IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) KENAIKAN
JABATAN
Oleh :
Citra Nuraini Mursa
105093003015
PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
i
IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)
KENAIKAN JABATAN
Oleh :
Citra Nuraini Mursa
105093003015
PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 / 1431 H
ii
IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN (SPK) KENAIKAN JABATAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
CITRA NURAINI MURSA
105093003015
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
v
HALAMAN PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Mei 2010
CITRA NURAINI MURSA105093003015
vi
ABSTRAK
Citra Nuraini Mursa, Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung
Keputusan Kenaikan Jabatan. (Di bawah bimbingan Ditdit N. Utama dan
Zaenudin Bey Fananie).
Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting
yang dapat menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan
tersebut, di antaranya adalah peran pegawai. Pegawai yang mempunyai kualitas
tinggi akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan
dapat memberikan penghargaan kepada pegawai yang dianggap berprestasi
berupa kenaikan jabatan. Penelitian ini mengangkat studi kasus implementasi
analisis gap untuk sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT. Beyf
Bersaudara. Saat ini proses kenaikan jabatan pegawai yang terdapat pada PT. Beyf
Bersaudara belum dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan karena masih
dilakukan secara manual. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan studi pustaka. Metodologi pengembangan sistem yang
digunakan adalah metodologi terstruktur dengan model pengembangan System
Development Life Cycle (SDLC) dan perancangan model yang digunakan adalah
model Pencocokan Profil (profile matching) dengan metode perhitungan
Pemetaan Gap Kompetensi serta PHP dan MySQL sebagai alat pengkodean
komputer. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat menjadi solusi dalam
pengambil keputusan untuk menentukan perhitungan nilai kenaikan jabatan.
Kata kunci: SPK, SDLC (System Development Life Cycle), GAP, PHP, dan
MySQL
V Bab + xvi Halaman + 151 Halaman + 52 Tabel + 51 Gambar + Daftar Pustaka
+ 4 Lampiran
Daftar Pustaka: 30 (2002-2009)
vii
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرحمن الرحیمDengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis curahkan pada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari kegelapan
menuju masa yang terang-benderang hingga akhir zaman.
Skripsi berjudul “Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) Kenaikan Jabatan”, disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pembuatan skripsi ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom., selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi, dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI., selaku Sekretaris Program
Studi Sistem Informasi.
3. Bapak Ditdit N. Utama, MMSI, M.Com., dan Bapak Zainuddin Bey
Fananie, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing I & II
viii
yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi
dalam membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. PT Beyf Bersaudara yang telah bersedia untuk memberikan kesempatan
kepada penulis untuk dapat meneliti proses kenaikan jabatan.
5. Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mencurahkan segala perhatian, materi,
semangat, motivasi, doa yang tiada putus-putusnya serta mas apur, mas
apat, mba eno, k’ivon, siti, banu, gaza, dan abhie yang selalu membuat
tersenyum dan semangat.
6. Bapak Inayatullah yang telah meluangkan waktunya dan memberikan
ilmunya. Terima kasih Pak!
7. Bachtiar (IyayQu) tercinta yang selalu mencurahkan segala perhatian,
semangat, motivasi, doa, kasih sayang dan waktunya. Thank’s beibh.
8. Teman-teman angkatan 2005 terutama SIB, annisa, dhita, dillah, lia, mita,
muya, nyit2, v-te, anak-anak cowo SIB, serta k’ditra, panki, dan k’aldi
yang banyak membantu dalam penyelesaian aplikasi skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu diharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan agar penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan dan khususnya kepada penulis sendiri.
Jakarta, Mei 2010
Citra Nuraini Mursa
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................. i
Halaman Sampul........................................................................................... ii
Halaman Pengesahan Ujian.......................................................................... iii
Halaman Persetujuan Pembimbing............................................................. iv
Halaman Pernyataan.................................................................................... v
Abstrak.......................................................................................................... vi
Kata Pengantar............................................................................................. vii
Daftar Isi....................................................................................................... ix
Daftar Gambar............................................................................................. xv
Daftar Tabel.................................................................................................. xvii
Daftar Simbol................................................................................................ xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan........................................................................................................ 4
1.5 Manfaat...................................................................................................... 4
1.6 Metodologi Penelitian............................................................................... 5
1.7 Sistematika Penulisan................................................................................ 6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi.......................................................................................
2.1.1 Definisi Sistem Informasi......................................................................
8
8
2.1.2 Komponen Sistem Informasi.................................................................
2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)........................................................
9
10
x
2.2.1 Sistem.....................................................................................................
2.2.1.1 Definisi Sistem.......................................................................................
2.2.1.2 Klarifikasi Sistem...................................................................................
10
10
11
2.2.2 Pendukung................................................................................................ 13
2.2.3 Keputusan................................................................................................. 13
2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK).......................................................
2.2.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK).......................................
2.2.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)................
2.2.4.3 Karakteristik Sistem pendukung keputusan...........................................
14
14
19
24
2.3 Jabatan......................................................................................................... 25
2.4 Pengukuran Kinerja.................................................................................... 28
2.4.1 Definisi Pengukuran Kinerja................................................................... 28
2.4.2 Kriteria Ukuran Kinerja........................................................................... 29
2.5 Metode Pengumpulan Data......................................................................... 30
2.6 System Development Life Cycle (SDLC)...................................................
2.6.1 Definis SDLC..........................................................................................
2.6.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC)....................
32
32
33
2.7 Model Pencocokan Profil (Profile Matching).............................................
2.7.1 Pemetaan Gap Kompetensi......................................................................
2.7.2 Tes IST....................................................................................................
2.7.3 Tes Pauli..................................................................................................
2.7.4 Aspek-aspek Penilaian.............................................................................
2.7.5 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor...............
2.8 Graphic Tools (Data Flow Diagram).........................................................
2.8.1 Diagram Alir Data/Data Flow Diagram................................................
2.8.1.1 Definisi Data Flow Diagram.................................................................
2.8.2 Diagram Konteks...................................................................................
2.8.2.1 Definisi Diagram Konteks.....................................................................
2.8.3 Diagram Nol/Zero (Overview Diagram).................................................
2.8.3.1 Definisi Diagram Nol/Zero (Overview Diagram).................................
37
38
38
39
39
41
42
42
42
42
42
42
42
xi
2.8.4 Diagram Rinci (Level Diagram)..............................................................
2.8.4.1 Definisi Diagram Rinci (Level Diagram).............................................
2.8.5 Simbol Data Flow Diagram (DFD)........................................................
2.9 Kamus Data.............................................................................................
2.10 Flowchart..............................................................................................
2.10.1 Definisi Flowchart................................................................................
2.10.2 Simbol-simbol Flowchart.....................................................................
2.10.2.1 Flow Direction Symbols......................................................................
2.10.2.2 Processing Symbols............................................................................
45
45
45
44
46
46
46
47
47
2.10.2. Input-output...........................................................................................
2.11 Pseudocode.....................................................................................
2.12 State Trasition Diagram........................................................................
2.13 Entity Relationship Diagram (ERD)......................................................
2.13.1 Definisi ERD.........................................................................................
2.13.1 Elemen Dasar ERD...............................................................................
2.13.2 Simbol ERD..........................................................................................
2.14 Normalisasi............................................................................................
2.14.1 Beberapa Definisi Normalisasi..............................................................
2.14.2 Langkah-langkah Pembuatan Normalisasi............................................
2.15 Black Box Testing....................................................................................
2.16 Pengertian PHP........................................................................................
2.16.1 Definisi PHP.........................................................................................
2.16.2 Kelebihan PHP......................................................................................
2.16.3 Kelemahan PHP....................................................................................
2.17 MySQL....................................................................................................
2.18 XAMPP...............................................................................................
2.19 Literatur Sejenis.......................................................................................
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
48
49
50
53
52
52
53
54
54
55
57
59
59
60
60
61
61
62
3.1 Metodologi Pengumpulan Data ................................................................. 64
xii
3.1.1 Studi Pustaka........................................................................................... 64
3.1.2 Studi Lapanagan....................................................................................... 65
3.1.2.1Observasi................................................................................................. 65
3.1.2.2Wawancara.............................................................................................. 65
3.1.2 Studi Literatur....................................................................................... 66
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem............................................................. 66
3.2.1 Perancangan Sistem............................................................................... 66
3.2.2 Perancangan Model…………………………………………………...
3.2.3 Kerangka Penelitian............................................................................
BAB 4 PEMBAHASAN
70
71
4.1 Profil Perusahaan......................................................................................... 73
4.2 Analisis........................................................................................................ 75
4.2.1 Deteksi Massalah................................................................................... 75
4.2.2 Investigasi Awal....................................................................................... 76
4.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem........................................................................ 78
4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan…………………………………………...
4.2.3.2 Flowchart Usulan ............................................................................... 80
4.2.3.2.1 Flowchart Sistem............................................................................. 78
4.2.3.2.2 Flowchart Pencocokan Profil........................................................... 82
4.2.3.2.3 Flowchart Program........................................................................... 83
4.2.3.3 Pseudocode ......................................................................................... 84
4.2.4 Mensortir Kebutuhan Sistem ................................................................. 86
4.2.4.1 Input..................................................................................................... 87
4.2.4.2 Processing............................................................................................ 87
4.2.4.3 Output................................................................................................... 88
4.2.5 Memilih Sistem Yang Baik...................................................................... 88
4.2.5.1 Sistem Yang Berjalan............................................................................ 88
4.2.5.2 Sistem Yang Siusulkan.......................................................................... 89
4.2.6 Perancangan.............................................................................................. 90
4.2.6.1 Pencocokan Profil...............................………………………………... 91
78
xiii
4.2.6.1.1 Pemetaan Gap Kompetensi................................................................. 91
4.2.6.1.2 Pembobotan......................................................................................... 95
4.2.6.1.3 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor.......... 99
4.2.6.1.4 Perhitungan Nilai Total....................................................................... 104
4.2.6.1.5 Perhitungan Penentuan Ranking......................................................... 107
4.2.6.2 Rancangan Spesifikasi Sistem Penunjang Keputusan........................... 109
4.2.6.2.1 Context Diagram................................................................................. 109
4.2.6.2.2 Diagram Nol/Zero.............................................................................. 110
4.2.6.2.3 DFD Level 1 proses 4.0...................................................................... 112
4.2.6.2.4 Kamus Data........................................................................................ 113
4.2.6.3 Perancangan Files.................................................................................. 114
4.2.6.3.1 ERD..........………………………………………………………….. 114
4.2.6.3.2 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS).................. 116
4.2.6.3.3 Analisis Data....................................................................................... 117
4.2.6.3.3.1 Normalisasi..................................................................................... 117
4.2.6.3.3.2 Spesifikasi Database...................................................................... 121
4.2.6.4.1 Rancangan Modul Menu Utama......................................................... 127
4.2.6.5Perancangan Antar Muka....................................................................... 130
4.2.6.6 Tahap Penerapan.........…………………………………...................... 141
4.2.6.6.1 Penulisan Source Code Program..................................................... 142
4.2.6.6.2 Testing Program............................................................................... 142
4.2.6.6.2.1 Pengujian User................................................................................. 142
4.2.6.6.3 Fitur Sistem..................................................................................... 144
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan................................................................................................... 145
xiv
5.2 Saran......................................................................................................... 146
Daftar Pustaka............................................................................................... 147
Lampiran........................................................................................................ 149
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK...........................................16
Tabel 2.2 Bobot Nilai Gap..............................................................................40
Tabel 2.3 Perbedaan Simbol DFD..................................................................45
Tabel 2.4 Flow Direction Symbols.................................................................48
Tabel 2.5 Processing Symbols........................................................................49
Tabel 2.6 Input-output Symbols......................................................................50
Tabel 2.7 Simbol ERD....................................................................................54
Tabel 4.1 Perbandingan Sistem.......................................................................77
Tabel 4.2 Nilai Pegawai..................................................................................91
Tabel 4.3 Bobot Nilai Jabatan.........................................................................91
Tabel 4.4 Hasil Gap Kapasitas Intelektual......................................................92
Tabel 4.5 Nilai Pegawai..................................................................................93
Tabel 4.6 Bobot Nilai Jabatan.........................................................................93
Tabel 4.7 Hasil Gap Sikap kerja.....................................................................93
Tabel 4.8 Nilai Pegawai..................................................................................94
Tabel 4.9 Bobot Nilai Jabatan.........................................................................94
Tabel 4.10 Hasil Gap Perilaku........................................................................95
Tabel 4.11 Bobot Nilai Gap............................................................................95
Tabel 4.12 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1................................96
Tabel 4.13 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2...............................96
Tabel 4.14 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3...............................96
Tabel 4.15 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 4...............................97
Tabel 4.16 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5................................97
xvi
Tabel 4.17 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1..............................97
Tabel 4.18 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2..............................97
Tabel 4.19 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3..............................97
Tabel 4.20 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai4................................97
Tabel 4.21 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5..............................97
Tabel 4.22 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1..............................97
Tabel 4.23 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2..............................97
Tabel 4.24 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3..............................97
Tabel 4.25 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai4................................99
Tabel 4.26 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5..............................99
Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Ranking.........................................................108
Tabel 4.28 Tabel Pegawai ............................................................................121
Tabel 4.29 Tabel Jabatan ...............................................................................122
Tabel 4.30 Tabel unit_kerja...........................................................................123
Tabel 4.31 Tabel user....................................................................................123
Tabel 4.32 Tabel profil_karyawan.................................................................124
Tabel 4.33 Tabel profil_jabatan ....................................................................126
Tabel 4.34 Tabel bobot ..................................................................................127
Tabel 4.35 Uji Coba Account User................................................................142
Tabel 4.36 Fitur Sistem...................................................................................144
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi............................................................10
Gambar 2.2 Fase Proses Pengambilan Keputusan...............................................19
Gambar 2.3 Subsistem Penyelenggaraan Dialog................................................23
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian.........................................................................72
Gambar 4.1 Flowchart Sistem Berjalan...............................................................79
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Usulan.................................................................80
Gambar 4.3 Flowchart Profile Matching.............................................................82
Gambar 4.4 Flowchart Program..........................................................................83
Gambar 4.5 Context Diagram SPK Untuk Kenaikan Jabatan.............................109
Gambar 4.6 Diagram nol/zero..............................................................................110
Gambar 4.7 Diagram Rinci proses 4.0.................................................................112
Gambar 4.8 ERD (Entity Relationship Diagram)................................................115
Gambar 4.9 Tranformasi ERD ke LRS................................................................116
Gambar 4.10 STD Rancang Menu Utama............................................................128
Gambar 4.11 STD Rancang Modul Login...........................................................129
Gambar 4.12 STD Rancang Modul Data Unit Kerja...........................................129
Gambar 4.13 STD Rancang Modul Data Pegawai..............................................130
Gambar 4.14 STD Rancang Modul Rekruitmen.................................................130
Gambar 4.15 STD Rancang Modul Bantuan.......................................................131
Gambar 4.16 Login User......................................................................................131
Gambar 4.17 Home..............................................................................................132
Gambar 4.18 Data Unit Kerja.............................................................................133
Gambar 4.19 Edit Jabatan..................................................................................133
Gambar 4.20 Lihat data pegawai........................................................................134
Gambar 4.21 Detail Pegawai..............................................................................135
Gambar 4.22 Cari Data Pegawai.......................................................................136
Gambar 4.23 Pemilihan...................................................................................... 136
Gambar 4.24 Pemilihan Proses 2.......................................................................137
Gambar 4.25 Pemilihan Proses 3.......................................................................138
Gambar 4.26 Hasil Akhir....................................................................................139
xiv
Gambar 4.27 Ganti Password.............................................................................140
Gambar 4.28 Informasi.......................................................................................140
Gambar 4.29 Help..............................................................................................141
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting
yang dapat menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan
tersebut, di antaranya adalah peran pegawai. Seorang pegawai wajib melakukan
pekerjaan yang menuju pada kemajuan perusahaan dan tidak boleh melakukan
aktivitas yang bertujuan merugikan perusahaan. Pendidikan dan pelatihan adalah
usaha yang terencana dari sebuah perusahaan baik itu perusahaan pemerintah
maupun non-pemerintah, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan pegawai (Sofa, 2008). Pegawai yang mempunyai kualitas tinggi akan
sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan dapat
memberikan penghargaan kepada pegawai yang dianggap berprestasi.
Penghargaan tersebut bisa berupa kenaikan jabatan, golongan atau perencanaan
karir. Cara tersebut dapat memberikan semangat kepada pegawai untuk bekerja
lebih baik lagi.
Jabatan merupakan sekelompok posisi yang hampir sama dalam suatu
badan, lembaga, atau perusahaan (Moekijat, 2008). Bagi pegawai, hasil penilaian
dapat digunakan untuk menjadi umpan balik terhadap prestasi kerja, sehingga
memiliki dasar pertimbangan untuk perencanaan pengembangan karirnya.
Sedangkan di sisi lain, hasil penilaian ini dapat digunakan perusahaan untuk
2
melandasi pengambilan keputusan dalam hal sistem pemberian imbalan
(kompensasi), kenaikan jabatan, pelatihan dan perencanaan karir.
Dari hasil penelitian yang ada kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara pada
dasarnya masih bersifat manual, tidak adanya proses penilaian kinerja yang
dilakukan, tidak sesuai dengan kenyataan dan melalui proses yang sangat rumit,
seperti adanya pegawai yang dinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsung
mendapatkan kenaikan jabatan, padahal pegawai tersebut belum tentu unggul
pada kriteria-kriteria yang lainnya, tidak adanya standar baku atau bobot nilai
yang pasti dalam menentukan kualitas pegawai, dan tidak adanya sistem yang
dapat memberikan alternatif solusi dalam penilaian kinerja pegawai untuk
kenaikan jabatan.
Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang
dapat memudahkan General Manager dalam mengambil keputusan kenaikan
jabatan. Jika proses pengambilan keputusan ini dibantu oleh sebuah Sistem
Pendukung Keputusan yang terkomputerisasi, diharapkan subyektifitas dalam
pengambilan keputusan dapat dikurangi dan dapat diganti dengan pelaksanaan
seluruh kriteria-kriteria untuk seluruh pegawai. Sehingga, diharapkan pegawai
dengan kemampuan (pertimbangan lain) terbaiklah yang terpilih.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sebuah sistem yang
dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam
keputusan semi terstruktur. SPK ditujukkan untuk menjadi alat bantu bagi para
pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas para pengambil keputusan
3
tersebut, namun tidak untuk menggantikan penilaian (Turban, Aranson, dan
Liang, 1997).
Dari penjabaran latar belakang di atas, maka dibuatlah skripsi dengan
judul “Implementasi Analisis Gap Untuk Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan
Jabatan”.
1.2 Perumusan Masalah
Pada penelitian ini, ada 4 jenis masalah yang dapat dirumuskan, di
antaranya ialah:
1. Bagaimana membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang
dapat menjadi alat bantu para pengambil keputusan untuk kenaikan jabatan
PT. Beyf Bersaudara?
2. Bagaimana tahapan prosedur baku untuk membuat keputusan untuk
kenaikan jabatan PT. Beyf Bersaudara?
3. Bagaimana membuat standar baku atau bobot nilai yang pasti dalam
menentukan kualitas pegawai?
4. Bagaimana membuat sistem yang dapat memberikan alternatif solusi
dalam penilaian kinerja pegawai untuk kenaikan jabatan?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, batasan masalah yang akan di
bahas pada penelitian skripsi ini ialah:
4
1. Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan dalam proses kenaikan jabatan
PT. Beyf Bersaudara.
2. Meng-cover proses pemberian standar baku atau bobot penilaian kinerja
pegawai PT. Beyf Bersaudara.
3. Sistem Pendukung Keputusan yang dibuat hanya sampai pada tahap
perancangan dan pengujian sistem yang telah dibuat, tidak sampai
membahas penerapan sistem.
4. Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan yang dibuat tidak
membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen (SIM).
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai 3 tujuan, yaitu:
1. Merancang Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan.
2. Membuat perancangan model pencocokan profil untuk proses penilaian
kualitas kinerja pegawai.
3. Membuat rancang bangun Sistem Pendukung Keputusan yang dapat
digunakan sebagai alat bantu pengambilan keputusan mengenai kenaikan
jabatan yang berdasarkan pada penilaian kualitas pegawai.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang didapat diantaranya ialah:
5
1. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya yang
berhubungan dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK), khususnya di
bidang kenaikan jabatan pegawai.
2. Dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai Sistem Pendukung
Keputusan terutama untuk kenaikan jabatan pada suatu perusahaan.
3. Dapat memberikan pemahaman mengenai cara perhitungan dengan
menggunakan model perhitungan pencocokan profil.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
pengumpulan data, pengembangan sistem, dan perancangan model Sistem
Pendukung Keputusan.
1. Metodologi Pengumpulan Data
A. Studi pustaka
Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku
dan situs-situs sebagai referensi yang dapat dijadikan acuan
pembahasan dalam masalah ini.
B. Studi Lapangan
a. Observasi
Mengumpulkan data dan informasi dengan cara meninjau dan
mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi di
lapangan.
6
b. Wawancara
Mengumpulkan data dengan mewawancarai langsung kepada
kepala bagian yang mempunyai wewenang untuk melakukan
pengambilan keputusan.
C. Studi Literatur
Membandingkan penelitian sebelumnya yang sejenis dan dilihat
apa kekurangan dan kelebihannya untuk membuat penelitian yang
lebih baik.
2. Metodologi Pengembangan Sistem
A. Perancangan Sistem
Dalam metodologi perancangan Sistem Pendukung Keputusan di
dalam skripsi ini digunakan metodologi terstruktur dengan model
System Development Live Cycle (SDLC) (Ladjamudin, 2005).
B. Perancangan Model
Pada perancangan model Sistem Pendukung Keputusan, digunakan
model Pencocokan Profil (profile matching) (Kusrini, 2007).
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan skripsi Implementasi Analisis Gap Untuk
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Kenaikan Jabatan, meliputi:
7
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, metodologi
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan menguraikan teori Sistem Pendukung Keputusan
Kenaikan Jabatan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), SDLC,
Pencocokan Profil dan materi-materi yang terkait dengan penelitian
skripsi ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan tentang motode yang digunakan
dalam membuat rancang bangun SPK untuk kenaikan jabatan yaitu
metodologi pengumpulan data, metodologi pengembangan sistem
dan metodologi perancangan sistem.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Untuk Kenaikan Jabatan dan output yang dihasilkan dari
pembahasan.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dari laporan, yang terdiri dari
simpulan dari penelitian yang didapat dan saran yang ditujukan
kepada pembaca atau peneliti berikutnya untuk dijadikan sebagai
acuan pengembangan sistem yang lebih baik.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,
media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan
jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal
kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan
eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan
keputusan yang cerdik (Kadir, 2003).
Ada beragam definisi sistem informasi, yaitu: Menurut Alter (1992),
sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan
teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem Informasi adalah
kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk
mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang berguna. Menurut
Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990), sistem informasi adalah suatu sistem buatan
manusia yang secara umum terdiri dari atas sekumpulan komponen berbasis
komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan
mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.
Menurut Hall (2001) sistem informasi adalah sebuah rangakaian prosedur formal
9
dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan
kepada pemakai. Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999), sebuah sistem
informasi adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Kadir, 2003).
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan
prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan
dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003).
