Makalah Drama

21
MAKALAH DRAMA/TEATER Disusun Oleh: Fajar Kurnia Aji PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA 1

Transcript of Makalah Drama

Page 1: Makalah Drama

MAKALAH

DRAMA/TEATER

Disusun Oleh:

Fajar Kurnia Aji

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

2013

1

Page 2: Makalah Drama

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata -

mata sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan

kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk

mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra,

pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia.

Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk

mengungkapkan eksistensi dirinya. Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah

geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel

cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.

Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang.

Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang

teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain

yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup.

Selain itu, seni drama / teater juga telah menjadi lahan bisnis yang luar

biasa. Dalam hal ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan

financial serta menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang

penyelenggara atau pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat

berkembang terus.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan ulasan di atas, maka kami dapat menarik suatu rumusan

masalah yaitu sebagai berikut.

1. Apakah Drama itu?

2. Bagaimana sejarah tentang drama?

3. Hal-hal apa sajakah yang ada di dalam drama?

4. Manfaat apa saja yang didapat setelah bermain peran/drama?

C. Tujuan Penulisan

Adapun beberapa tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Agar kita mengetahui pengertian tentang drama.

2

Page 3: Makalah Drama

2. Agar kita mengetahui sejarah dan asal mula drama.

3. Agar kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang ada di dalam drama.

4. Supaya kita dapat mengetahui manfaat-manfaat yang kita peroleh setelah

bermain peran/drama.

3

Page 4: Makalah Drama

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama

Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat,

berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan.

1. Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala

yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting),

dan ketegangan pada para pendengar.

2. Arti kedua,

a. Menurut Moulton, drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak

(life presented in action).

b. Menurut Brander, drama itu ”konflik menjadi dasar utama drama”.

c. Menurut Ferdinand Brunetierre, drama haruslah melahirkan kehendak

dengan action.

d. Menurut Balthazar Vallhagen, drama adalah kesenian melukiskan sifat

dan sifat manusia dengan gerak.

3. Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang

diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action

dihadapan penonton (audience)

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan

action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga

dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk

kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya.

Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan

tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya

sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin ada

semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan

pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau

teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.

Narasi dalam drama bisa digantikan oleh akting para pemain yang, dengan

menghubungkan diri mereka sendiri dengan perlengkapan, perlampuan dan

4

Page 5: Makalah Drama

iringan musik, menciptakan suasan dan menghidupkan panggung itu menjadi

dunia yang amat nyata. Disamping itu, penjelasan tentang tokoh disampaikan

melalui dialog antara tokoh yang membicarakan tokoh lain.

Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama itu

dengan membayangkan action dan ucapan para aktor diatas panggung. Jadi

ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian paling penting,

yang tanpa itu drama bukan benar-benar sebuah lakon. Karena itu, sebuah drama

mewujudkan action, emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-

dialog itu. Adalah satu keharusan bagi seorang sutradra untuk menganalisis drama

sebelum memanggugkan drama itu.

Selainkan diperankan oleh orang dewasa, drama juga bisa diperankan oleh

anak-anak. Drama anak merupakan suatu bentuk drama yang diperankan/ tokoh

pelakunya adalah anak-anak. Misalnya: opera anak (trans7), ketoprak anak, dll.

B. Sejarah Drama

Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno.

Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre

menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah

kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang

bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu

saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum

Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan

indikasi berbagai tokohnya.

Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama.

1. Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara

relijius primitif yang dipentaskan untuk minta pertolonga dari Dewa.

Upacara ini mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering

memerankan mahluk superaalami atau binatang; dan kadang – kadang

meniru action berburu, misalnya. Kisah-kisah berkembang sekitar

beberapa ratus dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri

sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari

banyak drama.

5

Page 6: Makalah Drama

2. Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama

didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari

koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan

almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin

rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan

bahwa sementara koor makinlama makin kurang penting, muncul

pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas

panggung.

3. Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan

manusia untuk bercerita. Kisah – kisah yang diceritakan disekeliling

api perkemahan menciptakan kembali kisah – kisah perburuan atau

peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur.

