HIDUP BENAR
Oleh: Kirenius Wadu
Paulus dalam tulisan-tulisannya membuat pemahaman yang begitu dalam untuk dapat
dipahami dan dimengerti oleh para pembaca-pembacanya bahkan. Paulus juga menekankan
bagiaman keadaan manusia ketika masih berada dalam dosa/hukum dosa.1 Ketika manusia
jatuh kedalam dosa, tentunya membutuhkan penebusan ilahi yang datang melalui Yesus
Kristus sendiri. Itulah sebabnya mengapa begitu penting pembahasan mengenai HIDUP
BENAR ini begitu sangat penting bagi orang-orang percaya sebagai suatu konsep bahwa
mereka adalah Anak-anak Allah, dan telah menjadi warga kerajaan sorga. Ketika paulus
menyebutkan kata “dunia” (kosmos) atau aeon “dunia ini”, ia sedang melukiskan totalitas
kehidupan manusia ketika berada di luar Kristus yang belum di tebus dan di kuasai dosa.
Paulus dengan terperinci menuliskan secara luar biasa bagaimana kehidupan manusia ketika
berada dalam dosa. Namun nubuat kemudian tergenapi melalui Yesus Kristus. Paulus
kembali mengingatkan tentang sejarah awal manusia jatuh kedalam dosa, dimana melalui
satu orang semua manusia jatuh ke dalam dosa, dan oleh satu orang pula manusia di
perdamaikan dengan Allah(Rom 5:12, 18-19). Maksud di perdamaikan dengan Allah disini
ialah tidak sekedar bahwa manusia dapat kembali berskutu dengan Allah, tapi lebih dalam
lagi ialah bahwa manusia mendapat bagian dalam keselamatan itu sendiri. Dengan iman,
manusia kepada Allah melalui Yesus Kristus, dia dibenarkan (Roma 3:24,28), mendapat
sebutan sebagai anak (pewaris kerajaan sorga). Kemudian orang-orang yang telah dibenarkan
ini dapat hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh Tuhan kita, Yesus Kristus (R0m
5:9).
Untuk membawanya dalam situasi jaman sekarang, menimbulkan banyak
pemahaman-pemahaman yang salah dan juga menimbulkan berbagai pertanyaan oleh
sebagian banyak orang, entah mereka yang sudah terlibat dalam pelayanan di gereja-gereja
bahkan bagi mereka yang belum percaya kepada Yesus. Pertanyaan-pertanyaan yang sering
didengar ialah : Bagaimana manusia dapat hidup benar? Bukankah kita hidup dalam dunia
yang berdosa ini? Bahkan ada yang memberikan pendapat bahwa manusia tidak dapat hidup
benar. Mungkin kalimat ini dapat dibenarkan jika melihat dari perspektif manusia yang
awalnya berpikir bahwa ia pada dasarnya dari keturunan orang berdosa yang dimana
1 Hukum dosa, merupakan hukum yang mengikat manusia sehingga manusia bebas dari kebenaran, bahkan tidak memiliki pengetahuan akan kebenaran itu sendiri.
memiliki tabiat dosa yang tidak bisa hilang. Namun jika kita memandang dari sudut pandang
Alkitab, maka dapat dilihat bahwa ada perbedaan begitu besar mengenai apakah manusia
dapat hidup benar atau tidak. Keyakinan akan HIDUP BENAR ini membuat manusia merasa
dirinya tidak pantas mencapainya. Pikiran-pikiran mereka membuat mereka terintimidasi
sehingga mereka menyadari bahwa tidak pantas mereka dapat hidup benar. Paulus dengan
jelas menuliskan dengan panjang bagaimana sikap hidup seseorang ketika ia telah dibenarkan
oleh Allah melalui karya penebusan Yesus dikayu salib oleh darah-Nya (Roma 5:9). Dalam 1
Kor 6:11. Bahkan kehidupan yang suci ini memungkinkan seseorang untuk diterima
sepenuhnya dan diampuni dosanya melalui kehidupan dan karya Roh Kudus dalam pikiran
dan hati mereka.2 Orang-orang percaya adalah orang-orang kudus (hagioi) karna dalam hidup
kita terdapat (1) kehendak dari Yang Kudus (Allah Bapa); (2) pekerjaan dari Anak yang
Kudus (Yesus); dan hadirat dari Roh Kudus. Jadi Allah menganugerahkan Kebenaran itu
kepada manusia yang tadinya terikat oleh hukum dosa. Itulah sebabnya Paulus mengatakan
bahwa manusia tidak mungkin dapat memperhambakan diri kepada dosa. Bahkan ia bukan
lagi hamba dosa melainkan ia telah menadi hamba kebenaran. Sehingga dosa tidak lagi
berkuasa atas hidupya.