2.1.2 Komponen Sistem Informasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti
(Kadir, 2003):
A. Perangkat keras (Hardware): mencangkup peranti-peranti fisik seperti
komputer dan printer.
B. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.
C. Prosedur (orang): sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan
pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
D. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem
informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
E. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang
berkaitan dengan penyimpanan data.
10
F. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang
memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses
oleh sejumlah pemakai.
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi (Abdul Kadir, 2003)
2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.2.1 Sistem
2.2.1.1 Definisi Sistem
Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Sering kali
sistem mengacu pada komputer seperti IBM PC dan Macintosh, tetapi juga kearah
yang lebih luas seperti tata surya atau bahkan ke hal-hal yang lebih spesifik seperti
sistem respirasi mamalia.
11
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yang mengandung arti kesatuan
atau keseluruhan dari bagian yang berhubungan satu sama yang lainnya. Definisi
dari sebuah sistem mempunyai peranan penting dalam pendekatan untuk
mempelajari sebuah sistem.
Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau
terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika
dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam
mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut sudah dipastikan bukanlah
bagian dari sistem. Sebagai contoh, raket dan pemukul bola kasti (masing-masing
sebagai elemen) tidak bisa membentuk sebuah sistem, karena tidak ada sistem
permainan olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut (Kadir, 2003).
Jadi, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan
dan mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan.
2.2.1.2 Klasifikasi Sistem
Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kadir, 2003):
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem Abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya,
sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan.
Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, Misalnya: sistem
komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.
2. Sistem Deterministik dan probabilistik
12
Sistem deterministik adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi
secara tepat. Misalnya sistem komputer. Sistem probabilistik adalah sistem
yang tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur
probabilitas.
3. Sistem Tertutup dan Terbuka
Sistem tertutup adalah tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan
lingkungan. Dengan kata lain, sistem ini tidak berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-ciri sebuah sistem yang relatif tertutup,
antara lain sistem hanya mempunyai masukan dan keluaran yang tertentu,
terkendali, dan gejolak diluar sistem (lingkungan) tidak
mempengaruhinya. Misalnya, sistem penerimaan mahasiswa baru
dilingkungan universitas negeri. Sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ciri-
cirinya, sistem menerima masukan yang diketahui, yang bersifat acak,
maupun gangguan. Selain itu, umumnya sistem melakukan adaptasi
terhadap lingkungan. Pada umumnya, sistem perusahaan dagang
merupakan contoh sistem terbuka.
4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh
manusia). Misalnya, sistem tata surya. Sistem buatan manusia adalah
sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya, sistem komputer dan sistem
mobil.
5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
13
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang
sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak
manusia).
2.2.2 Pendukung
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendukung mempunyai arti
sesuatu atau orang yang mendukung; pembantu; penyokong; penunjang
(Depertemen Pendidikan Nasional, 2002).
2.2.3 Keputusan
Pada umumnya, kata keputusan berarti pilihan yaitu pilihan dari dua atau
lebih kemungkinan. Namun, hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar
dan salah, tetapi yang justru sering terjadi ialah pilihan antara yang “hampir
benar” dan yang mungkin salah. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama
dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzie melihat
bahwa keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan
tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah
pada tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Mc Grew dan Wilson (1985)
lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah
keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan
keputusan.
14
Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai sebuah
kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah
satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan (Salusu, 2008).
2.2.4 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
2.2.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem
yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam
situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan
untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas
kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK
ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada
keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma
(Turban, Aronson dan Liang , 2005).
Definisi awal mengimplikasikan (tidak menyatakan secara spesifik) bahwa
sistem akan berbasis komputer, akan beroperasi online interaktif, dan
kemungkinan akan memiliki kapabilitas output grafis. Definisi awal terbuka
terhadap beberapa interpretasi. Dengan cepat muncullah definisi lainnya yang
menimbulkan ketidaksepakatan mengenai apa sesungguhnya SPK itu.
Little (1970) mendefinisikan SPK sebagai “sekumpulan prosedur berbasis
model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer
mengambil keputusan.” Little menyatakan bahwa untuk sukses, sistem tersebut
haruslah sederhana, cepat, dan mudah berkomunikasi.
15
Bonczek (1980) mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer
yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa
(mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK
lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada
SPK entah sebagai data atau prosedur), dan sistem pemrosesan masalah
(hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri satu atau lebih kapabilitas
manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengmabilan keputusan).
Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk
memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan.
Keen (1980) menerapkan istilah SPK “untuk situasi dimana sistem ‘final’
dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang
adaptif.” Jadi, Keen mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses
pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri
mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi
sistem dan pola-pola penggunaan.
Definisi-definisi tersebut diperbandingkan dan dikontraskan dengan
memeriksa berbagai konsep yang digunakan untuk mendefinisikan SPK.
Tampaknya basis untuk mendefinisikan SPK dikembangkan dari persepsi tentang
apa yang dilakukan oleh SPK (misal dukungan pengambilan keputusan pada
masalah tak terstruktur) dan dari ide-ide mengenai bagaimana tujuan SPK dapat
dicapai (misal komponen yang diperlukan, pola penggunaan yang tepat, dan
proses pengembangan yang diperlukan (Turban, Aronson dan Liang , 2005).
16
Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK
Sumber SPK yang didefinisikan
Little (1970) Tipe masalah, fungsi sistem (dukungan)
Alter (1980) Fungsi sistem, karakteristik antar muka
Bonczek (1980) Komponen-komponen sistem
Keen (1980) Proses pengembangan
Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat
dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan
hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan
organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui
antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya
dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individual / kelompok. Sentralisasi
/ desentralisasi, partisipasi / tidak berpartisipasi, maupun demokratis / konsensus
(Suryadi ,1998).
Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan
dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui
mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang
terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan
hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu
model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-
faktor yang terlibat.
Apapun dan bagaimanapun prosesnya, satu tahapan lanjut yang paling
sulit dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi penerapannya karena di sini
17
perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang
merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan merasa terlibat dan terikat pada
keputusan tersebut. Hal ini adalah proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal
tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten,
dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, maka
usaha tersebut dapat memberikan hasil yang baik.
Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat
keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang
diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau
dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai (facts and
values). Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi
nilai-nilai dalam pengambilan keputusan.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari
beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa
konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan
yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan
ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat
memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling
penting dalam keputusan (Suryadi , 1998). Model yang menggambarkan proses
pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu:
a. Intelligence
18
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
b. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi
proses untuk mngerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan
solusi.
c. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
indakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian
diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak
berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna
menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komperhensif. Dalam hal ini,
Model Simon juga menggambarkan kontribusi Sistem Informasi anajemn (SIM)
dan Ilmu Manajemen/Operation Research (IM/OR) terhadap pengambilan
keputusan, seperti terlihat pada Gambar 2.2.
19
Gambar 2.2 Fase Proses Pengambilan Keputusan (Suryadi, 1998)
2.2.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Menurut O’Brien (2005), secara garis besar SPK dibangun oleh tiga
komponen utama, yaitu database, model base, software sistem. Sistem database
berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang
berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar (master file). Isi database
digunakan oleh software sistem. Basis model (model base) merupakan komponen
software yang terdiri dari model-model yang digunakan dalam rutinitas
komputasional dan analitis yang secara matematis menyatakan hubungan
antarvariabel.
INTELLIGENCE(PENELUSURAN LINGKUP
MASALAH)
DESIGN(PERANCANGAN
PENYELESAIAN MASALAH)
CHOICE(PEMILIHAN TINDAKAN)
IMPLEMENTATION(PELAKSANAAN
TINDAKAN)
SISTEM INFORMASIMANAJEMEN/PENGOLAHAN DATAELEKTRONIK
ILMU MANAJEMEN/OPERATIONRESEARCH
SISTEM PENDUKUNGKEPUTUSAN
20
Komponen ketiga yaitu software sistem yang merupakan gabungan dari
database dan model base untuk membuat model terpadu yang mendukung jenis
keputusan tertentu. Software sistem yang dihasilkan dapat berupa perangkat lunak
penulisan laporan, model matematika, dan GDSS (Group Decision Support
System). Perangkat lunak penulisan laporan dapat digunakan untuk membuat
laporan secara periodik maupun laporan khusus.
Laporan yang dihasilkan dapat berupa laporan terinci, laporan ringkas,
ataupun laporan pengecualian. Model matematika menghasilkan informasi yang
dapat digunakan sebagai hasil simulasi yang melibatkan satu atau beberapa
komponen dari sistem fisik perusahaan. GDSS memungkinkan para pemecah
masalah dapat bekerja sama sebagai satu group atau kelompok untuk mencapai
solusi yang memiliki relasi yang kuat dalam kelompok tersebut (Mulyanto, 2009).
Menurut Suryadi (1998) Sistem Pendukung Keputusan memiliki tiga
subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis Sistem Pendukung
Keputusan tersebut, yaitu subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen
basis model, dan subsistem perangka lunak penyelenggara dialog (Suryadi, 1998).
1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem)
Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database, yaitu:
a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data
melalui pengambilan dan ekstrasi data.
b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan
mudah.
21
c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai
dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa
yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan
pengurangan.
d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga
pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.
2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)
Salah satu keunggulan Sistem Pendukung Keputusan ialah kemampuan
untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini
dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam
sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme
integrasi dan komunikasi diantara model-model. Karakteristik ini
menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data dari PDE dan
pengembangan disiplin manajemen.
Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa
penyusunan model seringkali terkait pada struktur model yang
mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat.
Sementara itu, model cenderung tidak mencukupi karena adanya kesulitan
dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani
sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani
persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah,
dimana setiap model digunakan unutk menangani bagian yang berbeda
22
dari masalah yang sedang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model
digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut.
Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan
kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual.
Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:
a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat
dan mudah.
b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model
keputusan.
c. Kemampuan untuk mengelola bais model dengan fungsi
manajemen yang analog dan manajemen database (seperti
mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan,
dan mengakses model).
3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation
and Management Software)
Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan
interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog.
Bennet mendefinisikan pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak
sebagai komponen-komponen dari sistem dialog. Bennet membagi
subsistem menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai
dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-
23
pemilihan seperti papan ketik (key board), panel-panel sentuh,
joystick, perintah suara dan sebagainya.
2) Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui
oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti
printer, layer tampilan, grafik, warna, plotter, keluaran suara, dan
sebagainya.
3) Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh
pemakai agar pemakai sistem bisa efektif. Basis pengethuan bisa
berada dalam pikiran pemakai, pada kartu referensi atau petunjuk,
dalam buku manual, dan sebagainya.
Gambar 2.3 Subsistem Penyelenggaraan Dialog (Suryadi, 1998)
Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang
disebut gaya dialog, misalnya yang meliputi pendekatan tanya dan jawab,
bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.
24
Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog
pemakai / sistem meliputi:
a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog,
bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya
dialog sesuai dengan pilihan pemakai.
b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan
berbagai peralatan masukan.
c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi
format dan peralatan keluaran.
d. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk
mengetahui basis pengetahuan pemakai.
2.2.4.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
SPK memiliki karakteristik sebagai berikut (Laudon dan Laudon, 1998):
1. Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang
cepat.
2. Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan
keluaran.
3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram
profesional.
4. Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang
solusinya tak dapat ditentukan di depan.
5. Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
25
2.3 Jabatan
Terdapat beberapa definisi tentang job (jabatan) sebagai berikut (Moekijat,
2008):
1. Edwin. B. flippo. Principles of Personnel Management. McGraw-Hill
Book Company. Inc., New York. Toronto, London. 1961.
A job can be now defined as a group of positions that are similar as to
kind and level of work.
Sekarang suatu jabatan dapat dirumuskan sebagai sekelompok posisi yang
mirip, baik mengenai jenis maupun mengenai tingkat pekerjaannya.
2. Dale Yoder. Personnel Principles and policies Modern Manpower
Management.second Edition, Maruzen Company, Ltd., Tokyo, tanpa
tahun.
A job is a collections of tasks, duties, and responsibilities which, as a
whole, is regarded as the usual assignment to a single employee. A job
may include many position is a job or series of tasks performed by a
single, individual employee. Thus, an employee has his position, but many
positions may be indentical or so much alike as to constitute a single job.
Suatu jabatan adalah sekelompok tugas, kewajiban, dan tanggung jawab,
yang sebagai suatu keseluruhan dipandang sebagai pekerjaan yang sudah
biasa bagi seorang pegawai. Suatu jabatan dapat mencakup banyak posisi,
karena suatu posisi adalah suatu jabatan atau serangkaian tugas yang
dilaksanakan oleh seorang pegawai sendiri. Dengan demikian, seorang
26
pegawai mempunyai posisi, tetapi banyak posisi mungkin sama atau
banyak sekali persamaannya sehingga membentuk suatu jabatan tersendiri.
3. Dale Yoder, Ph. D. et al., Handbook of Personnel Management and labor
relations, McGraw-Hill Book company, Inc., New York, Toronto, London,
1958.
A job is a group of similar positions in a single plant, business,
establishment, udecational institution, or other organtation. One or many
persons may be employed in the same job. Each job may be regarded as
being composed of a series of tasks or elements.
Suatu jabatan adalah sekelompok posisi yang hampir sama dlam suatu
pabrik, perusahaan, lembaga pendidikan, atau organisasi lainnya. Satu atau
banyak orang dapat dipekerjakan dalam jabatan yang sama. Tiap jabatan
dapat dipandang sebagai terdiri atas serangkaian tugas atau unsur.
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
jabatan adalah sekelompok posisi yang hampir sama dalam suatu badan, lembaga,
atau perusahaan. Dalam rumusan ini dikatakan hampir sama, karena pada
hakikatnya tidak ada dua posisi yang tepat sama dalam tugas, tanggung jawab,
dan syarat-syarat kerjanya. Pekerjaan yang dilakukan oleh dua orang pesuruh
misalnya tidak akan persis sama banyaknya atau sama beratnya (Moekijat, 2008).
27
2.4 Pengukuran Kinerja
2.4.1 Definisi Pengukuran Kinerja
Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan,
atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau
apakah hasil kinerja yang telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk
mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja
hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja
tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu
diketahui seperti apa kinerja saat ini. Apabila kinerja deviasi dapat diukur, dapat
diperbaiki.
Pengukuran hanya berkepentingan untuk mengukur apa yang penting dan
relevan. Untuk itu, perlu tentang apa yang dikatakan penting dan relevan sebelum
menentukan ukuran apa yang harus digunakan. Hal-hal yang diukur tergantung
pada apa yang dianggap penting oleh stakeholders dan pelanggan. Pengukuran
mengatur keterkaitan antara strategi berorientasi pelanggan dan tujuan dengan
tindakan (Wibowo, 2007).
Pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara:
1. Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah
terpenuhi;
2. Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan;
3. Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja;
28
4. Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang perlu
prioritas perhatian;
5. Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas;
6. Mempertimbangkan penggunaan sumber daya;
7. Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan.
2.4.2 Kriteria Ukuran Kinerja
Ukuran kinerja merupakan alat ukur yang harus bersifat objektif sehingga
diperlukan adanya kriteria yang sama. Dengan kriteria yang sama diharapkan
memberikan hasil yang dapat diperbandingkan secara objektif dan adil. Kriteri
ukuran kinerja menurut Armstrong dan Baron (1998) seharusnya adalah:
a. Dikaitkan dengan tujuan strategis dan mengukur apa yang secara
organisasional penting dan mendorong kinerja bisnis;
b. Relevan dengan sasaran dan akuntabilitas dan individu yang
berkepentingan;
c. Memfokuskan pada output yang terukur dan penyelesaian tugas dan
bagaimana orang bertindak dan bagaimana tingkah laku mereka;
d. Mengindikasi data yang akan tersedia sebagai dasar pengukuran;
e. Dapat didiverifikasi, dengan mengusahakan informasi yang akan
mengonfirmasi tingkat seberapa jauh harapan dapat terpenuhi;
f. Menjadi setepat mungkin dalam hubungan dengan maksud pengukuran
dan ketersediaan data;
g. Mengusahakan dasar untuk umpan balik dan tindakan;
29
h. Bersifat komprehensif, mencakup semua aspek kinerja sehingga keluarga
ukuran tersedia.
2.5 Metode Pengumpulan Data
Berikut ini beberapa metode pengumpulan data pada suatu penelitian:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan
teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang
segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk
dipergunakan dalam keperluan penelitian (Sevila, 1993). Kajian pustaka
memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk
penelitian yang direncanakan.
b. Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau
yang lampau yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Proses ini menghindari pengulangan yang tidak sengaja dari
penelitian-penelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa
yang perlu diselidiki.
c. Memberikan rasa percaya diri, sebab melalui kajian pustaka semua
konstruk yang berhubungan dengan penelitiantelah tersedia. Oleh
karena itu, kita menguasai informasi subyek tersebut.
30
d. Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi
dan sample, instrument pengumpulan data dan perhitungan statistik
yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
e. Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan
penyelidikan terdahuluyang dapat dihubungkan dengan penemuan
dan kesimpulan kita.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
a. Pengamatan (Observasi)
Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu
teknik pengumpulan data / fakta (fact finding technique) yang
cukup efektip untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada
waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga
berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang
melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Jogianto,
2005).
b. Wawancara (Interview)
Wawancara (Interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan
data/fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam
pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan
analisa sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk
mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang
31
yang diwawancarai (interview). Seperti halnya teknik pengumpulan
data yang lain wawancara bukanlah teknik yang terbaik untuk
semua situasi (Jogianto, 2005).
2. Studi Literatur Sejenis
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi
tersebut diperoleh melalui peninjauan literatur yang relevan (Gulo, 2002).
2.6 System Development Life Cycle (SDLC)
2.6.1 Definisi SDLC
SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem
atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas
yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas
tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC
sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi
pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat
fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan (Mc.Leod,
2004).
SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan
langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga
kegiatan utama, yaitu (Ladjamudin, 2005):
1. Analysis
2. Design
32
3. Implementation
2.6.2 Tahapan-tahapan System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle (SDLC), yang memiliki tahapan–tahapan
sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):
A. Analysis
Tahap analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan.
Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi
secara baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup
pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang
berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang
muncul dan mencari solusinya dengan professional. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai berikut (Ladjamudin,
2005):
1. Deteksi masalah (Problem Detection)
Semua sistem informasi akan mempunyai masalah, tanpa
memperdulikan seberapa baiknya sistem tersebut didesain.
Beberapa hal yang menyebabkan sistem informasi mempunyai
masalah, antara lain sebagai berikut:
a. Waktu (overtime)
b. Lingkungan sistem yang berubah
c. Perubahan prosedur operasional
33
2. Penelitian/investigasi awal (Initial Investigation)
Investigasi perlu dilakukan dengan taktik tertentu agar seorang
desainer dapat menemukan seluruh masalah yang terjadi dan
mengetahui penyebab munculnya masalah, juga mampu
menentukan solusi yang tepat untuk setiap masalah agar seluruh
elemen di dalam sistem dapat menerima penawaran solusi yang
akan diajukan tanpa mengganggu aktivitas.
Tujuan dari investigasi adalah untuk memantapkan atau
menunjukkan masalah yang sebenarnya yang terjadi disamping
menjadi salah satu cara seorang analis untuk mengerti sistemnya
secara mendalam (Ladjamudin, 2005).
3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis)
Dalam melakukan tahap ini akan dicapai empat tujuan, yaitu
menjelaskan sistem saat ini secara lengkap menggambarkan sistem
informasi yang ideal, membawa sistem informasi yang ideal ke
kondisi saat ini dengan memperhatikan kendala sumber daya,
memeberi dorongan terhadap keyakinan pemakai kedalam team
pengembangan sistem (Ladjamudin, 2005).
4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives)
a. Pilihan strategi
Manajemen tingkat atas membuat pilihan strategi dengan
memperhatikan semua kendala. Adapun pilihan strategi
yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
34
1. Distributed Versus Centralized Processing
2. Integrated Versus Dispersed Databases (Sistem
Basis Data Tersebar)
3. Surround Strategy of System Development
b. Pilihan Taktik
Manajemen memutuskan sekarang atau nanti, mengganti
lawan modifikasi, dan konfigurasi SDLC. Pemilihan ini
dilakukan sebelum pilihan operasional.
c. Pilihan Perancangan Operasional
Pilihan perancangan dikelompokkan ke dalam input,
processing, dan output.
5. Memilih sistem yang baik (Selectionof Proper System)
Dalam tahap ini (SDLC), sejumlah alternatif yang telah dibuat
perlu untuk dibandingkan sehingga dapat menemukan hanya satu
sistem yang terbaik. Masing-masing alternatif sistem yang sudah
tetap dibandingkan dengan kondisi saat ini.
B. Perancangan (Design)
Tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem
baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perancangan ini meliputi
perancangan output, input, dan file.
35
1. Perancangan Keluaran
Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran
yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa
tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan
yang diperlukan.
2. Perancangan Masukan
Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan,
yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data
masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur, dan lain-
lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan
sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan format data masukan
agar sesuai dengan kebutuhan sistem.
3. Perancangan File
Perancangan file masukan dalam bahagian perancangan basis data,
yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas
(bisa dengan menggunakan ERD). Setelah itu melakukan uji
normalisasi dari 1-NF sampai ke 5-NF, minimal sampai ke bentuk
normalisasi ke-3 (3-NF). Seluruh file yang telah lulus uji
normalisasi yang harus dibuatkan spesifikasi datanya.
C. Penerapan (Implementation)
Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan
kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya
36
dari sistem informasi yang akan dibangunya atau dikembangkannya, lalu
mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu
bahasa pemprograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus
dijamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.
2.7 Model Pencocokan Profil (Profile Matching)
Maksud dari pencocokan profil (profile matching) adalah sebuah
mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat
variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh pegawai, bukannya tingkat
minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam pencocokan profil, dilakukan
identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik maupun buruk. Para
karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria
penilaian. Jikalau pelaksana yang baik memperoleh skor yang berbeda dari
pelaksana yang buruk atau sebuah karakteristik, maka variabel tersebut berfaedah
untuk memilih pelaksana yang baik. Begitu beberapa variabel yang membedakan
antara pelaksana-pelaksana yang baik dan buruk telah teridentifikasi, profil ideal
mungkin memiliki kecerdasan rata-rata, kepekaan sosial yang baik, kebutuhan
rendah untuk mendominasi orang lain, dan tingkat kemampuan perencanaan yang
tinggi. Dalam pencocokan profil, pegawai yang mendekati profil ideal ialah
seorang pegawai yang berhasil (Kusrini, 2007).
37
2.7.1 Pemetaan Gap Kompetensi
Gap merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja.
Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam
pengelolaan manajemen suatu lembaga. Secara harfiah kata “gap”
mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal
lainnya.
Gap yang dimaksud adalah beda antara profil jabatan dengan profil
karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus Gap = Profil Karyawan-Profil
Jabatan. Sedangkan untuk pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada
tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda (Kusrini, 2007).
2.7.2 Tes IST
Tes IST digunakan untuk mengungkap kecerdasan sebagai kepandaian
atau kemampuan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Inteligensi terdiri
dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna dan sebagai suatu
gestalt. Struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola bekerja yang tertentu
yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu (Kusrini, 2007).
