Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 1
IDENTIFIKASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KAWASAN STRATEGIS
KOTA (KSK) PUSAT KOTA SUKABUMI
Imran Fadilah1);Janthy Trilusianthy Hidayat
2);Agus Sunaryadi 2).
1)Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan
2)Staf Pengajar Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Email: [email protected]
Abstrak
Pertumbuhan Kota Sukabumi menyebabkan kebutuhan ruang terbangun terus meningkat yangberakibat
terhadap berkurangnya luas ruang terbuka hijau (RTH) terutama di KSK Pusat Kota Sukabumi. UU No. 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa kawasan perkotaan harus menyediakan 30%
luas wilayahnya untuk ruang terbuka hijau.Penelitian ini bertujuan untuk:a) mengetahui ketersediaan RTH
eksisting baik publik maupun privat dengan metode digitasi citra satelit dan survey lapangan, b) mengetahui
kebutuhan RTH dengan menggunakan beberapa metode diantaranya berdasarkan persentase wilayah (UU
No 26 Tahun 2007), jumlah penduduk (Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378 Tahun 1987), jumlah
kebutuhan oksigen (metode Gerarkis (1974)), jumlah kebutuhan penyerapan netralisasi karbondioksida
(menghitung emisi CO2 yang dikeluarkan oleh manusia dan kendaraan) dan kebutuhan RTH fungsi tertentu
ditentukan berdasarkan ketentuan RTRW Kota Sukabumi Tahun 2011-2031, c) mengetahui kebutuhan RTH
secara fungsi sosial berdasarkan persepsi masyarakat.Berdasarkan hasil identifikasi didapatkan bahwa RTH
yang tersedia tahun 2014 di KSK Pusat Kota sebesar 62,84 ha atau 10,59% dari total luas wilayah,
sedangkan berdasarkan analisis perhitungan kebutuhan RTH di KSK Pusat Kota disimpulkan bahwa RTH
yang tersedia saat ini belum dapat memenuhi semua kebutuhan RTH dari semua metode perhitungan.
Kata kunci: KSK Pusat Kota, Ruang Terbuka Hijau, Kuantitas RTH
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Wilayah perkotaan memerlukan RTH
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
melakukan aktivitas sekaligus mengendalikan
kenyamanan iklim mikro dan keserasian
estetika kota. Namun saat ini, RTH di wilayah
kota seringkali terdesak oleh pesatnya
pertumbuhan bangunan, mengakibatkan
terganggunya proses infiltrasi air ke dalam
tanah. Kondisi ini menyebabkan wilayah
perkotaan di Indonesia membutuhkan lebih
banyak/luas Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Kelengkapan fasilitas umum harus
terjangkau oleh semua penduduk kota,
sehingga semakin baik kualitas hidup
penduduknya. Salah satu fasilitas umum
perkotaan yang dapat digunakan sebagai
indikator dalam mengetahui kualitas
lingkungan hidup suatu kota adalah
ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH).
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Rencana Tata ruang
wilayah kota harus memuat rencana
penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka
hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari
luas wilayah kota. Proporsi RTH pada
wilayah perkotaan adalah sebesar minimal
30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau
publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka
hijau privat. Proporsi 30% merupakan ukuran
minimal untuk menjamin keseimbangan
ekosistem kota, baik keseimbangan sistem
hidrologi dan keseimbangan mikroklimat,
maupun sistem ekologis lain yang dapat
meningkatkan ketersediaan udara bersih yang
diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat
meningkatkan nilai estetika kota.
Dinamika perkembangan kota baik
secara eksternal maupun internal,
mempengaruhi kondisi lingkungan khususnya
ruang terbuka hijau. Luas RTH Kota
Sukabumi setiap tahun semakin berkurang,
hal tersebut disebabkan terjadinya perubahan
fungsi lahan yang semula berupa lahan hijau
menjadi lahan terbangun untuk berbagai
kegiatan mulai dari perumahan, permukiman,
perdagangan dan jasa, perkantoran, dan lain-
lain. Persaingan dalam pemanfaatan lahan saat
ini lebih banyak berpihak pada kepentingan
ekonomis dibandingkan nilai ekologinya. Hal
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 2
inilah yang menyebabkan proporsi RTH Kota
Sukabumi berkurang.
Seiring dengan perkembangan Kota
Sukabumi menyebabkan kualitas udara dan
suhu menjadi berkurang di sebabkan oleh
pembangunan yang tidak memperhatikan
penyediaan ruang terbuka hijau seperti untuk
kegiatan perkantoran maupun usaha lainnya
tidak menyediakan ruang terbuka hijau. Selain
itu, meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
menyebabkan polusi udara semakin
meningkat.Keadaantersebut menyebabkan
pencapaian RTH tidak sesuai dengan
peraturan yang sudah di cantumkan dalam
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang mengani ketersediaan RTH
30% khususnya Kawasan Strategis Kota
(KSK) Pusat Kota Sukabumi.
Kawasan yang menjadi pusat kegiatan
masyarakat yang semakin marak dengan
pembangunan kegiatan perekonomian,
sehingga diperlukan ruang terbuka hijau agar
ketahanan ekologis dan kenyamanan
masyarakat dalam melakukan kegiatan di
Pusat Kota tetap terjaga. Hal tersebut sesuai
dengan Perda No. 11 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sukabumi
Tahun 2011-2031 pada pasal 7 ayat 3 point c
yang berisi bahwa Strategi pemerintah Kota
Sukabumi dalam peningkatan dan penyediaan
RTH yang proporsional di seluruh Wilayah
Kota dengan meningkatkan ketersediaan
Ruang Terbuka Hijau di kawasan pusat kota.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Identifikasi luasan eksisting RTH Publik
dan RTH Privat di KSK Pusat Kota, Kota
Sukabumi.
