1
UNIVERSITAS INDONESIA
JENIS IJIME DALAM DRAMA JEPANG KAZOKU GAME
MAKALAH NON SEMINAR
TENGKU AZALEA CHENINTYA
100671516
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI JEPANG
DEPOK
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
5
JENIS IJIME DALAM DRAMA JEPANG KAZOKU GAME
Tengku Azalea Chenintya dan Diah Madubrangti
PROGRAM STUDI JEPANG, FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN
BUDAYA
Abstrak Kasus bullying tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi diluar negeri. Survey yang dilakukan oleh
Latitude news (2006), menunjukkan bahwa Jepang dan Indonesia merupakan dua negara teratas yang memiliki
tingkat bullying tertinggi di dunia. Dalam bahasa Jepang, bullying juga disebut dengan ijime. Ijime adalah suatu
tindakan penganiayaan yang dilakukan baik secara fisik maupun mental terhadap orang lain. Ijime tidak hanya
terjadi di lingkungan sekolah tetapi juga dapat terjadi di tempat umum dan dunia maya. Tulisan ini ingin
menjelaskan bentuk- bentuk ijime itu sendiri di dalam sebuah drama, yang berjudul Kazoku Game. Setting
drama diambil oleh penulis dengan pertimbangan dapat memudahkan mengidentifikasi bentuk ijime dalam
sebuah masyarakat. Dengan menggunakan metode studi kepustakaan, Penulis menemukan bahwa di Jepang,
ijime terbagi ke dalam dua jenis, yaitu ijime secara fisik dan mental. Paper ini juga akan menjelaskan
karakteristik dari pelaku dan korban Ijime.
Types Of Ijime In Japanese Drama, Kazoku Game
Abstract Cases of bullying not only occurs in Indonesia, but also occurs outside the country. Survey conducted by
Latitude news (2006), shows that Japan and Indonesia are the top two countries that have the highest levels of
bullying in the world. In Japanese, bullying also known as ijime. Ijime is an act of abuse committed both
physically and mentally to others. Ijime not only occur in the school environment, but also can occur in public
places and internet. This paper wants to explain the types of ijime in Japanese drama called Kazoku Game. This
drama setting was taken by the writer to make it easier for identifying the forms of ijime in a society. By using
literary study method, the writer found that in japan, ijime is divided into two types, there are physical and
mentally ijime. This paper will also describes the characteristic of ijime perpetratos and victims.
Keywords: Ijime, Japanese Drama, Kazoku Game , Japanese society, Group of conciousness
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
6
1. Pendahuluan
Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang bersifat homogen atau seragam
sehingga masyarakat Jepang tidak dapat menerima perbedaan yang muncul dari seorang
individu di dalam kehidupan sosial.1 Misalnya, di dalam sekelompok masyarakat terdapat
seorang individu yang dianggap lebih bodoh, aneh, dan sebagainya, maka orang tersebut akan
menerima perlakuan yang berbeda dari orang-orang di sekitarnya. perlakuan yang berbeda
terhadap individu tersebut itulah yang disebut dengan ijime.
Ijime tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah tetapi juga dapat terjadi di tempat
umum dan dunia maya. Terjadinya ijime ditandai dengan adanya perubahan sikap pada
korban. Misalnya, korban yang pada awalnya memiliki semangat untuk pergi ke sekolah, tiba-
tiba merasa enggan untuk pergi ke sekolah. Kemudian dapat dilihat juga dari prestasi belajar
yang semakin menurun, sulit berkonsentrasi bahkan merasa depresi. Selain itu, ciri lain yang
menandakan bahwa korban mengalami ijime adalah hilang atau rusaknya barang-barang yang
dimiliki korban2. Pada dasarnya, ijime di Jepang disadari oleh masyarakat Jepang itu sendiri.
Hal ini dikarenakan banyaknya kasus remaja Jepang yang melakukan bunuh diri (jisatsu)
akibat ijime. Berdasarkan kasus tersebut, fenomena ijime digunakan sebagai topik utama
dalam berbagai drama yang diangkat ke layar kaca. Salah satunya melalui drama Kazoku
Game.
