Download - HIPERTIROID (klp. 6 ).docx

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama kehamilan. Berbagai perubahan hormonal dan metabolik terjadi selama kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh. Wanita hamil dengan eutiroid memunculkan beberapa tanda tidak spesifik yang mirip dengan disfungsi tiroid sehingga diagnosis klinis sulit ditegakkan. Sebagai contoh, wanita hamil dengan eutiroid dapat menunjukkan keadaan hiperdinamik seperti peningkatan curah jantung, takikardi ringan, dan tekanan nadi yang melebar, suatu tanda-tanda yang dapat dihubungkan dengan keadaan hipertiroid.Disfungsi tiroid autoimun umumnya menyebabkan hipertiroidisme dan hipotiroidisme pada wanita hamil. Kelainan endokrin ini sering terjadi pada wanita muda dan dapat mempersulit kehamilan, demikian pula sebaliknya. Penyakit Graves terjadi sekitar lebih dari 85 % dari semua kasus hipertiroid, dimana Tiroiditis Hashimoto adalah yang paling sering untuk kasus hipotiroidisme. Tiroiditis postpartum adalah penyakit tiroid autoimun yang terjadi selama tahun pertama setelah melahirkan. Penyakit ini memberikan gejala tirotoksikosis transien yang diikuti dengan hipotiroidisme yang biasanya terjadi pada 8-10% wanita setelah bersalin.

1.2 RUMUSAN MASALAHDari latar belekang diatas ada beberapa hal yang harus kita ketahui yaitu :1.2.1 Anatomi dan fisiologi dari kelenjar tiroid.1.2.2 Hipertiroidisme.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Tiroid2.1.1 AnatomiKelenjar tiroid terdiri dari lobus kanan dan kiri dimana kedua lobus tersebut dihubungkan oleh istmus. Kelenjar ini terdapat pada bagian inferior trakea dan beratnya diperkirakan 15-20 gram. Lobus kanan bisasanya lebih besar dan lebih vascular dibandingkan lobus kiri. Kelenjar ini kaya akan pembuluh darah dengan aliran darah 4-6 ml/menit/gram. Pada keadaaan hipertiroid, aliran darah dapat meningkat sampai 1 liter/menit/gram sehingga dapat didengar menggunakan stetoskop yang disebut bruit. Kelenjar tiroid mendapatkan persarafan adrenergik dan kolinergik yang berasal dari ganglia servikal dan saraf vagus. Kedua system saraf ini mempengaruhi aliran darah pada kelenjar tiroid yang akan mempengaruhi fungsi kelenjar tiroid seperti TSH dan iodid.Selain itu, serabut saraf adrenergik mencapai daerah folikel sehingga persarafan adrenergik diduga mempengaruhi fungsi kelenjar tiroid secara langsung. Folikel atau acini yang berisi koloid merupakan unit fungsional kelenjar tiroid. Dinding folikel dilapisi oleh sel kuboid yang merupakan sel tiroid dengan ukuran bervariasi tergantung dari tingkat stimulasi pada kelenjar. Sel akan berbentuk kolumner bila dalam keadaaan aktif, dan berbentuk kuboid bila dalam keadaan tidak aktif. Setiap 20-40 folikel dibatasi oleh jaringan ikat yang disebut septa yang akan membentuk lobulus. Di sekitar folikel terdapat sel parafolikuler atau sel C yang menghasilkan hormon kalsitonin. Didalam lumen folikel, terdapat koloid dimana tiroglobulin yang merupakan suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh sel tiroid yang akan disimpan.Kelenjar tiroid memelihara tingkat metabolisme dari sebagian besar sel dalam tubuh dengan menghasilkan dua hormon tiroid di dalam sel folikelnya, yaitu triiodothyronin (T3) dan tetraiodohyronin (T4) atau tirosin. Iodin (I2) memilki berat atom sebesar 127 dan berat molekulnya 254. T4 memilki berat molekul sebesar 777 Dalton yang 508 didalamya merupakan iodida. Hormon tiroid sangat penting dalam perkembangan saraf normal, pertumbuhan tulang, dan pematangan seksual. Sel parafolikel yang disebut sel C berada di dekat sel folikuler yang menghasilkan suatu hormon polipeptida, kalsitonin.