2. Identifikasi kebutuhan ruang terbuka hijau
berdasarkan presentase wilayah, jumlah
penduduk, kebutuhan Oksigen (O2),
netralisasi Karbondioksida (CO2) dan
berdasarakan fungsi tertentu.
3. Identifikasi kebutuhan RTH Publik secara
fungsi sosial yang didapat berdasarkan
persepsi masyarakat.
1.3. Peran dan Fungsi Ruang Terbuka
Hijau
Menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan, Fungsi RTHKP adalah :
a. Pengamanan keberadaan kawasan lindung
perkotaan;
b. Pengendali pencemaran dan kerusakan
tanah, air dan udara;
c. Tempat perlindungan plasma nuftah dan
keanekaragaman hayati;
d. Pengendali tata air; dan
e. Sarana estetika kota.
1.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau
Menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang Terbuk Hijau Kawasan
Perkotaan, Manfaat RTHKP adalah :
a. Sarana untuk mencerminkan identitas
daerah;
b. Sarana penelitian, pendidikan dan
penyuluhan;
c. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta
interkasi sosial;
d. Meningkatkan nilai ekonomi lahan
perkotaan;
e. Menumbuhkan rasa bangga dan
meningkatkan prestise daerah;
f. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak,
remaja, dewasa dan manula;
g. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan
darurat;
h. Memperbaiki iklim mikro; dan
i. Meningkatkan cadangan oksigen di
perkotaan.
1.5. Bentuk – Bentuk Ruang Terbuka
Hijau
Menurut Peraturan Menteri No. 1 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan, jenis RTHKP meliputi:
Taman Kota, Taman Wisata Alam, Taman
Rekreasi, Taman Lingkungan Perumahan dan
Permukiman, Taman Lingkungan Perkantoran
dan Gedung Komersial, Hutan Kota, Taman
Pemakaman Umum, Lapangan Olahraga,
Jalur Hijau (Garis Sempadan), Sabuk Hijau
dan Taman Atap (Roof Garden).
1.6. Kebijakan Pengambangan Ruang
Terbuka Hijau di Kota Sukabumi
Rencana pengembangan RTH Kota
Sukabumi diarahkan melalui strategi
peningkatan dan penyediaan Ruang Terbuka
Hijau yang Proporsional di Seluruh Wilayah
Kota meliputi :
1. Mempertahankan fungsi dan menata
Ruang Terbuka Hijau yang ada;
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 3
2. Meningkatkan ketersediaan Ruang
Terbuka Hijau di kawasan pusat kota;
3. Mengembangkan inovasi dalam
penyediaan Ruang Terbuka Hijau; dan
4. Mengembangkan kemitraan atau kerja
sama dengan instansi pemerintah, swasta
dan masyarakat dalam penyediaan dan
pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Ruang Lingkup Wilayah
Kawasan Strategis Kota (KSK) Pusat
Kota, Kota Sukabumimeliputi8 (delapan)
Kelurahan dari 4 Kecamatan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sukabumi
Tahun 2011-2031. Luas Wilayah di KSK
Pusat Kota disajikan dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Luas Wilayah KSK Pusat Kota KECAMATAN DESA LUAS (HA)
CITAMIANG TIPAR 40,697
NYOMPLONG 59,562
BENTENG 118,131
GUNUNG PUYUH SRIWIDARI 78,361
GUNUNG PARANG 45,459
KEBONJATI 47,577
CIKOLE 80,318
SELABATU 123,224
593,3284Total
CIKOLE
WARUDOYONG
Sumber: Kecamatan dalam angka, Tahun 2012
2.2. Lingkup Materi Lingkup materi penelitian meliputi
identifikasi kondisi eksisting ketersedian RTH
privat maupun publik di KSK Pusat Kota dan
menganalisis kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
berdasarkan presentase luas wilayah, jumlah
penduduk, kebutuhan fungsi RTH tertentu,
kebutuhan Oksigen dan kebutuhan
penyerapan netralisasi karbondioksida) serta
kebutuhan RTH secara fungsi sosial
berdasarkan persepsi masyarakat yang didapat
dari pengambilan sampel melalui penyebaran
kuestioner untuk masyarakat.
2.3. Metode Pengumpula Data
1. Data Primer
a. Survey lapangan yaitu bentuk
pengumpulan data primer yang dilakukan
untuk mengamati dan mengetahui
kondisi eksisting keberadaan fisik, lokasi,
bentuk, fungsi dan kepemilikan Ruang
Terbuka Hijau itu sendiri yang dilakukan
dengan teknik Plotting di wilayah studi
penelitian. b. Pengambilan Sampel melalui kuesioner
yang diajukan kepada masyarakat untuk
mengetahui tingkat kebutuhan Ruang
Teruka Hijau (RTH) dan mengetahui
bagaimana keinginan masyarakat dalam
penyediaan RTH khususnya RTH Publik
yaitu berupa taman dilihat dari fungsi
sosial dan jenis taman yang masyarakat
inginkan.
2. Data Sekunder a. Studi Literatur
Studi literatur ini diambil dari referensi
buku bacaan, dokumen, skripsi, jurnal
tata ruang, perundangan dan peraturan-
peraturan maupun pemikiran-pemikiran
yang berkaitan dengan tema dan objek
penelitian.
b. Survey Instansi
Pengumpulan data sekunder akan
dilakukan dengan survey instansional
yaitu pengumpulan data yang dilakukan
melalui survey sekunder pada instansi
terkait. Tujuan penggunaan metode
pengumpulan data ini adalah :
- Mendapatkan data-data peraturan,
pedoman pelaksanaan dan aturan-aturan
standar yang telah dikeluarkan oleh
instansi-instansi yang terkait dengan
ruang lingkup penelitian.
