambahan fenol 5% berfungsi sebagai zat pengompleks dan H2SO4 berfungsi sebagai katalis asam. Kemudian dilakukan pengukuran dengan λmaks 490 mµ. Dari hasil pengukuran dan perhitungan didapatkan nilai gula total dari pisang dan kentang masing-masing sebesar 16,91% dan 16,87%.
4.3. Isolasi KarbohidratPrinsip dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi karbohidrat yang terkandung
dalam kentang dengan cara mencampurkan kentang dengan air, kemudian diblender agar karbohidrat dapat diendapkan dengan mudah. Dekantasi dilakukan untuk memisahkan karbohidrat dari filtrat dan disuspensi sehingga karbohidrat dapat dikeringkan dan dapat diketahui jumlah karbohidrat yang terkandung dalam kentang.
Pertama, kentang dihaluskan dengan cara diblender agar dapat dengan mudah mendapatkan karbohidrat. Kemudian dilakukan penyaringan dengan kain agar didapatkan
filtrat yang baik dan bebas dari kentang yang masih padat. Kemudian ditambahkan air agar memudahkan pengamatan karbohidrat yang mengendap. Larutan tersebut dibiarkan mengendap untuk selanjutnya didekantasi dan didapatkan endapan karbohidrat dan ditambahkan etanol. Penambahan etanol dilakukan agar terbentuk koloid sehingga dapat dengan mudah memisahkan pati (karbohidrat) dari filtratnya. Selanjutnya, pati disaring menggunakan kertas saring dan kemudian dikeringkan dalam oven. Berat pati hasil isolasi diketahui jumlahnya dengan menimbang pati yang telah kering tersebut.
Setelah ditimbang, diketahui massakarbohidrat yang ada dalam kentang yaitu sebesar 1,1 gram. Sehingga % rendemen yang dihasilkan yaitu sebesar 2,2%.
BAB VPENUTUP
5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa identifikasi senyawa karbohidrat
dalam dilakukan melalui beberapa cara, yaitu uji kualitatif yang terbagi menjadi 5 cara (uji Molisch, uji Benedict, uji Barfoed, uji iodine dan uji Saliwanoff). Pada uji Molisch, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan warna hitam. Pada uji Benedict, hasil positif ditunjukkan denganterbentuknya endapan orange.
Pada uji Barfoed, hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah bata. Hasil positif pada uji iodine ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru, sedangkan pada uji saliwanoff ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah bata. Hasil positif dari tiap-tiap uji ini dihasilkan melalui reaksi-reaksi kimia.
Penentuan karbohidrat juga dapat dilakukan secara kuantitatif, yaitu dengan cara spektrofotometri yang didapatkan hasil gula total untuk pisang sebesar 16,91% dan untuk kentang sebesar 16,87%. Atau dengan cara isolasi karbohidrat yang didapatkan hasil rendemen kentang sebesar 2,2%.
5.2 SaranPembagian tugas sebaiknya dilakukan sebelum praktikum dilakukan sehingga
waktunya dapat lebih efisien dan praktikan lebih teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Jeremy M., et al, 2002,Biochemistry Fifth Edition, San Fransisco: W. H. Freeman and Company
Gajera, H. P., et al, 2008, Fundamentals of Biochemistry A Textbook. Meerabai Marg: International Book Distributing Co.
Merck, 2010, Tembaga(II) Asetat Monohidrat, http://www.merckmillipore.co.id, diakses tanggal 20 September 2013
Martoharsono, S., 2006, Biokimia Jilid I, Yogyakarta: Gadjah Maya University Press
Nelson, David L., et al, 2004, Lehninger Principles of Biochemistry Fourth Edition, San Fransisco: W. H. Freeman and Company
Sciencelab, 2012, MSDS Acetat acid Glasial, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Cupric Acetat, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Cupric Sulphate, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Ethyl Alcohol, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Hidrocloric Acid, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Iodine, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Naftol-1, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Phenol, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
Sciencelab, 2012, MSDS Sulphate Acid, http://www.sciencelab.com, diakses tanggal 20 September 2013
LAMPIRAN IREAKSI
1) Uji Molischa. Glukosa
b. Fruktosa
c. Galaktosa
d. Laktosa
e. Sukrosa
f. Amilum
2) Uji Benedicta. Glukosa
b. Fruktosa
c. Galaktosa
d. Laktosa
e. Sukrosa
f. Amilum
3) Uji Barfoeda. Glukosa
b. Fruktosa
c. Galaktosa
d. Laktosa
e. Sukrosa
f. Amilum
4) Uji Iodinea. Glikogen
b. Inulin
c. Amilum
d. Selulosa
5) Uji Saliwanoffa. Glukosa
b. Fruktosa
c. Galaktosa
d. Sukrosa
e. Laktosa
f. Amilum
LAMPIRAN 2JAWABAN PERTANYAAN
1) UJI MOLISCH1. Cincin yang terbentuk berwarna ungu (+)2. Gugus karbohidrat yang menyebabkan positif adalah gugus glikosidik3. Protein memberikan hasil yang positif karena adanya gugus glikosidik pada protein
2) UJI BENEDICT1. Jingga kecoklatan2. Untuk mencegah pengendapan CaCO3 dan memberikan suasana basa pada reduksi
ion kupri3. Pada reagen benedict, reaksi dan perubahannya menunjukkan adanya gula pereduksi
pada sampel, sedangkan pada uji fehling menunjukkan adanya glukosa dan unit-unit monosakarida yang terbentuk pada proses reaksi hidrolisis
4. Adanya pigmen empedu yang memberikan warna pada urine sehingga sulit untuk dilakukan pengamatan dengan menggunakan uji fehling
3) UJI BARFOED1. Pada uji barfoed, merah bata merupakan warna yang dihasilkan bila reaksi tersebut
positif, sedangkan pada uji benedict akan berwarna kecoklatan.2. Tidak ada3. Pemanasan yang terlalu lama akan menyebabkan terjadinya hidrolisis lebih lanjut
sehingga akan memberikan hasil uji positif yang salah.4. Tidak dapat, hal ini dikarenakan uji barfoed hanya dapat digunakan untuk mereduksi
monosakarida, sedangkan gula yang terkandung dalam urine bukan merupakan monosakarida.
4) UJI SALIWANOFF
1. Larutan yang memberikan uji positif tercepat adalah fruktosa sebab ia termasuk gugus aldosa yang dapat dengan cepat diubah menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfuralnya oleh reagen saliwanoff, yang kemudian akan terkondesasi oleh resorcinol
2. Dapat, yaitu dengan cara pemanasan. Sukrosa memerlukan pemanasan untuk memberikan hasil yang positif dengan uji ini, sedangkan fruktosa tidak perlu.
5) ISOLASI KARBOHIDRAT
% rendemen = 1,1 gram50 gram
x100% = 2,2%
Top Related