2.1.2 FisiologiHormon tiroid adalah hormon amina yang disintesis dan dilepaaskan dari kelenjar tiroid. Hormon ini dibentuk ketika satu atau dua molekul iodin disatukan dengan glikoprotein besar yang disebut tiroglobulin, yang disintesis di kelenjar tiroid dan mengandung asam amino tirosin. Kompleks yang mengandung iodin ini disebut iodotirosin. Dua iodotirosin kemudian menyatu untuk membentuk dua jenis TH yang bersirkulasi, disebut T3 dan T4. T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodin yang dikandungnya (3 untuk T3 dan 4 untuk T4). Sebagian besar (90%) HT yang dilepaskan dalam aliran darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih poten. Melalui hati dan ginjal, kebanyakan T4 diubah menjadi T3. T3 dan T4 dibawa kesel targetnya dalam darah yang berikatan dengan protein plasma, namun masuk kesel sebagai hormon bebas. T3 dan T4 secara kolektif disebut sebagai TH.Sel target untuk TH adalah hampir semua sel tubuh. Efek primer TH adalah menstimulasi laju metabolisme semua sel target dengan meningkatkan metabolisme protein, lemak dan kerbohidrat. TH juga tampak menstimulasi kecepatan pompa natrium-kalium disel targetnya. Kedua fungsi bertujuan meningkatkan penggunaan energi oleh sel sehingga meningkatkan laju metabolisme basal (BMR), membakar kalori, meningkatkan panas oleh setiap sel.Hormon tiroid juga meningkatkan sensitivitas sel target terhadap katekolamin sehingga meningkatkan frekuensi jantung dan meningkatkan keresponsifan emosi. TH meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan kontaraksi otot rangka sehingga sering menyebabkan tremor halus. TH sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.Ada 4 macam kontrol faal kelenjar tiroid : TRH (Thyrotrophin relasing hormon) : Hormon ini disintesa dan dibuat di hipotalamus. TRH ini dikeluarkan lewat sistem hipotalamo hipofiseal ke sel tirotrop hipofisis. TSH (Thyroid Stimulating Hormone) : Suatu glikoprotein yang terbentuk oleh sub unit (alfa dan beta). Sub unit alfa sama seperti hormon glikoprotein (TSH, LH, FSH, dan human chronic gonadotropin/hCG) dan penting untuk kerja hormon secara aktif. Tetapi sub unit beta adalah khusus untuk setiap hormon. TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor dipermukaan sel tiroid TSH-receptor (TSH-r) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan yodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat. Umpan balik sekresi hormon. Kedua ini merupakan efek umpan balik ditingkat hipofisis. Khususnya hormon bebaslah yang berperan dan bukannya hormon yang terikat. T3 disamping berefek pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH. Pengaturan di tingkat kelenjar tiroid sendiri. Gangguan yodinasi tirosin dengan pemberian yodium banyak disebut fenomena Wolf-Chaikoff escape, yang terjadi karena mengurangnya afinitas trap yodium sehingga kadar intratiroid akan mengurang. Escape ini terganggu pada penyakit tiroid autoimun.