- Data mengenai kondisi eksisting dari
buku-buku laporan baik tabel maupun
peta-peta.
2.4. Metode Analisis
1. Metode Analisis GIS (Geographic
Information System)
Tahapan analisis menggunakan perangkat
lunak GIS ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi penggunaan lahan di
KSK Pusat Kota, untuk mengidentifikasi
jenis dan topologi ruang terbuka hijau,
selanjutnya untuk mengidentifikasi status
kepemilikkan lahan RTH di KSK Pusat
Kota dengan kombinasi survei lapangan.
2. Metode Analisis Kuantitatif
a. Analisis Kebutuhan RTH Berdasarkan
Persentase Wilayah dengan ketentuan
Keputusan dan amanat UU No. 26 tahun
2007 Tentang Penataan Ruang menyatakan
bahwa standar pembagian RTH Kota
adalah 30 persen dari luas wilayah kota itu
sendiri, meliputi 20 persen RTH publik
dan 10 persen RTH privat. Ketentuan
tersebut dibarengi dengan meninjau
RTRW Kota Sukabumi untuk
pengembangan RTH di KSK Pusat Kota.
b. Analisis Kebutuhan RTH Berdasarkan
Jumlah Pendudukdihitung menggunakan
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 4
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
378 Tahun 1987 tentang pedoman
pengadaan RTH di kawasan perkotaan
yang menetapkan bahwa luas RTH kota
untuk fasilitas umum adalah sebesar 2,53
m2/jiwa dan luas RTH untuk penyangga
lingkungan kota sebesar 15 m2/jiwa.
c. Analisis Kebutuhan RTH Berdasarkan
Kebutuhan Oksigendapat dihitung
berdasarkan dengan menggunakan metode
Gerarkis (1974) yang kemudian
dikembangkan dan dimodifikasi oleh
Kunto. (ai x vi) + (bi x vj)
L =
K
Dimana :
L : Luas RTH (ha)
ai: Asumsi kebutuhan oksigen per orang (0,04
kg/jam)
bi : Asumsi kebutuhan oksigen per kendaraan
berrmotor (0,03 kg/jam)
Vi : Jumlah penduduk (61.708 jiwa)
Vj : Jumlah kendaraan bermotor berbagai jenis
(21.811 kendaraan)
K : Konstanta (rataan oksigen yang dihasilkan
Hutan Kota 20 kg/jam/ha)
d. Analisis Kebutuhan RTH Berdasarkan
Kebutuhan Netralisasi Karbondioksida
denganvmenghitungdjumlahikarbondioksi
da(CO2) yang dihasilkan oleh manusia dan
kendaraan.
Manusia
Menurut White, Handler dan Smith
(1959) dalam Nugraha (1991), manusia
mengoksidasi 3.000 kalori setiap hari
dari makanannya dengan mengonsumsi
600 liter oksigen atau 840 gr O₂/hari dan
menghasilkan 480 gr
karbondioksida/hari.
CO₂ = Jumlah pelaku aktivitas x 480
gr/hari atau 0,48 kg/hari.
Kendaraan
Perhitungan Emisi CO₂ Kendaraan (Q)
yaitu Q = n x FE x K x L.
Dimana,
Q = Jumlah emisi (g/jam.km)
N = Jumlah Kendaraan (smp/jam atau
kendaraan/jam)
FE= Faktor Emisi (g/liter)
K = Konsumsi Bahan Bakar (liter/100
km).
Analisis luas RTH menggunakan hasil
penelitian pada Pemanfaatan Pohon dan
RTH Pada Perbaikan Kualitas Lingkungan,
maka diketahui bahwa 1 ha RTH, yang
ditanami, perdu, semak dan penutup maka
sekitar 900 Kg CO2 udara dan akan
melepaskan sekitar 600 Kg O2.
e. Analisis Kebutuhan RTH Berdasarkan
Fungsi Tertentu
Fungsi RTH pada kategori ini menurut
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
05/PRT/M/2008 adalah fungsi
perlindungan atau pengamanan, sarana dan
prasarana. RTH kategori ini meliputi : jalur
hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau
sempadan sungai dan RTH pengaman
kawasan lereng >40% yang ketentuannya
sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Sukabumi Tahun 2011-
2031.
f. Analisis Kebutuhan RTH Secara Fungsi
Sosial
Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai
tingkat kebutuhan RTH Publik secara
fungsi sosial dari hasil penyebaran
kuesioner yang dilihat dari persepsi
masyarakat akan akan kebutuhann RTH
publik baik berupa taman maupun jenis
RTH lainnya. Jumlah Kuestioner yang
disebar yaitu 130 Sampel yang terbagi
menjadi 60 Sampel untuk Masyarakat
dalam KSK Pusat Kota dan 70 sampel
untuk masyarakat luar KSK Pusat Kota.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kondisi Eksisting RTH di KSK Pusat
Kota
Hasil identifikasi citra satelit tahun 2013
yang disesuaikan dengan data primer dan data
sekunder, luas RTH KSK Pusat Kota adalah
sebesar 68,44 Ha atau setara dengan 10,59%
dari luas total wilayah KSK Pusat Kota yang
terbagi menjadi RTH Publik seluas 28,221 Ha
atau 4,756 % dan RTH Privat seluas 32,929
Ha atau 5,550 %. Lebih jelasnya mengenai
luasan dan karakteristik RTH di KSK Pusat
Kota disajikan pada Tabel 2, Gambar 1dan
Gambar 2berikut.