Ketiga teaori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang

pun merasa pasti mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya

membicarakan tentang action. Konon, action adalah intisari dari seni

pertunjukan.

C. Unsur – unsur Drama

Unsur-unsur dalam drama meliputi :

1. Tema : gagasan/ide/dasar cerita.

2. Alur : tahapan cerita yang bersambungan. Meliputi Pemaparan,

pertikaian, penggawatan, klimaks, peleraian. Dilihat dari cara menyusun :

alur maju/lurus, alur mundur, alur sorot balik, alur gabungan.

3. Tokoh : Pemain/orang yang berperan dalam cerita.

Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis

Tokoh dilihat dari perkembangan watak : tokoh bulat dan tokoh datar.

Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita : tokoh utama(sentral) dan

tokoh bawahan (sampingan).

4. Latar : bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian

ketikatokoh mengalami peristiwa

Latar terbagi dalam :

- latar sosial : latar yang berupa, waktu, suasana, masa, bahasa.

6

Page 7: Makalah Drama

- latar fisik : latar yang berupa benda-benda di sekitar tokoh misal,

rumah, ruang tamu, dapur, sawah, hutan, pakaian/ baju.

5. Amanat: pesan atau sisipan nasihat yang disampaikan pengarang

melalui tokoh dan konflik dalam suatu cerita.

Hal mendasar yang membedakan antara karya sastra puisi, prosa, dan

drama adalah pada bagian dialog. Dialog adalah komunikasi antar tokoh yang

dapat dilihat (bila dalam naskah drama) dan didengar langsung oleh penonton,

apabila dalam bentuk drama pementasan.

D. Struktur Drama

Seorang Aristoteles, filsuf Yunani yang hidup sekitar 300 S.M. telah

menulis Poetics. Untuk mengenali plot, karakter, pikiran, diksi, musik dan

spektakel dari tragedi. Kelak identifikasi itu dianggap sebagai falsafah dasar dari

strukturalisme yang oleh T.S. Eliot disebut the Formalistick Approach.

Strukturdramatik :

1. Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang

berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil

akhir : Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan.

2. Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar

tokoh. Hasil akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis.

Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali.

3. Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik

sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua

kekuatan yang berseteru. Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya

memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut.

4. Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari

kubu Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan

dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu.

5. Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu

protagonis atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan

kekuatan konflik, sehingga situasi yang kosmotik dapat tercipta kembali.

7

Page 8: Makalah Drama

Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral

yang berkaitan dengan tema atau konflik yang sudah diusung..

E. Kelengkapan Drama

1. Naskah drama : skrip yang dijadikan panduan pemain sebelum

pentas.

2. Penulis naskah : orang yang menulis skenario dan dialog dalam

bentuk jadi naskah drama

3. Sutradara : orang yang memimpin atau yang mengatur suatu

kelompok drama.

4. Pemain : orang yang berperan melakonkan cerita

5. Lighting : pengatur cahaya dalam pementasan

6. Tata busana/make up : bagian kelengkapan drama yang bertugas merias

dan memakaian propertis pakaian

7. Tata suara : pengatur suara untuk memunculkan efek tertentu

dalam pementasan

8. Tata panggung : kelengkapan drama yang mengatur latar setiap

adegan

9. Panggung : tempat bagi pemain untuk melakonkan cerita

F. Jenis – jenis Drama

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama

baru dan drama lama.

1. Drama Baru / Drama Modern

Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan

pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia

sehari-hari.

2. Drama Lama / Drama Klasik

Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang

kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian

luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :

1. Drama Komedi

8

Page 9: Makalah Drama

Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.

2. Drama Tragedi

Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.

3. Drama Tragedi Komedi

Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.

4. Opera

Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.

5. Lelucon / Dagelan

Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka

merangsang gelak tawa penonton.

6. Operet / Operette

Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.

7. Pantomim

Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau

bahasa isyarat tanpa pembicaraan.

8. Tablau

Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik

anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

9. Passie

Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.

10. Wayang

Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan

lain sebagainya.