Kazoku Game merupakan drama yang diadaptasi dari novel yang ditulis oleh Yohei
Honma dan diterbitkan oleh Shuuisha pada tahun 1982 yang berjudul“Kazoku Geemu”.
Drama ini disutradarai oleh Yuichi Sato dan diproduseri oleh Inada Hideki dan Kobayashi
Hiroshi. Drama tersebut dirilis pada tanggal 17 April 2013 oleh Fuji TV dengan aktor-aktor
yang namanya sudah tidak asing lagi, seperti Sakurai Sho, Uragami Seishuu, Kamiki
Ryunosuke, Itao Itsuji, Suzuki Honami, Kitahara Rie dan Kutsuna Shiori. 3
Drama tersebut menceritakan tentang keluarga Numata yang terlihat sempurna dari
luar, tetapi, sebenarnya keluarga tersebut sangat berantakan. Sang ayah merupakan seorang
karyawan di perusahaan yang cukup ternama, namun, secara diam-diam dia menjalin
hubungan dengan wanita lain dan selalu menjadikan urusan kantor sebagai alasan untuk
pulang terlambat ke rumah. Sang ibu adalah seorang ibu rumah tangga yang cantik, namun
tidak tegas karena cepat terpengaruh oleh perkataan orang lain. Si anak sulung adalah murid
1 http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/10/20/ijime-bully-di-jepang-603317.html
2 Tim Yayasan Semai Jiwa Amini, (2008);Bullying: mengatasi Kekerasan Di Sekolah Dan Lingkungan Sekitar
Anak, hal 11-13 3 http://indofiles.web.id/showthread.php/114484-Kazoku-Game-(2013)-Completed
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
7
teladan di SMA Seihoukan yang berprestasi dalam bidang pelajaran dan olahraga, tetapi ia
memiliki sifat buruk yaitu suka mencuri barang dan tidak memiliki empati terhadap orang-
orang di sekitarnya. Hal tersebut dilakukan karena ia merasa tertekan oleh ekspetasi yang
diberikan oleh orangtuanya. Parahnya lagi, si anak bungsu memperlihatkan sikap tidak ingin
pergi ke sekolah karena ia mendapat peringkat ke-5 dari bawah di kelasnya dan seringkali di-
ijime oleh teman sekelasnya. Seorang guru privat yang memiliki pengalaman ijime memiliki
tekad untuk membantu dan memberikan perubahan ke arah yang lebih baik terhadap korban-
korban ijime, salah satunya si anak bungsu.
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah penelitian yang menjadi fokus utama
adalah tindakan ijime yang terdapat dalam drama Kazoku Game pada episode satu sampai
dengan episode tiga. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menunjukkan jenis ijime yang
terdapat dalam drama Kazoku Game. Metode yang digunakan adalah metode studi
kepustakaan yang berasal dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah dan topik yang
dibicarakan serta artikel yang dapat diakses melalui internet4
. Selain itu, penulis juga
menggunakan metode deskriptif 5 yaitu memilih data yang ingin dijadikan objek penelitian
dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan konsep kelompok pada orang Jepang
yaitu konsep Shuudan Ishiki. Shuudan Ishiki merupakan kesadaran untuk memiliki rasa
solidaritas yang kuat dalam suatu kelompok. 6
2. Ijime Di Jepang
Menurut kamus online bahasa Jepang Denshi Jisho, ijime berasal dari kata ijimeru (虐
める) yang bermakna mengganggu, menyiksa, menghukum dan menganiaya. 7Dalam bahasa
Inggris, ijime juga disebut dengan Bullying,sedangkan menurut Morita dalam bukunya yang
berjudul The Nature Of School Bullying: A Cross-National Perspective, ijime merupakan
tingkah laku agresif yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki posisi dominan dalam
proses interaksi dalam kelompok melalui perilaku yang disengaja dan mengakibatkan
seseorang mengalami penderitaan secara fisik maupun mental.8 Dari definisi di atas, ijime
