JAMINAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP TENAGA KERJADI PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN DAN JASA
PEMBANGKITAN PRIOK JAKARTA UTARA
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk MemenuhiPersyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh :
Rr. Aisyah Perwitasari1113054100018
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIALFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Rr. Aisyah Perwitasari1113054100018Jaminan Kecelakaan Kerja Terhadap Tenaga Kerja PT. Indonesia Power UnitPembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok Jakarta Utara
Kata Kunci : Jaminan Kecelakaan Kerja, KetenagakerjaanKecelakaan termasuk penyakit akibat pekerjaan yang membahayakan
tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnyasebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko-resikososial, seperti: kematian atau cacat karena kecelakaan kerja, baik fisik maupunmental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. jaminan inimemberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalamikecelakaan pada saat dimulai berangkat kerja sampai tiba lagi kerumah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiankualitatif, dimana penulis meneliti data primer dilapangan dan data sekunder.Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, dengan teknikpurposive sampling pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangantertentu. Narasumber yang dianggap lebih tahu tentang objek yang akan penulisteliti. Bukan hanya itu penulis juga menggunakan teknik observasi, wawancaradan studi dokumen d PT. Indonesia Power.
Hasil penelitian yang ditemui oleh penulis dalam kasus Kecelakaan Kerjamaupun Kecelakaan Dinas pemberian jaminan pun sudah dilakukan sebagaimanaperaturan direksi dan pemerintah. Dalam ketentuan direksi yang berlaku dan yangditerapkan oleh PT. Indonesia Power UPJP Priok salah satunya pemberianPelayanan Kesehatan untuk tenaga kerja dan tenaga kerja yang sudah berkeluarga.Guna melindungi karyawan dari pekerjaan beresiko tinggi apalagi perusahaan initermasuk perusahaan pembangkitkan Listrik dengan Volt besar melalui uap dangas bumi yang sangat panas. Dalam ketentuan direksi tentang kecelakaan kerjatahun 2008 sesuai dengan Undang-Undang No 40 Tahun 2004 dan juga PeraturanPemerintah No 44 Tahun 2015 yang menyatakan jika perusahaan listrik ataupembangkit, pemindahan dan distribusi listrik dan Industri Uap masuk ke dalamkelompok ke IV (Empat) tingkat resiko yang tinggi. Pemakaian BPJS (BadanPerlindungan Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan juga diberikan oleh perusahaan.Sesuai dengan Undang-Undang BPJS Ketenagakerjaan Nomor 24 Tahun 2011yang mengharuskan suatu perusahaan melindungi karyawan nya dari bahayapekerjaan yang menimbulkan kerugian finansial maupun kerugian fisik dari waktukejadian kecelakaan sampai pemulihan setelah terjadinya kecelakaan sampai pulihatau jika tenaga kerja yang meninggal diberikan jaminan kematian untukpengurusan kematian sampai santunan keluarga. Seperti salah satu kasuskecelakaan dinas salah satu tenaga kerja perusahaan mengalami kecelakaan dinassaat berangkat dari rumah menuju kantor yang terjatuh dan tertabrak truk, korbankemudian menjalani rawat inap sampai rawat jalan seperti fisioterapi gratisdicover oleh perusahaan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan kesehatan, kasih sayang dan semangat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Jaminan Kecelakaan Kerja PT. Indonesia
Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok”. Penulis sadar bahwa
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari materi dan sistematika
pembahasan maupun penulisannya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki skripsi ini lebih lanjut, penulis akan terima
dengan hati terbuka.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan
suntukan semangat dari berbagai pihak, baik bimbingan, saran, maupun data.
Penulis sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Drs. Arief Subhan, MA sekalu Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto, M.Ed, Ph.D
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M.Si Selaku Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si. selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
ii
3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang dalam
kesibukannya beliau masih bisa meluangkan waktu untuk membimbing
saya untuk meyelesaikan skipsi ini.
4. Staff dan karyawan PT. Indonesia Power UPJP Priok yang telah
memberikan kesempatan pada saya untuk melakukan penelitian skripsi
sampai bisa menyelesaikannya.
5. Seluruh pengajar dan staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada Bapak saya R. Hartono dan Ibu saya Wiryanti yang telah banyak
memberi do’a dan dukungan kepada penulis baik secara moril dan materil
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Kakak-kakak saya Rosana, Susi, Yoga dan saudara-saudara saya yang
selalu memberikan bantuan materil dan semangat yang tak pernah henti.
8. Sahabat, saudara, kakak, orangtua Desi Anggun dan Lisfa yang selalu
memberikan semangat dan bantuannya dalam suka dan duka.
9. Sahabat-sahabat saya Syarafina, Indritia, Hafsah, Isti, Mauly dan Fidya
yang selalu menyemangati dalam penulisan skripsi ini dan
menyelesaikannya.
10. Teman-teman terbaik dan seperjuanganku Deshinta, Anindia, Nur Yaumil,
Noor, Elita, Julia dan Rahmah. Terimakasih sudah menjadi teman selama
dikampus sejak awal kuliah sampai akhir nanti.
ii
11. Teman-teman Marching Band UIN Jakarta, Hanna, Willa, Feby, Tenry,
Fajar, Akbar, Ayu dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
semoga silaturahmi kita tetap terjaga.
12. Teman-teman Kesejahteraan Sosial angkatan 2013. Semoga sukses untuk
kita semua.
Jakarta, Januari 2018
Rr. Aisyah Perwitasari
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Pembatasan Masalah........................................................................7
C. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 8
F. Metode Penelitian ....................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Jaminan Sosial........................................................... 15
B. Undang-undang Kebijakan Sistem Jaminan Sosial Nasional ....... 21
1. Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional.................................. 22
2. Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional .................... 24
iii
3. Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial............ 25
C. Jaminan Kecelakaan Kerja.......................................................... 27
D. Pengertian Tenaga Kerja............................................................. 31
1. Status Tenaga Kerja................................................................ 33
2. Bentuk dan Perlindungan Tenaga Kerja .................................. 34
3. Perlindungan Jam Kerja dan Waktu Istirahat .......................... 36
4. Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................... 37
5. Tenaga Kerja Beresiko Tinggi ................................................ 38
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Profil Perusahaan........................................................................ 41
B. Sejarah Perusahaan ..................................................................... 42
C. Sejarah Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok........... 43
1. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 44
2. Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 45
3. Logo Perusahaan .................................................................... 45
4. Zona Wilayah Perusahaan ...................................................... 47
D. ProfilUnit Kesehatan dan Keselamatan Kerja.............................. 47
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Ketentuan Jaminan Kecelakaan Kerja dalam Perusahaan ............ 50
B. Implementasi Pemberian Jaminan Kecelakaan Kerja oleh
perusahaan terhadap tenaga kerja dalam peraturan pemerint ....... 73
iii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 74
B. Saran………………………………………. ................................ 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 77
LAMPIRAN ..................................................................................................... 79
iii
DAFTAR TABEL
Tabel3.1 Kapasitas Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok ...................... 42
Tabel 4.1Prosentase Cacat Kecelakaan Kerja.. ................................................... 54
Tabel 4.2Identifikasi Beresiko Tinggi .........................................................……64
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 ....................................................................................................... 41
Gambar 3.2 ........................................................................................................ 46
Gambar 4.1 ........................................................................................................ 53
Gambar 4.2 ........................................................................................................ 63
Gambar 4.3 ........................................................................................................ 65
Gambar 4.4 ........................................................................................................ 69
Gambar 4.5 ........................................................................................................ 69
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman observasi ............................................................................80
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Perusahaan................................................... 81
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Tenaga Kerja ............................................... 82
Lampiran 4 Transkip Wawancara Divisi Kepegawaian ...................................... 83
Lampiran 5 Transkip Wawancara Divisi K3....................................................... 86
Lampiran 6 TranskipWawancaraTenaga Kerja JKS ........................................... 92
Lampiran 7 TranskipWawancaraTenaga Kerja IRF............................................ 95
1
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Tenaga kerja memiliki peran yang penting sebagai salah satu unsur
penunjang dalam pembangunan. Salah satu keberhasilan pembangunan
nasional adalah kualitas manusia Indonesia, yang menentukan berhasil
tidaknya usaha untuk memenuhi tahap tinggal landas. Peningkatan kualitas
manusia tidak mungkin tercapai tanpa adanya jaminan hidup yang pasti
untuk didapatkannya, dan peningkatan kualitas tenaga kerja serta
perlindungan terhadap tenaga kerja harus disesuaikan dengan harkat dan
martabat manusia.1
Keadaan tenaga kerja dan kesempatan kerja di Indonesia ditandai oleh
adanya beberapa masalah pokok yang bersifat struktural. Masih tingginya
tingkat pertumbuhan penduduk berarti masih tinggi pula pertumbuhan
angkatan kerja. Salah satunya dengan cara pembangunan nasional.
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata material dan spiritual. Pembangunan
nasional ini meliputi banyak sektor yaitu kesejahteraan sosial.
1 Abdul Khakim, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Citra AdityaBakti, Bandung, Abdul Khakim I, h. 9.
2
Menurut Friedlander konsep kesejahteraan sosial mencakup sistem
perundang-undangan, berbagai program, santunan dan pelayanan yang
menjamin atau memperkuat penyediaan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial sebagai dasar kesejahteraan penduduk dan unuk
berfungsinya tatanan sosial.2
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2015 tentang penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja dan
jaminan kematian juga terdapat pembagian kelompok tingkat resiko
lingkungan kerja. Diantaranya meliputi : kelompok risiko sangat rendah,
tingkat risiko rendah, tingkat risiko sedang, tingkat risiko tinggi, dan
tingkat risiko sangat tinggi.3
Dalam melaksanakan pembangunan baik pemerintah maupun swasta,
tenaga kerja manusia merupakan faktor yang paling penting karena mereka
lah yang mampu merencanakan dan melaksanakan seluruh kegiatan secara
tepat. Tenaga kerja manusia juga sember daya manusia yang paling
berharga yang mempunyai harkat dan martabat yang harus dihargai dan
mereka lah yang mempunyai kemampuan untuk berpikir rasional dan
mempunyai kemampuan untuk berfikir rasional. Manusia sebagai makhluk
sosial pasti mempunyai kebutuhan,. Abraham Maslow membuat ilmu
hirarki kebutuhan manusia yang dimulai dari kebutuhan fisik, kebutuhan
2 Walter A. Friendler, Robert Z.Apte, 1980, Introduction to Sosial Welfare, Fift Edition,Prenntice-Hall, h.4.
3 Lampiran 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015.15122015_104557_PP 44 Tahun 2015
3
akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan
kebutuhan untuk mewujudkan diri.4
Menurut data yang diterima oleh Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif
saat pembukaan bulan K3 mengatakan Data kecelakaan kerja di Indonesia
capai 2.382 Orang di tahun 2016 dan di tahun 2017 ini Menaker
meningkatkan pengawasan spesialis bidang K3 melalui penambahan
pengawas sebanyak 60 orang. Perusahaan yang berhasil menerapkan
Sistem Manajemen K3 meningkat menjadi 1.221 perusahaan. Jumlah
tersebut naik sekitar 69,1%.5
Untuk itu manusia memerlukan pekerjaan yang memberikan
penghasilan. Hal ini merupakan hak setiap warga negara. Untuk bisa
memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang dimiliki setiap orang dan ia
menerima imbalan jasa dalam bentuk upah atau uang untuk memenuhi
kebutuhannya. Tenaga kerja dalam suatu perusahaan juga dituntut untuk
berprestasi tinggi dan mempunyai rasa tangggung jawab. Meningkatnya
permintaan dari konsumen juga mendorong meningkatnya hasil usaha
pada perusahaan sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang
meningkat.
Mengingat pentingnya peran tenaga kerja dalam suatu perusahaan
sudah sewajarnaya mereka mendapatkan perlindungan, Salah satu
kebutuhan para tenaga kerja ialah kebutuhan akan rasa aman dimana
4 Abraham H Maslow, 1984, Motivation and Personality, Nurul Iman Jakarta, hal.5.
5 m.news.prokal.co, 12 Januari 2017 23.43 WIB.
4
tenaga kerja butuh perlindungan dari perusahaan dimana ia bekerja untuk
sebuah perusahaan yang lebih maju lagi. Salah satunya pemeberian
jaminan sosial untuk individu dan keluarganya kelak. Sistem Ekonomi
kapitalis ialah pemerintah dalam penyelenggara sistem jaminan sosial
tetap.6
Program jaminan sosial merupakan program perlindungan yang
bersifat dasar bagi pekerja. Tujuannya untuk menjamin adanya keamanan
dan kepastian terhadap risiko – risiko sosial ekonomi. Program ini
merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi pekerja dan
keluarganya dari terjadinya risiko – risiko sosial dengan pembiayaan
terjangkau oleh pengusaha dan pekerja7
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu
tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan
sosial ekonomi kepada tenaga kerja. Jaminan sosial tenaga kerja (workers’
social security). Namun, keadaan ini tidak betahan lama karena
pengahsilan dapat berhenti sementara atau selamanya sampai
menimbulkan kerugian pada karyawan. Berhentinya penghasilan biasanya
ditimbulkan karena ketidakmampuan kepala keluarga mencari nafsah kerja
lagi, resiko kehilangan pekerjaan, penurunan gaji, kecelakaan kerja, sakit,
cacat, lanjut usia, meninggal dunia, dan lain-lain.
6 Abraham H Maslow, 1984, Motivation and Personality, Nurul Iman Jakarta, hal.3.
7 Bunyamin Najmi, Jaminan Sosial, http://jamsostek.blogspot.com/2010/10/apa-itujaminan-sosial.html, diakses pada tanggal 16 Oktober 2014.
5
Pemerintah telah berupaya untuk memberikan suatu jaminan
khususnya dalam pembangunan ketenagakerjaan melalui program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Namun, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial khususnya tenaga kerja yaitu Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK) tidak lagi menyelenggarakan program jaminan
pemeliharaan kesehatan. Jaminan Sosial Tenaga Kerja selanjutnya berubah
menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014.
Jaminan sosial pekerja adalah suatu perlindungan bagi pekerja dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan
yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh pekerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,
bersalin, hari tua, dan meninggal dunia (Pasal 1 angka 1 UU No. 3 Tahun
1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja).
Undang-undang No. 40 Tahun 2004, Bab IV Bagiaan ketiga pasal 31
ayat (31) peserta yang mengalami kecelakaan kerja berhak mendapatkan
manfaat berupa pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya
dan mendapatkan manfaat berupa uang tunai apabila terjadi cacat total
tetap atau meninggal dunia. dan (2) Manfaat jaminan kecelakaan kerja
yang berupa uang tunai diberikan sekaligus kepada ahli waris pekerja yang
meninggal dunia atau pekerja yang cacar sesuai dengan tingkat kecacatan.8
8 Sulastomo, 2008, Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi, PT Raja GrafindoJakarta, hal.103.
6
Idealnya antara tenaga kerja dan pengusaha harus ada pembagian hak
dan kewajiban masing-masing. Dimana kebijakan perusahaan menjadi
penentu dari kesejahteraan para karyawannya. Dengan adanya ketentuan
tenaga kerja dan perusahaan mengetahui hak dan kewajiban masing-
masing pihak agar memelihara hubungan kerja yang baik dan harmonis
dalam meningkatkan perlindungan kesejahteraan terhadap tenaga kerja dan
keluarganya.
Ada beberapa kasus di Indonesia terkait kecelakaan kerja di dalam
sebuah perusahaan, contohnya pada salah satu perusahaan konstruksi di
Probolinggo Jawa Timur menewaskan mandor dalam pengerjaan proyek
Tol Paspro, tertimpa pilar bangunan yang di runtuhkan oleh alat berat
buldozer.9 Lalu ada juga petugas PLN yang tewas karena tersengat aliran
listrik di Merakurak Nganjuk yang sedang bertugas mengganti tiang listrik
beton yang sudah usang.10
Salah satu kasus di perusahaan yang terkait ialah kecelakaan kerja
kecil seperti terpeleset saat ada ceceran minyak yang menetes dari pipa
alat boiler, korban terpeleset dan mengalami cedera kecil lecet pada bagian
siku karena manopang dan menahan badannya untuk tidak terkena lantai
yang akan menyebabkan bahu korban terbentur lantai.
9 Liputan6.com, Dian Kurniawan pada 23 juli 2017, 08.00 WIBhttps:/www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/3032166/mandor-proyek-tewas-saat-tertimpa-pilar-saat-buldoser-robohkan-rumah
10 Jawapos.com, Ebiet A Mubarok pada 22 juli 2017, 06.00 WIBwww.jawapos.com/radarbojonegoro/read/2017/07/22/2763/enam-petugas-kesetrum-satu-tewas
7
PT. Indonesia Power UPJP Priok termasuk kedalam Kelompok IV
tingkat risiko tinggi Nomor 18 yang tercantum ialah Perusahaan listrik
atau pembangkit, pemindahan dan distrbusi tenaga listrik dan Nomor 20
tentang Industri Uap untuk tenaga.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan
penelitian tentang ketentuan pemberian jaminan sosial terhadap Karyawan
PT. Indonesia Power yang notabennya berkerja di Unit Pembangkitan dan
Jasa Pembangkitan Listrik ini. Dimana kita tahu perusahaan ini juga sangat
berpengaruh penting dengan kehidupan manusia di muka bumi ini. Dengan
adanya kebijakan yang diberikan oleh perusahaan terhadap kesejahteraan
karyawannya.
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis
memfokuskan hanya pada “Jaminan Kecelakaan kerja yang diberikan
perusahaan Terhadap Pekerja di PT. Indonesia Power UPJP Priok”
C. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana ketentuan jaminan kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja
di PT. Indonesia Power UPJP Priok?
