1
Oleh: Ir. Lazuardi Nurdin, CSP
PERATURAN DAN STANDAR K3
ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA KONSTRUKSI INDONESIA (A2K4-INDONESIA)
Ketua Umum Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi Indonesia (A2K4-Indonesia)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum:
Peserta mengetahui peraturan perundangan dan persyaratan lainnya terkaitpelaksanaan K3.
Tujuan Khusus:
Peserta dapat mematuhi dan menjalankan peraturan perundangan dan persyaratanlainnya terkait K3 dengan baik.
PENYELENGGARAAN K.3. KONSRTRUKSI
•UU No. 1/1970 (Keselamatan Kerja)
•UU No. 28/2002 (Bangunan Gedung)
•UU No. 13/2003 (Ketenagakerjaan)
•UU No. 30/2009 (Kelistrikan)
•UUNO.40/2004 (Sistem Jam. Sosial Nasional)
UU No. 36/2009 (Kesehatan)
•UU No. 2 TAHUN 2017 (Jasa Konstruksi)
DASAR HUKUM YANG MENJADI RUJUKAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI TERKAIT KEBIJAKAN PEMERINTAH
- S.K.B. MEN. NAKER & MEN. PUNo. 174/MEN/1986 & No. 104/KPTS/1986
- KEP.MEN.KIMPRASWIL No.384/KPTS/M/2004 (Pedoman Teknis K3 pada tempat kegiatankonstruksi bendungan)
- SE. MEN.PU No. 03/SE/M/2005- SE. MEN.PU No. UM.03.01-Mn/451- S.E.MEN. PU NO.08/SE/M/2004 (Penerapan K3)- S.E. MENTERI P.U. No. 08/SK/M/2005 tgl.13 Maret2006- SK Dirjen PPK No. 20DJPPK/VI/2004 (Ahli K3 )
- - SE. MEN.PUPR.No.11/SE/M/2019
PERATURAN PEMERINTAHNo..28/2000 (Usaha & Peran Jakon)No.29/2000 (Penyelenggaraan Jakon)No.74/2001 (Pengelolaan B3)No.36/2005 (Pelaksanaan Bang.Gedung)No. 53/2012 (Jam.soial TK)
No. 50/2012 (smk3)No. 12/2015 (K3 Listrik)
- PERATURAN MENTERI:• Naker
- No.01/1980 (K3 Konst. Bang)- No.02/ 1980 (Pemeiksaan Kes. TK- No.04/1980 (Pemeliharaan APAR) , - N0. 05/ 2018 (K3 Lingkungan Kerja) dll.
•PUPRPermen PUPR NO 21/PRT/M/2019.
3
UUD 1945
4
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
PASAL 27 AYAT 2
UU No 1 / 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
5
Bab I Tentang Istilah-istilah
(1) Tempat kerja
1. Ruangan/ lapangan
2. Tertutup/ terbuka
3. Bergerak/ tetap
(2) Pengurus pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)
(3) Pengusaha
• orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat kerja
Unsur tempat kerja, ada :
(1) Pekeja
(2) Sumber bahaya.
(3) Usaha.
UU No 1 / 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Psl 1
(2) “Pengurus” ialah orang yang mempunyai tugasmemimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yangberdiri sendiri.
Psl 1 (6) “Ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknisberkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yangditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinyaUndang-undang ini.
6
UU No 1 / 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Bab II Ruang lingkup K3 Konstruksi Psl 2 (1)
K3 di segala tempat kerja di darat, di dalam tanah, permukaan air,didalam air, maupun di udara dalam wilayah RI
Keterangan Psl 2 (2) c.
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pem-bersihan ataupembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasukbangunan-bangunan pengairan, saluran atau persiapanDilakukan pekerjaan dalam ketinggian, di atas permuka-an tanah atauperairan.
7
UU No 1 / 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB III. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA.Pasal 3 ayat (1)
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :a. mencegah/mengurangi kecelakaan;b. mencegah/mengurangi /memadamkan kebakaran;c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya;e. memberi P3K;f. memberi APD pada para pekerja;g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan;i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
8
UU No 1 / 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB III. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA.
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan; p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang;q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
Pasal 3 ayat (2)Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
9
UU No 1 / 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB III. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA.Psl 4 ayat (1) :
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Psl 4 ayat (2) :
Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesyahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis dan aparat produk guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum.
10
UU No 02 / 2017TENTANGJASA KONSTRUKSI
BAB I KETENTUAN UMUM
PASAL 1, butir 9,:
• Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah pedoman teknis
keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi, dan perlindungan sosial tenaga
kerja, serta tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
BAB II ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
• Penyelenggaraan Jasa konstruksi berlandaskan pada asas:
j. Keamanan dan Keselamatan
11
BAB III TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
Pasal 5 ayat (3)
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, pemerintah pusat
memiliki kewenangan:
a. mengembangkan standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberranjutan dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
b. menyelenggarakan pengawasan penerapan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh badan usaha
Jasa Konstruksi;
c. menyelenggarakan registrasi penilai ahli; dan
d. menetapkan penilai ahli yang teregistrasi dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan.
