TRIGGER TRIGGER 22
Tutor XVI
Fasilitator : dr. Dian puspita
TUTORIAL XVI
1
MODUL ILMU BEDAHMODUL ILMU BEDAH
Anisa Guselda 11-151Khumaira alkarimah 11-152Indah fadilah sari 11-153Shiendy 11-154Shinta kartika sari 11-155Kenny samitra 11-156Andry dearson 11-157Fadhel muhammad 11-158Rina ratna sari 11-159Satria utomo 111-160
2
Tutor XVI
Fasilitator : dr. Dian puspita
Step I : CLARIFY UNFAMILIAR Step I : CLARIFY UNFAMILIAR TERMSTERMS1. Bula : gelembung berisi serum dengan diameter
> 1 cm2. Eksudat : campuran serum / sel yang rusak yang
keluar dari jaringan biasanya akibat radang3. Parastesia : gangguan rasa kulit berupa
kesemutan
BACK NEXT
3
Define The Problem : Step 2Define The Problem : Step 21. Kenapa pemeriksaan TTV tidak tampak kelainan?2. Mengapa pada luka bakar terjadi parastesia?3. Tindakan apa yang harus dilakukan pak sanul?4. Termasuk derajat berapakah luka bakar yang dialami pak sanul?5. Kenapa tampak bula dan eksudat pada luka pak sanul?6. Kenapa pada bagian luka terdapat dasar pucat dan bulu-bulu halus tidak
ada?
NEXTBACK 4
HYPOTHESIS : STEP 3
1. Karena penanganan yang cepat
2. - Kemungkinan luka belum sampai mengenai saraf
Kemungkinan sudah mengenai saraf
3. Pendinginan dengan air mengalir + 15 m
Pernban dengan kasa steril
Untuk pertolongan pertama beri codein
Lakukan ABCDE
4. Karena luka bakar sudah sampai dermis . didermis terdapat kel sebasea, kel.
Sudorifera, pembuluh darah.
5. Dasar pucat karena luka bakarsudah mencapai dermis, bulu-bulu halus tidak
ada.\
Karena luka bakarmembakar sel-sel rambut di epidermis.
6. 45 % 5
Pak sanul. 42 tahun
Tampak bula, eksudat yang sudah pecah dengan dinding pucat,
parastesia
Asas Etika kedokteran
Luka bakar Derajat ?
Luas?
STEP 4: ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION
6
Terpapar api
Pada dada, perut, lengan atas kanan, leher depan
Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan dan menngerti tentang
Luka bakar :
a.Definisi
b.Etiologi
c.Klasifikasi
d.Gejala klinik
e.Diagnosis
f.Penatalaksanaan
g.Komplikasi
h.Prognosis
STEP 5 ( DEFINE LEARNING OBJECTIVE )
BACK 7
Step 7 : share the result of information gathering and private study.
8
1. Definisi Luka Bakar
Luka bakar adalah luka karena kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, listrik, bahan
kimia, dan radiasi. Luka yang disebabkan oleh panas api atau cairan yang dapat
membakar merupakan jenis yang lazim kita jumpai dari luka bakar yang parah.
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasinya. Juga oleh sebab kontak dengan
suhu rendah (frost bite). Luka bakar ini dapat mengakibatkan kemahan/akibat
lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetika.
9
2. Etiologi Luka bakar
Sumber dari luka bakar harus ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukan evaluasi dan
penanganan. Luka bakar dapat dibedakan atas :
a. Luka bakar karena suhu, seperti api, radiasi matahari, atau panas dari api itu sendiri, uap panas,
cairan panas, dan benda-benda panas, serta terpapar oleh suhu rendah yang sangat ekstrim.
b.Luka bakar karena bahan kimia, seperti berbagai macam zat asam, basa, dan bahan tajam lainnya.
Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya
injuri karena zat kimia ini
c.Luka bakar karena listrik, baik Alternatif Current (AC) maupun Direct Current (DC). Luka bakar
listrik disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat
ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu
sampai mengenai tubuh.
d.Luka bakar inhalasi, seperti keracunan karbon monoksida, panas atau smoke inhalation injuries.
e.Luka bakar akibar radiasi, yang bersumber dari bahan-bahan nuklir, termasuk sinar ultraviolet. Luka
bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.
Klasifikasi luka bakarKlasifikasi luka bakar
1. Luka bakar derajat satu hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari; misalnya
tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitivitas
setempat.
2. Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen epitel sehat yang
tersisa. Elemen epitel tersebut, misalnya sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan
pangkal rambut. Dengan adanya sisa sel epitel ini, luka dapat sembuh sendiri dalam dua sampai tiga
minggu
3. Luka bakar derajat tiga meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin subkutis, atau organ yang
lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup yang tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari
dasar luka. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok kulit. Kulit
tampak pucat abu-abu gelap atau hitam, dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling yang
masih sehat. Tidak ada bula dan tidak terasa nyer
10
Luka bakar derajat 2
11
Luka bakar derajat 3
Klasifikasi berdasarkan luas permukaan Klasifikasi berdasarkan luas permukaan Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Pada orang dewasa digunakan “rumus 9 (rule
of nines)” Wallace membagi tubuh atas bagian-bagian 9% atau kelipatan dari 9 yang terkenal dengan nama “Rule Of
Nine” atau “Rule Of Wallace”. 7
Kepala dan leher …………..…………………. 9%
Lengan (masing-masing 9%)….…….………. 18%
Badan Depan …………………...……………18%
Badan Belakang 18% ……………...……….. 36%
Tungkai (Masing-masing 18%) …………….. 36%
Genitalia/perineum ……………………….….. 1%
Total…………………………………………100%
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif
permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus
10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak.
12
13
Gejala klinik Gejala klinik 1. Luka bakar derajat I
Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah, nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan
lembab atau bengkak. Jika ditekan, daerah yang terbakar akan memutih belum terbentuk lepuhan.
2. Luka bakar derajat II
Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Kulit melepuh, dasarnya tampak merah atau keputihan dan terisi oleh cairan
kental yang jernih. Jika disentuh warnanya berybah menjadi putih dan terasa nyeri.
3. Luka bakar derajat III
Menyebabkan kerusakan yang paling dalam. Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus,
dan kasar. Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna merah terang.
Kadang daerah yang terbakar melepuh and rambut/bulu di tempat tersebut mudah dicabut dari akarnya. Jika disentuh, tidak
timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan. Jaringan yang terbakar bisa mati. Jika jaringan
mengalami kerusakan akibat luka bakar, maka cairan akan merembes dari pembuluh darah menyebabkan pembengkakan.
Pada lika bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan tersebut bisa menyebabkan terjadinya syok.
Tekanan darah sangat rendah sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ lainnya sangat
14
Diagnosa luka bakarDiagnosa luka bakarAnamnesa
Pak sanul menderita luka bakar sejak 1 jam yang lalu.
Dia terpapar api ketika sedang memasak dengan api, yang dia beri bensin.
Tampak bagian yang terbakar denga bula, eksudat dan sebagian sudah pucat. Parastesia, serta sudah
tidak ada lagi bulu-bulu halus.
Luka bakar terdapat pada dada, perut, lengan atas dan leher bag ian depan.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Adanya luka bakar dengan bula, eksudat dan sebagian sudah pucat. Parastesia, serta sudah tidak ada
lagi bulu-bulu halus.
Luka bakar terdapat pada dada, perut, lengan atas dan leher bagian depan.
15
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang 1. Hitung darah lengkap
Peningkatan MHT awal menunjukan hemokonsentrasi sehubung dengan perpindahan atau kehilngan cairan. Selanjutnya menurunnya Hb dan Ht dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap endothelium pembuluh darah.
2. Sel darah putihLeukosit dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisi luka dan respon inflamasi terhadap cidera.
3. GDADasar penting untuk kecurigaan cidera inhalasi.
4. CO HbgPeningkatan lebih dari 15 % mengindikasikan keracunan CO cidera inhalasi.
5. Elektrolit serum Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cidera jaringan / kerusakan SDm dan penurunan fungsi ginjal.
16
6. Foto roentgen dadaDapat tampak normal pada pansca luka bakar dini meskipun dengan cidera inhalasi, namun cidera inhalasi yang sesungguhnya akan ada pada saat progresif tanpa foto dada.
7. Bronkopi serat optikBerguna dalam diagnosa luas cidera inhalasi, hasil dapat meliputi edema, perdarahan dan / tukak pada saluran pernafasan atas
8. Loop aliran volumeMemberikan pengkajian non invasive terhadap efek / luasnya cidera inhalasi
9. Scan paruMungkin dilakukan untuk menentukan luasnya xidera inhalasi
10.EKGTanda iskemia miokardiak disritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik
11.Foto grafi luka bakarMemberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
17
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Evaluasi pertama (Triage)
A. Airway, ventilation, circulation. Jika perlu dilakukan intubasi endotracheal.
Pemasangan infus untuk mempertahankan volume sirkulasi
B. Pemeriksaan fisik secara keseluruhan. Dilakukan dekontaminasi,baju yang
terbakar/kontak dengan iritan dilepas. Mencari adakah taruma yang lain.