Efek metabolik hormon tiroid adalah: Kalorigenik. Termoregulasi. Metabolisme protein : Dalam dosis fisiologis kerjanya bersifat anabolik. Metabolisme karbohidrat : Bersifat diabetogenik, karena resorpsi intestinal meningkat, cadangan glikogen hati menipis, demikian pula glikogen otot menipis pada dosis farmakologis tinggi, dan degradasi insulin meningkat. Metabolisme lipid : T4 mempercepat sintesis kolesterol,tetapi proses degradasi kolesterol dan eksresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat, sehingga pada hiperfungsi tiroid, kadar kolesterol rendah. Sebaliknya pada hipotiroidisme kolesterol total, kolesterol dan fosfolipid meningkat. Vitamin A : Konversi provitamin A menjadi vitamin A di hati memerlukan hormon tiroid. Hormon ini penting untuk pertumbuhan saraf otak dan perifer, khususnya 3 tahun pertama kehidupan. Lain-lain Pengaruh hormon tiroid yang meninggi menyebabkan tonus traktus gastrointestinal meninggi, hiperperistaltik, sehingga sering terjadi diare.Efek pada perkembangan janin: Sistem TSH dan hipofisis anterior mulai berfungsi pada janin manusia di dalam 11 minggu.Sebagian T3 dan T4 maternal di inaktivasi pada plasenta. Dan sangat sedikit hormon bebas mencapai sirkulasi janin. Dengan demikian, janin sebagian besar tergantung pada sekresi tiroidnya sendiri.Hal ini berperan pada peningkatan percepatan metabolisme basal dan peningkatan kepekaan terhadap panas pada hipertiroidismeEfek Skeletal : Hormon tiroid merangsang peningkatan penggantian tulang, meningkatkan resorbsi tulang dan hingga tingkat yang lebih kecil pembentukan tulang.

2.1.3 Hipertiroid2.1.3.1 PengertianHipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Gangguana ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hippofisis atau hipotalamus. Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolism basal15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid. Kejadian penyakit ini diperkirakan 1:1000 dan dalam kehamilan umunya disebabkan oleh adenoma tunggal, Pengaruh kehamilan terhadap penyakit Kehamilan dapat membuat struma tambah besar dan keluhan penderita tambah berat.Sejak mulai kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada fungsi kelenjar tiroid ibu, sedang pada janin kelenjar tiroid baru mulai berfungsi pada umur kehamilan gestasi ke 12-16. TSH agaknya tidak dapat melalui barier plasenta. Dengan demikian baik TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi. Baik T4 maupun T3 dapat melewati plasenta dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap tidak saling mempengaruhi.Telah kita ketahui bahwa terdapat kehamilan dimana kelenjar tiroid mengalami hiperfungsi yang ditandai dengan naiknya metabolisme basal sampai 15-25% dan kadang kala disertai pembesaran ringan. Keadaan ini adalah dalam batas-batas normal.

2.1.3.2 EtiologiPenyakit graves, penyebab tersering penyakit hipertiroidisme, adalah gangguan auto imun yang biasanya ditandai dengan produksi autoantibodi yang mirip kerja TSH pada kelenjar tiroid. Autoantibodi IgG ini, yang disebut tyriod stimilating immunoglobulin, menstimulasi porduksi TH, namun tidak dihambat oleh kadar TH yang meningkat. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya dihambat oleh kadar TH yang tinggi. Penyebab penyakit graves tidak diketahui ; akan tetapi, tampak terdapat predisposisi genetik pada penyakit autoimun. Wanita yang berusia 20-an dan 30-an paling sering terdiagnosa penyakit ini walaupun penyakit ini mulai terjadi selama usia belasan tahun.Goiter nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama peride pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan. Dalam kasus ini, peningkatan TH disebabbkan oleh aktifitas hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme sehingga diserrtai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali keukuran sebelumnya. Kadang-kadang terjadi perubahan yang ierversibel dan kelenjar tidak mengalami regresi. Tiroid yang membesar dapat terus memproduksi TH dalam jumlah yang berlebihan. Apabila individu tetap mengalami hipertiroid, keadaan ini disebut goiter noduler tosik. Adenoma hipofisis pada sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus jarang terjadi.Penyebab hipertiroidisme Biasa Penyakit garaves Nodul tiroid toksid : multi/ mononoduler toksik Sekresi TSH yang tidak tepat oleh hipofisis Yodium eksogen Jarang Metastasis kelenjar tiroid Karsinoma dan molahidatidosa Struma ovari Karsinoma testikular embrional

2.1.3.3 Manifestasi KlinikManifestasi klinik yang dapat timbul yaitu : Peningkatan frekuensi jantung Kecemasan, ansietas, insomnia dan tremor halus Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik Intoleransi panas dan banyak keringat Papitasi, takikardi, aritmia jantung dan gagal jantung, yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium Amenorea dan infertilitas Kelemahan otot, terutama pada lingkar anggota gerak (miopati proksimal) Osteoporosis disertai nyeri tulang Tremor pada jari tangan Bising tiroid Kulit hangat dan basah

2.1.3.4 Perangkat diagnostik Riwayat dan pemeriksaan fisik yang baik akan membantu mendiagnosa hipertiroidisme.Periksaan darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memungkinkan diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah ditingkat SSP atau kelenjar tiroid.