2.7.3 Tes Pauli
Tes pauli bertujuan untuk melihat daya tahan, ketekunan, dan ketelitian.
hasil kerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Motivasi merupakan
38
hasil dari niat dan kemauan. Kemampuan merupakan kekuatan tindakan yang
responsif berupa gerakan motorik, kegiatan intelektual, pengendalian diri secara
umum, dan kemampuan untuk membedakan hal yang penting (Kusrini, 2007).
2.7.4 Aspek-aspek Penilaian
penilaian meliputi tiga aspek, yaitu (Kusrini, 2007):
1. Aspek Kecerdasan atau Intelektual (Menggunakan Tes IST)
Hal-hal yang diukur dalam aspek kecerdasan kerja adalah kecerdasan,
kepandaian, dan kemampuan problem solving.
2. Aspek sikap Kerja (Menggunakan Tes Pauli)
Hal-hal yang diukur dalam aspek sikap kerja adalah kecenderungan
berperilaku dalam bekerja, dan hasil sebagai fungsi motivasi dan
kemampuan.
3. Aspek Perilaku (Menggunakan Tes Pauli)
Hal-hal yang diukur dalam aspek perilaku adalah perilaku manusia yang
muncul sebagai reaksi terhadap suatu lingkungan yang bersifat
antagonistik hingga menyenangkan dalam mengantisipasi kedua
lingkungan tersebut.
39
Tabel 2.2 Bobot Nilai Gap
Sumber : Kusrini, 2007
No Selisih Bobot Nilai Keterangan
1 0 5 Tidak ada selisih (kompetensi
sesuai yang dibutuhkan)
2 1 4,5 Kompetensi individu kelebihan
1 tingkat/level
3 -1 4 Kompetensi individu
kekurangan 1 tingkat/level
4 2 3,5 Kompetensi individu kelebihan
2 tingkat/level
5 -2 3 Kompetensi individu
kekurangan 2 tingkat/level
6 3 2,5 Kompetensi individu kelebihan
3 tingkat/level
7 -3 2 Kompetensi individu
kekurangan 3 tingkat/level
8 4 1,5 Kompetensi individu kelebihan
3 tingkat/level
9 -4 1 Kompetensi individu
kekurangan 3 tingkat/level
40
2.7.5 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor
Setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok core
factor dan secondary factor. Perhitungan core factor ditunjukkan dengan
menggunakan rumus dibawah ini (Kusrini, 2007):
∑ NC (i,s,p)
∑ IC
Keterangan:
NCF : Nilai rata-rata core factor
NC (i,s,p) : Jumlah total nilai core factor (intelektual, sikap kerja, perilaku)
IC : Jumlah item core factor
Perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan dengan rumus berikut:
∑ NS (i,s,p)
∑ IS
NsF : Nilai rata-rata secondary factor
NS (i,s,p) : Jumlah total nilai secondary factor (intelektual, sikap kerja,
perilaku)
IS : Jumlah item secondary factor
2.7.6 Perhitungan Nilai Total
Dari hasil perhitungan setiap aspek di atas, berikutnya dihitung nilai total
berdasarkan presentase dari core dan secondary yang diperkirakan berpengaruh
NCF =
NSF =
41
terhadap kinerja tiap-tiap profil. Perhitungan nilai total dapat dilihat pada rumus
dibawah ini (Kusrini, 2007):
Keterangan:
NCF(i,s,p) : Nilai rata-rata core factor (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku)
NSF(i,s,p) : Nilai rata-rata secondary factor (Intelektual, Sikap Kerja,
Perilaku)
N(i,s,p) : Nilai total dari aspek (Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku)
(x)% : Nilai persen yang dimasukkan
2.7.7 Perhitungan Penentuan Ranking
Hasil akhir dari proses pencocokan profil adalah ranking dari kandidat
yang diajukan untuk mengisi jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada
hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut bisa ditunjukkan dengan rumus di
bawah ini (Kusrini, 2007):
Keterangan:
Ni : Nilai Kapasitas Intelektual
Ns : Nilai Sikap Kerja
Np : Nilai Perilaku
(x)% : Nilai persen yang dimasukkan
(x)%NCF(i,s,p) + (x)%NSF(i,s,p) = N(i,s,p)
Ranking = (%)Ni + (%)Ns + (%)Np
42
2.8 Graphic Tools (Data Flow Diagram)
2.8.1 Diagram Aliran Data/Data Flow Diagram
2.8.1.1 Definisi Data Flow Diagram(DFD)
Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan
pembagian sistem ke model yang lebih kecil. Salah satu keuntungan
menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang
kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan
(Ladjamudin, 2005).
2.8.2 Diagram Konteks
2.8.2.1 Definisi Diagram Konteks
Diagram konteks ialah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level
tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari
sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus).
Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam
diagram konteks (Ladjamudin, 2005).
2.8.3 Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)
2.8.3.1 Definisi Diagram Nol/Zero (Overview Diagram)
Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari DFD.
Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang
ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran
43
data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah dimungkinkan
adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci
lagi pada level selanjutnya, symbol '*' atau 'P (functional primitive) dapat
ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output
(balancing) antara diagram 0 dengan diagram konteks harus terpelihara
(Ladjamudin, 2005).
2.8.4 Diagram Rinci (Level Diagram)
2.8.4.1 Definisi Diagram Rinci (Level Diagram)
Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada
dalam digram zero atau diagram level diatasnya (Ladjamudin, 2005).
2.8.5 Simbol Data Flow Diagram (DFD)
Berikut adalah perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa
orang ahli perancangan sistem (Ladjamudin, 2005).
44
Tabel 2.3 Perbedaan Simbol DFD
Nama Simbol Simbol DFD versi Yourdan,De Marco, dan lainnya
Simbol DFD veri Gane danSarson
Arus DataProses
Deskripsi Proses
IdentifikasiDeskripsi
Proses
Lokasi fisik (opsional)Penyimpanan Data
IdentifikasiEntitas Luar
Arus Material
Penyimpanan Data yangditunjukkan berulangkali pada satu diagram
Identifikasi
N baris untuk N pengulangan(tidak termasuk yang pertama)
Simpanan luar yangditunjukkan berulangkali pada satu diagram
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.9 Kamus Data
Kamus data adalah data dictionary (DC/menurut istilah disebut system
data dictionary) adalah catalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan
informasi dari suatu sistem informasi. Dengan mengunakan kamus data, analis
sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus
data dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis
45
maupun tahap desain sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan
sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data
yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang
informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap desain sistem, kamus
data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan basis
data. Kamus data dibuat berdasarkan DFD.
Isi dari kamus data terdiri dari nama arus data, alias (nama lain dari data)
dapat dituliskan bila nama lain ini ada, bantuk data (bentuk dari data yang
mengalir, misalnya dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil cetakan
komputer laporan tercetak, tampilan di layar komputer, variabel, parameter, dan
field), arus data yang menunjukkan dari mana data mengalir dan ke mana data
akan menuju, penjelasan yang digunakan untuk memperjelas lagi tentang makna
dari arus data yang dicatat di kamus data, periode yang menunjukkan kapan
terjadinya arus data, volume yang berisi tentang volume rata-rata (menunjukkan
banyaknya rata-rata arus data yang mengalir dalam satu periode tertentu) dan
volume puncak dari arus data (menunjukkan volume terbanyak yang digunakan
untuk mengidentifikasi besarnya sismpanan luar yang akan digunakan, kapasistas
dan jumlah dari alat input, alat pemroses dan alat output), dan struktur data yang
menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item-item data apa
saja (Jogiyanto, 2005).
46
2.10 Flowchart
2.10.1 Definisi Flowchart
Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang
menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart
merupakan cara penyajian dari suatu algoritma (Ladjamudin, 2005).
Ada dua macam flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer
(Ladjamudin, 2005) yaitu:
1. Sistem Flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukkan
alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses
pengolahan data.
2. Program Flowchart
Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan
simbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.
2.10.2 Simbol-simbol Flowchart
Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat Bantu
menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005).
1. Flow Direction Symbols (Simbol penghubung/alur)
2. Processing symbols (Simbol proses)
3. Input-output Symbols (Simbol input-output)
47
2.10.2.1 Flow Direction Symbols
Simbol yang digunakan menghubungkan antara simbol yang satu dengan
simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connect line. Simbol-simbol tersebut
adalah subagai berikut (Ladjamudin, 2005).
Tabel 2.4 Flow Direction Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol arus / flowUntuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
2. Simbol Communication linkUntuk menyatakan bahwa adanya transisi suatudata / informasi dari satu lokasi ke lokasilainnya.
3. Simbol ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proseske proses lainnya dalam halaman/lembar yangsama.
4. Simbol Offline ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proseske proses lainnya dalam halaman/lembar yangberbeda.
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.10.2.2 Processing Symbols
Simbol yang menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu
proses/prosedur. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut (Ladjamudin,
2005).
48
Tabel 2.5 Processing Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol Offline ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proses keproses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
2. Simbol ManualUntuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidakdilakukan oleh komputer (manual).
3. Simbol Decision/ logikaUntuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akanmenghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.
4. Simbol Predefined ProsesUntuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanansatu pengolahan untuk memberi harga awal.
5. Simbol TerminalUntuk menyatakan permulaan atau akhir suatuprogram.
6. Simbol Keying OperationUntuk menyatakan segala jenis operasi yangdiproses dengan menggunakan suatu mesin yangmempunyai keyboard.
7. Simbol Off-line StorageUntuk menunjukkan bahwa data dalam simbol iniakan disimpan ke suatu media tertentu.
8. Simbol Manual InputUntuk memasukkan data secara manual denganmenggunakan online keyboard.
Sumber: Ladjamudin, 2005
2.10.2.3 Input-output Symbols
Simbol yang menunjukkan jenis peralatan yang digunakan sebagai media
input atau output. Tersebut adalah sebagai berikut (Ladjamudin, 2005).
49
Tabel 2.6 Input-output Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol Input-outputUntuk menyatakan proses input dan outputtanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
2. Simbol Punched CardUntuk menyatakan input berasal dari kartu atauoutput ditulis ke kartu.
3. Simbol Magnetic-tape UnitUntuk menyatakan input berasal dari pitamagnetic atau output disimpan ke pita magnetic.
4. Simbol Disk StorageUntuk menyatakan input berasal dari disk atauoutput disimpan ke disk.
5. Simbol DocumentUntuk mencetak laporan ke printer.
6. Simbol DisplayUntuk menyatakan peralatan output yangdigunakan berupa layer (video, komputer).
2.11 Pseudocode
Pseudocode merupakan kode yang mirip dengan kode pemrograman yang
sebenarnya. Pseudocode berasal dari kata pseudo (imitasi atau mirip atau
menyerupai), dan code (program). Pseudocode berbasis bahasa pemrograman
seperti PASCAL, atau C++, dan lebih tepat digunakan untuk menggambarkan
algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode lebih
Sumber: Ladjamudin, 2005
50
rinci dari bahasa Inggris terstruktur, misalnya dalam menyatakan tipe data yang
digunakan.
2.11.1 Bahasa Inggris (Indonesia) Terstruktur
Bahasa Inggris terstruktur merupakan alat yang cukup efisien untuk
menggambarkan suatu algoritma. Basis dari bahasa Inggris terstruktur adalah
bahasa Inggris, dapat ditulis dalam bahasa Indonesia (lebih dikenal dengan nama
bahasa Indonesia terstruktur). Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur merupakan alat
yang digunakan dalam menulis pseudocode. Dasar penggambaran algoritma
menggunakan bahasa manusia.
Bahasa Inggris/Indonesia terstruktur menggambarkan suatu algoritma
yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem. Penulisan pada bahasa
Inggris/Indonesia terstruktur dan pseudocode selalu menggunakan struktur
penulisan struktur urut, struktur seleksi, dan struktur repetisi/iterasi/looping.
2.12 State Trasition Diagram
Interaction diagram dan state chart menampilkan dua pandangan yang
saling melengkapi, tentang perilaku dinamis sebuah sistem. Interaction diagram
menunjukkan pesan-pesan yang dilewatkan diantara obyek-obyek di dalam
sistem, selama periode waktu yang pendek. Sedangkan state chart diagram,
menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya,
menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan
51
diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan
tersebut.
State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk
pemodelan. Tipe diagram ini, mempunyai potensi untuk menjadi sangat kompleks
dalam waktu yang singkat. State chart diagram menampilkan state-state yang
mungkin dari sebuah obyek, event yang dapat dideteksi dan respon atas event-
event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan
sebuah obyek bergerak dari satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan
transition (Munawar, 2005).
Para pengembang, tentunya harus mengetahui bagaimana obyek-obyek ini
bertindak, karena harus dilakukan implementasi perilaku tersebut ke dalam
perangkat lunak (software). Tidak cukup hanya mengimplementasikan sebuah
obyek, pengembang juga harus membuat obyek tersebut melakukan sesuatu. State
diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang
seharusnya dilakukan. Dengan gambaran yang jelas tentang perilaku obyek,
kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai
dengan peningkatan kebutuhan (Munawar, 2005).
State Transition Diagram (STD) juga menunjukkan bagaimana sistem
bertingkah laku sebagai akibat dari kejadian eksternal. STD juga menunjukkan
berbagai model tingkah laku (state) sistem dan cara di mana transisi dibuat dari
state satu ke state lainnya. STD berfungsi sebagai dasar bagi pemodelan tingkah
laku (Pressman, 2002).
52
2.13 Entity Relationship Diagram (ERD)
2.13.1 Definisi ERD
ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang
disimpan dalam sistem secara abstrak (Ladjamudin, 2005). ERD digunakan oleh
professional sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai eksekutif tingkat tinggi
dalam suatu organisasi, selain itu ERD memperlihatkan hubungan antar data store
pada DFD.
2.13.2 Elemen Dasar ERD
Elemen dasar ERD menurut Ladjamudin (2005) antara lain (Ladjamudin,
2005).
1. Entity
adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak
dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama
dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama,
yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).
3. Relationship
Pada ERD, Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah
ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi di antara
entitas. Relationship diberi nama dengan kata kerja dasar sehingga
memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa dengan kalimat
aktif atau kalimat pasif).
53
4. Relationship Degree
Relationship Degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang
berpartisipasi dalam satu relationship.
5. Atribut
Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap
relationship.
6. Cardinality
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat
berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.
2.13.3 Simbol ERD
Berikut ini simbol-simbol yang digunakan pada ERD terdapat pada tabel
2.7 berikut ini (Ladjamudin, 2005):
Tabel 2.7 Simbol ERD
No Gambar Keterangan
1
Himpunan Entitas (Entity)
2Himpunan Relasi (Relationship)
3Atribut
4 Garis penghubung (Link)
Sumber: Ladjamudin, 2005
54
2.14 Normalisasi
Normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh E>F> Codd pada tahun 1972.
Normalisasi sering dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara
berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau melanggar
aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal (sudah
dapat dilakukan insert, update, delete, dan modify pada satu atau beberapa atribut
tanpa memepengaruhi integritas data dalam relasi tersebut.
Proses normalisasi merupakan metode yang formal/ standar dalam
mengidentifikasikan dasar ralasinya pada primary key, dan dependensi fungsional
antara atribut-atribut dari relasi-relasi tersebut. Normalisasi akan membantu
perancang basisdata dengan menyediakan suatu uji coba yang berurut yang dapat
diimplementasikan pada hubungan individual, sehingga skema relasi dapat
dinormalisasikan ke dalam bentuk yang lebih spesifik untuk mengihndari
terjadinya eror atau inkonsistensi data, bila dilakukan update terhadap relasi
tersebut dengan anomaly (Ladjamudin, 2005).
2.14.1 Beberapa Definisi Normalisasi
Menurut Ladjamudin (2005), terdapat beberapa definisi mengenai
normalisasi, yaitu:
1. Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/membangun dengan model
data rasional dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model
data logika.
55
2. Normalisasi adalah proses pengelompokkan data kedalam bentuk tabel
atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka
sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi.
3. Normalisasi dapat berguna dalam menjawab 2 pertanyaan mendasar yaitu :
“apa yang dimaksud dengan desain database logical ?” dan “Apa yang
dimaksud dengan database fisikal yang baik?
4. Normalisasi adalah bentuk suatu proses untuk menidentifikasikan “tabel”
kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi antara
satu atribut dengan atribut yang lainnya.
2.14.2 Langkah-langkah Pembentukan Normalisasi
Dalam melakukan normasisasi harus melalui langkah-lagkah sbb
(Ladjamudin, 2005):
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormilized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada
keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau
terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat meng-input.
2. Bentuk Normal ke Satu ( First Normal Form/1NF)
Pada tahap ini dilakukan penghilangan kelompok elemen yang berulang
agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris
pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai data nilai yang
atomik. Syarat normal kesatu yaitu:
56
1) Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu
record nilai dari field berupa “atomic value”.
2) Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
3) Telah ditentukannya primary key untuk tabel/relasi tersebut.
4) Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
3. Bentuk Normal kedua ( Second Normal Form/2NF)
Bentuk normal kedua didasari atas konsep full fuctional dependency
(Ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan jika A
dan B adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full fuctional
dependency terhadap A, jika B adalah tergantung fungsional tergantung
fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki ketergantungan
fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A. Syarat normal kedua
yaitu:
1) Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
2) Atribut bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan
fungsional sepenuhnya (full fuctional dependency) pada kunci
utama (Primary Key).
4. Bentuk Normal ketiga ( Third Normal Form/3NF)
Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada
relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila
terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut. Syarat
normal ketiga yaitu:
1) Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
57
2) Atribut bukan kunci (non_key) haruslah tidak memiliki
ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci
(non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap
atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu
relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary
key di relasi itu saja.
2.15 Black Box Testing
Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat
lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan
semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box bukan
merupakan alternatif dari teknik white box, tetapi merupakan pendekatan
komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan
daripada metode white box (Pressman, 2007).
Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai
berikut (Pressman, 2007):
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2. Kesalahan interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4. Kesalahan kinerja.
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
58
Tidak seperti pengujian white box, yang dilakukan pada saat awal proses
pengujian, pengujian black box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir
pengujian. Karena pengujian black box memperhatikan struktur kontrol, maka
perhatian berfokus pada domain informasi.
Dengan mengaplikasikan teknik black box, maka kita menarik serangkaian
test case yang memenuhi kriteria berikut ini:
1. Test case yang mengurangi, dengan harga lebih dari satu, jumlah test case
tambahan yang harus di desain untuk mencapai pengujian yang dapat di
pertanggungjawabkan.
2. Test case yang memberi tahu kita sesuatu mengenai kehadiran atau
ketidakhadiran kelas kesalahan, daripada memberi tahu kesalahan yang
berhubungan hanya dengan pengujian spesifik yang ada.
Menurut (Pressman, 2007) langkah pertama pada pengujian black box
adalah memahami objek yang di model di dalam perangkat lunak dan hubungan
yang akan menghubungkan objek tersebut. Setelah itu dilakukan, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan sederatan pengujian yang membuktikan bahwa
semua objek memiliki hubungan yang diharapkan satu dengan yang lainnya.
Dengan kata lain, pengujian perangkat lunak ini di mulai dengan membuat grafik
dari objek-objek yang penting dan hubungan objek-objek serta kemudian
memikirkan sederatan pengujian yang akan mencakup grafik tersebut sehingga
masing-masing objek dan hubungan di gunakan dan kesalahan di temukan. Untuk
melakukan langkah tersebut, perekayasa perangkat lunak memulainya dengan
membuat suatu grafik sekumpulan simpul yang mempresentasikan objek, link
59
yang mempresentasikan hubungan antar objek, node weight yang menggambarkan
properti dari suatu simpul (misalnya, nilai data tertentu atau tingkah laku
keadaan), dan link weight yang menggambarkan beberapa karakteristik suatu link.
2.16 Pengertian PHP
2.16.1 Definisi PHP
PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain agar dapat
disisipkan dengan mudah ke halaman HTML. PHP memberikan solusi sangat
murah (karena gratis digunakan) dan dapat berjalan di berbagai jenis platform.
Pada awalnya memang PHP berjalan di sistem UNIX dan variannya, namun kini
dapat berjalan dengan lancar di lingkungan sistem operasi Windows. Suatu nilai
tambah yang luar biasa karena proses pengembangan program berbasis web dapat
dilakukan lintas sistem operasi.
Dengan luasnya cakupan sistem operasi yang mampu menjalankan PHP
dan ditambah begitu lengkapnya function yang dimilikinya (tersedia lebih dari
400 function di PHP yang sangat berguna) tidak heran jika PHP semakin menjadi
tren di kalangan programmer web.
Penemu bahasa pemrograman ini adalah Rasmus Lerdorf, yang bermula
dari keinginan sederhana Lerdorf untuk mempunyai alat bantu dalam memonitor
pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Inilah sebabnya pada awal
pengembangannya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page tools,
sebelum akhirnya menjadi Hypertext Preprocessor (Bahtiar, 2008).
60
2.16.2 Kelebihan PHP
Di antara maraknya pemrograman server web saat ini, adalah ASP yang
berkembang menjadi ASP .NET, JSP, CFML, dan PHP. Jika dibandingkan di
antara 3 terbesar pemrograman server web di atas. Terdapat kelebihan dari PHP
itu sendiri, yaitu (Mohamad, 2006):
1. PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah
kompilasi dalam penggunaanya. Tidak seperti halnya bahasa
pemrograman aplikasi seperti Visual Basic dan Sebagainya.
2. PHP dapat berjalan pada web server yang dirilis oleh Microsoft, seperti IIS
atau PWS juga pada Apache yang bersifat open source.
3. Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan perkembangan
interpreter pada PHP lebih cepat dan mudah, karena banyak milis-milis
dan developer yang siap membantu pengembangannya.
4. Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang begitu
banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami.
5. PHP dapat berjalan pada 3 operating system, yaitu: Linux, Unux, dan
Windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada saat consule.
2.16.3 Kelemahan PHP
Seperti pemrograman aplikasi atau web lainnya, PHP pun memiliki
beberapa kelemahan, di antaranya (Mohamad, 2006):
1. Tidak ideal untuk pengembangan skala besar.
61
2. Tidak memiliki sistem pemrograman berorientasi objek yang
sesungguhnya (sampai versi 4 ini). Namun pada versi PHP 5 sudah
dilengkapi OOP yang sesungguhnya.
2.17 MySQL
MySQL adalah sistem manajemen database yang bersifat open source.
MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh
MySQL AB yang berada di Swedia.
MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relasional.
Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa
tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat.
MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil
sampai dengan yang sangat besar. MySQL juga dapat menjalankan perintah-
perintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola database-database
relasional yang ada di dalamnya (Ramadhan, 2006).
2.18 XAMPP
adalah perangkat lunak gratis, yang mendukung banyak
sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program untuk menjankan
fungsinya sebagai server yang berdiri sendiri, yang terdiri atas program Apache
HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan
bahasa pemrogramaan PHP dan Perl. XAMPP adalah nama yang merupakan
singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl.
62
Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan
web server yang mudah digunakan yang dapat mampu melayani halaman dinamis.
Saat ini, XAMPP tersedia untuk sistem operasi Microsoft Windows, Linux, Sun
Solaris dan Mac OS X .