2. Bagaimana implemestasi jaminan kecelakaan kerja oleh perusahaan
terhadap tenaga kerja dalam peraturan pemerintah yang berlaku?
8
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mendeskripsikan bagaimana pemenuhan Jaminan kecelakaan
kerja di PT. Indonesia Power UPJP Priok.
2. Untuk Medeskripsikan apakah peraturan perusahaan sudah sesuai
dengan peraturan tenaga kerja yang diberikan oleh pemerintah?
E. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis juga
pembacanya.
2. Memberikan pemahaman bahwa pentingnya jaminan sosial dalam
perlindungan kesejahteraan tenaga kerja suatu perusahaan, khususnya
para tenaga kerja yang beresiko tinggi.
3. Sebagai bahan pertimbanngan bagi perusahaan yang terkait dalam
pemenuhan mengenai peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.
F. Tinjauan Pustaka
Untuk Memudahkan dalam menyusun penulisan skripsi ini, penulis
ingin memberikan rujukan terhadap tema yang membahas yang juga
memiliki kesamaan terhadap pembahasan judul skripsi ini. Sumber yang
penulis dapatkan berasal dari buku yang berkaitan dengan jaminan sosial
nasional, jurnal dan skripsi.
Karya mahasiswa :
1. Judul : Jaminan Sosial Kesehatan Sebagai Hak Masyarakat dalam
Undang-undang No 40 Tahun 2004
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9
Isi : Penulis meneliti Perspektif Hukum Islam memandang pemberian
jaminan sosial bagi masyarakat dan pemenuhan jaminan menurut
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004, bagaimana perspektif hukum
islam memandang pemberian jaminan bagi masyarakat. Dalam
perspektif hukum Islam dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun
2004 tentang jaminan sosial sangat berkaitan dimana hukum islam
menjunjung tinggi pemennuhan kebutuhan bagi setiap umatnya.jadi
adanya kesamaan persepsi tentang pemberian jaminan ini kepada
seluruh masyarakat antara hukum islam dan hukum positif yakni,
mensejahterakan seluruh warga negara dan juga dalam
pelaksanaannya tanpa ada diskriminasi sedikitpun termasuk orang
yang tidak mampu. Lalu, adanya Ta’awun (tolong-menolong), kafalah
dan Takaful yang kesemuanya mengandung konsep kesamaan,
keadilan, dan konsep kebebasan.
2. Judul : Implementasi Program Jaminan Sosial Terhadap Pekerja
Harian Lepas Pada PT. Tambang Damai Samarinda
Fakultas Hukum oleh Septiani Stepanus Universitas Mulawarman.
Isi : Upaya hukum yang dilakukan tenaga kerja harian lepas pada PT
Tambang untuk mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja.
Pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja terhadap tenaga
kerja harian lepas pada PT Tambang dami Samarinda tidak
dilaksanakan karena tenaga kerja harian lepas bersifat sementara dan
tidak mempunyai ikatan kerja yang pasti pada perusahaan. Namun,
10
alasanya tidak bisa dibenarkan karena bertentangan dengan ketentuan
yang diatur dalam undang-undang no 3 tahun 1993 tetang jamsostek.
Skripsi yang akan saya buat tentunya berbeda dengan skripsi
untuk tinjauan dimana skripsi dengan judul diatas hanya
memfokuskan pada hukum jaminan sosial dan jaminan sosial
kesehatan yang ada di suatu rumah sakit umum, sedangkan skripsi
yang akan saya tulis ialah bagaimana pemenuhan, ketentuan Jaminan
kecelakaan oleh perusahaan yang dikelola PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok terhadap para pekerja.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif. Deskriptif adalah ucapan atau tulisan
dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu
sendiri11. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data atau
peneliti sedangkan sumber sekunder yang tidak langsung memberikan
data contohnya pemberian dokumen untuk peneliti.12
2. Teknik Pengumpulan data
11 Robert Bogdan dan Steven j. Taylor, Pengantar Penelitian Kualitatif. Alih bahasa-ArifFurchan cet-1. Usaha Nasional. Surabaya-Indonesia 1992, h.21.
12 Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Alvabeta-Bandung, 2016, h. 225
11
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi
yang alamiah. Teknik Pengumpulan data peneliti ialah:13
a.Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan panca indera. Pengamatan
yang dilakukan penulis adalah mendatangi langsung ke
lokasi penelitian, kemudian mengamati proses kegiatan
intern perusahaan yang terjadi disekitar lokasi penelitian
khususnya kegiatan para tenaga kerja beresiko tinggi dan
perlindungan apa yag diterapkan oleh perusahaan untuk
menjaga terjadinya kecelakaan kerja.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
untuk mendapatkan data yang kongkret dari hasil
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dalam wawancara
ini dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yakni
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara
langsung kepada pihak perusahaan dan juga tenaga kerja.
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif
teknik pemilihan informan dalam wawancara adalah
purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari
13 Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Alvabeta-Bandung, 2016, h. 225
12
populasi yang didasarkan atas tujuan atau pertimbangan
dari penulis. Berdasarkan pada konteks tersebut, maka
peneliti memilih subyek penelitian diantaranya :
No Informan Jumlah Pertanyaan yang
diajukan
1 Kepala Divisi Kepegawaian 1 Kebijakan dan ketentuan
jaminan kecelakaan kerja
yang berlaku di PT.
Indonesia Power UPJP
Priok.
2 Staff Divisi Kecelakaan dan
Kesehatan Kerja
1 Standart operasional
perlindugan kecelakaan
kerja.
3 Karyawan Korban
Kecelakaan Kerja
1 Pemberian jaminan
kecelakaan kerja oleh
perusahaan.
4 Karyawan korban
kecelakaan dinas
1
c.Studi dokumentasi
Mencari data yang tertulis, baik berupa buku, jurnal,
ataupun yang lainnya. Tehnik ini dilakukan dengan cara
13
menkategorisasi kemudian mempelajari bahan tertulis
yang berhubungan dengan masalah penelitian penulis
3. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif salah
satunya dengan teknik obeservasi terfokus, dimana suatu observasi
yang telah dipersempit untuk di fokuskan pada aspek tertentu. 14
Dalam penelitiannya penulis memfokuskan pada kententuan
Jaminan Kecelakaan Kerja yang diterapkan oleh Perusahaan PT.
Indonesia Power UPJP Priok.
4. Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di PT. Indonesia Power Unit
Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok Jakarta Utara. Penulis
melakukan penelitian pada 21 Agustus 2017 – 20 November 2017.
H. Sistematika Penulisan
Dalam hal sistematika ini penulis menggunakan Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi dan Tesis) yang diterbitkan CeQDa
(Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman Penulisan Skripsi.
Penulisan skripsi ini disajikan kedalam 5 bab, berikut adalah
sistematika penulisan skripsi :
14 Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Alvabeta-Bandung, 2016, h. 231
14
BAB I Pendahuluan : terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian
yang berisikan Jenis Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori : Bab ini mengemukakan tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional, pengertian jaminan sosial, prinsip jaminan sosial,
pengertian tenaga kerja, hak kewajban perusahaan dengan pekerja, dan
Klasifikasi Tenaga Beresiko tinggi.
BAB III : Gambaran Umum dan sejarah PT. Indonesia Power UPJP Priok,
BAB IV Analisis Data : Pada Bab ini penulis memuat tentang temuan,
studi kasus dan analisis yang ditemui selama penelitan berlangsung.
BAB V Penutup : Terdiri dari kesimpulan dan saran dengan daftar pustaka
dan lampiran-lampiran wawancara, observasi, tabel dan dokumentasi.
15
BAB II
Landasan Teori
Pada bab ini peneliti akan mengemukakan tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, Undang-undang Sistem Jaminan Sosial, Macam-macam Jaminan Sosial,
Prinsip jaminan sosial, pengertian tenaga kerja, status tenaga kerja, hak dan
kewajban perusahaan terhadap tenaga kerja serta pekerjaan yang beresiko tinggi.
A. Pengertian Jaminan Sosial
International Labour Organization (ILO) muncul dari pertimbangan
keamanan, kemanusiaan, politik dan ekonomi. Pembukaan konstitusi
International Labour Organization (ILO) mengatakan bahwa para pihak
berjanji digerakkan oleh sentimen keadilan dan kemanusiaan serta oleh
keinginan untuk menjamin perdamaian permanen di dunia akan pentingnya
keadilan sosial dalam mengamankan perdamaian dengan latar belakang
eksploitasi pekerja di negara-negara industri pada masa itu kedamaian
universal dan abadi dapat dibangun hanya jika berdasarkan pada keadilan
sosial. Bidang perbaikan yang tercantum dalam mukadimah tetap relevan saat
ini. Misalnya, peraturan jam kerja termasuk penetapan hari kerja dan minggu
kerja maksimal, penawaran tenaga kerja, pencegahan pengangguran dan
penyediaan upah layak, penyakit yang timbul dari pekerjaanya, perlindungan
anak dan keluarga.1
1 www.ilo.org/global/about-the-ilo/history/lang--en/index.htm
16
International Labour Organization (ILO) memberikan definisi Social
Security Sebagai berikut (ILO Convention 102).2 Jaminan sosial adalah
perlindungan yang diberikan masyarakat kepada anggotanya melalui
serangkaian tindakan publik, meliputi :
1. Mengimbangi ketidak hadiran atau pengurangan pendapatan yang
substansial dari pekerjaan akibat berbagai kemungkinan (penyakit serius,
bersalin, kecelakaan kerja, pengangguran, ketidakabsahan, usia tua, dan
kematian pencari nafkah).
2. Menyediakan perawatan kesehatan bagi orang-orang.
3. Untuk memberi manfaat bagi keluarga dengan anak-anak.
Sejarah terbentuknya jaminan sosial dimulai dari undang-undang nomor 2
tahun 1951 tentang kecelakaan kerja, peraturan menteri perburuhan nomor 8
tahun 1956 tetang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggara kesehatan
buruh, PMP (Peraturan Menteri Perburuhan) nomor 5 tahun 1964 tentang
pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS). Selanjutnya,
diberlakukan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang pokok-pokok
tenaga kerja secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja
semakin transparan dan terbentuknya Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) pemerintah juga
menerbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN).
2Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi, (Jakarta : PTRAJAGRAFINDO PERSADA, 2008), h.4
17
Kelak apabila UU ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya mampu
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dan mengejar ketertinggalan di
bidang penyelenggaraan jaminan sosial. Tetapi akan berdampak kepada
ekonomi dan politik karena, setiap program jaminan sosial pada dasarnya
merupakan instrumen mobilisasi dana masyarakat sehingga mampu
membentuk tangungan nasional yang besar.
Sistem jaminan sosial merupakan cara sekaligus tujuan mewujudkan
kesejahteraan yang sekarang dikenal di seluruh dunia, baik yang menganut
Sistem Ekonomi Sosialis (SES) dan Sistem Ekonomi Campuran (SEC).
Sistem Ekonomi Sosialis (SES) meletakan peran negara yang sangat besar
sehingga pemerintah tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga penyelenggara
atau pemberi kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, di negara kapitalis pemerintah
sebagai regulator peran pemerintah dalam penyelenggaraan sistem jaminan
sosial tetap besar. Sementara itu Sistem Ekonomi Campuran (SEC)
pemerintah dan rakyat secara bersama-sama mewujudkan kesejahteraan yang
dicita-citakan itu.3
Teori demokrat sosial berporos pada prinsip-prinsip ekonomi campuran.
Teori ini muncul sebagai jawaban terhadap depresi ekonomi yang terjadi pada
tahun 1920-an dan awal 1930-an. Sistem negara kesejahteraan yang
menekankan pentingnya manajemen dan pendanaan negara dalam pemberian
pelayanan sosial dasar, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan dan
jaminan sosial. Meskipun tidak setuju sepenuhnya terhadap pasar bebas,
3Sulastomo, 2008, Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi, (Jakarta : PTRAJAGRAFINDO PERSADA, h.2
18
kaum demokrat sosial tidak memandang sistem ekonomi kapitalis sebagai
musuh. Bahkan kapitalis dipandang sebagai bentuk pengorganisasian
ekonomi yang paling efektif. 4
Menurut (Guy Standing,2000) Jaminan Sosial adalah sistem untuk
menyediakan keamanan pendapatan untuk menghadapi resiko kemungkinan
hidup. Seperti : Sakit, bersalin, kecelakaan kerja, pengangguran,
ketidakabsahan, usia tua dan kematian, penyediaan perawatan medis dan
pemberian subsidi untuk keluarga dengan anak-anak.5
Kata “jaminan Sosial” berasal dari kata Social dan Security. Security
diambil dari Bahasa Latin se-curus yang bermakna se (pembebasan atau
Liberation dan curus yang berarti kesulitan. Sementara itu kata social
menunjukan pada istilah masyarakat atau orang banyak society. Dengan
demikian, jaminan sosial secara harafiah adalah pembebasan kesulitan
masyarakat atau suatu upaya untuk membebaskan masyarakat dari kesulitan.
Jaminan sosial adalah kebutuhan perlindungan yang diberikan oleh
masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko atau peristiwa tertentu
dengan tujuan untuk menghindari peristiwa tersebut yang dapat
4 Edi Suharto, 2004, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial : Konsep dan Strategi, (BadanPelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI. h. 124
5Sulastomo, 2008, Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi, (Jakarta : PTRAJAGRAFINDO PERSADA h.5
19
mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan untuk
tunjangan keluarga dan anak.6
Menurut Abraham Maslow Teori hierarki kebutuhan. Ia beranggapan
bahwa kebutuhan-kebutuhan ditingkat paling tidak cukup terpenuhi terlebih
dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan ditingkat lebih tinggi menjadi hal yang
memotivasi.7
Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan
observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan
kesimpulan bahawa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan
dengan kebutuhan yang lain. Contohmya jika individu akan cenderung untuk
mencoba memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama
berminggu-minggu. Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama
beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan
akan makan.8
Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-
kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang
6Zaeni Asyhadie, Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia,(Mataram : Rajawali Pers, 2007), h.33
7 Greogory J. Feist (2010). Teori Kepribadian : Theories of Personality. SalembaHumanika.p.331. ISBN 978-602-8555-18-0
8 Rahmat Hidayat, Deden (1011) Zaenudin A. Naufal. Teori dan Aplikasi PsikologiKepribadian dalam Konseling. Graha Indonesia. P 165-166
20
menggambarkan tingkat kebutuhan.9 Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar,
yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa
memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan
aktualisasi diri.10 Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu
memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan
kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi
kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat
kebutuhan yang sebelumnya.11
Salah satu Kebutuhan yang terkait dengan Jaminan Kecelakaan Kerja ialah
Kebutuhan akan rasa aman (Safety/Security Needs) Setelah kebutuhan-
kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncul lah apa yang disebuut
Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranyaadalah
rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari
daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit,
takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Manusia tidak pernah
dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran,
banjir atau perilaku berbahaya orang lain.12
9 Greogory J. Feist (2010). Teori Kepribadian : Theories of Personality. SalembaHumanika.p.331. ISBN 978-602-8555-18-0
10 Rahmat Hidayat, Deden (1011) Zaenudin A. Naufal. Teori dan Aplikasi PsikologiKepribadian dalam Konseling. Graha Indonesia. P 165-166
11 Haig Kouyoumdjian (2014). Introduction to Psychology, 10th Edition Wadsworth. P332.
12 Greogory J. Feist (2010). Teori Kepribadian : Theories of Personality. SalembaHumanika.p.331. ISBN 978-602-8555-18-0
21
Menurut Maslow seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan
keteraturan dan stabilitas secara berlebihan serta akan berusaha keras
menghindari hal-hal yang bersifat asing danyang tidak diharapkannya.13
Sebagai wujud komitmen pemerintah dalam penyelenggaraan jaminan
sosial nasional dan membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Perlindungan Jaminan Sosial (BPJS). Lalu, terbentuk BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan.
B. Undang-undang kebijakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Salah satu tipe program umum dari perundang-undangan sosial adalah
jaminan sosial (social security) yang menjadi bagian dari sistem kesejahteraan
sosial (social welfare system). Menurut Kenneth Thomson “Jaminan Sosial
dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi
anggota-anggotanya untuk risiko atau peristiwa tertentu dengan tujuan, sejauh
mungkin, untuk menghindari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang
dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan dan
untuk memberikan pelayanan medis atau jaminan keuangan terhadap
peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak”.
Pengertian jaminan sosial dapat dijumpai dalam Undang-undang Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yaitu Jaminan Sosial memiliki
fungsi memberikan perlindungan dari berbagai resiko. Selain ditemukan
13 Frank G. Goble (1987). A. Supratikya, ed. Mazhab Ketiga, Psikologi HumanistikAbraham Maslow. Kanisius. P.71
22
dalam UU Kesejahteraan Sosial, pengertian Jaminan Sosial juga dapat di
jumpai dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN).14
Pengertian Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagimana ditentukan
dalam UU SJSN tersebut bermakna bahwa jaminan sosial adalah instrumen
negara yang dilaksanakan untuk mengalihkan risiko individu secara nasional
dengan sikelola sesuai dengan asas dan prinsip-prinsip dalam UU SJSN.