4 Muin,Idain.2006. Sosiologi SMA/MA Jilid 3untuk kelas XII. Erlangga. Hal 106
5 Arifin, Zaenal.2003. Dasar Penulisan Karya Ilmiah ( ED.4). Grasindo. Hal 58
6 Davies,Roger J. And Osamu Ikeno.2002.The Japanese Mind: Understanding Contemporary Japanese Culture.
Turtle Publishing. Hal 197
7 http://jisho.org/words?jap=ijime&eng=&dict=edict
8 P.K.Smith,Y.Morita, J.Junger-tas, D.Olweus,R. Catalano and P. Slee.(2014), The Nature Of School Bullying: A
Cross- National Perspective. London: Routledge, Hal 310
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
8
dapat diartikan sebagai tindakan penganiayaan yang dilakukan secara fisik maupun mental
terhadap orang lain.
Sejak tahun 1980an, ijime menjadi masalah sosial bagi masyarakat Jepang karena
banyaknya kasus remaja yang melakukan bunuh diri (Jisatsu) akibat ijime. Contohnya, pada
tahun 1986, di sebuah sekolah menengah pertama di daerah Tokyo, seorang remaja berusia 13
tahun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri serta meninggalkan
pesan kematian karena di-ijime. Di sekolah, korban di-ijime oleh guru dan teman-teman
sekelasnya. Mereka melakukan ijime dengan cara membuat upacara kematian pura-pura untuk
korban dan membuat kartu ucapan duka cita yang ditandatangani oleh seluruh teman
sekelasnya. Dengan adanya tindakan ijime tersebut, korban merasa dirinya gagal sebagai
manusia sehingga memutuskan untuk bunuh diri (Jisatsu).9 Contoh kasus diatas menunjukkan
betapa parahnya tindakan ijime di Jepang. Korban merasa ditelantarkan oleh gurunya sendiri
karena guru yang seharusnya berperan untuk melindungi korban justru ikut mengijime korban.
Pada umumnya, pelaku ijime memiliki fisik yang kuat dan besar, merasa memiliki
kekuasaan yang lebih dalam kelompoknya, bersifat temperamental dan terdapat kemungkinan
jika pelaku pernah menjadi korban ijime. Pelaku melakukan tindakan ijime karena ia dapat
merasakan kepuasan ketika mampu menunjukkan betapa “kecil”nya si korban dan betapa
“besar “nya kekuasaan yang ia miliki dalam kelompoknya. Selain itu, pelaku melakukan ijime
demi melindungi dirinya sendiri karena merasa takut apabila yang lain malah berbalik
menjadikan dirinya sebagai korban ijime.10
Sebaliknya, karakteristik para korban ijime antara lain berfisik lemah, sulit bergaul,
tidak mempunyai rasa percaya diri, canggung, kurang pandai, memiliki aksen yang berbeda,
dan sebagainya. Korban Ijime biasanya lebih memilih untuk bersikap pasif karena tidak
memiliki rasa percaya terhadap orang lain dan menurut mereka melaporkan ijime kepada guru
atau orang tua tidak dapat menyelesaikan masalah karena korban justru akan mendapatkan
ijime yang lebih parah. Akibatnya, mereka tidak memiliki keberanian untuk melaporkan
tindakan ijime yang telah mereka terima kepada guru atau orangtua.11
Penjelasan di atas
9 Naito, Takahashi and Uwe.P.Gielen. Bullying And Ijime In Japanese Schools: A Sociocultural Perspective.
http://www.uwegielen.com/Bullying%20and%20Ijime%20Japanese%20Schools%20A%20Sociocultural
%20Perspective.pdf 10
Tim Yayasan Semai Jiwa Amini, (2008);Bullying: mengatasi Kekerasan Di Sekolah Dan Lingkungan Sekitar
Anak, hal 14-15 11
Tim Yayasan Semai Jiwa Amini, (2008);Bullying: mengatasi Kekerasan Di Sekolah Dan Lingkungan Sekitar
Anak, hal 17 -19
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
9
diperkuat oleh pendapat dari Merry White yang mengklasifikasikan tiga tipe individu yang
menjadi korban ijime:
a) Anak yang diasingkan atau ditolak oleh bagian grup manapun. Anak yang seperti ini
sulit untuk diterima karena dianggap menyebalkan, jorok, pembohong dan sebagainya.