3.2. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Persentase Wilayah di
KSK Pusat Kota
Luas RTH yang dibutuhkan KSK Pusat
Kota menggunakan ketentuan UU No. 26
Tahun 2007 mengenai ketersediaan RTH
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 5
30% (tiga puluh persen)dari total luas
wilayah, yang terdiri dari 20% RTH publik
dan 10% RTH privat. KSK Pusat Kota
Sukabumi membutuhkan RTH Publik seluas
118,67 Ha dan RTH Privat seluas 59,33 Ha.
Dilihat dari ketentuan RTRW Kota Sukabumi
akan kebutuhan RTH di KSK Pusat Kota,
jumlah tersebut sesuai dengan perhitungan
ketentuan kebutuhan RTH publik 20% untuk
KSK Pusat Kota harus menyediakan RTH
Publik 20% sesuai dengan UU penataan
Ruang No 20 Tahun 2007, maka KSK Pusat
Kota harus menyediakan RTH seluas 118,66
Ha. Luas RTH tersebut lebih kecil
dibandingkan dengan ketentuan RTRW Kota
Sukabumi.
3.3. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Jumlah Penduduk
Perhitungan kebutuhan RTH berdasarkan
jumlah penduduk di KSK Pusat Kota
dilakukan dengan menggunakan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum No. 378 Tahun
1987 yang menetapkan luas RTH kota untuk
fasilitas umum berdasarkan jumlah penduduk
antara 10.000-100.000 jiwa adalah sebesar
2,53 m2/jiwa atau 0,000253 ha/jiwa dan luas
RTH untuk penyangga lingkungan kota
sebesar 15 m2/jiwa atau 0,0015 ha/jiwa.
Kebutuhan RTH untuk KSK Pusat Kota dapat
dihitung berdasarkan jumlah penduduk
dikalikan dengan Standar Kebutuhan RTH
Fasum dan RTH Lingkungan.Kebutuhan RTH
berdasarkan standar PU disajikan pada Tabel
3.
Hasil perhitungan RTH berdasarkan
jumlah penduduk, kebutuhan ruang terbuka
hijau pada tahun 2014 adalah sebesar 108,17
Ha atau 18,23%. Luas tersebut masih dibawah
kebutuhan RTH wilayah perkotaan sesuai
dengan UU No. 26 tahun 2007, setelah
dibandingkan dengan RTH eksisting tetap
belum mencukupi kebutuhan penduduk yaitu
sebesar 62,84 Ha yaitu 10,59%.
3.4. Kebutuhan RTH Berdasarkan
Kebutuhan Oksigen (O2)
Hasil perhitungan kebutuhan RTH
berdasarkan kebutuhan oksigen diketahui
bahwa KSK Pusat Kota membutuhkan RTH
seluas 156,13 Ha atau 26,31 Ha dari total luas
wilayah KSK Pusat Kota. Sementara RTH
yang tersedia di KSK Pusat Kota hanya seluas
62,85 Ha sehingga masih membutuhkan RTH
seluas 93,28 Ha. Kebutuhan luas berdasarkan
oksigen lebih kecil dibandingkan dengan
tuntutan luas RTH berdasarkan UU Penataan
Ruang No. 26 Tahun 2007 yang menuntut
luas RTH minimal 30 % dari total luas
wilayah.
Tabel2 Luas Ruang Terbuka HijauKSK Pusat KotaBerdasarkan Jenisnya
Luas
(Ha)
Halaman
Industri
Halaman
Perkanto
ran
Halaman
Rumah
Sakit
Halaman
Sekolah
Halaman
Tempat
Ibadah
Halaman
Tempat
Usaha
Jalur
Pejalan
Kaki
Lapan
gan
Lapangan
Perkantor
an
Median
Jalan
Pekara
ngan
Pekarang
an Rumah
Tinggal
Pulau
Jalan
Sempa
dan Rel
Kereta
Api
Sempad
an
Sungai
Taman
RW
Taman
Kota
Tempat
Pemakam
an Umum
Jumlah
Kec. Cikole 296,58 0,657 10,553 1,160 1,293 0,069 1,206 1,762 0,806 - 0,109 4,295 3,125 0,031 0,325 6,478 1,138 2,057 0,150 35,214
Cikole 80,32 2,946 1,160 0,793 0,146 0,565 0,138 0,836 0,603 0,007 3,894 11,089
Gunung Parang 45,46 0,467 0,020 0,257 0,100 0,029 0,072 0,164 0,445 0,006 2,056 3,615
Kebonjati 47,58 0,657 0,180 0,136 0,256 0,041 0,767 0,653 0,325 0,203 3,218
Selabatu 123,22 6,959 0,344 0,069 0,548 1,097 0,598 0,038 2,528 1,423 0,018 2,381 1,138 0,001 0,150 17,292
Kec. Citamiang 40,70 - 0,019 - 0,018 - 0,355 - 0,397 - - 1,197 0,799 - - 0,616 - - - 3,402
Tipar 40,70 0,019 0,018 0,355 0,397 1,197 0,799 0,616 3,402
Kec. Gunung
Puyuh 78,36
- 1,115 - - - 0,020 0,519 0,041 0,180 - 0,477 0,351 - - 3,841 0,843 - - 7,386
Sriw idari 78,36 1,115 0,020 0,519 0,041 0,180 0,477 0,351 3,841 0,843 7,386
Kec.