1. Prinsip dalam penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN)15
a. Prinsip Kegotong Royongan
Kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya
jaminan sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap
peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah, atau
penghasilan.
b. Prinsip Nirlaba
Pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi seluruh peserta.
c. Prinsip Keterbukaan
14 Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si, Perundang-undangan Sosial dan Pekerjaan Sosial,(Jawa Timur : Setara Press, 2015),h.260-261
15Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si, Perundang-undangan Sosial dan Pekerjaan Sosial,(Jawa Timur : Setara Press, 2015),h.267
23
Mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas
bagisetiap peserta.
d. Prinsip Kehati-hatian
Pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib.
e. Prinsip Akuntailitas
Pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan secara akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Prinsip Portabilitas
Memberikan jaminan secara berkelanjutan meskipun peserta
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara
Republik Indonesia.
g. Prinsip Kepesertaan Wajib
Mengharuskan seluruh penduduk untuk menjadi peserta jaminan
sosialyang dilaksanakan secara bertahap.
h. Prinsip Dana Amanat
Iuran dan hasil pengembangannya merupakan dana titipan dari
pesertauntuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan
peserta jaminansosial.
i. Prinsip Hasil Pengelolaan Jaminan Sosial Nasional
dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan
untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta. Hasil
Pengemembangan aset jaminan sosial dimanfaatkan untuk
kepentingan peserta jaminan sosial.
24
Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional Nomor 40 Tahun 2004
adalah dasar hukum untuk menyinkronkan penyelenggaraan berbagai bentuk
jaminan sosial yang telah dilaksanakan oleh beberapa badan penyelenggara
agar dapat menjangkau kepesertaan yang lebih luas serta memberikan
manfaat yang lebih besar bagi setiap peserta.16
2. Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional menetapkan 5 (lima)
program jaminan sosial, yaitu:17
a. Jaminan Kesehatan
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta dan anggota keluarganya
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
b. Jaminan Kecelakaan Kerja
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan
kesehatan dan santunan uang tunai apabila ia mengalami kecelakaan
kerja atau menderita penyakit akibat kerja.
c. Jaminan Hari Tua
16Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si, Perundang-undangan Sosial dan Pekerjaan Sosial,(Jawa Timur : Setara Press,2015),h.266
17Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si, Perundang-undangan Sosial dan Pekerjaan Sosial,(Jawa Timur : Setara Press,2015),h.268
25
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang
tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap,
atau meninggal dunia.
d. Jaminan Pensiun
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan
yang layak pada saat peserta mengalami kehilangan atau berkurang
penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat
tetap total.
e. Jaminan Kematian
Adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang
dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
3. Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Undang-undang BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) adalah
dasar hukum bagi pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Jaminan Sosial atau yang sekarang disebut Badan Perlindungan Jaminan
Sosial (BPJS), yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Pengertiannya Sebagai berikut18
a. BPJS Kesehatan
18 Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si, Perundang-undangan Sosial dan Pekerjaan Sosial,(Jawa Timur : Setara Press, 2015),h.266
26
Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional Bab IV Bagian kedua pasal 27 ayat (1) Besarnya iuran
jaminan kesehatan untuk peserta penerima upah ditentukan
berdasarkan presentase dari upah sampai batas tertentu, yang
secara bertahap ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi
kerja.
b. BPJS Ketenagakerjaan
Undang-undang No. 40 Tahun 2004 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional , Bab IV Bagian ketiga pasal 31 ayat (1) peserta
yang mengalami kecelakaan kerja berhak mendapatkan manfaat
berupa pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya
dan mendapatkan manfaat berupa uang tunai apabila terjadi cacat
total tetap atau meninggal dunia. dan (2) Manfaat jaminan
kecelakaan kerja yang berupa uang tunai diberikan sekaligus
kepada ahli waris pekerja yang meninggal dunia atau pekerja yang
cacat sesuai dengan tingkat kecacatan.19
BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari jaminan kecelakaan kerja
: perlindungan atas risiko kecelakaan kerja mulai dari perjalanan
pergi ke kantor, pulang dan selama ditempat bekerja, Jaminan hari
tua : tabungan untuk persiapan memasuki hari tua berupa alumulasi
iuran ditambah dengan hasil pengembangan, Jaminan pensiun :
dapat diterima secara berkala setiap bulannya dengan nilai
19 Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi, (Jakarta : PTRAJAGRAFINDO PERSADA, 2008), h.103
27
maksimal dapat mencapai 40% dari upah, dan jaminan kematian :
santunan kematian berkala 24 bulan biaya pemakaman dan
beasiswa untuk anak sekolah.
C. Jaminan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat pekerjaan yang membahayakan
tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi
hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya
resiko-resiko sosial, seperti: kematian atau cacat karena kecelakaan kerja,
baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja.
Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab
perusahaan. Karena, jaminan ini memberikan kompensasi dan rehabilitasi
bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat
kerja sampai tiba lagi kerumah. Ada jaminan kecelakaan kerja dan jaminan
kecelakaan dinas. Kewajiban bagi perusahaan untuk segera melaporkan
kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja pada kantor departemen atau
badan penyelenggara dan tidak boleh lebih dari 24 jam setelah terjadinya
kecelakaan.20
Sudah diatur sebagaimana peraturan yang berlaku seperti yang ada dalam
keputusan direksi pada bab 2 pasal 4 berikut ini penjelasannya21:
20Dr. Agusmidah, S.H., M.Hum, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta : GhaliaIndonesia, 2010), h. 130
21 Ledi Mei, Dokumen Keputusan direksi Nomor : 065.K/010/IP/2008 tentangKecelakaan Kerja Direksi PT. Indonesia Power
28
1. Pegawai yang menderita cidera atau sakit termasuk penyakit yang
timbul karena hubungan kerja berhak memperoleh bantuan seperti
berikut :
a. Perawatan kesehatan yang sudah disediakan oleh perusahaan
yaitu klinik kesehatan untuk para tenaga kerja yang
membutuhkan perawatan.
b. Pensiun karena uzur jasmani dan rohani.
Kepada pegawai yang mengalami cidera atau sakit akibat
kecelakaan apabila setelah 18 bulan pertama yang
bersangkutan ternyata belum sembuh dari penyakit yang
dinyatakan dengan surat keterangan dokter atau lembaga
kesehatan yang bekerja sama dengan perusahaan, salah satunya
RS. Mitra Keluarga. Pekerja yang mendapat musibah
kecelakaan kerja maupun kecelakaan dinas mempunyai
kesempatan untuk tidak masuk kerja dengan mendapat
penghasilan pokok saja.
c. Apabila pekerja yang dimaksud pada 1b selama 18 bulan kedua
dinyatakan belum pulih dan tidak mampu melaksanakan
pekerjaanya maka ada pemberhentian dini dengan hak pensiun.
d. Khusus bagi pensiunan yang menderita penyakit yang timbul
karena hubungan kerja masa pekerja yang bersangkutan berhak
memperoleh perawatan kesehatan dan hak-hak lainnya sebagai
pensiun pegawai.
29
2. Pegawai yang menderita cacat akibat kecelakaan dinas/kerja
berhak memperoleh :
a. Biaya rehabilitas berupa alat bantu orthese atau alat ganti
prothese.
b. Santunan tunjangan cacat yang dibayarkan sekaligus
berdasarkan surat keputusan direksi dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Cacat sebagian untuk selamanya mendapat santunan
tunjangan sebesar prosentase santunan tunjangan cacat
tetap x 80 x penghasilan sebulan terakhir.
- Cacat total selamanya mendapat santunan tunjangan cacat
sebesar prosentase santunan tunjangan cacat total x 80 x
penghasilan sebulan terakhir.
- Cacat kekurangan fungsi mendapat santunan tunjangan
sebesar prosentase kekurangan fungsi x prosentase cacat x
80 x penghasilan sebulan terakhir.
c. Presentase bantuan tunjangan cacat ditetapkan oleh pejabat
berwenang sedangkan presentase kekurangan fungsi ditetapkan
oleh Dokter atau lembaga kesehatan yang ditunjuk oleh
Perusahaan.
d. Pensiun karena uzur jasmani atau rohani. Pegawai yang
menderita cacat tetap atau kekurangan fungsi dan cacat total
sehingga tidak dapat dipekerjakan lagi, yang dinyatakan
30
dengan surat keterangan dokter atau lembaga kesehatan yang
ditunjuk oleh perusahaan, kepadanya diberhentikan dengan
hormat sebagai pegawai dengan hak pensiun.
3. Pegawai yang tewas (meninggal dunia) berhak memperoleh
santunan tunjangan tewas dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Bantuan tunjangan tewas, dibayarkan sekaligus berdasarkan
Surat Keputusan Direksi, sebesar 60% x 80% x penghasilan
sebulan terakhir.
b. Bantuan biaya pemakaman, diatur dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Apabila pemakaman dilaksanakanoleh perusahaan, biata
pemakaman ditanggung oleh Perusahaan meliputi biaya
pengurusan izin pemakaian tanah makam, biaya perawatan
jenazah pada saat kematian, tanpa biaya pengawetan
kecuali jenazah dari luar negeri dan biaya pengangkutan ke
tempat pemakaman di wilayah Republik Indonesia.
- Apabila pemakaman tidak dilaksanakan oleh perusahaan,
maka diberikan bantuan pemakaman yang besarnya
ditetapkan dengan edaran direksi.
c. Bantuan diberikan kepada ahli waris yang diatur dengan
ketentuan janda atau duda, anak atau orang tua dalam hal
Pegawai yang bersangkutan belum mempunyai istri/suami dan
anak.
31
D. Pengertian Tenaga Kerja
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan
pokok ketenagakerjaan memberikan pengertian tentang tenaga kerja, bahwa
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik
didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun undang-undang ini sudah
tidak digunakan lagi yang digunakan adalah Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 memberi pengertian
tentang tenaga kerja yang terdapat dalam pasal 1 angka 2 bahwa tenaga kerja
yaitu setiap orang yang akan melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan jasa baik memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Pengertian
tenaga kerja dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang ketentuan
pokok ketenagakerjaan22
Pengertian tenaga kerja menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan juga sejalan dengan pengertian tenaga kerja menurut
konsep ketenagakerjaan pada umumnya sebagaimana ditulis oleh Dr.
Payaman Simanjutak dalam bukunya Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia yaitu bahwa tenaga kerja atau manpower mencakup penduduk yang
22Sendjum H. Manulang, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, (Jakarta :Rhineka Cipta, 2001), h.3
32
sudah bekerja atau sedang bekerja dan yang sedang mencari kerja dan yang
melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.23
Pengertian tenaga kerja disini mencakup tenaga kerja atau buruh yang
sedang terkait dalam suatu hubungan kerja dan tenaga kerja yang belum
bekerja. Sedangkan pengertian dari pekerja atau buruh adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dengan
kata lain, pekerja atau buruh adalah tenaga kerja yang sedang dalam ikatan
hubungan kerja.24
Menurut Imam Soepomo adalah seorang yang bekerja pada orang lain
dengan menerima upah, Setiap orang yang menetap dalam suatu wilayah
Negara, jadi disebut tenaga kerja dapat pula di sebut cukan tenaga kerja,
dapat warga Negara dapat pula orang asing.25
Dapat kita simpulkan bahwa tenaga kerja terdiri dari berbagai
tingkatan dengan fungsi dan hak berlainan antara kelompok yang satu dengan
yang lainnya, sesungguhnya mempunyai tujuan yang sama yaitu demi
produktifitas perusahaan dan peningkatan kesejahteraan hidup dari yang
bersangkutan.
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur didalam batas usia
kerja. Tenaga kerja dibagi dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang
23Sendjum H. Manulang, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia, (Jakarta :Rhineka Cipta, 2001), h.4
24Rusli Hardijan, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003) h. 12-13
25Prof. Imam Soepomo, S.H, Pengantar Hukum Perburuhan, (Cetakan VDjambatan,1983), h-43
33
terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu
memproduksi barang dan jasa. Angkatan kerja terdiri dari golongan bekerja
serta golongan menganggur dan mencari pekerjaan. Sedangkan, bukan
angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Bukan angkatan
kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah
tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan
dalam kelompok ini sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja.
Oleh karena itu kelompok ini sering juga sebagai angkatan kerja potensial.
1. Status Tenaga Kerja
Menurut statusnya pekerja dibedakan menjadi tiga antara lain yaitu:
a. Pekerja borongan adalah pekerja yang bekerja pada suatu perusahaan
dengan menerima upah berdasarkan hasil pekerjaan yang dilakukan
oleh pekerja.
b. Pekerja harian adalah pekerja yang bekerja pada perusahaan/majikan
untuk melakukan pekerjaan tertentu dan berubah-ubah dalam
waktu/volume perubahan dengan menerima yang didasarkan pada
kehadiran pekerja pada hari itu.
c. Pekerja Kontrak adalah pekerja yang diperbantukan menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan rutin perusahaan dan tidak ada jaminan
kelangsungan masa kerjanya.
34
a. Pekerja tetap adalah pekerja yang bekerja pada perusahaan/majikan
dengan menetap dan menerima upah yang terus menerus tanpa adanya
perpanjangan jabatan (Abdul Khakim, 2006:14).
2. Bentuk dan Perlindungan Tenaga Kerja
Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
dinyatakan, bahwa pembangunan ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam penjelasan pasal tersebut ditegaskan, bahwa pembangunan
ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya. Oleh sebab itu, pembangunan ketenagakerjaan
dilaksanakan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang
sejahtera, adil, makmur, dan merata, baik materil maupun spiritual.
Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan
melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah. Disini
terlihat bahwa pembangunan ketenagakerjaan diatur dan ditentukan
melalui peratuan perundang-undangan yang harus dilaksanakan di daerah
karena daerah sudah diberi kewenangan untuk mengatur kondisi dan
keadaan daerahnya sendiri sesuai dengan perkembangan dan aspirasi
masyarakat termasuk pengaturan mengenai ketenagakerjaan.
Asas pembangunan ketenagakerjaan pada dasarnya sesuai dengan asas
pembangunan nasional, khususnya asas demokrasi, asas adil, dan merata.
Hal ini dilakukan karena pembangunan ketenagakerjaan menyangkut
multidimensi dan terkait dengan berbagai pihak, yaitu antara pemerintah,
35
pengusaha, dan pekerja/buruh. Oleh karenanya pembangunan
ketenagakerjaan dilakukan secara terpadu dalam bentuk kerja sama yang
saling mendukung. Jadi asas hukum ketenagakerjaan adalah asas
keterpaduan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan
daerah.26
Tujuan dari hukum ketenagakerjaan ialah:
a. Untuk mencapai/melaksanakan keadilan sosial dalam bidang
ketenagakerjaan.
b. Untuk melindungi tenaga kerja terhadap kekuasaan yang tidak
terbatas dari pengusaha.
Dari tujuan di atas menunjukkan bahwa hukum ketenagakerjaan harus
menjaga ketertiban, keamanan dan keadilan bagi pihak-pihak yang terkait
dalam proses produksi, untuk dapat mencapai ketenangan bekerja dan
kelangsungan berusaha. Di samping itu juga upaya untuk melindungi
tenaga kerja, yang kera p kali terjadi kesewenang-wenangan pengusaha
terhadap pekerja/buruh. Untuk itu diperlukan suatu perlindungan hukum
secara komprehensif dan konkrit dari pemerintah.
Tenaga kerja tersebut perlu diberikan pelayanan oleh lembaga publik
yaitu pemerintah, terutama dalam hal penempatan, sehingga dapat
memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing,
oleh karena itu pelayanan publik terhadap tenaga kerja ini perlu adanya
26 Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Bandung: PT. CitraAditya Bakti, 2009), h.9
36
aturan atau kebijakan agar dapat dilakukan oleh pengusaha atau
perusahaan.
Menurut Imam soepomo membagi perlindungan pekerja ini menjadi 3
macam, yaitu 27:
a. Perlindungan ekonomis yaitu jenis perlindungan yang berkaitan dengan
usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja suatu penghasilan yang
cukup memenuhi keperluan sehari-hari baginya serta keliuarganya,
termasuk dalam hal pekerja tersebut tidak mampu bekerja sesuatu diluar
kehendaknya.
b. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan
usaha-usaha kemasyarakatan yang tujuannya memungkinkan pekerja
itu mengenyam dan mengembangkan prikehidupan nya sebagai
manusia pada umumnya, sebagai anggota masyarakat dan anggota
keluarga, atau yang biasa disebut kesehatan kerja.
c. Perlindungan teknis, yaitu suatu jenis perlindungan yang berkaitan
dengan usaha-usaha untuk menjaga pekerja dari bahaya kecelakaan
yang dapat ditimbulkan oleh pesawat-pesawat atau alat kerja lainnya
oleh bahan yang diolah atau dikerjakan perusahaan. Perlindungan jenis
ini disebut dengan keselamatan kerja.
3. Perlindungan Jam Kerja dan Waktu Istirahat
Waktu kerja dan waktu istirahat merupakan jaminan perlindungan
pekerja di tempat kerja, guna menghindari adanya perlakuan tidak
27Dr. Agusmidah, S.H., M.Hum, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Ghalia Indonesia,2010), h. 61
37
manusiawi atas pekerja pada jam kerja yang berlebihan, sehingga dapat
mengganggu kesehatan dan keselamatan, meliputi 28:
a. Waktu kerja
Waktu kerja yang diperbolehkan bagi seorang pekerja ditentukan
oleh UU ketenagakerjaan, UUK Pasal 77 Ayat 2 “8 (delapan) jam 1
(satu) hari dan 40 (empat puluh) jam dan 1 (satu) bulan untuk 5 (lima)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu”.
b. Waktu istirahat
Pekerja dalam jam kerja yang dijalaninya berhak untuk
medapatkan waktu istirahat guna memulihkan tenaga kebugaran
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Istirahat antara jam kerja sekurang kurangnya setengah jam setelah
bekerja selama empat jam terus menerus dan waktu istirahat
tersebut tidak termasuk jam kerja.
b. Istirahat mingguan satu hari untuk enam hari kerja dalam satu
minggu atau dua hari untuk lima hari kerja dalam satu minggu.
4. Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Perlindungan K3 merupakan jenis perlindungan preventif yang
diterapkan untuk mencegah timbulnya kecelakaan, dan penyakit akibat
kerja. Secara umum perlindungan di tempat kerja mencakup29 :
28 Dr. Agusmidah, S.H., M.Hum, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Ghalia Indonesia,2010), h. 72
29 Dr. Agusmidah, S.H., M.Hum, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Ghalia Indonesia,2010), h. 75
38
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia secara
nilai-nilai agama.
K3 dimaksudkan untuk melindungi keselamatan pekerja guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
E. Tenaga Kerja Beresiko Tinggi
Klasifikasi kecelakaan kerja menurut International Labour Organization
(ILO), Meliputi30 :
a. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut tipe kecelakaan (orang jatuh,
tertimpa, terbentur, terjepit, terkena radiasi, tersengat arus listrik)
b. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut benda (mesin, alat angkat dan
sarana angkutan, perancah).
c. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut jenis luka-luka (retak, dislokasi,
geger otak, luka dalam, sesak nafas).
d. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut lokasi luka (kepala, leher, badan,
tangan, tungkai).
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015
tentang penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan
kematian juga terdapat pembagian kelompok tingkat resiko lingkungan kerja.
Diantaranya meliputi : kelompok risiko sangat rendah 0,24%, tingkat risiko
30 Tesis Identifikasi Jenis Pekerjaan yang membahayakan, Manajemen KontruksiFakultasTeknik Sipil.e-journal.uajy.ac.id/3058
39
rendah 0,54%, tingkat risiko sedang 0,89%, tingkat risiko tinggi 1,27%, dan
tingkat risiko sangat tinggi 1,74%.31
PT. Indonesia Power UPJP Priok termasuk kedalam Kelompok IV tingkat
risiko tinggi Nomor 18 yang tercantum ialah Perusahaan listrik atau
pembangkit, pemindahan dan distrbusi tenaga listrik dan Nomor 20 tentang
Industri Uap untuk tenaga.
1. Pekerjaan Berpotensi Menimbulkan Kecelakaan Kerja.
Jenis-jenis pekerjaan mempunyai peranan besar dalam menentukan
jumlah dan macam kecelakaan. Beberapa jenis pekerjaan dalam
sebuah.32
a. Pemasangan Instalasi Listrik dan Radiasi Pekerjaan yang
berhubungan dengan arus listrik kadang-kadang mendatangkan
bahaya, terutama bagi mereka yang tidak tahu seluk beluk listrik
seperti : Kejut, Hangus, Mata merah akibat radiasi, dan
Kebakaran.
b. Pemasangan Alat atau Mesin di Ketinggian seperti : Patah
Tulang, Pecah pembuluh darah, terbentur mesin atau pipa panas
dan Geger Otak.
31 Lampiran 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015.15122015_104557_PP 44 Tahun 2015
32 Tesis Identifikasi Jenis Pekerjaan yang membahayakan, Manajemen KontruksiFakultas Teknik Sipil.ejournal.uajy.ac.id/3058
40
Tenaga kerja beresiko tinggi ialah tenaga kerja yang menghabiskan waktu
pekerjaannya dengan pekerjaan berat seperti bekerja di pemadam kebakaran,
konstruksi, gas bumi, unit pembangkitan listrik, serta penjaga binatang buas
dan melata. Pekerja yang mempunyai pekerjaan yang beresiko tinggi ini bisa
membuat kontrak atau perjanjian dengan perusahaan terkait untuk
bernegosiasi jika suatu saat pekerjaan mereka terjadi kecelakaan. Tentu
jaminan kecelakaan dalam lingkungan pekerjaan saat dibutuhkan karena para
tenaga kerja juga membutuhkan jaminan untuk kehidupan mereka saat ini dan
untuk dimasa depan. Pekerjaan yang di anggap kecelakaan kerja ialah dimana
para tenaga kerja mendapat kerugian seperti kehilangan jam kerja karena
sakit, cacat fisik, bahkan meninggal saat melaksanakan pekerjaan
dilingkungan kerja atau dalam perjalanan menuju tempat kerja dan dari
tempat kerja menuju rumah.
41
BAB III
Gambaran Umum Perusahaan
A. Profil Perusahaan
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Priok merupakan salah
satu dari Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) di bawah PT.
Indonesia Power yang menggunakan bahan bakar gas sebagai energi primer
dan bahan bakar minyak sebagai cadangan. UPJP Priok menerapkan gas atau
bahan bakar minyak diturbin gas yang menghasilkan energi listrik utama.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan UAP (PLTGU) UPJP Priok terdapat 3
blok. Blok 1 dan blok 2 diresmikan pada tahu 1994 yang terdiri atas 3 (tiga)
Turbin Gas, 3 (tiga) unit HRSG serta 1 (satu) unit Turbin Uap. Kapasitas
terpasang untuk blok 3 PLTGU Priok adalah sebesar 740 MW yang mulai
dioperasikan sejak tahun 2012. PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan
Jasa Pembangkitan (UPJP) Priok dapat dilihat pada
Gambar 3.1 Dokumentasi Perusahaan
PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP)
Priok meningkatkan kualitas agar menjadi pembangkit listrik kelas duia
dengan diperolehnya sertifikat serta penghar gaan nasional dan internasional
antara lain ISO 14001 (Sistem Manajemen Keselamatan Lingkungan), ISO
42
9001 (Sistem Manajemen Mutu), Sistem Manajemen Pengamanan (SMP),
Sistem Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3), OHSAS
18001, ISO 28000 (Supply Chain Manageent Systems).
B. Sejarah Perusahaan
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perbangkitan tenaga listrik
serta Jasa Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit, PT. Indonesia Power
memegang peranan penting dalam kelistrikan di Indonesia. Sejak
dibentuknya pada tanggal 3 oktober 1995. Berawal pada pengelolaan
Pembangkit Listrik di Jawa-Bali, saat ini Indonesia Power telah melakukan
pengembangan bisnis jasa operas pemeliharaan diseluruh Indonesia baik
melalui Usaha Patungan. PT Indonesia Power mengelola 7 Unit Bisnis
Pembangkit (UPB) yaitu di Suralaya, Priok (Saat ini sudah menjadi Unit
Pembangkit dan Jasa Pembangkitan), Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang,
dan Perak Grati dan 1 (satu) Unit Bisnis Pemeliharaan (UBH), 1 (satu) Unit
Bisnis Pembangkitan Operasi Pemeliharaan (UBPOH), bali serta 6 Unit
Bisnis Operasi dan Pemeliharaan (UBOH) yaitu PLTU Banten Suralaya,
PLTU Banten 2 Labuan, PLTU Banten 3 Lontar, PLTU Jawa Barat 2
Pelabuhan Ratu, PLTU Jawa Tengah 2 Adipala dan Pangkalan Susu
Sumatera Utara.
Untuk memastikan seluruh proses yang ada di perusahaan terkelola dengan
baik dan sesuai prinsip etika bisnis yang sehat, PT. Indonesia Power telah
mengmplementasikan Integrated Management System yang mencakup ISO
9001, 14001, OHSAS 18001, ISO 28000, SMK3, SMP, PAS 55 dan Kriteria
Baldrige.
43
Tabel 3.1
Kapasitas Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
No Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kapasitas (MW)
1 Suralaya 3.400,00
2 Priok 1.444,08
3 Sagulung 797,36
4 Kamojang 360,00
5 Mrica 306,44
6 Semarang 1.414,16
7 Perak Grati 84,06
8 Bali 335,07
Total Indonesia Power 8.921,19
Sumber : PT. Indonesia Power, 2017
C. Sejarah Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok
Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Priok merupakan salah satu
UPJP besar yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power. Saat ini terpasang 16
unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang 1.248 MW terdiri atas dua
unit PLTG siklus terbuka, enam unit PLTD, dua blok PLTGU yang setiap
blok nya terdiri dari tiga turbin gas dan satu unit PLTU. Pertengahan tahun
1960, dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di Jakarta Khususnya dan
Jawa Barat pada umumnya PLTU Konvensional 1 dan 2. Namun pada tahun
1989 dengan mempertimbangkan berbagai faktor maka PLTU 1 dan 2
tersebut tidak dioperasikan lagi.
Pesatnya pembangunan di segala bidang khususnya industri maka ditahun
1972 dibangun dua unit PLTU 3 dan 4. Setelah sekian lama dioperasikan, unit
ini ada kondisi Reserve Shut Down. Berikutnya dibangun PLTG Jon Brown,
kini dipergunakan oleh PLTA Suralaya untuk unit Black Start, lalu dibangun
lagi dua unit PLTG Westling House dan GE 4,5,6,7. Saat ini PUB 6 di
relokasikan ke PLN wilayah Sumatera bagian selatan yang letaknya di daerah
44
indragiri Palembang, sebagai pengelola PT. Cogindo anak Perusahaan PT.
Indonesia Power. Sedangkan, unit 7 Draw Back to GE unit 4 dan 5 di relokasi
kembali menjadi PLTGU Pemaron.
Terdapat dua unit PLTG yang istimewa yaitu PLTG 1 dan PLTG 3 yang
dapat dihidupkan tanpa menggunakan energi listrik dari luar (Black Start),
apabila terjadi pemadaman total (Black Out). Energi pembangkitan lainnya,
kemampuan ini sangat menunjang dalam rangka pemulihan sistem kelistrikan
Jawa-Bali. Karena fungsinya yang sangat vital, kedua unit ini tidak
dioperasikan setiap hari.
Selain kedua unit PLTG tersebut, Unit Pembangkit Priok juga mengelola
enak unit PLTD Senayan beroperasi pada tahun 1961. PLTD Senayan
Kebayoran, melalui feeder VIP hingga saat ini memasok kebutuhan energi
listrik ke gedung MPR, Gelora Bung Karno dan TVRI. Tanggal 25 Maret
1992, PLN menyertakan Internasional Konsorsium ABB dan Marubeni untuk
membangun dua blok. Dengan menggunakan kabel bawah tanah, listrik
sebesar 150 KV disalurkan di GI Plumpang dan GI Ancol. Selain itu, listrik
juga dialirkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV ke
Kemayoran i/ii dan Plumoang i/ii. Setelah PLTGU Priok sempurna untuk
dioperasikan maka dilakukan sinkronisasi ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.
Sampai saat ini, kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki UPJP
Priok merupakan aset yang tak ternilai. Selain memiliki SDM yang
profesional yang ahli dibidangnya, pihak manajemen juga berhasil mengelola
perusahaan dengan baik. Terbukti dengan berhasilnya mendapat sertifikat
ISO 9002, ISO 14001 dan SMK3 serta ISO 9001 versi 2000.
1. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai Perusahaan.
Visi : “Menjadi Perusahaan Energi Terpercaya yang Tumbuh
Berkelanjutan
Misi : “IP Aksi, Integritas, Profesional, Proaktif, dan
Sinergi”.
45
Tujuan : Untuk Menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan
berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas.
Tata Nilai : Integritas, Profesional, Harmonis, Pelayanan Prima,
Peduli,Pembelajaran dan Inovatif.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Tujuan struktur organisasi ini adalah untuk memperjelas dan
mempertegas kedudukan suatu bagian dalam menjalankan tugas sehingga
akan mempermudah untuk mencapai tujuan dari organisasi yan telah
ditetapkan. Struktur organisasi dibuat sesuai dengan tujuan dari organisasi
itu sendiri. Struktur organisasi PT Indonesia Power UPJP Priok,
menerangkan hubungan kerja antara bagian satu dengan yang lainnya dan
juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian.
PT. Indonesia Power UPJP Priok merupakan perusahaan yang dipimpin
oleh seorang General Manager dan mengepalai Manager Operasi, Manager
Keuangan dan Administrasi serta Supervisor Senior Sub Unit PLTD
Senayan.
3. Logo Perusahaan
Logo atau Lambang merupakan bagian dari identitas perushaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan identitas perusahaan adalah suatu cara
atau hal yang memungkinkan perusahaan dapat dikenal dan dibedakan dari
perusahaan lain. PT. Indonesia Power mempunyai logo atau lambang yang
dijadikan sebagai identitas perusahaan dengan tujuan agar konsumen atau
publik pada umumnya dapat dengan mudah mengenal dan mengingat
perushaan. Adapun logo PT. Indonesia Power adalah bertuliskan Indonesia
dan Power.
Makna bentuk dan warna logo Indonesia Power merupakan
cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilik secara keseluruhan.
46
Nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan
lingkup usaha perusahaan sebagai Power Utility Company di Indonesia.
Selanjutnya Bentuk logo dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Logo Indonesia Power
Sumber : PT. Indonesia Power UPJP Priok, 2017
Berikut adalah uraian tentang logo PT. Indonesia Power :
1. Bentuk
a) Nama Perusahaan terdiri atas lata Indonesia Power ditampilkan
dengan menggunakan jenis huruf yang tegas dan kuat. Futura
book/Regular dan Futura Bold yang menandakan kuat dan tegas.
b) Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan
tenaga listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c) Titik/bulatan merah diujung kilat petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PLN PJB1.
Titik ini merupakan simbol yang digunakan sebagian besar materi
komunikasi perusahaan dnegan simbol yang kecil ini, diharapkan
identitas perushaan dapat langsung terwakili.
2. Warna
a) Merah diapikasikan pada kata Indonesia, menunjukan identitas
yang kuat dan kokoh sebagai pemilik seluruh sumber daya untuk
memproduksi tenaga kerja listrik guna dimanfaatkan di Indonesia
dan juga luar negeri.
b) Biru diaplikasikan pada kata power, pada dasarnya warna biru
47
c) Kuning menggambarkan sifat pintar dan bijaksana dengan
diaplikasikan pada kata power maka warna ini menunjukan produk
tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri :
- Perteknologian tinggi
- Efisien
- Aman dan ramah lingkungan
4. Zona Wilayah Perusahaan
PT. Indonesia Power UPJP Priok memiliki 2 zona berbeda dalam
wilayah pengoprasian pekerjaan, zona tersebut dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Zona merah merupakan area berbahaya dan tertutup seperti area PGN,
BP/PHE, area Gas Turbin, area jalur Gas, Choliranaton Plan Bunker
PLTGU, Condensate Gas, Dermaga Baru, WWTP, Blok 1,2,3 Steam
Turbin, Wisma, Desalination Plant, PLTGU, WH. Pada zona ini wajib
untuk menggunakan APD umum untuk pekerjaan dengan resiko
nahaya rendah APD Khusus sesuai dengan bahaya yang ada. Pada
zona ini harus dilakukan adalah membuat izin kerja khusus bila
melakukan alat pemadam kebakaran saat bekerja. Sedangkan hal yang
dilarang adalah merokok disekitar zona merah, membawa api terbuka,
mengaktifkan ponsel, melakukan pekerjaan tanpa izin kerja, bekerja
tanpa menggunakan APD dan merusak alat pemadam kebakaran.
2. Zona hijau merupakan area terbuka term asuk area administrative
(Gedung 1), area jalan utama sisi selatan sampai WH, area bengkel
pemeliharaan, koperasi, kantin dan gedung 6.
D. Profil Unit Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan lingkugan kerja dari
bahaya kebakaran dan ledakan serta memastikan kesehatan pekerja unit ini
berkomitmen :
a. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik
b. Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal
48
c. Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap
rokok lingkungan kerja.
d. Mensosialisasikan dan menjalankan SOP yang berlaku.
1. Visi dan Misi Unit Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Visi : Setiap bentuk kecelakaan dan timbulnya penyakit
akibat kerja dapat dihindari dengan usaha keselamatan
dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab setiap
karyawannya.
Misi : Menciptakan suatu kondisi kerja dan cara kerja aman
dan sehat bebas dari segala bentuk kecelakaan dan
timbulnya penyakit akibat kerja dan berupaya
meningkatkan produktivitas dan efesiensi.
2. Struktur Organisasi Unit Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Karyawan merupakan aset terpenting perusahaan, maka setiap
karyawan diberikan kesempatan untuk berkembang, dan diberikan
pendidikan serta pelatihan agar menjadi Sumber Daya Masyarakat (SDM)
yang profesional. Komunikasi internal yang dilakukan di perusahaan ini
yaitu dilakukan dengan berbagai macam media diantaranya : rapat, surat
komunikasi K3 baik secara internal maupun eksternal. Adapun informasi-
informasi yang termasuk kedalam komunikasi internal anatara lain
komitmen perusahaan terhadap penerapan K3, hasil-hasil investigasi
kecelakaan kerja, perkembangan aktivitas pengendalian bahaya,
perubahan-perubahan manajemen yang mempengaruhi penerapan K3.
Sedangkan komunikasi eksternal yang dilakukan antara lain, peraturan dan
persyaratan konerja K3, hasil investigasi kecelakaan, serta persyaratan
komunikasi harian.
49
Berdasarkan bagan struktur organisasi K3. Sepervisor Senior memiliki
fungsi utama yaitu mengkoordinasikan kegiatan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) untuk menjamin ketaatan pemenuhan standar K3 dan menciptakan
nihil kecelakaan.
SupervisorSenior K3
Supervisor K3 SupervisorLingkungan
Pelaksana SeniorLingkungan
Ahli Muda K3
PelaksanaSenior K3
PelaksanaLingkungan
Pelaksana K3Pelaksana K3 Pelaksana K3
Pelaksana SeniorLingkungan
PelaksanaSenior K3
50
BAB IV
Temuan dan Analisa Data
Bab ini akan memberikan gambaran mengenai data-data yang telah penulis
peroleh di lapangan. Data yang terkumpul dari penelitian ini diambil di PT.
Indonesia Power UPJP Priok tentang ketentuan Jaminan Kecelakaa Kerja dan
Pemberian Jaminan Kecelakaan Kerja oleh perusahaan terhadap pekerja dalam
peraturan pemerintah yang berlaku.