2.1.3.5 KomplikasiAritmia biasa terjadi pada pasien yang mengalami hipertiroidisme dan merupakan gejala yang terjadi pada gangguan tersebut. Setiap indifidu yang mengeluhkan aritmia harus dievaluasi untuk mengetahui terjadinya gangguan tiroid. Komplikasi hipertiroidisme yang mengancam jiwa adalah krisis tirotoksis (badai tiroid), yang dapat terjadi secara spontan pada pasien hipertiroidisme yang menjalani terapi atau selama pembedahan kelenjar tiroid. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan kematian bila tidak diobati. Pada pria dapat mengalami penurunan libido, impotensi, berkurangnya jumlah sperma.

2.1.3.6 PenatalaksanaanPenata laksanan yang dapat diberikan adalah :Tujuan terapi hipertiroidisme adalah mengurangi sekresi kelenjar tiroid. Sasaran terapi dengan menekan produksi hormon tiroid atau merusak jaringan kelenjar.Adapun penatalaksanaan terapi hipertiroidisme meliputi terapi non-farmakologi dan terapi farmakologi. Terapi non-farmakologi dapat dilakukan dengan :1. Diet yang diberikan harus tinggi kalori, yaitu memberikan kalori 2600-3000 kalori per hari.2. Konsumsi protein harus tinggi yaitu 100-120 gr (2,5gr/kg berat badan) per hari untuk mengatasi proses pemecahan protein jaringan seperti susu dan telur.3. Olahraga secara teratur.4. Mengurangi rokok, alkohol dan kafein yang dapat meningkatkan kadar mekanisme.Penatalaksanaa hipertiroidisme secara menggunakan obat antitiroid, adapun obat-obat yang termasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil, Methimazole, Karbimazol, Tiamazole.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanHipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hippofisis atau hipotalamus. Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolisme basal 15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid. Kejadian penyakit ini diperkirakan 1:1000 dan dalam kehamilan umunya disebabkan oleh adenoma tunggal, Pengaruh kehamilan terhadap penyakit.Kehamilan dapat membuat struma tambah besar dan keluhan penderita tambah berat.Sejak mulai kehamilan terjadi perubahan-perubahan pada fungsi kelenjar tiroid ibu, sedang pada janin kelenjar tiroid baru mulai berfungsi pada umur kehamilan gestasi ke 12-16. TSH agaknya tidak dapat melalui barier plasenta. Dengan demikian baik TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi. Baik T4 maupun T3 dapat melewati plasenta dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap tidak saling mempengaruhi.Manifestasi klinak yang dapat timbul yaitu: Peningkatan frekuensi jantung Kecemasan, ansietas, insomnia dan tremor halus Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik Intoleransi panas dan banyak keringat Papitasi, takikardi, aritmia jantung, dan gagal jantung yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium Amenorea dan infertilitas Kelemahan otot, terutama pada lingkar anggota gerak (miopati proksimal) Osteoporosis disertai nyeri tulang Tremor pada jari tangan Bising tiroid Kulit hangat dan basah

3.2 SaranJika anda merasakan penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik, tremor pada jari tangan dan banyak berkeringat, segeralah periksakan diri anda ke dokter. Pemeriksaan T3 dan T4, TSH sangat diperlukan untuk mendiagnosa hypertiroid. Minumlah obat sesuai dosis dan anjuran dokter.

DAFTAR PUSTAKA

J.Corwin, Elizabet. 2009.Buku saku patofisiologi edisi 3.EGC ; Jakarta.

Arif, Mansjoer, et al. 2000.kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1. Media Aesculapius ; Jakarta.

Lorraine M. Wilson. Edisi 4 Fatofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit buku kedokteran EGC.

Cooper, David S. 2005 Antithyroid Drugs, Vol. 352

1