b) Anak yang terlalu serius, pendiam atau anti sosial. Anak yang seperti ini mungkin saja
sebenarnya memiliki kualitas yang membuat para pelaku ijime menjadi kesal atau
cemburu.
c) Anak yang memiliki mental sebagai korban, sehingga orang-orang merasa terpancing
untuk melakukan ijime terhadap anak tersebut.Misalnya, karena dia lemah, dan
sebagainya. 12
Terjadinya ijime di Jepang disebabkan oleh adanya struktur berkelompok dalam
masyarakat Jepang yang disebut dengan Shuudan Shugi. Hal tersebut yang mendasari
timbulnya kesadaran untuk memiliki rasa solidaritas yang kuat dalam suatu kelompok
(Shuudan Ishiki). 13
Dengan adanya rasa solidaritas yang kuat, seorang individu dapat bekerjasama dengan
baik dengan anggota kelompoknya. Akan tetapi, jika di dalam kelompok terdapat individu
yang memiliki sifat yang berbeda maka dapat dijadikan sasaran ijime. Hal tersebut sesuai
dengan peribahasa yang terdapat dalam bahasa Jepang : 出る釘は打たれる( Deru Kugi Wa
Utareru) yang memiliki makna bahwa paku yang menonjol harus dipukul keluar. Peribahasa
tersebut menunjukkan bahwa perbedaan yang muncul dalam masyarakat masih kurang
diterima. Individu yang berbeda di ibaratkan sebagai sebuah paku yang menonjol sehingga
harus dipukul agar memiliki kedudukan yang sama dalam kelompoknya.
3. Sinopsis Drama Kazoku Game
Drama Kazoku Game menceritakan tentang keluarga Numata yang terdiri dari Numata
Kazushige, Numata Kayoko, serta dua orang anak laki-laki mereka yang bernama Numata
Shinchi dan Numata Shigeyuki. Keluarga Numata dari luar tampak seperti keluarga yang
sempurna. Namun,sebenarnya keluarga tersebut sangat berantakan dan masing-masing
anggota keluarga tersebut memiliki masalah yang berat, seperti misalnya Kayoko yang sangat
12
White, Merry.1988.The Japanese Educational Challange: A Commitment To Childern. Simon and Schuster.
Hal 46 13
Davies,Roger J. And Osamu Ikeno.2002.The Japanese Mind: Understanding Contemporary Japanese Culture.
Turtle Publishing. Hal 197
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
10
mementingkan perkataan tetangganya dibandingkan dengan kepentingan keluarganya sendiri,
meskipun dia sebenarnya tidak nyaman dengan tingkah laku para tetangganya. Shinichi yang
meskipun ia adalah seorang pelajar yang teladan, sebenarnya ia sangat tidak peduli dengan
keluarganya dan sering mencuri di toko-toko. Bahkan, sang ayah yang bekerja di perusahaan
ternama dan memiliki jabatan yang cukup bagus, memiliki sifat yang licik seperti memecat
temannya sendiri karena ia menganggap temannya tidak berguna. Selain itu, ia juga sampai
berselingkuh dengan perempuan lain. Masing-masing dari anggota keluarga Numata ini tidak
mau berkomunikasi dan bersikap tidak peduli terhadap satu sama lain. Mereka menganggap
bahwa apa yang mereka lakukan merupakan hal yang wajar. Sang ayah bahkan tidak
mempertanyakan alasan mengapa anak bungsunya, Shigeyuki menolak untuk masuk sekolah.
Ia hanya membanding-bandingkan prestasi Shigeyuki yang buruk dengan prestasi terbaik
yang diperoleh sang kakak. Oleh karena itu, Kazushige merasa anak bungsunya harus
memiliki prestasi yang sama dengan kakaknya, sehingga dia memanggil seorang guru privat
yang bernama Yoshimoto Kouya. Yoshimoto Kouya merupakan seorang guru yang tidak
memiliki latar belakang sebagai seorang psikolog atau hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
kejiwaan. Yoshimoto pernah menjadi korban ijime pada saat bekerja sebagai seorang guru di
sebuah sekolah menengah pertama. Berdasarkan pengalaman yang dimilikinya, Yoshimoto
bertekad untuk memperbaiki perilaku para korban ijime kearah yang lebih baik.