A. Ketentuan Jaminan Kecelakaan Kerja dalam Perusahaan PT.
Indonesia Power.
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki yang dapat mengganggu proses yang telah diatur dari
suatu aktifitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban jiwa
ataupun manusia dan atau harta benda milik perusahaan.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berkaitan
langsung dengan waktu dan jam kerja sesuai bidang tugas pekerjaan,
kewajiban dan tanggung jawab sehari-hari yang pelaksanaan
pekerjaanya sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Kecelakaan dinas adalah kecelakaan yang terjadi pada waktu jam
dinas atau berhubungan langsung dengan waktu jam dinas baik
ditempat kerja maupun diluar tempat kerja, dengan ketentuan bahwa
50
51
unsur-unsur sebab terjadinya kecelakaan tersebut tidak bertentangan
dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.1
Kebijakan perusahaan yang diberikan perusahaan berdasarkan
keputusan direksi Nomor : 065.K/010/IP/2008 tentang Kecelakaan
Kerja Direksi PT. Indonesia Power terdapat pasal-pasal yang
bersangkutan dengan temuan data yang penulis temukan dalam
peraturan perusahaan yang sesuai dengan peraturan Undang-Undang
No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan
Undang-undang No 24 Tahun 2011 Tentang BPJS Ketenagakerjaan
yaitu, jaminan sosial yang diberikan oleh perusahaan terhadap tenaga
kerja berupa Jaminan Kesehatan dan Jaminan Ketenagakerjaan.
Menurut penelitian yang saya dapatkan, perusahaan memakai BPJS
Ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh pemerintah Republik
Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Ibu Ledi Meitha sebagai
Wakil Divisi Kepegawaian,
“Seperti biaya perawatan kesehatan selama belum pulih denganmemakai BPJS Ketenagakerjaan program yang diadakanPemerintah”.2
Seperti teori yang ada ialah Teori demokrat sosial berporos pada
prinsip-prinsip ekonomi campuran. Sistem negara kesejahteraan yang
menekankan pentingnya manajemen dan pendanaan negara dalam
1 Dokumen Keputusan direksi Nomor : 065.K/010/IP/2008 tentang Kecelakaan KerjaDireksi PT. Indonesia Power
2 Wawancara dengan Wakil Divisi Kepegawaian Ibu Ledi Mei. 18 September 2017 Pukul10.25
52
pemberian pelayanan sosial dasar, seperti pendidikan, kesehatan
perumahan dan jaminan sosial3.
Begitupun PT. Indonesia Power yang menekankan dan pemberian
pelayanan sosial salah satunya kesehatan dan jaminan sosial khusunya
jaminan kecelakaan kerja untuk para pekerja yang bekerja di
perusahaan. Ada beberapa kasus kecelakaan kerja maupun kecelakaan
dinas yang terjadi pada para tenaga kerja. Seperti yang dijelaskan oleh
Wakil Divisi Kepegawaian sebagai berikut:
Kasus kecelakaan dinas yang dialami oleh JKS pada tahun 2015,
JKS mengalami kecelakaan dinas dijalan saat dari rumah
kontrakannya di daerah Kemayoran menuju kantor, tepatnya di jalan
R.E Martadinata. Korban mengemudikan sepeda motor nya karena
jalanan licin yang mayoritas tronton yang melewati jalanan tersebut
mengangkut pasir dan tanah, kemungkinan pasir yang diangkut
tercecer dari bak tronton. Saat itu korban sedang melaju dengan
kecepatan tinggi di jalanan pertigaan lalu jatuh, korban juga tertimpa
sepeda motornya saat yang bersamaan ada truk yang sedang melaju
dan tidak bisa menghindari korban dan sepeda motornya tertabrak
oleh truk.
“Kejadiannya 2 tahun lalu mba, saya kecelakaan motor di Jl. REMartadinata situ tuh jalur per tigaan yang mau masuk kesini.
3 Edi Suharto, 2004, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial : Konsep dan Strategi, (BadanPelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI. h. 124
53
Kebetulan kan banyak tronton truk lewat terus saya gak ngeuhlagi pas jatuh ditabrak truknya...”4
Kecelakaan ini meyebabkan kecatatan pada kaki kiri JKS yang
tertimpa motor dan menahan beban berat menyebabkan kaki kiri JKS
mengalami pergeseran tulang. Ditambah dengan tertabrak truk dan
mengalami kondisi luka yang cukup parah. Akan tetapi tidak
menyebabkan cacat tetap yang merugikan dalam arti merugikan
aktifitas nya selama bekerja untuk kedepanya.
Gambar 4.1 Bekas Luka Korban Kecelakaan Dinas
Sumber: Dokumentas penulis saat wawancara
Selama 2 bulan JKS tidak bekerja karena harus melewati rawat
jalan dan melakukan fisio terapi untuk perbaikan fungsi tubuh atau alat
gerak yang terganggu dengan tindakan penyinaan dengan alat infra
merah untuk merasakan rasa hangat pada daerah yang sakit, diberikan
4 Wawancara dengan JKS Pekerja Operator Center 26 September Pukul 14.00 WIB.
54
juga gelombang listrik pada daerah yang sakit supaya terjadi kontraksi
otot yang sedang terganggu dan yang terakhir memakai ultrasound alat
untuk memijat yang dilengkapi gelombang yang bisa menembus otot.
Semua dana nya pun diberikan oleh perusahaan. Masalah Gaji karena
JKS juga tidak bekerja selama 2 bulan itu, perusahaan tidak
menghilangan hak para karyawannya bila terjadi hal seperti ini dan
tetap memberikan Gaji Pokok para pekerja tanpa ada bonus gaji dan
uang lembur juga seperti apa yang dikatakan oleh Bapak JKS saat
wawancara terkait ketentuan pergantian biaya dan perawatan setelah
kecelakaan terjadi.
“Saya 2 bulan gak kerja mba, tapi gaji tetap ada cuman gajipokok saja gak dapet uang makan, uang lembur dan bonusbulanan gitu. Ya alhamdulilah itu juga yang penting anak istrigak kelaperan”
Pelayanan kesehatan diberikan tanpa batasan sepanjang sesuai
kebutuhan medis dan sesuai peraturan perusahaan dalam tabel
prosentase saat kecelakaan kerja dan mengalami kecacatan seperti
dibawah ini :
Tabel 4.1 Tabel Cacat Kecelakaan KerjaSumber : Dokumentasi Ketentuan Kecelakaan Kerja Perusahaan
No Macam Cacat Tetap Sebagian Prosentase1 Lengan Kanan dari sendi bahu kebawah 402 Lengan kiri dari sendi bahu kebawah 353 Lengan kanan dari atau atas siku ke bawah 354 Lengan kiri dari atau dari atas pergelangan ke
bawah30
5 Tangan kanan dari atau dari atas pergelangankebawah
32
6 Tangan kiri dari atau atas pergelangan ke bawah 28
55
7 Kedua belah kaki dari pangkal paha kebawah 708 Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 359 Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50
10 Sebelah kaki darimata kaki ke bawah 2511 Kedua belah mata 7012 Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan
dekat35
13 Pendengaran pada kedua belah telinga 4014 Pendengaran pada sebelah telinga 2015 Ibu jari tangan kanan 1516 Ibu jari tangan kiri 1217 Telunjuk tangan kanan 918 Telunjuk tangan kiri 719 Salah satu jari lain pada tangan kanan 420 Salah satu jari lain pada tangan kiri 321 Ruas pertama telunjuk kanan 4,522 Ruas pertama telunjuk kiri 3,523 Ruas pertama jari lain tangan kanan 224 Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,525 Salah satu ibu jari kaki 526 Salah satu jari telunjuk kaki 327 Salah satu jari lain 228 Terkelupasnya kulit kepala 10-3029 Ipotensi 3030 Kaki memendek sebelah kurang dari 5cm 10
Kaki memendek sebelah kurang dari 5cm sd7,5cm
20
Kaki memendek sebelah kurang dari 7,5cmlebih
30
Menurut ketua divisi kepegawaian Ibu Ledi Meitha pelayanan
kesehatan diberikan melalui fasilitas kesehatan yang telah
bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Sama apa yang dikatakan
juga oleh JKS yang mengalami kecelakaan dinas dan mendapat
fasilitas kesehatan di Rumah Sakit.
“Saat kecelakaan saya dapat fasilitas kesehatan dari BPJSKetenagakerjaan mba, kaya obat, infus, biaya kamar semua diurus sama kantor kata istri saya. Saya gak ngeluarin duit
56
sepeserpun. Semua kantor yang urus. Laporan kecelakaan jugadiurus sama bagian K3 terus langsung ke pusat”5
Penggantian biaya atas perawatan dan pengobatan, hanya berlaku
untuk didaerah yang tidak ada trauma center atau hanya berlaku saat
berobat jalan yang memakai BPJS Ketenagakerjaan. Penggantian
biaya diberikan sesuai ketentuan yang berlaku.6 Seperti yang dikatakan
Mba Ledi Meitha dalam wawancara’
“Setiap pegawai yang mendapat musibah kecelakaan kerja ataukecelakaan dinas yang mengakibatkan mereka cidera atau sakitakibat suatu pekerjaan bahkan sampai cacat atau tewas sudahdiatur dalam peraturan yang berlaku seperti yang ada dalamkeputusan direksi yang kemarin saya kasih (keputusan direksiNomor ; 065.K/010/IP/2008) tentang ketentuan kecelakaankerja. Contohnya perawatan kesehatan, penghasilan yangdiberikan selama tidak bekerja juga dikasih mba, tapi hanyagaji pokok nya saja. Kalau ada tenaga kerja yang mengalamikecelakaan dan benar-benar tidak bisa bekerja lagi, tenagakerja juga berhak memperoleh pensiun dini dengan ketentuanperusahaan yang berlaku. Memakai BPJS Ketenagakerjaan”.7
Dalam ketentuan Kecelakaan kerja atau kecelakaan dinas
perusahaan mempunyai ketentuan yaitu kecelakaan kerja dan
kecelakaan dinas yang di klaim termasuk kecelakaan pada jam kerja.
Seperti apa yang dibicarakan Mba Ledi Meitha sebagai berikut:
“Kecelakaan kerja yang masuk dalam JKK ini hanya pureKecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja tapi ada jugaKecelakaan Dinas dimana kecelakaan dinas ini kecelakaanyang terjadi dalam perjalanan dinas, contohnya bila terjadi
5 Wawancara dengan JKS Pekerja Operator Center 26 September Pukul 14.00 WIB.
6 Ledi Mei, Dokumen Keputusan direksi Nomor : 065.K/010/IP/2008 tentang KecelakaanKerja Direksi PT. Indonesia Power
7 Wawancara dengan Wakil Divisi Kepegawaian Ibu Ledi Mei. 18 September 2017 Pukul10.25
57
kecelakaan lalu lintas baik pulang atau pergi dari dan menujukantor”.8
Ketentuanya ialah sebagai berikut9 :
a. Kecelakaaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui.
b. Kecelakaan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas,
kewajiban, dan tanggung jawab sehari-hari baik ditempat maupun
diluar tempat kerja.
c. Kecelakaan dalam melakukan perjalanan dinas didalam negeri atau
diluar negeri harus dibuktikan dengan surat perintah perjalanan
dinas kecuali perjalanan pengobatan dan perjalanan pensiun.
d. Meninggal dunia secara mendadak ditempat kerja, termasuk
perjalanan dari tempat kerja sampai tiba dirumah sakit, dan sempat
mendapat pertolongan atau perawatan dari dokter tidak lebih dari
1x24 jam dengan catatan bahwa yang bersangkutan dari rumah
dalam keadaan sehat.
e. Pegawai dianiaya ditempat kerja oleh pihak lain yang tidak
diperkirakan sebelumnya dan atau karena membela diri dari
8 Wawancara dengan Wakil Divisi Kepegawaian Ibu Ledi Mei. 18 September 2017 Pukul10.25
9 Ledi Mei, Dokumen Keputusan direksi Nomor : 065.K/010/IP/2008 tentang KecelakaanKerja Direksi PT. Indonesia Power
58
penyerangan fisik oleh pihak lain yang dapat mengakibatkan cidera
berat atau meninggal dunia, serta tanpa disengaja terkena lemparan
benda keras maupun peluru nyasar dari pihak lain.
f. Kecelakaan yang terjadi pada waktu istirahat antara jam-jam kerja
di lingungan tempat kerja.
Kecelakaan kerja atau kecelakaan kerja diluar jam kerja juga
masuk dalam Jaminan Kecelakaan Kerja dalam PT. Indonesia Power
UPJP Priok.
“Ada juga kecelakaan saat diluar waktu kerja contohnya jamistirahat tp korban sedang ada didalam lingkungan kantor,ataupun perjalanan dinas keluar kantor itu juga tercover Mba,misalnya tugas ke luar kota dan dalam perjalanan atau disebuah tempat yang sedang berlangsungnya pekerjaan korbanmengalami musibah”. Ujarnya,10
Penjelasan ketentuan yang berlaku sebagai berikut :
a. Kegiatan olah raga yang merupakan tugas dari perusahaan.
b. Mengikuti pendidikan yang merupakan tugas dari perusahaan.
c. Kecelakaan dalam hal kerja lembur atau shift harus dibuktikan
dengan surat Perintah Kerja Lembur atau daftar tugas shift.
d. Kecelakaan yang terjadi di sebuah perkemahan yang berada
dilokasi tempat kerja diluar jam kerja (tidur, istirahat) pada saat
melaksanakan tugas atau perjalanan dinas.
10 Wawancara dengan Wakil Divisi Kepegawaian Ibu Ledi Mei. 18 September 2017 Pukul10.25 WIB
59
Prosedur K3 bila terjadi kecelakaan kerja sebagaimana seperti data
yang di dapat dari wawancara dengan salah satu pegawai pelaksana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)11
“Pertama kalau kita menerima laporan dari saksi secara lisanterlebih dulu dan melaporkan ke kantor pusat. Lalu dari K3mengirim tim pemeriksa ke Tempat Kejadia Perkara (TKP),Setelah menerima laporan dan mengetahui kronologis nya K3mengisi form berita acara dilengkapi bukti-bukti kaya foto ataubend-benda yang ada di Tempat Kejadian Perkara, kegiatan inijuga kerja sama mba sama kepolisian kalau terjadi dijalananseperti kecelakaan dinas. Nah setelah berita acara selesai dibuatsetiap kecelakaan yang terjadi di Unit Bisnis wajib dilaporkankepada PT. Indonesia Power kantor pusat paling lama 5 harisetelah terjadi kecelakaan”.
Pernyataan yang dikemukakan oleh Divisi K3 juga sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dari peraturan perusahaan dengan penjelasan
lengkap sebagai berikut12 :
11 Wawancara dengan Mas Ari Pelaksana K3. 10 Nopember 2017 Pukul 13.15 WIB
12 Ledi Mei, Dokumen Keputusan direksi Nomor : 065.K/010/IP/2008 tentang KecelakaanKerja Direksi PT. Indonesia Power
Menerima LaporanLisan dan disampaikankepada Unit K3
Penunjukan timpemeriksa untuk datangke tempat kejadianperkara
PemberianLaporan KebagianKepegawaian
Membuat beritaacara setramenunjukanbukti berupafoto
Setelah berkaslengkap laludimasukan kekantor pusatuntuk diproses
60
1. Menerima laporan dari saksi secara lisan terlebih dahulu dan melaporkan
ke kantor.
2. Lalu President K3 menunjuk Tim pemeriksa untuk pemeriksaan ditempat
kejadian.
3. Setelah menerima laporan dan mengetahui kronologis nya K3 membuat
berita acara yang dilengkapi data serta bukti-bukti yang diperlukan, bisa
berupa foto atau benda lain yang ada di Tempat Kejadian Perkara.
4. Setelah berita acara selesai langsung diberikan kepada pejabat yang
berwenang, setiap kecelakaan yang terjadi di Unit Bisnis wajib dilaporkan
kepada PT. Indonesia Power kantor pusat, President K3 Mutu dan
Lingkungan selambat-lambatnya 5 hari setelah terjadinya kecelakaan.
5. Unit bisnis hanya memberikan berita acara ke kantor pusat, setalah itu
kantor pusat memberikan laporan langsug ke BPJS Ketenagakerjaan dan di
urus sesuai prosedur yang berlaku.
Apabila pegawai mengalami kecelakaan kerja atau kecelakaan dinas,
General Manager harus segera menginformasikan kepada Presiden K3,
mutu dan lingkungan dalam jangka waktu 1x24 jam yang dapat dilakukan
secara lisan terlebih dahulu. Lalu Pembuatan laporan resmi bagi pegawai
yang mendapat kecelakaan kerja atau kecelakaan dinas yaitu :
“Banyak lagi peraturan nya seperti misalnya pekerja yangkecelakaanitu divisi boiler, nah dari kepala penanggung jawabboilernya buat laporan lagi lalu diberikan ke kita mba, peraturan dibuat khusus dan mendetail supa tidak ada kecurangan ataudimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu. Jadi, banyak laporan yang
61
harus dibuat. Setelah menyinkronkan laporan barulah dari K3diberikan ke kepegawaian yang akan diteruskan ke pusat”.13
1. Atasan yang bersangkutan membuat laporan kejadian kecelakaan
yang diketahui oleh atasan pembuat laporan.
2. Laporan ini diteruskan kepada pejabat yang menangani K3 yaitu
Manajer bidang di Unit Bisnis dan Vice President K3, Mutu dan
lingkungan yang menangani K3 di Kantor Pusat.
3. Berdasarkan laporan tersebut manajer yang menangani K3
diteruskan kepada General Manager di Unit Bisnis untuk dibuatkan
Surat Penunjukan Tim Pemeriksa.