Dengan XAMPP kita bisa mengaplikasikan Content Management System
seperti Joomla di server perusahaan dalam jaringan intranet guna penyampaian
kebijakan perusahaan, pengumuman, membuat database karyawan, aplikasi cuti
online berbasis PHP dan MySql secara online. Dengan XAMPP kita juga bisa
memulai membangun Sistem Informasi Sekolah, daftar mata pelajaran, profile
sekolah, kegiatan sekolah, pengumuman sekolah dan lain-lain. Dengan kata lain
XAMPP merupakan salah satu peralatan pondasi dasar dalam membangun
aplikasi berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database
MySql (Satria, 2009).
2.19 Literatur Sejenis
Setelah dilakukan perbandingan terhadap penelitian yang sejenis,
ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan. Seperti pada penelitian yang
berjudul “Pembuatan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Untuk Penentuan
Lokasi Terbaik Bagi Gudang Produk Dan Bahan Baku” yang disusun oleh
Yustisia Purba Nugrahani, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Program
Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma.
Kelebihan:
63
Adanya Sistem Pendukung Keputusan untuk menyelesaikan permasalahan
penentuan lokasi terbaik bagi gudang produk dan bahan baku, adalah masalah
semi terstruktur karena membutuhkan banyak variabel terkait yang nilainya setiap
saat berubah. Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yang
dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam
situasi keputusan semi terstruktur (Turban, 2005).
Kekurangan:
1. Menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi, dimana kerugian
Borland Delphi ialah partial single vendor lock-in (Borland tidak dapat
menetapkan standar bahasa, kompatibilitas yang harus mengikutinya) dan
digunakan untuk perancangan aplikasi desktop saja (wahyudi, 2008).
2. Tidak adanya keamanan dalam sistem, yaitu tidak adanya menu login
(username & Password). Keamanan dalam sistem sangat dibutuhkan
untuk melindungi data agar tidak dapat dibaca oleh orang yang tidak
berhak dan mencegah agar orang yang tidak berhak tidak menyisipkan
atau menghapus data (Deris, 2005).
3. Tidak adanya fasilitas search engine yang berfungsi untuk mencari data
secara cepat, karena search engine adalah fasilitas yang dipergunakan
untuk mengeksplorasi berbagai data, informasi, dan pengetahuan (Anton,
2008).
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Pengumpulan Data
Metodologi pengumpulan data yang dilakukan bertujuan untuk
memperoleh data-data yang terkait dengan sistem pengambilan keputusan untuk
kenaikan jabatan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data ialah
studi pustaka, studi lapangan, dan studi literatur. Studi lapangan dilakukan dengan
cara pengamatan atau observasi dan wawancara.
3.1.1 Studi Pustaka
Studi pustaka ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori terkait yang
diambil dari hasil penelitian sebelumnya agar dapat mendukung penyelesaian
masalah penelitian. Pencarian informasi studi pustaka ini terdiri dari 15 buku teks
diantaranya berkaitan tentang sistem informasi, Decision Support System (DSS),
Pencocokan Profil, beberapa hal tentang proses kenaikan jabatan, sedangkan 2
situs internet tentang teori-teori Gap, Decision Support System (DSS), teori-teori
pengembangan sistem, kriteria-kriteria dalam proses kenaikan jabatan dan hasil
penelitian sejenis yaitu skripsi dengan judul Pembuatan Aplikasi Sistem
Penunjang Keputusan Untuk Penentuan Lokasi Terbaik Bagi Gudang Produk Dan
Bahan Baku yang disusun oleh Yustisia Purba Nugrahani, mahasiswa Fakultas
Teknologi Industri, Program Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma.
66
Secara lengkapnya judul buku dan website tersebut dapat dilihat pada daftar
pustaka.
3.1.2 Studi Lapangan
3.1.2.1 Observasi
Observasi atau pengamatan ini dilakukan peninjauan dan penelitian
langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang
dibutuhkan. Pengamatan dilakukan pada tanggal 28 September 2009 sampai
dengan 30 Oktober 2009 yang bertempat di PT.Beyf Bersaudara. Pada observasi
ini Melihat kriteria-kriteria yang ada untuk proses kenaikan jabatan, melihat data-
data lengkap pegawai, mengamati dan mempelajari setiap proses kenaikan jabatan
yang masih dilakukan secara manual oleh pihak General Manager, mulai dari
penentuan jabatan yang akan ditempati sampai dengan penentuan pegawai yang
dapat naik jabatan.
3.1.2.2 Wawancara
Pada wawancara ini dilakukan dengan mengadakan percakapan dengan
Bapak Darmawan selaku General Manager PT.Beyf Bersaudara untuk
memperoleh data-data karyawan, kriteria serta bobot nilai, sistem yang
dibutuhkan untuk proses kenaikan jabatan seperti apa, dan saran-saran yang
dibutuhkan dalam pembuatan sistem dan penyusunan skripsi ini. Berdasarkan
pengamatan langsung dan wawancara yang dilakukan, dapat dikumpulkan
beragam informasi mengenai kenaikan jabatan, profil PT.Beyf Bersaudara, sistem
67
yang dibutuhkan untuk proses kenaikan jabatan di PT.Beyf Bersaudara, dan
permasalahan yang terdapat pada perusahaan tentang proses kenaikan jabatan.
Wawancara dilakukan di PT.Beyf Bersaudara, Jln. Cipinang-Cempedak IV/12B,
Jatinegara-Jakarta Timur dengan bapak Darmawan yang menjabat sebagai
General Manger. Adapun kutipan wawancara lengkap dengan narasumber dapat
dilihat pada lembar lampiran.
3.1.3 Studi Literatur
Pada tahapan ini dilakukan dengan membandingan terhadap penelitian
yang sejenis. Perbandingan diambil dari penelitian yang disusun oleh Yustisia
Purba Nugrahani, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik
Informatika Universitas Gunadarma dengan judul “Pembuatan Aplikasi Sistem
Penunjang Keputusan Untuk Penentuan Lokasi Terbaik Bagi Gudang Produk Dan
Bahan Baku”. Adapun studi literatur dilakukan untuk mendukung analisa terhadap
permasalahan penelitian.
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem
3.2.1 Perancangan Sistem
Dalam perancangan sistem kenaikan jabatan ini digunakan metode
pendekatan terstruktur dengan menggunakan model SDLC (System Development
Life Cycle). Dalam skripsi ini digunakan tahapan SDLC menurut teori Al-Bahra
bin Ladjamudin (2005), yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan
68
utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi ke
dalam tiga tahapan utama, yaitu antara lain:
1. Analisis
Pada tahap analisis dilakukan analisa sistem kenaikan jabatan yang sedang
berjalan pada PT.Beyf Bersaudara. Selain menganalisa proses yang sedang
berjalan, tahapan analisa ini juga digunakan untuk dapat merancang sistem
baru yang sebelumnya proses kenaikan jabatan masih dilakukan secara
manual. Adapun tahapan analisa sistem yang dilakukan antara lain:
a. Deteksi Masalah (Problem Detection)
Identifikasi permasalahan yang ada pada sistem kenaikan jabatan
yang sedang berjalan sehingga dapat diketahui permasalahan yang
ada pada sistem kenaikan jabatan yang berjalan dan dapat diberikan
solusi pemecahan masalah untuk perbaikan sistem.
b. Penelitian / Investigasi Awal (Initial Investigation)
Penelitian atau investigasi awal untuk penulisan skripsi ini
dilakukan dengan dua cara, antara lain:
a. Investigasi secara langsung, yaitu dengan menggunakan
wawancara (interview) dan pengamatan (observation).
b. Investigasi secara tidak langsung yaitu dengan mempelajari
aliran prosedur (procedure flow) yang ada pada kenaikan
jabatan di PT.Beyf Bersaudara.
69
c. Analisa Kebutuhan Sistem (Requirement Analysis)
Pada tahap ini dilakukan analisa sistem berjalan yaitu dengan
menggunakan bagan alir (flowchart), yaitu dengan menggunakan
flowchart pada sistem yang sedang berjalan sehingga dapat lebih
mempermudah dalam menganalisa kebutuhan sistem kenaikan
jabatan, kemudian mendeskripsikan mengenai masukan (input) dan
keluaran (output) pada sistem yang sedang berjalan.
Kemudian menggambarkan sistem kenaikan jabatan yang baru
sesuai dengan keinginan/ kebutuhan pemakai, dalam tahap ini
digunakan bagan alir (flowchart) untuk menggambarkan proses
kenaikan jabatan sebagai sistem usulan.
d. Mensortir Kebutuhan Sistem (Generation of System Alternatives)
Setelah semua kebutuhan sistem dianalisa dan dirinci, langkah
selanjutnya adalah mensortir kebutuhan sistem dan memilih sistem
yang terbaik untuk diterapkan.
e. Memilih Sistem yang Baik (Selection of Proper System)
Langkah terakhir ditahap analisa adalah memilih sistem yang terbaik
dalam merancang bangun sistem kenaikan jabatan yang dibutuhkan.
70
2. Perancangan
Setelah dilakukan analisis sistem kemudian dilakukan tahap perancangan
yang dilakukan untuk men-design sistem kenaikan jabatan yang baru, yang
dapat menyelesaikan ataupun memperkecil permasalahan dalam sistem
kenaikan jabatan. Ada tiga jenis perancangan yang digunakan dalam
membuat sistem kenaikan jabatan ini, antara lain:
a. Perancangan Masukan (input)
Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan form atau
perancangan antarmuka program yang diperlukan dengan
menentukan kebutuhan input dari sistem kenaikan jabatan yang baru.
b. Perancangan Keluaran (output)
Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan output dari
sistem kenaikan jabatan yang berupa laporan-laporan yang terinci,
dengan menentukan kebutuhan output dari sistem yang baru.
c. Perancangan File
Pada tahapan ini akan dilakukan proses perancangan basis data dari
sistem kenaikan jabatan yang baru, dengan menggunakan tools
Entity Relationship Diagram (ERD), yaitu dengan menggambarkan
hubungan antar entity yang ada pada DFD. Kemudian membuat
kamus data berdasarkan ERD yang telah dibuat, pembuatan basis
data fisik, merancang normalisasi tabel pada database untuk
mendapatkan suatu tabel normal yang tidak memiliki redundancy
data, dan terakhir membuat struktur/ spesifikasi basis data.
71
3. Implementasi
Tahap implementasi ini dilakukan sebagai proses untuk menerapkan
sistem kenaikan jabatan yang telah dibangun agar user dapat
menggunakannya untuk menggantikan sistem yang lama. Pada tahap ini
juga dilakukan transfer dari hasil rancangan ke dalam pengkodean
program. Dalam mendesain sistem kenaikan jabatan ini digunakan PHP
sebagai kode pemrograman dan MySQL sebagai database-nya.
3.2.2 Perancangan Model
Dari hasil pengamatan, terdapat permasalahan yang terjadi dalam proses
kenaikan jabatan. Untuk memecahkan persoalan tersebut, maka digunakanlah
model pencocokan profil dengan. Proses perhitungan model pencocokan profil ini
terdiri dari beberapa proses yaitu perhitungan selisih, pembobotan gap,
perhitungan core dan secondary factor, dan penentuan ranking.
Proses perhitungan selisih adalah pengurangan antara profil pegawai
dengan profil jabatan. Pembobotan gap merupakan pemberian nilai baku yang
berdasarkan hasil perhitungan selisish.
Model perhitungan tersebut bertujuan untuk membantu proses kenaikan
jabatan, yaitu dalam menentukan pegawai mana yang berkualitas dan berhak
untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
72
3.3 Kerangka Penelitian
Berikut ini adalah kerangka penelitian dari penelitian yang dilakukan.
Analisis
Observasi
Wawancara
Deteksi Masalah
Penelitian dan Investigasi Awal
Analisa Kebutuhan Sistem
Mensortir Kebutuhan Sistem
Memilih Sistem yang Baik
SDLC(Ladjamudin, 2005)
Metodologi Studi Pustaka
Metodologi Studi Lapangan
Metodologi Studi LiteraturPengumpulan Data
Pengembangan Sistem
Profil Perusahaan
Flowchart Sistem Berjalan
Flowchart Sistem Usulan
Flowchart Program
Pseudocode
Input
Processing
Output
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
73
Desain
Implementasi
Perancangan Masukan
Perancangan Menu Flow
Pemprograman danPengujian Perangkat Lunak
(Kusrini, 2007)
Blackbox Testing
(Pressman, 2002)
State Transition Diagram (STD)Munawar, 2005
Pencocokan Profil
Perancangan Files
Context Diagram
Diagram nol/Zero
Diagram Rinci Proses 4.0
ERD
Tranformasi ERD ke LRS
Normalisasi
Spesifikasi Database
Kamus Data
Perancangan Keluaran
Fitur Sistem
(Ladjamudin,2005)
SDLC
Gambar 3.2 Kerangka Penelitian (lanjutan)
73
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
Beyf Bersaudara didirikan pada tahun 1995 di Siliccon Valley California
USA dengan nama DZ Technology, yang kemudian pada tahun 2004 DZ
mendomisilikan di Jakarta dengan nama Beyf Bersaudara, yang tumbuh
berkembang dari beraneka ragam Technology; Integrated computing dan
networking solution pada pemetaan hutan dengan sistem informasi. Seiring
dengan perkembangan, kami mengembangkan bisnis ke tingkat manajemen,
pertumbuhan yang cepat dibidang penyuluhan sistem informasi, serta Multimedia
Grafis untuk meraih suatu tujuan “Providing personal solution for our customer”.
Beyf dibentuk untuk menjembatani kesenjangan teknologi yang terjadi
sekarang ini di Indonesia dengan negara tetangga seperti Hongkong, Singapura
dan Malaysia. Beyf hadir untuk membawa teknologi terkini dan solusi bisnis di
kawasan ini untuk menempatkan kebutuhan pasar akan teknologi dan strategi
yang dibutuhkan pada persaingan. Ini semua termasuk yang terbaik di pergerakan
e-Business, penyediaan pelayanan aplikasi tentang sistem Perusahaan
Perencanaan Sumber Daya, Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia, dan
Solusi Manajemen Hubungan dengan Pelanggan, Pelayanan Strategi Manajemen
dan Pelayanan Performa Manajemen.
Beyf menyediakan paduan solusi “Pengembangan terbaik” diberbagai area
berikut:
74
Human Resource Management – Penggajian, Administrasi SDM, Sistem
yang Kompeten, Evaluasi batas pembayaran, dsb. Beyf telah berkembang
dengan pasti disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Kami
mempekerjakan sebuah tim yang berpengalaman dalam memimpin
penyuluhan SDM dengan tahunan pengalaman untuk menyelesaikan
batasan pelayanan SDM kepada pelanggan kami.
Enterprise Resource Planning Packages – General Ledger, Accounts
Payable and Receivable, Inventory Management, Manufacturing with
Supply Management, Sales and Distribution. Beyf mempunyai tim yang
beranggotakan tenaga ahli teknisi Oracle, teknisi Microsoft, teknisi Cisco
System dan teknisi Borland yang dapat menyesuaikan solusi yang
dibutuhkan pelanggan kita seutuhnya.
Management Information System – Beyf mampu membantu manajemen
pelanggan kami dalam pengembangan informasi manajemen akut seperti
Sistem Pelaksanaan dan Pengambilan Keputusan untuk meraih keuntungan
dengan pengambilan keputusan terbaik dari persaingan yang ketat.
Customer Relationship Management – Penyediaan sistem pembayaran
yang disesuaikan, profil pelanggan, pusat pelayanan via telepon.
Supply Chain Management – Mempermudah hubungan langsung antara
supplier dan customer dalam kebutuhan informasi data.
E-Education Solutions – Memperluas kemampuan yang dibutuhkan
dalam Education, Beyf telah mengembangkan beberapa aplikasi
berdasarkan sistem seperti 2Tors.com.
75
Strategic and Business Planning – Kunci utama di Beyf dewasa ini
adalah sebagai penasehat strategi untuk organisasi umum di Indonesia
pada lingkup teknologi dan e-Business. Perusahaan telah memilih untuk
mengambil kesempatan dan mengetahui bagaimana tim kami membantu
mengembangkan platform teknologi mereka dan internet berdasarkan
bisnis.
4.2 Analisis
Tahapan analisis dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
muncul pada proses kenaikan jabatan yang masih berjalan secara manual pada PT
Beyf Bersaudara dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.
4.2.1 Deteksi Masalah (Problem Detection)
Identifikasi permasalahan proses kenaikan jabatan yang sedang berjalan
sehingga dapat diketahui permasalahan apa saja yang muncul dan diberikan solusi
pemecahan masalah untuk perbaikan sistem (Ladjamudin, 2005).
Permasalahan yang muncul pada proses kenaikan jabatan yang masih
dilakukan secara manual adalah sebagai berikut:
a. Penilaian pegawai yang dilakukan masih bersifat subyektif, yaitu penilaian
yang berdasarkan pendapat pribadi atau standar pribadi orang yang
melakukan penilaian dan sulit untuk diverifikasi oleh orang lain.
b. Tidak adanya standar atau bobot nilai yang pasti dalam perhitungan
penilaian kinerja pegawai.
76
c. Tidak ada perbandingan dengan standar kriteria yang telah ditetapkan atau
memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
d. Data kenaikan jabatan tidak terdokumentasi dengan baik.
4.2.2 Investigasi Awal
Pada investigasi awal, telah dilakukan observasi dan wawancara langsung
ke tempat penelitian dengan tujuan untuk mengetahui secara langsung proses
kenaikan jabatan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Fauzan Mulia selaku
General Manager maka diperoleh informasi-informasi apa saja yang dibutuhkan.
Informasi tersebut antara lain:
1. Bagaimana proses sistem kenaikan jabatan yang berjalan.
2. Diperoleh data mengenai profil perusahaan.
3. Data-data pegawai untuk masing-masing divisi.
4. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada sistem yang masih
dilakukan secara manual.
5. Kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam penentuan kenaikan setiap jabatan.
6. Penentuan kriteria apa saja yang sangat kuat pentingnya, kuat pentingnya,
dan sama pentingnya.
7. Sistem yang diinginkan sesuai kebutuhan untuk proses kenaikan jabatan.
Setelah dilakukan perbandingan terhadap penelitian yang sejenis,
ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan. Seperti pada penelitian yang
berjudul “Pembuatan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Untuk Penentuan
77
Lokasi Terbaik Bagi Gudang Produk Dan Bahan Baku” yang disusun oleh
Yustisia Purba Nugrahani, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Program
Studi Teknik Informatika Universitas Gunadarma.
Tabel 4.1 Perbandingan Sistem
Parameter Studi Literatur Sejenis Sistem yang Diusulkan
Keamanan Data Sistem ini tidak adakeamanan dalam sistem yaitutidak adanya menu login(username&password)
Sistem ini terdapat keamanandata yaitu username danpassword
Fasilitas searchengine
Tidak adanya fasilitas searchengine yang berfungsi untukmencari data secara cepat
Adanya fasilitas searchengine yang berfungsi untukmencari data secara cepat
Bahasa
pemrograman
Masih menggunakan bahasapemrograman BorlandDelphi. Borland Delphidigunakan untuk perancanganaplikasi desktop saja
Menggunakan bahasapemrograman PHP. Bahasapemrograman PHP bersifatopen source.
Grafik (Chart) Tidak adanya fitur Chartpenjurusan yang dapatmenampilkan hasilperhitungan
Adanya fitur Chartpenjurusan yang dapatmenampilkan hasilperhitungan
78
4.2.3 Analisa Kebutuhan Sistem
Penentuan kenaikan jabatan pegawai yang terjadi pada PT. Beyf
Bersaudara dilakukan oleh GM dengan melalui proses pendokumentasian, yaitu
penyeleksian dokumen-dokumen pegawai pada masing-masing jabatan. Berikut
ini adalah flowchart dokumen dari proses kenaikan jabatan yang berjalan.
4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan
Alur sistem berjalan diawali dengan General Manager menyiapkan
persyaratan sesuai jabatan yang tersedia. Kemudian GM memilih pegawai yang
berkualitas sesuai jabatan yang tersedia untuk naik jabatan berdasarkan
persyaratan atau kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah memilih
beberapa pegawai, lalu menentukan satu diantara pegawai-pegawai tersebut yang
akan menduduki posisi yang tersedia.
Setelah ditentukan satu pegawai yang akan menduduki posisi yang tersedia,
maka dibuatlah laporan pegawai yang berhak naik jabatan. Laporan tersebut
dibuat menjadi 2 rangkap, laporan yang satu disimpan kedalam arsip dan laporan
yang lainnya diberikan kepada direktur sebagai laporan hasil proses kenaikan
jabatan.
79
Gambar 4.1 Flowchart Sistem Berjalan
General Manager Direktur
80
4.2.3.2 Flowchart Sistem Usulan
Dari hasil analisa flowchart sistem berjalan yang masih manual, maka
dibuatlah sistem usulan yang dapat membantu dalam menentukan pegawai yang
akan naik jabatan agar lebih efektif dan memudahkan GM dalam menentukan
kenaikan jabatan pegawai.
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Usulan
General Manager
S ta r t
m e m ilihp e g aw a i
m e m ilihja b a ta n
ya n g d iis i
m e n g h itu n gG a p
M e m b e rib o b o t G a p
P ro filk a ry a w a n
P ro filja b a ta n
m e n g h itu n g c o red a n s ec o n d ary
fa c to r
N ila i h a s ilp e rh itu n g an
p e g a w a i
ja b a ta n
p ro filja b a ta n
p ro filk a ry a w a n
m e n g h itu n gra n k in g
E n d
h a s il
b o b o t
81
Pada awal proses, user memilih pegawai yang terdapat pada tabel
pegawai yang akan dilakukan perbandingan, setelah itu user menentukan jabatan
yang akan ditempati. Setelah user memilih pegawai dan jabatan, maka akan
ditampilkan profil jabatan dan profil pegawai. Profil jabatan memperlihatkan
bobot nilai jabatan yang telah ditentukan, begitu juga dengan profil pegawai
memperlihatkan nilai para pegawai untuk setiap kriteria yang ditentukan. Setelah
profil pegawai dan profil jabatan diperlihatkan, maka proses selanjutnya adalah
perhitungan selisih atau Gap, lalu proses pembobotan Gap, nilai bobot Gap sudah
tersedia dalam tabel bobot. Selanjutnya perhitungan core factor dan secondary
factor, dan perhitungan ranking. Proses perhitungan tersebut dilakukan untuk
menentukan pegawai yang terbaik, hasil tersebut lalu disimpan kedalam tabel
hasil. Setelah proses perhitungan tersebut selesai dilakukan, maka akan terlihat
persentase hasil perhitungan.
82
4.2.3.3 Flowchart Pencocokan Profil
menghitung Gap
Memberi bobotGap
menghitung coredan secondary
factor
profil jabatan profil pegawai
menghitung nilaitotal
End
bobot
start
menghitungranking
pegawai
Gambar 4.3 Flowchart Profile Matching
Proses pertama yaitu menghitung Gap yaitu selisih antara nilai pegawai
dengan nilai jabatan yang didapat dari tabel profil pegawai dan profil jabatan.
Selanjutnya ialah pemberian bobot Gap yang didapat dari tabel bobot. Lalu
83
menghitung core dan secondary factor. Proses berikutnya ialah menghitung nilai
total lalu menghitung rangking pegawai yang telah dipilih. Pegawai yang
mempunyai nilai tertinggi maka berhak untuk naik jabatan. Data tersebut
tersimpan dalam tabel pegawai.