Warudoyong 177,69
- 1,311 - 0,203 - 0,193 0,099 0,450 - - 3,184 1,150 - 0,637 6,427 0,671 - 2,517 16,842
Benteng 118,13 0,813 0,203 0,035 0,450 1,420 1,072 0,566 5,244 2,517 12,320
Nyomplong 59,56 0,498 0,158 0,099 1,764 0,077 0,072 1,183 0,671 4,522
593,33 0,657 12,998 1,160 1,514 0,069 1,773 2,380 1,694 0,180 0,109 9,153 5,425 0,031 0,962 17,363 2,652 2,057 2,667 62,844
Tipologi Jenis RTH (Ha)
No Kelurahan
Jumlah
1
2
3
4
Sumber: Hasil Identifikasi dan Survey Lapangan, Tahun 2014
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 6
Gambar 1 Peta Tipologi Jenis RTH di KSK Pusat Kota
Gambar 2
Karateristik RTH di KSK Pusat Kota
1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 7
Tabel 3 Kebutuhan Luas RTHBerdasarkan Kebutuhan Penduduk Tahun 2014 (Berdasarkan
Kepmen PU No. 378 Tahun 1987)
Standar
Kebutuhan
(Ha/Jiwa)
Kebutuhan
RTH Fasum
(ha)
Standar
Kebutuhan
(Ha/Jiwa)
Kebutuhan RTH
Lingkungan (ha)
1 Cikole 5.296 1,34 7,94 9,28 11,089 1,805
2 Gunung Parang 3.701 0,94 5,55 6,49 3,615 -2,873
3 Kebonjati 7.555 1,91 11,33 13,24 3,218 -10,026
4 Selabatu 9.672 2,45 14,51 16,96 17,292 0,337
5 CITAMIANG Tipar 8.856 2,24 13,28 15,52 3,402 -12,123
6 GUNUNG PUYUH Sriwidari 9.954 2,52 14,93 17,45 7,386 -10,063
7 Benteng 9.707 2,46 14,56 17,02 12,320 -4,696
8 Nyomplong 6.967 1,76 10,45 12,21 4,522 -7,691
61.708 15,61 92,56 108,17 62,84 -45,330
Total
Kebutuhan
RTH (Ha)
0,000253
RTH Fasum
0,0015
RTH Penyangga Lingkungan
TOTAL
Total (ha)
RTH
Eksisting
(ha)
NO KECAMATAN KELURAHAN
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
CIKOLE
WARUDOYONG
Sumber : Hasil Perhitungan Analsis Tahun 2014
Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Penyerapan Netralisasi
Karbondioksida (CO2)
Penelitian emisi CO2 yang dihitung
adalah emisi CO2 yang dihasilkan dari
pernapasan manusia dan tranportasi yang
terdapat di KSK Pusat Kota.
a. Pelaku Aktivitas/ Manusia
Berdasarkan rumus perhitungan
karbondioksida, maka dapat diketahui
jumlah CO2 yang dihasilkan oleh
manusia dengan asumsi semua manusia
menghasilkan karbondioksida yang
sama:
Jumlah CO2 yang dihasilkan
= Jumlah Penduduk x 0,48 kg
= 61.708 jiwa x 0,48
= 29.619,84 kg
b. Kendaraan
Hasil perhitungan jumlah emisi
yang dikeluarkan oleh kendaraan
bermotor disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah Emisi Yang
Dikeluarkan Oleh Kendaraan
Jenis
Kendaraan
Q = n x FE x K
Jumlah Emisi/Q
(gram) Jumlah
Kendaraan
(smp)
FE CO2
(gram/liter)
K
(liter/100
km)
Sepeda motor 4.042 2.597,86 2,66 27.928.008,17
Kendaraan penumpang
3.234 2.597,86 11,79 99.053.440,24
Kendaraan
beban 914 2.924,90 15,15 40.490.304,73
Bus 2.143 2.924,90 13,04 81.716.441,18
Jumlah 11.046 249.188.194,32
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2014
Dari hasil perhitungan, maka dapat
diketahui bahwa jumlah CO2yang
dikeluarkan oleh kendaraan yaitu
sebanyak 249.188.194,32 gram atau
249.188,19 kg. Bila dibandingkan
dengan jumlah emisi CO2yang
dikeluarkan oleh penduduk jauh lebih
besar.
c. Kebutuhan RTH berdasarkan
penyerapan karbondioksida (CO2)
Berdasarkan ketentuan RTH terbuka
hijau dengan berbagai jenis tanaman
didalamnya seluas 1 ha dapat menyerap
900 kg/hr karbondioksida (CO2),
sehingga kebutuhan luasan RTH di
KSK Pusat Kota berdasarkan
penyerapan karbondioksida yang
dikeluarkan oleh penduduk dan
kendaraan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Kebutuhan RTH di KSK
Pusat Kota Berdasarkan Penyerapan
Karbondioksida (CO2)
Sumber
CO2 yang
dihasilkan
(kg)
Kebutuhan
Luasan
RTH (ha)
Pelaku
Aktifitas/Penduduk 26.619,84 29,58
Kendaraan 249.188,19 276,88
Jumlah 275.808,03 306,45
Sumber: Hasil analisis Tahun 2014
Bila dilihat dari kebutuhan RTH
berdasarkan penyerapan Karbondioksida,
KSK Pusat Kota Sukabumi membutuhkan
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 8
Ruang Terbuka Hijau jauh lebih besar
yaitu seluas 306,45 ha atau 52 % dari total
luas wilayah KSK Pusat Kota Sukabumi.