Setelah tim pemeriksa di tunjuk oleh General Manager, mereka
mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan ke TKP (Tempat
Kejadian Perkara) untuk mengetahui kronologi yang dilihat oleh saksi
yang berda di tempat kejadian saat itu. Setelah kembali ke kantor tim
pemeriksa membuat berita acara pemeriksaan yang dilengkapi dengan
data seperti bukti-bukti foto dokumentasi.
General manager juga berhak menetapkan status kejadian
kecelakaan tersebut apakah merupakan kecelakaan kerja atau
kecelakaan dinas berdasarkan penilaian hasil analisa dilapangan
dengan tim pemeriksa sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
melaporkan kepada kantor pusat maksimal 5 (lima) hari setelah
13 Wawancara dengan Mas Ari Pelaksana K3. 10 Nopember 2017 Pukul 13.15 WIB
62
terjadinya kecelakan. Berkas yang sudah lengkap dikirim kepada
kantor BPJS Ketenagakerjaan untuk di proses.
Penanganan saat terjadinya kecelakaan kerja tidak ada perbedaan
spesifik. Sama rata semua. Hanya saja biaya bantuan atau biaya
kecelakaan kerja yang dicover sesuai dengan gaji dan golongan
mereka.
Hasil observasi penulis tentang lingkungan yang berada di PT.
Indonesia Power terbagi dari 2 Zona, zona merah dan zona hijau.
Dimana zona merah termasuk pekerjaan yang beresiko tinggi di PT.
Indonesia Power UPJP Priok dan mengharuskan pegawai atau
siapapun yang masuk dalam zona merah memakai APD (Alat
Pelindung Diri).
63
Gambar 4.2 Zona Merah di lingkungan perusahaan
Sumber : Dokumentasi penulis saat orbservasi
Terlihat dari gambar. Salah satu wilayah lingkungan zona merah yang
berarti pekerjaan beresiko tinggi dan pekerjaan panas sesuai dengan tulisan atau
warning pada papan merah bertuliskan (Daerah berbahaya untuk pekerjaan panas)
jika melewati dan memasuki wilayah ini diwajibkan memakai APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap dengan sarung tangan, warepark, helm, sepatu boots
khusus, dan penutup telinga.
64
Tabel 4.2 Identifikasi Pekerjaan Beresiko Tinggi14 :
No Langkah Pekerjaan Potensi Bahaya Risiko1 Firing Boiler Cuaca Panas Dehidrasi
Ceceran Minyak Terpleset2 Pengoprasian Peralatan
BoilerKebisingan Tuli
Tekanan Tinggi LedakanKontak dengan pipa uapair panas
Luka Bakar
3 Pegoprasian Force DraftFan/Gas Recirculation Fan
Kebisingan Tuli
Arus Listrik TersetrumTangan Terjepit Cedera
4 Pegoprasian Pompa BBM Ceceran Minyak Terpeleset5 Pengisian Air Boiler Kebisingan Tuli6 Pengoprasian Burner Percikan Api Kebakaran7 Pengoprasian Kimia Terkena cairan NaOH Korosi8 Pengoprasian Soot Blower Bocoran uap air Luka Bakar9 Pencatatan Parameter Terbentur Cedera
Terjatuh dan terpelesetdari ketinggian
Cedera
14 Dokumen High Risk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
65
Gambar 4.3 Zona Merah di lingkungan perusahaan
Sumber : Dokumentasi Penulis saat Observasi
Hasil observasi penulis tentang bahaya pada zona merah atau pekerjaan yang
beresiko tinggi di PT. Indonesia Power UPJP Priok adalah sebanyak 9
pengoprasian dengan 12 potensi bahaya. Potensi bahaya diboiler antara lain15 :
a. Kebisingan dapat diakibatkan dari aktivitas seperti pengoprasian peralatan
boiler, pengoprasian Force Draft Fan/Gas Recirculation Fan, dan
pengisian air boiler termasuk kebisingan yang berada di pengoprasian
boiler termasuk kebisingan kontinyu. Dampak yang diakibatkan dari
kebisingan berupa ketulian. Apabila kebisingan dengan intensitas yang
tinggi secara terus menerus dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan
15 Observasi pada tanggal 26 September 2017 di PT. Indonesia Power UPJP Priok JakartaUtara.
66
penurunan daya pendengaran. Hasil pengukuran itensitas kebisingan di
perusahaan tersebut antara 80-100 dBA dalam waktu kerja 8 jam kerja.
Pekerjaan menggunakan APT (Alat Pelindung Telinga) selama bekerja.
b. Cuaca panas dari aktifitas Firing Boiler. Cuaca Panas dapat menimbulkan
dehidrasi karena bekerja di lingkungan yang panas menyebabkan tubuh
banyak mengeluarkan keringat. Hasil wawancara suhu udara yang paling
tinggi adalah 35°C. Pekerja tidak selalu terpapar dengan suhu udara
tersebut, karena terdapat ruang kontrol yang ber-AC yang dapat memantau
semua aktivitas boiler dan pekerja tidak perlu untuk selalu berada di dekat
pengapian.
c. Ceceran minyak ditimbulkan dari firing boiler dan pengoprasian pompa-
pompa BBM. Ceceran minyak dapat berisiko terpeleset. Berdasarkan hasil
observasi, terdapat pekerja Cleaning Service yang selalu membersihkan
lantai dan peralatan.
d. Tekanan tinggi dapat ditimbulkan dari pengoprasian peralatan boiler.
Bahaya tekanan tinggi dapat menyebabkan ledakan sehingga proses
produksi akan berhenti dan dapat mengancam keselamatan pekerja. Dari
data sekunder, pipa boiler pernah mengalami kebocoran dan kerusakan.
Bahaya tekanan tinggi dapat dikendalikan dengan pengendalian teknik
berupa Safety Valve.
e. Kontak dengan pipa uap air panas dapat menimbulkan luka bakar. Bahaya
ini dapat tibul dari aktifitas pengoprasian peralatan boiler. Pipa uap air
yang bertemperatur lebih dari 500°C dapat mengancam keselamatan
67
pekerja. Namun bahaya ini dapat dikendalikan dengan penggunaan APD
(Alat Pelindung Diri).
f. Bahaya arus listrik dapat menimbulkan risiko kesetrum. Bahaya arus
listrik berasal dari aktifitas pengoprasian Force Draft/Gas Recirculation
Fan. Berdasrkan hasil observasi, kabel-kabel sudah terbungkus oleh
isolator dan tidak ada kabel yang terkelupas.
g. Bahaya tangan terjepit didapatkan dari aktifitas Force Draft/Gas
Recirculation Fan. Bahaya tangan terjepit dapat mengakibatkan cedera
bagi pekerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terdapat SOP
dalam pengoprasian boiler dan terdapat kotal P3K disetiap ruang kontrol
masing-masing.
h. Percikan api yang ditimbulkan dari aktifitas pengoprasian burner dapat
mengakibatkan kebakaran. Bahan bakar yang digunakan oleh boiler
Perusahaan adalah bahan bakar MFO yang tidak mudah terbakar, sehingga
apabila terjadi kebakaran maka dapat dikendalikan dengan cepat dan tidak
menimbulkan korban.
i. Bocoran uap air ditimbulkan dari aktifitas pengoprasian Soot Blower.
Bocoran uap air yang betenperatur lebih dari 500°C dapat mengancam
keselamatan pekerja. Berdasarkan data sekunder, pipa Superheater pernah
mengalami kebocoran namun belum menimbulkan kecelakaan pada
pekerja.
j. Bahaya terbentur dari aktifitas pencatatan parameter dapat mengakibatkan
pekerja cedera. Cedera yang mungkin dialami oleh pekerja dapat berupa
68
memar sampai kepala bocor. Tapi perusahaan menyediakan APD berupa
Safety Helmt untuk menghindoari bahaya terbentur.
k. Cairan NaOH merupakan bahan kimia yang bersifat basa kuat dan
digunakan di boiler untuk perawatan internal. Cairan NaOH bertujuan ntuk
mencegah terjadinya korosi dan kerak dalam boiler. Cairan NaOH dapat
menyebabkan korosi pada pekerja maupun benda yang terkena dengan
cairan ini.
l. Boiler merupakan bangunan dengan ketinggian lebih kurang dari 18meter.
Aktifitas diboler terkadang menggunakan tanga maupun lift. Risiko yang
dapat ditimbulkan oleh bahaya terjatuh dan terpelese dari ketinggian
berupa cedera dan dapat men gancam keselamatan pekerja. Potensi bahaya
ini dapat dihindari dengan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pada
pekerja. Seperti yang terlihat pada gambar 4.2 salah satu pekerja yang
mematuhi peraturan yang berlaku dengan menggunakan APD sebagai
salah satu perlindungan preventif jika sedang bekerja di zona merah,
contohnya pada alat boiler.
69
Gambar 4.4 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Sumber : Dokumentasi Salah satu Tenaga Kerja
Gambar 4.5 Tata Cara Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Sumber : Dokumentasi Perushaan
70
Penilaian pengendalian risiko bertujuan untuk mengetahui keefektifan
dan implementasi dari pengendalian tersebut. PT. Indonesia Power UPJP
Priok telah melakukan pengendalian berupa pengendalian teknik,
pengendalian administratif, dan penyiapan APD (Alat Pelindung Diri).
Pengendalian dilakukan agar dapat menurunkan risiko sampai batas
teraman. Pengendalian teknik yang sudah dilakukan yaitu, terdapat
perlengkapan pengaman pada boiler, perawatan eksternal dan internal
boiler, dan pengujian boiler.16 Pengendalian administratif berupa pelatihan
terhadap operator, pengawasan supervisor, rotasi pekerjaan, instruksi
kerja, penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) yaitu safety shoes, safety
helmt, ear plug, sarung tangan dan masker.
Dari temuan bahaya pada risiko assesment terhadap area pengoprasian
boiler. Bahaya kebisingan juga jarang terjadi karena pekerja mengunakan
APD (Alat Pelindung Diri). Kebisingan dapat menyebabkan ketulian
apabila terpapar secara terus menerus dapat menurunkan daya
pendengaran. Pada pengoprasian boiler, memungkinkan pekerja terpapar
cuaca panas, namun pada area pengoprasian boiler terdapat ruang kontrol
yang ber-AC. Pada pengoprasian ini jarang terjadi bahaya berupa kontak
dengan pipa uap air panas hal ini dikarenakan pekerja telah menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri). Kontak dengan pipa uap air panas dapat
menyebabkan luka bakar. Sebenarnya tingkat resiko ini dapat dikurangi
16 Observasi pada tanggal 26 September 2017 di PT. Indonesia Power UPJP Priok JakartaUtara.
71
karena mengingat terdapat pengendalian berupa pemberian APD (Alat
Pelindung Diri) dan tersedianya alat P3K disetiap ruang kerja, baik
operator maupun ruang kerja seluruh pekerja.
APD (Alat Pelindung Diri) memang sudah peraturan perusahaan
sebagai slah satu perlindungan pada tenaga kerja dari terjadinya
kecelakaan kerja. Akan tetapi beberapa pekerja masih saja lalai dalam
melindungi dirinya sendiri seperti kasus kecelakaan kerja yang satu ini.
Salah satu kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada tenaga kerja, ialah
karyawan operator boiler IRF, pada bulan Januari 2017 lalu dimana saat
itu IRF sedang mengontrol mesin boiler dan tidak menggunakan sarung
tangan yang merupakan salah satu APD (Alat Pelindung Diri) yang harus
dipakai saat bekerja dilapangan apalagi dalam zona merah dan pekerjaan
panas.
“Waktu saya lagi ngecek alat boiler ke atas itu lagi panas banget mba,trus saya naik lah seperti biasa, seinget saya sarung tangan selalusaya kantongin di warepark pas sampe atas saya mau pake ternyatagak ada. Namanya udah naik ke atas terus males lagi turun saya gakpake sarung tangan. Karna cuaca panas saya kesialauan deh tuh truspas banget muka nih saya melengos gak sengaja malah pegangan pipapanas...”17
Cuaca saat itu sangat terik pekerja merasa kepanasan terkena
paparan sinar matahari lalu ia mengalihkan pandangan dan tidak sengaja
telapak tangannya memegang pipa panas. Setelah terjadi kejadian itu ia
langsung turun dari tempat pengoprasian boiler dan memberikan
17 Wawancara dengan IRF Pekerja Boiler 26 September 2017 Pukul 11.30 WIB.
72
pertolongan pertama memakai kotak P3K yang ada didalam ruang monitor
dan dibantu pekerja yang lain.
Disini terdapat pelajaran dan peringatan untuk pekerja harus selalu
mengedepankan keselamatan kerja mereka di lingkungan pekerjaan
apalagi di lingkungankerja yang risikonya tinggi.
B. Implementasi Pemberian Jaminan Kecelakaan Kerja oleh perusahaan
terhadap tenaga kerja dalam peraturan pemerintah
Kebijakan perusahaan yang diberikan perusahaan berdasarkan
keputusan direksi Nomor : 065.K/010/IP/2008 tentang Kecelakaan Kerja
Direksi PT. Indonesia Power terdapat pasal-pasal yang bersangkutan
dengan temuan data yang penulis temukan dalam peraturan perusahaan
yang sesuai dengan peraturan Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-undang No 24 Tahun 2011
Tentang BPJS Ketenagakerjaan juga dalam peraturan pemerintah no 44
tahun 2015.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2015 tentang penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja dan
jaminan kematian juga terdapat pembagian kelompok tingkat resiko
lingkungan kerja. Diantaranya meliputi : kelompok risiko sangat rendah,
73
tingkat risiko rendah, tingkat risiko sedang, tingkat risiko tinggi, dan
tingkat risiko sangat tinggi.18
Dari hasil penelitian PT. Indonesia Power UPJP Priok ialah
pekerjaan Pemasangan Instalasi Listrik memalui UAP dan Gas Bumi.
Radiasi Pekerjaan yang berhubungan dengan arus listrik kadang-kadang
mendatangkan bahaya, terutama bagi mereka yang tidak tahu seluk beluk
listrik. Pekerjaan ini menurut Peraturan Pemerintah No 44 Tahun 2015
masuk kedalam Kelompok IV tingkat risiko tinggi Nomor 18 yang
tercantum ialah Perusahaan listrik atau pembangkit, pemindahan dan
distrbusi tenaga listrik dan Nomor 20 tentang Industri Uap untuk tenaga.
18 Lampiran 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015.15122015_104557_PP 44 Tahun 2015
74
BAB V
PENUTUP
Pada Bab ini menerangkan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan di PT.
Indonesia Power mengenai ketentuan dan kebijakan perusahaan dalam
menjalankan Jaminan Kecelakaan Kerja yang diterapkan oleh perusahaan dan
semoga saran yan diberikan bisa menjadi masukan dan meningkatkan
perlindungan lebih untuk tenaga kerja PT. Indonesia Power.
A. Kesimpulan
Kebijakan dan Ketentuan Jaminan Kecelakaan Kerja sudah diatur
dalam ketentuan direksi yang berlaku dan yang diterapkan oleh PT.
Indonesia Power UPJP Priok salah satunya pemberian Jaminan Kesehatan
untuk tenaga kerja dan tenaga kerja yang sudah berkeluarga. Tak hanya
jaminan kesehatan, untuk para pekerja atau karyawan nya sendiri Jaminan
Kecelakaan Kerja juga diberikan oleh perusahaan. Guna melindungi
karyawan dari pekerjaan beresiko tinggi apalagi perusahaan ini termasuk
perusahaan yang mebangkitkan Listrik dengan Volt besar melalui Uap dan
Gas Bumi yang sangat panas.
Salah satunya melalui perlindungan preventif, dimana para pekerja yang
masuk dalam wilayah zona merah (Pekerjaan Beresiko tinggi) wajib
memakai APD (Alat Pelindung Diri). Bukan hanya pekerja, tamu ataupun
relasi yang sedang kunjungan dalam lingkungan PT. Indonesia Power
UPJP Priok pun mempunyai hak nya jika terjadi kecelakaan atas
75
ketidaksengajaan kecelakaan saat bekerja atau saat kunjungan di
lingkungan PT. Indonesia Power UPJP Priok dengan cara mendapatkann
ID Card Tamu.
Tidak hanya untuk kecelakaan kerja saja, perusahaan pun memberikan
jaminan kecelakaan dinas. Kecelakaan ini yang terjadi pada waktu jam
dinas atau berhubungan langsung dengan waktu jam dinas baik ditempat
kerja maupun diluar tempat kerja, dengan ketentuan bahwa unsur-unsur
sebab terjadinya kecelakaan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan
dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam ketentuan direksi tentang
kecelakaan kerja tahun 2008 sesuai dengan Undang-Undang No 40 Tahun
2004 dan juga Peraturan Pemerintah No 44 Tahun 2015 yang menyatakan
jika perusahaan listrik atau pembangkit, pemindahan dan distribusi listrik
dan Industri Uap masuk ke dalam kelompok ke IV (Empat) tingkat resiko
yang tinggi.
Pemakaian BPJS (Badan Perlindungan Jaminan Sosial)
Ketenagakerjaan juga diberikan oleh perusahaan. Sesuai dengan Undang-
Undang BPJS Ketenagakerjaan N 24 Tahun 2011 yang mengharuskan
suatu perusahaan melindungi karyawan nya dari bahaya pekerjaan yang
menimbulkan kerugian finansial maupun kerugian fisik yang terjadi
dilingkungan perusahaan maupun sedang menjalani perjalanan dinas.