4.2.3.4 FlowchartProgram
Gambar 4.4 Flowchart Program
84
4.2.3.5 Pseudocode
Bentuk struktur pseudocode adalah sebagai berikut:
Nama modul : Rekruitmen
Mulai
{program rekrutmen}
pilih nama jabatan
GET id_ jabatan
pilih pegawai
GET id_pegawai
Proses
{program menghitung selisih}
GET profil_pegawai
GET profil_jabatan
selisih sama dengan (profil_pegawai -
profil_jabatan)
IF GET proses THEN
Memberi bobot hasil selisih
ELSE
Keluar
85
{program menghitung pembobotan}
GET selisih
beri bobot selisih dari bobot_nilai
IF GET proses THEN
Memberi bobot hasil selisih
ELSE
Keluar
{ program menghitung core factor}
pilih bobot selisih yang inti
core factor sama dengan (jumlah nilai yang dipilih
/ jumlah item yang dipilih)
{ program menghitung secondary factor}
pilih bobot selisih sekunder
secondary factor sama dengan (jumlah nilai yang
dipilih / jumlah item yang dipilih)
{program menghitung nilai total}
ambil hasil core factor dan secondary factor
nilai total sama dengan (60% * hasil core factor) +
(40% * secondary factor)
IF GET hasil akhir THEN
penentuan ranking
86
ELSE
Keluar
{program menghitung penentuan ranking}
GET nilai total
ranking sama dengan (20% * aspek1) + (30% * aspek2)
+ (50% *aspek3)
IF GET print THEN
Print hasil akhir
ELSE
Keluar
Selesai
4.2.4 Mensortir Kebutuhan Sistem
Pada tahap ini akan dianalisa alternatif sistem yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah kenaikan jabatan dengan melakukan perbandingan sistem
yang berjalan dengan sistem yang diusulkan.
Langkah pertama yang dilakukan ialah menganalisa kondisi atau proses
jalannya sistem yang berjalan dengan sistem yang diusulkan. Selanjutnya
membuat alternatif-alternatif yang ditetapkan secara baik dan bijaksana untuk
menyelesaikan permasalahan mengenai kenaikan jabatan. Pilihan alternatif
tersebut dikelompokkan ke dalam input, processing, dan output.
87
4.2.4.4 Input
Alternatif input digunakan untuk menentukan sistem mana yang terbaik
untuk diterapkan dalam memasukkan transakasi dan kecepatan proses transakasi.
4.2.4.5 Processing
Alternatif processing digunakan untuk menentukan sistem processing
mana yang baik untuk diterapkan, agar tidak terjadi subyektifitas.
Sistem yang Berjalan Sistem yang Diusulkan
Sistem yang berjalan masih terdapat
kesulitan dalam menentukan
pegawai masing-masing divisi yang
akan naik jabatan dan dalam
menentukan kriteria untuk semua
jabatan
Data pegawai yang diinginkan untuk
masing-masing divisi dapat langsung
dilihat dalam sistem. Kriteria untuk semua
jabatan dan nilai bobot setiap pegawai
sudah tersedia.
Sistem yang Berjalan Sistem yang Diusulkan
Tidak adanya suatu sistem
perhitungan yang tepat terhadap
masing-masing pegawai yang akan
naik jabatan, sehingga proses
kenaikan jabatan membutuhkan
waktu yang lama dan tidak efektif.
Tersedianya proses perhitungan dengan
menggunakan model pencocokan profil
melalui perhitungan Gap dalam
menentukan pegawai yang akan menaiki
jabatan tertentu dan juga proses kenaikan
jabatan tidak akan membutuhkan banyak
waktu, karena hasil akhirnya akan
langsung ditampilkan.
88
4.2.4.6 Output
Alternatif output digunakan untuk menentukan output mana yang baik
untuk diterapkan, agar tidak terjadi subyektifitas dalam pengambilan keputusan.
4.2.5 Memilih Sistem yang baik
Setelah membuat alternatif-alternatif untuk mensortir kebutuhan sistem,
maka selanjutnya dilakukan pemilihan sistem yang baik. Sejumlah alternatif yang
telah dibuat perlu untuk dibandingkan sehingga dapat menemukan hanya satu
sistem yang terbaik.
4.2.5.4 Sistem yang berjalan
Alternatif-alternatif sistem yang berjalan adalah sebagai berikut:
Sistem yang Berjalan Sistem yang Diusulkan
Laporan hasil kenaikan jabatan
yang ada masih berbentuk dokumen
sehingga dapat mudah rusak dan
hilang.
Didalam sistem terdapat cetak laporan
terhadap hasil yang sudah diproses dan
dapat tersimpan dalam database.
Kelebihan Kekurangan
Tidak membutuhkan biaya yang
besar karena hanya menggunakan
dokumen-dokumen kertas saja.
User mengalami kesulitan dalam
menetukan pegawai yang akan naik
jabatan.
Membutuhkan waktu yang lama dalam
menentukan pegawai yang akan naik
89
4.2.5.5 Sistem yang diusulkan
Alternatif-alternatif sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut:
jabatan.
Terjadinya suatu subyektifitas dalam
menentukan pegawai yang akan naik
jabatan karena belum adanya kriteria
khusus dan pembobotan nilai yang
diberikan dalam menentukan pegawai
yang akan naik jabatan.
Masih belum memenuhi fungsi-fungsi
untuk kenaikan jabatan yang diinginkan.
Laporan hasil proses kenaikan jabatan
mudah rusak dan hilang karena masih
tersimpan dalam bentuk arsip dokumen
kertas.
Kelebihan Kekurangan
Sudah memenuhi fungsi-fungsi yang
diinginkan user untuk proses
kenaikan jabatan
Adanya suatu metode perancangan
model yaitu metode pencocokan
User membutuhkan waktu yang lama
dalam pemakaian sistem kenaikan jabatan
yang dibuat.
90
4.2.6 Perancangan
Setelah tahap analisis selesai, maka tahap selanjutnya yang akan dilakukan
adalah tahap perancangan sistem. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai
perancangan sistem yang akan dibangun.
profil dengan perhitungan Gap yang
dapat membantu dalam melakukan
perhitungan untuk penentuan
pegawai yang akan naik jabatan,
sehingga tidak akan terjadi
subyektifitas.
Proses yang terjadi tidak akan
membutuhkan banyak waktu karena
sudah adanya sistem yang
membantu untuk proses kenaikan
jabatan.
Laporan hasil proses kenaikan
jabatan tersimpan secara aman dan
teratur dalam database, sehingga
tidak akan mudah rusak dan hilang.
91
4.2.6.4 Pencocokan Profil
4.2.6.1.1 Pemetaan Gap Kompetensi
Gap yang dimaksud disini adalah perbedaan antara profil jabatan dan
profil pegawai atau bisa ditunjukkan dengan rumus dibawah ini:
Berikut contoh perhitungan Gap untuk masing-masing aspek:
1. Kapasitas Intelektual
Pada aspek ini, dilakukan proses perhitungan Gap antara profil pegawai
dan profil jabatan untuk masing-masing faktor penilaian. Perhitungan bisa
dilihat dibawah ini.
Tabel 4.2 Nilai Pegawai
Tabel 4.3 Bobot Nilai Jabatan
No Id pegawai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IQ
1 0010 3 2 4 2 2 3 2 3 4 3
2 0017 3 4 3 3 2 2 4 2 4 4
3 0020 4 5 4 3 5 4 3 4 5 4
4 0022 3 4 3 3 4 5 2 5 4 3
5 0032 3 4 4 2 2 4 3 3 3 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 IQ
Profil Jabatan 4 4 3 3 5 4 4 5 3 4
Gap = Profil Pegawai – Profil Jabatan
92
Tabel 4.4 Hasil Gap Kapasitas Intelektual
Keterangan:
1 : Common Sense
2 : Verbalisasi Ide
3 : Sistematika Berfikir
4 : Penalaran dan solusi Real
5 : Konsentrasi
6 : Logika Praktis
7 : Fleksibilitas Berfikir
8 : Imajinasi Kreatif
9 : Antisipasi
10 : Potensi Kecerdasan
No Id pegawai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IQ
1 0010 -1 -2 1 -1 -3 -1 -2 -2 1 -1
2 0017 -1 0 0 0 -3 -2 0 -3 1 0
3 0020 0 1 1 0 0 0 -1 -1 2 0
4 0022 -1 0 0 0 -1 1 -2 0 1 -1
5 0032 -1 0 1 -1 -2 0 -1 -1 0 -2
93
2. Sikap Kerja
Tabel 4.5 Nilai Pegawai
Tabel 4.6 Bobot Nilai Jabatan
Tabel 4.7 Hasil Gap Sikap kerja
No Id pegawai EP_2 KT_2 KH_2 PP_2 DB_2 VP_2
1 0010 2 3 4 2 1 1
2 0017 3 2 3 4 3 2
3 0020 4 5 4 4 5 3
4 0022 4 3 4 3 5 3
5 0032 2 3 3 3 2 2
EP_2 KT_2 KH_2 PP_2 DB_2 VP_2
Profil Jabatan 3 4 3 2 5 4
No Id pegawai EP_2 KT_2 KH_2 PP_2 DB_2 VP_2
1 0010 -1 -1 1 0 -4 -3
2 0017 0 -2 0 2 -2 -2
3 0020 1 1 1 2 0 -1
4 0022 1 -1 1 1 0 -1
5 0032 -1 -1 0 1 -3 -2
94
Keterangan:
EP_2 : Energi Psikis
KT_2 : Ketelitian dan Tanggung Jawab
KH_2 : Kehati-hatian
PP_2 : Pengendalian Perasaan
DB_2 : Dorongan Berprestasi
VP_2 : Vitalitas dan Perencanaan
3. Perilaku
Tabel 4.8 Nilai Pegawai
Tabel 4.9 Bobot Nilai Jabatan
No Id pegawai D_3 I_3 S_3 C_3
1 0010 3 3 4 3
2 0017 3 3 4 3
3 0020 5 5 5 2
4 0022 3 3 4 2
5 0032 4 3 4 5
D_3 I_3 S_3 C_3
Profil Jabatan 4 5 3 3
95
Tabel 4.10 Hasil Gap Perilaku
Keterangan:
D_3 : Dominance (Kekuasaan)
I_3 : Influences (Pengaruh)
S_3 : Steadiness (Keteguhan Hati)
C_3 : Compliance (Pemenuhan)
4.2.6.1.2 Pembobotan
Setelah diperoleh Gap pada masing-masing pegawai, setiap profil pegawai
diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai Gap. Seperti yang terlihat pada
tabel 4.10.
Tabel 4.11 Bobot Nilai Gap
No Id pegawai D_3 I_3 S_3 C_3
1 0010 -1 -2 1 0
2 0017 -1 -2 1 0
3 0020 1 0 2 -1
4 0022 -1 -2 1 -1
5 0032 0 -2 1 2
No Selisih Bobot Nilai Keterangan
1 0 5 Tidak ada selisih (Kompetensi sesuai dengan
yang dibutuhkan)
2 1 4,5 Kompetensi individu kelebihan 1
tingkat/level
3 -1 4 Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat
96
Sumber : Kusrini,2007
Dengan demikian, setiap pegawai akan memiliki bobot nilai seperti dibawah ini.
1. Kapasitas Intelektual
Tabel 4.12 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1
Tabel 4.13 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2
Tabel 4.14 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3
/level
4 2 3,5 Kompetisi individu kelebihan 2 tingkat/level
5 -2 3 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat
/level
6 3 2,5 Kompetensi individu kelebihan 3
tingkat/level
7 -3 2 Kompetensi individu kekurangan 3 tingkat
/level
8 4 1,5 Kompetisi individu kelebihan 4 tingkat/level
9 -4 1 Kompetensi individu kekurangan 2 tingkat
/level
No Sub_Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IQ
1 0010 4 3 4,5 4 2 4 3 3 4,5 4
No Sub_Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IQ
2 0017 4 5 5 5 2 3 5 2 4,5 4
No Sub_Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IQ
3 0020 5 4,5 4,5 5 5 5 4 4 3,5 5
97
Tabel 4.15 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 4
Tabel 4.16 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5
2. Sikap Kerja
Tabel 4.17 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1
Tabel 4.18 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2
Tabel 4.19 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3
No Sub_Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IQ
4 0022 4 5 5 5 4 4,5 3 5 4,5 4
No Sub_Aspek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 IQ
5 0032 4 5 4,5 4 3 5 4 4 5 3
No Sub_Aspek EP_2 KT_2 KH_2 PP_2 DB_2 VP_2
1 0010 4 4 4,5 5 1 2
No Sub_Aspek EP_2 KT_2 KH_2 PP_2 DB_2 VP_2
2 0017 5 3 5 3,5 3 3
No Sub_Aspek EP_2 KT_2 KH_2 PP_2 DB_2 VP_2
3 0020 4,5 4,5 4,5 3,5 5 4
98
Tabel 4.20 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 4
Tabel 4.21 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5
3. Perilaku
Tabel 4.22 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 1
Tabel 4.23 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 2
Tabel 4.24 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 3
No Sub_Aspek EP_2 KT_2 KH_2 PP_2 DB_2 VP_2
4 0022 4,5 4 4,5 4,5 5 4
No Sub_Aspek EP_2 KT_2 KH_2 PP_2 DB_2 VP_2
5 0032 4 4 5 4,5 2 3
No Sub_Aspek D_3 I_3 S_3 C_3
1 0010 4 3 4,5 5
No Sub_Aspek D_3 I_3 S_3 C_3
2 0017 4 3 4,5 5
No Sub_Aspek D_3 I_3 S_3 C_3
3 0020 4,5 3 4,5 4
99
Tabel 4.25 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 4
Tabel 4.26 Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Pegawai 5
4.2.6.1.3 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor
Setelah menentukan bobot nilai Gap untuk ketiga aspek, yaitu aspek
kapasitas intelektual, sikap kerja, dan perilaku dengan cara yang sama, maka
setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 kelompok Core Factor dan Secondary
Factor.
Perhitungan Core Factor ditunjukkan dengan rumus dibawah ini:
∑ NC (i,s,p)
∑ IC
NCF : Nilai rata-rata core factor
NC (i,s,p) : Jumlah total nilai core factor (intelektual, sikap kerja, perilaku)
IC : Jumlah item core factor
No Sub_Aspek D_3 I_3 S_3 C_3
4 0022 4 3 4,5 4
No Sub_Aspek D_3 I_3 S_3 C_3
5 0032 5 3 4,5 3,5
NCF =
100
Sementara itu, perhitungan Secondary Factor ditunjukkan dengan rumus
dibawah ini:
∑ NS (i,s,p)
∑ IS
NSF : Nilai rata-rata secondary factor
NS (i,s,p) : Jumlah total nilai secondary factor (intelektual, sikap kerja,
perilaku)
IS : Jumlah item secondary factor
1. Kapasitas Intelektual
a. Pegawai 1
NCF = = = 3
NSF = = = 4,2
b. Pegawai 2
NCF = = = 3,6
NSF = = = 4,3
NSF =
4 + 3 + 2 + 3 + 3
5
15
5
4,5 + 4 + 4 + 4,5 + 4
5
21
5
4 + 5 + 2 + 5 + 2
5
18
5
5 + 5 + 3 + 4,5 + 4
5
21,5
5
101
5 + 4,5 + 5 + 4 + 4
5
4,5 + 5 + 5 + 3,5 + 5
5
4 + 5 + 4 + 3 + 5
5
5 + 5 + 4,5 + 4,5 + 4
5
4 + 5 + 3 + 4 + 4
5
4,5 + 4 + 5 + 5 + 3
5
4 + 1 + 2
3
c. Pegawai 3
NCF = = = 4,5
NSF = = = 4,6
d. Pegawai 4
NCF = = = 4,2
NSF = = = 4,6
e. Pegawai 5
NCF = = = 4
NSF = = = 4,3
2. Sikap Kerja
a. Pegawai 1
NCF = = = 2,3
22,5
5
23
5
21
5
23
5
20
5
21,5
5
7
3
102
3 + 3 + 3
3
5 + 5 + 3,5
3
4,5 + 5 + 4
3
4,5 + 4,5 + 3,5
3
4 + 5 + 4
3
4,5 + 4,5 + 4,5
3
NSF = = = 4,5
b. Pegawai 2
NCF = = = 3
NSF = = = 4,5
c. Pegawai 3
NCF = = = 4,5
NSF = = = 4,2
d. Pegawai 4
NCF = = = 4,3
NSF = = = 4,5
4 + 4,5 + 5
3
13,5
3
9
3
13,5
3
13,5
3
12,5
3
12,5
3
13,5
3
103
4 + 2 + 3
3
4 + 5 + 4,5
3
4 + 3
2
4,5 + 5
2
4 + 3
2
4,5 + 5
2
4,5 + 3
2
e. Pegawai 5
NCF = = = 3
NSF = = = 4,5
3. Perilaku
a. Pegawai 1
NCF = = = 3,5
NSF = = = 4,75
b. Pegawai 2
NCF = = = 3,5
NSF = = = 4,75
c. Pegawai 3
NCF = = = 3,75
9
3
13,5
3
7
2
9
2
7
2
9,5
2
7,5
2
104
4,5 + 4
2
4 + 3
2
4,5 + 4
2
5 + 3
2
4,5 + 3,5
2
NSF = = = 4,25
d. Pegawai 4
NCF = = = 3,5
NSF = = = 4,25
e. Pegawai 5
NCF = = = 4
NSF = = = 4,5
4.2.6.1.4 Perhitungan Nilai Total
Dari hasil setiap perhitungan setiap aspek, berikutnya dihitung nilai total
berdasarkan persentase dari core & secondary factor yang diperkirakan
berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil.
8,5
2
7
2
8,5
2
8
2
9
2
(x)%NCF(i,s,p) + (x)%NSF(i,s,p) = N(i,s,p)
105
1. Kapasitas Intelektual
a. Pegawai 1
Ni = (60% x 3) + (40% x 4,2) = 3,48
b. Pegawai 2
Ni = (60% x 3,6) + (40% x 4,3) = 3,88
c. Pegawai 3
Ni = (60% x 4,5) + (40% x 4,6) = 4,54
d. Pegawai 4
Ni = (60% x 4,2) + (40% x 4,6) = 4,36
e. Pegawai 5
Ni = (60% x 4) + (40% x 4,3) = 4,12
2. Sikap Kerja
a. Pegawai 1
Ns = (60% x 2,3) + (40% x 4,5) = 3,18
b. Pegawai 2
Ns = (60% x 3) + (40% x 4,5) = 3,6
106
c. Pegawai 3
Ns = (60% x 4,5) + (40% x 4,2) = 4,38
d. Pegawai 4
Ns = (60% x 4,3) + (40% x 4,5) = 4,38
e. Pegawai 5
Ns = (60% x 3) + (40% x 4,5) = 3,6
3. Perilaku
a. Pegawai 1
Np = (60% x 3,5) + (40% x 4,75) = 4
b. Pegawai 2
Np = (60% x 3,5) + (40% x 4,75) = 4
c. Pegawai 3
Np = (60% x 3,75) + (40% x 4,25) = 3.95
d. Pegawai 4
Np = (60% x 3,5) + (40% x 4,75) = 3,95
107
e. Pegawai 5
Np = (60% x 4) + (40% x 4,5) = 4,2
4.2.6.1.4 Perhitungan Penentuan Ranking
Hasil akhir dari pencocokan profil adalah ranking dari kandidat yang
diajukan untuk mengisi suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada
hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut bisa ditunjukkan dengan rumus di
bawah ini:
1. Kapasitas Intelektual
a. Pegawai 1
Ranking = (45% x 3,48) + (30% x 3,18) + (25% x 4)
Ranking = 1,566 + 0,954 + 1
Ranking = 3,52
b. Pegawai 2
Ranking = (45% x 3,88) + (30% x 3,6) + (25% x 4)
Ranking = 1,746 + 1,08 + 1
Ranking = 3,826
Ranking = (%)Ni + (%)Ns + (%)Np
108
c. Pegawai 3
Ranking = (45% x 4,54) + (30% x 4,38) + (25% x 3,95)
Ranking = 2,043 + 1,314 + 0,9875
Ranking = 4,3445
d. Pegawai 4
Ranking = (45% x 4,36) + (30% x 4,38) + (25% x 3,95)
Ranking = 1,962 + 1,314 + 0,9875
Ranking = 4,2635
e. Pegawai 4
Ranking = (45% x 4,12) + (30% x 3,6) + (25% x 4,5)
Ranking = 1,854 + 1,08 + 1,125
Ranking = 4,059
Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Ranking
No Id Pegawai Hasil Akhir
1 0010 3,52
2 0017 3,826
3 0020 4,3445
4 0022 4,2635
5 0032 4,059
109
Dari hasil ranking yang telah dihitung, maka yang mempunyai kesempatan untuk
naik jabatan adalah pegawai dengan:
Id : 0020
Nilai : 4,3445
4.2.6.5 Rancangan Spesifikasi Sistem Pendukung Keputusan
4.2.6.5.1 Context Diagram
Gambar 4.5 Context Diagram SPK Untuk Kenaikan Jabatan
Penjelasan Context Diagram:
Gambar 4.4 menggambarkan proses aliran data secara umum, yaitu input
diantaranya ialah memasukkan username, password, memilih pegawai, memilih
pegawai dan perhitungan, serta edit nilai jabatan dan pegawai. Proses input berupa
nilai para pegawai dilakukan oleh pihak bagian HRD. Setelah input, lalu masuk ke
proses kegiatan (sistem) SPK untuk kenaikan jabatan. Setelah diolah dalam sistem,
110
maka didapatlah suatu output yaitu otentifikasi login dan laporan hasil dari
perhitungan yang telah dilakukan.
4.2.4.1.1 Diagram Nol/Zero
Gambar 4.6 Diagram Nol/Zero SPK Untuk Kenaikan Jabatan
111
Penjelasan Diagram Nol/Zero:
General manager harus melakukan login terlebih dahulu dengan
memasukkan username dan password yang sesuai dengan tipe user. Setelah
melalui proses otentifikasi login maka general manager dapat melakukan
kegiatan dalam sistem pendukung keputusan untuk kenaikan jabatan. Kegiatan
selanjutnya ialah, general menager dapat memilih jabatan yang akan ditempati.
Setelah memilih jabatan, maka general manager memilih pegawai yang akan
dibandingkan untuk menduduki jabatan yang tersedia. Data-data pegawai yang
tersimpan dalam data store pegawai dapat ditampilkan dalam sistem. Setelah
kriteria dan pegawai sudah dipilih, maka Setelah itu, proses selanjutnya ialah
perhitungan pencocokan variabel profil. Bagian HRD meng-input nilai para
pegawai, nilai tersebut nantinya akan dipakai untuk perhitungan pencocokan
profil. General menager dapat melakukan edit nilai jabatan sesuai kebutuhan nilai
untuk masing-masing jabatan yang tersedia, nilai yang telah diedit tersebut
kemudian tersimpan dalam data store profil_jabatan dan hasil tersebut digunakan
untuk perhitungan pencocokan profil. Pada proses pencocokan profil, data-data
yang digunakan diambil dari data store profil_jabatan, profil_pegawai, dan bobot.
Proses terakhir ialah pembuatan laporan hasil perhitungan yang dapat dilihat oleh
GM.