Sementara RTH yang tersedia di KSK
Pusat Kota Sukabumi hanya 62,82 ha,
berarti masih membutuhkan RTH seluas
243,63 ha untuk menyeimbangkan
karbondioksida yang dikeluarkan oleh
penduduk dan kendaraan di KSk Pusat
Kota Sukabumi.
Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan Kebutuhan Fungsi
Tertentu
Analisis kebutuhan RTH berdasarkan
kebutuhan fungsi tertentu dilakukan
menggunakan teknik analisis GIS seperti
sistem buffering dan slope untuk
mengetahui kawasan sempadan dan
daerah dengan lereng >40%. Untuk lebih
jelasnya mengenai kebutuhan RTH fungsi
tertentu disajikan dalam Gambar
3danTabel 6.
Perhitungan RTH pada fungsi tertentu
sebagai fungsi perlindungan dan
pengamanan lingkungan, memerlukan
luas RTH lereng >40% untuk menghindari
bencana rawan longsor seluas 5,80 Ha
yang berada di Kelurahan Cikole
Kecamatan Cikole, Kelurahan Kebonjati
Kecamatan Cikole, Kelurahan Selabatu
Kecamatan Cikole dan Kelurahan
Sriwidari Kecamatan Gunungpuyuh.
Sedangkan untuk RTH sempadan sungai
memerlukan luasan RTH sebesar 27,87
Ha yang tersebar di berbagai Kelurahan
kecuali Kelurahan Gunungparang
Kecamatan Cikole yang tidak terlewti
jalur sungai. Untuk RTH di dalam
kawasan sempadan KA seluas 5,56 Ha
yang masing-masing tersebar di beberapa
kelurahan kecuali Kelurahan Cikole
Kecamatan Cikole, Kelurahan Selabatu
Kecamatan Cikole dan Kelurahan
Sriwidari Kecamatan Gunungpuyuh yang
tidak terlewati jalur Kereta Api.
Analisis RTH Berdasarkan Persepsi
Masyarakat
Analisis RTH berdasarkan persepsi
masyarakat digunakan untuk mengetahui
bagaimana kebutuhan RTH secara fungsi
sosial agar RTH tidak hanya dibuat namun
bisa bermanfaat bagi segala kegiatan
masyarakat. Analisis ini di dapat dari hasil
tabulasi kuesioner.Dalam hal ini dapat
diketahui keinginan masyarakat akan
kebutuhan RTH secara fungsi sosial baik
berupa taman, jalur hijau atau jalur
pejalan kaki maupun jenis RTH
lainnya.Dalam persepsi ini dibagi menjadi
3 (tiga) klasifikasi berdasarkan kelompok
usia yaitu usia remaja 17 - 24 tahun, usia
produktif 25 - 50 tahun dan lansia diatas
50 tahu. Hasil analisis persepsi
masyarakat akan kebutuhan RTH
disajikan dalam Tabel 7.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 9
Gambar 3 Peta Jenis RTH Fungsi Tertentu di KSK Pusat Kota
Tabel 6. Kebutuhan Luas RTHBerdasarkan Kebutuhan Fungsi Tertentu Tahun 2014
Sempadan Rel
Kereta Api (Ha)
Sempadan
Sungai (Ha)
Kelas Lereng
>40% (Ha)
1 Cikole - 3,63 2,79 6,41
2 Gunung Parang 0,33 - - 0,33
3 Kebonjati 0,75 2,66 0,29 3,70
4 Selabatu - 4,23 2,11 6,34
5 Citamiang Tipar 0,69 1,80 - 2,49
6 Gunungpuyuh Sriwidari - 6,70 0,61 7,31
7 Benteng 2,43 7,08 - 9,51
8 Nyomplong 1,37 1,78 - 3,15
5,56 27,87 5,80 39,24
Jumlah (Ha)
Cikole
Warudoyong
TOTAL
Jenis RTH Fungsi Tertentu
No Kecamatan Kelrurahan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2014
Menurut semua kategori usia, jenis
RTH yang dibutuhkan yaitu berupa
taman.Kebutuhan akan janis taman yaitu
Usia remaja lebih menginginkan jenis
taman yang diperuntukkan untuk kaum
remaja yang dapat digunakan untuk
berolahraga.Sementara usia produktif
lebih menginginkan jenis taman yang
diperuntukkan untuk anak-anak karena
mereka lebih mementingkan kenyamanan
anak dan keluarga beraktifitas di taman
untuk sarana rekrasi maupun hiburan.
Kaum lansia lebih menginginkan taman
yang diperuntukkan khusus untuk kaum
lansia agar taman tersebut dapat berfungsi
sebagai taman untuk terapi.