Gambar 1
Adegan ketika Shigeyuki bertemu dengan Yoshimoto untuk pertama
kalinya dalam episode 1 (5:44).14
Drama ini diawali dengan perkenalan keluarga Numata dengan Yoshimoto Kouya.
Pada awal perkenalan, Shigeyuki sudah menunjukkan perilaku yang aneh seperti mengenakan
14
http://www.gooddrama.net/japanese-drama/kazoku-game-episode-1
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
11
kardus berbentuk komputer dan mengeluarkan suara seperti robot pada saat memperkenalkan
diri kepada Yoshimoto. Pada saat Yoshimoto mempertanyakan apakah Shigeyuki berniat
untuk meningkatkan prestasinya, Shigeyuki menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban
yang membuat Yoshimoto kesal sehingga ia pun menampar Shigeyuki di depan kedua orang
tuanya. Pada akhirnya, Yoshimoto setuju untuk mengajar Shigeyuki secara privat. Kemudian
ayah Shigeyuki memberikan tantangan kepada Yoshimoto, yaitu apabila dalam waktu satu
minggu Yoshimoto berhasil membuat Shigeyuki pergi ke sekolah, maka ia akan memberikan
imbalan uang sebesar 100.000 yen kepada Yoshimoto, tetapi jika ia gagal maka Yoshimoto
akan dipecat. Yoshimoto menyetujui tantangan tersebut dan melarang anggota keluarga yang
lain untuk mengganggu metode pengajaran yang ia berikan. Metode pengajaran yang
dilakukan oleh Yoshimoto dapat dikatakan cukup ekstrim karena terkadang ia menggunakan
kekerasan kepada Shigeyuki seperti memukul, merusak perabotan rumah, serta melakukan hal
yang aneh seperti memasang pintu besi dan jeruji di kamar Shigeyuki dan mendatangi teman
sekelas Shigeyuki yang bernama Sonoda Mitsuru.
Gambar 2
Adegan ketika Shigeyuki diijime oleh teman-teman sekelasnya dalam
episode 1 (1:34)
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
12
.
Adegan ketika ketika Yoshimoto menanyakan alasan Sonoda yang memutuskan untuk ikut mengijime Shigeyuki pada
episode 1 ( 6:38 - 6:48). 15
Sonoda merupakan teman sekelas yang berani menolong Shigeyuki ketika ia sedang
di-ijime dan ia pun menjalin pertemanan dengan Shigeyuki. Akan tetapi, sejak bersama
dengan Shigeyuki, ia juga menjadi korban ijime. Tidak tahan dengan ijme yang ia terima,
Sonoda kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam kelompok yang mengijime Shigeyuki.
Kemudian tanpa disadari oleh Shigeyuki, Yoshimoto menggunakan akun media sosial milik
Sonoda dan berbicara dengan Shigeyuki melalui internet agar ia mau kembali ke sekolah.
Usaha yang dilakukan Yoshimoto berhasil membuat Shigeyuki kembali pergi ke sekolah,
namun Shigeyuki akhirnya menyadari bahwa semua hanyalah tipu muslihat Yoshimoto saja
dan dia merasa kecewa karena begitu sampai di sekolah, Sonoda dan teman-temannya masih
saja mengijimenya.
Shigeyuki menolak untuk pergi ke sekolah karena ia menjadi korban ijime setelah ia
tanpa sengaja buang air dicelana dan diejek oleh teman-teman sekelasnya. Untuk menghindari
ijime yang dihadapi, Shigeyuki mengurung diri dikamar selama berbulan-bulan tanpa
15
http://www.gooddrama.net/japanese-drama/kazoku-game-episode-1
Gambar 3
Adegan pada saat Sonoda menolong Shigeyuki dari ijime yang dilakukan oleh
teman sekelasnya dalam episode 1 (1:44)
Gambar 4 dan 5
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
13
melakukan kegiatan yang produktif, sepanjang hari yang ia lakukan hanyalah bermain game
dan browsing di internet.