112
4.2.4.1.2 Diagram Rinci Proses 6.0
6.2Pembobotan
nilai Gap
6.3Perhitungan
nilai_total
6.5Perhitunganpenentuan
ranking
Nilai_hasil_bobot
profil_jabatan
profil_pegawaiNilai_para_pegawai
Nilai_ jabatan
6.4Core
factor&secondary factor
Nilai_total
Hasil Core&secondary factor
6.1Perhitunganselisih (Gap)
nilai
Hasil_selisih
bobotBobot_Gap
General Manager Analisis gap sistem
7.0Pembuatan
LaporanLaporan_hasil_akhir
Gambar 4.7 Diagram Rinci Proses 6.0
Penjelasan Diagram Rinci Proses 5.0:
Proses ini merupakan turunan dari proses 5.0 yaitu pencocokan variabel
profil. Proses pertama adalah perhitungan Gap/selisih, nilai yang akan dihitung
diambil dalam data store profil_pegawai & profil_jabatan, selanjutnya
pembobotan nilai hasil dari perthitungan Gap/selisih didapat dari tabel bobot.
113
Nilai yang sudah terbobot akan dilakukan perhitungan nilai total. Nilai total
tersebut akan diproses kedalam core factor & secondary factor. Setelah
mendapatkan nilai core factor & secondary factor, maka nilai tersebut akan
diproses untuk perhitungan penentuan ranking. Hasil akhir ranking tersebut
tersimpan dalam database pada tabel hasil untuk selanjutnya membuat laporan
pada proses 7.0.
4.2.6.2.3 Kamus Data
pegawai =
jabatan =
unit_kerja =
user =
profil_karyawan =
id_pegawai + nama + jenis_kelamin + tempat_lahir + tanggal_lahir +
kewarganegaraan + status + alamat +pend_terakhir +thn_masuk + jabatan
id_jabatan + id_pegawai +id_uker + nama_jabatan
id_uker + nama_uker
id_user + username + password
id_profil_karyawan + id_pegawai + pk1_1 + pk1_2 + pk1_3 +
pk1_4 + pk1_5 + pk1_6 + pk1_7 + pk1_8 + pk1_9 + pk1_10 +
pk2_1 + pk2_2 pk2_3 + pk2_4 + pk2_5 + pk2_6 + pk3_1 +
pk3_2 + pk3_2 + pk3_3 + pk3_4
114
profil_jabatan =
bobot =
4.2.1.1 Perancangan Files
Perancangan file masuk dalam bagian perancangan basisdata yang diawali
dengan merancang diagram antar entitas (ERD), transformasi ERD ke LRS, dan
analisa data.
4.2.6.3.1 Perancangan ERD
Tujuan perancangan ERD adalah untuk menunjukan objek-objek (entitas)
apa saja yang ingin dilibatkan dalam sebuah database dan bagaimana hubungan
yang terjadi di antara objek tersebut. Berikut hasil perancangan ERD:
id_profil_jabatan + id_jabatan + pj1_1 + pj1_2 + pj1_3 + pj1_4 + pj1_5
+ pj1_6 + pj1_7 + pj1_8 + pj1_9 + pj1_10 + pj2_1 + pj2_2 pj2_3 +
pj2_4 + pj2_5 + pj2_6 + pj3_1 + pj3_2 + pj3_2 + pj3_3 + pj3_4
selisih + bobot nilai
115
miliki2
id_jabatanId_pegawaiId_ukernama_jabatan
unit_kerja
Id_profil_karyawan
Id_pegawai
pk1_1
pk1_2
pk1_3
pk1_4
pk1_5
pk1_6
pk1_7
pk1_8
pk1_9
pk1_10
pk2_1
pk2_2
pk2_3
pk2_4
pk2_5
pk2_6
pk3_1
pk3_2
pk3_3
pk3_4
Id _profil_jabatan
Id_jabatan
pj1_1
pj1_2
pj1_3
pj1_4
pj1_5
pj1_6
pj1_7
pj1_8
pj1_9
pj1_10
pj2_1
pj2_2
pj2_3
pj2_4
pj2_5
pj2_6
pj3_1
pj3_2
pj3_3
pj3_4
Pegawai
profil_karyawan
miliki3
M
M
Id _pegawai
nama
jenis_kelamin
tempat _lahir
tanggal_lahir
kewarganegaraan
status
alamat
pend_terakhir
thn_masuk
jabatan
jabatan
profil_jabatan
miliki4
1
M
1
1 M
1
id_ukerNama_uker
miliki1
Gambar 4.8 ERD (Entity Relationship Diagram)
116
4.2.6.3.2 Transformasi ERD ke Logical Record Structure (LRS)
Hasil tranformasi ERD ke LRS sebagai berikut.
Gambar 4.9 Tranformasi ERD ke LRS
117
4.2.6.3.3 Normalisasi
Normalisasi digunakan untuk membantu mengidentifikasi relasi-ralasi. Normalisasi bertujuan mengkonversi relasi menjadi
bentuk normal yang lebih tinggi sehingga dapat menghindari redudansi data. Langkah-langkah pembentukan normalisasi adalah:
Bentuk tidak normal (Unnormalized Form)
id_jabatan nama_jabatan id_pegawai nama_pegawai jenis_kelamin tempat_lahir tanggal_lahir ...
J1011 Staff HRD K7007 Yulie Miranda perempuan jakarta 1977-12-20
K7008 Sulistyo Laki-laki semarang 1990-03-11
... kewarganegaraan status alamat pend_terakhir thn_masuk id_uker nama_uker
Indonesia Menikah Jl. Merpati Putih Jak-Tim S1 2000 UK102 HRD
Indonesia Menikah Jl. Reformasi 89 PondokAren-Tangerang
S1 2004
118
Tabel diatas dalam bentuk tidak normal (Unnormalized), yaitu terdapat multiple value pada beberapa atributnya.
Bentuk normal pertama (1 st NF)
id_jabatan nama_jabatan id_pegawai nama_pegawai jenis_kelamin tempat_lahir tanggal_lahir ...
J1011 Staff HRD K7007 Yulie Miranda perempuan jakarta 1977-12-20
J1011 Staff HRD K7008 Sulistyo Laki-laki semarang 1990-03-11
id_profil_karyawan pk1_1 pk1_2 pk1_3 pk1_4 pk1_5 pk1_6 pk1_7 pk1_8 pk1_9 pk1_10 pk2_1 ...
K7007 2 2 3 4 5 3 2 2 1 3 4 5
K7008 4 3 2 2 4 5 3 4 5 3 1
... pk2_3 pk2_4 pk2_5 pk3_6 pk3_1 pk3_2 pk3_3 pk3_4
3 2 4 3 2 2 1 4
4 3 2 4 3 2 1
119
Pada betuk normal ke satu (1st NF) sudah tidak ada elemen yang berulang.
... kewarganegaraan status alamat pend_terakhir thn_masuk id_uker nama_uker
Indonesia Menikah Jl. Merpati Putih Jak-Tim S1 2000 UK102 HRD
Indonesia Menikah Jl. Reformasi 89 PondokAren-Tangerang
S1 2004 UK102 HRD
id_profil_karyawan pk1_1 pk1_2 pk1_3 pk1_4 pk1_5 pk1_6 pk1_7 pk1_8 pk1_9 pk1_10 pk2_1 pk2_2 ...
K7007 2 2 3 4 5 3 2 2 1 3 4 5
K7008 4 3 2 2 4 5 3 2 4 5 3 1
... pk2_3 pk2_4 pk2_5 pk3_6 pk3_1 pk3_2 pk3_3 pk3_43 2 4 3 2 2 1 4
3 4 3 2 4 3 2 1
120
Bentuk normal kedua (2sd NF)
Pada tahapan ini data-data dikelompokan menjadi beberapa entity, penggambaran entity-
entity tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
pegawai
*Id_pegawai
nama
jenis_kelamin
tempat_lahir
tanggal_lahir
kewarganegaraan
status
alamat
pend_terakhir
thn_masuk
jabatan
jabatan
*id_jabatan**Id_pegawai**Id_ukernama_jabatan
unit_kerja
*Id_ukernama_uker
profil_karyawan
*Id_profil_karyawan
**Id_pegawai
pk1_1
pk1_2
pk1_3
pk1_4
pk1_5
pk1_6
pk1_7
pk1_8
pk1_9
pk1_10
pk2_1
pk2_2
pk2_3
pk2_4
pk2_5
pk2_6
pk3_1
pk3_2
pj3_3
pj3_4
profil_jabatan
*Id_profil_jabatan
**Id_jabatan
pj1_1
pj1_2
pj1_3
pj1_4
pj1_5
pj1_6
pj1_7
pj1_8
pj1_9
pj1_10
pj2_1
pj2_2
pj2_3
pj2_4
pj2_5
pj2_6
pj3_1
pj2_2
pj1_3
pj1_4
Relasi di atas sudah 2NF, karena sudah dalam bentuk 1NF, karena setiap atribut
yang bukan kunci (non-key) memiliki ketergantungan secara fungsional
sepenuhnya (fully functional depedency ) pada primary key
121
4.2.6.3.3.2 Spesifikasi Database
Spesifikasi database yang sudah dinormalisasi mendapatkan data sebagai
berikut.
Nama Tabel : pegawai
Primery Key : id_pegawai
Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan data seluruh
anggota.
Tabel 4.28 Tabel Pegawai
Field Type Collation Null Default Keterangan
id_pegawai int(5) No id_pegawai
bersifatauto_increment
nama varchar(100) latin1_swedish_ci No Nama pegawai
jenis_kelamin varchar(10) latin1_swedish_ci No Jenis kelaminpegawai
tempat_lahir varchar(50) latin1_swedish_ci No Tempat lahirpegawai
tanggal_lahir date latin1_swedish_ci No Tanggal lahirpegawai
kewarganegaraan Varchar(50) latin1_swedish_ci No Kewarganegaraanpegawai
status varchar(20) latin1_swedish_ci No Status pegawai
alamat varchar(255) latin1_swedish_ci No Alamat lengkappegawai
122
pend_terakhir varchar(10) latin1_swedish_ci No Pendidikanterkhir pegawai
Thn_masuk date latin1_swedish_ci No Tahu masukpegawai keperusahaan
jabatan varchar(30) latin1_swedish_ci No Jabatan pegawaisaat ini
Nama Tabel : jabatan
Primery Key : id_jabatan
Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan data seluruh
jabatan.
Tabel 4.29 Tabel Jabatan
Field Type Collation Null Default Keterangan
id_jabatan int(5) No Id_jabatanbersifatauto_increment
Id_pegawai varchar(10) latin1_swedish_ci
No Id_pegawai
Id_uker varchar(10) latin1_swedish_ci
No Id_uker
Nama_jabatan text latin1_swedish_ci
No Nama jabatan
123
Nama Tabel : unit_kerja
Primery Key : id_uker
Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan data seluruh unit
kerja.
Tabel 4.30 Tabel unit_kerja
Field Type Collation Null Default Keterangan
id_uker int(5) No Id jabatan bersifatauto_increment
nama_uker varchar(50) latin1_swedish_ci No Nama unit kerja
Nama Tabel : user
Primery Key : id_user
Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan data user.
Tabel 4.31 Tabel user
Field Type Collation Null Default Keterangan
id_user int(5) No id_user bersifatauto_increment
username varchar(10) latin1_swedish_ci No Username userauto_increment
password varchar(50) latin1_swedish_ci No Password user
124
Nama Tabel : profil_karyawan
Primery Key : id_profil_karyawan
Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan semua profil
karyawan.
Tabel 4.32 Tabel profil_karyawan
Field Type Collation Null Default Keterangan
id_profil_karyawan int(5) No id_profil_karyawan
bersifatauto_increment
id_pegawai int(5) latin1_swedish_ci No Id pegawai
pk1_1 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 1
pk1_2 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 2
pk1_3 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 3
pk1_4 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 4
pk1_5 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 5
pk1_6 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 6
pk1_7 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 7
pk1_8 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 8
125
pk1_9 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 9
pk1_10 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 10
pk2_1 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 1
pk2_2 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 2
pk2_3 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 3
pk2_4 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 4
pk2_5 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 5
pk2_6 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 6
pk3_1 int(5) latin1_swedish_ci No Perilaku 1
pk3_2 int(5) latin1_swedish_ci No Perilaku 2
pk3_3 int(5) latin1_swedish_ci No Perilaku 3
pk3_4 int(5) latin1_swedish_ci No Perilaku 4
Nama Tabel : profil_jabatan
Primery Key : id_profil_jabatan
Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan semua profil
jabatan.
126
Tabel 4.33 Tabel profil_jabatan
Field Type Collation Null Default Keterangan
id_profil_jabatan int(5) No id_profil_jabatan
bersifatauto_increment
id_jabatan int(5) latin1_swedish_ci No Id jabatan
pj1_1 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 1
pj1_2 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 2
pj1_3 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 3
pj1_4 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 4
pj1_5 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 5
pj1_6 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 6
pj1_7 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 7
pj1_8 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 8
pj1_9 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 9
pj1_10 int(5) latin1_swedish_ci No Kapasitasintelektual 10
pj2_1 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 1
pj2_2 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 2
pj2_3 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 3
127
pj2_4 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 4
pj2_5 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 5
pj2_6 int(5) latin1_swedish_ci No Sikap kerja 6
pj3_1 int(5) latin1_swedish_ci No Perilaku 1
pj3_2 int(5) latin1_swedish_ci No Perilaku 2
pj3_3 int(5) latin1_swedish_ci No Perilaku 3
pj3_4 int(5) latin1_swedish_ci No Perilaku 4
Nama Tabel : bobot
Primery Key : -
Fungsi Tabel : Tabel master yang digunakan untuk menjelaskan bobot
perhitungan.
Tabel 4.34 Tabel bobot
Field Type Collation Null Default Keterangan
selisih float No Id jabatanbersifatauto_increment
bobot_nilai float latin1_swedish_ci No Nama unit kerja
128
4.2.1.2 State Transition Diagram (STD)
4.2.1.2.1 Rancangan Modul Menu Utama
Rancangan modul Menu berfungsi untuk memanggil subprogram lain
(modul-modul lain) untuk dijalankan.
1. STD Rancangan Menu Utama Account user:
User dapat melihat semua menu yang ada dan melakukan prose-proses yang ada.
Gambar 4.10 STD Rancang Menu Utama
129
2. STD Rancangan Modul Login User
user login dengan memasukan username dan password kemudian akan
masuk ke halaman utama dari fitur user.
Gambar 4.11 STD Rancang Modul Login
3. STD Rancangan Modul Data Unit Kerja
User dapat melihat data unit kerja yang ada.
Gambar 4.12 STD Rancang Modul Data Unit Kerja
130
4. STD Rancangan Modul Data Pegawai
User dapat melihat data pegawai dengan lengkap.
Gambar 4.13 STD Rancang Modul Data Pegawai
5. STD Rancangan Modul Rekruitmen
User dapat melakukan proses pemilihan pegawai yang akan naik jabatan .
Gambar 4.14 STD Rancang Modul Rekruitmen
131
6. STD Rancangan Modul Bantuan
Gambar 4.15 STD Rancang Modul Bantuan
4.2.4.2 Perancangan Antar Muka
1. Login User
Gambar 4.16 Login User
Halaman login menampilkan form pengisian username dan
password pengguna sebelum masuk ke halaman utama. Login berfungsi
untuk kemanan sistem agar tidak disalah gunakan oleh orang yang tidak
berhak. Pada halaman ini admin diharuskan memasukkan username dan
132
password yang telah ditentukan sebelumnya untuk dapat melakukan
proses-proses yang terdapat dalam sistem.
2. Home
Gambar 4.17 Home
Home adalah tampilan pertama setelah pengguna memasukkan
username dan password , pada halaman ini terdapat tulisan mengenai
penjelasan secara singkat tentang sistem yang dibuat.
133
3. Data Unit Kerja
Gambar 4.18 Data Unit Kerja
Halaman data unit kerja menampilkan nama-nama unit kerja dan
jabatan yang ada pada perusahaan, serta kolom aksi yang berisi edit dan
delete.
4. Edit Jabatan
Gambar 4.19 Edit Jabatan
134
Edit jabatan ini menampilkan id jabatan, nama jabatan, serta nilai
kriteria-kriteria untuk proses perhitungan, nilai kriteria tersebut dapat
dirubah antara 1 sampai lima sesuai keinginan dan kebutuhan.
5. Lihat data pegawai
Gambar 4.20 Lihat data pegawai
Halaman lihat data pegawai menampilkan form yang berisi id
pegawai, nama, jenis kelamin, tanggal lahir, status, tahun masuk, jabatan,
dan aksi. Lihat data pegawai berfungsi agar pengguna dapat melihat data-
data pegawai yang ada pada perusahaan.
135
6. Detail Pegawai
Gambar 4.21 Detail Pegawai
Detail pegawai ini menampilkan id pegawai, nama pegawai, serta
nilai kriteria-kriteria untuk proses perhitungan, nilai kriteria tersebut dapat
dirubah antara 1 sampai lima sesuai keinginan dan kebutuhan.
136
7. Cari Data Pegawai
Gambar 4.22 Cari Data Pegawai
Pada halaman cari pegawai terdapat form pencarian pegawai.
Pengguna dapat mengisi id pegawai yang ingin dicari.
8. Pemilihan
Gambar 4.23 Pemilihan
137
Halaman pemilihan berisi tentang form untuk memilih pegawai
dan memilih jabatan. Pemilihan pegawai dan jabatan tersebut untuk proses
perhitungan penentuan pegawai yang akan naik jabatan.
9. Pemilihan Proses 2
BANNER
Home Data Unit Kerja Data Pegawai Pemilihan Ganti Password Bantuan Keluar
Nilai Profil Pegawai
ID PEGAWAI NAMA PEGAWAI Common sense Verb.Ide
Keluar
PROSES
Copyright @ 2010 PT Beyf Bersaudara
Sis. Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir Sis. BerfikirID PEGAWAI NAMA PEGAWAI Common sense Verb.Ide Sis .Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir Sis .Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir
ID PEGAWAI NAMA PEGAWAI Common sense Verb.Ide Sis .Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir Sis .Berfikir Sis. Berfikir Sis. Berfikir
Nilai Profil Jabatan
Gambar 4.24 Pemilihan Proses 2
Halaman ini merupakan proses ke dua dari proses pemilihan.
Halaman ini menampilkan form-form nilai pegawai dan jabatan yang
sudah dipilih. Pada halaman ini terdapat button proses dan keluar. Button
proses adalah button untuk melanjutkan pada proses selanjutnya.
Sedangkan button keluar untuk kembali pada proses pemilihan
138
10. Pemilihan Proses 3
Gambar 4.25 Pemilihan Proses 3
Halaman ini menampilkan form nilai dari hasil perhitungan
pemilihan proses 2. Pada pemilihan proses 3 ini terdapat button hasil akhir
dan button keluar.
139
11. Hasil Akhir
Gambar 4.26 Hasil Akhir
Pada halaman ini terdapat form nama pegawai beserta nilai akhir
yang telah diproses sebelumnya, grafik nilai pegawai, dan data pegawai
yang paling tinggi nilainya. Dalam hasil akhir ini terdapat button laporan,
simpan, dan keluar. Button laporan untuk menampilkan laporan akhir
dalam bentuk pdf. Button simpan untuk menyimpan hasil akhir.
140
12. Ganti Password
BANNER
Home Data Unit Kerja Data Pegawai Pemilihan Ganti Password Bantuan Keluar
Copyright @ 2010 PT Beyf Bersaudara
GANTI PASSWORD
PASSWORD LAMA
PASSWORD BARU
KONFIRMASI PASSWORD BARU
GANTI
Gambar 4.27 Ganti Password
Pada halaman ini menampilkan form untuk mengganti password
user.
13. Informasi
Gambar 4.28 Informasi
141
Halaman ini menampilkan informasi tentang teori yang berkaitan
dengan sistem yang telah dibuat.
14. Help
BANNER
Home Data Unit Kerja Data Pegawai Pemilihan Ganti Password Bantuan Keluar
Copyright @ 2010 PT Beyf Bersaudara
InformasiHelp
HELP
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Gambar 4.29 Help
Halaman ini menampilkan bantuan untuk menjalankan sistem
yang telah dibuat.
4.2.4.3 Tahap Penerapan
Pada tahap ini merupakan proses untuk menerapkan rancangan aplikasi
Sistem Pendukung Keputusan Untuk Kenaikan Jabatan yang telah dibuat, pada
tahapan implementasi ini terdiri dari penulisan source code program, testing
program.
142
4.2.4.3.1 Penulisan Source Code Program
Pada tahap ini dilakukan pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang
telah didefinisikan. Pengkodean sistem dilakukan dengan menggunakan bahasa
pemrograman PHP dan MySQL sebagai basisdatanya. Adapun baris kode
program yang dibuat dapat dilihat pada bagian lampiran skripsi ini.
4.2.4.3.2 Testing Program
Sebelum sistem informasi ini dapat digunakan, maka harus dilakukan
pengujian terlebih dahulu. Beberapa pengujian dilakukan oleh programmer
sendiri. Pengujian ini dilakukan dengan metode Blackbox testing.
4.2.4.3.2.1 Pengujian User
Melakukan uji coba pada account user. Hasil yang didapat sebagai berikut.
Tabel 4.35 Uji Coba Account User
No Rancangan Proses Hasil Yang Diharapkan Hasil Keterangan
1 Isi username danpassword klik tombol‘Login’
Masuk halaman accountuser.
OK
2 Klik Menu ‘Home’ Menampilkan halamanutama menu .
OK
3 Klik Menu ‘Data UnitKerja’
Menampilkan seluruh dataunit kerja perusahaan.
OK
5 Klik aksi ‘Edit’ Menampilkan edit nilaidengan memilih nilai yangdiinginkan.
OK Pilih tombol ‘Simpan’
143
6 Pilih tombol ‘Simpan’ Data yang telah dieditakan tesimpan dalamdatabase.
OK
7 Klik aksi ‘Lihat’ Menampilkan nilai yangtelah di-edit.
8 Klik Menu ‘DataPegawai’
Menampilkan datapegawai.
OK
9 Klik aksi ‘Detail’ Menampilkan nilaipegawai untuk semuakriteria.
OK
10 Klik Menu ‘Rekrutmen’ Menampilkan halamanpemulihan pegawai danjabatan.
OK
11 Pilih ‘Jabatan’ Memilih jabatan yangdiinginkan untuk kenaikanjabatan.
OK
12 Pilih ‘Pegawai’ Memilih pegawai sesuaijabatan yang telah dipilih.
OK Check box
13 Klik tombol ‘Proses’ Menampilkan nilaipegawai dan jabatan yangdipilih.
OK
14 Klik ‘Proses’ Menampilkan hasilperhitungan selisih antarajabatan dengan pegawai.
OK
15 Klik ‘Keluar’ Menampilkan halamanawal rekrutmen.
OK
16 Klik ‘Hasil Akhir’ Menampilkan hasil akhirperhitungan dan grafiknilai pegawai.
OK
17 Klik ‘Print ’ Menampilkan hasil akhirdalam bentuk pdf.
OK
18 Klik ‘Simpan’ Hasil akhir dari prosesperhitungan akantersimpan.
OK
19 Klik ‘Keluar’ Menampilkan halamanawal rekrutmen.
OK
144
20 Klik Menu ‘Bantuan’ Menu bantuan terdiri dariinformasi dan help.
OK
21 Klik submenu‘Informasi’
Menampilkan informasiyang berhubungan denganSPK untuk KenaikanJabatan.