Perbandingan Kebutuhan Kuantitas
RTH
Hasil perhitungan kebutuhan RTH
berdasarkan beberapa metode yang telah
digunakan, setelah dilakukan
perbandingan dari semua hasil
perhitungan terdapat kesesuaian antar
metode perhitungan diantaranya
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 10
Tabel 7. Kebutuhan RTH Berdasarkan Kategori Usia
No Kriteria Kelas
Persentase
Usia
Remaja
(%)
Persentase
Usia
Produktif
(%)
Persentase
Lansia
(%)Taman 58,97 55,88 57,14
Jalur hijau 41,03 44,12 42,86
Lainnya - - -
100,00 100,00 100,00
Bagi anak-anak 24,44 40,00 43,75
Bagi remaja 28,89 10,00 -
Bagi usia produktif 22,22 17,50 6,25
Bagi lansia 15,56 22,50 50,00
Bagi semua usia 8,89 10,00 -
100,00 100,00 100,00
Rekreasi/hiburan 20,97 26,92 31,25
Kreatif itas musik 12,90 15,38 -
Olahraga 25,81 17,31 29,41
Kesehatan/terapi 16,13 15,38 41,18
Kesenian 9,68 11,54 -
Pendidikan/penelitian 14,52 13,46 -
Lainnya - - -
100,00 100,00 100,00
Di dalam KSK Pusat Kota 33,33 50,00 50,00
Di luar KSK Pusat Kota 66,67 43,75 50,00
Di seluruh kelurahan 16,67 6,25 -
100,00 100,00 100,00
100-250 m 35,71 22,73 40,00
250-500 m 21,43 45,45 30,00
500-750 m 21,43 13,64 -
750-100 0m 7,14 9,09 30,00
Diatas 1 km 14,29 9,09 -
100,00 100,00 100,00
1Jenis RTH yang dibutuhkan
Jumlah
2Jenis taman yang dibutuhkan
Jumlah
5
Keinginan jarak taman dari tempat
tinggal
Jumlah
3Fungsi taman yang dibutuhkan
Jumlah
4Lokasi untuk menambah taman
Jumlah
Sumber: Hasil analisis, Tahun 2014
Keterangan: Persepsi terbanyak
berupa kesesuaian hasil akhir perhitungan
yang mendekati dengan metode yang
berbeda seperti kebutuhan RTH
berdasarkan luas wilayah dibandingkan
dengan perhitungan berdasarkan jumlah
penduduk dan kebutuhan oksigen
memiliki hasil yang mendekati.
Kebutuhan jenis RTH berdasarkan
RTRW Kota Sukabumi Tahun 2011-2031
yaitu berupa taman sesuai dengan
kebutuhan RTH secara fungsi sosial yang
didapat dari persepsi masyarakat yang
membutuhkan RTH jenis taman serta
untuk menentukan kualitas tanaman dapat
melihat pada kebutuhan RTH
berdasarkan netralisasikarbondioksida
yang lebih membutuhkan jenis tanaman
yang dapat menyerap karbondioksida
mengingat KSK Pusat Kota memiliki
tingkat kepadatan kendaraan yang
tinggi.Tabel Perbandingan Hasil
Kebutuhan RTH Di KSK Pusat Kota
Tahun 2014.
Tabel 8 Perbandingan Hasil Kebutuhan RTH di KSK Pusat Kota Tahun 2014
Publik
(Ha)
Privat
(Ha)
Kawasan
Sempadan Sungai
Kawasan
Sempadan KA
RTH Lereng
>40%Jumlah
Kec. Cikole
Cikole 4,604 6,485 11,089 24,10 9,28 - 3,63 2,79 6,41
Gunung Parang 2,264 1,352 3,616 13,64 6,49 0,33 - - 0,33
Kebonjati 0,569 2,649 3,218 14,27 13,24 0,75 2,66 0,29 3,70
Selabatu 5,420 11,871 17,291 36,97 16,96 - 4,23 2,11 6,34
Kec. Citamiang
Tipar 1,014 2,388 3,402 12,21 15,52 0,69 1,80 - 2,49
Kec. Gunung
Puyuh
Sriw idari 5,243 2,143 7,386 23,51 17,45 - 6,70 0,61 7,31
Kec.
Warudoyong
Benteng 8,777 3,544 12,320 35,44 17,02 2,43 7,08 - 9,51
Nyomplong 2,025 2,497 4,522 17,87 12,21 1,37 1,78 - 3,15
29,92 32,93 62,844 118,67 108,17 156,13 306,45 5,56 27,87 5,80 39,24
5,042% 5,550% 10,592% 20,00% 18,232% 26,314% 51,649% 0,938% 4,698% 0,978% 6,613%
Jumlah
Persentase
Berdasarkan
Standar PU
(RTH 20%)
1
2
3
4
Berdasrakan
Netralisasi CO2
Berdasarkan
Kebutuhan O2
No Kelurahan
Luas RTH Eksisting
Jumlah
RTH
Eksisting
Kebutuhan Kuantitas RTH (Ha)
Berdasarkan Fungsi TertentuBerdasarkan
Jumlah Penduduk
(Kepmen PU No. 378
Tahun 1987)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2014
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 11
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau
eksisting di KSK Pusat Kota hanya
tersedia 10,59% atau 62,84 ha yang
terdiri dari RTH publik seluas 29,92 ha
atau 5,04% RTH privat sebesar 32,93 ha
atau 5,55% dari luas total wilayah KSK
Pusat Kota.
Hasil perhitungan kebutuhan RTH
berdasarkan beberapa metode yang telah
digunakan, terdapat kesesuaian antar
metode perhitungan yaitu kesesuaian
hasil akhir perhitungan yang mendekati
dengan metode yang berbeda seperti
kebutuhan RTH berdasarkan luas wilayah
dibandingkan dengan perhitungan
berdasarkan jumlah penduduk dan
kebutuhan oksigen memiliki hasil yang
mendekati.
Kebutuhan jenis RTH berdasarkan
RTRW Kota Sukabumi Tahun 2011-2031
yaitu berupa taman sesuai dengan
kebutuhan RTH secara fungsi sosial yang
didapat dari persepsi masyarakat yang
membutuhkan RTH jenis taman.
Saran
Berdasarkan hasil-hasil yang telah
diperoleh dalam penelitian ini, maka
penulis dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Program pengadaan luasan RTH
publik berupa taman tematik sesuai
dengan RTRW Kota Sukabumi dan
persepsi masyarakat.
2. Menambah jumlah dan kualitas RTH
sempadan sungai, sempadan rel kereta
maupun RTH untuk daerah yang
berada dalam kemiringan >40%.