Aplikasinya
Bagi kita sebagai orang-orang percaya kepada Kristus, tentunya kita harus menyadari
keadaan kita didalam Kristus. Menyadari bahwa kita telah dimerdekakan dari dosa. Ada
begitu banyak orang Kristen yang tidak menyadari akan hal ini sehingga mereka lupa bahwa
kita didalam Kristus dan Kristus di dalam kita. Apakah ini hany kalimat tanpa makna?
Tentunya kalimat ini sangat luar biasa kebenarannya diungkapkan. Jika kita memiliki Firman
itu di dalam hati kita, maka Firman itu akan memelihara kita sehingga kita dibuatnya terus
berada dalam lingkungan kebenaran itu. Seperti yang Rasul Palus katakan bahwa dosa telah
dikalahkan, keinginan daging kita telah disalibkan bersama dengan Kristus bahkan
dikuburkan dalam kematianNya. Sehingga melalui semuanya itu, sungguh nyata pengorbanan
Yesus di kayu salib bagi setiap orang, yang kemudian siapapun yang mau menerima
keselamatan itu, maka ia akan diperdamaikan dengan Allah.
Kita dapat menjadi benar, asalkan kita memiliki harti seperti Allah, menyadari bahwa
kita merupakan kepunyaan-kepunyaan Allah. Kita juga telah memiliki akses kepada Bapa
2 Hal ini menyebabkan terjadinya situasi-situasi paradoks berikut : - Menjadi kudus karena pembenaran oleh Kristus- Dipanggil untuk hidup kudus karena hadirat roh
melalui Yesus Kristus. Mengapa demikian? Karena melalui Yesus segalanya tergenapi. Kita
tidak lagi berada didalam hukum taurat, melainkan didalam kasih Karunia (pemberian Allah).
Terkadang kita masih terintimidasi dengan apa yang terjadi di sekeliling kita, akan dosa-dosa
yang kita lakukan sehingga kita merasa tidak bisa lagi hidup benar. Ingat bahwa, hanya
dengan memiliki hidup benar, kita dapat berkenan kepada Allah. Sebab bagaimana Allah
yang kudus itu, yang tinggal didalam hati kita membuat kita tetap bisa berbuat dosa? Lalu
untuk apa Rasul Paulus mengatakan “hidupku bukannya aku lagi yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup didalam aku”. Bukankah ini perkataan yang penuh kuasa. Jadi jangan
menjadi bodoh dengan berpikir bahwa kita tidak dapat hidup benar. Hanya orang-orang yang
mau memelihara firman, menaruh dalam segenap hidupnya yang dapat hidup benar sesuai
dengan apa yang Allah inginkan sebagaimana Allah itu sendiri adalah benar. Orang sering
berkata pada akhirnya akan “sempurna” semuanya itu. Maksudnya ialah orang dapat hidup
benar dan kudus ketika Yesus datang kembali di atas awan kedunia. Ini merupakan
pemahaman yang salah. Dengan begitu, semua orang akan beranggapan bahwa biarlah terus
menerus berbuat dosa hingga menunggu yang sempurna itu tiba.
Top Related