C. Anamnesis mekanisme trauma. Adakah kecurigaan trauma inhalasi dan penyakit-
penyakit sebelumnya
D. Mengecek luka bakar apakah termasuk berat, sedang atau ringan dengan
memperkirakan luas luka bakar dan kedalaman luka bakar
18
Penanganan di ruang gawat darurat
Dekontaminasi
Pemeriksaan lebih teliti adakah trauma lainnya Bebaskan airway dapat dengan endotracheal tube. Trakheostomy bila ada indikasi
Pasang infus dan resusitasi cairan Pasang Foley catheter untuk monitor produksi urine dan catat jumlahnya per jam Pasang NGT untuk dekompresi lambung
Kurangi nyeri dengan analgetik intravena misal morphine Diberikan toxoid tetanus jika diperlukan
Eschariotomy, prosedur mengangkat jaringan mati (escar) lapis demi lapis sampai
permukaan berdarah Fasciotomy dilakukan pada luka bakar ekstremitas dan melingkar
Diagnosa : Pak sanul mengalami luka bakar derajat 2 dengan luas permukaan 23,5%
RESUSITASI CAIRAN RESUSITASI CAIRAN PADA LUKA BAKARPADA LUKA BAKAR
LUAS LUKA BAKARBERAT BADAN
Formula evans-brookeFormula evans-brooke
Formula Evans Formula Brooke1ml/kgBB/%LB darah/koloid
1ml/kgBB/%LB larutan saline (elektrolit)
2000ml glukosa
Motitoring :
Diuresis (>50ml/jam)
CVP (>+2)
Hb-Ht
1ml/kgBB/%LB darah/koloid
1ml/kgBB/%LB larutan saline (elektrolit)
2000ml glukosa
Motitoring :
Diuresis (>50ml/jam)
CVP (>+2)
Hb-Ht
Cairan yang diberikan adalah larutan fisiologis, koloid dan glukosa.
Formula evans-brookeFormula evans-brookePada hari pertama :Cairan yang diberikan sesuai rumusDelapan jam pertama diberikan separuh jumlah cairanSisanya diberikan enam belas jam berikutnya
Hari kedua :Diberikan separuh jumlah darah dan larutan salin ditambah 2000 glukosaJumlah cairan diberikan merata dalam 24 jam
Formula baxter (PARKLAND)Formula baxter (PARKLAND)
Dasar pemikiran :Pada kondisi Syok yang dibutuhkan adalah mengganti cairan
dan yang diperlukan adalah larutanKenyataan cairan sudah mencukupi dan bahkan dapat
mengurangi kebutuhan transfusi.
4 ml / kg BB / % LB Ringer laktat
Pada hari pertama : Delapan jam pertama diberikan separuh
jumlah cairan Sisanya diberikan enam belas jam
berikutnya
Hari kedua : Jumlah cairan diberikan merata dalam 24
jam
Monitoring :Diuresis 50-100ml/jam, CVP (>+2), Hb-Ht
Indikasi rawat inapIndikasi rawat inapPenderita syok / teracam syok : Anak : luas luka bakar > 10% Dewasa : luas luka bakar > 15%
Resiko cacat besar : Wajah, mata Tangan atau kaki Perineum
Terancam edema laring : Terhirup asap / udara hangat
KomplikasiKomplikasi1. Shock hipovolemik2. Gagal ginjal akut3. Gagal napas akut4. curlings ulcer 5. konvulsi6. kontrakturdangangguankosmetik
26
PrognosisPrognosis
Derajat I dan derajat II prognosisnya baik. Sedangkan derajat III prognosisnya buruk, karena sudah mengenai lapisan otot sehingga bisa menimbulkan syok.
27
Kesimpulan Kesimpulan
Diagnosa : Pak sanul mengalami luka bakar derajat 2 dengan luas
permukaan 23,5%. Dengan gejala klinik tampak bula , eksudat dan
sebagian telah pecah dengan dasar pucat, parstesia dan bulu-bulu halus
tidak ada. Tindakan pertama yang dilakukan adalah dengan primary survai
yaitu ABCDE dan resusitasi.