12
UU No 02 / 2017
TENTANG
JASA KONSTRUKSI
BAB V PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
Pasal 47 ayat (1)
Kontrak Kerja Konstruksi paling sedikit harus mencakup uraian mengenai:
l. pelindungan pekerja, memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan keselamatan dankesehatan kerja serta jaminan sosial;
Pasal 59
(1) Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi StandarKeamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.
(3) Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) palingsedikit meliputi:
c. standar keselamatan dan kesehatan kerja;
g. pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa Konstruksi sesuai dengan ketentuanperaturan per-undang2-an;
13
UU No 02 / 2017
TENTANG
JASA KONSTRUKSI
BAB VI KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTANKONSTRUKSI
Pasal 60
(1) Dalam hal penyelenggaraan Jasa Konstruksi tidak memenuhi StandarKeamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 59, Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dapatmenjadi pihak yang bertanggung jawab terhadap Kegagalan Bangunan.
14
UU No 02 / 2017TENTANG
JASA KONSTRUKSI
15
Penetapan
Kebijakan K3
Peninjauan dan
Peningkatan
Kinerja SMK3
Perencanaan K3
• Rencana K3
• Idenifikasi Bahaya
• Peraturan Perundangan
•Tujuan dan Sasaran
Skala Prioritas
Pelaksanaan Rencana K3
•Penyediaan Sumber Daya Manusia
• Penyediaan Sarana dan Prasarana yang memadai
• Prosedur Informasi K3
• Pendokumentasian Kegiiatan K3
• Tindakan pengendalian
• Perancangan dan rekayasa
• Rencana pemulihan keadaan darurat
Pemantauan dan
Evaluasi Kinerja K3
• Pemeriksaan , Pengujian dan
Pengukuran
• Audit Internal SMK3
Continual
Improvement
ACT PLAN
DOCHECK
Elemen Kunci PP 50 Tahun 2012
Elemen SMKK meliputi:
a. Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam Keselamatan Konstruksi;
b. Perencanaan Keselamatan Konstruksi;
c. Dukungan Keselamatan Konstruksi;
d. Operasi Keselamatan Konstruksi; dan
e. Evaluasi kinerja Keselamatan Konstruksi.
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan KonstruksiBerdasarkan PerMen PUPR No 21/PRT/M/2019
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan
konstruksi;
• kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
•organisasi pengelola SMKK; dan
• komitmen keselamatan konstruksi.
Perencanaan keselamatan konstruksi;
•mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan peluang;
• rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan program; dan
•pemenuhan standar dan peraturan perundangan keselamatan konstruksi.
Dukungan keselamatan konstruksi;
• sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
• kompetensi;
• kepedulian;
• komunikasi; dan
• informasi terdokumentasi.
Operasi keselamatan konstruksi;
•Perencanaan dan Pengendalian Operasi;
•Kesiapan dan Tanggapan terhadap Kondisi Darurat.
Evaluasi kinerja keselamatan konstruksi
•Pemantauan dan Evaluasi;
• Tinjauan Manajemen; dan
•Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi.
Konsultansi Konstruksi dalammelaksanakan pekerjaannyaharus menerapkan Operasi
Keselamatan Konstruksi
Bagian A : Kepemimpinan dan
Partisipasi Pekerja dalam
Keselamatan Konstruksi
Kepedulian Pimpinan Terhadap IsuEksternal dan Internal
Komitmen Keselamatan Konstruksi
FORMAT RENCANA KESELAMATAN
KONSTRUKSI (RKK)
Bagian B : Perencanaan Keselamatan
Konstruksi
01
02
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang
Rencana Tindakan (Sasaran danProgram)
Standar dan Peraturan Perundang-undangan
01
02
03
Bagian C : Dukungan Keselamatan
Konstruksi
Sumber Daya01
Kompetensi
Kepedulian
Komunikasi
Informasi Terdokumentasi
02
03
04
05
Bagian D : Operasi Keselamatan
Konstruksi
Perencanaan dan PengendalianOperasi
01
Kesiapan dan Tanggapan terhadapKondisi Darurat
02
PENERAPAN SMKK
Pemilihan Penyedia JasaPelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi
Penerapan SMKK pada tahapan-tahapan:
Serah Terima Pekerjaan
Dokumen pemilihan(dijelaskan Pengguna Jasa
kepada Penyedia Jasa pada saat penjelasan dokumen)
Harus memuat:• manajemen Risiko Keselamatan
Konstruksi yang paling sedikit memuat uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi; dan
• Biaya Penerapan SMKK pada HPS
Pelaksanaan RKK
Penyesuaian RKK disampaikan, dibahas, dan disetujui oleh
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa pada saat rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi (pre-construction
meeting)
Dokumen hasil penerapan SMKK kepada Pengguna Jasa
ben
tuk
• laporan pelaksanaan RKK• bukti penerapan SMKK yang
didokumentasikanmu
atan
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
4. Asuransi dan perizinan
5. Personel K3 Konstruksi
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
7. Rambu- rambu yang diperlukan
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuailingkup pekerjaan dengan kebutuhan lapangan
BIAYA PENERAPAN SMKK
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risikoKeselamatan Konstruksi
9 item paling sedikit mencakup:
Dalam hal Penyedia Jasa tidak menyampaikan perkiraan biaya penerapan SMKK, Penyedia Jasa
dinyatakan GUGUR atau nilaipenawaran biaya sama dengan nol
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), antara lain:
• Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
• Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan
• Penyiapan formulir.