Ada 8 prinsip yang diterapkan dalam penyelenggaraan Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) meliputi: prinsip kegotong royongan, nirlaba,
keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, porbabilitas, kepesertaan wajib,
76
dana amanat dan hasil pengelolaan jaminan sosial nasional. Dari prinsip
itu tentu diterapkan oleh perusahaan,namun ada beberapa prinsip yang
belum diterapkan yaitu prinsip porbabilitas, karena prinsip ini menyatakan
jaminan secara berkelanjutan meski peserta berpindah pekerjaan atau
tempat tinggal, karena jika peserta berpindah pekerjaan besaran iuran yang
diberikan juga beda atas kebijakan peserta dan perusahaan sebelumnya.
B. Saran
Dari Hasil Pembahasan dan kesimpulan, berikut saran yang penulis
berikan.
1. Bagi perusahaan diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan
serta meningkatkan program atau peraturan perlindungan diri terhadap
kecelakaan kerja untuk para tenaga kerja, khususnya peringatan di
setiap gerbang dalam wilayah zona merah. Alat P3K disetiap ruangan
harus sering di check, untuk memudahkan tenaga kerja yang
membutuhkan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan kerja,
dimana mereka bisa mengobati sendiri tanpa harus ke klinik kantor.
2. Bagi pekerja, diharapkan bisa mempunyai kesadaran sendiri untuk
perlindungan dirinya karena bukan hanya di lingkungan pekerjaan
beresiko tinggi tapi disetiap lingkungan yang kita lewati juga bisa saja
menjadi resiko terjadinya kecelakaan.
77
Daftar Pustaka
Agusmidah. 2010. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Asyhadie, Zaeni. 2007. Aspek-aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia.Mataram: Rajawali Pers.
Bogdan, Robert dan Steven j. Taylor. 1992. Pengantar Penelitian Kualitatif. Alih bahasa-Arif Furchan cet-1. Surabaya-Indonesia: Usaha Nasional.
Feist, Greogory J. 2010. Teori Kepribadian : Theories of Personality. Salemba Humanika.ISBN 978-602-8555-18-0
Frank G. Goble (1987). A. Supratikya, ed. Mazhab Ketiga, Psikologi Humanistik AbrahamMaslow. Kanisius.
Hardijan, Rusli. 2003. Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Khakim, Abdul. 2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Bandung: PT. CitraAditya Bakti.
Kouyoumdjian, Haig. 2014. Introduction to Psychology, 10th Edition Wadsworth.
Ledi Mei, Dokumen Keputusan direksi Nomor : 065.K/010/IP/2008 tentang KecelakaanKerja Direksi PT. Indonesia Power
Maslow, Abraham H. 1984, Motivation and Personality. Jakarta:Nurul Iman.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015.
Pujileksono, Sugeng. 2015. Perundang-undangan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jawa Timur :Setara Press.
Rahmat Hidayat, Deden dan Zaenudin A. Naufal 2011. Teori dan Aplikasi PsikologiKepribadian dalam Konseling. Graha Indonesia.
Sendjum, H. Manulang. 2011. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia. Jakarta :Rhineka Cipta.
Soepomo, Imam. 1983. Pengantar Hukum Perburuhan. Djambatan.
Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alvabeta.
Suharto, Edi. 2004. Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial : Konsep dan Strategi, (BadanPelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI.
Sulastomo. 2008. Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi. Jakarta: PT RajaGrafindo.
Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
78
Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)Ketenagakerjaan
Walter A. Friendler, Robert Z.Apte. 1980, Introduction to Sosial Welfare. Fift Edition,Prenntice-Hall..
79
Daftar Internet dan Tesis
Ebiet A Mubarok. 2017. Diambil dariwww.jawapos.com/radarbojonegoro/read/2017/07/22/2763/enam-petugas-kesetrum-satu-tewas. Jawapos.com. (22 juli 2017, 06.00 WIB).
Kurniawan, Dian. 2017. Mandor Proyek Tewas tertimpa pilar saat buldoser robohkan rumah.Diambil dari https:/www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/3032166/mandor-proyek-tewas-saat-tertimpa-pilar-saat-buldoser-robohkan-rumah Liputan6.com. (23 juli2017, 08.00 WIB)
Mustofa, Dimas. 2006. Identifikasi Jenis Pekerjaan yang membahayakan. ManajemenKontruksi Fakultas Teknik Sipil.e-journal.uajy.ac.id/3058
Najmi, Bunyamin. 2014. Jaminan Sosia. Diambil dari:http://jamsostek.blogspot.com/2010/10/apa-itujaminan-sosial.html. (Tanggal 16Oktober 2014).
www.ilo.org/global/about-the-ilo/history/lang--en/index.htm
80
Daftar Wawancara
Wawancara dengan Wakil Divisi Kepegawaian Ibu Ledi Mei. 18 September 2017 Pukul10.25
Wawancara dengan JKS Pekerja Operator Center 26 September Pukul 14.00 WIB.
Wawancara dengan Mas Ari Pelaksana K3. 10 Nopember 2017 Pukul 13.15 WIB
Wawancara dengan IRF Pekerja Boiler 26 September 2017 Pukul 11.30 WIB
81
Pedoman Observasi
1. Melakukan Observasi mengenai Tenaga Kerja yang berada di perusahaan dengan
bagian kepegawaian.
2. Melakukan observasi mengenai K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja perusahaan).
3. Melakukan observasi kondisi pekerjaan yang berada si zona merah atau tenaga kerja
beresiko tinggi.
4. Melakukan observasi pada korban yang pernah mengalami kecelakaan kerja dan
kecelakaan dinas.
82
Pedoman Wawancara
A. Perusahaan
- Kebijakan perusahaan (Jaminan Pekerja)
Apa saja kebijakan yang di berikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja?
- Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja.
Apa saja hak dan kewajban tenaga kerja yang mendapat kecelakaan kerja?
- Recovering Kecelakaan Kerja bekerja sama dengan asuransi apa selain BPJS.
Bagaimana jaminan yang diberikan oleh perusahaan bila terjadi kecelakaankerja?
Apakah ada berbedaan dalam penanganan dilihat dari perbedaan golonganpara pekerja?
Asuransi apa yang digunakan oleh perusahaan selain BPJS?
- Prosedur K3 dan Prosedur Klaim Asuransi
Bagaimana penanganan bila terjadi kecelakaan kerja baik di dalam perusahaanmaupun di lingkungan dinas?
Bagaimana klaim asuransi bila terjadi kecelakaan kerja?
- Jenis Kecelakaan Kerja yang di cover
Jenis kecelakaan kerja seperti apa yang masuk dalam jaminan kecelakaankerja sesuai prsedur perusahaan?
Apakah ada syarat tertentu bila korban harus mendapatkan penanganankhusus?
- Kerjasama RS
Rumah sakit mana saja yang bekerja sama dengan perusahaan jika adakecelakaan kerja baik di dalam perusahaan dan di luar perusahaan?
83
Pedoman Wawancara
B. Tenaga Kerja
- Kecelakaan apa yang pernah di alami
Apakah anda pernah mengakami kecelakaan kerja?
Kecelakaan apa yang pernah anda alami?
Kronologi nya seperti apa?
Dimana kecelakaan itu terjadi?
Kapan kecelakaan itu terjadi?
Mengapa bisa terjadi kecelakaan? Apa keteledoran diri sendiri atau orang lain?
- Kondisi nya seperti apa
Apakah akibat kecelakaan ini menyebabkan kerugian yang berpengaruh ataskelangsungan hidup bapak dan keluarga?
- Apa yang didapat setelah terjadinya kecelakan
- Tanggapan responden terhadap perlindungan dari perusahaan
Bagaimana tanggapan bapak terhadap perlindungan atau jaminan sosial yangdiberikan oleh perusahaan terhadap para pekerja nya?
- Kritik dan saran untuk perusahaan
Apakah ada kritik atau saran untuk perusahaan?
Pedoman Observasi
1. Melakukan Observasi mengenai Tenaga Kerja yang berada di perusahaan
dengan bagian kepegawaian.
2. Melakukan observasi mengenai K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja
perusahaan).
3. Melakukan observasi kondisi pekerjaan yang berada si zona merah atau
tenaga kerja beresiko tinggi.
4. Melakukan observasi pada korban yang pernah mengalami kecelakaan
kerja dan kecelakaan dinas.
Pedoman Wawancara
A. Perusahaan
- Kebijakan perusahaan (Jaminan Pekerja)
Apa saja kebijakan yang di berikan oleh perusahaan kepada tenagakerja?
- Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja.
Apa saja hak dan kewajban tenaga kerja yang mendapat kecelakaankerja?
- Recovering Kecelakaan Kerja bekerja sama dengan asuransi apa selainBPJS.
Bagaimana jaminan yang diberikan oleh perusahaan bila terjadikecelakaan kerja?
Apakah ada berbedaan dalam penanganan dilihat dari perbedaangolongan para pekerja?
Asuransi apa yang digunakan oleh perusahaan selain BPJS?
- Prosedur K3 dan Prosedur Klaim Asuransi
Bagaimana penanganan bila terjadi kecelakaan kerja baik di dalamperusahaan maupun di lingkungan dinas?
Bagaimana klaim asuransi bila terjadi kecelakaan kerja?
- Jenis Kecelakaan Kerja yang di cover
Jenis kecelakaan kerja seperti apa yang masuk dalam jaminankecelakaan kerja sesuai prsedur perusahaan?
Apakah ada syarat tertentu bila korban harus mendapatkanpenanganan khusus?
- Kerjasama RS
Rumah sakit mana saja yang bekerja sama dengan perusahaan jikaada kecelakaan kerja baik di dalam perusahaan dan di luarperusahaan?
Pedoman Wawancara
B. Tenaga Kerja
- Kecelakaan apa yang pernah di alami
Apakah anda pernah mengakami kecelakaan kerja?
Kecelakaan apa yang pernah anda alami?
Kronologi nya seperti apa?
Dimana kecelakaan itu terjadi?
Kapan kecelakaan itu terjadi?
Mengapa bisa terjadi kecelakaan? Apa keteledoran diri sendiri atauorang lain?
- Kondisi nya seperti apa
Apakah akibat kecelakaan ini menyebabkan kerugian yangberpengaruh atas kelangsungan hidup bapak dan keluarga?
- Apa yang didapat setelah terjadinya kecelakan
- Tanggapan responden terhadap perlindungan dari perusahaan
Bagaimana tanggapan bapak terhadap perlindungan atau jaminansosial yang diberikan oleh perusahaan terhadap para pekerja nya?
- Kritik dan saran untuk perusahaan
Apakah ada kritik atau saran untuk perusahaan?
84
Transkip Wawancara
Nama Narasumber : Ledi Meitha
Jabatan : Wakil Divisi Kepegawaian
Tanggal Wawancara : 18 September 2017 / 10.25 WIB
Lokasi Wawancara : Kantor PT. Indonesia Power Jakarta Utara
1. Assalamualaikum Mba Ledi, apa kabar?
- Baik Mba wita, bagaimana pekembangan skripsi nya? Apa nih yang
kurang?
2. Masih konsultasi terus dengan dospem Mba, begini Mba Ledi saya mau
menanyakan terkait apa saja kebijakan perusahaan dalam menangani
Kecelakaan kerja yang diberikan oleh PT. Indonesia Power UPJP Priok
kepada para pegawai atau tenaga kerja?
- Oke baik, sebelumnya sudah baca ya Mba Wita data laporan yang
pernah saya kasih. Disitu ada ketentuan-ketentuan yang termasuk
dalam kecelakaan kerja atau kecelakaan dinas kerja. Kalau berbicara
tentang kebijakannya, perusahaan memberikan kebijakan seperti
pencegahan terhadap terjadinya cedera, dengan memberikan
peringatan disetiap ruang atau tempat pekerjaan dilapangan dengan
Safety First ini disebut dengan kebijakan K3 (Kebijakan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja) meliputi perbaikan yang berkesinambungan
85
85
terhadap K3 tersebut dan pengelolaan lingkungan yang menunjang dan
meminimalisir akan terjadinya kecelakaan kerja. Penggunaan sumber
daya yang efesien juga bisa mba dalam setiap aktivitas untuk ikut
menjaga kelestarian lingkungan perusahaan.
3. Peringatan seperti tulisan Safety First yang tadi Mba Ledi bicarakan itu
apa ada kebijakan tertentu disetiap ruang kerja atau zona khusus?
- Oh iya mba ada, setiap zona punya peringatan masing-masing.
Contohnya Mba Wita masuk ke gerbang depan juga kan ada penukaran
tanda pengenal dengan id card IP itu salah satu kebijakan perusahaan
bila terjadi kecelakaan atau musibah, yang menimpa visitor dalam
lingkungan Indonesia Power ini menjadi tanggung jawab perusahaan.
Terus ada lagi di zona tertentu itu ada mungkin lebih jelasnya bisa
tanyakan ke bagian K3 nya langsung.
4. Oh oke Mba Ledi. Terkait ketentuan perusahaan, apa saja hak tenaga kerja
bila terjadi kecelakaan kerja?
- Setiap pegawai yang mendapat musibah kecelakaan kerja atau
kecelakaan dinas yang mengakibatkan mereka cidera atau sakit akibat
suatu pekerjaan bahkan sampai cacat atau tewas sudah diatur dalam
peraturan yang berlaku seperti yang ada dalam keputusan direksi yang
kemarin saya kasih. Contohnya perawatan kesehatan, penghasilan
yang diberikan selama tidak bekerja juga dikasih mba, tapi hanya gaji
pokok nya saja. Kalau ada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan
dan benar-benar tidak bisa bekerja lagi, tenaga kerja juga berhak
86
86
memperoleh pensiun dini dengan ketentuan perusahaan yang berlaku.
Memakai BPJS Ketenagakerjaan”.
5. Bagaimana jaminan yang diberikan oleh perusahaan bila terjadi
kecelakaan kerja?
- Jaminan kecelakaan kerja yang diberikan kepada korban tergantung
dari jenis kecelakaan atau prosentase cedera yang diberikan dari klinik
atau rumah sakit. Jadi setelah kecelakaan terjadi dari K3 membuat
laporan terus diberikan kesini kebagian kepegawaian sambil
menunggu hasil tes atau uji prosentase tigkat cedera yang dialami.
Baru kita bisa proses ke pusat. Kantor pusat juga hanya perantara
penerimaan dan pemberian laporan kecelakaan yang terjadi, setelah itu
kantor BPJS yang memproses sesuai dengan laporan yang diterima.
6. Apakah ada perbedaan dalam penanganan korban kecelakaan kerja ini?
- Gak ada Mba, semua sama saja dari proses penanganan laporan atau
berita acara yang diberikan. Perbedaanya hanya diberapa besar
prosentase tingkat kecelakaanya saja dan berkaitan dengan dana yang
dikeluarkan. Selebihnya di proses oleh kantor BPJS Ketenagakerjaan
asalkan laporan yang kita berikan lengkap dengan syarat yang
diberikan oleh kantor BPJS Ketenagakerjaan.
7. Selain BPJS Ketenagakerjaan apakah ada asuransi lain yang digunakan
oleh perusahaan untuk memposes Jaminan Kecelakaan Kerja?
87
87
- Gak ada Mba, karena Indonesia Power ini dibawah Badan Usaha Milik
Negara jadi memang asuransi yang dipakai hanya BPJS
Ketenagakerjaan berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku.
8. Kalau begitu, apa saja jenis kecelakaan kerja yang masukdalam jaminan
kecelakaan kerja?
- Kecelakaan kerja yang masuk dalam JKK ini hanya pure Kecelakaan
kerja yang terjadi di lingkungan kerja tapi ada juga Kecelakaan Dinas
dimana kecelakaan dinas ini kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
dinas, contohnya bila terjadi kecelakaan lalu lintas baik pulang atau
pergi dari dan menuju kantor. Ada juga perjalanan dinas keluar kantor
itu juga tercover Mba, misalnya tugas ke luar kota dan dalam
perjalanan atau di sebuah temat yang sedang berlangsungnya pekrjaan
korban mengalami musibah”.
9. Apakah ada penanganan khusus bila korban hars mendapatkan
penanganan khusus?
- Iya ada, jadi misalkan terjadi kecelakaan kerja dilingkungan kerja atau
di lingkungan kantor. Kami menyediakan klinik dan dokter yang
bertugas khusus untuk dikantor kami. Biasanya jam kerja dokter sesuai
dengan jam kerja para pegawai. Bila terjadi kecelakaan kerja kecil
tenaga kerja diberikan kotak P3K yang sudah tersedia didalam ruangan
nya masing-masing, bila kecelakaanya cukup parah dan tidak tersedia
obat dalam kotak P3K bisa langsung dibawa ke klinik perusahaan.
Setelah diperiksa barulah dokter klinik bisa memutuskan apakah
88
88
kecelakaan yang terjadi bisa ditangani di klinik atau harus di rujuk ke
rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan perusahaan.
10. Rumah sakit mana saja yang bekerja sama dengan perusahaan jika terjadi
kecelakaan kerja yang harus di rujuk?
- Rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan tentunya yang
menerima pembayaran dengan proses BPJS Ketenagakerjaan. Rumah
sakit pemerintah, dan juga ada rumah sakit swasta seperti siloam tapi
tergantung wilayah. Belum semua rumah sakit swasta yang bisa
menerima pembayaran dengan BPJS Ketenagakerjaan.
89
89
Transkip Wawancara
Nama Narasumber : Ari Dwi
Jabatan : Pelaksana K3
Tanggal Wawancara : 18 September 2017 / 13.15 WIB
Lokasi Wawancara : Kantor PT. Indonesia Power Jakarta Utara
11. Assalamualaikum Mas Ari, Maaf mengganggu waktunya.
- Gakpapa Mba senang bisa membantu. Ada apa mba?
12. Begini mas, saya mau menanyakan terkait tugas divisi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja perusahaan dalam pencegahan terjadinya Kecelakaan
kerja yang diberikan oleh PT. Indonesia Power UPJP Priok.