G. AKTING YANG BAIK

Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak. Dialog

yang baik ialah dialog yang :

1. terdengar (volume baik)

2. jelas (artikulasi baik)

3. dimengerti (lafal benar)

4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

5. Gerak yang balk ialah gerak yang :

9

Page 10: Makalah Drama

6. terlihat (blocking baik)

7. jelas (tidak ragu-ragu, meyakinkan)

8. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)

9. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

H. MANFAAT DRAMA/TEATER BAGI ANAK

Banyak hal yang dapat anak raih dalam bermain drama, baik fisik maupun

psikis. Pembicaraan ini tidak akan memisahkan secara rinci antara bermain drama

dan teater, karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Di bawah ini

akan diuraikan manfaat bermain drama atau teater.

a. Meningkatkan pemahaman

Meningkatkan pemahaman anak terhadap fenomena dan kejadian-

kejadian yang sering anak saksikan dan anak hadapi dalam kehidupan sehari-

hari. Kita menyadari bahwa memahami orang lain merupakan pekerjaan yang

paling sulit dan membutuhkan waktu. Untuk itu drama/teater merupakan salah

satu cara untuk memecahkannya. Dengan bermain drama atau berteater anak

selalu berkumpul dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengan diri

anak tersebut. Dari segi individual differences inilah anak dituntut untuk

memahami orang lain. Pemahaman anak kepada orang lain tidak hanya dilihat

dari orangnya, melainkan keseluruhan orang tersebut. Meliputi sifat, watak,

cara berbicara, cara bertindak (tingkah laku), cara merespon suatu masalah,

merupakan keadaan yang harus kita pahami dari orang tersebut.

b. Mempertajam kepekaan emosi

Drama melatih anak untuk menahan rasa, melatih kepekaan  rasa,

menumbuhkan kepekaan, dan mempertajam emosi anak. Rasa kadang kala

tidak perlu dirasakan, karena sudah ada dalam diri anak. Perlu diingat bahwa

rasa, sebagai sesuatu yang khas, perlu dipupuk agar semakin tajam. Apa yang

ada dihadapan anak perlu adanya rasa. Kalau tidak, maka segala sesuatu yang

ada akan anak anggap wajar saja. Padahal sebenarnya tidak demikian. Anak

akan semakin peka terhadap sesuatu tentu saja melalui latihan yang lebih.

Rasa indah, seimbang, tidak cocok, tidak asyik, tidak mesra adalah bagian dari

10

Page 11: Makalah Drama

emosi. Oleh karena itu, perasaan perlu ditingkatkan untuk mencapai kepuasan

batin.

Drama menyajikan semua itu. Peka panggung, peka kesalahan, peka

keindahan, peka suara atau musik, peka lakuan yang tidak enak dan enak,

semua berasal dari rasa. Semakin kita perasa semakin halus pula tanggapan

anak terhadap sesuatu yang anak hadapi.

c. Pengembangan ujar

Naskah drama sebagai genre sastra, hampir seluruhnya berisi cakapan.

Cakapan secara tepat, intonasi, maka ujar anak semakin jelas dan mudah

dipahami oleh lawan bicara. Kejelasan tersebut dapat membantu pendengar

untuk mencerna makna yang ada. Harus ada kata yang ditekankan supaya

memudahkan pemaknaan. Dimana anak memberi koma (,) dan titik (.). hampir

keseluruhan konjungsi harus diperhatikan selam anak berlatih membaca dalam

bermain drama. Suara yang tidak jelas dapat berpengaruh pada pendengar dan

lebih-lebih pemaknaan pendengar atau penonton. Di sini perlu adanya 

kekuatan vokal dan warna vokal yang berbeda dalam setiap situasi. Tidak

semua situasi memerlukan vokal yang sama. Tidak semua kalimat harus

ditekan melainkan pasti ada yang dipentingkan. Drama memberi semua

kemungkinan ini. Sebagai salah satu karya sastra yang harus dipentaskan dan

berisi lakuan serta ucapan.

d. Apresiasi dramatik.