Adegan ketika Shigeyuki menghabiskan waktunya di dalam kamar tanpa berniat untuk
keluar dari kamar meskipun Yoshimoto sudah membujuknya agar mau keluar kamar
dalam episode 1 ( 6:46). 16
4. Jenis Ijime Dalam Drama Kazoku Game
4.1 Ijime Fisik
Ijime secara fisik merupakan bentuk ijime yang dapat terlihat oleh orang lain karena
adanya kontak fisik antara pelaku dengan korban.17
Contoh ijime secara fisik antara lain :
memukul, memalak, melempar korban dengan barang, dan sebagainya. Di bawah ini
merupakan contoh ijime secara fisik yang diterima oleh Shigeyuki :
.
16
http://www.gooddrama.net/japanese-drama/kazoku-game-episode-1
17 Tim Yayasan Semai Jiwa Amini, (2008);Bullying: mengatasi Kekerasan Di Sekolah Dan Lingkungan Sekitar
Anak, hal 2
Gambar 6
Gambar 7
Shigeyuki dituduh telah merusak Handphone milik teman sekelasnya
dalam episode 2 (07:20)
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
14
Gambar 9
Shigeyuki mengalami tindakan pemukulan karena ia hanya berhasil membayar
sedikit dari biaya ganti rugi yang sudah ditentukan.
Dalam episode 2 (01:03.) 18
Dalam drama, pada saat Shigeyuki akan keluar dari kelas, teman sekelasnya sengaja
menabrak Shigeyuki. Kemudian, tanpa sengaja Handphone milik temannya terjatuh dan rusak.
Tanpa basa-basi, ia langsung menuduh Shigeyuki sebagai penyebab rusaknya Handphone
miliknya. Akibatnya Shigeyuki dipaksa untuk membayar ganti rugi sebesar 30.000 yen.
Pemerasan tersebut berujung pada tindakan pemukulan yang dilakukan oleh teman-temannya
karena Shigeyuki hanya berhasil membayar sedikit dari jumlah yang ditentukan.
Selain pemukulan, Shigeyuki juga diijime dengan cara disiram menggunakan air
yang berasal dari toilet pada saat ia sedang piket untuk membersihkan halaman sekolah dan
pada saat di kelas, tas milik Shigeyuki sengaja diambil untuk dilempar hingga keluar dari
jendela seperti yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini :
18
http://www.gooddrama.net/japanese-drama/kazoku-game-episode-2
Gambar 8
Shigeyuki dipaksa untuk bertanggung jawab dengan cara membayar ganti
rugi sebesar 30.000 yen, dalam episode 2 (07:40)
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
15
4.2 Ijime Mental
Ijime secara mental merupakan ijime yang paling sulit dideteksi oleh indera
penglihatan karena dilakukan secara diam-diam.19
Menurut Yoshio Murakami, 70% perilaku
ijime di Jepang merupakan bentuk ijime secara mental.20
Contoh ijime secara mental yaitu:
memandang korban dengan sinis dan penuh ancaman, mencibir, menggunakan kata-kata yang
kurang baik seperti Shi ne (Mati), Baikin (Kuman), Kusai (Bau), mengkucilkan korban, dan
sebagainya.
19
Tim Yayasan Semai Jiwa Amini, (2008);Bullying: mengatasi Kekerasan Di Sekolah Dan Lingkungan Sekitar
Anak, hal 4
20 Murakami, Yoshio.1993. “Bullying In The Classroom” in James J. Shields Jr (ed) Japanese Schooling :
Patterns of Socialization, Equality, and Political Control. The Pennsylvania State University Press : USA, Hal
150
Gambar 11
Adegan ketika Shigeyuki sedang piket, teman-temannya dengan sengaja
menyiram Shigeyuki dengan air, dalam episode 2 ( 10.52)
Gambar 10
Adegan ketika teman sekelas Shigeyuki sengaja melempar tas dan
membuangnya keluar jendela dalam episode 2 ( 10:40)
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
16
Di bawah ini merupakan contoh ijime secara verbal yang diterima oleh Shigeyuki :
Di kelas, Shigeyuki tanpa sengaja buang air di celana. Akibatnya, ia pun ditertawakan dan
di-ijime oleh teman –teman sekelasnya dengan menggunakan kata-kata yang kurang baik,
seperti kuso Shige (Shige sialan), hentai Shige kun (Shige kun aneh), dan sebagainya.