OK
Klik ‘Help’ Menampilkan halamanhelp yang berisi tentangcara-cara pemakaiansistem.
OK
Klik Menu ‘Keluar’ Menmpilkan halamanlogin
OK
4.2.6.6.3 Fitur Sistem
Berdasarkan dari rancangan yang dibuat, ada beberapa keebihan fitur
sistem yang terdapat ditabel berikut ini.
Tabel 4.36 Fitur Sistem
No. Fitur Sistem
1. Adanya edit nilai jabatan, user dapat mengganti atau meng-edit nilai untuk masing-masing jabatan yang dibutuhkan.Nilai jabatan dibutuhkan untuk proses menghitung gap atauselisih untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan.
2. Adanya fitur lihat nilai jabatan. User dapat melihat nilaimasing-masing jabatan yang diinginkan.
3. Adanya fitur lihat nilai pegawai, dimana user dapat melihatkemampuan setiap pegawai yang ditandai dengan nilai 1 s/d5, semakin tinggi nilai maka akan baik pula kemampuanpegawai tersebut.
145
4. Adanya menu rekrutmen untuk melakukan proses pemilihanpegawai yang akan naik jabatan dengan menggunakanperhitungan gap selisih,hasil akhirnya didapatkan satupegawai yang terbaik dari beberapa pegawai yang telahdihitung. Dan terdapat grafik yang menunjukan nilai akhirtiap pegawai yang dipilih.
5. Adanya menu bantuan yang terdiri dari sub menu informasidan help. Informasi dan help tersebut berfungsi sebagaipetunjuk untuk user dalam menjalankan sistem pendukungkeputusan untuk kenaikan jabatan.
6 Adanya menu ganti password, dimana berfungsi untukmengganti password yang sudah ada agar tidak digunakanoleh orang yang tidak mempunyai hak akses untukmenggunakan sistem pendukung keputusan untuk kenaikajabatan.
146
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam proses kenaikan jabatan yang berlangsung pada PT.Beyf
Bersaudara masih dilakukan secara manual dan bersifat subyektif, yaitu
tidak sesuai dengan kenyataan dan melalui proses yang sangat rumit,
seperti adanya pegawai yang dinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsung
mendapatkan kenaikan jabatan, padahal pegawai tersebut belum tentu
unggul pada kriteria-kriteria yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena tidak
adanya sistem yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam
menetukan pegawai yang berhak untuk naik jabatan sesuai dengan nilai
kriteria yang dibutuhkan.
2. Merancang suatu Sistem Pendukung Keputusan untuk kenaikan jabatan
berfungsi untuk membantu General Manager pada PT. Beyf Bersaudara
menentukan pegawai yang berhak untuk naik jabatan melalui perhitungan
pencocokan profil.
3. Sistem yang dirancang dapat meng-cover proses pemberian standar atau
bobot penilaian kinerja pegawai.
4. Hasil akhir yang dicapai merupakan data yang akurat karena melalui
rangkaian proses perhitungan.
147
5. Sistem yang dibuat sudah memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam
memilih pegawai yang akan menduduki jabatan yang lebih tinggi.
6. Telah dilakukan pengujian guna mendapati Sistem Pendukung Keputusan
untuk kenaikan jabatan itu terhindar dari kesalahan dan berjalan
sebagaimana mestinya.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa
saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain:
1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan proses analisis dilakukan sampai
pada tahap penerapan.
148
DAFTAR PUSTAKA
Alter, Steven. 1992. Information System: A Management Perspective. The
Benjamin/Cummings Publishing Company, inc.
Armstrong dan Baron. 1998. Personnel Human Resource Management. Macmilan
Publishing Company.New York.
Bahtiar, Agus. 2008. PHP Script Most Wanted. Yogyakarta: Andi.
Bodnar, George H. Hopwood, William S. 1993. Accounting Information System.
5th. Edition, Prentice-Hall, Inc.
Bonczek, R. H., C. W. Holsapple, and Whinston, A. B. 1980. The Evolving Roles
of Models in Decision Support Systems. Decision Sciences, Vol. 11, No. 2
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Gelinas, Ulric, Oram, Allan E., Wiggins P. 1990. Accounting Information System.
PWS-KENT Publishing Company.
Hall, James A. 2001. Accounting Information System. 3rd Edition, South Western
College Publishing.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL.
Yogyakarta: Andi.
PDF Cre
ate! 3
Tria
l
www.scan
soft.c
om
149
Keen, P. G. W. 1980. Adaptive Design for Decision Support Systems. Data Base,
Vol. 12, Nos. 1 and 2.
Kendall, Kenneth E dan Kendall, Julie E. 2003. Analisa dan Perancangan Sistem
Jilid 1. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. 2007. Yogyakarta:
Andi
Ladjamudin, Bin Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Little, J. D. C. 1970. Models and Managers: The Concept of a Decision Calculus.
Management Science, Vol. 16, No. 8.
McGrew, Anthony G, dan Wilson, M. J. 1985. Decission Making:Approaches and
Analysis. Manchester: Manchester University Press.
Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Pt.Indeks.
Moekijat. 2008. Analisis Jabatan. Bandung: CV Mandar Maju
Morgan, Robert G, dan Cerullo, Michael J. 1984. Decission Making, Management
Science Techniques and Corporate Controller. Managerial Planning 32.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pressman, Roger S. 2007. Rekaya Perangkat Lunak, Yogyakarta: Andi.
Ramadhan, Arief. 2006. Pemrograman Web Database dengan PHP dan MySQL.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
PDF Cre
ate! 3
Tria
l
www.scan
soft.c
om
150
Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik, 2008. Jakarta: PT Grasindo
Sukarno, Mohamad. 2006. Membangun Website Dinamis dan Interaktif dengan
PHP-MySQL (Windows dan Linux). Jakarta: Eska Media.
Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi
Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent
Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid I Edisi 7.
Yogyakarta: Andi.
Turban, Aronson, dan Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent
Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas) Jilid 2 Edisi 7.
Yogyakarta: Andi.
Wahyudi, Anang. 2008. Archive for The Delphi Category. Style sheet.
http://anaklanang.wordpress.com/category/delphi/
Wibowo. 2007. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Elex Media Komputindo
PDF Cre
ate! 3
Tria
l
www.scan
soft.c
om
xvii
DAFTAR SIMBOL
Symbol Flowchart
Flow Direction Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol arus / flowUntuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
2. Simbol Communication linkUntuk menyatakan bahwa adanya transisi suatudata / informasi dari satu lokasi ke lokasilainnya.
3. Simbol ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proseske proses lainnya dalam halaman/lembar yangsama.
4. Simbol Offline ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proseske proses lainnya dalam halaman/lembar yangberbeda.
Sumber: Ladjamudin, 2005
Processing Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol Offline ConnectorUntuk menyatakan sambungan dari satu proses keproses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
2. Simbol ManualUntuk menyatakan satu tindakan (proses) yang tidakdilakukan oleh komputer (manual).
3. Simbol Decision/ logikaUntuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akanmenghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak.
xviii
4. Simbol Predefined ProsesUntuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanansatu pengolahan untuk memberi harga awal.
5. Simbol TerminalUntuk menyatakan permulaan atau akhir suatuprogram.
6. Simbol Keying OperationUntuk menyatakan segala jenis operasi yangdiproses dengan menggunakan suatu mesin yangmempunyai keyboard.
7. Simbol Off-line StorageUntuk menunjukkan bahwa data dalam simbol iniakan disimpan ke suatu media tertentu.
8. Simbol Manual InputUntuk memasukkan data secara manual denganmenggunakan online keyboard.
Sumber: Ladjamudin, 2005
Input-output Symbols
No Gambar Keterangan
1. Simbol Input-outputUntuk menyatakan proses input dan outputtanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
2. Simbol Punched CardUntuk menyatakan input berasal dari kartu atauoutput ditulis ke kartu.
3. Simbol Magnetic-tape UnitUntuk menyatakan input berasal dari pitamagnetic atau output disimpan ke pita magnetic.
4. Simbol Disk StorageUntuk menyatakan input berasal dari disk atauoutput disimpan ke disk.
xix
5. Simbol DocumentUntuk mencetak laporan ke printer.
6. Simbol DisplayUntuk menyatakan peralatan output yangdigunakan berupa layer (video, komputer).
Simbol ERD
No Gambar Keterangan
1
Himpunan Entitas (Entity)
2Himpunan Relasi (Relationship)
3Atribut
4 Garis penghubung (Link)
Simbol DFD
Nama Simbol Simbol DFD versi Yourdan,De Marco, dan lainnya
Simbol DFD veri Gane danSarson
Arus DataProses
Deskripsi Proses
IdentifikasiDeskripsi
Proses
Lokasi fisik (opsional)
Sumber: Ladjamudin, 2005
Sumber: Ladjamudin, 2005
xx
Penyimpanan Data
Identifikasi
Entitas Luar
Arus Material
Penyimpanan Data yangditunjukkan berulangkali pada satu diagram
Identifikasi
N baris untuk N pengulangan(tidak termasuk yang pertama)
Simpanan luar yangditunjukkan berulangkali pada satu diagram
Sumber: Ladjamudin, 2005
IMPLEMENTASI ANALISIS GAP UNTUK
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)
KENAIKAN JABATAN
Citra Nuraini Mursaa, Ditdit N.Utamab dan Zaenudin Beyf Fananiec
bStaf Pengajar Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315e-mail : [email protected]
aStaf Pengajar Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493606 Fax : (021) 7493315e-mail : [email protected]
cMahasiswa Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Indonesia Jakartae-mail : [email protected]
ABSTRACT
Jika berbicara organisasi atau perusahaan, terdapat beberapa faktor penting yang dapat
menentukan maju atau mundurnya organisasi atau perusahaan tersebut, di antaranya adalah peran
pegawai. Pegawai yang mempunyai kualitas tinggi akan sangat membantu perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Perusahaan dapat memberikan penghargaan kepada pegawai yang dianggap
berprestasi berupa kenaikan jabatan. Penelitian ini mengangkat studi kasus implementasi analisis gap
untuk sistem pendukung keputusan kenaikan jabatan pada PT. Beyf Bersaudara. Saat ini proses
kenaikan jabatan pegawai yang terdapat pada PT. Beyf Bersaudara belum dapat memenuhi
kebutuhan yang diinginkan karena masih dilakukan secara manual. Pengumpulan data penelitian
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Metodologi pengembangan sistem
yang digunakan adalah metodologi terstruktur dengan model pengembangan System Development
Life Cycle (SDLC) dan perancangan model yang digunakan adalah model Pencocokan Profil (profile
matching) dengan metode perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi serta PHP dan MySQL sebagai
alat pengkodean komputer. Sistem Pendukung Keputusan ini dapat menjadi solusi dalam pengambil
keputusan untuk menentukan perhitungan nilai kenaikan jabatan.
Keywords: SPK, SDLC (System Development Life Cycle), GAP, PHP, dan MySQL.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PenelitianJika berbicara organisasi atau
perusahaan, terdapat beberapa faktor pentingyang dapat menentukan maju atau mundurnyaorganisasi atau perusahaan tersebut, diantaranya adalah peran pegawai. Seorangpegawai wajib melakukan pekerjaan yangmenuju pada kemajuan perusahaan dan tidakboleh melakukan aktivitas yang bertujuanmerugikan perusahaan. Pendidikan danpelatihan adalah usaha yang terencana darisebuah perusahaan baik itu perusahaanpemerintah maupun non-pemerintah, untukmeningkatkan pengetahuan, keterampilan dankemampuan pegawai (Sofa, 2008). Pegawaiyang mempunyai kualitas tinggi akan sangatmembantu perusahaan dalam mencapaitujuannya. Perusahaan dapat memberikanpenghargaan kepada pegawai yang dianggapberprestasi. Penghargaan tersebut bisa berupakenaikan jabatan, golongan atau perencanaankarir. Cara tersebut dapat memberikansemangat kepada pegawai untuk bekerja lebihbaik lagi.
Jabatan merupakan sekelompok posisiyang hampir sama dalam suatu badan,lembaga, atau perusahaan (Moekijat, 2008).Bagi pegawai, hasil penilaian dapat digunakanuntuk menjadi umpan balik terhadap prestasikerja, sehingga memiliki dasar pertimbanganuntuk perencanaan pengembangan karirnya.Sedangkan di sisi lain, hasil penilaian ini dapatdigunakan perusahaan untuk melandasipengambilan keputusan dalam hal sistempemberian imbalan (kompensasi), kenaikanjabatan, pelatihan dan perencanaan karir.
Dari hasil penelitian yang ada kenaikanjabatan PT. Beyf Bersaudara pada dasarnyamasih bersifat manual, tidak adanya prosespenilaian kinerja yang dilakukan, tidak sesuaidengan kenyataan dan melalui proses yangsangat rumit, seperti adanya pegawai yangdinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsungmendapatkan kenaikan jabatan, padahalpegawai tersebut belum tentu unggul padakriteria-kriteria yang lainnya, tidak adanyastandar baku atau bobot nilai yang pasti dalammenentukan kualitas pegawai, dan tidakadanya sistem yang dapat memberikanalternatif solusi dalam penilaian kinerjapegawai untuk kenaikan jabatan.
Untuk meminimalisir hal tersebut, makaperlu adanya suatu sistem yang dapatmemudahkan General Manager dalam
mengambil keputusan kenaikan jabatan. Jikaproses pengambilan keputusan ini dibantu olehsebuah Sistem Pendukung Keputusan yangterkomputerisasi, diharapkan subyektifitasdalam pengambilan keputusan dapat dikurangidan dapat diganti dengan pelaksanaan seluruhkriteria-kriteria untuk seluruh pegawai.Sehingga, diharapkan pegawai dengankemampuan (pertimbangan lain) terbaiklahyang terpilih.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)merupakan sebuah sistem yang dimaksudkanuntuk mendukung para pengambil keputusanmanajerial dalam keputusan semi terstruktur.SPK ditujukkan untuk menjadi alat bantu bagipara pengambil keputusan untuk memperluaskapabilitas para pengambil keputusan tersebut,namun tidak untuk menggantikan penilaian(Turban, Aranson, dan Liang, 1997).
1.2 Tujuan Penelitian1. Merancang Sistem Pendukung
Keputusan untuk kenaikan jabatan.2. Membuat perancangan model
pencocokan profil untuk proses penilaiankualitas kinerja pegawai.
3. Membuat rancang bangun SistemPendukung Keputusan yang dapatdigunakan sebagai alat bantupengambilan keputusan mengenaikenaikan jabatan yang berdasarkan padapenilaian kualitas pegawai.
4. LANDASAN TEORI4.1 Sistem Pendukung Keputusan
(SPK)Definisi awal Sistem Pendukung
Keputusan adalah sebagai sebuah sistem yangdimaksudkan untuk mendukung parapengambil keputusan manajerial dalam situasikeputusan semiterstruktur. Sistem PendukungKeputusan dimaksudkan untuk menjadi alatbantu bagi para pengambil keputusan untukmemperluas kapabilitas mereka, namun tidakuntuk menggantikan penilaian mereka. SPKditujukan untuk keputusan-keputusan yangmemerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapatdidukung oleh algoritma (Turban, Aronsondan Liang , 2005).
Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari DefinisiSPK
Sumber SPK yangdidefinisikan
Little (1970) Tipe masalah, fungsisistem (dukungan)
Alter (1980) Fungsi sistem,karakteristik antar muka
Bonczek (1980) Komponen-komponensistem
Keen (1980) Proses pengembanganSumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005
Dari beberapa definisi pengambilan keputusanyang ditemukan, dapat dirangkum bahwapengambilan keputusan di dalam suatuorganisasi merupakan hasil suatu proseskomunikasi dan partisipasi yang terus menerusdari keseluruhan organisasi. Hasil keputusantersebut dapat merupakan pernyataan yangdisetujui antar alternatif atau antar proseduruntuk mencapai tujuan tertentu.Pendekatannya dapat dilakukan, baikpendekatan yang bersifat individual /kelompok. Sentralisasi / desentralisasi,partisipasi / tidak berpartisipasi, maupundemokratis / konsensus (Suryadi ,1998).
Di balik suatu keputusan terdapatprosedur, yaitu pertama-tama pembuatkeputusan mengidentifikasi masalah,mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yangdiinginkan, memeriksa berbagai kemungkinanuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,dan mengakhiri proses itu dengan menetapkanpilihan bertindak. Atau dengan kata lain, suatukeputusan didasarkan atas fakta dan nilai(facts and values). Keduanya sangat penting,tetapi nampaknya fakta lebih mendominasinilai-nilai dalam pengambilan keputusan.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwasetiap keputusan itu bertolak dari beberapakemungkinan atau alternatif untuk dipilih.Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif ituberbada satu dengan yang lain mengingatperbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yangakan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkanpada alternatif itu harus dapat memberikankepuasan karena kepuasan merupakan salahsatu aspek paling penting dalam keputusan(Suryadi , 1998). Model yang menggambarkanproses pengambilan keputusan. Proses initerdiri dari tiga fase, yaitu:a. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusurandan pendeteksian dari lingkup problematikaserta proses pengenalan masalah. Datamasukan diperoleh, diproses, dan diuji dalamrangka mengidentifikasi masalah.b. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan,mengembangkan dan menganalisis alternatif
tindakan yang bisa dilakukan. Tahap inimeliputi proses untuk mngerti masalah,menurunkan solusi dan menguji kelayakansolusi.c. Choice
Pada tahap ini dilakukan prosespemilihan diantara berbagai alternatif indakanyang mungkin dijalankan. Hasil pemilihantersebut kemudian diimplementasikan dalamproses pengambilan keputusan.
4.2 Karakteristik SPKSPK memiliki karakteristik sebagai
berikut (Laudon dan Laudon, 1998):1. Menawarkan keluwesan, kemudahan
beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.2. Memungkinkan pemakai memulai dan
mengendalikan masukan dan keluaran.3. Dapat dioperasikan dengan sedikit atau
tanpa bantuan pemrogram profesional.4. Menyediakan dukungan untuk keputusan
dan permasalahan yang solusinya takdapat ditentukan di depan.
5. Menggunakan analisis data danperangkat pemodelan yang canggih.
4.3 Jabatan
1. Edwin. B. flippo. Principles of PersonnelManagement. McGraw-Hill BookCompany. Inc., New York. Toronto,London. 1961.A job can be now defined as a group ofpositions that are similar as to kind andlevel of work.Sekarang suatu jabatan dapat dirumuskansebagai sekelompok posisi yang mirip,baik mengenai jenis maupun mengenaitingkat pekerjaannya.
2. Dale Yoder. Personnel Principles andpolicies Modern ManpowerManagement.second Edition, MaruzenCompany, Ltd., Tokyo, tanpa tahun.A job is a collections of tasks, duties, andresponsibilities which, as a whole, isregarded as the usual assignment to asingle employee. A job may include manyposition is a job or series of tasksperformed by a single, individualemployee. Thus, an employee has hisposition, but many positions may beindentical or so much alike as toconstitute a single job.Suatu jabatan adalah sekelompok tugas,kewajiban, dan tanggung jawab, yang
sebagai suatu keseluruhan dipandangsebagai pekerjaan yang sudah biasa bagiseorang pegawai. Suatu jabatan dapatmencakup banyak posisi, karena suatuposisi adalah suatu jabatan atauserangkaian tugas yang dilaksanakanoleh seorang pegawai sendiri. Dengandemikian, seorang pegawai mempunyaiposisi, tetapi banyak posisi mungkinsama atau banyak sekali persamaannyasehingga membentuk suatu jabatantersendiri.
3. Dale Yoder, Ph. D. et al., Handbook ofPersonnel Management and laborrelations, McGraw-Hill Book company,Inc., New York, Toronto, London, 1958.A job is a group of similar positions in asingle plant, business, establishment,udecational institution, or otherorgantation. One or many persons maybe employed in the same job. Each jobmay be regarded as being composed of aseries of tasks or elements.Suatu jabatan adalah sekelompok posisiyang hampir sama dlam suatu pabrik,perusahaan, lembaga pendidikan, atauorganisasi lainnya. Satu atau banyakorang dapat dipekerjakan dalam jabatanyang sama. Tiap jabatan dapat dipandangsebagai terdiri atas serangkaian tugasatau unsur.Dari definisi-definisi tersebut di atasdapat ditarik kesimpulan bahwa suatujabatan adalah sekelompok posisi yanghampir sama dalam suatu badan,lembaga, atau perusahaan. Dalamrumusan ini dikatakan hampir sama,karena pada hakikatnya tidak ada duaposisi yang tepat sama dalam tugas,tanggung jawab, dan syarat-syaratkerjanya. Pekerjaan yang dilakukan olehdua orang pesuruh misalnya tidak akanpersis sama banyaknya atau samaberatnya (Moekijat, 2008).
4.4 Pengukuran KinerjaPengukuran terhadap kinerja perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah selamapelaksanaan kinerja terdapat deviasi darirencana yang telah ditentukan, atau apakahkinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktuyang ditentukan, atau apakah hasil kinerjayang telah tercapai sesuai dengan yangdiharapkan. Untuk melakukan pengukurantersebut, diperlukan kemampuan untukmengukur kinerja sehingga diperlukan adanya
ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanyadapat dilakukan terhadap kinerja yang nyatadan terukur. Apabila kinerja tidak dapatdiukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapatmemperbaiki kinerja, perlu diketahui sepertiapa kinerja saat ini. Apabila kinerja deviasidapat diukur, dapat diperbaiki. Pengukuranhanya berkepentingan untuk mengukur apayang penting dan relevan. Untuk itu, perlutentang apa yang dikatakan penting danrelevan sebelum menentukan ukuran apa yangharus digunakan. Hal-hal yang diukurtergantung pada apa yang dianggap pentingoleh stakeholders dan pelanggan. Pengukuranmengatur keterkaitan antara strategiberorientasi pelanggan dan tujuan dengantindakan (Wibowo, 2007).
4.5 SDLCSDLC adalah penerapan pendekatan
sistem untuk pengembangan sistem atausubsistem informasi berbasis komputer. SDLCterdiri dari serangkaian tugas yang eratmengikuti langkah-langkah pendekatansistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikutisuatu pola yang teratur dan dilakukan secaratop-down , SDLC sering disebut sebagaipendekatan air terjun (waterfall approach)bagi pengembang dan penggunaan sistem.Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fasepokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan,dan penerapan (Mc.Leod, 2004).SDLC berfungsi untuk menggambarkantahapan-tahapan utama dan langkah-langkahdari setiap tahapan yang secara garis besarterbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu(Ladjamudin, 2005):1. Analysis2. Design3. Implementation
4.6 Model Pencocokan Profil (ProfileMatching)Maksud dari pencocokan profil (profile
matching) adalah sebuah mekanismepengambilan keputusan denganmengasumsikan bahwa terdapat variabelprediktor yang ideal yang harus dimiliki olehpegawai, bukannya tingkat minimal yangharus dipenuhi atau dilewati. Dalampencocokan profil, dilakukan identifikasiterhadap kelompok karyawan yang baikmaupun buruk. Para karyawan dalamkelompok tersebut diukur menggunakanbeberapa kriteria penilaian. Jikalau pelaksanayang baik memperoleh skor yang berbeda dari
pelaksana yang buruk atau sebuahkarakteristik, maka variabel tersebut berfaedahuntuk memilih pelaksana yang baik. Begitubeberapa variabel yang membedakan antarapelaksana-pelaksana yang baik dan buruktelah teridentifikasi, profil ideal mungkinmemiliki kecerdasan rata-rata, kepekaan sosialyang baik, kebutuhan rendah untukmendominasi orang lain, dan tingkatkemampuan perencanaan yang tinggi. Dalampencocokan profil, pegawai yang mendekatiprofil ideal ialah seorang pegawai yangberhasil (Kusrini, 2007).4.6.1 Pemetaan Gap Kompetensi
Gap merupakan suatu alat yangdigunakan untuk mengevaluasi kinerja.Metode ini merupakan salah satu metode yangumum digunakan dalam pengelolaanmanajemen suatu lembaga. Secara harfiah kata“gap” mengindikasikan adanya suatuperbedaan (disparity) antara satu hal denganhal lainnya.Gap yang dimaksud adalah beda antara profiljabatan dengan profil karyawan atau dapatditunjukkan pada rumus Gap = ProfilKaryawan-Profil Jabatan . Sedangkan untukpengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiripada tiap aspeknya mempunyai perhitunganyang berbeda-beda (Kusrini, 2007).