3. Meningkatkan kualitas taman dan jalur
hijau (pulau, dan median jalan)
4. Mengurangi pemakaian kendaraan
bermotor guna memperkecil tingkat
polusi kendaraan bermotor..
5. Perlu dilakukan studi lanjutan
mengenai strategi pemenuhan
kebutuhan luasan RTH di Kawasan
Pusat Kota serta peningkatan kualitas
tanaman RTH.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adillasintani. 2013. Analisis Tingkat
Kebutuhan Dan Ketersediaan Rth
Pada Kawasan Perkantoran Di Kota
Makassar [disertasi]. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
[2] Amin, Jusna J.A. 2010. Kota Taman
(Garden City). Jakarta: CV Idayus.
[3] BAPPEDA Kota Sukabumi, 2011.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Sukabumi Tahun 2011-2031. Kota
Sukabumi: BAPPEDA.
[4] [BPS] BadanPusatStatistik, 2013.
Kecamatan Dalam Angka. Kota
Sukabumi: BPS.
[5] Carpenter, Philp L., dkk. 1975. Plants
in The Landscape. W. H Foreman &
Company, San Francisco.
[6] Departemen Dalam Negeri Republik
Indonesia, 1988. Instruksi Menteri
Dalam Negeri republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 1988 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau di
Wilayah Perkotaan, Depdagri, Jakarta.
[7] ______, 2007. Peraturan Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan,
Depdagri, Jakarta.
[8] Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
2011. Taman, Kota Surabaya:
http://www.dkp-surabaya.org/ [6 Mei
2014].
[9] [DP3] Dinas Pengelolaan
Persampahan, Pertamanan dan
Pemakaman Kota Sukabumi, 2014.
Data Sebaran Ruang Terbuka Hijau
Kota Sukabumi. Kota Sukabumi: DP3.
[10] Gumilang, Giri. 2012. Identifikasi
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Di
Kota Sukabumi [Tugas Akhir]. Bogor:
Universitas Pakuan.
[11] Joga, Nirwono. 2011. RTH 30% !
Resolusi Kota Hijau. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
[12] Kantor Kelurahan Benteng. 2013. Data
Monografi Kelurahan Benteng
Kecamatan Warudoyong. Kota
Sukabumi: Kantor Kelurahan Benteng.
[13] Kantor Kelurahan Cikole. 2013. Data
Monografi Kelurahan Cikole
Kecamatan Cikole. Kota Sukabumi:
Kantor Kelurahan Cikole.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 12
[14] Kantor Kelurahan Gunung Parang.
2013. Data Monografi Kelurahan
Gunung Parang Kecamatan Cikole.
Kota Sukabumi: Kantor Kelurahan
Gunung Parang.
[15] Kantor Kelurahan Kebonjati. 2013.
Data Monografi Kelurahan Kebonjati
Kecamatan Cikole. Kota Sukabumi:
Kantor Kelurahan Kebonjati.
[16] Kantor Kelurahan Nyomplong. 2013.
Data Monografi Kelurahan
Nyomplong Kecamatan Warudoyong.
Kota Sukabumi: Kantor Kelurahan
Nyomplong.
[17] Kantor Kelurahan Selabatu. 2013.
Data Monografi Kelurahan Selabatu
Kecamatan Cikole. Kota Sukabumi:
Kantor Kelurahan Selabatu.
[18] Kantor Kelurahan Sriwidari. 2013.
Data Monografi Kelurahan Sriwidari
Kecamatan Gunungpuyuh. Kota
Sukabumi: Kantor Kelurahan
Sriwidari.
[19] Kantor Kelurahan Tipar. 2013. Data
Monografi Kelurahan Tipar
Kecamatan Citamiang. Kota
Sukabumi: Kantor Kelurahan Tipar.
[20] [Kemen. PU] Kementerian Pekerjaan
Umum, 2008. Peraturan Menteri
Pkerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2008 - Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau di Perkotaan, Jakarta.
[21] Lestari, R.A>E dan Jaya, LN.S.2005,
Penggunaan teknologi Penginderaan
Jauh Satelit dan SIG unutk menentukan
luas hutan kota :Studi Kasus di Kota
Bogor, Jawa Barat, Jurnal Manajemen
Hutan Tropika Vol. XI No. 2 :55-69
(2005).
[22] Purnomohadi, Ning., (2006). Ruang
terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama
Tata Ruang. Departemen Pekerjaan
Umum.
[23] Rachman, Fauzy. 2013. Identifikasi
Kuantitas Dan Kualitas Ruang
Terbuka Hijau Di Kecamatan Bogor
Tengah [Tugas Akhir]. Bogor:
Universitas Pakuan.
[24] Sari, Intan Laksmita. 2011. Kajian
Proyeksi Luas Kebutuhan Ruang
Terbuka Hijau Kota Bogor Dan
Arahan Pola Penyebarannya [skripsi].
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
[25] Sebandung.com. 2014. Taman
Tematik. Bandung:
http://sebandung.com/2014/02/taman-
tematik/ [19 Mei 2014].
[26] Zoer’aini. 2003. Hutan Kota dan
Lingkungan Kota. Makalah Seminar
Pada FakultasArsitektur Lanskap
Teknik lingkunganUniversitas Trisakti.
Jakarta.
Jhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
PENULIS:
1. Imran Fadilah, ST. (Alumni) 2014
Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Kota FT-Unpak.
2. Dr. Ir. Janthy T. Hidayat M.Si. Staf
Pengajar Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota FT-Unpak.
3. Ir. Agus Sunaryadi M.SP. Staf Pengajar
Program Studi Perencanaan Wilayah
dan Kota FT-Unpak.
nhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FT-Unpak 13
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
hhh