Apresiasi dramatik dikatakan sebagai pemahaman drama. Realisasi

pemahaman ini adalah dengan pernyataan baik dan tidak baik. Anak bisa

memberi pernyataan tersebut jika tidak pernah mengenal drama. Semakin

sering anak menonton pementasan drama semakin luas pula pemahaman anak

terhadap drama atau teater. Karena itulah, anak dituntut untuk lebih

meningkatkan kecintaan kita terhadap drama. Hal ini dilakukan dengan tujuan

memperoleh wawasan dramatik yang lebih baik.

e. Pembentukan Postur Tubuh

Postur berkaitan erat dengan latihan bermain drama, latihan ini dibagi

menjadi dua golongan besar, yaitu dasar dan lanjut. Yang termasuk latihan

dasar ini adalah latihan vokal dan latihan olah tubuh. Yang terkait dengan

11

Page 12: Makalah Drama

postur adalah olah tubuh. Kelenturan tubuh diperlukan dalam bermain drama,

sebab bermain drama memerlukan gerak-gerik. Gerak-gerik inilah yang

nantinya dapat membentuk postur tubuh anak sedemikian rupa. Karena pada

usia anak pertumbuhan tubuh terjadi

f. Berkelompok (Bersosialisasi)

Bermain drama tidak mungkin dilaksanakan sendirian, kecuali

monoplay. Bermain drama, secara umum, dilakukan secara berkelompok atau

group. Betapa sulitnya mengatur kelompok sudah kita pahami bersama,

bagaimana kita bisa hidup secara berkelompok adalah bergantung pada diri

kita sendiri. Masing-masing orang dalam kelompok drama memiliki tugas dan

tanggung jawab yang sama. Tak ada yang lebih dan tak ada yang kurang,

semuanya sama rendah dan sama tinggi, sama-sama penting. Untuk itu, drama

selalu menekankan pada sikap pemahaman kepada orang lain  dan

lingkungannya.

Kelompok drama harus merupakan satu kesatuan  yang utuh. Semua

unsur dalam drama tidak ada yang tidak penting, melainkan semuanya

penting. Rasa kebersamaan, memiliki, dan menjaga keharmonisan kelompok

merupakan tanggung jawab dan tugas semua anggota kelompok itu. Bukan

hanya tugas dan tanggung jawab ketua kelompok. Baik buruknya pementasan

drama tidak akan dinilai dari salah seorang anggota kelompok tetapi semua

orang yang terlibat dalam pementasan. Oleh karena itu, anak akan belajar

bagaimana bekerjasama di dalam suatu kelompok yang perlu adanya

kekompakan, kebersamaan, dan kesatuan serta keutuhan.

g. Menyalurkan hobi

Bermain drama dapat juga dikatakan sebagai penyalur hobi. Hobi yang

berkaitan dengan sastra secara umum dan drama khususnya. Dalam drama

terdapat unsur-unsur sastra. Drama sebagai seni campuran (sastra, tari,

arsitektur). Oleh karena itu anak akan menyalurkan hobi mereka pada sesuatu

yang lebih bermanfaat dari pada hanya bermain PS atau yang lainnya.

12

Page 13: Makalah Drama

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan

action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa

juga dipandang sebagai pengertian action.

2. Sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita

bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama

di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Tek Piramid yang bertanggal 4000SM.

Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal.

3. Unsur – unsur Drama

- Tema

- Alur

- Tokoh

- Latar

- Amanat

4. Manfaat drama/teater :

- Menyalurkan hobi

- Berkelompok (Bersosialisasi)

- Pembentukan Postur Tubuh

- Apresiasi dramatik.

- Pengembangan ujar

- Mempertajam kepekaan emosi

- Meningkatkan pemahaman

13

Page 14: Makalah Drama

DAFTAR PUSTAKA

1. http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-

penulisan-naskah-drama/

2. http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983

3. http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/

4. http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-

pelajaran-bahasa-indonesia

5. http://my-name-is-sedre.jimdo.com/2009/05/09/pengetahuan-dasar-teater-dan-

drama

6. http://awan965.wordpress.com/2008/02/27/perkembangan-sastra-di-indonesia/

14