Yoshimoto datang ke kelas dan mengancam seluruh teman sekelas Shigeyuki untuk
menghentikan tindakan ijime terhadap Shigeyuki. Yoshimoto mengancam akan menyebarkan
Gambar 10
Adegan ketika Shigeyuki tanpa sengaja buang air di dalam kelas dalam
episode 1 (01:21)
Gambar 12 Gambar 13
Adegan pada saat Shigeyuki pergi ke Game Center dan tanpa sengaja mendengar pembicaraan yang buruk mengenai dirinya.
Dalam episode 3 ( 6:45 - 6:56).
Gambar 11
Adegan ketika Shigeyuki diijime oleh teman –teman sekelasnya dengan menggunakan kata-kata yang kurang baik dalam episode 1 ( 01:26)
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
17
video yang berisi tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap Shigeyuki kepada media sosial
dan dewan pendidikan dan ia juga mengancam akan menghancurkan kehidupan teman-teman
sekelas Shigeyuki apabila mereka tidak mau berhenti melakukan ijime. Ancaman dari
Yoshimoto berhasil membuat mereka menghentikan ijime dan bersikap lebih peduli kepada
Shigeyuki seperti menyapa Shigeyuki dan memberikan catatan pelajaran. Hal tersebut
membuat Shigeyuki merasa lega karena ijime yang dialaminya sudah berakhir. Mengetahui
hal tersebut, Yoshimoto memaksa Shigeyuki untuk mengadakan pesta ulang tahun dengan
mengundang teman-teman sekelasnya. Teman-temannya mengatakan akan datang ke pesta
ulang tahun Shigeyuki, tetapi di hari yang yang sudah ditentukan, tidak ada satupun teman
sekelas Shigeyuki yang datang. Hal tersebut mengakibatkan Shigeyuki merasa kesal dan ia
pun pergi dari rumah. Shigeyuki akhirnya pergi ke Game Center dan tanpa sengaja ia
bertemu dengan beberapa teman sekelasnya. Kemudian tanpa sengaja, Shigeyuki mendengar
cibiran yang dilontarkan oleh teman-temannya. Mereka mengganggap Shigeyuki sebagai
seorang pengganggu yang menjijikan sehingga semua teman sekelasnya merasa enggan untuk
berteman dengan Shigeyuki. Setelah mengetahui hal tersebut perasaan Shigeyuki menjadi
hancur dan merasa frustasi karena merasa tidak memiliki orang yang dapat ia percaya dan
ijime yang ia hadapi ternyata masih belum berakhir. 21
5. Kesimpulan
Ijime merupakan tindakan penganiayaan yang dilakukan secara fisik maupun mental
terhadap orang lain. Di Jepang, ijime menjadi masalah sosial sejak tahun 1980 karena banyak
bermunculan kasus orang Jepang, khususnya dikalangan remaja yang melakukan bunuh diri
(jisatsu) akibat menjadi korban ijime. Terjadinya ijime disebabkan oleh adanya struktur
masyarakat Jepang yang berkelompok (Shudan Shugi). Hal tersebut mendasari munculnya
shudan ishiki, yaitu kesadaran untuk memiliki rasa solidaritas yang kuat dalam suatu
kelompok. Dengan kata lain, setiap individu di dalam kelompok harus memiliki pemikiran
atau perilaku yang sama dalam suatu kelompok. Apabila terdapat individu yang berbeda,
dapat dijadikan sasaran ijime.
Karakteristik pelaku ijime yaitu memiliki fisik yang kuat dan besar, merasa memiliki
kekuasaan yang lebih dalam kelompoknya, bersifat temperamental dan terdapat kemungkinan
jika pelaku pernah menjadi korban ijime. Sedangkan karakteristik dari korban ijime yaitu lain
21
http://www.gooddrama.net/japanese-drama/kazoku-game-episode-3
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
18
berfisik lemah, sulit bergaul, tidak mempunyai rasa percaya diri, canggung, kurang pandai,
memiliki aksen yang berbeda, dan sebagainya.