- Boleh Mba Wita, apa yang perlu saya jawab nih?
13. Bagaimana prosedur Jaminan bila terjadi Kecelakaan kerja yang ada di
PT. Indonesia Power UPJP Priok?
- Pertama bila kita menerima laporan dari saksi secara lisan terlebih
dahulu dan melaporkan ke kantor pusat. Lalu dari K3 mengirim tim
pemeriksa ke Tempat Kejadia Perkara (TKP), Setelah menerima
laporan dan mengetahui kronologis nya K3 mengisi form berita acara
dilengkapi bukti-bukti berupa foto atau benda lain yang ada di Tempat
Kejadian Perkara, kegiatan ini juga bekerja sama mba sama keolisian
kalau terjadi dijalanan seperti kecelakaan dinas. Nah setelah berita
90
90
acara selesai dibuat setiap kecelakaan yang terjadi di Unit Bisnis wajib
dilaporkan kepada PT. Indonesia Power kantor pusat paling lama 5
hari setelah terjadi kecelakaan. Kantor pusat memberi laporan langsug
ke BPJS Ketenagakerjaan dan di urus sesuai prosedur yang berlaku.
Tapi disini jarang terjadi kecelakaan kerja yang tinggi mba, paling
terjadi kecelakan dinas dankecelakaan kecil seperti terbentur atau
terkena pipa panas. Itupun kami mencegahnya dengan adanya
peraturan Safety First yang sebelum mereka melakukan pekerjaan,
wajib memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang mereka butuhkan
sesuai dengan pekerjaannya. Adapun kalau terjadi ang saya katakan
tadi, kami juga nyediakan klinik dan kotak P3 yang selalu tersedia di
dalam masing-masing ruangan kerja kita.
14. Peringatan seperti tulisan Safety First itu apa ada kebijakan tertentu
disetiap ruang kerja atau zona khusus?
- Oh iya tentu, disini ada beberapa zona yang wajib memakai Alat
Pelindung Diri (APD) contohnya Zona Merah yang mempekerjakan
ala seperti Boiler dan Pipa-pipa besar panas alat untuk menampung
uap panas itu. Mereka harus memakai Warepark, Helm, Sepatu Booth
khusus, dan sarung tangan. Beda lagi kalu pekerja yang mengecek alat
yang berada di ketinggian mereka harus memakai kacamata dan
penutup kuping. Karna biasanya boiler yang letaknya diatas itubising
banget suaranya bisa bikin sakit kuping pengeng gitu mba.
91
91
15. Bicara tentang Zona merah, apakah Zona Merah dalam perusahaan ini
termasuk pekerjaan risiko tingkat tinggi?
- Dari lingkungan perusahaan semua pekerjaan yang ada di dalam
gedung maupun diluar gedung itu pasti ada resikonya mba, nah apakah
pekerjaan itu atau kecelakaankerja itu bisa disebut pekerjaan berisiko
tinggi atau bukan kita dilihat dari presentase bahaya itu. Nah disini kita
mendefinisikan pekerjaan risiko tinggi ialah pekerjaan yang merugikan
korban seperti kehilangan jam kerja sampai 2x24 jam. Contohnya,
penggalian, pekerjaan di ketinggian, pekerjaan panas (boiler),
pemindahan barang berat dan pengecekan operator yang volt lisriknya
sangat tinggi sampai kebocoran gas. Mangkanya kita menerapkan Job
Safety Analyst (JSA) selalu mengetahui tingkat bahaya pekerjaannya.
Mangkanya pekeja selalu diingatkan menggunakan APD.
16. Sampai saat ini apakah ada kejadian kecelakaan kerja yang sampai harus
di bwa ke Rumah Sakit rujukan?
- Sampai saat ini saya belum mendengar dan membuat laporan
kecelakaan kerja yang sampai memakan korban dan harus menjalani
perawatan intensif mba. Tapi, kalau kecelakaan dinas pernah kejadian.
Mba udah tau kan perbedaan kecelakaan kerja dan kecelakaan dinas? 2
tahun lalu saya menangani kecelakaan dinas dalam perjalanan dari
rumah ke kantor. Beliau tanaga kerja Server Operator Center (SOC)
dalam perjalanan ke kantor tabrakan dengan truck, karena mba juga
tau ya perjalanan kesini cukup banyak truck dan tronton yang besar-
92
92
besar sekali. Kalu kecealkaan dinas seperti itu tidak melalui rujukan
dari klinik kantor. Kalau mau tau lebih jelas dan butuh data mba bisa
janjian aja sama beliau nanti saya sambungkan ke operator.
17. Oh oke mas bisa? Boleh kalau begitu. Terkahir mas terkait K3 apa ada
syarat khusus bila terjadi kecelakaan kerja atau kecelakaan dinas dan
korban harus mendapat penangana khusus? Misalnya kecelakaan kerja
terjadi di lapangan kerja dan masuk dilingkungan kantor, karena ada klinik
yang disediakan tapi tidak memadai untuk menangani korban prosedur apa
yang dikeluarkan oleh K3?
- Kalau sifatnye begitu dari K3 tetap membuatkan prosedur yang
tercantum dalam peraturan perusahaan mba. Terkait prosedur yang
dilakukan pastinya dari K3 laporan ke pusat dan BPJS
Ketenagakerjaan yang mengatur semua dari besar tingkat presentase
kecelakaannya.
93
93
Transkip Wawancara
Nama Narasumber : JKS
Jabatan : Pegawai Operator
Tanggal Wawancara : 26 September / 14.00 WIB.
Lokasi Wawancara : Kantor PT. Indonesia Power Jakarta Utara
1. Assalamualaikum, permisi pak perkenalkan saya Wita Mahasiswi UIN
Jakarta yang sedang penelitian skripsi disini. Maaf menggangu waktunya
pak.
- Iya gak apa-apa mba, apa yang bisa saya bantu nih?
2. Begini pak saya mau tanya-tanya tentang jaminan kecelakaan kerja yang
diterapkan oleh perusahaan. Sebelumnya bapak sudah tau belum kebijakan
yang diberikan perusahaan terkait jaminan sosial kecelakaan kerja kepada
tenaga kerja itu seperti apa?
- Kita kan udah ditanggung sama kantor ya, biaya kesehatan terus
kecelakaan tuh udah di atur dikentuan nya terus kerjasama juga sama
rumah sakit langganan ibaratnya kan. Kalo saya kan rumah didaerah
Bekasi di RS.Mitra Keluarga. Tapi dimana aja juga bisa mba asal yang
bekerja sama dan langganan perusahaan dulu terus ditanggung
semuanya sama kantor. Kalo sekarang kan ada BPJS Ketenagakerjaan,
jadi agak memudahan di RS mana aja. Tapi tetep kan ada Rumah sakit
swasta yang engga kerjasama.
3. Bapak pernah mengalami kecelakaan kerja?
- Oh iya pernah mba tapi sudah lama saya kecelakaan nya dijalan,
kecelakaan dinas kalau disini disebutnya. Kalau kecelakaan kerja saya
belum pernah ngalamin alhamdulilah.
4. Alhamdulilah. Jadi dijalan menuju kantor atau sepulng dari kantor?
94
94
- Jadi Kejadiannya 2 tahun lalu mba, saya kecelakaan motor di Jl. RE
Martadinata situ tuh sebelum jalur per tigaan yang mau masuk kesini.
Kejadiannya 2 tahun lalu mba, saya kecelakaan motor di Jl. RE
Martadinata situ tuh jalur per tigaan yang mau masuk kesini.
Kebetulan kan banyak tronton truk lewat terus saya gak ngeuh lagi pas
jatuh ditabrak truknya terus ditabrak bangun-bangun udah di kamar
rumah sakit terus kaki kebas.
5. kenapa bisa terjadi pak? Bapak ngantuk? Atau dikejar waktu?
- Engga mba, saya biasa jam segitu kerja nya tapi gatau kenapa ngantuk
juga engga ngebut juga standar. Emang udah takdir aja jalannya harus
kecelakaan.
6. Apakah akibat kecelakaan ini menyebabkan kerugian yang berpengaruh
atas kelangsungan hidup bapak dan keluarga?
- Kerugian yang mengaruhin hidup keluarga sih engga ya. Tapi mungkin
disaya nya kaki kanan saya karna harus di gips, pasang besi dan lain-
lain sampe gak bisa jalan. Saya 2 bulan lebih gak kerja mba, tapi gaji
tetap ada cuman gaji pokok saja gak dapet uang makan, uang lembur
dan bonus bulanan gitu. Ya alhamdulilah itu juga yang penting anak
istri gak kelaperan.
7. Waktu kecelakaan terjadi Bapak kan masuk Rumah sakit, prosedur nya
seperti apa? Apakah memakai uang sendiri dulu atau memang sudah di
urus dari kantor?
- Saat kecelakaan saya dapat fasilitas kesehatan dari BPJS
Ketenagakerjaan mba, kaya obat, infus, biaya kamar semua di urus
sama kantor kata istri saya. Saya gak ngeluarin duit sepeserpun. Semua
kantor yang urus. Laporan kecelakaan juga diurus sama bagian K3
terus langsung ke pusat. Kecuali kalo kita rawat jalan, di rembes dulu
pake uang sendiri. Kalo rawat inap semua dicover pokoknya sama
perusahaan.
8. Kalau dirembes gitu digantinya lama atau cepat pak? Apa aja syaratnya?
95
95
- Gimana kita mba, kan ada bukti pembayaran kaya diagnosa terus ada
cek laboratorium terus dikasir kan dikasih kuitansi nya tuh. Nanti kita
kasih ke bagian keuangan seminggu juga cair sih mba alhamdulilah.
Tapi sekarang sistemnya online, difoto terus di upload log in pake id
kita.
9. Apa yang Bapak dapatkan setelah terjadi kecelakaan selain tanggungan
biaya kecelakaan?
- Banyak mba, saya dapat uang santunan dari perusahaan sebesar 25%
dari gaji pokok alhamdulilah. Belum lagi teman-teman kantor yang
dateng ngejenguk saya dirumah sakit dan dirumah.
10. Setelah terjadi kecelakaan seperti itu bagaimana tanggapan bapak terhadap
perlindungan atau jaminan sosial yang diberikan oleh perusahaan terhadap
tenaga kerja?
- Baik sih mba selama ini alhamdulilah sudah terpenuhi, dari BPJS
ketenagakerjaanya, Kesehatannya juga. Tapi kalau misal pekerja sakit
di waktu kerja gak boleh langsung dibwa ke rs luar. Jadi dibawa dulu
ke dokter umi dokter kantor tuh di klinik depan. Abis diperiksa kalau
memang harus di rujuk ke rumah sakit besar baru deh. Misalnya saya
kan punya anak dan istri, ibaratnya kan kita daftar nya keluarga mba.
Tapi kalau anak atau istri bisa langsung ke rumahsakit mba.
11. Kalau anak dan istri juga di cover pak?
- Iya iya, anak saya kmaren dibedah sunat gitu mba. Itu ada asuransi nya
tapi bayar 30% dari total biaya nya.
12. Kalau begitu terima kasih ya pak atas waktunya, mungkin ada kritik dan
saran untuk perusahaan terkait jaminan yang diberikan kepada pekerja?
- Kritik buat perusahaan sih gak ada kayakya mba, saya udah lebih dari
cukup alhamdulilah kalo masalah jaminan atau tunjangan yang
dikasih. Sama-sama mba nanti kalau masih ada yang kurang boleh
janjian lagi mba semoga lancar.
96
96
Transkip Wawancara
Nama Narasumber : IRF
Jabatan : Operator Boiler
Tanggal Wawancara : 26 September / 11.30 WIB.
Lokasi Wawancara : Kantor PT. Indonesia Power Jakarta Utara
13. Assalamualaikum, permisi Mas perkenalkan saya Wita Mahasiswi UIN
Jakarta yang sedang penelitian skripsi disini. Maaf menggangu waktunya
mas.
- Iya saya IRF, gak apa-apa mba. Ada yang bisa dibantu?
14. Begini mas saya mau tanya-tanya nih tentang jaminan kecelakaan kerja,
nah yang saya tau pekerjaan di zona merah ini (Alat Boiler) termasuk
pekerjaan yang beresiko tinggi. Sebelumnya mas sudah tau belum
kebijakan yang diberikan perusahaan terkait jaminan kecelakaan kepada
tenaga kerja? Khusunya mas kan bekerja di pekerjaan yang beresiko
tinggi.
- Iya mba, yang saya tau sih selama saya bekerja disini jaminan yang
dikasih sama perusahaan tuh ada jaminan kesehatan sama jaminan
tenaga kerja (BPJS Ketenagakerjaan) yang didalemnya juga ada
Jaminan Kecelakaan kerja. Jadi kalau terjadi sesuatu sama pekerja
sudah ada tanggung jawab perusahaannya. Terus memang ada
ketentuan-ketentuannya juga kalau tidak salah dari perusahaan.
15. Ketentuannya seperti apa tuh mas?
- Saya lupa itu ada di dokumen sih mba saya gak hafal. Misalnya aja nih
seinget saya ada kecelakaan kerja di lingkungan kantor, ada juga
kecelakaan dinas kalau diperjalanan. Terus misalnya ada pekerja yang
lagi olahraga diluar jam kerja kan di tempat gym tuh di depan itu juga
ditanggung perusahaan mba.
97
97
16. Oooh gutu mas. Mas sendiri pernah gak ngalamin kecelakaan kerja atau
kecelakaan dinas gitu?
- Waktu saya lagi ngecek alat boiler ke atas itu lagi panas banget mba,
trus saya naik lah seperti biasa, seinget saya sarung tangan selalu saya
kantongin di warepark pas sampe atas saya mau pake ternyata gak ada.
Namanya udah naik ke atas terus males lagi turun saya gak pake
sarung tangan. Karna cuaca panas saya kesialauan deh tuh trus pas
banget muka nih saya melengos gak sengaja malah pegangan pipa
panas. Saya langsung turun dibantu obatin sama temen pake P3K.
17. Kapan kejadiannya mas?
- Awal tahun sekitar bulan januari lah mba, sudah lama banget.
18. Jadi memang disediakan ya mas alat P3K itu di ruangan? Kalau misalnya
obat nya gak tersedia atau memang lagi habis gimana mas?
- Iya disetiap ruangan pasti ada mba disediain alat P3K. Kalau memang
lg gak ada atau abis, kan di depan ada klinik untuk pekerja dan ada
dokternya juga, paling kita dibawa kesana. Jadi gak langsung dibawa
ke rumah sakit. Tapi selama ini belum pernah ada sih mba yang sampe
parah. Kecuali kecelakaan dinas saya pernah denger tuh.
19. Menyebabkan kerugian yang berpegaruh gak mas atas kejadian itu?
- Kerugian besar sih engga mba, tapi ya 2 hari saya gabisa kerja ke atas
lagi. Jadi cuman di ruangan aja nih disini kan bisa mantau. Kan ada
temen yang lain juga yang bisa gantian buat ngecek alat setiap
waktunya.
20. Memang lukanya gimana mas waktu itu?
- Agak melepuh mba, ya gimana sih kaya kena setrikaan gitu kan tangan
saya jadi ber air gtu dalemnya untungnya tangan kiri jadi gak terlalu
susah buat kegiatan yang lain aja. Kalau untuk naik tangga nya ya
susah kan harus 2 tangan pegangannya.
21. Apa yang di dapetin dari perusahaan setelah kejadian mas?
- Ya dapet perawatan aja mba, kan saya juga gak sampe ke klinik.
Tanggung jawab sendiri lah itu karena kan kelalaian sendiri. Mungkin
98
98
kalau kelalaian saya buat parah keadaan baru saya dapet jaminan atau
biaya ganti rugi dan perawatan yang lebih.
22. Setelah kejadian seperti itu bagaimana tanggapan mas IRF nih terhadap
perlindungan atau jaminan yang diberikan perusahaan terhadap para
pekerja termasuk mas sendiri?
- Apa yaaaa. Sudah baik sih mba. Dengan adanya perlengkapan P3K
disetiap ruangan. Terus ada klinik juga dan ada dokternya jadi ya itu
bagus sih pencegahannya. Saya juga pernah dirawat mba tapi karena
sakit bukan kecelakaan kerja atau dinas.
23. Sakit apa mas?
- Vertigo mba, lumayan saya 5 hari dirawat di rumah sakit.
24. Selama perawatan di rumah sakit prosedurnya seperti apa? Apakah
rembeuisment atau sudah di urus kantor?
- waktu itu saya dianter orangtua, nah saya cuman diminta id card sama
kartu bpjs aja dan gak ngeluarin uang sama sekali mba dari ruang inap
dan obat juga. Ada sih beberapa obat saya lupa brapa beli diluar.
25. Waktu beli obat diluar jadi bayar sendiri?
- Iya mba bayar sendiri, harusnya sih ada penggantian biaya kalau saya
laporan, tapi saya gak laporan yagak apa-apa lah gak seberapa juga
buat kesehatan sendiri.
26. Mas kan masih single nih, apa ada sanak keluarga yang masuk jaminan
kesehatan dari kantor?
- Gak ada mba, kalau masih single ya jaminan nya buat sendiri aja.
Kecuali yang udah berkeluarga karena kan daftar nya pakai kartu
keluarga sendiri.
27. Kalau begitu terimakasih mas atas waktunya, mungkin ada kritik dan saran
mas untuk perlindungan yang dikasih sama perusahaan?
- Gak deh kayaknya mba yang tadi aja. Saran nya paling lebih
dibanyakin lagi rumah sakit yang bekerja sama. Biar gampang. Iya
mba sama-sama main-main lagi ya mba ke sini kalau ada kekurangan.
Top Related