4.6.2 Tes ISTTes IST digunakan untuk
mengungkap kecerdasan sebagai kepandaianatau kemampuan untuk memecahkanpersoalan yang dihadapi. Inteligensi terdiridari bagian-bagian yang saling berhubungansecara bermakna dan sebagai suatu gestalt.Struktur inteligensi tertentu menggambarkanpola bekerja yang tertentu yang akan cocokdengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu(Kusrini, 2007).
4.6.3 Tes PauliTes pauli bertujuan untuk melihat
daya tahan, ketekunan, dan ketelitian. hasilkerja merupakan fungsi dari motivasi dankemampuan. Motivasi merupakan hasil dariniat dan kemauan. Kemampuan merupakankekuatan tindakan yang responsif berupagerakan motorik, kegiatan intelektual,pengendalian diri secara umum, dankemampuan untuk membedakan hal yangpenting (Kusrini, 2007).
4.6.4 Aspek-aspek Penilaian
penilaian meliputi tiga aspek, yaitu (Kusrini,2007):1. Aspek Kecerdasan atau Intelektual
(Menggunakan Tes IST)Hal-hal yang diukur dalam aspek
kecerdasan kerja adalah kecerdasan,kepandaian, dan kemampuan problem solving.2. Aspek sikap Kerja (Menggunakan Tes
Pauli)Hal-hal yang diukur dalam aspek sikap
kerja adalah kecenderungan berperilaku dalambekerja, dan hasil sebagai fungsi motivasi dankemampuan.3. Aspek Perilaku (Menggunakan Tes
Pauli)Hal-hal yang diukur dalam aspek
perilaku adalah perilaku manusia yang munculsebagai reaksi terhadap suatu lingkungan yangbersifat antagonistik hingga menyenangkandalam mengantisipasi kedua lingkungantersebut.
4.6.5 Perhitungan dan Pengelompokan Coredan Secondary FactorSetiap aspek dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok core factor dansecondary factor. Perhitungan core factorditunjukkan dengan menggunakan rumusdibawah ini (Kusrini, 2007):
∑ NC (i,s,p)
∑ ICKeterangan:NCF : Nilai rata-rata core factorNC (i,s,p) : Jumlah total nilai corefactor (intelektual, sikap kerja, perilaku)IC : Jumlah item core factor
Perhitungan secondary factor dapatditunjukkan dengan rumus berikut:
∑ NS (i,s,p)
∑ IS
NsF : Nilai rata-rata secondaryfactorNS (i,s,p) : Jumlah total nilaisecondary factor (intelektual, sikap kerja,perilaku)IS : Jumlah item secondaryfactor
4.6.6 Perhitungan Nilai TotalDari hasil perhitungan setiap aspek di
atas, berikutnya dihitung nilai totalberdasarkan presentase dari core dan
NCF =
NSF =
secondary yang diperkirakan berpengaruhterhadap kinerja tiap-tiap profil. Perhitungannilai total dapat dilihat pada rumus dibawahini (Kusrini, 2007):
Keterangan:NCF(i,s,p) : Nilai rata-rata core factor(Intelektual, Sikap Kerja, Perilaku)NSF(i,s,p) : Nilai rata-rata secondaryfactor (Intelektual, Sikap Kerja,Perilaku)N(i,s,p) : Nilai total dari aspek (Intelektual,Sikap Kerja, Perilaku)(x)% : Nilai persen yang dimasukkan
4.6.7 Perhitungan Penentuan RankingHasil akhir dari proses pencocokan
profil adalah ranking dari kandidat yangdiajukan untuk mengisi jabatan tertentu.Penentuan ranking mengacu pada hasilperhitungan tertentu. Perhitungan tersebut bisaditunjukkan dengan rumus di bawah ini(Kusrini, 2007):
Keterangan:Ni : Nilai Kapasitas IntelektualNs : Nilai Sikap KerjaNp : Nilai Perilaku(x)% : Nilai persen yang dimasukkan
4.7 PHPPHP adalah sebuah bahasa pemrograman
yang didesain agar dapat disisipkan denganmudah ke halaman HTML. PHP memberikansolusi sangat murah (karena gratis digunakan)dan dapat berjalan di berbagai jenis platform.Pada awalnya memang PHP berjalan di sistemUNIX dan variannya, namun kini dapatberjalan dengan lancar di lingkungan sistemoperasi Windows. Suatu nilai tambah yangluar biasa karena proses pengembanganprogram berbasis web dapat dilakukan lintassistem operasi.
Dengan luasnya cakupan sistemoperasi yang mampu menjalankan PHP danditambah begitu lengkapnya function yangdimilikinya (tersedia lebih dari 400 function diPHP yang sangat berguna) tidak heran jikaPHP semakin menjadi tren di kalanganprogrammer web.
Penemu bahasa pemrograman iniadalah Rasmus Lerdorf, yang bermula darikeinginan sederhana Lerdorf untuk
mempunyai alat bantu dalam memonitorpengunjung yang melihat situs webpribadinya. Inilah sebabnya pada awalpengembangannya, PHP merupakan singkatandari Personal Home Page tools, sebelumakhirnya menjadi Hypertext Preprocessor(Bahtiar, 2008).
4.8 MySQLMySQL adalah sistem manajemen
database yang bersifat open source. MySQLadalah pasangan serasi dari PHP. MySQLdibuat dan dikembangkan oleh MySQL AByang berada di Swedia.MySQL merupakan sistem manajemendatabase yang bersifat relasional. Artinyadata-data yang dikelola dalam database akandiletakkan pada beberapa tabel yang terpisahsehingga manipulasi data akan menjadi lebihcepat.MySQL dapat digunakan untuk mengeloladatabase mulai dari yang kecil sampai denganyang sangat besar. MySQL juga dapatmenjalankan perintah-perintah StructuredQuery Language (SQL) untuk mengeloladatabase-database relasional yang ada didalamnya (Ramadhan, 2006).
5. METODOLOGI PENELITIAN5.1 Metodologi Pengumpulan Data1. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan proses umumyang dilalui untuk mendapatkan teori terlebihdahulu. Mencari kepustakaan yang terkaitadalah tugas yang segera dilakukan, lalumenyusunnya secara teratur dan rapi untukdipergunakan dalam keperluan penelitian(Sevila, 1993). Kajian pustaka memilikibeberapa fungsi sebagai berikut:2. Studi Lapangan
Studi lapangan dapat dilakukan denganberbagai cara, yaitu:
a. Pengamatan (Observasi)Observasi atau pengamatan
(observation) merupakan salah satuteknik pengumpulan data / fakta (factfinding technique) yang cukup efektipuntuk mempelajari suatu sistem.Observasi adalah pengamatan langsungsuatu kegiatan yang sedang dilakukan.Pada waktu melakukan observasi, analissistem dapat ikut juga berpartisipasi atauhanya mengamati saja orang-orang yangsedang melakukan suatu kegiatantertentu yang diobservasi (Jogianto,2005).
(x)%NCF(i,s,p) + (x)%NSF(i,s,p) = N(i,s,p)
Ranking = (%)Ni + (%)Ns + (%)Np
b. Wawancara (Interview)Wawancara (Interview) telah diakui
sebagai teknik pengumpulan data/faktayang penting dan banyak dilakukandalam pengembangan sistem informasi.Wawancara memungkinkan analisasistem sebagai pewawancara(interviewer) untuk mengumpulkan datasecara tatap muka langsung dengan orangyang diwawancarai ( interview). Sepertihalnya teknik pengumpulan data yanglain wawancara bukanlah teknik yangterbaik untuk semua situasi (Jogianto,2005).c. Studi Literatur Sejenis
Pengumpulan data biasanya diawalidengan mengumpulkan informasi yangberhubungan dengan masalah penelitian.Informasi-informasi tersebut diperolehmelalui peninjauan literatur yang relevan(Gulo, 2002).
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem3.2.1 Perancangan SistemDalam perancangan sistem kenaikan jabatanini digunakan metode pendekatan terstrukturdengan menggunakan model SDLC (SystemDevelopment Life Cycle ). Dalam skripsi inidigunakan tahapan SDLC menurut teori Al-Bahra bin Ladjamudin (2005), yang berfungsiuntuk menggambarkan tahapan-tahapan utamadan langkah-langkah dari setiap tahapan yangsecara garis besar terbagi ke dalam tigatahapan utama, yaitu antara lain:1. Analisis
Pada tahap analisis dilakukan analisasistem kenaikan jabatan yang sedang berjalanpada PT.Beyf Bersaudara. Selain menganalisaproses yang sedang berjalan, tahapan analisaini juga digunakan untuk dapat merancangsistem baru yang sebelumnya proses kenaikanjabatan masih dilakukan secara manual.2. Perancangan
Setelah dilakukan analisis sistemkemudian dilakukan tahap perancangan yangdilakukan untuk men-design sistem kenaikanjabatan yang baru, yang dapat menyelesaikanataupun memperkecil permasalahan dalamsistem kenaikan jabatan.3. Implementasi
Tahap implementasi ini dilakukansebagai proses untuk menerapkan sistemkenaikan jabatan yang telah dibangun agaruser dapat menggunakannya untukmenggantikan sistem yang lama. Pada tahapini juga dilakukan transfer dari hasil
rancangan ke dalam pengkodean program.Dalam mendesain sistem kenaikan jabatan inidigunakan PHP sebagai kode pemrogramandan MySQL sebagai database-nya.
3.2.2 Perancangan ModelDari hasil pengamatan, terdapat
permasalahan yang terjadi dalam proseskenaikan jabatan. Untuk memecahkanpersoalan tersebut, maka digunakanlah modelpencocokan profil dengan. Proses perhitunganmodel pencocokan profil ini terdiri daribeberapa proses yaitu perhitungan selisih,pembobotan gap, perhitungan core dansecondary factor , dan penentuan ranking.Proses perhitungan selisih adalah penguranganantara profil pegawai dengan profil jabatan.Pembobotan gap merupakan pemberian nilaibaku yang berdasarkan hasil perhitunganselisish.Model perhitungan tersebut bertujuan untukmembantu proses kenaikan jabatan, yaitudalam menentukan pegawai mana yangberkualitas dan berhak untuk mendudukijabatan yang lebih tinggi.
3.3 Kerangka PenelitianBerikut ini adalah kerangka penelitian
dari penelitian yang dilakukan.
Analisis
Observasi
Wawancara
Deteksi Masalah
Penelitian dan Investigasi Awal
Analisa Kebutuhan Sistem
Mensortir Kebutuhan Sistem
Memilih Sistem yang Baik
SDLC( Ladjamudin, 2005 )
Metodologi Studi Pustaka
Metodologi Studi Lapangan
Metodologi Studi LiteraturPengumpulan Data
Pengembangan Sistem
Profil Perusahaan
Flowchart Sistem Berjalan
Flowchart Sistem Usulan
Flowchart Program
Pseudocode
Input
Processing
Output
4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Flowchart Sistem yang Berjalan
Gambar 4.1 Flowchart Sistem Berjalan
4.2 Flowchart Sistem Usulan
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Usulan
4.3 Flowchart Pencocokan Profil
menghitung Gap
Memberi bobotGap
menghitung coredan secondary
factor
profil jabatan profil pegawai
menghitung nilaitotal
End
bobot
start
menghitungranking pegawai
Gambar 4.3 Flowchart Profile Matching
4.4 Context Diagram
Sistem PendukungKeputusan Untuk
Kenaikan Jabatan
General Managerpilihan_pegawai
Otentifikasi_login
HRDNilai_para_pegawai
Username,password
Pilihan_ jabatan
Perhitungan_nilai
Edit_nilai _jabatan
Laporan_ hasil_ akhir
Gambar 4.4 Context Diagram
4.5 Pencocokan Profil4.5.1Pemetaan Gap Kompetensi
S ta r t
m e m il ihp e g a w a i
m e m il ihja b a ta n
y a n g d iis i
m e n g h itun gG a p
M e m b e r ib o bo t G a p
P ro filk a ry a w a n
P ro filja ba ta n
m e n g h itu n g c o red a n s e c o n d a ry
fa c to r
N ila i h a s ilp e rh itu n g a n
pe g a w a i
ja b a ta n
p ro filja b a ta n
p ro filk a ry a w a n
m e n g h itun gra n k in g
E n d
h a s il
b o b o t
4.6 Perancangan ERD
Gambar 4.5 ERD (Entity RelationshipDiagram)
5. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskanpada bab-bab sebelumnya, maka dapatdisimpulkan bahwa:1. Dalam proses kenaikan jabatan yang
berlangsung pada PT.Beyf Bersaudaramasih dilakukan secara manual danbersifat subyektif, yaitu tidak sesuaidengan kenyataan dan melalui prosesyang sangat rumit, seperti adanyapegawai yang dinilai dari satu kriteriasaja, tetapi langsung mendapatkankenaikan jabatan, padahal pegawaitersebut belum tentu unggul padakriteria-kriteria yang lainnya. Haltersebut terjadi karena tidak adanyasistem yang dapat membantu parapengambil keputusan dalam menetukanpegawai yang berhak untuk naik jabatansesuai dengan nilai kriteria yangdibutuhkan.
2. Merancang suatu Sistem PendukungKeputusan untuk kenaikan jabatanberfungsi untuk membantu GeneralManager pada PT. Beyf Bersaudaramenentukan pegawai yang berhak untuknaik jabatan melalui perhitunganpencocokan profil.
3. Sistem yang dirancang dapat meng-coverproses pemberian standar atau bobotpenilaian kinerja pegawai.
4. Hasil akhir yang dicapai merupakan datayang akurat karena melalui rangkaianproses perhitungan.
5. Sistem yang dibuat sudah memenuhikriteria yang dibutuhkan dalam memilihpegawai yang akan menduduki jabatanyang lebih tinggi.
5.2 SaranBerdasarkan simpulan yang telah
dikemukakan, dapat diajukan beberapa saranuntuk pengembangan lebih lanjut antara lain:1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
proses analisis dilakukan sampai padatahap penerapan.
6. DAFTAR PUSTAKAAlter, Steven. 1992. Information System: A
Management Perspective. TheBenjamin/Cummings PublishingCompany, inc.
Armstrong dan Baron. 1998. PersonnelHuman Resource Management.Macmilan Publishing Company.NewYork.
Bahtiar, Agus. 2008. PHP Script MostWanted. Yogyakarta: Andi.
Bodnar, George H. Hopwood, William S.1993. Accounting Information System.5th
. Edition, Prentice-Hall, Inc.Bonczek, R. H., C. W. Holsapple, and
Whinston, A. B. 1980. The EvolvingRoles of Models in Decision SupportSystems. Decision Sciences, Vol. 11, No.2
Departemen Pendidikan Nasional. 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Gelinas, Ulric, Oram, Allan E., Wiggins P.1990. Accounting Information System.PWS-KENT Publishing Company.
Hall, James A. 2001. Accounting InformationSystem. 3 rd Edition, South WesternCollege Publishing.
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Disain SistemInformasi: Pendekatan Terstruktur Teoridan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:Andi.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan SistemInformasi. Yogyakarta: Andi.
Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis BelajarDatabase Menggunakan MySQL.Yogyakarta: Andi.
Keen, P. G. W. 1980. Adaptive Design forDecision Support Systems. Data Base,Vol. 12, Nos. 1 and 2.
Kendall, Kenneth E dan Kendall, Julie E.2003. Analisa dan Perancangan SistemJilid 1. Jakarta: PT. INDEKS KelompokGramedia.
Kusrini, Konsep dan Aplikasi SistemPendukung Keputusan. 2007.Yogyakarta: Andi
Ladjamudin, Bin Al-Bahra. 2005. Analisis danDesain Sistem Informasi. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Little, J. D. C. 1970. Models and Managers:The Concept of a Decision Calculus.Management Science, Vol. 16, No. 8.
McGrew, Anthony G, dan Wilson, M. J. 1985.Decission Making:Approaches andAnalysis. Manchester: ManchesterUniversity Press.
Mc.Leod, Raymond. 2004. Sistem InformasiManajemen. Jakarta: Pt.Indeks.
Moekijat. 2008. Analisis Jabatan. Bandung:CV Mandar Maju
Morgan, Robert G, dan Cerullo, Michael J.1984. Decission Making, ManagementScience Techniques and CorporateController. Managerial Planning 32.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual denganUML. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pressman, Roger S. 2007. Rekaya PerangkatLunak, Yogyakarta: Andi.
Ramadhan, Arief. 2006. Pemrograman WebDatabase dengan PHP dan MySQL.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik,2008. Jakarta: PT Grasindo
Sukarno, Mohamad. 2006. MembangunWebsite Dinamis dan Interaktif denganPHP-MySQL (Windows dan Linux).Jakarta: Eska Media.
Suryadi. 1998. Sisem Pendukung Keputusan .Yogyakarta: Andi
Turban, Aronson, dan Liang. 2005. DecisionSupport System and Intelligent Systems(Sistem Pendukung Keputusan danSistem Cerdas) Jilid I Edisi 7.Yogyakarta: Andi.
Turban, Aronson, dan Liang. 2005. DecisionSupport System and Intelligent Systems(Sistem Pendukung Keputusan danSistem Cerdas) Jilid 2 Edisi 7.Yogyakarta: Andi.
Wahyudi, Anang. 2008. Archive for TheDelphi Category. Style sheet.http://anaklanang.wordpress.com/category/delphi/
Wibowo. 2007. Sumber Daya Manusia.Jakarta: Elex Media Komputindo
1. Login
2. Home
3. Data Unit Kerja
4. Edit Unit Kerja
5. Lihat Unit Kerja
6. Lihat Data Pegawai
7. Detail Pegawai
8. Cari Data Pegawai
9. Pemilihan
10. Pemilihan Jabatan dan Pegawai
11. Pemilihan Proses 1
12. Pemilihan Proses 2
13. Hasil Akhir
14. Detail hasil akhir
15. Ganti Password
16. Bantuan -Informasi
17. Help
18. Keluar
Pewawancara : Citra Nuraini Mursa
Narasumber : Bapak Darmawan
Tanggal : 5 Oktober 2009
Waktu : 10.00 WIB
1. Pewawancara : Pada PT. Beyf Bersaudara ini apakah terdapat proses kenaikan
jabatan untuk pegawai?
Narasumber : Pada PT. Beyf Bersaudara ini sudah terdapat proses untuk
menetukan pegawai yang akan naik jabatan tertentu.
2. Pewawancara : Proses kenaikan jabatan yang dilakukan apakah sudah
terkomputerisasi atau masih manual?
Narasumber : Proses kenaikan jabatan pada PT. Beyf berjalan secara manual,
masih melibatkan banyak pihak, yaitu HRD dan General
Manager. Penilaian kinerja pegawai masih dilakukan secara
subyektif, jadi tidak perhitungan khusus untuk menentukan
pegawai yang berkualitas.
3. Pewawancara : Seperti apakah proses kenaikan jabatan yang sudah berjalan?
Narasumber : Proses awal ialah pihak HRD memilih pegawai sesuai dengan
jabatan yang akan dipilih, lalu data-data beberapa pegawai yang
sudah terpilih tersebut ditunjukkan pada General Manager untuk
kemudian dipilih menjadi satu calon pegawai yang akan naik
jabatan. Setelah itu, data-data lengkap pegawai yang sudah
dipilih oleh General Manager diberikan kepada direktur untuk
kemudian di tanda tangani untuk pengesahan.
4. Pewawancara : Apakah proses yang sedang berjalan sudah memenuhi kebutuhan?
PDF Cre
ate! 3
Tria
l
www.scan
soft.c
om
Narasumber : Proses kenaikan jabatan yang sudah ada belum memenuhi
kebutuhan, karena prosesnya masih dilakukan secara manual dan
menggunakan dokumen-dokumen (kertas), serta membutuhkan
banyak waktu untuk menentukan pegawai yang akan naik jabatan.
5. Pewawancara : Hambatan apa saja yang terjadi pada proses kenaikan jabatan?
Narasumber : Hambatan-hambatan yang ada ialah sulitnya menentukan pegawai
yang berhak untuk naik jabatan, penentuan pegawai masih
berdasarkan penilaian subyektif karena tidak ada standar
penilaian khusus untuk para pegawai untuk naik pada satu
jabatan tertentu, membutuhkan banyak waktu untuk melakukan
proses kenaikan jabatan, data-data pegawai yang sudah terpilih
sering hilang karena tidak terdokumntasi dan tersimpan dengan
baik.
6. Pewawancara : Apakah dalam menentukan pegawai yang akan naik jabatan
terdapat kriteria-kriteria khusus?
Narasumber : Penentuan pegawai yang akan naik jabatan tidak ada kriteria
khusus, namun penilaian masing-masing pegawai masih bersifat
subyektif, yaitu menngunakan penilaian masing-masing orang.
Jikalau pegawai ini baik dan rajin maka pegawai tersebut berhak
untuk naik jabatan.
7. Pewawancara : Apakah proses kenaikan jabatan pada PT. Beyf ini membutuhkan
suatu sistem yang dapat membantu untuk menentukan pegawai
yang akan naik jabatan?
PDF Cre
ate! 3
Tria
l
www.scan
soft.c
om
Narasumber : Iya, karena proses yang sedang berjalan saat ini banyak
hambatannya, dan dalam menjalankan prosesnya sangat sulit dan
membutuhkan banyak waktu.
8. Pewawancara : Sistem seperti apa yang diinginkan untuk proses kenaikan jabatan?
Narasumber : Sistem yang diinginkan adalah sustu sistem yang dapat membantu
menentuakan pegawai yang akan naik jabatan, yang tidak
membutuhkan banyak waktu. Terdapat proses prhitungan
penilaian kinerja pegawai agar penentuan pegawai tidak
berdasarkan penilaian pribadi. Menghasilkan laporan pegawai
yang naik jabatan, laporan hasil akhir terdokumentasi dengan
baik agar tidak hilang dan rusak jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
9. Pewawancara : Kriteria-kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk menentukan
pegawai yang akan naik jabatan?
Narasumber : Kriteria-kriteria dalam menentukan kualitas pegawai adalah
kriteria yang berhubungan dengan kualitas pegawai.
10. Pewawancara : Jabatan apa saja yang terdapat pada PT. Beyf Bersaudara?
Narasumber : Jabatan yang ada ialah IT Manager, HRD, Accounting, dan Project
Manager
PDF Cre
ate! 3
Tria
l
www.scan
soft.c
om
Top Related