Induksi K3 (Safety Induction);
• Pengarahan K3 (Safety Briefing);
• Pertemuan mengenai keselamatan (Safety Meeting, Safety Talk, dan/atau Tool Box Meeting);
• Pelatihan K3;
• Sosialisasi HIV/AIDS;
• Simulasi K3;
• Spanduk (banner);
• Poster; dan
• Papan informasi K3.
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) , meliputi:
•APK antara lain:• Jaring pengaman (Safety Net);
• Tali keselamatan (Life Line);
• Penahan jatuh (Safety Deck);
• Pagar pengaman (Guard Railling);
• Pembatas area (Restricted Area);
• Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan
• Perlengkapan keselamatan bencana.
• APD antara lain:• Helm pelindung (Safety Helmet);• Pelindung mata (Goggles, Spectacles);• Tameng muka (Face Shield);• Masker selam (Breathing Apparatus);• Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);• Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);• Sarung tangan (Safety Gloves);• Sepatu keselamatan (Safety Shoes);• Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes
and Toe Cap);• Penunjang seluruh tubuh (Full Body
Harness);• Jaket pelampung (Life Vest);• Rompi keselamatan (Safety Vest); dan• Celemek (Apron/Coveralls).
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
4. Asuransi dan Perizinan, antara lain:
• Asuransi ketenagakerjaan dan kesehatan;
• Surat izin laik operasi alat dan material;
• Sertifikat kompetensi kerja untuk operator yang diterbitkan oleh lembaga/instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuanperaturan perundang – undangan;
• Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• Perizinan terkait lingkungan kerja
5. Personel K3 Konstruksi, antara lain:
• Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
• Petugas tanggap darurat;
• Petugas P3K;
• Petugas pengatur lalu lintas (Flagman);
• Tenaga medis dan/atau kesehatan; dan
• Petugas kebersihan lingkungan
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan, antara lain:
• Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)
• Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat badan, tensi meter, dan lain-lain);
• Peralatan pengasapan (Fogging);
• Obat pengasapan; dan
• Ambulans.
7. Rambu-Rambu yang diperlukan, antara lain:
• Rambu petunjuk;
• Rambu larangan;
• Rambu peringatan;
• Rambu kewajiban;
• Rambu informasi;
• Rambu pekerjaan sementara;
• Jalur evakuasi (Escape Route);
• Tongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick);
• Kerucut lalu lintas (Traffic Cone);
• Lampu putar (Rotary Lamp); dan
• Lampu selang lalu lintas.
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi (sesuai lingkup pekerjaan dengan kebutuhanlapangan), antara lain:
• Ahli Lingkungan;
• Arsitek;
• Ahli Teknik Jalan;
• Ahli Teknik Jembatan; dan/atau
• Ahli Teknik Bangunan Gedung.
9. Lain-lain Terkait Pengendalian Risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi, antara lain:•Pemeriksaan dan pengujian peralatan;
•Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
•Sirine;
•Bendera K3;
•Lampu darurat (Emergency Lamp);
•Pemeriksaan lingkungan kerja:
• Limbah B3
• Polusi suara
• Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);• Program inspeksi dan audit;• Pelaporan dan penyelidikan insiden;• Patroli keselamatan; dan/atau• Closed-circuit Television (CCTV).
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
ISO 45001 The new international standard for occupational
safety and health
K KONTEKS ORGANISASI
M KEPEMIMPINAN
D PERENCANAAN
H DUKUNGAN
J OPERASI
J EVALUASI KINERJA
[ PENINGKATAN
4
5
6
7
8
9
10
PERSYARATAN-PERSYARATAN ISO 45001:2018