Ijime terbagi ke dalam dua jenis, yaitu ijime secara fisik dan ijime secara mental. Ijime
secara fisik adalah bentuk ijime yang mudah terlihat oleh orang lain karena adanya kontak
fisik antara pelaku dengan korban, seperti memukul, memalak, melempar korban dengan
barang.Sedangkan ijime secara mental adalah ijime yang paling sulit dideteksi karena
dilakukan secara diam-diam, seperti memandang korban dengan sinis dan penuh ancaman,
mencibir, menggunakan kata-kata yang kurang baik. Dalam drama Kazoku Game, tokoh yang
bernama Shigeyuki mengalami ijime secara fisik dan mental.
Ijime secara fisik yang diterima Shigeyuki berupa pemerasan dan pemukulan setelah
ia dituduh merusak Handphone milik temannya dan dipaksa untuk membayar ganti rugi
sebesar 30.000 yen. Pemerasan tersebut berujung pada tindakan pemukulan yang dilakukan
oleh teman-temannya karena Shigeyuki hanya berhasil membayar sedikit dari jumlah yang
ditentukan. Sedangkan, ijime secara mental yang diterima Shigeyuki berupa cibiran dan
penggunaan kata-kata yang kurang baik seperti hentai,kusai, dan shi ne.
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
19
Daftar Pustaka
Arifin, Zaenal. 2003. Dasar Penulisan Karya Ilmiah ( Ed.4). Jakarta:Grasindo
Davies, Roger J. And Osamu Ikeno. 2002. The Japanese Mind: Understanding Contemporary
Japanese Culture. Turtle Publishing
Muin,Idain. 2006. SosiologSMA/MA Jilid 3 untuk kelas XII. Jakarta:Penerbit Erlangga
Murakami,Yoshio. 1993. “Bullying In The Classroom” in James J. Shields Jr (ed) Japanese
Schooling : Patterns of Socialization, Equality, and Political Control. The Pennsylvania State
University Press : USA.
Naito,Takahashi and Uwe.P.Gielen. Bullying And Ijime In Japanese Schools: A Sociocultural
Perspective.http://www.uwegielen.com/Bullying%20and%20Ijime%20Japanese%20
Schools%20A%20Sociocultural%20Perspective.pdf
(diakses tanggal 25 Juni 2014, pukul 15.29)
P.K.Smith,Y.Morita, J.Junger-tas, D.Olweus, R.Catalano and P. Slee. 2014. The Nature Of
School Bullying: A Cross- National Perspective. London: Routledge
Tim Yayasan Semai Jiwa Amini. 2008. Bullying: mengatasi Kekerasan Di Sekolah Dan
Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo
White, Merry. 1988. The Japanese Educational Challange: A Commitment To Childern.
Simon and Schuster.
http://jisho.org/words?jap=ijime&eng=&dict=edict
(diakses tanggal 21Mei 2014, pukul 22:24)
http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/10/20/ijime-bully-di-jepang-603317.html
(diakses tanggal 1Juni 2014, pukul 14:21)
http://indofiles.web.id/showthread.php/114484-Kazoku-Game-(2013)-Completed
(diakses tanggal 20 April 2014, pukul 19:35)
http://www.gooddrama.net/japanese-drama/kazoku-game-episode-1
(diakses tanggal 10 Juni 2014, pukul 22.23)
http://www.gooddrama.net/japanese-drama/kazoku-game-episode-2
(diakses tanggal 5 Juli 2014, pukul 23.34)
http://www.gooddrama.net/japanese-drama/kazoku-game-episode-3
( diakses tanggal 13 Juli 2014, pukul 21:51)
http://www.latitudenews.com/story/what-country-has-the-most-bullies-2/
(diakses tanggal 14 Agustus 2014, pukul 15.10)
Jenis ijime …, Tengku Azalea Chenintya, FIB UI, 2014
Top Related